skripsi-aryou
TRANSCRIPT
-
8/6/2019 skripsi-aryou
1/79
1
OPTIMALISASI PENJADWALAN PROYEK PADA
PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS (LABORATORIUM)
STASIUN KARANTINA IKAN KELAS 1 TANJUNG MAS
SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1
Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Disusun Oleh :
Nama : Aryo Andri Nugroho
NIM : 4150403538
Prodi : Matematika S1
Jurusan : Matematika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
-
8/6/2019 skripsi-aryou
2/79
2
ABSTRAK
Aryo Andri Nugroho. 4150403538. Optimalisasi Penjadwalan Proyek
Pada Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas
1 Tanjung Mas Semarang. Skripsi Program Studi Matematika Jurusan MatematikaFMIPA Universitas Negeri Semarang.
Bagian terpenting dalam keberhasilan pengembangan penerapan riset
operasi adalah kemajuan yang terjadi dalam bidang teknologi, khususnyakomputer. Dengan teknologi komputer dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
menyelesaikan permasalahan matematika supaya menjadi lebih mudahpenyelesaiannya. Dalam mengestimasi waktu dan biaya dalam sebuah proyek
maka diperlukan optimalisasi yang biasanya dilakukan untuk mengoptimalkan
sumber daya yang ada serta meminimalkan kendala namun tetap mendapatkan
hasil yang optimal.
Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana cara menentukan
lintasan kritis dan nilai optimum pada penjadwalan proyek gedung stasiunkarantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan menggunakan metode
PERT-CPM dan bagaimana cara menentukan lintasan kritis dan nilai optimum
pada penjadwalan proyek dengan program Excel. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui cara menentukan lintasan kritis dengan menggunakan metode PERT-
CPM pada penjadwalan proyek pembangunan gedung stasiun karantina ikan kelas
1 Tanjung Mas Semarang dan untuk mengetahui penggunaan program Excel
dalam menentukan lintasan kritis.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data time shedule dari PTMUNICA PRATAMA GROUP yang menangani pembangunan gedung khusus
(laboratorium) dan sarana prasarana lingkungan gedung stasiun karantina ikankelas 1 Tanjung Mas Semarang. Dari data tersebut dapat dihitung lintasan
kritisnya dengan menggunakan metode PERT-CPM dan program Excel. Padametode PERT-CPM tahap-tahap penyelesaiannya yaitu menyusun rencana
kegiatan, menyusun network, menentukan perhitungan maju dan mundur,menentukan perhitungan kelonggaran waktu dan pada Program Excel tahap-tahap
penyelesaiannya yaitu menyusun rencana kegiatan, menyusun network, menyusun
model matematika dan mengaplikasikan model matematika tersebut ke dalam
program Excel.
Hasil perhitungan penjadwalan proyek pembangunan gedung stasiun
karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan Metode PERT-CPM dan
Excel membutuhkan waktu 144 hari dengan biaya Rp.606.360.753,00 sedangkan
perhitungan yang dilakukan PT MUNICA PRATAMA GROUP membutuhkan
waktu 150 hari dengan biaya Rp.616.634.000,00 sehingga dapat menghematwaktu 6 hari dan biaya sebesar Rp.10.273.247,00.
Saran untuk PT MUNICA PRATAMA GROUP adalah agar
mempertimbangkan untuk menggunakan Metode PERT-CPM dan Excel dalam
membuat penjadwalan proyek agar lebih menghemat waktu dan biaya dan untuk
peneliti lain disarankan agar sejelas mungkin dalam membuat daftar rencanakegiatan, network, model matematika dan mengaplikasikannya dalam Excel.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
3/79
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat
matematika menjadi sangat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak lepas dari
peranan matematika. Tidak dapat dipungkiri bahwa matematika telah menjadi
elemen dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hampir
dapat dipastikan bahwa setiap bagian dari ilmu dan teknologi baik dalam
unsur kajian umum ilmu murni maupun terapannya memerlukan peranan
matematika sebagai ilmu bantunya.
Salah satu bagian dari matematika terapan adalah program linear (linear
programing) yang merupakan suatu model dari penelitian operasional (Riset
Operasi/Operation Research) yang digunakan untuk memecahkan masalah
optimasi. Permasalahan optimasi merupakan permasalahan yang hampir
dijumpai di semua aspel kehidupan. Suatu bentuk khusus dari permasalahan
optimasi adalah Linier Programing atau program linier sehingga program
linear ini telah banyak digunakan dalam bidang industri, transportasi,
perdagangan dan sebagainya, pendekatan riset operasi merupakan metode
ilmiah yang secara khusus proses ini memulai dengan mengamati dan
merumuskan masalah dan kemudian membangun suatu model ilmiah (yang
khas matematis) yang berusaha untuk mengabstraksikan inti dari persoalan
yang sebenarnya (Hiller, 1990:5).
Riset operasi diartikan sebagai peralatan manajemen yang menyatukan
ilmu pengetahuan, matematika dan logika dalam rangka memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari, sehingga akhirnya permasalahan
tersebut dapat dipecahkan secara optimal (Subagyo, dkk, 1999:3).
Riset operasi dapat diartikan sebagai proses pengambilan keputusan yang
optimal dalam penyusunan model dari sistem-sistem, baik deterministik
maupun probabilistik yang berasal dari kehidupan nyata (Aminudin, 2005:5).
1
-
8/6/2019 skripsi-aryou
4/79
4
Program linear adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan
pengalokasian sumber-sumber yang terbatas diantara beberapa aktivitas yang
bersaing dengan cara yang terbaik yang mungkin dilakukan (Dimyati dan
Dimyati, 1999:17).
Salah satu bagian dari program linear yang saat ini sedang marak
digunakan dan dikembangkan oleh orang-orang adalah teori analisis tentang
jaringan (network). Networkbisa digunakan untuk menggambarkan interrelasi
di antara elemen-elemen proyek atau memperlihatkan seluruh kegiatan
(aktivitas) yang terdapat di dalam proyek serta logika kebergantungannya satu
sama lain (Dimyati dan Dimyati, 1999:176). Berkaitan dengan masalah proyek
ini maka keberhasilan pelaksanaan suatu proyek tepat pada waktunya adalah
tujuan yang penting baik bagi pemilik maupun kontraktor. Keterlambatan
adalah sebuah kondisi yang sangat tidak dikehendaki, karena akan sangat
merugikan kedua belah pihak baik dari segi waktu maupun biaya.
Bagian terpenting dalam keberhasilan pengembangan penerapan riset
operasi adalah kemajuan yang terjadi dalam bidang teknologi, khususnya
komputer. Perkembangan teknologi komputer yang cukup pesat telah
merambah ke hampir semua sektor kehidupan manusia dan dapat pula
digunakan sebagai salah satu alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan matematika sehingga permasalahan yang sebelumnya sulit atau
bahkan tidak dapat dipecahkan karena perhitungannya yang rumit menjadi
lebih mudah penyelesaiannya.
Di era globalisasi yang semakin pesat seperti sekarang ini semua sektor
perekonomian dituntut untuk bersikap profesional, salah satunya adalah sektor
ekspor-impor. Maka dari itu pemerintah membangun gedung khusus
(laboratorium) dan sarana prasarana lingkungan gedung stasiun karantina ikan
kelas 1 yang bertempat di pelabuhan Tanjung Mas Semarang yang bertujuan
untuk menyeleksi kualitas ikan yang unggul dan nantinya ikan tersebut akan
di ekspor ke mancanegara. Rencana pembangunan gedung khusus
(laboratorium) dan sarana prasarana lingkungan gedung stasiun karantina ikan
-
8/6/2019 skripsi-aryou
5/79
5
kelas 1 terdiri dari 2 lantai yang dimulai dari bulan juni sampai desember
2004.
Pada pembangunan sebuah gedung perlu adanya penanganan manajemen
penjadwalan kerja yang baik, karena itu perlu ditangani dengan perhitungan
yang cermat dan teliti. Suatu proyek dikatakan baik jika penyelesaian proyek
tersebut efisien ditinjau dari segi waktu, biaya dan mempertinggi efisien kerja
baik manusia maupun alat (Badri, 1997:14). Untuk mengestimasi waktu dan
biaya dalam sebuah proyek maka diperlukan optimalisasi. Optimalisasi
biasanya dilakukan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada serta
meminimalkan kendala namun tetap mendapatkan hasil yang optimal.
Pada ilmu riset operasi peneliti tertarik pada permasalahan penjadwalan
proyek. Dalam hal ini penjadwalan proyek yang akan dibahas tentang mencari
lintasan kritis, sehingga dapat diketahui berapa lama suatu proyek tersebut
diselesaikan. Berawal dari inilah, peneliti tertarik mempelajari masalah
penjadwalan proyek tentang penyelesaian optimum pada pembangunan
gedung stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan
menggunakan metode PERT-CPM dan menggunakan Excel sebagai simulasi
untuk menyelesaikan permasalahan yang memuat variabel banyak. Dengan
menggunakan aplikasi program Excel, penyelesaian cenderung lebih cepat dan
tingkat kesalahan kecil. Dengan demikian, dapat dilihat hasilnya dan langsung
menganalisis hasil tersebut sesuai permasalahan yang dihadapi.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan diteliti
meliputi :
1. Bagaimana cara menentukan lintasan kritis dan nilai optimum pada
penjadwalan proyek pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun
karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan menggunakan
metode PERT-CPM?
2. Bagaimana menentukan lintasan kritis dan nilai optimum pada
penjadwalan proyek dengan menggunakan program Excel?
C. Penegasan Istilah
-
8/6/2019 skripsi-aryou
6/79
6
1. Program Excel
Program Excel merupakan salah satu software komputer yang
beroperasi pada sistem windows. Program Excel dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang dapat dimodelkan dalam bentuk linear.
2. PERT-CPM
PERT (Program Evaluation and Review Technique) dirancang
untuk membantu dalam perencanaan dan pengendalian sehingga tidak
langsung terlibat dalam optimasi (Dimyati dan Dimyati, 1999:175)
CPM (Critical Path Method) dirancang untuk mengusahakan
optimalisasi biaya total untuk jangka waktu penyelesaian yang bisa dicapai
(Subagyo, 1999:120).
3. Lintasan Kritis
lintasan kritis adalah jalur atau jalan yang dilintasi atau dilalui
yang paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu pekerjaan. Dengan
kata lain lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan
penyelesaian proyek secara keseluruhan (Badri, 1997:23).
Jalur kritis adalah serangkaian aktifitas yang saling berurutan dari
awal hingga akhir proyek yang jika salah satu atau lebih aktifitasnya
terlambat, akan menyebabkan keterlambatan proyek secara langsung
(jurnal riset operasi).
D. Batasan Masalah
Penjadwalan proyek yang akan dikaji dalam skripsi ini adalah tentang
pengoptimalan waktu dan biaya pembangunan gedung khusus (laboratorium)
stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a. Mengetahui cara menentukan lintasan kritis dengan menggunakan
metode PERT-CPM pada penjadwalan proyek pembangunan gedung
stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang.
b. Mengetahui penggunaan program Excel dalam menentukan lintasan
kritis.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
7/79
7
2. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1) Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
penjadwalan proyek dengan aplikasinya yaitu program Excel.
2) Diharapkan dapat mempraktekkan penjadwalan proyek di lapangan
atau dunia nyata.
b. Bagi Pengembang Kontrak
1) Diharapkan dapat memberikan masukan bagi kontaktor sebagai
pertimbangan anggaran yang tersedia supaya lebih efektif dan
efisien.
