laporan mingguan kimia dasar 1

113
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam ilmu kmia pemisahan dan pemurnian campuran sangat penting dan diperlukan. Dalam praktikum kimia, pemisahan dan pemurnian dilakukan untu mendapatkanzat murni darisuatucampuran. Pada pekerjaan-pekerjaan di laboratorium banyak melibatkan pemisahan campuran seperti dalam pengolahan minyak bumi dan logam, serta larutan seperti garam, minyak, naft kapur tulis, dan lain-lain. Untuk dapat melakukan hal tersebut maka dibutuhkan keterampil pengetahuan, oleh karena itu harus mengetahui dan mempelajari bagaimana c cara pemisahan tersebut dalam praktikum kimia ini. Sebelumnya kit mengetahui apa yang di maksud campuran dan jenis campuran tersebut. Campuran adalah suatu bahan yang terdiri dari satu atau lebih zat yang be yang masih mempunyai sifat zat asalnya. 1.2. Tujuan Percobaan Mengetahui pengertian dari pemisahan dan pemurnian. Mengetahui metode pemisahan dan pemurnian zat. Mengetahui jenis – jenis campuran.

Upload: cikunggg

Post on 09-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Dalam ilmu kmia pemisahan dan pemurnian campuran sangat penting dan
diperlukan. Dalam praktikum kimia, pemisahan dan pemurnian dilakukan untuk
mendapatkan zat murni dari suatu campuran. Pada pekerjaan-pekerjaan di
laboratorium banyak melibatkan pemisahan campuran seperti dalam pengolahan
minyak bumi dan logam, serta larutan seperti garam, minyak, naftalena, pasir,
kapur tulis, dan lain-lain.
 pengetahuan, oleh karena itu harus mengetahui dan mempelajari bagaimana cara-
cara pemisahan tersebut dalam praktikum kimia ini. Sebelumnya kita harus
mengetahui apa yang di maksud campuran dan jenis campuran tersebut.
Campuran adalah suatu bahan yang terdiri dari satu atau lebih zat yang berlainan
yang masih mempunyai sifat zat asalnya.
1.2.  Tujuan Percobaan
  Mengetahui jenis –  jenis campuran.
BAB 2 
TINJAUAN PUSTAKA
Ada tiga istilah yang harus dipahami dan diingat dalam ilmu kimia, yaitu
unsure, senyawa, dan campuran. Unsur adalah materi yang tidak dapat diuraikan
dengan reaksi kimia menjadi zat yang lebih sederhana, contohnya hydrogen,
oksigen, besi, tembaga, dan sebagainya. Sampai saat ini telah diketahui lebih dari
100 unsur dan diharapkan dan ditemukan agi unsure baru dimasa mendatang.
Senyawa adalah materi yang dibentuk dari dua unsure atau lebih dengan
 perbandingan tertentu, jadi senyawa masih dapat diuraikan menjadi unsure
 pembentukannya. Contohnya air terbentuk dari oksigen dan hydrogen dengan
 perbandingan masa 8:1 ; artinya 8 g oksigen dengan 1 g hydrogen dengan
 perbandingan tersebut membentuk 9 g air atau 16 oksigen dengan 2 g hydrogen
menjadi 18 g air. Unsur dan senyawa disebut zat tunggal karena partikel
terkecilnya satu macam.
unsure nitrogen dan oksigen, antara besi dan belerang. Perbandingan kedua
unsure itu boleh 1:2, 3:7, 2:1, dsb. Jika membentuk senyawa, perbandingan kedua
unsure harus tertentu, contohnya nitrogen dioksida, mengandung nitrogen dan
oksigen dengan perbandingan 7 dan 16. Dalam senyawa besi sulfide,
 perbandingan masa besi dan belerang harus 7 dan 4, tidak boleh lain.
Campuran dapat pula terjadi antar senyawa, contohnya air dengan alcohol
atau antara unsure dengan senyawa, contohnya nitrogen dengan uap air. Dipasaran
terdapat alcohol dalam berbagai perbandingan, misalnya alcohol 75%, 50%, dan
25%. Alkohol 75% berarti 75% adalah masa alkholdan sisanya adalah air.
Akibatnya harga alcohol bergantun kepada perbandingan atau komposisinya.
Campuran dapat dibagi dua, yaitu campuran homogen dan heterogen.
 
 
 partikelnya menyebar merata shingga membentuk satu fase. Yang disebut satu
fase adlah zat yang komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian yang
lain didekatnya. Sebagai contoh gula dengan air. Rasa manis air gula disemua
 bagian bejana sam, baik diatas, dibawah maupun dipinggirnya. Karena begitu
kecil dan meratanya partikel gula sehingga tidak dapat dilihat walupundengan
mikroskop. Yang tampak hanya satu fase, yakni cairan, dan campuran seperti ini
disebut larutan.
Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara dua
zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnya tidak sama diberbagaibagian bejana. Contohnya, campuran air dengan
minyak tanah. Pada mulanya kedua zat tidak bercampur, tapi setelah dikocok
dengan kuat minyak menyebar dalam air berupa gelembung-gelembung kecil.
Pada gelembung hanya terdaat minyak, sedangkan yang lain alah air. Jadi minyak
tidak menyabar merata seperti gula dan air. Dengan kata lain, dalam campuran
heterogen masih ada bidang batas antara kedua komponen atau mengandung lebih
dari satu fase.
Kebanyakan materi yang terdapat di bumi ini tidak murni, tetapi berupa
campuran dari bebagai macam komponen. Contohnya, tanah terdiri dari berbgai
senyawa dan unsure baik dalam wujud padata, cari , dan gas. Udara yang kita
hirup setiap hari mengandung bermacam unsure dan senyawa, seperti oksigen ,
nitrogen, uap air, dsb. Demikian juga air yang kita pakai sehari-hari bukanlah
murni, melainkan menandung zat zat laindalam bentuk gas, cair, atau padatan.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dati
campurannya, contohnya untuk mendapatkan air suling( aquades) kita harus
menyulingnya dari air sumur atau sungai. UNtuk memperoleh minyak goring kita
 
 
4
lebih direaksikan dega zat lain sehingga sapat dipisahkan. Dsini yang akan
dibahas hanya pemisahan secara fisika.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan
sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan
cair, misalanya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan
 bermacam-macam, mulai dari porinya yang besar sampai yang sangat halus,
contohnya kertas saring dahn selaput semipermeabel. Kertas saring dipakai untuk
memisahkan suatu koloid dari pelarutnya.
Campuran homogeny, seperti alcohol dalam air, tidak dapat dipisahkan
dengan saringan, karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring dan
selaput semipermeabel. Ccampuran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara
fisika, yaitu destilasi, rekristalisasi, ekstraksi, dan kromatografi. Dasar pemisahan
dengan destilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan atau lebih. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap labih
dulu. Dengan mengatur suhu secara akurat, kita dapat menguapkandan
mengembunkan komponen demi komponen secara bertahap. Pengembunan terjadi
dengan mengalirkan uap ke tabung pedingin. Contohnya memisahkan campuran
air dan alcohol. Titik didih aid an alcohol masing  –  
Jika campuran dipanaskan dan suhu diatur sekitar 78 C, maka alcohol akan
menguap sedikit demi sedikit. Uap itu mengembun dalam pendinginan dan
ahirnya didapat cairan alcohol murni. Bila campuran mengandung komponen
lebih dari dua, maka penguapan dan pengembunan dilakukan bertahap sesuai
dengan jumlah komponen itu, dimulai dari titik didih yang paling rendah. Akan
tetapi pemisahan campuran ini sulit dan biasanya hasil yang didapatkan sedikit
tercampur komponen lain yang titik didihnya berdekatan.
Tehnik pemisahan dengan rekristalisasi berdasarkan perbedaan titik beku
 
 
5
dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi
sedikit. Pemanasan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika dibiarkan ahirnya
terbentuk Kristal garam.
kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Campuran dua komponen
(misalkan A dan B) dimasukkan kedalam pelarut X dan Y. Syaratnya kedua
 pelarut ini tidak dapat bercampur, seperti air dengan minyak. Semuanya
dimasukkan kedalam corong pisah dan dikocok agar bercampur sempurna dan
kemudian didiamkan sampai pelarut X dan Y memisah kembali. Kini zat A dan B
 berada dalam kedua pelarut X dan Y, tetapi perbandingannya tidak sama.
Misalkan A lebih banyak larut di X, sedangkan B lebih banyak di Y.
Ahirnya A dan B telah terpisah walaupun tidak sempurna. Kedua pelarut dapat
dipisahkan dengan membuka keran corong perlahan-lahan dan ditampung dalam
 bejana yang bersih. Jumlah B dalam pelarut X data dikurangi dengan mengulangi
cara diatas, yaitu dengan menambahkan pelarut Y sehingga B ditarik lebih banyak
ke Y. Demikian juga untuk menari A dari pelarut Y, dengan menambahkan
 pelarut X. Setiap penambahan pelarut yang baru, kemudian dikocok dan diahiri
dengan pemisahan kedua pelarut. Jika hal ini dilakukan berulang-ulang maka A
dan B akan terpisah makin sempurna. Kemudian A dalam pelarut X dan B dalam
 pelarut Y dapat dipisahkan dengan tehnik yang lain, seperti destilasi atau
rekristalisasi.
Kromatografi adalah tehnik pemisahan campuran dalam berbagai wujud,
 baik padat, cair, dan gas. Cara ini dipakai juga jika campuran tidak dapat
dipisahkan dengan cara yang lain. Dasar kromatografi adalah perbedaan daya
serap satu zat dengan zat lainnya. Jika komponen campuran ( misal A,B dan C)
dialirkan dengan suatu pelarut melalui padatan tertentu, maka A, B, dan C akan
 
 
6
komponen disebut adsorben atau fase tetap. Syarat eluen harus dapat melarutkan
semua komponen dan dapat mengalir, maka harus berupa cairan atau gas. Eluen
dapat meruapakan zat murni atau campuran misalnya eter murni atau alkhol 50%.
Proses pemisahan ini komponen yang diserap paling kuat oleh adsorben
akan mengalir paling cepat, sedangkan daya serap terhadap C berada di antara A
dan B. Semakin lama proses mengalir semakin jauh jarak antara komponen dan
semakin sempurna pemisahan, tetapi diperlukan tabung yang panjang serta eluen
yang dan adsorben yang banyak, Komponene dapat dipisahkan dari komponen
lain dengan mendorong adsorben keluar dan dipotong berdasrakan komponennya.
Tiap potongan dimasukkan kedalam pelarut dan disaring untuk memisahkan
adsorben, dan larutan akan mengandung satu komponen. Komponen dapat
dipisahkan dari pelarut dengan teknik destilasi atau rekristalisasi saperti yang
telah dibahas. Berdasrakan jenis eluen dan adsorbennya, kromatografi dapat
dibagi menjadi empat cara, yaitu kromatografi kolom, kertas, lempeng tipis, dan
gas.
kedalam tabung (pipa) kaca, adsorben tersebut berupa padatan dalam bentuk
tepung, contohnya alumina. Setelah pemisahan masing-masing komponen
terdapat didaerah tertentu dalam tabung. Kromatografi kertas adalahjenis
kromtografi yang menggunakan kertas sebagai adsorbennya dan zat cari sebagai
eluennya. Teknik pemisahannya campuran komponene diteteskan pada kertas
dengan pipet kecil, misalkan pada dua titik P dan Q. Kemudian kertas diccelupkan
hati-hati sampai garis ang telah dibuat sebelumya( garis RS), sehinggat titik P dan
Q tidak terbenam. Kertas digantunkan supaya stabil dan dibiarkan agar eluen naik
 perlahan sambil membawa komponen yang terdapat pada P dan Q tadi. Ahirnya
akan terliha komponen terpisah satu sama lain, karena perbedaan daya serapnya
 pada kertas.
 
