laporan ergonomi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Sejarah Teh
A. Kisah SHEN NUNG
Negeri Cina dipercayai sebagai tempat kelahiran tanaman Teh. Kisah yang paling
banyak diikuti tentang asal usul Teh, adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung yang hidup
sekitar tahun 2737 sebelum masehi. Kaisar Shen Nung juga disebut sebagai Bapak Tanaman
Obat-Obatan Tradisional Cina saat itu. Konon kabarnya, pada suatu hari ketika sang Kaisar
sedang bekerja di salah satu sudut kebunnya, terlebih dahulu ia merebus air dikuali di bawah
rindangan pohon. Secara kebetulan, angin bertiup cukup keras dan menggugurkan beberapa
helai daun pohon tersebut dan jatuh kedalam rebusan air dan terseduh. Sewaktu sang Kaisar
meminum air rebusan tersebut, ia merasa bahwa air yang diminumnya lebih sedap daripada
air putih biasa, dan menjadikan badan lebih segar. Daun yang terseduh kedalam rebusan air
sang Kaisar adalah daun Teh. Dan sejak saat itu teh mulai dikenal dan disebarluaskan.
B. Kisah DARUMA
Bangsa Jepang, memiliki cerita lain tentang Teh yang dikaitkan dengan penyebaran
agama Budha oleh seorang pendeta budha bernama Daruma yang hidup sekitar tahun 520 M.
Menurut legenda, pohon Teh pertama tumbuh dari potongan kelopak matanya. Hal tersebut
terjadi karena sewaktu Daruma sedang bertapa, ia tertidur dan ketika terjaga ia sangat marah
karena ia sampai tertidur pada saat bertapa. Untuk mencegah jangan sampai tertidur kembali,
maka Daruma memotong kedua belah kelopak matanya dan dibuang ke tempat tak jauh dari
dia bertapa. Tidak lama setelah itu, tempat dimana kedua belah kelopak mata Daruma
dibuang tumbuhlah pohon yang kita sebut sebagai pohon Teh dan menjadi tanaman Teh
pertama versi Bangsa Jepang.
C. Kisah LU YU
Untuk pertama kalinya pada tahun 780 seorang cendikiawan bernama LU YU
mengumpulkan dan membukukan temuan-temuan akan manfaat dan kegunaan The kedalam
sebuah literatur mengenai Teh, yaitu Ch'a Cing atau The Classic Of Tea.
1.2 Masuknya Teh ke Indonesia
Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1686 ketika seorang Belanda bernama Dr.
Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia yang pada saat itu penggunaannya hanya sebagai
tanaman hias.
Baru pada tahun 1728, pemerintah Belanda mulai memperhatikan Teh dengan
mendatangkan biji-biji Teh secara besar-besaran dari Cina untuk dibudayakan di pulau Jawa.
Usaha tersebut tidak terlalu berhasil dan baru berhasil setelah pada tahun 1824 Dr.Van
Siebold seorang ahli bedah tentara Hindia Belanda yang pernah melakukan penelitian alam di
Jepang mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit Teh dari Jepang. Usaha
perkebunan Teh pertama dipelopori oleh Jacobson pada tahun 1828 dan sejak itu menjadi
komoditas yang menguntungkan pemerintah Hindia Belanda, sehingga pada masa
pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, Teh menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam
rakyat melalui politik Tanam Paksa ( Culture Stetsel ). Pada masa kemerdekaan, usaha
perkebunan dan perdagangan Teh diambil alih oleh pemerintah RI. Sekarang, perkebunan
dan perdagangan Teh juga dilakukan oleh pihak swasta
1.3 Teh Botol SOSRO
Perusahaan minuman Sosro pada awalnya merupakan perusahaan keluarga yang
didirikan oleh Bapak Sosrodjojo (alm) pada tahun 1940. Merek Sosro yang dipakai
merupakan singkatan dari nama Bapak Sosrodjojo yang mulai merintis usaha teh wangi
melati pada tahun 1940 di Slawi. Teh wangi melati diperkenalkan pertama kali bermerek Cap
Botol. Tahun 1965 teh wangi melati Cap Botol yang sudah terkenal di daerah Jawa dan mulai
diperkenalkan di Jakarta.
Salah satu dari beberapa pabrik Teh Botol Sosro yang berada di bawah Sosro Group
adalah PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang yang berlokasi di Tanjung Morawa. Perusahaan
ini merupakan perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang bergerak di
bidang minuman ringan yang tidak menggunakan bahan pengawet dan zat pewarna.
Perusahaan ini diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 28 Juli 1984 dengan nama PT.
Toba Sosro Kencono oleh Gubernur Sumatera Utara yang pada waktu itu adalah Bapak
Kaharuddin Nasution.
