bab 2 tinjauan pustaka 2.1 definisi mioma...

17
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uteri Secara umum, uterus mempunyai 3 lapisan jaringan iaitu lapisan terluar perimetrium, lapisan tengah miometrium dan yang paling dalam adalah endometrium (Tortora dan Derrickson, 2006). Miometrium adalah yang paling tebal dan merupakan otot polos berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler, yang antara kedua lapisan ini beranyaman.Miometrium dalam keseluruhannya dapat berkontraksi dan berelaksasi (Prawirohardjo, 2007). Tumor jinak yang berasal dari sel otot polos dari myometrium dipanggil leiomioma. Tetapi kerana tumor ini berbatas tegas maka ianya sering dipanggil sebagai fibroid ( Kumar,Abbas,Fausto dan Mitchell, 2007). Mioma uteri juga adalah berasingan, bulat, berbatas tegas, warna putih hingga merah jambu pucat, bersifat jinak dan terdiri dari otot polos dengan kuantiti jaringan penghubung fibrosa yang berbeda-beda. Sebanyak 95% mioma uteri berasal dari corpus uteri dan lagi 5% berasal dari serviks. Mioma uteri juga adalah tumor pelvis yang sering terjadi dan diperkirakan sebanyak 10% kasus ginekologi umumnya (Martin L, 2001). Neoplasma jinak ini mempunyai banyak nama sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leiomioma, fibroid atau pun mioma uteri (Prawirohardjo, 2007). 2.2 Klasifikasi Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus dan hanya 1-3%, sisanya adalah dari korpus uterus. Maka pembagian menurut letaknya dapat kita dapati sebagai: 1. Mioma submukosum: berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai Universitas Sumatera Utara

Upload: vodieu

Post on 05-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Mioma Uteri

Secara umum, uterus mempunyai 3 lapisan jaringan iaitu lapisan terluar

perimetrium, lapisan tengah miometrium dan yang paling dalam adalah

endometrium (Tortora dan Derrickson, 2006). Miometrium adalah yang paling

tebal dan merupakan otot polos berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang

sebelah dalam sirkuler, yang antara kedua lapisan ini beranyaman.Miometrium

dalam keseluruhannya dapat berkontraksi dan berelaksasi (Prawirohardjo, 2007).

Tumor jinak yang berasal dari sel otot polos dari myometrium dipanggil

leiomioma. Tetapi kerana tumor ini berbatas tegas maka ianya sering dipanggil

sebagai fibroid ( Kumar,Abbas,Fausto dan Mitchell, 2007). Mioma uteri juga

adalah berasingan, bulat, berbatas tegas, warna putih hingga merah jambu pucat,

bersifat jinak dan terdiri dari otot polos dengan kuantiti jaringan penghubung

fibrosa yang berbeda-beda. Sebanyak 95% mioma uteri berasal dari corpus uteri

dan lagi 5% berasal dari serviks. Mioma uteri juga adalah tumor pelvis yang

sering terjadi dan diperkirakan sebanyak 10% kasus ginekologi umumnya (Martin

L, 2001). Neoplasma jinak ini mempunyai banyak nama sehingga dalam

kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leiomioma, fibroid atau pun mioma

uteri (Prawirohardjo, 2007).

2.2 Klasifikasi

Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus dan hanya 1-3%, sisanya

adalah dari korpus uterus. Maka pembagian menurut letaknya dapat kita dapati

sebagai:

1. Mioma submukosum: berada di bawah endometrium dan menonjol ke

dalam rongga uterus. Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks dan dipanggil

myomgeburt

2. Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut

miometrium

3. Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga

menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum

dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum

atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga

disebut wandering/parasitic fibroid (Prawirohardjo, 2007).

Gambar 2.1: Jenis Mioma Uteri dan lokasinya

(Sumber: Martin L. Pernoll, 2001)

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

2.3 Epidemiologi

Mioma uteri adalah perkara biasa yang sering berlaku kepada wanita. Seleksi uteri

dilakukan dari 100 wanita yang menjalankan histerektomi ditemukan 77%

mempunyai mioma uteri termasuk yang bersaiz sekecil 2mm (Parker, 2007).