2) Diharapkan dapat memberikan pertimbangan waktu sehingga
dalam melakukan penyelesaian proyek dapat diketahui pada
kegiatan mana yang harus bekerja keras agar jadwal dapat
terpenuhi.
F. Sistematika Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian
pokok, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
Bagian awal skripsi memuat:
a. Halaman sampul
b. Halaman judul
c. Abstrak
d. Lembar pengesahan
e. Motto dan persembahan
f. Kata pengantar
g. Daftar isi
Bagian isi
a. Bab I : Pendahuluan
Mengemukakan tentang latar belakang masalah,
permasalahan, penegasan istilah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi
b. Bab II : Landasan Teori
-
8/6/2019 skripsi-aryou
8/79
8
Berisi uraian teoritis atau teori-teori yang mendasari
pemecahan tentang masalah-masalah yang berhubungan
dengan judul skripsi
c. Bab III : Metode penelitian
Berisi tentang metode-metode yang digunakan dalam
penelitian yang meliputi menemukan masalah,
merumuskan masalah, studi literatur, metode
pengumpulan data, analisis data dan penarikan
kesimpulan.
d. Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan
Berisi semua hasil penelitian dan pembahasan mengenai
penjadwalan proyek pembangunan gedung khusus
(laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas
Semarang
e. bab V : Penutup
Bab ini berisi tentang simpulan dan saran-saran yang
diberikan peneliti berdasarkan simpulan yang diambil
Bagian akhir
Bagian akhir skripsi berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang
mendukung skripsi.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
9/79
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Riset Operasi
Riset operasi diartikan sebagai peralatan manajemen yang menyatukan
ilmu pengetahuan, matematika dan logika dalam rangka memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari sehingga akhirnya permasalahan
tersebut dapat dipecahkan secara optimal ( Subagyo, dkk, 1993 : 4 ).
Sebagai alat suatu pemecahan masalah riset operasi harus dipandang
sebagai ilmu dan seni, aspek ilmu terletak pada penggunaan teknik-teknik dan
algoritma-algoritma matematika untuk memecahkan persoalan yang dihadapi,
sedangkan sebagai seni ialah karena keberhasilannya dari solusi matematis ini
sangat bergantung pada kreativitas dan kemampuan seseorang sebagai
penganalisa dalam pengambilan keputusan ( Dimyati dan Dimyati, 1999 : 3 )
Riset operasi merupakan suatu metode untuk memecahkan masalah
optimal. Bahasan mengenai riset operasi ini mencakup dynamic programing,
analisis jaringan, rantai markov, program linier, teori permainan dan lain-lain.
Menurut Dimyati dan Dimyati (1999:4), jika riset operasi akan digunakan
untuk memecahkan suatu permasalahan, maka dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Memformulasikan persoalan, definisikan persoalan lengkap dengan
spesifikasi tujuan dan bagian-bagian atau sistem yang bersangkutan.
2. Mengobservasi sistem, kumpulan data untuk mengestimasi besaran
parameter yang berpengaruh terhadap persoalan yang dihadapi, estimasi
ini digunakan untuk membangun dan mengevaluasi model matematis daripersoalan.
3. Memformulasikan model matematis dari persoalan yang dihadapi, dalam
hal ini model matematis dalam bentuk persamaan atau pertidaksamaan
linier.
9
-
8/6/2019 skripsi-aryou
10/79
10
4. Mengevaluasi model dan penggunaannya untuk prediksi, untuk
mengevaluasi apakah langkah pada no.3 telah menggambarkan keadaan
nyata secara akurat atau belum.
5. Mengimplementasikan hasil studi, menerjemahkan hasil perhitungan
dalam bahasa sehari-hari.
Untuk membangun model dalam riset operasi, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
3. Jangan membangun model yang rumit jika dapat dibut model yang
sederhana.
4. Jangan mengubah permasalahan agar cocok dengan tehnik atau metode
yang digunakan.
5. Proses deduksi harus dilakukan dengan baik.
6. Proses validasi terhadap model harus dilakukan sebelum model tersebut
diimplementasikan.
7. Jangan memaksakan untuk menjawab suatu pertanyaan (permasalahan)
tertentu dari suatu model yang tidak dirancang untuk menjawab
pertanyaan itu.
8. Suatu model mempunyai karakteristik tertentu, sehingga jangan terlalu
menjual model yang dikembangkan. Suatu model seringkali menghasilkan
suatu kesimpulan yang sederhana dan menarik.
9. Suatu model yang dikembangkan memerlukan data yang baik.
B. Program Linier
Linear programing merupakan suatu model umum yang dapat digunakan
dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara
optimal (Subagyo, dkk, 1999:9).
Program linier merupakan suatu model dari riset operasi yang merupakan
bentuk khusus dari permasalahan optimasi. Permasalahan optimasi meliputi
pemaksimuman atau peminimuman suatu fungsi tujuan yang dibatasi oleh
berbagai kendala keterbatasan sumber daya dan kendala persyaratan-
persyaratan tertentu yang harus dipenuhi (Ericson dan Hall, 1986:29). Contoh
-
8/6/2019 skripsi-aryou
11/79
11
untuk permasalahan yang dimaksimumkan adalah masalah keuntungan
sedangkan contoh untuk permasalahan yang diminimumkan adalah masalah
biaya, sediaan, dan lain-lain. Kendala-kendala yang sering dijumpai adalah
keterbatasan bahan mentah, tenaga kerja dan sebagainya. Kendala-kendala ini
dapat diekspresikan dalam bentuk sejumlah persamaan atau pertidaksamaan
linier dalam variabel atau peubahnya. Jadi fungsi yang akan dioptimumkan
merupakan suatu penyelesaian atau solusi layak yang mempunyai nilai fungsi
tujuan yang dikehendaki. Nilai yang dikehendaki dapat berupa nilai terbesar
yaitu fungsi tujuan berupa nilai maksimum sedangkan nilai terkecil yaitu
fungsi tujuan berupa nilai minimum.
Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas diantara aktivitas yang
bersaing, dengan cara yang terbaik yang mungkin dilakukan (Dimyati dan
Dimyati, 1999:17). Penerapan dari program linier banyak digunakan pada
bidang industri, perdagangan, transportasi, tehnik dan sebagainya.
Program linier menggunakan model matematis untuk menjelaskan
persoalan yang dihadapinya. Sifat linier disini berarti bahwa seluruh fungsi
matematis dalam model ini merupakan fungsi linier, sedangkan kataprogram merupakan sinonim untuk perencanaan. Dengan demikian program
linier adalah perencanaan aktifitas-aktifitas untuk memperoleh suatu hasil
yang optimum , yaitu suatu hasil yang mencapai tujuan terbaik diantara
seluruh alternatif yang fisibel (Dimyati dan Dimyati, 1999:17).
Menurut Suyitno (1997:2) pemecahan masalah program linear melalui
tahap-tahap sebagai berikut.
1. Memahami masalah dibidang yang bersangkutan.
2. Menyusun model matematika.
3. Menyelesaikan model matematika.
4. Menafsirkan jawaban model menjadi jawaban atas masalah yang nyata.
Karakteristik-karakteristik yang biasanya digunakan dalam persoalan
program linier, yaitu sebagai berikut.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
12/79
12
a. Variabel keputusan adalah variabel yang menguraikan secara lengkap
keputusan-keputusan yang akan dibuat atau berarti pula sebagai kumpulan
variabel yang akan dicari untuk ditentukan nilainya.
b. Fungsi tujuan merupakan fungsi dari variabel keputusan yang akan
dioptimumkan. Fungsi tujuan merupakan pernyataan matematika yang
menyatakan hubungan Z (nilai fungsi tujuan) dengan jumlah dari perkalian
semua koefisien fungsi tujuan.
c. Pembatas merupakan kendala yang dihadapi sehingga kita tidak bisa
menentukan harga-harga variabel keputusan secara sembarang. Koefisien
dari variabel keputusan pada pembatas disebut koefisien teknis sedangkan
bilangan yang ada disisi kanan setiap pembatas disebut ruas kanan
pembatas.
d. Pembatas tanda adalah pembatas yang menjelaskan apakah variabel
keputusannya diasumsikan hanya berharga nonnegatif atau variabel
keputusan tersebut boleh berharga positif atau negatif (tidak terbatas dalam
tanda).
Tidak semua masalah optimasi dapat diselesaikan dengan metode linier.
Beberapa prinsip utama yang mendasari penggunaan metode program linier
adalah sebagai berikut.
1. Adanya sasaran dalam metode matematika masalah program linier berupa
fungsi tujuan yang akan dicarai nilai optimumnya (maksimum/minimum).
2. Adanya keterbatasan sumberdaya dapat berupa waktu, tenaga kerja, biaya,
bahan dan sebagaianya. Sumberdaya yang terbatas disebut kendala atau
pembatas.
3. Masalah harus dapat dituangkan dalam bahasa matematika yang disebut
model matematika. Model matematika dalam program linier memuatfungsi tujuan dan kendala. Fungsi tujuan harus berupa fungsi linier dan
kendala berupa pertidaksamaan atau persamaan linier.
4. Antar variabel yang membentuk fuingsi tujuan dan kendala ada
keterkaiatan, artinya perubahan pada suatu peubah akan mempengaruhi
nilai peubah yang lain.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
13/79
13
Menurut Suyitno (1997:4) model matematika merupakan ungkapan suatu
masalah dalam bahasa matematika, sedangkan menurut Dimyati dan Dimyati
(1993:3) model matematika adalah pengggambaran dunia nyata melalui
simbol-simbol matematis.
Petunjuk untuk menyusun model matematika adalah sebagai berikut.
1. Menetukan tipe dari masalah (maksimasi atau minimasi).
2. Mendefinisikan variabel keputusan. Koefisien kontribusi digunakan untuk
menentukan tipe masalah dan untuk membantu mengidentifikasikan
variabel keputusan.
3. Merumuskan fungsi tujuan. Sesudah menentukan tipe masalah danvariabel keputusan dilanjutkan dengan mengkombinasikan informasi ke
rumusan fungsi tujuan.
4. Merumuskan kendala. Dalam tahap ini ada 2 pendekatan dasar, yaitu:
a. pendekatan ruas kanan merupakan besar maksimum dari sumber
daya yang tersedia dalam masalah maksimum maupun minimum dari
sumber daya yang tersedia dalam masalah yang minimum;
b. pendekatan ruas kiri, merupakan koefisien teknis dari daftar dalam
tabel atau baris-baris. Meletakkan semua nilai sebagai koefisien teknisdan daftarnya dalam baris dan kolom.
5. Persyaratan nonnegatif
Menurut Suyitno (1997:9) model matematika dalam program linier
dirumuskan sebagai berikut.
Fungsi tujuan
takonscccxcxcxcZnnn
tan,,,, 212211 KK +++=
Harus memenuhi fungsi kendala :
-
8/6/2019 skripsi-aryou
14/79
14
mibaxaxa
ataubaxaxa
atau
baxaxa
iinii
iinii
imii
,,3,2,1,2211
2211
2211
KK
K
K
=+++
=+++
+++
C. Network
Tim riset operasi mengembangkan sistem pengambilan keputusan yang
didasarkan pada optimasi dengan menggunakan metode jaringan kerja (Hiller,
1990:335). Jaringan kerja (model network) adalah suatu diagram yang
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah matematika yang cukup
rumit agar menjadi lebih sederhana dan mudah diamati. Masalah-masalah
yang dapat diatasi dengan networkantara lain masalah penjadwalan (network
planing), masalah transportasi, masalah penugasan, masalah penggantian
peralatan, dan masalah lintasan terpendek. Network planning pada prinsipnya
adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan atau variabel
yang digambarkan atau divisualisasikan dalam diagram network. Dengan
demikian dapat dikemukakan bagian-bagian pekerjaan yang harus
didahulukan, bila perlu dilembur atau tambah biaya.
