prinsip dasar kimia tanah

53
ILMU KIMIA TANAH PNT 2401

Upload: pankrasiusrega

Post on 15-Jul-2016

89 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Kimia Tanah oleh Pak Benito

TRANSCRIPT

Page 1: Prinsip Dasar Kimia Tanah

ILMU KIMIA TANAHPNT 2401

Page 2: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Merupakan cabang terbaru dari ILMU TANAH, dibandingkan dengan Fisika Tanah, Genesa dan Taksonomi Tanah,

Mikrobiologi Tanah, Kesuburan Tanah, dan Mineralogi Tanah

Tetapi Kimia Tanah dapat memberikan penjelasan atas berbagai issue dan topik

pada cabang ilmu tanah yang lainnya.

KIMIA TANAH

Page 3: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Tujuan pembelajaran Ilmu Kimia Tanah adalah mahasiswa dapat memahami dan

menguasai komponen inorganik dan organik tanah, mekanisme reaksi adsorpsi,

pertukaran kation dan anion, kemasaman dan salinitas, proses oksidasi - reduksi dan

proses kimia dalam pembentukan tanah untuk mengembangkan kreativitas di dalam

penemuan dan pengembangan teknologi pengelolaan tanah yang berkelanjutan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Page 4: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Ilmu kimia : mempelajari komposisi, struktur dan sifat dari suatu bahan, proses

kimia dan fenomena beserta perubahan yang ditimbulkannya atas suatu bahan dan

senyawa.

Ilmu Kimia : Kimia Analitik, Biokimia, Geokimia, Kimia Anorganik, Kimia

Organik, Kimia Fisika

Page 5: Prinsip Dasar Kimia Tanah

1. Bohn, H.L., B.L. Mc Neal, and G.A. O’Connor. 2001. Soil Chemistry. John Wiley and Son. New York.

2. Essington. M.E. 2004. Soil and Water Chemistry. CRC Press. Washington.

3. Murray Mc Bride. 1994. Environmental Chemistry of Soils. Oxford University Press. New York.

4. Rengel, Z. 2003. Handbook of Soil Acidity. Mercel Dekker. New York.

5. Tan, K.H. 2011. Principle of Soil Chemistry. CRC Press. Taylor & Francis Group. New York.

6. V.P. Evangelou. 1998. Environment Soil and Water Chemistry. John Wiley & Sons. New York

•  •  

REFERENSI

Page 6: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Teori Atom, Ikatan Ion, Satuan-satuan SI, Interaksi Air dan

Larutan, Interaksi Larutan dan Larutan serta Konstante Laju

dan Tingkat Reaksi.

PRINSIP PRINSIP DASAR

KIMIA TANAH

Page 7: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Konsep atom merupakan partikel terkecil dari suatu partikel pertama kali dikemukakan oleh Demokritus atau Leucippus pada 425 SMAtom mempunyai 3 komponen, yaitu:1. Elektron, yaitu komponen dari atom yang bermuatan negatif2. Proton, yaitu komponen atom yang bermuatan positif. Proton mempunyai massa yang jauh lebih besar daripada elektron3. Neutron, yaitu komponen atom yang bermuatan zero dan mempunyai massa atom 1. Proton dan neutron menempati bagian pusat atom atau nukleus

A. TEORI ATOM

Page 8: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Nukleus mempunyai berat jenis yang tinggi dan penyumbang massa terbesar dari atomElektron dari suatu atom bergerak mengelilingi nukleus menurut berbagai lintasan tertentuLintasan pertama yang paling dekat dengan nukleus disebut lintasan K, diikuti oleh lintasan L, dst. Contoh: Uranium (238U) mempunyai 92 elektron yang tersebar disekeliling nukleus pada lintasan K, L, M, N, O, P dan Q. Elektron yang menempati lintasan paling luar adalah yang paling bertanggung jawab pada sifat kimia dari suatu senyawa.

Page 9: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Atom yang kehilangan satu atau lebih elektron dari lintasan yang terluar

disebut sebagai KATION. Atom yang mempunyai kelebihan elektron disebut sebagai ANION

Diameter Nukleus : 1 x 10-13 dan 1 x 10-12 cm.

Page 10: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Bilangan Massa atom (AM) adalah penjumlahan dari massa proton (PM) dan neutron (NM).

