laporan ergonomi

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Teh A. Kisah SHEN NUNG Negeri Cina dipercayai sebagai tempat kelahiran tanaman Teh. Kisah yang paling banyak diikuti tentang asal usul Teh, adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung yang hidup sekitar tahun 2737 sebelum masehi. Kaisar Shen Nung juga disebut sebagai Bapak Tanaman Obat-Obatan Tradisional Cina saat itu. Konon kabarnya, pada suatu hari ketika sang Kaisar sedang bekerja di salah satu sudut kebunnya, terlebih dahulu ia merebus air dikuali di bawah rindangan pohon. Secara kebetulan, angin bertiup cukup keras dan menggugurkan beberapa helai daun pohon tersebut dan jatuh kedalam rebusan air dan terseduh. Sewaktu sang Kaisar meminum air rebusan tersebut, ia merasa bahwa air yang diminumnya lebih sedap daripada air putih biasa, dan menjadikan badan lebih segar. Daun yang terseduh kedalam rebusan air sang Kaisar adalah daun Teh. Dan sejak saat itu teh mulai dikenal dan disebarluaskan. B. Kisah DARUMA Bangsa Jepang, memiliki cerita lain tentang Teh yang dikaitkan dengan penyebaran agama Budha oleh seorang pendeta budha bernama Daruma yang hidup sekitar tahun 520 M. Menurut legenda, pohon Teh pertama tumbuh dari potongan kelopak matanya. Hal tersebut terjadi karena sewaktu Daruma sedang bertapa, ia tertidur dan ketika terjaga ia sangat marah karena ia sampai tertidur pada saat bertapa. Untuk mencegah jangan

Upload: priska

Post on 14-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Ergonomi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Teh

A. Kisah SHEN NUNG

Negeri Cina dipercayai sebagai tempat kelahiran tanaman Teh. Kisah yang paling

banyak diikuti tentang asal usul Teh, adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung yang hidup

sekitar tahun 2737 sebelum masehi. Kaisar Shen Nung juga disebut sebagai Bapak Tanaman

Obat-Obatan Tradisional Cina saat itu. Konon kabarnya, pada suatu hari ketika sang Kaisar

sedang bekerja di salah satu sudut kebunnya, terlebih dahulu ia merebus air dikuali di bawah

rindangan pohon. Secara kebetulan, angin bertiup cukup keras dan menggugurkan beberapa

helai daun pohon tersebut dan jatuh kedalam rebusan air dan terseduh. Sewaktu sang Kaisar

meminum air rebusan tersebut, ia merasa bahwa air yang diminumnya lebih sedap daripada

air putih biasa, dan menjadikan badan lebih segar. Daun yang terseduh kedalam rebusan air

sang Kaisar adalah daun Teh. Dan sejak saat itu teh mulai dikenal dan disebarluaskan.

B. Kisah DARUMA

Bangsa Jepang, memiliki cerita lain tentang Teh yang dikaitkan dengan penyebaran

agama Budha oleh seorang pendeta budha bernama Daruma yang hidup sekitar tahun 520 M.

Menurut legenda, pohon Teh pertama tumbuh dari potongan kelopak matanya. Hal tersebut

terjadi karena sewaktu Daruma sedang bertapa, ia tertidur dan ketika terjaga ia sangat marah

karena ia sampai tertidur pada saat bertapa. Untuk mencegah jangan sampai tertidur kembali,

maka Daruma memotong kedua belah kelopak matanya dan dibuang ke tempat tak jauh dari

dia bertapa. Tidak lama setelah itu, tempat dimana kedua belah kelopak mata Daruma

dibuang tumbuhlah pohon yang kita sebut sebagai pohon Teh dan menjadi tanaman Teh

pertama versi Bangsa Jepang.

C. Kisah LU YU

Untuk pertama kalinya pada tahun 780 seorang cendikiawan bernama LU YU

mengumpulkan dan membukukan temuan-temuan akan manfaat dan kegunaan The kedalam

sebuah literatur mengenai Teh, yaitu Ch'a Cing atau The Classic Of Tea.

Page 2: Laporan Ergonomi

1.2 Masuknya Teh ke Indonesia

Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1686 ketika seorang Belanda bernama Dr.

Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia yang pada saat itu penggunaannya hanya sebagai

tanaman hias.

Baru pada tahun 1728, pemerintah Belanda mulai memperhatikan Teh dengan

mendatangkan biji-biji Teh secara besar-besaran dari Cina untuk dibudayakan di pulau Jawa.

