makalah musculoskeletal

21
Makalah Sitem Musculoskeletal Andi aswan nur 70300108016 Keperawatan B 1 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2012

Upload: whaawang-si-bolang

Post on 22-Jul-2015

139 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Makalah Sitem Musculoskeletal

Andi aswan nur 70300108016 Keperawatan B1

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2012

ANATOMI DAN FISIOLOGI A. TULANG

1. Fungsi a. menyediakan bentuk dan kerangka Menyokong memberikan bentuk b. pergerakan c. support dan melindungi organ vital ( otak, jantung, paru) d. hematopoesis e. penyimpanan utama mineral inorganic ( kalsium dan fosfot ) 2. Tipe a. panjang / longus ; FEMUR tl. humerus, radius b. pendek / : METAKARPAL, karpal, tarsal c. pipih / ; STERNUM melindungi organ tubuh dan sebagai tempatmelekatnya otot.

d. tidak beraturan ; VERTEBRAE patela. e. Tulang f. Tulangaxial ( tulang pada kepala dan badan) Seperti : tl. tengkorak, tl. vertebrae, tl. rusuk dan sternum. appendicular (tulang tangan dan kaki)

Seperti : extremitas atas (scapula, klavikula, humerus, ulna, radius, telapak tangan), extremitas bawah (pelvis, femur, patela, tibia, fibula, telapak kaki) Ada 2 tipe tulang : a. Kompaktum kuat, tebal, padat. b. Kankellous lebih kopong, renggang

3. Komponen a. mineral & matrik organik (kolagen & proteoglikan) b. Kalsium & fosfat membentuk garam kristal, tertimbun dlm matriktulang

c. Matrik organik tulang disebut osteoid

o 70% kolagen tipe 1 o Proteoglikan : asam hialuronat

4. Bagian Tulang a. Diafisiso Bagian tengah tulang yg berbentuk silinder o Tersusun dari tulang kortikal, kekuatan besar

b. Metafisiso Bagian tulang yang melebar, dekat ujung akhir batang o Tersusun dari tulang trabekular (spongiosa), mengandung sel hematopoetik

c. Epifisiso Lempeng pertumbuhan B. Susunan Tulang

1. Tulang adalah jaringan yang dinamis, tersusun dari 3 jenis sel : a. Osteoblaso Pembentukan matrik tulang melalui proses osifikasi o Aktif menghasilkan jaringan osteoid, mensekresi fosfatase alkali: mengndapkan kalsium & fosfat ke dalam matrik tulang

b. Osteosito Sel tulang dewasa, sebagai lintasan pertukaran kimiawi melalui tulang yg padat

c. Osteoklaso Sel besar berinti banyak, mengandung enzim proteolitik, absorpsi mineral & matrik tulang C. OTOT 40-50 % BB manusia. 1. Jenis a. otot jantung ; dikontrol system saraf dan g disadari b. otot polos ; dikontrol system saraf dan g disadari c. otot lurik/ skelet ; disadari, dikontrol saraf somatic

2. Fungsi a. gerakan tubuh sebgai alat gerak aktif b. postur tubuh c. produksi panas 3. Struktur a. otot single seperti bisep terdiri dari 1000 otot fibrus b. fibris mengelilingi otot c. fibris bergabung bersama pada tendon d. setiap fibrus adalah sel single e. sel ini besarnya 100mm diameter, banyak inti f. sitoplasmanya dikemas oleh iofibris g. kontraksi disebabkan adanya rangkain protein filament h. sitoplama otot (sarcoplasm) juga terdiri dar mitokondria menyediakan energi untuk kontraksi 4. Susunan a. sel otot yang parallel (fasikuli) yang terbungkus dalam epimisum atau fasia (pertemuan otot dengan otot) b. filament tebal = myosin, filament tipis = aktin D. SENDI 1. Definisi Sendi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang tsb dapat bergerak satu sama lain, maupun tidak. 2. Jenis a. Sinartrosis Adalah persendian yang tidak dapat digerakkan (immovable joint). Permukaan tulang hampir kontak langsung, hanya dikaitkan oleh jaringan ikat atau kartilago hialin. contoh : sutura