Massa dari elektron dapat diabaikan karena sangat kecil atau pengaruhnya terhadap massa atom total tidak signifikan, sehingga: AM=PM+NM. Berat atom bukan merupakan ukuran berat yang sesungguhnya dan merupakan bilangan referensi yang menunjukkan berat relatif dari berbagai macam atom, contoh: Hidrogen mempunyai berat relatif 1, karena merupakan atom yang paling kecil, oksigen mempunyai berat atom 16, berarti bahwa atom oksigen adalah 16 kali atom hidrogen. Uranium mempunyai berat 238 yang merupakan atom yang terberat di alam. Tidak ada unit berat tertentu untuk menyatakan berat atom

BERAT DAN MASSA ATOM

Page 11: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Berat atom hanya dipakai untuk suatu unsur, sedangkan suatu senyawa mempunyai berat molekul yang

merupakan jumlah berat atom dari unsur penyusun senyawa tersebut.Penetapan hidrogen sebagai dasar

untuk menetapkan berat atom suatu unsur kemudian digantikan oleh C

dengan berat atom rata-rata 12,0000. Tetapi pergantian ini mempunyai

pengaruh yang sangat kecil di dalam berat atom.

Page 12: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Jumlah atom di dalam 1 gram berat atom dari suatu unsur adalah 6 x 1023. Bilangan

tersebut dikenal sebagai BILANGAN AVOGADRO.

Berapa berat satu atom hidrogen ?Karena di dalam 1 gram hidrogen ada 6 x 1023 atom, maka 1 atom hidrogen

mempunyai berat 1/(6 x 1023) = 1,67 x 10-24 gram.

Berat 1 atom Uranium = 238/(6 x 1023) = 3,97 x 10-22 gram.

BILANGAN AVOGADRO

Page 13: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Valensi dari suatu unsur merupakan sifat yang diukur dari jumlah atom hidrogen yang

dapat diikat oleh satu atom dari unsur tersebut, jika negatif, atau yang dapat ditukar oleh satu atom dari unsur tersebut jika positif.

Secara sederhana, valensi merupakan kemampuan kombinasi dari atom. Atom

dengan kemampuan kombinasi yang paling rendah dianggap mempunyai valensi 1.

Valensi merupakan jumlah keseluruhan dan terkait dengan elektron valensi dari atom

yang membawanya. Elektron valensi adalah elektron yang ditambat, hilang atau dipakai

bersama-sama dalam suatu reaksi kimia.

VALENSI

Page 14: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Berat Ekuivalen dari suatu atom atau ion diartikan sebagai Berat atom/ValensiElemen yang terlibat di dalam suatu

reaksi senantiasa bereaksi dalam jumlah proporsional terhadap berat ekuivalennya.

Sebagai contoh:1. Ion monovalen, 1 equivalen = 1 mol

2. Ion polivalen, berat ekuivalen tergantung dari reaksi:

H3PO4 H+ + H2PO4- 1 Ek = 1 mol

H3PO4 2H+ + HPO4-2 1 Ek = ½ mol

H3PO4 3H+ + PO4-3 1 Ek = 1/3 mol

BERAT EKUIVALEN

Page 15: Prinsip Dasar Kimia Tanah

3. Dalam reaksi komplek dan presipitasi, hubungan antara berat

ekuivalen dan jumlah mol dapat dibaca secara langsung dari reaksi. Dalam titrasi sianida dengan perak

(Ag) metode Mohr:

Ag+ + CN- AgCN, 1 Ek sianida = 1 mol

metode Liebig:Ag+ + 2CN- Ag(CN)2

-, 1 Ek sianida = 2 mol

Page 16: Prinsip Dasar Kimia Tanah

4. Dalam reaksi oksidasi-reduksi

Dalam reaksi ini, ekuivalensi dari suatu senyawa merupakan bagian mol senyawa

yang dalam reaksinya melepaskan ½ gram atom oksigen, atau kombinasi dengan 1 gram atom hidrogen atau dengan unsur lain yang bervalensi tunggal (univalent).

