pembinaan kompetensi mengajar

33
PEMBINAAN KOMPETENSI MENGAJAR UPAYA DAN WADAH PEMBINAAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU (EDISI REVISI) Oleh 1. Linda (12222059 /Hunting Data ) 2. Muhammad Sangkut (12222065 /Editor & Analisator ) 3. Nia Nopita (12222072 /Hunting Data) 4. Okta Diana (12222080 / Hunting Data) 5.Ovie Shella Ramadhani (12222081 / Editing Data ) DOSEN PENGAMP U Tutut Handayani, M.Pd.i

Upload: musa-wim-gomez

Post on 19-Jan-2016

288 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Membahas tentang kompetensi pedagogik guru

TRANSCRIPT

Page 1: Pembinaan Kompetensi mengajar

PEMBINAAN KOMPETENSI MENGAJAR

UPAYA DAN WADAH PEMBINAAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU

(EDISI REVISI)

Oleh

1. Linda (12222059 /Hunting Data )

2. Muhammad Sangkut (12222065 /Editor & Analisator )

3. Nia Nopita (12222072 /Hunting Data)

4. Okta Diana (12222080 / Hunting Data)

5.Ovie Shella Ramadhani (12222081 / Editing Data )

DOSEN PENGAMP U

Tutut Handayani, M.Pd.i

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )

RADEN FATAH PALEMBANG

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN

PRODI TADRIS BIOLOGI

2014

Page 2: Pembinaan Kompetensi mengajar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi yang sudah bergulir telah merambah hampir ke seluruh

penjuru di dunia. Bagi bangsa Indonesia dengan hadirnya era globalisasi ini

akan membawa pengaruh yang positip dan negatif terhadap pertumbuhan dan

perkembangan pembangunan bangsa secara ekonomi,politik, maupun ilmu

pengetahuan teknologi dan seni. Era globalisasi merupakan sebuah perubahan

sosial, berupa bertambahnya keterkaitan diantara masyarakat dan elemen-

elemen yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi

dibidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya

dan ekonomi internasional. Dampak secara positif persaingan bebas di segala

bidang tersebut dengan menyikapi peluang yang bisa di manfaatkan oleh

pemangku kebijakan dunia pendidikan dalam upaya mencerdaskan anak

bangsa untuk mengisi pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan

industrialisasi melalui pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk

menyiapkan siswa agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang

dan yang akan datang, salah satu pendidikan yang mempersiapkan tenaga

kerja tingkat menengah adalah pendidikan kejuruan. Pendidikan dimaksudkan

sebagai upaya mempersiapkan anak-anak bangsa untuk menghadapi masa

depan dan menjadikan bangsa ini bermartabat di antara bangsa-bangsa lain di

dunia. Masa depan yang selalu berkembang menuntut pendidikan untuk

menyesuaikan diri dari proses demokratisasi dan pembangunan bangsa.

Untuk menjawan tantagan-tantangan globalisai tersebut setidaknya seorng

guru harus jauh lebih paham memaknai efek dari globalisasi tersebut serta

harus meningkatkan kemampuan diri dalam proses mengajar. Selain itu juga

harus menyesuikan akan materi dengan zaman dan tuntutan kebutuhan

sumber daya manusia yang sesuai dengan kemajuan zaman. Maka dari itu

untuk meningkatkan diri seorang guru harus mengetahui dan memiliki

kompetensi pedagogik guna meningkatkan sumber pemelajaran yang efektif

dan hasil yang terbaik.

Page 3: Pembinaan Kompetensi mengajar

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik?

2. Bagaimana upaya peningkatan kompetensi pedagogik itu?

3. Apa saja wadah yang dapat meningkatkan kompetensi pedagogik itu?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik

2. Untuk mengetahui Bagaimana upaya peningkatan kompetensi pedagogik

itu

3. Untuk mengetahui apa saja wadah yang dapat meningkatkan kompetensi

pedagogik.

