referat penatalaksanaan syok pada anak 2003

Upload: yua2nana

Post on 03-Apr-2018

404 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    1/45

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Syok merupakan suatu keadaan kegawat daruratan yang ditandai dengan

    kegagalan perfusi darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan

    metabolisme sel. Dalam keadaan berat terjadi kerusakan sel yang tak dapat

    dipulihkan kembali (syok irreversibel). Oleh karena itu penting untuk mengenali

    keadaan-keadaan tertentu yang dapat mengakibatkan syok, gejala ini berguna

    untuk penegakan diagnosis yang cepat dan tepat untuk selanjutnya dilakukan

    suatu penatalaksanaan yang sesuai.1

    Renjatan adalah diagnosa klinis yang terjadi karena berbagai sebab.

    Renjatan merupakan kegawatan medik dengan morbiditas dan mortalitas yang

    tinggi (>20%) yang membutuhkan penanganan segera. Kelambatan penanganan

    dapat menyebabkan kematian atau terjadinya gejala sisa. Gejala awal shock pada

    anak tidak sama dengan dewasa karena fungsi organ dan kemampuan kompensasi

    tubuh yang relative berbeda sesuai perkembangan usia.2

    Syok merupakan gejala yang kompleks, tidak hanya satu organ saja yang

    mendapatkan dampaknya tapi bisa seluruh tubuh juga terkena. Kegagalan fungsi

    organ ini disebabkan karena kegagalan fungsi sirkulasi yang bersifat akut dan

    ditandai oleh perfusi organ dan jaringan yang tidak adequat.1,2

    Saat ini, syok pada anak kebanyakan terjadi karena hipovolemia. Syok

    kardiogenik bisa saja terjadi karena kerusakan pada primer pada miokardnya

    sehingga menyebabkan gangguan perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke

    jaringan. Syok anfilaktik, syok septik dan syok neurogenik lebih jarang terjadi

    pada anak-anak. Meskipun telah dicapai beberapa kemajuan dalam

    penanganannya, namun syok tetap menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang

    serius pada anak.1

    1

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    2/45

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Definisi

    Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang

    menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan,

    dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis.1

    Syok juga dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yangmenyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok

    adalah tidak adekuatnya perfusi ke jaringan atau tidak adekuatnya aliran

    darah ke jaringan. Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisa cedera. Syok

    lazim ditemukan pada anak.2,3

    2. Etiologi

    Etiologi syok dapat diklasifikasikan sebagai berikut3:

    a. Syok hipovolemik (berkurangnya volume sirkulasi darah):

    Kehilangan darah, misalnya perdarahan

    Kehilangan plasma, misalnya luka bakar

    Dehidrasi: cairan yang masuk kurang (misalnya puasa lama),

    cairan keluar yang banyak (misalnya diare, muntah-muntah, fistula,

    obstruksi usus dengan penumpukan cairan di lumen usus).

    b. Syok kardiogenik (kegagalan kerja jantungnya sendiri): Kardial

    o Penyakit jantung iskemik, seperti infark;

    o Obat-obat yang mendepresi jantung;

    o Gangguan irama jantung, seperti aritmia;

    Non-kardial

    o Embolus pulmonal

    o Tamponade jantung karena darah atau eksudat di perikard

    2

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    3/45

    o Gagal napas, hipertensi pulmonal

    o

    Perikarditis dengan tekanan di perikardo Tension pneumothorax

    c. Syok neurogenik (reaksi vasovagal berlebihan)

    Suhu panas dengan banyak orang

    Terkejut, takut, atau nyeri

    Anesthesia lumbal/spinal

    Trauma tulang belakang

    d. Syok septik

    Infeksi sistemik

    e. Syok anafilaksis

    Reaksi hipersensitifitas terhadap suatu antigen

    3. Patofisiologi

    Terdapat tiga faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah pada

    keadaan fisiologis normal, yaitu2,4,5:

    a. Pompa jantung

    Jantung harus berkontraksi secara efisien.

    b. Volume sirkulasi darah

    Darah akan dipompa oleh jantung ke dalam arteri dan kapiler-kapiler

    jaringan. Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh jaringan, sistem

    vena akan mengumpulkan darah dari jaringan dan mengalirkan kembali

    ke jantung. Apabila volume sirkulasi berkurang maka dapat terjadi syok.

    c. Tahanan pembuluh darah perifer

    Tahanan pembuluh darah perifer yang dimaksud adalah pembuluh darah

    kecil, yaitu arteriole-arteriole dan kapiler-kapiler. Bila tahanan pembuluh

    darah perifer meningkat, artinya terjadi vasokonstriksi pembuluh darah

    kecil. Bila tahanan pembuluh darah perifer rendah, berarti terjadi

    vasodilatasi. Rendahnya tahanan pembuluh darah perifer dapat

    mengakibatkan penurunan tekanan darah. Darah akan berkumpul pada

    3

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    4/45

    pembuluh darah yang mengalami dilatasi sehingga aliran darah balik ke

    jantung menjadi berkurang dan tekanan darah akan turun.

    Pada keadaan syok keseimbangan tiga hal diatas terganggu. Pada

    jantung yang infark, pompa jantung tidak efisien maka cardiac output yang

    dihasilkan akan rendah. Pada keadaan trauma yang berat dan terjadi

    perdarahan, maka volume sirkulasi akan turun yang akan membuat suplai

    oksigen pada jaringan perifer semakin sulit. Pada suhu yang panas, saat

    sebagian besar pembuluh darah berdilatasi maka aliran darah yang kembali

    ke jantung (preload) akan berkurang. Pada keadaan-keadaan ketidakseim-

    bangan inilah muncul syok.

    Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi

    (masih dapat ditangani oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat

    ditangani oleh tubuh), dan ireversibel (tidak dapat pulih).2,3,4,5

    a. Fase 1 : kompensasi

    Pada fase ini fungsi-fungsi organ vital masih dapat dipertahankan

    melalui mekanisme kompensasi tubuh dengan meningkatkan reflek simpatis,

    yaitu meningkatnya resistensi sistemik dimana terjadi distribusi selektif

    aliran darah dari organ perifer non vital ke organ vital seperti jantung, paru

    dan otak. Tekanan darah sistolik tetap normal sedangkan tekanan darah

    sistolik meningkat akibat peninggian resistensi arteriol sistemik (tekanan

    nadi menyempit).

    Untuk mencukupi curah jantung maka jantung mengkompensasi secara

    temporer dengan meningkatkan frekuensi jantung. Disamping itu terdapat

    peningkatan sekresi vasopressin dan renin angiotensin aldosteron yang akan

    mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium dan air dalam sirkulasi.

    Manifestasi klinis yang tampak berupa takikardia, gaduh gelisah, kulit

    pucat dan dingin dengan pengisian kapiler (capillary refilling) yang

    melambat > 2 detik.2,4,5

    4

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    5/45

    Gambar 2.1 Skema mekanisme kompensasi

    b. Fase II : Dekompensasi.

    Pada fase ini mekanisme kompensasi mulai gagal mempertahankan

    curah jantung yang adekuat dan sistem sirkulasi menjadi tidak efisien lagi.

    Jaringan dengan perfusi yang buruk tidak lagi mendapat oksigen yang cukup,

    sehingga metabolisme berlangsung secara anaerobic yang tidak efisien. Alur

    anaerobic menimbulkan penumpukan asam laktat dan asam-asam lainnya

    yang berakhir dengan asidosis. Asidosis akan bertambah berat dengan

    terbentuknya asam karbonat intra selular akibat ketidakmampuan sirkulasi

    membuang CO2.

    Asidemia akan menghambat kontraktilitas otot jantung dan respons

    terhadap katekolamin. Akibat lanjut asidosis akan menyebabkan

    terganggunya mekanisme pompa natrium dan kalium ditingkat selular,

    akibatnya integritas membrane sel terganggu, fungsi lisosom dan

    mitokondria akan memburuk yang dapast berakhir dengan kerusakan sel.

    Lambatnya aliran darah dan kerusakan reaksi rantai kinin serta system

    koagulasi dapat memperburuk keadaan syok dengan timbulnya agregasitombosit dan pembentukan trombus disertai tendensi perdarahan.

    Pada syok juga terjadi pelepasan mediator-vaskular antara lain

    histamin, serotonin, sitokin (terutama TNF=tumor necrosis factor dan

    interleukin 1), xanthin, oxydase yang dapat membentuk oksigen radikal serta

    PAF (platelets agregatin factor). Pelepasan mediator oleh makrofag

    merupakan adaptasi normal pada awal keadaan stress atau injury, pada

    keadan syok yang berlanjut justru dapat memperburuk keadaan karena terjadi

    5

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    6/45

    vasodilatasi arteriol dan peningkatan permeabilitas kapiler dengan akibat

    volume intravaskular yang kembali kejantung (venous return) semakin

    berkurang diserai timbulnya depresi miokard.

