bahan ajar ergonomi industri

Upload: roger-williams

Post on 31-Oct-2015

492 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. GAMBARAN PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI Profil lulusan Program Studi Teknik Industri Universitas Hasanuddin

    merujuk kepada bidang pekerjaan atau jenis pekerjaan yang berkaitan

    dengan langsung dengan industri. Adapun profil lulusan yang diharapkan

    dapat berperan sebagai:

    1. Operational Engineer

    2. Plant Engineer

    3. Industrial Designer

    4. Quality Control Engineer

    5. Project Engineer

    6. Researcher / dosen

    7. Konsultan Industri

    8. Entrepreneur

    Untuk mencapai peran tersebut lulusan sarjana Program Studi Teknik

    Industri diharapkan bersifat sebagai integrator, team worker, creative dan adaptif. Nilai lebih lulusan Teknik Industri terletak pada kemampuan untuk berpikir integral atau secara system, dan pada saat yang bersamaan mampu

    mengoptimalkan detail atau elemen system tersebut. Prospek alumni

    Program Studi Teknik Industri selalu terbuka luas mengingat kebutuhan akan

    sarjana dibidang ini sangat dibutuhkan dalam menunjang kebutuhan industri.

    Jenis industri yang dapat menjadi prospek pekerjaan bagi alumni tidak

    terbatas pada beberapa jenis industri saja, tetapi meliputi seluruh jenis

    industri maupun jasa.

    B. KOMPETENSI LULUSAN Kurikulum pendidikan teknik industri harus mampu menghasilkan lulusan

    yang mampu menunjukkan kemampuan merancang, mengembangkan,

    mengimplementasikan dan memperbaiki sistem integral yang terdiri dari

  • 2

    orang, material, informasi, peralatan dan energi serta mampu

    mengintegrasikan sistem menggunakan pendekatan analitik,

    komputasional dan eksperimen yang sesuai (http://www.abet.org).

    Kompetensi Utama (U) 1. Menerapkan pengetahuan: matematika, sain, ilmu sosial, dan asas

    enjiniring untuk memecahkan persoalan teknik industri.

    2. Menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputasional, dan/atau

    eksperimental untuk memecahkan persoalan teknik industri.

    3. Merencanakan, merancang, memperbaiki, dan/atau mengoperasikan

    suatu: sistem integral yang merupakan persoalan teknik industri.

    4. Mengintegrasikan komponen dan/atau proses suatu sistem manufaktur

    yang meliputi: bahan, mesin dan peralatan, sumber daya insani,

    energi, informasi, dan/atau modal.

    Kompetensi Pendukung (P) 1. Menumbuhkan kemampuan bekerjasama dalam kelompok yang

    bersifat multidisiplin.

    2. Menggunakan teknik, keterampilan, dan/atau tools untuk:

    mengidentifikasi, merumuskan, menganalisis, dan/atau memecahkan

    persoalan teknik industri.

    3. Menanamkan kesadaran tentang tanggung jawab profesional dan

    etikal.

    4. Menumbuhkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.

    Kompetensi Lain-Lain (L) 1. Menumbuhkan penguasaan wawasan yang luas sehingga dapat

    memahami dampak penerapan keilmuan teknik industri terhadap

    konteks global/sosial.

    2. Menanamkan kesadaran tentang pentingnya belajar berkelanjutan.

    3. Membahas isu kontemporer.

    4. Memberikan penguasaan untuk menerapkan teknik dan analisis baru

    dan/atau teknologi manufaktur maju, yang diperlukan dalam

    menjalankan praktek profesi keteknik-industrian.

  • 3

    C. ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN Bahan ajar sebagai salah satu materi utama dalam kegiatan belajar

    mengajar sangat penting keberadaaannya. Ketersediaan bahan ajar

    sangat membantu baik pihak pengajar maupun pihak yang diajar, agar

    proses perkuliahan dapat berjalan efektif dan efisien. Bagi pihak pengajar,

    ketersediaan bahan ajar memudahkan untuk memastikan bahwa

    keseluruhan aspek bahan mengajar tidak luput untuk disajikan. Di samping

    itu, dengan adanya bahan ajar, materi perkuliahan akan lebih konsisten,

    walaupun terjadi penggantian dosen / pengajar. Bagi mahasiswa, manfaat

    dari ketersediaan bahan ajar adalah memudahkannya untuk mendapatkan

    content perkuliahan dengan lebih detail, sehingga diharapkan dapat

    berujung pada meningkatnya prestasi mahasiswa.

    Mata kuliah Ergonomi Industri merupakan salah satu Mata Kuliah

    Pilihan dalam Program Studi Teknik Industri. Peserta Mata Kuliah ini rata-

    rata adalah sebanyak 20 orang mahasiswa dalam satu kelas. Nilai rata-

    rata kelas adalah B- (66 70). Dengan belum tersedianya bahan ajar

    selama ini, tingkat kesulitan mahasiswa cukup tinggi untuk dapat

    mendapatkan material perkuliahan Ergonomi Industri dengan lengkap dan

    detail. Buku-buku text Ergonomi Industri sejauh ini masih sulit didapatkan

    di toko-toko buku di Makasar, dan jika ada dijual dengan harga yang cukup

    tinggi dan sebagian besar dalam Bahasa Inggris. Untuk memudahkan

    mahasiswa, selama ini dosen menyediakan hand out Mata Kuliah, atau

    membagi mahasiswa dalam kelompok untuk mempresentasikan topik

    tertentu yang diambil yang diambil dari bab tertentu dalam satu buku.

    Dengan cara ini mahasiswa tidak perlu membeli buku yang cukup mahal,

    dan dapat memahami secara garis besar seluruh topik melalui presentasi

    kelompok lain. Tetapi cara ini menyulitkan mahasiswa untuk mendapatkan

    pemahaman secara lengkap tentang topik-topik tersebut. Atas dasar inilah,

    penyusunan bahan ajar Mata Kuliah Ergonomi Indusri dipandang sangat

    penting untuk dilakukan.

  • 4

    RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS KBK MATA KULIAH: ERGONOMI

    Kompetensi Utama :

    5. Merencanakan, merancang, memperbaiki, dan/atau mengoperasikan

    suatu: sistem integral yang merupakan persoalan teknik industri.

    6. Mengintegrasikan komponen dan/atau proses suatu sistem manufaktur yang

    meliputi: bahan, mesin dan peralatan, sumber daya insani, energi, informasi,

    dan/atau modal.

    Kompetensi Pendukung :

    Menggunakan teknik, keterampilan, dan/atau tools untuk: mengidentifikasi,

    merumuskan, menganalisis, dan/atau memecahkan persoalan teknik

    industri.

    MING-GU KE

    SASARAN PEMBELAJARAN

    MATERI PEMBELAJARAN

    STRATEGI PEMBELAJARAN

    KRITERIA PENILAIAN

    Bobot Nilai (%)

    I

    Membuat landasan yang efektif untuk proses pembelajaran selanjutnya

    Informasi Kontrak dan Tujuan, Manfaat, Rencana Pembelajaran dan keterkaitan dengan Mata Kuliah lain

    Ice Breaking Membentuk Kelompok kerja dan memilih ketua secara demokratis

    0

    II, III

    Mampu memahami pengertian biomekanika dan penerapannya dalam perancangan sistem kerja

    Mampu mengukur konsumsi energi manusia ketika bekerja

    Mampu menghitung beban yang optimal menurut jenis pekerjaan sesuai ketahanan tubuh.

    Mampu memahami postur manual handling yang baik

    BIOMEKANIKA DAN

    MANUAL HANDLING

    Kuliah + Tugas Kajian Pustaka (PjBL) + presentasi

    Ketepatan pemakaian konsep dgn contoh; kejelasan uraian; kemutakhiran bahan pustaka.

    10

  • 5

    IV,V

    Mampu mengukur konsumsi energi manusia ketika bekerja

    Mampu memahami siklus fisiologi manusia ketika melakukan pekerjaan

    Memiliki pemahaman tentang cara mengelola kelelahan dalam bekerja

    Mampu merancang sistem kerja yang dapat meminimumkan kelelahan

    ASPEK FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS MANUSIA DALAM

    BEKERJA

    Kuliah + Tugas Kajian pustaka (PjBL) +Presentasi

    Ketepatan pemakaian konsep dgn contoh; kejelasan uraian; kemutakhiran bahan pustaka.

    10

    VI, VII

    Mengevaluasi pencapaian sasaran pembelajaran yang telah dilakukan

    UTS

    Studi kasus + presentasi (case study)

    Kejelasan langkah pemecahan kasus; kejelasan alasan; ketepatan langkah dan alasan; ketelitian; kemampuan analogi

    20

    VIII, IX

    Mampu memahami aspek-aspek lingkungan kerja yang harus diperhatikan dalam perancangan sistem kerja yang baik

    Mampu merancang lingkungan kerja yang kondusif dan tidak berbahaya

    LINGKUNGAN KERJA

    Kuliah+Studi Kasus (PjBL) +presentasi

    Kejelasan langkah pemecahan kasus; kejelasan alasan; ketepatan langkah dan alasan; ketelitian; kemampuan analogi

    10

    X, XI

    Mampu melakukan pengukuran anthropometri.

    Mampu menggunakan data anthropometri yang sesuai untuk kenyamanan dan keamanan pemakainya

    ANTHROPOMETRI

    Kuliah+Tugas merancang produk (PjBL) +presentasi

    Ketuntasan Gagasan pada rancangan; Kreativitas; Kerja sama Tim pada presentasi.

    10

  • 6

    XII, XIII

    - Mampu memilih,

    merancang control yang sesuai dengan kegunaannya

    - Mampu merancang display yang ergonomis

    ANALISA DAN PERANCANGAN KONTROL DAN DISPLAY YANG ERGONOMIS

    Kuliah+Tugas merancang display (PjBL) +presentasi

    Ketuntasan Gagasan pada display dari model yang dipilih; Kreativitas; Kerja sama Tim pada presentasi.

    10

    XIV,XV

    Mampu memahami hubungan antara makro ergonomi dengan ergonomic mikro

    Mampu memahami metode CRT dan MOQS

    Mampu memahami penerapan Kaizen dalam perusahaan

    MAKRO ERGONOMI

    Kuliah+Studi Kasus (PjBL) +presentasi

    Kejelasan langkah pemecahan kasus; kejelasan alasan; ketepatan langkah dan alasan; ketelitian; kemampuan analogi

    10

    XVI Mengevaluasi seluruh sasaran pembelajaran Uji kompetensi dan remedial

    Studi kasus + presentasi (case study)

    Kejelasan langkah pemecahan kasus; kejelasan alasan; ketepatan langkah dan alasan; ketelitian; kemampuan analogi

    20

    TOTAL 100

  • 7

    BAB II

    OVERVIEW ERGONOMI

    A. PENDAHULUAN Sasaran Pembelajaran:

    Mampu memahami pengertian ergonomi

    Mampu memahami perkembangan sejarah keilmuan ergonomi

    Mampu memahami bidang-bidang penerapan ergonomi

    B. PENGERTIAN ERGONOMI Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi

    tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia

    untuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja, dan lingkungan yang

    produktif, aman, nyaman dan efektif bagi manusia. Ergonomi merupakan

    suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai

    sifat manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang

    suatu sistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman

    dan nyaman (Sutalaksana, 1979).

    Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan Sanders

    (1992) adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam perancangan objek,

    prosedur kerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metode pendekatannya

    adalah dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan fasilitas

    pendukungnya, dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah kelelahan

    yang terjadi akibat sikap atau posisi kerja yang keliru. Untuk itu, dibutuhkan

    adanya data pendukung seperti ukuran bagian-bagian tubuh yang memiliki

    relevansi dengan tuntutan aktivitas, dikaitkan dengan profil tubuh manusia,

    baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua, laki-laki dan perempuan, utuh

    atau cacad tubuh, gemuk atau kurus. Jadi, karakteristik manusia sangat

    berpengaruh pada desain dalam meningkatkan produktivitas kerja manusia

  • 8

    untuk mencapai tujuan yang efektif, sehat, aman dan nyaman. Tujuan

    tersebut dapat tercapai dengan adanya pengetahuan tentang kesesuaian,

    kepresisian, keselamatan, keamanan, dan kenyamanan manusia dalam

    menggunakan hasil produk desain, yang kemudian dikembangkan dalam

    penyelidikan di bidang ergonomi.

    C. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU ERGONOMI

    1800-1900 prioritas utama pada optimasi produksi

    PD I didominasi oleh ahli psikologi

    PD II banyak kegagalan dalam perang akibat disain peralatan yang

    salah

    1949 textbook pertama tentang ergonomi

    1957 organisasi ergonomi (HFS) berdiri

    D. PENERAPAN ILMU ERGONOMI Penyelidikan ergonomi dibedakan menjadi empat kelompok, yakni :

    1) Penyelidikan tentang tampilan/display. Penyelidikan pada suatu perangkat

    (interface) yang menyajikan informasi tentang lingkungan dan

    mengkomunikasikannya pada manusia antara lain dalam bentuk tanda-tanda,

    angka, dan lambang,

    2) Penyelidikan tentang aspek biomekanika dan kekuatan fisik manusia.

    Penyelidikan dengan mengukur ketahanan serta keterbatasan fisik manusia

    pada saat kerja.

    3) Penyelidikan tentang aspek fisiologis dan psikologis manusia dalam

    bekerja. Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan system

    kerja yang lebih sesuai dengan kelebihan dan keterbatasan manusia, dengan

    memahami aspek fisiologis dan psikologis.

    4) Penyelidikan tentang lingkungan kerja. Meliputi penyelidikan mengenai

    kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja, misalnya pengaturan

    cahaya, kebisingan, temperatur, dan suara.

    5) Aspek makro ergonomi. Aspek ini merupakan tahapan perkembangan

  • 9

    kajian ilmu ergonomi, yang menitikberatkan kajian pada aspek yang lebih

    luas, meliputi aspek social organisasi, untuk mendapatkan system kerja yang

    lebih optimal.

    Berkenaan dengan penyelidikan tersebut, beberapa disiplin ilmu

    ergonomi yang terlibat antara lain anatomi dan fisiologi (struktur dan fungsi

    pada manusia), antropometri (ukuran-ukuran tubuh manusia), fisiologi

    psikologi (sistim syaraf dan otak manusia), dan psikologi eksperimen (perilaku

    manusia). Studi tentang psikologi eksperimen dalam desain diperlukan untuk

    mengetahui kebutuhan dimensi/ukuran tubuh manusia (misalnya saja

    kebiasaan, perilaku dan budaya manusia duduk, berdiri, mengambil sesuatu,

    dan bergerak), sehingga didapatkan ukuran yang tepat agar tidak terjadi

    kekeliruan data dalam perencanaan desain. Psikologi dijadikan studi karena

    dianggap penting untuk menelaah perilaku dan hal-hal yang dipikirkan oleh

    manusia sebagai pengguna desain. Seperti yang diungkapkan Ching (1987)

    dalam perencanaan desain mebel, manusia adalah faktor utama yang

    mempengaruhi bentuk, proporsi dan skala mebel. Untuk memperoleh manfaat

    dan kenyamanan dalam melaksanakan aktivitas, mebel harus dirancang

    sesuai dengan ukuran tubuh manusia, jarak bebas yang diperlukan oleh pola

    aktivitas dan sifat aktivitas yang dijalani.

    Pengambilan data ukuran yang keliru mengakibatkan kegagalan desain,

    struktur dan fungsi tubuh manusia terganggu dan berubah, bahkan yang

    paling vital mengakibatkan terganggunya sistem otak dan saraf. Misalnya

    dalam perancangan desain kursi, Suparto (2003) mengungkapkan hal penting

    yang diperhatikan dalam perancangan yaitu memperhatikan kemampuan

    elemen-elemen kursi untuk menanggapi dan membentuk keseimbangan dan

    kestabilan pada saat orang duduk di atasnya. Pusat gravitasi tubuh pada saat

    duduk tegak berada sekitar 22 cm di muka dan 24 cm di atas titik acuan

    duduk (titik acuan duduk adalah perpotongan bidang sandaran dan alas

    duduk), sedangkan pada saat berdiri tegak pusat gravitasi akan berada 10 cm

    di depan dan sekitar 15 cm di atas titik acuan duduk. Jadi perancangan

    dudukan yang terlalu tinggi atau rendah akan berpengaruh buruk pada

    kenyamanan, mengurangi keseimbangan duduk, kelelahan pada daerah

    punggung khususnya tulang belakang, bahkan bahaya yang lebih besar

    adalah terjadinya hambatan dalam sirkulasi darah atau gumpalan darah

  • 10

    (thrombophlebitis).

    Secara ringkas, kerugian akibat tidak menerapkan prinsip ergonomi

    dalam system kerja adalah sebagai berikut:

    Biaya medis yang tinggi

    Output produksi yang lebih rendah

    Kualitas kerja yang rendah

    Meningkatnya turnover pekerja

    Penurunan penjualan

    E. EVALUASI ERGONOMI DALAM PERANCANGAN DESAIN Esensi dasar dari evaluasi ergonomi dalam proses perancangan desain

    adalah sedini mungkin mencoba memikirkan kepentingan manusia agar bisa

    terakomodasi dalam setiap kreativitas dan inovasi sebuah man made object

    (Sritomo, 2000). Fokus perhatian dari sebuah kajian ergonomis akan

    mengarah ke upaya pencapaian sebuah perancanganan desain suatu produk

    yang memenuhi persyaratan fitting the task to the man (Granjean, 1982),

    sehingga setiap rancangan desain harus selalu memikirkan kepentingan

    manusia, yakni perihal keselamatan, kesehatan, keamanan maupun

    kenyamanan. Sama seperti yang diungkapkan Sritomo (2000), desain

    sebelum dipasarkan sebaiknya terlebih dahulu dilakukan

    kajian/evaluasi/pengujian yang menyangkut berbagai aspek teknis fungsional,

    maupun kelayakan ekonomis seperti analisis nilai, reliabilitas, evaluasi

    ergonomis, dan marketing.

    Untuk melaksanakan kajian atau evaluasi (pengujian) bahwa desain

    sudah memenuhi persyaratan ergonomis adalah dengan mempertimbangkan

    faktor manusia, dalam hal ini ada empat aturan sebagai dasar perancangan

    desain, yakni :

    1. Memahami bahwa manusia merupakan fokus utama perancangan desain,

    sehingga hal-hal yang berhubungan dengan struktur anatomi (fisiologik) tubuh

    manusia harus diperhatikan, demikian juga dengan dimensi ukuran tubuh

    (anthropometri).

    2. Menggunakan prinsip-prinsip kinesiologi dalam perancangan desain (studi

  • 11

    mengenai gerakan tubuh manusia dilihat dari aspek biomechanics), tujuannya

    untuk menghindarkan manusia melakukan gerakan kerja yang tidak sesuai,

    tidak beraturan dan tidak memenuhi persyaratan efektivitas efisiensi gerakan.

    3. Pertimbangan mengenai kelebihan maupun kekurangan (keterbatasan)

    yang berkaitan dengan kemampuan fisik yang dimiliki oleh manusia di dalam

    memberikan respon sebagai kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan

    pengaruhnya dalam perancangan desain.

    4. Mengaplikasikan semua pemahaman yang terkait dengan aspek psikologik

    manusia sebagai prinsip-prinsip yang mampu memperbaiki motivasi, attitude,

    moral, kepuasan dan etos kerja.

    F. EVALUASI 1. Jelaskan pengertian dari ergonomi!!

    2. Sebutkan bidang-bidang penerapan ergonomi!!

    3. Sebutkan kerugian bila suatu system kerja mengabaikan aspek

    ergonomi!!

    4. Jelaskan tahap-tahap sejarang perkembangan ilmu ergonomi!!

    G. DAFTAR PUSTAKA Galer, I.A.R, Applied Ergonomics Handbook, Butterworths, London,

    1989

    Kroemer, K.H.E., et al. Ergonomics: How to Design For Ease and Efficiency. Prentice Hall. New Jersey. 1994

    Mc. Cormick & Ernest J..Human Factors in Engineering and Design. Mc Graw Hill. New York. 1993

    Niebel,B.W.and Freivalds, A.; Methods, Standards and Work Design, 9th Ed; Mc Graw-Hill. New York.1999.

    Sutalaksana, Iftikar Z. Teknik TataCara Kerja,MTI-ITB, 1979

  • 12

    BAB III BIOMEKANIKA

    DAN MANUAL HANDLING

    A. PENDAHULUAN Sasaran Pembelajaran:

    Mampu memahami pengertian biomekanika dan penerapannya dalam

    perancangan sistem kerja

    Mampu mengukur konsumsi energi manusia ketika bekerja

    Mampu menghitung beban yang optimal menurut jenis pekerjaan sesuai

    ketahanan tubuh.

    Mampu memahami postur manual handling yang baik

    B. BIOMEKANIKA B.1. PENGERTIAN BIOMEKANIKA

    Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek biomekanika

    dari gerakangerakan tubuh manusia. Biomekanika merupakan kombinasi

    antar keilmuan mekanika, anthropometri, dan dasar ilmu kedokteran (biologi

    dan fisiologi). Menurut Frankel dan Nordin, biomekanika menggunakan

    konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada berbagai macam

    bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari-

    hari. Menurut Caffin dan Anderson (1984), occupational biomechanics adalah

    ilmu yang mempelajari hubungan antar pekerja dan peralatannya, lingkungan

    kerja dan lain-lain untuk meningkatkan performansi kerja dan meminimisasi

    kemungkinan cidera.

    Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan

    dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika merupakan salah satu dari

  • 13

    empat bidang penelitian informasi hasil ergonomic, yaitu penelitian tentang

    kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik manusia

    ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus

    dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan

    aktifitas kerja tersebut.

    Walaupun biomekanik berdasarkan pada prinsip fisika dan matematika

    yang dikembangkan pada tahun 1600an dan 1700an oleh Galileo, Newton,

    Descrates, Euler dan lainnya, penelitian pertama biomekanika berhubungan

    dengan fungsi otot dan tulang dari pada tubuh manusia telah ada di awal

    tahun 1500an oleh Leonardo Da vinci.

    Prinsip biomekanik dapat diaplikasikan pada system tubuh manusia yang

    istirahat,biasa disebut Statik, atau system tubuh yang bergerak disebut

    dinamik. Dalam system ini tubuh dapat didorong atau ditarik oleh sebuah aksi

    yang biasa disebut gaya. Dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan hokum

    Newton.

    Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan

    konsep, analisis, desain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam

    biologi dan kedokteran. Dalam biomekanika banyak disiplin ilmu yang

    mendasari dan berkaitan untuk dapat menopang perkembangan

    biomekanika. Disiplin ilmu ini tidak terlepas dari kompleksnya masalah yang

    ditangani oleh biomekanika ini.

    Biomekanika dan cara kerja adalah pengaturan sikap tubuh dalam bekerja.

    Sikap kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula

    dalam melakukan tugas. Dalam hal ini penelitian biomekanika mengukur

    kekuatan dan ketahanan fisik manusia dalam melakukan pekerjaan tertentu,

    dengan sikap kerja tertentu. Tujuannya untuk mendapatkan cara kerja yang

    lebih baik, dimana kekuatan/ketahanan fisik maksimum dan kemungkinan

    cidera minimum.

