strategi belajar mengajar - mulyana sumantri
DESCRIPTION
rangkuman dari buku strategi belajar mengajar - mulyana sumantriTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah
adalah untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang efektif.
Pengembangan strategi ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan
keadaan yang dapat mempengaruhi kehidupan peserta didik, sehingga mereka
dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih prestasi belajar secara
memuaskan. Oleh sebab itu, melaksanakan kegiatan belajar mengajar merupakan
pekerjaan kompleks dan menuntuk kesungguhan guru.
Sehubungan dengan pelaksanaan tugas di atas, sudah tentu guru membutuhkan
dasar pengetahuan yang cukup mengenai Developmentally Appropriate Practice
(DAP), yaitu pendekatan strategi belajar mengajar yang berorientasi pada
perkembangan anak atau peserta didik.
Seorang guru yang terampil mengajar tidaklah cukup hanya dibekali dengan
penguasaan atas keterampilan menjelaskan atau keterampilan bertanya.
Keterampilan-keterampilan mengajar lainnya juga harus dikuasai juga. Maka dari
itu kami menyusun makalah ini kita dapat menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar yang menyenangkan peserta didik dan mereka dapat mencapai
prestasinya yang gemilang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan , dapat dirumuskan
beberapa masalah:
1. Bagaimana kegiatan belajar mengajar di SD?
2. Apa yang dimaksud strategi belajar mengajar dan apa sajakah model-
model mengajar itu?
3. Apa saja prinsip dan azas CBSA itu?
4. Apa saja metode mengajar?
2
5. Apa yang dimaksud dengan media pengajaran dan bagaimana tujuan,
fungsi, prinsipnya?
6. Bagaimana pengembangan program dan sistem penyampaian pengajaran?
7. Bagaimana pengembangan ketrampilan mengajar?
8. Bagaimana pengembangan kurikulum muatan lokal?
C. Tujuan
Makalah ini disusun untuk:
1. Mengetahui pengertian strategi belajar mengajar dan model-model
mengajar
2. Mengetahui prinsip dan azas CBSA
3. Mengetahui beberapa metode mengajar
4. Mengetahui pengertian media pengajaran beserta tujuan, fungsi, dan
prinsipnya.
5. Memahami cara pengembangan program dan sistem penyampaian
pengajaran
6. Memahami pengembangan ketrampilan mengajar
7. Memahami pengembangan kurikulum muatan lokal.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR
1. Hakekat Pendekatan “DAP”
Developmentally Appropiate Practice (DAP) yaitu kerangka acuan, suatu
filosofis atau pendekatan mengenai bagaimana berinteraksi dan bekerja
bersama anak (peserta didik). Pendekatan DAP didasarkan atas akumulasi data
atau fakta dan hasil penelitian tentang apa yang peserta didik sukai. Konsep
Bredekamp (1087) “developmental appropriateness” menunjukkan bahwa
pendekatan pengajaran yang berorientasi pada perkembangan anak mempunyai
dua dimensi pemahaman.
Pertama adalah dimensi umur (age appropriate), dengan memahami
dimensi umur (peserta didik), guru dalam menyelenggarakan pengajarannya itu
tidak akan pernah bisa mengabaikan aspek perkembangan peserta didik. Maka
dari itu guru sepatutnya mampu mempersiapkan dan menyediakan lingkungan
belajar dan pengalaman belajar yang benar-benar “appropriate” (layak, pantas,
cocok, padan atau tepat) dengan perkembangan anak.
Kedua adalah dimensi individual (individually appropriate), dengan
memahami dimensi individual (si-anak), guru dalam menyelenggarakan
pengajarannya tidak akan pernah bisa mengabaikan keunikan peserta didik.
2. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar (sekitar 6,0-12,0) merupakan tahapan
perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan
perkembangan selanjutnya. Jhon Dewey sejak lama telah mengabarkan adanya
pemahaman yang kontraversional antara siapa anak dan apa kurikulum itu.