    Manifestasi klinis yang dijumpai berupa takikardia yang bertambah,

    tekanan darah mulai turun, perfusi perifer memburuk (kulit dingin dan

    capillary refill bertambah lama), oliguria, dan asidosis (laju nafas bertambah

    cepat dan dalam) dengan depresi susunan syaraf pusat (penurunan

    kesadaran).2,4,5

    Gambar 2.2 Skema mekanisme dekompensasi

    c. Fase III : Irreversible

    Kegagalan mekanisme kompensasi tubuh menyebabkan syok terus

    berlanjut, sehingga terjadi kerusakan/kematian sel dan disfungsi sistem multi

    organ lainnya. Cadangan fosfat berenergi tinggi (ATP) akan habis terutama

    di jantung dan hepar, sintesa ATP yang baru hanya 2% / jam dengan

    demikian tubuh akan kehabisan energi. Kematian akan terjadi walaupun

    sistem sirkulasi dapat dipulihkan kembali. Manifestasi klinis berupa tekanan

    darah tidak terukur, nadi tak teraba, penurunan kesadaran semakin dalam

    (sopor-koma), anuria dan tanda-tanda kegagalan sistem organ lain.2,4,5

    6

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    7/45

    Gambar 2.3 Skema mekanisme irreversibel

    Gambar 2.4 Skema patofisiologi syok

    4. Manifestasi Klinis3,5

    Sistem Kardiovaskuler

    Gangguan sirkulasi perifer - pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya

    pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan

    darah.

    7

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    8/45

    Nadi cepat dan halus.

    Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karenaadanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari

    volume sirkulasi darah.

    Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik.

    CVP rendah.

    Sistem Respirasi

    Pernapasan cepat dan dangkal.

    Sistem saraf pusat

    Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah

    rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah

    sampai tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai

    yakin bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan.

    Sistem Saluran Cerna

    Bisa terjadi mual dan muntah.

    Sistem Saluran Kencing

    Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pada anak

    adalah 1 2 ml/kg/jam.

    5. Klasifikasi syok

    a. Syok Hipovolemik

    Hipovolemik berarti berkurangnya volume intravaskuler. Sehingga

    syok hipovolemik berarti syok yang disebabkan oleh berkurangnya

    volume intravaskuler. Di Indonesia shock pada anak paling sering

    disebabkan oleh gastroenteritis dan dehidrasi, dan shock perdarahan

    paling jarang, begitupun shock karena kehilangan plasma pada luka

    bakar dan shock karena translokasi cairan.5,6,7

    8

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    9/45

    Etiologi shock hipovolemik pada anak:7

    Tabel 2.1 Etiologi syok hipovolemik

    Intake kurang atau output kelebihan Translokasi cairan

    1. Dehidrasi disebabkan:

    a. Intake yang kurang (minum

    kurang, anoreksia, hipodipsi karena

    hipotalamus terganggu.

    b. Output meningkat:

    Keringat banyak/insensible loss

    menigkat (hiperventilasi, panastinggi)

    Osmotic dieresis (diabetes

    insipidus, defisiensi A.D.H,

    penyakit ginjal kronis)

    Kehilangan Na (Na loss

    nepropathy, pemakaian

    diuretic)

    Kehilangan melalui saluran

    percernaan (diare, ileostomi,

    muntah, fistula

    2. Kehilangan darah- Trauma

    - Perdarahan gastrointestinal- Perdarahan intracranial

    3. Kehilangan plasma

    - Luka bakar - Peritonitis

    1. Intraintestinal (ileus paralitik,

    hirschprung)2. Asites dan edema (sindroma

    nefrotik)

    Patofisiologi

    Patofisiologi sangat berhubungan dengan penyakit primer dari

    syok. Namun secara umum bila terjadi penurunan tekanan darah maka

    tubuh akan mengadakan respon untuk mempertahankan sirkulasi dan

    perfusi yang adekuat pada organ-organ vital melalui reflex

    neurohumoral. Integritas sirkulasi tergantung pada volume darah yang

    beredar, tonus pembuluh darah, dan sistem pompa jantung. Gangguan

    dari salah satu fungsi tersebut dapat menyebabkan terjadinya syok. Bila

    terjadi syok hipovolemik maka mekanisme kompensasi yang terjadi

    adalah melalui7:

    9

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    10/45

    1. Baroreseptor

    Reseptor ini mendapat rangsangan dari perubahan tegangan

    dalam pembuluh darah. Bila terjadi penurunan tekanan darah maka

    rangsangan terhadap baroreseptor akan menurun, sehingga

    rangsangan yang dikirim baroreseptor ke pusat juga berkurang

    sehingga akan terjadi:

    - Penurunan rangsangan terhadap cardioinhibitor centre

    - Penurunan hambatan terhadap pusat vasomotor

    Akibat dari kedua hal tersebut maka akan terjadi

    vasokonstriksi dan takikardia. Baroreseptor ini terdapat di sinus

    karotikus, arkus aorta, atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan

    dalam sirkulasi paru. Baroreseptor sinus karotikus merupakan

    baroreseptor perifer yang paling berperan dalam pengaturan tekanan

    darah.

    2. Kemoreseptor

    Respon baroreseptor mencapai respon maksimal bila tekanan

    darah menurun sampai 60mmHg, maka yang bekerja adalah

    kemoreseptor, yang terangsang bila terjadi hipoksia dan asidosis

    jaringan. Akibat rangsangan kemoreseptor ini adalah vasokonstriksi

    yang luas dan rangsangan pernafasan.

    3. Cerebral ischkemic reseptor

    Bila aliran darah ke otak menurun sampai

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    11/45

    dengan insulin. Akibat dari pengeluaran dari hormone ini adalah

    terjadinya takikardia, vasokonstriksi dan hiperglikemi.

    Vasokonstriksi diharapkan akan meningkatkan tekanan darah perifer

    dan preload, isi sekuncup dan curah jantung. Sekresi ADH oleh

    hipofisis posterior juga meningkat sehingga pengeluaran air dari

    ginjal dapat dikurangi.

    5. Retensi air dan garam oleh ginjal

    Bila terjadi hipoperfusi ginjal maka akan terjadi pengeluaran

    rennin oleh apparatus jukstaglomerulus yang merubah angiotensin

    menjadi angiotensin I. Angiotensin I ini oleh converting enzyme

    dirubah menjadi angiotensin II yang mempunyai sifat:

    - Vasokonstriksi kuat

    - Merangsang pengeluaran aldosteron sehingga meningkatkan

    reabsorbsi natrium di tubulus ginjal.

    - Menigkatkan sekresi vasopressin.

    11

    Preload

    Volume sekuncup

    Baroreseptor, kemoreseptor, cerebral

    ischemic reseptor

    Cardio inhibitor center

    dihambatAktivasi cardiostimulator

    center

    Output simpatetik

    meningkatkat,output

    parasimpatetik menurun

    HR, kontraktilitas otot

    jantung , vasokonstriksi

    Ginjal

    Angiotensi, vasopressin, aldosteron

    Volume

    sirkulasi

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    12/45

    Gambar 3.1 Refleks kardiovaskular pada hipotensi

    6. Autotransfusi

    Autotransfusi adalah suatu mekanisme didalam tubuh untuk

    mempertahankan agar volume dan tekanan darah tetap stabil. Dalam

    keadaan normal terdapat keseimbangan antara jumlah cairan

    intravascular yang keluar ke ekstravaskular atau sebaliknya. Hal ini

    tergantung pada keseimbangan antara tekanan hidrostatik

    intravascular akan menurun maka akan terjadi aliran cairan dari

    ekstra ke intravascular sehingga tekanan darah dapat dipertahankan.

    Hal ini tergantung dari kecepatan hilangnya cairan, bila proses

    hilangnya cairan tubuh cepat maka proses ini tidak akan mampu

    menaikkan tekanan darah.

    Akibat dari semua ini maka akan terjadi:

    - Vasokonstriksi yang luas

    Vasokonstriksi yang paling kuat terjadi pada pembu;uh darah

    skeletal, splancnic dan kulit, sedang pada pembuluh darah otak

    dan koronaria tidak terjadi vasokonstriksi, nahkan aliran darah

    pada kelenjar adrenal meningkat sebagai usaha kompensasi

    12

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    13/45

    tubuh utuk meningkatkan respon katekolamin pada syok.

    Vasokonstriksi ini menyebabkan suhu tubuh perifer menjadi

    dingin dan kulit menjadi pucat.

    - Sebagai akibat vasokonstriksi ini maka tekanan distolik akan

    meningkat pada fase awal, sehingga tekanan nadi menyempit,

    tetapi bila proses berlanjut ini tidak dapat dipertahankan dan

    tekanan datah akan semakin menurun sampai tidak teratur.

    - Takikardia

    - Iskemia jaringan akan menyebabkan metabolism anaerobic dan

    terjadi asidosis metabolik

    - Hipovolemia menyebabkan aliran darah menjadi lambat

    sehingga keseimbangan pertukaran O2 dan Co2 kedalam

    pembuluh darah lama dan kaibatnya terjadi perbedaan yang

    besar antara tekanan O2 dan CO2 arteri danvena.

