referat penatalaksanaan diare menurut who tahun 2005

28
REFERAT PENATALAKSANAAN DIARE MENURUT WHO TAHUN 2005 BAB I PENDAHULUAN Penyakit diare adalah penyebab utama morbiditas dan kematian anak di negara berkembang, dan penyebab penting kekurangan gizi. Pada tahun 2003 diperkirakan 1.87 juta anak-anak di bawah 5 tahun meninggal karena diare. Delapan dari 10 kematian ini terjadi dalam dua tahun pertama kehidupan. Rata-rata, anak-anak di bawah usia 3 tahun pada negara-negara berkembang mengalami tiga episode diare setiap tahun. Diare yang terjadi pada banyak negara, termasuk kolera, juga merupakan penyebab penting morbiditas di antara anak-anak dan orang dewasa. (1) Banyak kematian diare disebabkan oleh dehidrasi. Sebuah perkembangan penting telah menemukan bahwa dehidrasi akibat diare akut dari setiap etiologi dan pada usia berapa pun, kecuali bila parah, dapat dengan aman dan secara efektif diobati dengan metode sederhana oral rehidrasi menggunakan cairan tunggal pada lebih dari 90% kasus. Glukosa dan beberapa campuran garam yang dikenal sebagai Garam Rehidrasi Oral (Oral Rehidration Salts (ORS) atau oralit) yang dilarutkan dalam air untuk membentuk larutan ORS atau oralit. Larutan ORS diserap di usus kecil bahkan selama terjadi diare yang berlebihan, sehingga menggantikan air dan elektrolit hilang yang dalam tinja. Larutan ORS dan cairan lain juga dapat digunakan sebagai perawatan di rumah untuk mencegah dehidrasi. Setelah penelitian selama 20 tahun, telah dilakukan perkembangan dari larutan ORS. Disebut larutan ORS osmolaritas rendah, larutan ORS baru ini sebanyak 33% mengurangi kebutuhan tambahan terapi cairan IV setelah rehidrasi awal bila dibandingkan dengan standar larutan ORS WHO sebelumnya. Larutan oralit baru juga mengurangi insiden muntah sebanyak 30% dan volume diare sebesar 20%. Larutan ORS osmolaritas rendah baru ini, mengandung 75 mEq / l natrium dan 75 mmol / l glukosa, dan sekarang perumusan ORS ini secara resmi direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF. Dalam dokumen yang direvisi ini, ketika ORS / ORT disebutkan, artinya mengacu pada larutan ORS osmolaritas rendah baru ini. (1) Unsur penting dalam pengelolaan anak dengan diare adalah penyediaan terapi rehidrasi oral dan terus menyusui, dan penggunaan antimikroba hanya untuk anak dengan diare berdarah, kasus kolera yang parah, atau infeksi non-usus serius. Para pengasuh anak-anak yang masih muda juga harus diajarkan tentang praktek-praktek cara pemberian makanan dan kebersihan yang dapat mengurangi morbiditas diare. (1)

Upload: isti-airlangga

Post on 24-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

DIARE

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

REFERAT PENATALAKSANAAN DIARE MENURUT WHO TAHUN 2005

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit diare adalah penyebab utama morbiditas dan kematian anak di

negara berkembang, dan penyebab penting kekurangan gizi. Pada tahun 2003

diperkirakan 1.87 juta anak-anak di bawah 5 tahun meninggal karena diare. Delapan

dari 10 kematian ini terjadi dalam dua tahun pertama kehidupan. Rata-rata, anak-

anak di bawah usia 3 tahun pada negara-negara berkembang mengalami tiga episode

diare setiap tahun. Diare yang terjadi pada banyak negara, termasuk kolera, juga

merupakan penyebab penting morbiditas di antara anak-anak dan orang dewasa. (1)

Banyak kematian diare disebabkan oleh dehidrasi. Sebuah perkembangan

penting telah menemukan bahwa dehidrasi akibat diare akut dari setiap etiologi dan

pada usia berapa pun, kecuali bila parah, dapat dengan aman dan secara efektif

diobati dengan metode sederhana oral rehidrasi menggunakan cairan tunggal pada

lebih dari 90% kasus. Glukosa dan beberapa campuran garam yang dikenal sebagai

Garam Rehidrasi Oral (Oral Rehidration Salts (ORS) atau oralit) yang dilarutkan

dalam air untuk membentuk larutan ORS atau oralit. Larutan ORS diserap di usus

kecil bahkan selama terjadi diare yang berlebihan, sehingga menggantikan air dan

elektrolit hilang yang dalam tinja. Larutan ORS dan cairan lain juga dapat

digunakan sebagai perawatan di rumah untuk mencegah dehidrasi. Setelah penelitian

selama 20 tahun, telah dilakukan perkembangan dari larutan ORS. Disebut larutan

ORS osmolaritas rendah, larutan ORS baru ini sebanyak 33% mengurangi

kebutuhan tambahan terapi cairan IV setelah rehidrasi awal bila dibandingkan

dengan standar larutan ORS WHO sebelumnya. Larutan oralit baru juga mengurangi

insiden muntah sebanyak 30% dan volume diare sebesar 20%. Larutan ORS

osmolaritas rendah baru ini, mengandung 75 mEq / l natrium dan 75 mmol / l

glukosa, dan sekarang perumusan ORS ini secara resmi direkomendasikan oleh

WHO dan UNICEF. Dalam dokumen yang direvisi ini, ketika ORS / ORT

disebutkan, artinya mengacu pada larutan ORS osmolaritas rendah baru ini. (1)

Unsur penting dalam pengelolaan anak dengan diare adalah penyediaan

terapi rehidrasi oral dan terus menyusui, dan penggunaan antimikroba hanya untuk

anak dengan diare berdarah, kasus kolera yang parah, atau infeksi non-usus serius.

Para pengasuh anak-anak yang masih muda juga harus diajarkan tentang praktek-

praktek cara pemberian makanan dan kebersihan yang dapat mengurangi morbiditas

diare. (1)

Pedoman penatalaksanaan diare di Indonesia saat ini merujuk pada

pedoman penatalaklaksanaan diare yang dikeluarkan Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (Depkes RI) pada tahun 1999. Sedangkan World Health

Organization (WHO) telah mengeluarkan pedoman penatalaksanaan diare terbaru

pada tahun 2005. Pada referat ini akan dikemukakan perbedaan-perbedaan antara

kedua pedoman penatalaksanaan diare tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Diare ialah buang air besar dengan konsistensi lebih encer/cair dari

biasanya, ≥ 3 kali per hari, dapat/tidak disertai dengan lendir/darah yang timbul

secara mendadak dan berlangsung kurang dari 2 minggu.(2)

Diare adalah buang air besar yang sering dan cair, biasanya paling tidak

tiga kali dalam 24 jam. Namun, lebih penting konsistensi tinja daripada daripada

jumlah. Seringkali, buang air besar yang berbentuk bukanlah diare. Hanya bayi yang

diberi ASI sering buang air besar, buang air besar yang "pucat" juga bukan diare.(1).

2.1.1 Jenis-Jenis Diare

Diare terdiri dari beberapa jenis yang dibagi secara klinis, yaitu : (1)

Diare cair akut (termasuk kolera), berlangsung selama beberapa jam atau hari.

mempunyai bahaya utama yaitu dehidrasi dan penurunan berat badan juga

dapat terjadi jika makan tidak dilanjutkan.

Diare akut berdarah, yang juga disebut disentri, mempunyai bahaya utama yaitu

kerusakan mukosa usus,sepsis dan gizi buruk, mempunyai komplikasi seperti

dehidrasi.

Page 2: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

Diare persisten, yang berlangsung selama 14 hari atau lebih, bahaya utamanya

adalah malnutrisi dan infeksi non-usus serius dan dehidrasi.

Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor) mempunyai bahaya

utama adalah infeksi sistemik yang parah, dehidrasi, gagal jantung dan

kekurangan vitamin dan mineral.

2.1.2 Dehidrasi

Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada

tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan

(misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan

keseimbangan zat elektrolit tubuh.(3)

Volume cairan yang hilang melalui tinja dalam 24 jam dapat bervariasi

dari 5 ml / kg (dekat normal) sampai 200 ml/kg, atau lebih. Konsentrasi dan jumlah

elektrolit yang hilang juga bervariasi. Total defisit natrium tubuh pada anak-

anakdengan dehidrasi berat akibat diare biasanya sekitar 70-110 milimol per liter air

defisit. Hilangnya kalium dan klorida berada dalam kisaran yang sama. Defisit

sebesar ini dapat terjadi pada diare akut dengan etiologi apapun. Penyebab dehidrasi

paling umum adalah rotavirus, enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC) dan, selama

epidemi, Vibrio cholerae.(1)

2.1.3 Malnutrisi

Anak-anak yang meninggal saat diare, biasanya dapat disebabkan juga

kekurangan gizi dan sering berat, meskipun telah dilakukan manajemen yang baik

pada dehidrasinya. (1)

Selama diare terjadi berkurangnya asupan makanan, penurunan

penyerapan gizi, dan peningkatan kebutuhan gizi sering bergabung menyebabkan

penurunan berat badan dan gagalnya pertumbuhan, anak dengan status gizi buruk

sebelumnya menjadi dibuat menjadi lebih buruk lagi. Malnutrisi memberikan

kontribusi terjadi diare yang lebih parah, berkepanjangan, dan mungkin lebih sering

pada anak-anak dengan kurang gizi. Lingkaran setan ini dapat dipecah oleh: (1)

Terus untuk memberikan makanan yang kaya gizi selama dan setelah diare

Memberikan makanan bergizi, cocok untuk usia anak, ketika anak baik.

