makalah pai

27
Pengertian Amanah Dalam Islam Amanah adalah segala sesuatu yang dibebankan Allah kepada manusia untuk dilaksanakan (Q.S. 32 : 72) yang tercakup di dalamnya khilafah ilahiyah (khalifat allah, ibad allah), khilafah takwiniah (al-taklif al-syar’iah) dalam kaitannya dengan hablun min allah dan hablun min al-nas. Dalam ajaran Al-Qur’an manusia adalah makhluk yang memikul beban (mukallaf). Pembebanan (taklif) meliputi hak dan kewajiban. Setiap beban yang diterima manusia harus dilaksanakan sebagai amanah. Amanah mempunyai akar kata yang sama dengan kata iman dan aman, sehingga mu’min berarti yang beriman, yang mendatangkan keamanan, juga yang memberi dan menerima amanah. Orang yang beriman disebut juga al-mu’min, karena orang yang beriman menerima rasa aman, iman dan amanah. Bila orang tidak menjalankan amanah berarti tidak beriman dan tidak akan memberikan rasa aman baik untuk dirinya dan sesama masyarakat lingkungan sosialnya. Dalam sebuah hadis dinyatakan “Tidak ada iman bagi orang yang tidak berlaku amanah”.

Upload: bagas-nugroho

Post on 12-Dec-2014

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PAI

Pengertian Amanah Dalam Islam

Amanah adalah segala sesuatu yang dibebankan Allah kepada manusia untuk

dilaksanakan (Q.S. 32 : 72) yang tercakup di dalamnya khilafah ilahiyah (khalifat allah, ibad

allah), khilafah takwiniah (al-taklif al-syar’iah) dalam kaitannya dengan hablun min allah dan

hablun min al-nas.

Dalam ajaran Al-Qur’an manusia adalah makhluk yang memikul beban (mukallaf).

Pembebanan (taklif) meliputi hak dan kewajiban. Setiap beban yang diterima manusia harus

dilaksanakan sebagai amanah.

Amanah mempunyai akar kata yang sama dengan kata iman dan aman, sehingga mu’min

berarti yang beriman, yang mendatangkan keamanan, juga yang memberi dan menerima

amanah. Orang yang beriman disebut juga al-mu’min, karena orang yang beriman menerima

rasa aman, iman dan amanah. Bila orang tidak menjalankan amanah berarti tidak beriman

dan tidak akan memberikan rasa aman baik untuk dirinya dan sesama masyarakat lingkungan

sosialnya. Dalam sebuah hadis dinyatakan “Tidak ada iman bagi orang yang tidak berlaku

amanah”.

Dalam kontek hablun min allah, amanah yang dibebankan Allah kepada manusia

adalah Tauhid artinya pengakuan bahwa hanya Allah yang harus disembah, hanya Allah yang

berhak mengatur kehidupan manusia dan hanya Allah yang harus menjadi akhir tujuan hidup

manusia, sehingga pelanggaran terhadap tauhid adalah syirik dan orang musyrik adalah orang

khianat kepada Allah. Termasuk dalam kontek ini pula adalah mengimani seluruh aspek yang

termuat dalam rukun iman dan melaksanakan ubudiyah yang termaktub dalam rukun islam.

Page 2: Makalah PAI

Manusia diperintah Allah untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya

(Q.S. 4 : 58), hal ini berkaitan dengan tatanan berinteraksi sosial (muamalah) atau hablun min

al-nas. Sifat dan sikap amanah harus menjadi kepribadian atau sikap mental setiap individu

dalam komunitas masyarakat agar tercipta harmonisasi hubungan dalam setiap gerak langkah

kehidupan. Dengan memiliki sikap mental yang amanah akan terjalin sikap saling percaya,

positif thinking, jujur dan transparan dalam seluruh aktifitas kehidupan yang pada akhirnya

akan terbentuk model masyarakat yang ideal yaitu masyarakat aman, damai dan sejahtera.

