teori perkembangan kognitif vygotsky

33
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF VYGOTSKY A.PENGANTAR Perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam suatu situasi sosial yang hampa. Lev Vygotsky (1896-1934), seorang psikolog berkebangsaan Rusia, mengenal poin penting tentang pikiran anak ini lebih dari setengah abad yang lalu. Teori Vygotsky mendapat perhatian yang makin besar ketika memasuki akhir abad ke-20. Sezaman dengan Piaget, Vygotsky menulis di Uni Soviet selama 1920-an dan 1930-an. Namun, karyanya baru dipublikasikan di dunia Barat pada tahun 1960-an. Sejak saat itulah, tulisan-tulisannya menjadi sangat berpengaruh. Vygotsky adalah pengagum Piaget. Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri. Pendekatan konstruktivisme pada pendidikan berusaha merubah pendidikan dari dominasi guru menjadi pemusatan pada siswa. Peranan guru adalah membantu siswa mengembangkan pengertian baru. Siswa diajarkan bagaimana 2

Upload: sarah-mohd-yusof

Post on 31-Oct-2014

249 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF VYGOTSKY

 

A. PENGANTAR

Perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam suatu

situasi sosial yang hampa. Lev Vygotsky (1896-1934), seorang psikolog

berkebangsaan Rusia, mengenal poin penting tentang pikiran anak ini lebih dari

setengah abad yang lalu. Teori Vygotsky mendapat perhatian yang makin besar ketika

memasuki akhir abad ke-20.

Sezaman dengan Piaget, Vygotsky menulis di Uni Soviet selama 1920-an dan

1930-an. Namun, karyanya baru dipublikasikan di dunia Barat pada tahun 1960-an.

Sejak saat itulah, tulisan-tulisannya menjadi sangat berpengaruh. Vygotsky adalah

pengagum Piaget. Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif

terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi

Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya

sendirian dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri.

Pendekatan konstruktivisme pada pendidikan berusaha merubah pendidikan

dari dominasi guru menjadi pemusatan pada siswa. Peranan guru adalah membantu

siswa mengembangkan pengertian baru. Siswa diajarkan bagaimana mengasimilasi

pengalamn, pengetahuan, dan pengertiannya dan apakah mereka siap untuk tahu dari

pembentukan pengertian baru ini. Pada bagian ini, kita melihat permulaan aliran

konstruktivisme, peranan pengalaman siswa dalam belajar dan bagaiman dapat

mengasimilasi pengertiannya.

Konstruktivisme adalah suatu teori belajar yang mempunyai suatu pedoman

dalam filosofi dan antropologi sebaik psikologi. Pedoman filosofi pada teori ni

ditemukan pada abad ke-5 sebelum masehi. Ketika Socrates memajukan pemikiran

dari level sophist oleh metode perkembangan sistematis yang ditemukan melalui

gabungan antara pertanyaan dan alasan logika. Metode baru ini yang mengkontribusi

secara besar-besaran untuk memajukan aspek pemecahan masalah aliran

konstruktivisme.

2

Page 2: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Penyelidikan atau pengalaman fisik, pengalaman pendidikan adalah kunci

metode konstruktivisme. Selama abad ke-18 dan ke-17, filosof Inggris ” Frances

Bacon” memberikan ilmu metode untuk menyelidiki lingkungan.

Pendukung konstruktivisme percaya bahwa pengalaman melalui lingkungan,

kita akan mengikat informasi yang kita peroleh dari pengalaman ini ke dalam

pengertian sebelumnya, membentuk pengertian baru. Dengan kata lain, pada proses

belajar masing-masing pelajar harus mengkreasikan pengetahuannya. Pada

konstruktivis, kegiatan mengajar adalah proses membantu pelajar-pelajar

mengkreasikan pengetahuannya. Konstruktivisme percaya bahwa pengetahuan tidak

hanya kegiatan penemuan yang memungkinkan untuk dimengerti, tetapi pengetahuan

merupakan cara suatu informasi baru berinteraksi dengan pengertian sebelumnya dari

pelajar.

Para konstruktivisme menekankan peranan motivasi guru untuk membantu

siswa belajar mencintai pelajaran. Tidak seprti behaviorist, yang menggunakan sangsi

berupa reward, sedangkan konstruktivisme percaya bahwa motivasi internal, seperti

kesenangan pada pelajaran lebih kuat daripada reward eksternal.

Konstruktivisme yang mempunyai pengaruh besar pada tahun 1930 yang

bekerja sebagai ahli Psikologi Rusia adalah L.S. Vygotsky, yang sangat tertarik pada

efek interaksi siswa dengan teman sekelas pada pelajaran. Jaramillo (1996)

menjelaskan, Vygotsky mencatat bahwa interaksi individu dengan orang lain

berlangsung pada situasi sosial. Vygotsky percaya bahwa subyek yang dipelajari

berpengaruh pada proses belajar, dan mengakui bahwa tiap-tiap disiplin ilmu

mempunyai metode pembelajaran tersendiri.

 

B. BIOGRAFI SINGKAT

Lev Semyonovich Vygotsky lahir pada tahun 1896 di Tsarist Russia, di suatu

kota Orscha, Belorussia dari keluarga kelas menengah Keturunan Yahudi. Dia

tumbuh dan besar di Gomel, suatu kota sekitar 400 mil bagian barat Moscow.

Sewaktu dia masih muda, dia tertarik pada studi-studi kesusastraan dan analisis

sastra, dan menjadi seorang penyair dan Filosof.