b. Amfiartrosis Pada persendian ini dapat bergerak sedikit. Tulang dihubungkan dengan serat kolagen atau kartilago. contoh : simfisis c. Diartrosis Disebut juga persendian sinovial, pergerakan lebih luas dibanding persendian lain. Persendian ini dikelilingi kapsul persendian fibrus dan membrana sinovial yang melapisi ruang persendian. Ruang persendian terisi cairan sinovial. o Pada sendi sinovial, dilapisi rawan sendi o Rawan sendi (avaskular & no saraf) berfungsi sbg bantalan o Rawan sendi dibentuk oleh kondrosit (sintesis & pelihara matriks) & matriks rawan sendi ( air, proteoglikan & kolagen) o Membran sinovial (jar avaskular lapisi permukaan dalam kapsul sendi) o Tersusun sel sinovial (sinoviosit) A & B o Sinoviosit A (makrofag) lepaskan debris sel ke dlm rongga sendi o Sinoviosit B (fibroblas) sintesis & sekresi hialuronat yg berperan dlm lubrikasi Jenis Sendi diartosis peluru ; persendian panggul dan bahu, memnungkinkan gerak bebas penuh engsel ; mmungkinkan pergerakan melipat hanya pada satu arah, eg siku dan lutut pelana ; memungkinkan gerakan dua bidang saling tegak lurus. Sendi dasar ibu jari pivot ; sendi antara radius dan ulna, memungkinkan rotasi melakukan aktivitas seperti memutar pegagan pintu peluncur ; memunkin gerakan terbatas ke semua arah , karpalia E. TENDON Definisi

Ikatan jaringan penghubung fibrous yang mengikat tulang dan otot F. MEKANISME KERJA OTOT 1. Potensial aksi berjalan sepanjang saraf motorik sampai ke serabut otot 2. di setiap ujung, saraf mensekresi substansi neurotransmitter, yaitu asetilkolim dalam jumlah sedikit 3. asetiklkolin bekerja pada area setempat pada membrane serabut otot untuk membuka banyak kanal lewat molekul protein yang terapung pada membrane 4. terbukanya kanal asetilkolin memungkinkan difusi Na+ ke dalam membrane otot.Timbul potensial aksi 5. Potensial aksi berjalan sepanjang serabut saraf memberikan depolarisasai, mengandung banyalk aliran listrik. 6. Retikulum sarkoplasma melepaskan banyak Ca+ yang disimpan di reticulum sarkoplasma 7. Ca*+ menimbulkan kekuatan menarik filament aktin-miosin lalu bergeser dan jadilah kontraksi 8. kurang 1 detik, ion CA+ dipompa kembali, untuk jika ada potensial kembali G. Gangguan otot dan Sendi 1. Sindrom kompartemen Merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Ini bisa disebabkan karena penurunan ukuran kompartemen otot karena fasia yang membungkus otot terlalu ketat, penggunaan gips atau balutan yang menjerat ataupun peningkatan isi kompartemen otot karena edema atau perdarahan sehubungan dengan berbagai masalah (misal : iskemi, cidera remuk). 2. Sindrom emboli lemak Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk kedalam pembuluh darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karena katekolamin yang dilepaskan oleh reaksi stres pasien akan

memobilisasi asam lemak dan memudahkan terjadinya globula lemak dalam aliran darah. 3. Infeksi System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat. 4. Avaskuler Nekrosis Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Volkmans Ischemia.

LUKA TENDON

A. Definisi

1. Tendon achillesTendon yang kuat, besar dan tebal di tubuh manusia, yang mana menghubungkan otot betis ( gastracnemous dan soleus ) ke tulang tumit (calcaneus) adalah tendon Achilles. Fungsi utamanya adalah mengangkat tumit atau mendorong pada normalnya.

2. Kelainan Tendon AchillesNormalnya tendon Achilles dapat mengatur gaya sampai 1000pounda tau lebih. Jika melampaui batas atau subjectnya stress, itu jadi tegang dan sakit. Kerusakan Achilles tendon menyebabkan nyeri di kaku dan kelainan bawah kaki. Ini dinamakan Achilles tendonitis. Inflamasi tendon yang menguhubungkan otot betis dan tumit (calcaneous) = Achilles tendonitis Lemahnya serat kolagen pada tendon sehingga terjadinya lepas sebagian atau retak nya tendon tumit = Achilles rupture Fungsi utama tendon adalah menerima gaya kontraksi dari otot ke tulang. Konsekuensinya, tendon membutuhkan kekuatan yang memadai. Tendok memiliki bbagai bentuk, sperti lembaran di aponeurosis dari latisimus dorsi atau panjang seperti struktur bicep brachii. (Whitney Lowe 2006)

3. TendonAdalah Tendon adalah bagian dasar unit kontraktil. Kekuatan tendon bisa 2 kali lebih besar daripada ototnya. Makanya ntu jarang patah. Bahkan juka otot dimana terjadi rupture, rupturnya biasanya pada pertigaan musculotendon atau serat otot