    Ilmu Biomekanika membahas mengenai manusia dari segi kemampuan-

    kemampuannya seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan dan ketelitian. Pada

    ilmu kedokteran, biomekanika dibagi menjadi 2 (dua) pandangan, yaitu:

    1. Ilmu Kinetika, merupakan ilmu yang mempelajari tentang faktor-faktor gaya

  • 14

    yang menyebabkan benda bergerak atau diam.

    2. Ilmu Kinematika, adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat gerak tanpa

    memperhatikan bidang mana atau bagaimana sifat gerakannya atau

    sudutnya apakah penuh atau tidak.

    Melalui sistem automatic dan biomechanic, faktor-faktor manusia teknik

    terfokus pada sistem musculoskeletal. Ini merupakan sendi yang memiliki dua

    segmen yaitu segmen distal dan segmen proximal.

    Dalam melakukan tugas-tugas yang manipulatif, maka ada beberapa hal

    yang perlu diperhatikan, antara lain:

    1. Menyeimbangkan antara gerakan yang statik dan gerak yang dinamis.

    2. Menjaga kekuatan otot, dimana pemakaian otot maksimum di bawah 15%.

    3. Mencegah Range of Motion (ROM) sendi yang berlebihan.

    4. Menggunakan grup otot yang lebih kecil untuk kecepatan dan ketelitian.

    Dalam biomekanika, pada dasarnya ada 2 jenis model gerakan, yaitu:

    1. Single- segment Static Model Menggambarkan beban diterima oleh siku (elbow), yaitu gaya reaksi siku

    (RE) dan momen reaksi siku (ME).

    1. Two-segment Static Model Menggambarkan beban diterima oleh bahu (shoulder), yaitu gaya reaksi

    bahu (RE) dan momen reaksi bahu (MS)

    B. 2. APLIKASI BIOMEKANIKA

    Pada banyak kegiatan/ pekerjaan sehari-hari secara tidak langsung ilmu

    biomekanika telah diaplikasikan. Dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu, seperti

    mengecat langit-langit rumah atau operator dengan display yang tidak sesuai,

    ilmu biomekanika menganalisanya sebagai pembebanan yang statis.

  • 15

    Prinsip-prinsip biomekanika ini memiliki penerapan sangat luas, mulai dari

    sport science, orthopedics, dan industri. Beberapa penerapan ilmu

    biomekanika pada industri atau kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

    1. Dalam perindustrian, ilmu mekanika digunakan untuk mengukur besarnya

    gaya yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk melakukan suatu

    pekerjaan dengan postur tubuhnya.

    2. Dengan ilmu biomekanika, aplikasinya dalam industri menyatakan besarnya

    gaya otot yang diperlukan oleh seorang operator dalam menyelesaikan

    pekerjaan dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika dan mekanika.

    3. Dengan meng-aplikasikan ilmu biomekanika, kita mengetahui dan

    memahami serta dapat menentukan sikap kerja yang berbeda dapat

    menghasilkan kekuatan atau tingkat produktivitas yang terbaik.

    4. Dengan ilmu biomekanika, aplikasinya digunakan dalam mengevaluasi

    pekerjaan operator sehingga dapat menghasilkan cara kerja yang lebih

    baik yang meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada

    operator supaya tidak terjadi kecelakaan kerja.

    5. Aplikasinya yang lain adalah menentukan perancangan sistem tempat kerja

    dengan pertimbangan dari gerakan-gerakan tubuh manusia/ pekerja.

    Dengan ilmu biomekanika ini, jelas bahwa kita akan lebih mudah untuk

    menentukan rancangan sistem tempat kerja, di samping tingkat

    ergonomisnya tinggi, sehingga tingkat produktivitas meningkat dan tingkat

    kecelakaan menjadi minimum.

  • 16

    Gambar 3.1. Diagram Ilmu Biomekanika

    Sumber : Contini dan Drill (1966)

    Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

    1. General Biomechanic. Adalah bagian dari biomekanika yang berbicara mengenai hukum-

    hukum dan konsep-konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organic

    manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak. Dibagi menjadi 2,

    yaitu:

    a. Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya

    menganalisis tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus

    dengan kecepatan seragam (uniform).

    b. Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan

    dengan gambaran gerakan-gerakan tubuh tanpa

    mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gerakan yang

    disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik). (Tayyari,

    1997). 2. Occupational Biomechanic.

    Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang

    mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan

    Anatomy Theorretical Mechanics Anthropometri

    Kinesiology

    Biomechanics

    Bioinstrumentation

    General Biomechanics

    Biostatics Biodynamics

    Biokinematics

    Biokinetics

    Occupational Biomechanics

    Workplace Design

    Tool & Equipment Design

    Seating Devices Design

    Manual Material Handling

    Screening & Assigment of Personal

    Job Design & Redesign

  • 17

    peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem

    kerangka otot agar produktifitas kerja dapat meningkat. Dalam

    biomekanik ini banyak melibatkan bagian-bagian tubuh yang

    berkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh

    organ tubuh yakni kolaborasi antara tulang, jaringan penghubung

    (Connective Tissue) dan otot.

    Identifkasi awal dalam masalah cedera otot (muskoletal)

    Langkah awal

    Langkah awal dalam mengevaluasi dalam tempat kerja adalah rekam

    medis, keamanan dan jaminan.

    Gejala survey

    Jenis dari kuosioner,yang dikembangkan oleh OSHA (1990) yang

    ditunjukkan pada gambar sebelumnya,pertanyaan dirancang untuk

    menyesuaikan dengan kondisi alam, lokasi dan keragaman gejala.

    Peta ketidaknyamanan tubuh.

    Alat yang seriing digunakan dalam mensurvey pekerja adalah peta

    ketidaknyamanan tubuh yang dikembangkan oleh Corleet dan Bishop

    (1976). Para pekerja menandai tubuh mereka yang mengalami sakit

    dan kemudian menentukan tingkat nyeri dengan Visual analogue scale

    (VAS).

  • 18

    Gambar 3.2

    Peta Ketidaknyamanan Tubuh dengan rating rasa sakit yang dirasakan

    B.3. CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTD) Cumulative trauma disorders didefinisikan sebagai sakit pada kumpulan otot,

    tendon dan syaraf yang terkait, akibat dari melakukan kerja yang berulang.

    Resiko kerja yang berimplikasi pada CTD adalah seperti tarikan otot pada

    bagian tertentu yang berulang dan terus menerus, posisi pinggang tertentu

    pada waktu yang lama, suhu yang rendah, dan getaran. CTD merupakan

    penyebab paling banyak dalam kasus kecelakaan kerja.

    Ketika melakukan pekerjaannya, seorang operator melakukan suatu gerakan

    yang sama berulang-ulang kali, seperti mengangkat kedua lengan di atas

    kepala, atau memutar pinggang, atau membengkokkan siku pada posisi yang

    tidak nyaman, sebagai bagian dari pekerjaan. Jika aktivitas tersebut dilakukan

    berulang-ulang kali, hal tersebut bisa menyebabkan cidera. Trauma yang

    berulang pada bagian tubuh tertentu ini bisa berlangsung lama, sebelum CTD

  • 19

    dapat terdiagnosa.

    Kunci untuk mencegah terjadinya CTD ini adalah:

    1. Memastikan pekerja paham akan job requirement dan tipe-tipe alat yang

    diperlukan dalam pekerjaan, sehingga mereka dapat memilih alat dengan

    ukuran yang sesuai

    2. Memastikan pekerja paham bagaimana melakukan pekerjaan dengan

    posisi yang nyaman, belajar menggunakan keseluruhan tangan sebisa

    mungkin, menghindari melakukan tekanan yang keras tanpa bantuan alat,

    menjaga posisi pinggang pada posisi netral ketika bekerja

    3. Memastikan pekerja melakukan posisi mengangkat yang benar. Banyak

    pekerja yang mengangkat beban dengan bertumpu pada tulang belakangnya.

    B.4. LOW BACK PAIN Low back pain (nyeri di punggung bagian bawah) merupakan salah satu

    penyebab utama cidera pada tempat kerja. Hal ini terjadi jika ada

    ketidaksesuaian antara kebutuhan pekerjaan dengan kapabilitas operator.

    Bukti epidemis menunjukkan, jika kebutuhan kekuatan pada suatu pekerjaan

    melebihi kapabilitas operator, maka resiko akan cidera otot (musculoskeletal

    injury) akan meningkat tiga kali lipat. Penelitian lain menunjukkan bahwa

    hamper sepertiga dari masalah low back pain, melebihi beban maksimum

    yang diperbolehkan, untuk 75% wanita.

    Kegiatan aerobik juga dapat mengakibatkan low back pain, seperti

    kegiatan membungkuk, memanjat, dan mengangkat secara berulang kali.

    Factor lain yang diketahui dapat menyebabkan hal ini adalah postur pekerja

    ketika sedang melakukan pekerjaan. Posisi statis pada waktu yang lama,

    seperti membungkuk sampai di bawah lutut, dan mengulurkan lengan untuk

    menjangkau benda yang jauh.

    Tulang Belakang

    Tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh

    sejumlah tulang yang disebut vertebra / ruas tulang. Pada orang dewasa

    panjang tulang belakang dapat mencapai 57 - 67 cm. Tulang belakang

  • 20

    memiliki 33 ruas yang terdiri dari 24 buah ruas merupakan tulang-tulang yang

    terpisah dengan 9 ruas lainnya bergabung membentuk 2 tulang.

    Fungsi tulang belakang adalah sebagai berikut, yaitu:

    1. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh.

    2. Melindungi organorgan tubuh (contoh tengkorak melindungi otak).

    3. Untuk pergerakan (otot melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan

    bergerak), memberi fleksibilitas untuk memutar dan membungkuk

    4. Merupakan gudang untuk menyimpan mineral (contoh kalsium).

    5. Hematopoiesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sum-sum

    tulang).

    Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa tulang belakang adalah sebagai

    penyangga tubuh, dan memberikan fleksibilitas untuk bergerak memutar atau

    membungkuk, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengangkat.

    C. MANUAL HANDLING C.1. PENGERTIAN MANUAL HANDLING Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika dan

    konsep-konsep mekanika untuk mendeskripsikan gerakan dan gaya pada

    berbagai macam bagian tubuh ketika melakukan aktivitas.

    Secara umum biomekanika industri (occupational biomechanics)

    didefinisikan sebagai sub disiplin dalam biomekanika, yang mempelajari

    interaksi fisik antara pekerja dengan peralatan, mesin dan material, yang

    bertujuan untuk meningkatkan performansi pekerja dengan meminimasi

    resiko dari cidera otot (musculoskeletal injury).

    Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material

    handling, seperti pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau

    pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan

    teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada

    beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan dengan

    pertimbangan biaya maupun kemudahan. Pekerjaan ini membutuhkan usaha

    fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu, misalnya

    penanganan atau pemindahan material secara manual. Usaha fisik ini banyak

  • 21

    mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang menjadi isu

    besar di negara-negara industri belakangan ini.

    C.2. RESIKO PADA PEKERJAAN BERAT YANG TERDAPAT DALAM MANUAL HANDLING Terdapat beberapa tipe cidera muskuloskeletal pada pekerjaan berat yang

    terdapat dalam manual handling:

    Muscle Overexertion Injuries Ketika pekerjaan dilakukan melebihi dari kekuatan otot aktif, cidera

    berat dapat terjadi seperti salah urat, codera otot atau sakit pada

    persendian tulang. Jika pekerjaan didesain dengan tidak

    memperhatikan kekuatan dari pekerja (pria dan wanita) serta postur

    yang dimilki, maka kemungkinan besar pembebaban pekerjaan yang

    diberikan tidak tepat sasaran.