3

Page 3: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Memasuki usia 18 tahun, dia menulis suatu ulasan tentang Shakespeare's

Hamlet yang kemudian dimasukkan dalam satu dari berbagai tulisannya mengenai

psikologi. Dia memasuki sekolah kedokteran di Universitas Moscow dan dalam

waktu yang tidak lama kemudian dia pindah ke sekolah hukum sambil mengambil

studi kesusastraan pada salah satu universitas swasta. Dia menjadi tertarik pada

psikologi pada umur 28 tahun.

Vygotsky mengajar kesusatraan di suatu sekolah Propinsi sebelum memberi

kuliah psikologi pada suatu sekolah keguruan. Dia dipercaya membawakan kuliah

psikologi walaupun secara formal tidak pernah mengambil studi psikologi. Dari

sinilah dia semakin tertarik dengan kajian psikologi sehingga menulis disertasi Ph.D.

mengenai ”Psychology of Art” di Moscow Institute of Psychology pada tahun 1925.

Vygotsky bekerja kolaboratif bersama Alexander Luria and Alexei Leontiev

dalam membuat dan menyusun proposal penelitian yang sekarang ini dikenal dengan

pendekatan Vygotsky. Selama hidupnya Vygotsky mendapat tekanan yang begitu

besar dari pemegang kekuasaan dan para penganut idelogi politik di Rusia untuk

mengadaptasi dan mengembangkan teorinya.

Setelah dia meninggal pada usia yang masih dibilang sangat muda (38 tahun),

pada tahun 1934 akibat menderita penyakit tuberculosis (TBC), barulah seluruh ide

dan teorinya diterima oleh pemerintah dan tetap dianut dan dipelajari oleh

mahasiswanya.

Kepeloporannya dalam meletakkan dasar tentang psikologi perkembangan

telah banyak mempengaruhi sekolah pendidikan di Rusia yang kemudian teorinya

berkembang dan dikenal luas di seluruh dunia hingga saat ini.

C. PERCOBAAN TEORI

Kritikus yang pertama dan terbaik atas Piaget adalah Vygotsky, ahli

pendidikan Uni Sovyet itu, yang di masa-masa 1924-34 mengerjakan satu alternatif

yang konsisten dengan ide-ide Piaget. Tragisnya, ide-ide Vygotsky baru diterbitkan di

Uni Sovyet setelah kematian Stalin, dan baru dikenal di Barat di tahun 1950-an dan

4

Page 4: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

60-an, ketika ide-ide ini mempengaruhi banyak orang, seperti Jerome Bruner. Pada

masa ini, ide-ide itu telah diterima luas di kalangan ahli pendidikan.

Vygotsky melangkah jauh mendahului rekan-rekan sejawatnya ketika ia

menerangkan peranan penting dari bahasa tubuh dalam perkembangan bahasa. Ide ini

telah dihidupkan kembali baru-baru ini oleh para psikolinguis yang mengungkap asal-

usul bahasa. Bruner dan lain-lain telah menunjuk pada dampak luar biasa yang dibuat

oleh bahasa tubuh terhadap perkembangan bahasa yang terjadi kemudian pada

seorang anak. 

Sementara Piaget lebih menekankan pada aspek biologis dari perkembangan

seorang anak, Vigotsky lebih berkonsentrasi pada kebudayaan, seperti yang dilakukan

pula oleh orang-orang semacam Bruner. Satu bagian penting dalam kebudayaan

dimainkan oleh peralatan, apakah dalam bentuk tongkat dan batu pada hominid awal,

atau pensil, penghapus dan buku yang dimiliki anak-anak modern.

Penelitian mutakhir telah menunjukkan bahwa bayi lebih banyak memiliki

kemampuan pada usia-usia awal ketimbang anggapan Piaget. Idenya tentang bayi

yang masih sangat muda kelihatannya telah terbantahkan, namun banyak ide-ide

lainnya yang tetap sahih. Karena Piaget memiliki latar belakang ilmu biologi tidaklah

mengherankan kalau ia lebih menekankan pada aspek biologis dari perkembangan

anak.

Vygotsky mendekati permasalahan itu dari sudut yang berbeda, tapi tentu saja

masih terdapat persamaan-persamaan di antara mereka. Contohnya, dalam telaahnya

atas tahun-tahun pertama masa kanak-kanak, ia membahas "pikiran non-linguistik"

seperti yang dijelaskan Piaget dalam uraiannya tentang "aktivitas sensomotorik"

seperti penggunaan satu alat untuk menjangkau mainan yang ada di seberang.

Bersejajaran dengan ini, kita mendapati juga bunyi-bunyian yang diobrolkan

oleh seorang bayi ("omongan bayi"). Ketika dua unsur ini disatukan, terjadilah

perkembangan bahasa yang eksplosif. Untuk tiap pengalaman baru, si kecil ingin

mengetahui nama yang dapat diasosiasikan pada pengalaman itu. Walaupun

Vygotsky mengambil rute yang berbeda, jalurnya telah dirintis oleh Piaget.

Vygotsky memberikan pandangan berbeda dengan Piaget terutama

pandangannya tentang pentingnya faktor sosial dalam perkembangan anak. Vygotsky 5

Page 5: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

memandang pentingnya bahasa dan orang lain dalam dunia anak-anak. Meskipun

Vygotsky dikenal sebagai tokoh yang memfokuskan kepada perkembangan sosial

yang disebut sebagai sosiokultural, dia tidak mengabaikan individu atau

perkembangan kognitif individu.