Mioma uteri juga sering ditemukan pada wanita yang menjalankan histerektomi

untuk indikasi yang lain walaupun ditemukan kecil dan tidak banyak. Ini karena

kebanyakan tehnik pemeriksaan imaging tidak mempunyai resolusi di bawah 1 cm

maka insidensi kejadian sebenar mioma uteri tidak dapat dipastikan meskipun

mioma uteri yang kecil tidak memberikan gejala klinis (Parker, 2007).

Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri adalah

rata-rata 7,6. Wanita postmenopaus pula adalah 4,2 (Parker, 2007). Random

sampling daripada wanita berusia 35 - 49 tahun yang menjalani pemeriksaan rutin,

hasil rekam medis dan pemeriksaan sonografi didapatkan pada usia 35 tahun

insidensi terjadinya mioma uteri adalah sebanyak 60% untuk wanita Afrika-

Amerika; insidensi ini meningkat sehingga 80% pada usia 50 tahun. Wanita

caucasia pula mempunyai insidensi setinggi 40% pada usia 35 tahun dan

meningkat sehingga 70% pada usia 50 tahun (Parker, 2007).

Dari penelitian dilakukan oleh Ran Ok et-al di Pusan St. Benedict Hospital

Korea yang dilakukan terhadap 815 kasus mioma uteri diketahui bahwa kasus

mioma uteri tebanyak terjadi pada kelompok usia 40-49 tahun dengan usia rata-

rata 42,97 tahun. Keluhan utama terbanyak pada penderita mioma uteri adalah

perdarahan pervaginam abnormal (44,1%). Mioma uteri tipe intramural adalah

yang terbanyak dari tipe mioma uteri secara patologi anatomi (51,3%). Kadar

haemoglobin (Hb) rata-rata penderita mioma uteri adalah 10,92 gr% dan 37,6%

diantaranya dilakukan transfusi darah. Histerektomi total ditemukan sebagai

tindakan penatalaksanaan terbanyak pada kasus-kasus mioma uteri (91,5%) (Ran

Ok et-al, 2007 yang dikutip Muzakir, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

2.4 Etiologi dan Patogenesis

Penyebab utama mioma uteri belum diketahui secara pasti sampai saat ini, tetapi

penyelidikan telah dijalankan untuk memahami keterlibatan faktor hormonal,

faktor genetik, growth factor, dan biologi molekular untuk tumor jinak ini

(Parker, 2007). Faktor yang diduga berperan untuk inisiasi pada perubahan

genetik pada mioma uteri adalah abnormalitas intrinsik pada miometrium,

peningkatan reseptor estrogen secara kongenital pada miometrium, perubahan

hormonal, atau respon kepada kecederaan iskemik ketika haid. Setelah terjadinya

mioma uteri, perubahan-perubahan genetik ini akan dipengaruhi oleh promoter

(hormon) dan efektor (growth factors) (Parker, 2007)

Bagi Meyer dan De Snoo, mereka mengajukan teori Cell nest atau teori

genitoblast. Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen pada kelinci

percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan

maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah

dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron.Puukka dan kawan-

kawan pula menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak

didapati daripada miometrium normal. Menurut Meyer asal mioma adalah sel

imatur, bukan dari selaput otot yang matur (Prawirohardjo, 2007).

Mioma uteri yang berasal dari sel otot polos miometrium, menurut teori

onkogenik maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator

dan promotor. Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma masih belum

diketahui pasti. Dari penelitian menggunakan glucose-6-phosphatase

dihydrogenase diketahui bahwa mioma berasal dari jaringan uniseluler.

Transformasi neoplastik dari miometrium menjadi mioma melibatkan mutasi

somatik dari miometrium normal dan interaksi kompleks dari hormon steroid seks

dan growth factor lokal. Mutasi somatik ini merupakan peristiwa awal dalam

proses pertumbuhan tumor (Hadibroto, 2005).