Page 4: Pembinaan Kompetensi mengajar

BAB II

KOMPETENSI PEDAGOGIK

2.1 PENGERTIAN

1. Pengertian Kompetensi

Kompetensi menurut Salam (1997), adalah “satu hal yang menggambarkan

kualifikasi atau kemampuan seseoarang baik yang kualitatif maupun

kuantitatif. “pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat

digunakan dalam dua konteks, yakni. Pertama sebagai indikator kemampuan

yang menunjukkan kepada perbuatan yang di amati. Kedua sebagai konsep

yang mencakup aspek-aspek kognitif , efektif dan perbuatan serta tahap-tahap

pelaksanaannya secara utuh.

Menurut Direktor Tenaga Kependidikan Depdiknas kompetensi juga dapat

diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan. Dan nilai-nilai dasar yang

direfleksiskan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan demikian

kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualiatas guru

yang sebanarnya.

Sementara itu, kompetensi menurut Kepmendiknas 045/U 2002 adalah

seperangkat tindakan cerdas, tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang

sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan

tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

Dalam pendidikan guru dikenal adanya “Pendidikan Guru berdasarkan

Kompetensi”. Mengenai kompetensi guru ini, ada berbagai model cara

mengkelasifikasikannya. Untuk program SI salah satunya dikenal

adanya”sepuluh kompetensi guru” yang merupakan profil kemampuan dasar

bagi seorang guru, sepuluh komptensi guru itu meliputi: menguasai bahan,

mengolola progaram belajar-mengajar, mengelola kelas, menggunakan media

sumber, menguasai landasan pendidikan, mengelola interaksi belajar mengajar,

menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenai fungsi dan

program layanan bimbingan dan penyuluhan mengenal dan menyelenggarkan

administrasi sekolah serta memahami prinsip-prinsip dan hasil peneliatian

pendidikan guna keperluan pengajaran (Salam, 1997).

Page 5: Pembinaan Kompetensi mengajar

Sepuluh kompetensi guru tersebut juga merupakan bagian dari kompetensi

pedagogik yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berdasarkan peraturan

pemerintah (PP) Nomor 2007 tentang Guru, dinyatakan bahwasanya

kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru meliputi komepetensi profesional

yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi Guru tersebut bersifat

menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling

berhubungan dan saling mendukung.

2. Pengertian Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik sesuia dengan UU RI Guru dan Dosen Nomor 14

tahun 2005 dan PP Nomor 19/2005 adalah merupakan kemampuan yang

berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan mengelola pembelajaran yang

mendidik dan dialogis. Tim Direktorat Profesi Pendidikan Ditjen Peningkatan

Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (2006) telah merumuskan secara

substantif kompetensi pedagogik yang mencakup kemampuan terhadap peserta

didik. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Guru wajib memiliki kualitas akademik, kompetensi, sertifikat

pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

menunjukkan tujuan pendidkan nasional kompetensi guru itu salah satunya

adalah kompetensi pedagogik.

Jadi kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru untuk mengelola

kegiatan pembelajaran bidang studi teknik kendaraan ringan dengan menguasai

karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran, mengembangkan kurikulum, menyelenggarakan pembelajaran,

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, memfalisitasi

pengembangan potensi peserta didik, berkomunikasi secara efektif, empirik

dan santun, menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,

memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi, melakukan tindakan reflektif..

Kompetensi pedagogik juga diartikan sebagai kemampuan pemahaman

tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran

yang mendidik pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang

Page 6: Pembinaan Kompetensi mengajar

psikologi perkembangan anak, sedangkan pembelajaran yang mendidik

meliputi kemampuan merancang pembeljaran, mengeplementasikan

pembelajaran, menilai proses hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan

secara berkelanjutan.

3. Indikator-Indikator Kompetensi Pedagogik Guru

Menurut peraturan tentang Guru, bahwasanya kompetensi pedagogik

Guru merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta

didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

1.  Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

    Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki

keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan

pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki

kesesuian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina, selain itu,

guru memiliki pengentahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan

pembelajaran dikelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan

dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dan

lembaga pendidikan yang diakreditas pemerintah.

Untuk menjadi guru yang profesional setidaknya guru mengajar sesuai

dengan ijazahnya atau bisa dikatakan sesuai keahlian dan jurusan yang

ditempuhnya selama menempuh pendidikan, dengan demikian guru tersebut

akan lebih lues mengajar dan lebih menguasai.