Pemahaman itu dapat dipelajari dari tabel berikut ini :
Karakteristik Anak vs Kurikulum
THE CHILD Active, Practical, Immature, Wholistic, Immediate,
4
Narrow, Kinesthetic
THE CURRICULUM Static, Abstract, Mature, Loggical-categories,
Historical, Broad scope, Textual
Psychologize the curiculum
Menurut tabel diatas karakteristik anak dibanding dengan karakteristik
suatu kurikulum benar-benar nampak contraversial.
3. Arti dan Kegiatan Belajar Bagi Anak Sekolah Dasar
Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengertian belajar yang lebih modern
diungkapkan Morgan dkk. (1986) sebagai setiap perubahan tingkah laku yang
relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Lima macam
kemampuan hasil belajar menurut Gegne yaitu keterampilan intelektual,
strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, sikap dan nilai.
4. Hakekat Mengajar di Sekolah Dasar
a. Pengertian Mengajar
Mengajar bisa merupakan kegiatan menyampaikan pesan berupa
pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru
kepada peserta didik. Beberapa pandangan tentang mengajar :
a) Mengajar dipandang sebagai ilmu (teaching as a science)
b) Mengajar sebagai teknologi (teaching as a technology)
c) Mengajar sebagai suatu seni (teaching is an art)
d) Mengajar sebagai pilihan nilai (wawasan kependidikan guru)
e) Mengajar sebagai keterampilan (teaching ia a skill)
b. Tujuan Pengajaran dan Tujuan Pengiringan
Tujuan dalam kegiatan belajar mengajar ini di sebut tujuan instruksional
atau tujuan pengajaran. Tujuan instruksional dalam setiap proses belajar
mengajar dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Tujuan Instruksional Umum (TIU) adalah pernyataan umum tentang
tujuan yang hendak dicapai dalam satu kesatuan materi pelajaran.
5
b) Tujuan Istruksional Khusus (TIK) yaitu tujuan instruksional yang harus
dicapai dalam satu pokok bahasan. TIK bersifat khusus (spesifik) dan
mudah diukur.
c. Keluaran Pengajaran
Sejalan dengan adanya tujuan instruksional dan tujuan pengiring, maka
suatu pengajaran yang dikembangkan guru itu akan melahirkan dampak
tidak hanya dampak instruksional/pengajaran (instruksional effects) itu saja,
melainkan juga memiliki dampak lain sebagai pengiringnya (nurteurent
effects).
B. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DAN MODEL-MODEL
MENGAJAR
1. Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Strategi belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang memelihara
konsistensi dan kekompakan setiap komponen pengajaran yang terjadi pada
tahap perancangan, implementasi atau pelaksanaan dan evaluasi. Menurut
Twelker (1972) strategi belajar mengajar pada dasarnya mencakup 4 hal
utama, yaitu
a. Penetapan tujuan pengajaran
b. Pemilihan sistem pendekatan belajar mengajar
c. Pemilihan dan penetapan prosedur dan teknik belajar mengajar
d. Penetapan kriteria keberhasilan proses belajar mengajar dari evaluasi
yang dilakukan
2. Model-model Mengajar
Model mengajar dipergunakan dan sama maksudnya dengan strategi
belajar mengajar. Adapun dasar pengelompokan model belajar, yaitu:
a. Pengaturan guru dan siswa
b. Struktur peristiwa belajar-mengajar
c. Peranan guru dalam mengolah “pesan”
d. Proses pengolahan pesan
e. Tujuan belajar
6
Secara khusus Joyce & Weil (1972) mengklasifikasikan empat model
mengajar, yaitu :
1. Kelompok Model-Model Pengolahan Informasi
Kelompok model-model pengolahan informasi menekankan pada
kemampuan peserta didik untuk memproses informasi, sehingga yang
termasuk model mengajar kelompok ini diantaranya :
a. Model pencapaian konsep (Concept Attainment)
Model pencapaian konsep dilandasi asumsi bahwa lingkungan itu
banyak ragam dan isinya sehingga kita menentukan kategori dan
membentuk konsep-konsep atau dinamakan kategorisasi.