Tidak dapat dibuktikan bahwa hormon estrogen berperan sebagai

penyebab mioma, namun diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan

mioma. Mioma terdiri dari reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi

dibanding dari miometrium sekitarnya namun konsentrasinya lebih rendah

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

dibanding endometrium. Hormon progesteron meningkatkan aktifitas mitotik dari

mioma pada wanita muda namun mekanisme dan faktor pertumbuhan yang

terlibat tidak diketahui secara pasti. Progesteron memungkinkan pembesaran

tumor dengan cara down-regulation apoptosis dari tumor. Estrogen berperan

dalam pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi matriks ekstraseluler

(Hadibroto, 2005)

2.5 Faktor Risiko

1. Usia penderita

Wanita kebanyakannya didiagnosa dengan mioma uteri dalam usia 40-an; tetapi,

ianya masih tidak diketahui pasti apakah mioma uteri yang terjadi adalah

disebabkan peningkatan formasi atau peningkatan pembesaran secara sekunder

terhadap perubahan hormon pada waktu usia begini. Faktor lain yang bisa

mengganggu insidensi sebenar kasus mioma uteri adalah kerana dokter

merekomendasi dan pasien menerima rekomendasi tersebut untuk menjalani

histerektomi hanya setelah mereka sudah melepasi usia melahirkan anak (Parker,

2007).

Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun

mempunyai sarang mioma.Mioma belum pernah dilaporkan terjadi sebelum

menarke dan setelah menopause hanya 10% mioma yang masih bertumbuh

(Prawirohardjo, 2007)

2. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)

Mioma uteri sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang diambil dari hasil

histerektomi wanita yang telah menopause, diterangkan bahwa hormon esterogen

endogen pada wanita-wanita menopause pada kadar yang rendah atau sedikit

(Parker, 2007). Awal menarke (usia di bawah 10 tahun) dijumpai peningkatan

resiko ( RR 1,24) dan menarke lewat (usia setelah 16 tahun) menurunkan resiko

(RR 0,68) untuk menderita mioma uteri.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

3.Riwayat Keluarga

Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri

mempunyai peningkatan 2,5 kali kemungkinan risiko untuk menderita mioma

uteri dibanding dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.

Penderita mioma yang mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri

mempunyai 2 kali lipat kekuatan ekspresi dari VEGF-α (a myoma-related

growth factor) dibandingkan dengan penderita mioma yang tidak mempunyai

riwayat keluarga penderita mioma uteri (Parker, 2007).

4.Etnik

Dari studi yang dijalankan melibatkan laporan sendiri oleh pasien mengenai

mioma uteri, rekam medis, dan pemeriksaan sonografi menunjukkan golongan

etnik Afrika-Amerika mempunyai kemungkinan risiko menderita mioma uteri

setinggi 2,9 kali berbanding wanita etnik caucasia, dan risiko ini tidak mempunyai

kaitan dengan faktor risiko yang lain. Didapati juga wanita golongan Afrika-

Amerika menderita mioma uteri dalam usia yang lebih muda dan mempunyai

mioma yang banyak dan lebih besar serta menunjukkan gejala klinis. Namun

ianya masih belum diketahui jelas apakah perbedaan ini adalah kerana masalah

genetik atau perbedaan pada kadar sirkulasi estrogen, metabolisme estrogen, diet,

atau peran faktor lingkungan. Walaubagaimanapun, pada penelitian terbaru

menunjukkan yang Val/Val genotype untuk enzim essensial kepada metabolisme

estrogen,catechol-O-methyltransferase (COMT) ditemui sebanyak 47% pada

wanita Afrika-Amerika berbanding hanya 19% pada wanita kulit putih. Wanita

dengan genotype ini lebih rentan untuk menderita mioma uteri. Ini menjelaskan

mengapa prevalensi yang tinggi untuk menderita mioma uteri dikalangan wanita

Afrika-Amerika lebih tinggi (Parker, 2007).

5.Berat Badan

Satu studi prospektif dijalankan dan dijumpai kemungkinan risiko menderita

mioma uteri adalah setinggi 21% untuk setiap kenaikan 10kg berat badan dan

dengan peningkatan indeks massa tubuh. Temuan yang sama juga turut dilaporkan

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

untuk wanita dengan 30% kelebihan lemak tubuh. Ini terjadi kerana obesitas

menyebabkan pemingkatan konversi androgen adrenal kepada estrone dan

menurunkan hormon sex-binding globulin. Hasilnya menyebabkan peningkatan

estrogen secara biologikal yang bisa menerangkan mengapa terjadi peningkatan

prevalensi mioma uteri dan pertumbuhannya (Parker, 2007).