    Akibat dari hipoksia dan berkurangnya nutrisi kejaringan maka

    metabolisme menjadi metabolisme anaerobic yang tidak efektif dan

    hanya menghasilkan 2 ATP dari setiap molekul glukosa. Pada

    metabolism oerobik dengan oksigen dan nutrisi yang cukup dengan

    pemecahan 1 molukel glukosa akan menghasilkan 36 ATP. Akibat dari

    metabolism anaerobic ini akan terjadi penumpukan asam laktat dan pada

    khirnya metabolism tidak akan mampu lagi menyediakan energy yang

    cukup untuk mempertahan homeostasis seluler, terjadi kerusakan popma

    ionic dinding sel, natrium masuk ke dalam sel dan kalium keluar sel

    sehingga terjadi akumulasi kalsium dalam sitosol, terjadi edema dan

    kematian sel. Pada akhirnya terjadi banyak kerusakan sel organ-organ

    tubuh atau terjadi kegagalan organ multiple dan renjatan yang

    ireversibel.7

    Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan

    mengaktivasi sistem fisiologi utama sebagai berikut: sistem hematologi,

    kardiovaskuler, ginjal, dan sistem neuroendokrin.

    13

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    14/45

    Sistem hematologi berespon terhadap kehilangan darah yang berat

    dan akut dengan mengaktivasi kaskade koagulasi dan vasokonstriksi

    pembuluh darah (melalui pelelepasan tromboksan A2 lokal). Selain itu,

    platelet diaktivasi (juga melalui pelepasan tromboksan A2 lokal) dan

    membentuk bekuan darah immatur pada sumber perdarahan. Pembuluh

    darah yang rusak menghasilkan kolagen, yang selanjutnya menyebabkan

    penumpukan fibrin dan menstabilkan bekuan darah. Dibutuhkan waktu

    sekitar 24 jam untuk menyempurnakan fibrinasi dari bekuan darah dan

    menjadi bentuk yang sempurna.

    Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok

    hipovolemik dengan meningkatkan denyut jantung, meningkatkan

    kontraktilitas miokard, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer.

    Respon ini terjadi akibat peningkatan pelepasan norepinefrin dan

    penurunan ambang dasar tonus nervus vagus (diatur oleh baroreseptor di

    arcus caroticus, arcus aorta, atrium kiri, dan penbuluh darah pulmonal).

    Sistem kardiovaskuler juga berespon dengan mengalirkan darah ke otak,

    jantung, dan ginjal dengan mengurangi perfusi kulit, otot, dan traktus

    gastrointestinal.

    Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan

    peningkatan sekresi renin dari apparatus juxtaglomeruler. Renin akan

    mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang selanjutnya akan

    dikonversi menjadi angiotensin II di paru-paru dah hati. Angotensin II

    mempunyai 2 efek utama, yang keduanya membantu perbaikan keadaan

    pada syok hemoragik, yaitu vasokonstriksi arteriol otot polos, dan

    menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron

    bertanggungjawab pada reabsorbsi aktif natrium dan akhirnya akan

    menyebabkan retensi air.7

    Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan

    meningkatan Antidiuretik Hormon (ADH) dalam sirkulasi. ADH

    dilepaskan dari glandula pituitari posterior sebagai respon terhadap

    penurunan tekanan darah (dideteksi oleh baroreseptor) dan terhadap

    14

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    15/45

    penurunan konsentrasi natrium (yang dideteksi oleh osmoreseptor).

    Secara tidak langsung ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dan

    garam (NaCl) pada tubulus distalis, duktus kolektivus, dan lengkung

    Henle.7

    Manifestasi klinis

    Tergantung pada penyakit primer penyebab syok, kecepatan dan

    jumlah cairan yang hilang, lama renjatan serta kerusakan jaringan yang

    terjadi, tipe dan stadium renjatan. Secara klinis perjalanan renjatan dapat

    dibagi dalam 3 fase yaitu fase kompensasi, dekomensasi, dan ireversibel.7

    Tabel 3.2 Manifestasi Klinis Syok Hipovolemik

    Tanda klinis Kompensasi Dekompensasi IreversibleBlood loss

    ( %)

    Sampai 25 25 40 > 40

    Heart rate Takikardia + Takikardia ++ Taki/bradikardia

    TekananSistolik

    Normal Normal/menurun Tidak terukur

    Nadi/volume Normal/menurun Menurun + Menurun ++

    Capillary refill Normal/meningkat

    3-5 detik

    Meningkat > 5

    detik

    Meningkat ++

    Kulit Dingin, pucat Dingin/mottled Dingin+/deadlypale

    Pernafasan Takipneu Takipneu + Sighing

    respiration

    Kesadaran Gelisah Lethargibereaksi

    Reaksi - / hanyaterhadap nyeri

    Diagnosis

    15

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    16/45

    Pada pemeriksaan fisik perlu dibedakan hipovolemik akibat

    kehilangan cairan keluar tubuh seperti pada diare atau perpindahan cairan

    ke ruang interstitial seperti pada demam berdarah dengue atau sepsis.

    Anak dengan kehilangan cairan ke luar tubuh akan menunjukkan tanda

    klasik dehidrasi seperti ubun-ubun besar cekung, mata cekung, mucosa

    kering, turgor kulit turun, capilary refill turun, akral dingin, dan

    penurunan kesadaran.

    Anak dengan perpindahan cairan ke ruang interstitial menunjukkan

    tanda gangguan perfusi seperti capilary refill lambat, akral dingin, dan

    penurunan status mental tanpa adanya tanda lain yang dijumpai pada

    anak dehidrasi. Tekanan darah akan menurun bila terjadi kehilangan

    cairan lebih dari 30%. Pada syok akibat perdarahan hipotensi biasanya

    terjadi bila kehilangan darah lebih dari 40% volume.7,8,9

    Tabel 3.3 Perkiraan Kehilangan Cairan dan Darah Berdasarkan

    Presentasi Penderita

    Pemeriksaan laboratorium7,8

    Hemoglobin dan hematokrit

    16

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    17/45

    Pada fase awal renjatan syok karena perdarahan kadar Hb dan

    hematokrit masih tidak berubah, kadar Hb dan hematokrit akan

    menurun sesudah perdarahan berlangsung lama, karena proses

    autotransfusi. Hal ini tergantung dari kecepatan hilangnya darah

    yang terjadi. Pada syok karena kehilangan plasma atau cairan tubuh

    seperti pada DF atau diare dengan dehidrasi akatn terjadi

    haemokonsentrasi.

    Urin

    Produksi urin akan menuru, lebih gelap dan pekat. Berat jenis urin

    menigkat >1,020. Sering didapat adanya proteinuria

    Pemeriksaan BGA

    pH, PaO2, PaCO2 dan HCO3 darah menurun. Bila proses

    berlangsung terus maka proses kompensasi tidak mampu lagi dan

    akan mulai tampak tanda-tanda kegagalan dengan makin

    menurunnya pH dan PaO2 dan meningkatnya PaCO2 dan HCO3.

    Terdapat perbedaan yang jelas antara PO2 dan PCO2 arterial dan

    vena.

    Pemeriksaan elektrolit serum

    Pada renjatan sering kali didapat adanya gangguan keseimbangan

    elektrolit seperti hiponatremi, hiperkalemia, dan hipokalsemia

    terutama pada penderita dengan asidosis

    Pemeriksaan fungsi ginjal pemeriksaan BUN dan serum kreatinin

    penting pada renjatan terutama bila ada tanda-tanda gagal ginjal

    Pemeriksaan faal hemostasis

    Pemeriksaan yang lain untuk menentukan penyebab penyakit primer

    17

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    18/45

    Penatalaksanaan7,8,9

    1. Bebaskan jalan nafas, oksigen, jika perlu bisa diberikan ventilator

    support.

    2. Infus RL atau koloid 20 ml/kg BB dalam 10-15 menit, dapat diulang

    2-3 kali. Bila akses vena sulit pada anak balita dapat dilakukan akses

    intraosseous di pretibia. Pada renjatan berat pemberian cairan dapat

    mencapai > 60 ml/kg BB dalam 1 jam. Bila resusitasi cairan sudah

    mencapai 2-3 kali tapi respons belum adekuat, maka dipertimbangkan

    untuk intubasi dan bantuan ventilasi. Bila tetap hipotensi sebaiknya

    dipasang kateter tekanan vena sentral (CVP).

    3. Inotropik, indikasi : renjatan refrakter terhadap pemberian cairan,

    renjatan kardiogenik.

    - Dopamin : 2-5 tg/kg BB/ menit.

    - Epinephrine : 0,1 g/KgBB/menit iv, dosis bisa ditingkatkanbertahap sampai efek yang diharapkan, pada kasus-kasus berat

    bisa sampai 2-3 g/kg BB/ menit.

