makalah isbd
TRANSCRIPT
BAB 1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia cerdik dan cendekiawan adalah manusia yang mampu
menggunakan kelebihannya untuk memberikan kemudahan bagi lingkungan
sekitarnya. Ada ahli mengatakan “ di era globalisasi, suatu negara bisa makmur
dan sejahtera apabila mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
daripada Sumber Daya Alam(SDA) yang melimpah”. Ini terbukti negara
Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya namun sampai sekarang masih
tetap menyandang gelar Negara berkembang sedangkan Amerika yang SDA-nya
sedikit namun SDM berkualitas sehingga mampu menjadikan negaranya sebagai
negara maju. Untuk itu,manusia cerdik dan cendekkiawan dibutuhkan pada masa
sekarang ini.
Tak hanya sekedar cerdik dan cendekiawan yang di butuhkan. Jika hanya
bermodal wawasan dan pengetahuan juga tak dapat menjamin terciptanya negara
yang damai dan sejahtera. Misalnya masih ada orang yang mempunyai ilmu
merakit bom malah memanfaatkannya untuk hal-hal yang tidak baik seperti
memakai bom untuk menangkap ikan. Dari uraian inilah sangat penting untuk
diketahui bahwa tak hanya cerdik dan cendekiawan saja yang dibutuhkan namun
juga manusia cerdik dan cendekiawan yang berkarakteristik baik dan berakhlak
mulia.
Karakteristik-karakteristik yang wajib dimiliki manusia cerdik dan
cendekiawan antara lain bersifat cinta kasih, tanggung jawab, berjiwa keadilan
dan sebagainya. Dengan memiliki karakteristik tersebut diharapkan manusia
cerdik dan cendekiawan dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya bukan
malah menyumbang kerusakan-kerusakan. Namun ada satu yang lebih penting
yaitu bagaimana cara yang harus dilakukan untuk menumbuhkan krakteristik
tersebut kepada manusia yang cerdik dan cendekiawan. Untuk itu makalah ini
dibuat dengan tujuan membantu para manusia cerdik dan cendekiawan
menemukan cara untuk menumbuhkan karakteristik-karakteritik baik.
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
Bagaimana pengertian manusia cerdik cendekiawan?
Bagaimana karakteristik manusia cerdik cendekiawan?
Apakah cinta kasih itu?
Apakah jiwa keadilan itu?
Apakah yang dimaksud kepercayaan mandiri itu?
Mengapa manusia cerdik cendekiawan harus berkarakteristik cinta kasih,
jiwa keadilan, tanggung jawab, dan kepercayaan mandiri?
Bagaimana cara mewujudkan manusia cerdik cendekiawan yang
berkarakteristik cinta kasih, jiwa keadilan, tanggung jawab, dan
kepercayaan mandiri?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
Untuk memahami pengertian manusia cerdik cendekiawan
Untuk memahami karakteristik manusia cerdik cendekiawan
Untuk mengerti Mengapa manusia cerdik cendekiawan harus
berkarakteristik cinta kasih, jiwa keadilan, tanggung jawab, dan
kepercayaan mandiri
Untuk mengerti bagaimana cara mewujudkan manusia cerdik cendekiawan
yang berkarakteristik cinta kasih, jiwa keadilan, tanggung jawab, dan
kepercayaan mandiri
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat memahami pengertian manusia cerdik cendekiawan
Mahasiswa dapat memahami karakteristik manusia cerdik cendekiawan
Mahasiswa dapat mengerti Mengapa manusia cerdik cendekiawan harus
berkarakteristik cinta kasih, jiwa keadilan, tanggung jawab, dan
kepercayaan mandiri
2
Mahasiswa dapat mengerti bagaimana cara mewujudkan manusia cerdik
cendekiawan yang berkarakteristik cinta kasih, jiwa keadilan, tanggung
jawab, dan kepercayaan mandiri
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia Cerdik dan Cendekiawan
3
Cerdik bermakna kemampuan mengambil keputusan untuk memilih
metodologi dan melaksanakan tindakan yang mendatangkan keutungan dengan
memanfaat situasi dan kondisi yang ada.
Yang perlu sekali kita fahami dari makna cerdik ini adalah kecepatan
proses berfikir, ketepatan atau akurasi keputusan dan tindakan yang diambil.
Akurasi keputusan harus didukung dengan pemilihan metodologi yang cocok
untuk itu. Terakhir adalah keuntungan atau manfaat yang diperoleh memuaskan.
Manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dan manusia juga
mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya yang kompleks
melalui proses belajar yang terus-menerus. Selain itu manusia dikatakan pula
sebagai makhluk budaya.
Kemampuan mengambil keputusan untuk memecahkan masalah (yang
berhubungan dengan orang lain) yang mendatangkan keuntungan baik untuk diri
sendiri maupun unuk kelompok.orang yang menggunakan kecerdasannya untuk
bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab
persoalan tentang berbagai gagasan.
Kecerdasan setiap individu pasti berbeda-berbeda.Perbedaan kecerdasaan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain,faktor bawaan,faktor ini
diturunkan sejak anak lahir.Jadi dalam satu lingkungan pasti akan ada anak yang
pintar, bodoh, ataupun rata-rata. Faktor kedua yaitu minat yang ada dalam diri
seseorang.Dalam diri seseorang pasti memiliki minat terhadap sesuatu, dan minat
tersebut adalah berupa dorongan agar dia bisa melakukan sesuatu secara lebih
baik sesuai dengan keinginannya. Faktor ketiga yaitu faktor pembentukan, faktor
ini terdapat di lingkungan sekitar seseorang.
Faktor keempat yaitu faktor kematangan, dimana seseorang pasti memiliki
kematangan yang berbeda dalam proses perkembangannya. Dan, jika seseorang
melakukan sesuatu hal, belum sesuai dengan kematangannya pasti dia akan
mengalami kegagalan, Tetapi sebaliknya apabila seseorang melakukan sesuatu hal
dia telah matang atau siap pasti dia akan berhasil. Yang terakhir yaitu fator
kebebasan, dalam hal ini seseorang mempunyai kebebasan dalam memilih cara
4
atau solusi dalam memecahkan masalah yang ada. Dari semua faktor tersebut
tidak ada yang paling dominan, karena kelimanya saling terkaitan, sehingga dalam
menilai kecerdasan seseorang kita tidak dapat menilai dengan satu faktor saja.