    Muscle Overuse Injuries Muscle overuse injuries merupakan suatu cidera dimana terjadi akibat

    akumulasi urat-urat pada otot serat timbunan asam laktat sehingga

    terbentuk pembengkakan pada otot dan persendian tulang. Hal ini

    sering kali kita jumpai apada aktivitas yang intens dan tanpa persiapan.

    Hal ini juga dijumpai pada saat pertama pekerja memulai pekerjaan

    baru dan tidak dibolehkan untuk beristirahat.

    Inflammatory response to a sustained or repetitive load Keadaan ini merupakan cidera seperti muscle overuse dimana akan

    terjadi pada kegiatan yang tidak berkala. Sementara itu, terjadi

    pembebanan yang berulang pada tiap-tiap otot yang bekerja ketika

    melakukan usaha dan pekerjaan berat.

    Work-Related Musculosceletal Disorders Cidera muskuloskeletal dan penyakit lainnya paling banyak terjadi

    pada industri yang mempunyai tingkat kronis. Hal ini terjadi akbiat

    adanya saraf yang terganggu, seperti rasa sakit pada pergelangan

    tangan, sindrom cuff rotator pada bahu serta sindrom costaclavicular

    pada bahu dan leher.

  • 22

    C.3. STRATEGI UNTUK MEREDUKSI FAKTOR-FAKTOR RESIKO DALAM PENANGANAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL

    Analisis Aliran Material Merupakan salah satu cara terbaik dalam mereduksi terjadinya

    kecelakaan dalam pemindahan material secara manual. Analisis aliran

    material pada beberapa perusahaan dilakukan untuk menghilangkan

    kegiatan operasi yang tidak memberikan nilai tambah dalam production

    line (SME 1998, 2000).

    Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam

    perancangan sebuah sistem pemindahan material (material handling);

    - Unit Load Principle; dilakukan dengan meningkatkan ukuran, jumlah, atau berat dari unit-unit beban sehingga semuanya dapat

    dipindahkan dengan peralatan yang lebih kuat.

    - Mechanization Principle; dilakukan dengan memindahkan material atau produk antara stasiun kerja secara mekanik.

    Beberapa metode dilakukan dengan menggunakan konveyor

    horizontal.

    - Standardization Principle; dilakukan dengan standarisasi terhadap jenis, ataupun ukuran peralatan yang digunakan.

    - Adaptability Principle; melaksanakan metode dan menggunakana peralatan dengan baik ketika bekerja dengan berbagai pekerjaan.

    Beberapa tempat kerja didesain secara dinamis sehingga sistem

    yang lain cukup fleksibel untuk mengakomodasi lebih dari satu jenis

    ukuran material, perbedaan tingkatan konveyor dan kebutuhan

    yang diperlukan pada ruang yang sama. Hal ini juga

    memungkinkan terjadinya pekerjaan maual sepanjang line

    production yang telah diautomatisasi sehingga ada pengawasan

    serta perbaikan terhadap mesin apabila terjadi kesalah sepanjang

    pemindahan material.

    - Dead Weight Principle; mereduksi rasio beban dari suatu container atau peralatan pemindah lainnnya untuk dibawa. Beban

    dari baki, kaleng, botol, tong, sebaiknya diminimasi sehingga

    memungkinkan untuk tidak ditangani oleh pekerja lain ataupun

    menggunakan peralatan pemindah bahan.

  • 23

    - Gravity Principle; Menggunakan gravitasi dalam melakukan pemindahan lebih praktis. Sebagai contoh, penggunaan gravity-

    feed conveyor, tempat luncuran dan alat lainnya. Meluncurkan

    material lebih baik daripada mengangkatnya karena menggunakan

    gaya gravitasi dalam pemindahannya.

    - Automation Principle ; Menyediakan automatisasi untuk memasukkan penanganan dan fungsi penyimpanan , seperti

    atomatisasi penumpukan. Beberapa sistem atumatisasi dapat

    melakukan berbagai macam aktivitas seperti inspeksi, pengeakan,

    pemberian laber, kecuali pembebanan dan penurunan beban.

    Pelatihan Kepada Pekerja - Jenis Pelatihan

    Dalam beberapa tahun, telah dilakukan sebuah usaha terpadu

    dalam perusahaan untuk mendidik pekerja mengangkat dengan

    baik, khususnya untuk pekerjaan mengangkat dengan berbagai

    jenis material tiap shift. Untuk pekerjaan khusus dimana peralatan

    digunakan dan penggunaan tenaga sangat tinggi, pelatihan one-

    on-one kepada pekerja baru di suatu stasiun kerja akan diperlukan

    untuk mendapatkan keahlian sehingga dapat menghindario

    terjadinya cidera yang berlebihan saat bekerja.

    - Bimbingan untuk latihan mengangkat Ada beberapa jenis pelatihan mengangkat dan force exertion yang

    pada umumnya harus diketahui oleh pekerja. Pekerja dapat

    mengikuti petunjuk berikut :

    Perencanaan Pengangkat

    Menentukan cara terbaik dalam mengangkat

    Ambil pegangan/gagang yang aman dan buka kedua kaki

    untuk mendapatkan posisi yang stabil

    Gunakan kekauatn kaki untuk mengangkat objek yang berat

    Hindari jalan berliku ketika mengangkat

    Mengganti mengangkat yang berat atau pekerjaan dengan

    gaya yang besar dengan pekerjaan ringan

  • 24

    Gunakan otot yang kuat pada pekerjaan berat dan saat

    pemindahan beban.

    - Two-Person Handling Training Beberapa objek sangat sulit untuk dipindahkan kecual dua pekerja

    yang melakukannya yang dikarenakan berat, dimensi atau distribusi

    berat. Contohnya untuk penanganan lembaran kayu yang sangat

    besar, kotak dengan dua atau lebih dimensi, karung besar, pipa, dll.

    Pada umumnya, berat beban yang diangkat oleh dua orang akan

    lebih ringan dan hal ini tentunya akan mereduksi terjadinya cidera.

    Penanganan dengan dua orang sebaiknya tidak di pertimbangakn

    atas dasar ergonomis dalam menentukan pembebanan karena

    dengan dua pekerja hampir seluruh material dapat dipindahkan. Hal

    ini tentunya sangat cocok untuk memindahkan material yang

    sangat besar dimana material tersebut mungkin saja tidak berat

    tetapi mempunyai permukaan yang luas sehingga seorang pekerja

    saja tidak dapat menggemgam material tersebut.

    - One-One Lifting and Force Exertion Training Salah satu cara yang umum digunakan untuk memberikan

    pelatihan kepada pekerja baru adalah dengan menempatkannya

    pada posisi yang sesuai dengan pengalamannya pada minggu

    pertama. Pendekatan ini cukup sukses apabila pengalaman pekerja

    merupakan bakat alami dan dapat mengetahui teknik tersebut lebih

    baik dari pada diberikan pelatihan secara manual.

    - Training Handlers in the Use of Handling Assist Devices Terdapat banyak peralatan pendukung yang digunakan dalam

    memndahkan material dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja

    lainnya. Pada dasarnya, ketika sebuah peralatan direkomndasikan

    untuk membuat pemindahan material lebih ergonomic, pekerja tidak

    seharusnya diberikan pelatihan untuk menggunakan peralatan

    tersebut. Apalagi jika peralatan tersebut sudah sangat sering kita

    temukan dalam aktivitas sehari-hari.

    Beberapa peralatan tersebut dapat digunakan untuk lebih dari satu

    pekerjaan , sehingga mengetahui lingkungan dan keperluan

  • 25

    pekerjaan sangat penting ketika memilih jenis peralatan yang akan

    digunakan.

    - Training in The Use of Back Belts and Gloves Di bagian pergudangan, pusat barang dan dibeberapa pekerjaan

    pertanian, pekerja menggunakan sabuk untuk mengingatkan

    mereka mengangkat dengan baik.Meskipun buktinya belum jelas

    bahwa sabuk belakang yang fleksibel melindungi tulang belakang,

    beberapa perusahaan menyediakan sabuk belakang fleksibel bagi

    pekerjanya yang melakukan pekerjaan mengangkat secara

    berulang.

    Pekerja di gudang, bagian pengiriman dan penerimaan barang,

    pekerjaan pertanian dan beberapa perusahaan manufaktur

    menggunakan sarung tangan untukmelindungi tangan mereka. Jika

    ukuran atau bentuk sarung tangan tidak tepat, akan mengakibatkan

    penangana material akan semakin sulit karena tangan akan

    kehilangan kekuatan untuk menggenggam.

    Selection Seleksi pekerja untuk melakukan pekerjaan berat telah ditawarkan

    kepada pekerja sebagai salah satu cara untuk mereduksi cidera

    musculoskeletal ketika bekerja. Dengan cara ini, pekerja tidak akan

    diberikan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kapasitas pekerja

    sehingga dapat meminimalisir terjadinya cidera dalam bekerja.

    Beberapa proses operasi sukup sulit untuk dikembangkan mengikuti

    konsep ergonomi dikarenakan faktor teknologi yang belum tersedia.

    Sementara itu, proses seleksi dapat dilakukan ketika proses staffing.

    Perancangan Ulang Pada Stasiun Kerja Dan Pekerjaan Perancangan ulang pada stasiun kerja ataupun pekerjaan

    dimaksudkan untuk mereduksi resiko terjadinya cidera dan juga rasa

    sakit yang diderita oleh pekerja selama proses pemindahan material.

    Hal ini juga memberikan pengaruh terhadap proses bisnis yang lebih

  • 26

    fleksibel khususnya bagi para staff operation ketika ingin berlibur, saat

    pelatihan, ataupun pada saat sedang sakit.

    Berikut beberapa panduan umum yang dilakukan sehingga akan

    menjadikan proses pemindahan secara manual ke dalam safe lifting

    zone:

    - Jaga posisi angkat di atas lutut dan di bawah bahu. Posisi terbaik

    dalam zona ini adalah sekitar 51 cm-114 cm dari atas lantai.

    - Jaga jarak beban sekitar 36 cm dari badan

    - Mengangkat dan menurunkan. Bukan menekan, menarik, memikul,

    mendorong ataupun menarik dengan rantai

    - Mendorong, sebagai cara lain apabila mengangkat beban tidak

    dimungkinkan. Hal ini dapat mereduksi erjadinya cidera pada

    pekerja.

    - Kedua tangan mengangkat pada posisi berdiri ( tidak mengangkat

    dengan satu tangan atau duduk atau dengan posisi berlutut)

    - Maksimal 8 jam per hari (untuk pekerjaan mengangkat yang

    berulang)

    - Beban padat atau beban stabil

    - Tempat kerja harus mencukupi luasnya untuk bergerak nyaman

    - Temperatur lingkungan ( 700F 100 )

    - Mengangkat dengan kecepatan yang rendah atau sedang.

    - Lantai yang rata, tidak licin. - Mereduksi belokan dan mengurangi hal-hal ekstrim dalam

    pekerjaan mengangkat yang berulang.

    - Gunakan sabuk, atau alat bantu lainnya untuk

    - Kurangi jumlah perpindahan material, bahan-bahan, ataupun

    produk dalam production line serta antar stasiun kerja

    - Ikuti petunjuk analisis aliran material ketika melakukan pengaturan

    pada sebuah stasiun kerja atau pada jalur perpindahan baru.

    C.4. BEBAN YANG DIPERBOLEHKAN (PERMISSIBLE LOAD)

  • 27

    Faktor-Faktor Yang Berperan Untuk Mengangkat Beban Yang Bisa Diterima

    Ukuran Objek yang Diangkat: Container Design Ukuran berat yang aman untuk diangkat tergantung dari beberapa

    faktor, termasuk konfigurasi dan ukuran dari beban dan seberapa

    mudah beban tersebut dapat dipindahkan.