Usaha tersebut tidak terlalu berhasil dan baru berhasil setelah pada tahun 1824 Dr.Van

Siebold seorang ahli bedah tentara Hindia Belanda yang pernah melakukan penelitian alam di

Jepang mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit Teh dari Jepang. Usaha

perkebunan Teh pertama dipelopori oleh Jacobson pada tahun 1828 dan sejak itu menjadi

komoditas yang menguntungkan pemerintah Hindia Belanda, sehingga pada masa

pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, Teh menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam

rakyat melalui politik Tanam Paksa ( Culture Stetsel ). Pada masa kemerdekaan, usaha

perkebunan dan perdagangan Teh diambil alih oleh pemerintah RI. Sekarang, perkebunan

dan perdagangan Teh juga dilakukan oleh pihak swasta

1.3 Teh Botol SOSRO

Perusahaan minuman Sosro pada awalnya merupakan perusahaan keluarga yang

didirikan oleh Bapak Sosrodjojo (alm) pada tahun 1940. Merek Sosro yang dipakai

merupakan singkatan dari nama Bapak Sosrodjojo yang mulai merintis usaha teh wangi

melati pada tahun 1940 di Slawi. Teh wangi melati diperkenalkan pertama kali bermerek Cap

Botol. Tahun 1965 teh wangi melati Cap Botol yang sudah terkenal di daerah Jawa dan mulai

diperkenalkan di Jakarta.

Salah satu dari beberapa pabrik Teh Botol Sosro yang berada di bawah Sosro Group

adalah PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang yang berlokasi di Tanjung Morawa. Perusahaan

ini merupakan perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang bergerak di

bidang minuman ringan yang tidak menggunakan bahan pengawet dan zat pewarna.

Perusahaan ini diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 28 Juli 1984 dengan nama PT.

Toba Sosro Kencono oleh Gubernur Sumatera Utara yang pada waktu itu adalah Bapak

Kaharuddin Nasution.

Pada tanggal 2 Januari 1995, perusahaan ini berganti nama dari PT. Toba Sosro

Kencono menjadi PT. Reksobudi Adijaya. Hal ini terjadi karena adanya pergantian mesin

produksi, dimana mesin milik PT. Sinar Sosro Kencono dibawa ke Unggaran (Jawa Tengah)

sedangkan mesin penggantinya dibawa dari Jakarta, sehingga PT. Sinar Sosro Kencono

Page 3: Laporan Ergonomi

berpindah alamat ke Unggaran. Perpindahan mesin ini didasarkan pada kapasitas produksi

dan permintaan konsumen.

Salah satu fungsi perusahaan yang erat kaitannya dengan penciptaan produk adalah

fungsi produksi. Fungsi produksi merupakan fungsi perusahaan dalam usaha memanfaatkan

faktor-faktor produksi dalam perusahaan, mengingat fungsi produksi dalam perusahhan

adalah mengolah bahan baku menjadi barang jadi, maka faktor produksi yang perlu mendapat

perhatian adalah bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk, proses produksi,

perawatan mesin produksi dan yang lainnya menjadi point dalam penciptaan produk,

sehingga produk yang akan diproduksi sesuai dengan yang diinginkan oleh produsen maupun

konsumen.

Adanya revolusi industri dan perkembangan teknologi yang pesat, maka telah berhasil

diketemukan berbagai macam mesin dan peralatan kerja yang semakin kompleks cara

kerjanya. Tidak seperti halnya pada manual man-machine system, maka dalam semiautomatic

man-machine system akan ada mekanisme khusus yang akan mengolah masukan (input) atau

informasi dari luar sebelum masuk kedalam sistem manusia. Demikian pula reaksi yang

berasal dari sistem manusia ini akan diolah atau dikontrol terlebih dahulu melewati suatu

mekanisme tertentu sebelum suatu output berhasil diproses.

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui proses produksi Teh Botol Sosro di PT.Sinar Sosro Pabrik Deli

Serdang.

2. Untuk melihat Man-Machine dan Desain tempat kerja di PT. Sinar Sosro Pabrik Deli

Serdang.

Page 4: Laporan Ergonomi

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Mengenal Teh

Tanaman Teh dengan nama latin Camelia Sinensis, yang masih termasuk keluarga

Camelia, pada umumnya tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian antara

200 s/d 2.000 meter diatas permukaan laut dengan suhu cuaca antara 14 s/d 25 derajat celsius.

Ketinggian tanaman dapat mencapai 9 meter untuk Teh Cina dan Teh Jawa, sedangkan untuk

Teh jenis Assamica dapat mencapai 12 s/d 20 meter. Namun untuk mempermudah pemetikan

daun-daun Teh sehingga mendapatkan pucuk daun muda yang baik, maka pohon Teh selalu

dijaga pertumbuhannya (dipotong) sampai 1 meter. Karena tanaman Teh semakin

berkembang menjadi tanaman perdagangan, maka jenis tanaman Teh juga berkembang

menjadi beraneka ragam. Keragaman ini adalah hasil dari penyilangan berbagai jenis

tanaman Teh serta pengaruh tanah dan iklim yang menghasilkan hasil panen yang berbeda.

Hingga saat ini, seluruh dunia kurang lebih terdapat 1.500 jenis Teh yang berasal dari 25

negara yang berbeda. Namun jenis The pada dasarnya hanya terdiri dari 3 kelompok utama :

a. Black Tea ( Teh Hitam ) Adalah jenis Teh yang dalam pengolahannya, melalui proses

fermentasi secara penuh.

b. Oolong Tea ( Teh Oolong ) Adalah jenis Teh yang dalam pengolahannya hanya melalui

setengah proses fermentasi.

c. Green Tea ( Teh Hijau ) Adalah Jenis Teh yang dalam pengolahannya tidak melalui

proses fermentasi.

