tinjauan teori perkembangan kota

Upload: yunita-ratih

Post on 02-Jun-2018

289 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    1/21

    Tinjauan Teori Perkembangan Kota (Sejarah, Pengertian, Pola, dan Faktor

    Penyebab Perkembangan Kota)

    Sejarah dan Pengertian Kota

    Pada mulanya, kota merupakan konsentrasi rumah tangga di pinggir-pinggir sungai yang

    diorganisasi mengelilingi penguasa atau biasanya pemimpin agama atau pendeta gereja yangkemudian diteruskan oleh kelompok pendeta yang menyelenggarakan pengendalian yang

    sistimatis dan kontinyu terhadap panen, tenaga kerja dan lain-lain. Masih dapat juga ditelusuri

    bahwa kota modern di barat pada abad pertengahan dan bahkan sebelum revolusi industriumumnya masih tergantung dari sistem pertanian yang notebene belum memakai alat mesin

    disamping beberapa kota yang sekaligus memang menjadi pusat perdagangan Nasional dan

    Internasional. Keadaan tersebut menjadi sebab kota berkembang sangat terbatas dan bila kota

    bertumbuh di luar batas kemampuan suplai hasil pertanian (makanan) dari hinterland (daerahsekitarnya) maka kota tersebut akan mengalami kesulitan makanan ; dan untuk mempertahankan

    eksistensi pertumbuhan tersebut sering diperlakukan penaklukan daerah sekeliling atau daerahlain demi memperbesar suplai bahan makanan. Keadaan inilah yang sering dilakukan olehpenguasa kota di Romawi dan Yunani dahulu.

    Setelah revolusi industri, kota di barat berkembang dengan sangat pesat dan merupakan asal-usul

    urbanisasi yang paling berarti. Penduduk kota bertambah dengan drastis dan penduduk desa,terutama yang dekat kota berkurang. Sebelum revolusi industri, pertumbuhan dan perkembangan

    kota lambat dan bahkan konstan. Setelah revolusi industri pertambahan penduduk bagaikan

    meledak hingga untuk pertama kalinya kota-kota di barat melebihi kemampuan kota yang real,yaitu mulai dari penyediaan perumahan yang layak, sarana pendidikan, lapangan kerja dan

    tempat rekreasi dan lain-lain

    Dari peninjauan sejarah perkembangan dan pertumbuhan kota secara spesifik diperolehgambaran mengenai hal-hal yang menyangkut : proses perkembangan dan pertumbuhan kota,

    faktor-faktor penggerak perkembangan dan pertumbuhan kota, dan kemungkinan-kemungkinan

    yang dapat dipakai didalam usaha pengarahan dan penyusunan arah dan besarnya perkembangandan pertumbuhan kota. Studi sejarah perkembangan dan pertumbuhan kota yang spesifik ini

    jelas akan merupakan bagian yang penting didalam penentuan kebijaksanaan dan pertimbangan

    didalam perencanaan untuk perkembangan kota tersebut dimasa mendatang. Dari sejarahmengenai perkembangan dan pertumbuhan kota dapat dianalisa apakah pola kecendrungan

    perkembangan dan pertumbuhan yang berlaku sekarang itu mempunyai nilai yang negatif

    ataukah positip untuk perkembangan kota selanjutnya. Apabila sifat dari pola dan kecenderungan

    perkembangan dan pertumbuhan kota itu negatif maka didalam kebijaksanaan perencanaannyaperlu pengarahan kearah lain sedemikian rupa sehingga perkembangan dan pertumbuhannya

    dapat diarahkan kepada usaha-usaha perbaikan.

    Perkembangan kota secara umum menurut Branch (1995) sangat dipengaruhi oleh stuasi dankondisi internal yang menjadi unsur terpenting dalam perencanaan kota secara komprehensif .

    Namun beberapa unsur eksternal yang menonjol juga dapat mempengaruhi perkembangan kota.

    Beberapa faktor internal yang mempengaruhi perkembangan kota adalah :

  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    2/21

    1) Keadaan geografis mempengaruhi fungsi dan bentuk fisik kota. Kota yang berfungsi sebagai

    simpul distribusi, misalnya perlu terletak di simpul jalur transportasi, dipertemuan jalurtransportasi regional atau dekat pelabuhan laut. Kota pantai, misalnya akan cenederung

    berbentuk setengah lingkaran, dengan pusat lingkaran adalah pelabuhan laut.

    2) Tapak (Site) merupakan faktor-faktor ke dua yang mempengaruhi perkembangan suatu kota.Salah satu yang di pertimbangkan dalam kondisi tapak adalah topografi. Kota yang berlokasididataran yang rata akan mudah berkembang kesemua arah, sedangkan yang berlokasi

    dipegunungan biasanya mempunyai kendala topografi. Kondisi tapak lainnya berkaitan dengan

    kondisi geologi. Daerah patahan geologis biasanya dihindari oleh perkembangan kota.3) Fungsi kota juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan kota-kota yang memiliki

    banyak fungsi, biasanya secara ekonomi akan lebih kuat dan akan berkembang lebih pesat dari

    pada kota berfungsi tunggal, misalnya kota pertambangan, kota yang berfungsi sebagai pusat

    perdagangan, biasanya juga berkembang lebih pesat dari pada kota berfungsi lainnya;4) Sejarah dan kebudayaan juga mempengaruhi karekteristik fisik dan sifat masyarakat kota. Kota

    yang sejarahnya direncanakan sebagai ibu kota kerajaan akan berbeda dengan perkembangan

    kota yang sejak awalnya tumbuh secara organisasi. Kepercayaan dan kultur masyarakat jugamempengaruhi daya perkembangan kota. Terdapat tempat-tempat tertentu yang karena

    kepercayaan dihindari untuk perkembangan tertentu.

    5) Unsur-unsur umum seperti misalnya jaringan jalan, penyediaan air bersih berkaitan dengan

    kebutuhan masyarakat luas, ketersediaan unsur-unsur umum akan menarik kota kearah tertentu.