    - Dobutamin : 5 g/KgBB/menit iv, ditingkatkan bertahap sampai

    20 g/KgBB/menit iv.

    - Norepinephrine : 0,1 g/KgBB/menit iv, dapat ditingkatkan

    sampai efek yang diharapkan.

    4. Kortikosteroid

    Kortikosteroid yang diberikan adalah hydrocortison dengan dosis 50

    mg/KgBB iv bolus dilanjutkan dengan dosis yang sama dalam 24 jam

    secara continuous infusion.

    18

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    19/45

    Gambar 3.2 Bagan Penatalaksanaan Syok Hipovolemik.

    Komplikasi7

    - Gagal ginjal akut

    - ARDS (acute respiratory distress syndrome/shock lung)

    - Depresi miokard-gagal jantung

    19

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    20/45

    - Gangguan koagulasi/pembekuan

    - SSP dan Organ lain

    Evaluasi gejala sisa SSP sangat penting, mengingat organ ini sangat

    sensitif terhadap hipoksia yang dapat terjadi pada renjatan

    berkepanjangan.

    - Renjatan ireversibel.

    b. Syok Kardiogenik

    Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung

    yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti

    sama sekali untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Syok kardiogenik

    ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel, yang mengakibatkan gangguan

    berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan.

    Ventrikel kiri gagal bekerja sebagai pompa dan tidak mampu

    menyediakan curah jantung yang memadai untuk mempertahankan

    perfusi jaringan. Tujuan utama penanganan syok kardiogenik adalah

    curah jantung.1

    Etiologi shock kardiogenik1

    - Infark miokard akut dengan kerusakan otot jantung

    - Kerusakan katup jantung: stenosis mitral, insufisiensi mitral, stenosis

    katup aorta, insufisiensi katup aorta

    - Gangguan irama jantung: atrial fibrilasi, ventrikular fibrilasi,

    ventrikular takhikardi

    - Gangguan sistem konduksi hantaran listrik jantung: atrioventrikular

    blok, sinoaurikular blok.

    Patofisiologi Syok Kardiogenik

    Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan faal pompa jantung

    yang mengakibatkan curah jantung menjadi kecil atau berhenti sama

    20

    http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/
  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    21/45

    sekali. Secara mekanisme mungkin disebabkan oleh robeknya dinding

    ventrikel, regurgitasi oleh karena infark juga mengenai katub jantung,

    aritmia, atau disfungsi dari ventrikel kiri, kanan ataupun keduanya.

    Pada robeknya dinding ventrikel terjadi 3-6 hari sesudah infark diikuti

    dengan tamponade dan syok dan peninggian CVP serta tekanan baji pada

    arteri pulmonalis. Sedangkan regurgitasi dapat terjadi karena infark

    mengenai muskulus papilaris. Disfungsi dari ventrikel kanan dapat dilihat

    dari meningginya CVP sedangkan pada ventrikel kiri ditandai dengan

    edema paru.

    Kegagalan pompa jantung menyebabkan terjadinya penurunan

    curah jantung (cardiac output) dan menyebabkan kegagalan perfusi ke

    jaringan, akibatnya berbagai organ mengalami kekurangan oksigen

    sementara terjadi kompensasi tubuh untuk mempertahankan pengaliran

    darah ke otak.1,3

    Gambar 2. Mekanisme Syok Kardiogenik pada Infark Miokard

    Mekanisme Syok Kardiogenik pada Infark Miokard

    Nekrosis Vetrikel kiri yang luas Asidosis sistemik

    Disfungsi Miokardium Hipotensi Aliran koroner menurun

    Hipoksia miokardiumAritmia

    Cardiac Output Tekanan Atrium Kiri

    Tekanan Art. Pulmonalis

    Tekanan Darah Arteri Vasokonstriksi

    Manifestasi Klinik

    Syok kardiogenik dapat dipandang sebagai bentuk yang berat dari

    kegagalan ventrikel kiri. Penurunan kontraktilitas jantung mengurangi

    curah jantung dan meningkatkan volume dan tekanan akhir diastolik

    ventrikel kiri sehingga menyebabkan kongesti paru dan edema. Dengan

    menurunnya tekanan arteri sistemik, maka terjadi perangsangan

    baroreseptor pada aorta dan sinus karotikus. Perangsangan

    simpatoadrenal menimbulkan reflek vasokonstriksi, takikardi, dan

    21

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    22/45

    peningkatan kontraktilitas untuk menambah curah jantung dan

    menstabilkan tekanan darah. Kontraktilitas akan terus meningkat melalui

    hukum starling melalui retensi natrium dan air. Jadi menurunnya

    kontraktilitas pada syok kardiogenik akan memulai respon

    kompensatorik yang meningkatkan beban akhir dan beban awal.

    Meskipun mekanisme ini pada mulanya akan meningkatkan tekanan

    arteri darah dan perfusi jaringan, namun efeknya terhadap miokard justru

    buruk karena meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen

    miokard. Aliran darah koroner yang tidak memadai (terbukti dengan

    adanya infark) menyebabkan meningkatnya ketidakseimbangan antara

    kebutuhan dan suplai oksigen terhadap miokardium.

    Syok kardiogenik dicirikan oleh lingkaran setan (vicious circle)

    dimana terjadi penurunan kontraktilitas miokardium (depression of

    myocardial contractility), biasanya karena iskemia, menyebabkan

    pengurangan cardiac output dan tekanan arteri (arterial pressure),

    dimana menghasilkan hipoperfusi miokardium dan iskemia lanjutan dan

    penurunan cardiac output.

    Disfungsi miokardial sistolik mengurangi stroke volume; dan

    bersama dengan disfungsi diastolik, memicu peninggian tekanan end-

    diastolic ventrikel kiri dan pulmonary capillary wedge pressure/PCWP

    (> 18 mmHg) seperti pada kongesti paru. Penurunan/pengurangan perfusi

    koroner memacu pemburukan iskemia, disfungsi miokardium progresif,

    dan spiral menurun yang cepat (rapid downward spiral), bilamana jika

    tidak diputus, seringkali menyebabkan kematian (Anurogo, 2009).

    Sindrom respon peradangan sistemik [systemic inflammatory

    response syndrome (SIRS)] dapat menyertai infark yang luas dan syok.

    Sitokin peradangan (inflammatory cytokines), inducible nitric oxide

    synthase (INOS), dan kelebihan nitric oxide dan peroxynitrite dapat

    berkontribusi terhadap asal-usul (genesis) syok kardiogenik sebagaimana

    yang mereka lakukan terhadap bentuk lain syok. Asidosis laktat dari

    perfusi jaringan yang buruk dan hipoksemia dari edem paru (pulmonary

    22

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    23/45

    edema) dapat sebagai hasil dari kegagalan pompa dan kemudian

    berkontribusi terhadap lingkaran setan ini dengan memburuknya iskemia

    miokardium dan hipotensi. Asidosis berat (pH < 7,25) mengurangi daya

    kemanjuran/efektivitas (efficacy) yang secara endogen dan eksogen telah

    diberi katekolamin (catecholamines).1,.3,4

    Manifestasi klinis

    Syok kardiogenik ditandai oleh hal-hal berikut5 :

    - Tekanan arteri sistolik < 90 mmHg atau 30-60 mmHg dibawah batas

    bawah sebelumnya

    - Adanya bukti penurunan aliran darah ke sistem organ-organ utama :

    o Keluaran urin < 20 ml/jam, biasanya disertai penurunan kadar

    natrium dalam urin

    o Vasokonstriksi perifer yang disertai gejala kulit dingin dan

    lembab

    o Gangguan fungsi mental

    - Indeks jantung < 2,1 L/menit/m2

    Diagnosis syok kardiogenik adalah berdasarkan:

    Keluhan Utama Syok Kardiogenik

    o Oliguri (urin < 20 mL/jam).

    o Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut).

    o Nyeri substernal seperti IMA.

    Tanda Penting Syok Kardiogenik

    Tensi turun < 80-90 mmHg.

    Takipneu dan dalam.

    Takikardi.

    Nadi cepat, kecuali ada blok A-V.

    Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua basal paru.

    Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering terdengar.

    23

    http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-infark-miokard-akut/http://nursingbegin.com/cara-mengukur-denyut-nadi/http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-infark-miokard-akut/http://nursingbegin.com/cara-mengukur-denyut-nadi/
  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    24/45

    Sianosis.

    Diaforesis (mandi keringat).

    Ekstremitas dingin.

    Perubahan mental.

    Diagnosis

    Syok kardiogenik dapat didiagnosa dengan mengetahui adanya

    tanda-tanda syok dan dijumpai adanya penyakit jantung, seperti infark

    miokard yang luas, gangguan irama jantung, rasa nyeri daerah torak, atau

    adanya emboli paru, tamponade jantung, kelainan katub atau sekat

    jantung.

