pembahasan buku pdt.sutjipto subeno.pdf

Upload: esra-alfred-soru

Post on 03-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    1/29

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    2/29

    2

    Allah justru menetapkan agar saya tidak dekat-dekat denganmu apalagi menikah dengan kamu.Ini sekadar untuk mematahkan pola theologisnya yang tidak sesuai dengan Alkitab. Kita tidak

    boleh sembarang mengatakan Allah menetapkan ... karena penetapan Allah adalah sesuatu yangterjadi di dalam kekekalan.

    Kesalahan konsep ini semakin nyata jika suatu saat terjadi perceraian. Seorang bisa dengan ringan

    dan sembrono mengatakan bahwa perceraian itu juga terjadi karena kehendak Tuhan, karena

    kalau Tuhan tidak menghendaki, ia tidak mungkin bisa bercerai. Padahal konsep ini jelasbertentangan dengan konsep Alkitab. Kalau dia menikah lagi dengan gadis lain, maka kembali iamengatakan bahwa itupun sudah suratan takdir, atau istilah Kristen yang lebih populer adalah

    sudah merupakan penetapan Allah yang tidak bisa diganggu-gugat. Kalau Allah tidakmenetapkan, bagaimana mungkin ia bisa menikah lagi? Padahal jelas bagi iman Kristen, tindakan

    ini adalah tindakan perzinahan yang harus dihukum, karena Alkitab menyatakan bahwa menikahlagi yang bukan karena cerai meninggal adalah perbuatan zinah (Matius 5:32; Matius 19:9;

    Markus 10:12; Lukas 16:18). Termasuk, jika seseorang menganggap semua urusan pernikahanadalah ketetapan kekal Allah yang tidak bisa tidak harus terjadi, maka ketika seseorang

    berselingkuh, juga bisa dianggap bahwa perselingkuhan itu pun adalah ketetapan Allah yang tidakbisa ia tolak, sehingga ia harus melakukan perselingkuhan itu sebagai takdir atau penetapan Allah.

    Jelas pikiran dan ajaran seperti ini adalah ajaran sesat yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan,dan juga bukan diajarkan dalam Theologi Reformed.

    EKPOSISI: KEJADIAN 24:44

    Ketika dinyatakan salah, para penganut takdir pasangan hidup sering mengajukan ayat favorituntuk mendukung argumen mereka, yaitu dari Kejadian 24:44, yang mengatakan dan ia

    menjawab: Minumlah dan untuk unta-untamu juga akan kutimba air, dialah kiranya isteri, yangtelah Tuhantentukan bagi anak tuanku itu [NIV: and if she says to me, Drink and Ill draw water

    for your camels too, let her be the one the Lord has chosen (pilihkan) for my masters son]. Istilah

    ditentukan atau dipilih inilah yang menjadi masalah. Ketika seseorang mencoba melakukanpenafsiran dengan menggunakan bahasa turunan, di mana sudah terjadi distorsi pengertian danketerbatasan penerjemahan, sangat rawan terjadi kesalahan arti. Untuk itu kita tidak boleh

    mengandalkan satu kata seperti istilah ini, untuk mengerti suatu konsep, kecuali didukung olehsuatu eksegesis yang kuat dan ketat sekali. Istilah ini berasal dari padanan kata x:ykiho-rv,a]

    (asher-hokiah), yang terdiri dari kata rv,a] (asher) dan hkY (yakach). Seluruh pengertian darikedua kata ini perlu kita lihat, karena jika kita mengerti semua pengertiannya, kita baru mengerti

    mengapa di NIV digunakan kata memilih, sedangkan di LAI menggunakan kata: menentukan.Kataasher ini berupa partikel relatif, artinya secara umum adalah: karena, jika, dia (whom),

    yang ketika dirangkai dengan katahokiah menjadi gabungan dengan pengertian: melangkah ataumemimpin atau mengarah kepada; juga bisa diartikan mengarah atau memiliki kemujuran.

    Kata hokiah (yakach), bentuk hiphil perfek maskulin ketiga singular, memiliki arti: (1)membicarakan atau mendiskusikan bersama; (2) muncul atau terlihat sebagai suatu yang benar;

    (3) terindikasi benar; (4) ditetapkan, ditunjukkan; (5) memberikan penilaian / penghakiman.KJV/NKJV menggunakan appointed yang berarti diarahkan atau ditujukan. Di sini gabungan

    kedua kata ini memberikan gambaran pengarahan bagi seseorang. Jadi penggabungan dua kataini, memang memiliki sifat yang paling keras, yang dapat diterjemahkan sebagai ditentukan.

    Tetapi juga bisa dikatakandiarahkan kepada yang benar. Atau seperti NIV menerjemahkan sebagaiTuhan memilihkan, memberikan penilaian atau penghakiman-Nya. Tetapi yang pasti: Tidak satu

    pun dari pengertian kata ini, berarti Allah telah menentukan jodoh bagi Ishak. Konsep ini sama sekalitidak menyentuh suatu pengertian takdir yang telah ditetapkan Allah di dalam kekekalan, tetapi

    lebih kepada pengertian: setelah melihat dari sekian banyak pilihan, kemudian kita ditentukan

    untuk mengambil satu di antaranya. Hal ini sejajar dan sangat sinkron dengan pergumulan hambaAbraham (diduga Eliezer dari Damaskus), bahwa ia sungguh-sungguh meminta Tuhanmemberikan hikmat kepadanya untuk mengerti siapa gadis yang paling tepat bagi tuannya (ayat

    14)1, dan ayat 44 merupakan kesimpulan dari hasil pergumulannya. Di situ sama sekali ia tidak

    memikirkan bahwa Ribka adalah gadis yang sudah dipredestinasikan untuk Ishak, tetapi benar

    merupakan hasil pergumulannya bersama Tuhan, berdasarkan pimpinan Tuhan, untuk mendapatorang yang tepat sesuai kehendak Tuhan.

    Di bagian bawah hal 134 ada catatan kaki sebagai berikut:

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    3/29

    3

    1Maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada

    tuanku itu. (ayat 14b). Dan ini yang diproklamasikan secara nyata oleh hamba Abraham itu:Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya

    dari tuanku itu; dan TUHAN telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!(ayat 27).

    KESIMPULAN

    Berdasarkan dari apa yang dipelajari di atas, kita harus menggabungkan dua hal penting untukmengerti pasangan hidup kita, yaitu (1) kita perlu bergumul dan melihat kriteria yang tepat

    tentang siapa pasangan hidup kita, mencarinya di tempat yang tepat. Dengan demikian barulahkita menemukan pasangan hidup yang sepadan dengan kita, dan (2) kita harus meminta pimpinan

    Tuhan, karena kita tidak mampu melihat dan mengarahkan diri dengan tepat. Kita perlubergumul bersama Tuhan, sehingga tidak mengambil keputusan yang salah. Terkadang kita

    kurang bijak dan kurang cermat untuk mengerti orang lain, sehingga mudah sekali kita tertipu.Tanpa kita bersandar dan bergantung pada pimpinan Tuhan, perjalanan kita tidak akan berhasil.

    - Indahnya Pernikahan Kristen, hal 129-135.

    TANGGAPAN PDT. BUDI ASALI, M. DIV.

    I. BERKENAAN DENGAN JODOH ADA DI TANGAN TUHAN ATAU TIDAK, DAN PENEN-TUAN DOSA / SEGALA SESUATU.

    Pdt. Sutjipto Subeno mendustai para pembacanya tentang beberapa hal:

    1) Ajaran Arminiannya ia katakan sebagai ajaran Reformed, dan ajaran Reformed yang sebenarnya iakatakan sebagai tidak Alkitabiah dan bahkan sesat!

    Saya kutip ulang bagian-bagian tertentu dari bukunya yang sedang saya bahas.

    Pdt. Sutjipto Subeno:

    THEOLOGI REFORMED DAN TAKDIR

    Berkaitan dengan pemahaman di atas, orang-orang yang salah mengerti dan tidak

    mempelajari doktrin Reformed dengan tepat, menganggap bahwa doktrin Reformed

    mengajarkan konsep takdir ini. Kesalah-pengertian doktrin kedaulatan Allah dan doktrinkeselamatan, membuat orang menyangka ajaran jodoh di tangan (baca: ditetapkan) Tuhanmerupakan ajaran Kristen, khususnya merupakan turunan dari konsep Reformed tentang

    kedaulatan Allah. ... Jelas pikiran dan ajaran seperti ini adalah ajaran sesat yang tidaksesuai dengan Firman Tuhan, dan juga bukan diajarkan dalam Theologi Reformed.- Indahnya Pernikahan Kristen, hal 130,132.

    Saya tantang Pdt. Sutjipto Subeno untuk membuktikan, ahli theologia Reformed mana yang tidakmempercayai bahwa Allah menentukan segala sesuatu (berarti juga tentang jodoh, perceraian dsb),

    termasuk dosa (berarti termasuk perzinahan, perceraian dsb)?

    Di bawah saya akan membuktikan dengan memberikan banyak sekali kutipan yang menunjukkansebaliknya dari apa yang Pdt. Sutjipto Subeno katakan!

    Ajaran bahwa Allah menentukan segala sesuatu itu dipercaya oleh banyak (sebetulnya semua,

    tanpa kecuali) ahli-ahli theologia Reformed, termasuk Calvin sendiri. Jadi menurut Pdt. SutjiptoSubeno, semua ahli theologia Reformed, dan juga Calvin sendiri, adalah orang-orang sesat dan

    tidak Alkitabiah?

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    4/29

    4

    Betul-betul omongan kurang ajar dari seorang Reformed gadungan yang mengaku sebagai

    Reformed, dan menyebut gerejanya sebagai Reformed Injili!

    2) Ajaran Reformed yang sejati ia fitnah sehingga seolah-olah menjadi Hyper-Calvinisme.

    Ini terlihat dari kalimat-kalimat sebagai berikut (akan saya kutip ulang dari tulisannya dalam bukuyang sedang saya bahas di sini).