    Desain baki/palet

    Berikut adalah petunjuk perancangan baki dimana akan

    mempengaruhi jumlah beban yang mampu untuk dikendalikan:

    - Lebar baki menjelaskan jarak horizontal pusat massa dan beban

    dari tulang pinggang pekerja. Tekanan biomekanik yang terjadi

    pada pinggang pekerja dapat meningkat secara signifikan ketika

    beban dipindahkan dari badan secara horizontal. Lebar 36 cm atau

    lebih dianjurkan dalam perancangan baki dan tidak lebih dari 51 cm

    apabila baki dikendalikan secara manual.

    - Panjang baki mempengaruhi kumpulan otot yang bekerja ketika

    beban ditangani secara manual. Secara umum, baki yang

    mempunyai panjang lebih dari 48 cm tidak dapat dipegang tanpa

    melibatkan kedua bahu pekerja. Panjang yang direkomendasikan

    adalah 48 cm atau kurang dari itu dengan batas maksimal 61 cm

    untuk penanganan secara manual.

    - Kedalaman baki ditentukan oleh volume material, produk atau

    permintaan persediaan dalam sebuah proses produksi atau dalam

    jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya, misalnya satu

    jam. Kedalaman yang direkomendasikan dalam perancangan baki

    adalah 13 cm atau dibawahnya apabila baki dikendalikan secara

    manual.

    - Bahan atau material yang lepas dalam satu suatu baki dapat

    menyebabkan berat yang diangakat tidak tidak terdistribusi secara

    merata antara kedua tangan. Penggunaan pembagi atau

    pengganjal untuk mengisi bagian-bagian/parts dapat membuat

    distribusi beban menjadi rata dengan cara memberi sedikit

    dorongan ke arah hilangnya kendali.

  • 28

    - Perancangan gagang atau pegangan dapat mengakibatkan suatu

    perbedaan yang besar pada berat yang diterima oleh baki. Lokasi

    lift juga sangat mempengaruhi dalam pemilihan gagang/pegangan

    mana yang baik digunakan pada sebuah baki. Gagang yang baik

    adalah dibuat dengan tinggi di bawah 102 cm.

    - Gagang baki dipastikan pada posisinya sehingga pusat massa dari

    beban mendekati titik dimana baki sesuai dengan jari-jari dan

    tangan. Studi tentang handle positioning mengindikasikan bahwa

    sudut antara 30o-45o disarankan untuk keseluruhan dari tinggi

    angkat.

    Ukuran peti/kotak

    Dimensi/ukuran kotak untuk meminimasi tekanan dan

    memaksimalkan beban yang dapat diterima seperti pada

    perancangan baki sebelumnya. Perbedaan utama adalah pada

    kebanyakan peti/kotak tidak mempunyai gagang dan diangkat

    berhadapan pada sudut-sudut dan alas kotak. Tekanan biomekanik

    pada tulang pinggang yang efektif dan dapat diterima adalah kurang

    dari 9 kg untuk objek 51 cm, lebar mengangkat pada 76 cm di atas

    lantai.

    Penyediaan gagang pada peti tidak perlu dilakukan karena biayanya

    sangat mahal. Selain itu, perancangan gagang pada peti juga

    membutuhkan banyak peralatan tambahan untuk mengakomodasi

    tangan dalam memegang. Namun demikian, ada beberapa

    keuntungan apabila terdapat gagang dimana hal ini lebih tepat

    digunakan pada beberapa produk/material. Berikut diantaranya;

    - Jika berat peti lebih dari yang direkomendasikan, penambahan

    gagang dapat meningkatkan berat yang direkomendasikan sampai

    10%

    - Jika peti yang selalu diangkat dan kemudian dilepas lagi, prores

    metabolisme akan lebih efisien sebesar 11% dengan gagang.

    - Jika peti diangkat pada jarak yang cukup jauh, gagang diperlukan

    untuk mencegah terjadinya fatique

    - Gagang juga diperlukan untuk peti berukuran besar.

  • 29

    Jarak horizontal dari tangan ke punggung bagian bawah

    Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pendistribusian

    beban dengan kedua tangan adalah jarak horizontal dimana beban

    dikendalikan oleh punggung bawah. Analisis biomekanik menjelaskan

    tentang resiko gaya yang berlebihan pada pinggang

    Lokasi horizontal dari seorang pengangkat

    Ini diukur pada awal sampai akhir pemindahan dan juga dapat diukur

    sebelum pemindahan dilakukan apabila jaraknya lebih jauh.

    Pengukurannya dapat dilakukan dengan cara berikut :

    - Mengambil titik tengah jarak antara mata kaki

    - Mengambil titik tengah jarak antara kedua tangan

    - Memproyeksikan titik tengah pada lantai, lalu ikuti

    - Ukur jarak antara titik tengah, yaitu H pada persamaan NIOSH

    (NIOSH 1994)

    TInggi vertical pada awal dan akhir dari pengangkatan

    Hal ini menjelaskan tentang bagian otot mana yang dapat

    memindahkan beban.

    Jarak vertical dari pengangkat

    Semakin besar jarak vertikal, semakin banyak waktu yang digunakan

    pengangkat dan memungkinkan semakin sedikit otot-otot bagian atas

    yang dilibatkan. Faktor koreksi pada persamaan mengangkat manual

    oleh NIOSH dibatasi untuk mereduksi beban yang diterima sampai

    30%.

    Derajat asimetris pengangkat

    Koreksi dibatasi pada suatu bidang datar disekitar tulang belakang dan

    di depan badan yang meliputi 135o. Rotasi yang berlebihan juga bisa

    diterima oleh bagian pinggang bawah karena interaksi gaya tekan dan

    pergeseran pada tulang belakang pinggang.

    Jenis Pegangan yang Digunakan

  • 30

    Petunjuk manual mengangkat (The NIOSH 1991 Manual Lifting

    Guidelines) memasukkan sebuah faktor gabungan yang

    menghubungkan tentang bagaimana suatu objek dapat ditangani

    dengan baik sebelum dipindahkan. Kategori-kategori tersebut adalah

    baik, lumayan/sedang, tidak baik dan juga diuraikan dalam istilah

    keseimbangan gagang/pegangan, jenis gagang, jangkauan gagang,

    kekuatan per unit pada area tangan atau jari, dan distribusi beban

    pada tangan.

    Faktor Lingkungan Berat yang diterima pada pekerjaan mengangkat yang dilakukan

    secara berulang dapat membuat perubahan beban kerja yang

    dipengaruhi oleh suhu tempat kerja, khususnya panas. Beberapa

    faktor lingkungan yang berpengaruh untuk penanganan yang aman

    adalah lantai/pijakan yang stabil, pegangan/gagang yang stabil dan

    beban yang stabil

    Perhitungan Beban yang diperbolehkan Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung

    jumlah beban yang sesuai dengan prinsip biomekanika. Salah satunya adalah

    metode RULA. RULA atau Rapid Upper Limb Assessment (dikembangkan

    oleh McAtamney dan Corlett, 1993) menyediakan media penghitungan rating

    beban muskuloskeletal dalam suatu pekerjaan dimana seseorang akan

    memiliki resiko dari pembebanan bagian atas tubuh dan leher. Tool ini akan

    memberikan suatu nilai yang menjelaskan suatu pekerjaan dimana nilai

    tersebut mencerminkan keadaan postur, gaya dan pergerakan yang

    dilakukan. Resiko akan dinilai dengan kisaran. Dimana kisaran (score) yang

    tinggi mencerminkan resiko yang semakin tinggi. Akan tetapi nilai RULA yang

    rendah tidak memberikan garansi bahwa tempat kerja terbebas dari

    ergonomic hazard, dan nilai yang tinggi belum tentu menggambarkan bahwa

    workplace tersebut memiliki beberapa masalah. RULA ini dibuat untuk

    mendeteksi postur kerja atau faktor resiko yang membutuhkan investigasi

    lebih lanjut. Metode lain adalah dengan menghitung RWL dan LI.

  • 31

    Perhitungan RWL dan LI Sebuah lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan

    kerja di Amerika, NIOSH (National Institute of Occupational safety and Health)

    melakukan analisis terhadap kekuatan manusia dalam mengangkat atau

    memindahkan beban, serta merekomendasikan batas maksimum beban yang

    masih boleh diangkat oleh pekerja yaitu Action Limit (AL) dan Maximum

    Permitable Limit (MPL) pada tahun 1981. Kemudian persamaan tersebut

    direvisi sehingga dapat mengevaluasi dan menyediakan pedoman untuk

    range yang lebih luas dari manual lifting. Revisi tersebut menghasilkan RWL

    (1991), yaitu batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa

    menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara

    berulang-ulang dalam durasi kerja tertentu (misal 8 jam sehari) dan dalam

    jangka waktu yang cukup lama. RWL didefinisikan dengan persamaan

    berikut:

    RWL = LC x HM x VM x DM x bAM x FM x CM

    Keterangan :

    RWL : Batas beban yang direkomendasikan

    LC : Konstanta pembebanan = 23 kg

    HM : Faktor pengali horizontal = 25/H

    H : Jarak horizontal beban (dalam cm)

    DM : Faktor pengali perpindahan = 0.82 + 4.5/D

    D : Jarak vertical antara posisi awal dan akhir beban (dalam cm)

    AM : Faktor pengali asimetrik = 1 (0.0032 A)

    A : Assimetris (dalam derajat)

    FM : Faktor pengali frekuensi

    CM : Faktor pengali kopling (handle)

    VM : Faktor pengali vertikal = (1-(0.003[V-75]))

    V : Jarak vertical dari lantai ke posisi awal beban (dalam cm)

  • 32

    Tabel 3.1. Faktor pengali kopling

    Coupling Type V

  • 33

    Kondisi pengangkatan yang baik, akan memiliki LI < 1, yang

    menggambarkan pada suatu kondisi dan metode pengangkatan tertentu,

    beban yang diangkat lebih kecil dari RWL sehingga terhindar dari resiko

    cedera.

    Pada kebanyakan pekerjaan mengangkat, terdapat lebih dari satu jenis

    material yang akan dipindahakan atau terdapat banyak tempat tujuan untuk

    dipindahkan. Pada situasi seperti ini, berat yang direkomendasikan pada

    masing-masing pengangkat dihitung secara terpisah dan dikombinasikan

    untuk mendapatkan indeks frequensi independent gabungan .

    Petunjuk Perancangan Frekuensi Pekerjaan Mengangkat

    Faktor-Faktor Metabolisme yang Mendukung Beban Bisa Diterima Dalam mengangkat, terdapat frequensi mengangkat yang cukup

    intensif untuk beberap menit diikuti dengan aktivitas ringan sebelum

    periode penanganan intensif. Untuk mereduksi frekuensi beban

    rangkap pada pekerjaan, NIOSH merekomendasikan bahwa frekuensi

    mengangkat dihitung diatas 15 menit per periode.

    Faktor konsumsi oksigen dan kapasitas aerobic tubuh menjadi faktor

    yang diukur untuk menentukan pembebanan kerja sehingga beben

    yang diberikan bisa diterima.

    Kelelahan Otot Lokal Menentukan Beban Yang Dapat Diterima Dalam pekerjaan mengangkat yang dilakukan berkali-kali, tinggi

    pengangkat, penggunaan kedua tangan, dan jarak pemindahan sangat

    penting dalam menentukan jika kelelahan otot lokal akan terjadi

    (Rodgers 1997).