    Syok kardiogenik ditandai dengan tekanan sistolik rendah (kurang

    dari 90mHg), diikuti menurunnya aliran darah ke organ vital 5,8,9:

    1. Produksi urin kurang dari 20 ml/jam

    2. Gangguan mental, gelisah, sopourus

    3. Akral dingin4. Aritmia yang serius, berkurangnya aliran darah koroner,

    meningkatnya laktat kardial.

    5. Meningkatnya adrenalin, glucose, free fatty acid cortisol, rennin,

    angiotensin plasma serta menurunnya kadar insulin plasma.

    Pada keadaan lanjut akan diikuti hipoksemia primer ataupun

    sekunder, terjadi karena ketidakseimbangan ventilasi-perfusi,

    hipovolemia, dan asidosis metabolik. Hipovolemia merupakan

    komplikasi yang sering terjadi pada syok kardiogenik, disebabkan oleh

    meningkatnya redistribusi cairan dari intravaskular keinterstitiel, stres

    akut, ataupun penggunaan diuretika.

    Kriteria hemodiamik syok kardiogenik adalah hipotensi terus

    menerus (tekanan darah sistolik < 90 mmHg lebih dari 90 menit) dan

    bekurangnya cardiac index (15 mmHg).5,8

    24

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    25/45

    Diagnosis dapat juga ditegakkan sebagai berikut5,8,9:

    1. Tensi turun : sistolis < 90 mmHg atau menurun lebih dari 30-60

    mmHg dari semula, sedangkan tekanan nadi < 30 mmHg.

    2. Curah jantung, indeks jantung < 2,1 liter/menit/m2.

    3. Tekanan di atrium kanan (tekanan vena sentral) biasanya tidak turun,

    normal, rendah sampai meninggi.

    4. Tekanan diatrium kiri (tekanan kapiler baji paru) rendah sampai

    meninggi.

    5. Resistensi sistemis.

    6. Asidosis.

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan yang segera dilakukan5,8 ,9 :

    - Serum elektrolit, fungsi ginjal dan fungsi hepar.

    - Jumlah sel darah merah, leukosit (infeksi), trombosit (koagulopati)

    - Enzim Jantung (Creatinine Kinase, troponin, myoglobin, LDH)

    - Analisa gas darah arteri, dapat menggambarkan keseimbangan asam basa

    dan kadar oksigen. Defisit basa penting, menggambarkan kejadian dan derajat

    renjatan, harus dipantau terus selama resusitasi.

    - Pemeriksaan serial kadar laktat, menggambarkan hipoperfusi dan prognosis.

    Pemeriksaan yang harus direncanakan

    - EKG, ekokardiografi. foto polos dada

    Komplikasi Syok Kardiogenik

    1. Cardiopulmonary arrest

    2. Disritmi

    3. Gagal multisistem organ

    4. Stroke

    5. Tromboemboli

    25

    http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/
  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    26/45

    Penatalaksanaan Syok Kardiogenik5,8,9:

    1. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya

    dilakukan intubasi.

    2. Berikan oksigen 8 - 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk

    mempertahankan PO2 70 - 120 mmHg

    3. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada

    harus diatasi dengan pemberian morfin.

    4. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa

    yang terjadi.

    5. Bila mungkin pasang CVP.

    6. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.

    Medikamentosa 8,9 :

    1. Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri.

    2. Anti ansietas, bila cemas.

    3. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi.

    4. Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit.

    5. Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila

    perfusi jantung tidak adekuat. Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m.

    Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan

    amrinon IV.

    6. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m.

    7. Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi

    jaringan.

    8. Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel.

    c. Syok Septik

    Sepsis merupakan penyakit sistemik yang disebabkan oleh kuman-

    kuman atau bahan-bahan yang berasal dari atau dibuat oleh kuman-

    kuman. Organism yang paling sering menyebabkan syok septik dalah

    kuman gram negative. Tetapi syok juga bisa disebabkan oleh kuman

    26

    http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/
  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    27/45

    gram positif bahkan jamur, rickettsia dan bermacam-macam virus

    dapat menimbulkan syok yang sifatnya tidak banyak berbeda.10

    Respon penderita terhadap pencetus yaitu masuknya kuman

    kedalam tubuh ditentukan oleh keadaan penderita sebelumnya.

    Kuman (pencetus

    Neuroendokrin Reaksi penderita

    Kelainan metabolisme Status imunologi

    Keadaan host sebelumnya:

    - Status volume darah

    - Status nutrisi

    - Status kompetensi miokard

    Faktor-faktor tersebut dibawah memegang peranan10:

    1. Efek langsung yang disebabkan oleh kuman atau bahan-bahan

    terhadap system kardiovaskuler.

    2. Kekacauan system metabolism

    3. Efek kardiovaskuler terhadap produk-produk yang timbul secara

    sekunder karena infeksi antara lain: komplemen, koagulasi kalikrein

    dan bahan-bahan toksin.

    4. Pelepasan bahan-bahan vasoaktif lain.

    5. Mekanisme kompensasi penderita dan keadaan penderita sebelum

    terjadi sepsis

    Etiologi

    Syok sepsik dapat disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif

    70% (Pseudomonas auriginosa, Klebsiella, Enterobakter, E. choli,

    Proteus). Infeksi bakteri gram positif 20-40% (Stafilokokus aureus,

    Stretokokus, Pneumokokus), infeksi jamur dan virus 2-3% (Dengue

    Hemorrhagic Fever, Herpes viruses), protozoa (Malaria falciparum).

    27

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    28/45

    Sedangkan pada kultur yang sering ditemukan adalah Pseudomonas,

    disusul oleh Stapilokokus dan Pneumokokus. Syok sepsik yang terjadi

    karena infeksi gram negatif adalah 40% dari kasus, sedangkan gram

    positif adalah 5-15% dari kasus. Syok septik sering terjadi pada10:

    1. Bayi baru lahir

    2. Usia diatas 50 tahun

    3. Penderita gangguan sistem kekebalan.

    Sindrom respon inflamasi sitemik (SIRS) yaitu respon tubuh terhadap

    inflamasi sistemik mencakup 2 atau lebih keadaan berikut 1,10:

    - Suhu > 38 0C

    - Frekuensi jantung > 90 kali/menit

    - Frekuensi nafas > 20 kali/menit atau PaCO2 < 32 mmHg

    - Leukosit darah > 12.000/ mm3, < 4000/mm3 atau stab > 10%

    Sepsis merupakan suatu keadaan klinis berkaitan dengan infeksi dengan

    manifestasi SIRS.

    Sepsis berat merupakan sepsis yang disertai dengan disfungsi organ,

    hipoperfusi atau hipotensi termasuk asidosis laktat, oliguria dan

    penurunan kesadaran.

    Sepsis dengan hipotensi merupakan sepsis dengan tekanan darah sistolik

    40 mmHg dan tidak

    ditemukan penyebab hipotensi

    Renjatan septik merupakan sepsis dengan hipotensi meskipun telah

    diberikan resusitasi cairan secara adekuat atau memerlukan vasopressor

    untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.10

    Patofisiologi

    Terjadinya syok septik dapat melalui dua cara yaitu aktivasi

    lintasan humoral dan aktivasi cytokines. Lipopolisakarida (LPS) yang

    terdapat pada dinding bakteri gram negatif dan endotoksinnya serta

    komponen dinding sel bakteri gram positif dapat mengaktifkan10:

    1. Sistem komplemen,

    28

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    29/45

    2. Membentuk kompleks LPS dan protein yang menempel pada sel

    monosit,

    3. Faktor XII (Hageman faktor).

    Sistem komplemen yang sudah diaktifkan akan merangsang

    netrofil untuk saling mengikat dan dapat menempel ke endotel vaskuler,

    akhirnya dilepaskan derivat asam arakhidonat, enzim lisosom

    superoksida radikal, sehingga memberikan efek vasoaktif lokal pada

    mikrovaskuler yang mengakibatkan terjadi kebocoran vaskuler. Di

    samping itu sistem komplemen yang sudah aktif dapat secara langsung

    menimbulkan meningkatnya efek kemotaksis, superoksida radikal, ensim

    lisosom. LBP-LPS monosit kompleks dapat mengaktifkan cytokines,

    kemudian cytokines akan merangsang neutrofil atau sel endotel, sel

    endotel akan mengaktifkan faktor jaringan PARASIT-INH-1. Sehingga

    dapat mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah dan Disseminated

    Intravascular Coagulation (DIC). Cytokines dapat secara langsung

    menimbulkan demam, perobahan-perobahan metabolik dan perobahan

    hormonal.10

    29

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    30/45

    Gambar 3.3 Skema patofisiologi syok sepsis

    Faktor XII (Hageman factor) akan diaktivasi oleh peptidoglikan

    dan asam teikot yang terdapat pada dinding bakteri gram positif. Faktor

    XII yang sudah aktif akan meningkatkan pemakaian faktor koagulasi

    sehingga terjadi DIC. Faktor XII yang sudah aktif akan mengubah

    prekallikrein menjadi kalikrein, kalikrein mengubah kininogen sehingga

    terjadi pelepasan hipotensive agentyang potensial bradikinin, bradikinin

    akan menyebabkan vasodiltasi pembuluh darah. Terjadinya kebocoran

    kapiler, akumulasi netrofil dan perubahan perubahan metabolik,

    perubahan hormonal, vasodilatasi, DIC akan menimbulkan sindroma

    sepsis.Hipotensi respiratory distress syndrome, multiple organ failure

    akhirnya kematian.10

    Manifestasi Klinis

    Karena terdapat banyak jenis syok septik, maka sulit untuk

    menggolongkan keadaan tersebut. Beberapa gejala antara lain

    8,10

    :

    1. Demam tinggi

    2. Seringkali vasodilatasi nyata di seluruh tubuh, terutama pada

    jaringan yang terinfeksi.