Kecerdasan manusia juga dapat di klasifikasikan atau dapat
dikelompokkan. Antara lain dari kecerdasan tingkat rendah ke tingkat tinggi yaitu
idiot, normal rata-rata sampai dengan jenius., Klasifikasi kecerdasan ini
berdasarkan tes, sehingga dapat diragukan hasilnya. Karena bisa juga saat
seseorang mengerjakan tes IQ, dia sedang mengalami masalah, sehingga
mengganggu kosentrasi dia dalam mengerjakan soal. Tapi sekarang kecerdasan
seseorang terdapat beberapa jenis, antara lain kecerdasan linguistik, logis
matematika, visual spasial.musikal, interpersonal, intra personalasial, naturalis,
kinesti tubuh.
Pengertian cendekiawan secara umum yaitu orang yang memiliki ilmu
pengetahuan dan dari nya ilmu itu akan terjaga. Cendekiawan di tandai dengan
pengaruhnya terhadap masyarakat. Ia menghasilkan karya-karya yang
mempengaruhi kehidupan di masyarakat. Karyanya itu bisa berupa pemikiran
ataupun produk nyata yang bermanfaat. Seorang cendekiawan adalah penjaga
ilmu pengetahuan, ia yang akan menjaga suatu ilmu pengetahuan itu akan
diturunkan kepada generasi berikutnya. Ia mengembangkan ilmu pengetahuan
yang kegunaannya untuk masyarakat.
Cendekiawan berbeda dengan pemimpin. Cendekiawan tidak bekerja
seperti seorang pemimpin yang menjalankan roda pemerintahan. Cendekiawan
adalah orang yang membantu seorang pemimpin dalam memerintah.
Cendekiawan adalah seorang yang dengan pengetahuannya dan kebijaksanaannya
memberi masukan pada seorang pemimpin. Jika pemimpin yang memutar roda
pemerintahan, maka cendekiawan adalah oli yang akan mempermudah pemimpin
memutar roda itu.
2.2 Karakterisirik Manusia Cerdik dan Cendekiawan
5
Manusia cerdik dan cendekiawan dituntut untuk memilki karakteristik-
karakteristik tertentu yang dapat mendukung kelebihan yang dipunyainya. Di
bawah ini akan dijelaskan beberapa karakteristik yang wajib dimiliki manusia
cerdik dan cendekiawan. Karakteristik-karakteristik tersebut antara lain:
ADIL
Pengertian adil sangat luas, adil dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk membagi sesuatu sesuai porsinya. Namun adil yang dimaksud
disini ialah kemampuan seseorang untuk meletakkan sesuatu sesuai tempatnya.
Contoh kecilnya adalah seorang ayah yang memiliki 2 anak yang duduk di kelas 4
SD dan di kelas 2 SMA. Ayah tersebut memberikan uang saku sebesar 5 ribu
rupiah kepada anak pertamanya dan memberikan 2 ribu rupiah kepada anak
keduanya yang duduk di bangku SD. Inilah yang disebut dengan tingkah laku adil.
Dapat kita lihat bahwa sang ayah mampu mengetahui kebutuhan masing-masing
anaknya yang berbeda-beda.
MANDIRI
Arti dari kata mandiri adalah kemampuan seseorang untuk mengatur
dirnya sendiri tanpa harus berpangku tangan pada orang lain. Dalam arian lain
mandiri adalah kemampuan seseorang untuk menghidupi dirinya dengan hasil
keringatnya sendiri. Orang cerdas mampu hidup tanpa bantuan (dana) dari orang
tuanya dengan cara membuka usaha.
Contoh lain dari Nabi Muhammad, sejak usia 4 tahun beliau telah menjadi yatim
piatu. Masa kecil beliau diisi dengan berdagang bersama kakek dan pamannya,
berbeda dengan anak kecil lain seusianya. Setelah pamannya meninggal,
Muhammad hidup sebatang kara dan dengan kegigihannya dia mampu menjadi
pedagang yang sukses, hingga akhirnya menikah dan memiliki keluarga.
BIJAK DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
6
Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengambil keputusan tanpa
merugikan fihak orang lain atau disebut dengan bijak. Contoh konkritnya ialah
saat Nabi Muhammad membuat perjanjian Hudaibiyah dengan kaum Kafir
Quraisy. Dalam perjanjian tersebut kaum Kafir Quraisy yang datang ke Madinah
boleh kembali ke Makkah, sedangkan Nabi Muhammad dan pengikutnya apabila
memasuki Makkah tidak boleh kembali lagi ke Madinah. Setelah perjanjian ini
Nabi Muhammad menyusun strategi dengan menyiapkan para sahabatnya yang
pandai berdakwah untuk menuju Makkah dan menyiarkan agama Islam disana,
sementara Nabi Muhammad dan para sahabatnya yang lain menetap di Madinah
dan menyambut kaum Kafir Quraisy dengan hangat, dengan harapan saat kembali
ke Makkah mereka bisa menceritakan kebaikan umat Islam.
Dalam hal ini sangat terlihat kebijakan Nabi Muhammad saat menyusun
strategi, walau terkesan menguntungkan bagi umat Islam, namun kaum Kafir
Quraisy juga diuntungkan dengan kehangatan umat Islam saat manyambut
kedatangan mereka. Inilah hakikat bijaksana yang sebenaranya.
MAU MENERIMA KRITIK
Orang yang cerdas adalah orang yang mau merubah dirinya lebih baik dari
hari ini dan kemarin. Kebanyakan orang mampu merubah dirinya sendiri dari
penilaian dan kritik serta saran dari orang-orang di sekitarnya. Kritik yang baik
dan bersifat membangun mampu merubah sifat seseorang menjadi lebih baik.
Contohnya saat khalifah Umar memimpin Negara Islam, beliau mendapat
kritikan dari rakyatnya yang sangat miskin. Padahal saat kepemimpinan beliau
semua rakyatnya diharuskan membayar pajak dan dibagikan kembali agar
rakyatnya berada dalam keadaan yang merata. Walau dikritik oleh rakyatnya
(yang miskin), beliau tidak mendahulukan emosinya, justru beliau langsung
mengintrospeksi dirinya sehingga mampu merubah dirinya menjadi khalifah yang
lebih baik lagi.
