referat mioma uteri belyn

Download Referat Mioma Uteri Belyn

If you can't read please download the document

Upload: belyn-kelvina-octaviana

Post on 12-Sep-2015

245 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

mioma

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus. Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehinggadalam kepustakaan dikenal juga istilahfibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid.Mioma uteri bukanlah suatu keganasan dan tidak juga berhubungan dengan keganasan. Mioma bisa menyebabkan gejala yang luas termasuk perdarahan menstruasi yang banyak dan penekanan pada pelvis.1,2Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarke, sedangkan setelahmenopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih bertumbuh. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20 30% dari seluruh wanita. Di Indonesia mioma uteri ditemukan pada 2,39 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 45 tahun (kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause. Wanita yang sering melahirkan akan lebih sedikit kemungkinan untuk berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah hamilatau hanya 1 kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya hamil 1 kali.2,3

BAB IIPEMBAHASAN

I. DEFINISIMioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi padatkenyal, batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel.Mioma uteri terdiri dari sel-sel otot polos, tetapi juga jaringan ikat. Sel-sel ini tersusun dalam bentuk gulungan, yang bila membesar akan menekan otot uterus normal.1,2,4TumorinidapatberasaldarisetiapbagianduktusMuller,tetapipalingseringterjadipadamiometrium.Disinibeberapatumordapattimbulsecaraserentak.Ukurantumordapatbervariasi darisebesarkacangpolong sampaisebesarbolakaki.Tumor inijuga dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri, atauuterine fibroid. Mioma uteri bukanlah suatu keganasan dan tidak juga berhubungan dengan keganasan.1,2,4

II. EPIDEMIOLOGIBerdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahunmempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarke, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih bertumbuh. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20 30% dari seluruh wanita. Di Indonesia mioma uteri ditemukan pada 2,39 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 45 tahun (kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause. Wanita yang sering melahirkan akan lebih sedikit kemungkinan untuk berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah hamil atau hanya 1 kali hamil.Statistik menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya hamil 1 kali.Prevalensi meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, kegemukan dan nullipara.Faktorketurunanmemegangperandalamangkakejadianmiomauteri.Wanitadarigarisketurunantingkatpertamaseorangpenderitamiomauterimempunyairisiko2,5kalilebihbesarmenderitamiomauteri.2

III. ANATOMI

Uterus berbentuk seperti buah pir yang sedikit gepeng kearah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri dari otot-ototpolos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar 5,25 cm dan tebal dinding 1,25 cm.Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksi. Uterus terdiri dari fundus uteri, korpus dan serviks uteri. Fundus uteri adalah bagian proksimal dari uterus, disini kedua tuba falopii masuk ke uterus. Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar, pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri. Serviks uteri terdiri atas pars vaginalis servisis uteri dan pars supravaginalis servisis uteri. Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikalis.Secara histologis uterus terdiri atas tiga lapisan:1) Endometrium atau selaput lendir yang melapisi bagian dalam2) Miometrium, lapisan tebal otot polos3) Perimetrium, peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar.Endometrium terdiri atas sel epitel kubis, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah yang berkelok.

Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid pada seorang wanita dalam masa reproduksi. Dalam masa haid endometrium sebagian besar dilepaskan kemudian tumbuh lagi dalam masa proliferasi dan selanjutnya dalam masa sekretorik. Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan disebelah luar berbentuk longitudinal. Diantara lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman, lapisan.ini paling penting pada persalinan karena sesudah plasenta lahir, kontraksi kuat dan menjepit pembuluh darah. Uterus ini sebenarnya mengapung dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamentum yang menyokongnya untuk terfiksasi dengan baik.5

IV. ETIOLOGIEtiologi pasti darimioma uterimasih belum jelasdan diduga merupakan penyakit multifaktorial.Dipercaya bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom lengan 12q13-15.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan faktor risiko tertentu lebih sering untuk berkembang menjadimioma uteridibandingkan yang tidak memiliki beberapa faktor risiko tersebut. Beberapa faktor risiko tersebut:Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik,adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.4Estrogen

Beberapa ahli dalam penelitiannya menemukan bahwa pada otot rahim yang berubah menjadi mioma ditemukan reseptor estrogen yang lebih banyak daripada otot rahim normal.Mioma uteri dijumpai setelah menarke.Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium. Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti endometriosis (50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan hiperplasia endometrium (9,3%).Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak daripada miometrium normal.Progesteron

Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.