    3. Curah jantung yang tinggi pada sekitar separuh penderita,

    disebabkan oleh adanya vasodilatasi di jaringan yang terinfeksi dan

    oleh derajat metabolik yang tinggi dan vasodilatasi di tempat lain

    dalam tubuh, akibat dari rangsangan toksin bakteri terhadap

    metabolisme sel dan dari suhu tubuh yang tinggi.

    4. Melambatnya aliran darah, mungkin disebabkan oleh aglutinasi sel

    darah merah sebagai respons terhadap jaringan yang mengalami de-

    generasi.

    5. Pembentukan bekuan kecil di daerah yang luas dalam tubuh, keadaan

    yang disebut koagulasi intravaskular menyebar. Hal ini juga menye-

    babkan faktor-faktor pembekuan menjadi habis terpakai sehingga

    30

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    31/45

    timbul perdarahan di banyak jaringan, terutama dinding usus dan

    traktus intestinal.

    Pada tahap dini dari syok septik, biasanya pasien tidak

    memperlihatkan tanda-tanda kolaps sirkulasi tetapi hanya tanda-tanda

    infeksi bakteri. Setelah infeksi menjadi lebih hebat, sistem sirkulasi

    biasanya ikut terlibat baik secara langsung ataupun sebagai akibat

    sekunder dari toksin bakteri. Akhirnya sampailah pada suatu titik di mana

    kerusakan sirkulasi menjadi progresif serupa dengan yang terjadi di

    seluruh jenis syok lainnya. Tahap akhir dari syok septik tidak banyak

    berbeda dengan tahap akhir syok hemoragik, meskipun faktor-faktor

    pencetusnya sangat berlainan pada kedua macam syok tersebut.

    Diagnosis

    Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah putih yang

    banyak atau sedikit, dan jumlah faktor pembekuan yang menurun. Jika

    terjadi gagal ginjal, kadar hasil buangan metabolik (seperti urea nitrogen)

    dalam darah akan meningkat. Analisa gas darah menunjukkan adanya

    asidosis dan rendahnya konsentrasi oksigen. Pemeriksaan EKG jantung

    menunjukkan ketidakteraturan irama jantung, menunjukkan suplai darah

    yang tidak memadai ke otot jantung. Biakan darah dibuat untuk

    menentukan bakteri penyebab infeksi.8,10

    Penatalaksanaan8,10

    1. Memberantas infeksi :

    Meningitis, umur > 1 bulan

    Ampiciline 300 400 mg/KgBB/hari dibagi 6 dosis

    Chloramphenicol 100 mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis

    Resiko tinggi infeksi gram negatif kombinasi aminoglikosida dan

    derivat penisilin

    31

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    32/45

    Moxalactam, cefotaxime, ceftazidime dan cephalosporin generasi

    III untuk infeksi gram negatif aerob dan anaerob

    Jamur Candida dapat diberikan amphotericin B

    Dosis 0.25 0.30 mg/KgBB/hari dalam waktu 3 6 jam

    Dosis dapat dinaikkan perlahan-lahan 0.1 0.25 mg/KgBB

    sampai 0.5 1.0 mg/KgBB/hari (maksimal 50 mg/hari) dan

    diberikan selama 10 14 hari

    Pemakaian Antibiotik. Setelah diagnosa sepsis ditegakkan,

    antibiotik harus segera diberikan, dimana sebelumnya harus dilakukan

    kultur darah, cairan tubuh, dan eksudat. Pemberian antibiotik tak perlu

    menunggu hasil kultur. Untuk pemilihan antibiotik diperhatikan dari

    mana kuman masuk dan dimana lokasi infeksi, dan diberikan terapi

    kombinasi untuk gram positif dan gram negatif. Indikasi terapi

    kombinasi yaitu:

    Sebagai terapi pertama sebelum hasil kultur diketahui.

    Pasien yang dapat imunosupresan, khususnya dengan netropeni.

    Dibutuhkan efek sinergi obat untuk kuman yang sangat pathogen

    (pseudomonas aureginosa, enterococcus).

    2. Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat :

    a. Pemberian cairan & pengaturan keseimbangan asam basa :

    Ringer laktat 10 20 ml/KgBB/beberapa menit sampai 1 jam

    untuk memperbaiki volume cairan intravaskuler

    b. Kadar protein total 4.5 gr/100 ml dapat diberikan FFP

    c. Tekanan vena sentral 5 6 cmH2O dengan hipotensi diberi cairan

    kristaloid lagi 10 20 ml/KgBB selama 10 menit

    d. Tekanan vena sentral 6 10 cmH2O cairan kristaloid 5 10

    ml/KgBB sampai tekanan vena sentral mencapai 10 15 cmH2O

    32

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    33/45

    e. Transfusi darah bila Ht 3% untuk mempertahankan Ht antara 35

    40 %

    f. Sodium bikarbonat digunakan untuk koreksi gangguan asam basa.

    Jika dalam keadaan darurat diberi 1 2 mEq/KgBB dengan

    kecepatan 1 mEq/kgBB/menit

    g. Obat-obat vasoaktif diberikan bila curah jantung tetap rendah

    walaupun pemberian cairan sudah adekuat atau bila ada edema

    paru diberikan:

    Golongan xanthine (aminophyllin)

    Glucagon

    Cardiac glucocide, digitalis dan derivatnya

    h. Golongan steroid yang diberikan :

    Dexamethasone 1 3 mg/kgBB atau

    Methyl prednisolon 30 mg/kgBB setiap 4-6 jam selama 72 jam

    3. Ventilasi

    a. Jalan nafas harus bebas

    b. Oksigenasi yang adekuat

    c. Bila ada tanda-tanda kegagalan pernafasan akut :

    Hiperventilasi

    Hipoksemia berat

    Hiperkapnea

    d. Bila terjadi adult respiratory distress syndrome bisa diberikan

    ventilator mekanik

    4. Pengobatan supportif

    Nutrisi dengan tinggi kalori protein, dan pemberian mineral

    Bila ada gagal ginjal dipertimbangkan dialisis peritoneal

    Koreksi komponen darah (FFP atau trombosit)

    d. Syok Anafilaktif

    33

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    34/45

    Adalah suatu reaksi anafilaksis berat yang disertai dengan

    insufisiensi sirkulasi. Anafilaksis merupakan kondisi alergi di mana

    curah jantung dan tekanan arteri seringkali menurun dengan hebat.11

    Etiologi 1,3,4,11

    Makanan : kacang, telur, susu, ikan laut, buah.

    Allergen immunotherapy

    Gigitan atau sengatan serangga

    Obat-obat : penicillin, sulpha, immunoglobin (IVIG), serum, NSAID

    Latex

    Vaksin

    Exercise induce

    Anafilaksis idiopatik : anafilaksis yang terjadi berulang tanpa

    diketahui penyebabnya meskipun sudah dilakukan evaluasi/observasi

    dan challenge test, diduga karena kelainan pada sel mast yang

    menyebabkan pengeluaran histamine.

    Patofisiologi 1,3,4,11

    Anafilaksis adalah reaksi sistemik yang disebabkan oleh antigen

    khusus yang bereaksi dengan molekul IgE pada permukaan sel mast dan

    basofil yang menyebabkan pengeluaran segera beberapa mediator yang

    kuat. Satu efek utamanya adalah menyebabkan basofil dalam darah dan

    sel mast dalam jaringan prekapiler melepaskan histamin atau bahan

    seperti histamin. Histamin selanjutnya menyebabkan

    1. Kenaikan kapasitas vaskular akibat dilatasi vena

    2. Dilatasi arteriol yang mengakibatkan tekanan arteri menjadi sangat

    menurun, dan

    3. Kenaikan luar biasa pada permeabilitas kapiler dengan hilangnya

    cairan dan protein ke dalam ruang jaringan secara cepat. Hasil

    akhirnya merupakan suatu penurunan yang luar biasa pada aliran balik

    34

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    35/45

    vena dan seringkali menimbulkan syok serius sehingga pasien

    meninggal dalam beberapa menit.