4. Tendonosis/tendinitisAdalah masalah umum pada tendon yang biasanya mengarah ke tendinitis tapi paling dikenal tendinosis yang mana kondisi abnormal dari

tendon. Tendinitis manandakan inflamasi dan sebelumnya adanaya maslah kronik yaitu patahnya fiber tendon . Penetilitian lebih lanjut menjelaskan bahwa penyebab nya malah rusaknya matrix kolagen tendon.Periode lama dapat merusak kolagen karena stress pada tendon. Kronik lainnya adalah aliran darah ke tendon yang berkurang

5. tim health wise 2008Tendon adalah serat kuat yang menghubungkan otot dengan tulang. Cedera tendon bisa terjadi tiba tapi biasanya itu adalah hasil dari bebrapa tahun yang tela terjadi.. Ada 2 jenis gambaran tendon injury, yaitu : a. tendinitis = yaitu inflamasi pada tendon, tapi jarang menyebabkan nyeri tendon b. endinosis = rusakan yang parah pada jaringan yang mengelilingi tendon karena terlalu sering dipakai. c. Thomas Groner Patahnya tendon atau luka yang bisa terjadi secara spontan yang bisa mengakibtkan microtrauma/tendonitis berulang B. Etiologi 1. Achilles tendon a. terlalu sering dipakai b. ketidaksejajaran c. kesalahan pakai sepatu d. efek medis e. kecelakaan

PATAH TULANG

A. DefinisiRusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. (Linda Juall C, 1999) Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi. (Doenges, 2000). fraktur adalah rusaknya dan terputusanya kontinuitas tulang. faktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. farktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan. Menurut Smelter dan Bare (2002) fraktur adalah terputusan

kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya , farktur terjadi jika tulang dikenai stres yg lebih brsar dr yg d dapat. Menurut Price (1995) fraktur aadalaah patah tulang , biasanya

disebabkan untuk trauma atau fisik.

B. Etiologi 1. Kekerasan langsungKekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring.

2. Kekerasan tidak langsungKekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

3. Kekerasan akibat tarikan otota. Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. b. Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.(Oswari E, 1993)

1) Trauma :a) Langsung (kecelakaan lalulintas) b) Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi

berdiri/duduk sehingga terjadi fraktur tulang belakang ) c) Patologis : Metastase dari tulang d) Degenerasi e) Spontan : Terjadi tarikan otot yang sangat kuat.

C. Klasifikasi 1. Klasifikasi Etiologis a. Fraktur traumatik terjadi karena trauma yang tiba tiba b. Fraktur patologis terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibatkelainan patologis di dalam tulang. Fraktur ini terjadi akiba

c. adanya kelainan atau penyakit yang menyebabkan kelemahan padatulang. Fraktur patologis dapat terjadi secara spontan atau akibat trauma ringan.

d. Fraktur stress terjadi karena adannya trauma yang terus menerus padasuatu tempat tertentu atau stress yang kecil dan berulang-ulang pada daerah tulang yang menopang berat badan. Fraktur stress jarang sekali ditemukan pada anggota gerak atas.

2. Klasifikasi Klinis a. Fraktur tertutup (simple fracture) adalah suatu fraktur yang tidakmempunyai hubungan dengan dunia luar.

b. Fraktur terbuka (compound fracture) adalah fraktur yang mempunyaihubungan dengan dunia luar sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi.

Luka pada kulit yang dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar

menembus kulit (from within) atau dari luar oleh karena tertembus misalnya oleh karena peluru atau trauma langsung (from without). Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. Selain untuk mencegah infeksi juga diharapkan terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak.

c. Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture) adalah fraktur yangdisertai dengan komplikasi misalnya malunion, delayed union, nonunion, infeksi tulang

3. Klasifikasi RadiologisKlasifikasi ini berdasarkan atas : a. LokalisasiDiafisial Metafisial Intra-artikuler Fraktur dengan dislokasi b. Konfigurasi Fraktur transversal, Fraktur oblik, Fraktur spiral, Fraktur kupu kupu, Fraktur segmental dan Fraktur komunitif (fraktur lebih dari dua fragmen) c. Menurut Ekstensi Fraktur total, Fraktur tidak total, Fraktur buckle atau torus, Fraktur garis rambut, dan Fraktur green stick d. Menurut hubungan antar fragmen dengan fragmen lainnya