2.1.4 Suplemen Zinc

Kekurangan Zinc banyak terjadi pada anak-anak di negara berkembang

dan muncul di sebagian besar Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah dan Asia

Selatan. Zinc diketahui mempunyai peran penting pada enzim metalloproteinase,

poliribosom, dan membran sel, dan fungsi seluler,yang jga dipercaya memainkan

peran sentral dalam pertumbuhan seluler dan fungsi sistem imun. Walaupun teori

dasar tentang potensi zinc dipostulasikan untuk beberapa waktu,dan meyakinkan

bukti pada kesehatan anak yang hanya meyakinkan bukti tentang arti penting zinc

pada kesehatan anak yang diteliti baru-baru ini, dari percobaan-percobaan kontrol

acak suplementasi zinc.Banyak studi telah menunjukkan suplementasi zinc (10-20

mg/hari sampai diare berhenti)mengurangi keparahan dan durasi dari anak diare

dibawah usia 5(lima) tahun secara signifikan. Studi tambahan menunjukkan dengan

pemberian zinc jangka pendek (10-20 mg/hari untuk 10-14 hari) mengurangi

kejadian diare untuk 2-3 bulan ke depan. Berdasarkan studi ini, saat ini dianjurkan

pemberian suplemen zinc diberikan 10-20mg/hari selama 10-14 hari. (1)

2.2 DIAGNOSIS

2.2.1 Anamnesis

Bertanya kepada ibu atau pengasuh anaknya tentang:

Adanya darah dalam tinja

Durasi diare

Jumlah kotoran berair per hari

Jumlah episode muntah

Adanya demam, batuk, atau masalah-masalah penting lainnya (misalnya kejang-

kejang, baru-baru ini campak)

Jenis dan jumlah cairan (termasuk ASI) dan makanan yang diberikan selama sakit

Obat atau solusi lainnya yang diambil

Riwayat imunisasi

2.2.2 Pemeriksaan Fisik

Pertama, periksa tanda-tanda dan gejala dehidrasi.

Ø Cari tanda-tanda berikut:

Page 3: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

Kondisi Umum: adalah anak waspada; gelisah atau pemarah; lesu atau tidak sadar?

Mata Apakah normal atau cekung?

Ketika air atau larutan oralit ditawarkan untuk minum, apakah diambil atau dinolak,

diambil dengan penuh semangat, atau anak tidak bisa minum karena kelesuan

atau koma?

Ø Rasakan anak untuk menilai:

Turgor kulit. Ketika kulit di atas perut dicubit dan dilepaskan, segera merata,

perlahan-lahan, atau sangat lambat (lebih dari 2 detik)?

Kemudian, periksalah tanda-tanda masalah penting lainnya.

Ø Cari tanda-tanda ini:

Apakah tinja anak mengandung darah merah?

Apakah anak kekurangan gizi? Buka seluruh pakaian bagian atas anak untuk melihat

bahu, lengan, bokong dan paha, untuk bukti dari tanda berkurangnya otot

(marasmus). Cari juga untuk edema pada kaki, jika ada disertai pengurangan

otot, artinya anak menderita gizi buruk. Jika memungkinkan, nilai berat badan

anak-untuk-umur, dengan menggunakan grafik pertumbuhan, atau berat badan-

untuk-panjang. Atau, mengukur lingkar lengan pertengahan.

Apakah anak batuk? Jika demikian, hitung jumlah pernapasan untuk menentukan

apakah pernafasannya cepat dan mencari tidak simetris.

Ø Periksa suhu anak:

Demam dapat disebabkan oleh dehidrasi parah, atau oleh infeksi non usus seperti

malaria atau pneumonia. (1)

2.2.3 Derajat Dehidrasi

Penilaian A B C

Lihat :

Keadaan Umum

Mata

Rasa Haus

Baik, sadar

Normal

Minum biasa

tidak haus

* Gelisah

Cekung

* Haus, ingin minum

banyak

* Lesu, lunglai atau tidak

sadar

Sangat cekung dan kering

* Malas minum atau tidak

bisa minum

Periksa turgor

kulit

Kembali cepat * Kembali lambat * Kembali sangat lambat

Derajat dehidrasi Tanpa dehidrasi Dehidrasi

ringan/sedang

bila ada 1 tanda *

ditambah 1 atau lebih

tanda lain

Dehidrasi berat

Bila ada 1 tanda * ditambah 1

atau lebih tanda lain

Terapi Rencana terapi

A

Rencana terapi B Rencana terapi C

Tabel 2.1 Cara menilai derajat dehidrasi (1)

Derajat dehidrasi dinilai sesuai dengan tanda dan gejala yang

mencerminkan jumlah cairan yang hilang:(1)

Pada tahap awal dehidrasi, tidak ada tanda-tanda atau gejala.

Sesuai dehidrasi yang meningkat, tanda-tanda dan gejala berkembang. Awalnya

termasuk: rasa haus, gelisah atau perilaku pemarah, turgor kulit menurun, mata

cekung, dan Fontanel cekung (pada bayi).

Pada dehidrasi berat, efek ini menjadi lebih jelas dan berkembang menjadi tanda-

tanda syok hipovolemik, termasuk: hilang kesadaran, kurangnya urin, lembab

dingin ekstremitas, denyut nadi yang cepat dan lemah denyut (nadi a. radialis

Page 4: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

mungkin tidak terdeteksi), rendah atau tidak terdeteksinya tekanan darah, dan

Sianosis perifer. Dapat terjadi kematian yang cepat jika tidak dimulai rehidrasi

dengan cepat. (1)

Kekurangan cairan pada anak dapat diperkirakan sebagai berikut :

Pengukuran Kekurangan Cairan (%)

Berat Badan

Kekurangan Cairan dalam

ml/Kg Berat Badan

Tidak Dehidrasi <5% <50

Diare Sedang 5-10% 50-100 ml/kg

Diare Berat >10% >100 ml/kg

Tabel 2.2 Hubungan Derajat Dehidrasi Dengan Perkiraan Jumlah Cairan yang

Hilang(1)

2.2.4 Diagnosis Masalah Penting Lainnya

Mendiagnosis disentri: jika tinja mengandung darah merah atau ibu

mengatakan dia melihat darah. (1)

Mendiagnosis diare persisten: jika diare mulai setidaknya 14 hari yang lalu

(dan setiap periode tanpa diare telah tidak melebihi dua hari). (1)

Mendiagnosis gizi buruk: jika berat badan-untuk-panjang, atau berat

badan-untuk-umur, dengan menggunakan berat badan anak setelah rehidrasi,

menunjukkan kekurangan gizi sedang atau berat, atau ada edema dengan

membuang-buang otot atau anak telah jelas marasmus. (1)

Mendiagnosis serius usus non-infeksi: berbasis, misalnya, pada tanda-

tanda pneumonia atau sepsis; di daerah dengan falciparum malaria, demam atau

riwayat demam baru-baru ini cukup untuk menjadikan pasien tersangka dan diobati

malaria. Jika dicurigai sepsis atau meningitis, anak harus dirujuk ke rumah sakit. (1)

2.3 PENATALAKSANAAN DIARE AKUT (TANPA DARAH)

Tujuan daripada pengobatan diare akut secara objektif ialah :(1)

Mencegah dehidrasi, jika tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Mengobati dehidrasi, jika ada

Mencegah kerusakan nutrisi, dengan memberi makanan selama dan setelah

dehidrasi,dan

mengurangi durasi dan keparahan diare, dan timbulnya pada episode

mendatang, dengan memberikan suplemen zinc.