 
lempeng ditetesi campuran yang akan dipisahkan dan dimasukkan kedalam bejana
yang berisi eluen, sperti pada kromatografi kertas.
Yang terakhir, kromatografi gas adalah kromatografi yang menggunakan
gas sebagai eluennya, sedangkan komponennya dalam alat akan diuabh menjadi
 jadi gas dan mengalir bersama eluen. Kecepatan mengalir komponen akan
 berbeda dan mngekibatkan terpisahya komponen yang satu dengan yang lain
(Syukri S, 1999).
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jarang
digunakan, dimana zat –  zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut tertentu dikala
shu diperbesar. Karena konsentrasi total impurity biasanya lebih kecil dari
konsentrasi zat yang dimurnikan, billa dingin, maka konsentrasi impurity yang
rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan
mengendap.
Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih
yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat
dengan netralisasi Hcl dengan NaOH berair. NaCl nyaris tida dapat dilarutkan
dalam alcohol, tetapi larut dalam air sambil menyedot panas, perubahan
kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal; suatu garam yang tak
mengadung hydrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-larutan
 berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indicator semisal lakmus.
Garam rangkap; garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran
sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu. Dalam larutan, garam ini
merupakan campuran rupa-rupa ion sederhana yang akan mengion jika dilarutkan
lagi. Jadi jelas, berbeda dengan ion garam kompleks yang menghasilkan ion-ion
kompleks dalam larutan ( Arsyad,2001).
factor penting yaitu laju pembentukan inti ( nukleasi) dan laju pertumbuhan
 
 
8
terbentuk, tetapi tidak satupun dari ini akan tumbuh menjadi terlalu besar, jadi
terbentuk endapan yang terdiri dari partikel-partikel kecil. Laju pembentukan inti
tergantung pada derajat lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat
 jenuh, makin besarlah kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin
 besarlah laju pembekuan inti. Laju pertumbuhan kristal merupakan factor lain
yang mempengaruhi ukuran Kristal yang terbentuk selama pengendapan
 berlangsung. Jika laju ini tinggi, Kristal- Kristal yang besar akan tebentuk yang
dipengaruhi oleh derajat lewat jenuh.
Kemudahan suatu endapan dapat disaring atau dicuci tergantung sebagian
 besar pada struktur morfologi endapan, yaitu terbentuk selama berlangsungnya
 pengendapan, makin mudah mereka dapat disaring dan mungkin sekali makin
cepat Kristal-kristal itu akan turun dari keluar dari larutan, yang lagi lagi akan
membantu penyaringan. Bentuk Kristal juga penting, struktur yang sederhana
seperti kubus, oktahedran, atau jarum jarum sangat menguntungkan, karena
mudah dicuci setelah disaring. Kristal denga struktur yang lebih kompleks, yang
mengandung lekuk-lekuk dan lubang lubang, akan menahan cairan induk ( mother
Liquid) bahkan setelah dicuci dengan seksama. Dengan endapan yang terdiri dari
Kristal-kristal demikian, pemisahan kuantitatif lebih kecil kemungkinannya
tercapai
3.2.1 Dekantasi
  Dimasukkan 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia yang telah diisi aquades.
  Diaduk hingga tercampur
3.2.2 Filtrasi
-  Dimasukkan bubuk kapur tulis
-  Didiamkan beberapa menit
- Kemudian campuran tersebut disaring dengan corong gelas yang dilapisi
kertas saring.
3.2.3 Rekristalisasi
- Kemudian larutan ini diuapkan sampai CuSO45H2O mengkristal
3.2.4 Sublimasi
- Diaduk hingga tercampur
- Cawan penguap ditutup dengan kertas saring yang sudah dilubangi kecil-
kecil.
kertas
- Dimasukkan minyak dengan cara kualitatif
- Ditutup bagian atas corong pisah
- Dikocok hingga merata
- Didiamkan beberapa menit sampai kelihatan adanya batas antara 2 fase
- Penutup corong pisah dibuka
- Dibuka keran corong dan dialirkan campuran yang berada dibagian bawah
ke becker gelas
-  Air menjadi jernih
-  Air keruh
Dekantasi adalah salah satu metode pemisahan zat yang digunakan untuk
campuran zat padat dan zat cair prinsipnya yang digunakan dalam metode ini
adalah pengendapan. Contohnya campuran aquades dengan pasir, metode ini aitu
dengan cara dituangkan langsung.
Filtrasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk memisahkan zat
yang tercampur dengan menggunakan prinsip perbedaan ukuran partikel zat-zat
yang dicampur dimana yang satu lolos melewati penyaringan karena ukuran
 partikelnya lebih kecil dari pada lubag penyaringan. Sementara yg lebih besar
akan tertinggal.
Kristalisasi adalah metode yang digunakan untuk memisahkan zat padat
dari larutannya dengan memanaskan larutan hingga jenuh. Kemudian didinginkan
 berdasarkan pada campuran dimana salah satu zat yang tercampur pada keadaan
 pekat akan membentuk Kristal.
yang dapat menyublim. Prinsip kerja penyubliman didasarkan pada campuran zat
dimana yang stau dapat menyublim sedangkan satunya tidak dapat menyublim.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memanaskan campuran perlahan-lahan
sehingga zat-zat yang mudah menyublim akan akan menyublim kemudian
uapknya didinginkan sehingga akan kembali seperti semula.
 
 
Ekstraksi adalah metode yang dilakukan unutuk memisahkan zat zat yang
saling bercampur. Prinsip yang digunakan yaitu perbedaan berat jenis dan
menggunakan corong pisah. Zat yang massa jenisnya lebih berat akan berada di
 bagian bawah. Contohnya air dengan minyak goreng.
Pada proses dekantasi campuran aquades dengan pasir. Pasir yang mengendap
karena pasir tidak terlarut dan karena partikel-partikelnya lebih besar daripada
aquades sehinnga mudah diendapkan dan dipisahkan dengan aquades.
Pada proses filtrasi campuran bubuk kapur tulis denga aquades, bubuk kapur tulis
tertinggal dikertas karena ukuran partikelnya lebih besar daripada lubang kertas
saring sedangkan aquades dapat lolos karena partikelnya lebih kecil dari lubang
kertas saring sehingga pada saat aquades melewati kertas saring aquades menjadi
 jernih kembali.
Pada proses rekristalisasi campuran CuSO45H2O dengan aquades, CuSO45H2O
 berubah warna dari biru menjadi putih karena kehilangan H2O nya, karena
CuSO45H2O dtidak menguap saat dipanaskan sedangkan aquades menguap.
Pada proses sublimasi antara campuran garam dan naftalen, naftalen yang
dipanaskan bersama garam mangkristal kembali karena mudah menguap dan
mudah mngekristal sedangkan garam tidak menguap maka tertinggal.
Pada proses ekstraksi antara minyak goreng dan aquades, setelah campuran
minyak dan aquades dikocok terjadi pemisahan antara minyak dan aquades. Hal
ini disebabkan oleh perbedaan massa jenis antara minyak goreng denga aquades.
Massa jenis minyak goreng lebih kecil daripada aquades sehingga berada diatas
aquades .
Faktor kesalahan yang dapat terjadi biasanya adalah dalam proses
dekantasi, bila kita terburu-buru menuangkan aquades dari campuran sebelum
 
 
15
seutuhnya. Pada proses filtrasi kesalahan yang dapat terjadi yaitu bila kertas
saring tidak menutupi corong kaca dengan benar ehingga ada kemungkinan bubuk
kapur tulis dapat terikut dengan aquades. Pada proses rekristalisasi dan sublimasi
kesalahan yang sering terjadi adalah pada saat memanaskan cawan penguap bila
suhunya terlalu tinggi dapat menyebabkan cawa penguap pecah. Pada proses
ekstraksi dapat terjadi kesalahan pada saat memisahkan aquades dengan minyak
goreng, yaitu saat membuka keran corong pisah, aquades tidak dapat keluar bila
tutup corong pisah belum dibuka.
  Struktur Naftalen
16
Pengertian dari campuran adalah suatu bahan yang terdiri atas satu atau lebih
zat yang berlainan yang bergabung menjadi satu yang masih mempunyai zat
asalnya atau sifat-sifat pembetukannya tetap. Contoh: larutan gula terbentuk oleh
air dan gula, sifat gulanya masih ada dalam larutan yang ditunjukkan rasa larutan
manis.
Adalah campuran jika batas zat-zat penyusunnya tidak Nampak dan masing-
masing partikelnya zat tersebar merata. Contoh: larutan oralit terbentuk dari
airgula dan garam. Pada larutan ini komponenen penyusunnya tidak tampak.
-  Campuran Heterogen
Adalah campuran yang terbentuk oleh beberapa Janis zat yang batas zat
 penyusunnya masih dapat dibedakan dan sifat-sifat zat penyusunnya masih ada.
Contoh: campuran yang terbentuk oleh aridan minyak goreng dalam campuran ini,
minyak dan airnya dapat dilihat denga jelas.
Aplikasi pemisahan dan pemurnian zat dalam kehidupan sehari-hari:
-  Pemurnian air laut untuk keperluan rumah tangga
-  Pembuatan garam dari air laut
-  Daur ulang limbah
-  Pemurnian air sungai
 
 
  Metode dalam pemisahan dan pemurnian :
  Dekantasi.
dengan cawan penguap agar cawan penguap tidak pecah.
 
