pengabdian kepada masyarakat : aplikasi k3, ergonomi di rumah tangga

Upload: lina-dianati-fathimahhayati

Post on 14-Oct-2015

185 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Aplikasi Kesehatan Keselamatan Kerja, Ergonomi, dan Sanitasi di Rumah Tangga

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    PENYULUHAN K3,ERGONOMI DAN SANITASI

    DI RUMAH TANGGA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURBALINGGA

    Kegiatan

    Pengabdian Kepada Masyarakat

    Minggu,8September2013

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    DAFTAR ISI1. PENGENALAN FAKTOR RESIKO PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA (IRT)

    SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)Oleh: Niko Siameva Uletika, S.T., M.Eng.

    2. PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO ERGONOMI DI DAPUR UNTUK KEAMANANDALAM BEKERJAOleh : Maria Krisnawati, S.T., M.T.

    3. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DALAM PENGGUNAANPERANGKAT KOMPUTER DI RUMAH TANGGAOleh: Lina Dianati Fathimahhayati, S.T., M.Sc.

    4. TEKNIK SANITASI RUMAH TANGGA SEBAGAI SALAH SATU SARANAPENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT

    Oleh: Sanindhya Nika Purnomo, S.T., M.T.

    KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT :PENYULUHAN K3, ERGONOMI DAN SANITASI DI RUMAH TANGGA

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    Pekerjaan disampingmemberikan penghidupan

    juga memiliki resiko, salah

    satunya adalah penyakit

    akibat kerja. Penyakit

    akibat kerja atau biasa

    disingkat PAK adalah

    permasalahan kesehatan

    yang diderita seseorang

    karena melakukan suatu

    jenis pekerjaan.

    Berdasarkan data WHO

    tahun 2002, resiko

    pekerjaan adalah urutan

    kesepuluh penyebab

    terjadinya kesakitan dan

    kematian (Tana dan Halim,

    2011).

    Aplikasi ergonomi di dalam

    rumah menurut

    kebanyakan ahli di seluruh

    dunia dianggap sebagai

    topik yang tidak menarik.

    Sejak tahun 1970-an hanya

    sedikit studi mengenai hal

    ini. Padahal pekerjaan Ibu

    Rumah Tangga termasuk

    jenis pekerjaan yang

    paling banyak dilakukan di

    Indonesia yaitu 22,5%

    setelah petani/nelayan/

    buruh yaitu 38% (Tana,

    2009).

    Penyakit akibat kerja pada

    pekerjaan Ibu Rumah

    Tangga (IRT) ini memiliki

    resiko yang disebabkan

    karena metode kerja dan

    alat kerja yang tidak tepat

    maupun penggunaan

    bahan kimia berbahaya.

    PAK yang terjadi antara

    lain adalah kelelahan,

    gangguan otot rangka,

    gangguan pernafasan,gangguan kulit, bahkan

    s a m p a i g a n g g u a n

    penglihatan.

    Pendahuluan

    Gangguan Otot Rangka

    Penyakit akibat kerja yang

    paling banyak terjadi

    adalah Gangguan ototrangka. PAK yang

    berhubungan dengan

    adalah gangguan otot

    rangka mencapai 60%

    (Tana dan Halim, 2011).

    Jenis gangguan otot rangka

    bermacam-macam, yaitu

    gangguan anggota gerak

    tubuh atas dan atau bawah,

    gangguan tulang belakang

    bagian atas dan atau

    bawah, gangguan bahudan atau leher. Gangguan

    otot rangka ini diakibatkan

    karena pekerjaan

    mengangkat beban berat,

    pekerjaan yang berulang-

    ulang, postur tubuh yang

    tidak sesuai dengan

    jangkauan alat gerak

    tubuh, dan melakukan

    pekerjaan yang serupa

    dalam janga waktu lama,

    misalnya duduk atau

    berdiri terlalu lama (Habib

    et al, 2010).

    Survey pada 582 pekerja

    rumah tangga mengenaipekerjaan rumah yang

    paling melelahkan, dan

    diperoleh hasil lima

    pekerjaan yang paling

    melelahkan, yaitu

    menyikat, mengepel,

    menata, menyedot debu

    dan membersihkan

    pakaian (Marut and Hedge,

    1999). Untuk kelima

    pekerjaan ini disarankan

    untuk menggunakan

    metode dan perlatan yang

    tepat sehingga dapat

    membantu pekerjaan

    sehingga tidak

    menimbulkan kelelahandan gangguan otot rangka.

    Macam Penyakit

    akibat kerja di

    dapur antara lain :

    Kelelahan dan gangguanotot rangka karena

    metode dan peralatan

    yang kurang tepat Gangguan pernafasan

    karena paparan bahan

    kimia berbahaya

    berlebihan

    Resiko gangguan

    penglihatan berupa

    katarak

    PENGENALAN FAKTOR RESIKO PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA

    (IRT) SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA PENYAKIT

    AKIBAT KERJA (PAK)

    Oleh: Niko Siameva Uletika

    K E G I A T A N P E N G A B D I A N K E P A D A M A S Y A R A K A T

    Penyuluhan K3, Ergonomi, dan

    Sanitasi di Rumah Tangga

    Pendahuluan 1

    Gangguan Otot Rang-

    ka

    1

    Penggunaan Bahan

    Kimia

    2

    Pemilihan Bahan

    Bakar Mengurangi

    Resiko Katarak

    2

    Kesimpulan 3

    Inside this issue:

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

    membutuhkan bahan kimia untuk

    membantu melaksanakan

    pekerjaannya. Antara lain adalah

    penggunaan detergen kimia dengan

    maksud untuk memberikan hasil

    pekerjaan yang lebih bersih danaman. Pekerjaan dengan detergen

    antara lain adalah pekerjaan mencuci

    piring, membersihkan kamar mandi,

    dan membersihkan lantai. Penelitian

    kesehatan kerja mengenai resiko

    penggunaan detergen kimia

    menunjukkan adanya hubungan yang

    berpengaruh antara penggunaan

    detergen kimia dengan permasalahan

    pernafasan dan kulit (Habib et al,

    2006). Untuk itu diperlukan strategi

    penanganan detergen dengan tepat,

    mulai dari penyimpanan, penggunaan

    dan tindakan pencegahan dengan

    mengukur paparan zat kimia yang

    mempengaruhi kondisi kesehatan ibu

    rumah tangga.