Di Indonesia, jenis Teh yang paling populer adalah Jasmine Tea (Teh Wangi Melati)

yaitu Teh Hijau yang dicampur bunga melati sehingga menimbulkan aroma atau wangi yang

khas.

2.1.1 Manfaat Teh

1) Memperkuat Gigi & Mencegah Karies pada Gigi, Unsur Flouride ( F ) yang cukup

tinggi pada Teh, dapat membantu dalam mencegah tumbuhnya karies pada gigi serta

dapat memperkuat gigi.

2) Mengurangi Resiko Keracunan Makanan Unsur Catechin (salah satu unsur dalam

Polyphenols), telah terbukti bahwa unsur tersebut memiliki kemampun untuk

menghentikan pertumbuhan beberapa bakteri yang menyebabkan keracunan makanan

(menurut penelitian dari Taiwan dan Jepang).

Page 5: Laporan Ergonomi

3) Memperkuat Daya Tahan Tubuh, Dengan adanya vitamin C dan vitamin E, maka The

dapat juga membantu memperkuat daya tahan tubuh.

4) Menyegarkan Tubuh Teh mengandung sejenis kafein yang berbeda dengan kopi,

maka The juga dapat merangsang sistem syaraf tubuh kita sehingga pengambilan

oksigen kedalam tubuh lebih lancar.

5) Mencegah Tekanan Darah Tinggi, Epigallocatechin dan epicatechin gallat yang

merupakan varian dari catechin, tenyata mampu bertindak sebagai inhibitor dari pada

angiotensin trasferase, yaitu enzim penyebab tekanan darah tinggi. Lebih lanjut dapat

pula disimpulkan bahwa dengan kemampuan catechin untuk mencegah tekanan darah

tinggi,mengurangi kadar kolesterol dalam darah dan menangkal radikal bebas,maka

catechin juga bias mengurangi resiko penyakit kardiovascular.

6) Menangkal Kolesterol, Catechin, ternyata juga telah dibuktikan bahwa dapat

mengurangi penimbunan kolesterol dalam darah dan mempercepat pembuangan

kolesterol melalui feces.

7) Mengoptimalkan Metabolisme Gula Mangan (Mn), yang terkandung dalam Teh bisa

membantu penguraian gula menjadi energi. Dengan demikian Teh bisa membantu

menjaga kadar gula dalam darah.

8) Mencegah Pertumbuhan Kanker, Kemampuan Catechin (salah satu unsure dalam

Polyphenols) dapat menghambat terjadinya mutasi pada selsel tubuh dan menetralisir

radikal bebas.

2.2 PROSES PRODUKSI

2.2.1 Proses Produksi Teh Botol

2.2.1.1 Deskripsi

Produk Teh Botol Sosro, terbuat dari seduhan Teh Wangi Melati, difilter dan dicampur

dengan sirup gula cair yang diperoleh dengan melarutkan gula pasir putih.

2.2.1.2 Bahan Baku

Bahan baku produk Teh Botol SOSRO hanya terdiri dari :

- Teh Wangi Melati ( Jasmine Tea )

- Gula Pasir

- Air

2.2.1.3 Proses Pembuatan

Proses Pembuatan dari Teh Botol Sosro, terdiri dari 5 tahapan, yaitu :

Page 6: Laporan Ergonomi

Tahap I : Penyeduhan TEH

Teh Wangi Melati, diseduh di dalam tangki ekstraksi dengan air mendidih yang sudah

melalui proses filtrasi dan pemanasan. Setelah proses penyeduhan Teh selesai, maka Teh Cair

Pahit ( TCP ) hasil seduhan tersebut dilewatkan ke filter cosmos dan ditampung di tangki

pencampuran ( Mixing Tank ).

Tahap II : Pelarutan Gula

Gula pasir putih, dilarutkan dengan air panas di tangki pelarutan gula sampai menjadi

sirup gula. Sirup Gula ini kemudian difilter dan dipompa kedalam tangki penampungan.

Tahap III : Pencampuran

Dari tangki penampungan, sirup gula dipompa ke tangki pencampuran hingga kadar

gula untuk Teh Cair Manis ( TCM ) mencapai standar yang telah ditentukan.

Tahap IV : Pemanasan Teh Cair Manis

Teh Cair Manis ( TCM ) adalah hasil pencampuran Teh Cair Pahit ( TCP ) dengan

sirup gula yang kemudian dipompa ke unit pasteurisasi ( Proses Pemanasan ). Pada proses ini

TCM dipanaskan dengan Heat Exchanger (Pemanas Tidak Langsung) hingga mencapai

temperatur diatas 90° C.

Tahap V : Pengisian Dalam Botol

Dari unit pasteurisasi ini TCM dipompa ke mesin pengisi botol. Di stasiun ini, TCM

dengan temperatur diatas 90° C diisi kedalam botol panas yang sudah dicuci dan steril,

sehingga bebas dari kuman. Dalam keadaan panas, botol langsung ditutup, diangkut dan

dibiarkan dingin dengan sendirinya. Oleh karena itu, TBS (Teh Botol Sosro) tetap segar dan

tahan lama walaupun tanpa penambahan bahan pengawet selama kerapatan botol terjamin.