Sebelum membuka keran corong pisah pada metode ekstraksi, bukalah
terlebih dulu tutup corong pisah yang beada diatas, agar aquades dapat
keluar
Arsyad, M.Natsir. 2001.  Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta:
Gramedia.
Svehla.1979.  Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: Kalman Media Pusaka
 
 
Dalam ilmu kimia sering di jumpai berbagai jenis larutan. Larutan-larutan
tersebut merupakan campuran dan dua bahan atau zat yang berbeda baik dari
 bahan cairan maupun padat. Setiap larutan yang dibuat pasti mempunyai
kepekatan atau konsentrasi kepekatan itu disetiap larutan yang dibuat larutan
dapat ditentukan secar kuantitatif dengan suatu perhitungan.
Sebelum membuat larutan dengan diharuskan tahu dulu alat-alat yang
digunakan dalam membuat larutan. Seperti gelas kimia, batang pengaduk, labu
takar, neraca analitik dan lain-lain. Alat-alat tersebut akan membantu untuk
membuat suatu larutan dengan konsentrasi atau kepekatan sesuai dengan
kebutuhan.
Diharapkan dengan diadakannya percobaan ini dapat lebih terampil lagi dalam
 percobaan pembuatan larutan. Selain itu diharapkan dapat mengetahui, mengerti,
dan memahami pokok pembahasan tentang percobaan ini.
Larutan adalah campuran serba sama antara komponen zat terlarut dan komponen
 pelarut. Hubungan kuantitatif antara zat pelarut dengan pelarut dalam suatu
larutan disebut konsentrasi atau kepekaan.
Untuk melarutkan bahan-bahan kimia yang tergolong eksotermik, seperti asam
sulfat atau natrium hidroksida maka yang yang dimasukkan ke dalam gelas kimia
lebih dahulu adalah pelarutnya kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit
 bahannya sambil di aduk
 
 
zat terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion komposisinya dapat
 bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sejumlah kecil solute. Solute adalah zat terlarut,
sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut.
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang
 berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol amoniak kloroform, benzene, minyak,
asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperature, sifat pelarut, efek
ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain.
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut,
dinyatakan dalam satuan (berat mol)zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu
dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa
dan persen volume
Untuk membuat laporan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang di inginkan . berapa
volume atau massa larutan yang akan dibuat.
2. M1.V1 = M2.V2
Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui
dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan
sesudah pengenceran adalah sama dan memenuhi persamaan :
M1 : Konsentrasi Larutan sebelum diencerkan
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat ( konsentrasi tinggi ) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika
suatu larutan senyawa kimia yang pekat di encerkan kadang-kadang sejumlah
 panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat
 pekat. Agar panas ini ia dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang
harus ditambahkan ke dalam air, tidak bolekh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke
dalam asam sulfat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik.
Jika kita berada di sekitarnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.
Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang harus diperhatikan adalah :
1. Interaksi antara pentitter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara
stokiometri, artinya sesuai dengan ketetapan yang dicapai dengn peralatan yang
lazim digunakan dalam titrimetri. Reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya
99,9 % pada titik kesetaraan
2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar tinggi berlangsung dengan cepat titrasi
dapat diklasifikasi menjadi :
1. Berdasarkan reaksi
- Titrasi asam basa
- Titrasi oksidasi reduksi
- Titrasi asidimetri
Pengetahuan mengenai cara pembuatan larutan sangat penting karena sebagian
 besar reaksi kimia terjadi melalui bentuk cairan atau larutan, terutama dalam
 bentuk larutan dengan pelarut air. Larutan sendiri merupakan suatu sistem
homogeny yang terdiri dari molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Disebut homogen jika zat-zat yang ada dalam sistem tersebut fasenya sama dan
susunannya sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian atau fasenya
terpisah.
Semua gs pada umumnya dapat bercampur dengan sesamanya (misibet). Karena
itu semua campuran gas adalah larutan. Meskipun demikian campuran fase gas
 jarak pisah antaranya molekul relative jauh, sehingga tidak dapat saling tarik
menarik secara efektif. Larutan dapat berfase padat, dalam larutan pada pelarutnya
adalah zat padat. Kemampuan membentuk larutan padat sering terdapat pada
logam dan larutan tertentu dimana atom terlarut mengerahkan beberapa atom
 pelarut dalam larutan padatan lain. Atom terlarut adalah mengisi kisi atau lubang
dalam kisi pelarut. Pembentukan larutan padat ini terjadi apabila atom terlarut
cukup kecil intuk memasuki lubang-lubang dan diantara atom pelarut.
Pada umumnya larutan berfase cair, salah satu komponen (penyusun) larutan
semacam itu adalah campuran itu dibuat. Cairan ataupu gas. Dianggap sebagai zat
kedalam komponen pertama, zat terlarut itu disebut solute.
Faktor utama yang berpengaruh dalam kemampuan terjadi larutan adalah
kemampuan atau gaya tarik-menarik antara partikel terlarut. Interaksi molekul-
molekul pelarut dengan partikel zat terlarut dalm bentuk gugusan disebut solvasi.
Jika pembentukan larutan dapat disebtu sebagai proses hipotorus tahap pertama.
Jika pembentukan larutan dapat disebut sebagai proses hipoturus tahap pertama.
Jarak rata-rata yang tampil pada larutan. Tahap ini memerlukan banyak energy
untuk melampaui gaya-gaya intermolekul kohesi. Pada tahap ini disertai dengan
 peningkatkatan entalpi dengan reaksi endoterm (penyerap panas).
Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan
kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan demikian,
setiap sistem konsentrasi harus menyatakan hal-hal sebagai berikut :
a. satuan yang digunakan zat terlarut
 b. kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan
c. satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasi
 
 
Dalam perhitungan muncul masalah konsentrasi-konsentrasi yang menyatakan
 banyak solute dalam sejumlah larutan, misalnya dua gelas air minum dan terisi
gula sama banyak (sama volume) tapi yang satu berisi gula yang lebih banyak,
maka pada gelas pertama kali memiliki konsentrasi yang lebih besar dari gelas
kedua. Larutan ini disebut encer bila konsentrasinya kecil.
Pengertian encer dan pekat relative dan sukar dinyatakan kapan suatu larutan
masih pekat, kapan sudah dapt dikatakan/ disebut encer.
a. konsentrasi sebagai perbandingan banyaknya solute terhadap banyaknya pelarut
 b. konsentrasi sebagai perbandingan banyaknya solute terhadap banyaknya
larutan.
Maka menurut (a) konsentrasi =
- banyaknya pelarut dinyatakan dalam : Gram, kg, mol, ml
- banyaknya terlarut dinyatakan dalam : gram, kg, L, ml
Berikut macam - macam cara menyatakan konsentrasi :
1. Fraksi Mol
Fraksi mol ialah beberapa bagian jumlah zat dari keseluruhan jimlah mol semua
komponen yang ada dalam larutan. Fraksi mol terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Fraksi mol terlarut (Xt) yang merupakan bagian pecahan dari jumlah total mol
yang bersangkutan denagan zat terlarut.
 
 
 
 
 b. Fraksi mol pelarut (Xp) yang merupakan bagian pecahan dari jumlah total mol
yang bersangkutan dengan pelarut.
 
 
Fraksi mol bisa dinyatakan sebagai pecahan, tetapi ada kalanya juga sebagai
 persentase.
 
 
 
 
 
V= volume larutan (L)
 
Dengan gr adalah gram zat terlarut sedangkan BM adalh bera mlekul zat terlarut
maka.

 

 ×

 

 
 
 

 
 persyaratan konsentrasi ini lain dengan satuan terdahulu karena banyaknya solute
disini tidak diperbandingan dengan larutannya tetapi dengan banyaknya pelarut.
4. Normalitas (N)

 
-  Diletakkan NaOH ke dalam alumunium foil untuk ditimbang seberat 0,40
gr.
 
 
-  Kemudian pegang tutup botol dan dikocok bolak-balik.
3.2.2  
- Diletakkan di  dalam alumunium foil untuk ditimbang seberat 0,535
- Kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia
- Dimasukan air kemudian dimasukkan ke dalam labu takar sampai batas
garis tera.
- Setelah diaduk, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar sampai batas
garis tera.
3.2.3  Larutan HCl
-  Diambil HCl sebanyak 16,7 dengan digunakan bulp dan pipet ukur.
-  Kemudian dituangkan ke dalam labu takar.
 
 
- NaOH bentuk padat
-  bentuk butiran kecil
- Warna bening
Pengenceran HCl 1 M ke 6 molar Hasil pengenceram HCl 1 molar dengan
HCl & normal
dingin
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan pembuatan larutan NaOH 0,1 M dalam 100 ml pelarut
Dik : Molar NaOH : 0,1 M
ml pelarut : 100 ml
g = 0,4
4.2.2 Perhitungan pembuatan larutan  0,1 M ke dalam 100 ml pelarut
Dik : M NH4Cl = 0,1
ml Pelarut = 100 ml


 


 

 
4.2.3 Perhitungan pengenceran larutan HCl 1 N ke 6 N dalam 100 ml
Diket :N1 = 1 N

 
  Molaritas
( tergantung dari koefesien )
  Molaritas
4.2.6 Untuk perhitungan M dan Normal (N) dalam larutan HCl
  Molaritas
(tergantung dari jumlah/koefisien ( )
100 ml pelarut. 
Pada proses pembuatan larutan NaOH dengan menambahkan aquades ke dalam
labu takar sampai pada titik tera, dan kemudian mengocokkannya sampai
homogeny dengan reaksi kimia.
Pada proses pembuatan larutan  dengan menambahkan aquades ke dalam
labu takar sampai pada titik atau garis tera, dan kemudian mengocokannya
sampai homogeny, dan ketika dikocok suhu larutan akan tetap dengan reaksi
kimia.
 + H20
-  
HCl 1 N ke HCl 6 N dalam 100 ml larutan
Pada proses pengenceran HCl tersebut dengan terlebih dahulu dimasukkan
aquades ke dalam labu takar, lalu campurkan HCl dengan air sampai pada batas
garis tera, dan kemudian mengocoknya, jika HCl pekat akan terasa adanya
 perubahan suhu (endotermal), tapi karena HCl tidak pekat, mak perubahan suhu
kurang terasa dengan rumus/reaksi kimia :
HCl + H2O
Pengertian Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan, dan memilki
rumus
-  Pengertian Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kilogram pelarut, yang
 biasa diberi symbol (m) kecil damn memiliki rumus :
 
 
 
 
 