Pada tanggal 2 Januari 1995, perusahaan ini berganti nama dari PT. Toba Sosro
Kencono menjadi PT. Reksobudi Adijaya. Hal ini terjadi karena adanya pergantian mesin
produksi, dimana mesin milik PT. Sinar Sosro Kencono dibawa ke Unggaran (Jawa Tengah)
sedangkan mesin penggantinya dibawa dari Jakarta, sehingga PT. Sinar Sosro Kencono
berpindah alamat ke Unggaran. Perpindahan mesin ini didasarkan pada kapasitas produksi
dan permintaan konsumen.
Salah satu fungsi perusahaan yang erat kaitannya dengan penciptaan produk adalah
fungsi produksi. Fungsi produksi merupakan fungsi perusahaan dalam usaha memanfaatkan
faktor-faktor produksi dalam perusahaan, mengingat fungsi produksi dalam perusahhan
adalah mengolah bahan baku menjadi barang jadi, maka faktor produksi yang perlu mendapat
perhatian adalah bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk, proses produksi,
perawatan mesin produksi dan yang lainnya menjadi point dalam penciptaan produk,
sehingga produk yang akan diproduksi sesuai dengan yang diinginkan oleh produsen maupun
konsumen.
Adanya revolusi industri dan perkembangan teknologi yang pesat, maka telah berhasil
diketemukan berbagai macam mesin dan peralatan kerja yang semakin kompleks cara
kerjanya. Tidak seperti halnya pada manual man-machine system, maka dalam semiautomatic
man-machine system akan ada mekanisme khusus yang akan mengolah masukan (input) atau
informasi dari luar sebelum masuk kedalam sistem manusia. Demikian pula reaksi yang
berasal dari sistem manusia ini akan diolah atau dikontrol terlebih dahulu melewati suatu
mekanisme tertentu sebelum suatu output berhasil diproses.
1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses produksi Teh Botol Sosro di PT.Sinar Sosro Pabrik Deli
Serdang.
2. Untuk melihat Man-Machine dan Desain tempat kerja di PT. Sinar Sosro Pabrik Deli
Serdang.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Mengenal Teh
Tanaman Teh dengan nama latin Camelia Sinensis, yang masih termasuk keluarga
Camelia, pada umumnya tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian antara
200 s/d 2.000 meter diatas permukaan laut dengan suhu cuaca antara 14 s/d 25 derajat celsius.
Ketinggian tanaman dapat mencapai 9 meter untuk Teh Cina dan Teh Jawa, sedangkan untuk
Teh jenis Assamica dapat mencapai 12 s/d 20 meter. Namun untuk mempermudah pemetikan
daun-daun Teh sehingga mendapatkan pucuk daun muda yang baik, maka pohon Teh selalu
dijaga pertumbuhannya (dipotong) sampai 1 meter. Karena tanaman Teh semakin
berkembang menjadi tanaman perdagangan, maka jenis tanaman Teh juga berkembang
menjadi beraneka ragam. Keragaman ini adalah hasil dari penyilangan berbagai jenis
tanaman Teh serta pengaruh tanah dan iklim yang menghasilkan hasil panen yang berbeda.
Hingga saat ini, seluruh dunia kurang lebih terdapat 1.500 jenis Teh yang berasal dari 25
negara yang berbeda. Namun jenis The pada dasarnya hanya terdiri dari 3 kelompok utama :
a. Black Tea ( Teh Hitam ) Adalah jenis Teh yang dalam pengolahannya, melalui proses
fermentasi secara penuh.
b. Oolong Tea ( Teh Oolong ) Adalah jenis Teh yang dalam pengolahannya hanya melalui
setengah proses fermentasi.
c. Green Tea ( Teh Hijau ) Adalah Jenis Teh yang dalam pengolahannya tidak melalui
proses fermentasi.
Di Indonesia, jenis Teh yang paling populer adalah Jasmine Tea (Teh Wangi Melati)
yaitu Teh Hijau yang dicampur bunga melati sehingga menimbulkan aroma atau wangi yang
khas.
2.1.1 Manfaat Teh
1) Memperkuat Gigi & Mencegah Karies pada Gigi, Unsur Flouride ( F ) yang cukup
tinggi pada Teh, dapat membantu dalam mencegah tumbuhnya karies pada gigi serta
dapat memperkuat gigi.
2) Mengurangi Resiko Keracunan Makanan Unsur Catechin (salah satu unsur dalam
Polyphenols), telah terbukti bahwa unsur tersebut memiliki kemampun untuk
menghentikan pertumbuhan beberapa bakteri yang menyebabkan keracunan makanan
(menurut penelitian dari Taiwan dan Jepang).
3) Memperkuat Daya Tahan Tubuh, Dengan adanya vitamin C dan vitamin E, maka The
dapat juga membantu memperkuat daya tahan tubuh.
4) Menyegarkan Tubuh Teh mengandung sejenis kafein yang berbeda dengan kopi,
maka The juga dapat merangsang sistem syaraf tubuh kita sehingga pengambilan
oksigen kedalam tubuh lebih lancar.
