makalah teklab

24

Click here to load reader

Upload: aprilia

Post on 27-Jun-2015

303 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah teklab

ISOLASI AUKSIN( Makalah Proyek Pengelolaan Laboratorium Biologi)

Oleh :

1. Tri Suwandi [0813024012]

2. Anggun Yuliana Safitri [0813024016]

3. Beti Anggraini [0813024020]

4. Dewi Oktaria [0813024023]

5. Harry Haryono [0813024032]

6. Misriyanti [0813024037]

7. Prisilia Anggun Larasati [0813024041]

8. Ria Ratna Fauziah [0813024043]

9. Siti Nurhalimah [0813024050]

10. Wahyu Sri Sukarsih [0813024054]

PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2010

Page 2: makalah teklab

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya peningkatan hasil pertanian yang umum dilakukan oleh para petani adalah

dengan menggunakan pupuk dan sebagian kecil menggunakan starter bakteri

dekomposer. Pupuk yang beredar di masyarakat adalah pupuk buatan seperti urea,

ZA, atau NPK. Pupuk buatan mampu menyuplai kebutuhan nutrisi suatu tanaman,

tetapi penggunaan pupuk dalam jangka panjang justru akan mengeraskan tekstur

tanah. Selain itu, pupuk buatan ini juga dapat menyebabkan tidak berkembangnya

mikroba yang dapat menguraikan zat-zat organik menjadi nutrisi yang dapat

dimanfaatkan oleh tanaman.

Selain penggunaan pupuk dan bakteri starter, dapat pula digunakan suatu zat yang

berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan tanaman yang biasa disebut ZPT (zat

pengatur tumbuh). ZPT merupakan hasil isolasi hormon pertumbuhan dari pucuk

maupun ujung akar suatu tanaman seperti auksin, giberelin, maupun sitokinin.

ZPT ini dapat merangsang sel-sel tanaman untuk cepat membelah dan

bereproduksi apabila diaplikasikan pada tanaman sesuai dengan dosis.

Dengan mengombinasikan EM4 sebagai starter bakteri pengurai zat organik

dalam tanah dan auksin sebagai ZPT, maka kita dapat menghasilakan suatu zat

yang dapat menyuburkan tanaman sekaligus menggemburkan tanah.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Alat apa saja yang digunakan dalam mengisolasi auksin dari pucuk tanaman?

2. Bahan apa saja yang diperlukan dalam membuat zat pengatur tumbuh (ZPT)

dari pucuk tanaman?

Page 3: makalah teklab

3. Bagaimana cara mengisolasi auksin dari pucuk tanaman?

1.3 Tujuan

Ada pun tujuan percobaan isolasi auksin ini adlah sebagai berikut.

1. Menentukan jenis alat dan bahan dalam percobaan untuk mengisolasi auksin

dari pucuk tanaman.

2. Melatih keterampilan menggunakan berbagai alat dan bahan untuk

mengisolasi auksin dari pucuk tanaman.

3. Membuat zat pengatur tumbuh (ZPT) dari auksin yang telah diisolasi dari

pucuk tanaman.

Page 4: makalah teklab

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hormon Tumbuhan

Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa

golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau

fitohormon. Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan analogi fungsi

hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan

dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan

istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen,

dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan

pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon

eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan

istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth regulator).

Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi

sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon

tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen

yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon

tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-

tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.

Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan

hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki

pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh

dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan

cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang

kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk

(misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu

berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan

Page 5: makalah teklab

tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya.

Sejauh ini dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap sebagai fitohormon,

yaitu Auksin, Sitokinin, Giberelin atau asam giberelat (GA), Etilena, Asam

absisat (ABA), Asam jasmonat, Steroid (brasinosteroid), Salisilat, Poliamina.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Tumbuhan

Faktor Luar

1. Air dan Mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi

salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan

pertumbuhan tak normal.

2. Kelembaban.

3. Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan

untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda

untuk tiap jenis tumbuhan.

4. Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor

penghambat. Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang

gelap. Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan

panjang penyinaran.