Contoh networkdapat dilihat pada gambar 1.
2 6
1 3 5 8
Initial Terminal
event event
Gambar 1. Networksuatu kegiatan
4 7
-
8/6/2019 skripsi-aryou
15/79
15
Menurut Dipohusodo (1996:245) langkah-langkah dalam menggambar
jaringan kerja adalah sebagai berikut.
1. Lukislah anak panah dengan garis penuh dari kiri ke kanan dan garis putus
untuk dummy.
2. Dalam menggambarkan anak panah, usahakan adanya bagian yang
mendatar untuk tempat keterangan kegiatan dan kurun waktu.
3. Keterangan kegiatan ditulis diatas anak panah, sedangkan kurun waktu di
bawahnya.
4. Hindarkan sejauh mungkin garis yang saling menyilang.
5. Kecuali untuk hal yang khusus, panjang anak panah tidak ada kaitannya
dengan lamanya kurun waktu.
6. Peristiwa/kejadian dilukiskan sebagai lingkaran dengan nomor yang
bersangkutan jika mungkin berada di dalamnya.
7. Nomor peristiwa sebelah kanan lebih besar dari sebelah kiri.
Menurut Dimyati dan Dimyati (1999:177) dalam menggambarkan suatu
networkdigunakan simbol sebagai berikut:
Anak panah = arrow (arc), menyatakan sebuah kegiatan atau
aktivitas. Kegiatan di sini didefinisikan sebagai hal yangmemerlukan duration (jangka waktu tertentu). Baik panjang
maupun kemiringan anak panah ini sama sekali tidak
mempunyai arti, jadi tidak selalu menggunakan skala. Kepala
anak panah menjadi pedoman arah tiap aktivitas, yang
menunjukkan bahwa suatu aktivitas dimulai dari permulaan dan
berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan.
Lingkaran kecil = node, menyatakan sebuah kejadian atau
peristiwa atau event. Kejadian (event) di sini didefinisikan
sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan.
Anak panah terputus-putus, menyatakan kegiatan / aktivitas
semu atau dummy. Dummy di sini berguna untuk membatasi
mulainya aktivitas. Seperti halnya aktivitas biasa, panjang dan
-
8/6/2019 skripsi-aryou
16/79
16
B
kemiringan dummy ini juga tidak berarti apa-apa sehingga tidak
perlu menggunakan skala, hanya pada dummy tidak mempunyai
duration (jangka waktu tertentu).
(anak panah tebal) merupakan kegiatan pada lintasan kritis.
Dalam penggunaannya, simbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti
aturan-aturan sebagai berikut.
1. Di antara dua kejadian (event) yang sama, hanya boleh digambarkan satu
anak panah.
2. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor
kejadian
3. Aktivitas harus mengalir dari kejadian bernomor rendah ke kejadian
bernomor tinggi.
4. Diagram hanya memiliki sebuah saat paling cepat dimulainya kejadian
(initial event) dan sebuah saat paling cepat diselesaikannya kejadian
(terminal event).
Adapun logika kebergantungan kegiatan-kegiatan itu dinyatakan sebagai
berikut.
1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapatdimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut dapat di lihat pada
gambar 2.
1 2 3
Gambar 2. Kegiatan A merupakan pendahulu kegiatan B
Kegiatan A bisa juga ditulis (1,2) dan kegiatan B(2,3)
2. Jika kegiatan C,D dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat dimulai,
maka dapat di lihat pada gambar 3.
A
-
8/6/2019 skripsi-aryou
17/79
17
F
E
M
N
1
2 4 5
3
Gambar 3. Kegiatan C, D dan E merupakan pendahulu kegiatan F
3. Jika kegiatan G dan H harus dimulai sebelum kegiatan I dan J maka dapat
di lihat pada gambar 4.
2 5
4
3 6
Gambar 4. Kegiatan G dan H merupakan pendahulu kegiatan I dan J
4. Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai,
tetapi N sudah dapat dimulai bila kegiatan L sudah selesai, maka dapat di
lihat pada gambar 5.
2 5 7
3 4 6
Gambar 5. Kegiatan L merupakan pendahulu kegiatan M dan N
Fungsi dummy di atas adalah memindahkan seketika itu juga (sesuai
dengan arah panah) keterangan tentang selesainya kegiatan L dari
lingkungan kejadian no. 4 ke lingkungan kejadian no. 5.
5. Jika kegiatan P,Q, dan R mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang
sama, maka kita tidak boleh menggambarkannya seperti pada gambar 6.
JH
GI
C
D
K
L
-
8/6/2019 skripsi-aryou
18/79
18
Q
Q
31 32
Gambar 6. Gambar yang salah bila kegiatan P, Q dan R mulai dan
selesai pada kejadian yang sama
Untuk membedakan ketiga kegiatan itu, maka masing-masing harus
digambarkan dummy seperti pada gambar 7.
3231 34
33
atau
32
31 34
33
Gambar 7. Kegiatan P, Q dan R mulai dan selesai pada kejadian
yang sama
Kegiatan P = (31,32) P = (32,34)
Q = (31,34) atau Q = (31,34)
R = (31,33) R = (33,34)
Dalam hal ini tidak menjadi soal di mana saja diletakkannya dummy
tersebut, pada permulaan ataupun pada akhir kegiatan-kegiatan tersebut.
D. Penentuan Waktu
Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya
adalah mengestimasi waktu masing-masing aktivitas, dan menganalisis
seluruh diagram networkuntuk menentukan waktu terjadinya masing-masing
kejadian (event).
R
P
R
Q
P
R
P
-
8/6/2019 skripsi-aryou
19/79
19
Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan kita dapatkan satu
atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut
yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini
disebut lintasan kritis. Di samping lintasan kritis ini terdapat lintasan-lintasan
lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis.
Dengan demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini mempunyai waktu untuk
bisa terlambat yang dinamakan float.
Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada
sebuah network dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam
praktek atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material,
peralatan, dan tenaga kerja. Float ini terbagi atas dua jenis, yaitu total float
dan free float(Dimyati dan Dimyati, 1999:180).
Untuk memudahkan perhitungan waktu digunakan notasi-notasi sebagai
berikut.
TE : earliest event occurance time, yaitu saat tercepat terjadinya
kejadian/event.
TL : latest event occurance time, yaitu saat paling lambat terjadinya
kejadian.
ES : earliest activity start time, yaitu saat tercepat dimulainya
kegiatan/aktifitas.
EF : earliest activity finish time, yaitu saat tercepat diselesaikannya kegiatan.
LS : latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimulainya kegiatan.
LF : latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya
kegiatan.
t : activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan
(biasanya dinyatakan dalam hari).
S : total slack/total float.
SF : free slack/free float.
1. Asumsi dan cara perhitungan waktu
-
8/6/2019 skripsi-aryou
20/79
20
Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu ini digunakan tiga
buah asumsi dasar, yaitu sebagai berikut.
a. Proyek hanya memiliki satu initial eventdan satu terminal event.
b. Saat tercepat terjadinya initial eventadalah hari ke-nol
c. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TL = TE untuk
eventini.
Adapun perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara, yaitu
cara perhitungan maju ( forward computation) dan perhitungan mundur
(backward computation). Pada perhitungan maju, perhitungan bergerakmulai dari initial event menuju terminal event maksudnya ialah
menghitung saat yang paling tercepat terjadinya events dan saat paling
cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE, ES dan
EF).
Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event
menuju ke initial event. Tujuannya ialah untuk menghitung saat paling
lambat terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dan
diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan LF). Dengan selesainya
kedua perhitungan ini, barulah float dapat dihitung. Untuk melakukan
perhitungan maju dan perhitungan mundur ini, lingkaran kejadian (event)
dibagi atas tiga bagian seperti pada gambar 8.
a
b c
Gambar 8. Lingkaran kejadian
Keterangan :
a = ruang untuk nomor event
-
8/6/2019 skripsi-aryou
21/79
21
b = ruang untuk menunjukkan saat paling cepat terjadinya event (TE),
yang merupakan hasil perhitungan maju.
c = ruang untuk menunjukkan saat paling lambat terjadinya event (TL),
yang merupakan hasil perhitungan mundur.
2. Perhitungan maju
Ada tiga langkah yang harus dilakukan pada perhitungan maju, yaitu
sebagai berikut.
a. Saat tercepat terjadinya initial event ditentukan pada hari ke nol
sehingga untuk initial event berlaku TE=0 (Asumsi ini tidak benar
untuk proyek yang berhubungan dengan proyek-proyek lain).
b. Kalau initial event terjadi pada hari yang ke-nol, maka dapat di lihat
pada gambar 9.
i (i,j) j
0
Gambar 9. Mulainya kejadian pada hari yang ke-nol
0)(),( == jji TEES
),(),(),( jijiji tESEF +=
),(),( jiji tTE +=
c. Event yang menggabungkan beberapa aktivitas (merge event), dapat di
lihat pada gambar 10.
)( ,1 jiEF
)( ,2 jiEF
)( ,3 jiEF
Gambar 10. Kejadian yang menggabungkan beberapa aktivitas
-
8/6/2019 skripsi-aryou
22/79
22
d. Sebuah event hanya dapat terjadi jika aktivitas-aktivitas yang
mendahuluinya telah diselesaikan. Maka saat paling cepat terjadinya
sebuah event sama dengan nilai terbesar dari saat tercepat untuk
menyelesaikan aktivitas-aktivitas yang berakhir pada eventtersebut.
),...,max( )(),(),()( ,21 jnijijij EFEFEFTE = .
3. Perhitungan Mundur
Seperti halnya pada perhitungan maju, pada perhitungan mundur ini
pun terdapat tiga langkah, yaitu sebagai berikut.
a. Pada terminal eventberlaku TL=TE.
b. Saat paling lambat untuk memulai suatu aktivitas sama dengan saatpaling lambat untuk menyelesaikan aktivitas itu dikurangi dengan
duration aktivitas tersebut, dapat di lihat pada gambar 11.
i (i,j) j
TE TL
Gambar 11. Saat paling lambat untuk memulai dan saat paling
lambat untuk menyelesaikan suatu aktivitastLFLS =
TLLF ji =),( di mana TL=TE, maka
),()(),( jijji tTLLS =
c. Event yang mengeluarkan beberapa aktivitas (burst event), dapat di
lihat pada gambar 12.
),( 1jiLS
i),( 2ji
LS
` ),( 3jiLS
Gambar 12. Kejadian yang mengeluarkan beberapa aktivitas
-
8/6/2019 skripsi-aryou
23/79
23
Setiap aktivitas hanya dapat dimulai apabila event yang
mendahuluinya telah terjadi. Oleh karena itu, saat paling lambat terjadinya
sebuah eventsama dengan nilai terkecil dari saat-saat paling lambat untuk
memulai aktivitas-aktivitas yang berpangkal pada eventtersebut.
)....,min( ),(,,(),,()( 21 njijijii LSLSLSTL = .
