penyakit pada sistem pencernaan

Upload: riza-zahara

Post on 07-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Penyakit Pada Sistem Pencernaan

    1/2

    PENYAKIT PADA SISTEM PENCERNAAN

    Adakalanya ketika dalam keadaan tertekan, kita merasa sakit perut. Timbulnya gangguan pada saluran cerna cukup

    sering dikeluhkan dan menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat. Penyakit-penyakit yang timbul pada saluran cerna,

    selain disebabkan oleh adanya faktor organik (kelainan struktur saluran cerna, infeksi) ternyata 40-60 % merupakan

    sindrom fungsional. Penderita dapat mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab dan mekanisme terjadinya

    gangguan tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun gangguan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor

    psikologis. Sindrom fungsional pada gangguan saluran cerna tersebut, antara lain adalah : gastritis (upper abdominalsyndrome), sindrom fungsional hipogastrium (lower abdominal syndrome), dan aerofagi.

    Penyakit pencernaan adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan. Penyakit ini merupakan golongan

    besar dari penyakit pada organ esofagus, lambung, duodenum bagian pertama, kedua dan ketiga, jejunum, ileum, kolon,

    kolon sigmoid, dan rektum.

    Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang

    menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah. Gejala-gejala disentri antara lain adalah:

    * Buang air besar dengan tinja berdarah

    * Diare encer dengan volume sedikit

    * Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus)

    * Nyeri saat buang air besar (tenesmus)

    Kolitis adalah penyakit yang merupakan peradangan usus besar. Gejala pada kolitis termasuk rasa nyeri, demam, bengkak

    pada jaringan usus besar, berdarah, erithema permukaan usus besar, pendarahak rektal dan ulserasi usus besar.

    GASTRITIS (UPPER ABDOMINAL SYNDROME)

    Gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai penyakit maag merupakan gangguan saluran

    cerna yang cukup sering dikeluhkan. Selain disebabkan oleh faktor organik seperti adanya luka/peradangan pada saluran

    cerna bagian atas (lambung), gangguan ini juga dihubungkan dengan faktor psikologis mendasarinya. Gangguan ini

    ditandai antara lain oleh adanya rasa sakit dan atau rasa penuh di daerah epigastrium (ulu hati), kanan atau kiri di bawah

    lengkung iga.

    Rasa sakit bersifat membakar atau samar-samar, tidak jarang menjalar, intensitasnya sedang, menghebat karena makanan

    atau langsung setelah makan, tidak ada hubungannya dengan kejadian tertentu. Gejala-gejala lain yang timbul antara lain

    gangguan menelan, eruktasi (bersendawa), pirosis (merasa terbakar dan rasa asam atau pahit), mual dan muntah,

    kembung (meteorismus), dan lain-lain.

    Penderita gastritis biasanya menunjukkan perubahan yang cukup mencolok yaitu sikap depresi. Seringkali penderitamenyalahkan lingkungan atau makanannya, tetapi ternyata dengan diet (makanan) juga tidak mengurangi rasa sakitnya.

    Mereka memiliki angan-angan untuk dirawat, dimanja, dan untuk memiliki objek yang diinginkan sehingga mereka sulit

    menemukan kepuasan yang dibutuhkannya. Keseimbangan yang rapuh yang mudah menjadi runtuh dapat terlihat ketika

    penderita mengalami keluhan pada saluran cernanya dan jelas terlihat adanya ketergantungan pada objek yang

    memanjakannya.

    Tetapi penderita merasa takut tergantung pada orang yang menguasainya dan ketergantungan ini dirasakannya sebagai

    suatu penghinaan. Rasa takut ketergantungan, dan terhina mengakibatkan sikap agresif terhadap mereka, yang dapat

    memberikan kepuasan. Timbulnya depresi pada penderita gastritis dikarena mereka mengelakkan agresi yang timbul agar

    tidak kehilangan obyek yang memanjanya, dan ini menimbulkan rasa bersalah (guild) yang dirasakan dirinya sebagai

    sesuatu yang sangat buruk.

    DROM FUNGSIONAL HIPOGASTRIUM (LOWER ABDOMINAL SYNDROM)

    Gangguan pencernaan yang mengenai saluran cerna bagian bawah ini juga dikenal sebagai spastic colon, irritable colon,

    colitis nervosa, dan obstipasi spastic. Tidak ditemukannya penyebab spesifik (infeksi, peradangan atau gangguan anatomis)

    dari hasil pemeriksaan pada saluran cerna bagian bawah, walaupun penderitanya tetap mengeluhkan kelainan pada

    pencernaannya, merupakan salah satu petunjuk kecurigaan adanya sindrom fungsional hipogastrium.

    Penderita penyakit ini akan mengeluhkan rasa sakit pada perut, biasanya di bawah pusat, diare atau obstipasi (sembelit).

    Bila terjadi obstipasi, feses penderita dapat keluar berbentuk seperti potlot atau tahi kambing (obstipasi spastik).