b. Berpikir induktif (inductive thinking)
Menurut Taba, ada tiga tugas berpikir induktif yang kemudian
membangun tiga strategi pengajaran, yaitu:
a) Pembentukan konsep
b) Interpretasi data
c) Generalisasi atau konklusi
c. Pemandu awal (advance organizers)
Model mengajar ini mencakup pengorganisasian ilmu
pengetahuan, kegiatan mental dalam memproses informasi baru dan
aplikasi gagasan tentang kurikulum dan belajar saat guru menkanjikan
pelajaran baru kepada siswa.
d. Latihan penelitian (inquiry training)
Model ini dikembangkan oleh Richard Suckman yang mengajarkan
siswa suatu proses untuk mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena
yang tidak umum.
e. Model memorisasi
Model memorisasi bertujuan untuk menumbuhkan cara berpikir
kreatif dan kemampuan mengingat bagian-bagian tertentu dari materi.
f. Penelitian ilmiah (scientific inquiry)
7
Esensi pendekatan ilmiah ialah untuk mengajar siswa dalam
memproses informasi dengan mengidentifikasi masalah dan
menggunakan metode untuk memecahkannya.
g. Pengembangan intelek (developing intellect)
Model ini berlandaskan pengkajian tahap perkembangan siswa.
Guru harus menciptakan suasana yang menunjang agar siswa merasa
bebas untuk merespon secara alami, sehingga guru dapat mengetes
perkembangan berpikir siswa dengan memperhatikan cara mereka
merespon.
2. Kelompok Model-Model Interaksi Sosial Atau “Social Models”
Kelompok model-model sosial ini drancang untuk memanfaatkan
fenomena kerja sama yang menekankan pentingnya individu untuk
melakukan hubungan dengan oran lain. Kelompok model ini meliputi:
a. Bermain peran (Role Playing)
Dalam model bermain peran, siswa mengkaji masalah-masalah
hubungan manusia dengan memerankan situasi-situasi masalah,
kemudian mendiskusikannya.
b. Penelitian Yurisprudensial
Bertujuan untuk membantu siswa belajar berpikir secara sistematis
tentang isu-isu mutakhir. Mereka dituntut merumuskan tentang isu
tersebut sebagai pertanyaan kebijakan masyarakat dan menganalisis
posisi alternatif.
c. Investigasi kelompok
Model mengajar ini menuntut keluwesan guru dan organisasi di
sekolah yang bersifat komprehensif dengan menggabungkan tujuan
inquiry akademik, interaksi sosial dan belajar proses sosial.
d. Latihan laboratorium (laboratory training)
Dinamakan juga kelompok L, yang didalamnya mencakup
pengalaman-pengalaman yang didaktik dan latihan-latihan yang
terfokus.
e. Model inquiry studi sosial
8
Tujuan model ini mengajar siswa untuk merefleksikan masalah-
masalah sosial secara signifikan. Melalui inquiry mereka harus belajar
bagaimana mendefinisikan masalah-masalah, bagaimana bekerja sama
dengan orang lain untuk menjajagi berbagai cara dalam memandang
masalah dan bagaimana menyimpulkan berdasarkan data.
3. Kelompok Model-model Personal atau “Personel Models”
Model ini menekankan pada peningkatan kemampuan secara
individual.
1) Pengajaran tanpa arahan ( non directive teaching )
2) Model Sintektiks ( Synectics )
3) Pelatihan Kesadaran ( Awareness Training )
4) Model Pertemuan Kelas ( Classroom Meeting )
4. Kelompok Model-model Sistem Perilaku atau “ Behavioural System “
a. Kontrol diri melalui beberapa metode operan : mengatur lingkungan
kita sendiri
b. Latihan Asertif : Pengungkapan perasaan secara jujur dan langsung
c. Belajar Tuntas ( Mastery learning )
Variabel-variabel belajar tuntas :
a) Bakat siswa
b) Ketekunan belajar
c) Kualitas pembelajaran
d) Kesempatan untuk belajar
e) Kemampuan menerima pelajaran
C. PRINSIP CBSA DAN AZAS-AZAS MENGAJAR
Mohamad Ali (1984, dalam Sumantri, Mulyana dan Johar Permana, 2001:90)
menyarankan untuk memandang CBSA dalam dua sudut pandang, yaitu :
9
a. Sebagai suatu konsep
CBSA merupakan konsep dalam mengembangkan keaktifan proses
belajar mengajar , baik mengenai kegiatan guru maupun keaktifan
mengenai kegiatan peserta didik.
