sidang ke-6 pakar majelis bahasa brunei darussala...
TRANSCRIPT
SIDANG KE-6 PAKAR
MAJELIS BAHASA BRUNEI DARUSSALA-INDONESIA-MALAYSIA
HOTEL BUKIT RAYA, CIPANAS, JAWA BARAT
7 –11 SEPTEMBER 1992
LAPORAN KELOMPOK KIMIA 6, 7
1. ANGGOTA SIDANG
1. Dr. A. Hadyana Pudjaatmaka (Indonesia, Ketua)
2. Prof. Madya Dr. Zhari Ismail (Malaysia, Anggota)
3. Awang Abdul Majid bin Haji Abdul Rahman (Brunei Darussalam,
Anggota)
4. Dokter Siswandi Sudiono (Indonesia,Anggota)
5. Dokter Budi Sampurna (Indonesia,Anggota)
6. Dayang Cheong Poh Yee (BruneiDarussalam,
Anggota)
7. Dra. Hartini Supadi (Indonesia, Sekretaris)
II. BAHAN/DOKUMEN
1. Bahan Nomor 2/P/SP-6/92 Daftar Istilah Kimia 6 (Kimia Forensik)
2. Bahan Nomor 3/P/SP-6/92 Daftar Istilah Kimia 7 (Imunokimia)
3. Istilah Kimia Forensik (Bahan Sidang Ke-6 Pakar Mabbim)
4. Istilah Kimia Imunokimia (Bahan Sidang Ke-6 Pakar Mabbim)
5. JKTBMBD/SP6/C1 Kimia 6 (Kimia Forensik)
III. SUMBER RUJUKAN
Ballantyne, B. 1974. Forensic Toxicology. Bristol: John Wright and Sons
Limited.
Baselt randall C. 19… Disposition of Toxic Drugs and Chemical in Man,
California: Biomedical Publication.
Budiyanto, Arif et.al. 1982. Kejahatan Seks dan Aspek Medikologikal Gangguan
Psikoseksual. Jakarta: Kalman Media Pusaka.
Camps, Francis E. (Editor). 1976. Gradwohl’s Legal Medicine. Bristol:
John Wright & Sons Limited.
Dreisbach, R.H. 1983. Handbook of Poisoning. California: Maruzen
Asian Edition.
Gonzales, T.A. et. al. 1954. Legal Medicine: Pathology and Toxycology.
New York: Appleton Century Crofts.
Inving, Sax N. and Richard J. Lewis. 1987. Hawley’s Condensed Chemical
Dictionary. New York: van Nostrand Reinhold Co .
Thomas, Clayton L. (editor). 1985. Taber’s Cyclopedic Medical Dictionary.
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Windholz, Martha, et.al. 1983. The Merck Index An Encylopedia of Chemicals,
Drugs, and Biologicals.
IV. KLASIFIKASI BIDANG ILMU
Kimia 6 (Kimia Forensik)
Kimia 7 (Imunokimia)
V. CARA KERJA
1. Kelompok memadukan dan membahas padanan dari 3 bahan /dokumen:
a. Daftar Istilah Kimia Forensik, Nomor 2/P/SP-6/92
b. Daftar Istilah Kimia Forensik, Bahan Sidang Ke-6 Pakar Mabbim,
dikeluarkan pada 03 September 1992.
c. Daftar Kimia 6 (Forensik) Nomor JKTBMBD /SP6/C1
2. Bahan /Dokumen Imunokimia, nomor 3/P/SP-6/92 dan Istilah Kimia
Imunokimia, Bahan Sidang Ke-6 Pakar Mabbim, dikelurkan pada 03
September 1992.
VI. HASIL KERJA
Kimia Forensik
Kategori A 583 entri
B 53 entri
C 160 entri
D - entri
E 73 entri
--------------
Jumlah 869 entri
Imunokimia
Kategori A 625 entri
B 15 entri
C 156 entri
D -
E 69 entri
--------------
Jumlah 865 entri
VII. MASALAH YANG DIHADAPI
Kimia Forensik
Malaysia menganggap perlu dimasukkanya beberapa entri terutama entri bukan
nama kimia dan akan menyusulkan entri tambahan itu beserta padanan
Malaysianya.
Padanan Brunei Darussalam dari Rs.d.z sudah diusulkan dan akan dimantapkan
sebelum Desember 1992.
Pada Sidang Ke-7 Pakar atau mungkin Mabbim 32 setelah pembahasan singkat
Kimia Forensik dapat kiranya ditetapkan.
Imunokimia
Brunei Darussalam masih akan memantapkan padannya. Ketiga pihak masih akan
menambah entri dan padanan masing-masing. Imunokimia masih perlu dibahas
dalam Sidang Ke-7 Pakar yang akan datang.
Kesepakatan Kimia Biologi mengenai akhiran fil
Telah lama diadakan kesepakatan
-phil menjadi –fil (berkaitan dengan daun)
-phile menjadi –fili (berarti menyukai)
Namun dalam rapat-rapat mengenai imunokimia, pakar Indonesia yang ada adalah
pakar kedokteran, menekankan perlunya menggunakan akhiran -fil meskipun
tidak berkaitan dengan daun, untuk membedakan dengan akhiran -fili sebagai
berikut.
sel basofil )
sel eosinofil > menekankan selnya
sel neutrofil )
basofili )
eosinofili > menekankan sifat menyukai itu
neutrofili )
Masalah ini perlu di bahas lagi antara pakar botani dan pakar biologi
terapan (kedokteran).
VIII. RENCANA KERJA SELANJUTNYA
Memantapkan Kimia Forensik (3 jam). Memantapkan Imunokimia (5 x 3 jam).
Selanjutnya terserah kepada masing-masing negara apakah bidang kimia sebagai
salah satu bidang ilmu dasar sudah dapat dianggap selesai atau belum.
Pakar-pakar kimia yang hadir pada Sidang Pakar Ke-6 merasa tidak berwenang
untuk memutuskan dalam Sidang Pakar-6 ini mengenai rencana jangka panjang
itu.
Pakar Indonesia menawarkan
Kimia 8 Kimia Kertas dan Pulp
Kimia 9 Kimia Keramik (Ceramic Chemistry)
Bila Kimia masih akan diteruskan.
Pakar Brunei Darussalam menanyakan
• Bagaimana dengan Kemometrika (Penerpan ilmu Komputer
ke dalam kimia)?
• Apakah cukup entrinya?
Pakar Malaysia mengusulkan Farmasi (Pharmacy) untuk
mulai dibahas (lagi) setelah Kimia dan ilmi-ilmu dasar lain
dianggap selesai.