E. Lintasan Kritis
Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu, akan di dapatkan satu atau
beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang
menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut
lintasan kritis (Dimyati dan Dimyati, 1999:180).
Lintasan kritis adalah jalur atau jalan yang dilintasi atau dilalui yang
paling menentukan berhasil atau gagalnya suatu pekerjaan. Dengan kata lain
lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan penyelesaian proyek
secara keseluruhan (Badri, 1997:23).
Untuk menentukan lintasan kritis diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Perhitungan Maju ( forward computation).
Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial event
menuju ke terminal event. Tujuannya ialah menghitung saat yang paling
cepat terjadinya event dan saat paling cepat dimulainya serta
diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE, ES, dan EF).
b. Perhitungan Mundur (backward computation).
Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event
menuju ke initial event. Tujuannya ialah untuk menghitung saat paling
lambat terjadinya event dan saat paling lambat dimulainya dandiselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan LF).
c. Perhitungan kelonggaran waktu (floatatau slack)
Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada
sebuah jaringan kerja, ini dapat dipakai pada waktu penggunaan jaringan
kerja dalam praktek dan memungkinkan digunakan pada waktu
-
8/6/2019 skripsi-aryou
24/79
24
mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan dan tenaga kerja. Float
ini terbagi atas dua jenis yaitu total float dan free float.
Total Float(kelembanan suatu kegiatan) adalah jumlah waktu di mana
waktu penyelesaian suatu kegiatan dapat diundur tanpa mempengaruhi
saat paling cepat dari penyelesaiaan proyek secara keseluruhan. Karena
itu, total float dihitung dengan cara mencari selisih antara saat paling
lambat dimulainya aktivitas dengan saat paling cepat dimulainya aktivitas.
Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada
kegiatan (LS-ES), atau dapat pula dengan mencari selisih antara saat
paling lambat diselesaikannya kegiatan dan saat paling cepat
diselesaikannya kegiatan (LF-EF). Dalam hal ini cukup dipilih salah satu
saja.
Jika akan menggunakan persamaan S=LS-ES , maka total float
kegiatan (i,j) adalah S(ij) =LS(ij) ES(ij). Dari perhitungan mundur diketahui
bahwa LS(i,j) =TL(ij)-t(ij) , sedangkan dari perhitungan maju ES(i,j) = TE(i) .
Maka S(i,j) = TL(j)-t(i,j) - TE(i). Jika menggunakan persamaan S = LF-EF ,
maka total float kegiatan (i,j) adalah S(i,j) = LF(i,j)- EF(i,j) . Dari
perhitungan maju diketahui bahwa EF(i,j) = TE(i,j) +t(i,j) , sedangkan dari
perhitungan mundur LF(i,j) = TL(i,j) , maka S(i,j) = TL(j) -TE(i) T(i,j).
Free float adalah jumlah waktu dimana penyelesaian suatu kegiatan
dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dimulainya kegiatan
yang lain atau saat paling cepat terjadinya kejadian lain pada jaringan
kerja. Free floatkegiatan (i,j) dihitung dengan cara mencari selisih antara
saat tercepat terjadinya kejadian diujung kegiatan dengan saat tercepat
diselesaikannya kegiatan (i,j) tersebut.
Atau SF(i,j)=TE(i,j)-EF(i,j). Dari perhitungan maju diperoleh EF(i,j)=TE(i)+t(i,j),
maka SF(i,j)=TE(j)-TE(i)-t(i,j) (Dimyati, 1999:187).
-
8/6/2019 skripsi-aryou
25/79
25
F. Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan
Kelas 1 Tanjung Mas Semarang.
Pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas
1 Tanjung Mas Semarang bertujuan untuk menentukan kualitas ikan yang
akan di ekspor-impor. Pada pembangunan sebelumnya hanya berupa
bangunan berupa kantor untuk administrasi, oleh karena untuk menjamin mutu
dan kualitas ikan yang akan di ekspor-impormaka pemerintah membangun
gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas
Semarang.
Proyek pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina
ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang merupakan pembangunan gedung
bertingkat dengan 2 lantai. PT MUNICA PRATAMA GROUP
memperhitungkan pembangunan memerlukan waktu 150 hari dengan biaya
Rp.616.634.000,00 (Enam ratus enam belas juta enam ratus tiga puluh empat
ribu rupiah). Pada perhitungannya PT MUNICA PRATAMA GROUP
menggunakan Kurva S Schedule.
Pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas
1 Tanjung Mas Semarang meliputi berbagai macam kegiatan diantaranya yaitupada lantai 1 meliputi 57 kegiatan dan pada lantai 2 meliputi 58 kegiatan. Pada
pembangunan ini membutuhkan tenaga kerja rata-rata 50 orang diantaranya
yaitu 20 pekerja dengan upah Rp.24.850,00 per hari, 10 tukang kayu dengan
upah Rp.35.000,00 per hari, seorang kepala tukang kayu dengan upah
Rp.39.850,00 per hari, 16 tukang batu dengan upah Rp.35.000,00 per hari,
seorang kepala tukang batu dengan upah Rp.39.850,00 per hari dan 2 mandor
dengan upah Rp.35.000,00 per hari.
G. Program Excel
Penyelesaian masalah linier dengan banyak variabel akan lebih mudah
dengan menggunakan program komputer. Dalam hal ini program komputer
yang akan di gunakan untuk menyelesaikan masalah yang akan dikaji adalah
program Excel. Prinsip kerja utama dari program Excel adalah memasukan
-
8/6/2019 skripsi-aryou
26/79
26
data sebagai rumusan permasalahan yang terdiri dari optimasi dari fungsi
maksimal atau minimal dan fungsi kendala. Rumusan yang dimaksud dalam
hal ini adalah bentuk matematika yang berupa fungsi linear.
Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang meliputi jawaban fungsi
tujuan dan jawaban fungsi kendala serta jawaban analisis sensitivitas kita
menggunakan solveryang ada pada salah satu menu Excel dengan cara klik
menu Tools lalu pilih solver. Jika pada menu Tools belum ada solvernya, kita
bisa menginstal solver yang ada dalam Microsoft Excel lewat CD Microsoft
Office XP.
Sebelum memasuki solver, langkah pertama yang harus dilakukan adalahmendefinisikan dan memilih variabel keputusan, kendala dan fungsi tujuan
dari suatu masalah. Setelah langkah pertama dilakukan, masukkan data fungsi
tujuan, kendala dan variabel keputusan dalam Excel (Yulianto, 2005:5).
H. Aplikasi Program Excel
Penyelesaian masalah program lineardengan banyakvariabel akan lebih
mudah dengan menggunakan komputer. Perhitungan yang akan dilakukan
disini menggunakan program Excel (lihat Sitinjak, 2006). Untuk menentukan
nilai optimal suatu program lineardengan Excel dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu.
1. Menentukan model program linear atau model matematika berdasarkan
data.
2. Menentukan formulasi program untukExcel.
Cara untuk mengoperasikan program Excel melalui windows pertama
kalinya pilih klik kemudian pilih program dan arahkan pada Micosoft
Excel dan diklik seperti gambar 13 berikut.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
27/79
27
Gambar 13.Tampilan Windows
Pada layar akan muncul tampilan Excel yang siap untuk tempat
mengetikkan formulasi seperti gambar 14 berikut.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
28/79
28
Gambar 14. Tampilan Excel
Selanjutnya Excel siap mengerjakan kasus program linear. Sebagai
contoh permasalahan seperti pada gambar 15 berikut.
8
a 16 d 5 g 10
6 h
b 14 f
Gambar 15. Network
Untuk menghitung TE dan TL pada setiap simpul di jaringan proyek
diatas dengan menggunakan Excel terlebih dahulu dibuat model program
linear atau model matematikanya dengan X1 menyatakan sebagai kejadian
c
6
e4
1
2
3
4
5
6
6
-
8/6/2019 skripsi-aryou
29/79
29
pada node1, X2 menyatakan kejadian pada node 2 dan seterusnya sampai pada
X6 menyatakan sebagai node 6 seperti berikut.
Minimumkan : Z = X1+X2+X3+X4+X5+X6
Kendala X2 X1 16
X3 X1 14
X4 X2 8
X5 X2 5
X5 X3 4
X6 X3 6
X6 X4 10
X1, X2, X3, X4, X5, X6 0
Xj : TE pada simpul j
Berdasarkan model matematika tersebut diatas, maka pada worksheet Excel
diinputdata dengan format pada gambar 16 sebagai berikut.
Gambar 16. Operasi Awal Dalam Excel
-
8/6/2019 skripsi-aryou
30/79
30
Nilai Z pada model matematika ditunjukkan pada sel B13, sedangkan
nilai Xj sebagai variabel keputusan ditunjukkan pada sel B4 sampai dengan sel
B9. Nilai ruas kiri dari setiap kendala ditunjukkan pada sel E4 sampai dengan
sel E11 dan nilai ruas kanan ditunjukkan pada sel F4 sampai dengan sel F11.
Sel E4 diisi dengan rumus : =B5-B4
Sel E5 diisi dengan rumus : =B6-B4
Sel E6 diisi dengan rumus : =B7-B5
Sel E7 diisi dengan rumus : =B8-B5
Sel E8 diisi dengan rumus : =B8-B6
Sel E9 diisi dengan rumus : =B9-B6
Sel E10 diisi dengan rumus : =B9-B7
Sel E11 diisi dengan rumus : =B9-B8
Setelah dihitung nilai TE pada seluruh simpul maka selanjutnya
dilakukan perhitungan TL pada seluruh simpul yang ada di jaringan tersebut,
yaitu.
Sel G4 diisi dengan rumus : +B4 (pada simpul awal TE = TL)
Sel G5 diisi dengan rumus : =min(G8-F7;G7-F6)
Sel G6 diisi dengan rumus : =min(G9-F9;G8-F8)
Sel G7 diisi dengan rumus : +G9-F10
Sel G8 diisi dengan rumus : +G9-F11
Sel G9 diisi dengan rumus : +B9 (pada simpul akhir TE = TL)
Setelah semua data dan formula dimasukkan, kemudian klik Tools dan klik
solverseperti pada gambar 17 berikut.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
31/79
31
Gambar 17. Tampilan Menu Solver
Kemudian klik Option seperti pada gambar 18 berikut.
Gambar 18. Option pada Solver
Kemudian klik OK, klik solve, kemudian klik Ok seperti pada gambar
19 berikut.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
32/79
32
Gambar 19. Hasil dari solve
Untuk mencari lintasan kritis pada jaringan proyek, indikator yang
sangat tepat untuk mengetahuinya yaitu menggunakkan variabel slack atau
kesenjangan waktu aktivitas dengan rumus Sij = TLj TEi t ij. Aktivitas-
aktivitas kritis ditunjukkan dengan nilai 0 pada Sij. Berikut hasil perhitungan
kesenjangan waktu setiap aktivitas dengan menggunakan Excel pada gambar
20.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
33/79
33
Gambar 20. Hasil Perhitungan Sij
Jadi lintasan kritis dari proyek diatas dapat digambarkan seperti gambar
21.
Gambar 21. Lintasan Kritis
c
15
e
4
1
2
3
4
5
6
6
8
h
16a
f
g
10
5d
14
b
-
8/6/2019 skripsi-aryou
34/79
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut :
A. Menemukan Masalah
Dalam tahap ini dicari sumber pustaka dan dipilih bagian dari sumber pustaka
sehingga memunculkan ide yang akan dikaji sebagai suatu masalah.
B. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah diperlukan agar permasalahan yang dikaji dalam
penelitian jelas sehingga mempermudah pemecahan masalah. Berdasarkan ide
yang diperoleh, dirumuskan masalah optimalisasi penjadwalan proyek pada
pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1
Tanjung Mas Semarang dengan perhitungan maju, perhitungan mundur,
perhitungan kelonggaran waktu dan Excel.
C. Studi Literatur dan Studi Kasus
Studi literatur adalah mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan jaringan
dan lintasan kritis serta program linier, kemudian menerapkannya pada data
hasil penelitian. Studi kasus dilakukan penulis dengan mengambil data
sekunder pada pembangunan gedung khusus (laboratorium) dan sarana
prasarana lingkungan gedung stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas di
PT MUNICA PRATAMA GROUP.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data, penulis menggunakan
data sekunder yaitu data yang sudah ada yang diperoleh langsung dari PT
MUNICA PRATAMA GROUP yaitu berupa data pembangunan gedung
khusus (laboratorium) dan sarana prasarana lingkungan gedung stasiun
karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
35/79
35
E. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai
berikut.
10. Secara teoritis yaitu perhitungan dengan menggunakan metode PERT-
CPM, dengan berdasarkan data pembangunan.
11. Secara laboratorium yaitu perhitungan dengan menggunakan program
Excel.
F. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam metode penelitian adalah penarikan
kesimpulan yang diperoleh dari hasil langkah pemecahan masalah.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
36/79
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini akan ditentukan lintasan kritis dalam penjadwalan
Proyek Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan
Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan metode PERT-CPM dan Excel.
Dalam penggunaan Excel terlebih dahulu dibuat model program linearnya
yang meliputi fungsi tujuan dan fungsi kendala.
Berdasarkan data time schedule, rencana anggaran biaya dan gambar
gedung yang diperoleh dari PT MUNICA PRATAMA GROUP dalam
pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1
Tanjung Mas Semarang akan disusun daftar rencana kegiatan yang disajikan
dalam tabel 1 pada lampiran 3 dan gambar network yang disajikan dalam
lampiran 8. Selain itu juga akan disusun rumusan data Pembangunan Gedung
Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas
Semarang dalam bentuk model matematika yang disajikan dalam lampiran 4.
Dari model matematika tersebut akan dilakukan perhitungan dan
penentuan lintasan kritis dari Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium)
Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan menggunakan
metode PERT-CPM dan bantuan Excel. Pembangunan Gedung Khusus
(Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang ini
meliputi berbagai macam kegiatan diantaranya yaitu pada lantai 1 meliputi 57
kegiatan dan pada lantai 2 meliputi 58 kegiatan.
Berdasarkan tabel diketahui bahwa pembangunan tersebut melibatkan
berbagai macam kegiatan membangun yang sering disebut aktivitas. Aktivitas
Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1
Tanjung Mas Semarang sangat banyak, jika dijabarkan seluruhnya akan
membuat model menjadi rumit. Untuk mempermudah dan mengefektifkan
pengawasan suatu aktivitas, maka masing-masing aktivitas disusun daftar
rencana kegiatan serta disusun gambar networknya. Hal ini dilakukan dalam
-
8/6/2019 skripsi-aryou
37/79
37
rangka menyusun suatu model dari permasalahan konkret. Model dibuat
sesederhana mungkin tetapi harus dapat mewakili suatu permasalahan
konkret. Semua kegiatan yang akan dilakukan perlu diketahui waktu masing-
masing dan syarat kegiatan tersebut dapat dilakukan.
1. Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Khusus
(Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang
dengan Metode PERT-CPM.
Untuk menentukan lintasan kritis dengan menggunakan metode
PERT-CPM mempunyai beberapa langkah, yaitu sebagai berikut.
a. Menyusun tabel daftar rencana kegiatan pembangunan gedung khusus
(laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang
berdasarkan data time schedule yang disajikan dalam lampiran 3.
b. Menyusun sebuah network berdasarkan daftar rencana kegiatan
pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan
kelas 1 Tanjung Mas Semarang yang disajikan dalam lampiran 8.
c. Menentukan perhitungan maju yang disajikan dalam lampiran 5.
d. Menentukan perhitungan mundur yang disajikan dalam lampiran 6.
e. Menentukan perhitungan kelonggaran waktu yang disajikan dalam
lampiran 7.
2. Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Khusus
(Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang
dengan Menggunakan Excel.
Untuk menentukan lintasan kritis dalam penjadwalan Proyek
pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan
Kelas 1 Tanjung Mas Semarang dengan menggunakan Excel dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menyusun tabel daftar rencana kegiatan pembangunan gedung khusus
(laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang
berdasarkan data time schedule yang disajikan dalam lampiran 3.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
38/79
38
b. Menyusun sebuah network berdasarkan daftar rencana kegiatan
pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan
kelas 1 Tanjung Mas Semarang yang disajikan dalam lampiran 8.
c. Menyusun model matematika dari permasalahan yang ada meliputi
fungsi tujuan dan fungsi kendala yang disajikan dalam lampiran 4.
d. Mengaplikasikan model matematika ke dalam Excel.
e. Membaca hasil perhitungan pembangunan gedung khusus
(laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang
yang disajikan dalam lampiran 10.
Dari hasil perhitungan Excel diperoleh lintasan kritis yang sama
dengan menggunakan metode PERT-CPM. Lintasan kritis dari proyek
pembangunan gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1
Tanjung Mas Semarang adalah sebagai berikut.
a. Proyek Pembangunan Gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun
Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang selesai pada waktu 24
minggu atau 144 hari diketahui dari nilai akhir ET dan LT. Untuk
lintasan kritis yang dilalui dapat dilihat pada Sij yang bernilai 0 karena
menunjukkan tidak ada kelonggaran waktu.
Salah satu lintasan kritis yang diperoleh dari Excel adalah sebagai
berikut.
X1 = A B
X2 = B C
X6 = C G
X13 = O Q
X19 = U Y
X32 = G1 M1
X62 = L2 T2
X90 = M3 X3
X156 = Y5 Q6
X169 = E7 F7
-
8/6/2019 skripsi-aryou
39/79
39
Adapun yang dimaksud lintasan kritis pada proyek pembangunan
gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung
Mas semarang adalah sebagai berikut.
a) X1 yaitu pekerjaan pembongkaran bangunan lama yang
dilaksanakan dalam waktu 1 minggu.
b) X2 yaitu pekerjaan bowplank. Dilaksanakan pada minggu ke 5 dan
diselesaikan dalam waktu 1 minggu.
c) X6 yaitu pekerjaan kolom 20/40. Diselesaikan setelah minggu ke 5
atau setelah pekerjaan bowplank dan harus selesai dalam waktu 3
minggu.
d) X13 yaitu pekerjaan balok anak 20/40. Dilaksanakan setelah
minggu ke 8 atau setelah pekerjaan kolom 20/40 selesai dan harus
selesai dalam waktu 3 minggu.
e) X19 yaitu pekerjaan kolom 20/30 pada lantai 2. Dilaksanakan
setelah minggu ke 11 atau setelah pekerjaan balok anak 20/40
selesai dan harus selesai dalam waktu 2 minggu.
f) X32 yaitu pekerjaan plesteran 1pc:3ps pada lantai 2 (tahap 1).
Dilaksanakan setelah minggu ke 13 atau setelah pekerjaan kolom
20/30 pada lantai 2 selesai dan harus selesai dalam waktu 3
minggu.
g) X62 yaitu pekerjaan gording bengkirai (tahap 1). Dilaksanakan
setelah minggu ke 16 atau setelah pekerjaan plesteran 1pc:3ps
pada lantai 2 (tahap 1) selesai dan harus selesai dalam waktu 2
minggu.
h) X90 yaitu pekerjaan list plafond gypsum. Dilaksanakan setelah
minggu ke 18 atau setelah pekerjaan gording bengkirai (tahap 1)
selesai dan harus selesai dalam waktu 5 minggu.
i) X156 yaitu pekerjaan tangga kayu (tahap 2). Dilaksanakan setelah
minggu ke 23 atau setelah pekerjaan list plafond gypsum selesai
dan harus selesai dalam waktu 2 minggu.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
40/79
40
j) X169 yaitu pekerjaan penangkal petir (tahap 2). Dilaksanakan
setelah minggu ke 25 atau setelah pekerjaan tangga kayu (tahap 2)
selesai dan harus selesai dalam waktu 2 minggu.
b. ET dan LT menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk memulai dan
menyelesaikan suatu aktivitas, misal A bernilai 0 karena A baru mulai
aktivitas, B bernilai 1 karena B telah melakukan aktivitas yaitu
aktivitas pembongkaran bangunan lama (X1) dan seterusnya. Akhir
aktivitas menunjukkan lamanya waktu penyelesaian dalam proyek
tersebut, yaitu ditunjukkan F7 dengan nilai 24 yang nilai ET sama
dengan nilai LT.
c. Nilai slack pada lintasan kritis bernilai nol sedangkan pada bukan
lintasan kritis dapat bernilai tidak nol. Hal ini menunjukkan adanya
kelonggaran waktu pada aktivitas yang bukan lintasan kritis yang tidak
mengakibatkan mundurnya penyelesaian proyek secara keseluruhan.
B. Pembahasan
1. Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Khusus
(Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas semarang
oleh PT MUNICA PRATAMA GROUP.
Hasil analisis penjadwalan proyek pembangunan gedung khusus
(laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang yang
dilakukan oleh PT MUNICA PRATAMA GROUP berdasarkan data time
schedule diperoleh keterangan bahwa penyelesaian proyek pembangunan
gedung khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas
Semarang memerlukan waktu 150 hari yang dimulai tanggal 26 Juni dan
selesai pada tanggal 12 Desember 2007. Kita juga mengetahui prestasi
mingguan dari setiap aktivitas pada proyek tersebut. Biaya total proyek
tersebut adalah Rp. 616.634.000,00 (Enam ratus enam belas juta enam
ratus tiga puluh empat ribu rupiah).
-
8/6/2019 skripsi-aryou
41/79
41
2. Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Khusus
(Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang
dengan menggunakan Metode PERT-CPM dan Excel.
Dengan menggunakan metode PERT-CPM dan Excel lintasan
kritis atau waktu penyelesaian proyek tersebut adalah 24 minggu / 144
hari. Lintasan kritis di tampilkan dalam lampiran 9. Jika dibandingkan
antara hasil perhitungan yang dilakukan oleh PT MUNICA PRATAMA
GROUP dengan perhitungan menggunakan metode PERT-CPM dan
Excel, diperoleh hasil yang lebih menguntungkan dengan menggunakan
metode PERT-CPM dan Excel. Hal ini akan memberikan keuntungan dari
segi waktu penyelesaian proyek akan lebih cepat 6 hari, akibatnya total
biaya dapat di hemat. Penghematan yang nampak dari tenaga kerja yaitu
biaya pada tenaga kerja yang dibayarkan. Dengan tenaga kerja rata-rata 50
orang diantaranya yaitu 20 pekerja dengan upah Rp. 24.850,00 per hari,
10 tukang kayu dengan upah Rp.35.000,00 per hari, seorang kepala tukang
kayu dengan upah Rp.39.850,00 per hari,16 tukang batu dengan upah
Rp.35.000,00 per hari, seorang kepala tukang batu dengan upah
Rp.39.850.00,00 per hari dan 2 mandor dengan upah Rp.35.000,00 per
hari maka biaya yang dikeluarkan dalam proyek pembangunan gedung
khusus (laboratorium) stasiun karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas
Semarang dengan metode PERT-CPM dan Excel adalah sebagai berikut.
a. Biaya pembangunan jumlah (A+B) adalah Rp.560.577.048,00.
b. Dengan metode PERT-CPM dan Excel diperoleh penghematan tenaga
kerja yaitu.
a) 20 pekerja x Rp.24.850,00 x 6 hari = Rp.2.982.000,00
b) 10 tukang kayu x Rp.35.000,00 x 6 hari = Rp.2.100.000,00
c) 1 kepala tukang kayu x Rp.39.850,00 x 6 hari = Rp.239.000,00
d) 16 tukang batu x Rp.35.000,00 x 6 hari = Rp.3.360.000,00
e) 1 kepala tukang batu x Rp.39.850,00 x 6 hari = Rp.239.000,00
f) 2 mandor x Rp.35.000,00 x 6 hari = Rp.420.000,00
-
8/6/2019 skripsi-aryou
42/79
-
8/6/2019 skripsi-aryou
43/79
43
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa simpulan
sebagai berikut.