Pengertian Amanah

Amanah secara etimologis (pendekatan kebahasaan/lughawi) dari bahasa Arab dalam

bentuk mashdar dari (amina- amanatan) yang berarti jujur atau dapat dipercaya. Sedangkan

dalam bahasa Indonesia amanah berarti pesan, perintah, keterangan atau wejangan 1.

Amanah menurut pengertian terminologi (istilah) terdapat beberapa pendapat, diantaranya

menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Amanah adalah sesuatu yang harus dipelihara dan

dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya.

Sedangkan menurut Ibn Al-Araby, amanah adalah segala sesuatu yang diambil dengan izin

pemiliknya atau sesuatu yang diambil dengan izin pemiliknya untuk diambil manfaatnya3.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa amanah

adalah  menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi

haknya dan tidak mengurangi hak orang lain, baik berupa harga maupun jasa.

Amanah merupakan hak bagi mukallaf yang berkaitan dengan hak orang lain untuk

menunaikannya karena menyampaikan amanah kepada orang yang berhak memilikinya

adalah suatu kewajiban.

Ahmad Musthafa Al-Maraghi membagi amanah kepada 3 macam, yaitu :

1. Amanah manusia terhadap Tuhan, yaitu semua ketentuan Tuhan yang harus dipelihara

berupa melaksankan semua perintah Tuhan dan meninggalkan semua laranganNya.

Termasuk di dalamnya menggunakan semua potensi dan anggota tubuh untuk hal-hal

yang bermanfaat serta mengakui bahwa semua itu berasal dari Tuhan. Sesungguhnya

seluruh maksiat adalah perbuatan khianat kepada Allah Azza wa Jalla.

Page 3: Makalah PAI

2. Amanah manusia kepada orang lain, diantaranya mengembalikan titipan kepada yang

mempunyainya, tidak menipu dan berlaku curang, menjaga rahasia dan semisalnya

yang merupakan kewajiban terhadap keluarga, kerabat dan manusia secara

keseluruhan. Termasuk pada jenis amanah ini adalah pemimpin berlaku adil terhadap

masyarakatnya, ulama berlaku adil terhadap orang-orang awam dengan memberi

petunjuk kepada mereka untuk memiliki i’tikad yang benar, memberi motivasi untuk

beramal yang memberi manfaat kepada mereka di dunia dan akhirat, memberikan

pendidikan yang baik, menyuruh berusaha yang halal serta memberikan nasihat-

nasihat yang dapat memperkokoh keimanan agar terhindar dari segala kejelekan dan

dosa serta mencintai kebenaran dan kebaikan. Amanah dalam katagori ini juga adalah

seorang suami berlaku adil terhadap istrinya berupa salah satu pihak pasangan suami-

istri tidak menyebarkan rahasia pasangannya, terutama rahasia yang bersifat khusus

yaitu hubungan suami istri.

3. Amanah manusia terhadap dirinya sendiri, yaitu berbuat sesuatu yang terbaik dan

bermanfaat bagi dirinya baik dalam urusan agama maupun dunia, tidak pernah

melakukan yang membahayakan dirinya di dunia dan akhirat.

Dengan memperhatikan pendapat Ahmad Musthafa Al-Maraghi tersebut, amanah

melekat pada diri setiap manusia sebagai mukallaf dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah,

individu dan makhluk sosial.

Disamping 3 macam amanah tersebut di atas, terdapat satu macam amanah lagi yakni

Amanah terhadap lingkungan. Amanah terhadap lingkungan hidup berupa memakmurkan

dan melestarikan lingkungan (Q.S. 11 : 61), tidak berbuat kerusakan di muka bumi

(Q.S.7 :85). Eksploitasi terhadap kekayaan alam secara berlebihan tanpa memperhatikan

dampak negatifnya yang berakibat rusaknya ekosistem, ilegal loging, ilegal maning dan

pemburuan binatang secara liar merupakan sikap tidak amanah terhadap lingkungan yang

berakibat terjadinya berbagai bentuk bencana alam seperti gempa bumi, longsor dan banjir

serta bencana lainnya yang mempunyai dampak rusak bahkan musnahnya tatanan sosial

kehidupan manusia.