    Pengertian Perkembangan Kota

    Menurut Ilhami (1988) sebagian besar terjadinya kota adalah berawal dari dari desa yang

    mengalami perkembangan yang pasti. Faktor yang mendorong perkembangan desa menjadi kota

    adalah karena desa berhasil menjadi pusat kegiatan tertentu, misalnya desa menjadi pusatpemerintahan, pusat perdagangan, pusat pertambangan, pusat pergantian transportasi, seperti

    menjadi pelabuhan, pusat persilangan/pemberhentian kereta api, terminal bus dan sebagainya.

    Pengertian kota menurut Dickinson (dalam Jayadinata, 1999) adalah suatu pemukiman yang

    bangunan rumahnya rapat dan penduduknya bernafkah bukan pertanian. Suatu kota umumnya

    selalu mempunyai rumah-rumah yang mengelompok atau merupakan pemukiman terpusat. Suatukota yang tidak terencana berkembang dipengaruhi oleh keadaan fisik sosial.

    Pola-Pola Perkembangan Kota

    Sesuai dengan perkembangan penduduk perkotaan yang senantiasa mengalami peningkatan,maka tuntutan akan kebutuhan kehidupan dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, politik dan

    teknologi juga terus mengalami peningkatan, yang semuanya itu mengakibatkan meningkatnya

    kebutuhan akan ruang perkotaan yang lebih besar. Oleh karena ketersediaan ruang di dalam kota

  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    3/21

    tetap dan terbatas, maka meningkatnya kebutuhan ruang untuk tempat tinggal dan kedudukan

    fungsi-fungsi selalu akan mengambil ruang di daerah pinggiran kota (fringe area). Gejala

    penjalaran areal kota ini disebut sebagai invasion dan proses perembetan kenampakan fisikkota ke arah luar disebut sebagai urban sprawl (Northam dalam Yunus, 1994).

    Secara garis besar menurut Northam dalam Yunus (1994) penjalaran fisik kota dibedakanmenjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :

    a) Penjalaran fisik kota yang mempunyai sifat rata pada bagian luar, cenderung lambat dan

    menunjukkan morfologi kota yang kompak disebut sebagai perkembangan konsentris (concentricdevelopment).

    b) Penjalaran fisik kota yang mengikuti pola jaringan jalan dan menunjukkan penjalaran yang tidak

    sama pada setiap bagian perkembangan kota disebut dengan perkembangan fisik

    memanjang/linier (ribbon/linear/axial development).

    c) Penjalaran fisik kota yang tidak mengikuti pola tertentu disebut sebagai perkembangan yangmeloncat (leap frog/checher board development).

    http://2.bp.blogspot.com/-DRrg2WsycCc/UbBUp0V1rdI/AAAAAAAAGJ4/PSunbkIj3S4/s1600/01b+Pola+Perkembangan+Kota+-+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Memanjang-Linier.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-3W7q9y1_QTA/UbBUAh_m7_I/AAAAAAAAGJI/K-a0qJChXaM/s1600/01a+Pola+Perkembangan+Kota+-+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Konsentris+%28concentric+development%29.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-DRrg2WsycCc/UbBUp0V1rdI/AAAAAAAAGJ4/PSunbkIj3S4/s1600/01b+Pola+Perkembangan+Kota+-+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Memanjang-Linier.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/-3W7q9y1_QTA/UbBUAh_m7_I/AAAAAAAAGJI/K-a0qJChXaM/s1600/01a+Pola+Perkembangan+Kota+-+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Konsentris+%28concentric+development%29.JPG
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    4/21

    Jenis penjalaran fisik memanjang/linier yang dikemukakan oleh Northam sama dengan TeoriPoros yang dikemukakan oleh Babcock dalam Yunus (1994), yaitu menjelaskan daerah di

    sepanjang jalur transportasi memiliki mobilitas yang tinggi, sehingga perkembangan fisiknya

    akan lebih pesat dibandingkan daerah-daerah di antara jalur transportasi.

    Pola pemekaran atau ekspansi kota mengikuti jalur transportasi juga dikemukakan oleh Hoyt

    dalam Daldjoeni (1998), secara lengkap pola pemekaran atau ekspansi kota menurut Hoyt, antara

    lain, sebagai berikut :

    1) Perluasan mengikuti pertumbuhan sumbu atau dengan kata lain perluasannya akan mengikuti

    jalur jalan transportasi ke daerah-daerah perbatasan kota. Dengan demikian polanya akanberbentuk bintang atau star shape.

    2) Daerah-daerah hinterland di luar kota semakin lama semakin berkembang dan akhirnya

    menggabung pada kota yang lebih besar.

    3) Menggabungkan kota inti dengan kota-kota kecil yang berada di luar kota inti atau disebutdengan konurbasi.

    Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Northam dalam Yunus (1994), mengenaiperkembangan fisik kota secara konsentris, Branch (1995) mengemukakan enam pola

    perkembangan fisik kota, secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :

    http://2.bp.blogspot.com/-SNikULyVgrM/UbBU7CquKVI/AAAAAAAAGKI/UsPNSqhBRF8/s1600/01c+Pola+Perkembangan+Kota+-+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Meloncat.JPG
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    5/21

    Selanjutnya berdasarkan pada kenampakan morfologi kota serta jenis penjalaran areal kota yang

    ada, menurut Hudson dalam Yunus (1994) mengemukakan beberapa model bentuk kota, yaitusebagai berikut :

    a) Bentuk satelit dan pusat-pusat baru. Bentuk ini menggambarkan kota utama yang ada dengan

    kota-kota kecil di sekitarnya terjalin sedemikian rupa, sehingga pertalian fungsional lebih efektif

    dan lebih efisien.b) Bentuk stellar atau radial. Bentuk kota ini untuk kota yang perkembangan kotanya didominasi

    oleh ribbon development.c) Bentuk cincin, terdiri dari beberapa kota yang berkembang di sepanjang jalan utama yang

    melingkar.

    d) Bentuk linier bermanik, pertumbuhan areal-areal kota hanya terbatas di sepanjang jalan utama

    dan pola umumnya linier. Pada pola ini ada kesempatan untuk berkembang ke arah sampingtanpa kendala fisikal.

    e) Bentuk inti/kompak, merupakan bentuk perkembangan areal kota yang biasanya didominasi oleh

    perkembangan vertikal.

    f) Bentuk memencar, merupakan bentuk dengan kesatuan morfologi yang besar dan kompakdengan beberapa urban centers, namun masing-masing pusat mempunyai grup fungsi-fungsi

    yang khusus dan berbeda satu sama lain.

    Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas, tentang pola-pola perkembangan fisikkota, pada dasarnya memiliki banyak persamaan. Namun secara umum pola perkembangan fisik

    kota dapat dibedakan menjadi perkembangan memusat, perkembangan memanjang mengikuti

    pola jaringan jalan dan perkembangan meloncat membentuk pusat-pusat pertumbuhan baru.

    http://3.bp.blogspot.com/-ocTj7PtltmQ/UbBVBXOKSiI/AAAAAAAAGKQ/fTRUgdvWs80/s1600/02+Pola+Perkembangan+Fisik+Kota+Menurut+Branch+1995.JPG
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    6/21

    Dalam mengkaji perkembangan fisik suatu kota, menurut Hagget (1970) dapat mengacu pada

    teori difusi atau teori penyebaran/penjalaran yang mempunyai dua model yang masing-masingmemiliki maksud yang berbeda. Model-model tersebut adalah model difusi ekspansi dan model

    difusi relokasi, dengan penjelasan berikut ini :

    1) Model difusi ekspansi (expansion diffusion) adalah suatu proses penyebaran informasi, materialdan sebagainya yang menjalar melalui suatu populasi dari suatu daerah ke daerah lain. Dalam

    proses difusi ekspansi ini informasi atau material yang didifusikan tetap ada dan kadang-kadang

    menjadi lebih intensif di tempat asalnya. Salah satu contoh proses difusi ekspansi adalah

    terjadinya pertambahan jumlah penduduk dalam kurun waktu tertentu yang dibedakan dalam duaperiode waktu. Dengan demikian dalam ekspansi ruang terdapat pertumbuhan jumlah penduduk,

    material dan ruang hunian baru.

    2) Model difusi yang lainnya adalah difusi relokasi (relocation diffusion) adalah suatu proses yangpenyebaran keruangan, yaitu informasi atau material yang didifusikan meninggalkan daerah asal

    dan berpindah ke daerah yang baru.

    Untuk lebih jelasnya kedua metode difusi tersebut dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini :

    http://1.bp.blogspot.com/-SZy4dDG3F3U/UbBVGksMEwI/AAAAAAAAGKY/Xanl0Tuzm0U/s1600/03+Model+Penjalaran+Fisik+Kota+Secara+Umum+Menurut+Northam.JPG
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    7/21

    Faktor-Faktor Penyebab Perkembangan

    KotaMenurut Sujarto (1989) faktor-faktor perkembangan dan pertumbuhan yang bekerja pada suatukota dapat mengembangkan dan menumbuhkan kota pada suatu arah tertentu. Ada tiga faktor

    utama yang sangat menentukan pola perkembangan dan pertumbuhan kota :

    a) Faktor manusia, yaitu menyangkut segi-segi perkembangan penduduk kota baik karena

    kelahiran maupun karena migrasi ke kota. Segi-segi perkembangan tenaga kerja, perkembanganstatus sosial dan perkembangan kemampuan pengetahuan dan teknologi.

    b) Faktor kegiatan manusia, yaitu menyangkut segi-segi kegiatan kerja, kegiatan fungsional,

    kegiatan perekonomian kota dan kegiatan hubungan regional yang lebih luas.

    c) Faktor pola pergerakan, yaitu sebagai akibat dari perkembangan yang disebabkan oleh kedua

    faktor perkembangan penduduk yang disertai dengan perkembangan fungsi kegiatannya akanmenuntut pola perhubungan antara pusat-pusat kegiatan tersebut.

    Daftar Pustaka:

    http://3.bp.blogspot.com/-wRshOGzMTmQ/UbBVK6vAe6I/AAAAAAAAGKg/mF6SSH3zseI/s1600/04+Model+Difusi+Ekspansi+dan+Relokasi+Menurut+Hagget+1970.JPG
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    8/21

    Branch, Melville, 1955. Perencanaan kota Komprehensif, pengantar dan penjelasan (terjemahan)

    Catanese, Anthony J. Snyder. James. C 1992. Perencanaan kota Penerbit erlangga. Jakarta.

    Chapin. F. Stuart. Jr. and Kaiser. Edward. J. 1979, urban land use planning, University of illionis Press.Daldjoeni, 1992. Geografi baru, organisasi keruangan dalam teori dan praktek. Penerbit Alumni, bandung.

    Daldjoeni, N. 1998, Geografi Kota dan Desa. Penerbit Alumni, Bandung.

    Hagget, Peter. 1970, Geography, A Modern Synthesis. 3rd Edition, Harper and Row Publisher, London.Ilhami. 1990, Strategi Pembangunan Perkotaan di Indonesia. Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.Jayadinata, Johara T. 1992, Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Kota dan Wilayah. Penerbit ITB,

    Bandung.

    Sujarto, Djoko, 1989, faktor sejarah Perkembangan kota dalam perencanaan perkembangan kota.Bandung. Fakultas teknik sipil dan perencanaan bandung.

    Sujarto, Djoko. 1989, Faktor Sejarah Perkembangan Kota Dalam Perencanaan Perkembangan Kota.

    Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB, Bandung.

    Sujarto, Djoko. 1992, Perkembangan Perencanaan Tata Ruang Kota di Indonesia. Fakultas Teknik Sipildan Perencanaan ITB, Bandung.

    Yunus, Hadi Sabari. 1994, Teori dan Model Struktur Keruangan Kota. Fakultas Geografi UGM,

    Yogyakarta.Yunus, Hadi Sabari. 2000, Struktur Tata Ruang Kota. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

    Tesis Fitri Susanti, Faktor Penyebab Terjadinya Perbedaan Karakteristik Perkembangan Kota Air

    Molek, Pematang Reba Dan Rengat (Magister Perencanaan Kota dan Daerah (MPKD-UGM

    Tahun 2003)

    Sejarah Perkembangan Kota Besar di Indonesia

    Diposkan oleh Fatwa Faturohman , di6:13 PM

    SEJARAH KOTA-KOTA BESAR DI INDONESIA

    Berdasarkan sejarah pertumbuhannya, kota-kota di Indonesia bermula dari kegiatan-kegiatan sebagai

    berikut.

