pengabdian kepada masyarakat : aplikasi k3, ergonomi di rumah tangga
DESCRIPTION
Aplikasi Kesehatan Keselamatan Kerja, Ergonomi, dan Sanitasi di Rumah TanggaTRANSCRIPT
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
PENYULUHAN K3,ERGONOMI DAN SANITASI
DI RUMAH TANGGA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURBALINGGA
Kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat
Minggu,8September2013
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
DAFTAR ISI1. PENGENALAN FAKTOR RESIKO PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA (IRT)
SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)Oleh: Niko Siameva Uletika, S.T., M.Eng.
2. PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO ERGONOMI DI DAPUR UNTUK KEAMANANDALAM BEKERJAOleh : Maria Krisnawati, S.T., M.T.
3. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DALAM PENGGUNAANPERANGKAT KOMPUTER DI RUMAH TANGGAOleh: Lina Dianati Fathimahhayati, S.T., M.Sc.
4. TEKNIK SANITASI RUMAH TANGGA SEBAGAI SALAH SATU SARANAPENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh: Sanindhya Nika Purnomo, S.T., M.T.
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT :PENYULUHAN K3, ERGONOMI DAN SANITASI DI RUMAH TANGGA
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
Pekerjaan disampingmemberikan penghidupan
juga memiliki resiko, salah
satunya adalah penyakit
akibat kerja. Penyakit
akibat kerja atau biasa
disingkat PAK adalah
permasalahan kesehatan
yang diderita seseorang
karena melakukan suatu
jenis pekerjaan.
Berdasarkan data WHO
tahun 2002, resiko
pekerjaan adalah urutan
kesepuluh penyebab
terjadinya kesakitan dan
kematian (Tana dan Halim,
2011).
Aplikasi ergonomi di dalam
rumah menurut
kebanyakan ahli di seluruh
dunia dianggap sebagai
topik yang tidak menarik.
Sejak tahun 1970-an hanya
sedikit studi mengenai hal
ini. Padahal pekerjaan Ibu
Rumah Tangga termasuk
jenis pekerjaan yang
paling banyak dilakukan di
Indonesia yaitu 22,5%
setelah petani/nelayan/
buruh yaitu 38% (Tana,
2009).
Penyakit akibat kerja pada
pekerjaan Ibu Rumah
Tangga (IRT) ini memiliki
resiko yang disebabkan
karena metode kerja dan
alat kerja yang tidak tepat
maupun penggunaan
bahan kimia berbahaya.
PAK yang terjadi antara
lain adalah kelelahan,
gangguan otot rangka,
gangguan pernafasan,gangguan kulit, bahkan
s a m p a i g a n g g u a n
penglihatan.
Pendahuluan
Gangguan Otot Rangka
Penyakit akibat kerja yang
paling banyak terjadi
adalah Gangguan ototrangka. PAK yang
berhubungan dengan
adalah gangguan otot
rangka mencapai 60%
(Tana dan Halim, 2011).
Jenis gangguan otot rangka
bermacam-macam, yaitu
gangguan anggota gerak
tubuh atas dan atau bawah,
gangguan tulang belakang
bagian atas dan atau
bawah, gangguan bahudan atau leher. Gangguan
otot rangka ini diakibatkan
karena pekerjaan
mengangkat beban berat,
pekerjaan yang berulang-
ulang, postur tubuh yang
tidak sesuai dengan
jangkauan alat gerak
tubuh, dan melakukan
pekerjaan yang serupa
dalam janga waktu lama,
misalnya duduk atau
berdiri terlalu lama (Habib
et al, 2010).
Survey pada 582 pekerja
rumah tangga mengenaipekerjaan rumah yang
paling melelahkan, dan
diperoleh hasil lima
pekerjaan yang paling
melelahkan, yaitu
menyikat, mengepel,
menata, menyedot debu
dan membersihkan
pakaian (Marut and Hedge,
1999). Untuk kelima
pekerjaan ini disarankan
untuk menggunakan
metode dan perlatan yang
tepat sehingga dapat
membantu pekerjaan
sehingga tidak
menimbulkan kelelahandan gangguan otot rangka.
Macam Penyakit
akibat kerja di
dapur antara lain :
Kelelahan dan gangguanotot rangka karena
metode dan peralatan
yang kurang tepat Gangguan pernafasan
karena paparan bahan
kimia berbahaya
berlebihan
Resiko gangguan
penglihatan berupa
katarak
PENGENALAN FAKTOR RESIKO PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA
(IRT) SEBAGAI TINDAKAN PENCEGAHAN TERJADINYA PENYAKIT
AKIBAT KERJA (PAK)
Oleh: Niko Siameva Uletika
K E G I A T A N P E N G A B D I A N K E P A D A M A S Y A R A K A T
Penyuluhan K3, Ergonomi, dan
Sanitasi di Rumah Tangga
Pendahuluan 1
Gangguan Otot Rang-
ka
1
Penggunaan Bahan
Kimia
2
Pemilihan Bahan
Bakar Mengurangi
Resiko Katarak
2
Kesimpulan 3
Inside this issue:
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
membutuhkan bahan kimia untuk
membantu melaksanakan
pekerjaannya. Antara lain adalah
penggunaan detergen kimia dengan
maksud untuk memberikan hasil
pekerjaan yang lebih bersih danaman. Pekerjaan dengan detergen
antara lain adalah pekerjaan mencuci
piring, membersihkan kamar mandi,
dan membersihkan lantai. Penelitian
kesehatan kerja mengenai resiko
penggunaan detergen kimia
menunjukkan adanya hubungan yang
berpengaruh antara penggunaan
detergen kimia dengan permasalahan
pernafasan dan kulit (Habib et al,
2006). Untuk itu diperlukan strategi
penanganan detergen dengan tepat,
mulai dari penyimpanan, penggunaan
dan tindakan pencegahan dengan
mengukur paparan zat kimia yang
mempengaruhi kondisi kesehatan ibu
rumah tangga.