2.3.1 Rencana Terapi A : Terapi di rumah untuk mencegah dehidrasi dan

malnutrisi

Anak-anak tanpa tanda-tanda dehidrasi memerlukan tambahan cairan dan

garam untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare. Jika ini tidak

diberikan, tanda-tanda dehidrasi dapat terjadi. (1)

Ibu harus diajarkan cara untuk mencegah dehidrasi di rumah dengan

memberikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya, bagaimana mencegah

kekurangan gizi dengan terus memberi makan anak, dan mengapa tindakan-tindakan

ini penting. Mereka harus juga tahu apa tanda-tanda menunjukkan bahwa anak harus

dibawa ke petugas kesehatan. Langkah-langkah tersebut dirangkum dalam empat

aturan Rencana Terapi A. (1)

Aturan 1 : Memberikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya, untuk

mencegah dehidrasi

Cairan yang diberikan adalah cairan yang mengandung garam (oralit),

dapat juga diberikan air bersih yang matang. (1)

Komposisi larutan oralit baru :

Natrium klorida 2,6 gram/liter

Glukosa 13,5 gram/liter

Kalium klorida 1,5 gram/liter

Trisodium sitrat 2,9 gram/liter

Komposisi larutan oralit lama :

Natrium klorida 3,5 gram/liter

Glukosa 20 gram/liter

Kalium klorida 1,5 gram/liter

Trisodium sitrat 2,55 gram/liter

Page 5: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

Dengan menurunkan osmolaritas dengan mengurangi konsentrasi glukosa

dan garam (NaCl) dimaksudkan untuk menghindari hipertonisitas cairan selama

absorpsi cairan oralit. (1)

Cairan yang mengandung garam, seperti oralit, minuman asin (seperti

minuman youghert), atau sayuran dan sup ayam dengan garam. Ajari ibu untuk

memasukan garam (kurang lebih 3g/L) pada minuman yang tidak bergaram (seperti

air matang, air teh, jus buah-buahan yang tidak diberi gula) atau sup selama diare. (1)

Larutan oralit yang dapat dibuat dirumah mengandung 3g/L garam dapur

(1 sendok teh penuh garam) dan 18g/L dari gula dapur (sukrosa) sangat efektif

namun tidak dianjurkan karena seringkali lupa resepnya.

Minuman yang tidak boleh diberikan ialah minuman bersoda, teh manis,

jus buah-buahan yang manis. Minuman tersebut dapat menyebabkan diare osmotik

dan hipernatremia. Sedangkan kopi tidak boleh diberikan karena bersifat diuretik. (1)

Umur (tahun) Jumlah Cairan Yang Harus Diberikan

<> 50-100 ml cairan

2-10 100-200 ml

> 10 > 200 atau sebanyak yang mereka mau

Tabel 2.3 Jumlah Cairan yang Harus Diberi Sesuai Umur Menurut WHO 2005

Ada sedikit perbedaan dalam jumlah cairan yang harus diberikan dengan

pedoman yang lama yaitu:

Aturan 2 : Berikan tambahan zinc (10 - 20 mg) untuk anak, setiap hari selama

10 -14 hari

Zinc dapat diberikan sebagai sirup atau tablet, dimana formulasinya

tersedia dan terjangkau. Dengan memberikan zinc segera setelah mulai diare, durasi

dan tingkat keparahan episode serta risiko dehidrasi akan berkurang. Dengan

pemberian zinc selama 10 sampai 14 hari, zinc yang hilang selama diare diganti

sepenuhnya dan risiko anak memiliki episode baru diare dalam 2 sampai 3 bulan ke

depan dapat berkurang. (1)

Pada pedoman penatalaksanaan diare sebelumnya tidak ada anjuran untuk

memberikan zinc, namun pada pedoman penatalaksanaan diare WHO 2005 ada

anjuran seperti ini.

Aturan 3 yaitu berikan anak makanan untuk mencegah kurang gizi

Diet bayi yang biasanya harus dilanjutkan selama diare dan ditingkatkan

setelahnya. Makanan tidak boleh ditahan dan makanan anak yang biasa tidak boleh

diencerkan. pemberian ASI harus dilanjutkan. Tujuannya adalah untuk memberikan

makanan yang kaya nutrisipada anak. Sebagian besar anak-anak dengan diare cair

mendapatkan kembali nafsu makan mereka setelah dehidrasi diperbaiki, sedangkan

orang-orang dengan diare berdarah seringkali nafsu makan tetap buruk sampai

penyakitnya sembuh. Anak-anak ini harus didorong untuk mau makan secara normal

sesegera mungkin.(1)

Ketika makanan diberikan, gizi yang cukup biasanya diserap untuk

mendukung pertumbuhan dan pertambahan berat badan. Makan juga mempercepat

pemulihan fungsi usus normal, termasuk kemampuan untuk mencerna dan menyerap

berbagai nutrisi. Sebaliknya, pada anak-anak yang dibatasi makannya dan makanan

yang diencerkan dapat menurunkan berat badan, menyebabkan diare lebih lama dan

lebih lambat memulihkan fungsi usus. (1)

Secara umum, makanan yang sesuai untuk anak dengan diare adalah sama

dengan yang diperlukan oleh anak-anak yang sehat. (1)

Bayi segala usia yang menyusui harus tetap diberi kesempatan untuk menyusui

sesering dan selama mereka inginkan. Bayi sering menyusui lebih dari biasanya

dan ini harus didukung. (1)

Bayi yang tidak disusui harus diberikan susu biasa mereka makan (atau susu formula)

sekurang-kurangnya setiap tiga jam, jika mungkin dengan cangkir. (1)

Bayi di bawah usia 6 bulan yang diberi makan ASI dan makanan lain harus diberikan

ASI lebih banyak. Setelah anak tersebut sembuh dan meningkatnya pasokan

ASI, makanan lain harus diturunkan. (1)

Page 6: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

Jika anak usia minimal 6 bulan atau sudah diberikan makanan lunak, ia

harus diberi sereal, sayuran dan makanan lain, selain susu. Jika anak di atas 6 bulan

dan makanan tersebut belum diberikan, maka harus dimulai selama episode diare

atau segera setelah diare berhenti. Daging, ikan atau telur harus diberikan, jika

tersedia. Makanan kaya akan kalium, seperti pisang, air kelapa hijau dan jus buah

segar akan bermanfaat. (1)

Berikan anak makanan setiap tiga atau empat jam (enam kali sehari).

Makan porsi kecil yang Sering, lebih baik daripada makan banyak tetapi lebih

jarang. Setelah diare berhenti, dapat terus memberi makanan dengan energi yang

sama dan membrikan satu lagi makan tambahan daripada biasanya setiap hari

selama setidaknya dua minggu. Jika anak kekurangan gizi, makanan tambahan harus

diberikan sampai anak telah kembali berat badan normal-untuk-height. (1)

Aturan 4 Bawa anak ke petugas kesehatan jika ada tanda-tanda dehidrasi atau

masalah lainnya

Ibu harus membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak:

• Buang air besar cair sering terjadi

• Muntah berulang-ulang

• Sangat haus

• Makan atau minum sedikit

• Demam

• Tinja Berdarah

• Anak tidak membaik dalam tiga hari.

Pedoman diare yang sebelumnya hanya mempunyai 3 aturan saja. Namun

WHO 2005 menambahkan pemberian zinc pada rencana terapi A ini.

2.3.2 Rencana Terapi B: Terapi rehidrasi oral untuk anak-anak dengan

dehidrasi ringan-sedang

Jika berat badan anak diketahui maka hal ini harus digunakan untuk

menentukan jumlah larutan yang tepat. Jumlah larutan ditentukan dari berat badan

(Kg) dikalikan 75 ml. Jika berat badan anak tidak diketahui maka penentuan jumlah

cairan ditentukan berdasarkan usia anak. Seperti yang terlihat pada tabel 2.5.

Jumlah Cairan yang Harus Diberikan Dalam 4 Jam Pertama

Usiaa <> 4 – 11

bulan

12 – 23

bulan

2 – 4

tahun

5 – 14

tahun

> 15

tahun

Berat

Badan

<> 5–7.9 kg 8-10.9

kg

11-

15.9kg

16-

29.9kg

> 30 kg

Jumlah

(ml)

200-400 400-600 600-800 800-1200 1200-

2200

2200-

4000

a Digunakan apabila tidak diketahui berat badan pasien

Tabel 2.5 Pedoman Pengobatan Dehidrasi Pada Anak dan Dewasa dengan Dehidrasi

Sedang(1)

Jika pasien menginginkan lebih banyak oralit, maka dapat diberikan.

Dorong ibu untuk terus menyusui anaknya.