Salah satu cara untuk menentukan ekuivalensi adalah dengan menentukan

perubahan status oksidasi dari suatu unsur, contoh :

a. Dalam titrasi ion ferro menjadi ion ferri menggunakan agen pengoksidasi, status oksidasi besi berubah dari 2 menjadi 3:

Fe2+ Fe3+, sehingga 1 Ek besi ferro = 1 mol

Page 17: Prinsip Dasar Kimia Tanah

a. Sebaliknya, dalam oskidasi logam besi menjadi ion ferri, status oksidasi besi berubah dari 0 menjadi 3: Fe Fe3+, sehingga 1 Ek logam besi = 1/3 mol

b. Dalam analisis volumetrik, dimana permanaganat digunakan sebagai agen pengoksidasi dalam medium asam, ion permanganate direduksi menjadi ion mangan, MnO4

- Mn2+ atau Mn7+ + Mn2+, perubahan status oksidasi Mn

dari 7 menjadi 2, sehingga berat ekuivalen permanganat adalah 1/5 mol.

Jika di dalam medium netral, permanganat direduksi menjadi MnO2:

MnO4- MnO2 atau Mn7+ + Mn4+,

sehingga berat ekuivalen permanganet = 1/3 mol.

Page 18: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Selain dengan cara menggunakan status oksidasi, berat ekuivalen dapat pula

ditentukan dengan jumlah elektro yang ditransfer dalam reaksi oksidasi-reduksi.

Sebagai contoh

Berat ekuivalen (BE) = berat molekul/jumlah elektron yang dilepas atau ditambat

Fe2+ Fe3+ + e-, BE = Fe/1Sn2+ Sn4+ + 2e-, BE = Sn/2

Fe(CN)64- Fe(CN)6

3- + e-, BE = Fe(CN)6/1As3+ AS5+ + 2e-, BE = AS/2

MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4 H2O, BE =

MnO4/5MnO4

- + 4H+ + 3e- MnO2 + 2 H2O, BE =

MnO4/3Cr2O7

2- + 14H+ + 6e- 2Cr3+ + 7H2O, BE = Cr2O7/6

VO43- + 6H+ + e- VO2+ + 3H2O, BE =

VO4/1

Page 19: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Normalitas merupakan berat ekuivalen dari suatu senyawa yang terlarut dalam 1 liter larutan, jadi bila 1 ekuivalen

terdapat di dalam 1 liter larutan, larutan tersebut adalah 1 normal. Simbol N (normalitas) biasanya digunakan untuk

membedakan dengan N (nitrogen)

NORMALITAS

Page 20: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Isotop diartikan sebagai suatu elemen yang mempunyai bilangan atom (atomic number)

yang sama tetapi bilangan massa (mass number) yang berbeda. Jelas bahwa tidak

semua atom dari unsur yang sama mempunyai berat atom yang sama. Analisis spektrografi massa menunjukkan bahwa ada

3 jenis oksigen dengan bilangan massa 16, 17 dan 18. Tiga jenis oksigen tersebut

merupakan isotop oksigen. Atom dari isotop mempunyai jumlah proton yang sama tetapi

jumlah neutron yang berbeda. 99,76 % oksigen di alam ada di dalam bentuk 16O,

demikian halnya dengan tiga isotop hidrogen, yaitu 1

1H, 12H (deuterium) dan 1

3H (tritium). Deuterium dan Tritium jarang ada.

ISOTOP

Page 21: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Mol merupakan unit yang dapat dipakai untuk menunjuk besarnya reaksi, yang proporsional

terhadap massa dan volume senyawa yang bereaksi. Unit pengubah dari satuan massa ke mol, yaitu berat atom atau molekul gram, yang

merupakan massa (dalam gram) dari 1 mol atom, ion atau molekul.

Berat molekul adalah jumlah dari berat atom dari ion atau atom di dalam molekul. Jadi 1 mol

H2 mempunyai massa dari 2 gram dan mengandung 6,02 x 1023 molekul H2 atau 12,04

x 1023 atom H. Molekul H2 tersebut akan bereaksi dengan ½ mol (16 gram) O2 untuk

membentuk 1 mol H2O (18 gram). Jumlah mol dari reaktan dan produk dapat berubah selama

reaksi, tetapi massa total tetap konstan.

