teori piaget tentang perkembangan kognitif
DESCRIPTION
Psikologi PembelajaranTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup
tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam
lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan
konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep
yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan
diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang
memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini
digolongkan ke dalamkonstruktivisme, yang berarti, tidak seperti
teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan
pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita
membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan
sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget
memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk
memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan
semakin canggih seiring pertambahan usia.1 Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Pieget Itu ?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Kognitif ?
3. Bagaimna Teori Piaget Tentang Perkembangan Kognitif ?
4. Bagaimana Implementasi Teori Piaget dalam pembelajaran?
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif (Diakses pada diakses 25 September 2014)
1
C. Tujuan
1. Mengetahui Biografi piaget
2. Mengetahui definisi dari kognitif
3. Mengetahui teori piaget tentang perkembangan kognitif
4. Mengetahui implementasi teori piaget dalam pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Jean Piaget
Jean Piaget adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss,
yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak - anak dan teori
perkembangan kognitifnya. Menurut Ernst von Glasersfeld, Jean Piaget adalah juga
"perintis besar dalam teori konstruktivis tentang pengetahuan”. Karya Piaget pun
banyak dikutip dalam pembahasan mengenai psikologi kognitif.
Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus di Neuchâtel di wilayah Swiss yang
berahasa Perancis dan meninggal pada tanggal 16 September 1980 pada umur 84
tahun. Ayahnya, Arthur Piaget, adalah seorang profesor dalam sastra Abad
Pertengahan di Universitas Neuchâtel. Piaget adalah seorang anak yang terlalu
cepat menjadi matang, yang mengembangkan minatnya dalam biologi dan dunia
pengetahuan alam, khususnya tentangmoluska (kerang-kerangan), dan bahkan
menerbitkan sejumlah makalah sebelum ia lulus dari SMA. Malah, kariernya yang
panjang dalam penelitian ilmiah dimulai ketika ia baru berusia 11 tahun, dengan
diterbitkannya sebuah makalah pendek pada 1907 tentang burung gereja albino.
Sepanjang kariernya, Piaget menulis lebih dari 60 buah buku dan ratusan artikel.
Piaget memperoleh gelar Ph.D. dalam ilmu alamiah dari Universitas Neuchâtel,
dan juga belajar sebentar di Universitas Zürich. Selama masa ini, ia menerbitkan
dua makalah filsafat yang memperlihatkan arah pemikirannya pada saat itu, tetapi
yang belakangan ditolaknya karena dianggapnya sebagai karya tulis
seorang remaja. Minatnya terhadap psikoanalisis, sebuah aliran
pemikiran psikologi yang berkembang pada saat itu, juga dapat dicatat mulai
muncul pada periode ini.
Belakangan ia pindah dari Swiss ke Grange-aux-Belles, Perancis, dan di sana ia
mengajar di sekolah untuk anak-anak lelaki yang dikelola oleh Alfred Binet,
pengembang tes intelegensia Binet. Ketika ia menolong menandai beberapa contoh
3
dari tes-tes intelegensia inilah Piaget memperhatikan bahwa anak-anak kecil terus-
menerus memberikan jawaban yang salah untuk pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Piaget tidak terlalu memperhatikan pada jawaban – jawaban yang keliru itu,
melainkan pada kenyataan bahwa anak-anak yang kecil itu terus-menerus membuat
kesalahan dalam pola yang sama, yang tidak dilakukan oleh anak-anak yang lebih
besar dan orang dewasa. Hal ini menyebabkan Piaget mengajukan teori bahwa
pemikiran atau proses kognitif anak-anak yang lebih kecil pada dasarnya berbeda
dengan orang-orang dewasa. (Belakangan, ia mengajukan teori global tentang
tahap-tahap perkembangan yang menyatakan bahwa setiap orang memperlihatkan
pola-pola kognisi umum yang khas dalam setiap tahap perkembangannya.) Pada
1921, Piaget kembali ke Swiss sebagai direktur Institut Rousseau di Jenewa.