Untuk bayi di bawah 6 bulan yang tidak menyusui, jika menggunakan larutan oralit

WHO yang lama yang mengandung 90 mmol / L natrium, juga memberi 100-

200ml air bersih selama periode ini. Namun, jika menggunakan larutan oralit

osmolaritas rendah yang baru mengandung 75mmol / L natrium, hal ini tidak

perlu menambah air bersih. (1)

Edema (bengkak) kelopak mata adalah tanda dari over-hidrasi. Jika hal ini

terjadi, hentikan penggunaan oralit, tapi dapat diberi ASI atau air putih, dan

makanan. Jangan beri diuretik. Bila edema telah hilang, lanjutkan pemberian oralit

atau cairan rumah sesuai dengan Rencana Terapi A. (1)

Keluaraga harus diajarkan cara memberikan larutan oralit. Larutan dapat

diberikan pada anak-anak menggunakan sendok atau cangkir. Botol minum tidak

boleh digunakan. Untuk bayi dapat digunakan pipet atau syringe. Untuk anak <>(1)

Jika tanda-tanda dehidrasi parah telah muncul, terapi intravena (IV) harus

dimulai sesuai Rencana Terapi C. (1)

Page 7: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

Jika anak masih memiliki tanda-tanda yang menunjukkan dehidrasi

beberapa, teruskan terapi rehidrasi oral dengan mengulangi Rencana Terapi B. Pada

saat yang sama dimulai pemberian makanan, susu dan cairan lain, seperti yang

dijelaskan dalam Rencana Terapi A, dan terus menilai kembali anak. (1)

Jika tidak ada tanda-tanda dehidrasi, harus dipertimbangkan rehidrasi telah

lengkap. Bila rehidrasi adalah lengkap:

Turgor kulit normal

Tidak haus

Urin

Anak menjadi tenang, tidak lagi mudah marah dan seringkali tertidur.

Ajarkan ibu cara untuk merawat anaknya di rumah dengan larutan oralit

dan makanan seperti pada Rencana Terapi A.(1)

Dengan larutan oralit yang sebelumnya, tanda dehidrasi dapat menetap

atau muncul kembali selama pemberian oralit pada 5% anak-anak. Namun dengan

larutan oralit osmolaritas rendah yang baru, diperkirakan kegagalan pengobatan

sebelumnya dapat berkurang menjadi 3%, atau kurang. (1)

Penyebab kegagalan tersering ialah:

Intake larutan oralit yang kurang (lebih dari 15-20 ml/kg/jam), seperti yang

terjadi pada beberapa anak-anak dengan kolera

Tidak cukup asupan larutan oralit karena kelelahan atau kelesuan

Sering terjadi muntah-muntah yang parah. (1)

Anak-anak tersebut harus diberikan larutan oralit dengan selang

nasogastric (NG) atau larutan Ringer laktat intravena (IV) (75 ml/kg/4jam), biasanya

dilakukan di rumah sakit. (1)

Mulailah untuk memberikan tambahan zinc, seperti dalam Rencana terapi

A, segera setelah anak dapat makan setelah 4 jam pertama periode rehidrasi. (1)

Kecuali untuk ASI, makanan tidak boleh diberikan selama empat jam

pertama periode rehidrasi. Namun, anak-anak yang terus dalam Rencana Terapi B

lebih dari empat jam harus diberikan makanan setiap 3-4 jam seperti yang dijelaskan

dalam Rencana terapi A. Semua anak yang lebih tua dari 6 bulan harus diberikan

makanan sebelum pulang. Ini membantu untuk menekankan kepada para ibu

pentingnya terus makan selama diare. (1)

Perbedaan dari rencana terapi B antara WHO tahun 2005 dan Depkes RI

1999 ialah adanya penambahan zinc pada terapi diare menurut WHO 2005 dan

adanya perbedaan untuk menentukan jumlah cairan rehidrasi yang ditentukan

berdasarkan usia. Pedoman yang dipakai Depkes RI 1999 ialah :

Tabel 2.6 Pedoman Pengobatan Dehidrasi Pada Anak dan Dewasa dengan

Dehidrasi Sedang berdasarkan Depkes RI 1999(2)

2.3.3 Rencana Terapi C : untuk Pasien dengan Dehidrasi Berat

Pengobatan bagi anak-anak dengan dehidrasi berat adalah rehidrasi

intravena cepat, mengikuti Rencana Terapi C. Jika mungkin, anak harus dirawat di

rumah sakit. Panduan untuk rehidrasi intravena diberikan dalam tabel 2.7. (1)

Anak-anak yang masih dapat minum, walaupun buruk, harus diberikan

oralit secara peroral sampai infus berjalan. Selain itu, ketika anak dapat minum

tanpa kesulitan, semua anak harus mulai menerima larutan oralit (sekitar 5

ml/kg/jam), yang biasanya dalam waktu 3-4 jam (untuk bayi) atau 1-2 jam (untuk

pasien yang lebih tua). Ini memberikan tambahan dasar dan potasium, yang

mungkin tidak dapat secara memadai disediakan oleh cairan infus.

Mulai diberi cairan i.v segera. Bila pasien dapat minum berikan oralit

sampai cairan i.v dimulai. Berikan 100 ml/Kg cairan Ringer Laktat (atau cairan

normal salin bila ringer laktat tidak tersedia) yang dibagi sebagai berikut:

Tabel 2.7 Jumlah pemberian cairan secara intravena pada pasien dehidrasi berat(1)

Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba.

Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam .Bila rehidrasi belum tercapai

pencepat tetesan intravena. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi

penderita mengunakan Tabel Pernilaian Kemudian pilihlah rencana terapi yang

sesuai (A,B atau C ) untuk melanjutkan terapi. (1)

Pasien harus dinilai ulang setiap 15-30 menit sampai denyut a. radialis

teraba kuat. Setelah itu, pasien harus dinilai ulang setidaknya setiap 1 (satu) jam

Page 8: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

untuk memastikan bahwa hidrasi membaik. Jika tidak, maka infus harus diberikan

lebih cepat.

Lihat dan rasakan untuk semua tanda-tanda dehidrasi:

Jika tanda-tanda dehidrasi berat masih ada, ulangi infus cairan IV seperti yang

diuraikan dalam Rencana terapi C.

Jika anak membaik (dapat minum), tetapi masih menunjukkan tanda-tanda dari

dehidrasi sedang, hentikan infus IV dan berikan larutan oralit selama empat jam,

sebagaimana ditetapkan dalam Rencana terapi B.

Jika tidak ada tanda-tanda dehidrasi, ikuti Rencana terapi A. Ingatlah bahwa anak

membutuhkan terapi dengan larutan oralit sampai diare berhenti. (1)

Jika fasilitas terapi IV tidak tersedia, tetapi dapat diberikan dalam jangka

waktu dekat (yaitu dalam waktu 30 menit), kirimlah anak untuk pengobatan IV

segera. Jika anak dapat minum, berikan ibu beberapa larutan oralit dan tunjukkan

kepadanya cara untuk memberikannya kepada anaknya selama perjalanan. (1)

Jika terapi IV tidak tersedia di dekatnya, petugas kesehatan yang telah

dilatih dapat memberikan larutan oralit menggunakan selang Naso Gastrik, dengan

kecepatan 20 ml/kg BB /jam selama 6 (enam) jam (total 120 ml/kg BB). Jika perut

menjadi bengkak, larutan oralit harus diberikan perlahan-lahan sampai menjadi

kurang buncit. (1)

Jika tidak bisa menggunakan selang NGT namun anak dapat minum,

larutan oralit harus diberikan melalui mulut dengan kecepatan 20 ml/kg BB/jam

selama 6 (enam) jam (total 120 ml / kg berat badan). Jika terlalu cepat, anak dapat

muntah berulang. Jika terjadi hal ini, maka memberikan larutan oralit secara lebih

lambat sampai muntah mereda. (1)

Anak-anak menerima terapi NGT atau per oral harus dinilai ulang paling

sedikit setiap jam. Jika tanda-tanda dehidrasi tidak membaik setelah tiga jam, anak

harus segera dibawa ke fasilitas terdekat di mana terapi IV tersedia. (1)

Kalau tidak, jika rehidrasi maju memuaskan, anak harus dinilai ulang

setelah enam jam dan keputusan pada perawatan lebih lanjut dibuat seperti yang

dijelaskan di atas untuk terapi IV yang diberikan. (1)

Jika tidak ada fasilitas NGT dan tidak dapat dilakukan secara peroral, anak

harus segera dibawa ke fasilitas terdekat di mana terapi IV atau NGT tersedia. (1)

Pada rencana terapi C tidak ada perbedaan antara WHO 2005 dengan

pedoman penatalaksanaan diare di Indonesia saat ini.