    Berdasarkan hasil peneitian

    penggunaan detergen diketahui lebih

    dari setengah partisipan menyimpan

    berbagai macam detergen yang

    berbeda pada tempat yang sama.

    Banyak partisipan yang menyatakn

    bahwa mereka berlebihan dalam

    mengkonsumsi detergen. Sebagianbesar mencampur detergen yang

    berbeda dan membuka jendela ketika

    melakukan pekerjaannya untuk

    sirkulasi udara. Pada umumnya

    mereka tidak menggunakan sarung

    tangan dan tidak mengikuti panduan

    penggunaan di label detergen.

    Partisipan terpapar detergen kimia

    secara konsisten dan hampir tidak ada

    pemeriksaan pencegahan yang

    dilakukan. Kebersihan dan hygiene

    telah menjadi nilai budaya yang kuatdan sangat penting bagi wanita yang

    mengutamakannya hal ini

    mengakibatkan paparan bahan kimia

    berbahaya yang berlebihan (Habib et

    al, 2006). Sehubungan dengan faktor

    risiko yang disebabkan penggunaan

    bahan kimia berbahaya,

    yaitu penggunaan detergen. Maka

    rekomendasi penggunaan detergen

    dilakukan dengan penyimpanan

    secara khusus dan tidak mencampur

    beberapa detergen menjadi satu,menggunakan sarung tangan atau alat

    bantu agar tangan tidak terpapar

    secara langsung, membaca petunjuk

    yang tertera pada kemasan detergen,

    dan menggunakan detergen

    secukupnya.

    Pengembangan Biomedis dan

    Farmasi, Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan

    Departemen Kesehatan RI ini bersifat

    deskriptif analitik dengan desain

    belah lintang menggunakan data Riset

    Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007

    Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kesehatan Depkes RI. Kriteria inklusi

    yang digunakan adalah ibu rumah

    tangga dan berusia 30 tahun ke atas.

    Berdasarkan hasil penelitian faktor

    risiko katarak pada masyarakat

    Indonesia yang berumur 30 tahun ke

    atas dengan pekerjaan sebagai ibu

    rumah tangga, dapat diketahui yang

    Pekerjaan IRT yang lain adalahpekerjaan menyiapkan makanan bagi

    keluarga, yaitu memasak dengan

    menggunakan bahan bakar.

    Penelitian mengenai resiko

    penggunaan bahan bakar bagi

    kesehatan juga telah dilakukan.

    Pemilihan bahan bakar

    mempengaruhi resiko terjadinya

    katarak pada ibu rumah tangga.

    Sehingga informasi pemilihan bahan

    bakar yang aman penting untuk

    diketahui ibu rumah tangga.

    Penelitian resiko katarak yang

    dilakukan Pusat Penelitian dan

    berpengaruh adalah umur, diikuti

    glaukoma, riwayat DM, penggunaanjenis bahan bakar RT, pendidikan,

    konsumsi alkohol, perilaku merokok,

    konsumsi buah dan sayur, dan asupan

    vitamin A individu. Sehubungan

    dengan jenis penggunaan bahan

    bakar yang dapat meningkatkan

    katarak, diperlukan suatu usaha dalam

    bentuk penyuluhan untuk

    meningkatkan penggunaan bahan

    bakar gas dan listrik untuk memasak

    dibandingkan minyak tanah, kayu

    bakar, dan arang/briket.

    Penggunaan Bahan Kimia

    Pemilihan Bahan Bakar Mengurangi Resiko Katarak

    Menyimpan detergen secara

    khusus, menggunakan sarung

    tangan, membaca petunjuk

    penggunaan detergen, dan

    menggunakan secukupnya.

    PENGENALAN FAKTOR RESIKO PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA (IRT)

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    Pekerjaan kebersihan juga menyumbangan resiko terkena

    penyakit asma. Telah dilakukan penelitian selama 5 tahun

    dari tahun 1993 sampai 1997 di New Jersey, Amerika

    Serikat, diperoleh hasil 236 orang, yaitu 12% dari 1915

    kasus diindikasikan asma akibat kerja berkaitan denganpaparan produk kebersihan. Umumnya yang

    teridentifikasi asma adalah wanita yaitu 75%, dan 64% nya

    berumur 45 tahun. Paparan yang terbanyak adalah di

    persiapan medis 39%, sekolah 13%, hotel 6%. Profesi

    penderita asma tersebut adalah petugas kebersihan 22%,

    perawat 20%. (Rosenmen et al, 2003)

    KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

    suatu usaha dalam bentuk penyuluhan

    untuk meningkatkan penggunaan

    bahan bakar gas dan listrik untuk

    memasak dibandingkan minyak

    tanah, kayu bakar, dan arang/briket.