IX. Usul
-
Cipanas, 11 September 1992
Dr.A. Hadyana Pudjaatmaka
Ketua
LAPORAN KELOMPOK FISIKA/FIZIK 12,13,14
I. ANGGOTA SIDANG
1. Dr. Like Wilardjo (Indonesia, Ketua)
2. Prof. Madya Dr. Muhammad Yahaya (Malaysia, Anggota)
3. Awang Mohd. Zaini bin Haji Omar (Brunei Darussalam
Anggota)
4. Dr. Sumartono Prawirasusanto Indonesia ,Anggota)
5. Dra Dad Murniah (Indonesia, Sekretaris)
II. BAHAN /DOKUMEN
1. Laporan Kelompok Fizik Sidang Ke-5 Pakar Mabbim di Hyatt
Saujana, Subang, selangor Darul Ehsan, Malaysia, 2 – 6 September
1991, 23 – 27 Safar 1412
2. Kertas 4/P/SP-6/92 Fisika 12 “Geofisika”
3. Kertas 5 /P/SP-6/92 Fisika 13 “Fisika Vakum”
4. Kertas 6/P/SP-6/92 Fisika 14 “Kristalografi”
5. Kertas JKTBMBD/SP6/B2 Fizik 12A “Geofizik”
6. Kertas JKTBMBD/SP6/B1 Fizik 14 ‘Kristalografi’
7. Kertas hasil sidang Ke-5 Pakar Mabbim Fizik 9C “Entri Istilah
Kristalografi” 15 Februari 1992.
III. SUMBER RUJUKAN
1. A.R. Verma, D.N. Srivastava. 1982. Crystallography for Solid State
Physics. New York: Halsted Press, John Wiley and Sons.
2. Banta, Ahmad et.al. 1990. Daftar Kumulatif Istilah Mabbim 1980-
1983. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Bremaeker, Jean-Claude. 1985. Geophysics: The Earth’s Interior.
New York: John Wiley and Sons.
4. Brown, G.C. dan A.E. Musset. 1981. The Inaccessible Earth. London:
George Allen & Unwins Ltd.
5. Cobuild, Collins. 1987. English Language Dictionary. London:
William Collins Sons and Co Ltd.
6. da Silva, Bernadus E.F. et.al. 1989. kamus Fisika Akustika dan Optik.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
7. Dewan Bahasa dan Pustaka. 1984. Kamus Dewan. Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan Pustaka.
8. Dewan Bahasa dan Pustaka. 1985. Kamus Dwibahasa Bahasa
Inggris_Bahasa Malaysia. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.
9. Dillion, J.A., Jr. V.J. Harwood, eds. 1973. Experimental Vacumm
Science and Technology. New York: Marcell Dekker.
10. Echols, John M. dan Hassan Shadily. 1975. Kamus Inggris-Indonesia.
Jakarta Gramedia.
11. Flint, Y. Essentials of Crystallography. Moscow: Mir Publishers.
12. Garland, George D. 1979. Inroduction to Geophysics. Philadelpia:
W.B. Sounders Company.
13. Guthrie, A. 1963. Vacumm Technology. New York: John Wiley and
Sons.
14. Holland, L. 1958. Vacumm Deposation of Thin Films. New York:
John Wiley and Sons.
15. Hornby et.al. 1984. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Pustaka Ilmu.
16. Howell, Benyamin F. 1959. Introduction to Geophysics. New York:
Mc Graw Hill Book Company, Inc.
17. Johannes, Herman. 1981. Kamus Istilah Ilmu dan Teknologi, Jakarta:
Pt Indira>
18. Lapedes, daniel N. 1974. Mc Graw Hill Science and Technology.
Philipina: Mc Graw Hill, Inc.
19. Lapedes, Daniel N. 1978. Dictionary of Physics and Mathematics.
New York: John Wiley and Sons.
20. Merriam, A. Webster. 1984. Webster’s New Collegiate Dictionary.
Springfield, Massachusetts: GSG Merriam Company.
21. Moeliono, A.M. et. al. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
22. Parker, Sybil P. 1989. Mc Graw Hill Dictionary of Scientific and
Technical Terms. Willard, Ohio: R.R. Donnelley & Sons Company ,
The Lakeside Press.
23. Prawirosusanto, Sumartono et.al. 1988. Kamus Fisika
Elektromagnetika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
24. Prawirosusanto, Sumartono et. al. 1988. Kamus Fisika Modern.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
25. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1984. Daftar Kumulatif
Hasil Majelis Bahasa Indonesia Malaysia. 1981. A—Z. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
26. Rol, P.K. 1967. Inleiding Tot Het Vacumm Technik. Amsterdam West:
N.V. Argns Uitgevers MIJ, Agon Elsevier. (Tewrjemahan Indonesia:
Pengantar Teknik Vakum. 1977, oleh Peter Soedojo dan G.H. Dulfer).
27. Salim, Peter. 1986. The Contemporary English-Indonesian Dictionary.
Jakarta: Modern English Press.
28. Sheriff, R.E. 1981. Encyclopedic Dictionary of Exploration
Geophysics. Tulsa. Oklahoma: Society of Exploration Geophysicsts
29. Staay, Frank D. 1977. Physics of The Earth. New York: John Wulley
& Sons.
30. Wilardjo, Liek et. al 1987. Kamus Fisika Bahang dan Termodinamika.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
31. Wilardjo, Like et.al. 1987. Kamus Fisika Mekanika. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
IV. KLASIFIKASI BIDANG ILMU
1. Fisika 12 (Geofisiska)/Fizik 12 (Geofizik)
2. Fisika 13 (Fisika Vakum)/Fizik 13 (Fizik Vakum)
3. Fisika 14 (Kritalografi)/Fizik 14 (Kritalografi)
V. CARA KERJA
a. Menyimak kembali bahan III.1. yang berisi bagian rancangan kerja
selanjutnya, masalah, dan usul lain, mengenai :
1. Perbincangan Kristalografi, fizika vakum, geofisika yang
seharusnya diadakan pada Februari 1992, digeser ke September
1992 (Sidang Pakar) di Indonesia.