2.3.4 Gangguan Elektrolit

2.3.4.1 Hipernatremia

Beberapa anak diare terjadi dehidrasi hipernatraemia, terutama ketika

diberi minuman yang hipertonik karena mengandung gula yang berlebihan

(misalnya minuman ringan) atau garam. Ini menarik air dari jaringan dan darah anak

ke dalam usus, menyebabkan konsentrasi natrium dalam cairan ekstra-selular

meningkat. Jika zat terlarut dalam minuman ini tidak sepenuhnya terserap, air tetap

berada dalam usus, dan menyebabkan diare osmotik. (1)

Page 9: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

2.3.4.2 Hiponatremia

Anak-anak diare yang kebanyakan minum air, atau air minum yang

mengandung sedikit garam, dapat terjadi hiponatremia (Na serum <130>(1)

2.3.4.3 Hipokalemia

Penggantian yang inadekuat dari kehilangan kalium selama diare dapat

menyebabkan berkurangnya kalium dan hipokalemia (serum K + <3>(1)

2.4 PENATALAKSANAAN PASIEN TERSANGKA KOLERA

Kolera dibedakan dengan diare akut penyebab lain dalam tiga cara:

• Terjadi dalam wabah besar yang melibatkan anak-anak dan orang dewasa

• Diare cair yang banyak, dengan cepat mengarah ke dehidrasi berat dengan syok

hipovolemik

• Untuk kasus-kasus dehidrasi berat antibiotik yang tepat dapat mempersingkat

durasi penyakit. (1)

Pengobatan awal dehidrasi dari kolera mengikuti rencana terapi dehidrasi

seperti yang sudah dijelaskan. Untuk pasien dengan dehidrasi berat dan shock, infus

intravena harus diberikan segera untuk memulihkan volume darah, dan perbaikan

dinilai dari tekanan darah yang normal dan denyut nadi radial yang kuat. (1)

Biasanya, orang dewasa dengan berat 50 kg dan dengan dehidrasi berat

akan memiliki defisit cairan kira-kira 5 (lima) liter. Dari jumlah ini, 2 (dua) liter

harus diberikan dalam waktu 30 menit, dan sisanya dalam waktu tiga jam. (1)

Dengan kolera, dibutuhkan oralit dalam jumlah besar yang diperlukan

untuk mengganti kehilangan akibat diare setelah dehidrasi dikoreksi. Jumlah

kehilangan cairan melalui diare sangat banyak dalam 24 jam pertama, pada pasien

dengan dehidrasi berat. Selama periode ini, rata-rata kebutuhan cairan pasien

sepertiadalah 200 ml/kgBB, tapi beberapa memerlukan 350 ml/kg atau lebih. Pada

pasien yang berkelanjutan diarenya biasanya membutuhkan terapi pemeliharaan

intravena menggunakan larutan Ringer laktat dengan menambahkan kalium klorida.

Tambahan kalium juga dapat diberikan bersamaan dengan oralit segera setelah

pasien dapat minum. (1)

Setelah rehidrasi, pasien harus dinilai ulang untuk mengetahui tanda-tanda

dehidrasi sekurang-kurangnya setiap 1-2 jam, dan dilakukan lebih sering jika diare

terjadi terus-menerus dan banyak. Jika tanda-tanda dehidrasi muncul kembali,

larutan oralit harus diberikan lebih cepat. Jika pasien menjadi lelah, sering muntah

atau distensi perut, larutan oralit harus dihentikan dan rehidrasi harus diberikan

secara IV menggunakan larutan Ringer laktat (50 ml/kg dalam tiga jam), dengan

menambahkan kalium klorida. (1)

Semua kasus dugaan kolera dengan dehidrasi berat harus diberi

antimikroba oral yang efektif untuk Vibrio cholerae di daerah (Tabel 2.8). Hal ini

dapat mengurangi volume total kehilangan cairan, menyebabkan diare berhenti

dalam waktu 48 jam. Dosis pertama harus diberikan segera setelah muntah berhenti,

yang biasanya 4-6 jam setelah memulai terapi rehidrasi. (1)

Penatalaksanaan diare yang disebabkan Vibrio cholerae hampir sama

dalam pemberian antibiotik pilihan namun ada perbedaan dimana cotrimosazol tidak

lagi digunakan pada pedoman yang baru, dan digantikan oleh eritromycin. (4)

2.5 PENATALAKSANAAN DIARE AKUT BERDARAH

Selain itu, mereka harus dirawat selama tiga hari dengan ciprofloxacin,

atau selama lima hari dengan antimikroba oral lainnya yang sensitif terhadap

Shigella. Hal ini karena Shigella menyebabkan episode diare berdarah pada anak-

anak, dan hampir semua episode parah. Sangat penting menentukan sensitivitas

strain lokal Shigella, karena sering terjadi resistensi antimikroba dan pola resistensi

tidak dapat diprediksi. Antimikroba yang tidak efektif untuk pengobatan Shigellosis,

tidak boleh diberikan untuk mengobati Shigellosis. Baru-baru ini direkomendasikan

bahwa asam nalidixic tidak boleh lagi digunakan untuk pengelolaan infeksi Shigella. (1)

Tabel 2.8 Antibiotik yang Digunakan Untuk Mengobati Penyebab Diare

Penyebab Antibiotik Pilihan Alternatif

Kolera Doxycycline Erythromycin

Page 10: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

Dewasa: 300 mg sekali

atau

Tetracycline

Anak-anak: 12.5 mg/kg

4 kali per hari x 3 hari

Dewasa: 500 mg

4 kali per hari x 3 hari

Anak-anak: 12.5 mg/kg

4 kali per hari x 3 hari

Dewasa : 250 mg

4 kali per hari x 3 hari

Disentri Shigella Ciprofloxacin

Anak: 15 mg/kg

2 kali per hari x 3 hari

Dewasa: 500 mg

2 kali per hari x 3 hari

Pivmecillinam

Anak-anak: 20 mg/kg

4 kali per hari x 5 hari

Dewasa: 400 mg

4 kali per hari x 5 hari

Ceftriaxone

Anak-anak: 50-100 mg/kg

1 kali per hari IM x 2 to 5

hari

Amobiasis Metronidazole

Anak-anak: 10 mg/kg

3 kali per hari x 5 hari (10

hari pada kasus berat)

Dewasa: 750 mg

3 kali per hari x 5 hari (10

hari pada kasus berat)

Giardiasis Metronidazole d

Anak-anak: 5 mg/kg

3 kali per hari x 5 hari

Dewasa: 250 mg

3 kali per hari x 5 hari

Diare Berdarah pada Anak

Malnutrisi berat ?

Berikan Antimikroba untuk Shigellab

Mulai dehidrasi, usia <>

Berikan antimikroba kedua untuk shigellab

Membaik dalam 2 hari ?

Rujuk ke rumah sakit ?

Rujuk ke RS

Selesaikan pengobatan dalam 3 hari

Page 11: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

Membaik dalam 2 hari ?

Rujuk ke RS

Selesaikan pengobatan dalam 3 hari

Rujuk ke RS atau obati amoebiasisc

Ya

Ya

Ya

Ya

Bagan 2.1 Pengelolaan rawat jalan diare berdarah pada anak-anak di bawah usia 5

tahuna(1)

a Pengobatan juga harus mencakup (i) terapi rehidrasi oral untuk mengobati atau

mencegah dehidrasi, dan (ii) teruskan makan,termasuk menyusui.b Penggunaan antimikroba oral efektif untuk Shigella. Cukup memberikan

antimikroba untuk 3 sampai 5 hari.c Jika E. histolytica trophozoites terlihat pada pemeriksaan faeses, pengobatan

amoebiasis harus diberikan.

2.5.1 Amobiasis

Amoebiasis merupakan penyebab yang jarang untuk diare cair berdarah

pada anak-anak, insidensinya kurang dari 3%. Anak-anak dengan diare berdarah

tidak boleh diobati amobiasis secara rutin. Pengobatan tersebut dilakukan jika

pemeriksaan mikroskopis faeses ditemukan tropozoit dari E. histolytica yang

mengandung sel-sel darah merah. Pengobatan antiamoeba dapat dilihat pada Tabel

2.8. (1)

Tidak ada perbedaan antara penatalaksanaan amoebiasis pada pedoman

penatalaksanaan diare Indonesia saat ini dengan WHO tahun 2005.

2.6 Penatalaksanaan Diare Persisten

Diare dengan atau tanpa darah yang dimulai secara akut dan berlangsung

selama paling tidak 14 hari. Biasanya berhubungan dengan penurunan berat badan

dan sering dengan infeksi non intestinal. Diare persisten hampir tidak pernah terjadi

pada anak yang diberi ASI eksklusif. Anak-anak yang menderita diare persisten

seringkali sudah malnutrisi sebelum diare. (1)

Tujuan pengobatannya yaitu mengembalikan berat badan dan fungsi

normal usus. Terapi diare persisten meliputi :

Cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi sesuai dengan rencana terapi A,

B,dan C.

Nutrisi agar tidak memperparah diare

Suplemen vitamin dan mineral, termasuk pemberian zinc untuk 10-14 hari

Antimikroba untuk mengobati infeksi.

Sebagian besar anak-anak dapat diobati dirumah dengan pengawasan yang

ketat untuk memastikan adanya perbaikan. Namun, beberapa harus dirawat di rumah

sakit, sampai kondisinya stabil, diarenya berhenti dan berat badannya naik. Ini

termasuk : (1)

Anak dengan infeksi serius, seperti pneumonia atau sepsis

Anak dengan tanda dehidrasi

Bayi usia <>

Pengobatan rutin diare persisten dengan antimikroba tidak efektif dan

tidak seharusnya diberikan. Beberapa, menderita infeksi usus atau non usus yang

membutuhkan terapi antimikroba. Diare persisten tidak akan membaik jika

penyebab infeksi belum diketahui dan diobati dengan benar. (1)

Setiap anak dengan diare persisten harus diperiksa adanya infeksi non

usus, seperti pneumonia, sepsis, Infeksi Saluran Kemih, dan otitis media.

