laporan pendahuluan mioma uteri

18
LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI MIOMA UTERI A. PENGERTIAN Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumnpang, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan istilah Fibromioma, leiomioma, atau fibroid (Mansjoer, 2007). Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul, yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang paling sering ditemukan pada traktus genitalia wanita,terutama wanita usai produktif. Walaupun tidak sering, disfungsi reproduksi yang dikaitkan dengan mioma mencakup infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur, dan malpresentasi (Crum, 2003). B. KLASIFIKASI Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka tumbuh. Klasifikasinya sebagai berikut :

Upload: mupriadi

Post on 16-Jan-2016

779 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

mioma uteri

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI

MIOMA UTERI

A. PENGERTIAN Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang

menumnpang, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan istilah Fibromioma, leiomioma, atau

fibroid (Mansjoer, 2007).

Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul, yang berasal dari otot

polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine

fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang paling sering ditemukan pada traktus

genitalia wanita,terutama wanita usai produktif. Walaupun tidak sering, disfungsi reproduksi

yang dikaitkan dengan mioma mencakup infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur, dan

malpresentasi (Crum, 2003).

B. KLASIFIKASI Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka tumbuh.

Klasifikasinya sebagai berikut :

Page 2: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

1. Mioma intramural : merupakan mioma yang paling banyak ditemukan. Sebagian besar tumbuh

di antara lapisan uterus yang paling tebal dan paling tengah, yaitu miometrium.

2. Mioma subserosa : merupakan mioma yang tumbuh keluar dari lapisan uterus yang paling luar,

yaitu serosa dan tumbuh ke arah rongga peritonium. Jenis mioma ini bertangkai (pedunculated)

atau memiliki dasar lebar. Apabila terlepas dari induknya dan berjalan-jalan atau dapat

menempel dalam rongga peritoneum disebut wandering/parasitic fibroid Ditemukan kedua

terbanyak.

3. Mioma submukosa : merupakan mioma yang tumbuh dari dinding uterus paling dalam

sehingga menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat bertangkai atau berdasarkan lebar. Dapat

tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks, yang disebut

mioma geburt (Chelmow, 2005)

C. ETIOLOGI Etiologi pasti belum diketahui

Peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri mempengarui

pertumbuhan tumor

Faktor predisposisi yang bersifat herediter, telah diidentifikasi kromosom yang membawa

145 gen yang diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan fibroid. Sebagian ahli

mengatakan bahwa fibroid uteri diwariskan dari gen sisi paternal.

Mioma biasanya membesar pada saat kehamilan dan mengecil setelah menopause jarang

ditemukan sebelum menarke (Crum, 2005).

Faktor Risiko terjadinya mioma uteri yaitu:

1. Usia penderita

Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan sekitar 40%-50% pada

wanita usia di atas 40 tahun (Suhatno, 2007). Mioma uteri jarang ditemukan sebelum menarke

(sebelum mendapatkan haid). Sedangkan pada wanita menopause mioma uteri ditemukan

sebesar 10% (Joedosaputro, 2005).

2. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)

Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi daripada jaringan miometrium

normal. (Djuwantono, 2005)

Page 3: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

3. Riwayat Keluarga

Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri mempunyai 2,5

kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan

penderita mioma uteri. (Parker, 2007)

4. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. (Parker, 2007)

5. Makanan

Dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan daging babi

menigkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan insiden mioma uteri

(Parker, 2007).

6. Kehamilan

Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar esterogen dalam kehamilan

dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini mempercepat pembesaran mioma uteri

(Manuaba, 2003).

7. Paritas

Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara dibandingkan dengan wanita

yang mempunyai riwayat frekuensi melahirkan 1 (satu) atau 2 (dua) kali (Khashaeva, 1992).

D. PATOFISIOLOGI Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal tersebut

diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myoma sangat bervariasi. sangat sering

ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi dapat juga terjadi pada servik. Tumot

subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh darah endometrium dan menyebabkan perdarahan. Bila

tumbuh dengan sangat besar tumor ini dapat menyebabkan penghambat terhadap uterus dan

menyebabkan perubahan rongga uterus. Pada beberapa keadaan tumor subcutan berkembang

menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat menyebabkan terjadi

infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang bersifat ganas, infertile mungkin terjadi akibat

dari myoma yang mengobstruksi atau menyebabkan kelainan bentuk uterus atau tuba falofii.

Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal ini menyebabkan

kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir sulit.

Page 4: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

Pathway Mioma Uteri

Page 5: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

E. TANDA DAN GEJALA Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat mioma, besarnya tumor, perubahan

dan komplikasi yang terjadi. Gejala yang mungkin timbul diantaranya:

Perdarahan abnormal, berupa hipermenore, menoragia dan metroragia. Faktor-faktor

yang menyebabkan perdarahan antara lain:

o Terjadinya hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma endometrium karena pengaruh

ovarium

o Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasanya

o Atrofi endometrium di atas mioma submukosum

o Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya mioma di antara serabut

miometrium

Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang

disertai nekrosis setempat dan peradangan. Nyeri terutama saat menstruasi

Pembesaran perut bagian bawah

Uterus membesar merata

Infertilitas

Perdarahan setelah bersenggama

Dismenore

Abortus berulang

Poliuri, retention urine, konstipasi serta edema tungkai dan nyeri panggul.

(Chelmow, 2005)

F. DIAGNOSIS Diagnosis mioma uteri dapat ditegakkan dari:

1. Anamnesis

Dari anamnesis dapat ditemukan antara lain :

a. Timbul benjolan diperut bagian bawah dalam waktu relatif lama.

b. Kadang-kadang disertai gangguan haid

Page 6: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

c. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir mioma bertangkai, atau pecah.

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Pemeriksaan abdomen

Uterus yang membesar dapat dipalpasi pada abdomen

Teraba benjolan tidak teratur, tetap dan lunak

Ada nyeri lepas yang disebabkan oleh perdarahan intraperitoneal

b. Pemeriksaan pelvis

Adanya dilatasi serviks

Uterus cenderung membesar, tidak beraturan dan berbentuk nodul

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis mioma uteri ,

sebagai berikut :

a. Ultra Sonografi (USG), untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium

dan keadaan adneksa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan Computerized

Tomografi Scanning (CT scan) ataupun Magnetic Resonance Image ( MRI), tetapi kedua

pemeriksaan itu lebih mahal.

b. Foto Bulk Nier Oversidth (BNO), Intra Vena Pielografi (IVP) pemeriksaaan ini penting untuk

menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.

c. Histerografi dan histerokopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan

infertilitas.

d. Laparoskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

e. Laboratorium: hitung darah lengkap dan apusan darah, untuk menilai kadar hemoglobin dan

hematokrit serta jumlah leukosit.

f. Tes kehamilan adalah untuk tes hormon Chorionic gonadotropin, karena bisa membantu dalam

mengevaluasi suatu pembesaran uterus, apakah oleh karena kehamilan atau oleh karena adanya

suatu mioma uteri yang dapat menyebabkan pembesaran uterus menyerupai kehamilan.

Page 7: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

Mioma Uteri

G. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding yang harus dipikirkan dengan adanya mioma uteri adalah kehamilan,

neoplasma ovarium, adenomiosis, keganasan uterus.

H. KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:

1. Degenerasi ganas

Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi

pembesaran sarang mioma dalam menopause.

2. Torsi (putaran tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga

mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadi sindrom abdomen akut.

I. PENATALAKSANAAN 1. Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor

Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor, dan terbagi atas

:

Page 8: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

a. Penanganan konservatif

Cara penanganan konservatif dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.

2) Monitor keadaan Hb

3) Pemberian zat besi

4) Penggunaan agonis GnRH untuk mengurangi ukuran mioma

b. Penanganan operatif

Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri adalah :

1) Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan penderita anemia

2) Nyeri pelvis yang hebat

3) Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena mioma berukuran kehamilan

12 minggu atau sebesar tinju dewasa)

4) Gangguan buang air kecil (retensi urin)

5) Pertumbuhan mioma setelah menopause

6) Infertilitas

7) Meningkatnya pertumbuhan mioma (Moore, 2001).

Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri dapat berupa :

a. Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa pengangkatan rahim/uterus (Rayburn,

2001). Miomektomi lebih sering di lakukan pada penderita mioma uteri secara umum.

Penatalaksanaan ini paling disarankan kepada wanita yang belum memiliki keturunan setelah

penyebab lain disingkirkan (Chelmow, 2005).

b. Histerektomi

Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat rahim, baik sebagian

(subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total) berikut serviks uteri (Prawirohardjo,

2001). Histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada

penderita yang memiliki mioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Ada dua cara

histerektomi, yaitu :

1) Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besar terutama mioma intraligamenter, torsi dan

akan dilakukan ooforektomi

Page 9: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

2) Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravid 12 minggu) atau

disertai dengan kelainan di vagina misalnya rektokel, sistokel atau enterokel (Callahan, 2005).