2.    Pemahaman terhadap peserta didik

Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak sehingga

mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak

dididknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia

yang dialami anak. Selain itu. Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman

terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga anak serta menetukan solusi dan

pendekatan yang tepat.

Secara umum pemahaman peserta didik dapat berarti kemampuan guru

dalam memahami kondisi siswa (baik fisik maupun mental) dalam proses

pembelajaran. Sehingga dengan begitu diharapkan dapat tercipta interaksi yang

Page 7: Pembinaan Kompetensi mengajar

baik antara guru dan peserta didik dalam rangka menciptakan kegiatan belajar

mengajar yang kondusif. Dalam arti guru mengetahui seluk beluk peserta didik

yang diajar, menentukan metode pengajaran, bahan dan alat yang tepat

sehingga memungkinkan peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi

yang dimilikinya melalui interaksi dan pengalaman belajar.

Mulyasa (2008) menyebutkan sedikitnya ada empat hal yang harus

dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat

fisik dan perkembangan kognitif.

a. Tingkat Kecerdasan

Dalam bukunya Psikologi Pendidikan, Alisuf Sabri menyimpulkan arti dari

kecerdasan (intelegensi) sebagai berikut :

a) kemampuan umum mental individu yang tampak dalam caranya

bertindak atau berbuat atau dalam memecahkan masalah atau dalam

melaksanakan tugas.

b) suatu kemampuan mental individu yang ditunjukan melalui kualitas

kecepatan, ketepatan dan keberhasilannya dalam bertindak/berbuat

atau memecahkan masalah yang dihadapi.

Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa selain ditentukan

berdasakan hasil tes IQ, ternyata tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan

seseorang dapat dilihat dari kecepatan, ketepatan dan keberhasilan seseorang

dalam bertindak atau dalam memecahkan masalah.

Adanya perbedaan IQ atau tingkat kecerdasan tiap peserta didik sudah

barang tentu menunjukkan adanya perbedaaan kemampuan pula. Perbedaaan

kemampuan ini sangat mempengaruhi peserta didik dalam menerima dan

menyerap pelajaran, menyelesaikan tugas-tugas, kualitas prestasi hasil belajar,

maupun aktifitas lain. Perbedaan-perbedaan seperti inilah yang perlu disadari

oleh seorang guru. Sehingga dalam menjalankan fungsinya seorang guru dapat

melayani perbedaan tersebut dengan sikap yang tepat. Diantaranya dengan

memberikan kegiatan belajar yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta

didik. Hingga hasilnya setiap peserta didik diharapkan dapat menyesuaikan diri

dengan segala masalah yang dihadapi sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Page 8: Pembinaan Kompetensi mengajar

b. Kreativitas

Seperti halnya pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik, guru

juga diharapkan dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang memberikan

kesempatan peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi dan

kreativitasnya. Berdasarkan penelitiannya, Gibbs (Mulyana 2008)

menyimpulkan bahwa kreativitas dapat dikembangkan dengan memberikan

kepercayaaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang

tidak terlalu ketat. Apa yang dikemukakan Gibbs diatas tentunya juga harus

didukung dengan kreativitas guru itu sendiri dalam menggunakan pendekatan

metode pengajaran.

Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kreativitas peserta didik

Bahri dan Zain (2006) menyebutkan ada tiga aspek keterampilan guru dalam

mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar, yaitu variasi dalam gaya

mengajar, dalam menggunakan media/bahan pengajaran serta variasi dalam

interaksi antara guru dan siswa. Salah satu contoh metode pengajaran yang kini

sering digunakan di banyak sekolah adalah metode inquiry (inkuiri), yang

memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk mengeksplorasi sesuatu

sesuai dengan persepsi dan kreativitas peserta didik.

c. Cacat fisik

Dalam bagian ini guru dituntut untuk dapat memahami kondisi fisik peserta

didik yang memiliki keterbatasan atau kelainan (cacat). Dalam rangka

membantu perkembangan pribadi mereka, sikap dan layanan yang berbeda

dapat dilakukan sesuai dengan kondidi fisik yang dialami peserta didik.