    1. Kota yang berawal dari pusat perdagangan.

    Di Indonesia kota-kota yang berasal dari kegiatan perdagangan, antara lain adalah Surabaya, Jakarta dan

    http://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.htmlhttp://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.htmlhttp://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.htmlhttp://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.html
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    9/21

    Makassar. Kota-kota ini merupakan kota perdagangan yang ramai.

    2. Kota yang berawal dari pusat perkebunan.

    Pembukaan lahan baru untuk areal perkebunan berdampak pada pembuatan permukiman baru yang

    kemudian berkembang menjadi kota. Contohnya: Sukabumi (perkebunan teh), Ambarawa (perkebunan

    kopi), dan Jambi (perkebunan karet).

    3. Kota yang berawal dari pusat pertambangan.

    Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari perluasan daerah pertambangan, antara lain Pangkal

    Pinang dan Tanjung Pandan (pertambangan timah), Palembang dan Plaju (tambang minyak bumi),

    Samarinda, Tarakan, Balikpapan (tambang minyak Bumi).

    4. Kota yang berawal dari pusat administrasi pemerintah.

    Pada zaman penjajahan Belanda, Batavia merupakan pusat pemerintahan Hindia Belanda. Setelah

    Indonesia merdeka, Kota Batavia (Jakarta) menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia.

    Nama-nama Kota lainnya :

    Kota yang berasal dari perkebunan.

    Ex : Bandung, Bogor, Malang, Salatiga, Palembang, Jambi dan Bengkulu

    Kota yang berasal dari pusat pertambangan.

    Ex : Muntok (timah), Tarakan (minyak ), Martapura (intan) dsb.

    Kota yang berasal dari pusat administrasi.

    Ex : Jakarta (ibukota Negara), Semarang (ibukota provinsi Jateng) dsb

    Kota yang berasal dari pusat perdagangan.

    Ex : Makasar, Jakarta dan Surabaya

    Kota yang berasal dari pusat industri.

    Ex : Batam, Tangerang.

    Kota yang berasal dari pusat budaya.

    Ex : Yogyakarta, dan Surakarta

    http://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.html

    Teori struktur, tata ruang, dan perkembangan kota

    http://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.htmlhttp://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.htmlhttp://geoenviron.blogspot.com/2014/01/teori-struktur-tata-ruang-dan.htmlhttp://geoenviron.blogspot.com/2014/01/teori-struktur-tata-ruang-dan.htmlhttp://fatwarohman.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-kota-besar-di.html
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    10/21

    a. Struktur Ekonomi Kota

    Wilayah kota menjadi tempat kegiatan ekonomi penduduknya di bidang jasa, perdagangan, industri, dan

    administrasi. Selain itu, wilayah kota menjadi tempat tinggal dan pusat pemerintahan. Kegiatan ekonomi

    kota dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut.

    1) Kegiatan Ekonomi Dasar

    Kegiatan ini meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan jasa untuk keperluan luar kota atau dikirim ke

    daerah sekitar kota. Produk yang dikirim dan disalurkan berasal dari industri, perdagangan, hiburan, dan

    lainnya.

    2) Kegiatan Ekonomi Bukan Dasar

    Kegiatan ini meliputi pembuatan dan penyaluran barang dan jasa untuk keperluan sendiri. Kegiatan ini

    disebut juga dengan kegiatan residensial dan kegiatan pelayanan. Kegiatan ekonomi kota dapat berupa

    industri dan kegiatan jasa atau fasilitas yang tidak memerlukan lahan yang luas. Kegiatan ini menyebabkan

    kota berpenduduk padat, jarak bangunan rapat, dan bentuk kota kompak.

    Struktur kota dipengaruhi oleh jenis mata pencaharian penduduknya. Mata pencaharian penduduk kota

    bergerak di bidang nonagraris, seperti perdagangan, perkantoran, industri, dan bidang jasa lain. Dengandemikian, struktur kota akan mengikuti fungsi kota. Sebagai contoh, suatu wilayah direncanakan sebagai

    kota industri, maka struktur penduduk kota akan mengarah atau cenderung ke jenis kegiatan industri.

    Pada kenyataan, jarang sekali suatu kota mempunyai fungsi tunggal. Kebanyakan kota juga merangkap

    fungsi lain, seperti kota perdagangan, kota pemerintahan, atau kota kebudayaan. Contoh: Yogyakarta selain

    disebut kota budaya tetapi juga disebut sebagai kota pendidikan dan kota wisata.

    Di daerah kota terdapat banyak kompleks, seperti apartemen, perumahan pegawai bank, perumahan

    tentara, pertokoan, pusat perbelanjaan (shopping center), pecinan, dan kompleks suku tertentu. Kompleks

    tersebut merupakan kelompok-kelompok (clusters) yang timbul akibat pemisahan lokasi (segregasi).

    Segregasi dapat terbentuk karena perbedaan pekerjaan, strata sosial, tingkat pendidikan, suku, harga sewa

    tanah, dan lainnya. Segregasi tidak akan menimbulkan masalah apabila ada pengertian dan toleransi antara

    pihak-pihak yang bersangkutan. Munculnya segregasi di kota dapat direncanakan ataupun tidak

    direncanakan. Kompleks perumahan dan kompleks pertokoan adalah contoh segregasi yang direncanakan

    pemerintah kota.

    Bentuk segregasi yang lain adalah perkampungan kumuh/slum yang sering tumbuh di kota-kota besar

    seperti Jakarta. Rendahnya pendapatan menyebabkan tidak adanya kemampuan mendirikan rumah tinggal

    http://1.bp.blogspot.com/-EdS2picceTQ/UuZz1S9tVkI/AAAAAAAAA1c/fZlZzUbX9TU/s1600/images.jpg
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    11/21

    sehingga terpaksa tinggal di sembarang tempat. Kompleks seperti ini biasanya ditempati oleh kaum miskin

    perkotaan. Permasalahan seperti ini memerlukan penanganan yang bijaksana dari pemerintah.

    b. Struktur Intern Kota

    Pertumbuhan kota-kota di dunia termasuk di Indonesia cukup pesat. Pertumbuhan suatu kota dapat

    disebabkan oleh pertambahan penduduk kota, urbanisasi, dan kemajuan teknologi yang membantu

    kehidupan penduduk di kota. Wilayah kota atau urban bersifat heterogen ditinjau dari aspek struktur

    bangunan dan demografis. Susunan, bentuk, ketinggian, fungsi, dan usia bangunan berbeda-beda.