    Sedangakan faktor resiko yang

    disebabkan karena cara atau metoda

    kerja yang belum tepat, maka

    direkomendasikan untuk mendesain

    ulang cara kerja untuk pekerjaan-

    pekerjaan yang melelahkan, seperti

    mengepel, menyikat, dan

    membersihkan ruangan dengan

    penyedot debu. Caranya adalah

    dengan menggunakan alat yang

    ergonomis, menata letak peralatan,

    misalnya mesin cuci dekat dengan

    tempat jemur untuk mengurangi

    mengangkat beban berat. Tidak

    Sehubungan dengan faktor risiko

    yang disebabkan penggunaan bahan

    kimia berbahaya, yaitu penggunaan

    detergen dan bahan bakar. Maka

    rekomendasi penggunaan detergen

    dilakukan dengan penyimpanan

    secara khusus dan tidak mencampur

    beberapa detergen menjadi satu,

    menggunakan sarung tangan atau alat

    bantu agar tangan tidak terpapar

    secara langsung, membaca petunjuk

    yang tertera pada kemasan detergen,

    dan menggunakan detergen

    secukupnya. Karena penggunaan

    yang berlebihan juga akanmempengaruhi kondisi lingkungan

    sekitar. Sehubungan dengan jenis

    penggunaan bahan bakar yang dapat

    meningkatkan katarak, diperlukan

    melakukan gerakan yang tidak sesuai

    postur tubuh, misanya memeras

    pakaian, gerakan diluar jangkauan

    tubuh, misalnya membersihkan bagian-

    bagian yang sulit. Memasang ventilasi

    untuk masak, sehingga hasil

    pembakaran tidak masuk dan terhirup

    ke dalam rumah.

    KESIMPULAN

    Purbalingga

    Make a better future with health

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    Stasiun kerja, area kerja,

    mesin dan peralatan

    terkadang didesain tanpa

    memperhatikan orang

    y a n g a k a n

    menggunakannya. Untuk

    itu, menciptakan kenya-

    manan dan keamanan saat

    bekerja di dapur membu-

    at kita perlu untuk menin-

    jau aspekaspek ergono-

    mi. Adapun permasalahan

    yang terjadi seperti

    permukaan ketinggiankerja yang tidak benar,

    postur kerja yang salah,

    dan peralatan yang tidak

    sesuai. Berbagi masalah

    tersebut disebut faktor

    risiko ergonomi karena

    m e r e k a d a p a t

    menyebabkan cedera.

    Ergonomi mendisain

    suatu pekerjaan yang

    sesuai dengan pekerja

    untuk meminimasi resiko

    cidera. Faktor resiko

    ergonomic dasar terdiri

    dari force, repetition,

    awkward postures, static

    posturesdan contact stress.

    Faktor Resiko Ergonomi

    Mosculosketal Injury (MSI)Mosculosketal injury (MSI)

    terdiri dari cidera atau

    ketidaksesuaian dari otot,

    tendon, ligamen, sendi,

    urat, pembuluh darah,atau jaringan lunak yang

    terkait, termasuk keseleo,

    k e t e g a n g a n , a t a u

    p e r a d a n g a n y a n g

    mungkin disebabkan atau

    diperburuk oleh kerja.

    Aktivitas di dapur

    umumnya terdiri dari

    mendorong, menarik,

    mengangkat, dan

    membawa bahan.

    Aktivitasaktivitas

    tersebut mungkin

    berulang atau

    membutuhkan

    pengerahan tenaga yangbesar atau postur yang

    salah, sehingga dapat

    mengakibatkan cidera

    Faktor Resiko

    Ergonomi

    Aktivitas dapur:

    Force exertion

    Repetitive motion

    Ackward Posture

    Static Posture

    Contact stress

    PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO ERGONOMI DI

    DAPUR UNTUK KEAMANAN DALAM BEKERJA

    Oleh : Maria Krisnawati

    K E G I A T A N P E N G A B D I A N K E P A D A M A S Y A R A K A T

    Penyuluhan K3, Ergonomi, dan

    Sanitasi di Rumah Tangga

    Faktor Resiko Ergono-

    mi

    1

    Mosculesketal Injury

    (MSI)

    1

    Konsep dapur ergono-

    mis

    2

    Resiko Ergonomis

    mencuci piring

    3

    Kesimpulan 4

    Inside this issue:

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    serta penempatan lampu

    hendaknya juga dipertimbangkan

    tergantung luas ruangan dapur.

    6. Selain itu, perlunya jendela di

    dapur untuk menciptakan sirkulasi

    udara yang baik.

    Keamanan

    1. Penempatan peralatan yang tajam

    dan berbahaya darus dipisahkan

    di tempat yang berbeda.

    2. Untuk mencegah kebakaran dan

    ledakan dari LPG. Tabung gas

    harus ditempatkan tidak terlalu

    rendah dari kompor dan

    didukung dengan fasilitas pemad-

    am kebakaran.

    kenyamanan dan keamanan saat

    bekerja di dapur. Desain dapur

    dengan konsep ergonomic berdasar-

    kan pada studi antropometri adalah

    sebagai berikut :

    Kenyamanan

    1. Ketinggian meja yang sesuai un-

    tuk posisi memotong adalah 90

    cm.

    2. Ketinggian meja minimum untuk

    posisi menumbuk adalah 70 cm.3. Ketinggian meja kompor untuk

    memasak yang sesuai untuk pos-

    tur tubuh adalah 70 cm. Meja un-

    tuk mencuci yang sesuai untuk

    postur tubuh adalah 90 cm sama

    dengan kompor dan meja untuk

    memotong sayur.

    4. Penataan peralatan dapur ber-

    d a s a r k a n p r i o r i t a s d a r i

    penggunaannya.

    5. Dapur hendaknya dibuat cukup

    terang mengingat banyaknya ak-

    tivitas aktivitas berbahaya yang

    dilakukan di dapur. Pencahayaan

    akut atau kronis. Cidera akut adalah

    cidera yang terjadi segera sebagai

    hasil darisingle traumatic event.

    Sebagai contoh terpeleset lantai

    yang licin dan keseleo pada

    pergelangan kaki, mengangkat

    beban yang berat dari lantai dan

    sakit pada pinggang.

    Sedangkan cidera kronis adalah

    cidera yang terjadi dari waktu ke

    waktu akibat pengulangan trauma

    atau kerja anggota tubuh yang

    berlebihan. Gejala berkembang di

    bagian yang sakit dan cedera dapat

    menyebabkan ketidaknyamanan

    berulang jika tidak diobati dengan

    benar. Sebagai contoh : cidera di

    punggung karena mengangkat

    berulangulang dan membawa rak

    yang berat, bahu tendinitis karena

    meletakkan piring secara berulang

    pada rak yang tinggi.