Misalkan jenis alat bantu/media yang berbeda bagi penyandang cacat tuna

netra, mengatur posisi duduk bagi tuna rungu ataupun perlakuan khusus seperti

membantu duduk bagi peserta didik yang mengalami lumpuh kaki (Mulyasa,

2007).

d. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif

Menurut Djamarah (1994) pada dasarnya proses belajar mengajar bertujuan

menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat menimbulkan perubahan

(pertumbuhan dan perkembangan) struktur kognitif siswa. Dalam ranah

Page 9: Pembinaan Kompetensi mengajar

kognitif ini terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang yang

terendah sampai jenjang paling tinggi,yaitu:

1). Pengetahuan/hafalan/ingatan.

2). Pemahaman.

3). Penerapan.

4). Analisis.

5). Sintesis.

6). Penilaian.

Pertumbuhan dan perkembangan aspek kognitif tersebut merupakan

kolaborasi antara potensi bawan dan lingkungan. Salah satu lingkungan yang

mempengaruhi struktur kognitif siswa adalah pada saat terjadinya interaksi

belajar mengajar. Proses pertumbuhan dan perkembangan kognitif siswa yang

menuju kematangan inilah yang harus terus dipantau dan dipahami guru.

Sehingga guru benar-benar dapat memahami tingkat kesulitan yang dihadapi

dengan menerapkan pembelajaran yang efektif sebagai solusinya (Kunandar,

2009).

3.   Pengembangan kurikulum/silabus

Menurut Ahmad Sudrajat (2006)  Pengembangan kurikulum adalah istilah

yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan

evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum

ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk

menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.

Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum

berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional.

Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum

untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat

ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil

kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya

melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun

di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang

Page 10: Pembinaan Kompetensi mengajar

tua peserta didik, serta unsur–unsur masyarakat lainnya yang merasa

berkepentingan dengan pendidikan. 

 Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan

nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.

4.    Perencangan pembelajaran

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan

secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti

aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan

pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru secara sebelah

pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang

dikemas dalam suatu kurikulum.

Kurikulum sebagai program pendidikan, masih bersifat umum dan sangat

ideal. Untuk merealisasikan dalam bentuk kegiatan yang lebih operasional

yaitu dalam pembelajaran, terlebih dahulu guru harus memahami tuntutan

kurikulum, kemudian secara praktis dijabarkan kedalam bentuk perencanaan

pembelajaran untuk dijadikan pedoman operasional pembelajaran (Jumhara,

2008).

Sebagaimana dikemukakan oleh Jumhara (2008). Dengan demikian

Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan

pengembangan dari kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran,

tentu saja guru selain mengacu pada tuntutan kurikulum, juga harus

mempertimbangkan situasi dan kondisi serta potensi yang ada di sekolah

masing-masing. Hal ini tentu saja akan berimplikasi pada model atau isi

perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan

dengan kondisi nyata yang dihadapi setiap sekolah.

             Jadi seorang guru harus memiliki perencangan sistem pembelajaran yang

memanfaatkan sumber daya yang ada direncanakan secara strategis, termasuk

antisifasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang

direncanakan.

Page 11: Pembinaan Kompetensi mengajar

5.    Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Dalam peraturan pemerintah tentang guru dijelaskan bahwa guru harus

memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran harus berangkat

dari proses dialogis antar sesama subjek pembelajaran sehingga melahirkan 

pemikiran kritis dan komunikatif. Tanpa komunikasi tidak akan ada pendidik

an sejati. Secara umum, pelaksanaan pembelajaran meliputi, Pre tes (tes awal)

dan Proses (Sudrajat, 2006).

Kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik

dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran

dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas

apabila seluruhnya atau sebagian besar (75%) peserta didik terlibat

secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosial. Sedangkan dari segi

hasil, proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan

berhasil apabila terjadi perubahan kompetensi dan prilaku yang positif

pada diri peserta didik seluruhnya atau sebagian besar (75%). Lebih

lanjut proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan

berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output

yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan

perkembangan masyarakat dan pembangunan (sudrajat, 2006).

            Dalam hal ini Guru harus menciptakan situasi belajar bagi anak yang

kreatif dan menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk

dapat mengeskplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan

dikembangkan.

