retensio plasenta

Upload: umi-chusnul-chotimah

Post on 09-Mar-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nedya

TRANSCRIPT

  • G2P1A0 HAMIL 30 MINGGU INPARTU KALA I FASE LATEN DENGAN KPSW SEJAK 3 HARI, JANIN TUNGGAL HIDUP PRESENTASI BOKONG SUSP HOLOPROSENSEFALI LOBAROleh :Umi Chusnul Chotimah, S.Ked71.2014.025 Penguji : dr. Severina Adella Tobing, Sp.OGFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2015

  • Apabila terlambat ditangani, retensio plasenta dapat menyebabkan infeksi berat atau perdarahan yang mengancam nyawa ibu

  • Retensio plasenta merupakan penyulit pada 2 % dari semua kelahiran hidup dengan angka kematian hampir mencapai 10% di daerah pedesaan. Menurut studi lain, insidensi dari retensio plasenta berkisar antara 1-2 % dari kelahiran hidup. Pada studi tersebut retensio plasenta lebih sering muncul pada pasien yang lebih muda dengan multiparitasKlasifikasi :Plasenta adhesiva Plasenta akretaPlasenta inkretaPlasenta perkretaPlasenta inkarserata Etiologi retensio plasenta tidak diketahui dengan pasti sebelum tindakan. Beberapa penyebab retensio plasenta adalah :Fungsional (his kurang kuat)Patologi-anatomi (Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh lebih dalam)

  • Gejala klinis :Plasenta belum lahir setelah 30 menitPerdarahan segeraUterus berkontraksi dan kerasPada retensio plasenta, sepanjang plasenta belum terlepas, maka tidak akan menimbulkan perdarahan. Bila terjadi banyak perdarahan atau bila pada persalinan-persalinan yang lalu ada riwayat perdarahan postpartum, maka tak boleh menunggu, sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan dengan tangan. Juga kalau perdarahan sudah lebih dari 500 cc atau satu nierbekken, sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan secara manual dan diberikan uterotonika. Dapat juga dilakukan tindakan seperti manual plasenta.

  • Nama: Ny. FUsia: 30 tahunJenis Kelamin: PerempuanSuku / Bangsa: Palembang / IndonesiaPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAgama: IslamAlamat: Desa Perigi Kecamatan Pangkalan Balam Kab. OKIMRS tanggal: 8 September 2015No. RM: 30.95.38

  • Keluhan UtamaNyeri perut bawah disertai perdarahan

    Riwayat Perjalanan PenyakitOs mengaku datang ke Rumah Sakit karena nyeri perut bawah disertai perdarahan terus menerus sejak melahirkan anak keduanya di bidan 3 jam SMRS. Menurut bidan yang merujuknya, Os melahirkan bayi laki-laki secara spontan namun plasenta belum lahir lengkap. Os terlihat pucat, pusing (+), mual (-).

    C. Riwayat MenstruasiUsia menarche: 13 tahunSiklus haid: 28 hariLama haid: 4 hariHPHT: 31 Desember 2014TP: 7 September 2015

  • D. Riwayat PernikahanLama pernikahan : 6 tahunUsia saat menikah : 24 tahun

    Riwayat Kontrasepsi Os mengaku pernah menggunakan KB suntik 3 bulan sejak tahun 2010-2013.

    Riwayat ANC Selama kehamilan Os melakukan ANC tiap bulan di bidan. Os mengaku tidak pernah mengikuti imunisasi TT.

    Riwayat Persalinan2010/ Perempuan/ 2500gram/ Normal/ bidan2015/ Laki-laki/ 3000gram/ Normal/bidan

  • H. Riwayat Penyakit DahuluOs tidak mempunyai riwayat menderita penyakit asma, jantung, kencing manis, penyakit paru, alergi obat dan makanan, kejang-kejang saat hamil.

    Riwayat Penyakit Dalam KeluargaTidak ada keluarga Os yang mempunyai riwayat menderita darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, kejang-kejang, asma dan alergi obat dan makanan.