Perkembangan bahasa pertama anak tahun kedua di dalam hidupnya dipercaya

sebagai pendorong terjadinya pergeseran dalam perkembangan kognitifnya. Bahasa

memberi anak sebuah alat baru sehingga memberi kesempatan baru kepada anak

untuk melakukan berbagai hal, untuk menata informasi dengan menggunakan simbol-

simbol.

Anak-anak sering terlihat berbicara sendiri dan mengatur dirinya sendiri

ketika ia berbuat sesuatu atau bermain. Ini disebut sebagai private speech. Ketika

anak menjadi semakin besar, bicaranya semakin lirih, dan mulai membedakan mana

kegiatan bicara yang ditujukan ke orang lain dan mana yang ke dirinya sendiri.

Yang mendasari teori Vygtsky adalah pengamatan bahwa perkembangan dan

pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni di dunia yang penuh dengan

orang yang berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir. Ini berbeda dengan Piaget

yang memandang anak sebagai pembelajar yang aktif di dunia yang penuh orang.

Orang-orang inilah yang sangat berperan dalam membantu anak belajar dengan

menunjukkan benda-benda, dengan berbicara sambil bermain, dengan membacakan

ceritera, dengan mengajukan pertanyaan dan sebagainya. Dengan kata lain, orang

dewasa menjadi perantara bagi anak dan dunia sekitarnya.

Belajar lewat instruksi dan perantara adalah ciri inteligensi manusia. Dengan

pertolongan orang dewasa, anak dapat melakukan dan memahami lebih banyak hal

dibandingkan dengan jika anak hanya belajar sendiri. Konsep inilah yang disebut

Vygotsky sebagai Zone of Proximal Development (ZPD). ZPD memberi makna baru

terhadap ‘kecerdasan’. Kecerdasan tidak diukur dari apa yang dapat dilakukan anak

dengan bantuan yang semestinya. Belajar melakukan sesuatu dan belajar berpikir

terbantu dengan berinteraksi dengan orang dewasa.

Menurut Vygotsky, pertama-tama anak melakukan segala sesuatu dalam

konteks sosial dengan orang lain dan bahasa membantu proses ini dalam banyak hal.

Lambat laun, anak semakin menjauhkan diri dari ketergantungannya kepada orang 6

Page 6: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

dewasa dan menuju kemandirian bertindak dan berpikir. Pergeseran dari berpikir dan

berbicara nyaring sambil melakukan sesuatu ke tahap berpikir dalam hati tanpa suara

disebut internalisasi.

Menurut Wretsch (dalam Helena, 2004) internalisasi bagi Vygotsky bukanya

transfer, melainkan sebuah transformasi. Maksudnya, mampu berpikir tentang sesuatu

yang secara kualitatif berbeda dengan mampu berbuat sesuatu. Dalam proses

internalisasi, kegiatan interpersonal seperti bercakap-cakap atau berkegiatan bersama,

kemudian menjadi interpersonal, yaitu kegiatan mental yang dilakukan oleh seorang

individu.

Banyak gagasan Vygotsky yang dapat membantu dalam membangun

kerangka berpikir untuk mengajar bahasa asing bagi anak-anak. Untuk membuat

keputusan apa yang bisa dilakukan guru agar mendukung pembelajaran kita dapat

menggunakan gagasan bahwa orang dewasa menjadi perantara. “Lalu … apalagi yang

dapat dipelajari anak-anak?”.

Ini dapat berdampak pada bagaimana menyiapkan pelajaran atau bagaimana

guru harus berbicara dengan siswa setiap saat. ZPD dapat menjadi pemandu dalam

memilih dan menyusun pengalaman pembelajaran bagi siswa untuk membantu

mereka maju dari tahap interpersonal ke intrapersonal. Kita membantu siswa agar

internalisasi terjadi sehingga bahasa baru yang diajarkan menjadi bagian dari

pengetahuan dan keterampilan berbahasa anak.

D. KONSEP SOSIOKULTURAL

Banyak developmentalis yang bekerja di bidang kebudayaan dan

pembangunan menemukan dirinya sepaham dengan Vygotsky, yang berfokus pada

konteks pembangunan sosial budaya. Teori Vygotsky menawarkan suatu potret

perkembangan manusia sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan

sosial dan budaya.

Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan mental seperti

ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-

temuan masyarakat seperti bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan. Ia juga

7

Page 7: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

menekankan bagaimana anak-anak dibantu berkembang dengan bimbingan dari

orang-orang yang sudah terampil di dalam bidang-bidang tersebut. Penekanan

Vygotsky pada peran kebudayaan dan masyarakat di dalam perkembangan kognitif

berbeda dengan gambaran Piaget tentang anak sebagai ilmuwan kecil yang kesepian.

Piaget memandang anak-anak sebagai pembelajaran lewat penemuan

individual, sedangkan Vygotsky lebih banyak menekankan peranan orang dewasa dan

anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak-

anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk

memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak

memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berfikir dan menyelesaikan

masalah.

Fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap sebagai ”alat

kebudayaan” tempat individu hidup dan  alat-alat itu berasal dari budaya. Alat-alat itu

diwariskan pada anak-anak oleh anggota-anggota kebudayaan yang lebih tua  selama

pengalaman pembelajaran yang dipandu. Pengalaman dengan orang lain secara

berangsur menjadi semakin mendalam dan membentuk gambaran batin anak tentang

dunia. Karena itulah berpikir setiap anak dengan cara yang sama dengan anggota lain

dalam kebudayaannya.