    Sering kali orang berkomentar, Kalau memang dia jodoh kamu, tidak perlu dikejar-kejar,

    nanti datang sendiri. Betulkah pandangan seperti ini? Apa yang melatarbelakangipandangan ini? Jika kita menelusuri lebih dalam, maka pemahaman bahwa jodoh ada di

    tangan Tuhan sebenarnya adalah manifestasi dari doktrin (pengajaran) tentang takdir.Pemahaman ini mengajarkan bahwa seluruh tindakan manusia sudah ditakdirkan oleh

    Allah, dan apa yang telah ditakdirkan itu tidak pernah bisa diubah oleh manusia. Dengankata lain, manusia bagaikan sebuah wayang, di mana Tuhan sebagai dalang-nya. Jadi

    ketika kita hidup, setiap langkah kita sudah ditetapkan; kapan kita menikah, sudahditetapkan; dengan siapa kita menikah, juga sudah ditetapkan. Berdasarkan pemikiran di

    atas, maka diambil kesimpulan bahwa kita menikah atau tidak menikah, itu semua

    merupakan takdir Allah yang tidak bisa ditolak. Jadi, jika kita tidak bisa menikah denganseseorang, maka itu merupakan takdir yang Allah tetapkan, dan sebaliknya, jika Allahmenentukan kita menikah dengan seseorang, maka orang itu pun tidak bisa lari, dan pasti

    akan kembali kepada kita. Berdasarkan konsep ini, muncullah kalimat penghiburan diatas. Pemahaman ini merupakan upaya penghiburan di saat seseorang patah hati, tetapi di

    lain pihak pandangan sedemikian bisa menyebabkan kemungkinan penyalahgunaan yangtidak tepat dan mengakibatkan sifat pasif di dalam memilih teman hidup. Akibatnya,

    semuanya akan ditanggapi secara skeptis. ... Kalau demikian, maka orang-orang Reformeddiajarkan untuk secara pasifmenerima pasangan hidupnya, jika ternyata terjadi kesalahan,

    ataupun pernikahan yang tidak bahagia, maka itu pun merupakan nasib yang harusditerima dari Tuhan. ... Kesalahan konsep ini semakin nyata jika suatu saat terjadi

    perceraian. Seorang bisa dengan ringan dan sembrono mengatakan bahwa perceraian itujuga terjadi karena kehendak Tuhan, karena kalau Tuhan tidak menghendaki, ia tidak

    mungkin bisa bercerai. Padahal konsep ini jelas bertentangan dengan konsep Alkitab. Kalaudia menikah lagi dengan gadis lain, maka kembali ia mengatakan bahwa itupun sudah

    suratan takdir, atau istilah Kristen yang lebih populer adalah sudah merupakan penetapanAllah yang tidak bisa diganggu-gugat. Kalau Allah tidak menetapkan, bagaimana mungkin

    ia bisa menikah lagi? ... Termasuk, jika seseorang menganggap semua urusan pernikahanadalah ketetapan kekal Allah yang tidak bisa tidak harus terjadi, maka ketika seseorang

    berselingkuh, juga bisa dianggap bahwa perselingkuhan itu pun adalah ketetapan Allahyang tidak bisa ia tolak, sehingga ia harus melakukan perselingkuhan itu sebagai takdiratau penetapan Allah. - Indahnya Pernikahan Kristen, hal 129,130,131,132.

    Semua ini, khususnya bagian-bagian yang saya garis-bawahi merupakan fitnah, karena ajaranReformed yang sejati, sekalipun di satu pihak memang mengajarkan bahwa segala sesuatu

    (termasuk dosa) ditentukan oleh Allah, tetapi di lain pihak tetap mengajarkan bahwa manusiabertanggung jawab. Tanggung jawab apa?

    a) Melakukan apa yang terbaik sesuai dengan Firman Tuhan. Rencana kekal dari Allah tidak kitaketahui, dan itu bukan pedoman hidup kita. Firman Tuhanlah yang merupakan pedoman hidup

    kita!b) Kalau ia berbuat dosa apapun (menyalahi Firman Tuhan), maka ia tetap dianggap berdosa, dan

    ia tidak boleh mengentengkan dosa itu, apalagi menyalahkan Allah yang sudah menentukandia untuk melakukan dosa itu.

    Tak ada satupun orang Reformed menganggap kita manusia sebagai wayang dan Allah

    sebagai dalangnya. Itu justru adalah karikatur orang-orang Arminian terhadap ajaranReformed, tetapi di sini dikeluarkan oleh pendeta Reformed gadungan yang mengaku

    sebagai Reformed!

    Juga pada saat seseorang melakukan dosa yang memang merupakan ketetapan Tuhan, tak ada

    istilah bahwa ia HARUS berbuat dosa itu. Ia PASTI melakukan dosa itu, memang ya. Tetapi

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    5/29

    5

    HARUS dan PASTI sangat berbeda! Kalau HARUS maka ada perintah Allah yang mengharuskania berbuat dosa itu, dan ia tidak salah, karena memang diperintahkan.

    Untuk membuktikan kata-kata saya bahwa ini memang adalah ajaran Reformed yang sejati, saya

    memberikan banyak kutipan di bawah ini.

    Calvin: we posited a distinction between compulsion and necessity from which it appears that

    man, while he sins of necessity, yet sins no less voluntarily (= kami menempatkan suatuperbedaan di antara pemaksaan dan kepastian dari mana terlihat bahwa manusia,sementara ia pasti berdosa, tetapi ia berdosa dengan sukarela) - Institutes of the Christian

    Religion, Book I, Chapter IV, No 1.

    Charles Haddon Spurgeon: Let the providence of God do what it may, your business is to do

    what you can (= Biarlah providensia Allah melakukan apapun, urusanmu adalahmelakukan apa yang kamu bisa) - Spurgeons Expository Encyclopedia, vol 7, hal 43.

    Loraine Boettner: But while the Bible repeatedly teaches that this providential control is

    universal, powerful, wise, and holy, it nowhere attempts to inform us how it is to be reconciled

    with mans free agency (= Tetapi sementara Alkitab berulangkali mengajar bahwapenguasaan providensia ini bersifat universal, berkuasa, bijaksana, dan suci, Alkitab tidak

    pernah berusaha untuk memberi informasi kepada kita tentang bagaimana hal itu bisadiperdamaikan / diharmoniskan dengan kebebasan manusia) - The Reformed Doctrine of

    Predestination, hal 38.

    Loraine Boettner: Perhaps the relationship between divine sovereignty and human freedom can

    best be summed up in these words: God so presents the outside inducements that man acts in

    accordance with his own nature, yet does exactly what God has planned for him to do (=Mungkin hubungan antara kedaulatan ilahi dan kebebasan manusia bisa disimpulkan

    dengan cara terbaik dengan kata-kata ini: Allah memberikan dorongan / bujukan dari luar

    sedemikian rupa sehingga manusia bertindak sesuai dengan dirinya, tetapi melakukansecara tepat apa yang Allah telah rencanakan baginya untuk dilakukan) - The ReformedDoctrine of Predestination, hal 38.

    Charles Haddon Spurgeon: man, acting according to the device of his own heart, is

    nevertheless overruled by that sovereign and wise legislation ... How these two things are true Icannot tell. ... I am not sure that in heaven we shall be able to know where the free agency of

    man and the sovereignty of God meet, but both are great truths. God has predestinatedeverything yet man is responsible (= manusia, bertindak sesuka hatinya, bagaimanapun

    dikalahkan / dikuasai oleh pemerintahan yang berdaulat dan bijaksana ... Bagaimana duahal ini bisa benar saya tidak bisa mengatakan. ... Saya tidak yakin bahwa di surga kita akan

    bisa mengetahui di mana tindakan bebas manusia dan kedaulatan Allah bertemu, tetapikeduanya adalah kebenaran yang besar. Allah telah mempredestinasikan segala sesuatutetapi manusia bertanggung jawab) - Spurgeons Expository Encyclopedia, vol 7, hal 10.

    Charles Haddon Spurgeon: (tentang tentara yang tidak mematahkan kaki Kristus tetapimenusukNya dengan tombak - Yoh 19:33-34).

    They acted of their own free will, and yet at the same time they fulfilled the eternal counsel of

    God. Shall we never be able to drive into mens mind the truth that predestination and freeagency are both facts? Men sin as freely as birds fly in the air, and they are altogether

    responsible for their sin; and yet everything is ordained and foreseen of God. The

    foreordination of God in no degree interferes with the responsibility of man. I have often beenasked by persons to reconcile the two truths. My only reply is - They need no reconciliation, forthey never fell out. Why should I try to reconcile two friends? Prove to me that the two truths do

    not agree. In that request I have set you a task as difficult as that which you propose to me.These two facts are parallel lines; I cannot make them unite, but you cannot make them cross

    each other (= Mereka bertindak dengan kehendak bebas mereka, tetapi pada saat yangsama mereka menggenapi rencana yang kekal dari Allah. Apakah kita tidak akan pernah

    bisa menancapkan ke dalam pikiran manusia kebenaran bahwa predestinasi dan kebebasanagen / manusia dua-duanya merupakan fakta? Manusia berbuat dosa sebebas burung-

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    6/29

    6

    burung yang terbang di udara, dan mereka semuanya bertanggung jawab untuk dosamereka; tetapi segala sesuatu ditetapkan dan dilihat lebih dulu oleh Allah. Penetapan lebih

    dulu dari Allah sama sekali tidak mengganggu tanggung jawab manusia. Saya seringditanya oleh orang-orang untuk mendamaikan dua kebenaran ini. Jawaban saya hanyalah -

    Mereka tidak membutuhkan pendamaian, karena mereka tidak pernah bertengkar.Mengapa saya harus mendamaikan 2 orang sahabat? Buktikan kepada saya bahwa dua

    kebenaran itu tidak setuju / cocok. Dalam permintaan itu saya telah memberimu suatu

    tugas yang sama sukarnya seperti yang kaukemu-kakan kepada saya. Kedua fakta iniadalah garis-garis yang paralel; saya tidak bisa membuat mereka bersatu, tetapi engkautidak bisa membuat mereka bersilangan) - A Treasury of Spurgeon on The Life and Work of

    Our Lord, vol VI - The Passion and Death of Our Lord , hal 670-671.

    Arthur W. Pink: Two things are beyond dispute: God is sovereign, man is responsible. ... To

    emphasize the sovereignty of God, without also maintaining the accountability of the creature,

    tends to fatalism; to be so concerned in maintaining the responsibility of man, as to lose sight ofthe sovereignty of God, is to exalt the creature and dishonour the Creator(= Dua hal tidak

    perlu diperdebatkan: Allah itu berdaulat, manusia itu bertanggung jawab. ... Menekankankedaulatan Allah, tanpa juga memelihara pertanggungan jawab dari makhluk ciptaan,

    cenderung kepada fatalisme; terlalu memperhatikan pemeliharaan tanggung jawabmanusia, sehingga tidak mengindahkan kedaulatan Allah, sama dengan meninggikanmakhluk ciptaan dan merendahkan sang Pencipta) - The Sovereignty of God, hal 9.

    Arthur W. Pink melanjutkan: We are enjoined to take no thought for the morrow (Matt 6:34),

    yet if any provide not for his own, and specially for those of his own house, he hath denied the

    faith, and is worse than an infidel (1Tim 5:8). No sheep of Christs flock can perish(John 10:28,29), yet the Christian is bidden to make his calling and election sure

    (2Peter 1:10). ... These things are not contradictions, but complementaries: the one balances theother. Thus, the Scriptures set forth both the sovereignty of God and the responsibility of man

    [= Kita dilarang untuk menguatirkan hari esok (Mat 6:34), tetapi jika ada seorang yang

    tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad danlebih buruk dari orang yang tidak beriman (1Tim 5:8). Tidak ada domba Kristus yang bisabinasa (Yoh 10:28-29), tetapi orang kristen diperintahkan untuk membuat panggilan dan

    pilihannya teguh (2Pet 1:10). ... Hal-hal ini tidaklah bertentangan tetapi saling melengkapi:yang satu menyeimbangkan yang lain. Demikian Kitab Suci menyatakan kedaulatan Allahdan tanggung jawab manusia] - The Sovereignty of God, hal 11.

    Charles Hodge: God can control the free acts of rational creatures without destroying either

    their liberty or their responsibility(= Allah bisa mengontrol tindakan-tindakan bebas dari

    makhluk-makhluk rasionil tanpa menghancurkan kebebasan ataupun tanggung jawabmereka) - Systematic Theology, vol II, hal 332.

    Mengomentari Luk 22:22 Spurgeon berkata: The decree of God does not lessen the

    responsibility of man for his action. Even though it is predetermined of God, the man does it ofhis own free will, and on him falls the full guilt of it(= Ketetapan Allah tidak mengurangi

    tanggung jawab manusia untuk tindakannya. Sekalipun hal itu sudah ditentukan lebih duluoleh Allah, manusia melakukannya dengan kehendak bebasnya sendiri, dan pada dialahjatuh kesalahan sepenuhnya) - Spurgeons Expository Encyclopedia, vol 12, hal 18.