    Mediator ini menyebabkan timbulnya gejala-gejala urtikaria,

    angioedema, spasme bronkus, spasme laring, meningkatnya

    permeabilitas pembuluh darah, vasodilatasi, dan nyeri/kolik abdomen.

    Jika seseorang sensitif terhadap suatu antigen dan kemudian terjadi

    kontak lagi terhadap antigen tersebut, akan timbul reaksi

    hipersensitivitas. Antigen yang bersangkutan terikat pada antibodi

    dipermukaan sel mast sehingga terjadi degranulasi, pengeluaran histamin,

    dan zat vasoaktif lain. Keadaan ini menyebabkan peningkatan

    permeabilitas dan dilatasi kapiler menyeluruh. Terjadi hipovolemia

    relatif karena vasodilatasi yang mengakibatkan syok, sedangkan

    peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan edem. Pada syok

    anafilaktik, bisa terjadi bronkospasme yang menurunkan ventilasi.

    Mekanisme anafilaksis melalui beberapa fase3,4 :

    a. Fase Sensitisasi, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan Ig

    E sampai diikatnya oleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit

    dan basofil. Alergen yang masuk lewat kulit, mukosa, saluran nafas

    atau saluran makan di tangkap oleh Makrofag. Makrofag segera

    mempresen-tasikan antigen tersebut kepada Limfosit T, dimana akan

    mensekresikan sitokin (IL-4, IL-13) yang menginduksi Limfosit B

    berproliferasi menjadi sel Plasma (Plasmosit). Sel plasma

    memproduksi Immunoglobulin E (Ig E) spesifik untuk antigen

    tersebut. Ig E ini kemudian terikat pada receptor permukaan sel Mast

    (Mastosit) dan basophil.

    b. Fase Aktivasi, yaitu waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan

    antigen yang sama. Mastosit dan Basofil melepaskan isinya yang

    berupa granula yang menimbulkan reaksi pada paparan ulang . Pada

    kesempatan lain masuk alergen yang sama ke dalam tubuh. Alergen

    yang sama tadi akan diikat oleh Ig E spesifik dan memicu terjadinya

    reaksi segera yaitu pelepasan mediator vasoaktif antara lain histamin,

    35

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    36/45

    serotonin, bradikinin dan beberapa bahan vasoaktif lain dari granula

    yang di sebut dengan istilah preformed mediators. Ikatan antigen-

    antibodi merangsang degradasi asam arakidonat dari membran sel

    yang akan menghasilkan Leukotrien (LT) dan Prostaglandin (PG)

    yang terjadi beberapa waktu setelah degranulasi yang disebut Newly

    formed mediators.

    c. Fase Efektor adalah waktu terjadinya respon yang kompleks

    (anafilaksis) sebagai efek mediator yang dilepas mastosit atau basofil

    dengan aktivitas farmakologik pada organ organ tertentu. Histamin

    memberikan efek bronkokonstriksi, meningkatkan permeabilitas

    kapiler yang nantinya menyebabkan edema, sekresi mukus dan

    vasodilatasi. Serotonin meningkatkan permeabilitas vaskuler dan

    bradikinin menyebabkan kontraksi otot polos. Platelet activating

    factor (PAF) berefek bronchospasme dan meningkatkan permeabilitas

    vaskuler, agregasi dan aktivasi trombosit. Beberapa faktor kemotaktik

    menarik eosinofil dan neutrofil. Prostaglandin yang dihasilkan

    menyebabkan bronchokonstriksi, demikian juga dengan Leukotrien.

    Manifestasi Klinis 8,9,11

    Reaksi timbul dalam beberapa detik atau menit sesudah paparan allergen.

    Gejala kardiovaskular : hipotensi/renjatan

    Gejala saluran nafas : sekret hidung, hidung gatal, udema

    hipopharing/laring, gejala asma.

    Kulit : pruritus, erithema, urtikaria dan angioedema.Gejala Intestinal : kolik abdomen, kadang-kadang disertai muntah dan

    diare.

    Gejala SSP : pusing, sincope, gangguan kesadaran sampai koma.

    Diagnosis11

    a. Anamnesis : mendapatkan zat penyebab anafilaksis (injeksi, minum

    obat, disengat hewan, makan sesuatu atau setelah test kulit ), timbul

    36

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    37/45

    biduran mendadak, gatal dikulit, suara parau sesak ,sekarnafas,

    lemas, pusing, mual,muntah sakit perut setelah terpapar sesuatu.

    b. Fisik diagnostik

    Keadaan umum : baik sampai buruk

    Kesadaran: Composmentis sampai Koma

    Tensi : Hipotensi,

    Nadi :Tachycardi,

    Kepala dan leher : cyanosis, dispneu, conjunctivitis, lacrimasi,

    edema periorbita, perioral, rhinitis

    Thorax aritmia sampai arrest Pulmo Bronkospasme, stridor,

    rhonki dan wheezing, Abdomen : Nyeri tekan, BU meningkat

    Ekstremitas : Urticaria, edema.

    c. Pemeriksaan Tambahan Hematologi : Pemeriksaan darah

    menunjukkan jumlah sel darah putih yang banyak atau sedikit, dan

    jumlah faktor pembekuan yang menurun. Jika terjadi gagal ginjal,

    kadar hasil buangan metabolik (seperti urea nitrogen) dalam darah

    akan meningkat. Hitung sel meningkat hemokonsentrasi,

    trombositopenia eosinophilia naik/normal/turun. Biakan darah dibuat

    untuk menentukan bakteri penyebab infeksi

    d. X foto : Hiperinflasi dengan atau tanpa atelektasis karena mukus

    plug,

    e. EKG : Gangguan konduksi, atrial dan ventrikular disritmia atau

    menunjukkan ketidakteraturan irama jantung, menunjukkan suplai

    darah yang tidak memadai ke otot jantung.

    f. Analisa gas darah menunjukkan adanya asidosis dan rendahnya

    konsentrasi oksigen

    Penatalaksanaan8,11

    1. Resusitasi (A, B, C)

    37

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    38/45

    2. Adrenalin 1% : 0,01 ml/kgBB diberikan intramuskuler. Bila tidak ada

    perbaikan, diulang 10 15 menit kemudian (maksimal 3 kali)

    3. Infus RL/NaCl 0,9 % atau cairan koloid 20 ml/kgBB bila dengan

    adrenalin belum menunjukkan perbaikan perfusi jaringan.

    4. Bronkodilator pada penderita yang menunjukkan gejala seperti asma.

    Aminophylline intravena atau adrenergic bronkodilator (albuterol,

    terbutalin) parenteral atau nebulizer.

    5. Antihistamin :

    Diphenhydramine 2 mg/kgBB im atau iv atau 5 mg/kgBB per oral.

    Chlortrimeton untuk gejala-gejala kulit seperti urtikaria,

    angioderma, pruritus

    6. Kortikosteroid : hydrcortisone 6 8 mg/kgBB/6 8 jam

    Kortikosteroid hanya diberikan pada renjatan refrakter, urtiaria

    persisten, atau angioderma yang masih menetap setelah fase akut

    teratasi.

    e. Syok Neurogenik

    Syok neurogenik merupakan kegagalan pusat vasomotor. Syok

    neurogenik terjadi karena hilangnya tonus pembuluh darah secara

    mendadak di seluruh tubuh. Syok neurogenik juga dikenal sebagai syok

    spinal. Bentuk dari syok distributif, hasil dari perubahan resistensi

    pembuluh darah sistemik yang diakibatkan oleh cidera pada sistem saraf

    (seperti: trauma kepala, cedera spinal, atau anestesi umum yang dalam). 1,6

    Etiologi

    Penyebabnya antara lain5 :

    38

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    39/45

    1. Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia (syok

    spinal).

    2. Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti rasa nyeri hebat

    pada fraktur tulang.

    3. Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat anestesi

    spinal/lumbal.

    4. Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom).

    5. Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.

    Patofisiologi

    Syok neurogenik termasuk syok distributif dimana penurunan

    perfusi jaringan dalam syok distributif merupakan hasil utama dari

    hipotensi arterial karena penurunan resistensi pembuluh darah sistemik

    (systemic vascular resistance). Sebagai tambahan, penurunan dalam

    efektifitas sirkulasi volume plasma sering terjadi dari penurunan venous

    tone, pengumpulan darah di pembuluh darah vena, kehilangan volume

    intravaskuler dan intersisial karena peningkatan permeabilitas kapiler.

    Akhirnya, terjadi disfungsi miokard primer yang bermanifestasi sebagai

    dilatasi ventrikel, penurunan fraksi ejeksi, dan penurunan kurva fungsi

    ventrikel. Pada keadaan ini akan terdapat peningkatan aliran vaskuler

    dengan akibat sekunder terjadi berkurangnya cairan dalam sirkulasi.

    Syok neurogenik mengacu pada hilangnya tonus simpatik (cedera spinal).