b. Sebagai suatu pendekatan dalam belajar mengajar
CBSA merupakan suatu upaya yang dilakukan guru yang dimulai
dengan perencanaan pengajaran, pelaksanaan proses belajar mengajar, dan
diakhiri dengan penilaian hasil belajar berdasarkan konsep tertentu.
Dalam pelaksanaannya, CBSA berpedoman pada prinsip-prinsip yang dapat
ditinjau dari:
a) Prinsip-prinsip CBSA pada dimensi peserta didik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah:
1) Keberanian peserta didik untuk menunjukan minat, keinginan dan
dorongan yang ada pada dirinya
2) Keinginan dan keberanian untuk ikut serta dalam kegiatan belajar
3) Usaha dan kreativitas peserta didik
4) Keingintahuan yang kuat
5) Rasa lapang dada.
b) Prinsip-prinsip CBSA pada dimensi guru.
Sejumlah prinsip yang harus dipatuhi oleh guru ialah:
10
1) Usaha guru membina dan mendorong peserta didik
2) Guru sebagai innovator dan fasilitator
3) Sikap tidak mendominasi
4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menurut irama,
cara, dan kemampuannya.
Proses pengajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan, yakni
dalam suatu suasana yang menyenangkan peserta didik dan mewujudkan
pencapaian hasil belajar yang tinggi.
Menurut Moh.Ali(1989, dalam Sumantri, Mulyani dan Johar Permana, 2001 :
107) menyatakan guru sebaiknya berpegang teguh pada azas-azas berikut ini :
1) Mengajar sepatutnya mempertimbangkan pengalaman belajar peserta didik
sebelumnya
2) Proses pengajaran dimulai bila peserta didik dalam keadaan siap dalam
melakukan kegiatan belajar
3) Bahan pelajaran menarik minat peserta didik
4) Mendorong peserta didik untuk termotivasi belajar
5) Tidak mengabaikan perbedaan-perbedaan individu peserta didik.
6) Mendorong belajar aktif.
7) Berpegang pada prinsip pencapaian hasil belajae secara psikologis.
D. BEBERAPA METODE MENGAJAR
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara
memberikan penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik dan
menjadi metode populer yang banyak dilakukan oleh guru.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran melalui interaksi
dua arah (two way traffics) dari guru ke peserta didik atau dari peserta
didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui
jawaban lisan guru atau peserta didik.
11
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah penyampaian bahan pengajaran yang
melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif
pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.
4. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan
mengkondisikan peserta didik dalam suatu kelompok sebagai satu
kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.
5. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara interaksi belajar mengajar yang
ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik.
6. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber
belajar lain.
7. Metode Eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara belajar mengajar yang
melibatkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri
proses dan hasil eksperimen itu.
8. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah cara penyajian pengajaran dengan
menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar
diperoleh pemahaman tentang hakekat suatu konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu.
9. Metode Inkuiri
Metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau
tanpa bantuan guru.
12
10. Metode Pengajaran Unit
Metode pengajaran unit adalah salah satu metode pengajaran yang
memecahkan masalah ditinjau dari berbagai mata pelajaran sebagai satu
kesatuan.
E. MEDIA PENGAJARAN
Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan pengajaran bagaimanapun akan
membantu kelancaran , efektivitas , dan efisiensi pencapaian tujuan.
1. Pengertian Media Pengajaran
Media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru
sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam
proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan
pengajaran tersebut.