    Edwin H. Palmer: Hyper-Calvinism. Diametrically opposite to the Arminian is the hyper-

    Calvinist. He looks at both sets of facts - the sovereignty of God and the freedom of man - and,

    like the Arminian, says he cannot reconcile the two apparently contradictory forces. Like the

    Arminian, he solves the problem in a rationalistic way by denying one side of the problem.Whereas the Arminian denies the sovereignty of God, the hyper-Calvinist denies theresponsibility of man. He sees the clear Biblical statements concerning Gods foreordination

    and holds firmly to that. But being logically unable to reconcile it with mans responsibility, hedenies the latter. Thus the Arminian and the hyper-Calvinist, although poles apart, are really

    very close together in their rationalism (= Hyper-Calvinisme. Bertentangan frontal denganorang Arminian adalah orang yang hyper-Calvinist. Ia melihat pada kedua fakta -

    kedaulatan Allah dan kebebasan manusia - dan, seperti orang Arminian, ia mengatakanbahwa ia tidak dapat mendamaikan kedua kekuatan yang tampaknya bertentangan itu.

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    7/29

    7

    Seperti orang Arminian, ia memecahkan problem itu dengan cara yang logis denganmenyangkal satu sisi dari problem itu. Sementara orang Arminian menyangkal kedaulatan

    Allah, maka penganut Hyper-Calvinisme meninggalkan fakta tanggung jawab manusia. Iamelihat pernyataan yang jelas dari Alkitab mengenai penentuan lebih dulu dari Allah dan

    memegang hal itu dengan teguh. Tetapi karena tidak mampu mendamaikannya secara logisdengan tanggung jawab manusia, ia menyangkal tanggung jawab manusia itu. Jadi orang

    Arminian dan orang hyper-Calvinist, sekalipun merupakan kutub-kutub yang berten-

    tangan, sebetulnya sangat dekat dalam cara berpikirnya) - The Five Points of Calvinism, hal84.

    Catatan: Edwin Palmer memberikan pandangan Reformed yang sebenarnya dan membanding-kannya dengan pandangan Arminian dan Hyper-Calvinist.

    II. AJARAN REFORMED YANG SEJATI TENTANG TAKDIR ATAU PENETAPAN / PE-NENTUAN ALLAH.

    Biasanya dalam ajaran Reformed tidak digunakan istilah takdir (karena ini bisa disalahartikansebagai takdir yang buta, yang bahkan ada di atas Allah sendiri), tetapi digunakan istilah predestinasi

    atau Allah menentukan, Allah menetapkan dan sebagainya. Tetapi saya sendiri tak bermasalahdengan istilah takdir selama ditafsirkan dengan benar.

    Pdt. Sutjipto Subeno mengatakan bahwa ajaran Reformed tidak mengajarkan takdir tersebut, tetapi

    saya sebaliknya menegaskan bahwa Reformed yang sejati memang mengajarkan ajaran itu. Reformedyang sejati mempercayai bahwa Allah menentukan segala sesuatu dalam arti kata yang mutlak,

    termasuk hal-hal yang remeh / kecil dan bahkan dosa.

    1) Bahwa dalam ajaran Reformed memang dipercaya bahwa Allah menentukan segala sesuatu,termasuk hal-hal kecil / remeh, dan bahkan semua dosa, terlihat dari kutipan-kutipan dari para ahli

    theologia Reformed di bawah ini.

    Louis Berkhof: Reformed Theology stresses the sovereignty of God in virtue of which He has

    sovereignly determined from all eternity whatsoever will come to pass, and works His sovereign

    will in His entire creation, both natural and spiritual, according to His predetermined plan. It isin full agreement with Paul when he says that God worketh all things after the counsel of His

    will (Eph 1:11)[= Theologia Reformed menekankan kedaulatan Allah atas dasar mana Iasecara berdaulat telah menentukan dari sejak kekekalan apapun yang akan terjadi, dan

    mengerjakan kehendakNya yang berdaulat dalam seluruh ciptaan-Nya, baik yang bersifatjasmani maupun rohani, menurut rencanaNya yang sudah ditentukan sebelumnya. Ini

    sesuai dengan Paulus pada waktu ia berkata bahwa Allah mengerjakan segala sesuatumenurut keputusan kehendakNya (Ef 1:11)] - Systematic Theology, hal 100.

    Ef 1:11 - Aku katakan di dalam Kristus, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian

    yang dijanjikan - kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuaidengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusankehendakNya-.

    William G. T. Shedd: Whatever undecreed must be by hap-hazard and accident. If sin does not

    occur by the Divine purpose and permission, it occurs by chance. And if sin occurs by chance,

    the deity, as in the ancient pagan theologies, is limited and hampered by it. He is not God overall. Dualism is introduced into the theory of the universe. Evil is an independent and

    uncontrollable principle. God governs only in part. Sin with all its effects is beyond his sway.

    This dualism God condemns as error, in his words to Cyrus by Isaiah, I make peace and createevil; and in the words of Proverbs 16:4, The Lord hath made all things for himself; yea, eventhe wicked for the day of evil(= Apapun yang tidak ditetapkan pasti ada karena kebetulan.

    Jika dosa tidak terjadi karena rencana dan ijin ilahi, maka itu terjadi karena kebetulan.Dan jika dosa terjadi karena kebetulan, keilahian, seperti dalam teologi kafir kuno, dibatasi

    dan dirintangi olehnya. Ia bukanlah Allah atas segala sesuatu. Dualisme dimasukkan kedalam teori alam semesta. Kejahatan merupakan suatu elemen hakiki yang tak tergantung

    dan tak terkontrol. Allah memerintah hanya sebagian. Dosa dengan semua akibatnya ada diluar kekuasaanNya. Dualisme seperti ini dikecam Allah sebagai salah, dalam kata-kata

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    8/29

    8

    Yesaya kepada Koresy, Aku membuat damai dan menciptakan malapetaka / kejahatan;dan dalam kata-kata dari Amsal 16:4, Tuhan telah membuat segala sesuatu untuk diriNyasendiri; ya, bahkan orang jahat untuk hari malapetaka) - Calvinism: Pure & Mixed, hal 36.

    Catatan: kata-kata Yesaya kepada Koresy itu diambil dari Yes 45:7 versi KJV. Demikian jugaAmsal 16:4 diambil dan diterjemahkan dari KJV.

    R. C. Sproul: That God in some sense foreordains whatever comes to pass is a necessary resultof his sovereignty. ... everything that happens must at least happen by his permission. If hepermits something, then he must decide to allow it. If He decides to allow something, then is a

    sense he is foreordaining it. ... To say that God foreordains all that comes to pass is simply tosay that God is sovereign over his entire creation. If something could come to pass apart from

    his sovereign permission, then that which came to pass would frustrate his sovereignty. If Godrefused to permit something to happen and it happened anyway, then whatever caused it to

    happen would have more authority and power than God himself. If there is any part of creationoutside of Gods sovereignty, then God is simply not sovereign. If God is not sovereign, then

    God is not God. ... Without sovereignty God cannot be God. If we reject divine sovereignty thenwe must embrace atheism (= Bahwa Allah dalam arti tertentu menentukan apapun yang

    akan terjadi merupakan akibat yang harus ada dari kedaulatanNya. ... segala sesuatu yangterjadi setidaknya harus terjadi karena ijinNya. Jika Ia mengijinkan sesuatu, maka Ia pasti

    memutuskan untuk mengijinkannya. Jika Ia memutuskan untuk mengijinkan sesuatu, makadalam arti tertentu Ia menentukannya. ... Mengatakan bahwa Allah menentukan segala

    sesuatu yang akan terjadi adalah sama dengan mengatakan bahwa Allah itu berdaulat atassegala ciptaanNya. Jika ada sesuatu yang bisa terjadi di luar ijinNya yang berdaulat, maka

    apa yang terjadi itu menghalangi kedaulatanNya. Jika Allah menolak untuk mengijinkansesuatu dan hal itu tetap terjadi, maka apapun yang menyebabkan hal itu terjadi

    mempunyai otoritas dan kuasa yang lebih besar dari Allah sendiri. Jika ada bagian dariciptaan berada di luar kedaulatan Allah, maka Allah itu tidak berdaulat. Jika Allah tidak

    berdaulat, maka Allah itu bukanlah Allah. ... Tanpa kedaulatan Allah tidak bisa menjadi /

    adalah Allah. Jika kita menolak kedaulatan ilahi, maka kita harus mempercayai atheisme) -Chosen By God, hal 26-27.

    Loraine Boettner: Although the sovereignty of God is universal and absolute, it is not the

    sovereignty of blind power. It is coupled with infinite wisdom, holiness and love. And this

    doctrine, when properly understood, is a most comforting and reassuring one. Who would notprefer to have his affairs in the hands of a God of infinite power, wisdom, holiness and love,

    rather than to have them left to fate, or chance, or irrevocable natural law, or to short-sightedand perverted self? Those who reject Gods sovereignty should consider what alternatives they

    have left (= Sekalipun kedaulatan Allah itu bersifat universal dan mutlak, tetapi itubukanlah kedaulatan dari kuasa yang buta. Itu digabungkan dengan kebijaksanaan,

    kekudusan dan kasih yang tidak terbatas. Dan doktrin ini, jika dimengerti dengan tepat,adalah doktrin yang paling menghibur dan menenteramkan. Siapa yang tidak lebih

    menghendaki perkaranya ada dalam tangan Allah yang mempunyai kuasa, kebijaksanaan,kekudusan dan kasih yang tidak terbatas, dari pada menyerahkannya pada nasib / takdir,

    atau kebetulan, atau hukum alam yang tidak bisa dibatalkan, atau pada diri sendiri yangcupet dan sesat? Mereka yang menolak kedaulatan Allah harus mempertimbangkanalternatif-alternatif lain yang ada) - The Reformed Doctrine of Predestination, hal 32.

    Catatan: Loraine Boettner menggunakan istilah takdir di sini dalam arti yang berbeda denganyang saya maksudkan di atas. Ia jelas memaksudkan takdir yang buta, bukan bahwa segala sesuatu

    ditetapkan oleh Allah.

    Charles Hodge: The crucifixion of Christ was beyond doubt foreordained of God. It was,

    however, the greatest crime ever committed. It is therefore beyond all doubt the doctrine of the

    Bible that sin is foreordained(= Penyaliban Kristus tidak diragukan lagi ditentukan lebihdulu oleh Allah. Tetapi itu adalah tindakan kriminal terbesar yang pernah dilakukan.

    Karena itu tidak perlu diragukan lagi bahwa dosa ditentukan lebih dulu merupakan doktrin/ ajaran dari Alkitab) - Systematic Theology, vol I, hal 544.

    Charles Hodge: it is utterly irrational to contend that God cannot foreordain sin, if He

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    9/29

    9

    foreordained (as no Christian doubts) the crucifixion of Christ[= adalah sama sekali tidakrasionil untuk berpendapat bahwa Allah tidak bisa menentukan dosa, jika Ia menentukan(seperti yang tidak ada orang kristen yang meragukan) penyaliban Kristus] - SystematicTheology, vol I, hal 547.