    Konsep Dapur Ergonomis

    Cidera....

    Aspek ergonomi digunakan untukmenganalisis setiap alat atau tempat

    yang digunakan untuk aktifitas di

    dapur untuk mendeteksi kondisi

    yang tidak ergonomis dalam

    melakukan aktivitas.

    Adapun identifikasi yang dilakukan

    antara lain :

    identifikasi postur yang meliputi

    ketinggian permukaan kerja dan

    posisi saat bekerja

    identifikasi kesehatan yang meli-

    puti kebersihan peralatan dan

    tempat aktivitas

    kenyamanan yang meliputi lam-

    pu, jendela, kebisingan serta

    pencahayaan, dan

    keamanan yang meliputi penem-

    patan LPG dan penempatan

    peralatan berbahaya.

    Dengan mengidentifikasi aspek er-

    gonomic dengan begitu, dapat mem-

    perbaiki kondisi untuk mencapai

    Mendeteksi kondisi yang tidak

    ergonomis dalam melakukanaktivitas dapat memperbaiki

    kondisi untuk mencapai

    kenyamanan dan keamanan

    saat bekerja di dapur.

    PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO ERGONOMI DI DAPUR UNTUK KEAMANAN

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    Force yaitu upaya fisik yang

    menempatkan beban yang tinggi

    pada otot-otot, tendon, ligamen,

    sendi, meningkatkan tuntutan

    energi tubuh dan kemungkinan

    cedera.

    Repetition adalah tugas yang

    menggunakan kelompok otot

    yang sama berulang kali. Otot

    dan tendon tidak punya waktu

    yang cukup untuk beristirahat,

    kemudian menyebabkan kele-

    lahan dan kemungkinan kerusa-

    kan otot.

    Awkward postures Posisi tubuh

    yang salah terjadi karena posisi

    tubuh saat bekerja pada posisi

    yang tidak natural.

    Static posturesadalah posisi tubuh

    diam tanpa perpindahan lebih

    dari 20 detik. Otot cepat lelah

    karena aliran darah berhenti.

    Contact Stress yang terjadi ketika

    bagian tubuh bersentuhan

    dengan benda keras atau tajam.

    Contact stress dapat mengakibat-

    kan cedera pada saraf dan jarin-

    gan di bawah kulit.

    hanya setengah atau

    menggunakan ember kecil.

    7. Gunakan kedua tangan untuk

    membawa nampan masing-

    masing.

    8. Pembuangan sampah sedikit

    demi sedikit membantu mengu-

    rangi jumlah sampah di tong

    sampah, mengurangi jumlah

    sampah yang pekerja harus

    5. Menghindari penggunaan rak

    keranjang makanan yang berada

    di bawah ketinggian lutut atau di

    atas ketinggian bahu ketika anda

    meraih piring kotor. Hal ini akan

    mencegah postur yang salah

    untuk bagian belakang dan ba-

    hu.

    6. Batasi jumlah peralatan dalam

    ember sendok garpu. Isi ember

    angkat dan bawa

    9. Lantai licin

    Bersihkan tumpahan dengan

    segera.

    Kenakan sepatu slip-tahan.

    Gunakan tanda untuk menun-jukkan bahwa lantai mungkin

    basah dan licin.

    5. Meja untuk mencuci 90 cm

    Resiko Ergonomi Mencuci Piring

    Pengendalian resiko...

    Ergonomi mendisain suatu

    pekerjaan yang sesuai dengan

    pekerja untuk meminimasi

    resiko cidera.

    Faktor Resiko Ergonomi

    Umumnya pekerja membuang sisa

    makanan dan mencucinya. Mem-

    bersihkan sisa makanan tersebut

    memerlukan pekerjaan yang beru-

    lang. Tergantung dari jumlah

    piring, satu atau lebih pekerja

    yang membersihkan kotoran.

    Jumlah pekerja mempengaruhi

    pengaturan tempat unloading dan

    sisa makanan. Faktor resiko yang

    terjadi tergantung dari piring yang

    digunakan.

    Faktor resiko :

    1. Mengangkat ember piring dan

    sendok garpu dengan kuat

    2. Memutar dan membungkuk

    berulang ulang ketika

    mengambil nampan dari rak

    makanan

    3. Pengulangan, pencapaian

    yang salah

    4. Memegang piring dengan

    pinch grips secara berulang

    5. Lantai yang licin

    Pengendalian :

    1. Menggunakan power grips da-

    ripada pinch grips

    2. Menggunakan mekanika tubuh

    yang baik

    3. Tekuk lutut anda untuk meraih

    nampan yang rendah, rak

    piring, atau sampah hidanga

    4. Ketika mengangkat dan memba-

    wa nampan, rak piring, atau

    sampah, buat sedekat mungkin

    dengan tubuh anda.

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    Kesimpulan

    Banyak dampak cidera yang dapat terjadi karena kesalahan

    kerja dan penggunaan peralatan di dapur. Untuk itu,

    penting untuk mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan

    dengan resiko tinggi dan faktor resiko yang berhubungan

    dengan pekerjaan dapur untuk menciptakan keamanan dan

    kenyamanan dalam bekerja. Semua bahaya aktivitas di

    dapur dapat dicegah dengan melakukan postur dan aktivi-

    tas kerja dengan prosedur yang benar dan peralatan kerja

    sesuai dengan aspek ergonomi yang akan menciptakan

    kenyamanan dan keselamatan dalam bekerja.

    Universitas Jendral Soedirman

    Purbalingga

    E-mail: [email protected]

    Make a better future with health

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    Pemakaian komputer se-

    bagai salah satu peralatan

    teknologi informasi dan

    komunikasi (TIK) sudah

    sangat luas. Pada saat ini,

    hampir di setiap aspek

    pekerjaan selalu

    menggunakan komputer

    sebagai fasilitas utama.