Kriteria menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) untuk histerektomi

adalah sebagai berikut :

1) Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan

oleh pasien.

2) Perdarahan uterus berlebihan, meliputi perdarahan yang banyak dan bergumpal-gumpal atau

berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.

3) Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan akut, rasa tertekan

punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan penekanan pada vesika urinaria

mengakibatkan frekuensi miksi yang sering (Chelmow, 2005).

2. Penatalaksanaan mioma uteri pada wanita hamil

Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring, analgesia dan

observasi terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif selalu lebih disukai apabila janin imatur.

Seksio sesarea merupakan indikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan

letak janin, inersia uteri atau obstruksi mekanik.

J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN Data biografi pasien

Riwayat kesehatan saat ini, meliputi : keluhan utama masuk RS, faktor pencetus, lamanya

keluhan, timbulnya keluhan, faktor yang memperberat, upaya yang dilakukan untuk mengatasi,

dan diagnosis medik.

Riwayat kesehatan masa lalu, meliputi : penyakit yang pernah dialami, riwayat alergi, imunisasi,

kebiasaan merokok,minum kopi, obat-obatan dan alkohol

Riwayat kesehatan keluarga

Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien dengan kanker servik,

pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan lebih spesifik ke arah pengkajian obstretri dan

ginekologi, meliputi :

Page 10: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

o Riwayat kehamilan, meliputi : gangguan kehamilan, proses persalinan, lama persalinan, tempat

persalinan, masalah persalinan, masalah nifas serta laktasi, masalah bayi dan keadaan anak saat

ini

o Pemeriksaan genetalia

o Pemeriksaan payudara

o Riwayat operasi ginekologi

o Pemeriksaan pap smear

o Usia menarche

o Menopause

o Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi

Kesehatan lingkungan/higiene

Aspek psikososial meliputi : pola pikir, persepsi diri, suasana hati, hubungan/komunikasi,

kebiasaan seksual, pertahanan koping, sistem nilai dan kepercayaan dan tingkat perkembangan.

Data laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang lain

Terapi medis yang diberikan

Efek samping dan respon pasien terhadap terapi

Persepsi klien terhadap penyakitnya

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker serviks) dan agen injuri fisik

(jika dilakukan terapi pembedahan)

2. PK : Anemia

3. Cemas b.d krisis situasional (histerektomi atau kemoterapi), ancaman terhadap konsep

diri, perubahan dalam status kesehatan, stres,

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor

biologis (status hipermatebolik berkenaan dengan kanker) dan faktor psikososial

5. Resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder;

ketidakadekuatan pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan prosedur

invasi

Page 11: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit;

keterbatasan kognitif (dilihat dari tingkat pendidikan); misinterpretasi dengan informasi

yang diberikan ; dan tidak familiar dengan sumber informasi

7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan dan perubahan perkembangan

penyakit

8. Gangguan eliminasi fekal : Konstipasi b.d menurunnya mobilitas intestinal

9. Retensi urin b.d penekanan yang keras pada uretra

Page 12: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

L. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

DIANGOSA KEPERAWATAN DAN

KOLABORASI TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)

Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (kanker serviks) dan agen injuri fisik (jika dilakukan terapi pembedahan)

NOC : Kontrol Nyeri Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama …..x 24 jam, diharapkan respon nyeri pasien dapat terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut :

Klien mampu mengenal faktor-faktor penyebab nyeri, beratnya ringannya nyeri, durasi nyeri, frekuensi dan letak bagian tubuh yang nyeri

Klien mampu melakukan tindakan pertolongan non-analgetik, seperti napas dalam, relaksasi dan distraksi

Klien melaporkan gejala-gejala kepada tim kesehatan

Klien mampu mengontrol nyeri Ekspresi wajah klien rileks Klien melaporkan adanya penurunan

tingkat nyeri dalam rentang sedang (skala nyeri: 4 sampai 6) hingga nyeri ringan (skala nyeri : 1 sampai 3)

Klien melaporkan dapat beristirahan dengan nyaman

Nadi klien dalam batas normal (80-100x/menit)

Tekanan darah klien dalam batas normal (120/80 mmHG)

Frekuensi pernafasan klien dalam batas normal (12 – 20 x/menit)

NIC 1. Manajemen Nyeri

- Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor pencetus

- observasi isyarat-isyarat ketidaknyamanan, meliputi ekspresimakan, aktitas dan hubungan sosial.