    Jerome Zanchius: That he fell in consequence of the Divine decree we prove thus: God was

    either willing that Adam should fall, or unwilling, or indifferent about it. If God was unwilling

    that Adam should transgress, how came it to pass that he did? ... Surely, If God had not willedthe fall, He could, and no doubt would, have prevented it; but He did not prevent it: ergo, Hewilled it. And if he willed it, He certainly decreed it, for the decree of God is nothing else but the

    seal and ratification of His will. He does nothing but what He decreed, and He decreed nothingwhich He did not will, and both will and decree are absolutely eternal, though the execution of

    both be in time. The only way to evade the force of this reasoning is to say that God wasindifferent and unconcerned whether man stood or fell. But in what a shameful, unworthy

    light does this represent the Deity! Is it possible for us to imagine that God could be an idle,careless spectator of one of the most important events that ever came to pass? Are not the very

    hairs of our head are numbered? Or does a sparrow fall to the ground without our heavenlyFather? If, then, things the most trivial and worthless are subject to the appointment of His

    decree and the control of His providence, how much more is man, the masterpiece of this lowercreation? [= Bahwa ia (Adam) jatuh sebagai akibat dari ketetapan ilahi kami buktikan

    demikian: Allah itu atau menghendaki Adam jatuh, atau tidak menghendaki, atau acuh takacuh / tak peduli tentang hal itu. Jika Allah tidak menghendaki Adam melanggar,

    bagaimana mungkin ia melanggar? ... Tentu saja, jika Allah tidak menghendaki kejatuhanitu, Ia bisa, dan tidak diragukan Ia akan mencegahnya; tetapi Ia tidak mencegahnya: jadi,

    Ia menghendakinya. Dan jika Ia menghendakinya, Ia pasti menetapkannya, karenaketetapan Allah tidak lain adalah meterai dan pengesahan kehendakNya. Ia tidak

    melakukan apapun kecuali apa yang telah Ia tetapkan, dan Ia tidak menetapkan apapunyang tidak Ia kehendaki, dan baik kehendak maupun ketetapan adalah kekal secara mutlak,

    sekalipun pelaksanaan keduanya ada dalam waktu. Satu-satunya cara untuk

    menghindarkan kekuatan dari pemikiran ini adalah dengan mengatakan bahwa Allahbersikap acuh tak acuh dan tidak peduli apakah manusia itu jatuh atau tetap berdiri.Tetapi alangkah memalukan dan tak berharganya terang seperti ini dalam menggambarkan

    Allah! Mungkinkah bagi kita untuk membayangkan bahwa Allah bisa menjadi penontonyang malas dan tak peduli terhadap salah satu peristiwa yang terpenting yang akan terjadi?

    Bukankah rambut kepala kita dihitung? Atau apakah seekor burung pipit jatuh ke tanahtanpa Bapa surgawi kita? Jika hal-hal yang paling remeh dan tak berharga tunduk pada

    penentuan ketetapanNya dan pada kontrol dari providensiaNya, betapa lebih lagi manusia,karya terbesar dari ciptaan yang lebih rendah ini?] - The Doctrine of Absolute

    Predestination, hal 88-89.

    Catatan: Jerome Zanchius sebetulnya adalah seorang Lutheran, tetapi dalam hal ini pandangannyaReformed!

    Edwin H. Palmer: It is even Biblical to say that God has foreordained sin. If sin was outside the

    plan of God, then not a single important affair of life would be ruled by God. For what action ofman is perfectly good? All of history would then be outside of Gods foreordination: the fall of

    Adam, the crucifixion of Christ, the conquest of the Roman Empire, the battle of Hastings, theReformation, the French Revolution, Waterloo, the American Revolution, the Civil War, two

    World Wars, presidential assassinations, racial violence, and the rise and fall of nations (=Bahkan adalah sesuatu yang Alkitabiah untuk mengatakan bahwa Allah telah menentukan

    dosa lebih dulu. Jika dosa ada di luar rencana Allah, maka tidak ada satupun peristiwa

    kehidupan yang penting yang diperintah / dikuasai / diatur oleh Allah. Karena tindakan apadari manusia yang baik secara sempurna? Seluruh sejarah juga akan ada di luar penentuanlebih dulu dari Allah: kejatuhan Adam, penyaliban Kristus, penaklukan kekaisaran

    Romawi, pertempuran Hastings, Reformasi, Revolusi Perancis, Waterloo, RevolusiAmerika, Perang saudara Amerika, kedua perang dunia, pembunuhan presiden, kejahatan /kekejaman rasial, dan bangkitnya dan jatuhnya bangsa-bangsa) - The Five Points ofCalvinism, hal 82.

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    10/29

    10

    Edwin H. Palmer: If sin were outside of Gods decree, then very little would be included in this

    decree. All the great empires would have been outside of Gods eternal, determinative decrees,

    for they were built on greed, hate, and selfishness, not for the glory of the Triune God. Certainlythe following rulers, who influenced world history and countless numbers of lives, did not carry

    out the expansion of their empires for the glory of God: Pharaoh, Nebuchadnezzar, Cyrus,Alexander the Great, Ghenghis Khan, Caesar, Nero, Charles V, Henry VIII, Napoleon,

    Bismarck, Hitler, Stalin, Hirohito. If sin were beyond the foreordination of God, then not only

    were these vast empires and their events outside Gods plan, but also all the little daily events ofevery non Christians are outside of Gods power. For whatever is not done to the glory of theChristian God and out of faith in Jesus Christ is sin. ... The acts of the Christian are not perfect

    - even after he is born again and Christ is living in him. Sin still clings to him; he is not perfectuntil he is in heaven. For example, he does not love God with all of his heart, mind, and soul,

    nor does he truly love his neighbor as himself. Even his most admirable deeds are colored bysin. ... if sin is outside the decree of God, then the vast percentage of human actions - both the

    trivial and the significant - are removed from Gods plan. Gods power is reduced to the forcesof nature, such as spinning of the galaxies and the laws of gravity and entropy. Most of history

    is outside His control[= Seandainya dosa ada di luar ketetapan Allah, maka sangat sedikityang termasuk dalam ketetapan ini. Semua kekaisaran yang besar akan ada di luar

    ketetapan Allah yang kekal dan bersifat menentukan, karena mereka dibangun padakeserakahan, kebencian, dan keegoisan, bukan untuk kemuliaan Allah Tritunggal. Pasti

    pemerintah-pemerintah di bawah ini, yang mempengaruhi sejarah dunia dan tak terhitungbanyaknya jiwa, tidak melakukan perluasan kekaisaran mereka untuk kemuliaan Allah:

    Firaun, Nebukadnezar, Koresy, Alexander yang Agung, Jengggis Khan, (Yulius) Caesar,Nero, Charles V, Henry VIII, Napoleon, Bismarck, Hitler, Stalin, Hirohito. Seandainya dosa

    ada di luar penentuan lebih dulu dari Allah, maka bukan saja kekaisaran-kekaisaran yangluas ini dan semua peristiwa yang berhubungan dengan mereka ada di luar rencana Allah,

    tetapi juga semua peristiwa sehari-hari yang remeh dari setiap orang non Kristen ada diluar kuasa Allah. Karena apapun yang tidak dilakukan bagi kemuliaan Allah Kristen dan di

    luar iman dalam Yesus Kristus adalah dosa. ... Tindakan-tindakan dari orang Kristenpun

    tidak sempurna - bahkan setelah ia dilahirkan kembali dan Kristus hidup dalam dia. Dosatetap melekat padanya; ia tidak sempurna sampai ia ada di surga. Misalnya, ia tidakmengasihi Allah dengan segenap hati, pikiran, dan jiwanya, juga ia tidak sungguh-sungguh

    mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Bahkan tindakan-tindakannya yang palingmengagumkan / terpuji diwarnai oleh dosa. ... jika dosa ada di luar ketetapan Allah, maka

    sebagian besar dari tindakan-tindakan manusia - baik yang remeh maupun yang penting -dikeluarkan dari rencana Allah. Kuasa Allah direndahkan sampai pada kekuatan-kekuatan

    alam, seperti menggerakkan galaxy dan hukum-hukum gravitasi dan entropi. Bagianterbesar dari sejarah ada di luar kontrolNya] - The Five Points of Calvinism, hal 97,98.

    Catatan: buku ini diterjemahkan oleh L. R. I. I. (dengan judul Lima Pokok Calvinisme), dan

    diberi prakata oleh Pdt. Stephen Tong! Kalau memang ajaran seperti ini sesat, sebagaimanadikatakan oleh Pdt. Sutjipto Subeno, mengapa LRII menterjemahkan dan menerbitkan buku ini?Dan mengapa Pdt. Stephen Tong memberi prakata untuk suatu buku yang berisikan ajaran sesat?

    Lucu sekali, bukan?

    Herman Hoeksema: Nor must we, in regard to the sinful deeds of men and devils, speak only of

    Gods permission in distinction from His determination. Holy Scripture speaks a far more

    positive language. We realize, of course, that the motive for speaking Gods permission ratherthan of His predetermined will in regard to sin and the evil deeds of men is that God may never

    be presented as the author of sin. But this purpose is not reached by speaking of Godspermission or His permissive will: for if the Almighty permits what He could just as well have

    prevented, it is from an ethical viewpoint the same as if He had committed it Himself. But inthis way we lose God and His sovereignty: for permission presupposes the idea that there is a

    power without God that can produce and do something apart from Him, but which is simplypermitted by God to act and operate. This is dualism, and it annihilates the complete and

    absolute sovereignty of God. And therefore we must maintain that also sin and all the wickeddeeds of men and angels have a place in the counsel of God, in the counsel of His will. Thus it

    is taught by the Word of God(= Juga kita tidak boleh, berkenaan dengan tindakan-tindakanberdosa dari manusia dan setan, berbicara hanya tentang ijin Allah dan membedakannya

    dengan penentuan / penetapanNya. Kitab Suci berbicara dengan suatu bahasa yang jauh

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    11/29

    11

    lebih positif. Tentu saja kita menyadari bahwa motivasi untuk menggunakan istilah ijinAllah dari pada kehendakNya yang sudah ditetapkan lebih dulu berkenaan dengan dosa

    dan tindakan-tindakan jahat dari manusia adalah supaya Allah tidak pernah dinyatakansebagai pencipta dosa. Tetapi tujuan ini tidak tercapai dengan menggunakan ijin Allah

    atau kehendak yang mengijinkan dari Allah: karena jika Yang Maha Kuasa mengijinkanapa yang bisa Ia cegah, dari sudut pandang etika itu adalah sama seperti jika Ia melakukan

    hal itu sendiri. Tetapi dengan cara ini kita kehilangan Allah dan kedaulatanNya: karena

    ijin mensyaratkan suatu gagasan bahwa ada suatu kekuatan di luar Allah yang bisamenghasilkan dan melakukan sesuatu terpisah dari Dia, tetapi yang diijinkan oleh Allahuntuk bertindak dan beroperasi. Ini merupakan dualisme, dan ini menghapuskan

    kedaulatan Allah yang lengkap dan mutlak. Dan karena itu kita harus mempertahankanbahwa juga dosa dan semua tindakan-tindakan jahat dari manusia dan malaikat mem-

    punyai tempat dalam rencana Allah, dalam keputusan kehendakNya. Demikianlah diajar-kan oleh Firman Allah) - Reformed Dogmatics, hal 158.