Ini menunjukkan bahwa khalifah Umar bisa menerima kritkan dari
rakyatnya, walaupun ia hanya rakyat miskin. Kritik ibarat katalis yang mampu
7
membantu seseorang bereaksi (merubah karakternya). Dan orang yang mau
berubah adalah orang yang mau menerima kritikan dari orang lain.
TAU KEKURANGAN DAN KELEBIHANNYA
Orang cerdas adalah orang yang bisa menilai dirinya sendiri, yang mampu
mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam dirinya sendiri. Namun bukan
berarti orang cerdas tidak butuh kritikan dari orang lain. Karena ada kalanya
hanya orang lainlah yang tahu kesalahan kita. Karena tidak semua yang kita
anggap benar dalam diri kita benar juga dari sisi orang lain. Jadi dapat menilai diri
sendiri merupakan modal terpenting.
Contohnya saat kita akan melamar pekerjaan kita harus tahu kemampuan
dan kelemahan diri kita, sehingga saat melamar kita tidak salah memilih
pekerjaan. Missalnya, apabila kita memiliki kelebihan dalam mengutak-atik motor
kita seharusnya melamar pekerjaan di bengkel motor, bukan di restoran masakan
Padang.
BERBICARA DENGAN SEDERHANA
Terkadang orang yang pintar dan berpendidikan berbicara dengan kosa
kata yang telah dikuasainya selama menempuh pendidikan. Bahkan saat terjun di
masyarakat yang notabene tidak semua mengerti dengan istilah yang dikuasainya,
dia tetap mengggunakan kosa kata tersebut sehingga masyarakat tidak mengerti
dengan apa yang diucapkannya.
Hal seperti ini bukanlah karakteristik manusia yang cerdik dan
cendekiawan. Karena manusia yang cerdik dan cendekiawan mampu
menempatkan diri sesuai dengan kondisi (masyarakat) yang dihadapi. Misalnya
saat dia memberikan penjelasan kepada para petani di desa terpencil, dia
menggunakan kata-kata yang lumrah digunakan dan didengar oleh para petani
tersebut, walaupun dia adalah insinyur di bidang pertanian. Berbicara dengan
8
kata-kata yang sederhana juga merupakan siasat atau strategi agar orang yang kita
ajak bicara (pendengar) mampu menerima pesan yang kita sampaikan.
Contoh lain adalah saat Nabi Muhammad berdakwah menyebarkan agama
Islam, beliau menggunakan kat-kata yang sederhana agar mudah dipahami oleh
para masyarakat sehingga mereka dapat mengerti kehangatan dan kesucian agama
Islam dan akhirnya mereka mau memeluk agama Islam.
TIDAK SOMBONG
Penyakit yang sering dialami oleh seseorang yang mendapat gelar pintar
atau cerdas adalah ‘sombong’. Penyakit ini sangat mudah menyerang orang yang
pintar namun tidak memiliki sikap rendah hati. Dia selalu bergaul dengan orang
yang sejajar dengan dia atau lebih tinggi tingkat intelektualnya dari dia, namun dia
tidak mau bergaul dengan orang yang inteleknya dibawah kemampuannya. Efek
samping dari sikap sombong adalah tidak mau menerima kritik dan masukan dari
orang lain.
Orang yang cerdas bukanlah orang yang hanya mau bergaul dengan orang
yang sederajat dengan dia, tapi orang yang cerdas adalah orang yang mau bergaul
dengan siapa saja. Orang cerdas juga akan menyumbangkan kecerdasannya pada
orang-orang yang membutuhkan (contoh : yayasan yatim piatu dan sekolah
terbuka).
Contohnya Nabi Muhammad bergaul dengan segala kalangan, baik dari
golongan raja-raja hingga yang hanya seorang peternak. Selain dengan tujuan
menyiarkan bahwa Islam adalah semua golongan, beliau juga bermaksud
membantu orang orang yang masih dalam kebodohan (jahiliyah) menuju zaman
yang terang benderang. Dan beliau merangkul semua kalangan tanpa pandang
bulu.
BERTANGGUNGJAWAB
Tanggung jawab adalah hal yang sangat penting dimiliki oleh setiap
manusia. Karena kelak saat kita meninggal kita harus mempertanggungjawabkan
9
apa yang telah kita lakukan saat di dunia. Setiap orang mempunyai tanggung
jawab terhadap dirinya masing-masing.
Orang yang cerdas adalah orang yang mampu mempertanggungjawabkan
apa yang telah dilakukannya tanpa mencari orang lain untuk dijadikan sebagai
kambing hitam dari kesalahannya, serta tidak memanfaatkan apa yang telah
dipercayakan kepadanya.
Bertanggungjawab adalah sikap berani mengemban resiko dari apa yang
telah ia lakukan. Misalnya, seseorang yang gagal memerintah suatu Negara berani
untuk dilengserkan dari tempatnya menjabat.
Bertanggungjawab juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang
untuk menjalankan amanah (kepercayaan) yang telah diberikan kepadanya dengan
sebaik-baiknya. sehingga orang-orang tidak meragukan lagi kemampuannya.
Misalnya, Nabi Muhammad mampu mengemban tanggung jawab yang diberikan
oleh Allah sebagai Rasul. Beliau mampu melakukan segala perintah dari Allah
dengan penuh tanggung jawab. Selain itu beliau juga mampu menjadi pemimpin
yang bertanggung jawab dengan jabatannya, sehingga beliau diberi gelar Al-Amin
oleh para sahabat.
2.3 Pengertian Sifat Cinta Kasih Manusia Cerdik dan Cendekiawan
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta,
cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa)
sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan
sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta
dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat kata cinta. Karena
itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang
yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung
pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan
pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.Cinta
10
memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta
merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan
pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi
yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia
dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti
Perintah-Nya, dan berpegang teguh syariat-Nya.
Walaupun cinta kasih memiliki arti yang hampir sama, namun terdapat
perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian
mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya. Dengan kata lain bersumber
dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Berdasarkan subjek yang dicintai, cinta dibagi menjadi dua yaitu; cinta diri
dan cinta kepada sesama manusia. Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan
mejaga diri. Manusia senangn untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya,
dan mengaktualisasikan diri. Ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan
kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang
menghalanginya untuk hidup, berkembang, dan mengaktualisasikan diri. Ia juga
membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit, dan mara
bahaya.