 

Page 4: Makalah PAI

Amanah dalam Muamalah

Muamalah adalah ajaran Islam yang menyangkut aturan-aturan dalam menata

hubungan antar sesama manusia agar tercipta keadilan dan kedamaian dalam kebersamaan

hidup manusia.

Aspek muamalah merupakan bagian prinsipal dalam Islam karena dengannyalah kehidupan

bersama manusia ditata agar tidak terjadi persengketaan dalam kontak sosial antara satu pihak

dengan pihak lainnya dalam masyarakat. Dengan demikian muamalah menjadi sangat

penting. Dalam sebuah hadis dinyatakan “Agama itu adalah muamalah”.

Manusia menurut ajaran Islam adalah khalifah di muka bumi, bertugas menata kehidupan

sebaik mungkin sehingga tercipta kedamaian dalam hidup di tengah manusia yang dinamis.

Kehidupan damai tidak serta merta, akan tetapi diciptakan dan dirancang. Oleh karena itu

perlu diciptakan perangkat-perangkat dan aparat-aparat untuk menciptakan perdamaian

tersebut.

Amanah (trust) adalah modal utama untuk terciptanya kondisi damai dan stabilitas di

tengah masyarakat, karena amanah sebagai landasan moral dan etika dalam bermuamalah dan

berinteraksi sosial. Firman Allah dalam Q.S. 4 : 58 sebagai berikut :

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya

kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-

baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Dalam kitab-kitab sejarah perjuangan Rasulullah, amanah merupakan salah satu

diantara beberapa sifat yang wajib dimiliki para Rasul. Mereka bersifat jujur dan dapat

dipercaya, terutama dalam urusan yang berkaitan dengan tugas kerasulan, seperti menerima

wahyu, memelihara keutuhannya dan menyampaikannya kepada manusia, tanpa

penambahan, pengurangan atau penukaran sedikitpun. Mereka juga bersifat amanah dalam

arti terpelihara dari hal-hal yang dilarang oleh Allah baik lahir maupun batin.

Menepati amanah  merupakan moral yang mulia, Allah swt. menggambarkannya sebagai

orang mukmin yang beruntung (Q.S.23:8), sebaliknya Allah tidak suka orang-orang yang

berkhianat dan tidak merestui tipu dayanya (Q.S.12:52), dan orang yang mengkhianati

amanah termasuk salah satu sifat orang munafik (hifokrit).

Page 5: Makalah PAI

Dalam fiqh Islam, amanah berarti kepercayaan yang diberikan kepada seseorang

berkaitan dengan pemeliharaan harta benda, seperti al-wadi’ah dan ariyah.

Al-wadi’ah adalah harta benda yang dititipkan oleh seseorang kepada orang lain untuk

dipelihara sebaik-baiknya. Sedangkan Ariyah adalah izin yang diberikan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memanfaatkan harta benda yang dimilikinya dengan tidak meminta

imbalan apapun .

Penerima barang titipan ini, baik dalam bentuk wadi’ah maupun ariyah diberi amanah oleh

pemiliknya untuk merawat dan memelihara keutuhan dan keselamatan barang titipan itu

dengan sebaik-baiknya.

Apabila sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang

dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya

(Q.S.2 : 283).

Namun demikian jika barang yang diamanatkan itu rusak atau hilang, penerima amanah itu

tidak berkewajiban untuk mengganti atau memperbaikinya, kecuali atas kelalaian penerima

amanah tersebut.

Dalam hukum muamalah termasuk katagori amanah adalah wadi’ah, luqatah, rahn,

ijarah dan ariyah 9.

Dalam melaksanakan amanah dari lima macam amanah tersebut di atas, terdapat

perbedaan satu dengan yang lainnya, yaitu :

1. Wadiah, barang titipan disampaikan kepada pemiliknya apabila pemiliknya meminta

barang titipan tersebut.

2. Luqathah, barang temuan (luqatah) diumumkan selama satu tahun di tempat yang

sekiranya dapat diketahui oleh masyarakat umum dengan harapan orang yang

memiliki barang yang ditemukan tersebut mengetahuinya. Apabila setelah

diumumkan dalam jangka satu tahun tidak ada yang  memilikinya, maka barang

tersebut boleh digunakan. Dan apabila setelah digunakan ternyata pemiliknya ada,

maka harus membayar/mengganti dengan barang sejenisnya atau harganya.