Beberapa penelitian menemukan hubungan antara obesitas dan peningkatan

insiden mioma uteri. Suatu studi di Harvard yang dilakukan oleh Dr. Lynn

Marshall menemukan bahwa wanita yang mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT)

di atas normal, berkemungkinan 30,23% lebih sering menderita mioma uteri. Ros

dkk, (1986) mendapatkan resiko mioma uteri meningkat hingga 21% untuk setiap

10 Kg kenaikan berat badan dan hal ini sejalan dengan kenaikan IMT

(Djuwantono, 2004 yang dikutip Muzakir, 2008).

6.Diet

Ada studi yang mengaitkan dengan peningkatan terjadinya mioma uteri dengan

pemakanan seperti daging sapi atau daging merah atau ham bisa meningkatkan

insidensi mioma uteri dan sayuran hijau bisa menurunkannya. Studi ini sangat

sukar untuk diintepretasikan kerana studi ini tidak menghitung nilai kalori dan

pengambilan lemak tetapi sekadar informasi sahaja dan juga tidak diketahui

dengan pasti apakah vitamin, serat atau phytoestrogen berhubung dengan mioma

uteri (Parker, 2007).

7. Kehamilan dan paritas

Peningkatan paritas menurunkan insidensi terjadinya mioma uteri. Mioma uteri

menunjukkan karakteristik yang sama dengan miometrium yang normal ketika

kehamilan termasuk peningkatan produksi extracellular matrix dan peningkatan

ekspresi reseptor untuk peptida dan hormon steroid. Miometrium postpartum

kembali kepada berat asal, aliran darah dan saiz asal melalui proses apoptosis dan

diferensiasi. Proses remodeling ini berkemungkinan bertanggungjawab dalam

penurunan saiz mioma uteri. Teori yang lain pula mengatakan pembuluh darah di

uterus kembali kepada keadaan atau saiz asal pada postpartum dan ini

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

menyebabkan mioma uteri kekurangan suplai darah dan kurangnya nutrisi untuk

terus membesar. Didapati juga kehamilan ketika usia midreproductive (25-29

tahun) memberikan perlindungan terhadap pembesaran mioma (Parker, 2007).

8.Kebiasaan merokok

Merokok dapat mengurangi insidensi mioma uteri. Banyak faktor yang bisa

menurunkan bioavalibiltas hormon estrogen pada jaringan seperti: penurunan

konversi androgen kepada estrone dengan penghambatan enzim aromatase oleh

nikotin (Parker, 2007).

2.6 Patologi Anatomi

Gambaran histopatologi mioma uteri adalah seperti berikut:

Pada gambaran makroskopik menunjukkan suatu tumor berbatas jelas, bersimpai,

pada penampang menunjukkan massa putih dengan susunan lingkaran-lingkaran

konsentrik di dalamnya. Tumor ini bisa terjadi secara tunggal tetapi kebiasaanya

terjadi secara multipel dan bertaburan pada uterus dengan saiz yang berbeda-beda.

Perubahan-perubahan sekunder yang terjadi pada mioma uteri adalah:

1. Atrofi:

Sesudah kehamilan atau sesudah menopause mioma uteri menjadi kecil.

2. Degenerasi Hialin:

Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut. Tumor

kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau

sebagian kecil daripadanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot

dari kelompok lainnya.

3. Degenerasi Kistik:

Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, di mana sebagian dari mioma menjadi

cair, sehingga terbentuk ruangan yang tidak teratur berisi agar-agar, dapat juga

terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai

limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dengan

kista ovarium atau suatu kehamilan.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

4. Degenerasi membatu (Calcireous Degeneration):

Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh kerana adanya gangguan dalam

sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka

mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.

5. Degenerasi merah (Carneous Degeneration):

Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis terjadinya

diperkirakan kerana suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada

pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah bewarna merah

disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak

khas apabila pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam,

kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan

6.Degenerasi lemak

Jarang terjadi dan merupakan lanjutan degenerasi hialin (Prawirohardjo, 2007).

2.7 Gambaran Klinis dan Keluhan

Kebanyakan kasus ditemui secara kebetulan kerana tumor ini tidak mengganggu.

Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada,

ukuran tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.Gejala yang terjadi dapat

digolongkan seperti berikut:

1. Perdarahan abnormal

Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan

dapat juga terjadi metroragia. Antara penyebab perdarahan ini adalah:

-pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai

adenokarsinoma endometrium

-permukaan endometrium yang lebih luas dari biasa

-atrofi endometrium di atas mioma submukosum.

-miometrium tidak dapat berkontraksi optimal kerana adanya sarang mioma di

antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang

melaluinya dengan baik (Prawirohardjo, 2007). Disebabkan permukaan

endometrium yang menjadi lebih luas akibat pertumbuhan mioma, maka lebih

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

banyak dinding endometrium yang terhakis ketika menstruasi dan ini

menyebabkan perdarahan abnormal. Walaupun menstruasi berat sering terjadi

tetapi siklusnya masih tetap (Hart, 2001).

Perdarahan abnormal ini terjadi pada 30% pasien mioma uteri dan perdarahan

abnormal ini dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.Pada suatu penelitian

yang mengevaluasi wanita dengan mioma uteri dengan atau tanpa perdarahan

abnormal, didapat data bahwa wanita dengan perdarahan abnormal secara

bermakna menderita mioma intramural (58% banding 13%) dan mioma

submukosum (21% banding 1%) dibanding dengan wanita penderita mioma uteri

yang asimtomatik (Hadibroto, 2005).

2. Nyeri

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul kerana gangguan

sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan

peradangan (Prawirohardjo, 2007).

Nyeri panggul yang disebabkan mioma uteri bisa juga disebabkan degenerasi

akibat oklusi vaskuler,infeksi,torsi dari mioma yang bertangkai maupun akibat

kontraksi miometrium yang disebabkan mioma subserosum.Tumor yang besar

dapat mengisi rongga pelvik dan menekan bagian tulang pelvik yang dapat

menekan saraf sehingga menyebabkan rasa nyeri yang menyebar ke bagian

punggung dan ekstremitas posterior (Hadibroto, 2005).

3. Gejala tanda penekanan

Gangguan ini tergantung pada tempat dan ukuran mioma uteri. Penekanan pada

kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan

retensio urin, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada

rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan

pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul

(Prawirohardjo, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

2.8 Infertilitas dan Abortus

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars

interstisialis tuba, sedangakn mioma submukosum juga memudahkan terjadinya

abortus oleh kerana distorsi rongga uterus (Prawirohardjo, 2007).

2.9 Mioma Uteri dan Kehamilan

Selain dari potensi mioma untuk menyebabkan infertilitas dan abortus, kehamilan

itu sendiri dapat menimbulkan perubahan pada mioma uteri seperti:

1. Tumor membesar terutama pada bulan-bulan pertama kerana pengaruh estrogen

yang kadarnya meningkat.

2. Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas.

3. Meskipun jarang mioma uteri bertangkai tetapi dapat juga mengalami torsi

dengan gejala dan tanda sindrom abdomen akut (Prawirohardjo, 2007).

2.10 Diagnosa Mioma Uteri

Dapat ditegakkan dengan:

1. Anamnesis:

Dari proses tanya jawab dokter dan pasien dapat ditemukan penderita seringkali

mengeluh rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah, kadang

mempunyai gangguan haid dan ada nyeri.

2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan bimanual akan mengungkap tumor pada uterus, yang umumnya

terletak di garis tengah atau pun agak ke samping,seringkali teraba terbenjol-

benjol. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang berhubung dengan

uterus (Prawirohardjo, 2007).

3. Pemeriksaan Penunjang

a) Ultra Sonografi (USG): mioma uteri yang besar paling bagus didiagnosis

dengan kombinasi transabdominal dan transvaginal sonografi. Gambaran

sonografi mioma kebiasaanya adalah simetrikal, berbatas tegas, hypoechoic dan

degenerasi kistik menunjukkan anechoic.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

b) Magnetic Resonance Imagine (MRI): lebih baik daripada USG tetapi mahal.

MRI mampu menentukan saiz, lokasi dan bilangan mioma uteri serta bisa

mengevaluasi jarak penembusan mioma submukosa di dalam dinding miometrium

(Parker, 2007).

2.11 Diagnosa Banding

Diagnosa banding yang perlu dipikirkan adalah tumor abdomen di bagian bawah

atau panggul ialah mioma subserosum dan kehamilan; mioma submukosum yang

dilahirkan harus dibedakan dengan inversio uteri; mioma intramural harus

dibedakan dengan suatu adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri

atau suatu sarkoma uteri (Prawirohardjo, 2007).