6.    Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Teknologi pembelajaran adalah media yang lahir sebagai akibat revolusi

komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping

guru, buku teks, dan papan tulis. Bagian yang membentuk teknologi

pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat

keras maupun lunak lainnya.” Teknologi pembelajaran sangat bergantung

pada Jenis materi pembelajaran, sifat atau karakteristik pemelajar, organisasi

Page 12: Pembinaan Kompetensi mengajar

dimana pembelajaran berlangsung,  kemampuan sarana yang tersedia dan

keahlian para praktisi (Muhaimin, 2005).

             Dalam penyelenggaraan pembelajaran guru menggunakan teknologi

sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan

mengunakan teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan

mengguanakan teknologi.

7.    Evaluasi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar adalah suatu kegiatan atau cara yang ditujukan

untuk mengetahui tujuan pembelajaran tercapai atau tidaknya dan juga dalam

proses pembelajaran yang sudah dilakukan selama pembelajaran berlangsung

selama ini. Pada tahapan ini seorang guru dituntut harus mempunyai

kemampuan dalam menentukan cara-cara evaluasi dan pendekatan,

penyusunan terhadap pengolahan, alat-alat evaluasi, dan penggunaan hasil

evaluasi. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas

berbagai komponen-komponen yang saling berinteraksi di dalam usaha yang

mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Djamarah, 1994).

Setiap pembelajaran berlangsung, bagi seorang guru maupun peserta

didik sangat penting bagi mengetahui tercapai tidaknya suatu tujuan tersebut.

Sebab hal ini hanya bisa diketahui jika seorang guru melakukan evaluasi, baik

evaluasi terhadap proses pembelajaran maupun produk pembelajaran.

Evaluasi mempunyai arti lebih luas daripada penilaian. Karena bisa

megetahui akan proses belajar mengajar yang selama ini telah terlaksana dan

juga untuk bisa meningkatkan lagi kualitas pembelajaran tentunya (Djamarah,

1994).

Jadi, Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasikan pembelajaran

yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode

dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi guru harus dapat merencanakan

penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat

kesimpulan dan solusi secara akurat.

8.    Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

Page 13: Pembinaan Kompetensi mengajar

              Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak menciptakan wadah

bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan

potensi yang dimiliki.

              Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan

kemampuan ini adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas,

penelitian tindakan kelas, berbasis pada perencanaan dan solusi atas masalah

yang dihadapi anak dalam belajar. Sehingga hasil belajar anak dapat

meningkat dan target perencanaan guru dapat tercapai. Pada prinsipnya,

kesemua aspek kompetensi paedagogik diatas senantiasa dapat ditingkatkan

melalui pengembangan kajian masalah dan alternatif solusi (Muhaimin,

2005).

Berakar dari uraian di atas kompetensi paedagogik guru harus memiliki

pengetahuan tentang pengelolaan proses belajar-mengajar dan pengetahuan

dalam mengembangkan kurikulum. Munurut Muhaimin (2005) seorang guru

itu harus memiliki kompetensi atau kemampuan mengajar (kompetensi

paedagogik), yaitu:

a.  Menguasai ilmu pendidikan dan keguruan yang mencakup:

1)      Psikologi pendidikan

2)      Teknologi pendidikan

3)      Metodologi pendidikan

4)      Media pendidikan

5)      Evaluasi pendidikan

6)      Penelitian pendidikan

b.  Menguasai kurikulum yang mencakup

1) Mampu menganalisis kurikulum, merencanakan pembelajaran,

mengembangkan silabus dan mendayagunakan sumber belajar,

2) Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode

kegiatan dan alat bantu pembelajaran yang sesuai.

3) Mampu menyusun program perbaikan (remedial) bagi peserta didik

yang kurang mampu.

Page 14: Pembinaan Kompetensi mengajar

4) Mampu menyusun program pengayaan (enrichment) bagi peserta

didik yang pandai.

c.  Menguasai didaktik metodik umum

1) Mampu menggunakan metode yang bervariasi secara tepat

2) Mampu mendorong peserta didik bertanya

3) Mampu membuat alat peraga sederhana

d. Menguasai pengelolaan kelas

1) Menguasai pengelolaan fisik kelas

2) Menguasai pengelolaan dan pembelajaran

3) Menguasai pengelolaan dan pemanfaatan pajangan kelas.

e. Mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta didik

1) Mampu menyusun instrumen penilaian kompetensi peserta didik

dalam ranah kognitif,efektif dan psikomotor

2) Mampu menilai hasil karya peseta didik, baik melalui tes maupun  non

tes.