Yang kedua yaitu cinta kepada sesama manusia dengan tujuan agar
manusia dapat hidup dengan segala keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya, dia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Ia
hendaknya juga menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih saying pada
orang-orang lain, bekerja sama dengan orang lain dan member bantuan kepada
orang lain. Karena tidak dapat dipungkiri manusia adalah mahkluk sosial yang
butuh orang lain dalam menjalani kehidupannya.
2.4 Pengertian Jiwa Keadilan Manusia Cerdik dan Cendekiawan
11
Manusia cerdik dan cendekiawan dibutuhkan di dunia ini. Dengan adanya
mereka, perubahan akan terjadi. Misalnya, mereka dapat sesuatu yang dapat
mempermudah kerja manusia. Tentunya perubahan yang diharapkan adalah
perubahan yang positif bukan perubahan negatif yang merugikan orang lain.
Untuk menghindari terciptanya perubahan negatif maka manusia cerdik dan
cendekiawan wajib memiliki beberapa sifat yang mendukung kelebihannya. Salah
satunya yaitu mempunyai jiwa keadilan berjiwa adil.
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan
memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat
yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa
"Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana
halnya kebenaran pada sistem pemikiran". Tapi, menurut kebanyakan teori juga,
keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil". Kebanyakan
orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak
gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan.
Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa
tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena
definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan
segala sesuatunya pada tempatnya.
Para guru, akhlak dalam mendefinisikan keadilan berkata, ”Keadilan
adalah sebuah kebiasaan intemal yang kuat (masalah, karakter) dalam diri
seseorang yang selalu mendorongnya untuk berkomitmen dengan taqwa”.
Menurut Islam seseorang yang adil secara individual adalah seorang yang
tunduk, thawaf dan mengikuti peraturan Allah Ta’ala secara ketat, dan keadilan
akhlak individual akan tercapai hanya dengan mengikuti Agama Islam secara
ketat, dan konsisten.
Keadilan dalam al-Qur'an dari akar kata , yaitu sesuatu yang benar, sikap
yang tidak memihak, penjagaan hak-hak seseorang dan cara yang tepat dalam
12
mengambil keputusan ("Hendaknya kalian menghukumi atau mengambil
keputusan atas dasar keadilan"). Dari terkaitnya beberapa pengertian kata adalah
dengan wawasan atau sisi keadilan secara langsung itu saja, sudah tampak dengan
jelas betapa porsi "warna keadilan" mendapat tempat dalam al-Qur'an, sehingga
dapat dimengerti sikap kelompok Mu'tazilah dan Syi'ah untuk menempatkan
keadilan sebagai salah satu dari lima prinsip utama al-Mabdi al-Khamsah.) dalam
keyakinan atau akidah mereka. Kesimpulan di atas juga diperkuat dengan
pengertian dan dorongan al-Qur'an agar manusia memenuhi janji, tugas dan
amanat yang dipikulnya, melindungi yang menderita, lemah dan kekurangan,
merasakan solidaritas secara konkrit dengan sesama warga masyarakat, jujur
dalam bersikap, dan seterusnya. Hal-hal yang ditentukan sebagai capaian yang
harus diraih kaum Muslim itu menunjukkan orientasi yang sangat kuat akar
keadilan dalam al-Qur'an. Dengan demikian, wawasan keadilan dalam al-Qur'an
mudah sekali diterima sebagai sesuatu yang ideologis, sebagaimana terbukti dari
revolusi yang dibawakan Ayatullah Khomeini di Iran. Sudah tentu dengan
segenap bahaya-bahaya yang ditimbulkannya, karena ternyata dalam sejarah,
keadilan ideologis cenderung membuahkan tirani yang mengingkari keadilan itu
Sebab kenyataan penting juga harus dikemukakan dalam hal ini, bahwa sifat dasar
wawasan keadilan yang dikembangkan al-Qur''an ternyata bercorak mekanistik,
kurang bercorak reflektif.
Kata adil dalam Pancasila disebutkan tak kurang dari dua kali yaitu pada
sila kedua dan sila kelima. Jika kita menggunakan teori tafsir Alquran ke dalam
penafsiran Pancasila ini, maka penafsiran yang paling valid adalah penafsiran
pancasila dengan Pancasila. Hal demikian layak dilakukan pada Pancasila karena
bangsa Indonesia telah meyakini Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara
yang implikasi otomatisnya Pancasila adalah kebenaran.
Kata adil pada sila kedua bermakna kemanusiaan yang adil dengan
keadilan sosial. Ini bukan berarti keadilan pada bidang lain tidak termasuk dalam
makna Pancasila. Tetapi di sini kita harus menyusun arti keadilan yang disebutkan
secara eksplisit dalam Pancasila, yaitu keadilan sosial sebagai urutan pertama dan
13
utama dengan pengurutan hirarkis. Artinya jika ada keadilan pada bidang lain
yang bertentangan dengan makna keadilan utama dan pertama tersebut maka
makna keadilan utama dan pertama tersebut harus dimenangkan dengan alasan
makna itu diperoleh langsung dari Pancasila
Keadilan manusia sebagai mahluk sosial sisi lain dari kehidupan manusia
adalah kehidupan eksternal dan kehidupan interaktif dengan dunia luarnya. Dunia
ekstemal merupakan tempat ujian keadilan individual manusia. Oleh karena itu
keadilan individual sangat penting untuk ditegakkan sebelum seseorang ingin
mulai berkecimpung dalam dunia sosial. Sulit untuk dipercaya bahwa seseorang
berlaku adil di tengah masyarakatnya sementara pada dirinya belum ditegakkan
keadilan individual.
Plato berpendapat bahwa keadilan clan hukum merupakan substansi rohani
umum dan masyarakat yang membuat clan menjaga kesatuannya. Dalam suatu
masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat
dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu
disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat
yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan
terwujud dalam masyarakt bilamana setiap anggota masyarakat melakukan
fungsinya secara baik.
Macam-macam keadilan antara lain:
1. Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal
yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak
sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Ali
bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus
dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja.
