tinjauan lapkas cpc

Upload: rine-nelli

Post on 13-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    1/17

    12

    BAB III

    KOR PULMONAL

    3.1. Definisi

    Kor pulmonal adalah hipertrofi/dilatasi ventrikel kanan akibat

    hipertensi pulmonal yang disebabkan penyakit parenkim paru dan atau

    pembuluh darah paru yang tidak berhubungan dengan kelainan jantung kiri.

    Istilah hipertrofi yang bermakna patologi menurut weitzenblum sebaiknya

    diganti menjadi perubahan struktur dan fungsi ventrikel kanan. Untuk

    menetapkan adanya kor pulmonal seara klinis pada pasien gagal napas

    diperlukan tanda pada pemeriksaan fisis yakni edema. !ipertensi pulmonal

    "sine #ua non$ dengan kor pulmonal maka definisi kor pulmonal yang

    terbaik adalah hipertensi pulmonal yang disebabkan penyakit yang mengenai

    struktur dan atau pembuluh darah paru% hipertensi pulmonal menghasilkan

    pembesaran ventrikel kanan &hipertrofi dan atau dilatasi' dan berlanjut

    dengan berjalannya waktu menjadi gagal jantung kanan. (enyakit paru

    obstruktif kronis &(()K' merupakan penyebab utama insufisiensi respirasi

    kronik dari kor pulmonal* diperkirakan hingga +,-, kasus0.

    3.2. Etiologi dan Epidemiologi

    Kor pulmonal terjadi akibat adanya perubahan akut atau kronis pada

    pembuluh darah paru dan atau parenkim paru yang dapat menyebabkan

    terjadinya hipertensi pulmonal.+

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    2/17

    1

    (revalensi pasti kor pulmonal sulit dipastikan karena dua alasan.

    (ertama* tidak semua kasus penyakit pru kronis menjadi kor pulmonal* dan

    kedua* kemampuan kita untuk mendiagnosa hipertensi pulmonal dan kor

    pulmonal dengan pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium tidaklah sensitif.

    amun* kemajuan terbaru dalam 2-3 eho/3oppler memberikan kemudahan

    untuk mendeteksi dan mendiagnosis suatu kor pulmonal.2 3iperkirakan

    prevalensi kor pulmonal adalah 4 sampai 0 dari seluruh penyakit jantung

    berdasarkan hasil penyelidikan yang memakai kriteria ketebalan dinding

    ventrikel post mortem.4

    (enyakit yang mendasari terjadinya kor pulmonal dapat digolongkan

    menjadi 5 kelompok 6

    1. (enyakit pembuluh darah paru.

    2. (enekanan pada arteri pulmonal oleh tumor mediastinum* aneurisma*

    granuloma atau fibrosis.

    . (enyakit neuro muskular dan dinding dada.

    5. (enyakit yang mengenai aliran udara paru* alveoli* termasuk (enyakit

    (aru )bstruktif Kronis &(()K'* penyakit paru interstisial dan gangguan

    pernafasaan saat tidur.

    (enyakit yang menjadi penyebab utama dari kor pulmonal kronis adalah

    (()K* diperkirakan +,-, kasus0.

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    3/17

    15

    3.3. Patogenesis

    (enyakit-penyakit yang dapat menyebabkan kor pulmonal adalah

    penyakit yang seara primer menyerang pembuluh darah paru-paru* seperti

    emboli paru-paru berulang* dan penyakit yang mengganggu aliran darah

    paru-paru akibat penyakit pernapasan obstruktif atau restriktif.4

    7papun penyakit awalnya* sebelum timbul kor pulmonal biasanya

    terjadi peningkatan resistensi vaskuler paru dan hipertensi pulmonal.

    !ipertensi pulmonal pada akhirnya meningkatkan beban kerja dari ventrikel

    kanan* sehingga mengakibatkan hipertrofi dan kemudian gagal jantung. 8itik

    kritis dari rangkaian kejadian ini nampaknya terletak pada peningkatan

    resistensi vaskuler paru pada arteri dan arteriola keil.4

    9eiring dengan timbulnya hipertensi pulmoner maka beban kerja

    ventrikel kanan akan bertambah bersamaan dengan peningkatan afterload.