2. Tujuan Penggunaan Media Pengajaran
Secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan :
a. Memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk lebih memahami
konsep , prinsip , sikap , dan ketrampilan.
b. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga
menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar.
c. Menumbuhkan sikap dan ketrampilan dalam bidang teknologi.
d. Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
3. Fungsi Media Pengajaran
Secara umum media pengajaran berfungsi :
a. Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
b. Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar
c. Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak
d. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
e. Mempertinggi mutu belajar mengajar
4. Alasan Penggunaan Media Pengajaran
Media pengajaran digunakan oleh guru karena bertitik tolak dari dua
hal berikut, yaitu :
13
a. Belajar merupakan perubahan perilaku
b. Belajar merupakan proses komunikasi
5. Prinsip – Prinsip Pemilihan suatu Media
Adapun prinsip – prinsip pemilihan media tersebut , yaitu :
a. Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan
pengajaran yang disampaikan
b. Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
peserta didik
c. Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru
d. Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
e. Memilih media harus memahami karakterisktik dari media itu sendiri
6. Berbagai Jenis Media Pengajaran
Sri Anitah Wiryawan dan Noorhadi (1994) mengklasifikasikan media
pengajaran menjadi 4 , yaitu:
a. Media Visual
Media visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan indera
penglihatan. Jenis media visual :
a) Media gambar diam dan grafis : grafik , peta , diagram
b) Media papan : papan tulis , papan tempel
c) Media dengan proyeksi : slide , film strips , transparansi
b. Media Audio
Media ini adalah jenis media yang didengar. Media ini sangat
cocok untukpengajaran bahasa. Misal : radio atau tape recorder.
c. Media Audio – Visual
Media ini adalah jenis media yang bisa dilihat ataupun didengar.
Misal : Televisi.
d. Benda Asli dan Orang
Media ini menggunakan benda asli atau sebenarnya. Media ini
dapat membantu pengalaman nyata peserta didik. Misal: diorama,
laboratorium , museum.
14
7. Fungsi , Kekuatan dan Kelemahan Media Pengajaran
a. Media Visual
Fungsi media visual yaitu Menerangkan perkembangan dan
perbandingan suatu objek atau peristiwa yang berhubungan secara
singkat dan jelas.Keunggulannya yaitu Menunjukkan peristiwa dan
keadaan secara realistik dan kongkrit. Sedangkan kelemahan
penggunaan media ini adalah memerlukan ketrampilan khusus untuk
merancang , membuat dan membacanya.
b. Media Audio
Fungsi media audio yaitu melatih kemampuan mendengarkan.
Keunggulan media ini yaitu mudah dibawa dan mudah dalam
pengoperasiannya. Sedangkan kelemahan dari media ini yaitu berlaku
hanya satu kali dan kaset mudah rusak.
c. Media Audio – Visual
Fungsi penggunaan media audio-visual yaitu memberikan
pengalaman belajar secara visual maupun secara audial. Keunggulanya
adalah peserta didik lebih kritis dalam belajarnya. Sedangkan
kelemahanya adalah media ini cenderung membuat peserta didik pasif
d. Media Benda Asli
Fungsi media benda asli yaitu memberi pengalaman nyata dalam
kehidupan. Sedangkan keunggulanya adalah benda asli memiliki
ingatan yang tahan lama dan sulit dilupakan.
8. Pembuatan Media Pengajaran
Secara umum prinsip pembuatan media pengajaran meliputi :
kesederhanaan , kesatuan , penekanan dan keseimbangan.
15
F. PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN DAN SISTEM
PENYAMPAIAN
1. Pengembangan Program Pengajaran
Pengembangan program pengajaran yang dimaksud adalah rumusan-rumusan
tentang apa yang akan dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pengajaran
untuk mencapai tujuan, sebelum kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya
dilaksanakan. Pengembangan program ini merupakan suatu sistem yang
menjelaskan adanya analisis atas semua komponen pengajaran yang benar-benar
harus saling terkait secara fungsional untuk mencapaitujuan (Mohamad Ali,
1990).