    Louis Berkhof: It is customary to speak of the decree of God respecting moral evil as

    permissive. By His decree God rendered the sinful actions of man infallibly certain withoutdeciding to effectuate them by acting immediately upon and in the finite will. This means that

    God does not positively work in man both to will and to do, when man goes contrary to Hisrevealed will. It should be carefully noted, however, that this permissive decree does not imply a

    passive permission of something which is not under the control of the divine will. It is a decreewhich renders the future sinful acts absolutely certain, but in which God determines (a) not to

    hinder the sinful self-determination of the finite will; and (b) to regulate and control the resultof this sinful self-determination [= Merupakan kebiasaan untuk berbicara tentang

    ketetapan Allah berkenaan dengan kejahatan moral sebagai bersifat mengijinkan. OlehketetapanNya Allah membuat tindakan-tindakan berdosa dari manusia menjadi pasti tanpa

    menetapkan untuk menyebabkan mereka terjadi dengan bertindak langsung dan bertindakdalam kehendak terbatas (kehendak manusia) itu. Ini berarti bahwa Allah tidak secara

    positif bekerja dalam manusia baik untuk menghendaki dan untuk melakukan, pada

    waktu manusia berjalan bertentangan dengan kehendakNya yang dinyatakan. Tetapi harusdiperhatikan baik-baik bahwa ketetapan yang bersifat mengijinkan tidak berarti suatu ijinpasif dari sesuatu yang tidak ada di bawah kontrol dari kehendak ilahi. Itu merupakan

    suatu ketetapan yang membuat tindakan berdosa yang akan datang itu pasti secara mutlak,tetapi dalam mana Allah menentukan (a) untuk tidak menghalangi keputusan yang berdosa

    yang dilakukan sendiri oleh kehendak terbatas / kehendak manusia; dan (b) untukmengatur dan mengontrol akibat / hasil dari keputusan berdosa ini] - Systematic Theology,

    hal 105.

    William G. T. Shedd: When God executes his decree that Saul of Tarsus shall be a vessel of

    mercy, he works efficiently within him by his Holy Spirit to will and to do. When God

    executes his decree that Judas Iscariot shall be a vessel of wrath fitted for destruction, he doesnot work efficiently within him to will and to do, but permissively in the way of allowing him

    to have his own wicked will. He decides not to restrain him or to regenerate him, but to leavehim to his own obstinate and rebellious inclination and purpose; and accordingly the Son of

    man goeth, as it was determined, but woe unto that man by whom he is betrayed (Luke 22:22;Acts 2:23). The two Divine methods in the two cases are plainly different, but the perdition of

    Judas was as much foreordained and free from chance, as the conversion of Saul [= Padawaktu Allah melaksanakan ketetapanNya bahwa Saulus dari Tarsus akan menjadi bejana /

    benda belas kasihan, Ia bekerja secara efisien di dalamnya dengan Roh KudusNya untukmau / menghendaki dan untuk melakukan. Pada waktu Allah melaksanakan ketetapanNya

    bahwa Yudas Iskariot akan menjadi bejana kemurkaan yang cocok untuk kehancuran /

    benda kemurkaan yang telah dipersiapkan untuk kebinasaan, Ia tidak bekerja secaraefisien dalam dirinya untuk mau / menghendaki dan untuk melakukan, tetapi dengan caramengijinkan dia mempunyai kehendak jahatnya sendiri. Ia memutuskan untuk tidak

    mengekang dia atau melahirbarukan dia, tetapi membiarkan dia pada kecondongan danrencananya sendiri yang keras kepala dan bersifat memberontak; dan karena itu Anak

    Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orangyang olehnya Ia diserahkan (Luk 22:22; Kis 2:23). Kedua metode ilahi dalam kedua kasus

    ini jelas berbeda, tetapi kebinasaan Yudas ditentukan lebih dulu dan bebas dari kebetulan,sama seperti pertobatan Saulus] - Calvinism: Pure & Mixed, hal 31.

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    12/29

    12

    Calvin: God wills that the false king Ahab be deceived; the devil offers his services to this end;

    he is sent, with a definite command, to be a lying spirit in the mouth of all the prophets (1Kings

    22:20,22). If the blinding and insanity of Ahab be Gods judgment, the figment of barepermission vanishes: because it would be ridiculous for the Judge only to permit what he wills

    to be done, and not also to decree it and to command its execution by his ministers[= Allahmenghendaki bahwa raja Ahab yang tidak benar ditipu; setan menawarkan pelayanannya

    untuk tujuan ini; ia dikirim, dengan perintah yang pasti, untuk menjadi roh dusta dalam

    mulut semua nabi (1Raja 22:20,22). Jika pembutaan dan kegilaan Ahab adalah peng-hakiman Allah, isapan jempol tentang sekedar ijin hilang: karena adalah menggelikanbagi sang Hakim untuk hanya mengijinkan apa yang Ia kehendaki untuk dilakukan, dantidak juga menetapkannya dan memerintahkan pelaksanaannya oleh pelayan-pelayanNya] -Institutes of the Christian Religion, Book I, Chapter XVIII, no 1.

    Calvin: Those who are moderately versed in the Scriptures see that for the sake of brevity I

    have put forward only a few of many testimonies. Yet from these it is more than evident thatthey babble and talk absurdly who, in place of Gods providence, substitute bare permission - as

    if God sat in a watchtower awaiting chance events, and his judgments thus depended uponhuman will(= Mereka yang betul-betul mengetahui Kitab Suci melihat bahwa untuk

    singkatnya saya hanya memberikan sedikit dari banyak kesaksian. Tetapi dari kesaksian-kesaksian ini adalah lebih dari jelas bahwa mereka mengoceh dan berbicara secara

    menggelikan yang, menggantikan providensia Allah dengan sekedar ijin - seakan-akanAllah duduk di menara pengawal menunggu kejadian-kejadian yang terjadi secarakebetulan, dan dengan demikian penghakimanNya tergantung pada kehendak manusia) -Institutes of the Christian Religion, Book I, Chapter XVIII, no 1.

    B. B. Warfield: the minutest occurrences are as directly controlled by Him as the greatest

    (Matt. 10:29-30, Luke 12:7) [= Peristiwa-peristiwa / kejadian-kejadian yang terkecildikontrol secara langsung oleh Dia sama seperti peristiwa-peristiwa / kejadian-kejadianyang terbesar (Mat 10:29-30, Luk 12:7)] - Biblical and Theological Studies, hal 296.

    Calvin: But anyone who has been taught by Christs lips that all the hairs of his head are

    numbered (Matt 10:30) will look farther afield for a cause, and will consider that all events are

    governed by Gods secret plan[= Tetapi setiap orang yang telah diajar oleh bibir Kristusbahwa semua rambut kepalanya terhitung (Mat 10:30) akan melihat lebih jauh untuk suatu

    penyebab, dan akan menganggap bahwa semua kejadian diatur oleh rencana rahasia Allah]- Institutes of the Christian Religion, Book I, Chapter XVI, no 2.

    Calvin: ... it is certain that not one drop of rain falls without Gods sure command (= ...

    adalah pasti bahwa tidak satu titik hujanpun yang jatuh tanpa perintah yang pasti dariAllah) - Institutes of the Christian Religion, Book I, Chapter XVI, no 5.

    Dan dalam tafsirannya tentang kata-kata jika Allah menghendakinya dalam Kis 18:21, Calvin

    berkata: we do all confess that we be not able to stir one finger without his direction (= kitasemua mengakui bahwa kita tidak bisa menggerakkan satu jari tanpa pimpinanNya).

    Calvin: A certain man has abundant wine and grain. Since he cannot enjoy a single morsel of

    bread apart from Gods continuing favor, his wine and granaries will not hinder him frompraying for his daily bread (= Seorang tertentu mempunyai anggur dan padi / gandum

    berlimpah-limpah. Karena ia tidak bisa menikmati sepotong kecil rotipun terpisah darikemurahan / kebaikan hati yang terus menerus dari Allah, anggur dan lumbung-lumbungnya tidak menghalangi dia untuk berdoa untuk roti hariannya) - Institutes of the

    Christian Religion, Book III, Chapter XX, No 7.

    Mengomentari Luk 22:60-61 Spurgeon berkata: God has all things in his hands, he has servants

    everywhere, and the cock shall crow, by the secret movement of his providence, just when Godwills; and there is, perhaps, as much of divine ordination about the crowing of a cock as about

    the ascending of an emperor to his throne. Things are only little and great according to theirbearings; and God reckoned not the crowing bird to be a small thing, since it was to bring a

    wanderer back to his Saviour, for, just as the cock crew, The Lord turned, and looked uponPeter. That was a different look from the one which the girl had given him, but that look broke

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    13/29

    13

    his heart [= Allah mempunyai / memegang segala sesuatu di tanganNya, Ia mempunyaipelayan di mana-mana, dan ayam akan berkokok, oleh gerakan / dorongan rahasia dari

    providensiaNya, persis pada saat Allah menghendakinya; dan di sana mungkin ada pe-ngaturan / penentuan ilahi yang sama banyaknya tentang berkokoknya seekor ayam seperti

    tentang naiknya seorang kaisar ke tahtanya. Hal-hal hanya kecil dan besar menuruthubungannya / sangkut pautnya / apa yang diakibatkannya; dan Allah tidak menganggap

    berkokoknya burung / ayam sebagai hal yang kecil, karena itu akan membawa orang yang

    menyimpang kembali kepada Juruselamatnya, karena, persis pada saat ayam itu berkokok,berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Ini adalah pandangan yang berbeda denganpandangan yang tadi telah diberikan seorang perempuan kepadanya (Luk 22:56), tetapipandangan itu menghancurkan hatinya] - Spurgeons Expository Encyclopedia, vol 12, hal20.

    Tentang kejatuhan Ahazia dari kisi-kisi kamar atas dalam 2Raja 1:2, Pulpit Commentary

    memberikan komentar sebagai berikut: The fainant king came to his end in a manner:

    1. Sufficiently simple. Idly lounging at the projecting lattice window of his palace in Samaria -

    perhaps leaning against it, and gazing from his elevating position on the fine prospect thatspreads itself around - his support suddenly gave way, and he was precipitated to the ground, or

    courtyard, below. He is picked up, stunned, but not dead, and carried to his couch. It is, incommon speech, an accident - some trivial neglect of a fastening - but it terminated this royal

    career. On such slight contingencies does human life, the change of rulers, and often thecourse of events in history, depend. We cannot sufficiently ponder that our existence hangs by

    the finest thread, and that any trivial cause may at any moment cut it short (Jas. 4:14). 2. Yetprovidential. Gods providence is to be recognized in the time and manner of this kings

    removal. He had provoked to anger the Lord God of Israel (1Kings 22:53), and God in thissudden way cut him off. This is the only rational view of the providence of God, since, as we

    have seen, it is from the most trivial events that the greatest results often spring. The whole canbe controlled only by the power that concerns itself with the details. A remarkable illustration is

    afforded by the death of Ahaziahs own father. Fearing Micaiahs prophecy, Ahab had

    disguised himself on the field of battle, and was not known as the King of Israel. But he wasnot, therefore, to escape. A man in the opposing ranks drew a bow at a venture, and the arrow,winged with a Divine mission, smote the king between the joints of his armour, and slew him

    (1Kings 22:34). The same minute providence which guided that arrow now presided over thecircumstances of Ahaziahs fall. There is in this doctrine, which is also Christs (Matt.