Pada 1923, ia menikah dengan Valentine Châtenay, salah seorang
mahasiswinya. Pasangan ini memperoleh tiga orang anak, yang dipelajari oleh
Piaget sejak masa bayinya. Pada 1929, Jean Piaget menerima jabatan sebagai
Direktur Biro Pendidikan Internasional, yan tetap dipegangnya hingga 1968. Setiap
tahun, ia menyusun "Pidato Direktur"nya untuk Dewan BPI itu dan untuk
Konferensi Internasional tentang Pendidikan Umum, dan di dalamnya ia secara
eksplisit mengungkapkan keyakinan pendidikannya.2
B. Pengertian Kognitif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kognitif yaitu yang berdasarkan kepada
faktual yang empiris (berdasarkan pengalaman). Akan tetapi dari KBBI sendiri
masih belum terperinci jelas definisi dari kognitif. Maka untuk memperjelas
definisi kognitif kita harus mengetahui ranah kognitif sehingga dari situlah kita
nanti akan mendapatkan suatu kesimpulan. Ranah kognitif didefinisikan sebagai
ranah yang mencakup mental (otak) segala upaya yang menyangkut aktivasi otak
adalah termasuk dalam ranah kognitif itu sendiri. Ranah kognitif memiliki enam
jenjang aspek yaitu penghafalan, pemahaman, penerapan, analisi, sintesis,
penilaian.2 http://id.wikipedia.org/wiki/Jean_Piaget ( Diakses pada diakses 24 September 2014)
4
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan
dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari
untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah sub
taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang seiring berawal dari
tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
C. Teori Piaget Tentang Perkembangan Kognitif
Teori Piaget mucul karena keberatannya terhadap baik empirisme, maupun
rasioanalisme, dan menurutnya teorinya merupakan suatu sintesis keduanya
(gambar dibawah). Salah satu cara menjelaskan sintesis ini ialah dengan
membandingkan “bagian lonjong” dengan impitan antara kedua lingkaran yang
terdapat didalamnya, yang menggambarkan empirisme dan rasionalisme. Impitan
itu menunjukkan fakta bahwa para empiris mengakui pentingnya penalaran dan
para rasionalis mengakui pentingnya input indra. Ketidaksetujuan muncul bila
orang harus memutuskan secara relatif peentingnya pengamatan dan penalaran
untuk mencapai kebenaran. Teori Piaget berbeda dengan impitan ini dalam hal
Piaget berpendapat bahwa observasi dan penalaran tidak hanya penting karena
masalah berimpitannya, tetapi keduanya saling bergantung karena yang satu tidak
terjadi tanpa yang lain. 3
3 Wilis Dahar, Ratna. 2006. Teori – Teori Belajar dan Pembelajaran. Hal 132 - 133
5
a. Perkembangan Intelektual
Dalam perkembangan intelektual ada tiga aspek yang diteliti oleh Piaget yaitu
struktur, isi (konten) dan fungsi.
1. Struktur
Untuk sampai pada pengertian struktur diperlukan suatu pengetian yang
eart hubungannya dengan struktur yaitu pengertian operasi. Piaget
berpendapat bahwa ada hubungannya fungsional antara fisik, tindakan
mental, dan perkembangan berpikir logis anak – anak. Operasi mempunyai
empat ciri diantaranya adalah4
Ciri operasi pertama merupakan tindakan yang terinternalisasi; ini
berarti tindakan itu baik merupakan tindakan mental maupun tindakan
fisik tanpa ada garis pemisah antara keduanya. Contoh, Fauzia
mengumpilkan semua kelereng biru dan semua kelereng hijau, tindakan
yang dilakukan fauzia merupakan baik tindakan mental maupun fisik.
Secara fisik ia memindahkan kelereng – kelereng itu, tetapi tindakannya
itu dibimbing oleh hubungan “sama” dan “berbeda” yang diciptakannya
dalam pikirannya.
Ciri operasi kedua merupakan operasi reversibel. Misalnya menambah
dan mengurangi merupakan operasi yang sama yang dilakukan dengan
arah yang berlawanan: 2 dapat ditambahkan pada 1 untuk memperoleh
3; atau 1 dapat dikurangi dari 3 untuk memperoleh 2.
Ciri operasi ketiga adalah selalu tetap, walaupun selalu terjadi
transformasi atau perubahan. Dalam proses penambahan misalnya
pasangan bilangan dapat dikelompokkan dengan berbagai cara (5 – 1, 4
– 2, 3 – 3), tetapi jumlahnya tetap.