  • Status GeneralisKU: baikKesadaran: compos mentisTanda VitalTD: 90/60 mmHgN: 110x/menitRR: 26x/menitT: 36 C

    Keadaan SpesifikMata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+)Leher: pembesaran KGB (-/-), massa (-)THT: Mukosa bibir kering (-), sianosis (-), T1/T1, faring hiperemis (-) Dada: simetris, retraksi (-), sela iga dalam batas normal - jantung : BJ 1 dan 2 normal, murmur (-), gallop (-) - paru : suara nafas vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-)

  • Abdomen:- Inspeksi : datar, lemas, striae gravidarum (-), caput medusa (-)- Palpasi : hepar dan lien dalam batas normal- Perkusi : timpani pada bawah prosessus xiphoideus, redup pada uterus- Auskultasi : bising usus (+) normalGenitalia Eksterna: keluar darah pervaginam (+) Ekstremitas : akral dingin, pucat (+)

    Status ObstetrikusPemeriksaan Luar : - Pemeriksaan Leopold : TFU 2 jari di bawah umbilicus - Kontraksi uterus (+)

  • P2A0 Post Partum Spontan + Retensio Plasenta + Anemia

  • Observasi perdarahanIVFD RL gtt XX/menit + drip pitogin 2 ampIVFD 2 line RL kanan 1 kolf (kocor)Cek Hb citoPro manual plasenta

  • Hb : 9,0 g/dl(N : 11,7 15,5 g/dl)Hematokrit : 21 %(N : 35 - 47%)Golongan Darah : A(A, B, AB, O)Rhesus factor : + (+/-)

  • Follow up

  • Pada kasus ini, pasien datang ke RS Muhammadiyah Palembang dengan keluhan nyeri perut bawah disertai perdarahan. Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa Os mengalami perdarahan terus menerus sejak melahirkan anak keduanya di bidan 3 jam SMRS. Menurut bidan yang merujuknya, Os melahirkan bayi laki-laki secara spontan namun plasenta belum lahir lengkap. Os terlihat pucat, pusing (+), mual (-). Pada pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal. Status obstetrikus meliputi pemeriksaan luar didapatkan TFU 2 jari di bawah umbilicus dan kontraksi uterus (+).Diagnosis pada kasus ini adalah P2A0 Post Partum Spontan + Retensio Plasenta + Anemia. Penegakkan diagnosis sudah tepat, yang didukung berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

  • Saat diobservasi setelah dilakukan manual plasenta, plasenta lahir lengkap. Perdarahan sedikit mulai berkurang. Hasil laboratorium post manual plasenta menunjukkan hemoglobin sebesar 7,5gr/dl. Selama observasi, urin Os bercampur dengan darah. Os kemudian dikonsulkan ke spesialis bedah urologi dan dilakukan USG Abdomen dengan hasil ruptur dinding posterior vesica urinaria. Os mengaku saat melahirkan bayinya, perut Os ditekan-tekan dengan cukup kuat. Diagnosis akhir pada kasus ini adalah P2A0 Post Partum Spontan + Retensio Plasenta + Anemia ec Ruptur Dinding Posterior Vesica Urinaria. Penegakkan diagnosis sudah tepat, yang didukung berdasarkan hasil observasi dan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium dan USG.

  • Pada kasus, penatalaksanaan awal yang dilakukan adalah transfusi darah PRC 450cc, IVFD RL drip pitogin 2amp, dan pro manual plasenta. Menurut Smith & Barbara, tata laksana pada perdarahan post partum antara lain dengan resusitasi cairan dan transfusi darah. Pada perdarahan post partum diberikan resusitasi dengan cairan kristaloid dalam volume yang besar, baik normal salin (NS/NaCl) atau cairan Ringer Laktat melalui akses intravena perifer. Transfusi darah perlu diberikan bila perdarahan masih terus berlanjut dan diperkirakan akan melebihi 2.000 mL, tujuan transfusi antara lain untuk menggantikan pembawa oksigen yang hilang dan untuk mengembalikan volume sirkulasi. Pemberian IVFD RL drip pitogin 2amp sudah tepat karena untuk menghentikan perdarahan karena sifat dari pitogin yang digunakan agar kontraksi uterus tetap terjaga.