Seorang guru harus mempelajari dan menguasai GBPP (Garis-garis Besar
Program Pengajaran) untuk suatu atau berbagai bidang studi dalam kurikulum
yang berlaku pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya, guru
tersebut harus menetapkan sejumlah satuan bahasan (pokok bahasan) yang dimuat
dalam satuan-satuan pelajaran yang merupakan salah satu bentuk sistem
penyampaian.
a. Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Langkah awal guru dalam merancang prosedur pengajaran adalah
merumuskan tujuan instruksi khusus (TIK). TIK pada dasarnya merupakan
rumusan tentang bentuk perilaku atau kemampuan-kemampuan yang
diharapkan dimiliki peserta didik setelah mereka mengikuti pengajaran.
b. Mengklasifikasikan
Keterampilan ini merupakan keterampilan memilih atau
menggolongkan berbagai objek, peristiwa dan segala sesuatu hal yang
terjadi di sekitar kehidupan peserta didik.
c. Mengkomunikasikan
Keterampilan ini merupakan kemampuan dasar yang sangat penting
untuk dimiliki peserta didik karena fungsinya yang vital bagi segala urusan
yang kita lakukan dalam kehidupan ini.
16
2. Sistem penyampaian pengajaran
Sistem pengajaran yang dimaksud adalah cara-cara yang dapat ditempuh dalam
penyajian suati bahan pelajaran agar dapat dipelajari peserta didik dan tujuan
pengajaran dapat dicapai. Terdapat berbagai bentuk sistem penyampaian
pengajaran yang dapat dilakukan guru, misalnya melalui bentuk Satuan Pelajaran
(Satpel), modul, pengajaran berprogram, radio dan televisi pendidikan, model
pengajaran unit, dan model pembelajaran terpadu.
a. Satuan Pelajaran atau Persiapan Mengajar Harian
Satuan pelajaran (Satpel) merupakan salah satu bentuk sistem
penyampaian pengajaran yang sedang berlaku atau digunakan sekolah-
sekolah dasar saat ini. Bentuk ini dianggap baik sebagai cara atau alat bagi
guru dalam menyampaikan bahan pelajaran sesuai dengan tuntutan
kurikulum yang berlaku. Satuan pelajaran ini merupakan pedoman guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang mencakup tujuan
instruksional, materi/bahan pelajaran, uraian, kegiatan belajar mengajar,
media/alat dan sumber yang akan dipakai, dan alat evaluasi yang akan
digunakan.
b. Sistem Penyampaian untuk Pembelajaran Terpadu
Sebagaimana telah diperkenalkan pada bab sebelumnya bahwa
terdapat paling tidak tiga model pembelajaran terpadu, yaitu model
terhubung (connected model), model jaring laba-laba (webbed model), dan
modal terintegrasi (integrated model). Model terhubung merupakan model
pembelajaran yang secara sengaja menghubungkan suatu topik dengan
topik lainnya, suatu konsep dengan konsep lainnya, ide-ide yang satu
dengan ide-ide yang lainnya, keterampilan yang satu dengan keterampilan
yang lainnya, dan tugas-tugas yang satu dengan tugas-tugas yang lainnya
dalam satu bidang studi.
17
PERSIAPAN MENGAJAR HARIAN
I. Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU )
B. Tujuan Pembelajaran Khusus ( TPK )
II. Kegiatan Pembelajaran
A. Materi
B. Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar
C. Metode Pembelajaran
D. Alat dan Sumber Pembelajaran
III. Evaluasi
2. Sistem Penyampaian Untuk Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu ada tiga, antara lain model
terhubung(connected model), model jarring laba-laba (webbed model) dan model
terintegrasi ( integrated model ).
G. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENGAJAR
1. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menyampaikan bahan ajar secara sistematis dan berarti serta
dapat dipahami.
2. Keterampilan Bertanya
Pernyataan dari guru yang menuntut respons peserta didik yang bertujuan
agar peserta didik berlatih berpikir, berpendapat, mencapai tujuan belajar.
3. Keterampilan Menggunakan Variasi
Keterampilan guru untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik
sekaligus menghilangkan kebosanan.
4. Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan yang berupa tindakan guru dalam memberikan tanggapan
secara positif terhadap perilaku peserta didik dalam belajar.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
18
Usaha guru untuk mengondisikan mental peserta didik agar siap dalam
menerima pelajaran. Tujuan membuka dan menutup pelajaran untuk peserta
didik : menyiapkan mental, menimbulkan minat, mengetahui batas-batas
tugasnya dan hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai, serta
mengetahui tingkat keberhasilannya dalam belajar.