Ciri operasi keempat adalah operasi yang berdiri sendiri. Suatu operasi
selalu berhubungan dengan struktur atau sekumpulan operasi. Misalnya
operasi penjumlahan - pengurangan berhubungan dengan operasi
klasifikasi, pengurutan, dan konservasi bilangan. Operasi itu saling
membutuhkan. Jadi, operasi itu adalah tindakan – tindakan mental yang
4 Wilis Dahar, Ratna. 1988. TEORI – TEORI BELAJAR. Hal 149 - 152
6
terinternalisasi, reversibel, tetap dan terintegrasi dengan struktur –
struktur dan operasi – operasi lainnya.
Struktur merupakan organisasi mental tingkat tinggi, satu tingkat lebih
tinggi dari operasi – operasi. Menurut Piaget, struktur intelektual terbentuk
pada individu waktu ia berinteraksi dengan lingkungannya. Struktur yang
terbentuk lebih memudahkan individu itu menghadapi tuntutan yang
makin meningkat dari lingkungannya. Diperolehnya suatu sruktur berarti
telah terjadi suatu perubahan dalam perkembangan intelektual anak.
2. Isi
Aspek kedua yang menjadi perhatian Piaget adalah aspek isi. Yang
dimaksudkan dengan isi ialah pola perilaku anak yang khas yang tercermin
pada respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang
dihadapinya.
3. Fungsi
Fungsi adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan
intelektual. Menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua
fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.
Organisasi memberikan pada organisme kemampuan untuk
mengorganisasi proses – proses fisik menjadi sistem – sistem yang teratur dan
berhubungan. Dalam lingkungannya fisik misalnya ikan memiliki sejumlah
struktur yang membuat ikan berfungsi secara efektif dalam air, yaitu insang,
sistem sirkulasi, mekanisme suhu. Semua struktur ini berkerja sama secara
efesien untuk mempertahankan ikan itu di lingkungannya. Koordinasi secara
fisik ini merupakan hasil kecenderungan organisasi.
Fungsi kedua melandasi perkembangan intelektual ialah adaptasi. Semua
organisme lahir dengan kecenderungan untuk menyesuaikan diri pada
lingkungan mereka.
b. Tingkat Perkembangan Intelektual
Menurut Piaget, setiap individu mengalami tingkat – tingkat perkembangan
intelektual sebagai berikut:
1. Sensori-motor (0 -2 th)
7
2. Pra Operasional (2 – 7 th)
3. Operasional Konkret (7 – 11 th)
4. Operasi formal (> 11 th)
Usia yang tertulis di atas setiap tingkat hanya merupakan suatu perkiraan.
Semua anak melalui setiap tingkat, tetapi dengan kecepatan yang berbeda.
Jadi, mungkin saja seorang anak yang berumur 6 tahun berada pada tingkat
operasional konkret, sedangkan ada seorang anak yang berumur 8 tahun
masih pada tingkat pra-operasioanal dalam cara berpikir. Namun, urutan
perkembangan intelektual sama untuk semua anak. Struktur untuk tingkat
sebelumnya terinterigasi dan termasuk sebagai bagian dari tingkat – tingkat
berikutnya.5
1. Tingkat Sensori-motor
Tahap sensorimotor merupakan tahap awal perkembangan mental anak.6
Tahap ini dimulai sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi
membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan
pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan
tindakan-tindakan fisik.
Dengan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan kemampuan-
kemampuan melakukan gerak motorik dalam bentuk refleks ini, maka
seorang bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan
dunianya. Piaget membagi tahapan sensorimotor menjadi enam sub tahapan,
yaitu:
Tahapan 1: Refleks-refleks Sederhana (Usia 0-1 bulan)
Refleks yang paling jelas pada periode ini adalah refleks menghisap
(bayi otomatis menghisap kapanpun bibir mereka disentuh) dan refleks
mengarahkan kepala pada sumber rangsangan secara lebih tepat dan
terarah. Misalnya jika pipi kanannya disentuh, maka ia akan
menggerakkan kepala kearah kanan.
Tahapan 2: Reaksi Sirkuler Primer (Usia 1-4 bulan)
5 6 Trianto, model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010)
8
Reaksi ini terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman baru
dan berusaha mengulanginya. Contoh: menghisap jempol. Pada contoh
menghisap jempol, bayi mulai mengkoordinasikan 1). Gerakan motorik
dari tangannya dan 2). Penggunaan fungsi penglihatan untuk melihat
jempol.