Vygotsky menekankan baik level konteks sosial yang bersifat institusional

maupun level konteks sosial yang bersifat interpersonal. Pada level institusional,

sejarah kebudayaan menyediakan organisasi dan alat-alat yang berguna bagi aktivitas

kognitif melalui institusi seperti sekolah, penemuan seperti komputer, dan melek

huruf. Interaksi institusional memberi kepada anak suatu norma-norma perilaku dan

sosial yang luas untuk membimbing hidupnya.

Level interpersonal memiliki suatu pengaruh yang lebih langsung pada

keberfungsian mental anak. Menurut vygotsky (1962), keterampilan-keterampilan

dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung. Informasi

tentang alat-alat, keterampilan-keterampilan dan hubungan-hubungan interpersonal

kognitif dipancarkan melalui interaksi langsung dengan manusia. Melalui

pengorganisasian pengalaman-pengalaman interaksi sosial yang berada di dalam

8

Page 8: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

suatu latar belakang kebudayaan ini, perkembangan mental anak-anak menjadi

matang.

Lingkungan sosial yang menguntungkan anak adalah orang dewasa atau anak

yang lebih mampu yang dapat member penjelasan tentang segala sesuatu sesuai

dengan nilai kebudayaan. Sebagai contoh, bila anak menunjuk suatu objek, orang

dewasa tidak hanya menjelaskan tentang obyek tersebut, namun juga bagaimana anak

harus berperilaku terhadap objek tersebut (Rita, dkk, 2008:134). Vygotsky

membedakan proses mental menjadi 2, yaitu :

a. Elementary. Masa praverbal, yaitu selama anak belum menguasai verbal, pada

saat itu anak berhubungan dengan lingkungan menggunakan bahasa tubuh.

b. Higher. Masa setelah anak dapat berbicara. Pada masa ini, nak akan

berhubungan dengan lingkungan secara verbal.

Vygotsky menggambarkan teorinya sebagai berikut :

  Batas kemampuan potensialBatas kemampuan aktualThe zone of proximal development

Gambar 1. Ilustrasi Teori Vygotsky

E. PERKEMBANGAN BAHASA

Para pakar perilaku memandang bahasa sama seperti perilaku lainnya,

misalnya duduk, berjalan, atau berlari. Mereka berpendapat bahwa bahasa hanya

merupakan urutan respons (Skinner,1957) atau sebuah imitasi (Bandura, 1977).

Tetapi banyak diantara kalimat yang kita hasilkan adalah baru, kita tidak

mendengarnya atau membicarakannya sebelumnya.

Kita tidak mempelajari bahasa di dalam suatu ”ruang hampa sosial” (social

vacuum). Kebanyakan anak-anak diajari bahasa sejak usia yang sangat muda. Kita

memerlukan pengenalan kepada bahasa yang lebih dini untuk memperoleh

keterampilan bahasa yang baik (Adamson,1992; Schegloff,1989). Dewasa ini,

kebanyakan peneliti penguasaan bahasa yakin bahwa anak-anak dari berbagai konteks

9

Page 9: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

sosial yang luas menguasai bahasa ibu mereka tanpa diajarkan secara khusus dan

dalam beberapa kasus tanpa penguatan yang jelas ( Rice,1993).

Dengan demikian aspek yang penting dalam mempelajari suatu bahasa

tampaknya tidaklah banyak. Walaupun begitu, proses pembelajaran bahasa biasanya

memerlukan lebih banyak dukungan dan keterlibatan dari pengasuh dan guru. Suatu

peran lingkungan yang membangkitkan rasa ingin tahu dalam penguasaan bahasa

pada anak kecil disebut motherese, yakni cara ibu dan orang dewasa sering berbicara

pada bayi dengan frekuensi dan hubungan yang lebih luas dari pada normal, dan

dengan kalimat-kalimat yang sederhana.

Bahasa dipahami dalam suatu urutan tertentu. Pada setiap tahap di dalam

tahap perkembangan, interaksi linguistik anak dengan orang tua dan orang lain pada

dasarnya mengikuti suatu prinsip tertentu ( Conti-Ramsden & Snow, 1991; Maratsos,

1991). Perkembangan pemahaman bahasa pada anak bukan saja sangat dipengaruhi

oleh kondisi biologis anak, tetapi lingkungan bahasa di sekitar anak sejak usia dini

jauh lebih penting dibandingkan dengan apa yang diperkirakan di masa lalu ( Von

Tetzchner & Siegel, 1989).

Vygotsky lebih banyak menekankan bahasa dalam perkembangan kognitif

daripada Piaget. Bagi Piaget, bahasa baru tampil ketika anak sudah mencapai tahap

perkembangan yang cukup maju. Pengalaman berbahasa anak tergantung pada tahap

perkembangan kognitif saat itu. Namun, bagi Vygotsky, bahasa berkembang dari

interaksi sosial dengan orang lain. Awalnya, satu-satunya fungsi bahasa adalah

komunikasi. Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi selanjutnya anak

mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu

memecahkan masalah.

Dalam tahap praoperasional, ketika anak belajar menggunakan bahasa untuk

menyelesaikan masalah, mereka berbicara lantang sembari menyelesaikan masalah.

Sebaliknya, begitu menginjak tahap operasional konkret, percakapan batiniah tidak

terdengar lagi.