    Komputer tidak hanya

    digunakan di kantor, lem-

    baga penelitian, perguru-

    an tinggi, dan sekolah-

    sekolah, tetapi juga telah

    digunakan di rumah tang-ga untuk membantu aktivi-

    tas sehari-hari.

    Walaupun banyak manfaat

    yang diperoleh dari

    pengunaan komputer,

    namun belum banyak

    yang menyadari dampak

    atau masalah yang ditim-

    bulkan dari penggunaan

    komputer. Tanpa disadari,

    perangkat komputersebenarnya dapat me-

    nimbulkan penyakit kare-

    na pemakaiannya.

    Penelitian yang sudah

    dilakukan

    menyim-

    pulkan

    bahwa

    pengguna

    komputer

    dapat men-

    derita nyeri

    kepala,

    nyeri otot,

    dan tulangterutama

    bahu,

    perge-

    langan tangan, leher,

    punggung, dan pinggang

    bagian bawah.

    Selain itu, penggunaan

    komputer juga dapat me-

    nyebabkan penyakit lain

    seperti kesemutan, badan

    bengkak, anggota badan

    kaku, sakit ginjal, mata

    merah, berair, nyeri, dan

    bahkan ganguan

    penglihatan.

    Untuk itu, perlu adanya

    prosedur yang baik dalam

    menggunakan komputer

    agar tidak berdampak

    negatif bagi kesehatan

    dan keselamatan kerja.

    Pendahuluan

    Posisi Tubuh

    Posisi Kepala dan Leher

    Saat bekerja dengan kom-

    puter, posisi kepala dan

    leher harus tegak dengan

    wajah menghadap lang-

    sung ke layar monitor.

    Leher tidak boleh mem-

    bungkuk karena dapat

    menyebabkan sakit pada

    leher.

    Posisi Punggung

    Posisi punggung yang

    baik saat menggunakan

    komputer adalah yang

    tegak, tidak miring, tidak

    membungkuk dan tidak

    bersandar terlalu miring

    ke belakang. Untuk

    mendapatkan posisi

    punggung yang baik,seharusnya ditunjang

    dengan tempat duduk

    yang baik dan nyaman.

    Faktor yang perlu

    diperhatikan

    saat

    menggunakankomputer:

    Posisi tubuh

    Desain tempat kerja

    Kondisi lingkungan

    Kebiasaan dalam bekerja

    KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

    DALAM PENGGUNAAN PERANGKAT KOMPUTERDI RUMAH TANGGA

    Oleh: Lina Dianati Fathimahhayati

    K E G I A T A N P E N G A B D I A N K E P A D A M A S Y A R A K A T

    Penyuluhan K3, Ergonomi, dan

    Sanitasi di Rumah Tangga

    Pendahuluan 1

    Posisi Tubuh 1

    Desain Tempat Kerja 2

    Kondisi Lingkungan 3

    Kebiasaan dalam

    Bekerja

    4

    Kesimpulan 4

    Isi:

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    Cahaya monitor diatur agar

    tidak terlalu terang dan gelap.agar tidak mengadah atau

    menunduk. Jarak antara mata

    dan monitor

    adalah mini-

    mal 500 mm. Layar

    monitor dimir-

    ingkan

    dengan sudut

    antara 0 20

    dan bagian

    bawah layar

    lebih dekat ke

    mata

    dibandingkan

    bagian atas layar.

    Posisi Pundak

    Posisi pundak yang baik adalah po-

    sisi yang tidak terlalu terangkat dan

    tidak terlalu kebawah. Jika otot - otot

    dibahu masih tegang, berarti posisi

    pundak belum benar.

    Posisi Lengan dan Siku

    Posisi lengan yang baik adalah apa-

    bila dapat mengetik dan

    menggunakan mouse dengan nya-

    man. Adapun posisi lengan yang

    baik adalah bila tangan berada di

    samping badan dan siku membentuk

    sudut tidak kurang dari 90 derajat.

    Posisi Kaki

    Posisi telapak kaki hendaknya me-

    nyentuh lantai. Kaki yang

    menggantung cepat men-

    imbulkan kelelahan. Jika

    telapak kaki tidak dapat me-

    nyentuh lantai maka dapat

    digunakanfootrestuntuk me-

    letakkan telapak kaki. Posisi

    lutut sama tinggi (saat posisi

    kerja duduk) atau tepat di

    bawah pinggul (saat posisi

    kerja berdiri), dengan telapak kaki

    sedikit maju dari posisi lutut.

    gurangi risiko cedera. Selain itu,

    untuk mengurangi risiko cedera juga

    dapat digunakan penyangga perge-

    langan tangan.

    Posisi Mouse

    Letak mouse yang

    benar adalah di

    samping keyboard.

    Sesuaikan tangan

    yang biasa

    digunakan untuk

    bekerja. Jika bekerja

    dengan tangan kiri, letak-

    Posisi Keyboard

    Posisi keyboard yang salah merupa-

    kan salah satu faktor penyebab nyeri

    otot dan persendian. Nyeri otot dan

    tulang yang

    disebabkan kare-

    na pergelangan

    tangan membeng-

    kok ke atas atau

    bawah saat men-getik. Jika perge-

    langan tangan

    lurus saat mengetik, maka akan men-

    kan mouse di sebelah kiri keyboard

    dan aturlah agar setting mouse men-

    jadi left-handed melalui sistem

    operasi. Posisi pergelangan tangan

    jangan dalam keadaan

    membengkok saat meng-

    gerakkan mouse ke kiri

    dan ke kanan. Sebaliknya

    cobalah untuk memin-

    dahkan seluruh lengan

    saat mengggerakkanmouse untuk menjaga

    pergelangan tangan tetap

    lurus.