6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru untuk
melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok, sedangkan
keterampilan mengajar perorangan yaitu kemampuan guru dalam menentukan
tujuan, bahan ajar, prosedur, dan waktu yang digunakan.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana
belajar mengajar yang optimal.
8. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing belajar yang dilakukan dalam kerjasama
kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan.
H. PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL
Menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0412/ U/1987,
muatan lokal merupakan program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya
dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya serta kebutuhan
daerah dan wajib dipelajari murid daerah itu.
Pengembangan muatan kurikulum muatan lokal dalam sekolah dasar dibagi
dalam 3 pola pendekatan(Usman Mulyadi dan Yatim Riyanto,1995 dalam Mulyani
Sumantri dan Johar Permana, 2001: 264-265) :
1. Pendekatan Monolitik
Kurikulum muatan lokal dipandang sebagai mata pelajaran yang berdiri
sendiri.
19
2. Pendekatan Terpadu
Tiap pelajaran terpadu satu sama lain.
3. Pendekatan Disiplin Ganda
Pendekatan ini menghendaki disusunnya program-program baru
berdasarkan permasalahan hidup yang dikehendaki.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mengajar adalah kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan,
keterampilan dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru kepada peserta
didik.
2. Strategi belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang memelihara
konsistensi dan kekompakan setiap komponen pengajaran yang terjadi
pada tahap perancangan, implementasi atau pelaksanaan dan evaluasi.
Sedangkan, model-model mengajar di bagi menjadi 3 kelompok :
a. Kelompok Model-Model Pengolahan Informasi
b. Kelompok Model-Model Interaksi Sosial Atau “Social Models”
c. Kelompok Model-model Personal atau “Personel Models”
3. CBSA dapat dipandang sebagai suatu konsep dan sebagai suatu
pendekatan dalam belajar mengajar. CBSA mengacu pada pengajaran
yang menitikberatkan keaktifan siswa.
4. Beberapa metode mengajar yang dapat diterapkan adalah metode ceramah,
tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, pemberian tugas, demonstrasi,
eksperimen, simulasi, inkuiri, pengajaran unit.
5. Media pengajaran meliputi media audio, audio – visual, media asli dan
orang.
6. Pengembangan program pengajaran yang dimaksud adalah rumusan-
rumusan tentang apa yang akan dilakukan guru dan peserta didik dalam
proses pengajaran untuk mencapai tujuan, sebelum kegiatan belajar
mengajar yang sesungguhnya dilaksanakan. Sistem pengajaran yang
dimaksud adalah cara-cara yang dapat ditempuh dalam penyajian suati
bahan pelajaran agar dapat dipelajari peserta didik dan tujuan pengajaran
dapat dicapai.
7. Pengembangan ketrampilan mengajar meliputi ketrampilan menjelaskan ,
bertanya, memberi penguatan, membuka dan menutup pelajaran, mengajar
21
kelompok kecil dan perorangan, mengelola kelas, membimbing diskusi
kelompok kecil .
8. Pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolah dasar terbagi dalam
tiga pola yaitu pendekatan monolitik, pendekatan integratif, dan
pendekatan disiplin ganda.
B. Saran
Tugas utama seorang guru yaitu mengembangkan strategi belajar mengajar
yang efektif. Pengembangan strategi ini bertujuan untuk menciptakan kondisi-
kondisi yang dapat memengaruhi kehidupan peserta didik sehingga mereka dapat
belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih prestasinya secara memuaskan.
Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung secara secara
efektif merupakan pekerjaan yang bersifat kompleks dan menuntut kesungguhan si
guru. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa PGSD yang nantinya akan menjadi
tenaga pendidik (guru) di SD tentunya sangat baik jika kita sudah siap lebih dini
dalam memahami dan mengerti serta mampu mmengembangkan srategi belajar
mengajar.
22
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, Mulyana dan Johar Permana.2001.Strategi Belajar Mengajar. Bandung
: Maulana