3) menggunakan berbagai cara penilaian, baik tertulis maupun

perbuatan.

f. Mampu mengembangkan dan aktualisasi diri

1) Mampu bekerja dan bertindak secara mandiri untuk memecahkan

masalah, dan mengambil keputusan.

2) Mampu berprakarsa, kreatif dan inovatif, dalam mengemukakan

gagasan baru dan mempelajari serta melaksanakan hal-hal baru.

3) Mampu meningkatkan kemampuan melalui kegiatan membaca,

menulis, seminar, lokakarya, melanjutkan pendidikan.

4. Peran Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Mengajar

Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap

keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara

Page 15: Pembinaan Kompetensi mengajar

optimal. Minat, bakat, kemampuandan potensi-potensi yang dimiliki oleh

peserta didik tidak akanberkembang secara optimal tanpa bantuan guru.

Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 28,dikemukakan bahwa

pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dankompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, sertamemiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.Untuk memenuhi tuntutan diatas,

salah satunya adalah guru harusmemiliki kompetensi pedagogik. Dimana,

dengan kompetensi tersebutdia mampu memaknai pembelajaran dan

menjadikannya sebagai ajangpembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas

pribadi peserta didik.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan

Nasional. Ada sembilan tujuan dikeluarkannya UU No. 14tahun 2005 ini, yang

dijelaskan dalam bagian penjelasannya, di antaranya: meningkatkan martabat

guru, meningkatkan kompetensiguru, dan meningkatkan mutu pembelajaran.

Berdasarkan UU tersebut dan kenyataan di lapangan tampak bahwa guru

memiliki peran yang sangat penting dalam menentukankuantitas dan kualitas

pengajaran yang dilaksanakan sehingga padaakhirnya berperan dalam

meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Oleh sebab itu peran kompetensi pedagogik guru dalam prosespendidikan

yang berkualitas tidaklah ringan. Apalagi dalam kontekspendidikan Islam,

dimana semua aspek pendidikan Islam terkait dengannilai-nilai (Value Bound),

yang melihat guru bukan hanya padapenguasaan materi tetapi juga pada

investasi nilai-nilai moral dan spiritual.

2.2 Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru

Menurut Mulyasa (2006) istilah Upaya peningkatan adalah sebuah kalimat

yang terdiridari dua kata yaitu upaya dan meningkatkan. Upaya bermakna

suatu usaha, sedangkan meningkatkan berasal dari kata tingkat yang mendapat

imbuhan me- dan akhiran –an yang berarti usaha untuk menjadikan lebih baik.

Seseorang yang telah menjadi seorang guru hendaklah tidak berhenti

belajar begitu saja. Tetapi, dia harus tetap berusahameningkatkan kompetensi

Page 16: Pembinaan Kompetensi mengajar

yang telah dimiliki khususnya kompetensi pedagogik sehingga benar-benar

dikuasai dan dapat diterapkan dilapangan.

Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru perlu ditumbuhkan

kesadaran bahwa penguasaan terhadap materi perkembangan peserta didik,

teori-teori belajar, pengembangan kurikulum, teknik evaluasi, penguasaan

terhadap model-model danmetode pengajaran adalah perlu. di samping

penguasaan terhadap matapelajaran dan Iptek yang berkaitan dengan

pengajaran.

Dengan kesadaran bahwa kompetensi ini belum dikuasai secara maksimal,

maka hendaklah guru berinisiatif untuk terus menerusmencari informasi

tentang hal-hal yang disebutkan di atas, sertamem perbaharui dirinya melalui

penyegaran dengan mengikuti berbagai forum ilmiah. Upaya peningkatan

kompetensi pedagogik ini meliputi dua upaya yaitu upaya guru itu sendiri dan

upaya lembaga dimana guru itu mengajar. Adapun munurut Sahertian (2006)

secara rinci upaya itu yaitu sebagai berikut :

A. Upaya Guru untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik dalam Proses

Belajar Mengajar.