Andaikata All menerima Rp.100.000,- maka Budi harus menerima. Rp 50.000.
Akan tetapi bila besar hadian Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.
2. Keadilan Komutatif
14
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung
ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan
pertalian dalam masyarakat. Sebagai contoh dr. Sukartono dipanggil seorang
pasien, Yanti namanya. Sebagai seorang dokter is manjalankan tugasnya dengan
baik. Sebaliknya, Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka
berubah dan dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis yang saling mencintai.
Bila dr. Sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada
keadilan komutatif. Akan tetapi, karena dr.Sukartono sudah berkeluarga,
hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah
tangga. Karena dr.Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan
Yanti merusak rumah tangga dr.Sukartono.
Rawls mengemukakan suatu ide dalam bukunya A Theory of Justice
bahwa teori keadilan merupakan suatu metode untuk mempelajari dan
menghasilkan keadilan. Ada prosedur-prosedur berfikir untuk menghasilkan
keadilan.
Teori Rawls didasarkan atas dua prinsip yaitu Ia melihat tentang Equal
Right dan juga Economic Equality. Dalam Equal Right dikatakannya harus diatur
dalam tataran leksikal, yaitu different principles bekerja jika prinsip pertama
bekerja atau dengan kata lain prinsip perbedaan akan bekerja jika basic right tidak
ada yang dicabut (tidak ada pelanggaran HAM) dan meningkatkan ekspektasi
mereka yang kurang beruntung. Dalam prinsip Rawls ini ditekankan harus ada
pemenuhan hak dasar sehingga prinsip ketidaksetaraan dapat dijalankan dengan
kata lain ketidaksetaraan secara ekonomi akan valid jik tidak merampas hak dasar
manusia.
Bagi Rawls rasionalitas ada 2 bentuk yaitu Instrumental Rationality
dimana akal budi yang menjadi instrument untuk memenuhi kepentingan-
kepentingan pribadi dan kedua yaitu Reasonable, yaitu bukan fungsi dari akal
15
budi praktis dari orang per orang. Hal kedua ini melekat pada prosedur yang
mengawasi orang-orang yang menggunakan akal budi untuk keentingan
pribadinya untuk mencapai suatu konsep keadilan atau kebaikan yang universal.
Disini terlihat ada suatu prosedur yang menjamin tercapainya kebaikan yang
universal, dengan prosedur yang mengawasi orang per orang ini akan
menghasilkan public conception of justice.
Untuk itu Rawls mengemukakan teori bagaimana mencapai public
conception, yaitu harus ada well ordered society (roles by public conception of
justice) dan person moral yang kedunya dijembatani oleh the original position.
Bagi Rawls setiap orang itu moral subjek, bebas menggagas prinsip kebaikan,
tetapi bisa bertolak belakang kalau dibiarkan masyarakat tidak tertata dengan baik.
Agar masyarakat tertata dengan baik maka harus melihat the original position.
Bagi Rawls public conception of justice bisa diperoleh dengan original position.
Namun bagi Habermas prosedur yang diciptakan bukan untuk melahirkan prinsip
publik tentang keadilan tetapi tentang etika komunikasi, sehingga muncul prinsip
publik tentang keadilan dengan cara consensus melalui percakapan diruang publik
atau diskursus.
Untuk mencapai Keadilan mengukur keuntungan atau hasil pengukuran
keuntungan bukan bertolak dari orang per porang (particular) tetapi bertolak dari
pure procedural of justice. Ide dari resiprositas adalah ada pada different
principles yang mempunyai fungsi untuk mengijauantahkan ide resiprositas.
Prinsip perbedaan merupakan peningkatan kekinian dan ekspektasi orang yang
beruntung harus sama dengan kekinian dan ekspektasi orang yang kurang
beruntung (resiprositas).
2.5 Pengertian Kepercayaan Mandiri Manusia Cerdik dan Cendekiawan
Mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang
lain, misalnya sejak kecil ia sudah biasa mandiri sehingga bebas dari
16
ketergantungan pada oranglain. Kemandirian merupakan suatu hal atau keadaan
dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain
Kepercayaan diri adalah kunci menuju kehidupan yang berhasil dan
bahagia. Anda tidak dapat menjalani hidup dengan baik tanpa kepercayaan diri,
dan Anda membutuhkannya dalam segala hal. Tingkat kepercayaan diri yang baik
memudahkan pengambilan keputusan dan melancarkan jalan untuk mendapatkan
teman, membangun hubungan, dan membantu Anda mempertahankan kesuksesan
dalam pekerjaan. Namun Anda tidak dapat membeli kepercayan diri. Bahkan
kesadaran bahwa Anda kurang percaya diri akan membuat keadaan menjadi
buruk.
Dalam keseharian kita menjalani suatu kegiatan baik itu perorangan,
kelompok maupun Lembaga, pasti ada tanggung jawab yang dipikul, hanya saja
kapasitas tanggung jawabnya yang berbeda. Besar tugas yang dibebankan maka
tanggung jawabnyapun besar begitu pula sebaliknya. Dalam aplikasi pertanggung
jawaban akan memunculkan suatu embrio yang baru yaitu “Kepercayaan”
(kepercayaan yang kita bicarakan adalah hubungan manusia dengan manusia).
Semakin sering atau semakin banyak beban tugas yang kita pertanggung
jawabkan berarti kepercayaan orang kepada kita sangatlah besar, dan itu musti
kita syukuri karena kemampuan yang besar akan melahirkan tanggung jawab yang
besar.
Namun bagaimana kita bisa mempertahankan suatu “kepercayaan” itu
sehingga ia bisa melekat dalam diri kita ? menerima suatu kepercayaan lebih sulit
dibandingkan memberi suatu kepercayaan. Ketika suatu kepercayaan itu kita
terima dari orang lain, maka kita musti mampu untuk mewujudkan kepercayaan
tersebut menjadi sebuah rasa simpatik.