    10:29,30), comfort for the good, and warning for the wicked. The good man acknowledges, Mytimes are in thy hand (Ps. 31:15), and the wicked man should pause when he reflects that he

    cannot take his out of that hand[= Raja yang malas sampai pada akhir hidupnya dengancara: 1. Cukup sederhana. Duduk secara malas pada kisi-kisi jendela yang menonjol dari

    istananya di Samaria - mungkin bersandar padanya, dan memandang dari posisinya yangtinggi pada pemandangan yang indah di sekitarnya - sandarannya tiba-tiba patah, dan ia

    jatuh ke tanah atau halaman di bawah. Ia diangkat, pingsan, tetapi tidak mati, dan dibawake dipan / ranjangnya. Dalam pembicaraan umum itu disebut suatu kecelakaan / kebetulan

    - suatu kelalaian yang remeh dalam pemasangan (jendela / kisi-kisi) - tetapi itu mengakhirikarir kerajaannya. Pada hal-hal kebetulan / tak tentu yang remeh seperti ini tergantung

    hidup manusia, pergantian penguasa / raja, dan seringkali rangkaian dari peristiwa-pe-ristiwa dalam sejarah. Kita tidak bisa terlalu banyak dalam merenungkan bahwa

    keberadaan kita tergantung pada benang yang paling tipis, dan bahwa setiap saatsembarang penyebab yang remeh bisa memutuskannya (Yak 4:14). 2. Tetapi bersifat

    providensia. Providensia ilahi / pelaksanaan rencana Allah harus dikenali dalam waktu dancara penyingkiran raja ini. Ia telah menimbulkan kemarahan / sakit hati Tuhan, Allah

    Israel (1Raja 22:54), dan Allah dengan cara mendadak ini menyingkirkannya. Ini merupa-

    kan satu-satunya pandangan rasionil tentang providensia Allah, karena, seperti telah kitalihat, adalah dari peristiwa yang paling remehlah sering muncul akibat yang terbesar.Seluruhnya bisa dikontrol hanya oleh kuasa yang memperhatikan hal-hal yang kecil. Suatu

    ilustrasi yang hebat / luar biasa diberikan oleh kematian dari ayah Ahazia sendiri. Karenatakut pada nubuat Mikha, Ahab menyamar dalam medan pertempuran, dan tidak dikenal

    sebagai raja Israel. Tetapi hal itu tidak menyebabkannya lolos. Seseorang dari barisanlawan menarik busurnya secara untung-untungan / sembarangan dan anak panah itu, ter-

    bang dengan misi ilahi, mengenai sang raja di antara sambungan baju zirahnya, danmembunuhnya (1Raja 22:34). Providensia yang sama seksamanya, yang memimpin anak

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    14/29

    14

    panah itu, sekarang memimpin / menguasai situasi dan kondisi dari kejatuhan Ahazia.Dalam doktrin / ajaran ini, yang juga merupakan ajaran Kristus (Mat 10:29-30), ada

    penghiburan untuk orang baik / saleh, dan peringatan untuk orang jahat. Orang baikmengakui: Masa hidupku ada dalam tanganMu (Maz 31:16), dan orang jahat harus

    berhenti ketika ia merenungkan bahwa ia tidak bisa mengambil masa hidupnya dari tanganitu] - hal 13-14.

    Catatan: 1Raja 22:53 dalam Kitab Suci Inggris adalah 1Raja 22:54 dalam Kitab Suci Indonesia.

    2Raja 1:2 - Pada suatu hari jatuhlah Ahazia dari kisi-kisi kamar atasnya yang ada di

    Samaria, lalu menjadi sakit. Kemudian dikirimnyalah utusan-utusan dengan pesan:Pergilah, mintalah petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, apakah aku akan sembuhdari penyakit ini..

    1Raja 22:34 - Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan

    saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata

    kepada pengemudi keretanya: Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudahluka..

    Lalu, dalam tafsiran tentang 2Raja 5, di mana kata-kata yang sederhana dari seorang gadis Israel

    ternyata bisa membawa kesembuhan bagi Naaman dari penyakit kustanya, Pulpit Commentarymengatakan sebagai berikut: The dependence of the great upon the small. The recovery of this

    warrior resulted from the word of this captive maid. Some persons admit the hand of God inwhat they call great events! But what are the great events? Great and small are but relative

    terms. And even what we call small often sways and shapes the great. One spark of fire mayburn down all London(= Ketergantungan hal yang besar pada hal yang kecil. Kesembuhan

    dari pejuang ini dihasilkan / diakibatkan dari kata-kata dari pelayan tawanan ini. Sebagianorang mengakui tangan Allah dalam apa yang mereka sebut peristiwa besar! Tetapi apakah

    peristiwa besar itu? Besar dan kecil hanyalah istilah yang relatif. Dan bahkan apa yang

    kita sebut kecil sering mempengaruhi dan membentuk yang besar. Sebuah letikan apibisa membakar seluruh kota London) - hal 110.

    R. C. Sproul: For want of a nail the shoe was lost; for want of the shoe the horse was lost; for

    want of the horse the rider was lost; for want of the rider the battle was lost; for want of the

    battle the war was lost [= Karena kekurangan sebuah paku maka sebuah sepatu (kuda)hilang; karena kekurangan sebuah sepatu (kuda) maka seekor kuda hilang; karena

    kekurangan seekor kuda maka seorang penunggang kuda hilang; karena kekuranganseorang penunggang kuda maka sebuah pertempuran hilang (kalah); karena kekurangansebuah pertempuran maka peperangan hilang (kalah)] - Chosen By God, hal 155.

    B. B. Warfield: Throughout the Old Testament, behind the processes of nature, the march of history and

    the fortunes of each individual life alike, there is steadily kept in view the governing hand of

    God working out His preconceived plan - a plan broad enough to embrace the wholeuniverse of things, minute enough to concern itself with the smallest details, and actualizing

    itself with inevitable certainty in every event that comes to pass (= Sepanjang PerjanjianLama, dibalik proses alam, gerakan dari sejarah dan nasib dari setiap kehidupan, terus

    menerus ditunjukkan tangan pemerintahan Allah yang melaksanakan rencana yangsudah direncanakanNya lebih dulu - suatu rencana yang cukup luas untuk mencakup

    seluruh alam semesta, cukup kecil / seksama untuk memperhatikan detail-detail yangterkecil, dan mewujudkan dirinya sendiri dengan kepastian yang tidak dapat

    dihindarkan / dielakkan dalam setiap peristiwa / kejadian yang terjadi) - Biblical andTheological Studies, hal 276.

    But, in the infinite wisdom of the Lord of all the earth, each event falls with exact precisioninto its proper place in the unfolding of His eternal plan; nothing, however small, howeverstrange, occurs without His ordering, or without its peculiar fitness for its place in the

    working out of His purpose; and the end of all shall be the manifestation of His glory, andthe accumulation of His praise(= Tetapi, dalam hikmat yang tidak terbatas dari Tuhan

    seluruh bumi, setiap peristiwa / kejadian jatuh dengan ketepatan yang tepat padatempatnya dalam pembukaan dari rencana kekalNya; tidak ada sesuatupun, betapapun

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    15/29

    15

    kecilnya, betapapun anehnya, terjadi tanpa pengaturan / perintahNya, atau tanpakecocokannya yang khusus untuk tempatnya dalam pelaksanaan RencanaNya; dan

    akhir dari semua adalah akan diwujudkannya kemuliaanNya, dan pengumpulan pujianbagiNya) - Biblical and Theological Studies, hal 285.

    2) Sekarang, apakah ajaran Reformed di atas memang Alkitabiah? Untuk mengetahui hal itu mari

    kita melihat ayat-ayat yang saya berikan di bawah ini, yang menjadi dasar Alkitabiah dari ajaran

    Reformed tersebut.

    a) Kel 21:13 - Tetapi jika pembunuhan itu tidak disengaja, melainkan tangannya ditentu-

    kan Allah melakukan itu, maka Aku akan menunjukkan bagimu suatu tempat, ke manaia dapat lari.

    Yang dimaksud dengan pembunuhan yang tidak disengaja itu dijelaskan / diberi contoh

    dalam Ul 19:4-5, yaitu orang yang pada waktu mengayunkan kapak, lalu mata kapaknyaterlepas dan mengenai orang lain sehingga mati. Hal seperti ini kelihatannya kebetulan, tetapi

    toh Kel 21:13 itu mengatakan bahwa hal itu bisa terjadi karena tangannya ditentukan Allahmelakukan itu. Jadi, jelas bahwa hal-hal yang kelihatannya kebetulan sekalipun hanya bisa

    terjadi kalau itu sesuai kehendak / Rencana Allah.

    Calvin (tentang Kel 21:13): it must be remarked, that Moses declares that accidental

    homicide, as it is commonly called, does not happen by chance or accident, but according to

    the will of God, as if He himself led out the person, who is killed, to death. By whatever kindof death, therefore, men are taken away, it is certain that we live or die only at His pleasure;

    and surely, if not even a sparrow can fall to the ground except by His will, (Matthew 10:29,)it would be very absurd that men created in His image should be abandoned to the blind

    impulses of fortune. Wherefore it must be concluded, as Scripture elsewhere teaches, thatthe term of each mans life is appointed, with which another passage corresponds, Thou

    turnest man to destruction, and sayest, Return, ye children of men. (Psalm 90:3.) It is true,

    indeed, that whatever has no apparent cause or necessity seems to us to be fortuitous; andthus, whatever, according to nature, might happen otherwise we call accidents,(contingentia;) yet in the meantime it must be remembered, that what might else incline

    either way is governed by Gods secret counsel, so that nothing is done without Hisarrangement and decree [= harus diperhatikan, bahwa Musa menyatakan bahwa

    pembunuhan yang bersifat kebetulan, seperti yang biasanya disebut, tidak terjadi olehkebetulan, tetapi sesuai / menurut kehendak Allah, seakan-akan Ia sendiri membimbing

    orang, yang dibunuh / terbunuh, pada kematian. Karena itu, oleh jenis kematianapapun, orang-orang diambil, adalah pasti bahwa kita hidup dan mati hanya pada

    perkenanNya; dan pastilah, jika bahkan seekor burung pipit tidak bisa jatuh ke tanahkecuali oleh kehendakNya (Mat 10:29), adalah sangat menggelikan bahwa manusia yang

    diciptakan menurut gambarNya harus ditinggalkan pada perubahan nasib yang buta.Karena itu haruslah disimpulkan, sebagaimana Kitab Suci di bagian lain mengajarkan,

    bahwa masa hidup dari setiap orang ditetapkan, dengan mana text yang lain sesuai,Engkau membelokkan manusia kepada kehancuran / kebinasaan, dan berkata:

    Kembalilah, hai anak-anak manusia! (Maz 90:3, KJV). Memang benar bahwa apapunyang tidak mempunyai penyebab yang jelas atau keharusan, bagi kita kelihatannya

    merupakan kebetulan; dan demikianlah, apapun, menurut alam, bisa terjadi sebagai apayang kita sebut kebetulan, tetapi pada saat yang sama harus diingat, bahwa apa yang

    bisa menyimpangkan ke arah manapun diperintah oleh rencana rahasia Allah, sehinggatak ada apapun yang terjadi tanpa pengaturan dan ketetapanNya].