Berdasarkan hasil peneitian
penggunaan detergen diketahui lebih
dari setengah partisipan menyimpan
berbagai macam detergen yang
berbeda pada tempat yang sama.
Banyak partisipan yang menyatakn
bahwa mereka berlebihan dalam
mengkonsumsi detergen. Sebagianbesar mencampur detergen yang
berbeda dan membuka jendela ketika
melakukan pekerjaannya untuk
sirkulasi udara. Pada umumnya
mereka tidak menggunakan sarung
tangan dan tidak mengikuti panduan
penggunaan di label detergen.
Partisipan terpapar detergen kimia
secara konsisten dan hampir tidak ada
pemeriksaan pencegahan yang
dilakukan. Kebersihan dan hygiene
telah menjadi nilai budaya yang kuatdan sangat penting bagi wanita yang
mengutamakannya hal ini
mengakibatkan paparan bahan kimia
berbahaya yang berlebihan (Habib et
al, 2006). Sehubungan dengan faktor
risiko yang disebabkan penggunaan
bahan kimia berbahaya,
yaitu penggunaan detergen. Maka
rekomendasi penggunaan detergen
dilakukan dengan penyimpanan
secara khusus dan tidak mencampur
beberapa detergen menjadi satu,menggunakan sarung tangan atau alat
bantu agar tangan tidak terpapar
secara langsung, membaca petunjuk
yang tertera pada kemasan detergen,
dan menggunakan detergen
secukupnya.
Pengembangan Biomedis dan
Farmasi, Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI ini bersifat
deskriptif analitik dengan desain
belah lintang menggunakan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Depkes RI. Kriteria inklusi
yang digunakan adalah ibu rumah
tangga dan berusia 30 tahun ke atas.
Berdasarkan hasil penelitian faktor
risiko katarak pada masyarakat
Indonesia yang berumur 30 tahun ke
atas dengan pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga, dapat diketahui yang
Pekerjaan IRT yang lain adalahpekerjaan menyiapkan makanan bagi
keluarga, yaitu memasak dengan
menggunakan bahan bakar.
Penelitian mengenai resiko
penggunaan bahan bakar bagi
kesehatan juga telah dilakukan.
Pemilihan bahan bakar
mempengaruhi resiko terjadinya
katarak pada ibu rumah tangga.
Sehingga informasi pemilihan bahan
bakar yang aman penting untuk
diketahui ibu rumah tangga.
Penelitian resiko katarak yang
dilakukan Pusat Penelitian dan
berpengaruh adalah umur, diikuti
glaukoma, riwayat DM, penggunaanjenis bahan bakar RT, pendidikan,
konsumsi alkohol, perilaku merokok,
konsumsi buah dan sayur, dan asupan
vitamin A individu. Sehubungan
dengan jenis penggunaan bahan
bakar yang dapat meningkatkan
katarak, diperlukan suatu usaha dalam
bentuk penyuluhan untuk
meningkatkan penggunaan bahan
bakar gas dan listrik untuk memasak
dibandingkan minyak tanah, kayu
bakar, dan arang/briket.
Penggunaan Bahan Kimia
Pemilihan Bahan Bakar Mengurangi Resiko Katarak
Menyimpan detergen secara
khusus, menggunakan sarung
tangan, membaca petunjuk
penggunaan detergen, dan
menggunakan secukupnya.
PENGENALAN FAKTOR RESIKO PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA (IRT)
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
Pekerjaan kebersihan juga menyumbangan resiko terkena
penyakit asma. Telah dilakukan penelitian selama 5 tahun
dari tahun 1993 sampai 1997 di New Jersey, Amerika
Serikat, diperoleh hasil 236 orang, yaitu 12% dari 1915
kasus diindikasikan asma akibat kerja berkaitan denganpaparan produk kebersihan. Umumnya yang
teridentifikasi asma adalah wanita yaitu 75%, dan 64% nya
berumur 45 tahun. Paparan yang terbanyak adalah di
persiapan medis 39%, sekolah 13%, hotel 6%. Profesi
penderita asma tersebut adalah petugas kebersihan 22%,
perawat 20%. (Rosenmen et al, 2003)
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
suatu usaha dalam bentuk penyuluhan
untuk meningkatkan penggunaan
bahan bakar gas dan listrik untuk
memasak dibandingkan minyak
tanah, kayu bakar, dan arang/briket.