Tidak bergeser (undisplaced) e. Bergeser (displaced), dapat terjadi dalam 6 cara: bersampingan, angulasi, rotasi, distraksi, over-riding dan impeksi. f. Menurut Depkes RI (1995) Berdasarkan luas dan garis traktur meliputi: 1) luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya

menyeberang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh kerteks. 2) dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh). g. Menurut Black dan Matassarin (1993) 1) Fraktur tertutup fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh tulang tidak menonjol malalui kulit. 2) Fraktur terbuka fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi h. Patah tulang terbuka terdiri dari 3 derajat 1) Grade I : luka kulit 1 cm, kerusakan jaringan lunak, fraktur komunutif sedang,kontaminasi sedang 3) Grade III : luka lebar Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah, syaraf otot dan kulit. 4) tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah 5) tipe IIIB : disertai kerusakan dan kehilangan janingan lunak, tulang tidak dapat do cover soft tissue 6) tipe IIIC : disertai cedera arteri yang memerlukan repair segera i. Long (1996) membagi fraktur berdasarkan garis patah tulang 1) Green Stick pada sebelah sisi dari tulang, sering terjadi pada anakanak dengan tulang lembek 2) Transverse patah melintang 3) Longitudinal patah memanjang 4) Oblique garis patah miring 5) Spiral patah melingkar j. Black dan Matassarin (1993) mengklasifikasi lagi fraktur berdasarkan kedudukan fragmen

1) Tidak ada dislokasi 2) Adanya dislokasi, yang dibedakan menjadi: 3) Disklokasi at axim membentuk sudut 4) Dislokasi at lotus fragmen tulang menjauh 5) Dislokasi at longitudinal berjauhan memanjang 6) Dislokasi at lotuscum controltinicum fragmen tulang berjauhan dan memendek.

D. Manifestasi a. Nyeri b. bengkak/ edema c. memar/ ekimosis d. Spasme otot e. Penurunan sensasi f. Gangguan fungsi g. Paralysis h. Deformitas i. Syok hipovolemik j. Mobilitas abnormalMenurut Smelter & Bare, 2002, tanda dan gejala dari fraktur antara lain a. Nyeri b. Deformitas (kelainan bentuk) c. Krepitasi (suara berderik) d. Bengkak e. Peningkatan temperatur lokal f. Pergerakan abnormal g. Echymosis (perdarahan subkutan) h. Kehilangan fungsi

Lewis (2006) menyampaikan manifestasi fraktur adalah sebagai berikut: a. Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya. b. Bengkak/edama Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya. c. Memar/ekimosis Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di jaringan sekitarnya. d. Spame otot Merupakan kontraksi otot involunter yang terjadu disekitar fraktur. e. Penurunan sensasi Terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema. f. Gangguan fungsi Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme otot. paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf. g. Mobilitas abnormal Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang panjang. h. Krepitasi Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang digerakkan. i. Defirmitas Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya. j. Shock hipouolemik k. Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat.

l. Gambaran X-ray menentukan fraktur Gambara ini akan menentukan lokasi dan tipe fraktur

E. Patofisiologi

F. Penatalaksanaan1. Fraktur terbuka merupakan kasus emergency karena dapat terjadi kontaminasi oleh bakteri dan disertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam (golden period).

Kuman belum terlalu jauh meresap dilakukan : a. pembersihan luka b. exici c. hecting situasi d. antibiotik

G. Pemeriksaan Fisik :1. Inspeksi (look) Adanya deformitas (kelainan bentuk) seperti bengkak,

pemendekan, rotasi, angulasi, fragmen tulang (pada fraktur terbuka). 2. Palpasi (feel) Adanya nyeri tekan (tenderness), krepitasi, pemeriksaan status neurologis dan vaskuler di bagian distal fraktur. Palpasi daerah ektremitas tempat fraktur tersebut, di bagian distal cedera meliputi pulsasi arteri, warna kulit, capillary refill test. 3. Gerakan (moving) Adanya keterbatasan gerak pada daerah fraktur

H. Pemeriksaan Penunjang :1. Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur, harus mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari : a. Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral. b. Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal. c. Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera maupun yang tidak terkena cedera (untuk membandingkan dengan yang normal) d. Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan. 2. Pemeriksaan laboratorium, meliputi: a. Darah rutin, b. Faktor pembekuan darah, c. Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi), d. Urinalisa,

e. Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk kliren ginjal) 3. Pemeriksaan arteriografi Dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan vaskuler akibat fraktur tersebut. a. Penatalaksanaan umum 1) Fraktur biasanya menyertai trauma,penting thd pemeriksaan airway,breathing n sirculation 2) Bila tak ada masalah lagi, lakukan anamnesa, dan pemeriksaan secara terperinci 3) Waktu terjadinya kecelakaan penting ditanyaakan untuk

mengetahui berapa lama sampaidi RS, mengingat golden period (1-6 jam) 4) Bila > 6 jam, komplikasi infeksi semakin >, anamnesis dan pemeriksaafisis secarasingkat, lengkap. 5) Lakukan foto radiologi, pemesangan bidai untuk menurunkan rasa sakit,dan memepermudah prosess pembutan foto b. Penatalaksaan Kedaruratan