    !ipertrofi karena proses adaptasi meningkatkan massa otot dan kebutuhan

    oksigen. amun penebalan massa otot dan kekakuan ventrikel kanan sendiri

    dapat menekan lumen arteri koroner kanan sehingga timbul gangguan perfusi

    miokard. 7kibatnya ventrikel kanan dalam kondisi relative iskemia dan

    perlahan-lahan mengalami disfungsi. 3ilatasi ventrikel kanan juga

    menyebabkan regurgitasi katup triuspid dan memperberat beban ventrikel

    kanan. :entuk ventrikel kanan yang tadinya bulan sabit perlahan berubah

    menjadi struktur yang lebih bulat dan mampu menghasilkan kontraksi lebih

    kuat untuk melawan resistensi paru yang meningkat.

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    4/17

    1;

    Kor pulmonale kronik dihubungkan dengan perjalanan penyakit yang

    perlahan. aktor berikutnya adalah perubahan

    proses pertukaran gas* yaitu perbaikan atau perburukan hipoksemia*

    hiperkapnia dan asidosis. (erubahan pada beban volume juga berperan

    penting* yaitu dinamika saat e?erise* peningkatan denyut

    jantung* polisitemia serta retensi garam dan air. (ada suatu titik ventrikel

    kanan tidak mampu lagi berfungsi dalam kondisi beban tekanan tinggi

    sehingga terjadi gagal jantung kanan.

    3isfungsi ventrikel kiri dapat dijumpai pada sebagian pasien kor

    pulmonale namun tampaknya bukan disebabkan seara langsung oleh

    kelainan ventrikel kanan. (enyebab dasarnya adalah gangguan primer

    ventrikel kiri seperti penyakit arteri koroner atau hipertensi sistemik yang

    hadir bersamaaan dengan kor pulmonale. Kehadiran gagal jantung kiri

    merupakan penyulit serius kor pulmonale karena peningkatan tekanan atrium

    kiri dan retensi airan seara keseluruhan memperburuk fungsi paru*

    meningkatkan beban pernapasan* meningkatkan tekanan arteri pulmonal*

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    5/17

    14

    mengganggu pertukaran gas di paru dan dapat menetuskan terjadinya gagal

    napas. @ika gangguan pada ventrikel kiri telah ada sebelumnya maka

    kehadiran hipoksia* hiperkapnia dan asidosis yang timbul karena penyakit

    paru akan menetuskan gagal jantung.

    3.5. (erjalanan (enyakit !ipertensi (ulomonal (ada (()K

    Aurah jantung dari ventrikel kanan disesuaikan dengan preload*

    konraktilitas dan afterload. Beski dinding ventrikel kanan tipis* namun

    masih dapat memenuhi kebutuhan saat terjadi alira balik vena meningkat

    mendadak &seperti saat menarik nafas'.

    (eningkatan afterload akan menyebabkan pembesaran ventrikel kanan

    yang berlebihan. !al ini terjadi karena tahanan di pembuluh darah paru

    sebagai akibat sebagai akibat gangguan di pembuluh darah sendiri maupun

    akibat kerusakan parenkim paru. (eningkatan afterload ventrikel kanan dapat

    terjadi karena hiperinflasi paru akibat (()K* sebagai akibat kompresi

    kapiler alveolar dan pemanjangan pembuluh darah dalam paru. (eningkatan

    ini juga dapat terjadi ketika volume paru turun mendadak akibat reseksi paru*

    demikian pula pada restriksi paru ketika pembuluh darah mengalami

    kompresi dan berubah bentuk. 7fterload meningkat pada ventrikel kanan

    juga dapat ditimbulkan pada vasokontriksi paru dengan hipoksia atau

    asidosis.

    (erubahan hemodinamik kor pulmonal pada (()K dari normal

    menjadi hipertensi pulmonal* kor pulmonal* dan akhirnya menjadi kor

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    6/17

    10

    pulmonal yang diikuti dengan gagal jantung0.

    3.. Diagnosis

    3iagnosis kor pulmonal dapat ditegakkan jika terbukti terdapat adanya

    hipertensi pulmonal akibat dari kelainan fungsi dan atau struktural paru.

    Untuk menegakkan diagnosis kor pulmonal seara pasti maka dilakukan

    prosedur anamnesis* pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seara

    tepat. (ada anamnesis dan pemeriksaan fisik pemeriksa dapat menemukan

    data-data yang mendukung ke arah adanya kelainan paru baik seara

    struktural maupun fungsional. 7danya hipertensi pulmonal tidak dapat

    ditegakkan seara pasti dengan hanya pemeriksaan fisik dan anamnesis tetapi

    membutuhkan pemeriksaan penunjang.