    Maz 90:3 - Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: Kembalilah,hai anak-anak manusia!.

    b) 1Sam 6:7-12 - (7) Oleh sebab itu ambillah dan siapkanlah sebuah kereta baru dengan

    dua ekor lembu yang menyusui, yang belum pernah kena kuk, pasanglah kedua lembu

    itu pada kereta, tetapi bawalah anak-anaknya kembali ke rumah, supaya janganmengikutinya lagi. (8) Kemudian ambillah tabut TUHAN, muatkanlah itu ke atas kereta

    dan letakkanlah benda-benda emas, yang harus kamu bayar kepadaNya sebagai tebusansalah, ke dalam suatu peti di sisinya. Dan biarkanlah tabut itu pergi. (9) Perhatikanlah:

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    16/29

    16

    apabila tabut itu mengambil jalan ke daerahnya, ke Bet-Semes, maka Dialah itu yangtelah mendatangkan malapetaka yang hebat ini kepada kita. Dan jika tidak, maka kita

    mengetahui, bahwa bukanlah tanganNya yang telah menimpa kita; kebetulan saja halitu terjadi kepada kita. (10) Demikianlah diperbuat orang-orang itu. Mereka

    mengambil dua ekor lembu yang menyusui, dipasangnya pada kereta, tetapi anak-anaknya ditahan di rumah. (11) Mereka meletakkan tabut TUHAN ke atas kereta, juga

    peti berisi tikus-tikus emas dan gambar benjol-benjol mereka. (12) Lembu-lembu itu

    langsung mengikuti jalan yang ke Bet-Semes; melalui satu jalan raya, sambil menguakdengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, sedang raja-raja kota orang Filistin ituberjalan di belakangnya sampai ke daerah Bet-Semes.

    Orang Filistin ingin tahu apakah wabah yang menimpa mereka (1Sam 5) berasal dari Tuhan

    atau hanya kebetulan saja. Dan untuk mengetahui hal itu mereka melakukan percobaan. Hasildari percobaan itu adalah jelas. Itu bukan kebetulan, tetapi Tuhanlah yang melakukan semua

    itu.

    c) 1Raja 22:34 - Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan sembarangan

    saja dan mengenai raja Israel di antara sambungan baju zirahnya. Kemudian ia berkata

    kepada pengemudi keretanya: Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab akusudah luka..

    Kitab Suci Indonesia: menembak dengan sembarangan.

    KJV/RSV: drew a bow at a venture (= menarik busurnya secara untung-untungan).NIV/NASB: drew his bow at random (= menarik busurnya secara sembarangan).

    Catatan: Kata bentuk jamaknya muncul dalam 2Sam 15:11 dan dalam Kitab Suci Indonesia

    diterjemahkan tanpa curiga.

    NIV: quite innocently (= dengan tak bersalah).

    NASB: innocently (= dengan tak bersalah).KJV/RSV: in their simplicity (= dalam kesederhanaan mereka).

    Pulpit Commentary: An unknown, unconscious archer. The arrow that pierced Ahabs

    corselet was shot in simplicity, without deliberate aim, with no thought of striking the king.

    It was an unseen Hand that guided that chance shaft to its destination. It was truly thearrow of the Lords vengeance. (= Seorang pemanah yang tak dikenal, dan yang tak

    menyadari tindakannya. Panah yang menusuk pakaian perang Ahab ditembakkandalam kesederhanaan, tanpa tujuan yang disengaja, dan tanpa pikiran untuk

    menyerang sang raja. Adalah Tangan yang tak kelihatan yang memimpin panahkebetulan itu pada tujuannya. Itu betul-betul merupakan panah pembalasan Tuhan) -

    hal 545.

    Pulpit Commentary: how useless are disguises when the providence of Omniscience is

    concerned! Ahab might hide himself from the Syrians, but he could not hide himself from

    God. Neither could he hide himself from angels and devils, who are instruments of DivineProvidence, ever influencing men, and even natural laws, or forces of nature(= betapa

    tidak bergunanya penyamaran pada waktu providensia dari Yang Mahatahu yangdipersoalkan! Ahab bisa menyembunyikan dirinya dari orang Aram, tetapi ia tidak bisa

    menyembunyikan dirinya dari Allah. Ia juga tidak bisa menyembunyikan dirinya darimalaikat dan setan, yang merupakan alat-alat dari Providensia Ilahi, yang selalu

    mempengaruhi manusia, dan bahkan hukum-hukum alam, atau kuasa / kekuatan alam)

    - hal 552.

    Pulpit Commentary: The chance shot. The success of Ahabs device only served to make the

    blow come more plainly from the hand of God. Benhadads purpose could be baffled, butnot His. There is no escape from God (= Tembakan kebetulan. Sukses dari muslihat

    Ahab hanya berfungsi untuk membuat kelihatan dengan lebih jelas bahwa serangan itudatang dari tangan Allah. Tujuan / rencana Benhadad bisa digagalkan / dihalangi, tetapitidak tujuan / rencanaNya. Tidak ada jalan untuk lolos dari Allah) - hal 557.

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    17/29

    17

    Jadi, ini lagi-lagi menunjukkan bahwa tidak ada kebetulan. Semua yang kelihatannyamerupakan kebetulan, diatur oleh Allah.

    d) Amsal 16:33 - Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada

    TUHAN.

    Tidak ada yang kelihatan lebih bersifat kebetulan dari pada undi yang dibuang di pangkuan,

    tetapi toh ayat ini mengatakan bahwa setiap keputusannya berasal dari Tuhan.

    Matthew Henry: The divine Providence orders and directs those things which to us are

    perfectly casual and fortuitous. Nothing comes to pass by chance, nor is an eventdetermined by a blind fortune, but every thing by the will and counsel of God [=

    Providensia ilahi mengatur dan mengarahkan hal-hal itu, yang bagi kita sepenuhnyaadalah sembarangan dan kebetulan. Tidak ada yang terjadi karena kebetulan, juga

    tidak ada peristiwa yang ditentukan oleh nasib / takdir yang buta, tetapi segala sesuatu(terjadi / ditentukan) oleh kehendak dan rencana Allah].

    Catatan: ini tidak berarti bahwa pada jaman sekarang kita boleh mencari kehendak Tuhan

    dengan cara ini. Pada jaman sekarang, di mana kita sudah mempunyai Kitab Suci yanglengkap, maka kita harus mencari kehendak Tuhan melalui Kitab Suci / Firman Tuhan.

    e) Rut 2:3 - Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-

    penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.

    Charles Haddon Spurgeon memberikan renungan tentang Rut 2:3, di mana ia berkata sebagaiberikut:

    Her hap was. Yes, it seemed nothing but an accidental happenstance, but how divinely was

    it planned! Ruth had gone forth with her mothers blessing under the care of her mothers

    God to humble but honorable toil, and the providence of God was guiding her every step.Little did she know that amid the sheaves she would find a husband, that he would make herthe joint owner of all those broad acres, and that she, a poor foreigner, would become one of

    the progenitors of the great Messiah. ... Chance is banished from the faith of Christians, forthey see the hand of God in everything. The trivial events of today or tomorrow may involve

    consequences of the highest importance(= Kebetulan ia berada. Ya, itu kelihatannyabukan lain dari pada suatu kejadian yang bersifat kebetulan, tetapi hal itu direncanakan

    secara ilahi! Rut telah pergi dengan berkat dari ibunya di bawah pemeliharaan dariAllah ibunya kepada pekerjaan yang rendah tetapi terhormat, dan providensia Allah

    membimbing setiap langkahnya. Sedikitpun ia tidak menyangka bahwa di antaraberkas-berkas jelai itu ia akan menemukan seorang suami, bahwa ia akan membuatnya

    menjadi pemilik dari seluruh tanah yang luas itu, dan bahwa ia, seorang asing yangmiskin, akan menjadi salah seorang nenek moyang dari Mesias yang agung. ... Kebetulan

    dibuang dari iman orang-orang Kristen, karena mereka melihat bahwa tangan Allahada dalam segala sesuatu. Peristiwa-peristiwa remeh dari hari ini atau besok bisamelibatkan konsekwensi-konsekwensi yang paling penting) - Morning and Evening,October 25, evening.

    f) 2Raja 9:21 - Sesudah itu berkatalah Yoram: Pasanglah kereta!, lalu orang memasang

    keretanya. Maka keluarlah Yoram, raja Israel, dan Ahazia, raja Yehuda, masing-masingnaik keretanya; mereka keluar menemui Yehu, lalu menjumpai dia di kebun Nabot,orang Yizreel itu.

    Pulpit Commentary: Humanly speaking, this was accidental. ... Had the king started a little

    sooner, or had Jehu made less haste, the meeting would have taken place further from the

    town, and outside the portion of Naboth. But Divine providence so ordered matters thatvengeance for the sin of Ahab was exacted upon the very scene of his guilt, and a prophecy

    made, probably by Elisha, years previously, and treasured up in the memory of Jehu (ver.26), was fulfilled to the letter (= Berbicara secara manusia, ini merupakan suatu

    kebetulan. ... Seandainya sang raja berangkat sedikit lebih awal, atau seandainya Yehumengurangi sedikit saja ketergesa-gesaannya, maka pertemuan itu akan terjadi lebih

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    18/29

    18

    jauh dari kota, dan di luar kebun dari Nabot. Tetapi Providensia Ilahi mengatur hal-hal sedemikian rupa sehingga pembalasan untuk dosa Ahab ditetapkan pada tempat

    yang persis sama dengan tempat dari kesalahannya, dan suatu nubuat dibuat, mungkinoleh Elisa, bertahun-tahun sebelumnya, dan disimpan dalam ingatan Yehu (ay 26),digenapi sampai hal yang terkecil) - hal 192.

    Semua ini menunjukkan bahwa dalam membuat RencanaNya, Allah bukan hanya

    merencanakan / menetapkan garis besarnya saja, tetapi lengkap dengan semua detail-detailnya, sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya.

    Loraine Boettner:The Pelagian denies that God has a plan; the Arminian says that God has a

    general plan but not a specific plan; but the Calvinist says that God has a specific plan whichembraces all events in all ages (= Orang yang menganut Pelagianisme menyangkal bahwa

    Allah mempunyai rencana; orang Arminian berkata bahwa Allah mempunyai rencana yangumum tetapi bukan rencana yang specific; tetapi orang Calvinist mengatakan bahwa Allah

    mempunyai rencana yang specific yang mencakup semua peristiwa / kejadian dalam semua

    jaman) - The Reformed Doctrine of Predestination, hal 22-23.

    B. B. Warfield:

    Throughout the Old Testament, behind the processes of nature, the march of history andthe fortunes of each individual life alike, there is steadily kept in view the governing hand of

    God working out His preconceived plan - a plan broad enough to embrace the wholeuniverse of things, minute enough to concern itself with the smallest details, and actualizing

    itself with inevitable certainty in every event that comes to pass (= Sepanjang PerjanjianLama, dibalik proses alam, gerakan dari sejarah dan nasib dari setiap kehidupan, terus

    menerus ditunjukkan tangan pemerintahan Allah yang melaksanakan rencana yangsudah direncanakanNya lebih dulu - suatu rencana yang cukup luas untuk mencakup

    seluruh alam semesta, cukup kecil / seksama untuk memperhatikan detail-detail yangterkecil, dan mewujudkan dirinya sendiri dengan kepastian yang tidak dapat

    dihindarkan / dielakkan dalam setiap peristiwa / kejadian yang terjadi) - Biblical andTheological Studies, hal 276.

    But, in the infinite wisdom of the Lord of all the earth, each event falls with exact precisioninto its proper place in the unfolding of His eternal plan; nothing, however small, howeverstrange, occurs without His ordering, or without its peculiar fitness for its place in the

    working out of His purpose; and the end of all shall be the manifestation of His glory, andthe accumulation of His praise(= Tetapi, dalam hikmat yang tidak terbatas dari Tuhan

    seluruh bumi, setiap peristiwa / kejadian jatuh dengan ketepatan yang tepat padatempatnya dalam pembukaan dari rencana kekalNya; tidak ada sesuatupun, betapapun

    kecilnya, betapapun anehnya, terjadi tanpa pengaturan / perintahNya, atau tanpakecocokannya yang khusus untuk tempatnya dalam pelaksanaan RencanaNya; dan

    akhir dari semua adalah akan diwujudkannya kemuliaanNya, dan pengumpulan pujianbagiNya) - Biblical and Theological Studies, hal 285.