1. Dalam mencari lintasan kritis dengan menggunakan metode PERT-CPM
mempunyai beberapa langkah yaitu pertama membuat tabel rencana
kegiatan, kedua membuat network, ketiga menghitung maju dan mundur
dan terakhir menghitung kelonggaran waktu. Lintasan kritis yang
diperoleh yaitu (X1) pekerjaan pembongkaran bangunan lama, (X2)
pekerjaan bouplank, (X6) pekerjaan kolom 20/40, X13 yaitu pekerjaan
balok anak 20/40, (X19) pekerjaan kolom 20/30 pada lantai 2, (X32)
pekerjaan plesteran 1pc:3ps pada lantai 2 (tahap 1), (X62) pekerjaan
gording bengkirai (tahap 1), (X90) pekerjaan list plafond gypsum, (X156)
pekerjaan tangga kayu (tahap 2), (X169) pekerjaan penangkal petir (tahap
2). Hasil perhitungan dengan menggunakan metode PERT-CPM
membutuhkan waktu 144 hari dengan biaya Rp.606.360.753,00.
2. Langkah mencari lintasan kritis dalam Excel yaitu pertama membuat tabel
rencana kegiatan, kedua membuat network, ketiga membuat model
matamatika dan terakhir mengaplikasikan model matematika tersebut ke
dalam Excel dengan cara Solver. Lintasan kritis yang diperoleh dari Excel
sama dengan metode PERT-CPM yaitu (X1) pekerjaan pembongkaran
bangunan lama, (X2) pekerjaan bouplank, (X6) pekerjaan kolom 20/40,
X13 yaitu pekerjaan balok anak 20/40, (X19) pekerjaan kolom 20/30 pada
lantai 2, (X32) pekerjaan plesteran 1pc:3ps pada lantai 2 (tahap 1), (X62)
pekerjaan gording bengkirai (tahap 1), (X90) pekerjaan list plafond
gypsum, (X156) pekerjaan tangga kayu (tahap 2), (X169) pekerjaan
penangkal petir (tahap 2). Hasil perhitungan dengan Excel sama dengan
metode PERT-CPM yaitu membutuhkan waktu 144 hari / 24 minggu
dengan biaya Rp.606.360.753,00 sedangkan perhitungan yang dilakukan
-
8/6/2019 skripsi-aryou
44/79
44
PT MUNICA PRATAMA GROUP membutuhkan waktu 150 hari dengan
biaya Rp.616.634.000,00 sehingga dapat menghemat waktu 6 hari dan
biaya sebesar Rp.10.273.247,00.
B. Saran
1. Dalam membuat daftar rencana kegiatan dan network supaya dibuat
sejelas mungkin sehingga tidak menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
membuat model matematika dan dalam mengaplikasikan model
matematika ke dalam Excel harus teliti dan lengkap agar semua syarat
yang diinginkan dapat dipenuhi.
2. Dengan hasil penelitian ini disarankan PT MUNICA PRATAMA GROUP
mempertimbangkan untuk menggunakan Metode PERT-CPM dan Excel
dalam membuat penjadwalan proyek sehingga dapat lebih menghemat
waktu dan biaya.
3. Untuk penyusunan network supaya penentuan lintasan kritisnya dapat
optimal maka diperlukan penggunaan program Excel sebagai alat bantu
dalam perhitungannya.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
45/79
45
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2005. Prinsip-Prinsip Riset Operasi. Jakarta: Erlangga.
Badri, S. 1997. Dasar-dasar Network Planing. Jakarta : PT Rika Cipta.
Dimyati, T dan Dimyati, A. 1999. Operation Research Model-model
Pengambilan Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Yogyakarta : PT.Kanisius.
Erikson, W.J and Hall, O. 1986. Model-Model Komputer Bagi Bisnis Anda.
Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.
Yugi, A.A. 2005. Manajemen Proyek Penjadwalan Pembangunan Gedung (Kasus
Pembangunan Gedung Asrama Diklat Depag Semarang). Jurusan
Matematika Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.
Hiller, F.S. 1990. Pengantar Riset Operasi. Jakarta : Erlangga.
Sitinjak, T.JR. 2006. RISET OPERASI Untuk Pengambilan Keputusan Manajerial
dengan Aplikasi Excel. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Yulianto, H.D dan Sutapa, N.I. 2005. Riset Operasi dengan Excel. Yogyakarta :ANDI.
Suyitno, H. 1997. Program Linear. Semarang: FMIPA IKIP Semarang.
Subagyo, P, Asri, M, Handoko, T.H. 1999. Dasar-dasar Operation Research.Yogyakarta : Edisi kedua BPFE.
Taha, H. A. 1999. Riset Operasi Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara.
-
8/6/2019 skripsi-aryou
46/79
46
Lampiran 3
Tabel 1 Daftar Rencana Kegiatan Pembangunan Gedung Khusus
(Laboratorium) Stasiun Karantina Ikan Kelas 1 Tanjung Mas Semarang
No Nama Kegiatan Aktivitas Aktivitas Yang Mendahului WaktuMinggu
1. Pembongkaran Bangunan Lama X1 - 1
2. Bouplank X2 X1 1
3. Lantai Kerja X3 X1 3
4. Pondasi Plat Lajur X4 X1 3
5. Urugan Pasir Bawah Pondasi X5 X2 3
6. Kolom 20/40 X6 X2 3
7. Pasangan Aanstamping X7 X2 3
8. Pasangan Batu Belah 1pc:3kp:10ps X8 X2 3
9. Sloof 20/30 X9 X2 3
10. Sloof 15/20 X10 X3,X4 211. Instalasi Air Kotor Lt.1 (Tahap1) X11 X3,X4 2
12. Balok Induk 20/45 X12 X5,X6 3
13. Balok Anak 20/40 X13 X5,X6 3
14. Plat Lantai X14 X5,X6 3
15. Instalasi Air Kotor Lt.2 (Tahap1) X15 X5,X6 1
16. Pas Batu Bata 1pc:3ps Lt.2 X16 X12,X13,X15 3
17. Pasangan Batu Bata 1pc:3kp:10ps Lt.2 X17 X12,X13,X15 3
18. Balok 15/20 X18 X12,X13,X15 1
19. Kolom 20/30 Lt.2 X19 X12,X13,X15 2
20. Kolom 15/15 Lt.2 X20 X18 2
21. Balok Latar 15/20 Lt.2 X21 X18 2
22. Ringbalk 20/30 X22 X18 2
23. Ringbalk 15/20 X23 X18 2
24. Kusen Bengkirai Lt.2 (Tahap 1) X24 X18 1
25. Kaca Bening 5mm (Tahap 1) X25 X18 126. Angkur Lt.2 X26 X18 1
27. Pas Batu Bata 1pc:3ps Lt.1 X27 X19,X24,X25,X26 3
28. Pasangan Batu Bata 1pc:3kp:10ps Lt.1 X28 X19,X24,X25,X26 3
29. Kusen Bengkirai Lt.1 X29 X19,X24,X25,X26 2
30. Septictank & Peresapan KM X30 X19,X24,X25,X26 2
31. Septictank & Peresapan Lab X31 X19,X24,X25,X26 2
32. Plesteran 1pc:3ps Lt.2 (Tahap 1) X32 X19,X24,X25,X26 3
33. Plesteran 1pc:3kp:10ps Lt.2 (Tahap 1) X33 X19,X24,X25,X26 3
34. Plat Tritisan Lt.2 (Tahap 1) X34 X19,X24,X25,X26 3
35. Kolom 15/15 Meja Beton (Tahap 1) X35 X19,X24,X25,X26 2
36. Meja Beton Lab (Tahap 1) X36 X19,X24,X25,X26 2
37. Konsol Beton X37 X19,X24,X25,X26 2
38. Instalasi Air Bersih Lt.2 (Tahap 1) X38 X19,X24,X25,X26 1
39. Kolom 15/15 Lt.1 X39 X16,X17,X20,X21,X22,X23,X38 2
40. Balok Latar 15/20 X40 X16,X17,X20,X21,X22,X23,X38 241. Daun Pintu Double Teakwood Lapis
alumunium (Tahap 1)
X41 X16,X17,X20,X21,X22,X23,X38 1
42. Angkur Lt.1 X42 X16,X17,X20,X21,X22,X23,X38 1
43. Instalasi Air Bersih Lt.1 (Tahap 1) X43 X16,X17,X20,X21,X22,X23,X38 2
44. Spooring Sudut Lt.2 (Tahap 1) X44 X16,X17,X20,X21,X22,X23,X38 2
45. Plesteren 1pc:3ps Lt.1 X45 X29,X30,X31,X35,X36,X37,X41,X42 4
46. Plesteren 1pc:3kp:10ps Lt.1 (Tahap 1) X46 X29,X30,X31,X35,X36,X37,X41,X42 4
47. Plat Tritisan Lt.1 X47 X29,X30,X31,X35,X36,X37,X41,X42 3
48. Instalasi Titik Lampu Lt.1 (Tahap 1) X48 X29,X30,X31,X35,X36,X37,X41,X42 2
-
8/6/2019 skripsi-aryou
47/79
47
49. Instalasi Stop Kontak Lt.1 (Tahap 2) X49 X29,X30,X31,X35,X36,X37,X41,X42 2
50. Daun Pintu Panil Karper (Tahap 1) X50 X29,X30,X31,X35,X36,X37,X41,X42 2
51. Daun Pintu Double Teakwood Rangka
Bengkirai (Tahap 1)
X51 X29,X30,X31,X35,X36,X37,X41,X42 3
52. Instalasi Titik Lampu Lt.2 (Tahap 1) X52 X29,X30,X31,X35,X36,X37,X41,X42 253. Instalasi Stop Kontak Lt.2 (Tahap 2) X53 X29,X30,X31,X35,X36,X37,X41,X42 2
54. Rangka Atap Baja Ringan (Tahap 1) X54 X29,X30,X31,X35,X36,X37,X41,X42 3
55. Box Panel Lt.1 X55 X27,X28,X32,X33,X34,X39,X40,X43,X44 1
56. Pintu Besi (Tahap 1) X56 X27,X28,X32,X33,X34,X39,X40,X43,X44 2
57. Plesteran Epoxy Meja Lab (Tahap 1) X57 X27,X28,X32,X33,X34,X39,X40,X43,X44 1
58. Box Panel Lt.2 X58 X27,X28,X32,X33,X34,X39,X40,X43,X44 1
59. Dinding Partisi Gypsum (Tahap 1) X59 X27,X28,X32,X33,X34,X39,X40,X43,X44 3
60. Dinding Partisi Kaca (Tahap1) X60 X27,X28,X32,X33,X34,X39,X40,X43,X44 3
61. Wastafel (Tahap 1) X61 X27,X28,X32,X33,X34,X39,X40,X43,X44 1
62. Gording Bengkirai (Tahap 1) X62 X27,X28,X32,X33,X34,X39,X40,X43,X44 2
63. Usuk Reng Bengkirai(Tahap 1)
X63 X27,X28,X32,X33,X34,X39,X40,X43,X44 2
64. Pas Genteng Glasur (Tahap 1) X64 X27,X28,X32,X33,X34,X39,X40,X43,X44 3
65. Pas Alumunium Foil Genteng
(Tahap 1)
X65 X27,X28,X32,X33,X34,X39,X40,X43,X44 2
66. Urugan Pasir Bawah Lantai (Tahap 1) X66 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 2
67. Spooring Sudut Lt.1 (Tahap 1) X67 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 2
68. Kusen Alumunium Lt.1 (Tahap 1) X68 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 3
69. Kaca Biru Bening 6mm Lt.1 (Tahap 1) X69 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 3
70. Lantai Floor Epoxy Lab (Tahap 1) X70 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 3