    Kelelahan pada lengan, tangan seperti y otot pada bahu, belakang,

    kaki dapat terjadi secara bersamaan apabila waktu pemulihan tidak

    cukup. Hal ini terutama terjadi pada pekerjaan mengangkat dengan

    frekuensi yang tinggi (15 lifts per min) ( Petrofsky and lin 1978).

    Kelelahan mengurangi kemampuan dari otot-otot yang aktif. Masing-

  • 34

    masing beban tambahan menjadi lebih berat karena persentase dari

    kapasitas mengangkat digunakan sebagai

    kapasitasuntukmenghilangkan kelelahan.

    Petunjuk Perancangan Pekerjaan Membawa, Menyekop dan Mengangkat Dengan Satu Tangan

    Membawa ( dengan dua tangan) The Liberty Mutual Carryng Guidelines dikembangkan dilaboratorium

    simulasi penugasan, dan National Berau of Standards (NBS) juga

    mempelajari portabilitas dengan mengembangkan stndar untuk berat

    perlatan untuk dibawa secara manual (McGehan 1977).

    Penggunaan kereta atau alat bantu lain untuk memindahkan barang

    direkomendasikan pada beban yang lebih besar dari 7 kg (15 lb)

    dengan jarak pemindahan lebih dari 15 m (50 ft).

    Menyekop Menyekop adalah suatu cangkokan dari satu atau mengangkat dengan

    kedua tangan , tetapi kedua tangan tidak selalu mendapatkan

    pembebanan yang sama sebelum pemindahan beban.

    Pekerjaan menyekop sering melibatkan kegiatan mengangkat yang

    dilakukan secara berulang dengan lama 15 menit sampai 1 jam. Ketika

    pekerjaan menyekop dilakukan dengan frekuensi yang cukup tinggi

    dan merupakan hal pokok dari sebuah pekerjaan serta dilakukan pada

    lingkungan yang membolehkan penggunaan alat bantu, peralatan

    pemindah bahan lainnya harus dipertimbangkan. Sebagai contoh pada

    penggunaan alat penggali, air konveyor ataupun screw conveyor.

    Mengangkat Satu Tangan Dengan mengangkat menggunakan satu tangan, beban yang diterima

    ketika mengangkat akan lebih besar. Jika bahan ditangani dengan

    penjepit gagang maka beban yang dapat diterima mencapai 20 % dari

    nilai yang dapat diterima ketika menggunakan kekuatan gagang

    dengan jangkauan 5 sampai 7,5 cm.

  • 35

    Mengangkat dengan satu tangan telah mnunjukkan bahwa akan

    meningkatkan terjadinya resiko kelelahan ada tulang belakang. Untuk

    itu, frekuensi mengangkat yang keseringan dengan menggunakan dua

    tangan lebih disarankan .

    Pertimbangan Khusus dalam Perancangan Pekerjaan Mengangkat Secara Manual

    Penanganan Jerami Jerami yang terbuat dari kaya digunakan hampir diseluruh industri

    untuk memindahkan material, persediaan dan produk antara produksi,

    penerimaan dan departemen distribusi. Dengan ukuran yang berbeda-

    beda menjadikan benda ini sulit untuk ditangani secara manual. Dari

    pada mengangkatnya, banyak pekerja hanya meluncurkan jerami ke

    bawah ataupun menumpuk secara horizontal.

    Ketika jerami kayu ingin ditangani secara manual dan berkala, maka

    berikut diberikan petunjuk yang harus diikuti sehingga dapat mereduksi

    terjadinya resiko cidera yang berlebihan ;

    - Pekerja tidak bolehkan untuk menumpuk jerami sampai 9 tingkat

    - Pekerja tidak dibolehkan mengambil jerami yang telah ditumpuk

    dengan lebih dari 9 tingkat

    - Jika pekerja terdiri dari dua orang, maka jerami dapat ditumpuk dan

    dapat diambil dari tingkat 12

    - Jerami sebaiknya selalu ditempatkan di sebelah kanan atas dengan

    butiran kayu yang dibariskan untuk memudahkan peluncuran

    - Jerami yang rusak sebaiknya dipindahkan dari area kerja untuk

    dilakukan perbaikan.

    Penanganan Drum Material cair dan bubuk sering ditempatkan di dalam drum besi

    ataupun fiber. Hal ini ditangani secara manual dengan merotasi drum

    dari tepi hingga pangkal. Drum yang terbuat dari baja biasanya

    mempunyai kapasitas 208 liter (55 gal) dan berat 23 kg (50 lb) ketika

    kosong dan 45 sampai 295 kg (100 sampai 650 lb) ketika penuh.

  • 36

    Meskipun drum dalam keadaan hampir kosong, tidak

    direkomendasikan untuk melakukan penangan secara manual dengan

    memutar drum. Tips terbaik adalah dengan menggunakan fork lift

    truck.

    Petunjuk penanganan drum yang harus diiikuti berdasarkan

    pengukuran dan observasi adalah sebagai berikut :

    - Drum dengan berat lebih dari 115 kg (253 lb) sebaiknya ditangani

    dengan handcart atau alat bantu lainnya.

    - Drum dengan beban lebih dari 227 kg (500 lb) sebaiknya ditangani

    dengan peralatan yang lebih canggih dan kuat.

    - Konveyor, peron angkutan dan timbangan sebaiknya diletakakkan

    dibawah di atas deretan drum sehingga drum tidak harus diangkat

    14 sampai 25 cm (6 sampai 10 in) dari atas lantai

    - Pompa udara dan penyedot sabaiknya digunakan untuk

    memindahkan material cair pada drum, dan airveyor dan sekrup

    sebaiknya digunakan untuk memindahkan bubuk-bubuk kimia, yang

    bertujuan untuk mereduksi keperluan drum dimiringkan pada posisi

    horizontal secara manual atau menggunakan kedua tangan.

    - Drum kecil yang ditangani secara manual sebaiknya mempunyai

    berat yang tidak lebih dari 18 kg (40 lbm) dan harus padat.

    - Drum dengan berat lebih dari 104 kg (225 lb) sebaiknya ditangani

    dengan drum carts atau alat bantu lainnya.

    Penanganan Botol Berukuran Besar Carboys (botol besar) adalah kaca atau botol plastik yang terbungkus

    oleh kayu atau bingkai plastik dan biasanya berisi asam anorganik.

    Botol ini mempunyai kapasitas antara 7 sampai 95 liter (2 sampai 25

    gal), dan yang paling banyak digunakan berkapasitas 19 sampai 38

    liter. Benda ini juga mempunyai berat lebih dari 18 kg (40 lb) dan pada

    jarak yang lebih jauh sangat baik diangkut dengan peron angkutan

    dan dipindahkan menggunakan forklift.

    Ketika botol berukuran besar ini ditangani secara manual untuk

    mengeluarkan isinya, pekerja harus memegang leher botol dan juga

    dasar bingkai.

  • 37

    Berikut adalah beberapa persoalan yang disarankan untuk dilakukan

    dalam penanganan botol berukuran besar :

    - Jika kontainer tidak mempunyai alas katup, gunakan bejana yang

    mempunyai dua tangkai/gagang atau lekukan untuk membantu

    menggenggamnya.

    - Sebagai alternatif, pertimbangkan penggunaan alat lain untuk

    membagi cairan, seperti pompa pengisap atau metode ruang dan

    pilar ruang hampa udara

    - Gunakan penjepit pada tabung reaksi atau gelas kimia sehingga

    pekerja tidak dapat memegang gelas kimia tersebut.

    - Jika penggunaan zat cair sering digunakan dalam jumlah yang

    sedikit, pertimbangkan penuangan zat cair kedalam botol pencet

    dibandingkan dengan penanganan dalam jumlah yang besar

    dengan container

    - Pemindahan item yang besar dan berat seperti botol, carboys, dan

    kendi sebaiknya menggunakan kereta/gerobak

    Penanganan Karung Bahan makanan serta bahan-bahan kimia dalam bentuk bubuk

    dalamjumlah yang besar ditangani menggunakan tas plastik atau

    kertas yang tebal. Berikut akan djelaskan petunjuk perancangan

    penanganan karung berdasarkan studi mengangkat beban yang dapat

    diterima (Ciriello dan Snook 1983, ciriello, snook, dan hughes 1993)

    dan observasi penanganan karung di perusahaan :

    - Jika karung ditangani lebh dari 450 kali dalam 1 shift, dengan berat

    berapapun, stasiun kerja sebaiknya diatur sehingga memungkinkan

    karung untuk diluncurkan dari pada diangkat.

    - Karung dengan berat dibawah 7 kg (15 lb) dapat ditangani dengan

    nyaman dengan diangkat setinggi pinggang dan dapat dilakukan

    oleh kebanyakan orang.

    - Menggilir pekerja pada pekerjaan yang dilakukan berkali-kali dapat

    mereduksi total kerja aerobik dalam menangani pengangkatan

    karung serta dapat mereduksi terjadinya kelelahan, khususnya di

    daerah lengan dan tangan.

  • 38

    - Karung dengan berat lebih dari 23 kg (50 lb) sebaiknya tidak

    diangkat secara manual. Jika tidak dimungkinkan untuk ditangani

    menggunakan alat bantu, maka sebaiknya diangkat dengan

    ketinggian antara 51 sampai 102 sm (20 sampai 40 in) atau

    diluncurkan saja

    - Jika karung diletakkan palletdi atas lantas, letakkan lebih dari 2

    pallet atau platform dengan tinggi 38 cm di bawah pallet untuk

    mereduksi keadaan membungkuk ketika ingin mengangkat.

    Penanganan Papan Dinding Atau Lembaran Berukuran Besar Di beberapa perusahan construksi, lembaran kayu berukuran besar,

    baja, kaca, kardus atau plastik harus ditangani secara manual.

    Lembaran tersebut tidak mempunyai pegangan/gagang, dan ditangani

    dengan menggunakan jepitan untuk menggenggam. Ukurannya

    biasanya mencapai 2,5 cm, tebal dan tidak terlalu keras.

    Jika berat material kurang dari 13 kg (29 lb), pekerja dapat

    memindahkannya pada jarak yang dekat dengan lingkungan yang tidak

    berangin menggunakan alat bantu. Beberapa alat bantu transportasi

    seperti gerobak dan truk sebaiknya digunakan untuk memindahkan

    material pada jarak yang jauh atau untuk menangani lembaran yang

    berat.

    D. EVALUASI 1. Jelaskan pengertian occupational biomekanics!

    2. Jelaskan 2 jenis model gerakan dalam biomekanika!

    3. Sebutkan beberapa penerapan biomekanika dalam industry

    4. Jelaskan mengenari CTD!

    5. Bagaimana prinsip-prinsip perancangan system kerja agar mencegah

    terjadinya CTD?

    6. Hal-hal apa saja dalam kerja yang dapat menyebabkan low back pain?

    7. Resiko-resiko apa saja dalam pekejaan berat yang terdapat dalam

    manual handling?

    8. Jelaskan beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mereduksi

    factor-faktor resiko tersebut!!

  • 39

    9. Jelaskan tentang metode RULA!

    10. Jelaskan tentang metode perhitungan RWL dan LI !!

    11. Jelaskan bagaimana postur manual handling yang dapat meminimasi

    cidera!!

    12. Suatu pekerjaan mengharuskan operatornya mengangkat beban

    sebesar 20kg, dari sebuah platform setinggi 20cm dari lantai, sejauh

    40cm ke atas. Frekuensi pengangkatan diharapkan sebanyak 200 kali

    per jam. Jarak pusat massa beban adalah 20cm dari lumbarspine.

    Pada kondisi bagaimanakah pekerjaan ini dapat dilakukan??

    13. Cidera apa yang biasanya terjadi pada operator pekerjaan dengan

    work load ringan tetapi dengan waktu kerja yang sangat panjang??

