pengembangan variasi mengajar

26
Makalah PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Final DISUSUN OLEH: NAMA : NIM : PRODI : DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: hatta-ata-coy

Post on 26-Jul-2015

2.172 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Variasi Mengajar

Makalah PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Final

DISUSUNOLEH:

NAMA : NIM : PRODI :

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM – BANDA ACEH

2012

Page 2: Pengembangan Variasi Mengajar

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah meberi

hidayah dan inayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaika makalah ini

dengan baik dan lancar. Serta tak lupa pula kami kami ucapkan terimakasih pada Dosen

yang membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan makalah yang berjudul

Pengembangan Variasi Mengajar ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan

penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan maka dari itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari

pembaca makalah ini.

Banda Aceh, Juni 2012

Penulis

i

Page 3: Pengembangan Variasi Mengajar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I, PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 1

BAB II, PEMBAHASAN................................................................................ 2

A. Tujuan Variasi Mengajar...................................................................... 3

B. Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar.................................................. 7

C. Komponen-Komponen Variasi Mengajar............................................. 8

BAB III, PENUTUP........................................................................................ 13

A. Kesimpulan........................................................................................... 13

B. Saran..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

ii

Page 4: Pengembangan Variasi Mengajar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebosanan pada dasarnya keadaan yang tidak ingin dialami setiap orang dalam

kehidupan ini. Perasaan bosan tidaklah menyenangkan bagi siapa saja. Kalau setiap hari

kita memakan makanan yang sama terus menerus yang akhirnya nanti akan berujung

pada kebosanan.

Demikian juga pada dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.

Guru diharapkan dalam proses pembelajaran menggunakan variasi mengajar dan tidak

monoton dalam proses pembelajaran. Hal ini diharapkan agar siswa tidak menjadi bosan,

lebih perhatian, tidak mengantuk dalam proses pembelajaran sehingga nantinya tujuan

pembelaran dapat tercapai dengan efektif.

Dalam proses pembelajaran terjadinya variasi mengajar guru dapat ditunjukkan

dengan adanya perubahan gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada

perubahan dalam pola interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa.

Penggunaan variasi dalam mengajar ditujukan kepada perhatian siswa, motivasi dan

belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Dari beberapa uraian di atas, timbul beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah tujuan dari diadakannya variasi dalam mengajar?

2. Apa saja prinsip-prinsip penggunaan variasi pengajaran?

3. Apa saja komponen-komponen variasi mengajar?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa tujuan dari diadakannya variasi dalam mengajar?

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penggunaan variasi pengajaran?

3. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen variasi mengajar?

1

Page 5: Pengembangan Variasi Mengajar

BAB II

TEORI DAN PEMBAHASAN

Pengertian Variasi mengajar

Kemampuan mengajar adalah kemampuan essensial yang harus dimiliki oleh

guru, tidak lain karena tugas guru yang paling utama adalah mengajar. Yang dihadapi

oleh guru adalah para siswa yang dinamis, baik sebagai akibat dari dinamika internal

yang berasal dari diri siswa maupun sebagai akibat dari dinamika lingkungan yang

sedikit banyak berpengaruh terhadap siswa. Oleh karena itu, kemampuan mengajar guru

haruslah dinamis juga, sebagai akibat dari tuntutan-tuntutan dinamika siswa yang tak

terelakkan.

Variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi

belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam

situasi belajar-mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta

penuh partisipasi.

Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga

aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan

pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.

Hakikat Belajar Mengajar

Belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan.

Belajar pada hakikatnya adalah ”perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang

yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan akivitas belajar.

2

Page 6: Pengembangan Variasi Mengajar

Namun, tidak semua perubahan termasuk kategori belajar seperti perubahan fisik,

mabuk, gila, dan sebagainya.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar

merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas

dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai

tujuan tertentu.

Proses belajar mengajar mempunyai pengertian dan makna yang berbeda dengan

mengajar. Dalam proses belajar mengajar terdapat tersirat adanya satu kesatuan kegiatan

yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua

kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.

A. Tujuan Variasi Mengajar

Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan

belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi mengajar adalah:

1. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar

mengajar

Dalam proses pembelajaran perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang

diajarkan sangat dituntut. Tidak diharapkan sedikitpun terdapat siswa yang tidak

atau kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, karena hal tersebut

akan membuat siswa tidak memahami akan bahan yang diajarkan oleh guru.