2. diagonalization untuk Fizika adalah pepenjuruan (keputusan
Malaysia) gambling law, Malaysia menggunakan hukum judi
(perjudian), Brunei Darussalam menggunakan hukum qadar dan
Indonesia menggunakan hukum judi;
3. Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam akan
mengusahakan penerbitan daftar istilah fizik umum untuk sekolah
menengah;
4. Elektronika dan Optoelektronika oleh Indonesia digabung, kalau
sudah dalam bentuk kamus akan dicoba untuk dipilah-pilahkan;
5. Usul untuk menyediakan kertas kerja tentang Tata Nama Peribumi
bagi bidang Fisika, Indonesia dan Malaysia belum ada tindak
lanjutnya karena harus mengadakan penelitian lapangan;
6. Pihak Malaysia akan mencari makna (entri) bagi singkatan BGY
(bidang mekanik statistik), At-cut dan BT-cut (bidang
kristalografi) dan akan dibentangkan pada sidang yang akan
datang;
b. Menyapakati sub-subbidang yang akan digarap dalam 5 tahun
mendatang mulai 1992 (setelah Sidang Ke-32 Mabbim). Urutanya
ialah sebagai berikut
1. Fisika Suhu Rendah/Fizik Suhu Rendah
2. Adipenghantar (Superconductor)
3. Mikroelektronika
4. Fisika Selaput Tipis/Fizik Selaput Tipis
5. Geofisika
6. Fisika Bahan/Fizik Bahan
7. Astronomi
8. Fisika Ruang Angkasa/Fizik Angkasa (Space Physics)
9. Seismologi
10. Fisika Alam Sekitar /Fizik Alam Sekitar
11. Fisika Perobatan/Fizik Perubatan
12. Vulkanologi
13. Geodinamika
14. Fisika Radiasi/Fizik Sinaran
15. Fisika Energi/Fizik Tenaga
Berapa subbidang yang akan digarap setiap tahunnya, tergantung pada
anggaran yang tersedia.
b. Memadukan senarai istilah Kristalografi bahan Indonesia (Kertas
6/P/SP-6/92 Fisika 14 “ Kristalografi”) dengan Malaysia dan Brunei
Darussalam (Kertas hasil sidang Ke-5 Pakar Mabbim, Fizik 9C (Entri
Istilah Kristalografi” 15 Februari 1992); melengkapi padanan yang
masih rumpang; menyiangi istilah yang tidak termasuk subbidang
Kristalografi; dan menyelaraskan istial-istialh yang dipertahankan
sambil membubuhkan sandi A,B,C, D, atau E pada daftar paduan itu.
c. Menyelaraskan senarai istilah Fisika Vakum (Indonesia) dengan
senarai istilah Vakum (Malaysia dan Brunei Darussalam) dan
membubuhkan senarai A, B, C, D, atau E.
V. HASIL KERJA
a. Senarai Istilah Kristalografi
Jumlah : 1.216 entri
Kategori A: 409 entri
Kategori B: 79 entri
Kategori C: 389 entri
Kategori D: 85 entri
Kategori E: 264 entri
b. Senarai Istilah Fisika Vakum
Jumlah : 1004 entri
Kategori A: 240 entri
Kategori B: 138 entri
Kategori C: 610 entri
Kategori D: 4 entri
Kategori E: 12 entri
VI. MASALAH YANG DIHADAPI
------------------
VII. RENCANA KERJA SELANJUTNYA
1. Menyelesaikan perbincangan senarai istilah Fisika 12 (Geofisika)
pada sidang selanjutnya.
2. Malaysia akan menyiapkan Fizik Suhu Rendah dan Adipenghantar
untuk dipertukarkan dalam sidang Mabbim Ke-32. Indonesia juga
akan mempersiapkan Mikroelektronika sebagai bahan pertukaran
sidang Mabbim ke-32.
VIII. USUL
1. Dalam Sidang ke-32 Mabbim, kelompok fisika minta waktu
mengadakan perbincangan untuk menyelesaikan senarai istilah
geofisika yang tidak dapat dikerjakan pada Sidang ke-6 Pakar
Mabbim.
2. Dalam laporan kelompok khusus istilah Fisika/Fizik Sidang Ke-29
Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia, Jakarta,5 -- 7
Maret 1990 (pada butir IV Cara Kerja) dituliskan mengenai Pedoman
Khusus Pembentukan Istilah Fisika, yang sudah diserahkan oleh pihak
Malaysia untuk ditanggapi pihak Indonesiadan Brunei Darussalam.
Sampai Sidang Ke-6 pakar ini belum ada tanggapan dari pihak
Indonesia maupun Brunei Darussalam mengenai pedoman tersebut.
Cipanas, 11 September 1992
Dr. Liek Wilardjo
Ketua
LAPORAN KELOMPOK BIOLOGI 12A, B, C
1. ANGGOTA SIDANG
1. Dr. Soenartono Adisoemarta (Indonesia, Ketua)
2. Prof. Madya Dr. Ramli Abdullah (Malaysia, Anggota)
3. Awang Sabri bin Haji Mohd. Taha (Brunei Darussalam,
Anggota)
4. Prof. Madya Dr. Hj. Amat Juhari Moain (Malaysia, Pendamping
Bahasa)
5. Dr. Atmadja Hardjamulia (Indonesia, Anggota)
6. Dra. Ermitati (Indonesia, Sekretaris)
11. BAHAN/DOKUMEN
1. Kertas JKTBMBD/SP6/A1, Biologi 12A (Nama Am Serangga)
2. Kertas JKTBMBD/SP6/A2, Biologi 12C (Nama Am Ikan)
3. Kertas 7/P/SP-6/92, Biologi 12A (Tata Nama Serangga)
4. Kertas 9/P/SP-6/92, Biologi 12C (Nama Am Ikan)
5. Kertas JKTBM/SP5/A1, Biologi 12C (Nama Am Ikan)
6. Kertas B/SP5 JKTBM, Biologi 12A (Nama Am Serangga)
III. SUMBER RUJUKAN
1. Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revised &
Translated by P.A. Van der Laan, Van Hoeve. Jakarta: PT Ichtiar Baru.
2. Schuster, W.H. dan Djajadiredja, R. Rustami. 1952. Local Common
Names of Indonesian Fishes. Bandung : NV. Penerbitan W. Van Hoeve.
3. LIPI. 1978. The Brown Planthopper. Sjamsoe’ed Sadjad dkk. Ed. Jakarta:
LIPI.
4. Lembaga Biologi Nasional. 1977. Sumber Protein Hewani. Bogor: Lipi.
5. Perhimpunan Entomologi Indonesia. 1987. Prosiding Kongres Entomologi
II. Soenartono Adisoemarto dkk. (ed). Jakarta.
6. Reksosoesilo, Edi Soenarjo. 1985. “ Biologi Tiga Parasit Penting Hama
Ganjur “. Bogor: IPB.
7. Perhimpunan Entomologi Indonesia (cabang Medan). 1986. “Kumpulan
Temu Ilmiah Entomologi Perkebunan”.
8. Hoogerwerf, A. 1949. De Avifauna Van Tjibodas En Omgeving (Java).
Buitenzorg-Java: Van de kon Plantentuin van Indonesia.
9. -------------.1949. De Avifauna van De Plantentuin Te Buitenzorg (Java).
Buitenzorg van Indonesia.