F. ZONE PERKEMBANGAN PROKSIMAL10

Page 10: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Meskipun pada akhirnya anak-anak akan mempelajari sendiri beberapa

konsep melalui pengalaman sehari-hari, Vygotsky percaya bahwa anak akan jauh

lebih berkembang jika berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tidak akan pernah

mengembangkan pemikiran operasional formal tanpa bantuan orang lain.

Pada satu sisi, Piaget menjelaskan proses perkembangan kognitif sejalan

dengan kemajuan anak-anak, dan dia menggambarkan bahwa  anak-anak mampu

melakukan sesuatu sendiri. Pada sisi lain, Vygotsky mencari pengertian bagaiman

anak-anak berkembang dengan melalui proses belajar, dimana fungsi-fungsi kognitif

belum matang, tetapi masih dalam proses pematangan.

Vygotsky membedakan antara actual development dan potensial development

pada anak. Actual development ditentukan apakah seorang anak dapat melakukan

sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru. Sedangkan potensial development

membedakan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu, memecahkan masalah di

bawah petunjuk orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.

Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah

antara actual development dan potensial development, dimana antara apakah seorang

anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak

dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman

sebaya.

Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan

dapat memudahkan perkembangan anak. Ketika siswa mengerjakan pekerjaanya di

sekolah sendiri, perkembangan mereka kemungkinan akan berjalan lambat. Untuk

memaksimalkan perkembangan, siswa seharusnya bekerja dengan teman yang lebih

terampil yang dapat memimpin secara sistematis dalam memecahkan masalah yang

lebih kompleks.

Melalui perubahan yang berturut-turut dalam berbicara dan bersikap, siswa

mendiskusikan pengertian barunya dengan temannya kemudian mencocokkan dan

mendalami kemudian menggunakannya. Sebuah konsekuensi pada proses ini adalah

bahwa siswa belajar untuk pengaturan sendiri (self-regulasi).

Menanggapi pandangan Piaget yang mengatakan terdapat umur yang

dijadikan patokan secara universal seperti umur 0-2 tahun adalah tahapan 11

Page 11: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

pengembangan sensory-motor stage, tahap perkembangan sensori motor, umur 2

sampai 5 tahun adalah tahapan preoperational stage, umur 7–11 tahun adalah tahap

concrete operation, dan 12 ke atas adalah tahap penguasaan pikiran, Vigostsky

mengatakan jangan hanya terikat pada apa yang dijadikan patokan oleh Piaget apa

lagi Piaget mengambil penelitian di rumah anak yatim piatu yang sesungguhnya

meneliti anak yang pertumbuhannya tidak wajar karena tidak memiliki sanak

keluarga kecuali teman-teman mereka sendiri. Padahal sangat perlu adanya interaksi

dengan yang lain.

Oleh karena itu, Vigostsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah Zone

of Proximal Development (ZPD) yang merupakan dimensi sosio-kultural yang

penting sebagai dimensi psikologis. ZPD adalah jarak antara tingkat perkembangan

actual dengan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan yang

dimaksud terdiri atas empat tahap.

Pertama, more dependence to others stage, yakni tahapan di mana kinerja

anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman-teman sebayanya, orang

tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain. Dari sinilah muncul model pembelajaran

kooperatif atau kolaboratif dalam mengembangkan kognisi anak secara konstruktif.

Kedua, less dependence external assistence stage, di mana kinerja anak tidak

lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih kepada self

assistance, lebih banyak anak membantu dirinya sendiri.

Ketiga, Internalization and automatization stage, di mana kinerja anak sudah

lebih terinternalisasi secara otomatis. Kasadaran akan pentingnya pengembangan diri

dapat muncul dengan sendirinya tanpa paksaan dan arahan yang lebih besar dari

pihak lain. Walaupun demikian, anak pada tahap ini belum mencapai kematangan

yang sesungguhnya dan masih mencari identitas diri dalam upaya mencapai kapasitas

diri yang matang.

Keempat, De-automatization stage, di mana kinerjan anak mampu

mengeluarkan perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara

berulang-ulang, bolak-balik, recursion. Pada tahap ini, keluarlah apa yang disebut

dengan de automatisation sebagai puncak dari kinerja sesungguhnya.

12

Page 12: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Untuk mendeskripsikan bagaimana anak berkembang dari tahap kapasitasnya

mulai berfungsi hingga masa perkembangan lanjutan, dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2 : Tahapan Perkembangan

Vygostsky adalah seorang ilmuan yang menekankan pada pentingnya

memperhatikan konstruksi sosial. Menurut dia, seluruh perkembangan dan prilaku

manusia selalu ada proses kesesuaian antara prilakunya dengan konstruksi sosial,

process of approriation by behavior.

Appropriation berarti kesesuaian prilaku dengan konstruksi sosial yang

terdapat dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu teorinya dikenal dengan istilah

social constructivist. Sedangkan, Piaget membangun teorinya lebih pada

perkembangan pribadi perorangan, yang oleh kebanyakan ahli memposisikannya

pada teori personal constructivist.

Piaget sangat terkait dengan proses dasar-dasar biologis manusia. Sedangkan,

Vygostsky mengatakan bahwa memang perkembangan kognitif sangat terkait dengan

proses dasar-dasar biologis manusia yang banyak kemiripannya dengan binatang,

tetapi masih ada psikologis tinggi seperti pada setiap anak lahir dengan membawa

13

Page 13: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

rentangan kemampuan, persepsi, dan perhatian dalam konteks sosial dan pendidikan

akan tertransformasikan.