Sedangakan faktor resiko yang
disebabkan karena cara atau metoda
kerja yang belum tepat, maka
direkomendasikan untuk mendesain
ulang cara kerja untuk pekerjaan-
pekerjaan yang melelahkan, seperti
mengepel, menyikat, dan
membersihkan ruangan dengan
penyedot debu. Caranya adalah
dengan menggunakan alat yang
ergonomis, menata letak peralatan,
misalnya mesin cuci dekat dengan
tempat jemur untuk mengurangi
mengangkat beban berat. Tidak
Sehubungan dengan faktor risiko
yang disebabkan penggunaan bahan
kimia berbahaya, yaitu penggunaan
detergen dan bahan bakar. Maka
rekomendasi penggunaan detergen
dilakukan dengan penyimpanan
secara khusus dan tidak mencampur
beberapa detergen menjadi satu,
menggunakan sarung tangan atau alat
bantu agar tangan tidak terpapar
secara langsung, membaca petunjuk
yang tertera pada kemasan detergen,
dan menggunakan detergen
secukupnya. Karena penggunaan
yang berlebihan juga akanmempengaruhi kondisi lingkungan
sekitar. Sehubungan dengan jenis
penggunaan bahan bakar yang dapat
meningkatkan katarak, diperlukan
melakukan gerakan yang tidak sesuai
postur tubuh, misanya memeras
pakaian, gerakan diluar jangkauan
tubuh, misalnya membersihkan bagian-
bagian yang sulit. Memasang ventilasi
untuk masak, sehingga hasil
pembakaran tidak masuk dan terhirup
ke dalam rumah.
KESIMPULAN
Purbalingga
Make a better future with health
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
Stasiun kerja, area kerja,
mesin dan peralatan
terkadang didesain tanpa
memperhatikan orang
y a n g a k a n
menggunakannya. Untuk
itu, menciptakan kenya-
manan dan keamanan saat
bekerja di dapur membu-
at kita perlu untuk menin-
jau aspekaspek ergono-
mi. Adapun permasalahan
yang terjadi seperti
permukaan ketinggiankerja yang tidak benar,
postur kerja yang salah,
dan peralatan yang tidak
sesuai. Berbagi masalah
tersebut disebut faktor
risiko ergonomi karena
m e r e k a d a p a t
menyebabkan cedera.
Ergonomi mendisain
suatu pekerjaan yang
sesuai dengan pekerja
untuk meminimasi resiko
cidera. Faktor resiko
ergonomic dasar terdiri
dari force, repetition,
awkward postures, static
posturesdan contact stress.
Faktor Resiko Ergonomi
Mosculosketal Injury (MSI)Mosculosketal injury (MSI)
terdiri dari cidera atau
ketidaksesuaian dari otot,
tendon, ligamen, sendi,
urat, pembuluh darah,atau jaringan lunak yang
terkait, termasuk keseleo,
k e t e g a n g a n , a t a u
p e r a d a n g a n y a n g
mungkin disebabkan atau
diperburuk oleh kerja.
Aktivitas di dapur
umumnya terdiri dari
mendorong, menarik,
mengangkat, dan
membawa bahan.
Aktivitasaktivitas
tersebut mungkin
berulang atau
membutuhkan
pengerahan tenaga yangbesar atau postur yang
salah, sehingga dapat
mengakibatkan cidera
Faktor Resiko
Ergonomi
Aktivitas dapur:
Force exertion
Repetitive motion
Ackward Posture
Static Posture
Contact stress
PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO ERGONOMI DI
DAPUR UNTUK KEAMANAN DALAM BEKERJA
Oleh : Maria Krisnawati
K E G I A T A N P E N G A B D I A N K E P A D A M A S Y A R A K A T
Penyuluhan K3, Ergonomi, dan
Sanitasi di Rumah Tangga
Faktor Resiko Ergono-
mi
1
Mosculesketal Injury
(MSI)
1
Konsep dapur ergono-
mis
2
Resiko Ergonomis
mencuci piring
3
Kesimpulan 4
Inside this issue:
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
serta penempatan lampu
hendaknya juga dipertimbangkan
tergantung luas ruangan dapur.
6. Selain itu, perlunya jendela di
dapur untuk menciptakan sirkulasi
udara yang baik.
Keamanan
1. Penempatan peralatan yang tajam
dan berbahaya darus dipisahkan
di tempat yang berbeda.
2. Untuk mencegah kebakaran dan
ledakan dari LPG. Tabung gas
harus ditempatkan tidak terlalu
rendah dari kompor dan
didukung dengan fasilitas pemad-
am kebakaran.
kenyamanan dan keamanan saat
bekerja di dapur. Desain dapur
dengan konsep ergonomic berdasar-
kan pada studi antropometri adalah
sebagai berikut :
Kenyamanan
1. Ketinggian meja yang sesuai un-
tuk posisi memotong adalah 90
cm.
2. Ketinggian meja minimum untuk
posisi menumbuk adalah 70 cm.3. Ketinggian meja kompor untuk
memasak yang sesuai untuk pos-
tur tubuh adalah 70 cm. Meja un-
tuk mencuci yang sesuai untuk
postur tubuh adalah 90 cm sama
dengan kompor dan meja untuk
memotong sayur.
4. Penataan peralatan dapur ber-
d a s a r k a n p r i o r i t a s d a r i
penggunaannya.
5. Dapur hendaknya dibuat cukup
terang mengingat banyaknya ak-
tivitas aktivitas berbahaya yang
dilakukan di dapur. Pencahayaan
akut atau kronis. Cidera akut adalah
cidera yang terjadi segera sebagai
hasil darisingle traumatic event.
Sebagai contoh terpeleset lantai
yang licin dan keseleo pada
pergelangan kaki, mengangkat
beban yang berat dari lantai dan
sakit pada pinggang.
Sedangkan cidera kronis adalah
cidera yang terjadi dari waktu ke
waktu akibat pengulangan trauma
atau kerja anggota tubuh yang
berlebihan. Gejala berkembang di
bagian yang sakit dan cedera dapat
menyebabkan ketidaknyamanan
berulang jika tidak diobati dengan
benar. Sebagai contoh : cidera di
punggung karena mengangkat
berulangulang dan membawa rak
yang berat, bahu tendinitis karena
meletakkan piring secara berulang
pada rak yang tinggi.