    Mata pencaharian, status sosial, suku bangsa, budaya, dan kepadatan penduduk juga bermacam-macam.

    Selain aspek bangunan dan demografis, karakteristik kota dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

    topografi, sejarah, ekonomi, budaya, dan kesempatan usaha. Karakteristik kota selalu dinamis dalam

    rentang ruang dan waktu.

  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    12/21

    Apabila dilihat sekilas wajah suatu kota, maka akan banyak susunan yang tidak beraturan. Akan tetapi,

    apabila diamati dengan cermat maka akan dijumpai bentuk dan susunan khas yang mirip dengan kota-kota

    lain.

    Misalnya, kota A berbentuk persegi empat, kota B berbentuk persegi panjang, dan kota C berbentuk bulat.

    Begitu juga dalam susunan bangunan kota terjadi pengelompokan berdasarkan tata guna lahan kota.

    Jadi, suatu kota memiliki bentuk dan susunan yang khas. Apabila kamu mengamati kota berdasarkan peta

    penggunaan lahan, maka kamu akan mendapatkan berbagai jenis zona, seperti zona perkantoran,

    http://4.bp.blogspot.com/-raVwM7xhFz0/UMLFpM8ZMxI/AAAAAAAAA60/P9hm8L3FTK4/s1600/g1.jpg
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    13/21

    perumahan, pusat pemerintahan, pertokoan, industri, dan perdagangan. Zona-zona tersebut menempati

    daerah kota, baik di bagian pusat, tengah, dan pinggirannya.

    Zona perkantoran, pusat pemerintahan, dan pertokoan menempati kota bagian pusat atau tengah. Zona

    perumahan elite cenderung memiliki lokasi di pinggiran kota. Sedang zona perumahan karyawan dan buruh

    umumnya berdekatan dengan jalan penghubung ke pabrik atau perusahaan tempat mereka bekerja.

    Para geograf dan sosiolog telah melakukan penelitian berkaitan dengan persebaran zona-zona suatu kota.

    Penelitian itu bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan persebaran spasial kota.

    Beberapa teori tentang struktur kota dapat kamu ikuti pemaparannya sebagai berikut.

    1) Teori Konsentris (Concentric Theory)

    Teori konsentris dari Ernest W. Burgess, seorang sosiolog beraliran human ecology, merupakan hasil

    penelitian Kota Chicago pada tahun 1923. Menurut pengamatan Burgess, Kota Chicago ternyata telah

    berkembang sedemikian rupa dan menunjukkan pola penggunaan lahan yang konsentris yang

    mencerminkan penggunaan lahan yang berbeda-beda.

    Burgess berpendapat bahwa kota-kota mengalami perkembangan atau pemekaran dimulai dari pusatnya,

    kemudian seiring pertambahan penduduk kota meluas ke daerah pinggiran atau menjauhi pusat. Zona-zona

    baru yang timbul berbentuk konsentris dengan struktur bergelang atau melingkar.

    Berdasarkan teori konsentris, wilayah kota dibagi menjadi lima zona sebagai berikut.

    Teori Burgess sesuai dengan keadaan negara-negara Barat (Eropa) yang telah maju penduduknya. Teori ini

    mensyaratkan kondisi topografi lokal yang memudahkan rute transportasi dan komunikasi.

    2) Teori Sektoral (Sector Theory)

    Teori sektoral dikemukakan oleh Hommer Hoyt. Teori ini muncul berdasarkan penelitiannya pada tahun

    1930-an. Hoyt berkesimpulan bahwa proses pertumbuhan kota lebih berdasarkan sektorsektor daripada

    sistem gelang atau melingkar sebagaimana yang dikemukakan dalam teori Burgess. Hoyt juga meneliti Kota

    Chicago untuk mendalami Daerah Pusat Kegiatan (Central Business District) yang terletak di pusat kota.

    http://4.bp.blogspot.com/-eBLP4tQCjOA/UMLF1Q9AgTI/AAAAAAAAA68/HjubeL3YqyI/s1600/g2.jpg
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    14/21

    Ia berpendapat bahwa pengelompokan penggunaan lahan kota menjulur seperti irisan kue tar. Mengapa

    struktur kota menurut teori sektoral dapat terbentuk? Para geograf menghubungkannya dengan kondisi

    geografis kota dan rute transportasinya. Pada daerah datar memungkinkan pembuatan jalan, rel kereta api,

    dan kanal yang murah, sehingga penggunaan lahan tertentu, misalnya perindustrian meluas secara

    memanjang. Kota yang berlereng menyebabkan pembangunan perumahan cenderung meluas sesuai

    bujuran lereng.

    3) Teori Inti Ganda (Multiple Nucleus Theory)

    Teori ini dikemukakan oleh Harris dan Ullman pada tahun 1945. Kedua geograf ini berpendapat, meskipun

    pola konsentris dan sektoral terdapat dalam wilayah kota, kenyataannya lebih kompleks dari apa yang

    dikemukakan dalam teori Burgess dan Hoyt.

    Pertumbuhan kota yang berawal dari suatu pusat menjadi bentuk yang kompleks. Bentuk yang kompleks ini

    disebabkan oleh munculnya nukleus-nukleus baru yang berfungsi sebagai kutub pertumbuhan. Nukleus-

    nukleus baru akan berkembang sesuai dengan penggunaan lahannya yang fungsional dan membentuk

    struktur kota yang memiliki sel-sel pertumbuhan.