Pengobatan penyakit-penyakit tersebut harus sesuai dengan pedoman standar.

Sedangkan pengobatan untuk infeksi ususnya harus diobati setelah diketahui

penyebab dari infeksinya setelah dilakukan pemeriksaan faeses, dan diobati sesuai

dengan Tabel 2.8.(1)

Page 12: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

Infeksi yang didapat dirumah sakit seringkali terjadi. Penyakit-penyakit ini

seperti pneumonia, diare karena rotavirus, kolera, dan lainnya. Infeksi yang didapat

di rumah sakit harus dicurigai bila terdapat lesu dan sulit makan atau minum namun

bukan karena dehidrasi, atau terjadi demam, batuk, diarenya memburuk atau tanda

penyakit lain yang serius dalam 2 hari setelah dirawat. Pengobatannya harus sesuai

dengan pedoman standar. (1)

2.6.1 Memberikan Nutrisi yang Cukup

Ini merupakan pengobatan yang esensial bagi anak dengan diare persisten.

Pasien yang diobati di rumah harus diobati dengan diet yang cukup sesuai usianya,

namun dengan kadar laktosa yang dibatasi. Anak yang diobati di rumah sakit

membutuhkan diet yang khusus sampai diarenya reda dan berat badannya naik.

Tujuannya yaitu 110 kalori/Kg/hari. (1)

Mengobati Pasien di Rumah(1)

Lanjutkan ASI

Jika yoghurt tersedia, berikan pada anak menggantikan susu hewan yang biasa

diberikan pada anak, yoghurt dengan kadar laktosa yang rendah lebih

mudah ditoleransi. Jumlahnya 50 ml/KgBB/hari. Dapat dicampur dengan

sereal anak.

Berikan makanan lain pada anak sesuai aturan 3 rencana terapi A.

Memberikan makanan kecil yang sering, minimal 6 (enam) kali per hari.

Makanan untuk Rumah Sakit(1)

Lanjutkan ASI sebanyak anak mau. Makan lainnya harus diberikan

setidaknya setelah 4-6 jam setelah rehidrasi dimulai mengikuti rencana terapi B dan

C.

Anak di bawah 6 bulan

Lanjutkan ASI. Dorong ibu untuk memberikan ASI

Jika susu hewan harus diberikan maka gantilah dengan yoghurt yang diberikan

dengan menggunakan sendok, dengan kadar laktosa yang rendah atau

tidak ada.

Bayi yang lebih besar atau anak-anak

Gunakan standar diet menggunakan bahan-bahan lokal. Ada dua contoh diet. Diet

yang pertama mengandung laktosa yang rendah. Kedua, untuk anak-anak yang tidak

membaik dengan diet yang pertama, tidak mengandung laktosa dan rendah tepung.(1)

Diet pertama: rendah laktosa

Diet ini harus dimulai secepatnya setelah anak dapat makan dan diberikan

6 (enam) kali per hari. Beberapa anak membutuhkan NGT pada awalnya. Diet ini

menyediakan 83 Kkal/100g, 3,7 g laktosa/KgBB/hari dan 11% kalori seperti

protein : (1)

Susu rendah lemak 11g (atau 85 ml)

Nasi 15 g (nasi yang belu dimasak)

Minyak sayur 3,5 g

Gula pasir 3 g

Air matang 200 ml

Dengan diet ini, 130ml/Kg menyediakan 110Kkal/Kg. (1)

Diet Kedua : Bebas laktosan rendah tepung

Hampir 65% anak-anak membaik setelah diberikan diet pertama. Namun

bagi anak-anak yang tidak sembuh maka dapat diberikan diet yang kedua ini. (1)

Telur 64g

Nasi 3 g

Minyak sayur 4 g

Glukosa 3 g

Air matang 200ml

Dengan diet ini, 145 ml/Kg menyediakan 11 kal/Kg. (1)

2.6.2 Suplemen Multivitamin dan Mineral

Anak-anak degan diare persisten haru menerima tambahan gizi berupa

multivitamin dan mineral setiap hari untuk 2 (dua) minggu. Harus mencakup

sebagian besar vitamin dan mineral meliputi anjuran dosis harian dan diberikan

minimal 2 (dua) kali sehari, yaitu : (1)

Asam folat 50 ug

Zinc 10 mg

Page 13: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

Vitamin A 400 ug

Tembaga 1 mg

Magnesium 80 mg

2.6.3 Evaluasi Respon Terhadap Pengobatan

Anak-anak yang Diobati di Rumah Sendiri

Anak harus dievaluasi setelah 7 hari, atau saat diare memburuk atau saat

timbulnya masalah lain. Pada penderita yang berat badannya naik dan diare kurang

dari 3 (tiga) kali perhari, dianjurkan mendapat diet secara normal kembali. Mereka

yang berat badannya tidak meningkat atau pada pasien diare yang tidak membaik

harus dirujuk kerumah sakit. (1)

Anak-anak yang Diobati di Rumah Sakit

Penderita diare persisten harus diperiksakan setiap hari, hal-hal yang

diperiksa ialah berat badan, tempertur, intak makanan, dan jumlah diare. (1)

Pengobatan yang berhasil akan menunjukkan intak makanan yang cukup,

berat badan meningkat, jumlah diare yang sedikit, dan demam turun. (1)

Kegagalan diet disebabkan karena :

Peningkatan frekuensi diare (biasanya > 10 kali per hari), sering ditandai dengan

munculnya tanda dehidrasi, segera setelah diet baru diberikan.

Kegagalan untuk mendapatkan berat badannya kembali dalam 7 (tujuh) hari.

Diet pertama harus diberikan dalam 7 (tujuh) hari, kecuali terjadi

kegagalan diet yang muncul lebih awal, sehingga hentikan diet pertama dan berikan

diet kedua untuk 7 (tujuh) hari. (1)

Sebagaian besar tujuan dari terapi diare persisten adalah sama, namun

pada pedoman WHO tahun 2005 lebih detil menjelaskan tentang tujuan dari masing-

masing terapi, seperti terapi gizi. Terapi gizi pada pedoman penatalaksanaan diare

WHO tahun 2005 dijelaskan secara terpisah antara terapi di rumah sendiri dan di

rumah sakit, dan juga dijelaskan mengenai diet rendah laktosa pertama dan diet

bebas laktos kedua.

2.7 Penatalaksanaan Diare Dengan Malnutrisi Berat

Status hidrasi sulit dinilai disebabkan sering tampak dalam keadaan yang

normal. Turgor kulit muncul pada anak-anak dengan marasmus yang tidak memiliki

lemak subkutan, mata tampak cekung. hilangnya turgor kulit dapat ditutupi oleh

edema pada anak kwashiorkor. Sehingga tanda-tanda yang dapat dinilai ialah :

kemauan untuk minum, lesu, kedinginan, dan kelembaban ekstrimitas, kelemahan

dari a. radialis, dan urin output yang sedikit (tanda dehidrasi berat). Pada anak

dengan malnutrisi berat sering tidak mungkin untuk membedakan antar dehidrasi

sedang dan berat. (1)

Sulit juga untuk membedakan dehidrasi berat dengan syok septik, karena

kondisi keduanya tampak hipovolemi dan terjadi penurunan tekanan darah. Salah

satu tanda yang penting untuk membedakan dengan dehidrasi berat ialah adanya

diare cair. Anak dengan malnutrisi berat dengan tanda dehidrasi berat namun tanpa

riwayat diare cair harus diobati sebagai pasien dengan syok septik. (1)

2.7.1 Penatalaksanaan Dehidrasi

Pasien harus dirawat d rumah sakit. Rehidrasi diberikan peroral, jika sulit

maka dapat menggunakan NGT. Infus secara IV mudah menimbulkan overhidrasi

dan gagal jantung, hanya digunakan pada saat syok saja. (1)

Rehidrasi oral dilakukan perlahan-lahan, memberikan 70-100ml/Kg

selama 12 jam. Mulai berikan 10 ml/Kg/jam selama 2 (dua) jam pertama. Dapat

diteruskan atau dikurangi sesuai dengan kehilangan cairan lewat diare dan kehausan

anak. Meningkatnya timbulnya edema menandaka overhidrasi. Cairan diberikan

untuk menjaga hidrasi setelah dehidrasi dikoreksi, dan harus berdasarkan jumlah

kehilangan cairan, sesuai rencana terapi A. (1)

Larutan oralit lengkap tidak boleh diberikan peroral atau melalui NGT

karena terlalu banyak mengandung natrium dan sedikit kalium. Sehingga harus

diberikan dengan cara lain, yaitu ketika menggunakan larutan oralit baru yang

mengandung 75 mEq/l natrium : (1)

Bagi satu paket larutan oralit ke dalam 2 (dua) liter air bersih

Tambahkan 45 ml larutan kalium klorida (dari larutan berisi 100 g KCl/L)

Tambahkan dan bagi 50g sukrosa.