Upaya peningkatan kompetensi guru di sekolah dalam proses belajar

mengajar antara lain:

a). Mengikuti Organisasi-Organisasi Keguruan

Organisasi-organisasi keguruan misalnya Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas

guru dalam kelompoknya masing-masing, menyatukan terhadap

kekurangan konsep makna dan fungsi pendidikan serta pemecahannya

terhadap kekurangan yang ada. Disamping itu juga untuk mendorong guru

malakukan tugas dengan baik, sehingga mampu membawa mereka kearah

peningkatan kompetensinya.

b. Mengikuti Kursus Kependidikan

Mengikuti kursus sebenarnya bukan suatu teknik melainkan suatu alat

yang dapat membantu guru mengembangkan pengetahuan profesi

mengajar dan menambah keterampilan guru dalam melengkapi profesi

mereka. Dengan mengikuti kursus guru diarahkan ke dalam dua hal,

Page 17: Pembinaan Kompetensi mengajar

pertama sebagai penyegaran, dan kedua sebagai upaya peningkatan

pengetahuan, keterampilan dan mengubah sikap tertentu. Dengan

demikian, diharapkan guru dapat mengikuti kursus yang berkaitan dengan

dunia kependidikan. Misalnya kursus keterampilan/kecakapan hidup (life

skill) seperti kursus computer, elektro, jurnalistik (kepenulisan), tata boga,

bahasa asing, maupun kursus kepribadian.

B. Upaya Lembaga Pendidikan atau Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Kompetensi Pedagogik Guru.

a). Mengadakan Lokakarya (Workshop)

Workshop pendidikan adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang

terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problema yang

dihadapai melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat

perorangan.29 Masalah yang dibahas muncul dari peserta sendiri, metode

pemecahan masalah dengan cara musyawarah dan penyelidikan.

b. Mengadakan Penataran Guru.

Penataran dilakukan berkaitan dengan kesempatan bagi guruguru untuk

berkembang secara profesional untuk meningkatkan kemampuan guru

dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Mengingat tugas rutin di

dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas mendidik dan mengajar, maka guru

perlu untuk menambah ide-ide baru melalui kegiatan penataran.

2.3 Wadah Guna Meningkatan Kompetensi Pedagogik Guru

Selain adanya upaya dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru, juga

kita kenal adanya lembaga atau instansi yang menjadi pelancar atau perantara

dari suatu usaha. Wadah itu sendiri dapat kita maknai sebagai tempat atau

suatu tempat berhimpun, dalam konteks pembinaan kompetensi wadah dapat

diartikan sebagai tempat perantara yang memiliki tujuan dalam peningkatan

pembinaan kompetensi itu sendiri. Dalam peningkatan kompetensi pedagogik

ada beberapa wadah yang dapat meningkatkan kompetensi pedagogik itu, yaitu

sebagai berikut:

Page 18: Pembinaan Kompetensi mengajar

a. Kelompok Kerja Guru (KKG)

Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah salah satu wadah guru Sekolah Dasar

dalam mengembangkan kompetensinya melalui kerjasama, diskusi, sharing

pengalaman dalam mempersiapkanpembelajaran dan mengatasi masalah

pembelajaran di kelas. Tujuanutama KKG adalah pada aspek kualitas

pembelajaran.Salah satu model KKG yang dapat dijadikan contoh adalah KKG

IPA yang dikembangkan oleh SEQIP (Science EducationQuality Improvement

Project). Dalam KKG SEQIP, masalah-masalah yang dihadapi seorang guru

ketika di kelas, pengelolaanpercobaan kelas, penggunaan peralatan IPA, cara

menggali apersepsi, cara memberi motivasi, mengambil kesimpulan dari

datapercobaan, menyusun rencana pembelajaran sampai pembelajaran sebaya

(peer teaching) dibahas bersama oleh guru dan narasumber (misalnya kepala

sekolah dan/atau pengawas). Slogan yang dianutadalah: ”maju bersama dalam

gugus”

b. Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Kegiatan MGMP merupakan salah satu bentuk kegiatan yangdapat

dilakukan guru dalam rangka menyikapi kurangnya penguasaan terhadap

kompetensi pedagogik. MGMP tidak hanya sekedar lembaga musyawarah,

tetapi dapat dijadikan forum ilmiah sesama guru atau nara sumber serta dapat

pula dijadikan lembaga supervisi teman sejawat. MGMP hampir sama dengan

KKG, hanyasaja kalau KKG untuk sekolah dasar sedangkan MGMP

untuk sekolah lanjutan.