    Nukleus kota dapat berupa kampus perguruan tinggi, Bandar udara, kompleks industri, pelabuhan laut, dan

    terminal bus. Keuntungan ekonomi menjadi dasar pertimbangan dalam penggunaan lahan secara

    mengelompok sehingga berbentuk nukleus. Misalnya, kompleks industri mencari lokasi yang berdekatan

    http://3.bp.blogspot.com/-2qZ4kzgwURo/UMLGNXsKM9I/AAAAAAAAA7M/LNQEyLtZMW8/s1600/g4.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hJom5XAOmNM/UMLGEINsCCI/AAAAAAAAA7E/bFLho_Z8QMc/s1600/g3.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-2qZ4kzgwURo/UMLGNXsKM9I/AAAAAAAAA7M/LNQEyLtZMW8/s1600/g4.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-hJom5XAOmNM/UMLGEINsCCI/AAAAAAAAA7E/bFLho_Z8QMc/s1600/g3.jpg
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    15/21

    dengan sarana transportasi. Perumahan baru mencari lokasi yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan

    dan tempat pendidikan.

    Harris dan Ullman berpendapat bahwa karakteristik persebaran penggunaan lahan ditentukan oleh faktor-

    faktor yang unik seperti situs kota dan sejarahnya yang khas, sehingga tidak ada urut-urutan yang teratur

    dari zona-zona kota seperti pada teori konsentris dan sektoral. Teori dari Burgess dan Hoyt dianggap hanya

    menunjukkan contoh-contoh dari kenampakan nyata suatu kota.

    4) Teori Konsektoral (Tipe Eropa)

    Teori konsektoral tipe Eropa dikemukakan oleh Peter Mann pada tahun 1965 dengan mengambil lokasi

    penelitian di Inggris. Teori ini mencoba menggabungkan teori konsentris dan sektoral, namun penekanan

    konsentris lebih ditonjolkan.

    5) Teori Konsektoral (Tipe Amerika Latin)

    Teori konsektoral tipe Amerika Latin dikemukakan oleh Ernest Griffin dan Larry Ford pada tahun 1980

    berdasarkan penelitian di Amerika Latin. Teori ini dapat digambarkan sebagai berikut.

    6) Teori Poros

    Teori poros dikemukakan oleh Babcock (1932), yang menekankan pada peranan transportasi dalam

    memengaruhi struktur keruangan kota. Teori poros ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.

    http://2.bp.blogspot.com/-gShih4sCeFI/UMLGmBTFfdI/AAAAAAAAA7c/GcbYxxlOkRA/s1600/g6.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-Ht5r22zaRr8/UMLGZGGA2kI/AAAAAAAAA7U/lbW6sHrzFZA/s1600/g5.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-gShih4sCeFI/UMLGmBTFfdI/AAAAAAAAA7c/GcbYxxlOkRA/s1600/g6.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-Ht5r22zaRr8/UMLGZGGA2kI/AAAAAAAAA7U/lbW6sHrzFZA/s1600/g5.jpg
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    16/21

    7) Teori Historis

    Dalam teori historis, Alonso mendasarkan analisisnya pada kenyataan historis yang berkaitan dengan

    perubahan tempat tinggal penduduk di dalam kota. Teori historis dari Alonso dapat digambarkan sebagai

    berikut.

    Dari model gambar di depan menunjukkan bahwa dengan meningkatnya standar hidup masyarakat yang

    semula tinggal di dekat CBD disertai penurunan kualitas lingkungan, mendorong penduduk untuk pindah ke

    daerah pinggiran (a). Perbaikan daerah CBD menjadi menarik karena dekat dengan pusat segala fasilitas

    kota (b). Program perbaikan yang semula hanya difokuskan di zona 1 dan 2, melebar ke zona 3 yang

    menarik para pendatang baru khususnya dari zona 2 (c).

    Teori Ketinggian Bangunan (Bergel, 1955). Teori ini menyatakan bahwa perkembangan struktur kota

    dapat dilihat dari variabel ketinggian bangunan. DPK atau CBD secara garis besar merupakan daerah

    dengan harga lahan yang tinggi, aksesibilitas sangat tinggi dan ada kecenderungan membangun struktur

    perkotaan secara vertikal. Dalam hal ini, maka di DPK atau CBD paling sesuai dengan kegiatan

    perdagangan (retail activities), karena semakin tinggi aksesibilitas suatu ruang maka ruang tersebut akan

    ditempati oleh fungsi yang paling kuat ekonominya.

    Perkembangan Kabupaten-Kota di Indonesia

    http://3.bp.blogspot.com/-PaTsOab-omM/UMLG5lpuynI/AAAAAAAAA7s/rcRIjQc3teY/s1600/g8.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-WSvzu4uORow/UMLGvU_BMdI/AAAAAAAAA7k/9nQiRt6VHlY/s1600/g7.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-PaTsOab-omM/UMLG5lpuynI/AAAAAAAAA7s/rcRIjQc3teY/s1600/g8.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-WSvzu4uORow/UMLGvU_BMdI/AAAAAAAAA7k/9nQiRt6VHlY/s1600/g7.jpg
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    17/21

    Jan 1

    Posted byadmin

    1 Votes

    Kran Otonomi daerah di buka lebar-lebar, tak ayal lagi banyak daerah baru bermekaran. Mulai

    dari pembentukan provinsi baru sampai kabupaten dan kota-kota baru. Jika pada zaman SD dulu,pelajaran IPS jumlah provinsi di Indonesia ada berapa? Maka dengan mantap akan dijawab ada

    27. Namun sekarang, kian bertambah. Provinsi termuda yang baru dibentuk 2013 ini adalahprovinsi Kalimantan Utara.

    Untuk provinsi, memang perkembangan jumlahnya tidak begitu pesat. Namun Anda akan

    tercengang dengan jumlah kabupaten/kota. Sekarang Indonesia memiliki 414 kabupaten dan 92kota. Sepertinya jumlah ini akan terus bertambah..