- Kolaborasi pemberian analgetik sesuai dengan anjuran. Pemberian analgetik harus memperhatikan halberikut : prinsip pemberian obat 6 benar (benar nama, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu pemberian, dan benar dokumentasi)

- Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri

- Kaji pengalaman masa lalu individu tentang nyeri- Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri

yang telah digunakan - Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga- Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa

lama terjadi, dan tindakan pencegahan- Ajarkan penggunaan teknik non

relaksasi, guided imagery, terapi musik, dan distraksi)- Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon

pasien - Anjurkan klien untuk meningkatkan tidur/istirahat- Anjurkan klien untuk melaporkan kepada tenaga kesehatan

jika tindakan tidak berhasil atau terjadi

PK : Anemia Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ......x 24 jam, perawat dapat

Kaji gejala-gejala anemia yang terjadi Pantau tanda-tanda anemia yang terjadi

Page 13: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

meminimalkan komplikasi anemia yang terjadi dengan kriteria hasil:

Konjungtiva merah muda Capilary refille ≤ 2 detik Mukosa mulut merah muda Kadar Hb dbn (wanita dewasa: 12-14

g/dl), RBC dbn (wanita dewasa: 3,80-5,80 x 105/uL) dan Hct dbn (wanita dewasa : 37,0-47,0%)

Monitor hasil pemeriksaan lab untuk pemeriksaan kadar Hb, RBC, Hct

Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang seimbang, terutama makanan tinggi kalori dan tinggi protein.

Kolaborasi pemberian suplemen besi tambahan, vitamin dan mineral sesuai indikasi

Kolaborasi pemberian transfusi darah sesuai kebutuhan monitor efek samping dan respon pasien setelah dilakukan

transfusi darah Cemas b.d krisis situasional (histerektomi atau kemoterapi), ancaman terhadap konsep diri, perubahan dalam status kesehatan, stres

NOC: Kontrol Cemas Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama …... x 24 jam, diharapkan pasien dapat mengkontrol cemas dengan kriteria hasil sebagai berikut:

Perawat memonitor tingkat kecemasan pasien

Klien mampu menurunkan penyebab-penyebab kecemasan

Perawat dan keluarga dapat menurunkan stimulus lingkungan ketika pasien cemas

Klien mampu mencari informasi tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan

Klien manpu menggunakan strategi koping yang efektif

Klien melaporkan kepada perawat penurunan kecemasan

Klien mampu menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas

Klien mampu mempertahankan hubungan social, dan konsentrasi

Klien melaporkan kepada perawat tidur cukup, tidak ada keluhan fisik akibat kecemasan, dan tidak ada perilaku yang menunjukkan kecemasan

NIC Menurunkan cemas:

Tenangkan pasien dan kaji tingkat kecemasan pasien Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada pasien

perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan Berusaha memahami keadaan pasien (rasa empati) Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan tindakan

dengan komunikasi yang baik Mendampingi pasien untuk mengurangi

meningkatkan kenyamanan Dorong pasien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya Ciptakan hubungan saling percaya Bantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan

kecemasan Bantu pasien untuk mengungkapkan hal ha

cemas dan dengarkan dengan penuh perhatian Ajarkan pasien teknik relaksasi Anjurkan pasien untuk meningkatkan ibadah dan berdoa Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat

mengurangi kecemasan pasien

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis (status hipermatebolik

NOC : Status nutrisi : intake makanan dan minuman Setelah dilakukan asuhan keperawatann

NIC : 1. Manajemen Nutrisi

Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah nutrisi

Page 14: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

berkenaan dengan kanker) dan faktor psikososial

kepada pasien selama …... x 24 jam, diharapkan status nutrisi meliputi intake makanan dan minuman membaik dengan kriteria hasil sebagai berikut:

- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

- Klien mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

- Tidak ada tanda tanda malnutrisi

- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

yang sesuai dengan keadaan pasien Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe, protein, karbohidrat, dan vitamin C

Berikan diet yang mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi pasien2. Monitoring nutrisi

- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa di- Berikan lingkungan yang nyaman dan bersih selama makan- Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan- Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi- Monitor turgor kulit - Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah- Monitor mual dan muntah - Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht- Kaji makanan kesukaan - Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan

konjungtiva - Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan

cavitas oral. - Monitor variasi makanan yang dikonsumsi pasien

Resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder; ketidakadekuatan pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan prosedur invasi

NOC Pengetahuan:Kontrol infeksi Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama …... x 24 jam, diharapkan pasien dapat menjelaskan kembali cara mengkontrol infeksi dengan kriteria hasil sebagai berikut:

Mampu menerangkan cara-cara penyebaran infeksi

Mampu menerangkan factor-faktor yang berkontribusi dengan penyebaran

Mampu menjelaskan tanda-tanda dan gejala

Mampu menjelaskan aktivitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap infeksi

NIC Kontrol Infeksi

Bersikan lingkungan setelah Ganti peralatan pasien setiap selesai tindakan Batasi jumlah pengunjung Ajarkan cuci tangan untuk menjaga kesehatan individu Anjurkan pasien untuk cuci tangan dengan tepat Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan

setelah meninggalkan ruangan pasien Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien Gunakan universal precautions Lakukan perawatan aseptic pada semua jalur IV Lakukan teknik perawatan luka dengan memperhatikan prinsip

septik dan aseptik Anjurkan istirahat Kolaborasi pemberian terapi antibiotik dengan memperhatikan

Page 15: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

prinsip pemberian obat 6 benar (benar obat, benar nama, bendosis, benar waktu, benar cara pemberian, dan benar dokumentasi)

Ajarkan pasien dan keluarga tentang tandainfeksi dan cara pencegahan infeksi

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit; keterbatasan kognitif (dilihat dari tingkat pendidikan); misinterpretasi dengan informasi yang diberikan ; dan tidak familiar dengan sumber informasi

NOC Pengetahuan : proses penyakit Pengetahuan : prosedur perawatan Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama …... x 24 jam, diharapkan pasien dapat menjelaskan kembali tentang proses penyakit dan prosedur perawatan dengan kriteria hasil sebagai berikut:

Pasien mengenal nama penyakit, proses penyakit, faktor penyebab atau faktor pencetus, tanda dan gejala, cara meminimalkan perkembangan penyakit, komplikasi penyakit dan cara mencegah komplikasi

Pasien mengetahui prosedur perawatan, tujuan perawatan dan manfaat tindakan.

NIC Pembelajaran : proses penyakit- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit- Jelaskan nama penyakit, proses penyakit,

faktor pencetus, tanda dan gejala, cara meminimalkan perkembangan penyakit, komplikasi penyakit dan cara mencegah komplikas

- Berikan informasi tentang kondisi perkembangan klien- Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala kepada

petugas kesehatan

Pembelajaran : prosedur/perawatan- Informasikan klien waktu pelaksanaan prosedur/perawatan- Informasikan klien lama waktu pelaksanaan

prosedur/perawatan - Kaji pengalaman klien dan tingkat pengetahuan klien tentang

prosedur yang akan dilakukan- Jelaskan tujuan prosedur/perawatan- Instruksikan klien utnuk berpartisipasi selama

prosedur/perawatan - Jelaskan hal-hal yang perl

prosedur/perawatan - Ajarkan tehnik koping seperti relaksasi untuk mengurangi

efek dari prosedur yang dilakukanGangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan dan perubahan perkembangan penyakit

NOC Meningkatkan citra tubuh, Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada pasien selama …... x 24 jam, diharapkan citra tubuh atau gambaran tubuh pasien meningkat dengan kriteria hasil sebagai berikut:

Pasien mengungkapkan penerimaan citra tubuh secara verbal maupuan non verbal

Pasien mampu mempertahankan kontak mata ketika berkomunikasi

NIC Peningkatan citra tubuh

- Kaji penerimaan pasien tentang kondisinya saat - Bantu klien untuk mendiskusikan perubahan tubuh akibta

penyakit - Bantu klien untuk mendiskusikan fungsi tubuh yang terganggu- Kaji perasaan klien ketika berinteraksi dengan orang lain- Kaji persepsi klien dan keluarga tentang perubahan

terjadi - Kaji strategi mengatasi masalah (koping) yang digunakan- Kaji apakah perubahan gambaran diri mempengaruhi