10. Mohsin, A.K. Mohammad & Ambak, Mohd. Asmi. 1982. Freshwater
Fishes of Peninsular Malaysia. Malaysia: Universiti Pertanian Malaysia.
11. Beales, Richard W. et.al 1982. Investigations into Fisheries Resources in
Brunei. Brunei : The Brunei Museum.
12. Lembaga Biologi Nasional. 1977. Binatang Hama. Bogor: LIPI.
IV. KLASIFIKASI BIDANG ILMU
1. Biologi 12 A: Tata Nama Serangga
2. Biologi 12 C: Tata Nama Ikan
V. CARA KERJA
1. Memberikan dan menyepakati padanan entri Biologi 12 A : Tata Nama
Serangga.
2. Memberikan dan menyepakati padanan entri Biologi 12 C: Tata Nama
Ikan.
VI. HASIL KERJA
Telah disepakati sejumlah nama serangga dan nama ikan dengan rincian
sebagai berikut.
Serangga
A (nama yang sama) = 25 entri
B (nama yang berbeda ejaan) = 5 entri
C (nama yang berbeda) = 110 entri
D (ditangguhkan) = 168 entri
E (hanya ada di Indonesia, Brunei, = 558 entri
Atau di Malaysia) -----------------------
Jumlah = 966
Ikan
A (nama yang sama) = 2 entri
B (nama yang berbeda ejaan) = - entri
C (nama yang berbeda) = 79 entri
D (ditangguhkan) = 16 entri
E (hanya ada di Indonesia, Brunei, = 1.092 entri
-----------------------
Jumlah = 1.189 entri
VII. MASALAH YANG DIHADAPI
Tidak ada masalah
VIII. RENCANA KERJA SELANJUTNYA
1. Ketiga negara melengkapkan padanan Biologi 12A, dan 12C yang
ditangguhkan.
2. Menambahkan nama:
a. serangga yang sudah umum dikenali dan mempunyai peran
dalam pertanian, kesehatan, lingkungan, dan kehutanan yang
belum terdaftar.
b. ikan yang belum terdaftar
3. Meninjau/membahas daftar nama burung
4. Menyusun daftar nama kelompok hewan yang belum terdaftar:
a. mamalia/binatang menyusui
b. reotilia dan amfibia
c. invertebrata: antropoda selain serangga, moluska, danhewan
lunak lain (cacing, ubur-ubur, teripang, dll.)
5. Meninjau/membahas kembali istilah Biologi 10 (Biometrika) yang
ditangguhkan
6. Meninjau/membahas istilah Biologi 12B (Tatanama Jamur).
IX. USUL/SARAN
1. Masing-masing negara menyediakan pakar untuk masing-masing
kelompok hewan atau gabungannya yang dibahas; satu negara satu
pakar untuk kelompok serangga ikan, mamalia, reptilia dan
amfibia, dsb. (atau gabungannya)
2. Sebelum sidang dimulai, sebaiknya daftar/senarai sudah
dipertukarkan. Dalam sidang, hendaklah pembuat daftar nama
(yang mewakilinya) dapat dihadirkan.
Cipanas, 11 September 1992
Dr. Soenartono Adisoemartao
Ketua
LAPORAN KELOMPOK MATEMATIKA II
(STATISTIKA/STATISTIK)
I. ANGGOTA SIDANG
1. Dr. Djati Kerami (Indonesia, Ketua)
2. Prof. Madya Dr. Abdul Razak Salleh (Malaysia,Anggota)
3. Awang Muhd. Aliddin bin Abd. Ghani (Brunei Darussalam,
Anggota)
4. Prof. Dr. Barizi (Indonesia, Anggota)
5. Dr. Muhamad Jantan (Malaysia, Anggota)
6. Awang Abd. Ghani bin Haji Mohd Yusof (Brunei Darussalam,
Anggota)
7. Dra. Ellya Iswati (Indonesia, Sekretaris)
II. BAHAN/DOKUMEN
1. Kertas 14/P/SP-6/92 Matematika 11 “Statistika”
2. Kertas 16/P/SP-6/92 Matematika 10 “Riset Operasi”
3. Kertas 17/P/SP-6/92 Matematika 4 “Analisis II: Teori Kebarangkalian,
Teori Peluang, dan Proses Stokastik”
4. Kertas 18/P/SP-6/92 Matematika 5 “Topologi I: Topologi Umum”
5. Kertas 19/P/SP-6/92 Matematika 7 “Landasan Matematik 1: Set,
Himpunan, dan Logika”
6. Kertas 20 /P/SP-6/92 Matematika 9 “Aljabar IV : Teori Graf,
Kombinatorik, dan Teori Bilangan”
7. Kertas JKTBMBD/SP/D1 Matematik 5 “Topologi Umum”
8. Kertas JKTBMBD/SP/D2 Matematik 7 “Landasan Matematik 1”
9. Kertas JKTBMBD/SP6/D3 Matematik 9 “Algebra IV”
10. Kertas JKTBMBD/SP6/D4 Matematik 10 “Penyelidikan Operasi”
11. Kertas JKTBMBD/SP6/D5 Matematik 7 “Landasan Matematik II”
III. SUMBER RUJUKAN
Birnes, William J. (Ed). 1985. Computer Programming Encyclopedia. New
York: McGraw-Hill Book Company.
Daintith, John dan R.D. Nelson (Ed). 1989. Dictionary of Mathematics.
England: Penguin
Dewan Bahasa dan Pustaka. 1987. Istilah Matematik Pengajian Tinggi. Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. (Ed). 1989.
-------------.1989. Daftar Istilah MBIM (Hasil Sidang VII – XXIII Majlis Bahasa
Indonesia-Malaysia 1974-1985). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Dictionary of Computing (Studen Ed). Oxford University Press.
Eisenreich, G. & R. Sube. 1982. Dictionary of Mathematics. Elsevier Scientific
Publishing Company.
Gould, Eppen & Scmidt. 1991. Introduction Management Science. Third
Edition. Prentice Hall.
Hamdy, Taha A. 1990. Operating Research An Introduction. Fourth
Edition.Colliers Mc Millan.
James & James. 1976. Mathematics Dictionary. Fourth Edition. New York:
Van Nostrand Reinhold Company.
Kendall, M.G. dan W.R. Buckland. 1971. A Dictionary of Statistical
Terms.New York: Hajner.
Mendelson, Elliott. 1979. Introduction to Mathematical Logic. New York: van
Nostrand Reinhold Company.
Minidictionary of Computing. 1986. London: Oxford University Press
Render, bary dan Ralph M. Stair, Jr. 1985. Quantitative Analysis for
Management A Division of Simon of Simon & Schuster, Inc.