Page 14: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

Larutan ini menyediakan natrium yang lebih sedikit (37.5 mmol/l), lebih

banyak kalium (40 mmol/L) dan tambahan gula (25g/l), dimana efektif pada anak

diare dengan malnutrisi berat. (1)

2.7.2 Memberi Makan

Ibu harus memberikan ASI dan makanan tambahan lainnya pada anak

mereka, yang dimulai seceptnya, dalam 2-3 jam setelah rehidrasi dimulai. Makanan

harus diberikan setiap 2-3 jam sekali siang dan malam. (1)

Diet awal diberikan sejak awal sampai nafsu makan anak kembali normal.

Beberapa anak makan dengan baik sejak awal terapi namun banyak penderita

mendapatkan nafsu makannya kembali setelah 3-4 hari, setelah infeksi diobati. Diet

mengandung 75 Kkal/100ml dan meliputi : (1)

Bubuk skim milk 25 gram

Minyak sayur 20 gram

Gula 60 gram

Bubuk nasi 60 gram

Air bersih 1000 ml

Kombinasikan resep dan rebus selama 5 (lima) menit untuk memasak

sereal. Anak harus menerima 130 ml/Kg/hari. Bagi anak yang tidak dapat terpenuhi

kebutuhan dietnya harus diberikan menggunakan NGT dibagi dalam 6 (enam) kali

pemberian.

2.7.3 Vitamin, Mineral, dan Garam

Zat di bawah ini harus ditambahkan setiap 2 (dua) liter cairan yang

dijelaskan di atas.

KCl 3.6 g

K3 sitrat 1.3 g

MgCl2.6H2O 1.2 g

Zn asetat.2H20 130 mg

CuSO4.7H2O 22 mg

NaSeO4.10H2O 0.44 mg

KI 0.20 mg

Vitamin A diberikan sesuai dengan bagian 2.8.2.

2.7.4 Antimikroba

Semua anak malnutrisi harus menerima antibiotik spektrum luas, seperti

gentamicin dan ampicillin, untuk beberapa hari setelah dimasukkan ke RS.

Kombinasi ini atau kombinasi lainnya yang berspektrum luas harus diberikan

kepada anak dengan tanda syok septik. Anak harus dicek setiap hari untuk infeksi

lain dan kemudian diobati.(1)

Perbedaan dari pedoman penetalaksanaan diare Depkes RI tahun 1999 dan

WHO tahun 2005 hampir sama, seperti dari penatalaksanaan dehidrasi, pemberian

gizi pada anak, vitamin dan mineral, juga antimikroba.

2.8 Masalah Lain yang Terkait Dengan Diare

2.8.1 Demam

Demam pada anak diare dapat disebabkan oleh infeksi lain (misalnya

pneumonia, bakteremia, ISK atau otitis media). Anak-anak kecil mungkin juga

demam karena dehidrasi. Kehadiran demam seharusnya mendorong pencarian

penyebab infeksi lain. Hal ini penting terutama bila demam tetap ada setelah seorang

anak telah sepenuhnya terrehidrasi. (1)

Anak-anak dengan demam tinggi (39 ° C atau lebih) harus ditangani

segera dengan menurunkan suhunya. Cara terbaik dilakukan dengan mengobati

setiap infeksi dengan antibiotik yang sesuai serta antipiretik (misalnya parasetamol).

menurunkan demam juga meningkatkan nafsu makan dan mengurangi iritasi. (1)

2.8.2 Defisiensi Vitamin A

Diare mengurangi penyerapan, dan meningkatkan kebutuhan, vitamin A.

Pada daerah penyimpanan vitamin A seringkali rendah, anak-anak dengan diare akut

atau diare persisten dapat dengan cepat terbentuk lesi kekurangan vitamin A pada

mata yaitu xerophthalmia dan bahkan menjadi buta. (1)

Pada daerah seperti ini, anak-anak diare harus diperiksa secara rutin

adanya kekeruhan kornea dan lesi conjunctiva (Bitot's spot). Jika terdapat salah satu,

vitamin A per oral harus diberikan sekaligus dan pada hari berikutnya: 200 000

unit/dosis untuk usia 12 bulan sampai 5 tahun, 100 000 unit untuk usia 6 bulan

Page 15: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

sampai 12 bulan, dan 50 000 unit untuk usia kurang dari 6 bulan. Anak-anak dengan

malnutrisi tanpa adanya lesi pada mata dan adanya riwayat campak dalam sebulan

terakhir harus diberikan terapi yang sama. Ibu juga harus diajarkan secara rutin

untuk memberikan anak-anak mereka makanan yang kaya karoten, ini termasuk

buah-buahan berwarna kuning atau oranye dan sayuran berdaun hijau gelap. Jika

mungkin, telur, hati, atau lemak susu juga harus diberikan. (1)

2.9 Obat Antimikroba dan Obat "antidiare"

2.9.1 Obat Antimikroba

Antimikroba jangan diberikan secara rutin. Karena sulit untuk

membedakan antara episode yang secara klinis berespon, seperti diare yang

disebabkan enterotoxic E. coli, dengan penyebab lain yang tidak berespon terhadap

antimikroba, seperti rotavirus atau Cryptosporum. Bahkan untuk infeksi yang

berespon secara potensial, memilih antimikroba yang selektif membutuhkan

pengetahuan tentang sensitivitas dari agen penyebab diare, dan informasi tentang ini

biasanya sulit didapat. Lebih lagi, penggunaan anti mikroba menambah biaya

pengobatan, dan berisiko menimbulkan efek samping dan meningkatkan resistensi

bakteri. (1)

Antibiotik diketahui hanya berguna bagi diare berdarah (mungkin

shigelosis), suspek kolera dengan dehidrasi berat, dan infeksi non intestinal serius

seperti pnemunia. Sedangkan obat antiprotozoa jarang sekali diindikasikan. (1)

2.9.2 Obat Antidiare

Obat “anti diare”, walaupun sering digunakan, tidak memiliki manfaat

praktis dan tidak pernah diindikasikan untuk pengobatan diare akut pada anak-anak.

Beberapa dari oabat-obat ini berbahaya. Produk dalam kategori ini meliputi:

Adsorbents (misalnya kaolin, attapulgite, smectite, arang aktif,

cholestyramine). Obat ini dipromosikan untuk perawatan diare dengan cara

mengikat dan menonaktifkan racun bakteri atau zat lain yangmenyebabkan diare,

dan obat ini dianggap untuk "melindungi" mukosa usus. Namun, Tidak ada bukti

nilai praktis dalam pengobatan rutin diare akut pada anak-anak. (1)

Obat-obatan antimotilitas (misalnya loperamide hidroklorida,

diphenoxylate dengan atropin, tingtur opium, mengandung kapur barus tingtur

opium, obat penghilang rasa sakit, kodein). Obat-obatan ini yaitu opiat atau seperti

opiat dan inhibitor motilitas usus lain dapat mengurangi frekuensi diare pada orang

dewasa. Namun, obat ini tidak memperkecil volume tinja pada anak-anak. Selain itu,

mereka dapat menyebabkan ileus paralitik yang parah, yang dapat berakibat fatal,

dan mereka mungkin memperpanjang infeksi dengan menunda menghilangkan

organisme penyebab. Sedasi mungkin dapat terjadi pada dosis terapi biasa dan

keracunan sistem saraf pusat telah dilaporkan untuk beberapa obat. Tidak satu pun

dari agen ini harus diberikan bayi atau anak-anak dengan diare. (1)

Bismut subsalisilat. Bismut subsalisilat mengurangi jumlah diare dan

keluhan diare travellers pada orang dewasa. Ketika diberikan setiap empat jam,

dilaporkan terjadi penurunan diare pada anak-anak dengan diare akut sekitar 30%.