Page 16: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

Pasien mampu melakukan komunikasi terbuka

Pasien menunjukkan tingkat kepercayaan diri

hubungan sosial klien - Bantu klien mengidentifikasi bagian tubuh lain yang bernilai

positif - Kaji dukungan sosial yang dimiliki klien

Gangguan eliminasi fekal : Konstipasi b.d menurunnya mobilitas intestinal

NOC Buang Air Besar Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada pasien selama ….x 24 jam, diharapkan pasien tidak mengalamai gangguan dalam buang air besar, dengan kriteria hasil:

Pasien kembali ke pola dan normal dari fungsi bowel

Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan factor penyebab konstipasi

NIC : Manajemen Konstipasi Monitor tanda dan gejala konstipasi Monitor warna, konsistensi, jumlah dan waktu buang air

besar Konsultasikan dengan dokter tentang pemberian laksatif,

enema dan pengobatan Berikan cairan yang adekuat

Retensi urin b.d penekanan yang keras pada uretra

NOC Inkontinensia urin Setelah dilakukan asuhan keperawaran selama ...x24 jam, pasien tidak mengalami inkontinensia urin, dengan kriteria hasil:

Pasien mampu memprekdisikan pola eliminasi urin

Pasien mampu memulai dan memghentikan aliran urin

Tidak adanya tanda-tanda infeksi

NIC: Pemasangan Kateter Menjelaskan prosedur dan rasional intervensi kateterisasi Monitore intake dan output Menjaga teknik aseptik dalam melakukan kateterisasi Memelihara drainase urinari secara tertutup.

Page 17: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

M. Discharge Planning 1. Berikan informasi yang jelas tentang penyakit, tanda, gejala dan pengobatan.

2. Berikan informasi tentang obat yang diberikan, baik waktu minum obat, jumlah obat, efek

samping yang mungkin muncul, cara minum obat saat di rumah.

3. Jelaskan bahwa obat antibiotic harus dihabiskan.

4. Jelaskan kapan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas seksual

5. Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, buah-buahan, sayur dan biji-

bijian yang dapat membantu penyembuhan luka operasi jika dilakukan histerektomi.

6. Berikan informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kekeringan luka pada luka post

histerektomi.

7. Berikan informasi tentang tanda-tanda infeksi luka, yang meliputi kemerahan pada luka, panas

di area luka, bengkak, penurunan fungsi dan nyeri.

8. Motivasi pasangan dan keluarga pasien agar ikut memberi dukungan kepada pasien

9. Tekankan agar pasien kontrol rutin sesuai jadwal, dan bila terjadi hal-hal yang tidak wajar,

seperti perdarahan per vagina yang banyak, nyeri yang tidak tertahan dan keluhan seperti

sebelum pengobatan, segera periksa ke rumah sakit.

10. Anjurkan agar pasien banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas-aktivitas berat, seperti

mengangkat beban berat, naik turun tangga,dll.

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat CM. 2004. Prosedur tetap Obstetri dan ginekologi. Jakarta : EGC

Callahan MD MPP, Tamara L. 2005. Benign Disorders of the Upper Genital Tract in Blueprints Obstetrics & Gynecology. Boston : Blackwell Publishing,

Chelmow.D. 2005. GynecologicMyomectomy Http://www.emedicine.com/med/topic331 9.html.

Crum MD, Christopher P & Kenneth R. Lee MD. 2003. Tumors of the Myometrium in Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology. Boston : Elsevier Saunders

Djuwantono T. 2004. Terapi GnRH Agonis Sebelum Histerektomi atau Miomektomi. Farmacia. Vol III NO. 12. Juli 2004. Jakarta

Page 18: Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

Hart MD FRCS FRCOG, David McKay. 2000. Fibroids in Gynaecology Illustrated. London : Churchill Livingstone.

Joedosapoetro MS. 2003. Ilmu Kandungan. Wiknjosastro H, Saifudin AB, Rachimhadi T. Editor. Edisi Ke-2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta : EGC

Moore JG. 2001. Essensial obstetri dan ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates

Panay BSc MRCOG MFFP, Nick et al. 2004. Fibroids in Obstetrics and Gynaecology. London : Mosby

Parker WH. 2007. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas. Volume 87. Department of Obstetrics and gynecology UCLA School of Medicine. California : American Society for Reproductive Medicine

Rayburn WF. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Alih Bahasa: H. TMA Chalik. Jakata. Widya Medika,