    E. DAFTAR PUSTAKA

    Galer, I.A.R, Applied Ergonomics Handbook, Butterworths, London, 1989

    Nordin, Margareta;et. al. Musculoskeletal Disorders in the Workplace :

    Principles and Practice, Mosby, Missouri, 1997

    Kroemer, K.H.E., et al. Ergonomics: How to Design For Ease and

    Efficiency. Prentice Hall. New Jersey. 1994

    Mc. Cormick & Ernest J..Human Factors in Engineering and Design. Mc

    Graw Hill. New York. 1993

    Niebel,B.W.and Freivalds, A.; Methods, Standards and Work Design, 9th

    Ed; Mc Graw-Hill. New York.1999.

    Proceeding Lokakarya I-III Methods Engineering, Laboratorium

    Perancangan Sistem Kerja & Ergonomi, Teknik Industri-ITB, 1994-1996

    Roebuck, John. Anthropometric Methods: Designing to Fit the Human

    Body, Human Factors and Ergonomics Society, 1995.

    Sutalaksana, Iftikar Z. Teknik TataCara Kerja,MTI-ITB, 1979

    Laboratory of Eastman Kodak Co, Anthropometric Methods: The Human

    Factor Section Health, Safety & Human Factors, Ergonomic Design for

    People at Work. Vol.I, Lifetime Learning Publications, California. 1983.

    Water, Thomas, et.al. Applications Manual for the Revised NIOSH Lifting

    Equation. January, 1994

  • 40

    BAB IV ASPEK FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS

    MANUSIA DALAM BEKERJA

    A. PENDAHULUAN Sasaran Pembelajaran:

    Mampu mengukur konsumsi energi manusia ketika bekerja

    Mampu memahami siklus fisiologi manusia ketika melakukan pekerjaan

    Memiliki pemahaman tentang cara mengelola kelelahan dalam bekerja

    Mampu merancang sistem kerja yang dapat meminimumkan kelelahan

    B. PENGUKURAN KONSUMSI ENERGI Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan

    menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat

    dilakukan secara sempurna, karena terdapat hubungan yang erat antara satu

    dengan lainnya. Apabila dilihat dari energi yang dikeluarkan, kerja mental

    murni relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik.

    Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh,

    yang dapat dideteksi melalui perubahan :

    - Konsumsi oksigen

    - Denyut jantung

    - Energi ekspenditure

    - Peredaran udara dalam paru-paru

    - Temperatur tubuh

    - Konsentrasi asam laktat dalam darah

    - Komposisi kimia dalam darah dan air seni

    - Tingkat penguapan, dan faktor lainnya

  • 41

    Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat

    dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu bekerja biasanya

    ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran: Kecepatan

    denyut jantung dan Konsumsi oksigen

    Bilangan nadi atau denyut jantung merupakan peubah yang penting dan

    pokok, baik dalam penelitian lapangan maupun dalam penelitian laboratorium.

    Dalam hal penentuan konsumsi energi, biasa digunakan parameter indeks

    kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini merupakan

    perbedaan antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu

    dengan kecepatan denyut jantung pada saat istirahat.

    Untuk merumuskan hubungan antara energi ekspenditure dengan

    kecepatan denyut jantung, dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan energi

    ekspenditure- kecepatan denyut jantung dengan menggunakan analisis

    regresi. Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung

    adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut:

    ! = 1,80411 0,0229038 ! + 4,71711.10!!!! Y : energi ekspenditure (kilokalori per menit)

    X : kecepatan denyut jantung (denyut per menit)

    Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk

    energi, maka konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu bisa

    dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut :

    !" = !" !" KE : konsumsi energi (kilokalori/menit)

    Et : pengeluran energi pada saat waktu kerja tertentu

    (kilokalori/menit)

    Ei : pengeluaran energi pada saat istirahat

    (kilokalori/menit

    Dengan demikian, konsumsi energi pada waktu kerja tertentu

    merupakan selisih antara pengeluaran energi pada waktu kerja tersebut

    dengan pengeluaran energi pada saat istirahat.

  • 42

    C. SIKLUS KERJA FISIOLOGI Jika denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan pemulihan, maka

    waktu pemulihan untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja.

    Dalam keadaan yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang

    cukup sehingga mengalami kelelahan yang kronis. Murrel membuat metode

    untuk menentukan waktu istirahat sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik.

    ! = ! (! !)! !,!

    R: Istirahat yang dibutuhkan (menit)

    T: Total waktu kerja (menit per shift)

    W: Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja (kkal/min)

    S: Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan (kkal/min)

    Biasanya 4 kkal/min untuk wanita dan 5 kkal/min untuk pria

    Nilai 1,5 adalah nilai basal metabolisme (kkal/min)

    Tabel 4.1. Klasifikasi Beban Kerja dan Reaksi Fisiologis

    Energy Expenditure Detak Jantung Konsumsi

    Oksigen

    Tingkat Pekerjaan Kkal / menit Kkal / 8 jam Detak / menit Liter / menit

    Unduly Heavy > 12,5 >6000 >175 >2.5

    Very Heavy 10 12,5 4800 6000 150 175 2 2.5

    Heavy 7,5 10 3600 4800 125 150 1.5 2

    Moderate 5 7,5 2400 3600 100 125 1 1.5

    Light 2,5 5 1200 2400 60 100 0.5 1

    Very Light

  • 43

    Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri pekerja (internal) atau dari

    luar diri pekerja/lingkungan (eksternal). Baik faktor internal maupun eksternal

    sulit untuk dilihat secara kasat mata, sehingga dalam pengamatan hanya

    dilihat dari hasil pekerjaan atau faktor yang dapat diukur secara objektif, atau

    pun dari tingkah laku dan penuturan pekerja sendiri yang dapat

    diidentifikasikan.

    Pengukuran beban psikologi dapat dilakukan dengan :

    1. Pengukuran beban psikologi secara objektif

    a. Pengukuran denyut jantung Secara umum, peningkatan denyut jantung

    berkaitan dengan meningkatnya level pembebanan kerja.

    b. Pengukuran waktu kedipan mata Secara umum, pekerjaan yang

    membutuhkan atensi visual berasosiasi dengan kedipan mata yang

    lebih sedikit, dan durasi kedipan lebih pendek.

    c. Pengukuran dengan metoda lain Pengukuran dilakukan dengan alat

    flicker, berupa alat yang memiliki sumber cahaya yang berkedip makin

    lama makin cepat hingga pada suatu saat sukar untuk diikuti oleh mata

    biasa.

    2. Pengukuran beban psikologi secara subjektif Pengukuran beban kerja

    psikologis secara subjektif dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :

    - NASA TLX

    - SWAT

    - Modified Cooper Harper Scaling (MCH)

    Dari beberapa metode tersebut metode yang paling banyak digunakan dan

    terbukti memberikan hasil yang cukup baik adalah NASA TLX dan SWAT.

    NASA TLX Dalam pengukuran beban kerja mental dengan menggunakan metode NASA

    TLX, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

    1. Penjelasan indicator beban mental yang akan diukur

  • 44

    Tabel 4.2. Indikator beban mental NASA TLX SKALA RATING

    MENTAL DEMAND

    (MD)

    Rendah, TInggi Seberapa besar aktivitas

    mental dan perceptual yang

    dibutuhkan untuk melihat,

    mengingat dan mencari.

    Apakah pekerjaan tsb mudah

    atau sulit, sederhana atau

    kompleks, longgar atau ketat

    .

    PHYSICAL DEMAND

    (PD)

    Rendah, TInggi Jumlah aktivitas fisik yang

    dibutuhkan (mis.mendorong,

    menarik, mengontrol putaran,

    dll)

    TEMPORAL DEMAND

    (TD)

    Rendah, TInggi Jumlah tekanan yang

    berkaitan dengan waktu yang

    dirasakan selama elemen

    pekerjaan berlangsung. Apakah pekerjaan perlahan atau santai atau cepat dan melelahkan

    PERFORMANCE (OP) Tidak tepat, Sempurna Seberapa besar keberhasilan

    seseorang di dalam

    pekerjaannya dan seberapa

    puas dengan hasil kerjanya

    FRUSTATION LEVEL

    (FR)

    Rendah, Tinggi Seberapa tidak aman, putus

    asa, tersinggung, terganggu,

    dibandingkan dengan

    perasaan aman, puas,

    nyaman, dan kepuasan diri

    yang dirasakan.

    EFFORT (EF) Rendah, Tinggi Seberapa keras kerja mental

    dan fisik yang dibutuhkan

    untuk menyelesaikan pekerja

  • 45

    2. Pembobotan.

    Pada bagian ini responden diminta untuk melingkari salah satu dari dua

    indikator yang dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental

    terhadap pekerjaan tersebut. Kuesioner yang diberikan berbentuk

    perbandingan berpasangan yang terdiri dari 15 perbandingan

    berpasangan. Dari kuesioner ini dihitung jumlah tally dari setiap indikator

    yang dirasakan paling berpengaruh . Jumlah tally ini kemudian akan

    menjadi bobot untuk tiap indikator beban mental.

    3. Pemberian Rating.

    Pada bagian ini responden diminta memberi rating terhadap keenam

    indikator beban mental. Rating yang diberikan adalah subjektif tergantung

    pada beban mental yang dirasakan oleh responden tersebut. Untuk

    mendapatkan skor beban mental NASA TLX, bobot dan rating untuk setiap

    indikator dikalikan kemudian dijumlahkan dan dibagi 15 (jumlah

    perbandingan berpasangan).

    E. KELELAHAN (FATIGUE)

    Kelelahan didefinisikan sebagai penurunan sementara dari kemampuan

    beraktivitas sebagai akibat dari aktivitas sebelumnya. Kelelahan muncul

    sebagai perasaan berkurangnya kekuatan, penurunan kendali otot dan

    ketidaknyamanan dalam beraktivitas. Kelelahan meningkat, dan kemampuan

    beraktivitas menurun, sebagai akibat dari tekanan otot yang meningkat

    karena lamanya otot bekerja (exertion). Hal ini dapat dianalisa melalui rumus

    berikut:

    % Maximal Force = required force workers maximal force

    Terdapat dua tipe kelelahan: kelelahan seluruh badan, dan kelelahan

    local. Kelelahan seluruh badan meliputi beberapa jaringan, sementara

    kelelahan local hanya terjadi pada jaringan yang terpengaruh. Kelelahan local

    biasanya dapat sembuh total dalam 24 jam. Seringkali, gejala kelelahan dan

    tipe pekerjaan yang dilakukan memiliki hubungan langsung, sehingga gejala

  • 46

    kelelahan dapat diminimalisasi dengan memodifikasi aktivitas pekerjaan.

    Gejala kelelahan ini juga merefleksikan jenis masalah musculoskeletal dan

    neurovascular. Kelelahan local adalah keadaan fisiologis di mana terjadi

    penumpukan produk sisa, habisnya persediaan energy, atau hypoxemia

    (keadaan di mana sangat rendahnya kadar oksigen dalam darah) yang

    berakibat pada kerusakan aliran darah. Kelelahan seluruh badan, sebaliknya,

    cenderung untuk terjadi ketika beberapa otot diaktifkan dalam suatu aktivitas

    (seperti berjalan, berlari, atau mencangkul).

    Perkiraan energy expenditure yang dikeluarkan pada suatu pekerjaan

    tertentu dapat menganalisa efek dari kelelahan seluruh badan. Hal ini dapat

    dilakukan melalui beberapa metode, seperti pengukuran oksigen yang

    dihirup, memperkirakan keperluan energy dengan analisis pekerjaan per

    elemen, atau dengan memperkirakan dari pekerjaan yang sejenis. Energy

    expenditure dan kelelahan seluruh badan dapat dikendalikan dengan

    perancangan kerja yang efektif, yang dapat meminimasi aktivitas kerja yang

    berulang, yang tidak bermanfaat.