    3.!. Anamnesis dan Peme"i#saan $isi#

    (erlu dilakukan anamnesis yang teliti ada tidaknya penyakit paru yang

    mendasari dan jenis kelainan paru seperti batuk kronik yang produktif* sesak

    nafas waktu beraktifitas* nafas yang berbunyi* mudah lelah. 8ingkat klinis

    kor pulmonal dimulai dengan (()K kemudian (()K dengan hipertensi

    pulmonal dan akhirnya menjadi (()K dengan hipertensi pulmonal serta

    gagal jantung kanan. 8anda-tanda (()K dapat berupa6 asidosis* hiperkapnia*

    hipoksia* polisitemia dan hiperviskositas darah. (ada fase awal berupa

    pembesaran ventrikel kanan* tidak menimbulkan keluhan jadi lebih banyak

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    7/17

    1+

    keluhan akibat penyakit parunya. Keluhan akibat pembesaran ventrikel

    kanan baru timbul bila sudah ada gagal jantung kanan misalnya edema dan

    nyeri parut kanan atas. Infeksi paru sering menetuskan gagal jantung*

    hipersekresi branhus* edema alveolar* serta bronkospasme yang

    menurunkan ventilasi paru lalu timbul gagal jantung kanan.12&9udoyo'

    3ispnea merupakan gejala yang paling umum terjadi* biasanya karena

    adanya peningkatan kerja pernapasan akibat adanya perubahan dalam

    elastisitas paru-paru &fibrosis penyakit paru' atau adanya over inflasi pada

    penyakit (()K'. yeri dada atau angina juga dapat terjadi. !al ini terjadi

    disebabkan oleh iskemia pada ventrikel kanan atau teregangnya arteri

    pulmonalis. !emoptisis* karena rupturnya arteri pulmonalis yang sudah

    mengalami arteroslerotik atau terdilatasi akibat hipertensi pulmonal juga

    dapat terjadi. :isa juga ditemukan variasi gejala-gejala neurologis* akibat

    menurunnya urah jantung dan hipoksemia.12

    9elanjutnya pada pemeriksaan fisik* kita bisa mendapatkan keadaan

    sianosis* suara (2 yang mengeras* ventrikel kanan dapat teraba di parasternal

    kanan. 8erdapatnya murmur pada daerah pulmonal dan triskuspid dan

    terabanya ventrikel kanan merupakan tanda yang lebih lanjut. :ila sudah

    terjadi fase dekompensasi* maka gallop &9' mulai terdengar dan selain itu

    juga dapat ditemukan murmur akibat insufisiensi trikuspid. 3ilatasi vena

    jugularis* hepatomegali* splenomegali* asites dan efusi pleura merupakan

    tanda-tanda terjadinya overload pada ventrikel kanan.2

    3.%. Peme"i#saan Pen&n'ang

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    8/17

    1

    3.%.1. Peme"i#saan da"a(

    !ipertensi pulmoner &!(' dihubungkan dengan hipoksemia dan

    hiperkapnia pada pasien (()K* dengan keenderungan untuk terjadi !( jika

    (a)2 C4, mm!g dan (a A)2 D5, mm!g. (eningkatan nilai hematokrit

    juga dapat berperan untuk terjadinya !(.

    3.%.2. Radiologi

    Etiologi kor pulmonal kronis amat banyak dan semua etiologi itu akan

    menyebabkan berbagai gambaran parenkim dan pleura yang mungkin dapat

    menunjukkan penyakit primernya. Fambaran radiologi hipertensi pulmonal

    adalah dilatasi arteri pulmonalis utama dan abang-abangnya* meruning ke

    perifer* dan lapang paru perifer tampak relatif oligemia. (ada hipertensi

    pulmonal* diameter arteri pulmonalis kanan D14mm dan diameter arteri

    pulmonalis kiri D1+mm pada penderita. !ipertrofi ventrikel kanan

    terlihat pada rontgen thoraks (7 sebagai pembesaran batas kanan jantung*

    pergeseran kearah lateral batas jantung kiri dan pembesaran bayangan

    jantung ke anterior* ke daerah retrosternal pada foto dada lateral.