Konsep Dapur Ergonomis
Cidera....
Aspek ergonomi digunakan untukmenganalisis setiap alat atau tempat
yang digunakan untuk aktifitas di
dapur untuk mendeteksi kondisi
yang tidak ergonomis dalam
melakukan aktivitas.
Adapun identifikasi yang dilakukan
antara lain :
identifikasi postur yang meliputi
ketinggian permukaan kerja dan
posisi saat bekerja
identifikasi kesehatan yang meli-
puti kebersihan peralatan dan
tempat aktivitas
kenyamanan yang meliputi lam-
pu, jendela, kebisingan serta
pencahayaan, dan
keamanan yang meliputi penem-
patan LPG dan penempatan
peralatan berbahaya.
Dengan mengidentifikasi aspek er-
gonomic dengan begitu, dapat mem-
perbaiki kondisi untuk mencapai
Mendeteksi kondisi yang tidak
ergonomis dalam melakukanaktivitas dapat memperbaiki
kondisi untuk mencapai
kenyamanan dan keamanan
saat bekerja di dapur.
PENGENDALIAN FAKTOR RESIKO ERGONOMI DI DAPUR UNTUK KEAMANAN
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
Force yaitu upaya fisik yang
menempatkan beban yang tinggi
pada otot-otot, tendon, ligamen,
sendi, meningkatkan tuntutan
energi tubuh dan kemungkinan
cedera.
Repetition adalah tugas yang
menggunakan kelompok otot
yang sama berulang kali. Otot
dan tendon tidak punya waktu
yang cukup untuk beristirahat,
kemudian menyebabkan kele-
lahan dan kemungkinan kerusa-
kan otot.
Awkward postures Posisi tubuh
yang salah terjadi karena posisi
tubuh saat bekerja pada posisi
yang tidak natural.
Static posturesadalah posisi tubuh
diam tanpa perpindahan lebih
dari 20 detik. Otot cepat lelah
karena aliran darah berhenti.
Contact Stress yang terjadi ketika
bagian tubuh bersentuhan
dengan benda keras atau tajam.
Contact stress dapat mengakibat-
kan cedera pada saraf dan jarin-
gan di bawah kulit.
hanya setengah atau
menggunakan ember kecil.
7. Gunakan kedua tangan untuk
membawa nampan masing-
masing.
8. Pembuangan sampah sedikit
demi sedikit membantu mengu-
rangi jumlah sampah di tong
sampah, mengurangi jumlah
sampah yang pekerja harus
5. Menghindari penggunaan rak
keranjang makanan yang berada
di bawah ketinggian lutut atau di
atas ketinggian bahu ketika anda
meraih piring kotor. Hal ini akan
mencegah postur yang salah
untuk bagian belakang dan ba-
hu.
6. Batasi jumlah peralatan dalam
ember sendok garpu. Isi ember
angkat dan bawa
9. Lantai licin
Bersihkan tumpahan dengan
segera.
Kenakan sepatu slip-tahan.
Gunakan tanda untuk menun-jukkan bahwa lantai mungkin
basah dan licin.
5. Meja untuk mencuci 90 cm
Resiko Ergonomi Mencuci Piring
Pengendalian resiko...
Ergonomi mendisain suatu
pekerjaan yang sesuai dengan
pekerja untuk meminimasi
resiko cidera.
Faktor Resiko Ergonomi
Umumnya pekerja membuang sisa
makanan dan mencucinya. Mem-
bersihkan sisa makanan tersebut
memerlukan pekerjaan yang beru-
lang. Tergantung dari jumlah
piring, satu atau lebih pekerja
yang membersihkan kotoran.
Jumlah pekerja mempengaruhi
pengaturan tempat unloading dan
sisa makanan. Faktor resiko yang
terjadi tergantung dari piring yang
digunakan.
Faktor resiko :
1. Mengangkat ember piring dan
sendok garpu dengan kuat
2. Memutar dan membungkuk
berulang ulang ketika
mengambil nampan dari rak
makanan
3. Pengulangan, pencapaian
yang salah
4. Memegang piring dengan
pinch grips secara berulang
5. Lantai yang licin
Pengendalian :
1. Menggunakan power grips da-
ripada pinch grips
2. Menggunakan mekanika tubuh
yang baik
3. Tekuk lutut anda untuk meraih
nampan yang rendah, rak
piring, atau sampah hidanga
4. Ketika mengangkat dan memba-
wa nampan, rak piring, atau
sampah, buat sedekat mungkin
dengan tubuh anda.
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
Kesimpulan
Banyak dampak cidera yang dapat terjadi karena kesalahan
kerja dan penggunaan peralatan di dapur. Untuk itu,
penting untuk mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan
dengan resiko tinggi dan faktor resiko yang berhubungan
dengan pekerjaan dapur untuk menciptakan keamanan dan
kenyamanan dalam bekerja. Semua bahaya aktivitas di
dapur dapat dicegah dengan melakukan postur dan aktivi-
tas kerja dengan prosedur yang benar dan peralatan kerja
sesuai dengan aspek ergonomi yang akan menciptakan
kenyamanan dan keselamatan dalam bekerja.
Universitas Jendral Soedirman
Purbalingga
E-mail: [email protected]
Make a better future with health
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
Pemakaian komputer se-
bagai salah satu peralatan
teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) sudah
sangat luas. Pada saat ini,
hampir di setiap aspek
pekerjaan selalu
menggunakan komputer
sebagai fasilitas utama.
