sajak kemerdekaan

3
KITA BERJUANG Terbangun aku, terloncat duduk, kulayangkan pandang jauh keliling, kulihat hari'lah terang, jernihkan falak, telah lamalah kiranya fajar menyingsing kuisap udara legalah dada, kupijak tanah tiada guyah, kedengar bisikan hatiku rawan: "kita berperang, kita berjuang!" sebagai dendang menyayu kalbu, bangkitlah hasrat damba nan larang, ingin kemedan ridla menyerbu: "beserta saudara turut bejuang!" MERAH PUTIH Merah putih! dulu, sebelum kau berkibar di tiang tinggi dibelai, dipeluk angin merdeka, engakau hanya lambang harapku, Meski kau mewakili bangsa tidak berdaya, tidak bernama di sejarah dunia, namun kau tersimpan dalam hatiku, lambang kasihku pada nusaku. Merah putih! kini, kulihat kau terkibar di tengah bangsa lambang kebangsaanku di timur raya, engkau panji perjuanganku mengejar kemuliaan bagi bangsaku, dan demi tuhan pencipta bangsaku,

Upload: sakura-rena

Post on 19-Jun-2015

14.609 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sajak kemerdekaan

KITA BERJUANG

Terbangun aku, terloncat duduk, kulayangkan pandang jauh keliling,kulihat hari'lah terang, jernihkan falak,telah lamalah kiranya fajar menyingsing

kuisap udaralegalah dada,kupijak tanahtiada guyah,kedengar bisikanhatiku rawan:"kita berperang,kita berjuang!"

sebagai dendang menyayu kalbu,bangkitlah hasrat damba nan larang,ingin kemedan ridla menyerbu:"beserta saudara turut bejuang!"

MERAH PUTIH

Merah putih!dulu, sebelum kau berkibar di tiang tinggidibelai, dipeluk angin merdeka,engakau hanya lambang harapku,

Meski kau mewakili bangsa tidak berdaya, tidak bernama di sejarah dunia, namun kau tersimpan dalam hatiku, lambang kasihku pada nusaku.

Merah putih!kini, kulihat kau terkibar di tengah bangsalambang kebangsaanku di timur raya,engkau panji perjuangankumengejar kemuliaan bagi bangsaku,

dan demi tuhan pencipta bangsaku, selama masih bersiut nafas didada,denyut darahku penyiram medanta'kan kembali kau masuk lipatan!

Page 2: Sajak kemerdekaan

PAHLAWAN TAK DIKENAL

Setahun yang lalu dia terbaringtetapi bukan tidur, sayangsebuah lubang peluru bundar didadanyasenyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

dia tidak ingin bila mana dia datangkedua tanganya memeluk senapandia tidak tahu untuk siapa dia datangkemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

wajah sunyi setengah tengadahmenangkap sepi padang senjadunia tambah beku di tengah derap dan suara merdudia masih sangat muda

hari itu 10 November, hujanpun mulai turunorang-orang ingin kembali memandangnyasambil merangkai karangan bungatapi yang tampak, wajah-wajahnya sendiri yang takdikenalnya

sepuluh tahun yang lalu dia terbaringtapi bukan tidur, sayangsebuah peluru bundar di dadanyasenym bekunya mau berkata : aku sangat muda

HARI KEMERDEKAAN

Akhirnya takterlawan olehkutumpah dimataku, dimata sahabat-sahabatkuke hati kita semuabendera-bendera dan bendera-benderabendera kebangsaankuaku menyerah kepada kebanggan lembuttergenggam satu hal dan kukenal

tanah dimana kuberpijak berderakawan bertebaran saling memburuangin meniupkan kehangatan bertanah airsemat getir yang menikam berkalimakin samarmencapai puncak kepecahnya bunga apipecahnya kehidupan kegirangan

Page 3: Sajak kemerdekaan

menjelang subuh aku sendirijauh dari tumpahan keriangan dilembahmemandangi tepian lauttetapi aku menggengam yang lebih berhargadalam kelam kulihat wajah kebangsaankumakin bercahaya makin bercahayadan fajar mulai kemerahan.