    Desain Tempat KerjaPosisi Monitor

    Monitor diletakkan sedemikian

    rupa di ruangan

    sehingga layar

    monitor tidak me-

    mantulkan cahaya

    dari sumber caha-

    ya lain

    Monitor diletak-

    kan lebih rendah

    dari garis

    horisontal mata

    dengan sudut

    pandang ke layar

    antara 0 - 65

    Bagaimana menaruh telepon, buku ,

    pena, dokumen, dan bahan pekerjaan

    lain di area kerja komputer dapat

    mempengaruhi kenyamanan

    seseorang. Jika benda yang sering

    gunakan terlalu jauh, mencapai

    berulang dapat menambah

    ketidaknyamanan pada leher, bahu,

    dan punggung.

    K3 DALAM PENGGUNAAN PERANGKAT KOMPUTER

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    sandaran kaki (foot rest) dan bawah

    meja memberikan ruang gerak

    bebas bagi kaki. Tinggi meja kom-

    puter yang baik adalah sekitar 55 -75

    cm.

    gian-bagian penting kompu-

    ter yang bergerak, seperti

    kipas pendingin processor

    pada CPU

    Aturlah kabel-kabel computer

    agar terurai secara rapi demi

    kenyamanan.

    Desain Meja dan Kursi

    Kelelahan kerja akan cepat tim-

    bul bila meja dan kursi tidak meme-

    nuhi persyaratan kerja yang baik.

    Meja komputer yang baik adalah

    meja yang dilengkapi dengan alat

    Peletakan Dokumen

    Beberapa cara peletakan dokumen

    yang baik adalah sebagai berikut:

    Jika perlu melihat bolak-balik dari

    layar ke dokumen, tempatkan doku-

    men pada

    pemegang

    dokumen,

    dekat dan

    pada keting-

    gian yang

    sama

    dengan

    melihat jarak ke monitor .

    Untuk input data, monitor dipin-

    dahkan ke satu sisi dan dokumen

    ditempatkan di depan Anda .

    Ketika memasukkan data dari sebuah

    dokumen dan menulis pada sebuah

    dokumen, maka dokumen diletakkan

    di depan Anda .

    sebagai efek

    penghapusan kare-

    na temperatur

    (thermal wipeot).

    Ventilasi diper-

    lukan sehingga

    selalu terjadi pertukaran udara yang

    bersih. Pastikan ruangan yang

    digunakan memiliki ventilasi udara

    bersih yang cukup dan memiliki

    pemanas/pendingin yang sesuai,

    sehingga menimbulkan kenyamanan

    saat bekerja. Perlu diperhatikan pula

    Temperatur dan ventilasi

    Temperatur yang nyaman bagi

    pengguna adalah yang disesuaikan

    dengan efek temperatur terhadap

    komputer. Peralatan komputer teru-

    tama chip sangat sensitif terhadap

    dunia luar termasuk termperatur

    tinggi. Komponen yang terkena tem-

    peratur tinggi akan cepat rusak.Misalnya terputusnya rangkaian da-

    lam chip, berkaibat pada terjadi

    kesalahan ringan yang biasa dikenal

    letakAir Conditioning(AC) yang ada.

    Tata letak AC dalam ruang kantor

    umumnya sudah menetap, karena itupengaturan meja harus diperhatikan.

    Kondisi Lingkungan

    Letak Kabel Komputer

    Dalam mengatur letak kabel kompu-

    ter, perlu diperhatikan hal-hal beri-

    kut.

    Kabel komputer harus

    dihindarkan dari air karena

    dapat menyebabkankorsleting.

    Korsleting ini dapat mengaki-

    batkan hubungan arus pendek

    yang dapat menyebabkan

    kebakaran.

    Usahakan agar kabel-kabel

    komputer tidak menutupi ba-

    Kondisi lingkungan saat menggunakan komputer ikut

    menciptakan kenyamanan dan menjaga kesehatan saat

    bekerja.

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    Kebiasaan dalam Bekerja

    Kesimpulan :

    Dari uraian di atas dapatdisimpulkan bahwa perlu

    diketahui ketentuan penggunaan

    perangkat keras komputer dan

    periferalnya demi kesehatan dan

    keselamatan kerja. Beberapa hal

    yang perlu diperhatikan adalah

    posisi tubuh, desain tempat

    kerja, kondisi lingkungan, dan

    kebiasaan dalam bekerja

    dengan komputer.

    Pencahayaan

    Pencahayaan ruangan kerja juga

    berpengaruh

    pada beban

    mata.

    Pantulan ca-

    haya (silau)

    pada layar

    monitor yang

    berasal dari

    sumber lain seperti jendela, lampu

    penerangan dan lain sebagainya,

    akan menambah beban mata. Warna

    cahaya lampu hendaknya dipilih

    yang netral serta cat dan peralatan

    yang memiliki refleksi dalam

    cakupan yang rendah. Hindari warna

    gelap untuk langit-langit ruangan.

    Agar dapat merasa nyaman dalam

    bekerja maka biasakanlah untuk

    selalu melakukan hal-hal sebagai

    berikut.

    Kerja dalam keadaan sesantaimungkin dan dalam posisi yang

    benar. Hindarkan posisi yang

    dapat mengakibatkan ketidak

    nyamanan, bahkan yang bisa

    menyebabkan cedera otot.

    Mengubah posisi duduk untuk

    mencegah kelelahan otot.

    Mengatur posisi perangkat kom-

    puter dan ruangan sehingga

    memberi rasa nyaman.

    Berdiri beberapa menit untukmengendurkan ketegangan otot

    dan lakukan olahraga ringan

    beberapa kali sehari.

    Beristirahat selama 10 menit

    setelah berkerja 1 jam di depan

    komputer agar mata dan organtubuh lainya juga beristirahat.

    Bagilah waktu untuk bekerja

    secara bergantian sehingga ti-

    dak duduk dalam selang waktu

    yang lama untuk melakukan satu

    aktivitas yang sama terus mene-

    rus.

    Mengedipkan mata untuk men-

    jaga agar mata tidak kering.

    Sesekali memandang jauh

    keluar ruangan.