Faktor Dalam

1. Faktor hereditas.

2. Hormon.

a) Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung

meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali

menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena

sativa. Fungsi: membantu perkecambahan dan dominasi apikal.

b) Giberelin adalah senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi

atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa. Fungsi:

pemanjangan tumbuhan dan berperan dalam partenokarpi.

Page 6: makalah teklab

c) Sitokinin, pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini

merangsang pembelahan sel.

d) Gas etilen, banyak ditemukan pada buah yang sudah tua.

e) Asam absiat

f) Florigen

g) Kalin, hormon pertumbuhan organ, terdiri dari: rhizokalin, kaulokalin,

filokalin, dan antokalin.

h) Asam traumalin atau kambium luka, merangsang pembelahan sel di

daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka.

2.3 Auksin

Salisbury dan Ross (1995) menambahkan hormon yang pertama kali ditemukan

adalah auksin.   Auksin endogen yaitu IAA (Indol Acetic Acid) ditemukan  pada

tahun 1930-an bahkan saat itu hormon mula-mula dimurnikan dari air seni. 

Karena semakin banyak hormon ditemukan maka efek serta konsentrasi

endogennya dikaji.  Hormon pada tanaman jelas mempunyai ciri : setiap hormon

mempengaruhi respon pada bagian tumbuhan, respon itu bergantung pada species,

bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar

hormon, yang diketahui dan berbagai faktor lingkungan yaitu cahaya, suhu,

kelembaban, dan lainnya.

Istilah auksin pertama kali digunakan oleh Frist Went seorang mahasiswa

PascaSarjana di negeri Belanda pada tahun 1926 yang kini diketahui sebagai asam

indol-3 asetat atau IAA (Salisbury dan Ross  1995).   Senyawa ini terdapat cukup

banyak di ujung koleoptil tanaman oat ke arah cahaya.   Dua mekanisme sintesis

IAA yaitu pelepasan gugus amino dan gugus karboksil akhir dari rantai

triphtofan.  Enzim yang paling aktif diperlukan untuk mengubah tripthofan

menjadi IAA terdapat di jaringan muda seperti meristem tajuk, daun serta buah

yang sedang tumbuh.  Semua jaringan ini kandungan IAA paling tinggi  karena

disintesis di daerah tersebut. IAA terdapat di akar pada konsentrasi yang hampir

sama dengan di bagian tumbuhan lainnya (Salisbury dan Ross  1995).

Page 7: makalah teklab

IAA dapat memacu pemanjangan akar pada konsentrasi yang sangat rendah.  IAA 

adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat dalam tanaman.  IAA berperan

dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu pembesaran sel yaitu

koleoptil atau batang penghambatan mata tunas samping, pada konsentrasi tinggi

menghambat pertumbuhan mata tunas untuk menjadi tunas absisi (pengguguran)

daun aktivitas dari kambium dirangsang oleh IAA pertumbuhan akar  pada

konsentrasi tinggi dapat menghambat perbesaran sel-sel akar.

Penelitian IAA oleh Gregorio et al (1995) pada embrio, endosperma, dan

integumen benih Sechium edule (labu Siam) pada umur 23, 27, 33, dan 37 hari

setelah anthesis adalah sebagai berikut: 1) jumlah IAA pada embrio pada umur

tersebut berturut-turut 1.67%, 2.08%, 3.40 % dan 3.29 %, 2) Jumlah IAA pada

endosperma berturut-turut 20.45%, 25.72%, 30,40%, dan 52.22% dari total IAA,

dan 3) Jumlah IAA pada integumen adalah 8.44%, 9.32%, 8.76% dan 8.04%,  dan

4) Jumlah IAA total ( IAA terikat maupun IAA bebas) cenderung meningkat

sejalan dengan meningkatnya kemasakan benih labu Siam.

Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga

yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan

sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon

pertumbuhan pada semua jenis tanaman.nama lain dari hormon ini adalah IAA

atau asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang

dan ujung akar.

Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat

pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang,

mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel,

mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. kerja hormon

auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin.tumbuhan yang

pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat

karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak

disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin

tidak dihambat.sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut

cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

Page 8: makalah teklab

Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit kita

harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih

mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat

yang terang dan gelap diantaranya untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang

gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya

sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan

karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk

tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit

lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi

tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini

disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.

Cara kerja hormon Auksin adalah menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu

protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+

ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan

beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel

tumbuhan kemudian memanjang akibat air yg masuk secara osmosis.

Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak

proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta

sintesa protein (Darnell, dkk., 1986).

Auksin diproduksi dalam jaringan meristimatik yang aktif (yaitu tunas , daun

muda dan buah) (Gardner, dkk., 1991). Kemudian auxin menyebar luas dalam

seluruh tubuh tanaman, penyebarluasannya dengan arah dari atas ke bawah hingga

titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (floom) atau jaringan

parenkhim (Rismunandar, 1988).

Auksin atau dikenal juga dengan IAA = Asam Indolasetat (yaitu sebagai auxin

utama pada tanaman), dibiosintesis dari asam amino prekursor triptopan, dengan

hasil perantara sejumlah substansi yang secara alami mirip auxin (analog) tetapi

mempunyai aktifitas lebih kecil dari IAA seperti IAN = Indolaseto nitril,TpyA =

Asam Indolpiruvat dan IAAld = Indolasetatdehid. Proses biosintesis auxin dibantu

oleh enzim IAA-oksidase (Gardner, dkk., 1991).

Page 9: makalah teklab

Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga

yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan

sel di daerah belakang meristem ujung dengan memelarkan dinding sel. Hormon

auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman. Nama lain dari

hormon ini adalah IAA atau asam indol asetat.

Auksin pertama kali diisolasi pada tahun 1928 dari biji-bijian dan tepung sari

bunga yang tidak aktif, dari hasil isolasi didapatkan rumus kimia auksin (IAA =

Asam Indolasetat) atau C10H9O2N. Setelah ditemukan rumus kimia auksin, maka

terbuka jalan untuk menciptakan jenis auksin sintetis seperti Hidrazil atau 2, 4 - D

(asam -Nattalenasetat), Bonvel Da2, 4 - Diklorofenolsiasetat), NAA (asam 3, 6 -

Dikloro - O - anisat/dikambo), Amiben atau Kloramben (Asam 3 - amino 2, 5 –

diklorobenzoat) dan Pikloram/Tordon (asam 4 – amino – 3, 5, 6 – trikloro –

pikonat).

Auksin sintetis ini sudah digunakan secara luas dan komersil di bidang pertanian,

dimana batang, pucuk dan akar tumbuh-tumbuhan memperlihatkan respon

terhadap auksin, yaitu peningkatan laju pertumbuhan terjadi pada konsentrasi

yang optimal dan penurunan pertumbuhan terjadi pada konstrasi yang terlalu

rendah atau terlalu tinggi.

Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material

dinding sel dan sitoplasma. Selain memacu peman-jangan sel, hormon Auksin yg

di kombinasikan dengan Giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan

pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga

mendukung pertumbuhan diameter batang.

(http://www.lintasberita.com/go/902329 )

Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang dapat meregulasi banyak

proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta

sintesa protein (Darnell et al, 1986). Fungsi auksin menurut Averi (1937) dalam

Wilkins (1989), adalah menyebabkan terjadinya pembelahan sel pada lapisan

kambium. Pada konsentrasi auksin optimum, sel-sel penyusun kambium aktif

membelah dan terbentuk lapisan xilem yang cukup tinggi. Menurut Gardner et al,

Page 10: makalah teklab

(1991), efek seluler auksin meliputi peningkatan dalam sintesis nukleotida DNA

dan RNA, pada akhirnya peningkatan sintesis protein dan produksi enzim,

peningkatan pertukaran proton, muatan membran dan pengambilan kalium, serta

berpengaruh terhadap reaksi fitokrom dengan cahaya merah dan cahaya merah

jauh.