Namun, pengobatan ini jarang dipraktekan. (1)

Kombinasi obat-obatan. Banyak produk menggabungkan adsorbents,

antimikroba, obat antimotilitas obat. Produsen dapat mengklaim bahwa formulasi ini

sesuai untuk berbagai penyakit diare, namun, obat kombinasi ini tidak rasional serta

mempunyai biaya dan efek samping yang jauh lebih tinggi. Sehingga obat-obat

seperti ini tidak diperbolehkan untuk diare pada anak-anak. (1)

2.9.3 Obat Lainnya

Antiemetik. Obat-obatan ini seperti prochlorperazine dan chlorpromazine,

dapat menyebabkan sedasi yang dapat mengganggu pemberian oralit. Untuk alasan

ini antiemetik tidak boleh diberikan kepada anak-anak dengan diare. Terlebih lagi,

muntah akan berhenti bila anak sudah terrehidrasi. (1)

Stimulan jantung. Syok yang terjadi pada diare akut disebabkan oleh

dehidrasi dan hipovolemia. Terapi yang benar yaitu IV yang cepat diimbangi dengan

infus larutan elektrolit yang seimbang. Penggunaan stimulan jantung vasoactif dan

obat-obatan (misalnya adrenalin, nikotinamida) tidak pernah diindikasikan. (1)

Darah atau plasma. Darah, plasma atau plasma sintetik ekspander tidak

pernah diindikasikan untuk anak-anak dengan dehidrasi karena diare. Anak-anak ini

Page 16: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

memerlukan penggantian kehilangan air dan elektrolit. Namun, perawatan ini

digunakan, untuk pasien dengan hipovolemia karena syok septik. (1)

Steroid. Steroid tidak memiliki manfaat dan tidak pernah diidikasikan. (1)

Obat pencahar. Obat ini dapat membuat diare dan dehidrasi semakin

parah, obat-obat ini tidak boleh digunakan. (1)

2.10 Pencegahan Diare

Pengobatan penyakit diare sangat efektif dalam mencegah kematian, tetapi

tidak memiliki dampak pada insidensi diare. Staf kesehatan yang bekerja di fasilitas

perawatan untuk mengajar anggota keluarga dan memotivasi mereka tentang

langkah-langkah pencegahan. Ibu dari anak-anak yang dirawat karena diare

cenderung sangat menerima pesan-pesan tersebut. Untuk menghindari kelebihan

informasi yang didapatkan ibu, yang terbaik adalah dengan menekankan hanya satu

atau dua saja dari poin-poin berikut, memilih yang paling sesuai untuk ibu dan

anaknya. (1)

2.10.1 Air Susu Ibu

Selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi harus mendapatkan ASI

eksklusif. Ini berarti bahwa bayi yang sehat harus diberi ASI dan tidak boleh

menerima makanan atau cairan lainnya, seperti air, teh, jus, sereal minuman, susu

hewan atau formula. Bayi dengan ASI eksklusif sangat kecil kemungkinannya untuk

mendapatkan diare atau meninggal karena diare daripada bayi yang tidak

mendapatkan ASI atau ASI sebagian. Menyusui juga melindungi terhadap risiko

alergi pada awal kehidupan, memberikan jarak dan perlindungan terhadap infeksi

selain diare (misalnya pneumonia). Menyusui harus terus diberikan sampai minimal

2 tahun. Cara terbaik untuk praktek adalah dengan meletakkan bayi ke payudara

segera setelah lahir dan tidak memberikan cairan lain. (1)

2.10.2 Memperbaiki Cara Mempersiapkan Makanan

Makanan pelengkap biasanya harus dimulai ketika anak berusia 6 bulan.

Hal ini dapat dimulai setiap saat setelah berusia 4 bulan. Namun, jika anak tidak

tumbuh memuaskan. Memberikan makanan yang baik, memilih makanan bergizi

dan menggunakan praktek-praktek yang higienis ketika mempersiapkan makanan.

Pilihan makanan pelengkap akan tergantung pola diet lokal dan pertanian, serta pada

kepercayaan dan praktek-praktek yang ada. Selain ASI (atau susu hewan), makanan

lunak (seperti sereal) harus diberikan. Bila mungkin, telur, daging, ikan dan buah-

buahan harus diberikan juga. Makanan lain, seperti kacang-kacangan matang dan

sayuran harus diberikan, terutama yang ditambahkan beberapa minyak nabati (5-10

ml / porsi). (1)

2.10.3 Penggunaan Air Bersih

Risiko diare dapat dikurangi dengan menggunakan air bersih yang tersedia

dan melindunginya dari kontaminasi. (1)

Keluarga harus:

Kumpulkan air dari sumber terbersih yang tersedia.

Tidak mandi, mencuci, atau buang air besar di dekat sumbernya. WC harus

ditempatkan lebih jauh 10 meter dan menuruni bukit.

Jauhkan binatang jauh dari sumber air.

Mengumpulkan dan menyimpan air ke dalam wadah yang bersih; kosong dan bilas

keluar wadah setiap hari, menjaga penyimpanan dengan wadah tertutup dan

tidak membiarkan anak-anak atau hewan untuk minum dari tempat tersebut,

mengambil air menggunakan gagang yang panjang dengan tujuan agar tangan

tidak menyentuh air.

Masak air yang digunakan untuk membuat makanan atau minuman untuk anak-

anak. (1)

2.10.4 Cuci Tangan

Semua agen penyebab diare dapat ditularkan melalui tangan yang telah

terkontaminasi oleh feses. Risiko diare secara substansial berkurang jika anggota

keluarga melakukan praktek cuci tangan dengan benar. Semua anggota keluarga

harus mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar, setelah membersihkan

seorang anak yang buang air besar, setelah membuang faeses anak, sebelum

menyiapkan makanan, dan sebelum makan. Cuci tangan yang baik memerlukan

penggunaan sabun atau pengganti lokal (seperti abu atau tanah), dan air yang cukup

untuk mencuci tangan dengan bersih. (1)

Page 17: Referat Penatalaksanaan Diare Menurut Who Tahun 2005

2.10.5 Keamanan Makanan

Makanan dapat terkontaminasi oleh penyebab diare pada semua tahapan

produksi dan persiapan, termasuk: selama masa pertumbuhan bahan makanan

(dengan menggunakan pupuk hewani), di tempat-tempat umum seperti pasar,

selama persiapan di rumah atau di restoran, dan setelah terus disiapkan tanpa

didinginkan. Masing-masing praktek-praktek keselamatan makanan juga harus

ditekankan. Pendidikan kesehatan untuk masyarakat umum harus menekankan

pesan-pesan kunci berikut mengenai persiapan dan konsumsi makanan: (1)

Jangan makan makanan mentah, kecuali rusak buah-buahan dan sayuran yang

dikupas dan dimakan langsung.

Cuci tangan dengan bersih dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum

menyiapkan makanan atau makan.

Masak makanan sampai panas.

Makanlah makanan saat itu masih panas, atau panaskan secara menyeluruh sebelum

makan.

Cuci dan keringkan semua peralatan memasak setelah digunakan.

Jauhkan makanan yang dimasak dan peralatan bersih secara terpisah dari makanan

mentah dan alat-alat yang berpotensi terkontaminasi.

Lindungi makanan dari lalat terbang.

2.10.6 Penggunaan Jamban dan Pembuangan Kotoran yang Aman

Sebuah lingkungan yang tidak sehat memberikan kontribusi terhadap

penyebaran penyebab diare. Karena patogen yang menyebabkan diare diekskresikan

ke dalam kotoran orang yang terinfeksi atau hewan, pembuangan kotoran yang tepat

dapat memotong penyebaran infeksi. Feses dapat mencemari air tempat anak-anak

bermain, ibu mencuci pakaian, dan tempat sumber air untuk pemakaian keperluan

rumah tangga. Setiap keluarga harus mempunyai jamban yang bersih dan berfungsi

dengan baik. Jika tidak tersedia, keluarga harus buang air besar di tempat yang

ditunjuk dan menguburkan kotoran segera. Kotoran anak-anak cenderung

mengandung patogen diare, kotoran tersebut harus dikumpulkan segera setelah

buang air besar dan dibuang di jamban atau dikubur. (1)

2.10.7 Imunisasi Campak

Imunisasi campak secara substansial dapat mengurangi insiden dan tingkat

keparahan penyakit diare. Setiap bayi harus diimunisasi terhadap campak pada usia

yang dianjurkan. (1)

BAB IV

KESIMPULAN

Terdapat beberapa perbedaan antara pedoman penatalaksanaan diare

antara pedoman dari Depkes RI yang sekarang dipakai di Indonesia dengan

pedoman yang direvisi WHO tahun 2005. Perbedaan itu antara lain dibuatnya

komposisi oralit yang baru, pemberian zinc dalam pengobatan diare, dan adanya

perbedaan rencana terapi B untuk menentukan jumlah cairan rehidrasi yang

ditentukan berdasarkan usia, perubahan antibiotik alternatif pada penatalaksanaan

diare yang disebabkan Vibrio cholerae, terapi gizi pada penatalaksanaan diare

persisten.

DAFTAR PUSTAKA

M.K. Bhan, D. Mahalanabis, N.F. Pierce, N. Rollins, D. Sack, M. Santosham. 2005.

The Treatment of Diarrhoea A manual for physicians and other senior health

workers. Web Site : http://whqlibdoc.who.int/publications/2005/9241593180.pdf

(25 September 2009)

Hery Garna, Emelia Suroto, Hamzah, Heda Melinda D Nataprawira, Dwi Prasetyo.

2005. Diare Akut Dalam: Pedoman Diagnosis Dan Terapi Olmu Kesehatan

Anak Edisi Ke-3. Bandung: Bagian /SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas

Padjajaran/ RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG. Hal. 271-278 (2)

Anonymus: 2009. Dehidrasi. Web site: http://id.wikipedia.org/wiki/Dehidrasi (25

September 2009)(3)

1999. Buku Ajar Diare. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Pemukiman. Hal. 81,154.