SATUAN SATUAN KIMIA

Page 22: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Berat atom (BA) dari suatu unsur adalah merupakan berat rata-rata dari isotop, contoh: BA hidrogen adalah 1,008 yang

merupakan rata-rata dari 3 isotop H. Rata-rata berat atom dan bilangan atom dapat diketahui dari TABEL PERIODIK UNSUR

(Contoh Na, Mg, K, Ca)

Gravimetri yang merupakan analisis kimia yang akurat yang berdasar atas massa dari

produk dan reaktan. Molaritas dan Molalitas

Page 23: Prinsip Dasar Kimia Tanah

mg/l dan µg/l (miligram per liter dan mikrogram per liter) sering dipakai untuk menyatakan konsentrasi yang rendah, tetapi tidak dapat menggambarkan jumlah ion di dalam larutanParts per million (ppm) berarti unit massa/massa (µg/g atau mg/kg) dalam fase padatan. Tetapi ppm dapat pula berarti mg/l di dalam larutan. Parts per billion (ppb) kadang disamakan dengan µg/l, tetapi sebetulnya keliru karena billion berarti 109 atau 1012.Konsentrasi yang rendah kadang dinyatakan dalam bentuk logaritma negatif atau skala “p”, sperti pH yang merupakan logaritma negatif dari konsentrasi (atau aktifitas) ion H+. Dalam literatur tanah, skala p dipakai untuk menggambarkan aktifitas ion seperti pNa, pH2PO4, pCa, dsb.

Page 24: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Konsentrasi tinggi pada padatan, cairan maupun campuran gas dapat dinyatakan dalam fraksi mol atau persen mol. Fraksi mol berarti nisbah mol suatu senyawa/mol total dari senyawa campuran. Persen berarti fraksi mol x 100 %

Cairan pekat juga dapat dinyatakan dengan % berat yang merupakan nisbah massa dari bahan terlarut/massa larutan x 100.

Page 25: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Konsentrasi gas biasanya dinyatakan dengan fraksi mol atau tekanan parsial pada konsentrasi tinggi dan ppm pada konsentrasi rendah. Walaupun fraksi mol berarti nisbah mol/mol dan tekanan parsial berarti nisbah volume/volume, tetapi pada dasarnya identik. Volume semua gas pada 0oC dan 1 atm adalah 22,4 liter/mol. Oleh karena itu, volume dari gas dalam campuran merupakan ukuran langsung dari jumlah molekul atau mol nya. Parts per million pada fase gas berarti unit volume/volume yang sebanding dengan tekanan parsial x 106. Konsentrasi CO2 di dalam atm adalah fraksi mol atau tekanan parsial 0,00033 atau 330 ppm (v/v). Dengan kata lain, 330 molekul CO2 ditemukan dalam setiap sejuta molekul gas di udara. Unit ppm dalam fase gas berarti jumlah mol.

Page 26: Prinsip Dasar Kimia Tanah

The Systeme International d’Unites (SI) merupakan modifikasi dari unit metrik sekaligus upaya untuk menstandarisasi unit antar disiplin ilmu. Unit SI

berdasarkan atas 7 unit fundamental

UNIT SI

Kuantitas Unit SI dasar SimbolPanjang Meter mMassa Kilogram kgWaktu Detik s

Arus Listrik Ampere ASuhu termodinamika Kelvin K

Jumlah senyawa Mol molIntensitas luminous Kandela cd

Page 27: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Normalitas : banyaknya berat ekuivalen suatu senyawa yang

terkarut di dalam 1 lieter larutan.MOLARITASMOLALITAS

NORMALITAS DAN MOLARITAS

Page 28: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Molality (molalitas = m) is the number of moles of solute dissolved in one kilogram of solvent.

• Note that the solvent must be weighed unless it is water. One liter of water has a specific gravity of 1.0 and weighs one kilogram.

• To make a one molal aqueous (water) solution of sodium chloride (NaCl) , measure out one kilogram of water and add one mole of the solute, NaCl to it.

• The formula weight for NaCl is 58, and 58 grams of NaCl dissolved in 1kg water would result in a 1 molal solution of NaCl.

MOLALITAS , NORMALITAS DAN MOLARITAS

Page 29: Prinsip Dasar Kimia Tanah

What is the molality of a solution of 10 g NaOH in 500 g water?