Tahapan 3: Reaksi Sirkuler sekunder (Usia 4-8 bulan)
Reaksi sirkuler primer terjadi karena melibatkan koordinasi bagian-
bagian tubuh bayi sendiri, sedangkan reaksi sirkuler sekunder terjadi
ketika bayi menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa menarik
di luar dirinya.
Tahapan 4: Koordinasi skema-skema skunder (Usia 8-12 bulan)
Pada periode ini bayi belajar untuk mengkoordinasikan dua skema
terpisah untuk mendapatkan hasil. Contoh: suatu hari Laurent (anak
Piaget) ingin memeluk kotak mainan, namun Piaget menaruh tangannya
ditengah jala. Pada awalnya Laurent mengabaikan tangan ayahnya. Dia
berusaha menerobos atau berputar mengelilinginya tanpa menggeser
tangan ayahnya. Ketika Piaget tetap menaruh tangannya untuk
menghalangi anaknya, Laurent terpaksa memukul kotak mainan itu
sambil melambaikan tangan, mengguncang tubuhnya sendiri dan
mengibaskan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Akhirnya setelah
beberapa hari mencoba, Laurent berhasil menggerakkan perintang
dengan mengibaskan tangan ayahnya dari jalan sebelum memeluk kotak
mainan. Dalam kasus ini, Laurent berhasil mengkoordinasikan dua
skema terpisah yaitu: 1). Mengibaskan perintang 2). Memeluk kotak
mainan.
Tahapan 5: Reaksi Sirkuler Tersier (Usia 12-18 bulan)
Pada tahapan 4, bayi memisahkan dua tindakan untuk mencapai satu
hasil tunggal. Pada tahapan 5 ini bayi bereksperimen dengan tindakan-
tindakan yang berbeda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda.
Contoh: Suatu hari Laurent tertarik dengan meja yang baru dibeli
Piaget. Dia memukulnya dengan telapak tangannya beberapa kali.
9
Kadang keras dan kadang lembut untuk mendengarkan perbedaan bunyi
yang dihasilkan oleh tindakannya.
Tahapan 6: Internalisasi Skema (Usia 18-24 bulan)
Pada tahapan 5 semua temuan-temuan bayi terjadi lewat tindakan
fisik, pada tahapan 6 bayi kelihatannya mulai memikirkan situasi secara
lebih internal sebelum pada akhirnya bertindak. Jadi, pada periode ini
anak mulai bisa berfikir dalam mencapai lingkungan, pada periode ini
anak sudah mulai dapat menentukan cara-cara baru yang tidak hanya
berdasarkan rabaan fisis dan internal, tetapi juga dengan koordinasi
internal dalam gambaran atau pemikirannya.
2. Pra Operasional
Tahap ini berada pada rentang usia antara 2-7 tahun. Pada tahap ini anak
mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar atau simbol.
Menurut Piaget, walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara simbolis
melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu untuk melaksanakan “
Operation (operasi) ”, yaitu tindakan mental yang diinternalisasikan yang
memungkinkan anak-anak melakukan secara mental yang sebelumnya
dilakukan secara fisik.
Perbedaan tahap ini dengan tahap sebelumnya adalah “ kemampuan anak
mempergunakan simbol”. Penggunaan simbol bagi anak pada tahap ini
tampak dalam lima gejala berikut:
Imitasi tidak langsung
Anak mulai dapat menggambarkan sesuatu hal yang dialami atau
dilihat, yang sekarang bendanya sudah tidak ada lagi. Jadi pemikiran anak
sudah tidak dibatasi waktu sekarang dan tidak pula dibatasi oleh tindakan-
tindakan indrawi sekarang. Contoh: anak dapat bermain kue-kuean sendiri
atau bermain pasar-pasaran. Ini adalah hasil imitasi.
Permainan Simbolis
Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru
kejadian yang pernah dialami. Contoh: anak perempuan yang bermain
dengan bonekanya, seakan-akan bonekanya adalah adiknya.
10
Menggambar
Pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan
gambaran mental. Unsur pada permainan simbolis terletak pada segi
“kesenangan” pada diri anak yang sedang menggambar. Sedangkan unsur
gambaran mentalnya terletak pada “usaha anak untuk memulai meniru
sesuatu yang real”. Contoh: anak mulai menggambar sesuatu dengan
pensil atau alat tulis lainnya.
Gambaran Mental
Merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman
yang lampau. Gambaran mental anak pada tahap ini kebanyakan statis.