Artinya perubahan itu terjadi kalau anak tersebut dididik dalam konteks sosial

melalui hukum sosial, bahasa, sarana, kebudayaan tertentu yang dapat menjadikan

fungsi psikologis kognisi tinggi. Inilah ciri pandangan Vygostsky yang mendapat

pertentangan yang sangat hebat di Rusia, terutama dari kaum behavioris yang

bernama Ivan Pavlov.

Selanjutnya, Vygostsky juga mengemukakan adanya scaffolded instruction,

pembelajaran yang mengikuti lompatan-lompatan, yang dia bagi ke dalam tiga prinsip

utama, yaitu holistik yang artinya harus bermakna, harus dalam konteks sosial

tertentu, harus memiliki peluang untuk berubah dan terkait antara tingkat yang satu

dengan tingkat berikutnya.

Kalau ketiga hal ini dapat diwujudkan, maka hal itulah yang disebut dengan

pembelajaran yang menggunakan pendekatan timbal balik atau dikenal dengan istilah

Reciprocal Teaching Approach. Malah anak itu akan memperoleh tantangan yang

terkait dengan aktivitas di luar dari tingkat perkembangannya.

 

G. KONSEP SCAFFOLDING

Scaffolding merupakan suatu istilah yang ditemukan oleh seorang ahli

psikologi perkembangan-kognitif masa kini, Jerome Bruner, yakni suatu proses yang

digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui zona perkembangan

proksimalnya. Pengaruh karya Vygotsky dan Bruner terhadap dunia pengajaran

dijabarkan oleh Smith et al. (1998) yaitu :

1. Walaupun Vygotsky dan Bruner telah mengusulkan peranan yang lebih penting

bagi orang dewasa dalam pembelajaran anak-anak daripada peran yang diusulkan

Piaget, keduanya tidak mendukung pengajaran didaktis diganti sepenuhnya.

Sebaliknya mereka malah menyatakan, walaupun anak tetap dilibatkan dalam

pembelajaran aktif, guru harus secara aktif mendampingi setiap kegiatan anak-

anak. Dalam istilah teoritis, ini berarti anak-anak bekerja dalam zona

14

Page 14: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

perkembangan proksimal dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama

melalui  ZPD.

2. Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya

juga berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak.berlawanan dengan

pembelajaran lewat penemuan individu (individual discovery learning), kerja

kelompok secara kooperatif ( cooperative groupwork) tampaknya mempercepat

perkembangan anak.

3. Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluasa menjadi pengajaran pribadi

oleh teman sebaya ( peer tutoring), yaitu seorang anak mengajari anak lainnya

yang agak tertinggal dalam pelajaran. Foot et al. (1990) menjelaskan keberhasilan

pengajaran oleh teman sebaya ini dengan menggunakan teori Vygotsky. Satu anak

bisa lebih efektif membimbing anak lainnya melewati ZPD karena mereka sendiri

baru saja melewati tahap itu sehingga bisa dengan mudah melihat kesulitan-

kesulitan yang dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding yang sesuai.

Komputer juga dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dalam

berbagai cara. Dari perspektif pengikut Vygotsky-Bruner, perintah-perintah di layar

komputer merupakan scaffolding ( Crook, 1994). Ketika anak menggunakan

perangkat lunak (software) pendidikan, komputer memberikan bantuan atau petunjuk

secara detail seperti yang diisyaratkan sesuai dengan kedudukan anak yang sedang

dalam ZPD. Tak pelak lagi, beberapa anak di kelas lebih terampil dalam

menggunakan komputer sehingga bisa berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya.

Dengan murid-murid yang bekerja dengan komputer, guru bisa dengan bebas

mencurahkan perhatinnya kepada individu-individu yang memerlukan bantuan dan

menyiapkan scaffolding yang sesuai bagi masing-masing anak.

 

H. APLIKASI TEORI VYGOTSKY DALAM PENDIDIKAN

Karya Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa intelektual

berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide

tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain

15

Page 15: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran utama guru adalah bertindak

sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa (Nur, 2000b: 10).

Ciri-ciri pembelajaran dalam pandangan kognitif (Sugihartono,dkk, 2007:115)

adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah

dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan

pengetahuan.

2. Menyediakan berbagai alternatif penglaman belajar, tidak semua mengerjakan

tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai

cara.

3. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistic dan relevan

dengan melibatkan pengalaman konkrit, misalnya untuk memahami suatu

konsep siswa melalui kenyataan kehidupan sehari-hari.

4. Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi

social, yaitu terjadinya interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain

atau dengan lingkungannya, misalnya interaksi dan kerja sama antara siswa,

guru, dan siswa-siswa.

5. Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis

sehingga pembelajarn lebih efektif.

6. Melibatkan siswa secara emosional dan social sehingga siswa menjadi tertarik

dan mau belajar.

Sumbangan psikologi kognitif berakar dari teori-teori yang menjelaskan

bagaimana otak bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses

informasi. Pandangan yang ditawarkan Vygotsky dan para ahli psikologi kognitif

yang lebih mutakhir adalah penting dalam memahami penggunaan-penggunaan

strategi belajar karena tiga alasan. Pertama, mereka menggarisbawahi peran penting

pengetahuan awal dalam proses belajar. Dua, mereka membantu kita memahami

pengetahuan dan perbedaan antara berbagai jenis pengetahuan. Dan tiga, mereka

membantu menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh manusia dan diproses

dalam sistem memori otak.