  • Untuk pemberian terapi setelah dilakukan tindakan, pasien diberikan terapi injeksi dan diteruskan dengan terapi oral. Pemberian terapi pada pasien ini sudah tepat karena sesuai dengan indikasi. Pasien ini dilakukan pemasangan IVFD RL dan terapi oral yang diberikan yaitu cefadroxil 2x1 sebagai antibiotik, asam mefenamat 3x1 untuk menghilangkan rasa nyeri.

  • Diagnosis awal untuk kasus ini sudah tepat yaitu P2A0 Post Partum Spontan + Retensio Plasenta + Anemia. Penegakkan diagnosis sudah tepat, yang didukung berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis akhir post partum untuk kasus ini juga sudah tepat yaitu P2A0 Post Partum Spontan + Post Manual Plasenta + Anemia ec Ruptur Dinding Posterior Vesica Urinaria. Penegakkan diagnosis didukung oleh observasi perdarahan, hasil laboratorium dan pemeriksaan USG. Pemilihan tindakan manual plasenta untuk mengeluarkan plasenta yang belum lahir dan menghentikan perdarahan sudah dirasa tepat.

  • DAFTAR PUSTAKA1. Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Mother Day. Jakarta: Kementerian Kesehatan2. Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta: EGC3. Mayo Clinic. Pregnancy week by week ; Placenta: How it works, what's normal. Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER); 2012. Diakses pada tanggal 15 September 2015 dari http://www.mayoclinic.com/health/placenta/MY019454. Saifuddin, A. B., Adriaansz, G., Wiknjosastro, G., H., Waspodo, G. (ed). 2002. Perdarahan Setelah Bayi Lahir dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR POGI bekerjasama dengan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo5. Weeks AD. The Retained Placenta. USA: National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine from African Health Sciences Makerere Medical School; 2001. Diakses pada tanggal 15 September 2015 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2704447/6. Memon SR, Talpur NN, Korejo RK. Rawal Medical Journal Volume 36 Number 4 : Outcome of Patients Presenting With Retained Placenta. Pakistan: Departemen of Obstetrics and Ginecology; 2011. Diakses pada tanggal 15 September 2015 dari www.scopemed.org/fulltextpdf.php?mno=127337. DeCherney AH, Nathan L. Curren. Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment, Ninth Edition: Postpartum Hemorrhage & Abnormal Puerperium: Retained Placenta Tissue. California: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2003. 28:323-327.

  • 8. Prawirohardjo S. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo9. Anonim. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal: Kala Tiga dan Empat Persalinan. Bab 4:91-99.10. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LG, Hauth JC, Wenstrom KD. 2005. Obstetri Williams Volume 1 Edisi 21. Jakarta: EGC11. Hanifa W. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan Edisi Pertama Cetakan Ketujuh. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo12. Pernoll ML. 2001. Benson & Pernonolls Handbook of Obstetrics & Gynecology Tenth Edition. New York: McGraw-Hill; 6:173-177; 11:341-342.13. Heller L. 1997. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri (Emergencies in Gynecology and Obstetrics). Jakarta: EGC14. Memon SR, Talpur NN, Korejo RK. Rawal Medical Journal Volume 36 Number 4 : Outcome of Patients Presenting With Retained Placenta. Pakistan: Departemen of Obstetrics and Ginecology; 2011. Diakses pada tanggal 15 September 2015 dari www.scopemed.org/fulltextpdf.php?mno=1273315. Anonim. Buku Acuan Pelayanan Obstetri Emergensi Dasar: Retensio Plasenta. Bab 4-10.16. Rohani, Sasmita R, Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.17. Smith, John R , Barbara G. Brennan. 2015. Postpartum Hemorrhage. Diakses pada tanggal 15 September 2015 dari http://www.eMedicine.com.

  • *