IV. KLASIFIKASI BIDANG
1. Matematika 7 Landasan Matematika I/Landasan Matematik I
(Himpunan dan Logika/Set & Mantik & Logik).
2. Matematika 9 Aljabar IV (Teori Graf, Kombinatorik, dan
Bilangan/Nombor).
3. Matematika 10 Riset Operasi/Penyelidikan Operasi.
4. Matematika 4 (Analisis III: Teori Kebarangkalian, Teori Peluang, dan
Proses Styokastik)
5. Matematik 11 (Statistika)
V. CARA KERJA
Sesuai dengan rencana kerja sidang sebelumnya (Sidang Ke-5 Pakar Mabbim ,
Malaysia, 2-6 September 1991) sidang ini membahas beberapa subbidang,
yaitu:
1. Riset Operasi/Penyelidikan Operasi
2. Landasan Matematika 1 /Landasan Matematik 1
3. Topologi I (Topologi Umum)
4. Aljabar IV (Teori Graf, Kombonatorik, dan Teori Bilangan/Nombor)
Di samping sub-subbidang di atas dibahas juga Teori Kebarangkalian, teori
Peluang, dan Proses Stokastik. Namun, karena istilah-istilah dari subbidang di
atas banyak yang bertumpang tindih (overlapping) dengan istilah Statistik (yang
pernah dibahas pada tahun 1992), maka ketiga subbidang tersebut dibahas
bersama-sama. Dalam kesempatan ini dipersetujui daftar entri yang
komprehensif. Selanjutnya gabungan subbidang itu disebut Teori Peluang dan
statistika?Teori Kebarangkalian dan Statistik.
VI. HASIL KERJA
1. Melanjutkan penyimakan berikut padanannya dari senarai istilah dan
memberi padanan istilah Riset Operasi/Penyelidikan Operasi (mulai entri
fixed charge problem), sebanyak 569 entri, dengan perincian sebagai
berikut.
a. Kategori A 150 entri
b. Kategori B 47 entri
c. Kategori C 354 entri
d. Kategori D 2 entri
e. Kategori E 16 entri
----------------------
Jumlah 569 entri (termasuk 6 tambahan)
2. Memantapkan daftar istilah bahasa Inggris dan menyimak padanan istilah
Landasan Matematika I/Landasan matematik I, sebanyak 517 entri
dengan perincian sebagai berikut.
a. Kategori A 135 entri
b. Kategori B 147 entri
c. Kategori C 214 entri
d. Kategori D 6 entri
e. Kategori E 15 entri
----------------------
Jumlah 517 entri (termasuk 3 entri tambahan)
3. Menambah daftar istilah subbidang Matematika 9 (Aljabar IV) yang
dicadangkan oleh pihak Malaysia sebanyak 286 entri istilah Inggris
dengan perincian sebagai berikut.
a. Tambahan Teori Graf 218 entri
b. Tambahan Teori Bilangan/Nombor 59 entri
c. Tambahan Kombinatorik 9 entri
------------
Jumlah 286 entri
4. Menetapkan daftar istilah bahasa Inggris subbidang Teori Peluang dan
Statistika/Teori Kebarangkalian/Statistik sebanyak +2.500 entri
VII. MASALAH YANG DIHADAPI
1. Dalam Riset Operasi pihak Indonesia memadankan kata time dengan
waktu atau masa . Kata period dipadankan dengan masa atau kala.
Masalah lain ialah bagaiman memadankan entri:
unaray uner
binary biner
ternary terner
------ ------
n-aray n-er
Bagi pihak Malaysia dan Brunei Darussalam tidak ada masalah karena
telah memadankan kata tersebut menjadi
sesatu
dedua; perduaan
tetiga; pertigaan
n-en; per-en-an
2. Karena terlalu banyaknya entri subbidang Teori Peluang, Statistika, Proses
stokastik (Teori Kebarangkalian, Statistik, Proses Stokastik) diusulkan untuk
dibagi menjadi sub-bidang:
a. Teori Statistika (teori Statistik) Indonesia Malaysia/Brunei
1. Matematical Statistics Statistika matematis Statistik bermatematik
2. Estimation pendugaan penganggaran
3. Probability Theory (Distribution) teori peluang teori kebarangkalian
(taburan)
4. Hypothetis Terting pengujian hipotesis ujian hipotesis
5. Multivariate Theory teori peubah ganda teori muktivariat
6. Distribution Free Statistics statistika bebas sebaran statistik bebas taburan
7. Order Statistics statistika tataan statistik tertib
8. Decision Theory teori keputusan teori keputusan
9. Game Theory teori permainan teori permainan
b. Analisis Statistika (Analisis Statistik) Indonesia Malysia/Brunei
1. Regresion regresi regresi
2. Design & Analysis of Experiments perancangan dan analisis reka bentuk dan analisis
percobaan uji kaji
3. ANOVA analisis ragam ANOVA
4. Quality Control pengawasan mutu kawalan mutu
5. Time Series deret waktu siri masa
6. Sampling penarikan contoh persampelan
7. Linear Model model linear model linear
8. Multivariate Analysis-Factor, analisis perubah ganda, analisis multivariat-
Discriminant, Cluster, Principal faktor, diskriminan , faktor, diskriminan,
Component gerombol, komponen kelompok, komponen
utama utama
9. Canonical Analysis analisis kanonik analisis kanonik
10. Exploratory Data Analysis analisis data eksplorasi analisis data jelajah
penjelajahan
c. Teori Peluang (Kebarangkalian) dan Indonesia Malaysia/Brunei
Proses Stokastik
1. Discrete and Continuous Probability peluang disket; kebarangkalian disket
peluang kontinu dan selanjar
2. Stochastic Procesess proses stokastik proses stokastik
3. Queueing Theory teori antrean teori giliran
VIII. RENCANA KERJA SELANJUTNYA
a. Masing-masing negara akan memberikan padanan entri tambahan dari
subbidang Teori Graf, Kombinatorik, dan Teori Bilangan/Nombor
b. Masing-masing negara akan memberikan padanan entri dari subbidang
Topologi Umum (yang pernah dibahas tahun 1984).
c. Masing-masing negara akan memilah-milah (mengisih) entri – entri yang
telah disepakati dari subbidang Teori Statistik, analisis Statistik, Teori
Peluang (Kebarangkalian), dan Proses Stokastik.
d. Masing-masing negara akan menyiapkan padanan istilah subbidang Teori
Statistik, Analisis Statistik, Teori Peluang (Kebarangkalian) dan Proses
Stokastik.