71. Kol Sudut Lingkaran Lab (Tahap 1) X71 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 3
72. Kusen Alumunium Lt.2 (Tahap 1) X72 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 3
73. Daun Pintu Kaca Rangka Alumunium(Tahap 1)
X73 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 2
74. Kaca Biru Bening 6mm Lt.2 (Tahap 1) X74 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 3
75. T angga Kayu (Tahap 1) X75 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 3
76. Pasang Bubungan Genteng Glasur(Tahap 1)
X76 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 2
77. Pasang Listplank 3/20 Kayu
Bemgkirai (Tahap 1)
X77 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 2
78. Pasang Kisi-kisi Atap Kayu Bengkirai
(Tahap 1)
X78 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 1
79. Pasang Fuler 3/20 cm Kayu Bengkirai
(Tahap 1)
X79 X48,X49,X50,X52,X53,X55,X58,X61 1
80. Lantai Rabat Bawah Keramik (Tahap1) X80 X47,X51,X54,X56,X62,X63,X65,X78,X79 2
81. Lantai Keramik 40x40 (Tahap 1) X81 X47,X51,X54,X56,X62,X63,X65,X78,X79 2
82. Teralis Jendela Lt.1 (Tahap 1) X82 X47,X51,X54,X56,X62,X63,X65,X78,X79 2
83. Closet Jongkok X83 X47,X51,X54,X56,X62,X63,X65,X78,X79 1
84. Kran (Tahap 1) X84 X47,X51,X54,X56,X62,X63,X65,X78,X79 1
85. Tempat Sabun X85 X47,X51,X54,X56,X62,X63,X65,X78,X79 1
86. Pek Plafond Gypsum 9mm X86 X47,X51,X54,X56,X62,X63,X65,X78,X79 3
87. Pek List Profit Gypsum X87 X47,X51,X54,X56,X62,X63,X65,X78,X79 3
88. Teralis Jendela Lt.2 (Tahap 2) X88 X47,X51,X54,X56,X62,X63,X65,X78,X79 2
89. Pek Plafond Gypsum X89 X47,X51,X54,X56,X62,X63,X65,X78,X79 5
90. Pek List Plafond Gypsum X90 X47,X51,X54,X56,X62,X63,X65,X78,X79 591. Lampu TL 2x20 watt Lt.2 (Tahap 1) X91 X45,X46,X59,X60,X64,X66,X67,X73,X76,X77,X83,X84,X85
1
92. Lampu SL 40 watt (Tahap 1) X92 X45,X46,X59,X60,X64,X66,X67,X73,X76,X77,X83,X84,X85
1
93. Downlight+Reflektor Lt.1 (Tahap 1) X93 X45,X46,X59,X60,X64,X66,X67,X73,X76
,X77,X83,X84,X85
1
94. Engsel Pintu Lt.1 (Tahap 1) X94 X45,X46,X59,X60,X64,X66,X67,X73,X76,X77,X83,X84,X85
1
95. Lampu TL 2x20 watt Lt.2 (Tahap 1) X95 X45,X46,X59,X60,X64,X66,X67,X73,X76 1
-
8/6/2019 skripsi-aryou
48/79
48
,X77,X83,X84,X85
96. Downlight+Reflektor Lt.2 (Tahap 1) X96 X45,X46,X59,X60,X64,X66,X67,X73,X76,X77,X83,X84,X85
1
97. Engsel Pintu Lt.2 (Tahap 1) X97 X45,X46,X59,X60,X64,X66,X67,X73,X76
,X77,X83,X84,X85
1
98. Kran Lt.2 (Tahap 1) X98 X45,X46,X59,X60,X64,X66,X67,X73,X76,X77,X83,X84,X85
1
99. Penangkal Petir (Tahap 1) X99 X45,X46,X59,X60,X64,X66,X67,X73,X76,X77,X83,X84,X85
1
100. Urugan Pasir Bawah Lantai (Tahap 2) X100 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,X97,X98,X99
1
101. Plesteran 1pc:3kp:10ps Lt.1 (Tahap 2) X101 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81
,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,X97,X98,X99
5
102. Instalansi Titik Lampu Lt.1 (tahap 2) X102 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,
X97,X98,X99
2
103. Instalansi Stop Kontak Lt.1 (Tahap 2) X103 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,
X97,X98,X99
2
104. Cat Tembok Dalam Lt.1 X104 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,X97,X98,X99
6
105. Teakoil X105 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81
,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,X97,X98,X99
3
106. Plesteran 1pc:3ps Lt.2 (Tahap 2) X106 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81
,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,X97,X98,X99
2
107. Plesteran 1pc:3kp:10ps Lt.2 (Tahap 2) X107 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81
,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,X97,X98,X99
2
108. Plat Tritisan Lt.2 (Tahap 2) X108 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,
X97,X98,X99
3
109. Kolom 15/15 Meja Beton (Tahap 2) X109 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,
X97,X98,X99
3
110. Meja Beton Lab (Tahap 2) X110 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81
,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,X97,X98,X99
3
111. Rangka Atap Baja Ringan (Tahap 2) X111 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,
X97,X98,X99
2
112. Gording Bengkirai (Tahap 2) X112 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,
X97,X98,X99
2
113. Usuk Reng Bengkirai (Tahap 2) X113 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81
,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,
X97,X98,X99
2
114. Pasang alumunium Foil Genteng(Tahap 2)
X114 X68,X69,X70,X71,X72,X74,X75,X80,X81,X82,X88,X91,X92,X93,X94,X95,X96,
X97,X98,X99
2
115. Lantai Rabat Bawah Keramik
(Tahap 2)
X115 X86,X87,X100 3
116. Cat Plafond Lt.1 X116 X86,X87,X100 3
117. Spooring Sudut Lt.2 (Tahap 2) X117 X86,X87,X100 1
118. Pasang Genteng Glasur X118 X86,X87,X100 2
119. Pasang Bubungan Genteng Glasur X119 X86,X87,X100 2
-
8/6/2019 skripsi-aryou
49/79
49
120. Pas Listplank 3/20 cm Kayu Bengkirai(Tahap 2)
X120 X86,X87,X100 2
121. Spooring Sudut Lt.1 (Tahap 2) X121 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,
X114,X117
4
122. Lantai Keramik 40x40 (Tahap 2) X122 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,X114,X117
2
123. Kusen Alumunium Lt.1 (Tahap 2) X123 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,
X114,X117
3
124. Daun Pintu Panil Karper (Tahap 2) X124 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,X114,X117
2
125. Daun Pintu Double Teakwood RangkaBengkirai (Tahap 2)
X125 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,X114,X117
2
126. Daun Pintu Double Teakwood Lapis
Alumunium (Tahap 2)
X126 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,
X114,X117
2
127. Kunci Tanam 2xPutar Lt.1 X127 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,
X114,X117
1
128. Kunci KM/WC X128 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,
X114,X117
1
129. Engsel Pintu Lt.1 (Tahap 2) X129 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,X114,X117
1
130. Gerendel Pintu Lt.1 X130 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,X114,X117
1
131. Teralis Jendela Lt.1 (Tahap 2) X131 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,
X114,X117
1
132. Kol Sudut Lingkaran Lab (Tahap 2) X132 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,
X114,X117
2
133. Kusen Alumunium Lt.2 (Tahap 2) X133 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,X114,X117
2
134. Cat Tembok Dalam Lt.2 X134 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,X114,X117
2
135. Cat Tembok Luar Lt.2 X135 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,X114,X117
2
136. Cat Plafond Lt.2 X136 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,X114,X117
2
137. Pasangan Kisi-kisi Kayu Bengkirai
(Tahap 2)
X137 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,
X114,X117
1
138. Pasangan Fuler 3/20 cm Kayu
Bengkirai (Tahap 2)
X138 X102,X103,X106,X107,X111,X112,X113,
X114,X117
1
139. Lampu TL 2x20 watt Lt.1 (Tahap 2) X139 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X1
37,X138
2
140. Lampu SL 40 watt (Tahap 2) X140 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
2
141. Downlight+Reflektor Lt.1 (Tahap 2) X141 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X1
19,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
2
142. Pintu Besi (Tahap 2) X142 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
2
143. Pintu Besi Samping X143 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
2
144. Cat Tembok Luar Lt.1 X144 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
3
145. Instalasi Air Bersih Lt.1 (Tahap 2) X145 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
2
146. Instalasi Air Kotor Lt.1 (Tahap 2) X146 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X1 2
-
8/6/2019 skripsi-aryou
50/79
50
19,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
147. Lantai floor Epoxy Lab (Tahap 2) X147 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X1
19,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X1
37,X138
1
148. Plesteran Epoxy Meja Lab (Tahap 2) X148 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X1
19,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
1
149. Instalasi Titik Lampu Lt.2 (Tahap 2) X149 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X1