Anak masih mempunyai kesalahan yang sistematis dalam mengambarkan
kembali gerakan atau transformasi yang ia amati. Contoh yang digunakan
Piaget adalah deretan lima kelereng putih dan hitam.
Bahasa Ucapan
Anak menggunakan suara atau bahasa sebagai representasi benda atau
kejadian. Melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain
tentang peristiwa kepada orang lain.
3. Operasional Konkret
Tahapan operasional konkret berlangsung kira-kira pada usia 7 hingga 11
tahun. Pada tahapan ini, pemikiran logis menggantikan pemikiran intuitif
asalkan pemikiran tersebut dapat diaplikasikan menjadi contoh-contoh yang
konkret atau spesifik.7 tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem
pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis. Anak sudah
mengembangkan operasi logis. Proses-proses penting selama tahapan ini
adalah:
1. Pengurutan
Pengurutan yaitu kemampuan untuk mengurutkan objek menurut
ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda
7 John W. Santrock, Perkembangan Anak Edisi 11, Terjemahan Milla Rachmawati dan Anna Kuswanti, (Jakarta: Erlangga, 2007), hal.255
11
ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke
yang paling kecil.
2. Klasifikasi
Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian
benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk
gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda
lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki
keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup
dan berperasaan).
3. Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan
lagi menganggap gelas lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding
gelas kecil yang tinggi.
4. Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah,
kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat
menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah
sebelumnya.
5. Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah
tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau
benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi gelas yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke
gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak
dengan isi gelas lain.
6. Penghilangan sifat Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain
(bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai
contoh, Lala menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan
ruangan, kemudian Baim memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah
12
itu baru Lala kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan
mengatakan bahwa Lala akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam
kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam
laci oleh Baim.
4. Operasi formal
Pada umur kira – kira 11 tahun, timbul periode operasi baru. Pada periode
ini anak dapat menggunakan operasi – operasi konkretnya untuk membentuk
operasi – operasi yang lebih kompleks.
Kemajuan utama pada anak selama periode ini ialah bahwa ia tidak perlu
berfikir dengan pertolongan benda – benda atau peristiwa – peristiwa konkret;
ia mempunyai kemampuan untuk berfikir abstrak.
Sudah dikemukakan terdahulu, bahwa anak pada periode operasional
konkret dapat mengurutkan benda – benda menurut ukurannya. Tetapi baru
waktu ia mencapai periode operasional formal ia dapat memecahkan masalah
verbal yang serupa: Ani lebih putih daripada siti. Ani lebih hitam daripada
Lili. Siapakah yang terhitam dari ketiga anak ini?
D. Implementasi Teori Piaget dalam Pembelajaran Matematika
Implementasi teori Piaget dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan
dengan berbagai tahap, diantaranya:
a. Pendekatan terpusat pada anak (siswa).
Dikarenakan pada hakekatnya jalan pikiran seoarang siswa (anak) berbeda
dengan orang dewasa, baik dalam pendekatannya terhadap realitas maupun cara
pandangnya terhadap dunia. Hal inilah yang menjadi faktor pertama dalam
tahapan pembelajaran dengan teori Piaget.
b. Aktivitas.
Untuk mempelajari sesuatu, anak sangatlah membutuhkan kesempatan untuk
mengadakan tindakan terhadap obyek yang dipelajari. Oleh karena itu tugas
guru adalah mendorong aktivitas siswa. Guru hendaknya memaparkan materi
atau mempersiapkan situasi yang dapat mendorong siswa untuk merancang
13
eksperimennya sendiri. Disini biasanya guru memberikan media untuk belajar
siswa.
c. Belajar secara individual.
Yang dimaksud dengan belajar secara individual adalah seorang siswa
memiliki pengetahaun yang berbeda - beda meskipun usia mereka sama. Oleh
karena itu soeang guru hendaknya memperhatikan perbedaan individu dalam
pemerolehan pengetahuan siswa.
d. Interaksi sosial.
Interaksi sosial ini dimaksudkan agar siswa dapat saling bertukar
pengalaman, memberikan alasan dan mempertahankan pendapat siswa. Disini
guru haruslah berperan aktif dalam pembelajaran. Harus bisa akrab dengan
siswanya dengan tujuan siswa dapat berinteraksi dengan guru tanpa ada rasa
malu atau takut.