IX. USUL
Dalam sidang pakar selanjutnya masing-masing negara hendaknya
menyertakan lebih dari satu pakar supaya kegiatan lebih cepat dan lancar
Cipanas, 11 September 1992
Dr. Djati Kerami
Ketua
Lampiran
RENCANA KEGIATAN LIMA TAHUN
(1993—1997)
NO. Tahun Sidang Pakar Tempat Subbidang yang Diusulkan
1. 1993 Ke-7 Brunei Darussalam a. Aljabar IV
b. Topologi Umum
c. Teori Kebarangkalian &
Proses Stokastik
2. 1994 Ke-8 Malaysia a. Teori Statistika/Statistik
b. Aktuaria/Aktuaria dan
Matematika Keuangan/
Matematika Kewangan
3. 1995 Ke-9 Indonesia a. Analisis Statistika/Statistik
b. Topologi Aljabar
4. 1996 Ke-10 Brunei Darussalam a. Matematika Terapan
/Matematik Gunaan
a. Kejuruteraan
b. Fisika/Fizik
b. Matematika/
Matematik Kabur
c. Teori Malapetaka
5. 1997 Ke-11 Malaysia Sejarah dan Falsafah
Matematika
LAPORAN KELOMPOK KEUANGAN 2
(PASAR MODAL)
I. ANGGOTA SIDANG
1. Dra. Roslyana T. Siahaan (Indonesia, Ketua)
2. Pengiran Ali bin Pengiran Haji Matarsat (Brunei Darussalam,
Anggota)
3. Prof. Madya Ismail Ibrahim (Malaysia, Anggota)
4. Hinsa Siahaan, S.E. (Indonesia,Anggota)
5. Haji Sahminan bin Haji Ludin (Brunei Darussalam
Anggota)
6. Drs. Mikael R. Budisatrio (Indonesia, Anggota)
7. Drs. Sutiman (Indonesia, Sekretaris)
II BAHAN/DOKUMEN
a. 11/P/SP-6/92 Keuangan 2 (Pasar Modal)
b. JKTBMBD/SP6/E1 Kewangan 2 (Pasaran Modal dan Securiti)
c. Pasaran Modal dan Sekuriti
III. SUMBER RUJUKAN
1. Badan Pelaksanaan Pasar Modal. 1974. Kamus Khusus Pasar Uang dan
Modal. Jakarta : Depatemen Keuangan Republik Indonesia.
2. -------------.1991. Penuntun Pelaku Pasar Modal Indonesia. Jakarta:
Yayasan Mitra Dana.
3. Bannock, G. and W. Mansen. 1989. Dictionary of Finance. New York:
The Penguin International.
4. Downes, Johns. 1985. Dictionary of Finance and Investment Term.
Sydney: Barons Educational Series, Inc.
5. Fisher, D.E. and R.J. Jordan. 1983. Security Analysis and Portfolio
Management, 3 rd ed. New York: Prentice Hall, Inc.
6. Francis, J.C. 1988. Management of Investments, 2nd
ed. Sinapore:
McGraw-Hill A Book Co.
7. Haugen, R.A. 1986. Modern Investments Theory. New York: Prentice
Hall, Inc.
8. Hildreth, S.S. 1988. The Dictionary of Investment Term. New York:
Dearborn Financial Publishing, Inc.
9. Panitia Istilah Manajemen, Lembaga PPM. 1983. Kamus Istilah
Manajemen, Cetakan ke-2. Jakarta: Balai Pustaka.
10. Sharpe, W.F. 1981. Investmens, 2nd ed . New York : Prentice Hall.
11. Thomsett, M.C. 1988. Investment and Securities Dictionary. New York:
Webster’s New World.
IV. KLASIFIKASI BIDANG ILMU
Keuangan 2 (Pasar Modal)
V. CARA KERJA
1. Tim menyenaraikan istilah Pasar Modal yang telah disiapakan oleh Brunei
Darussalam, Indonesia, dan Malaysia
2. Tim memilih 1.212 istilah untuk ditetapkan sebagai istilah Pasar Modal
yang komprehensif.
3. Tim mengodifikasikan padanan istilah sesuai dengan kriteria yang telah
disepakati bersama yaitu
a. Kategori A jika padanan istilah ketiga negara sama bentuk dan
ejaannya.
b. Kategori B jika padanan istilah di antara ketiga negara sama
bentuk tetapi berbeda ejaannya.
c. Kategori C jika padanan istilah di antara ketiga negara berbeda
seutuhnya,
d. Kategori D jika istilah itu disetujui untuk ditunda pembahas-
annya.
e. Kategori E jika istilah itu disetujui untuk digugurkan.
VI HASIL KERJA
1. Selama jadwal persidangan Tim Pasar Modal telah menyenaraikan istilah
sebanyak 1.944 entri. Istilah-istilah itu merupakan paduan dari dokumen.
a. 11/P/SP-6/92 Keuangan 2 (Pasar Modal) = 1250 entri
b. JKTBMBD/SP6/E1 Kewangan 2 (Pasar Modal = 1543 entri
dan Sekuriti)
c. Pasar Saham dan Sekuriti = 1929 entri
Senarai itu kemudian dikodifikasikan yang hasilnya sebagai berikut.
1) Kategori A = 62 entri
2) Kategori B = 22 entri
3) Kategori C = 95 entri
4) Kategori D = 1.033 entri
5) Kategori E = 732 entri
-----------------------
Jumlah = 1.944 entri
2. Pada sidang kali Tim Keuangan Indonesia telah memperkenalkan dan
Menyerahkan Senarai Istilah Keuangan 3 : Keuangan Perusahaan (Corporate
Finance)
VII. MASALAH YANG DIHADAPI
Senarai istilah yang disiapkan oleh Brunei Darussalam, Indonesia, dan
Malaysia baru dapat dipadukan dalam sebuah senarai pada hari pertama, Senin,
7 September 1992. Oleh karena itu belum semua istilah yang tersedia dapat
dibahas (dikodifikasi) secara tuntas.
VIII. RENCANA KERJA SELANJUTNYA
1. Masing-masing pihak (Brunei Darussalam, Indonesia, dan
Malaysia)memberikan padanan entri dalam bahasa sumber yang belum ada
padanannya. Brunei Darussalam dan Malaysia mengirimkan senarai istilah
itu lengkap dengan padanannya ke sekretariat Mabbim di Indonesia paling
lambat akhir bulan Desember 1992.
2. Pihak Indonesia diminta menyenaraikan istilah yangtersebut pada (1) dan
mengirimkannya ke Brunei Darussalam untuk dijadikan bahan perbincangan
dalam Sidang Ke-7 Pakar Mabbim di Brunei Darussalam 1993.
3. Tim akan melakukan kodifikasi padanan istilah yang belum sempat dibahas
secara tuntas (kategori D) dalam Sidang Ke-6 Pakar Mabbim, pada sidang
Ke-7 Pakar Mabbim di Brunei Darussalam.