    Sedikit catatan tentang pemekaran kabupaten kota, saya ambil contoh provinsi Lampung danJawa Barat

    Lampung, mekar menjadi provinsi sendiri pada tahun 1964 (dulu ikut Sumatra Selatan). Berikut

    ceritanya: (Ref:Wikipedia)

    Dulu cuma ada Dati II (Kabupaten) Lampung Utara, Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan

    Kotapraja Tanjungkarang-Teluk Betung (pelajaran IPS kelas 4 SD) (Ref:Wikipedia)

    1. Kabupaten Lampung Utara, dengan ibukotanya Kotabumi

    2. Kabupaten Lampung Tengah, dengan ibukotanya Metro (sekarang pindah keGunungsugih)

    3. Kabupaten Lampung Selatan, dengan ibukotanya Kalianda4. Kota Bandar Lampung5. Kabupaten Lampung Barat, dengan ibukotanya Liwa, pemekaran dari Kabupaten

    Lampung Utara (UU No.6 Tahun 1991 tanggal 16 Agustus 1991)6. Kabupaten Tanggamus, dengan ibukotanya Kota Agung, pemekaran dari Kabupaten

    Lampung Selatan (3 Januari 1997)

    http://moko31.wordpress.com/2014/01/01/perkembangan-kabupaten-kota-di-indonesia/http://moko31.wordpress.com/2014/01/01/perkembangan-kabupaten-kota-di-indonesia/http://moko31.wordpress.com/author/moko31/http://moko31.wordpress.com/author/moko31/http://moko31.wordpress.com/author/moko31/http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_provinsi_di_Indonesia_sepanjang_masahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_provinsi_di_Indonesia_sepanjang_masahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_provinsi_di_Indonesia_sepanjang_masahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesiahttp://moko31.files.wordpress.com/2014/01/lampung.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_provinsi_di_Indonesia_sepanjang_masahttp://moko31.wordpress.com/author/moko31/http://moko31.wordpress.com/2014/01/01/perkembangan-kabupaten-kota-di-indonesia/
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    18/21

    7. Kabupaten Tulang Bawang, dengan ibukotanya Menggala, pemekaran dari KabupatenLampung Utara (3 Januari 1997)

    8. Kabupaten Lampung Timur, dengan ibukotanya Sukadana, pemekaran dari KabupatenLampung Tengah (20 April 1999)

    9. Kota Metro, pemekaran dari Kabupaten Lampung Tengah (20 April 1999)

    10.Kabupaten Way Kanan, dengan ibukotanya Blambangan Umpu, pemekaran dariKabupaten Lampung Utara (20 April 1999)11.Kabupaten Pesawaran, pemekaran dari Kabupaten Lampung Selatan (17 Juli 2007)12.Kabupaten Mesuji, dengan ibukotanya Mesuji, pemekaran dari Kabupaten Tulang

    Bawang (29 Oktober 2008)13.Kabupaten Pringsewu, dengan ibukotanya Pringsewu, pemekaran dari Kabupaten

    Tanggamus (29 Oktober 2008)

    14.Kabupaten Tulang Bawang Barat, dengan ibukotanya Panaragan Jaya, pemekaran dariKabupaten Tulang Bawang (29 Oktober 2008)

    15.Kabupaten Pesisir Barat, dengan ibukotanya Krui (?), pemekaran dari KabupatenLampung Barat (25 Oktober 2012)

    Jadi totalnya ada berapa tuh? Kabupaten ada 13, kota ada 2, total 15.

    Kabupaten dengan luasan daerah terkecil yaitu Kabupaten Pringsewu, hanya 625 km2 dengan

    jumlah penduduk 377.857 jiwa (data tahun 2011).

    Sekarang ada wacana baru mau ada pembentukan Provinsi Lampung Utara. Lagi hangat-

    hangatnya nih. Kabupatennya kemungkinan adalah Lampung Utara, Way Kanan, Tulang

    Bawang, Tulang Bawang Barat, Mesuji, Lampung Barat, dan Pesisir Barat dengan ibukotanya

    Kotabumi. Total luas wilayah yaitu 1.752.259,407 Ha atau 52,40 % dari luas wilayah PropinsiLampung saat ini.(Ref:RadarLampung,WartaJakarta)

    Ada rencana pemekaran Kabupaten Lampung Tengah yang bertambah menjadi dua kabupatenbaru, yakni Seputih Timur dan Seputih Barat (Ref:Rumbia)

    Menurut Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) tahun 2013, empat

    kabupaten masuk kategori daerah tertinggal. Keempat daerah itu yakni, Kabupaten Pesawaran,

    Waykanan (walau telah berusia 14 tahun), Lampung Barat (walau telah berusia 22 tahun) danLampung Utara. (Ref:Tribun).

    Menurut Syafarudin, Kepala Laboratorium Politik dan Otonomi Daerah (Otda) FISIP Universitas

    Lampung, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami transisi dari era otoritarian keera demokratis. Dalam kondisi seperti ini, muncul keinginan membentuk eksistensi masing-

    masing, seperti etnis, kelompok, wilayahnya sendiri. Indonesia mengikuti tren distribusi

    (pemekaran daerah) ala Nigeria dan Kenya. Sementara di negara-negara maju seperti Jepang danEropa yang saat ini menghadapi globalisasi dan persaingan bebas, sudah meninggalkan tren

    distribusi menjadi tren akumulasi atau penggabungan daerah. Pemekaran daerah bisa berhasil

    bila sejak awal berangkat dari kebutuhan masyarakat, bukan dominan karena keinginan dankeharusan elite. Di Lampung, pemekaran daerah 60%nya masih berdasarkan kepentingan elit.