2.12 Komplikasi Mioma Uteri

Degenerasi ganas

Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari

seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan

umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat.

Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan

apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause (Prawirohardjo,

2007).

Torsi (Putaran Tangkai)

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi

akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindrom abdomen

akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini

hendaklah dibedakan dengan suatu keadaan di mana terdapat banyak sarang

mioma dalam rongga peritoneum (Prawirohardjo, 2007).

Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan

kerana gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang

dilahirkan hingga perdarahan berupa metroragia atau menoragia disertai leukore

dan gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri (Prawirohardjo,

2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

Gambar 2.2: Lokasi mioma uteri yang menimbulkan komplikasi

(Sumber: Hart D.M, Norman J, 2000)

Gambar 2.3: Ringkasan komplikasi Mioma Uteri

(Sumber: Hart D.M, Norman J, 2000)

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

2.13 Penatalaksanaan Mioma Uteri

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma

uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apa pun, terutama

apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulakan gangguan. Walaupun

demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3-6 bulan.

Penanganan mioma uteri menurut usia,paritas,lokasi dan ukuran tumor terbagi

kepada:

1. Terapi medisinal (hormonal)

Saat ini pemakaian Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) agonis memberikan

hasil yang baik memperbaiki gejala klinis mioma uteri. Tujuan pemberian GnRH

agonis adalah mengurangi ukuran mioma dengan jalan mengurangi produksi

estrogen dari ovarium. Pemberian GnRH agonis sebelum dilakukan tindakan

pembedahan akan mengurangi vaskularisasi pada tumor sehingga akan

memudahkan tindakan pembedahan. Terapi hormonal yang lainnya seperti

kontrasepsi oral dan preparat progesteron akan mengurangi gejala pendarahan

tetapi tidak mengurangi ukuran mioma uteri (Hadibroto, 2005).

2. Terapi pembedahan

Indikasi terapi bedah untuk mioma uteri menurut American College of

obstetricians and Gyneclogist (ACOG) dan American Society of Reproductive

Medicine (ASRM) adalah

a. Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi konservatif

b. Sangkaan adanya keganasan

c. Pertumbuhan mioma pada masa menopause

d. Infertilitas kerana ganggaun pada cavum uteri maupun kerana oklusi tuba

e. Nyeri dan penekanan yang sangat menganggu

f. Gangguan berkemih maupun obstruksi traktus urinarius

g. Anemia akibat perdarahan (Hadibroto,2005)

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah miomektomi atau histerektomi.

1. Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma sahaja tanpa pengangkatan

uterus.Miomektomi ini dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan funsi

reproduksinya dan tidak ingin dilakukan histerektomi. Tindakan ini dapat

dikerjakan misalnya pada mioma submukosum dengan cara ekstirpasi lewat

vagina. Apabila miomektomi ini dikerjakan kerana keinginan memperoleh anak,

maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30-50% (Prawirohardjo, 2007).

Tindakan miomektomi dapat dilakukan dengan laparotomi, histeroskopi maupun

dengan laparoskopi. Pada laparotomi, dilakukan insisi pada dinding abdomen

untuk mengangkat mioma dari uterus. Keunggulan melakukan miomektomi

adalah lapangan pandang operasi yang lebih luas sehingga penanganan terhadap

perdarahan yang mungkin timbul pada pembedahan miomektomi dapat ditangani

dengan segera. Namun pada miomektomi secara laparotomi resiko terjadi

perlengketan lebih besar, sehingga akan mempengaruhi faktor fertilitas pada

pasien, disamping masa penyembuhan paska operasi lebih lama, sekitar 4-6

minggu.

Pada miomektomi secara histeroskopi dilakukan terhadap mioma submukosum

yang terletak pada kavum uteri.Keunggulan tehnik ini adalah masa penyembuhan

paska operasi sekitar 2 hari. Komplikasi yang serius jarang terjadi namun dapat

timbul perlukaan pada dinding uterus, ketidakseimbangan elektrolit dan

perdarahan.