Page 7: Laporan Ergonomi

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Uraian Proses

Uraian proses yang diberikan adalah uraian proses produksi pembuatan Teh Botol Sosro.

Sebelum proses pembuatan Teh botol Sosro dimulai dilakukan pengolahan air (Water

Treatment) terlebih dahulu karena air merupakan faktor penentu dalam proses pembuatan

minuman Teh botol Sosro. Water Treatment adalah proses penanganan air untuk pemurnian

terhadap kandungan-kandungan di dalam sumur baik yang bersifat kimia dan fisika. Maksud

dan Tujuan dilakukan proses Water Treatment adalah agar diperoleh air yang jernih, tanpa

rasa & warna sesuai standar.

3.2 Proses Pembuatan Teh Cair Pahit (TCP)

Teh wangi melati (Jasmine Tea) dimasukkan ke dalam extract tea tank dari pintu sisi

belakang tanki yang ditutup rapat kemudian air dari buffer tank III dialirkan melalui plateheat

exchanger yang akan mendidihkan air sampai suhunya 105ºC. Penyeduhan ini dilakukan

dengan selama 60 menit pada suhu 90 ºC dan tujuannya untum mengextract kandungan tanin

dalam teh, karena tanin merupakan komponen teh yang mempengaruhi warna, aroma, dan

rasa pada teh. Setelah penyeduhan selesai, extract tea tank langsung memisahkan ampas

tehnya karena di dalam extract tea tank terdapat saringan ynag terbuat dari kasa. Teh yang

telah terpisah dari ampasnya akan mengalai penyaringan tahap awal yang tujuannya adalah

untuk memisahkan kotoran kasar lainnya. Penyaringan ini terjadi didalam Niagara filter yang

kemudian dilanjutkan dengan penyaringan tahap kedua dengan filtrox filter yang mempunyai

30 lapisan dengan ukuran 0.4 mikron. Penyaringan ini tujuannya untuk menyaring teh cair

pahit (TCP) dari material halus sehingga akan diperoleh TCP yang sesuai dengan standar

sosro.

3.3 Proses Pembuatan Sirup

Gula dimasukkan sebanyak 500 kg/batch kedalam sugar dissolver tank melalui

pengumpan lalu dicampur dengan air panas dengan suhu 105ºC. Air yang digunakan adalah

air softener yang dilewatkan melalui Plat Heat Exchanger (PHE) dengan temperatur keluar

70 – 80 0C. Proses yang terjadi di Plat Heat Exchanger (PHE) adalah proses pertukaran atau

perpindahan panas antara steam temperatur tinggi dan air softener bertemperatur rendah.

Proses pemasakan gula dilakukan di dalam hopper lalu dipompakan ke desorver tank

Page 8: Laporan Ergonomi

berfungsi sebagai tempat pelarutan dan pengadukan gula. Di desorver tank penambahan air

softener dilakukan. Proses berlangsung selama 30 menit dengan suhu sekitar 60 – 80 ºC.

Setelah menjadi sirup, larutan dialirkan ke Niagara filter untuk penyaringan tahap awal yang

bertujuan untuk menyaring partikel kecil dan menjernihkan sirup. Sirup dialirkan ke softener

untuk menghilangkan kesadahannya. Sirup yang telah jernih dialirkan ke buffer syrup.

3.4 Proses Pembuatan Teh Cair Manis (TCM)

Pencampuran Syrup dan TCP dilakukan di mix tank dalam keadaan panas. Kapasitas mix

tank 6200 liter yang dilengkapi dengan pemanas yang berbentuk spiral menggunakan media

steam dan thermometer. Temperature di dalam mix tank berkisar 90 – 95 0C dilakukan

pengendalian kualitas standar produksi untuk kadar kemanisan dan warna teh cair. Campuran

sirup dan TCP filtrate volume 5000 liter dikirim ke mix tank dengan lama waktu berkisar 45–

60 menit diaduk untuk dihomogenkan. Pada saat volume 1000 liter, dengan menjalankan

pompa transfer syrup di transfer dengan volume 1000 liter dari buffer tank. Operator QC

mengambil sample melalui kran melalui mix tank untuk diukur tingkat kemanisannya di

laboratorium QC. Penentuan tingkat kemanisan dilakukan dengan menggunakan

refractometer. Warna disuaikan dengan warna yang telah menjadi standar sosro, dimana

standar warna sosro ada 3 yaitu A, B, dan C. Standar warna A berwarna pucat, standar warna

B gelap dan standar warna C lebih gelap dari B. Standar warna yang dipakai adalah standar

warna B+ yaitu antara warna B dan C. Bila tingkat warna dan tingkat kemanisan teh sesuai

dengan standar sosro, maka TCM siap ditransfer ke bottling line dengan lama waktu berkisar

90 menit maka dilanjutkan dengan penyaringan di bag filter yang tujuannya hanya untuk

memastikan tidak masuknya benda asing ke TCM pada saat sirkulasi yang dapat

mempengaruki produk akhir.

3.5 Pembotolan

TCM yang dihasilkan dikemas dalam botol kaca yang mempunyai volume 220 ml.

Karena investasi untuk botol cukup mahal, maka dapat dipakai prinsip pengembalian botol

(returnable bottle), artinya konsumen hanya membeli isinya saja tidak dengan botolnya.

Proses pembotolan (bottling line) Didalam gudang Peti Botol ini, botol dipisahkan dari crate

secara manual oleh operator, kemudian botol dan crate disortir. Tujuannya adalah untuk

memisahkan botol yang sangat kotor, botol yang tidak terlalu kotor dan botol yang masih

layak digunakan, Proses yang terjadi pada pembotolan adalah sebagai berikut:

Page 9: Laporan Ergonomi

Manual Depalitizer

Decrater

Botol Kosong Crate Kosong

Botol kosong dari PB (Peti Botol)

Botol washer Crate washer

Light Inspection Botol Kosong

Filler& Crowner

Light Inspection TBS

Printer

Crater

Manual Palletizer

Gudang PI (Peti Isi)

Botol asing,

Sompel,karat,

Botol kusam

TBS kurang dari 220 ml

a. Pensortiran Botol

Peti berisi botol kosong kotor dibawa dari gudang dengan memakai forklift. Botol

dipisahkan dari peti memakai mesin autz packer. Mesin mengambil botol kosong dari peti

dan meletakkanya di chain conveyor. Pada tahap awal operator akan mensortir botol.

Botol –botol kotor berat, kena cat, pecah , berjamur / lumut akan disisihkan. Untuk botol

kotor berat, berjamur, kena cat yang masih bisa digunakan akan dibersihkan secara

manual.

b. Pencucian Botol

Botol yang lewat penyortiran dibawa chain conveyor ke mesin washer. Proses

pencucian botol pada mesin washer terdiri dari beberapa tahap pencucian dengan tujuan

agar botol bersih dan steril. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Preposition Spraying

Tahap ini merupakan tahap pembasahan awal dimana botol akan disemprot

dengan air yang tujannnya adalah untuk menghilangkan kotoran yang mudah lepas.

b. Preposition Soaking

Tahap ini botol mengalami pencelupan yang tujuannya untuk melunakkan

kotoran yang tidak mudah lepas dapat terlepas dengan mudah.

Page 10: Laporan Ergonomi

c. LYE I

Tahap ini disebut juga tahap penyabunan dimana larutan yang digunakan

sebagai bahan sabun adalah NaOH. Botol mengalami pencelupan dan penyemprotan

dengan air yang berkekuatan tinggi.

d. LYE II

Tahap ini botol akan mengalami pembilan tahap awal. Tujuan proses ini untuk

membersihkan botol dari kotoran-kotoran yang masih melekat pada permukaan botol.

e. Hot Water I

Tahap ini dilakukan dengan pembilasan sisa NaOH dengan suhu tinggi. Suhu

tinggi dimaksudkan untuk mematikan bakteri dan mikroba lainnya yang tahan

terhadap panas. Pembilasan dilakukan dengan cara penyemprotan air panas pada

bagian luar dan dalam botol.

f. Hot Water II

Tahap ini botol mengalami penyemprotan ulang pada bagian luar dari dalam

botol dengan air panas sehingga botol benar-benar bersih dari larutan sabun dan

mikroba.

g. Fresh Water

Tahap ini botol disemprot dengan air segar yang panas untuk mensterilisasi

dan untuk memastikan kebersihan, botol sehingga botol yang keluar dari mesin

pencuci benar-benar dalam keadaan bersih dari kotoran dan bakteri.

Proses pencucian botol dilakukan dengan membuat laju alir air berlawanan

dengan masuknya botol. Hal ini bertujuan untuk menghemat energi dan efisiensi

penggunaan air. Pencucian krat kosong dilakukan dengan menggunakan mesin crate

washer. Air yang dipakai berasal dari hot water I, dimana prinsip pencuciannya hanya

penyemprotan bagian luar dan dalam krat. Setelah bersih krat masuk ke crater yaitu

mesin yang digunakan untuk pengemasan produk jadi.

a. Light Inspection I

Tahap ini dilakukan dengan pemeriksaan terhadap botol bersih secara visual setelah

dicuci pada mesin bottle washer. Botol diperiksa dengan latar belakang layar putih yang

diterangi cahaya lampu. Pemeriksaan ini dilakukan oleh operator yang bergantian.

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan botol kusam, botol karat, botol asing dan botol

Page 11: Laporan Ergonomi

somplak. Botol yang lolos dari penyortiran ini akan dibawa conveyor menuju mesin filler

untuk diisi dengan TCM.

b. Pengisian Teh Cair Manis ke Botol

Teh manis yang berada di Mix Tank dan telah memenuhi standar akan dialirkan ke

mesin filter. Namun sebelum sampai ke mesin filter, dilakukan penyaringan di bagian filter

yang tujuannya sebagai penyaringan tambahan untuk memastikan tidak masuknya benda

asing pada saat disirkulasi. Kemudian teh cair manis di Pasteurizer. Proses Pasteurizer ini

bertujuan untuk menaikkan suhu teh cair manis walaupun ketika di Mix Tank, suhunya tetap

dijaga konstan. Namun ketika dialirkan ke mesin filter diperkirakan terjadi kehilangan panas

pada saat perjalanan. Pada saat pengisian, teh cair manis dan botol dalam keadaan bersuhu

tinggi hal ini dimaksudkan untuk mematikan bakteri yang terdapat di udara bebas yang dapat

masuk ke dalam botol. Metode inilah yang menyebabkan Teh Botol Sosro dapat awet dalam

jangka waktu setahun meskipun tanpa penambahan zat pengawet.

c. Pemberian Tutup Botol (Crown Cork)

Pemasangan tutup botol dilakukan dengan menggunakan crowner. Mesin crowner

sebelumnya akan mensterilkan crown cork dengan sistem UV. Teh botol dalam keadaan

panas langsung ditutup dengan menggunakan mesin crowner.

d. Light Inspection II

Tahap ini proses yang terjadi sama seperti proses light inspection I, hanya berbeda

pada kriteria pemeriksaannya saja. Light Inspection botol isi dimaksudkan untuk memeriksa

Teh Botol Sosro atas volume yang kurang dari 220 ml, crown cork yang tidak terpasang

dengan baik dan benar, botol retak dan adanya benda asing dalam botol. Selector akan

memeriksa secara visual botol yang lewat didepannya.

e. Pencetakan Kode Produksi

Botol yang berisi TCM dibawa oleh chain conveyor ke ink jet untuk mencetak kode

produksi dan tanggal kadaluarsa pada leher botol. Printer akan mencoba secara otomatis

berdasarkan sensor yang terdapat di bagian atas chain conveyor. Sensor ini akan mendeteksi

adanya botol ketika sinar infra merah yang ditembakkan sensor mengenai crown cork.

Pemberian kode produksi bertujuan untuk memudahkan menelusuri asal-usul The Botol

Sosro jika kemudian hari terdapat masalah. Dengan adanya kode produksi maka operator

yang bertanggung jawab pada pembuatan produk dan asal pabrik bottler dapat diketahui.

Page 12: Laporan Ergonomi

Kode produksi tersebut terdiri dari 2 baris masing-masing terdiri dari 6 digit. 200808 Tanggal

kadaluarsa 20 Agustus 2008 J1020C J : Kode PT. Sinar Sosro cab. Deli Serdang 10 20 : Jam

dan menit produksi C : Formasi produksi/regu.

f. Pencucian Peti Botol (Krat)

Peti botol yang telah kosong dibawa ke mesin crate washer dengan menggunakan

conveyor. Proses pencucian krat dilakukan dengan penyemprotan air bertekanan yang

disemprotkan pada krat yang berjalan melalui conveyor. Krat yang telah bersih selanjutnya

dibawa oleh conveyor ke mesin crater.

g. Crater

pengkodean selesai, maka botol akan dimasukkan ke dalam krat dengan

menggunakan mesin crater.

h. Penyimpanan dan Masa Inkubasi

Setelah kode produksi dicetak, Teh Botol Sosro (TBS) dimasukkan ke dalam peti

botol (krat) oleh mesin crater. Dalam satu krat terdiri dari 24 botol. Peti berisi disusun di atas

pallet sebanyak 60 buah, kemudian dibawa ke gudang bahan jadi memakai forklift. Di

gudang, pallet berisi peti isi disusun per batch produksi dan diberi nomor batch produkai,

nama kepala regu (supervisor) dan tanggal dimulai inkubasi. Sebelum dipasarkan, TBS

terlebih dahulu di inkubasi selama 2-3 hari. Setelah masa inkubasi selesai TBS diperiksa

kembali apakah ada terjadi perubahan pada TBS. hal-hal yang diperiksa antara lain meliputi :

basi, bau, perubahan warna dan rasa. Jika tidak terjadi perubahan pada TBS maka akan

dinyatakan Teh Botol Sosro siap untuk dipasarkan.

3.6 Mesin dan Peralatan

PT. Sinar Sosro dalam memproduksi Teh Botol Sosro menggunakan mesin dan

peralatan produksi otomatis dan semi otomatis yang terdiri dari :

3.6.1. Mesin

1) Bagian Water Treatment

a. Sand Filter

Tinggi Tangki : 180 cm

Diameter Tangki : 81 cm

Kapsitas Tangki : 3000 liter

Page 13: Laporan Ergonomi

Isi Media : Pasir kuarsa

Kegunaan : Untuk menyaring material berat dari air sumur

Cara kerja : Air dialirkan melalui tangki melalui lubang pemasukan yang terdapat di dinding

bagian atas tangki yang berisi pasir. Di bagian dasar dalam tabung terdapat tabung besi anti

karat berlubang banyak. Material kasar yang lolos dari pengendapan di sumur reservoir akan

tertahan di lapisan pasir yang mempunyai kerapatan tinggi.

b. Carbon Filter

Tinggi Tabung : 180 cm

Diameter tabung : 81 cm

Kapasitas : 3000 liter

Isi Media : Carbon Aktif

Berat Carbon : 525 kg

Kegunaan : Untuk menyaring material halus, bau, warna alami dari air sumur agar menjadi

bening dan tidak berbau.

Cara kerja : Cara kerja carbon filter ini sama dengan sand filter, yang membedakan adalah

zat penyaring yang digunakan yaitu : serbuk arang karbon (hidrodorco) yang fungsinya untuk

menahan karbon aktif supaya tidak dibawa air.

c. Softener

Tinggi Tangki : 180 cm

Diameter Tangki : 81 cm

Kapasitas Tangki : 2000 liter

Isi Media : Amberlite Resin

Volume Resin : 1500 liter

Kegunaan : Untuk menghilangkan kesadahan air

Cara kerja : Cara kerja carbon filter ini sama dengan sand filter dan carbon filter, yang

membedakan adalah zat penyaring yang digunakan yaitu : serbuk resin penukar ion

a. Buffer Tank

Kegunaan : Untuk menyimpan cadangan air sebelum digunakan untuk

pembuatan sirup, TCP, TCM, Freso, AMDK dan penambahan air untuk Post Caustic.

2) Bagian Kitchen Tea

1. Sugar tank

Kapasitas : 1500 liter

Kegunaan : Untuk membuat sirup gula

Page 14: Laporan Ergonomi

Cara kerja : Gula dan air dimasukkan melalui pengumpan dan dipompa masuk ke dalam

tangki. Koil panas yang melingkar di sekeliling tangki akan mendidihkan larutan air gula

hingga homogen. Panas koil diperoleh dari uap yang berasal dari boiler.

2. Extract Tea Tank

Kapasitas : 6000 liter

Kegunaan : Untuk menyeduh daun teh menjadi extract

Cara kerja : Daun teh yang dimasukkan melalui feeding berupa pintu yang terdapat di dinding

tangki. Pintu ditutup dan dikunci dengan pengunci ulir. Setelah daun teh dimasukkan

kemudian kran pemasukan air panas dibuka yang mengalirkan air mendidih berasal dari plate

heat

exchanger.

3. Mix Tank

Kapasitas : 6000 liter

Kegunaan : Untuk tempat mencampur sirup dan teh cair pahit menjadi teh cair manis.

Cara kerja : Extract Tea dan sirup yang telah disaring akan dialirkan ke Mix Tank untuk

dicampur. Pertama sekali dimasukkan sirup yang kemudian disusul extract Tea dan diukur

kemanisannya. Koil yang terdapat di sekeliling Mix Tank akan mempertahankan suhu teh cair

manis tetap dalam kondisi panas.

4. Plate Heat Exchange (PHE)

Merk : Alva Laval

Type : M6-MFM

Kegunaan : Menghasilkan air panas untuk bahan baku penyeduhan daun teh.

Cara kerja : Di dalam mesin terdapat plate yang disusun selang-seling, di dalam plate

terdapat saluran uap panas untuk mengalirkan uap dari boiler. Air segar yang telah melalui

penyaringan di water treatment akan mengalir melaului sela-sela plate. Ketika mengalir air

akan menyerap panas plate hingga air mendidih.

5. Cosmos Filter

Merk : Seitz

Kegunaan : Untuk memfilter koloid yang berukuran lebih besar dari 4 mikron.

3) Bagian Bottling Line

1. Decrater

Merk : KHS-Jerman

Type : Innopack PP A1 – 1400

Kapasitas : 750 krat/jam

Page 15: Laporan Ergonomi

Kegunaan : Untuk mengeluarkan botol kosong dari krat.

Cara kerja : Krat yang diletakkan ke roller dan didorong menuju mesin. Krat akan mengenai

tuas yang berfungsi sebagai switch yang akan menghidupkan decrater untuk bergerak

mengambil botol kosong dari krat.

2. Bottle Washer

Merk : Seinz Penta

Type : VB Vontana Jerman

Kapasitas : 22.500 krat/jam

Kegunaan : Untuk proses pencucian botol sebelum pengisian TCM

Cara kerja : Mesin pencuci botol beroperasi secara bertahap. Tenaga penggerak yang

digerakkan oleh motor elektronik di transfer ke roda-roda gerigi melalui sebuah alat pengatur

(regulating drive) dan reduction gear.

3. Filler

Merk : Strok

Type : TCMO 080128

Kapasitas : 22.500 krat/jam

Kegunaan : Untuk mengisi teh cair manis ke dalam botol

Cara kerja : Botol yang berada di mulut mesin akan diputar oleh pendorong sampai

kedudukannya. Selanjutnya dudukan yang bekerja otomatis akan menaikkan botol ke katup

pengisian menggunakan tekanan spring/per ulir. Bersamaan dengan berjalan melingkarnya

botol dengan teh cair manis selama waktu yang telah ditentukan. Setelah diisi botol akan

diturunkan kembali, setelah turun botol akan didorong ke chain conveyor untuk dibawa ke

mesin crowner.

4. Crowner

Merk : Goudsmit

Type : TCMO 080128

Kapasitas : 22.500 krat/jam

Kegunaan : Untuk menutup botol dengan crown cork.

Cara kerja : Crown cork dimasukkan ke bagian atas mesin. Crown cork itu akan secara

otomatis tersusun di relnya yang dapat memegang satu crown cork setiap waktunya. Botol

yang otomatis akan terpasang ke botol.

5. Ink Jet Printer

Merk : Marconi data sistem ink

Type : Excel/ 170i/ AF

Page 16: Laporan Ergonomi

Kapasitas : 22.500 krat/jam

Kegunaan : Untuk mencetak kode produksi di dinding botol

Cara kerja : Botol yang dibawa oleh chain conveyor akan diletakkan dengan mesin pencetak

dengan sinar infra merah tepat di bagian sisi botol. Jika sensor menerima pantulan sinar yang

mengenai sisi botol maka secara otomatis akan menyemprotkan tinta sesuai dengan format

yang telah ditentukan di layar mini monitor printer yang berisi tanggal kadaluarsa, jam dan

menit produksi.

6. Crater

Merk : KHS-Jerman

Type : Innopack PP E1-1400

Kapasitas : 22.500 krat/jam

Kegunaan : Untuk mengisi Teh Botol Sosro ke dalam krat

Cara kerja : Botol dibawa menuju mesin menggunakan chain

conveyor. Di mulut mesin terdapat penggerak yang lain mengatur botol hingga tersusun

persegi panjang berukuran 4x6 botol. Sensor kemudian akan menggerakkan lengan crater

untuk mengambil botol. Udara akan dipompa ke slave hingga slave akan menyempit dan

menjepit botol. Botol yang telah terjepit kemudian akan diangkat dan dimasukkan ke dalam

krat.

3.6.2 Peralatan

Peralatan adalah alat perlengkapan yang mendukung dalam perusahaan. Peralatan yang

digunakan adalah :

1. Forklift

Merk : Komatsu

Kapasitas : 3.5 ton

Fungsi : Membawa dan menyusun peti isi yang disusun di atas pallet dari produksi ke gudang

barang jadi dan dari gudang barang jadi ke truk dan membawa karung-karung gula dan teh.

2. Chain Conveyor

Jenis : Metal Plate

Lebar : 20 cm

Tinggi : 125 cm

Fungsi : Membawa botol melewati seluruh unit mesin pada

bottling line.

3. Reservoir

Kapasitas : 120 cm3

Page 17: Laporan Ergonomi

Fungsi ` : Bak penampungan dan cadangan air sumur.

3.6.3. Utilitas

Selain mesin dan peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan proses produksi

sehari-hari, digunakan juga sarana pendukung operasi pabrik (utilitas) yaitu : segala

kelengkapan yang berhubungan dengan jalannya proses produksi dan kebutuhan yang

diperlukan.

Unit-unit pendukung pada PT. Sinar Sosro , dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Pembangkit listrik, yang diperoleh dari jaringan PLN dengan beban tersambung sebesar

900 KVA dan 1 Generator Set (genset) dengan kapasitas 330 KVA.

Tenaga listrik ini digunakan sebagai :

- Penggerak mesin dan peralatan produksi

- Penerangan lingkungan pabrik

2. Mesin air, yang digunakan untuk memompa air dari sumur bor ke dalam tangki

penampungan air. Kebutuhan air ini digunakan sebagai :

- Bahan baku untuk memproduksi Teh Botol Sosro

- Keperluan service peralatan dan karyawan di pabrik

- Keperluan seluruh bagian-bagian pabrik

3. Bengkel (Work Shop), digunakan untuk membantu kelancaran proses produksi. Fungsi

Bengkel (Work Shop) digunakan untuk mendukung dan membantu kelancaran proses

produksi : Bengkel (Work Shop) dipergunakan sebagai :

- Untuk memperbaiki mesin atau peralatan yang rusak

- Tempat penyimpanan mesin dan peralatan yang baru (stock) dan yang rusak untuk

diperbaiki

4. Tempat istirahat karyawan, yang dipergunakan sebagai : tempat pelayanan oleh perusahaan

untuk memungkinkan para karyawan diransang untuk produktif, yang meliputi :

- Ruang istirahat karyawan

- Ruang makan

- Musholla

- Lapangan bola volly

- Lapangan bulu tangkis

3.6.4. “Safety & Fire Protection”

Peralatan pelindung dan keselamatan kerja (safety protector) adalah peralatan yang

digunakan sebagai pelindung diri pada saat bekerja, terutama di lapangan (pabrik) dengan

Page 18: Laporan Ergonomi

tujuan untuk mengurangi akibat dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Di PT. Sinar

Sosro, penggunaan safety protector pada saat bekerja di pabrik adalah sebuah kewajiban yang

harus ditaati.

Beberapa jenis safety protector atau alat pelindung keselamatan kerja yang digunakan di PT.

Sinar Sosro, antara lain :

1. Helm

Sebagai pengaman kepala dari benda-benda yang jatuh dari atas

2. Sarung Tangan

Sebagai pelindung jari atau tangan dari bahan yang panas, bahan kimia yang beracun

dan berbahaya, atau ketika melakukan pekerjaan yang memotong.

3. Kacamata

Sebagai pelindung mata dari debu, sinar ultraviolet dan radiasi

4. Masker

Sebagai pelindung paru-paru dan saluran pernafasan dari debu dan gas beracun

5. Tutup Telinga

Sebagai pelindung telinga dari suara-suara yang bising

6. Sepatu Pengaman

Sebagai pelindung kaki dari air yang kotor dan benda panas

7. Sepatu boot

Sebagai pelindung kaki dari air yang kotor dan benda panas

Page 19: Laporan Ergonomi