Setelah mengetahui tahapan – tapan dibawah ini adalah contoh dari teori Piaget,
yaitu:
Pembahasan : Bangun Ruang.
Sub Pembahasan 1. Kubus 2. Balok
3. Kubus. 4. Tabung.
5. Prisma. 6. Limas.
7. Kerucut. 8. Bola.
1. Pembelajaran di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK).
Disini anak yang masih berada dalam Taman Kanak – Kanak masih suka
dengan bermain. Disini guru memberikan pengetahuan bentuk – bentuk seperti
lingkaran, persegipanjang, persegi. Guru juga memberikan pengajaran dengan
media. Contoh lingkaran. Guru juga menyediakan media pensil warna atau
crayon.
Penjelasan;
Dalam hal ini anak usia Taman Kanak-Kanak masuk kategori pra operasional
pada perkembangan teori Piaget yang sudah dijelaskan diatas. Jadi anak-anak
14
hanya mampu melihat gambar dan tidak berbentuk penalaran atas
pengalamannya sendiri.
2. Pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Anak usia Sekolah dasar guru hendaknya memberikan pengetahuan dalam
bentuk bangun ruang. Dan guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengkelompokkan bangun – bangun ruang tersebut. Guru memberikan
kesempatan pada siswa untuk menjelaskan hasil pemahaman tentang apa saja
yang ada dibangun ruang tersebut. Mulai dari panjang, lebar dan tinggi.
Penjelasan;
Dalam kurikulum pembelajaran tematik bangun ruang diperkenalkan di kelas
II SD, dapat diartikan pembelajaran – pembelajaran sebelumnya masih mengacu
pada pra operasional. Dan pada pembelajaran selanjutnya di SD ini sudah
memasuki tahap Operasi Kongkret sesuai teori perkembangan kognitif Piaget.
2. Pembelajaran di tingkat Sekolah Menengah (SMP dan SMU).
Dalam pembelajaran tingkat SMP dan SMU, siswa diajarkan untuk
mengetahui bentuk, struktur dan isi dari bangun – bangun. Tiap – tiap bangun
ruang siswa disuruh mencari konsep dasar dari bangun tersebut. Dan
memecahkan masalah atau soal yang diberikan oleh guru agar siswa dapat
mengetahui konsepnya secara matang. Guru memberikan kontruksi pengetahuan
kepada siswa untuk menjelaskan aplikasi yang dapatt digunakan dalam dunia
nyata..
Penjelasan;
Materi bangun ruang di SMP dibelajarkan pada kelas VII semester 2,
diartikan bahwa ada hubungan dengan keterstrukturan dengan materi
sebelumnya yang menjadi pendukung dalam pembelajaran materi ini. Anak di
usia ini sudah masuk pada tingkat operasi formal, sesuai tingkat perkembangan
kognitif Piaget.
4.Pembelajaran di Perguruan Tinggi.
15
Dalam perguruan Tinggi bangun ruang dipelajari dalam mata kuliah
geometri, disini lah mata kuliah ini membahas segala bentuk bangun ruang
mulai dari 2 dimensi sampai 3 dimensi.
Penjelasan;
Materi ini mahasiswa sudah dapat menggunakan tahap deduktif, induktif,
hipotesis dan logis. Dengan itu lah mahasiswa dapat berfikir secara aktif kritis
dan kreatif. Tetapi tahap perkembangannya tetap berada pada operasi formal
sesuai tingkat kognitif Piaget.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jean Piaget adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog
perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak -
anak dan teori perkembangan kognitifnya.
kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental
yang seiring berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling
tinggi yaitu evaluasi.
Teori Piaget muncul karena keberatannya terhadap baik empiris maupun
rasionalisme, dan menurutnya teorinya merupakan suatu sintesis keduanya.
Implementasi teori Piaget dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan
dengan berbagai tahap, diantaranya: pendekatan terpusat pada siswa,
aktivitas, belajar secara individual, interaksi sosial.s
17
DAFTAR PUSTAKA
Wilis Dahar, Ratna. 1988. TEORI – TEORI BELAJAR. Bandung: Eirlangga.
Wilis Dahar, Ratna. 2006. Teori – Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung :
Eirlangga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jean_Piaget
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif
John W. Santrock. Perkembangan Anak Edisi 11, Terjemahan Milla
Rachmawati dan Anna Kuswanti. Jakarta: Erlangga, 2007)
18