    Tipe kelelahan lain yang sering diabaikan adalah kelelahan mental.

    Kelelahan mental dicirikan sebagai penurunan kemampuan untuk

    mempertahankan performansi pada kerja mental, akibat kerja yang

    memerlukan aktivitas mental dan fisik sebelumnya.

    Selain itu , kelelahan mental didefinisikan sebagai kekurangan mekanisme

    control untuk energetic-kognitif. Dengan kata lain, kelelahan mental

    merupakan kondisi di mana pekerja tidak dapat memberikan kosentrasi dan

    perhatian yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

    Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa lama dan intensitas dari

    kerja sebelumnya dapat memiliki efek negative pada performansi mental,

    yaitu dapat mempengaruhi kerusakan kapasitas mental secara langsung,

    atau mempengaruhi kemauan untuk mencurahkan kosentrasi pada tugas

    yang diberikan.

    Penelitian menunjukkan bahwa kerja per minggu yang optimal adalah

    selama 48 jam, dan kerja per hari yang ideal adalah 8 9 jam dengan

    penjadwalan istirahat yang periodic. Penjadwalan yang optimal dapat

    menyebabkan peningkatan produktivitas dan menurunkan tingkat absensi.

    Lamanya waktu untuk melakukan aktivitas pada hari sebelumnya,

  • 47

    kekurangan istirahat (tidur), kurangnya waktu istirahat, dan shift kerja yang

    dimulai sebelum jam 7 malam, mempunyai efek buruk pada performansi

    kerja. Perhatian perlu diberikan untuk restrukturisasi waktu kerja pada

    pekerjaan yang memerlukan aktivitas mental yang besar, seperti pekerjaan

    perawatan pesawat terbang, kapal, dan mesin-mesin lain.

    Fungsi psikologi dan fisiologi manusia mengikuti siklus 24 jam. Sebagai

    contoh, suhu tubuh manusia berada pada titik terendahnya pada pukul 04.00,

    ketika kebanyakan orang sedang tidur malam; suhu tubuh secara bertahap

    naik seiring dengan aktivitas meningkat, dan mencapai puncaknya pada pukul

    18.00. Sistem biologis manusia mengikuti perubahan harian seiring dengan

    gelap dan terangnya hari, dengan variasi biologis harian terjadi dalam siklus

    harian, yang dikenal dengan circadian rhythm. Manusia cenderung lebih aktif

    di siang hari, dan penyesuaian jam biologis tubuh terhadap kondisi-kondisi

    yang merubah kesesuaian antara siklus suhu tubuh dan level aktivitas sangat

    terbatas dan sering sangat tidak diinginkan.

    Otomasi industry dan teknologi sering menyebabkan terjadinya proses

    produksi selama 24 jam. Penjadwalan kerja ini lebih mengacu pada system

    yang terkomputerisasi, dengan perhatian yang sedikit pada kebutuhan,

    keterbatasan dan kenyamanan operator. Perhatian yang sedikit ini berakibat

    pada fleksibilitas kerja yang menurun, jumlah hari kerja yang meningkat, dan

    jam kerja yang tidak regular. Secara ideal, penjadwalan kerja seharusnya

    mempertimbangkan keseluruhan variable yang dapat mempengaruhi

    performansi pekerja. Beberapa variable yang harus diperhatikan dengan baik

    termasuk faktor lingkungan, pelatihan dan pendidikan operator, status

    kesehatan operator, Umur, status perkawinan, dan perbedaan budaya.

    F. SHIFT WORK Istilah shift biasanya didefinisikan sebagai jumlah jam di mana individu

    atau group dijadwalkan untuk bekerja. Dalam istilah operasional, shift

    biasanya diartikan sebagai katagori khusus dari jam kerja seperti:

    - shift pertama / kerja pagi, biasanya berlangsung 8 jam, antara pukul

    06.00 17.00

  • 48

    - shift kedua / kerja sore, biasanya berlangsung selama 8 jam, antara

    pukul 15.00 01.00

    - shift ketiga / kerja malam, biasanya berlangsung selama 8 jam antara

    pukul 22.00 07.00

    Shift kerja pada beberapa perusahaan disusun secara permanen,

    walaupun beberapa lainnya memberlakukan rotasi, atau memberlakukan

    irregular hours, seperti shift breaks, hari libur yang bukan akhir minggu, dan

    lain-lain.

    Seluruh variasi kerja ini mempengaruhi jam biologis internal dan

    pengaruh yang terbesar adalah rusaknya kualitas dan kuantitas dari tidur. Hal

    ini lebih jauh dipengaruhi oleh perbedaan individu dalam lama tidur

    normalnya, sehingga membuat sulit untuk diprediksi, dan sulit untuk didapati

    oleh operator yang ditugaskan dalam shift tertentu.

    Penelitian menunjukkan bahwa para pekerja pada shift ketiga memiliki

    kuantitas tidur yang paling sedikit; sedang para pekerja pada shift kedua

    memiliki kuantitas tidur yang paling banyak. Para pekerja pada ketiga shift

    tersebut dapat tidur paling banyak pada hari mereka tidak bekerja, tetapi tetap

    tidak cukup untuk mengkompensasi kekurangan tidur ketika mereka bekerja.

    Efek kesehatan yang lain adalah kemungkinan terjadinya

    gastrointestinal ulcers, dan dilaporkan 2 8 kali lebih besar dibandingkan

    pekerja tanpa shift. Penyakit kardiovaskular atau system nervous tidak

    dilaporkan terjadi lebih banyak dibandingkan dengan pekerja tanpa shift.

    Berdasarkan literature, dapat disimpulkan bahwa shift work, khususnya

    shift malam, dapat berakibat pada rusaknya pola tidur, terjadinya masalah

    gastrointestinal dan masalah pencernaan, makin parahnya kondisi kesehatan

    yang sudah ada, dan berpengaruh terhadap pengobatan yang sedang

    dijalani.

    Selain itu, pekerja yang sudah lama bekerja dalam shift work tidak

    mengalami penyesuaian dalam kebutuhan akan lama tidur, dan pekerja yang

    lebih tua akan lebih sulit menyesuaikan diri terhadap shift work.

    Saat ini, jadwal kerja yang dipadatkan menjadi lebih popular, dan dapat

    diterima dengan baik oleh pihak manajemen dan pihak operator.

    Pertimbangan lain adalah bahwa batas terpaparnya operator dengan bahan

  • 49

    kimia berbahaya didasarkan pada 8 jam kerja per hari. G. EVALUASI 1. Bagaimana mengukur konsumsi energy manusia ketika bekerja?

    2. Bagaimana menentukan waktu istirahat sebagai kompensasi dari

    pekerjaan fisik?

    3. Jelaskan beberapa metode pengukuran beban psikologis dalam

    pekerjaan!!

    4. Jelaskan kelelahan dari aspek fisiologis!!

    5. Jelaskan secara fisiologis, perbedaan antara kelelahan seluruh badan

    dan kelelahan local!!

    6. Jelaskan bagaimana yang disebut dengan kelelahan mental akibat kerja

    fisik!!

    7. Jelaskan penjadwalan kerja yang optimal secara ergonomis!

    8. Sebutkan beberapa jenis pekerjaan yang memerlukan aktivitas mental

    yang besar!!

    9. Apa yang disebut dengan irama circadian? Jelaskan!!

    10. Jelaskan system biologis manusia!!

    11. Bagaimana pengaruh otomasi industry terhadap aspek fisiologi dan

    psikologis pekerja?

    12. Bagaimana pengaruh umur terhadap kemampuan menyesuaikan diri

    terhadap shift work?

  • 50

    H. DAFTAR PUSTAKA Barnes, R.M.; Motion and Time Study, Design and Measurement of Work,

    John Wiley & Sons, Inc.; 1982, New York, USA.

    Hancock & Meshkati; Human Mental Workload, Elsevier Science Publisher

    B.V., 1988,New York, USA.

    Mc.Cormick,ErnestJ.;HumanFactorsinEngineeringandDesign,McGraw-Hill,

    Inc.; 1992, New York, USA.

    Niebel, B.W. and Freivalds, A.; Methods, Standards and Work Design, 9th

    Ed.; Mc-Graw Hill, New York, 1999.

    Astrand & Rodahl; Textbook of Work Physiology:Physiological Bases of

    Exercise, McGraw-Hill, Inc.; 1986, New York, USA.

    Groover, Mikell P. Fundamentals of Modern Manufacturing, John

    Willey&Sons, 2002, New York, USA.

  • 51

    BAB V LINGKUNGAN KERJA

    A. PENDAHULUAN Sasaran Pembelajaran:

    Mampu memahami aspek-aspek lingkungan kerja yang harus

    diperhatikan dalam perancangan sistem kerja yang baik

    Mampu merancang lingkungan kerja yang kondusif dan tidak berbahaya

    B. VARIABEL-VARIABEL LINGKUNGAN FISIK Dalam perancangan sistem kerja, lingkungan fisik di sekitar tempat kerja

    perlu diperhatikan karena performansi kerja seseorang sangat dipengaruhi

    oleh kondisi lingkungan fisik kerjanya. Kondisi lingkungan fisik yang dimaksud

    adalah :

    Temperatur

    Kelembaban

    Pencahayaan

    Kebisingan

    Getaran mekanis

    Bau-bauan

    Warna

    B.1. PENCAHAYAAN

    Lingkungan tempat kerja di industry pada saat ini memiliki berbagai

    macam tuntutan visual. Sebagai contoh, interaksi dengan komputer,

    inspeksi produk, merakit, pekerjaan membubut, semua membutuhkan

  • 52

    pencahayaan yang berbeda. Pencahayaan diukur menggunakan

    luxmeter.

    Dalam faktor cahaya, kemampuan mata untuk melihat obyek

    dipengaruhi oleh ukuran obyek, derajat kontras antara obyek dan

    sekelilingnya, luminensi (brightness), lamanya melihat, serta warna dan

    tekstur yang memberikan efek psikologis pada manusia. Mata diharapkan

    memperoleh cahaya yang cukup, pemandangan yang menyenangkan,

    menenangkan pikiran, tidak silau, dan nyaman. Pencahayaan yang

    kurang dapat mengakibatkan kelelahan pada mata.

    Berikut adalah tentang petunjuk dalam merancang pencahayaan

    tempat kerja, termasuk pekerjaan yang umum dikerjakan serta untuk

    perancangan pencahayaan khusus yang akan membuat sebagian besar

    pekerja merasa nyaman dalam bekerja.

    - Visual Work Demands Untuk menghasilkan kondisi pencahayaan yang tepat, seorang

    perancang terlebih dahulu harus memahami tentang tuntutan visual dari

    suatu pekerjaan. Pekerjaan apa saja yang dilakukan pada area

    tersebut? Apakah pekerja memperhatikan tiap-tiap pekerjaan?

    Bagaimana pekerja berdiri dan mengamati objek? Berapa lama

    pekerjaan tersebut harus diselesaikan?

    Pada sebagian besar pekerjaan, tuntutan visual dapat dijelaskan

    kedalam beberapa karakteristik dasar sebagai berikut :

    - Ukuran dan bentuk 3 dimensi dari objek yang dilihat (kecil, datar, cair,

    atau yang lebih sulit)

    - Kesesuaian antara objek dan background

    - Jarak pandang ( Jarak pandang yang jauh adalah lebih sulit)

    - Pergerakan/perpindahan objek

    - Medan pandang disekitar pekerjaan

    - Sensitifitas visual pekerjaan dalam kesalahan

    - Frekuensi pekerjaan dilakukan