Dalam jumlah siswa yang besar sering ditemukan kesulitan untuk

mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi pelajaran yang diberikan.

Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Misalnya faktor penjelasan guru

yang kurang mengenai sasaran, situasi di luar kelas yang lebih menarik

3

Page 7: Pengembangan Variasi Mengajar

dibandingkan dengan materi pelajaran yang diberikan guru, siswa yang kurang

menyenangi materi pelajaran yang diberikan guru.

Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam proses belajar mengajar,

karena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang guru

jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran tersebut bila setiap

siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatu pertemuan

kelas. Indiktor penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya

perubahan dalam diri siswa. Jadi, perhatian adalah masalah yang tidak bisa

dikesampingkan dalam konteks percapaian tujuan pembelajaran.

Karena itu, guru selalu memperhatikan variasi mengajarnya apakah sudah

dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang

dijelaskan atau belum.

2. Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi

Motivasi memegang peran penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan

dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi di dalam dirinya.

Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar maka

dari itu, guru siswa tidak adak melalakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru

selalu memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak

dalam diri setiap siswa selama pengajaran berlangsung.

Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa mempunyai

motivasi yang sama terhadap suatu bahan pelajaran. Untuk bahan tertentu mungkin

seorang siswa menyenanginya, tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa

tersebut tidak menyenanginya. Ini merupakan masalah bagi guru dalam setiap kali

mengadakan pertemuan. Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru

4

Page 8: Pengembangan Variasi Mengajar

selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan

materi pelajaran yang diberikan.

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,

bukanlah masalah bagi guru. Dalam diri siswa yang seperti ini sudah tertanam

motivasi untuk belajar yang disebut motivasi intrinsik. Siswa yang demikian

biasanya dengan sendirinya memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya

lebih tinggi terhadap materi pelajaran yang diberikan.

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya. Untuk

siswa yang seperti ini motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar

dirinya mutlak dibutuhkan. Disini peran guru lebih diinginkan untuk memerankan

fungsi guru sebagai motivator, yaitu memotivasi sebagai alat yang mendorong

manusia untuk berbuat, motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan

motivasi sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan.

3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah

Masih sering dijumpai disetiap sekolah terdapat siswa tertentu yang kurang

senang terhadap seorang guru. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang oleh

guru tersebut juga menjadi tidak disenangi. Kecuekan selalu ditunjukkan lewat

sikap dan perbuatan ketika guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran di

kelas.

Kurang senangnya seorang siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya

mengajar guru yang monoton tidak bervariasi atau guru kurang datap menguasai

kelas. Kegaduhan biasanya sering terjadi pada sudut-sudut kelas. Akibatnya

jalannya proses pembelajaran tidak efektif. Guru gagal menciptakan suasana belajar

yang menbangkitkan kreativitas dan kegairahan belajar siswa.

5

Page 9: Pengembangan Variasi Mengajar

4. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual

Sebagai seorang guru yang profesional dituntut mempunyai keterampilan-

keterampilan yang mendukung tugasnya dalam proses pembelajaran. Penguasaan

metode mengajar yang dituntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode,

tetapi lebih banyak dari itu. Penguasaan terhadap berbagai penggunaan media

merupakan keterampilan lain yang harus dimiliki bagi guru.

Fasilitas merupakan kelengkapan balajar yanag harus ada di sekolah yang

berguna sebagai alat bantu pengajaran. Lengkap tidaknya fasilitas belajar

mempengaruhi pemilihan yang harus guru lakukan. Sangat terbatasnya fasilitas

belajar cenderung lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk melakukan pemilihan.

5. Mendorong siswa untuk belajar

Membuat suasana belajar yang nyaman adalah tugas guru. Kewajiban belajar

adalah tugas siswa. Kedua kegiatan ini menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran

yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pembelajaran yang kondusif adalah

lingkungan yang mampu mendorong siswa untuk selalu belajar.

Gejala adanya siswa yang kurang senang menerima pelajaran dari guru tidak

semestinya terjadi, karena hal ini akan menghambat proses pembelajaran. Disinilah

diperlukan peranan guru, bagaimana upaya menciptakan lingkungan belajar yang

mampu mendorong siswa untuk senang dan bergairah belajar.

Untuk hal ini cara yang tepat yang mesti dilakukan oleh guru adalah

mengembangkan varisai mengajar, baik dalam gaya mengajar, dalam menggunakan

media dan bahan pengajaran maupun dalam interaksi guru dengan siswa.