5) Mencegah Tekanan Darah Tinggi, Epigallocatechin dan epicatechin gallat yang
merupakan varian dari catechin, tenyata mampu bertindak sebagai inhibitor dari pada
angiotensin trasferase, yaitu enzim penyebab tekanan darah tinggi. Lebih lanjut dapat
pula disimpulkan bahwa dengan kemampuan catechin untuk mencegah tekanan darah
tinggi,mengurangi kadar kolesterol dalam darah dan menangkal radikal bebas,maka
catechin juga bias mengurangi resiko penyakit kardiovascular.
6) Menangkal Kolesterol, Catechin, ternyata juga telah dibuktikan bahwa dapat
mengurangi penimbunan kolesterol dalam darah dan mempercepat pembuangan
kolesterol melalui feces.
7) Mengoptimalkan Metabolisme Gula Mangan (Mn), yang terkandung dalam Teh bisa
membantu penguraian gula menjadi energi. Dengan demikian Teh bisa membantu
menjaga kadar gula dalam darah.
8) Mencegah Pertumbuhan Kanker, Kemampuan Catechin (salah satu unsure dalam
Polyphenols) dapat menghambat terjadinya mutasi pada selsel tubuh dan menetralisir
radikal bebas.
2.2 PROSES PRODUKSI
2.2.1 Proses Produksi Teh Botol
2.2.1.1 Deskripsi
Produk Teh Botol Sosro, terbuat dari seduhan Teh Wangi Melati, difilter dan dicampur
dengan sirup gula cair yang diperoleh dengan melarutkan gula pasir putih.
2.2.1.2 Bahan Baku
Bahan baku produk Teh Botol SOSRO hanya terdiri dari :
- Teh Wangi Melati ( Jasmine Tea )
- Gula Pasir
- Air
2.2.1.3 Proses Pembuatan
Proses Pembuatan dari Teh Botol Sosro, terdiri dari 5 tahapan, yaitu :
Tahap I : Penyeduhan TEH
Teh Wangi Melati, diseduh di dalam tangki ekstraksi dengan air mendidih yang sudah
melalui proses filtrasi dan pemanasan. Setelah proses penyeduhan Teh selesai, maka Teh Cair
Pahit ( TCP ) hasil seduhan tersebut dilewatkan ke filter cosmos dan ditampung di tangki
pencampuran ( Mixing Tank ).
Tahap II : Pelarutan Gula
Gula pasir putih, dilarutkan dengan air panas di tangki pelarutan gula sampai menjadi
sirup gula. Sirup Gula ini kemudian difilter dan dipompa kedalam tangki penampungan.
Tahap III : Pencampuran
Dari tangki penampungan, sirup gula dipompa ke tangki pencampuran hingga kadar
gula untuk Teh Cair Manis ( TCM ) mencapai standar yang telah ditentukan.
Tahap IV : Pemanasan Teh Cair Manis
Teh Cair Manis ( TCM ) adalah hasil pencampuran Teh Cair Pahit ( TCP ) dengan
sirup gula yang kemudian dipompa ke unit pasteurisasi ( Proses Pemanasan ). Pada proses ini
TCM dipanaskan dengan Heat Exchanger (Pemanas Tidak Langsung) hingga mencapai
temperatur diatas 90° C.
Tahap V : Pengisian Dalam Botol
Dari unit pasteurisasi ini TCM dipompa ke mesin pengisi botol. Di stasiun ini, TCM
dengan temperatur diatas 90° C diisi kedalam botol panas yang sudah dicuci dan steril,
sehingga bebas dari kuman. Dalam keadaan panas, botol langsung ditutup, diangkut dan
dibiarkan dingin dengan sendirinya. Oleh karena itu, TBS (Teh Botol Sosro) tetap segar dan
tahan lama walaupun tanpa penambahan bahan pengawet selama kerapatan botol terjamin.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Uraian Proses
Uraian proses yang diberikan adalah uraian proses produksi pembuatan Teh Botol Sosro.
Sebelum proses pembuatan Teh botol Sosro dimulai dilakukan pengolahan air (Water
Treatment) terlebih dahulu karena air merupakan faktor penentu dalam proses pembuatan
minuman Teh botol Sosro. Water Treatment adalah proses penanganan air untuk pemurnian
terhadap kandungan-kandungan di dalam sumur baik yang bersifat kimia dan fisika. Maksud
dan Tujuan dilakukan proses Water Treatment adalah agar diperoleh air yang jernih, tanpa
rasa & warna sesuai standar.