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    9/17

    2,

    Fambar 2. >oto thoraks anteroposterior dan lateral kor pulmonal

    3.%.3. Ele#t"o#a"diog"am

    Fambaran abnormal kor pulmonal pada pemeriksaan EKF dapat

    berupa6

    a. 3eviasi sumbu ke kanan. 9umbu gelombang p G ,, atau lebih.

    b. 8erdapat pola 91 92 9

    . Hasio amplitude H/9 di

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    10/17

    21

    inkomplet.

    g. 8erdapat gelombang 8 terbalik* mendatar* atau bifasik pada sadapan

    prekordial.

    h. Felombang H9 dengan voltase lebih rendah terutama pada (()K

    karena adanya hiperinflasi.

    i. !ipertrofi ventrikel kanan yang sudah lanjut dapat memberikan

    gambaran gelombang di sadapan prekordial yang dapat

    membingungkan dengan infark miokard.

    j. Kadang dijumpai kelainan irama jantung mulai dari depolarisasi

    prematur atrium terisolasi hingga supraventrikuler takikardi* termasuk

    takikardi atrial paroksismal* takikardi atrial multifokal* fibrilasi atrium*

    dan atrial flutter. 3isritmia ini dapat dietuskan karena keadaan penyakit

    yang mendasari &keemasan* hipoksemia* gangguan keseimbangan

    asam- basa* gangguan elektrolit* serta penggunaan bronkodilator

    berlebihan'.1

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    11/17

    22

    3.%.). E#o#a"diog"afi

    9alah satu penitraan yang bisa digunakan untuk melakukan

    penegakan diagnosis kor pulmonal adalah dengan ekokardiografi. 3ari hasil

    ekokardiografi dapat ditemukan dimensi ruang ventrikel kanan yang

    membesar* tapi struktur dan dimensi ventrikel kiri normal. (ada gambaran

    ekokardiografi katup pulmonal* gelombang "a$ hilang* menunjukkan

    hipertensi pulmonal. Kadang-kadang dengan pemeriksaan ekokardiografi

    susah terlihat katup pulmonal karena "aousti window$ sempit akibat

    penyakit paru.15

    Fambar . Elektrokardiografi Kor (ulmonal

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    12/17

    2

    Fambar 5. Ekokardiografi Kor (ulmonal &3ilatasi atrium dan ventrikel kanan'

    3.%.. *ent"i#&log"afi "adionli" dan s#intig"afi mio#a"di&m

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    13/17

    25

    menggunakan materi radioaktif* umumnya 8halium atau 8ehnetium* untuk

    melihat gambaran miokard pasien dan memperkirakan overload ventrikel

    kanan dengan sensitivity sekitar 0. amun metode ini bersifat kualitatif

    dan jarang dipakai untuk evaluasi fungsi ventrikel kanan.

    3.%.!.Magnetic resonance imaging+MRI,

    9ampai saat ini BHI merupakan modaliti terbaik untuk menilai

    dimensi ventrikel kanan. 9ebagian besar penelitian terbaru menggunakan

    BHI sebagai baku emas &gold standard'. 8eknik ini juga tidak invasif dan

    tidak memberikan beban radioaktif pada pasien. Kekurangannya adalah

    mahal dan tidak tersedia seara luas. 3engan BHI dapat dihitung indeks

    hipertrofi ventrikel kanan* didapat dari membagi ketebalan dinding bebas

    ventrikel kanan dengan ketebalan dinding posterior ventrikel kiri. Indeks ini

    berkorelasi baik dengan rerata tekanan arteri pulmoner &rJ,*+' sehingga

    dapat dipakai untuk mendeteksi hipertensi pulmoner.

    3.%.%. Katete"isasi 'ant&ng #anan

    Kateterisasi jantung kanan adalah baku emas untuk evaluasi fungsi

    jantung kanan dan diagnosis hipertensi pulmoner. (emeriksaan ini berperan

    penting untuk membedakan kor pulmonale dari disfungsi ventrikel kiri jika

    tampilan klinis meragukan. Belalui kateterisasi dapat dihitung seara

    langsung tekanan arteri pulmoner* tekanan baji arteri pulmoner dan urah

    jantung. Kateterisasi jantung merupakan prosedur invasive.

    Katetermultichanneldimasukkan melalui vena jugularis* femoralis atau

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    14/17

    2;

    ubital. (ada kor pulmonale tekanan diastoli arteri pulmoner lebih tinggi

    daripada tekanan baji* berbeda dengan gagal jantung kiri dan stenosis mitral.

    8ekanan arteri pulmoner dapat sangat tinggi pada penyakit vaskuler paru dan

    penyakit interstisial paru namun hanya sedikit yang meningkat atau bahkan

    normal pada (()K. 9ekitar ;, pasien (()K menderita hipertensi

    pulmoner saat istirahat. (ada pasien dengan nilai normal saat istirahat*

    hipertensi pulmoner dapat terjadi saat aktivitas atau olahraga.