    Selain printer dan CPU, mesin pen-

    dingin (AC) juga dapat menjadi sum-

    ber kebisingan. Kebisingan dapatmenimbulkan stres dan menyebab-

    Kebisingan

    Kebisingan dapat ditimbulkan oleh

    letak ruang kerja yang dekat

    dengan keramaian ataupun

    suara dari peralatan kantor

    yang digunakan.

    Batas kebisingan yang

    diizinkan untuk berkerja

    selama kurang dari 8 jam

    per hari adalah 80 decibel

    (dB). Sedangkan ruang kerja

    yang ideal adalah dengan

    kebisingan sekitar 40

    50 dB.

    kan tekanan pada otot sehingga

    meningkatkan resiko terkena ce-

    dera. Untuk itu, pilih tempat yang

    tenang ataupun suara yang timbul

    akibat sumber kebisingan lainnya.

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    Dewasa ini banyak penya-

    kit yang terjadi di

    masyarakat oleh karena

    kurangnya kesadaran

    masyarakat akan kebersi-

    han lingkungannya. Salah

    satu upaya memperbaiki

    kesehatan mayarakat dari

    elemen rumah tangga

    adalah dengan meningkat-

    kan kesehatan sanitasinya.

    Rendahnya akses sanitasi,

    baik di wilayah pedesaan

    maupun perkotaan men-jadi pekerjaan rumah

    yang tidak dapat dia-

    baikan.

    Peran serta rumah tangga

    mutlak diperlukan dalam

    mengawal kesehatan

    masyarakat, karena rumah

    tangga adalah elemen

    terkecil dari sebuah

    m a s y a r a k a t . J i k a

    kesehatan rumah tanggabaik, maka kesehatan

    masyarakat juga akan

    meningkat.

    Terdapat hubungan yang

    sangat erat antara masalah

    sanitasi dan penyediaan

    air, karena semua penya-

    kit yang berhubungan

    dengan air sebenarnya

    b e r k a i t a n d e n g a n

    pengumpulan dan pembu-

    angan limbah manusia

    yang tidak benar.

    Hasil studi Indonesia Sani-tation Sector Development

    Program (ISSDP) tahun

    2006, menunjukkan 47%

    masyarakat masih berper-

    ilaku buang air besar ke

    sungai, sawah, kolam,

    kebun dan tempat ter-

    buka.

    Pendahuluan

    Sanitasi

    Berbagai permasalahan

    sanitasi yang sering ter-

    jadi di masyarakat adalah:

    Kebocoran septic tank

    Saat ini sekitar 70 persen

    air tanah di daerah

    perkotaan sudah tercemar

    berat bakteri tinja, pa-

    dahal separuh penduduk

    p e r k o t a a n m a s i h

    menggunakan air tanah.

    Banyak hal yang mengaki-batkan kebocoran atau

    bahkan rembesan limbah

    septic tank, padatnya pe-

    rumahan bisa memper-

    cepat terjadinya kondisi

    ini.

    MCK tidak berfungsi

    optimal

    MCK yang tidak berfungsi

    secara optimal baik kare-

    Permasalahan

    sanitasi yang

    sering terjadi :

    Kebocoran septic tank

    Fasilitas MCK tidak ber-

    fungsi optimal

    Saluran air yang ter-

    sumbat

    Aktivitas di Sungai yang

    Tercemar

    Pembuatan jamban yang

    asal-asalan

    Influein industry

    Pembuangan liar lumpurtinja

    TEKNIK SANITASI RUMAH TANGGA SEBAGAI SALAH SATU SARANA

    PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKATOleh: Sanidhya Nika Purnomo, S.T., M.T.

    K E G I A T A N P E N G A B D I A N K E P A D A M A S Y A R A K A T

    Penyuluhan K3, Ergonomi, dan

    Sanitasi di Rumah Tangga

    Pendahuluan 1

    Sanitasi 1

    Septic Tank 2

    Penggunaan dan

    Pemeliharaan

    3

    Permasalahan dan

    Solusi

    3

    Kesimpulan 4

    Isi:

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    na usang, salah konstruksi, tidak

    terawat, tidak ada air, maupun

    masyarakat yang belum siap meneri-

    ma keberadaannya

    sesuai fungsinya.

    Saluran air yang ter-

    sumbat

    Seharusnya fungsi salu-

    ran tersebut adalah men-

    galirkan air hujan, tetapi

    dalam pelaksanaannya

    dipakai menampung air

    kakus dan sampah se-

    hingga jadi sarang pen-

    yakit.

    Aktivitas di Sungai

    Tercemar

    Melakukan aktivitas hari-

    an di sungai yang terce-

    mar terjadi akibat

    terbatasnya akses masyarakat ter-hadap sarana MCK dan air bersih.

    Pembuatan jamban yang asal-

    asalan

    35 persen jamban di kawasan

    perkotaan tidak ada air, tidak ada

    atap atau tidak tersambung ke septic

    tank.

    Influein industri

    Influein industri di kawasan pem-

    ukiman sebagian besar dialirkan ke

    sungai tanpa proses pengelolaan

    terlebih dahulu.

    Buang air besar sembarangan

    Lebih dari 12 persen penduduk

    perkotaan Indonesia sama sekali

    tidak memiliki akses ke

    sarana jamban (Susenas

    2004). Artinya, belasan

    juta penduduk perkotaan

    Indonesia masih mem-

    buang tinja langsung di

    kebun, selokan, ataupun

    sungai.

    Pembuangan liar lum-

    pur tinja

    Pada kenyataannya, saat

    ini banyak truk tinja

    membuang langsung

    muatannya ke sungai,

    alasannya tidak ada IPLT,

    IPLT tidak berfungsi atau

    petugasnya malas.

    ngurasan. Septic tank bisa digunakan

    secara individu maupun bersama(komunal ) sampai dengan 5 (lima)

    rumah, jika menggunakan sumur

    resapan / bidang resapan tergantung

    dari ketersediaan lahan.