6

Page 10: Pengembangan Variasi Mengajar

B. Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar

Dalam proses belajar mengajar kegiatan siswa adalah yang menjadi fokus

perhatian. Apapun kegiatan yang guru lakukan tidak lain adalah suatu upaya bagaimana

lingkungan ang tercipta itu menyenangkan hati semua siswa dan dapat menggairahkan

belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang guru pun yang ingin agar siswanya tidak

senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan mengganggu kelancaran kegiatan

pengajaran. Apalagi jika sebagian besar siswanya tidak mau memperhatikan penjelasan

ang diberikan guru, atau tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk materi

tertentu.

Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar,

tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya ke arah itu

adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam

mengajar. Beberapa prinsip penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-

betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-

prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah seagai berikut:

1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi

digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis

variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.

2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga momen

proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian siswa dan proses tidak

terganggu.

3. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktrur dan direncanakan

oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes sesuai dengan umpan

balik yang diterima dari siswa.

7

Page 11: Pengembangan Variasi Mengajar

C. Komponen-konmponen Variasi Mengajar

1. Variasi gaya mengajar

Variasi gaya mengajar pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi anggota

badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi siswa variasi tersebut

dilihat sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki

relevensi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar

mengajar akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan

siswa, menarik perhatian siswa, menolong penerimaan bahan pelajaran, dan

memberi stimulasi. Variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut:

a. Variasi suara

Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan kecepatan.

Guru dapat mendramatisasi suatu perstiwa, menunjukkan hal-hal yang

dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang siswa, atau

berbicara secara tajam dengan siswa yang kurang perhatian, dan seterusnya.

b. Penekanan (ocusing)

Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau

aspek kunci, guru dapat menggunakan ”penekanan secara verbal”; misalnya,

”Perhatikan baik-baik. Nah, ini yang penting. Ini adalah bagian yang sukar,

dengarkan baik-baik!” penekanan seperti itu biasanya dikombinasikan

dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari atau

memberi tanda pada papan tulis.

c. Pemberian waktu (pausing)

Untuk menarik perhatian siswa, dapat dilakukan dengan mengubah yang

bersuara mejadi sepi, dari akhir bagian pelajaran ke bagian berikutnya.

8

Page 12: Pengembangan Variasi Mengajar

Dalam keterampilan bertanya, pemberian waktu dapat diberikan setelah guru

mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertanyaan

yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan memungkinkan. Bagi siswa,

pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasi jawaban agar menjadi

lengkap.

d. Kontak pandang

Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa, sebaiknya mengarahkan

pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata setiap siswa untuk dapat

membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.

Guru dapat membantu siswa dengan menggunakan matanya menyampaikan

informasi, dan dengan pandangannya dapat menarik perhatian siswa.

e. Gerakan anggota badan (gesturing)

Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang

penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi

juga menolong dalam menyampaikman arti pembicaraan.

f. Perpindahan posisi guru (teachers movement)

Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik

perhatian siswa, dapat meningkatkan kepribadian guru. Perhatian posisi dapat

dilakukan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri kesisi kanan, atau

diantara siswa dari belakang ke samping siswa. Dapat juga dilakukan dengan

posisi berdiri kemudian berubah menjadi posisi duduk. Yang penting dalam

perubahan posisi ialah harus ada tujuannya, dan tidak sekedar mondar-

mandir. Guru yang kaku adalah tidak menarik dan mejemukan, dan bila

bervariasi dilakukan secara berlebikan akan mengganggu.

9

Page 13: Pengembangan Variasi Mengajar

2. Variasi media dan bahan ajaran

Setiap siswa mempunyai kemampuan indra yang tidak sama, baik

pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada

yang lebih enak atau senang membaca, ada yang lebih suka mendengarkan dulu

baru membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi menggunaan media, kelemahan

indra yang dimiliki tiap siswa misalnya, guru dapat memulai dengan berbiara

terlebih dahulu kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat contoh

konkret. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulasi terhadapa indra siswa.

Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu media pandang,

media dengar, dan media taktil. Bila guru dalam menggunakan media bervariasi dari

satu ke yang lain, atau variasi bahan ajaran dalam satu komponen media akan

banyak sekali memerlukan penyesuaian indra siswa, membuat perhatian siswa

menjadi lebih meningkatkan kemampuan belajar.

a. Variasi media pandang

Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggubaan alat dan

bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, globe, peta,

majalah dinding, film, film strip. televisi, radio, recorder, gambar grafik,

model, demonstrasi, dan lain-lain. Penggunaan yang lebih luas dari alat-alat

tersebut memiliki keuntungan:

1) Membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respon yang

kurang bermanfaat.