10 g NaOH = 0.25 mol NaOH

500 g water = 0.50 kg water

molality = 0.25 mol / 0.50 kg

molality = 0.05 M / kg

molality = 0.50 m

EXAMPLE OF MOLALITY

Page 30: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Molarity (M): The molar unit is probably the most commonly used chemical unit of measurement.

• Molarity is the number of moles of a solute dissolved in a liter of solution.

• A molar solution of sodium chloride is made by placing 1 mole of a solute into a 1-liter volumetric flask. (Taking data from the example above we will use 58 grams of sodium chloride). Water is then added to the volumetric flask up to the one liter line. The result is a one molar solution of sodium chloride.

Page 31: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Example:What is the molarity of a solution made when water is added to 11 g CaCl2 to make 100 mL of solution?

11 g CaCl2 = 0.10 mol CaCl2

100 mL = 0.10 L

Molarity = 0.10 mol / 0.10 L

Molarity = 1.0 M CaCl2

Page 32: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Normality (N): There is a relationship between normality and molarity. Normality can only be calculated when we deal with reactions, because normality is a function of equivalents.

Normality is equal to the gram equivalent weight of a solute per liter of solution.

Page 33: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Example:1 M sulfuric acid (H2SO4) is 2 N for acid-base reactions because each mole of sulfuric acid provides 2 moles of H+ ions. On the other hand, 1 M sulfuric acid is 1 N for sulfate precipitation, since 1 mole of sulfuric acid provides 1 mole of sulfate ions.

Page 34: Prinsip Dasar Kimia Tanah

IKATAN KIMIA

Page 35: Prinsip Dasar Kimia Tanah

IKATAN KIMIA Adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :a). Atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron.b). Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom.

Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi antar elektron-elektron yang ada pada orbit luar, atau orbit yang terisi sebagian atau orbit bebas dalam atom lainya.·       

IKATAN KIMIA

Page 36: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.

• Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.

• Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia).

• Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.

• Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).

Page 37: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Periode Unsur Nomor Atom K L M N O P

1 He 2 2          

2 Ne 10 2 8        

3 Ar 18 2 8 8      

4 Kr 36 2 8 18 8    

5 Xe 54 2 8 18 18 8  

6 Rn 86 2 8 18 32 18 8

GAS MULIA

Page 38: Prinsip Dasar Kimia Tanah

Di dalam air, terjadi interaksi antar molekul air, antar bahan terlarut dan antara air dan bahan terlarut. Interaksi antar molekul air di dalam air terjalin sangat kuat yang dibuktikan dengan titik didih dan panas jenis (spesific heat) yang tinggi. Sebagai perbandingan, H2S mempunyai titik didih –61ºC. Penyebab utama dari interaksi kuat antara molekul air tadi adalah bangun molekul H2O yang jauh lebih nonlinear daripada molekul H2S. Ion H+ di dalam H2O terpisah dengan sudut 105º. Molekul air mempunyai dua kutub (dipole) yang berujung positif (sisi H) dan berujung negatif (sisi O).

AIR DAN BAHAN TERLARUT

Page 39: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Interaksi elektrik antara ujung positif suatu molekul air dengan ujung negatif dari molekul air lainnya menghasilkan suatu struktur internal yang terwujud dengan baik pada es, tetapi tidak terwujud pada air. Ada kemungkinan sebagian dari molekul tersebut mempunyai struktur serupa es (icelike structure), tetapi terbatas pada jarak yang pendek dengan arah tertentu, sedangkan molekul air yang jauh akan membentuk struktur serupa es lainnya dengan orientasi yang berbeda dengan molekul tadi.

Page 40: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Ion, bahan terlarut yang bermuatan dan yang tidak bermuatan memecah stuktur molekul air yang serupa es tadi. Muatan yang dimiliki oleh bahan terlarut cenderung untuk mengorientasi molekul air disekelilingnya dengan menarik ujung kutub air yang bermuatan positif atau negatif. Walaupun molekul bahan terlarut dan air senantiasa bergerak tetapi pada suatu saat tertentu keduanya berdekatan. Jika keduanya berdekatan dalam waktu yang lebih lama daripada waktu yang digunakan oleh molekul air agar terdisosiasi dari struktur air, maka ion tersebut akan dikelilingi oleh molekul air (water sphere atau solvation sphere) secara menyeluruh.