3. Rahn (gadai/jaminan), barang yang menjadi jaminan atas hutang diberikan kepada

pemiliknya apabila pemilik barang (rahn) tersebut telah melunasi hutangnya.

Page 6: Makalah PAI

4. Ijarah dan ariyah, apabila telah selesai pekerjaan dan penggunaan barang, maka

barang tersebut wajib dikembalikan kepada pemiliknya sebelum diminta oleh

pemiliknya 10.

Dalam perdagangan dikenal istilah menjual dengan amanah, seperti menjual

“murabahah” . Maksudnya penjual menjelaskan ciri-ciri, kwalitas dan harga barang

dagangan kepada pembeli tanpa melebih-lebihkannnya.

Amanah merupakan unsur yang amat vital dan sangat urgen keberadaanya dalam

kelangsungan roda perekonomian, karena bencana terbesar di dalam pasar dewasa ini adalah

meluasnya tindakan manipulasi, dusta, batil, khianat, bahkan menzalimi orang dengan

perdagangan yang dilakukan, misalnya berbohong dalam mempromosikan barang (taghrir),

mudah bersumpah, menimbun stok barang demi keuntungan pribadi, mengadakan

persekongkolan jahat untuk memperdaya konsumen (tamajil), menyembunyikan kerusakan

barang (tadlis) dan sebagainya. Pada hakikatnya perdagangan yang demikian disibukkan oleh

laba kecil dari pada laba besar, terpaku kepada keberuntungan yang fana dari pada

keberuntungan yang kekal.

Inilah yang dikatakan oleh Nabi Muhammad saw. ketika beliau ke luar rumah dan

melihat komunitas manusia sedang bertransaksi jual beli. Beliau berseru, wahai para

pedagang! Pandangan para pedagang langsung terarah kepada beliau, Nabipun melanjutkan

perkataannya, sesungguhnya para pedagang dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan

durhaka, kecuali mereka yang bertaqwa kepada Allah, berbuat baik dan benar (HR. Tirmizi).

Dalam hadis lain beliau bersabda : Sesungguhnya para pedagang adalah pendurhaka. Mereka

berkata : Ya Rasulallah, bukankah jual beli dihalalkan? Nabi menjawab: Benar, tetapi mereka

terlalu mudah bersumpah sehingga mereka berdosa dan terlalu banyak berbicara sehingga

mereka mudah berbohong .(HR. Ahmad).

Amanah bertambah penting pada saat seseorang membentuk serikat dagang,

melakukan bagi hasil (mudharabah) atau wakalah (menitipkan barang barang untuk

menjalankan proyek yang disepakati bersama). Dalam hal ini, pihak yang lain percaya dan

memegang janji demi kemaslahatan bersama, jika salah satu pihak menjalankannya hanya

demi kemalahatan atau keuntungan pihaknya tanpa memikirkan kemaslahatan atau

Page 7: Makalah PAI

keuntungan pihak lain, maka ia telah berkhianat. Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman :

Aku adalah yang ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah satu dari keduanya tidak

menghianati temannya, apabila salah satu dari keduanya berkhianat, Aku keluar dari mereka.

(HR. Abu Dawud dan Hakim).

Amanah merupakan faktor utama terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran suatu

bangsa, sebab dengan sikap amanah semua komponen bangsa akan berlaku jujur, tanggung

jawab dan disiplin dalam setiap aktifitas kehidupan. Mewabahnya korupsi, monopoli dan

oligapoli dalam berbagai lapangan kerja dan sektor ekonomi baik ekonomi mikro maupun

ekonomi makro, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta, hilangnya saling percaya,

tumbuhnya saling mencurigai (negative thinking), menjamurnya mental hipokrit, apriori

terhadap tugas dan kewajiban dan sifat-sifat tercela lainnya sebagai akibat dari hilangnya

amanah.