    Karena itupula, banyak persoalan muncul (Ref:Tribun).

    http://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lampura-tuba/60642-sekprov-dukung-pemekaran-lampunghttp://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lampura-tuba/60642-sekprov-dukung-pemekaran-lampunghttp://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lampura-tuba/60642-sekprov-dukung-pemekaran-lampunghttp://wartajakarta.com/kategori/berita-3263-irhazwar-yazid-mm-kotabumi-sudah-pantas-menjadi-ibukota-provinsi.htmlhttp://wartajakarta.com/kategori/berita-3263-irhazwar-yazid-mm-kotabumi-sudah-pantas-menjadi-ibukota-provinsi.htmlhttp://wartajakarta.com/kategori/berita-3263-irhazwar-yazid-mm-kotabumi-sudah-pantas-menjadi-ibukota-provinsi.htmlhttps://id-id.facebook.com/rumbia.lampung/posts/348172581907189https://id-id.facebook.com/rumbia.lampung/posts/348172581907189https://id-id.facebook.com/rumbia.lampung/posts/348172581907189http://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttp://lampung.tribunnews.com/2013/07/24/otonomi-daerah-lampung-pemekaran-masih-perlukahhttps://id-id.facebook.com/rumbia.lampung/posts/348172581907189http://wartajakarta.com/kategori/berita-3263-irhazwar-yazid-mm-kotabumi-sudah-pantas-menjadi-ibukota-provinsi.htmlhttp://www.radarlampung.co.id/read/lampung-raya/lampura-tuba/60642-sekprov-dukung-pemekaran-lampung
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    19/21

    Sukadana diresmikan sebagai pusat pemerintahan Lampung Timur pada tanggal 27 April 1999

    berdasarkan UU No.12 Tahun 1999. Sukadana adalah kota tua yang merupakan Onder Afdeling

    pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Pada lampaunya, Onder Afdeling atau DistrikSukadana terbagi atas marga-marga, yakni: Marga Sukadana, Marga Subing, Marga Tiga, Marga

    Nuban, Marga Unyai. Culture masyarakat Sukadana yang tertutup dan terlampau fanatis dengan

    kelokalan, menyebabkan Sukadana sempat lambat mengalami kemajuan baik secara ekonomidan politik. Secara ekonomi, Sukadana masih jauh tertinggal dari wilayah yang secara sejarahjauh lebih muda darinya seperti Way Jepara, Sribhawono, dan Kota Metro. Padahal, Sukadana

    sangat berlimpah dengan potensi ekonomi dan sumber daya alam yang dapat dikelola. Banyak

    pihak menengarai, ada persoalan culture dan sudut pandang kelokalan yang perlu dibenahi (Ref:Wikipedia)

    Kita lihat contoh kedua, provinsi Jawa Barat.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sukadana,_Lampung_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sukadana,_Lampung_Timurhttp://moko31.files.wordpress.com/2014/01/jabar.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sukadana,_Lampung_Timur
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    20/21

    Provinsi Jawa Barat terdiri atas 18 kabupaten dan 9 kota. Ibu kotanya adalah Bandung. Pada

    tanggal 17 Oktober 2000, sebagian wilayah Jawa Barat dibentuk sebuah provinsi tersendiri, yaituProvinsi Banten. Berikut adalah daftar kabupaten dan kota di Jawa Barat, beserta ibu kota

    kabupaten:

    1. Kabupaten Bandung -Soreang2. Kabupaten Bandung BaratNgamprah3. Kabupaten BekasiCikarang4. Kabupaten BogorCibinong5. Kabupaten CiamisCiamis6. Kabupaten CianjurCianjur7. Kabupaten CirebonSumber

    8. Kabupaten GarutTarogong Kidul9. Kabupaten IndramayuIndramayu10.Kabupaten KarawangKarawang11.Kabupaten KuninganKuningan12.Kabupaten MajalengkaMajalengka13.Kabupaten PangandaranParigi14.Kabupaten PurwakartaPurwakarta15.Kabupaten SubangSubang

    http://moko31.files.wordpress.com/2014/01/map_of_west_java_with_cities_and_regencies_names.png
  • 8/10/2019 Tinjauan Teori Perkembangan Kota

    21/21

    16.Kabupaten SukabumiPelabuhanratu17.Kabupaten SumedangSumedang18.Kabupaten TasikmalayaSingaparna19.Kota Banjar20.Kota Bekasi

    21.Kota Bogor22.Kota Cimahi23.Kota Cirebon24.Kota Depok25.Kota Sukabumi26.Kota Tasikmalaya

    Note: (Ref:Wikipedia)

    Kabupaten Bandung sebelumnya beribukota di Kota Bandung dan lalu di Kota Soreang. Kabupaten Bogor sebelumnya beribukota di Kota Bogor.

    Kabupaten Cirebon sebelumnya beribukota di Kota Cirebon. Depok dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 20 Maret 1999, dari wilayah

    Kabupaten Bogor. Sebelumnya Depok adalah kota administratif. Cimahi dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 21 Juni 2001, dari wilayah

    Kabupaten Bandung. Sebelumnya Cimahi adalah kota administratif.

    Tasikmalaya dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 21 Juni 2001, dari wilayah

    Kabupaten Tasikmalaya. Sebelumnya Tasikmalaya adalah kota administratif. Banjar dibentuk sebagai kota otonom pada tanggal 11 Desember 2002, dari wilayah

    Kabupaten Ciamis. Sebelumnya Banjar adalah kota administratif. Kabupaten Bandung Barat diresmikan sebagai Kabupaten Ke-17 di Provinsi Jawa Barat

    pada tanggal 19 Juni 2007, pemekaran dari Kabupaten Bandung

    Kabupaten Pangandaran diresmikan sebagai Kabupaten ke-18 di Provinsi Jawa Barat

    pada tanggal 25 Oktober 2012, pemekaran dari Kabupaten Ciamis

    Otonomi daerah, pemekaran, kian lama kok makin gini ya? Ada semacam gerakan kembali ke

    zaman dulu, mendirikan kerajaan-kerajaan kecil. Misal ada wacana pembentukan ProvinsiCirebon, ada wacana pengubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan atau

    Priangan misalnya. Sekarang saya jadi faham, mengapa pada zaman Soekarno dulu penamaan

    Provinsi tidak mengarah ke suku atau etnis tertentu, tapi pakai Barat, Tengah, atau Timur.

    Karena tujuannya untuk mempersatukan, bukan mengedepankan hegemoni etnis tertentu. Danadanya persamaan kultur tetap menduduki posisi penting ternyata, karena masyarakat kita masih

    peduli itu. Beda dengan negara Singapura yang terdiri dari orang Cina, Melayu, dan India, tapi

    mereka tidak menganggap itu utama, yang penting negara maju, enak buat dagang, hehe

    http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabupaten_dan_kota_di_Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabupaten_dan_kota_di_Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabupaten_dan_kota_di_Jawa_Barathttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabupaten_dan_kota_di_Jawa_Barat