Page 41: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Sebaliknya, jika keduanya berdekatan dalam waktu yang singkat daripada itu, ion akan mempunyai watersphere yang tidak sempurna. Jumlah molekul air yang mengelilingi ion tersebut dinamakan bilangan hidrasi primer (primary hydration number). Walaupun bilangan hidrasi primer ini bergantung dari metide yang digunakan.

• Di luar solvation sphere ini, muatan ion juga akan berpengaruh pada lapis kedua dari molekul air yang berdekatan. Molekul air ini sudah terlempar dari keseluruhan struktur air tetapi tidak bergabung secara erat dengan ion. Secara praktis, orientasi molekul air pada solvation sphere primer dan orientasi acak pada lapis kedua akan menyebar muatan ion pada rentangan antara 10-20 Å dari pusat ion.

Page 42: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Ion bebas tidak terdapat di dalam larutan yang encer, sehingga semua ion terlarut dan kemungkinan semua molekul terlarut senantiasa dikelilingi oleh molekul air. Ion-ion juga saling berinteraksi sepanjang jarak-jarak tertentu. Konsep aktivitas (activity) berkaitan dengan interaksi elektrostatik jarak jauh (long-range electrostatic atau >5Å) antar ion-ion, sedangkan interaksi ion-ion dalam jarak pendek (short-range electrostatic) disebut sebagai ion kompleks atau pasangan ion (<5Å).

INTERAKSI ANTAR BAHAN TERLARUT

Page 43: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Ion Kompleks dan Pasangan Ion (Complex Ion and Ion Pairs)

• Ion dan molekul yang berinteraksi dalam jarak pendek akan membentuk ikatan dan kehilangan masing-masing identitasnya dengan membentuk kompleks ion atau ion pasangan. Sebagai contoh: ion Fe(H2O)6

3+ dan Al(H2O)63+ ,

molekul air terikat secara kuat pada ion pusatnya dan karakteristik kimianya berubah, yaitu jauh lebih mudah melepas H+ daripada tanpa Fe3+ dan Al3+ sebagai pusat ion.

Page 44: Prinsip Dasar Kimia Tanah

http://www.chemguide.co.uk/inorganic/complexions/whatis.html

Page 45: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Ion kompleks biasanya didefinisikan sebagai kombinasi antara kation pusat dengan satu atau lebih ligan. Ligan adalah sebarang ion atau molekul dalam koordinasi dari ion sentral, misalnya H2O pada contoh di atas. Tetapi seringkali air diabaikan di dalam ion kompleks sehingga pengertian ion kompleks kadang-kadang terbatas untuk selain air. Ligan lainnya melakukan penetrasi solvation sphere atau hydration sphere bagian dalam (inner) dari ion pusat dan menggantikan satu atau lebih molekul air bagian dalam.

Page 46: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Sebaliknya, pasangan ion merupakan pengikatan ligan di luar dari solvation sphere bagian dalam, sehingga apabila terpisah, ion yang terhidrasi akan bergabung secara elektrostatik dan berlaku seolah unit tunggal sepanjang interval waktu yang lama. Ion kompleks dan pasangan ion adalah identik dengan inner complexes dan outer complexes. Banyak dari alkali bumi dan cation logam transisi dalam larutan tanah berada di dalam bentuk ion kompleks dan pasangan ion.

Page 47: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Dalam upaya berasosiasi dengan ion pusat, ligan harus berkompetisi dengan molekul air di dalam ion pusat, dan ligan tersebut juga harus kehilangan beberapa molekul air-nya. Ligan seringkali merupakan anion dari asam lemah, sehingga H+ berkompetisi dengan kation sentral untuk ligan. Kompetisi terjadi antara kation dan H+ untuk ligan, termasuk air dan OH-.

• Kekuatan (strength) dari asosiasi antara molekul atau ion di dalam larutan tanah dinyatakan dalam berbagai konstanta keseimbangan. Konstanta stabilitas menunjuk pada ion kompleks dan pasangan ion, konstanta hidrolisis dan deprotonasi menunjuk pada kehilangan H+ dari ligan air yang berasosiasi dengan pusat kation, sedangkan produk kelarutan menunjuk pada aktifitas ion dalam keseimbangan dengan fase padat.