3.2 Proses Pembuatan Teh Cair Pahit (TCP)
Teh wangi melati (Jasmine Tea) dimasukkan ke dalam extract tea tank dari pintu sisi
belakang tanki yang ditutup rapat kemudian air dari buffer tank III dialirkan melalui plateheat
exchanger yang akan mendidihkan air sampai suhunya 105ºC. Penyeduhan ini dilakukan
dengan selama 60 menit pada suhu 90 ºC dan tujuannya untum mengextract kandungan tanin
dalam teh, karena tanin merupakan komponen teh yang mempengaruhi warna, aroma, dan
rasa pada teh. Setelah penyeduhan selesai, extract tea tank langsung memisahkan ampas
tehnya karena di dalam extract tea tank terdapat saringan ynag terbuat dari kasa. Teh yang
telah terpisah dari ampasnya akan mengalai penyaringan tahap awal yang tujuannya adalah
untuk memisahkan kotoran kasar lainnya. Penyaringan ini terjadi didalam Niagara filter yang
kemudian dilanjutkan dengan penyaringan tahap kedua dengan filtrox filter yang mempunyai
30 lapisan dengan ukuran 0.4 mikron. Penyaringan ini tujuannya untuk menyaring teh cair
pahit (TCP) dari material halus sehingga akan diperoleh TCP yang sesuai dengan standar
sosro.
3.3 Proses Pembuatan Sirup
Gula dimasukkan sebanyak 500 kg/batch kedalam sugar dissolver tank melalui
pengumpan lalu dicampur dengan air panas dengan suhu 105ºC. Air yang digunakan adalah
air softener yang dilewatkan melalui Plat Heat Exchanger (PHE) dengan temperatur keluar
70 – 80 0C. Proses yang terjadi di Plat Heat Exchanger (PHE) adalah proses pertukaran atau
perpindahan panas antara steam temperatur tinggi dan air softener bertemperatur rendah.
Proses pemasakan gula dilakukan di dalam hopper lalu dipompakan ke desorver tank
berfungsi sebagai tempat pelarutan dan pengadukan gula. Di desorver tank penambahan air
softener dilakukan. Proses berlangsung selama 30 menit dengan suhu sekitar 60 – 80 ºC.
Setelah menjadi sirup, larutan dialirkan ke Niagara filter untuk penyaringan tahap awal yang
bertujuan untuk menyaring partikel kecil dan menjernihkan sirup. Sirup dialirkan ke softener
untuk menghilangkan kesadahannya. Sirup yang telah jernih dialirkan ke buffer syrup.
3.4 Proses Pembuatan Teh Cair Manis (TCM)
Pencampuran Syrup dan TCP dilakukan di mix tank dalam keadaan panas. Kapasitas mix
tank 6200 liter yang dilengkapi dengan pemanas yang berbentuk spiral menggunakan media
steam dan thermometer. Temperature di dalam mix tank berkisar 90 – 95 0C dilakukan
pengendalian kualitas standar produksi untuk kadar kemanisan dan warna teh cair. Campuran
sirup dan TCP filtrate volume 5000 liter dikirim ke mix tank dengan lama waktu berkisar 45–
60 menit diaduk untuk dihomogenkan. Pada saat volume 1000 liter, dengan menjalankan
pompa transfer syrup di transfer dengan volume 1000 liter dari buffer tank. Operator QC
mengambil sample melalui kran melalui mix tank untuk diukur tingkat kemanisannya di
laboratorium QC. Penentuan tingkat kemanisan dilakukan dengan menggunakan
refractometer. Warna disuaikan dengan warna yang telah menjadi standar sosro, dimana
standar warna sosro ada 3 yaitu A, B, dan C. Standar warna A berwarna pucat, standar warna
B gelap dan standar warna C lebih gelap dari B. Standar warna yang dipakai adalah standar
warna B+ yaitu antara warna B dan C. Bila tingkat warna dan tingkat kemanisan teh sesuai
dengan standar sosro, maka TCM siap ditransfer ke bottling line dengan lama waktu berkisar
90 menit maka dilanjutkan dengan penyaringan di bag filter yang tujuannya hanya untuk
memastikan tidak masuknya benda asing ke TCM pada saat sirkulasi yang dapat
mempengaruki produk akhir.
3.5 Pembotolan
TCM yang dihasilkan dikemas dalam botol kaca yang mempunyai volume 220 ml.
Karena investasi untuk botol cukup mahal, maka dapat dipakai prinsip pengembalian botol
(returnable bottle), artinya konsumen hanya membeli isinya saja tidak dengan botolnya.
Proses pembotolan (bottling line) Didalam gudang Peti Botol ini, botol dipisahkan dari crate
secara manual oleh operator, kemudian botol dan crate disortir. Tujuannya adalah untuk
memisahkan botol yang sangat kotor, botol yang tidak terlalu kotor dan botol yang masih
layak digunakan, Proses yang terjadi pada pembotolan adalah sebagai berikut:
Manual Depalitizer
Decrater
Botol Kosong Crate Kosong
Botol kosong dari PB (Peti Botol)
Botol washer Crate washer
Light Inspection Botol Kosong
Filler& Crowner
Light Inspection TBS
Printer
Crater
Manual Palletizer
Gudang PI (Peti Isi)
Botol asing,
Sompel,karat,
Botol kusam
TBS kurang dari 220 ml
a. Pensortiran Botol
Peti berisi botol kosong kotor dibawa dari gudang dengan memakai forklift. Botol
dipisahkan dari peti memakai mesin autz packer. Mesin mengambil botol kosong dari peti
dan meletakkanya di chain conveyor. Pada tahap awal operator akan mensortir botol.