4. Masing-masing pihak sepakat akan menyusun Senarai Istilah Keuangan 3
(Keuangan Perusahaan) dan mempertukarkannya pada Sidang Ke-7 Pakar
Mabbim di Brunei Darussalam.
5. Rencana Kerja 5 tahun (1993—1997)
I 1993 Keuangan 2 (Pasar Modal)
II 1994 Keuangan 3 (Keuangan Perusahaan/Corporate Finance
III 1995 Keuangan 4 (Keuangan Publik/Public Finance)
IV 1996 Keuangan 5 (Akuntansi/Accounting)
V 1997 Keuangan 6b (Asuransi: Asuranci Sosial dan Dana
Pensiun)
IX. USUL
1. Tim mengusulkan agar masing-masing negara (Brunei Darussalam,
Indonesia, dan Malaysia) mengikutsertakan seorang koordinator
bidang pada Sidang Ke-32 Mabbim di Jakarta, Februari 1993.
2. Tim mengusulkan agar sekretaris setiap subbidang ditetapkan dan
diikutsertakan sebaagi sekretaris pada dua kali sidang pakar yang
membahas subbidang itu demi kesinambungan kerja tim.
LAPORAN KELOMPOK KEUANGAN 6
(ASURANSI)
I. ANGGOTA SIDANG
1. Drs. M. Hassan Potabuga (Indonesia, Ketua)
2. Awang Haji Abd. Aziz bin Tuah (Brunei Darussalam, Anggota)
3. Prof. Madya Ismail Ibrahim (Malaysia, Anggota)
4. Drs. Jan Hoesada (Indonesia, Anggota)
5. Pengiran Ali bin Pengiran Haji (Brunei Darussalam, Anggota)
6. Drs. Sutiman (Indonesia, Sekretaris)
II. BAHAN/DOKUMEN
1. 1/P/SP-6/92 Pengenalan
2. 12/P/SP-6/92 Keuangan (Asuransi)
3 JKTBMBD/SP6/E2 Kewangan 1B (Insurans)
III. SUMBER RUJUKAN
1. O.W. Rubin, Harvey. 1991. Dictionary of Insurance 3rd
edition. Sydney:
Barrons Educational Series. Inc.
2. Dewan Bahasa dan Pustaka. 1989. Kamus Dewan. Kuala Lumpur:
3. Salim, Peter. 1987. Advanced English Dictionary, Edisi ke-2, Jakarta:
4. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1988.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
IV. KLASIFIKASI BIDANG ILMU
Asuransi (Asuransi Jiwa dan Asuransi Kerugian Umum)
V. CARA KERJA
1. Tim memeriksa ulang istialh yang berkategori C dan D (Kodifikasi ini
dilakukan pada sidang Ke-5 Pakar Mabbim di Kuala Lumpur September
1992.
2. Tim melakukan kodifikasi ulang terhadap istilah-istilah yang tersebut
pada (1) di atas.
VI. HASIL KERJA
Sebelum jadwal persidangan Tim Asuransi telah memeriksa ulang padanan
istilah yang berkategori C sebanyak 838 entri istilah dan 104 entri istilah yang
berkategori E, terdapat dalam dokumen 12/P/SP-6/92 Keuangan (Asuransi).
Padanan istilah-istilah itu kemudian dikodifikasikan sebagai berikut.
A Istilah yang disetujui sama bentuk dan ejaannya = 33 entri
B Istilah yang disetujui sama tetapi berbeda ejaan = 53 entri
C Istilah yang disetujui berbeda = 756 entri
DIstilah yang ditangguhkan pembahasannya =
E Istilah yang digugurkan = 100 entri
------------------
Jumlah = 942 entri
Jika disatukan dengan hasil kesepakatan pada Sidang Ke5 Pakar Mabbim di
Kuala Lumpur, hasil akhir adalah
A 116 + 33 = 149
B 369 + 53 = 422
C 839 - 82 = 756
D = -
E 104 - 4 = 100
------------
Jumlah = 1427
VII. MASALAH YANG DIHADAPI
Tim menghadapi masalah luasnya cakupan bidang Asuransi
sehingga masih memerlukan persidangan untuk menyelesaikan cakupan
bidang, yaitu subbidang Asuransi dan Dana Pensiun.
VIII. RENCANA KERJA SELANJUTNYA
1. Sebagaimana usul Sidang Ke-5 Pakar Mabbim di Kuala Lumpur yang
disahkan oleh Sidang Ke-31 Mabbim di Langkawi, Malaysia subbidang
asuransi akan menyusun entri istilah Keuangan 6b: Asuransi Sosial dan
Dana Pensiun. Istilah itu akan diselesaikan dalam sidang pakar berikutnya
sebagai bagian program lima tahun (1993—1997). Hal ini dilakukan
karena kedua subbidang tersebut sangat berbeda dengan subbidang
Asuransi Jiwa dan Asuransi Kerugian Umum yang sudah diselesaikan
dalam Sidang Ke-6 Pakar Mabbim di Cipanas.
2. Rencana Kerja 5 tahun (1993—1997)
I 1993 Keuangan 2: Pasar Modal (lanjutan)
II 1994 Keuangan 3: Keuangan Perusahaan (Corporate
Finance)
III 1995 Keuangan 4: Keuangan Publik (Public Finance)
IV 1996 Keuangan 5: Akuntansi (Accounting)
V 1997 Keuangan 6b: Asuransi Sosial dan Dana Pensiun)
IX. USUL
1. Entri istilah hasil Sidang Ke-6 Pakar Mabbim di Cipanas disahkan oleh
Sidang Ke-32 Mabbim di Indonesia.
2. Tim istilah Asuransi mengusulkan kepada Mabbim agar subbidang
Keuangan 6 (Asuransi) dijadikan bidang Ke-31 Mabbim di di malaysia
1992, terutama yang menyangkut luas cakupan bahasan bidang Asuransi.
3. Asuransi dipecah menjadi dua subbidang
a. Asuransi 6A (Asuransi Jiwa dan Asuransi Kerugian Umum).
b. Asuransi 6B (Asuransi Sosial dan Asuransi Dana Pensiun)
4. Asuransi 6B (Asuransi Sosial dan Asuransi Dana Pensiun) dibahas dalam
Sidang Pakar berikutnya.