2) Memiliki secara potensial perhatian siswa pada tingkat yang tinggi.

3) Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan

mandiri anak ddik.

10

Page 14: Pengembangan Variasi Mengajar

4) Mengembangkan cara berpikir dan berkesinambungan, seperti halnya

dalam film.

5) Mememberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat lain

6) Menambah frekuensi kerja, lebih dalam, dan variasi belajar.

b. Variasi media dengar

Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas suara guru adalah alat

utama dalam komunikasi. Variasi dalam penggunaaan media dengan

memerlukan sekali saling bergantian atau berkombinasi dengan media

pandang dengan media taktil. Sudah barang tentu ada sejumlah media dengar

yang dapat dipakai untuk itu diantaranya ialah pembicaraan siswa, rekaman

bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahkan

rekaman suara ikan lumba-lumba, yang semuanya itu dapat memiliki

relevansi dengan pelajaran.

c. Variasi Media Taktil

Komponen terakhir dari keterampilan variasi media dan bahan ajar adalah

penggunaan media yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan

melibatkan siswa dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang

hasilnya dapat disebutkan sebagai media taktil. Kegiatan tersebut dapat

dilakukan secara individu ataupun kelompok kecil. Contohnya dalam bidang

studi sejarah dapat membuat maket desa zaman Majapahit, dalam bidang

studi geografi dapat membuat model lapisan tanah; megumpulkan berbagai

jenis mata uang logam contoh untuk bidang studi ekonomi.

11

Page 15: Pengembangan Variasi Mengajar

3. Variasi Interaktif

Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan siswanya memiliki

rentangaan yang bergerak dari dua kutub, yaitu:

a. Siswa bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.

b. Siswa mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, di mana

guru berbicara kepada siswa.

Diantara kedua kutub itu hanya memungkinkan dapat terjadi. Misalnya, guru

berbicara dengan sekelompok kecil siswa melalui mengajukan beberapa pertanyaan

atau guru berbincang dengan siswa secara individual, atau guru menciptakan situasi

sedemikian rupa sehingga antar siswa dapat saling tukar menukar pendapat melalui

penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi.

Bila guru yang berbicara, dapat melalui beberapa kategori: filling

persetujuan, penghargaan atau peningkatan, menggunakan pendapat siswa,

bertanya, ceramah, memberi petunjuk, dan mengeritik. Sebaliknya siswa dapat

berbicara melalui pemberian respons dan pengambilan prakarsa. Bila guru

mengajukan pertanyaan dapat juga divariasi sesuai dengan domain kognitif dari

Bloom, pertanyaan dapat diajukan ke seluruh kelas atau ditujukan kepada siswa,

maka dapat berbentuk: mendengarkan ceramah guru, mengajukan pendapat pada

diskusi kelompok kecil. Bekerja individual atau kerja kelompok, membaca secara

keras atau secara pelan, melihat film, bekerja di laboraturium, baik bahasa maupun

alam, bekerja atau belajar bebas, atau dapat juga menciptakan kegiatan sendiri.

12

Page 16: Pengembangan Variasi Mengajar

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa variasi mengajar adalah

suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan

untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, siswa

senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.

Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga

aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan

pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.

Adapun prinsip-prinsip dari penggunaan variasi mengajar sebagai berikut:

1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi

digunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis

variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.

2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga momen

proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian siswa dan proses tidak

terganggu.

3. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktrur dan direncanakan

oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes sesuai dengan

umpan balik yang diterima dari siswa.

B. Saran

1. Hendaknya dalam mengajar guru-guru dapat memperhatikan variasi mengajar

agar tidak membuat siswa jenuh dalam relajar.

2. Hendaknya demi kelancaran kegiatan relajar mengajar para siswa juga turut

berperan aktif sehingga proses pembelajaran tidak membosankan dan hubungan

antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa akan terjalin dengan

harmonis.

13

Page 17: Pengembangan Variasi Mengajar

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Relajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Imron, Ali. 1995. Pembinaan Guru Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Moh. Uzer Usman, 2004. Menjadi Guru Profesional, Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

Rineka Cipta.

Usman, Moh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

14