Botol –botol kotor berat, kena cat, pecah , berjamur / lumut akan disisihkan. Untuk botol
kotor berat, berjamur, kena cat yang masih bisa digunakan akan dibersihkan secara
manual.
b. Pencucian Botol
Botol yang lewat penyortiran dibawa chain conveyor ke mesin washer. Proses
pencucian botol pada mesin washer terdiri dari beberapa tahap pencucian dengan tujuan
agar botol bersih dan steril. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Preposition Spraying
Tahap ini merupakan tahap pembasahan awal dimana botol akan disemprot
dengan air yang tujannnya adalah untuk menghilangkan kotoran yang mudah lepas.
b. Preposition Soaking
Tahap ini botol mengalami pencelupan yang tujuannya untuk melunakkan
kotoran yang tidak mudah lepas dapat terlepas dengan mudah.
c. LYE I
Tahap ini disebut juga tahap penyabunan dimana larutan yang digunakan
sebagai bahan sabun adalah NaOH. Botol mengalami pencelupan dan penyemprotan
dengan air yang berkekuatan tinggi.
d. LYE II
Tahap ini botol akan mengalami pembilan tahap awal. Tujuan proses ini untuk
membersihkan botol dari kotoran-kotoran yang masih melekat pada permukaan botol.
e. Hot Water I
Tahap ini dilakukan dengan pembilasan sisa NaOH dengan suhu tinggi. Suhu
tinggi dimaksudkan untuk mematikan bakteri dan mikroba lainnya yang tahan
terhadap panas. Pembilasan dilakukan dengan cara penyemprotan air panas pada
bagian luar dan dalam botol.
f. Hot Water II
Tahap ini botol mengalami penyemprotan ulang pada bagian luar dari dalam
botol dengan air panas sehingga botol benar-benar bersih dari larutan sabun dan
mikroba.
g. Fresh Water
Tahap ini botol disemprot dengan air segar yang panas untuk mensterilisasi
dan untuk memastikan kebersihan, botol sehingga botol yang keluar dari mesin
pencuci benar-benar dalam keadaan bersih dari kotoran dan bakteri.
Proses pencucian botol dilakukan dengan membuat laju alir air berlawanan
dengan masuknya botol. Hal ini bertujuan untuk menghemat energi dan efisiensi
penggunaan air. Pencucian krat kosong dilakukan dengan menggunakan mesin crate
washer. Air yang dipakai berasal dari hot water I, dimana prinsip pencuciannya hanya
penyemprotan bagian luar dan dalam krat. Setelah bersih krat masuk ke crater yaitu
mesin yang digunakan untuk pengemasan produk jadi.
a. Light Inspection I
Tahap ini dilakukan dengan pemeriksaan terhadap botol bersih secara visual setelah
dicuci pada mesin bottle washer. Botol diperiksa dengan latar belakang layar putih yang
diterangi cahaya lampu. Pemeriksaan ini dilakukan oleh operator yang bergantian.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan botol kusam, botol karat, botol asing dan botol
somplak. Botol yang lolos dari penyortiran ini akan dibawa conveyor menuju mesin filler
untuk diisi dengan TCM.
b. Pengisian Teh Cair Manis ke Botol
Teh manis yang berada di Mix Tank dan telah memenuhi standar akan dialirkan ke
mesin filter. Namun sebelum sampai ke mesin filter, dilakukan penyaringan di bagian filter
yang tujuannya sebagai penyaringan tambahan untuk memastikan tidak masuknya benda
asing pada saat disirkulasi. Kemudian teh cair manis di Pasteurizer. Proses Pasteurizer ini
bertujuan untuk menaikkan suhu teh cair manis walaupun ketika di Mix Tank, suhunya tetap
dijaga konstan. Namun ketika dialirkan ke mesin filter diperkirakan terjadi kehilangan panas
pada saat perjalanan. Pada saat pengisian, teh cair manis dan botol dalam keadaan bersuhu
tinggi hal ini dimaksudkan untuk mematikan bakteri yang terdapat di udara bebas yang dapat
masuk ke dalam botol. Metode inilah yang menyebabkan Teh Botol Sosro dapat awet dalam
jangka waktu setahun meskipun tanpa penambahan zat pengawet.
c. Pemberian Tutup Botol (Crown Cork)
Pemasangan tutup botol dilakukan dengan menggunakan crowner. Mesin crowner
sebelumnya akan mensterilkan crown cork dengan sistem UV. Teh botol dalam keadaan
panas langsung ditutup dengan menggunakan mesin crowner.