Miomamektomi juga dapat dilakukan dengan menggunakan laparoskopi. Mioma

yang bertangkai diluar kavum uteri dapat diangkat dengan mudah secara

laparoskopi. Mioma subserosum yang terletak didaerah permukaan uterus juga

dapat diangkat dengan tehnik ini. Keunggulan laparoskopi adalah masa

penyembuhan paska operasi sekitar 2-7 hari. Resiko yang terjadi pada

pembedahan ini termasuk perlengketan, trauma terhadap organ sekitar seperti

usus, ovarium,rektum serta perdarahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

Sampai saat ini miomektomi dengan laparoskopi merupakan prosedur standar

bagi wanita dengan mioma uteri yang masih ingin mempertahankan fungsi

reproduksinya (Hadibroto, 2005).

2. Histerektomi

Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya adalah tindakan terpilih

(Prawirohardjo, 2007).Tindakan histerektomi pada mioma uteri sebesar 30% dari

seluruh kasus. Histerektomi dijalankan apabila didapati keluhan menorrhagia,

metrorrhagia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan ukuran uterus sebesar

usia kehamilan 12-14 minggu (Hadibroto, 2005).

Tindakan histerektomi dapat dilakukan secara abdominal (laparotomi), vaginal

dan pada beberapa kasus dilakukan laparoskopi.

Histerektomi perabdominal dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu total abdominal

hysterectomy (TAH) dan subtotal abdominal histerectomy (STAH). Masing-

masing prosedur ini memiliki kelebihan dan kekurangan. STAH dilakukan untuk

menghindari resiko operasi yang lebih besar seperti perdarahan yang banyak,

trauma operasi pada ureter, kandung kemih dan rektum. Namun dengan

melakukan STAH kita meninggalkan serviks, di mana kemungkinan timbulnya

karsinoma serviks dapat terjadi. Pada TAH, jaringan granulasi yang timbul pada

tungkul vagina dapat menjadi sumber timbulnya sekret vagina dan perdaraahn

paska operasi di mana keadaan ini tidak terjadi pada pasien yang menjalani

STAH.

Histerektomi juga dapat dilakukan pervaginanm, dimana tindakan operasi

tidak melalui insisi pada abdomen. Secara umum histerektomi vaginal hampir

seluruhnya merupakan prosedur operasi ekstraperitoneal, dimana peritoneum yang

dibuka sangat minimal sehingga trauma yang mungkin timbul pada usus dapat

diminimalisasi. Maka histerektomi pervaginam tidak terlihat parut bekas operasi

sehingga memuaskan pasien dari segi kosmetik. Selain itu kemungkinan

terjadinya perlengketan paska operasi lebih minimal dan masa penyembuhan lebih

cepat dibandng histerektomi abdominal.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma Uterirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21363/4/Chapter II.pdf · Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri

Histerektomi laparoskopi ada bermacam-macam tehnik. Tetapi yang dijelaskan

hanya 2 iaitu; histerektomi vaginal dengan bantuan laparoskopi (Laparoscopically

assisted vaginal histerectomy / LAVH) dan classic intrafascial serrated

edged macromorcellated hysterectomy (CISH) tanpa colpotomy.

Pada LAVH dilakukan dengan cara memisahkan adneksa dari dinding pelvik

dengan memotong mesosalfing kearah ligamentum kardinale dibagian bawah,

pemisahan pembuluh darah uterina dilakukan dari vagina.

CISH pula merupakan modifikasi dari STAH, di mana lapisan dalam dari serviks

dan uterus direseksi menggunakan morselator. Dengan prosedur ini diharapkan

dapat mempertahankan integritas lantai pelvik dan mempertahankan aliran darah

pada pelvik untuk mencegah terjadinya prolapsus. Keunggulan CISH adalah

mengurangi resiko trauma pada ureter dan kandung kemih, perdarahan yang lebih

minimal,waktu operasi yang lebih cepat, resiko infeksi yang lebih minimal dan

masa penyembuhan yang cepat. Jadi terapi mioma uteri yang terbaik adalah

melakukan histerektomi. Dari berbagai pendekatan, prosedur histerektomi

laparoskopi memiliki kelebihan kerana masa penyembuhan yang singkat dan

angka morbiditas yang rendah dibanding prosedur histerektomi abdominal

(Hadibroto, 2005).

Universitas Sumatera Utara