Ketika kepercayaan itu diabaikan apa yang terjadi ? mungkin satu, dua
atau tiga kali orang masih mau memberikan kepercayaan lagi namun ketika terjadi
kesalahan yang sama apakah kepercayaan itu bisa kita dapat kembali ? saya yakin
ia akan pergi bahkan akan menimbulkan rasa empati bagi orang yang memberi
17
kepercayaan tersebut, meski suatu ketika kita melakukan hal yang benar, akan
tetap minus dimata orang tersebut. Jadi betapa besar arti kepercayaan itu dimata
dan hati setiap orang. Saya yakin tidak ada orang yang mau dibohongi bahkan
dikecewakan apalagi hal itu terus berulang dan kesalahan yang sama, mungkin
sebagai ilustrasi seperti ini :“ Si A menitipkan suatu barang penting kepada si B
(pasti karena dia percaya terhadap si B ), karena si B teledor barang itu hilang,
dengan argumennya dia bisa meyakinkan si A sehingga ia tetap percaya, suatu
ketika si A kembali menitipkan sesuatu yang lebih berharga, namun si B teledor
lagi sehingga titipan tersebut diambil orang (hilang ), namun si A masih tetap
mempercayai alasan yang diberikan si B, kali berikutnya kembali si A menitipkan
sesuatu yang paling berharga dan ia berpesan “tolong jaga barang ini karena ini
menyangkut kehidupan saya”, namun apa yang terjadi ?dasar si B ceroboh
akhirnya barang itu jatuh ke C dan akhirnya si A terpuruk , jatuh dan bangkrut.”
Jadi ketika kita menerima suatu kepercayaan sudah semestinya kita
mampu menjaganya, seperti kita menjaga dan merawat diri kita sendiri, sehingga
ia akan menjadi sesutu yang mulia, Seberapa pentingkah arti Kepercayaan itu bagi
anda? Itu tergantung dari seberapa besar hati kita untuk memuliakan orang.
Manusia diciptakan dengan sifat dasar yang saling membutuhkan satu
sama lain. Ia adalah makhluk sosial yang kodratnya memang harus saling bekerja
sama, saling melengkapi untuk mendapatkan apa yang ia inginkan secara pribadi
maupun kelompok. Contoh saja jika kita ingin makan maka kita harus membeli
makanan yang merupakan hasil kerja orang lain. Atau jika kita ingin menulis
maka kita membutuhkan orang yang bias membuat pensil dan kertas. Tidak bias
dibayangkan jika kita harus mengerjakan semuanya sendiri.
Permasalahan yang muncul adalah ketika kita sangat membutuhkan orang
lain sementara mereka tidak secara tanggap mau membantu kita. Suatu ketika kita
pasti punya suatu cita-cita yang hendak diwujudkan. Contoh yang kecil saja di
dunia perkuliahan. Di sana pasti ada tugas untuk membuat suatu makalah yang
harus dikerjakan secara kelompok. Biasanya ada pembagian tugas masing-masing
18
agar beban yang ditanggung masing-masing orang menjadi ringan, di samping
agar terjadi keadilan untuk semua anggota.
Di sinilah pentingnya mempercayai dan menjaga kepercayaan. Artinya
kita percaya kepada masing-masing anggota bahwa mereka akan melaksanakan
tugasnya dengan baik. Dengan rasa percaya kepada orang lain dalam kelompok
ini maka tidak akan menimbulkan prasangka dan iri. Karena prasangka dan iri
bisa memunculkan pertengkaran dalam kelompok dan juga rasa tidak enak yang
mengendap dalam hati. Sebaliknya, karena orang lain juga percaya kepada kita
maka kita harus bisa menjaga kepercayaan ini dengan cara melaksanakan tugas
dengan baik. Ini penting demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Dengan saling
percaya dan dan menjaga kepercayaan ini maka akan terjadi keharmonisan yang
sangat banyak manfaat positifnya.
2.6 Alasan Manusia Cerdik dan Cendekiawan Harus Berkarakteristik Baik
Manusia yang cerdik dan cendekiawan harus memiliki karakteristik yang
baik, karena manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi daripada mahkluk
hidup lainnya, sehingga manusia mempunyai akal yang dapat digunakan untuk
memperhitungkan tindakan yang kompleks melalui proses belajar yang terus-
menerus. Selain itu manusia dikatakan pula sebagai makhluk budaya.
Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi
pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia
dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada
di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus
berjalan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna
penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Manusia juga harus
bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu
interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan
yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang
bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan
19
harmonis dan seimbang. Agar norma-norma tersebut berjalan haruslah manusia di
didik dengan berkesinambungan dari “dalam ayunan hingga ia wafat”, agar hasil
dari pendidikan “yakni kebudayaan” dapat diimplementasikan dimasyarakat.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator”
terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan
kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai
manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara
akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula
pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial
untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat
yang terdiri dari :
penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan
yang dimaksud dengan penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan adalah
dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari
luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
penghematan tenaga
penghematan tenaga merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu
menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja manusia dalam
masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan
kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari
gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah
interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses
meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep
sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah
20
adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk
sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia
yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi
interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
Harga diri yang rendah
Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang
direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan
dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan
membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk
membentuk kondisi seperti semula.
Isolasi sosial
Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham
atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
Jiwa keadilan artinya sifat yang ada dalam diri manusia dan persamaan
kemanusiaan yang memperhatikan pula keadilan pada semua nilai yang mencakup
segi ekonomis yang luas. Dalam pengertian yang lebih dalam berarti pemberian
kesempatan sepenuhnya kepada individu, lalu membiarkan mereka melakukan
pekerjaan dan memperoleh imbalan dalam batas-batas yang tidak bertentangan
dengan tujuan hidup yang mulia.
Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk
individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani
tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan
pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri
manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal.
Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian
orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena
pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang
21
menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi
tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan.
Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai
pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda:
"Mintalah petunjuk pada hati (nurani)mu."
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang. Tanggung jawab juga
membentuk hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan penerima
wewenang. Jadi tanggung jawab seimbang dengan wewenang. Sedangkan
menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi
kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya.
Dengan demikian kalau terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani
tanggung jawab wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu manusia
yang bertanggung jawab adalah manusia yang dapat menyatakan diri sendiri
bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum, sebab baik menurut
seseorang belum tentu baik menurut pendapat orang lain.