Komputer tidak hanya
digunakan di kantor, lem-
baga penelitian, perguru-
an tinggi, dan sekolah-
sekolah, tetapi juga telah
digunakan di rumah tang-ga untuk membantu aktivi-
tas sehari-hari.
Walaupun banyak manfaat
yang diperoleh dari
pengunaan komputer,
namun belum banyak
yang menyadari dampak
atau masalah yang ditim-
bulkan dari penggunaan
komputer. Tanpa disadari,
perangkat komputersebenarnya dapat me-
nimbulkan penyakit kare-
na pemakaiannya.
Penelitian yang sudah
dilakukan
menyim-
pulkan
bahwa
pengguna
komputer
dapat men-
derita nyeri
kepala,
nyeri otot,
dan tulangterutama
bahu,
perge-
langan tangan, leher,
punggung, dan pinggang
bagian bawah.
Selain itu, penggunaan
komputer juga dapat me-
nyebabkan penyakit lain
seperti kesemutan, badan
bengkak, anggota badan
kaku, sakit ginjal, mata
merah, berair, nyeri, dan
bahkan ganguan
penglihatan.
Untuk itu, perlu adanya
prosedur yang baik dalam
menggunakan komputer
agar tidak berdampak
negatif bagi kesehatan
dan keselamatan kerja.
Pendahuluan
Posisi Tubuh
Posisi Kepala dan Leher
Saat bekerja dengan kom-
puter, posisi kepala dan
leher harus tegak dengan
wajah menghadap lang-
sung ke layar monitor.
Leher tidak boleh mem-
bungkuk karena dapat
menyebabkan sakit pada
leher.
Posisi Punggung
Posisi punggung yang
baik saat menggunakan
komputer adalah yang
tegak, tidak miring, tidak
membungkuk dan tidak
bersandar terlalu miring
ke belakang. Untuk
mendapatkan posisi
punggung yang baik,seharusnya ditunjang
dengan tempat duduk
yang baik dan nyaman.
Faktor yang perlu
diperhatikan
saat
menggunakankomputer:
Posisi tubuh
Desain tempat kerja
Kondisi lingkungan
Kebiasaan dalam bekerja
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
DALAM PENGGUNAAN PERANGKAT KOMPUTERDI RUMAH TANGGA
Oleh: Lina Dianati Fathimahhayati
K E G I A T A N P E N G A B D I A N K E P A D A M A S Y A R A K A T
Penyuluhan K3, Ergonomi, dan
Sanitasi di Rumah Tangga
Pendahuluan 1
Posisi Tubuh 1
Desain Tempat Kerja 2
Kondisi Lingkungan 3
Kebiasaan dalam
Bekerja
4
Kesimpulan 4
Isi:
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
Cahaya monitor diatur agar
tidak terlalu terang dan gelap.agar tidak mengadah atau
menunduk. Jarak antara mata
dan monitor
adalah mini-
mal 500 mm. Layar
monitor dimir-
ingkan
dengan sudut
antara 0 20
dan bagian
bawah layar
lebih dekat ke
mata
dibandingkan
bagian atas layar.
Posisi Pundak
Posisi pundak yang baik adalah po-
sisi yang tidak terlalu terangkat dan
tidak terlalu kebawah. Jika otot - otot
dibahu masih tegang, berarti posisi
pundak belum benar.
Posisi Lengan dan Siku
Posisi lengan yang baik adalah apa-
bila dapat mengetik dan
menggunakan mouse dengan nya-
man. Adapun posisi lengan yang
baik adalah bila tangan berada di
samping badan dan siku membentuk
sudut tidak kurang dari 90 derajat.
Posisi Kaki
Posisi telapak kaki hendaknya me-
nyentuh lantai. Kaki yang
menggantung cepat men-
imbulkan kelelahan. Jika
telapak kaki tidak dapat me-
nyentuh lantai maka dapat
digunakanfootrestuntuk me-
letakkan telapak kaki. Posisi
lutut sama tinggi (saat posisi
kerja duduk) atau tepat di
bawah pinggul (saat posisi
kerja berdiri), dengan telapak kaki
sedikit maju dari posisi lutut.
gurangi risiko cedera. Selain itu,
untuk mengurangi risiko cedera juga
dapat digunakan penyangga perge-
langan tangan.
Posisi Mouse
Letak mouse yang
benar adalah di
samping keyboard.
Sesuaikan tangan
yang biasa
digunakan untuk
bekerja. Jika bekerja
dengan tangan kiri, letak-
Posisi Keyboard
Posisi keyboard yang salah merupa-
kan salah satu faktor penyebab nyeri
otot dan persendian. Nyeri otot dan
tulang yang
disebabkan kare-
na pergelangan
tangan membeng-
kok ke atas atau
bawah saat men-getik. Jika perge-
langan tangan
lurus saat mengetik, maka akan men-
kan mouse di sebelah kiri keyboard
dan aturlah agar setting mouse men-
jadi left-handed melalui sistem
operasi. Posisi pergelangan tangan
jangan dalam keadaan
membengkok saat meng-
gerakkan mouse ke kiri
dan ke kanan. Sebaliknya
cobalah untuk memin-
dahkan seluruh lengan
saat mengggerakkanmouse untuk menjaga
pergelangan tangan tetap
lurus.
Desain Tempat KerjaPosisi Monitor
Monitor diletakkan sedemikian
rupa di ruangan
sehingga layar
monitor tidak me-
mantulkan cahaya
dari sumber caha-
ya lain
Monitor diletak-
kan lebih rendah
dari garis
horisontal mata
dengan sudut
pandang ke layar
antara 0 - 65
Bagaimana menaruh telepon, buku ,
pena, dokumen, dan bahan pekerjaan
lain di area kerja komputer dapat
mempengaruhi kenyamanan
seseorang. Jika benda yang sering
gunakan terlalu jauh, mencapai
berulang dapat menambah
ketidaknyamanan pada leher, bahu,
dan punggung.