    Jika digunakan untuk pemakaian

    lebih dari 5 (lima) rumah bidang

    resapan yang diperlukan akan me-

    merlukan lahan yang cukup luas,

    untuk mengatasi kebutuhan lahan

    yang luas ini di bangun suatu Filter

    untuk menggantikan fungsi bidangresapan.

    Ukuran dan volume septic tank hanya

    Septic tank adalah bangunan pe-

    ngolah dan pengurai kotoran tinjamanusia. Tangki ini dibuat dengan

    bahan yang kedap air sehingga air

    dalam tangki septik tidak dapat

    meresap ketanah dan akan mengalir

    keluar melalui saluran yang dise-

    diakan.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan da-

    lam perencanaan dan kontruksi ada-

    lah:

    Septik tank

    Septic tank dibuat pada lahan yang

    memudahkan untuk dilakukan pe-

    dipengaruhi oleh :

    1. Jumlah pemakai

    2. Periode pengurasan yang di-

    rencanakan

    3. Asumsi jumlah kotoran manusia/

    tahun yang masuk dan diolah

    tangki septik

    Septic Tank

    Salah satu upaya meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat adalah

    dengan membuat septic tank.

    TEKNIK SANITASI RUMAH TANGGA SEBAGAI SALAH SATU SARANA

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    tidak boleh dibuang ke sungai,

    atau ketempat terbuka akan teta-

    pi harus dibuang ketempat yang

    telah direncanakan untuk menam-

    pung lumpur tinja ( misal Instalasi

    Pengolah Lumpur Tinja /IPLT).

    Lumpur tinja hasil pengurasan

    tangki septik masih berbahaya

    bagi manusia dan lingkungan,

    pengurasan sebaiknya dilakukan

    oleh orang /

    petugas yang

    mempunyai

    peralatan pen-

    guras yang me-

    menuhi syarat.

    Lumpur hasil

    pengurasan

    Ukuran dan Volume tangki septik

    tidak dipengaruhi oleh jenis tanah,

    daya serap tanah, maupun tinggi

    muka air tanah.

    Air yang keluar dari tangki septik

    masih harus diolah dalam bidang

    resapan , sumur resapan atau filter.

    Bidang Resapan / Sumur Resapan

    Kontruksi dan ukuran sumur resapan

    tergantung pada tinggi muka air

    tanah dan jenis tanah. Jarak dengan

    sumber air bersih > 10 m dan hanya

    digunakan untuk pelayanan sampai 5

    rumah

    Untuk itu perlu diperhatikan bebera-

    pa hal pada saat menggunakan sep-

    tic tank, diantaranya adalah:

    Buat septic tank yang standar

    Yaitu terdapat pipa pembuangan gasdan buat resapan yang bagus se-

    hingga, sirkulasi lancar septic-

    tankpun tidak cepat penuh.

    Septic tank yang digunakan juga

    tidak terlepas dari masalah. Perma-

    salahan yang umum terjadi pada sep-

    tic tank adalah:

    Limbah yang bau,

    Toilet cepat penuh,

    Tersumbat

    Jangan buang sampah

    Membuang puntung rokok, pembalut

    wanita atau benda an organik lainnya

    kedalam closet akan menghambat

    peresapan dan akhirnya septictank

    penuh. Benda anorganik itu tidak

    bisa hilang teresap ke tanah salah

    satu caranya adalah dengan

    penyedotan.

    Penggunaan dan Pemeliharaan Septic Tank

    Permasalahan dan Solusi

    Tangki septik hanya menerima

    buangan kakus / tinja saja, tidak

    untuk air bekas (mandi dan cuci)

    Pengurasan tangki septic di-

    lakukan secara berkala setiap 3

    tahun sekali

    Tidak membuang bahan-bahan

    kimia berbahaya kedalam tangki

    septik, seperti insektisida, karbol

    pembersih lantai, pemutih pa-

    kaian.

    Air yang keluar dari tangki septik masih tidak aman bagi

    manusia dan lingkungan, oleh karena itu masih diperlukan unit

    pengolahan lainnya yang pada umumnya berupa :

    1. Bidang Resapan.

    2. Sumur Resapan.

    3. Filter aliran ke atas dengan pasir dan kerikil

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta

    Jika terjadi masalah pada septic tank,

    maka ada beberapa kemungkinan

    penyebabnya, diantaranya adalah:

    Septic tank penuh

    Jika yang terjadi adalah penuhnya

    septic tank, maka untuk menga-

    tasinya adalah dengan menyedot isi

    septic tank atau menggunakan pe-

    ngurai limbah organik.

    Saluran septic tank bermasalah

    Saluran pipa yang menghubungkan

    WC dengan septictank seringkali

    tersumbat, jika terjadi sumbatan

    pada pipa saluran septic tank, maka

    untuk memperbaikinya adalah

    dengan menggunakan kompresor

    angin, air, dan selang. Cara yang

    dapat dilakukan adalah dengan me-

    masang selang untuk menghu-

    bungkan kompresor angin dengan

    WC, kemudian kompresor angin

    yang telah diisi terlebih dahulu

    dengan air dinyalakan, sehingga

    akan menyemburkan air dengan

    tekanan tinggi. Tekanan tinggi yang

    berasal dari kompresor angin akan

    mendorong kotoran yang menyum-

    bat saluran pipa, sehingga saluran

    pipa akan lancar kembali

    Kesimpulan

    Untuk memperbaiki kesehatan masyarakat adalah dengan melaksanakan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat,

    yakni:

    Tidak membuang air besar sembarangan,

    cuci tangan menggunakan sabun,

    pengelolaan air minum di rumah tangga,

    pengelolaan sampah rumah tangga

    pengelolaan limbah cair rumah tangga.

    K E G I A T A N P E N G A B D I A N

    K E P A D A M A S Y A R A K A T

    Penyuluhan K3, Ergonomi, dan Sanitasi di

    Rumah Tangga

    Make a better future with health

  • 5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga

    http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta