pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
TRANSCRIPT
PAPER
PENDAFTARAN TANAH
PENDAFTARAN TANAH
MENUNJANG PERENCANAAN FISIK
Oleh Kelompok 3 :
Gugun M. P. Sitorus 12/333637/TK/39982
Rahmat Hanif A. 12/333836/TK/40178
Retno Agus P. 12/333239/TK/39671
Teguh Prihanto 12/333793/TK/40135
Ulfah Syahlianawati 12/333140/TK/39666
Jurusan Teknik Geodesi
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................................... 1
Daftar Isi ........................................................................................................................................ 2
Abstraksi ........................................................................................................................................ 3
Pendahuluan
Deskripsi ........................................................................................................................... 4
Masalah ............................................................................................................................ 6
Analisis .......................................................................................................................................... 7
Kesimpulan .................................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 10
ABSTRAKSI
Tanah merupakan sumber daya yg sangat penting, tanpa tanah kehidupan di muka bumi
tidak dapat dipertahankan. Tanah merupakan komoditi fisik, hak utk memiliki atau menggunakannya
sama. Untuk itu, pemeliharaan dan pengelolaan data fisik dan yuridis tanah menjadi hal yang
penting. Administrasi pertanahan penting utk kesinambungan pengembangan tanah sebagai sumber
daya alam. Administrasi pertanahan menangani kerangka sosial, hukum, ekonomi dan teknis dalam
hal yang berkaitan dengan tanah.
Tanah dan penggunaannya dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Dari sudut ekologi,
tanah memainkan peranan penting dalam strategi makhluk hidup untuk bertahan dan berkembang.
Sejarah permukiman manusia telah didominasi konflik nasional dan internasional, manusia
membunuh atau terbunuh dalam pertikaian mempertahankan batas negara atau batas tanah dan
harta benda mereka.
Untuk itu perlu diperlukan suatu sistem pendaftaran tanah yang efektif, efisien, dan
terorganisir, untuk dapat menunjang perencanaan fisik dan pembangunan di Indonesia. Pendaftaran
tanah yang terstruktur dengan baik dapat menjadi landasan perencanaan fisik yang matang,
sehingga pembangunan dapat terlaksana sesuai konsep dan menciptakan suatu tata kota yang
bersinergis, saling mendukung antara satu dengan yang lainnya.
Paper ini akan membahas tentang pendaftaran tanah itu sendiri dan kaitannya untuk
menunjang perencanaan fisik. Beberapa permasalahan dan upaya-upaya mengatasinya. Sehingga
dapat diketahui upaya untuk mensinkronkan pendaftaran tanah dan membantu perencanaan fisik
yang lebih baik.
PENDAHULUAN
Deskripsi
PENGERTIAN PENDAFTARAN TANAH
Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1997 pasal 1 ayat (1)
Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus-
menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai
bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya
bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-
hak tertentu yang membebaninya.
Pemilikan, nilai dan penggunaan tanah dalam lalu lintas ekonomi saling terkait, setiap atribut tanah
perlu dikelola secara cermat, utk hal tersebut harus ada catatan atau arsip yg baik tentang:
Pemilikan, utk memastikan Penguasaannya;
Nilainya, utk memastikan keadilan antara hak dan kewajiban pemilik terkait dengan pajak
utk negara;
Penggunaannya, utk memastikan pengelolaan sumber daya yg efisien;
DASAR HUKUM PENDAFTARAN TANAH
UUD 1945
PASAL 33 AYAT (3)
UU No.5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(UUPA) PASAL 19
Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah Berlaku tanggal 23-3-
1961 s/d 8-10-1997
Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Berlaku tanggal 8-10-
1997
Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1997
Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
FUNGSI PENDAFTARAN TANAH
Memberikan dasar untuk kepastian dan keamanan untuk
Memiliki/memperolehnya;
menikmati hasil-hasil dari penggunaannya;
melepaskan haknya.
SISTEM ADMINISTRASI TANAH
Merupakan proses mencatat utk menjamin informasi pemilikan tanah yang berhak;
Harus memberikan rasa aman bagi pemilik, investor, dan kreditor;
Instrumen kebijakan nasional utk menunjang pembangunan ekonomi.
ADMINISTRASI PERTANAHAN
Administrasi pertanahan mengacu pada proses pencatatan dan penyebar luasan informasi
mengenai pemilikan, nilai dan penggunaan tanah selain sumber daya terkaitnya. Meliputi
penentuan hak dan atribut lain lain yang terdapat pada tanah, survei dan uraian tentang itu
semua, dokumentasinya yang terperinci dan penyediaan informasi terkait yang menunjang
pasar tanah.
Membahas perencanaan kota dan desa atau praktek pertanian yang baik sejauh kegiatan
tersebut mempengaruhi pengumpulan dan pelaksanaan pencatatan yang baik. Informasi
penunjang yang tidak berhubungan langsung dengan perencanaan fisik, pembangunan
kembali pusat kota, reformasi pertanian, atau penyempurnaan produktivitas tanah
pertanian.
Administrasi pertanahan berhubungan dengan tiga komoditi: pemilikan, nilai dan
penggunaan tanah dalam seluruh konteks pengelolaan sumber daya tanah.
E. MANFAAT SISTEM ADMINISTRASI PERTANAHAN YANG BAIK
1. Jaminan pemilikan dan rasa aman dalam penguasaan tanah;
2. Dukungan bagi pemungutan pajak atas tanah dan properti;
3. Pemberian rasa aman pemberi kredit;
4. Pengembangan dan pemantauan pasar tanah;
5. Perlindungan bagi tanah negara;
6. Pengurangan sengketa tanah;
7. Kemudahan land reform di Pedesaan;
8. Penyempurnaan perencanaan kota dan pengembangan prasarananya;
9. Dukungan bagi pengelolaan lingkungan;
10. Diperolehnya data statistik.
PERENCANAAN FISIK
Perencanaan fisik merupakan suatu usaha mengatur dan menata kebutuhan fisik dalam memenuhi
kebutuhan hidup manusia dengan berbagai kegiatan atau aktivitas fisiknya.
Ruang merupakan wadah tempat manusia dan makhluk lainnya menjalani kehidupan dan melakukan
aktivitas serta menjaga keberalangsungan hidupnya.
Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang
Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang
Rencana tata ruang yaitu hasil perencanaan wujud terstruktur dan pola pemanfaatan ruang
Perencanaan fisik akan mencakup usaha pengaturan dan penataan :
Ruang (spatial) dalam arti luas yang menghasilkan susunan tata guna lahan;
Ruang secara khusus yang diwujudkan dalam bentuk bangunan;
Ruang secara lebih khusus yang diwujudkan dalam internal interior bangunan;
Kebutuhan jalan dan utilitas umum seperti jaringan air bersih, telepon, listrik dan lain-lain.
Proses perencanaan fisik
Perlu adanya masukan (input) yang menjadi dasar
Analisis
Alternatif rencana
Lingkup perencanaan fisik (dari sisi kewilayahan administratif)
Lingkup nasional seperti Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Lingkup regional, seperti Rencana Tata Ruang Propinsi, Rencana Tata Ruang Pulau, Rencana
Tata Ruang Gerbangkertosusilo, Rencana Tata Ruang Jabodetabek, RTRW Kabupaten
Lingkup lokal, seperti Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kota
Lingkup Perencanaan fisik (dari sisi fungsi)
Kawasan fungsional, perencanaan kawasan perumahan dan permukiman, perkantoran,
perdagangan dan jasa dll;
Kawasan khusus, kawasan pesisir, kawasan waduk dsb.
Masalah
Masalah pengelolaan tanah yang menonjol dalam perencanaan tata ruang antara lain adalah sebagai
berikut :
Penyusunan rencana tidak atau kurang mempertimbangkan status kepemilikan tanah
masyarakat sehingga perencanaan tidak mudah diaplikasikan;
Rencana tata ruang tidak diikuti oleh rencana pembangunan dan pengembangan tanah yang
sesuai sehingga kegiatan pengembangan tanah sering berjalan sendiri atau berjalan lebih
dahulu. Akibatnya terjadi penyimpangan rencana atau rencana tata ruang dipaksa
menyesuaikan dengan keadaan yang terlanjur berkembang;
Hambatan penyediaan tanah yang sesuai dengan kebutuhan rencana kegiatan dapat
menyebabkan pemindahan lokasi yang dapat menyimpang dari rencana tata ruang.