d. Light Inspection II
Tahap ini proses yang terjadi sama seperti proses light inspection I, hanya berbeda
pada kriteria pemeriksaannya saja. Light Inspection botol isi dimaksudkan untuk memeriksa
Teh Botol Sosro atas volume yang kurang dari 220 ml, crown cork yang tidak terpasang
dengan baik dan benar, botol retak dan adanya benda asing dalam botol. Selector akan
memeriksa secara visual botol yang lewat didepannya.
e. Pencetakan Kode Produksi
Botol yang berisi TCM dibawa oleh chain conveyor ke ink jet untuk mencetak kode
produksi dan tanggal kadaluarsa pada leher botol. Printer akan mencoba secara otomatis
berdasarkan sensor yang terdapat di bagian atas chain conveyor. Sensor ini akan mendeteksi
adanya botol ketika sinar infra merah yang ditembakkan sensor mengenai crown cork.
Pemberian kode produksi bertujuan untuk memudahkan menelusuri asal-usul The Botol
Sosro jika kemudian hari terdapat masalah. Dengan adanya kode produksi maka operator
yang bertanggung jawab pada pembuatan produk dan asal pabrik bottler dapat diketahui.
Kode produksi tersebut terdiri dari 2 baris masing-masing terdiri dari 6 digit. 200808 Tanggal
kadaluarsa 20 Agustus 2008 J1020C J : Kode PT. Sinar Sosro cab. Deli Serdang 10 20 : Jam
dan menit produksi C : Formasi produksi/regu.
f. Pencucian Peti Botol (Krat)
Peti botol yang telah kosong dibawa ke mesin crate washer dengan menggunakan
conveyor. Proses pencucian krat dilakukan dengan penyemprotan air bertekanan yang
disemprotkan pada krat yang berjalan melalui conveyor. Krat yang telah bersih selanjutnya
dibawa oleh conveyor ke mesin crater.
g. Crater
pengkodean selesai, maka botol akan dimasukkan ke dalam krat dengan
menggunakan mesin crater.
h. Penyimpanan dan Masa Inkubasi
Setelah kode produksi dicetak, Teh Botol Sosro (TBS) dimasukkan ke dalam peti
botol (krat) oleh mesin crater. Dalam satu krat terdiri dari 24 botol. Peti berisi disusun di atas
pallet sebanyak 60 buah, kemudian dibawa ke gudang bahan jadi memakai forklift. Di
gudang, pallet berisi peti isi disusun per batch produksi dan diberi nomor batch produkai,
nama kepala regu (supervisor) dan tanggal dimulai inkubasi. Sebelum dipasarkan, TBS
terlebih dahulu di inkubasi selama 2-3 hari. Setelah masa inkubasi selesai TBS diperiksa
kembali apakah ada terjadi perubahan pada TBS. hal-hal yang diperiksa antara lain meliputi :
basi, bau, perubahan warna dan rasa. Jika tidak terjadi perubahan pada TBS maka akan
dinyatakan Teh Botol Sosro siap untuk dipasarkan.
3.6 Mesin dan Peralatan
PT. Sinar Sosro dalam memproduksi Teh Botol Sosro menggunakan mesin dan
peralatan produksi otomatis dan semi otomatis yang terdiri dari :
3.6.1. Mesin
1) Bagian Water Treatment
a. Sand Filter
Tinggi Tangki : 180 cm
Diameter Tangki : 81 cm
Kapsitas Tangki : 3000 liter
Isi Media : Pasir kuarsa
Kegunaan : Untuk menyaring material berat dari air sumur
Cara kerja : Air dialirkan melalui tangki melalui lubang pemasukan yang terdapat di dinding
bagian atas tangki yang berisi pasir. Di bagian dasar dalam tabung terdapat tabung besi anti
karat berlubang banyak. Material kasar yang lolos dari pengendapan di sumur reservoir akan
tertahan di lapisan pasir yang mempunyai kerapatan tinggi.
b. Carbon Filter
Tinggi Tabung : 180 cm
Diameter tabung : 81 cm
Kapasitas : 3000 liter
Isi Media : Carbon Aktif
Berat Carbon : 525 kg
Kegunaan : Untuk menyaring material halus, bau, warna alami dari air sumur agar menjadi
bening dan tidak berbau.
Cara kerja : Cara kerja carbon filter ini sama dengan sand filter, yang membedakan adalah
zat penyaring yang digunakan yaitu : serbuk arang karbon (hidrodorco) yang fungsinya untuk
menahan karbon aktif supaya tidak dibawa air.
c. Softener
Tinggi Tangki : 180 cm
Diameter Tangki : 81 cm
Kapasitas Tangki : 2000 liter
Isi Media : Amberlite Resin
Volume Resin : 1500 liter
Kegunaan : Untuk menghilangkan kesadahan air
Cara kerja : Cara kerja carbon filter ini sama dengan sand filter dan carbon filter, yang
membedakan adalah zat penyaring yang digunakan yaitu : serbuk resin penukar ion
a. Buffer Tank
Kegunaan : Untuk menyimpan cadangan air sebelum digunakan untuk
pembuatan sirup, TCP, TCM, Freso, AMDK dan penambahan air untuk Post Caustic.