16

Page 16: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Para ahli psikologi kognitif menyebut informasi dan pengalaman yang

disimpan dalam memori jangka panjang sebagai pengetahuan awal. Pengetahuan awal

(prior knowledge) merupakan kumpulan dari pengetahuan dan pengalaman individu

yang diperoleh sepanjang perjalanan hidup mereka, dan apa yang ia bawa kepada

suatu pengalaman baru.

Penggunaan pengorganisasian awal (advance organizer) merupakan suatu alat

pengajaran yang direkomendasikan oleh Ausubel (1960) dalam Nur (2000b: 13)

untuk mengaitkan bahan-bahan pembelajaran dengan pengetahuan awal.

Pembelajaran melibatkan perolehan isyarat melalui pengajaran dan informasi dari

orang lain.

Perkembangan termasuk internalisasi atau penyerapan isyarat-isyarat sehingga

anak-anak dapat berpikir dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain.

Internalisasi ini disebut pengaturan diri (self regulation).

Langkah pertama dari pengaturan diri dan pemikiran mandiri adalah

mempelajari bahwa segala sesuatu memiliki makna. Langkah kedua dalam

pengembangan struktur-struktur internal dan pengaturan diri adalah latihan. Siswa

berlatih gerak-gerak isyarat yang akan mendatangkan perhatian. Kemudian langkah

terakhir termasuk penggunaan isyarat dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang

lain. Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya yaitu: 

1. Menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi

dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efekif

dalam masng-masing zone of proximal development mereka.

2. Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran dalam menekankan scaffolding.

Jadi teori belajar vigotsky adalah salah satu teori belajar social sehingga sangat

sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model

pembelajaran kooperatif terjadi interaktif social yaitu interaksi antara siswa

dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep-

konsep dan pemecahan masalah.

17

Page 17: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Pengaruh karya Vygotsky bersama Burner terhadap dunia pengajaran dijabarkan oleh

Smith :

1. Walaupun Vygotsky dan Burner telah mengusulkan peranan yang lebih penting

bagi orang dewasa dalam pembelajaran anak-anak dari pada peran yang

diusulkan Peaget, keduanya tidak mendukung pengajaran diaktivis diganti

sepenuhnya. Sebaliknya mereka malah menyatakan walaupun anak dilibatkan

dalam pembelajaran aktif, guru harus aktif mendampingi setiap kegiatan anak-

anak. Dalam istilah teoristis ini berarti anak-anak bekerja dalam zona

perkembangan proksimal dan guru menyediakan scaffolding bagi anak.

2. Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya

juga berpengaruh pada perkembangan kognitif anak. Berlawanan dengan

pembelajaran lewat penemuan individu (individual discovery learning) kerja

kelompok secara kooperatif tampaknya mempercepat perkembangan anak.

3. Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluas menjadi pengajaran

pribadi oleh teman sebaya, yaitu seorang anak mengajari anak lainnya yang

agak tertinggal didalam pelajaran. Foot et al, menjelaskan pengajaran oleh

teman sebaya ini dengan menggunakan teori vygotsky. Satu anak bisa lebih

efektif membimbing anak lainnya melewati ZPD karena mereka sendiri baru

saja melewati tahap itu sehingga bisa dengan mudah melihat kesulitan-

kesulitan yang dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding yang sesuai.

Komputer juga dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dalam

berbagai cara. Dalam prespektif pengikut vygotsky - bruner, perintah-perintah dilayar

komputer merupakan scaffolding. Ketika anak menggunakan perangkat lunak atau

software pendidikan, komputer menggunakan bantuan atau petunjuk scara detail

seperti yang diisyaratkan sesuai kedudukan anak dalam ZPD. Tidak dipungkiri lagi

beberapa anak dikelas lebih terampil dalam menggunakan computer sebagai tutor

bagi teman sebayanya. Dengan murid-murid yang bekerja dengan komputer guru bisa

bebas mencurahkan perhatiannya kepada individu-individu yang memerlukan

bantuan dan menyiapkan scaffolding yang sesuai bagi masing-masing anak.

18

Page 18: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Teori pembelajaran Vygossky juga dapat kita gunakan sebagai salah satu teori

di dalam model cooperative learning.

Menurut Suparno (1997), pembelajaran merupakan suatu per-kembangan

pengertian. Dia membedakan adanya dua pe-ngertian pembelajaran yaitu, yang

spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan adalah pengertian yang didapati

secara terus dan pengalaman siswa didapati dalam kehidupan seharian. Pengertian

ilmiah adalah pengertian yang diperoleh di sekolah. Selanjutnya, Suparno (1997)

mengatakan kedua-dua konsep itu saling berkaitan terus menerus. Apa yang dihadapi

siswa di sekolah mempengaruhi perkembangan konsep yang diperoleh dalam

kehidupan sehari-hari dan sebaliknya.

Sumbangan teori Vigotsky adalah penekanan pada bakat sosio budaya dalam

pembelajaran. Menurutnya, pembelajaran terjadi ketika siswa bekerja dalam zona

perkembangan proksima (zone of proximal development). Zon perkembangan

proksima adalah tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan

seseorang pada ketika pembelajaran berlaku?