Hambatan tersebut antara lain karena tidak tersedia tanah yang secara fisik sesuai, harga
yang terlalu tinggi, tanah dikuasai spekulan dan sebagainya;
Sistem pengendalian pemanfaatan tanah yang belum terkoordinasi antar sektor atau
instansi;
Informasi mengenai sumber daya tanah yang terbatas dan tersedia secara terpencar di
berbagai instansi.
Itulah masalah - masalah dalam pengelolaan tanah yang menyangkut dengan perencanaan tata
ruang
ANALISIS
Pengelolaan tanah merupakan bagian yang strategis di dalam pengelolaan kota atau pengelolaan
wilayah pedesaan. Sebelum mengetahui masalah pengelolaan tanah dalam perencanaan tata ruang,
perlu diketahui beberapa hal terkait pengelolaan tanah yaitu sebagai berikut :
1. Sistem Administrasi Hukum Pertanahan
Hubungan hukum antara manusia dengan tanah. Misalnya pengaturan mengenai jenis - jenis
hak atas tanah (Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Milik, Hak Pakai dan Hak
Pengelolaan). Hubungan hukum antar manusia yang berkaitan dengan perbuatan hukum
mereka terhadap tanah. Misalnya perbuatan hukum jual beli tanah, pembebanan hak, gadai,
sewa, penggunaan tanah dan sebagainya.
2. Perencanaan Peruntukan Tanah
Dengan adanya rencana tata ruang maka peruntukan bidang - bidang tanah harus
disesuaikan dengan rencana tata ruang tersebut. Untuk itu diperlukan perencanaan yang
menyerasikan rencana tata ruang dengan kondisi bidang - bidang tanah dari aspek fisik,
ekonomi, status kepemilikan tanah, kelestarian lingkungan, pembangunan berkelanjutan
dan sebagainya.
3. Pembangunan dan Pengembangan Tanah
Pemanfaatan tanah dimulai dengan kegiatan pengembangan potensi atau sifat - sifat tanah
(land improvement), misalnya dengan penyediaan prasarana jalan, pembebasan dari banjir
dan genangan air hujan, pengeringan, pengurugan dan sebagainya. Setelah tanah matang
kemudian dilakukan pembangunan sesuai dengan peruntukannya.
4. Alokasi Kebutuhan Tanah atau Penyediaan Tanah
Untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan tanah yang berbeda kepentingannya maka perlu
pengaturan alokasi tanah. Tanah dikatakan tersedia untuk digunakan/dibangun mencakup 2
pengertian yaitu tersedia dari segi fisik dan dari segi hukum. Penjelasannya adalah sebagai
berikut :
Tersedia dari segi fisik artinya sifat - sifat fisik tanah sesuai dengan kriteria/persyaratan yang
dibutuhkan oleh jenis penggunaan yang direncanakan pada tanah tersebut. Misalnya, untuk
perumahan dibutuhkan tanah yang bebas banjir, tidak lembek, ada jalan dan infrastruktur
pendukung lainnya dan sebagainya.
Tersedia dari segi hukum artinya tanah yang diinginkan oleh calon pengguna secara hukum
dapat dikuasainya. Misalnya apakah tanah tersebut boleh dibeli dari pemiliknya atau dengan
cara - cara lain untuk menguasai tanah tersebut.
5. Perpajakan Tanah
Sistem perpajakan tanah biasanya dikaitkan dengan bangunan yang berdiri di atasnya serta
jenis penggunaannya (Pajak Bumi dan Bangunan - PBB).