    3.-. Penatala#sanaan

    (enatalaksanaan kor pulmonal dari aspek jantung bertujuan untuk

    menurunkan hipertensi pulmonal* mengobati gagal jantung kanan*

    meningkatkan kelangsungan hidup* dan mengobati penyakit dasar dan

    komplikasinya.1

    3.-.1. e"api O#sigen

    Bekanisme bagaimana terapi oksigen dapat menigkatkan

    kelangsungan hidup belum diketahui pasti* namun ada 2 hipotesis6 &1' terapi

    oksigen mengurangi vasokontriksi dan menurunkan resistensi vaskuler paru

    yang kemudian meningkatkan isi sekunup ventrikel kanan* &2' terapi

    oksigen meningkatkan kadar oksigen arteri dan meningkatkan hantaran

    oksigen ke jantung* otak* dan organ vital lainnya.

    (emakaian oksigen seara kontinyu selama 12 jam &National Institute

    of Health, USA'% 1; jam &British Medical Research Counsil' * dan 25 jam

    &I!' meningkatkan kelangsungan hidup dibanding kan dengan pasien tanpa

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    15/17

    24

    terapi oksigen.

    Indikasi terapi oksigen adalah (a)2 ;; mm!g atau 9a)2 ++*

    (a)2 ;;-; mm!g* dan disertai salah satu dari tanda seperti* edema yang

    disebabkan gagal jantung kanan* ( pulmonal pada EKF* dan eritrositosis

    hematokrit D ;4.1

    3.-.2. Di&"eti#a

    3iuretika diberikan untuk mengurangi tanda-tanda gagal jantung

    kanan. amun harus dingat* pemberian diuretika yang berlebihan dapat

    menimbulkan alkalosis metabolik yang bisa memiu peningkatan

    hiperkapnia. 3isamping itu* dengan terapi diuretika dapat terjadi

    kekurangan airan yang mengakibatkanpreloadventrikel kanan dan urah

    jantung menurun.1**+

    3.-.3. *asodilato"

    (emakaian vasodilator seperti nitrat* hidralazin* antagonis kalsium*

    agonis alfa adrenergik* 7AE-I* dan postaglandin belum direkomendasikan

    pemakaiannya seara rutin.

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    16/17

    20

    pada pasien kor pulmonal dengan fungsi ventrikel normal* hanya pada

    pasien kor pulmonal dengan fungsi ventrikel kiri yang menurun* digoksin

    bisa meningkatkan fungsi ventrikel kanan. (ada pemberian digitalis perlu

    diwaspadai resiko aritmia.1*

    3.-.. Anti#oag&lan

    3iberikan untuk menurunkan resiko terjadinya tromboemboli akibat

    disfungsi dan pembesaran ventrikel kanan dan adanya faktor imobilisasi

    pada pasien.1

    3.-.!. $le/otomi

    >lebotomi dapat menurunkan tekanan arteri pulmoner pada pasien

    kor pulmonale dengan kadar hematokrit yang tinggi. !ematokrit yang

    diturunkan sampai senilai ;, akan memperbaiki hemodinamik pasien baik

    saat istirahat maupun aktiviti serta memperbaiki proses pertukaran gas di

    paru &penurunan resistensi vaskuler paru dan peningkatan p)2' pada pasien

    (()K stabil dan hipertensi pulmoner. >lebotomi dipertimbangkan bila

    kadar hematokrit di atas ;;-4, dengan pengeluaran volume darah yang

    keil &2,,-,, ml' dan dilakukan dengan pengawasan.

    3.0. P"ognosis

    (rognosis kor pulmonal yang disebabkan oleh (()K lebih baik dari

    prognosis kor pulmonal yang disebabkan oleh penyakit paru lain seperti

    Lrestritive pulmonary diseaseL* dan kelainan pembuluh darah paru. >orrer

  • 7/26/2019 tinjauan lapkas cpc

    17/17

    2+

    mengatakan penderita kor pulmonal masih dapat hidup antara ; sampai 10 tahun

    setelah serangan pertama kegagalan jantung kanan* asalkan mendapat pengobatan

    yang baik. (admavati dkk di India mendapatkan angka antara 15 tahun. 9adouls

    di (eranis mendapatkan angka 1, sampai 12 tahun.