Hormon pertumbuhan

Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan Estrogen.Beberapafaktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :4Umur

Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejalaklinis antara 35-45 tahun.

Paritas

Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertil menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertil, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.

Faktor ras dan genetik

Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadiaan mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

Fungsi ovarium

Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, dan mengalami regresi setelah menopause.

Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadihipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin-like growth factor yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini.

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini mungkin berhubungan dengan konversi hormon androgen menjadi estrogen oleh enzim aromatease di jaringan lemak. Hasilnya terjadi peningkatanjumlah estrogen tubuh yang mampu meningkatkan prevalensi mioma uteri.

V.KLASIFIKASIMenurutletaknya,miomauteridapatdiklasifikasikansebagai:1

Miomasubmukosum

Miomaberadadibawahendometriumdanmenonjolkedalamronggauterus.Miomasubmukosumdapattumbuhbertangkai,kemudian dilahirkanmelaluisaluranserviks(miomageburt).Miomaintramural

Miomaterdapatdidindinguterusdiantaraserabutmiometrium.Miomasubserosum

Mioma yangtumbuhkeluardindinguterussehinggamenonjolpadapermukaanuterus,diliputiolehserosa.Mioma subserosumdapattumbuhdiantarakedualapisanligamentumlatummenjadimiomaintraligamenter,selainitumiomasubserosumdapat pulatumbuhmenempelpadajaringanlainmisalnya keligamentumatauomentum dankemudianmembebaskandiridariuterus,sehinggadisebutwandering/parasiticfibroid.Miomapedunkulata

Miomayangmelekatkedindinguterusdengantangkaiyangbisamasukkeperitonealataucavumuteri.

VI.PATOFISIOLOGIMioma merupakan monoklonal dengan tiap tumor merupakan hasil dari penggandaan satu sel otot. Etiologi yang diajukan termasuk di dalamnya perkembangan dari sel otot uterus atau arteri pada uterus, dari transformasi metaplastik sel jaringan ikat, dan dari sel-sel embrionik sisa yang persisten. Penelitian terbaru telah mengidentifikasi sejumlah kecil gen yang mengalami mutasi pada jaringan ikat tapi tidak pada sel miometrial normal. Penelitian menunjukkan bahwa pada 40% penderita ditemukan aberasi kromosom yaitu t(12;14)(q15;q24).1Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori genioblast. Percobaan Lipschultz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron. Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain.Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini.1

VII.PERUBAHANSEKUNDER1Atrofi: Sesudahmenopauseataupunsesudahkehamilanmiomauterimenjadikecil.

Degenerasihialin:Tumorkehilanganstrukturaslinyamenjadihomogen. Dapatmeliputisebagianbesaratauhanyasebagiankecildaripadanya seolah-olahmemisahkansatukelompokserabutototdenganserabutototlainnya.

Degenerasi kistik:Dapatmeliputidaerahkecilmaupunluas,dimana sebagiandarimiomamenjadicair,sehinggaterbentukruangan-ruanganyangtakteraturberisisepertiagar-agar.Dengankonsistensilunakinitumorsukardibedakandengankistaovariumataupunkehamilan.

Degenerasimembatu(calcireousdegeneration):Terutamapadawanitausialanjutolehgangguandalamsirkulasi.DenganadanyapengendapangaramkapurpadasarangmiomamakamiomamenjadikerasdanmemberikanbayanganpadafotoRontgen.

Degenerasi merah (carneous degeneration):Biasanya terjadi pada kehamilanataunifas.

Degenerasilemak:Jarangterjadi,merupakankelanjutandaridegenerasi hialin.

VIII.GEJALA DAN TANDAHampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulanpada pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada serviks, intramural, submukus, subserus, besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:1,4Perdarahan abnormal

Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi metroragia.Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini, antaralain adalah :Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai adeno karsinoma endometrium.

Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa.

Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.

Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.