19,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
1
150. Instalasi Stop Kontak Lt.2 (Tahap 2) X150 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
1
151. Lampu TL 2x20 watt Lt.2 (tahap 2) X151 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
1
152. Downlight+Reflektor Lt.2 (Tahap 2) X152 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X1
37,X138
1
153. Daun Pintu Kaca Rangka Alumunium(Tahap 2)
X153 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
1
154. Kaca Biru Bening 6mm Lt.2 (Tahap 2) X154 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X1
37,X138
1
155. Dinding Partisi Gypsum (Tahap 2) X155 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X1
19,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
2
156. Tangga Kayu (Tahap 2) X156 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X1
19,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
2
157. Kunci Tanam 2xPutar Lt.2 (Tahap 2) X157 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X1
37,X138
1
158. Engsel Pintu Lt.2 (Tahap 2) X158 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
1
159. Gerendel Pintu Lt.2 (Tahap 2) X159 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X137,X138
1
160. Teralis Jendela Lt.2 (Tahap 2) X160 X89,X90,X105,X108,X109,X110,X118,X119,X120,X127,X128,X129,X130,X131,X1
37,X138
1
161. Kaca Biru Bening 6mm Lt.1 (Tahap 2) X161 X115,X116,X122,X124,X125,X126,X132,X133,X134,X135,X136,X147,X148,X149,X150,X151,X152,X153,X154,X157,X158,X159,X160
2
162. Kran Lt.1 (Tahap 2) X162 X115,X116,X122,X124,X125,X126,X132,
X133,X134,X135,X136,X147,X148,X149,X150,X151,X152,X153,X154,X157,X158,
X159,X160
1
163. Dinding Partisi Kaca (Tahap 2) X163 X115,X116,X122,X124,X125,X126,X132,X133,X134,X135,X136,X147,X148,X149,
X150,X151,X152,X153,X154,X157,X158,X159,X160
1
164. Kaca Bening 5mm (Tahap 2) X164 X115,X116,X122,X124,X125,X126,X132,
X133,X134,X135,X136,X147,X148,X149,X150,X151,X152,X153,X154,X157,X158,X159,X160
1
165. Instalasi Air Bersih Lt.2 (Tahap 2) X165 X115,X116,X122,X124,X125,X126,X132, 1
-
8/6/2019 skripsi-aryou
51/79
51
X133,X134,X135,X136,X147,X148,X149,X150,X151,X152,X153,X154,X157,X158,X159,X160
166. Instalasi Air Kotor Lt.2 (Tahap 2) X166 X115,X116,X122,X124,X125,X126,X132,
X133,X134,X135,X136,X147,X148,X149,X150,X151,X152,X153,X154,X157,X158,X159,X160
1
167. Kran Lt.2 (Tahap 2) X167 X115,X116,X122,X124,X125,X126,X132,
X133,X134,X135,X136,X147,X148,X149,X150,X151,X152,X153,X154,X157,X158,X159,X160
1
168. Wastafel (Tahap 2) X168 X115,X116,X122,X124,X125,X126,X132,X133,X134,X135,X136,X147,X148,X149,X150,X151,X152,X153,X154,X157,X158,X159,X160
1
169. Penangkal Petir (Tahap 2) X169 X101,X123,X139,X140,X141,X142,X143,
X145,X146,X155,X156,X162,X163,X164,X165,X166,X167,X168
2
170. Dummy 1 - X4 0
171. Dummy 2 - X3 0
172. Dummy 3 - X2 0
173. Dummy 4 - X6 0
174. Dummy 5 - X5 0
175. Dummy 6 - X11 0
176. Dummy 7 - X10 0
177. Dummy 8 - X9 0
178. Dummy 9 - X8 0
179. Dummy 10 - X7 0
180. Dummy 11 - X15 0
181. Dummy 12 - X13 0
182. Dummy 13 - X12 0
183. Dummy 14 - X19 0
184. Dummy 15 - X17 0
185. Dummy 16 - X16 0
186. Dummy 17 - X26 0
187. Dummy 18 - X25 0
188. Dummy 19 - X24 0
189. Dummy 20 - X23 0
190. Dummy 21 - X22 0
191. Dummy 22 - X21 0
192. Dummy 23 - X20 0
193. Dummy 24 - X37 0
194. Dummy 25 - X36 0
195. Dummy 26 - X35 0
196. Dummy 27 - X34 0
197. Dummy 28 - X33 0
198. Dummy 29 - X32 0
199. Dummy 30 - X31 0
200. Dummy 31 - X30 0
201. Dummy 32 - X29 0
202. Dummy 33 - X38 0
203. Dummy 34 - X28 0
204. Dummy 35 - X27 0
205. Dummy 36 - X44 0
206. Dummy 37 - X43 0
207. Dummy 38 - X42 0
208. Dummy 39 - X41 0
209. Dummy 40 - X40 0
210. Dummy 41 - X39 0
-
8/6/2019 skripsi-aryou
52/79
52
211. Dummy 42 - X54 0
212. Dummy 43 - X53 0
213. Dummy 44 - X52 0
214. Dummy 45 - X51 0
215. Dummy 46 - X50 0216. Dummy 47 - X49 0
217. Dummy 48 - X48 0
218. Dummy 49 - X47 0
219. Dummy 50 - X46 0
220. Dummy 51 - X45 0
221. Dummy 52 - X65 0
222. Dummy 53 - X64 0
223. Dummy 54 - X63 0
224. Dummy 55 - X62 0
225. Dummy 56 - X61 0
226. Dummy 57 - X60 0
227. Dummy 58 - X59 0
228. Dummy 59 - X58 0
229. Dummy 60 - X56 0
230. Dummy 61 - X55 0231. Dummy 62 - X79 0
232. Dummy 63 - X78 0
233. Dummy 64 - X77 0
234. Dummy 65 - X76 0
235. Dummy 66 - X75 0
236. Dummy 67 - X74 0
237. Dummy 68 - X73 0
238. Dummy 69 - X72 0
239. Dummy 70 - X71 0
240. Dummy 71 - X70 0
241. Dummy 72 - X69 0
242. Dummy 73 - X68 0
243. Dummy 74 - X67 0
244. Dummy 75 - X66 0
245. Dummy 76 - X90 0246. Dummy 77 - X89 0
247. Dummy 78 - X88 0
248. Dummy 79 - X87 0
249. Dummy 80 - X86 0
250. Dummy 81 - X85 0
251. Dummy 82 - X84 0
252. Dummy 83 - X83 0
253. Dummy 84 - X82 0
254. Dummy 85 - X81 0
255. Dummy 86 - X80 0
256. Dummy 87 - X99 0
257. Dummy 88 - X98 0
258. Dummy 89 - X97 0
259. Dummy 90 - X96 0
260. Dummy 91 - X95 0261. Dummy 92 - X94 0
262. Dummy 93 - X93 0
263. Dummy 94 - X92 0
264. Dummy 95 - X91 0
265. Dummy 96 - X114 0
266. Dummy 97 - X113 0
267. Dummy 98 - X112 0
268. Dummy 99 - X111 0
269. Dummy 100 - X110 0
-
8/6/2019 skripsi-aryou
53/79
53
270. Dummy 101 - X109 0
271. Dummy 102 - X108 0
272. Dummy 103 - X107 0
273. Dummy 104 - X106 0
274. Dummy 105 - X105 0275. Dummy 106 - X103 0
276. Dummy 107 - X102 0
277. Dummy 108 - X101 0
278. Dummy 109 - X100 0
279. Dummy 110 - X120 0
280. Dummy 111 - X119 0
281. Dummy 112 - X118 0
282. Dummy 113 - X117 0
283. Dummy 114 - X116 0
284. Dummy 115 - X115 0
285. Dummy 116 - X138 0
286. Dummy 117 - X137 0
287. Dummy 118 - X136 0
288. Dummy 119 - X135 0
289. Dummy 120 - X134 0290. Dummy 121 - X133 0
291. Dummy 122 - X132 0
292. Dummy 123 - X131 0
293. Dummy 124 - X130 0
294. Dummy 125 - X129 0
295. Dummy 126 - X128 0
296. Dummy 127 - X127 0
297. Dummy 128 - X126 0
298. Dummy 129 - X125 0
299. Dummy 130 - X124 0
300. Dummy 131 - X123 0
301. Dummy 132 - X122 0
302. Dummy 133 - X160 0
303. Dummy 134 - X159 0
304. Dummy 135 - X158 0
305. Dummy 136 - X157 0
306. Dummy 137 - X156 0
307. Dummy 138 - X155 0
308. Dummy 139 - X154 0
309. Dummy 140 - X153 0
310. Dummy 141 - X152 0
311. Dummy 142 - X151 0
312. Dummy 143 - X150 0
313. Dummy 144 - X149 0
314. Dummy 145 - X148 0
315. Dummy 146 - X147 0
316. Dummy 147 - X146 0
317. Dummy 148 - X145 0
318. Dummy 149 - X143 0319. Dummy 150 - X142 0
320. Dummy 151 - X141 0
321. Dummy 152 - X140 0
322. Dummy 153 - X139 0
323. Dummy 154 - X168 0
324. Dummy 155 - X167 0
325. Dummy 156 - X166 0
326. Dummy 157 - X165 0
327. Dummy 158 - X164 0
-
8/6/2019 skripsi-aryou
54/79
54
328. Dummy 159 - X163 0
329. Dummy 160 - X162 0
330. Dummy 161 - X161 0
331. Dummy 162 - X121 0
332. Dummy 163 - X104 0333. Dummy 164 - X57 0
334. Dummy 165 - X14 0
335. Dummy 166 - X144 0
-
8/6/2019 skripsi-aryou
55/79
55
Lampiran 4
Model Matematika dari pembangunan gedung Khusus (Laboratorium) Stasiun
karantina ikan kelas 1 Tanjung Mas Semarang.
Fungsi tujuan yaitu mencari jalur terpanjang
Mininimumkan : Z = A+B+C+D+E+F+G+H+I+J+K+L+M+N+O+P+Q+R+S+T+
U+V+W+X+Y+Z+A1+B1+C1+D1+E1+F1+G1+H1+I1+J1
+K1+L1+M1+N1+O1+P1+Q1+R1+S1+T1+U1+V1+W1+X
1+Y1+Z1+A2+B2+C2+D2+E2+F2+G2+H2+I2+J2+K2+L2
+M2+N2+O2+P2+Q2+R2+S2+T2+U2+V2+W2+X2+Y2+Z
2+A3+B3+C3+D3+E3+F3+G3+H3+I3+J3+K3+L3+M3+N3
+O3+P3+Q3+R3+S3+T3+U3+V3+W3+X3+Y3+Z3+A4+B
4+C4+D4+E4+F4+G4+H4+I4+J4+K4+L4+M4+N4+O4+P4
+Q4+R4+S4+T4+U4+V4+W4+X4+Y4+Z4+A5+B5+C5+D
5+E5+F5+G5+H5+I5+J5+K5+L5+M5+N5+O5+P5+Q5+R5
+S5+T5+U5+V5+W5+X5+Y5+Z5+A6+B6+C6+D6+E6+F6
+G6+H6+I6+J6+K6+L6+M6+N6+O6+P6+Q6+R6+S6+T6+
U6+V6+W6+X6+Y6+Z6+A7+B7+C7+D7+E7+F7
Fungsi kendala yaitu aktivitas yang melalui tiap-tiap lintasan, serta nonnegatif.
1. B A 12. C B 1
3. D B 34. E B 3
5. F C 3
6. G C 3
7. H C 0
8. L D 0
9. L E 0
10. O F 0
11. O G 0
12. I H
313. J H 3
14. K H 3
15. M L 2
16. N L 2
17. P O 318. Q O 3
19. R O 3
20. S I 021. S J 0
22. S K 023. S M 0
24. S N 0
25. U P 0
26. U Q 0
27. T S 1
28. U T 0
29. V U 3
30. W U 3
31. X U
132. Y U 2
33. B1 X 2
34. C1 X 2
35. D1 X 1
36. Z X 237. A X 2
38. E1 X 1
39. F1 X 140. G1 Y 0
41. G D 042. G1 E1 0
43. G1 F1 0
44. T1 V1 0
45. T1 W 0
46. T1 Z 0
47. T1 A1 0
48. T1 B1 0
49. T1 C1 0
50. H1 G1
351. I1 G1 3
52. J1 G1 2
53. K1 G1 2
54. L1 G1 2
55. M1 G1 256. N1 G1 3
57. O1 G1 3
-
8/6/2019 skripsi-aryou
56/79
56
58. P1 G1 2
59. Q1 G1 2
60. R1 G1 2
61. S1 G1 162. T1 S1 0
63. A2 J1 064. A2 K2 0
65. A