K3 DALAM PENGGUNAAN PERANGKAT KOMPUTER
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
sandaran kaki (foot rest) dan bawah
meja memberikan ruang gerak
bebas bagi kaki. Tinggi meja kom-
puter yang baik adalah sekitar 55 -75
cm.
gian-bagian penting kompu-
ter yang bergerak, seperti
kipas pendingin processor
pada CPU
Aturlah kabel-kabel computer
agar terurai secara rapi demi
kenyamanan.
Desain Meja dan Kursi
Kelelahan kerja akan cepat tim-
bul bila meja dan kursi tidak meme-
nuhi persyaratan kerja yang baik.
Meja komputer yang baik adalah
meja yang dilengkapi dengan alat
Peletakan Dokumen
Beberapa cara peletakan dokumen
yang baik adalah sebagai berikut:
Jika perlu melihat bolak-balik dari
layar ke dokumen, tempatkan doku-
men pada
pemegang
dokumen,
dekat dan
pada keting-
gian yang
sama
dengan
melihat jarak ke monitor .
Untuk input data, monitor dipin-
dahkan ke satu sisi dan dokumen
ditempatkan di depan Anda .
Ketika memasukkan data dari sebuah
dokumen dan menulis pada sebuah
dokumen, maka dokumen diletakkan
di depan Anda .
sebagai efek
penghapusan kare-
na temperatur
(thermal wipeot).
Ventilasi diper-
lukan sehingga
selalu terjadi pertukaran udara yang
bersih. Pastikan ruangan yang
digunakan memiliki ventilasi udara
bersih yang cukup dan memiliki
pemanas/pendingin yang sesuai,
sehingga menimbulkan kenyamanan
saat bekerja. Perlu diperhatikan pula
Temperatur dan ventilasi
Temperatur yang nyaman bagi
pengguna adalah yang disesuaikan
dengan efek temperatur terhadap
komputer. Peralatan komputer teru-
tama chip sangat sensitif terhadap
dunia luar termasuk termperatur
tinggi. Komponen yang terkena tem-
peratur tinggi akan cepat rusak.Misalnya terputusnya rangkaian da-
lam chip, berkaibat pada terjadi
kesalahan ringan yang biasa dikenal
letakAir Conditioning(AC) yang ada.
Tata letak AC dalam ruang kantor
umumnya sudah menetap, karena itupengaturan meja harus diperhatikan.
Kondisi Lingkungan
Letak Kabel Komputer
Dalam mengatur letak kabel kompu-
ter, perlu diperhatikan hal-hal beri-
kut.
Kabel komputer harus
dihindarkan dari air karena
dapat menyebabkankorsleting.
Korsleting ini dapat mengaki-
batkan hubungan arus pendek
yang dapat menyebabkan
kebakaran.
Usahakan agar kabel-kabel
komputer tidak menutupi ba-
Kondisi lingkungan saat menggunakan komputer ikut
menciptakan kenyamanan dan menjaga kesehatan saat
bekerja.
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
Kebiasaan dalam Bekerja
Kesimpulan :
Dari uraian di atas dapatdisimpulkan bahwa perlu
diketahui ketentuan penggunaan
perangkat keras komputer dan
periferalnya demi kesehatan dan
keselamatan kerja. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah
posisi tubuh, desain tempat
kerja, kondisi lingkungan, dan
kebiasaan dalam bekerja
dengan komputer.
Pencahayaan
Pencahayaan ruangan kerja juga
berpengaruh
pada beban
mata.
Pantulan ca-
haya (silau)
pada layar
monitor yang
berasal dari
sumber lain seperti jendela, lampu
penerangan dan lain sebagainya,
akan menambah beban mata. Warna
cahaya lampu hendaknya dipilih
yang netral serta cat dan peralatan
yang memiliki refleksi dalam
cakupan yang rendah. Hindari warna
gelap untuk langit-langit ruangan.
Agar dapat merasa nyaman dalam
bekerja maka biasakanlah untuk
selalu melakukan hal-hal sebagai
berikut.
Kerja dalam keadaan sesantaimungkin dan dalam posisi yang
benar. Hindarkan posisi yang
dapat mengakibatkan ketidak
nyamanan, bahkan yang bisa
menyebabkan cedera otot.
Mengubah posisi duduk untuk
mencegah kelelahan otot.
Mengatur posisi perangkat kom-
puter dan ruangan sehingga
memberi rasa nyaman.
Berdiri beberapa menit untukmengendurkan ketegangan otot
dan lakukan olahraga ringan
beberapa kali sehari.
Beristirahat selama 10 menit
setelah berkerja 1 jam di depan
komputer agar mata dan organtubuh lainya juga beristirahat.
Bagilah waktu untuk bekerja
secara bergantian sehingga ti-
dak duduk dalam selang waktu
yang lama untuk melakukan satu
aktivitas yang sama terus mene-
rus.
Mengedipkan mata untuk men-
jaga agar mata tidak kering.
Sesekali memandang jauh
keluar ruangan.
Selain printer dan CPU, mesin pen-
dingin (AC) juga dapat menjadi sum-
ber kebisingan. Kebisingan dapatmenimbulkan stres dan menyebab-
Kebisingan
Kebisingan dapat ditimbulkan oleh
letak ruang kerja yang dekat
dengan keramaian ataupun
suara dari peralatan kantor
yang digunakan.