2) Bagian Kitchen Tea
1. Sugar tank
Kapasitas : 1500 liter
Kegunaan : Untuk membuat sirup gula
Cara kerja : Gula dan air dimasukkan melalui pengumpan dan dipompa masuk ke dalam
tangki. Koil panas yang melingkar di sekeliling tangki akan mendidihkan larutan air gula
hingga homogen. Panas koil diperoleh dari uap yang berasal dari boiler.
2. Extract Tea Tank
Kapasitas : 6000 liter
Kegunaan : Untuk menyeduh daun teh menjadi extract
Cara kerja : Daun teh yang dimasukkan melalui feeding berupa pintu yang terdapat di dinding
tangki. Pintu ditutup dan dikunci dengan pengunci ulir. Setelah daun teh dimasukkan
kemudian kran pemasukan air panas dibuka yang mengalirkan air mendidih berasal dari plate
heat
exchanger.
3. Mix Tank
Kapasitas : 6000 liter
Kegunaan : Untuk tempat mencampur sirup dan teh cair pahit menjadi teh cair manis.
Cara kerja : Extract Tea dan sirup yang telah disaring akan dialirkan ke Mix Tank untuk
dicampur. Pertama sekali dimasukkan sirup yang kemudian disusul extract Tea dan diukur
kemanisannya. Koil yang terdapat di sekeliling Mix Tank akan mempertahankan suhu teh cair
manis tetap dalam kondisi panas.
4. Plate Heat Exchange (PHE)
Merk : Alva Laval
Type : M6-MFM
Kegunaan : Menghasilkan air panas untuk bahan baku penyeduhan daun teh.
Cara kerja : Di dalam mesin terdapat plate yang disusun selang-seling, di dalam plate
terdapat saluran uap panas untuk mengalirkan uap dari boiler. Air segar yang telah melalui
penyaringan di water treatment akan mengalir melaului sela-sela plate. Ketika mengalir air
akan menyerap panas plate hingga air mendidih.
5. Cosmos Filter
Merk : Seitz
Kegunaan : Untuk memfilter koloid yang berukuran lebih besar dari 4 mikron.
3) Bagian Bottling Line
1. Decrater
Merk : KHS-Jerman
Type : Innopack PP A1 – 1400
Kapasitas : 750 krat/jam
Kegunaan : Untuk mengeluarkan botol kosong dari krat.
Cara kerja : Krat yang diletakkan ke roller dan didorong menuju mesin. Krat akan mengenai
tuas yang berfungsi sebagai switch yang akan menghidupkan decrater untuk bergerak
mengambil botol kosong dari krat.
2. Bottle Washer
Merk : Seinz Penta
Type : VB Vontana Jerman
Kapasitas : 22.500 krat/jam
Kegunaan : Untuk proses pencucian botol sebelum pengisian TCM
Cara kerja : Mesin pencuci botol beroperasi secara bertahap. Tenaga penggerak yang
digerakkan oleh motor elektronik di transfer ke roda-roda gerigi melalui sebuah alat pengatur
(regulating drive) dan reduction gear.
3. Filler
Merk : Strok
Type : TCMO 080128
Kapasitas : 22.500 krat/jam
Kegunaan : Untuk mengisi teh cair manis ke dalam botol
Cara kerja : Botol yang berada di mulut mesin akan diputar oleh pendorong sampai
kedudukannya. Selanjutnya dudukan yang bekerja otomatis akan menaikkan botol ke katup
pengisian menggunakan tekanan spring/per ulir. Bersamaan dengan berjalan melingkarnya
botol dengan teh cair manis selama waktu yang telah ditentukan. Setelah diisi botol akan
diturunkan kembali, setelah turun botol akan didorong ke chain conveyor untuk dibawa ke
mesin crowner.
4. Crowner
Merk : Goudsmit
Type : TCMO 080128
Kapasitas : 22.500 krat/jam
Kegunaan : Untuk menutup botol dengan crown cork.
Cara kerja : Crown cork dimasukkan ke bagian atas mesin. Crown cork itu akan secara
otomatis tersusun di relnya yang dapat memegang satu crown cork setiap waktunya. Botol
yang otomatis akan terpasang ke botol.
5. Ink Jet Printer
Merk : Marconi data sistem ink
Type : Excel/ 170i/ AF
Kapasitas : 22.500 krat/jam
Kegunaan : Untuk mencetak kode produksi di dinding botol
Cara kerja : Botol yang dibawa oleh chain conveyor akan diletakkan dengan mesin pencetak
dengan sinar infra merah tepat di bagian sisi botol. Jika sensor menerima pantulan sinar yang
mengenai sisi botol maka secara otomatis akan menyemprotkan tinta sesuai dengan format
yang telah ditentukan di layar mini monitor printer yang berisi tanggal kadaluarsa, jam dan
menit produksi.