Tanggung jawab itu mutlak di haruskan oleh seorang manusia dalam
kehidupannya, baik dalam dirinya sendiri, keluarga, dan lingkungan-nya. Bahkan
semua agama menuntut manusia bertanggung jawab atas perbuatanyaa di muka
bumi ini dihadapan Tuhannya kelak
Dengan kata lain, tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Macam-Macam Tanggung Jawab
1. Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Manusia diciptakan oleh Tuhan mengalami periode lahir, hidup, kemudian
mati. Agar manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai pengisi
22
fase kehidupannya itu maka manusia tersebut atas namanya sendiri
dibebani tanggung jawab. Sebab apabila tidak ada tanggung jawab
terhadap dirinya sendiri maka tindakannnya tidak terkontrol lagi. Intinya
dari masing-masing individu dituntut adanya tanggung jawab untuk
melangsungkan hidupnya di dunia sebagai makhluk Tuhan.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri atas ayah-ibu,
anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung
jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Untuk
memenuhi tanggung jawab dalam keluarga kadang-kadang diperlukan
pengorbanan.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain,
sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan
manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut.
Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat
yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat
yang lain agar dapat melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat
tersebut. Wajarlah apabila semua tingkah laku dan perbuatannya harus
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Pengembangan kepribadian terutama dirancang dan diperkenalkan dengan
konsep rasa percaya diri yang baru, sebagai pertimbangan utama. Pengembangan
kepribadian tidak hanya memberikan rasa meningkatkan, juga memberikan rasa
indah percaya diri dalam kepribadian seseorang, ini aroma baru kepercayaan
merupakan keuntungan besar untuk kantor individu termotivasi dan percaya diri,
rumah dan setiap lingkungan dia set kaki di.
Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan
penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih
23
pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya
menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas
keputusan atau pendapatnya.
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan
mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan
mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan
persoalan pede/kepercayaan diri yaitu ada empat macam, yaitu :
1. Self-concept : bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara
keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan,
bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.
2. Self-esteem : sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda,
sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga
dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai,
bermartabat atau berharga di dalam diri Anda.
3. Self efficacy : sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang
Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan
dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general
self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di
bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan
specific self-efficacy.
4. Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian
Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan
adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi
dari self esteem dan self-efficacy.
Berdasarkan itu semua, kita juga bisa membuat semacam kesimpulan
bahwa kepercayaan diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana
24
individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi
keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam
mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.
Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang
memiliki kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung
merasa / bersikap sebagai berikut :
a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan
secara sungguh sungguh
b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)
c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
e. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab
(tidak optimal)
f. Canggung dalam menghadapi orang
g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan
mendengarkan yang meyakinkan
h. Sering memiliki harapan yang tidak realistis
i. Terlalu perfeksionis
j. Terlalu sensitif (perasa)
Sebaliknya, orang yang kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan
positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya
pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya
kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi
sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya
mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya
2.7 Cara Mewujudkan Manusia Cerdik dan Cendekiawan yang
Berkarakteristik Baik
25
Berdasarkan dari pengertian manusia cerdik cendekiawan , dimana yang
dimaksud dengan manusia cerdik cendekiawan yaitu kemampuan seseorang
mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah dengan segala kondisi tanpa
merugikan pihak orang lain. Sedangkan untuk karakteristik manusia cerdik
cendekiawan jikalau manusia itu mampu mempunyai sifat cinta kasih, jiwa
keadilan, kepercayaan mandiri. Adapun yang dimaksud dengan sifat cinta kasih
yaitu perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh
belas kasihan. Jiwa keadilan yaitu kemampuan seseorang untuk meletakkan
sesuatu sesuai tempatnya. Tanggung jawab yaitu kemampuan seseorang untuk
menjalankan amanah (kepercayaan) yang telah diberikan kepadanya dengan
sebaik-baiknya. Dan kepercayaan mandiri yaitu kemampuan seseorang untuk
mengatur dirinya sendiri tanpa harus berpangku tangan pada orang lain
Sifat-sifat dari manusia cerdik cendekiawan sangat berpengaruh terhadap
kemajuan suatu peradaban kehidupan. Karakteristik manusia cerdik cendekiawan
juga harus diaplikasikan dalam semua aspek kehidupan dalam bergaul, bekerja,
komunikasi dan mengambil keputusan. Sehingga manusia cerdik cendikiawan
tidak hanya cendekiawan dalam segi ilmu dari hal-hal yang telah dipelajari tetapi
juga moral manusia telah sesuai dengan ilmu yang didapatkan. Jika hal ini dapat
diaplikasikan dengan benar maka tidak ada lagi penyelewengan oleh kaum
cendekiawan yang ingin mengeruk keuntungan untuk kepentingan golongan
tertentu atau pribadi.
Berbagai cara dapat diterapkan untuk mulai membangun karakteristik
yang disebut sebagai manusia cendekiawan. Hal terkecil yang bisa dibangun
seperti pendidikan dari lingkungan keluarga. Dalam keluarga tiap orang memiliki
peran dan kewajiban berbeda. Seorang ayah harus menjadi tulang punggung
keluarga yang bertanggung jawab untuk menghidupi keluarga. Ayah cerdik
cendikiawan harus bisa memberikan nafkah dengan cukup dan adil bagi seluruh
anggota keluarga, tidak boleh menjadi parasit yang hanya bergatung dari orang
lain. Seorang ibu menjadi manajer dalam sebuah rumah tangga, ibu harus bisa
dengan cerdik menggunakan kekuasaan mengatur keuangan sehingga pendapatan
26
dan pengeluaran seimbang. Ibu juga harus bisa meberikan kasih sayang yang
lebih kepada semua anggota keluarga agar setiap kehidupan yang dilalui menjadi
sebuah kebahagian. Apalgi dijaman era urban saat ini banyak wanita karir yang
mempunyai waktu singkat untuk mendidik anak-anak, tetapi hal ini tidak boleh
menjadi penghalang untuk menciptakan keluarga yang berkualitas. Manusia
cerdik cendekiawan tidak pernah kehabisan cara untuk mensiasati masalah-masalh
yang dihadapi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Tidak hanya ayah dan
ibu, anak-anak dalam sebuah keluarga juga harus menjadi bagian dari manusia
cerdik cendikiawan yang berkarakter bagus. Mereka harus bisa mandiri dan
bertanggung jawab terhadap kepercayaan dan tugas yang mereka emban.