Batas kebisingan yang
diizinkan untuk berkerja
selama kurang dari 8 jam
per hari adalah 80 decibel
(dB). Sedangkan ruang kerja
yang ideal adalah dengan
kebisingan sekitar 40
50 dB.
kan tekanan pada otot sehingga
meningkatkan resiko terkena ce-
dera. Untuk itu, pilih tempat yang
tenang ataupun suara yang timbul
akibat sumber kebisingan lainnya.
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
Dewasa ini banyak penya-
kit yang terjadi di
masyarakat oleh karena
kurangnya kesadaran
masyarakat akan kebersi-
han lingkungannya. Salah
satu upaya memperbaiki
kesehatan mayarakat dari
elemen rumah tangga
adalah dengan meningkat-
kan kesehatan sanitasinya.
Rendahnya akses sanitasi,
baik di wilayah pedesaan
maupun perkotaan men-jadi pekerjaan rumah
yang tidak dapat dia-
baikan.
Peran serta rumah tangga
mutlak diperlukan dalam
mengawal kesehatan
masyarakat, karena rumah
tangga adalah elemen
terkecil dari sebuah
m a s y a r a k a t . J i k a
kesehatan rumah tanggabaik, maka kesehatan
masyarakat juga akan
meningkat.
Terdapat hubungan yang
sangat erat antara masalah
sanitasi dan penyediaan
air, karena semua penya-
kit yang berhubungan
dengan air sebenarnya
b e r k a i t a n d e n g a n
pengumpulan dan pembu-
angan limbah manusia
yang tidak benar.
Hasil studi Indonesia Sani-tation Sector Development
Program (ISSDP) tahun
2006, menunjukkan 47%
masyarakat masih berper-
ilaku buang air besar ke
sungai, sawah, kolam,
kebun dan tempat ter-
buka.
Pendahuluan
Sanitasi
Berbagai permasalahan
sanitasi yang sering ter-
jadi di masyarakat adalah:
Kebocoran septic tank
Saat ini sekitar 70 persen
air tanah di daerah
perkotaan sudah tercemar
berat bakteri tinja, pa-
dahal separuh penduduk
p e r k o t a a n m a s i h
menggunakan air tanah.
Banyak hal yang mengaki-batkan kebocoran atau
bahkan rembesan limbah
septic tank, padatnya pe-
rumahan bisa memper-
cepat terjadinya kondisi
ini.
MCK tidak berfungsi
optimal
MCK yang tidak berfungsi
secara optimal baik kare-
Permasalahan
sanitasi yang
sering terjadi :
Kebocoran septic tank
Fasilitas MCK tidak ber-
fungsi optimal
Saluran air yang ter-
sumbat
Aktivitas di Sungai yang
Tercemar
Pembuatan jamban yang
asal-asalan
Influein industry
Pembuangan liar lumpurtinja
TEKNIK SANITASI RUMAH TANGGA SEBAGAI SALAH SATU SARANA
PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKATOleh: Sanidhya Nika Purnomo, S.T., M.T.
K E G I A T A N P E N G A B D I A N K E P A D A M A S Y A R A K A T
Penyuluhan K3, Ergonomi, dan
Sanitasi di Rumah Tangga
Pendahuluan 1
Sanitasi 1
Septic Tank 2
Penggunaan dan
Pemeliharaan
3
Permasalahan dan
Solusi
3
Kesimpulan 4
Isi:
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
na usang, salah konstruksi, tidak
terawat, tidak ada air, maupun
masyarakat yang belum siap meneri-
ma keberadaannya
sesuai fungsinya.
Saluran air yang ter-
sumbat
Seharusnya fungsi salu-
ran tersebut adalah men-
galirkan air hujan, tetapi
dalam pelaksanaannya
dipakai menampung air
kakus dan sampah se-
hingga jadi sarang pen-
yakit.
Aktivitas di Sungai
Tercemar
Melakukan aktivitas hari-
an di sungai yang terce-
mar terjadi akibat
terbatasnya akses masyarakat ter-hadap sarana MCK dan air bersih.
Pembuatan jamban yang asal-
asalan
35 persen jamban di kawasan
perkotaan tidak ada air, tidak ada
atap atau tidak tersambung ke septic
tank.
Influein industri
Influein industri di kawasan pem-
ukiman sebagian besar dialirkan ke
sungai tanpa proses pengelolaan
terlebih dahulu.
Buang air besar sembarangan
Lebih dari 12 persen penduduk
perkotaan Indonesia sama sekali
tidak memiliki akses ke
sarana jamban (Susenas
2004). Artinya, belasan
juta penduduk perkotaan
Indonesia masih mem-
buang tinja langsung di
kebun, selokan, ataupun
sungai.
Pembuangan liar lum-
pur tinja
Pada kenyataannya, saat
ini banyak truk tinja
membuang langsung
muatannya ke sungai,
alasannya tidak ada IPLT,
IPLT tidak berfungsi atau
petugasnya malas.
ngurasan. Septic tank bisa digunakan
secara individu maupun bersama(komunal ) sampai dengan 5 (lima)
rumah, jika menggunakan sumur
resapan / bidang resapan tergantung
dari ketersediaan lahan.
Jika digunakan untuk pemakaian
lebih dari 5 (lima) rumah bidang
resapan yang diperlukan akan me-
merlukan lahan yang cukup luas,
untuk mengatasi kebutuhan lahan
yang luas ini di bangun suatu Filter
untuk menggantikan fungsi bidangresapan.