Page 48: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Pembentukan ion kompleks adalah hasil dari daya ketertarikan kation-anion yang melebihi kompetisi antara kation dan H+ untuk berbagai macam ligan termasuk air. Sebagai contoh adalah pembentukan kompleks ion monofluoroaluminum selama ekstraksi aluminium reaktif dari tanah.

Al(H2O)63+ + F- AlF(H2O)52+ + H2O

• Ligan seperti H2O, OH-, F- dan CN- hanya dapat menempati satu posisi disekeliling kation pusat dan disebut sebagai ligan unidentate. Ligand penghubung (bridging ligand) seperti O2-, CO32-, dan PO43- dapat menempati satu posisi di dalam koordinasi dari dua kation yang berbeda. Ini disebut juga sebagai kompleks polinuklir.

Page 49: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Hidrolisis dan Deprotonasi•

• Seperti yang sudah dibahas bahwa tingginya Δ H pada ion trivalen menyebabkan kation polivalen terhidrasi di dalam larutan, sebagai contoh Fe(H2O)63+ dan Al(H2O)63+. Ion dan molekul air berikatan secara erat sehingga menjadi seolah-olah ion besar yang tunggal dimana molekul air menempati posisi tertentu dalam solvation sphere di sekeliling ion pusat.

Page 50: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Ketertarikan ion pusat kepada ligan air sangat kuat sehingga muatan kation cenderung untuk menolak ion hidrogen atau proton dari molekul air. Jika larutan dibuat lebih alkalis, maka lebih banyak H+ yang akan terdisosiasi dari solvation sheat. Sebagai contoh adalah kompleks ion yang terbentuk oleh P5+ dalam larutan, PO2OH(H2O) atau H3PO4. Ion H+ pertama akan dilepas pada pH 3, H+ kedua dilepas pada pH 7+ dan H+ ketiga dilepas pada pH 10. S6+ dalam SO42- dan N5+ dalam nitrat (NO3-) bereaksi lebih kuat dengan pelarutnya, sehingga proton sudah dilepas dalam larutan yang sangat asam. Dalam keadaan ini yang tersisa adalah ligan oksida yang baru akan dilepaskan jika ion pusat tereduksi menjadi bervalensi yang lebih rendah.

Page 51: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Fe(H2O)63+ ion lebih lemah daripada asam sulfat dan asam nitrat, tetapi lebih kuat daripada asam fosfat. Pelepasan H+ pada hidrolisis Fe(H2O)63+ terjadi sebagai berikut:

• Fe(H2O)63+ = FeOH(H2O)52+ + H+

• Hidrolisis berlanjut pada pH yang lebih tinggi

• FeOH(H2O)52+ = Fe(OH)2(H2O)4+ + H+

• Fe(OH)2(H2O)4+ = Fe(OH)3(H2O)3 + H+

Page 52: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• Reaksi hidrolisis dari Al3+ adalah analog dengan Fe3+ tetapi Al3+ bersifat kurang asam. Kehilangan H+ yang pertama dari Al(H2O)63+ terjadi pada pH 5. Hidrolisis H+ yang kedua dan ketiga terjadi pada pH yang lebih tinggi, dan dibarengi dengan polimerisasi dari produk hidrolisis dan presipitasi Al(OH)3. Pembentukan Al(OH)4- menjadi nyata pada pH di atas 7, dan kelarutan aluminium biasanya meningkat pada pH di atas 8.

• Peristiwa hidrolisis yang terjadi pada Al3+ dan Fe 3+ secara teori juga terjadi pada kation walaupun dengan intensitas hidrolisis yang berbeda. Kation alkali dan alkali bumi dapat mengalami deprotonasi pada pH yang ekstrem tinggi, hanya saja pH yang semacam itu sangat jarang di alam.

Page 53: Prinsip Dasar Kimia Tanah

• BIBLIOGRAFI• Bohn, H.L., B.L. Mc Neal, and G.A.

O’Connor. 2001. John Wiley and Son. New York.

• Essington. M.E. 2004. Soil and Water Chemistry. CRC Press. Washington.

• Sparks, D.L. 1989. Kinetics of of Soil Chemical Processes. Academic Press.

• Tan, K.H. 2011. Principle of Soil Chemistry. CRC Press. Taylor & Francis Group. New York.