Heddy (1986), menyatakan bahwa auksin mendorong pembelahan sel dengan cara

mempengaruhi dinding sel. Lebih jelas diuraikan oleh Catala et al (2000),

menyatakan bahwa adanya induksi auksin dapat mengaktivasi pompa proton (ion

H+) yang terletak pada membran plasma sehingga menyebabkan pH pada bagian

dinding sel lebih rendah dari biasanya, yaitu mendekati pH pada membran plasma

(sekitar pH 4,5 dari normal pH 7). Aktifnya pompa proton tersebut dapat

memutuskan ikatan hidrogen diantara serat selulosa dinding sel. Putusnya ikatan

hidrogen menyebabkan dinding mudah merenggang sehingga tekanan dinding sel

akan menurun dan dengan demikian terjadilah pelenturan sel, pH rendah juga

dapat mengaktivasi enzim tertentu pada dinding sel yang dapat mendegradasi

bermacam-macam protein atau konstituen polisakarida yang menyebar pada

dinding sel yang lunak dan lentur, sehingga pemanjangan dan pembesaran sel

dapat terjadi.

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16624/4/Chapter%20II.pdf)

Page 11: makalah teklab

BAB IIIPROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1. Blender 1 buah

2. Beaker glass 1000 ml 2 buah

3. Baskom/wadah 2 buah

4. Toples 1 buah

5. Spatula 1 buah

6. Pipet tetes 1 buah

7. Sendok 1 buah

8. Gelas ukur 1 buah

9. Neraca digital 1 buah

10. Neraca ohaus 1 buah

11. Kain saring (50 x 50 cm) 1 helai

12. Corong 1 buah

13. Petridish 1 buah

14. Oven sterilisasi 1 buah

15. Pucuk tanaman 500 gram

16. Air 1 liter

17. Gula pasir 30 gram

18. EM4 10 ml

Page 12: makalah teklab

3.2 Cara Kerja

a. Mengumpulkan ujung tanaman secukupnya.

b. Mesterilisasi kain penyaring menggunakan oven sterilisasi.

c. Menakar air sebanyak 1 L menggunakan gelas beker.

d. Menimbang 30 gr gula pasir dengan mengguakan neraca digital.

e. Menimbang ujung tanaman tersebut sebanyak 500 gr dengan menggunakan

neraca biasa.

f. Menghaluskan ujung tanaman yang telah ditimbang menggunakan blender

dengan menambahkan air sebanyak 1 L dan gula 30 gr.

g. Menuangkan juice ujung tanaman ke dalam baskom.

h. Menyiapkan baskom dan kain penyaring.

i. Menyaring juice ujung tanaman tersebut sehingga diperoleh filtrat yang

diinginkan.

j. Menuangkan filtrat ke dalam toples kemudian menambahkan EM4 sebanyak

10 ml lalu menutup toples dengan rapat.

k. Kemudian menyimpan filtrat didalam ruangan bersuhu kamar selama 5 hari.

Page 13: makalah teklab

BAB IVPEMBAHASAN

Hormon pada tanaman diperlukan sebagai zat pertumbuhan. Secara alamiah

hormon dapat dibentuk sendiri di dalam tubuh tanaman, sebagai contoh adalah

hormon auksin, hormon ini di bentuk di pucuk batang dan bekerja di akar sebagai

zat pengatur perakaran. Hormon-hormon dari tanaman berada pada bagian-bagian

tanaman.

Hormon auksin banyak tersedia pada kecambah (toge), hormon sitokinin banyak

tersedia pada air kelapa (hormon sitokinin juga dapat ditemukan pada hati ikan)

dan hormon giberelin yang banyak terkandung di dalam biji jagung.

Banyak hormon-hormon sintetis yang dapat ditemui di pasaran seperti α-

Naphthalene acetic acid (α-NAA) yang merupakan hormon sintetis dari

auksin. Jika kita enggan membeli hormon di pasaran dengan harga yang tinggi,

mungkin ada baiknya untuk mencoba mengekstraknya langsung dari tanaman

Dalam percobaan ini, kami mencoba untuk mengisolasi auksin dari pucuk

tanaman. Cara yang digunakan adalah pertama-tama menyiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan, seperti Blender, Beaker glass, Baskom/wadah , Toples ,

Spatula, Pipet tetes , Sendok , Gelas ukur , Neraca digital, Neraca ohaus , Kain

saring , Corong , Petridish , Oven sterilisasi , 500 gr pucuk tanaman , 1 liter air,

30 gr gula pasir , 10 ml EM4. Setelah menyiapkan alat dan bahan tersebut,

selanjutnya yaitu mengumpulkan ujung tanaman secukupnya. Selain itu, hal yang

harus dilakukan yaitu mesterilisasi kain penyaring menggunakan oven sterilisasi,

menakar air sebanyak 1 L menggunakan gelas beker, menimbang 30 gr gula pasir

dengan menggunakan neraca digital.Lalu, menimbang ujung tanaman tersebut

sebanyak 500 gr dengan menggunakan neraca biasa. Setelah itu, menghaluskan

ujung tanaman yang telah ditimbang menggunakan blender dengan menambahkan

air sebanyak 1 L dan gula 30 gr. Gula yang ditambahkan tersebut berfungsi

sebagai nutrisi untuk perkembangan bakteri yang akan hidup di dalam media

Page 14: makalah teklab

tersebut. Kemudian, menuangkan juice ujung tanaman ke dalam baskom dan

menyaring juice ujung tanaman tersebut sehingga diperoleh filtrat yang

diinginkan. Menuangkan filtrat ke dalam toples kemudian menambahkan EM4

sebanyak 10 ml lalu menutup toples dengan rapat. Kemudian menyimpan filtrat

didalam ruangan bersuhu kamar selama 5 hari. Setelah 5 hari, membuka dan

menutup toples tersebut setiap 2 hari sekali hingga hari ke 15. Kemudian,

membiarkan filtrat tadi hingga mengendap. Lalu,memisahkan cairan bening yang

dihasilkan untuk diaplikasikan ke tanaman.

Cara menggunakan atau mengaplikasikan ekstrak hormon yang dihasilkan dalm

proses tersebut yaitu melarutkan 10 ml ekstrak hormon auksin dengan 2 liter air.

Mengaplikasikan dengan menggunakan sprayer pada pagi hari (6-9) atau sore hari

(3-6) setiap minggu pada tumbuhan yang ingin diberi hormon auksin .

Page 15: makalah teklab

BAB VKESIMPULAN

Dari hasil percobaan Isolasi Auksin dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut.

1. Jenis alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat gelas (gelas ukur,

beaker glass, cawan petri), alat sterilisasi (oven sterilisasi), alat filtrasi (kain

saring,corong), alat ukur massa/timbangan (neraca analitik dan neraca ohaus),

dan alat lain seperti batang pengaduk, pipet, baskom, toples, dan sendok.

2. Bahan utama yang digunakan untuk mengisolasi auksin adalah pucuk

tanaman, selain itu digunakan pula EM4 sebagai starter bakteri dekomposer,

serta glad an pasir sebagai sumber nutrisi bagi mikroba.

3. Proses pembuatan ZPT dari isolasi auksin adalah mengekstraksi bahan,

memfiltrasi ekstrak, menginokulasi EM4 pada filtrat, serta penyimpanan dan

pengadukan ZPT.

Page 16: makalah teklab

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2008. Hormon Tumbuhan. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:P1pDm8OanVoJ:anthuriumonline.wordpress.com/2008/01/25/hormon-pertumbuhan-pada-tumbuhan/+hormon+auksin&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses 18 November 2010 pukul 19.00 WIB

Anonimous. 2009. Isolasi Auksin. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16624/4/Chapter%20II.pdf.Diakses 18 November 2010 pukul 19.00 WIB

Anonimous. 2009. Cara Membuat Hormon Tanaman Organik. http://horteens.wordpress.com/2009/07/31/cara-membuat-hormon-tanaman-organik/. Diakses 18 November 2010 pukul 19.00 WIB