1) Segera setelah cedera, bila dicurigai adanya fraktur, penting untukmengimobilisasibagian tubuh segera sebelum dipindahkan

2) Bila pasien cedera harus dipindahlkan dari keadaan sebelum dapatdilakukan pembidaian, ekstermitas harus dijaga dan dibawah tempat patah untuk mencegah angulasi, gerakan fragmen fraktur dapat menyebakan nyeri, kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lanjut

3) Peredaran di distal cedera harus dikaji untuk menentukankecukupan nutrisi

4) Pada fraktur terbuka, tutup dengan kasa steril untuk mencegahinfeksi yang terjadi

5) Pada bagian gawat darurat, pasien dievaluasi dengan lengkap. Padasisi cedera , ekstermitas sebisa mungkin dijaga jangan sampai digerakkan untuk mencegah kerusakaan lebh lanjut c. Penatalaksanaan lanjut Prisip penatalaksaan ada 4 : 1) Recognition diagnosis dan penilaian fraktur Kelainan bentuk yang nyata dapat menentukan diskontinuitas integritas rangka perkiraan diagnosis fraktur pada tempat kejadian dapat dilakukan sehubungan dengan adanya rasa nyeri dan bengkak lokal, kelainan bentuk, dan ketidakstabilan 2) Reduction restorasi fragmen fraktur sehingga posisi yang paling optimal didapatkan Reduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmenfragmen tulang yang patah sedapat mungkin kembali seperti letak asalnya. d. Pemasangan gips 1) Tepung gips terdiri dari garam kapur sulfat berupa bubuk halus berwarna putih dan mempunyai sifat mudah menarik air (hygroskopis). Bila diberi air, tepung gips akan membentuk semacam bubur yang beberapa saat kemudian akan mengeras dengan mengeluarkan panas. 2) Untuk fiksasi luar patah tulang dipasang gips spalk atau gips sirkulair. Perban gips spalk biasanya dipakai pada patah tulang tungkai bawah karena biasanya akan terjadi oedema. Setelah edema menghilang baru diganti dengan gips sirkulair. 3) Biasanya gips baru dibuka setelah terjadi kalus (bersambung), untuk lengan memerlukan waktu 4 6 minggu sedangkan tungkai 6 10 minggu.Makin muda umur pasien makin cepat penyembuhannya

e. Traksi Traksi adalah usaha untuk menarik tulang yang patah untuk mempertahankan keadaan reposisi secara umum traksi didapatkan dengan penempatan beban berat sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang fraktur. Biasanya lebih disukai traksi rangka dengan dengan baja steril dimasukkan melalui fragmen distal atau tulang yang lebih distal melalui pembedahan dibanding dengan traksi kulit. f. Retention : imobilisasi fraktur g. Rehabilitation : mengembalikan aktfitas fungsional semaksimal mungkin 1) Fase Awal Penyembuhan dari Jaringan Lunak: Patah tulang robekan pembuluh darah sekitar luka pendarahan respon tubuh berupa bekuan darah/hematoma ledakan populasi sel pembentuk tulang baru membentuk callus yg berfungsi sbg lem agar tulang tak bergerak, tapi masih lunak karena masih cairan diikuti pula dengan invasi sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, berfungsi membersihkan jaringan nekrotik. Jika dirontgen garis fraktur terlihat karena material nekrotik hilang 2) Fase Penyambungan Tulang Secara Klinis (Clinical Union) Callus yg diisi jaringan. Fibrosa dan kartilago makin lama makin mengeras karena osteoblas sebagian digantikan oleh tulang immatur / belum dewasa pergerakan tulang yg patah tidak terjadi lagi pasien tidak nyeri saat tulang digerakkan. jika dirontgen garis fraktur mulai tak nampak 4. Fase Konsolidasi atau Penyambungan secara Radiologis

(Radiographic Union)

Aktifasi Osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jar. immatur mjadi matur, terbentuknya tulang lamelar shg menambah stabilitas daerah fraktur. Garis patah tulang tak terlihat lagi : Usia Lokalisasi & konfigurasi fraktur Pergeseran awal fraktur Vaskularisasi pada kedua fragmen Reduksi & imobilisasi Ruangan diantara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak Faktor adanya infeksi & keganasan lokal Cairan sinovial Gerakan aktif & pasif pada anggota gerak