6. Crater
Merk : KHS-Jerman
Type : Innopack PP E1-1400
Kapasitas : 22.500 krat/jam
Kegunaan : Untuk mengisi Teh Botol Sosro ke dalam krat
Cara kerja : Botol dibawa menuju mesin menggunakan chain
conveyor. Di mulut mesin terdapat penggerak yang lain mengatur botol hingga tersusun
persegi panjang berukuran 4x6 botol. Sensor kemudian akan menggerakkan lengan crater
untuk mengambil botol. Udara akan dipompa ke slave hingga slave akan menyempit dan
menjepit botol. Botol yang telah terjepit kemudian akan diangkat dan dimasukkan ke dalam
krat.
3.6.2 Peralatan
Peralatan adalah alat perlengkapan yang mendukung dalam perusahaan. Peralatan yang
digunakan adalah :
1. Forklift
Merk : Komatsu
Kapasitas : 3.5 ton
Fungsi : Membawa dan menyusun peti isi yang disusun di atas pallet dari produksi ke gudang
barang jadi dan dari gudang barang jadi ke truk dan membawa karung-karung gula dan teh.
2. Chain Conveyor
Jenis : Metal Plate
Lebar : 20 cm
Tinggi : 125 cm
Fungsi : Membawa botol melewati seluruh unit mesin pada
bottling line.
3. Reservoir
Kapasitas : 120 cm3
Fungsi ` : Bak penampungan dan cadangan air sumur.
3.6.3. Utilitas
Selain mesin dan peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan proses produksi
sehari-hari, digunakan juga sarana pendukung operasi pabrik (utilitas) yaitu : segala
kelengkapan yang berhubungan dengan jalannya proses produksi dan kebutuhan yang
diperlukan.
Unit-unit pendukung pada PT. Sinar Sosro , dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Pembangkit listrik, yang diperoleh dari jaringan PLN dengan beban tersambung sebesar
900 KVA dan 1 Generator Set (genset) dengan kapasitas 330 KVA.
Tenaga listrik ini digunakan sebagai :
- Penggerak mesin dan peralatan produksi
- Penerangan lingkungan pabrik
2. Mesin air, yang digunakan untuk memompa air dari sumur bor ke dalam tangki
penampungan air. Kebutuhan air ini digunakan sebagai :
- Bahan baku untuk memproduksi Teh Botol Sosro
- Keperluan service peralatan dan karyawan di pabrik
- Keperluan seluruh bagian-bagian pabrik
3. Bengkel (Work Shop), digunakan untuk membantu kelancaran proses produksi. Fungsi
Bengkel (Work Shop) digunakan untuk mendukung dan membantu kelancaran proses
produksi : Bengkel (Work Shop) dipergunakan sebagai :
- Untuk memperbaiki mesin atau peralatan yang rusak
- Tempat penyimpanan mesin dan peralatan yang baru (stock) dan yang rusak untuk
diperbaiki
4. Tempat istirahat karyawan, yang dipergunakan sebagai : tempat pelayanan oleh perusahaan
untuk memungkinkan para karyawan diransang untuk produktif, yang meliputi :
- Ruang istirahat karyawan
- Ruang makan
- Musholla
- Lapangan bola volly
- Lapangan bulu tangkis
3.6.4. “Safety & Fire Protection”
Peralatan pelindung dan keselamatan kerja (safety protector) adalah peralatan yang
digunakan sebagai pelindung diri pada saat bekerja, terutama di lapangan (pabrik) dengan
tujuan untuk mengurangi akibat dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Di PT. Sinar
Sosro, penggunaan safety protector pada saat bekerja di pabrik adalah sebuah kewajiban yang
harus ditaati.
Beberapa jenis safety protector atau alat pelindung keselamatan kerja yang digunakan di PT.
Sinar Sosro, antara lain :
1. Helm
Sebagai pengaman kepala dari benda-benda yang jatuh dari atas
2. Sarung Tangan
Sebagai pelindung jari atau tangan dari bahan yang panas, bahan kimia yang beracun
dan berbahaya, atau ketika melakukan pekerjaan yang memotong.
3. Kacamata
Sebagai pelindung mata dari debu, sinar ultraviolet dan radiasi
4. Masker
Sebagai pelindung paru-paru dan saluran pernafasan dari debu dan gas beracun
5. Tutup Telinga
Sebagai pelindung telinga dari suara-suara yang bising
6. Sepatu Pengaman
Sebagai pelindung kaki dari air yang kotor dan benda panas
7. Sepatu boot
Sebagai pelindung kaki dari air yang kotor dan benda panas