Cipanas, 11 September 1992
Drs. M. Hassan Potaboga
Ketua
LAPORAN KELOMPOK SASTRA 1
I. ANGGOTA SIDANG
1. Dr. Sapardi Djoko Damono (Indonesia, Ketua)
2. Encik Sahlan Mohd. Saman (Indonesia, Anggota)
3. Awang Haji Abd. Hakim bin Haji
Mohd. Yassin (Brunei Darussalam)
4. Dr. Edwar Djamaris (Indonesia, Anggota)
5. Drs. Saksono Prijanto (Indonesia, Sekretaris)
II. BAHAN/DOKUMEN
1. Naskah Sidang Ke-5 Pakar Mabbim, Malaysia, 13 Februari 1991
“Istilah Kesusastraan Subbidang Kritikan/Teori Sastera”
2. Naskah Sastra 1, 13/P/SP-6/92, “Kritik/Teori Sastra” (Bahan tambahan
Indonesia)
3. Kertas JKTBM “ Peristilahan Teori /Kritik Sastera” (Bahan Tambahan
Malaysia)
4. Kertas JKTBMBD/SP6/F1, Kesusasteraan 1 ‘Teori dan Kritikan
Sastera” (Bahan Tambahan Brunei Darussalam)
III. SUMBER RUJUKAN
1. A Concise Glossary of Contemporary Literary Theory (Jeremy
Hawtorn).
2. Narratology: The Form and Function of Narrative (Gerald Prince)
3. Litterary Criticsm Jilid 1 dan 2 (William K. Wimsatt Jr. dan Cleanth
Brooks).
4. Modern Literary Theory: A Reader (Philip Rice dan Patricia
Waught)
5. Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar (Umar Junus)
6. Linguistics and Literature (Raymond Chapman)
7. The Sociology of Literature (Diana Laurenson and Alan Swingewood)
8. Freud dan Interpretasi Sastra (Max Milner)
9. Orality and Literacy (Walter J. Ong)
10. A Dictionary of Literary Term, J.A. Cuddon. Printed in Great Britain
by W. & J. Mackay Limited, Chatham, 1977.
11. Concise Dictionary of Literary Terms, Harry Shaw, Mc Graw Hill Book
Company, 1976
12. Daftar Istilah MBIM (Hasil Sidang Ke-7 – 23 Majlis Bahasa Indonesia-
Malaysia) 1974—1985), Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian
Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur, 1989.
13. Dictionary of Oriental Literatures Volume 1 East asia. © Goerge Allen
& Unwin Ltd. 1974.
14. Dutch Dictionary, Fernand G. renier, Routledge & Kegan Paul, Printed
in Great Britain, by Cox & Wyman Ltd, Reading London & New York,
1987.
15. French Dictionary, J.O. Ketridge, Routledge & Kegan Paul, Printed in
Great Britain, by Cox & Wyman Ltd, reading, London & New York,
1986.
16. Glosari Istilah Kesusasteraan, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian
Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur. 1988.
17. Istilah Kesusasteraan, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian
Kebudayaan, Balai Pustaka, 1990.
18. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, balai Pustaka. 1990.
19. Kamus Dewan, edisi baru , Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian
Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur, 1989.
20. Kamus Dwibahasa, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pelajaran
Malaysia, Kuala Lumpur, 1985.
21. Kamus Istilah Sastra, Panuti Sudjiman, Editor, Jakarta. 1984.
22. Latin Dictionary, S.C. Woodhouse, M.A., Routledge & Kegan Paul,
Printed in Great Britain, by Cox & Wyman Ltd, reading, Berkas, 1987.
23. Senarai Istilah Kesusasteraan, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian
Pelajaran Malaysia, Kuala Lumpur, 1980.
24. Webster’s Third New International Dictionary, G & C Merriam Co.
IV. KLASIFIKASI BIDANG ILMU
Bidang Ilmu Sastra, Subbidang Teori/Kritik Sastra.
V. CARA KERJA
1. Kelompok Istilah Sastra memeriksa kembali naskah hasil Sidang Ke-5
Pakar Mabbim, Malaysia, 13 Februari 1992.
2. Kelompok Istilah Sastra memeriksa istilah teori/kritik sastra yang terdapat
dalam (1) Naskah Sastra 1, 13/P/SP-6/92, “Kritik/Teori Sastra”, (2)
Kertas JKTBMBD/SP6/F1, Kesusasteraan 1 “ Teori dan Kritikan Sastera”,
dan (3) Kertas JKTBM “Peristilahan Teori/Kritik Sastra”.
VI. HASIL KERJA
1. Dari pemeriksaan atas naskah hasil Sidang Ke-5 pakar Mabbim yang
terdiri atas 397 istilah, Kelompok Sastra berhasil memantapkan beberapa
istilah yang belum sempat dimantapkan dalam Sidang Ke-5 pakar Mabbim
dengan kualifikasi sebagai berikut.
Kategori A 12 istilah
Kategori B 2 istilah
Kategori E 36 istilah
2. Kelompok Istilah Sastra berhasil menambah istilah kritik/teori sastra
sejumlah 575 istilah dari 1187 istilah tambahan yang dibicarakan.
3. Jumlah istilah teori/kritik sastra yang disepakati berjumlah 987 istilah.
VII. MASALAH YANG DIHADAPI
1. Banyak istilah teori dan kritik sastra yang dapat dimasukkan dalam
subbidang lain.
2. Pada umumnya istilah teori dan kritikan sastra berasal dari bahasa Inggris.
Akan tetapi, jika tidak ditemukan istilah teori dan kritik sastra dalam
bahasa Inggris, diambil istilah dari bahasa Prancis, Jerman, dan Belanda.
3. Kesulitan menciptakan istilah baru yang lebih tepat dari istilah yang lazim
sudah dikenal.
plot ------� alur (?)
voice of text -----� suara teks (?)
4. Dalam teori dan kritik sastra masih banyak dikenal istilah “kuno” yang
berasal dari bahasa Latin. Kelompok Sastra mengalami kesulitan untuk
menentukan apakah istilah tersebut dipertahankan atau ditinggalkan saja.
VIII. RENCANA KERJA SELANJUTNYA
Dalam sidang pakar yang akan datang akan dibicarakan Sastra 2
(Subbidang Fiologi).
IX. USUL
Sesuai dengan keputusan yang telah diambil, setiap subbidang akan
dibahas dalam dua kali sidang pakar. Dengan demikian, Bidang Istilah Sastra
yang terdiri atas 5 subbidang akan selesai dibahas dalam waktu 10 tahun.
Sehubungan dengan itu, Kelompok Istilah Sastra mengusulkan agar dalam
setiap sidang pakar dapat dibicarakan dua subbidang sehingga dalam sidang
pakar ke-7 dan ke-8 dapat dibicarakan Subbidang Filologi dan Subbidang
Puisi serta dalam Sidang Pakar Ke-9 dan Ke-10 dapat dibicarakan Subbidang
Prosa dan Subbidang Drama.
Cipanas, 11 september 1992
Dr. Sapardi Djoko Damono
Ketua