c.  Lembaga In-service dan Kompetensi Pedagogik Guru

Lembaga in-Service Training Guru adalah lembaga user guru, dalam hal

ini dapat berupa Pemda yang diwakili Dinas Pendidikan, Lembaga Penjamin

Mutu Pendidikan (LPMP) serta sekolah (kepala sekolah dan lembaga komite

sekolah) sebagai userlangsung guru.Lembaga ini berkewajiban memberikan

pendidikan lanjutan kepada guru sebagai langkah pembinaan karirnya

untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pengajaran.Kesempatan ini

harus diberikan agar guru yang baik menjadi lebihbaik, sedangkan guru yang

kurang kompeten dapat meningkatkankemampuannya. Pembinaan karir antara

lain dapat dilakukanmelalui: media publikasi, penataran in-service, dan

Page 19: Pembinaan Kompetensi mengajar

konferensi atau seminar yang memfokuskan pada peningkatan

kemampuanpenguasaan teori belajar, pengembangan kurikulum,

metodepengajaran dan bidang pendidikan lainnya.

d. Pendidikan Profesi Guru (PPG)

Pendidikan profesi guru (PPG) merupakan wahana untuk meningkatkan

kompetensi guru dalam rangka pencapaian hierarkis tujuan instruksional ke

tujuan pendidikan nasional. Pengembangan profesi guru melalui pendidikan

profesi untuk saat ini cukup terbantu dengan disediakannya dana

penyelenggaran pendidikan kualifikasi untuk guru yang belum sarjana,

program sertifikasi dan kesempatanuntuk mengikuti pendidikan pada jenjang

yang lebih tinggi sehingga kualitas guru menjadi lebih baik.

Page 20: Pembinaan Kompetensi mengajar

BAB III

PENUTUP

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman tentang peserta didik

secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik pemahaman

tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak,

sedangkan pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan merancang

pembeljaran, mengeplementasikan pembelajaran, menilai proses hasil

pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan.

Upaya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru yaitu ada dua usaha

yaitu usaha dari guru itu sendiri dan usaha dari lembaga dimana tempat guru itu

bekerja. Usaha yang dilakukan guru itu sendiri seperti mengikuti organisasi-

organisasi keguruan dan kursus kependidikan. Sedangkan upaya yang dilakukan

oleh lembaga yaitu seperti mengadakan lokakarya dan penataran guru.

Wadah untuk meningkatkan kompetensi guru itu yaitu meliputi Kelompok

Kerja Guru (KKG), Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),

Lembaga In-service dan Kompetensi Pedagogik Guru, dan Pendidikan Profesi

Guru (PPG).

Page 21: Pembinaan Kompetensi mengajar

DAFTAR PUSTAKA

A.M. sardiman, 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. PT. RajaGrafindo

persada: Jakarta

Ahmad Sudrajat. 2011. Prinsip Pengembangan Kurikulum. http:

www.Vandha.wordpress.com (Diakses pada jumat 28 Maret pukul 14.00 WIB)

Djamarah, Bahri, Syaiful. 1994.Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru.Surabaya:

PT Usaha Nasional.

Jumhana, Nana & Sukirman. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS.

Kunandar, 2009. Guru Profesional. PT rajawali: jakarta

Muhaimin Dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: PT Citra media.

Mulyasa, 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. PT. Rajagrafindo:  jakarta

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Salam, H. Burhanuddin, 1997. Pengantar Pedagogik. PT Rineka Citra: jakarta

Haryanto, Zeni.2013. Menyikapi Kompetensi Pedagogik Guru Dalam

Rangka Menciptakan Guru Profesional (Http://Zeniharyanto.Blogspot.Com.

(Diakses Pada Kamis 27 Maret Pukul 15.00 WIB)