Rasa nyeri

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan, pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.Gejala dan tanda penekanan

Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandungkemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan konstipasi, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dipanggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.Infertilitas dan abortus

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars intertisialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Rubin (1958)menyatakan bahwa apabila penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma merupakan penyebab infertilitas tersebut, makamerupakan suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi.

IX.DIAGNOSISDiagnosis mioma uteri ditegakkan berdasarkan:3,4Anamnesis

Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.

Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar.

Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.

Pemeriksaan fisik

Palpasi abdomen didapatkan tumordi abdomen bagian bawah.

Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.

Konsistensi padat, kenyal,mobile, permukaan tumor umumnya rata.

Pada pemeriksaan abdomen uterusyang membesar dapat dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba sebagai nodul ireguler dan tetap, area perlunakanmemberikesanadanyaperubahan-perubahaNdegeneratif. Mioma lebih terabapada abdomen selama kehamilan. Perlunakan pada abdomen yangdisertai nyeri lepas dapat disebabkan oleh perdarahanintraperitoneal dari ruptur vena pada permukaan tumor.Dari hasilpenelitian didapatkan bahwa resiko mioma meningkat pada wanita yangmemiliki berat badan lebih atau obesitas berdasarkan indeks massa tubuh.6,7Pada pemeriksaan pelvis,serviks biasanya normal. Namun pada keadaan tertentu, mioma submukosa yang bertangkai dapat mengawali dilatasi serviks dan terlihat pada osteum servikalis. Kalau serviks digerakkan, seluruh massa yang padat bergerak.Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemriksaan bimanual rutin uterus. Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus. Pada kasus yang lain pembesaran yang licinmungkin disebabkan oleh kehamilan atau massa ovarium.8Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus. Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas, yang ditegakkan dengan pemeriksaan menggunakan sonde uterus. Mioma submukosum kadang- kala dapat teraba dengan jari yang masuk kedalam kanalis servikalis, dan terasanya benjolan pada pada permukaankavum uteri.1

Gambaran Klinis

Pada umumnya wanita dengan mioma tidak mengalami gejala. Gejala yang terjadi berdasarkan ukuran dan lokasi dari mioma yaitu :Menoragia (menstruasi dalam jumlah banyak)

Perut terasa penuh dan membesar

Nyeri panggul kronik(berkepanjangan)

Nyeri bisa terjadi saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau ketika terjadi penekanan pada panggul. Nyeri terjadi karena terpuntirnya mioma yang bertangkai,pelebaran leher rahim akibat desakan mioma atau degenerasi (kematian sel) darimioma. Gejala lainnya adalah:Gejala gangguan berkemih akibat mioma yang besar dan menekan saluran kemih menyebabkan gejala frekuensi (sering berkemih) dan hidronefrosis (pembesaran ginjal)

Penekanan rektosigmoid (bagian terbawah usus besar) yang mengakibatkan konstipasi (sulit BAB) atau sumbatan usus

Prolaps atau keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat, luka, dan infeksi

Bendungan pembuluh darah vena daerah tungkai serta kemungkinan tromboflebitissekunder karena penekanan pelvis (rongga panggul)Pemeriksaan luar

Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas.Pemeriksaan dalam

Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas.

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium.

Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoetin yang pada beberapa kasus menyebabkanpolisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioma terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal.USG, CT scan, MRI

Menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis.Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG.Foto BNO/IVP

Pemeriksaan inipenting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas.

Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

X.Diagnosis BandingPada mioma subserosa, diagnosa bandingnya adalah tumor ovarium yang solid, atau kehamilan uterus gravidus. Sedangkan pada mioma submucosum yang dilahirkan diagnosa bandingnya adalah inversio uteri. Kemudian, pada mioma intramural, diagnosa bandingnya adalah adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri atau sarcoma uteri.9XI.PenatalaksanaanTidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah. Penanganan mioma uteri tergantung padaumur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara cepat dan bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas.2,7,8Secara umum, penanganan mioma uteri terbagi atas penanganan konservatif dan operatif:7,8Konservatif

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah ataupun medikamentosaterutama bila mioma itu masih kecildan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. Penanganan konservatif, bila mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala. Cara penanganan konservatif sebagai berikut :Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.

Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.

Pemberian zat besi.

Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa yang ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu.

Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karenamemberikan beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah selama pembedahan,dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi darah.Progestin dan antiprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik. Kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan levonorgestrol intrauterin.8

Operatif

Penanganan operatif, bila:8Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.

Pertumbuhan tumor cepat.

Mioma subserosa bertangkai dan torsi.

Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilanberikutnya.

Hipermenorea pada mioma submukosa.

Penekanan pada organ sekitarnya.

Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa :Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.Dilakukan pada penderita infertil atau yangmasih menginginkan anak atau mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas.Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50%.Sejauh ini tampaknya aman, efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. Miomektomi sebaiknya tidak dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium, kehamilan berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea.Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) adalah sebagai berikut :Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.

Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.

Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran yang berulang.

Histerektomi

Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan per-abdominal atau per-vaginam. Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya.Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkatuterus.Histerektomi dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut:Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan oleh pasien.

Perdarahan uterus berlebihan :

Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari.

Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.

Rasa tidak nyaman dipelvis akibat mioma meliputi :

Nyeri hebat dan akut.

Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.

Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak disebabkan infeksi saluran kemih.10

Penanganan Radioterapi

Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).

Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.

Bukan jenis submukosa.

Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.

Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.

Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.

XI. Komplikasi. Komplikasi yangterjadi pada mioma uteri:1Degenerasi ganas.

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma; sertamerupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus.Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.2.Torsi (putaran tangkai).Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi.3.Nekrosis dan infeksi.Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya.

XII. PrognosisSeperti keganasan pada umumnya, prognosismioma uteriditunjukan oleh angka harapan hidup atauinterval bebas penyakit. Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis.Histerektomi dengan mengangkat seluruh mioma adalah kuratif. Miomektomi yang ekstensif dan secara signifikan melibatkan miometrium atau menembus endometrium, maka diharuskansektio sesarpada persalinan berikutnya. Mioma yang kambuh kembali setelah miomektomi terjadi pada 15-40% pasien dan 2/3-nya memerlukan tindakan lebih lanjut.3

BAB IIIKESIMPULAN

Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus. Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilahfibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid.Mioma uteri bukanlah suatu keganasan dan tidak juga berhubungan dengan keganasan. Mioma bisa menyebabkan gejala yang luas termasuk perdarahan menstruasi yang banyak dan penekanan pada pelvis.Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah. Penanganan mioma uteri tergantung padaumur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara cepat dan bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas. Penatalaksanaan dapat secara konservatif, operatif dan radioterapi.

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro H. Mioma Uteri. Dalam: Ilmu kandungan. Edisi ke-2. Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009.h.338-9

Uterine masses. In: Berek and Novaks gynecology. 14th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2007.p.469-71.

DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Benign disorder of the uterinecorpus. In: Current diagnosis and treatments in obstetrics and gynecology. The McGraw-Hill Companies; 2006.

Schorge, Schaffer, Halvorson, Hoffman, Bradshaw, Cunningham. Benign general gynecology. In: Williams gynecology. The McGraw-Hill Companies; 2008.

Parker WH. Etiology, symptomatology, and diagnosis of uterine myomas. Fertil Steril, 2007 Apr; 87(4): 725-36. Available at:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17430732. AccessedMarch 25, 2015.

Muzakir.2008.ProfilPenderitaMiomaUteridiRSUDArifinAchmadProvinsiRiauperiode1Januari-31Desember2006.www.files_drsmed.com

ParkerWH.Etiology,symptomatology,anddiagnosisofuterinemiomas.FertilityandSterility.Vol.87,No.4,April2007.p725-3

VictoryR,RomanoW,BennettJ,DiamondM.ClinicalGynecology.ChurchillLivingstone,animprintofElsevierInc.2006.179-205.

Thomas EJ. TheEtiology andPathogenesis of Fibroids. In: Shaw RW,ed. Advances inReproductiveEndocrinology. New Jersey: The Phartenon Publishing Group;1992.

Chelmow,David,M,D.,Lee,Susan.,Evantash.GynecologicMyomectomy.2006 May; Available at: http://www.emedicine.com.Accessed June 1, 2015.