Cara lain untuk membangun manusia cerdik cendekiawan bisa dibangun
dari bangku sekolah. Sekolah tidak hanya menciptakan manusia cendekiawan
melalui ilmu dan keahlian yang diberikan, akan tetapi sekolah menjadi tempat
mebangun moral manusia cerdik cendekiawan dengan karakter sifat kasih sayang,
jiwa keadilan, tanggung jawab dan kepercayaan mandiri. Akhir-akhir ini banyak
peristiwa yang bisa menjadi contoh baik sebuah kemajuan manusia cerdik
cendekiawan seperti penemuan siswa maupun mahasiswa yang sangat aplikatif
bagi kehidupan sehari-hari padahal sumber dari bahan yang digunakan adalah
limbah yang telah dibuang. Sebut saja siswa SMA dari daerah Jawa Tengah yang
berhasil membuat protein sel tunggal dari limbah tahu dan tempe hingga
mendapatkan pengakuan tingkat dunia dalam lomba karya kreatif dan ilmiah
remaja tingkat internasional. Contoh lain seperti pelatihan entreupreurship muda
pada kalangan mahasiswa dengan tujuan membangun jiwa wirausaha muda yang
kreatif dan mandiri. Terbukti produk-produk mahasiswa yang dihasilkan dimana
produk didasari oleh pengetahuan lebih tepat sasaran dan bermanfaat, seperti
produk mahasiswa Universitas Jember yang mengembangkan bisnis “Painting
Shoes” telah memberikan kepercayaan mandiri bagi mereka. Kepekaan terhadap
peristiwa-peristiwa sosial pada masyarakat sekitar juga telah banyak memberikan
pelajaran bahwa sebagai masyarakat yang terdidik harus saling mencurahkan
kasih sayang dan tanggung jawab. Bencana yang sering terjadi telah menyatukan
27
kepedulian seluruh bangsa untuk saling menolong. Tentunya manusia cerdik
cendekiawan membantu penyelesaian bencana yang terjadi tidak akan sama
dengan manusia biasa lainnya.
Sikap karakter manusia cerdik cendikiawan benar-benar harus
teraplikasikan dalam segala aspek kehidupan. Apalagi saat manusia diberikan
tanggung jawab sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam sebuah organisasi
ataupun instansi. Contoh di lingkungan kampus seperti masalah beasiswa. Bila
dilihat dari fungsinya bewasiswa diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan
untuk mennjang kegiatan perkuliahan. Manusia cerdik cendekiawan harus
mempunyai sifat jiwa keadilan dan tanggung jawab untuk memberikan beasiswa
terhadap mahasiswa yang tepat sesuai dengan kriteria yang diminta sehingga
beasiswa tersebut tidak jatuh ditangan yang salah karena pada kenyataannya tidak
semua mahasiswa mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. MAhasiswa
pintar, berprestasi, semangat dan aktif serta tidak mapu secara financial haruslah
menjadi prioritas mendapat beasiswa.
Hal-hal yang sudah didapatkan dari sekolah maupun dikeluarga harus bisa
menjadi titik awal membangun kehidupan yang lebih baik. Apalagi dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari dimana banyak sekali masalah dalam
bermasyarakat, bila tidak disikapi dengan cerdik malah akan menjadi bencana
bagi hidup. Akhir-akhir ini banyak berita mengenai kasus penipuan tentang
penggelapan uang, modus yang biasa ditawarkan seperti melipatgandakan uang
dalam waktu singkat. Sebagai manusia cerdik cendekiawan pasti tidak akan
mudah tertarik akan hal picik yang ditawarkan karena hal tersebut tidak masuk
akal. Bencana yang terjadi akhir-akhir ini merupakan cara lain untuk mewujudkan
karakter manusia cerdik cendekia. Jum’at 11 Maret 2011, Jepang, sebuah Negara
maju yang menjadi kiblat ilmu pengetahuan dunia mengalami musibah bencana
gempa dan tsunami. Bencana ini sungguh berakibat pada semua sektor kehidupan
di jepang dan ternyata hamper semua negara juga mengalami dampak dari
bencana ini. Hal yang ditakutkan juga terjadi, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
mengalami gangguan. Kejadian ini dapat menjadi contoh bagaimana harusnya
28
manusia cerdik cendekiawan menyelesaikan masalah dalam waktu secepatnya.
Amerika Serikat ikut membantu Jepang tidak hanya dalam bentuk uang, makanan
atau obat-obatan tetapi para ahli di bidang nuklir juga dikirim untuk membantu
menyelesaikan masalah di negara sakura itu. Peristiwa ini memberikan contoh
akan pentingnya mewujudkan manusia cerdik cendekiawan yang memiliki sifat
kasih sayang, jiwa keadilan, tanggung jawab dan kepercayaan mandiri. Apalagi
masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar Negara yaitu Pancasila yang
telah menggambarkan bagaimana seharusnya sifat-sifat manusia Indonesia. Oleh
karena itu sesungguhnya mewujudkan manusia cerdik cendekiawan yang
berkarakter baik tidak harus selalu dengan sebuah pengajaran akan tetapi
kepekaan terhadap lingkungan sekitar serta pengalaman ataupun penyelesaian
masalah-maslah selama hidup juga sangat membantu proses terwujudnya manusia
cerdik cendekiawan.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
29
Kesimpulan yang bisa diambil dari makalah ini anntara lain:
- Manusia cerdik dan cendekiawan adalah manusia yang memiliki
kemampuan untuk mengambil tindakan yang tepat, cermat dan cepat
dalam menghadaapi suatu kondisi apapun dengan berbekal wawasan dan
ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
- Karakteristik manusia cerdik dan cendekiawan antara lain: memiliki sifat
cinta kasih, tanggung jawab dengan apa yang dilakukannya, berjiwa
keadilan, tidak sombong dan sebagainya.
- Manusia cerdik dan cendekiawan wajib memiliki karakteristik yang baik
agar tidak terjadi penyelewengan dan mengganggu orang sekitarnya..
- Cara awal menumbuhkan karakteristik baik kepada manusia cerdik dan
cendekiawan adalah pendidikan intern dari keluarga dan lingkungan,
selebihnya bisa didapatkan dari bangku sekolah.
30