6. Sistem Informasi Pertanahan
Sistem ini diharapkan menjadi bank data untuk hal - hal mengenai tanah yang mencakup
data dan peta penatagunaan tanah (potensi dan penggunaan lahan), pemilikan dan
penguasaan tanah serta pendaftaran tanah.
7. Pengendalian Pemanfaatan Lahan sesuai Rencana Tata Ruang
Pengendalian pemanfaatan tanah mencakup kegiatan pengawasan dan penertiban. Di dalam
kegiatan penertiban digunakan pula alat perijinan yang berkaitan dengan pemanfaatan
tanah / ruang.
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan terkait pendaftaran tanah dan upaya
menunjang perencanaan fisik, dibutuhkan usaha dan kerja sama dari beberapa pihak terkait. Hal
yang utama adalah kesadaran dari masing-masing instansi yang merencanakan pembangunan akan
pentingnya hak dan bukti atas suatu kepemilikan tanah. Selain itu juga perlu dikaji data-data tanah
ada secara lengkap, diperoleh dari badan pertanahan dan instansi pemerintah di sekitar wilayah
tersebut. Dengan begitu dapat diperoleh data yang lengkap dan tidak tumpang tindih antara satu
dengan yang lainnya, sehingga kelak tidak terjadi sengketa kepemilikan terkait tanah yang dibangun
tersebut. Hal ini bukan hanya sebagai kejelasan demi kelancaran pembangunan ke depannya, namun
juga sebagai bentuk langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan perencanaan yang efektif
dan terstruktur.
Instansi-instansi yang melakukan pembangunan juga seharusnya bekerja sama dan berupaya
sesuai porsinya agar pembangunan dapat berjalan serasi dan selaras, sehingga dapat mewujudkan
pemerataan pembangunan wilayah dan tidak menimbulkan kesenjangan di wilayah itu sendiri.
Komunikasi dan koordinasi dari beberapa pihak ini patut dilakukan untuk menunjang kesuksesan
pembangunan.
Dalam merencanakan dan mengupayakan pembangunan yang berkelanjutan, perlu
memperhatikan kondisi tanah dan mempertimbangkan pembangunan yang sesuai di tanah tersebut.
Sebab karakteristik tanah berbeda-beda dan kondisi geografisnya juga bervariasi. Menjadi penting
untuk memperhatikan hal tersebut agar nantinya tidak salah kaprah dalam menentukan
pembangunan yang akan dilakukan, sehingga tidak akan terjadi pemindahan lokasi dan sebagainya
di tengah-tengah pembangunan yang dapat mengganggu stabilitas penduduk dan wilayah tersebut.
KESIMPULAN
Pendaftaran Tanah adalah usaha yang penting dan bermanfaat untuk menunjang
perencanaan fisik. Pendaftaran Tanah sebagai bentuk pengelolaan tanah dan merupakan bagian
yang strategis di dalam pengelolaan kota atau pengelolaan wilayah pedesaan. Rencana fisik sendiri
meliputi penataan ruang demi menciptakan pola yang proporsional dan sesuai dengan fungsi dan
kondisi tanah yang dimaksud. Diperlukan koordinasi dan kerjasama dari pihak-pihak perencanaan
pembangunan dan pemerintah setempat yang mengurus berbagai masalah terkait kepemilikan dan
hak-hak atas tanah disekitarnya, agar pembangunan berjalan sinergis, sistematis, dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Pokok Agraria.
http://seksiskpkantahtomohon.blog.com/2013/04/29/87/. diakses pada Senin, 6 Mei pukul 15.41
wib.
http://mygoder.wordpress.com/2009/08/09/pengadaan-dan-pendaftaran-tanah/. diakses pada
Senin, 6 Mei pukul 16.51 wib.
www.bappenas.go.id/get-file-server/node/7030/. diakses pada Senin, 6 Mei pukul 16.55
http://bimosaktiradityo.blogspot.com/2012/10/perencanaan-fisik.html. diakses pada Senin, 6 Mei
pukul 17.11 wib.
http://dokter-kota.blogspot.com/2012/08/jenis-jenis-perencanaan.html. diakses pada Senin, 6 Mei
pukul 17.18 wib.