-  
Pengertian normalitas (N)
 Normalitas merupakan jumlah gram ekivalen solute ( zat terlaru ) per liter larutan.
Satuan konsentrasi ini biasanya digunakan dalam bidang analisis volumetric dan
ekivalen suatu zat ada hubungan itu bergantung pada jenis reaksi yang biasanya
dilambangkan dalam (N)
Fraksi mol merupakan perbandingan dari jumlah mol serta komponen larutan
dengan jumlah total mol dalam larutan yang biasa dilambangkan dengan (x)
Rumus :
37
1 ppm ekivalen dengan 1 mg zat terlarut dalm 1 L larutan dilambangkan dengan (
 ppm ) dengan rumus :
Larutan stanar primer adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang
secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya
dengan sejumlah tertentu pelarut dalam wadah pengukur, biasanya digunakan
adalah labu takar, larutan standar yang dipersiapkan dengan cara seperti ini
Syarat zat yang bisa dijadiakan standar primer adalah :
  Harus 100% murni
  Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu
dilakukan pemanasan, standar primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu
sebelum ditimbang.
  Mudah diperoleh
  Zat tersebut juga harus memenuhi persyaratan teknik titrasi
  Biassnya zat standar primer memiliki massa molar yang besar hal ini
untuk memperkecil kesalahan relative lebih kecil dibandingkan dengan
menimbang zat dalam jumlah kecil
- Larutan standar sekunder serta syaratnya
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasi larutan ditentukan
dengan cara titrasi dari larutan standar primer.
Syarat zat yang bisa dijadikan standar sekunder adalah :
  Terdiri dari larutan standar primer
  Larutan yang titrasi harus memenuhi syarat
  Jika standar larutan yang dijadikan standar sekunder itu diinginkan larutan
standarnya
Reaksi endoterm adalah reaksi yang memerlukan energi atau menyerap energi
dari lingkungan ketika reaksi terjadi umumnya reaks ini menghasilkan suhu
dingin, contohnya : asimilasi dan fotosintesis dan HCl pekat dilarutkan dalam air
-  Reaksi eksoterm
energi ketika reaksi terjadi umumnya. Reaksi ini menghasilkan suhu panas,
contohnya : membakar minyak tanah di kompor minyak dan NaOH pekat
dilarutkan dalam air.
Faktor - faktor kesalahan
Faktor - faktor kesalahan yang sering terjadi baik yang disengaja maupun yang
tidak disengaja, yang biasa terjadi dalam kegiatan pembuatan dan pengenceran
larutan adalah sebagai berikut.
  Jumlah zat yang dicampur
Banyaknya zat pelarut yang digunakan sehingga molar, molalitas, normalitas dan
sebagainya akan terpengruh, begitu pun jika suatu zat pelarut atau zat terlarut. Jika
volumnya kurang maka akan mempengaruhi juga.
  Jumlah zat yang dihitung salah ( perhitungan salah )
Faktor kesalahan seperti ini akan terjadi, jika suatu pengambilan atau penggunaan
rumus yang salah satu dan biasa mengakibatkan pencampuran jadi tidak benar.
-  Larutan homogen
Larutan yang dapat berupa padat, cair, dan gas yang memiliki komposisi merata
atau serba sama diseluruh bagian volumenya yang terdiri dari zat terlarut dan
 pelarut dimana zat pelarut lebih banyak.
-  Larutan heterogen
Larutan yang biasa disebut campuran yang memiliki komposisi tidak merata
sehingga fase-fase yang tercampur masih dapat dibedakan dan digolongkan
menjadi suspense dan koloid.
-  Dalam percobaan larutan NaOH yang tidak pekat ternyata berbeda dengan
cara pembuatan NaOH dan   yang pekat,dalam pembuatan NaOH
tidak pekat tidak menunjukan efek yang besar bahkan mungkin tidak ada.
Contoh perubahan suhu dalam pembuatan NaOH tidak pekat tersebut dan
tidak terasa adanya perubaham suhu.
-  
HCl pekat diencerkan akn menghasilkan perubahan suhu endoterm
sedangkan jika HCl tidak pekat diencerkan tidak menghasilakan
 perubahan suhu, mungkin bahkan tidak ada.
-  Contoh - contoh yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari hari
adalah melarutkan garam secukupnya jika kita memasak, menambahkan
 pemanis, atau perasa jika kita membuat kue, masakan lauk pauk dan lain -
lain
-  Diharapkan praktikum selanjutnya menggunakan molar suatu zat yang
akan di praktikan lebih tinggi.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L.U, E. 2004.  Diktat Kimia Dasar 1. Banjar Baru: Universitas
Lambung Mangkurat.
Brady, J.E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur . Jakarta: Birarupa Aksara.
Khopkar, S.M. 1990.  Konsep Kimia Dasar Analitik . Jakarta: Universitas
Indonesia
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan
 perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan
komponen ( berupa molekul ) yang berbeda pada larutan. Molekul yang terlarut
dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam.
Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam ( berupa padatan atau cairan
yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas) fase gerak mengalir
melalui fase diam dan membawa komponen  –  komponen dari campuran bersama
sama. Komponen komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda
 pula. Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat
seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Kita akan menggunakan kromatografi kertas sebagai salah satu hal pertama yang
akan kita praktekkan yang ada dalam bidang kimia untuk pemisahan, misalnya
campuran dari pewarna –  pewarna yang menyusun warna tinta tertentu.
Penyimpangan harga Rf, Rr atau t, yang diukur untuk zat uji dari harga yang
diperoleh untuk baku pembanding dan campuran tidak boleh melampaui taksiran
keandalan yang ditentukan secara statistic dari penetapan kadar baku, pembanding
secara berulang. Perbedaan harga Rf bila kromatogram dikembangkan searah
serat kertas, dibandingkan dengan yang dikembangkan dengan arah tegak lurus
terhadap serat kertas.
cairan –  cairan. Serat selulosa yang hidrofilik dari kertas tersebut dapat mengikat
air, setelah disingkapkan ke udara yang lembab, kertas saring yang tampak kering
itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi, katakana 20%
(bobot/bobot) akan lebih. jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan
 persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan sebatang kolom
yang berisi stasioner berair. Zat zat terlarut itu padahal fase geraknya dapat
campur dengan air akan dalam beberapa kasus, malahan fase geraknya adalah
larutan itu sendiri
tempat untuk mengalirkannya fase bergerak berbagai macam tempat kertas secara
komersial tersedia adalah whatman 1,2,31 dan 3MM. kertas asam asetil, kertas
kieselguhr, kertas silicon dan kertas penukar ion juga digunakan. Kertas asam
asetil dapat digunakan untuk zat –  zat hidrofobik
Selain kertas whatman dalam teknik kromatografi dapat pula digunakan
kertas selulosa murni, kertas selulosa yang dimodifikasi dan kertas serat kaca.
Untuk memilih kertas, yang menjadi pertimbangan adalah tingkat dan
kesempurnaan pemisahan, difusivitas pembentuk kan spot, efek tailing,
 pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik
descending dan juga kertas seharusnya penolak air, sering kali nilai Rf berbeda
dari satu kertas ke kertas lainnya. Pengotor yang terdapat pada kertas saring
adalah ion ion  
Dalam kromatografi, komponen  –   komponen terdistribusi dalam 2 fase
yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam
terjadi bila komponen  –   komponen campuran serap pada permukaan partikel  –  
 
 
 partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik. Kertasnya digantungkan dari
ujung atas lemari sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven
merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang
dengan erat dalam sebuah kaki solven dibagian atas lemari dan solven bergerak
kebawah oleh daya kapiler dibantu dengan daya grafitasi. Setelah bagian muka
solven selesai bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan
dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil, solute  –  solute dari campuran semula
akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk
membentuk seederet noda –  noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu
saja noda nodanya dapat terteliti
Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona realitif terhadap garis
depan pengembang. Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona  –   zona
 
   
 pemberangkatan ( pusat zona campuran awal ) ke garis depan pengembang dan
 pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun
ascending, nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari, contohnya
asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi
dengan membandingkan dengan noda  –  noda standar
Proses pengeluaran asam mineral dari kertas desalting larutan ditempatkan
 pada kertasdengan menggunakan mikropipet pada jarak 2-3 cm dari salah satu
ujung kertas dalam bentuk conetan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, ia
diletakkan didalam ruangan yang sudah dijenuhkan dengan air atau dengan
 pelarut yang sesuai. Terdapat tiga teknik pelaksanaan analisis. Pada teknik
ascending, kromatografi kertas sirkuler
 
 
kromatografi partisi cairan dan pertukaran ion, system utama yang digunakan
dalam kromatografi partisi gas, partisi cairan yang menggunakan alas tak bergerak
( misalnya kromatografi kolom) kromatografi kertas dan lapisan tipis
  Distribusi dapat terjadi antara fase cair yang terserap secara stasioner dan
zat alir bergerak yang kontak secara karib dengan fase cair itu. Dalam
kromatografi partisi cairan, fase cair yang bergerak mengalir melewati fase cair
stasioner yang diserapkan pada suatu pendukung, sedangkan dalam kromatografi
lapisan tipis adsorbennye disalutkan pada lempeng kaca atau lembaran plastic
  Prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial
dinamis dalam system yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya
 bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat  –  zat
itu menunjukkan pperbedaan mobilitas desebabkan adanya perbedaan dalam
absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan
ion dinamakan kromatografi sehingga masing  –   masing zat dapat diidentifikasi
atau ditetapkan dengan metode analitik
Pada dasarnya, teknik kromatografi ini membutuhkan zat terlarut
terdistribusi di antara dua fase, satu diantaranya diam ( fase diam ), yang lainnya
 bergerak ( fase gerak ). Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga
terpisah dari zat terlarut lainnya yang tereluasi lebih awal atau lebih akhir.
Umumnya zat terlarut dibawah melewati media pemisah oleh cairan atau gas yang
disebut elven fase diam dapat bertindak sebagai zat penyerap atau dapat bertindak
melarutkan zat terlarut hingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak 
  Pada kromatografi kertas sebagai penyerap digunakan sehelaii kertas
dengan susunan serabut dan tebal yang sesuai. Pemisahan kromatografi dapat
 berlangsung menggunakan fase cairan tunggal dengan proses yang sama dengan
kromatografi adsorpsi dalam kolom. Oleh karena kandungan air pada kertas, atau
inhibisi selektif dari komponen hidrofilik fase cair oleh serat kertasnya, dapat
dianggap sebagai fase diam, maka mekanisme partisi berperan penting dalam
 pemisahan
tempat untuk mengalirkannya fase bergerak, berbagai macam tempat kertas secara
komersil tersedia adalah whatman untuk memilih kertas yang menjadi
 pertimbangan adalah tingkat kesempurnaan, pemisahan,difusitas pembentukan
spot, efek tailing dan pembentuk komet serta laju pergerakan untuk teknik
descending.
Kromatogram dibuat dengan menotolkan larutan uji, larutan baku
 pembanding, dan suatu campuran uji dan beku pebaning dalam jumlah yang
kurang lebih sama pada penyerap, dalam satu garis lurus sejajar dengan tepi
lempeng atau kertas. Jika zat uji yang diidentifikasi dan beku pembanding itu
sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan harga Rf pada semua kromatogram,
dan kromatogram dari campuran menghasilkan bercak tunggal yaitu harga Rf
adalah 1,0
Penetapan letak bercak yang dihasilkan kromatografi kertas atau lapis tipis
letaknya dapat ditetapkan dengan:
1. Pengamatan langsung jika senyawa tampak pada cahaya basa, cahaya ultra
violet gelombang pendek (254 nm) atau gelombang panjang (366 nm )
2.  
Pengamatan dengan cahaya biasa atau ultra violet setelah disemprot dengan
 pereaksi yang membuat bercak tersebut tampak
3. Menggunakan pencacah Geiger  –   muller atau teknik autoradiografi, jika
terdapat zat radio aktif
4.  Menempatkan potongan kertas penyerap dan zat pada media pembiakan yang
telah ditanami untuk melihat hasil stimulasi atau hambatan pertumbuhan
 bakteri
Penyimpanan harga Rf,Rt, atau t, yang diukur untuk zat uji dari harga yang
diperoleh untuk baku pembanding dan campuran tidak boleh melampaui taksiran
keadaan yang ditentukan secara statistic dari penerapan kadar baku pembanding
secara berulang ,perbedaan harga Rf, bila kromatografi dikembangkan searah
 
 
serat kertas, dibandingkan dengan yang dikembangkan dengan arah tegak lurus
terhadap serat kertas. Oleh karena itu, dalam suatu seri kromatografi, arah
 perambatan pelarut harus dipertahankan tetap terhadap arah serat kertas
Pada kromatografi menurun, pada fase gerak dibiarkan merambat turun
 pada kertas. Kertas tersebut digantung dalam bejana menggunakan bahan
antisifon yang menahan ujung atas kertas didalam bak pelarut. Dasar bejana
digenangi dengan system pelarut yang telah ditetapkan
Pada kromatografi kertas yang menarik, kertas itu digantung dari atas
ruangan agar kertas tercelup ke dalam larutan yang ada di dasar ruangan , dan
 pelarut akan bergerak naik ke seluruh bagian kertas secara perlahan perlahan,
akibat kapilaritas pada bentuk cawan yang mengandung pelarut yang terletak
diatas ruangan, dan pelarut bergerak ke bawah, karena adanya kapilaritas yang
dibantu grafitasi. Pada kasus yang sukses, zat terlarut dari campuran yang asli
akan bergerak disepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda beda.
Membentuk sederetan noda yang terpisah. Jika senyawa terebut berwarna. Tentu
saja noda tersebut dapat terlihat. Jika tidak noda noda tersebut harus ditemukan
dengan cara lain. Beberapa senyawa, dalam kasus ini noda  –  noda bersinar dapat
 
 
3.2. Prosedur percobaan
- Di potong kertas persegi panjang dengan 12 cm dan lebar 5 cm.
- diberi garis batas sekitar 1 cm dari batas bawah dan batas atas kertas.
- Diberi tanda (titik) tinta hitam yang kecil pada garis batas bawah kertas.
- Dimasukkan kertas tersebut dalam gelas kimia yang telah diisi dengan
aquades yang tingginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga posisi
kertas miring (hampir tegak lurus).
- ditunggu beberapa saat sampai aquades berhenti merembes ke atas kertas.
- Diulangi langkah (1) untuk tinta yang berwarna biru
- Diulangi langkah (1) untuk tinta yang berwarna merah
- Diulangi langkah (1) untuk tinta cumi
- Diulangi langkah (1) untuk ekstrak daun pandan
- Diulangi langkah (1) untuk ekstrak bunga mawar merah
- Diulangi langkah (1) sampai dengan 6 dengan menggunakan pelarut
alkohol dan pelarut aseton.
Hitam 1 (Aquades)
 Noda (2) Larutan alkohol
 Noda (3) Larutan Aseton
 
 
Fase diam adalah yang cenderung menahan komponen campuran, contohnya
dalam percobaan ini adalah spidol tinta ( hitam, merah, biru), tinta cumi, ekstrak
mawar dan pandan.
Hasil percobaan pada tinta spidol ( hitam, biru, dan merah ) dalam larutan
air adalah tinta spidol tidak terbawa atau tidak merembes naik bersama air,
sedangkan pada larutan alcohol dan aseton tinta spidol naik merembes,
 perbedaannya adalah pada larutan alcohol, ke tiga tinta spidol tersebut
meninggalkan jejak yang dari bawah ke atas. Sedangkan pada aseton ke tiga tinta
spidol tersebut sebagian besar niak dan merembes ke atas kertas bersama aseton,
 pada larutan aquades ke tiga noda trsebut ( tinta cumi, ekstrak mawar, ekstrak
 pandan) merembes naik bersama larutan air. Pada larutan alcohol dan aseton,
kedua ekstrak tersebut ikut merembes ke atas, berbada pada tinta cumi, dia tidak
merembes pada larutan alcohol dan aseton.
Terdapat berbagai cara pengeloahan kromatografi. Penggolongan kromatografi
yang didasarkan pada jenis fase yang terlibat, dibedakan menjadi :
a.  Kromatografi gas - cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya
 berupa cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert.
Kromatografi ini merupakan metode pemisahan yang sangat efisien dan
serba guna. Teknik ini telah menyebabkan revolusi kimia organik, sejak
 pertama kali diperkenalkan oleh James dan Martin pada tahun 1832.
 b.  
Kromatografi gas - padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya
 berupa padatan yang dapat menyerap/mengadosp. Kromatografi ini
digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas.
c.  
Kromatografi cair  –  cair, bila fase geraknya serta diamnya berupa cairan,
dimana fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang
inert. Kromatografi ini diperkenalkan Martin dan Syinge pada tahun
19741. fase diam terdiri dari lapisan tipis, cairan yang melapisi permukaan
dari padatan inert yang berpori-pori.
 
 
Kromatografi cair  –   padat, bila fase geraknya berupa cairan dan fase
diamnya berupa padatan yang amorf yang dapat menyerap. Ditemukan
oleh Tsewett dan dikenalkan kembali oleh Kahn dan laderer pada tahun
1921. telah digunakan sangat luas untuk analisis organik dan biokimia.
Pada umumnya sebagai isi kolom adalah silika gel atau almunia yang
memnpunyai angka banding luas permukaan terhadap volume sangat
terbatas.
Kromatografi kertas fasse diam adalah kertas serap yang seragam dan fase
geraknya adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Kromatografi kertas
merupakan bentuk kromatografi yang paling sederhana,mudah dan murah. Prinsip
dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa antar dua
cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu senyawa terjadi antara
kompleks selulosa air dan fase mobile yan melewatinya berupa pelarut organic
yang mudah dijenuhkan dengan air atau pelarut. Sedangakan kromatografi kolom
adalah mekanisme pemisahan kromatografi serapan atau adsorpsi yang
digolongkan kedalam kromatografi cair –  padat kolom terbuka.
Factor kesalahan yang biasa terjadi adalah kebanyakan zat pelarutnya
sehingga melewati garis batas bawah kertas.
Sifat kmponen sampel yaitu untuk tinta spidol (merah, biru, dan hitam).
Merupakan sifat yang nonpolar, sifat komponen sampel ekstrak mawar dan
 pandan merupakan sifat semipolar, dan sifat komponen tinta cumi merupakan sifat
yang polar.Kromatografi dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari, yaitu
 pada bidang bioteknologi misalnya dalam penentuan baik kuantitatif maupun
kualitatif, senyawa dalam protein.
Pada bidang klinik dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Pada
 bidang forensic dalam menganalisis bahankimiayang terkandung dalam bahan
 peledak.
5.1. Kesimpulan
-  Rf PelarutditempuhyangJarak
 Nilai Rf berbanding terbalik dengan polaritas komponen semakin nonpolar suatu
komponen, maka semakin kecil nilai Rfnya dan semakin polar suatu komponen,
maka semakin besar nilai Rfnya.
Contoh :
Rf untuk tinta hitam pada aquades, alcohol, dan aseton adalah (0 , 0,89 , dan 0,91)
Rf untuk tinta merah pada aquades, alcohol, dan aseton adalah ( 0, 0,97, dan o,95 )
Rf untuk tinta biru pada aquades, alcohol, dan aseton adalah ( 0 , 0,94 , dan 0,92 )
Rf untuk ekstrak mawar pada aquades, alcohol, dan aseton adalah ( 0,95 , 0,67 ,
dan 0)
Rf untuk ekstrak pandan pada aquades, alcohol, dan aseton adalah ( 0, 0,77 , dan
0,85 )
Rf untuk tinta cumi pada aquades, alcohol, dan aseton adalah ( 0,7 , 0 , dan 0 )
-  Sifat noda tinta spidol merupakan sifat nonpolar, sifat noda ekstrak mawar,
ekstrak pandan, merupakan semipolar dan tinta cumi merupakan memiliki sifat
yang polar
kromatografi cair kinerja tinggi, kromatografi adsorpsi, kromatografi
 pertukaran ion, kromatografi afinitas, dan kromatografi gas.
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Basset, j, etal. 1994. Buku ajar vogel; kimia analisis kuantitatif anorganik . Jakarta
:penerbit buku kedokteran EGC.
erlangga
Indonesia.
Svehla, G. 1979. Vogel buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semi
mikro jilid, edisi kelima. Jakarta : kalman media pustaka.
Anonym. 1995. Farmakope Indonesia ed IV . Jakarta : depkes RI
Khopkar, S.M 2002. Konsep dasar kimia analitik . Jakarta : UI –  press
Underwood. 1999. Analisis kimia kuantitatif . Jakarta : erlangga.
 
 
Reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya
antar dua zat murni. Dalam bahasa kimia, tiap zat murni yang diketahui, baik
unsure maupun senyawa mempunyai nama dan rumus uniknya sendiri. Cara
tersingkat untuk memerikan suatu reaksi kimia adalah menulis rumus untuk setiap
zat yang terlibat dalam bentuk suatu persamaa kimia.
Suatu persamaan kimia meringkas sejumlah besar informasi mengenai zat-
zat yang terlibat dalam reaksi. Persamaan itu tidaklah sekedar pernyataan
kualitatif yang menguraikan zat- zat yang terlibat.
Proses pembuat perhitungan yang didasarkan pada rumus-rumus dan
 persamaan-persamaan berimbang dirujuk sebagai stoikiometri. Dalam percobaan
ini akan dilakukan pengukuran volume, dan suhu dari masing-masing larutan
 NaOH, HCl, dan H2SO4 dan juga akan mengukur suhu dari campuran NaOH-
HCl, dan NaOH-H2SO4.
maupun dalam industry, dengan memahami apalagi mempraktekkan stoikiometri
maka kita dapat memperkirakan jumlah zat yang harus direaksikan dan
memperkirakan jumlah produknya.
yang ada didalam kehidupan sehari-hari.
1.2  
Tujuan
-  Mengetahui pengertian dari rekasi endoterm dan eksoterm
-  
 
 
Cabang ilmu yang mempelajari atau membahas hubungan bobot antar
unsur-unsur dan senyawa dalam reaksi kimia baik dalam skala molekuler maupun
dalam skala eksperimental disebut stoikiometri
Dengan kata lain bisa dikatakan stoikiometri adalah bagian ilmu kimia
yang mempelajari hubungan kuantitatif antar zat didalam reaksi( antara zat-zat
yang bereaksi, maupun dengan hasil reaksi). Perihal nisbah bobot antar zat dalam
reaksi dibahas dalam stoikiometri sebuah istilah yunani. Stokhein artinya unsure
dan matrein artinya mengukur.
Menentukan nisbah stoikiometri adalah nisbah bobot antar zat dalam
reaksi. Dengan memahami mol dan massa molar ( gram atom dan gram molekul),
kita mudah menentukan nisbah ini.
Stoikiometri adalah hubungan antara bobot dengan reaksi-reaksi kimia
yang berarti mengukur unsure. Hal ini berguna untuk menentukan komponen
senyawa dan campuran. Ini merupakan dasar dari konsep mol untuk
menyeimbangkan persamaan reaksi. Zat yang dihasilkan dari penguraian termal
KClO3 adalah zat KCl dan gas O2 dengan menggunakan katalis MnO2:
2 KClO3 (s) → 2 KCl (s) + 3 O2 (g)
Jumlah mol O2 yang dibebaskan dapat dihitung dari hukum gas ideal,
n=
, sehingga diperlukan informasi tentang tekanan, volume dan suhu dari gas
O2. Jika salah satu zat sudah diketahui molarnya maka mol zat-zat lain pada
 persamaan reaksi tersebut dapat dicari dengan cara mmbandingkan koefisien:
Mol zat A= 
59
Pada tekanan cukup rendah dan suhu yang cukup tinggi semua gas
ternyata mematuhi hukum yang menyatakan hubungan antara volume gas dan
tekanan suhu. Volume gas- gas yang terlibat dalam suatu reaksi sesuai dengan
koefisien reaksi masing- masing gas tersebut. Volum gas- gas yang bereaksi dan
volume gas-gas yang bereaksi hasil, bila diukur pada tekanan dan suhu yang sama
 berbanding sebagai bilangan- bilangan bulat dan sederhana, jadi pada gas-gas
koefisien reaksi berfungsi ganda:
a.  Mengetahui perbandingan mol
 b.  Mengetahui perbandingan volum
Hukum Avogadro “ pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang
volumnya sama mengandung jumlah molekul yang sama pula, maka gas- gas
yang bervolum sama akan mempunyai jumlah mol yang sama.
Tekanan yang disebabkan oleh sebuah komponen partikel gas dalam
mixture dikenal sebagai tekanan parsial. Fnomena ini diambil dari teori kinetic
yang dikemukakan oleh John Dalton dalam teori atom modern, sebagaimana
diketahui bahwa tekanan total didalam sebuah system adalah jumlah dari tekanan
 parsial dari setiap komponen gas.
P total = P1+P2+P3+…. 
Tekanan juga dapat dihitung dengan menggunakan persen massa suatu gas
dalam atmosfir dikali tekanan standar. Misal O2 diatmosfir 21% maka
tekanannya:
P O2 = 0,21 x 760 atm = 160 atm ( Leo J. Malone.1938)
Hukum gas V
  hukum Avogadro Vα n 
Dikombinasikan ke satu relasi yang akan memperoleh volum gas Vα n
 ini bisa
 
 
60
yang digunakan disini adalah R yang disebut konstanta gas. Akan diperoleh
hukum gas ideal PV=nRT
Pada n konstan dalam dua kondisi
 =

 
n V T R
Harga ini dapat disubtitusikan kedalam persamaan dan cari harga R
R=
PV= nRT
Sehingga volum n mol zat adalah V= n x 22,4
Dengan mengingat banyaknya mol zat itu sama dengan masa dibagi massa
molekulnya maka persamaan gas ideal menjadi
PV = nRT dengan n =
maka sekitar tahun 1800 Joseph Luis Proust melakukan penelitian tentang
hubungan massa unsure-unsur yang membentuk senyawa.
Hasil penelitiannya menunjukkan perbandingan massa-massa unsure-
 
 
hukum perbandingan tetap yang berbunyi: Setiap senyawa terbentuk dari unsur-
unsur dengan perbandingan tetap.
Hukum perbandingan ganda ditemukan John Dalton (1804) adalah orang
yang pertama kali meneliti kasus adanya perbandingan tertentu suatu unsure-unsur
yang dapat membentuk senyawa lebih dari satu , yang dikenal dengan nama
hukum perbandingan tetap. Hukum perbandingan ganda berbunyi: Bila dua
macam unsur yang sama banyaknya, massa unsure berikutnya dalam senyawa-
senyawa itu akan berbanding sebagai bilangan bulat positif dan sederhana.
Hukum perbandingan volume yaitu hubungan antara volume dari gas-gas
dalam reaksi kimia telah diselidiki oleh Joseph Luis Gay-Lusse dalam tahun 1905
hasil penelitian ini lahir. Hukum perbandingan tetap yang berbunyi: volume gas  – 
gas yang bereaksi, volume gas-gas hasil reaksi, bila diukur pada suhu dan tekanan
yang tetap akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana. Contoh:
H2 (g) + Cl2 (g)   →  2 HCl (g)
1 L 1L 2L
totalnya sama. Sifat fisika tertentunya ( massa, volume, suhu, daya serap)
diperiksa, dan perubahannya digunakan unutk meramal stoikiometri system, dari
grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan di peroleh titik maksimal
atau minimal yang sesuai titik stoikiometri system, yang menyatakan
 perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa perubahan kalor pada reaksi
kimia bergantung jumlah pereaksinya.
Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat
ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni dengan mengalurkan
kenaikan temperature terhadap komposisi campuran. Didalam cabang
stoikiometri, terdapat beberapa hukum yaitu: Hukum kekekalan massa = Hukm
lavosier yang berbunyi “ massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap” 
Contoh :
Hidrogen + Oksigen   → Hidrogen oksida
unsure-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap.
Contoh: pada senyawa NH3 : massa N : massa H
= 1 Ar N : 3 Ar H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3
Keuntungan dari hukum proust: bila diketahui massa suatu senyawa atau massa
salah satu unsure yang membentuk senyawa tersebut maka unsure lainnya dapat
diketahui.
Dimana: P= Tekanan gas ( atmosfir)
V= Volume gas ( liter)
T = Suhu mutlak ( Kelvin)
Perubahan-perubahan dari P:V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan
kondisi –  kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum –  hukum berikut:
-  Hukum Boyle
Hukum ini diturunkan dari persamaan gas ideal dengan n1= n2 dan T1 = T2
sehingga diperoleh P1.V1=P2.V2
Berbunyi “ volume gas-gas yang bereaksi dengan volume gas-gas hasil reaksi
 bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai
 bilangan bulat dan sederhana.” 
harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan:


 
1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau
molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro = 6,023 x   dan
massanya = Mr senyawa itu. ( Hiskia, 2001).
 
 
- Dimasukkan larutan NaOH 2,5 ml kedalam gelas kimia yang pertama
dengan menggunakan pipet volume.
- Dimasukkan larutan HCl 12,5 l kedalam gelas kimia yang kedua
menggunakan pipet volume.
- Diukur suhu campuran tersebut.
- Dimasukkan lagi larutan NaOH sebanyak 5 ml kedalam gelas kimia
- Dimasukkan larutan HCl sebanyak 10 ml yang telah berisi NaOH
tersebut.
- Dilakukan langkah – langkah diatas sesuai dengan volume yang telah
ditentukan dan diukur suhu masing-masing campuran.
3.2.2 Sistem NaOH –  H2SO4
- Dimasukkan larutan H2SO4 12,5 ml kedalam gelas kimia yang pertama
dan diukur suhu H2SO4 dengan thermometer,
- Dicampurkan dengan 2,5 ml NaOH.
- Diukur suhu campuran H2SO4 dengan NaOH menggunakan thermometer
- Dibersihkan alat-alat yang telah digunakan
- Dimasukkan lagi larutan NaOH 5 ml kedalam gelas kimia dan dicampur
dengan larutan HCl 10 ml
- Diukur suhu campuran tersebut
diukur suhunya dari masing-masing campuran
 
 
2,5 ml 12,5 ml 30  29  28 
5 ml 10 ml 30  29  30 
7,5 ml 7,5 ml 30  29  30 
10 ml 5 ml 30  29  30 
12,5 ml 2,5 ml 30  29  29 
 NaOH H2SO4 Suhu NaOH Suhu H2SO4 Suhu campuran
2,5 ml 12,5 ml 30  29  30 
5 ml 10 ml 30  29  30 
7,5 ml 7,5 ml 30  29  31 
10 ml 5 ml 30  29  30 
12,5 ml 2,5 ml 30  29  30 
 
 
4.2.1 Sistem NaOH –  HCl
a.) 2, 5 ml NaOH 1 M + 12,5 ml HCl 1 M
mol NaOH= m.v mol HCl = m.v
=1. 2,5 = 12,5.1
Reaksi : 2,5 mmol + 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
Sisa : - 10 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
 b.) 5 ml NaOH 1M + 10 ml HCl 1 M
mol NaOH = m.v mol HCl=m.v
=1.5 = 1. 10
Reaksi : 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa : - 5 mmol 5 mmol 5 mmol
 
 
68
c.) 7,5 ml NaOH 1 M + 7,5 ml HCl 1 M
mol NaOH = m.v mol HCl = m.v
= 1. 7,5 = 1. 7,5
= 7,5 mmol =7,5 mmol
 NaOH + HCl   →   NaCl + H2O
Reaksi : 7,5 mmol 7,5 mmol 7,5 mmol 7,5 mmol
Sisa : - - 7,5 mmol 7,5 mmol
d.) 10 ml NaOH 1 M + 5 ml HCl 1 M
mol NaOH = m.v mol HCl =m.v
= 1.10 = 1. 5
Reaksi : 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa : 5 mmol - 5mmol 5 mmol
e.) 12,5 ml NaOH 1M + 2,5 ml HCl 1M
mol NaOH= m.v mol HCl = m.v
=1. 12,5 = 1. 2,5
 
 
Reaksi : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
Sisa : 10 mmol - 2,5 mmol 2,5 mmol
4.2.2 Sistem NaOH –  H2SO4
a.) 2, 5 ml NaOH 1 M + 12,5 ml H2SO4 1 M
mol NaOH= m.v mol H2SO4 = m.v
=1. 2,5 = 12,5.1
Reaksi : 2,5 mmol + 1,25 mmol 1,25 mmol 2,5 mmol
Sisa : - 11,25 mmol 1,25 mmol 2,5 mmol
 b.) 5 ml NaOH 1M + 10 ml H2SO4 1 M
mol NaOH = m.v mol H2SO4=m.v
=1.5 = 1. 10
 
 
Sisa : - 7,5 mmol 2,5 mmol 5 mmol
c.) 7,5 ml NaOH 1 M + 7,5 ml H2SO4 1 M
mol NaOH = m.v mol H2SO4 = m.v
= 1. 7,5 = 1. 7,5
= 7,5 mmol =7,5 mmol
2NaOH + H2SO4   →   Na2SO4 + 2H2O
Reaksi : 7,5 mmol 3,75 mmol 3,75 mmol 7,5 mmol
Sisa : - 3,75 mmol 3,75 mmol 7,5 mmol
d.) 10 ml NaOH 1 M + 5 ml H2SO4 1 M
mol NaOH = m.v mol H2SO4 =m.v
= 1.10 = 1. 5
Reaksi : 10 mmol 5 mmol 5 mmol 10 mmol
Sisa : - - 5 mmol 10 mmol
e.) 12,5 ml NaOH 1M + 2,5 ml H2SO4 1M
 
 
=1. 12,5 = 1. 2,5
2NaOH + H2SO4 →   Na2SO4 + 2H2O
Reaksi : 5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 5 mmol
Sisa : 7,5 mmol - 2,5 mmol 5 mmol
4.3 Grafik
s
u
h
u
Volume
4.4 Pembahasan
Hasil dari semua percobaan yang dilakukan pada system NaOH- HCl kita
mendapatkan suatu titik atau suatu reaksi dimana kita menemukan titik
stoikiometri dalam percobaan ini, yang kita dapat temui pada saat HCl dan NaOH
memiliki molar yaitu 1 M dan volume yaitu 7,5 ml. Dimana suatu titik
stoikiometri terjadi yang memiliki perbandingan koefisien yaitu 1:1.
Dalam percobaan NaOh- HCl hanya 1 titik stoikiometri yang ditemui atau
yang terjadi, dan pada takaran dan volume lain terjadi suatu reaksi yang biasa
disebut reaksi pembatas dan reaksi sisa serta tidak terdapat yang disebut
stoikiometri.
Sedangkan pada system NaOH- H2SO4 kita dapat menemukan titik
stoikiometri pada system percobaan ini yang pada saat NaOH 1 M, 10 ml dengan
H2SO4 1 M, 5 ml. dimana suatu titik stoikiometri yang terjadi perbandingan
koefisien yaitu 2:1. Dalam percobaan system NaOH  –   H2SO4 hanya 1 titik
stoikiometri yang terdapat dalam system ini dan pada volume lainterjadi suatu
reaksi yang biasa disebut reaksi pembatas dan reaksi sisa.
Reaksi stoikiometri adalah reaksi yang tidak memiliki pereaksi pembatas
dan pereaksi sisa. Reaksi nonstoikiometri adalah reaksi yang memiliki reaksi
 pembatas dan reaksi sisa.
s
u
h
u
Volume
73
Pereaksi sisa adalah pereaksi yang tidak habis bereaksi dalam suatu reaksi
sedangkan reaksi pembatas adalah pereaksi yang habis terlebih dahulu dalam
suatu reaksi.
Titik stoikiometri adalah titik keseimbangan suatu reaksi dimana dlam
reaksi  – reaksi tersebut tidak ada yang tersisa lagi ( telah habis bereaksi). Titik
maksimum adalah titik yang menunjukkan suhu tertinggi yang dicapai oleh
system stoikiometri da tidak ada zat yang tersisa lagi. Sedangkan titik minimum
adalah titik yang menunjukkan suhu terendah yang dicapai oleh system
stoikiometri tersebut dan terdapat sisa reaksi yang cukup besar.
Faktor kesalahan yang dapat terjadi didalam praktikum ini adalah cara
memegang thermometer yang salah yaitu memegang langsung thermometer,
sehingga bukan suhu larutan yang terukur melainkan suhu tubuh praktikan
tersebut.
kelingkungan sehingga suhu lingkunga bertambah dan terjadi pada tekanan tetap
atau biasa disebut reaksi yang melepaskan kalor.
Contoh: - Aquades + NaOH
Sedangkan reaksi endoterm adalah reaksi penyerapan panas dari lingkungan
sehingga suhu lingkungan berkurang atau dengan kata lain kalor mengalir dari
lingkungan kedalam system yang menyebabkan entalpi system bertambah
Contoh: - NH4Cl + Ba (OH) 2 8H2O
-  Aquades + urea
-  Aquades + HCl
- Reaksi endoterm adalah reaksi penyerapan panas dari lingkunga sehingga suhu
lingkungan berkurang atau dengan kata lain kalor mengalir dari lingkungan
kedalam system yang mnyebabkan entalpi system bertambah. Sedangkan
reaksi eksoterm adalah reaksi pembebasan kalor dari system ke lingkungan
sehingga suhu lingkungan bertambah dan terjadi pada tekanan tetap.
- Pereaksi pembatas adalah salah satu pereaksi yang habis bereaksi dank arena itu
membatasi kemungkinan diperpanjang reaksi itu.
5.2 Saran
Celsius, tetapi juga Kelvin.
dengan molar yang lebih tinggi.
- Perhatikan cara memegang thermometer yang baik dan benar agar suhu larutan
yang diukur akan lebih akurat
 
 
Bakti
Bandung: Gama Exact
Jr. RA. Day.1999. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Keenan, Charles W. 1986. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
 
 
Pada dasarnya reaksi kimia berlangsung dengan laju (kecepatan) yang
 berbeda beda adareaksi yang berlangsung seketika seperti bom atau petasan yang
meledak ada juga reaksi yang berlangsung seketika seperti bom atau petasan yang
meledak ada juga reaksi yang sangat lambat sepoerti perkaratan besi atau fosilisasi
sisa argonisme. Selain itu laju reaksi kimia ternyata di pengaruhi oleh berbagai
faktor seperti temperatur. Konsentrasi, luas permukaan, katalitas, tekanan, dan
volume. Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses
 berlangsung laju juga menyatakan besarnya perubahan dalam satuan waktu.
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Oleh
karena itu praktikum ini perlu di lakukan agar kita dapat menentukan laju reaksi
suatu reaksi kimia.
  Mengetahui pengaruh konsentrasi pada laju reaksi suatu reaksi kimia
Merubah konsentrasi dari suatu zat di dalam suatu reaksi biasanya
merubah juga laju reaksi. Persamaan laju menggambarkan perubahaan ini secara
matematis. Order reaksi adalah bagian dari persamaan laju.
Mengukur laju reaksi. Ada beberapa cara untuk mengukur laju dari suatu
reaksi. Sebagai contoh, jika gas dilepaskan dalam suatu reaksi, kita dapat
mengukurnya dengan menghitung volume gas yang dilepaskan per menit pada
waktu tertentu selama reaksi berlangsung
Definisi Laju ini dapat diukur dengan satuan cm3s-1 Bagaimanapun, untuk
lebih formal dan matematis dalam menentukan laju suatu reaksi, laju biasanya
diukur dengan melihat berapa cepat konsentrasi suatu reaktan berkurang pada
waktu tertentu. Sebagai contoh, andaikan kita memiliki suatu reaksi antara dua
senyawa A dan B. Misalkan setidaknya salah satu mereka merupakan zat yang
 bisa diukur konsentrasinya-misalnya, larutan atau dalam bentuk gas.Untuk reaksi
ini kita dapat mengukur laju reaksi dengan menyelidiki berapa cepat konsentrasi,
katakan A, berkurang per detik Kita mendapatkan, sebagai contoh, pada awal
reaksi, konsentrasi berkurang dengan laju 0.0040 mol dm-3 s-1.Hal ini berarti tiap
detik konsentrasi A berkurang 0.0040 mol per desimeter kubik. Laju ini akan
meningkat seiring reaksi dari A berlangsung.Untuk persamaan laju dan order
reaksi, laju reaksi diukur dengan cara berapa cepat konsentrasi dari suatu reaktan
 berkurang. Satuannya adalah mol dm-3 s-1 Order reaksi selalu ditemukan melalui
 percobaan. Kita tidak dapat menentukan apapun tentang order reaksi dengan
hanya mengamati persamaan dari suatu reaksi.Jadi andaikan kita telah melakukan
 beberapa percobaan untuk menyelidiki apa yang terjadi dengan laju reaksi dimana
konsentrasi dari satu reaktan, A, berubah, Beberapa hal-hal sederhana yang akan
 
 
78
konsentrasi A Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi
akan berlipat ganda pula. JIka kita meningkatkan konsentrasi A dengan faktor 4,
laju reaksi pun akan menjadi 4 kali lipat. Adalah cara yang umum menulis rumus
dengan tanda kurung persegi untuk menunjukkan konsentrasi yang diukur dalam
mol per desimeter kubik (liter).Kita juga dapat menulis tanda berbanding lurus
dengan menuliskan konstanta (tetapan), Kemungkinan lainnya : Laju reaksi
 berbanding terbalik dengan kuadrat konsentrasi A.Hal ini berarti jika kita
melipatgandakan konsentrasi dari A, laju reaksi akan bertambah 4 kali lipat (22).
Jika konsentras dari Ai ditingkatkan tiga kali lipat, laju reaksi akan bertambah
menjadi 9 kali lipat (32). Dengan simbol dapat dilambangkan dengan:
Secara umum,Dengan melakukan percobaan yang melibatkan reaksi antara A dan
B, kita akan mendapatkan bahwa laju reaksi berhubugngan dengan konsentrasi A
dan B dengan cara .Hubungan ini disebut dengan persamaan laju reaksi :Kita
dapat melihat dari persamaan laju reaksi bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh
 pangkat dari konsentrasi dari A dan B. Pangkat-pangkat ini disebut dengan order
reaksi terhadap A dan BJika order reaksi terhadap A adalah 0 (no), berarti
konsentrasi dari A tidak mempengaruhi laju reaksi.Order reaksi total
(keseluruhan), didapat dengan menjumlahkan tiap-tiap order. Sebagai contoh, di
dalam reaksi order satu terhadap kedua A dan B (a = 1 dan b = 1), order reaksi
total adalah 2. Kita menyebutkan order reaksi total dua.Tiap contoh yang
melibatkan reaksi antara A dan B, dan tiap persamaan laju didapat dari ekperimen
untuk menentukan bagaimana konsentrasi dari A dan B mempengaruhi laju
reaksi.Dalam kasus ini, order reaksi terhadap A dan B adalah 1. Order reaksi total
adalah 2, didapat dengan menjumlahkan tiap-tiap order.Pada reaksi ini, A berorder
nol karena konsentrasi A tidak mempengaruhi laju dari reaksi. B berorder 2 ,
sehingga order reaksi total adalah dua.Pada reaksi ini, A berorder satu dan B
 beroder nol, karena konsentrasi B tidak mempengaruhi laju reaksi. Order reaksi
total adalah satu.Bagaimana bila kita memiliki reaktan-reaktan lebih dari dua
lainnya?Tidak menjadi masalah berapa banyak reaktan yang ada. Konsentasi dari
 
 
Pangkat-pangkat ini merupakan order tersendiri dari setiap reaksi. Order total
(keseluruhan) dari reaksi didapat dengan menjumlahkan tiap-tiap order
tersebut.Ketetapan laju Hal yang cukup mengejutkan, Ketetapan laju sebenarnya
tidak benar-benar konstan. Konstanta ini berubah, sebagai contoh, jika kita
mengubah temperatur dari reaksi, menambahkan katalis atau merubah
katalis.Tetapan laju akan konstan untuk reaksi yang diberikan hanya apabila kita
mengganti konsentrasi dari reaksi tersebut. Anda akan mendapatkan efek dari
 perubahaan suhu dan katalis pada laju konstanta pada halaman lainnya.Kalkulasi
yang melibatkan order reaksi Anda akan dapat menghitung order dari reaksi dan
tetapan laju dari data yang diberikan maupun dari hasil percobaan yang Anda
lakukan.Banyak hal yang mempengaruhi kecepatan reaksi biasanya dipengaruhi
oleh beberapa factor sekaligus dan ada kalanya factor-faktor ini saling
mempengaruhi satu sama lain.Beberapa factor yang mempengauhi kecepatan
reaksi adalah :
Beberapa reaksi memang secara alami lambat atau lebih cepat
dibandingkan yang lain. Jumlah spesies yang ikut bereaksi serta keadaan fisik
reaktan, ataupun kekompleksan jalanya (mekanisme reaksi) dan factor lain sangat
menentukan kecepatan laju reaksi.
reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya.
Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang
tersedia denngan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga
sehingga kecepatan reaksi meningkat
dengan kenaikan tekanan dimana factor tekanan ini ekuivalen dengan konsentrasi
gas.
 pada kecepatan reaksi.
molekul reaktan dalam kecenderungannya bertumbukan. Kenaikan suhu
umumnya menyediakan energi yang cukup bagi molekul reaktan untuk
meningkatkan tumbukan antar molekul. Akan tetapi tidak semua reaksi
dipengaruhi oleh temperature, terdapat reaksi yang independent terhadap
temperature yaitu reaksi akan berjalan melambat saat temperature di naikkan
seperti reaksi yang melibatkan radikal bebas.
Pelarut.
Banyak reaksi yang terjadi dalam larutan dan melibatkan pelarut. Sifat
 pelarut baik terhadap reaktan, hasil intermediate, dan produknya mempengaruhi
laju reaksi. Seperti sifat solvasi pelarut terhadap ion dalam pelarut dan kekuatan
interaksi ion dan pelarut dalam pembentukan counter ion.
Radiasi elektromagnetik dan Intensitas Cahaya.
Radiasi elektromagnetik dan cahaya merupakan salah satu bentuk energi.
Molekul-molekul reaktan dapat menyerap kedua bentuk energi ini sehingga
mereka terpenuhi atau meningkatkan energinya sehingga meningkatkan terjadinya
tumbukan antar molekul
aktifasi ini maka energi minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya tumbukkan
semakin berkurang sehingga mempercepat terjadinya reaksi.
Pengadukan.
 
 
81
sistem heterogen. Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa padatan dan
fasa cair seperti melarutkan serbuk besi dalam larutan HCl, dengan pengadukan
maka reaksi akan cepat berjalan.
Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung.
Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satua waktu.
Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring
dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit,
sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju
 berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.
2. Ungkapan Laju Reaksi untuk Sistem Homogen
Untuk sistem homogen, laju reaksi umum dinyatakan sebagai laju penguragan
konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk untuk
satu satuan waktu, sebagai berikut:
Jika diketahui satuan dari konsentrasi molar adalah mol/L. Maka satuan dari laju
reaksi adalah mol/L.det atau M/det.
3. Laju Rerata dan Laju Sesaat
a. Laju rerata
Laju rerata adalah rerata laju untuk selang waktu tertentu. Perbedaan antara laju
rerata dengan laju sesaat dapat diandaikan dengan laju kendaraan. Misalnya suatu
kendaraan menempuh jarak 300 km dalam 5 jam. Laju rerata kendaraan itu adalah
300 km/5 jam = 60 km/jam. Tentu saja laju kendaraan tidak selalu 60 km/jam.
Laju sesaat ditunjukkan oleh speedometer kendaraan.
 b. Laju Sesaat
Laju sesaat adalah laju pada saat tertentu. Sebagai telah kita lihat sebelumnya, laju
reaksi berubah dari waktu ke waktu. Pada umumnya, laju reaksi makin kecil
seiring dengan bertambahnya waktu reaksi. oleh karena itu, plot konsentrasi
terhadap waktu berbentuk garis lengkung, seperti gambar di bawah ini. Laju
 
 
2.  
Pengalaman menunjukan bahwa serpihan kayu terbakar lebih cepat daripada balok
kayu, hal ini berarti bahwa laju reaksi yag sama dapat berlangsung dengan
kelajuan yang berbeda, bergantung pada keadaan zat pereaksi. Dalam bagian ini
akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pengetahuan tentang
hal ini memungkinkan kita dapat mengendalikan laju reaksi, yaitu melambatkan
reaksi yang merugikan dan menambah laju reaksi yang menguntungkan.
1. Konsentrasi Pereaksi
Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab
semakin besarkonsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak,
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin
kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar
 partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
2. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada
suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin
aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju
reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin
tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
3. Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari pereaksi
seperti itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil
volume akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju
reaksi.
83
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis
 berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
5. Luas Permukaan Sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi,
sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan
yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat.
Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin
kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin
halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi;
sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk bereaksi.
Merubah konsentrasi dari suatu zat di dalam suatu reaksi biasanya
merubah juga laju reaksi. Persamaan laju menggambarkan perubahaan ini secara
matematis. Order reaksi adalah bagian dari persamaan laju. Halaman ini
memperkenalkan dan menjelaskan berbagai istilah yang perlu Anda
tahu.Mengukur laju reaksi.Ada beberapa cara untuk mengukur laju dari suatu
reaksi. Sebagai contoh, jika gas dilepaskan dalam suatu reaksi, kita dapat
mengukurnya dengan menghitung volume gas yang dilepaskan per menit pada
waktu tertentu selama reaksi berlangsung.Definisi Laju ini dapat diukur dengan
satuan cm3s-1 Bagaimanapun, untuk lebih formal dan matematis dalam
menentukan laju suatu reaksi, laju biasanya diukur dengan melihat berapa cepat
konsentrasi suatu reaktan berkurang pada waktu tertentu.Sebagai contoh, andaikan
kita memiliki suatu reaksi antara dua senyawa A dan B. Misalkan setidaknya salah
satu mereka merupakan zat yang bisa diukur konsentrasinya-misalnya, larutan
 
 
84
atau dalam bentuk gas.Untuk reaksi ini kita dapat mengukur laju reaksi dengan
menyelidiki berapa cepat konsentrasi, katakan A, berkurang per detik.Kita
mendapatkan, sebagai contoh, pada awal reaksi, konsentrasi berkurang dengan
laju 0.0040 mol dm-3 s-1.Hal ini berarti tiap detik konsentrasi A berkurang 0.0040
mol per desimeter kubik. Laju ini akan meningkat seiring reaksi dari A
 berlangsung.Untuk persamaan laju dan order reaksi, laju reaksi diukur dengan
cara berapa cepat konsentrasi dari suatu reaktan berkurang. Satuannya adalah mol
dm-3  s-1 Order reaksi selalu ditemukan melalui percobaan. Kita tidak dapat
menentukan apapun tentang order reaksi dengan hanya mengamati persamaan dari
suatu reaksi.Jadi andaikan kita telah melakukan beberapa percobaan untuk
menyelidiki apa yang terjadi dengan laju reaksi dimana konsentrasi dari satu
reaktan, A, berubah, Beberapa hal-hal sederhana yang akan kita temui adalah ;
Kemungkinan pertama : laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi A
Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi A, laju reaksi akan berlipat
ganda pula. JIka kita meningkatkan konsentrasi A dengan faktor 4, laju reaksi pun
akan menjadi 4 kali lipat.
Kita dapat mengekspresikan persamaan ini dengan simbol :Adalah cara yang
umum menulis rumus dengan tanda kurung persegi untuk menunjukkan
konsentrasi yang diukur dalam mol per desimeter kubik (liter).Kita juga dapat
menulis tanda berbanding lurus dengan menuliskan konstanta (tetapan), k.
Kemungkinan lainnya : Laju reaksi berbanding terbalik dengan kuadrat
konsentrasi A Hal ini berarti jika kita melipatgandakan konsentrasi dari A, laju
reaksi akan bertambah 4 kali lipat (22). Jika konsentras dari Ai ditingkatkan tiga
kali lipat, laju reaksi akan bertambah menjadi 9 kali lipat (32). Dengan simbol
dapat dilambangkan dengan:Secara umum,Dengan melakukan percobaan yang
melibatkan reaksi antara A dan B, kita akan mendapatkan bahwa laju reaksi
 berhubugngan dengan konsentrasi A dan B dengan cara :Hubungan ini disebut
dengan persamaan laju reaksi : Kita dapat melihat dari persamaan laju reaksi
 
 
85
Pangkat-pangkat ini disebut dengan order reaksi terhadap A dan B Jika order
reaksi terhadap A adalah 0 (no), berarti konsentrasi dari A tidak mempengaruhi
laju reaksi.Order reaksi total (keseluruhan), didapat dengan menjumlahkan tiap-
tiap order. Sebagai contoh, di dalam reaksi order satu terhadap kedua A dan B (a =
1 dan b = 1), order reaksi total adalah 2. Kita menyebutkan order reaksi total dua.
Beberapa contoh Tiap contoh yang melibatkan reaksi antara A dan B, dan tiap
 persamaan laju didapat dari ekperimen untuk menentukan bagaimana konsentrasi
dari A dan B mempengaruhi laju reaksi.Dalam kasus ini, order reaksi terhadap A
dan B adalah 1. Order reaksi total adalah 2, didapat dengan menjumlahkan tiap-
tiap order. Pada reaksi ini, A berorder nol karena konsentrasi A tidak
mempengaruhi laju dari reaksi. B berorder 2 , sehingga order reaksi total adalah
dua.Pada reaksi ini, A berorder satu dan B beroder nol, karena konsentrasi B tidak
mempengaruhi laju reaksi. Order reaksi total adalah satu.Bagaimana bila kita
memiliki reaktan-reaktan lebih dari dua lainnya?Tidak menjadi masalah berapa
 banyak reaktan yang ada. Konsentasi dari tiap reaktan akan berlangsung pada laju
reak