    Charles Hodge: As God works on a definite plan in the external world, it is fair to infer that the

    same is true in reference to the moral and spiritual world. To the eye of an uneducated man theheavens are a chaos of stars. The astronomer sees order and system in this confusion; all those

    bright and distant luminaries have their appointed places and fixed orbits; all are so arrangedthat no one interferes with any other, but each is directed according to one comprehensive and

    magnificent conception(= Sebagaimana Allah mengerjakan rencana tertentu dalam dunialahiriah / jasmani, adalah wajar untuk mengambil kesimpulan bahwa hal itu juga benar

    berkenaan dengan dunia moral dan rohani. Bagi mata seorang yang tidak berpendidikan

    langit merupakan bintang-bintang yang kacau. Ahli perbintangan / ilmu falak melihatketeraturan dan sistim dalam kekacauan ini; semua benda-benda bersinar yang terang danjauh itu mempunyai tempat dan orbit tetap yang ditetapkan; semua begitu diatur sehingga

    tidak satupun mengganggu yang lain, tetapi masing-masing diarahkan menurut suatukonsep yang luas dan besar / indah) - Systematic Theology, vol II hal 313.

    Saya berpendapat bagian yang saya garis-bawahi tersebut merupakan hal yang perlu

    dicamkan. Analoginya dalam dunia theologia adalah: bagi orang yang tidak mengerti

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    19/29

    19

    theologia, semua merupakan kekacauan, atau semua terjadi begitu saja, atau secarakebetulan. Tetapi bagi mata seorang ahli theologia, segala sesuatu ditetapkan dan diatur

    oleh Allah.

    3) Mau dasar Alkitab lebih banyak lagi untuk ajaran Reformed di atas? Baca semua ayat di bawah

    ini:

    a) Luk 22:22 - Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan,akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan.

    Ayat ini menunjukkan bahwa pengkhianatan yang dilakukan oleh Yudas terhadap Yesus, yang

    jelas adalah suatu dosa, telah ditetapkan oleh Allah.

    b) Kis 2:23 - Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamusalibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.

    Kis 3:18 - Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah

    difirmankanNya dahulu dengan perantaraan nabi-nabiNya, yaitu bahwa Mesias yang

    diutusNya harus menderita.

    Kis 4:27-28 - (27) Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan

    Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus,HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, (28) untuk melaksanakan segala sesuatuyang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu.

    Ayat-ayat di atas ini menunjukkan bahwa pembunuhan terhadap Kristus (ini adalah dosa yangpaling terkutuk) sudah ditentukan sejak semula. Perhatikan khususnya kata-kata menurut

    maksud dan rencanaNya dalam Kis 2:23, dan juga kata tentukan dalam Kis 4:28. Jelas inibukan sekedar menunjuk pada foreknowledge (= pengetahuan lebih dulu) dari Allah, tetapi

    menunjuk padaforeordination (= penetapan lebih dulu) dari Allah.

    c) Maz 139:16 - ... dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk,sebelum ada satupun dari padanya.

    d) Dan 5:23 - Tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di sorga: perkakas dari

    BaitNya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, paraisteri dan para gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah

    memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yangtidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah,yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku.

    e) Mat 10:29-30 - (29) Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun

    dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak BapaMu. (30) Dan kamu,rambut kepalamu

    pun terhitung semuanya.

    f) Maz 105:25 - diubahNya hati mereka (orang Mesir) untuk membenci umatNya, untukmemperdayakan hamba-hambaNya. Jelas dikatakan bahwa Tuhanlah yang mengubah hati

    orang Mesir untuk membenci Israel, supaya dengan demikian rencanaNya bisa terlaksana.

    g) Ul 2:30 - Tetapi Sihon, raja Hesybon, tidak mau memberi kita berjalan melalui

    daerahnya, sebab TUHAN, Allahmu, membuat dia keras kepala dan tegar hati, dengan

    maksud menyerahkan dia ke dalam tanganmu, seperti yang terjadi sekarang ini.

    h) Yos 11:20 - Karena TUHAN yang menyebabkan hati orang-orang itu menjadi keras,

    sehingga mereka berperang melawan orang Israel, supaya mereka ditumpas, dan jangandikasihani, tetapi dipunahkan, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.

    i) Hak 9:22-24 - (22) Setelah tiga tahun lamanya Abimelekh memerintah atas orang Israel,

    (23) maka Allah membangkitkan semangat jahat di antara Abimelekh dan warga kota

    Sikhem, sehingga warga kota Sikhem itu menjadi tidak setia kepada Abimelekh, (24)

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    20/29

    20

    supaya kekerasan terhadap ketujuh puluh anak Yerubaal dibalaskan dan darah merekaditimpakan kepada Abi-melekh, saudara mereka yang telah membunuh mereka dankepada warga kota Sikhem yang membantu dia membunuh saudara-saudaranya itu.

    Ayat ini mengatakan bahwa Allah membangkitkan semangat jahat dalam diri orang-orangtertentu, supaya memberontak terhadap Abimelekh (anak Yerubaal / Gideon), supaya Ia bisa

    menghukum baik Abimelekh maupun orang-orang Sikhem karena pembunuhan yang mereka

    lakukan terhadap anak-anak Yerubaal / Gideon yang lain dalam Hak 9:1-5.

    j) Hak 14:4 - Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari pada TUHAN

    asalnya: sebab memang Simson harus mencari gara-gara terhadap orang Filistin.Karena pada masa itu orang Filistin menguasai orang Israel.

    Simson mau kawin dengan orang Filistin / kafir (Hak 14:1-2), dan ayahnya menasehatinya

    untuk tidak melakukan hal itu, karena itu jelas adalah dosa (Hak 14:3). Dan dalam ay 4dikatakan bahwa hal itu datang dari Tuhan, karena Tuhan menghendaki Simson mencari gara-

    gara terhadap orang Filistin!

    k) 1Sam 2:25b - Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akanmengadili; tetapi jika seseorang berdosa terhadap TUHAN, siapakah yang menjadi

    perantara baginya? Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebabTUHAN hendak mematikan mereka.

    l) 2Sam 12:11 - Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke

    atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimudi depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan

    isteri-isterimu di siang hari. Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi,tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan (bdk.

    2Sam 16:20-23).

    2Sam 16:10-11 - (10) Tetapi kata raja: Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak

    Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah

    Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian? (11) Pulakata Daud kepada Abisai dan kepada semua pegawainya: Sedangkan anak kandungku

    ingin mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah diadan biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya demikian.

    m) 1Raja 12:15,24 - (15) Jadi raja tidak mendengarkan permintaan rakyat, sebab hal itu

    merupakan perubahan yang disebabkan TUHAN, supaya TUHAN menepati firmanyang diucapkanNya dengan perantaraan Ahia, orang Silo, kepada Yerobeam bin Nebat.

    ... (24) Beginilah firman TUHAN: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperangmelawan saudara-saudaramu, orang Israel. Pulanglah masing-masing ke rumahnya,

    sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi. Maka mereka mendengarkan firmanTUHAN dan pergilah mereka pulang sesuai dengan firman TUHAN itu (bdk.

    2Taw 10:15 11:4).

    n) 1Raja 22:19-23 - (19) Kata Mikha: Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah

    melihat TUHAN sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di

    dekatNya, di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. (20) Dan TUHAN berfirman:Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-

    Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. (21) Kemudian

    tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akanmembujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22) Jawabnya: Aku akankeluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah

    engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlahdemikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam

    mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakanmalapetaka kepadamu. (bdk. 2Taw 18:19-22).

    o) 2Taw 25:16 - Waktu nabi sedang berbicara, berkatalah Amazia kepadanya: Apakah

  • 7/28/2019 PEMBAHASAN BUKU PDT.SUTJIPTO SUBENO.pdf

    21/29

    21

    kami telah mengangkat engkau menjadi penasihat raja? Diamlah! Apakah engkau maudibunuh? Lalu diamlah nabi itu setelah berkata: Sekarang aku tahu, bahwa Allah telah

    menentukan akan membinasakan engkau, karena engkau telah berbuat hal ini, dantidak mendengarkan nasihatku!.

    2Taw 25:20 - Tetapi Amazia tidak mau mendengarkan; sebab hal itu telah ditetapkan

    Allah yang hendak menyerahkan mereka ke dalam tangan Yoas, karena mereka telah

    mencari allah orang Edom.

    p) Amsal 16:1,9 - (1) Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah

    berasal dari pada TUHAN. ... (9) Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapiTUHANlah yang menentukan arah langkahnya.

    Ayat ini menunjukkan bahwa sekalipun manusia bisa memikirkan mana jalan yang terbaik,

    tetapi baik kata-kata maupun arah langkahnya ditentukan oleh Tuhan (bdk. Amsal 20:24a -Langkah orang ditentukan oleh TUHAN). Bdk. Yer 10:23 - Aku tahu, ya TUHAN,

    bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalantidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.

    q) Amsal 16:4 - TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan

    orang fasik dibuatNya untuk hari malapetaka.

    r) Yes 63:17a - Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalanMu, danmengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepadaMu?.

    s) Yer 19:9 - Aku akan membuat mereka memakan daging anak-anaknya laki-laki dan

    daging anak-anaknya perempuan, dan setiap orang memakan daging temannya, dalamkeadaan susah dan sulit yang ditimbulkan musuhnya kepada mereka dan oleh orang-orang yang ingin mencabut nyawa mereka.

    t) Yer 47:6-7 - (6) Ah, pedang TUHAN, berapa lama lagi baru engkau berhenti? Masuklah

    kembali ke dalam sarungmu, jadilah tenang dan beristirahatlah! (7) Tetapi bagaimana

    ia dapat berhenti? Bukankah TUHAN memerintahkannya? Ke Askelon dan ke tepipantai laut, ke sanalah Ia menyuruhnya!.

    u) Rat 2:6b - Di Sion TUHAN menjadikan orang lupa akan perayaan dan sabat.

    v) Yeh 14:9 - Jikalau nabi itu membiarkan dirinya tergoda dengan mengatakan suatu

    ucapan - Aku, TUHAN yang menggoda nabi itu - maka Aku akan mengacungkantanganKu melawan dia dan memunahkannya dari tengah-tengah umatKu Israel.

    4) Dasar-dasar lain untuk ajaran Reformed tentang penentuan segala sesuatu:

    a) Para ahli theologia Reformed menggunakan kemahatahuan Allah untuk menunjukkan bahwa

    Ia menentukan segala sesuatu.

    Penjelasan: Bayangkan suatu saat (minus tak terhingga) dimana alam semesta, malaikat,manusia, dsb belum diciptakan. Yang ada hanyalah Allah sendiri. Ini adalah sesuatu yang

    alkitabiah, karena Alkitab jelas mengajarkan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu(Kej 1 Yoh 1:1-3). Pada saat itu, karena Allah itu maha tahu (1Sam 2:3), maka Ia sudah

    mengetahui segala sesuatu (dalam arti kata yang mutlak) yang akan terjadi, termasuk dosa.

    Semua yang Ia tahu akan terjadi itu, pasti terjadi persis seperti yang Ia ketahui. Dengan katalain, semua itu sudah tertentu pada saat itu. Kala