    Gambaran klasik pada syok neurogenik adalah hipotensi tanpa takikardi

    atau vasokonstriksi kulit. Syok neurogenik terjadi karena reaksi

    vasovagal berlebihan yang mengakibatkan vasodilatasi menyeluruh di

    regio splanknikus, sehingga perfusi ke otak berkurang. Reaksi vasovagal

    umumnya disebabkan oleh suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut

    atau nyeri. Syok neurogenik bisa juga akibat rangsangan parasimpatis ke

    jantung yang memperlambat kecepatan denyut jantung dan menurunkan

    rangsangan simpatis ke pembuluh darah. Misalnya pingsan mendadak

    akibat gangguan emosional. Pada penggunaan anestesi spinal, obat

    39

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    40/45

    anestesi melumpuhkan kendali neurogenik sfingter prekapiler dan

    menekan tonus venomotor. Pasien dengan nyeri hebat, stress, emosi dan

    ketakutan meningkatkan vasodilatasi karena mekanisme reflek yang tidak

    jelas yang menimbulkan volume sirkulasi yang tidak efektif dan terjadi

    sinkop, syok neurogenik disebabkan oleh gangguan persarafan simpatis

    descendens ke pembuluh darah yang mendilatasi pembuluh darah dan

    menyebabkan terjadinya hipotensi dan bradikardia.3,5

    Manifestasi Klinis

    Hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok

    neurogenik terdapat tanda tekanan darah turun, nadi tidak bertambah

    cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) kadang disertai dengan

    adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau paraplegia .

    Sedangkan pada keadaan lanjut, sesudah pasien menjadi tidak sadar,

    barulah nadi bertambah cepat. Karena terjadinya pengumpulan darah di

    dalam arteriol, kapiler dan vena, maka kulit terasa agak hangat dan cepat

    berwarna kemerahan.3,5

    Diagnosis

    Hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok

    neurogenik terdapat tanda tekanan darah turun, nadi tidak bertambah

    cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) kadang disertai dengan

    adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau paraplegia.3,5

    Diagnosis Banding

    Diagnosis banding syok neurogenik adalah sinkop vasovagal.

    Keduanya sama-sama menyebabkan hipotensi karena kegagalan pusat

    pengaturan vasomotor tetapi pada sinkop vasovagal hal ini tidak sampai

    menyebabkan iskemia jaringan menyeluruh dan menimbulkan gejala

    syok. Diagnosis banding yang lain adalah syok distributif yang lain

    seperti syok septik, syok anafilaksi. Untuk syok yang lain biasanya sulit

    40

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    41/45

    dibedakan tetapi anamnesis yang cermat dapat membantu menegakkan

    diagnosis.3,5

    Penatalaksanaan

    Konsep dasar untuk syok distributif adalah dengan pemberian

    vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi daerah

    vaskuler dengan penyempitan sfingter prekapiler dan vena kapasitan

    untuk mendorong keluar darah yang berkumpul ditempat tersebut.5,8

    1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi

    Trendelenburg).

    2. Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya

    dengan menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi

    dan hipotensi yang berat, penggunaan endotracheal tube dan ventilator

    mekanik sangat dianjurkan. Langkah ini untuk menghindari

    pemasangan endotracheal yang darurat jika terjadi distres respirasi

    yang berulang. Ventilator mekanik juga dapat menolong menstabilkan

    hemodinamik dengan menurunkan penggunaan oksigen dari otot-ototrespirasi.

    3. Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan

    resusitasi cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer

    Laktat sebaiknya diberikan per infus secara cepat 250-500 cc bolus

    dengan pengawasan yang cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor

    kulit, dan urin output untuk menilai respon terhadap terapi.

    4. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-

    obat vasoaktif (adrenergik; agonis alfa yang indikasi kontra bila ada

    perdarahan seperti ruptur lien).

    5. Pemberian obat-obatan

    Dopamin: Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10

    mcg/kg/menit, berefek serupa dengan norepinefrin. Jarang terjadi

    takikardi. Dosis dopamine yang diberikan 2,5-20 mcg/kg/menit

    41

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    42/45

    Norepinefrin: Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan

    tekanan darah. Monitor terjadinya hipovolemi atau cardiac outputyang rendah jika norepinefrin gagal dalam menaikkan tekanan

    darah secara adekuat. Pada pemberian subkutan, diserap tidak

    sempurna jadi sebaiknya diberikan per infus. Obat ini merupakan

    obat yang terbaik karena pengaruh vasokonstriksi perifernya lebih

    besar dari pengaruh terhadap jantung (palpitasi). Pemberian obat

    ini dihentikan bila tekanan darah sudah normal kembali. Dosis

    pemberian Norepinefrin 0,05-2 mcg/kg/menit.

    Epinefrin : Pada pemberian subkutan atau im, diserap dengan

    sempurna dan dimetabolisme cepat dalam badan. Efek

    vasokonstriksi perifer sama kuat dengan pengaruhnya terhadap

    jantung Sebelum pemberian obat ini harus diperhatikan dulu bahwa

    pasien tidak mengalami syok hipovolemik. Perlu diingat obat yang

    dapat menyebabkan vasodilatasi perifer tidak boleh diberikan pada

    pasien syok neurogenik. Dosis pemberian Epinefrin 0,05-2

    mcg/kg/menit.

    Dobutamin : Berguna jika tekanan darah rendah yang diakibatkan

    oleh menurunnya cardiac output. Dobutamin dapat menurunkan

    tekanan darah melalui vasodilatasi perifer. Dosis pemberian

    dobutamin 2,5-10 mcg/kg/menit.

    42

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    43/45

    BAB III

    KESIMPULAN

    Syok adalah suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang

    menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan,

    dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis.1

    Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi

    (masih dapat ditangani oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapatditangani oleh tubuh), dan ireversibel (tidak dapat pulih).2,3

    Langkah pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa

    mengenal gejala syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa

    syok dengan segera. Diagnosa dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak

    adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan.8

    Langkah selanjutnya yang cukup penting dalam menanggulangi syok

    adalah berusaha mengetahui kemungkinan penyebab syok. Syok hipovolemik

    merupakan jenis syok yang paling sering terjadi. Syok kardiogenik, syok

    neurogenik, syok septik dan juga syok anafilaktik juga merupakan penyebab

    syok yang lain.8

    43

  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    44/45

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Behrman et al. Nelson Textbooks Of Pediatrics. Ed.17. 2006

    2. Guyton & Hall.Buku Ajar Fisiologi Edisi 11. EGC: Jakarta. 2006

    3. Kosim, Sholeh et al.Buku ajar: neonatologi, ed 1, IDAI, Jakarta : 2008

    4. Price, Sylvia A, Patofisiologi :Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, ed

    4, EGC, Jakarta. 2007

    5. Arikan, Ayse A.Pediatric Shock. Signa Vitae 3(1): 13-23. 2008. Diunduh

    tanggal 04-03-2013

    http://www.signavitae.com/attachments/051_SV

    %202008%203(1)%20%2013%20-%2023.pdf

    6. Staff FKUI, 2005. Ilmu Kesehatan Anak jilid 3. Infomedika, Jakarta

    7. Azis, A latief. Hypovolemic Shock in Children. Kapita Selekta Ilmu

    Kesehatan Anak IV. FK Unair RSU Dr. Soetomo Surabaya. 2005.

    Diunduh tanggal 04-03-2013.

    http://old.pediatrik.com/pkb/20060220-rf7ui3-pkb.pdf

    8. Scwartz W.Pedoman Klinis Pediatri. EGC. Jakarta : 2005

    9. WHO.Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. 2011

    10. Biban, Paolo et all.Early Recognition and Management of Septic Shock in

    Children. Pediatric Report Volume 4:e13. 2012. Diunduh tanggal 04-03-

    2013.

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3357612/pdf/pr-2012-1-

    e13.pdf

    44

    http://www.signavitae.com/attachments/051_SV%202008%203(1)%20%2013%20-%2023.pdfhttp://www.signavitae.com/attachments/051_SV%202008%203(1)%20%2013%20-%2023.pdfhttp://old.pediatrik.com/pkb/20060220-rf7ui3-pkb.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3357612/pdf/pr-2012-1-e13.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3357612/pdf/pr-2012-1-e13.pdfhttp://www.signavitae.com/attachments/051_SV%202008%203(1)%20%2013%20-%2023.pdfhttp://www.signavitae.com/attachments/051_SV%202008%203(1)%20%2013%20-%2023.pdfhttp://old.pediatrik.com/pkb/20060220-rf7ui3-pkb.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3357612/pdf/pr-2012-1-e13.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3357612/pdf/pr-2012-1-e13.pdf
  • 7/28/2019 Referat Penatalaksanaan Syok Pada Anak 2003

    45/45

    11. Resuscitation Council (UK). Emergency Treatment Anaphylactic

    Reactions. 2013. Diunduh tanggal 03-03-2013.

    http://www.resus.org.uk/pages/reaction.pdf

    http://www.resus.org.uk/pages/reaction.pdfhttp://www.resus.org.uk/pages/reaction.pdf