Astuty (2000) secara terperinci, mengemukakan bahwa yang dimaksudkan

dengan “zon per-kembangan proksima” adalah jarak antara tingkat per-kembangan

sesungguhnya dengan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan

sesungguhnya adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan

tingkat per-kembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan rakan sebaya yang lebih mampu.

Oleh yang  demkian, maka tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan melalui

model pembelajaran koperatif. Ide penting lain juga diturunkan Vygotsky ialah

konsep pemenaraan (scaffolding) (Nur 2000), yaitu memberikan sejumlah bantuan

kepada siswa pada tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian menguranginya dan

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab sekadar

yang  mereka mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk, peringatan, dorongan,

menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan, memberi contoh ataupun

hal-hal lain yang memungkinkan siswa tumbuh kendiri.

Dalam teori Vygotsky dijelaskan bahwa ada hubungan secara langsung antara

domain kognitif dengan sosio budaya. Kualiti berfikir siswa dibina dan aktivitas 19

Page 19: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

sosial siswa di dalam bilik darjah, dikembangkan dalam bentuk kerjasama antara

siswa dengan siswa lainnya yang lebih mampu di bawah bimbingan orang dewasa

dan guru.

Di Indonesia, program penelusuran bakat dan minat yang dikembangkan oleh

beberapa universitas negeri dan swasta adalah salah satu bagian yang tak terpisahkan

dengan pandangan Vygotsky yang melihat umur bukanlah hal yang sangat prinsipil

dalam mengembangkan kreativitas anak.

Di Perguruan tinggi sekelas Institut Teknologi Bandung (ITB) dan beberapa

universitas lainnya, telah mengembangkan program penelusuran bakat dan minat

yang mereka beri nama jalur Penelusuran Minat, Bakat, dan Potensi atau disingkat

(PMPB).

Begitu pentingnya menggali dan mengkonstruksi potensi peserta didik,

mereka memberikan ujian masuk tersendiri yang terpisah dari ujian masuk mahasiswa

pada umumnya.

Program eskalasi dan akselerasi di sekolah dasar seperti yang banyak

dikembangkan dan dibicarakan sehubungan dengan keinginan untuk menggali potensi

anak berbakat merupakan kontribusi Vygotsky dalam mengembangkan pendidikan.

Eskalasi mengandung pengertian penanjakan kehidupan mental, sedangkan

akselerasi, acceletion, secara singkat diterjemahkan percepatan (Semiawan, 2002).

Lebih jauh, Semiawan (1997) membagi pengertian akselerasi ke dalam dua bagian.

Pertama, akselerasi sebagai model pelayanan pembelajaran. Kedua, akselerasi

kurikulum atau akselerasi program.

Pengertian yang pertama dapat dijalankan dengan memberikan kesempatan

yang sebesar-besarnya kepada anak berbakat untuk melompat ke tingkat yang lebih

tinggi. Misalnya, seorang anak kelas II SD memiliki kemampuan lebih tinggi pada

mata pelajaran matematika.

Setelah diberikan tes kemampuan ternyata anak itu memiliki kemampuan

yang sama dengan kemampuan anak yang berada di kelas III SD, maka anak tersebut

diberi kesempatan untuk duduk di kelas III SD khusus untuk mata pelajaran

matematika dan tetap berada di kelas II SD untuk mata pelajaran lainnya. Sedangkan

pengertian yang kedua dapat dijalankan dengan melakukan peringkasan program.20

Page 20: Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky

Misalnya, program yang sebenarnya ditempuh dalam waktu empat bulan

dapat dipercepat menjadi satu bulan tanpa mengubah kualitas isi yang diberikan. Di

sisi lain, program eskalasi dapat dijalankan dengan memberikan pengayaan materi

yang memperhatikan fleksibilitas dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

Seperti dalam program akselerasi, program pengayaan dapat dilakukan secara

horizontal dan vertikal. Pengayaan horizontal mengandung pengertian kesejajaran

tingkat pengayaan yang diberikan kepada kelas yang sama, sedangkan pengayaan

vertikal dapat dijalankan dengan memberikan pengayaan pada kelas yang lebih

tinggi.

Masih menurut Vygotsky, dengan melibatkan anak berdiskusi dan berfikir

(reasoning) dalam mempelajari segala kejadian, akan mendorong anak untuk

merefleksikan apa yang telah dikatakan atau diperbuatnya. Hal ini dapat menjadi

“inner speech” atau “inner dialogue”, dialog dengan dirinya sendiri. Ini proses awal

bagi anak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

Selanjutnya, dikemudian hari ia akan mampu mengevaluasi diri, menganalisis

kekurangan serta kekuatan yang dimilikinya. Dengan terbiasa melibatkan anak

diskusi, akan membantu anak untuk bisa berfikir pada tahapan yang lebih tinggi atau

meta-cognition. Proses seperti ini dapat membuatnya menjadi manusia spiritual, yaitu

manusia yang tahu siapa dirinya, dan mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah

bagian dari masyarakat, komunitas dan alam semesta. 

I. DAFTAR PUSTAKA

Rita E.I.,dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta : UNY Press.

Sugihartono,dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.

http://www.wikipedia.org/vygotsky.html diakses tanggal 18 Oktober 2010

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/Teori-Vygotsky diakses tanggal 20 Oktober 2010

http://www.al-azhar.ac.id/konsep-vygotsky.html diakses tanggal 22 Oktober 2010

http://teoribelajar.blogspot.com/2008/10/vygotsky-pandangan-dan-kontribusinya.html

diakses tanggal 22 Oktober 2010

21