Ukuran dan volume septic tank hanya
Septic tank adalah bangunan pe-
ngolah dan pengurai kotoran tinjamanusia. Tangki ini dibuat dengan
bahan yang kedap air sehingga air
dalam tangki septik tidak dapat
meresap ketanah dan akan mengalir
keluar melalui saluran yang dise-
diakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan da-
lam perencanaan dan kontruksi ada-
lah:
Septik tank
Septic tank dibuat pada lahan yang
memudahkan untuk dilakukan pe-
dipengaruhi oleh :
1. Jumlah pemakai
2. Periode pengurasan yang di-
rencanakan
3. Asumsi jumlah kotoran manusia/
tahun yang masuk dan diolah
tangki septik
Septic Tank
Salah satu upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat adalah
dengan membuat septic tank.
TEKNIK SANITASI RUMAH TANGGA SEBAGAI SALAH SATU SARANA
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
tidak boleh dibuang ke sungai,
atau ketempat terbuka akan teta-
pi harus dibuang ketempat yang
telah direncanakan untuk menam-
pung lumpur tinja ( misal Instalasi
Pengolah Lumpur Tinja /IPLT).
Lumpur tinja hasil pengurasan
tangki septik masih berbahaya
bagi manusia dan lingkungan,
pengurasan sebaiknya dilakukan
oleh orang /
petugas yang
mempunyai
peralatan pen-
guras yang me-
menuhi syarat.
Lumpur hasil
pengurasan
Ukuran dan Volume tangki septik
tidak dipengaruhi oleh jenis tanah,
daya serap tanah, maupun tinggi
muka air tanah.
Air yang keluar dari tangki septik
masih harus diolah dalam bidang
resapan , sumur resapan atau filter.
Bidang Resapan / Sumur Resapan
Kontruksi dan ukuran sumur resapan
tergantung pada tinggi muka air
tanah dan jenis tanah. Jarak dengan
sumber air bersih > 10 m dan hanya
digunakan untuk pelayanan sampai 5
rumah
Untuk itu perlu diperhatikan bebera-
pa hal pada saat menggunakan sep-
tic tank, diantaranya adalah:
Buat septic tank yang standar
Yaitu terdapat pipa pembuangan gasdan buat resapan yang bagus se-
hingga, sirkulasi lancar septic-
tankpun tidak cepat penuh.
Septic tank yang digunakan juga
tidak terlepas dari masalah. Perma-
salahan yang umum terjadi pada sep-
tic tank adalah:
Limbah yang bau,
Toilet cepat penuh,
Tersumbat
Jangan buang sampah
Membuang puntung rokok, pembalut
wanita atau benda an organik lainnya
kedalam closet akan menghambat
peresapan dan akhirnya septictank
penuh. Benda anorganik itu tidak
bisa hilang teresap ke tanah salah
satu caranya adalah dengan
penyedotan.
Penggunaan dan Pemeliharaan Septic Tank
Permasalahan dan Solusi
Tangki septik hanya menerima
buangan kakus / tinja saja, tidak
untuk air bekas (mandi dan cuci)
Pengurasan tangki septic di-
lakukan secara berkala setiap 3
tahun sekali
Tidak membuang bahan-bahan
kimia berbahaya kedalam tangki
septik, seperti insektisida, karbol
pembersih lantai, pemutih pa-
kaian.
Air yang keluar dari tangki septik masih tidak aman bagi
manusia dan lingkungan, oleh karena itu masih diperlukan unit
pengolahan lainnya yang pada umumnya berupa :
1. Bidang Resapan.
2. Sumur Resapan.
3. Filter aliran ke atas dengan pasir dan kerikil
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta
Jika terjadi masalah pada septic tank,
maka ada beberapa kemungkinan
penyebabnya, diantaranya adalah:
Septic tank penuh
Jika yang terjadi adalah penuhnya
septic tank, maka untuk menga-
tasinya adalah dengan menyedot isi
septic tank atau menggunakan pe-
ngurai limbah organik.
Saluran septic tank bermasalah
Saluran pipa yang menghubungkan
WC dengan septictank seringkali
tersumbat, jika terjadi sumbatan
pada pipa saluran septic tank, maka
untuk memperbaikinya adalah
dengan menggunakan kompresor
angin, air, dan selang. Cara yang
dapat dilakukan adalah dengan me-
masang selang untuk menghu-
bungkan kompresor angin dengan
WC, kemudian kompresor angin
yang telah diisi terlebih dahulu
dengan air dinyalakan, sehingga
akan menyemburkan air dengan
tekanan tinggi. Tekanan tinggi yang
berasal dari kompresor angin akan
mendorong kotoran yang menyum-
bat saluran pipa, sehingga saluran
pipa akan lancar kembali
Kesimpulan
Untuk memperbaiki kesehatan masyarakat adalah dengan melaksanakan lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat,
yakni:
Tidak membuang air besar sembarangan,
cuci tangan menggunakan sabun,
pengelolaan air minum di rumah tangga,
pengelolaan sampah rumah tangga
pengelolaan limbah cair rumah tangga.
K E G I A T A N P E N G A B D I A N
K E P A D A M A S Y A R A K A T
Penyuluhan K3, Ergonomi, dan Sanitasi di
Rumah Tangga
Make a better future with health
-
5/24/2018 Pengabdian Kepada Masyarakat : Aplikasi K3, Ergonomi di Rumah Tangga
http:///reader/full/pengabdian-kepada-masyarakat-aplikasi-k3-ergonomi-di-rumah-ta