    Faktor psikologis yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapan-harapan untuk meminta lebih banyak lagi dari

    orang lain karena mereka telah memberi banyak pada orang tersebut. Angan-angan utama untuk dimanja telah berhasil

    diubahnya menjadi mekanisme-mekanisme pengelak, sehingga tidak timbul reaksi terhadap angan-angan pemanjaan yang

    tak dirasa puas. Mereka secara sadar yakin dapat memberi banyak kepada orang lain namun secara tidak sadar mereka

    meminta/mengharapkan lebih banyak lagi.

    Penderita gangguan ini pada puncak intelektualitasnya dapat secara terus terang mengakui bahwa dengan prestasi yang

    mereka miliki, mereka dapat meminta lebih banyak. Secara tidak sadar mereka merasa bahwa mereka telah memberi

    terlampau banyak. Pertahanan diri mereka akan runtuh dan dapat mengakibatkan timbulnya gangguan saluran cerna

    tersebut bila mereka merasa tidak dapat membayar atau ketika meraka merasa dirinya kurang dibayar.

    AEROFAGI

    Gejala yang timbul dari gangguan saluran cerna ini adalah berupa rasa sakit perut dan perut dirasakan penuh dan

  • 8/6/2019 Penyakit Pada Sistem Pencernaan

    2/2

    membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa (belching) yang keras bertubi-tubi. Simtom ini terutama ditemukan

    pada meraka yang bergantian menelan dan mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut akan terasa

    kembung (meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau.

    Gejala-gejala tersebut juga sering disebut sebagai sindrom Roemheld yang terdiri dari rasa sakit di daerah jantung yang

    disebabkan oleh diafragma yang tertekan ke atas oleh lambung yang membengkak karena terisi oleh udara (meteorismus).

    Penatalaksanaan sindrom fungsional saluran cerna ini memerlukan kerjasama yang baik dari penderita dan dokter yangmerawatnya serta jika diperlukan dapat meminta bantuan dari seorang psikiater. Karena penyebab yang mendasari

    gangguan ini adalah faktor psikologis (setelah hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyebab organik yang

    mendasari nya) dari penderitanya maka selain memberikan pengobatan yang dapat mengurangi gejala yang dialami

    penderitanya maka psikoterapi juga dibutuhkan untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gangguan ini.

    Yang terlebih penting adalah peran serta dari penderita untuk mengatasi masalah yang dialaminya dengan petunjuk dan

    bantuan dari dokter dan psikiaternya.

    Terdapat beberapa hal yang dapat melemahkan proses pencernaan makanan dalam tubuh. Saya pikir hal ini sangat

    penting untuk kita perhatikan, karena kondisi stabil tidaknya tubuh kita dipengaruhi oleh kondisi dari pencernaan.

    Beberapa hal tersebut diantara adalah sebagai berikut:

    a. Terlalu banyak makan atau terlalu sering makan.

    b. Makan sambil diselingi minum air. Hal ini dapat menganggu aktivitas terserapnya sari-sari makanan dalam perut.

    c. Kebiasaan makan yang terlalu cepat.

    d. Tekanan perasaan dan faktor umur. Dua hal ini dapat mempengaruhi kondisi tubuh karena kondisi pencernaan dalam

    mengolah makanan akan lebih maksimal jika kondisi tubuh berada dalam keadaan seimbang. Semakin lanjut usia maka

    semakin berkurang aktivitas pencernaan dalam melakukan pengolahan sari makanan dalam perut (untuk tergantung darikondisi makanan yang diambil).

    Dari lemahnya kondisi pencernaan berpengaruh terhadap munculnya gejala-gejala yang dapat diperhatikan pada kondisi

    tubuh kita diantaranya :

    a. Badan/nafas berbau

    b. Lambat dalam mencerna makanan.

    c. Rambut yang kering/rusak

    d. Buang angin selepas makan

    e. Kurang selera makan/kurang tenaga

    f. Kuku rusak (berkerut), mudah patah

    g. Buang air besar (BAB) kurang dari 2 kali dalam sehari

    h. Mengalami gangguan dan kelainan masalah kulit

    i. Tulang dan gigi rawan lemah

    Dan yang lebih penting lagi kita harus mewaspadai penyakit yang sering muncul terkait dengan sistem pencernaan yang

    lemah tersebut.

    Berikut yang diantaranya :a. Penyakit pada organ mulut, seperti sakit gigi, amandel, dll.

    b. Penyakit pada kerongkongan.

    c. Penyakit pada lambung, seperti kulkus/maag (lambung terluka karena asam terlalu tinggi).

    d. Kejang usus/kolik/mucus (rasa sakit yang akut dan berselang-seling kontraksi kuat dinding berotot pada visera

    berongga). Disebabkan makanan-makanan yang terlalu merangsang atau terlalu pedas. (Pearce,1992:199)

    e. Tumor, terutama di daerah mulut, lambung, dll.

    f. Kolitis (peradangan pada kolon)

    g. Penyakit-penyakit pada usus besar (seperti sembelit, diare, dll).

    Nama: Fitria Tanzila

    Kelas: XI IPA 1