Penutup

Dari uraian di atas dapat diambil suatu intisari bahwa amanah adalah perintah Allah

yang melekat pada diri manusia sebagai mukallaf yang wajib dilaksanakan dalam sendi-sendi

kehidupan baik yang ada relevansinya sebagai hamba Allah (hak ilahi, hubungan vertikal),

maupun sebagai makhluk sosial (hak adami, hubungan horizontal). Amanah merupakan salah

satu sifat wajib bagi para rasul Allah dalam mengemban tugas sebagai penyampai risalah

ilahiyah. Manusia sebagai pengikut para Rasul Allah tersebut wajib menjadikan Rasul Allah

sebagai suri tauladan dalam setiap gerak langkah kehidupan termasuk di dalamnya memiliki

sifat amanah.

Amanah merupakan landasan etika dan moral dalam bermuamalah termasuk di

dalamnya pada saat menjalankan roda perekonomian dewasa ini. Dengan amanah akan

tercipta kondisi masyarakat yang jujur, dapat dipercaya, transparan dan berlaku adil dalam

setiap transaksi dan kerjasa sama, sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusip,

membawa keberkahan kepada pihak-pihak yang terkait dan menimbulkan kemaslahatan bagi

umat manusia secara keseluruhan. Kebalikan dari amanah adalah khianat, inilah sumber

malapetaka yang signipikan dalam menyumbang kehancuran umat dewasa ini, mewabahnya

manipulasi, persekongkolan tidak sehat, berlaku curang, dekadensi moral, berlaku zalim,

Page 8: Makalah PAI

monopoli kekayaan dan jenis-jenis maksiat lain. Karena sesungguhnya seluruh perbuatan

maksiat adalah khianat.

Page 9: Makalah PAI

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM– PENGERTIAN AMANAH

DAN PENERAPANNYA

BAB I     PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun

sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara

syar’i, amanah bermakna.Amanah merupakan salah satu mandat atau tanggung jawab yang

dititipkan kepada seseorang untuk menjalaninya dengan rasa tanggung jawab. amanah tidak

melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah.

Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah

amanah. Apapun  yang diberikan Allah Swt adalah amanah yang akan menjadi beban

diakhirat nanti.

B.     Rumusan Masalah

1. Pengertian Amanah

2. Amanah dan Iman

3. Macam-Macam Amanah

4. Makna Amanah

5. Dalil-Dalil Syariat

6. Hubungan Amanah Dengan Keimanan

7. Jenis-Jenis Amanah

Page 10: Makalah PAI

   BAB II     PEMBAHASAN

A.    Pengertian Amanah

Rasulullah saw. bersabda, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah;

dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)

Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun

sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara

syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah

makna yang terkandung dalam firman Allah swt.: “Sesungguhnya Allah memerintahkan

kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian

menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.”

(An-Nisa: 58)

Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material

dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah

amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Ini di perkuat dengan

perintah-Nya: “Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian

menetapkan hukum dengan adil.” Dan keadilan dalam hukum itu merupakan salah satu

amanah besar.

Itu juga di perjelas dengan sabda Rasulullah saw., “Setiap kalian adalah pemimpin

dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah

pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di

tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita

Page 11: Makalah PAI

adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta

pertanggungjawaban tentangnya.

Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta

pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang

kepemimpinannya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dan Allah SWT. berfirman: “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada

langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya.

Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi amat

bodoh.” (Al-Ahzab 72)

Dari nash-nash Al-Qur’an dan sunnah di atas nyatalah bahwa amanah tidak hanya

terkait dengan harta dan titipan benda belaka. Amanah adalah urusan besar yang seluruh

semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan kesiapan untuk menerima dan

memikulnya. Jika demikian, pastilah amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan

akal. Amanah besar yang dapat kita rasakan dari ayat di atas adalah melaksanakan berbagai

kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya.

B.     Amanah dan Iman

Amanah adalah tuntutan iman. Dan khianat adalah salah satu ciri kekafiran. Sabda

Rasulullah saw. sebagaimana disebutkan di atas menegaskan hal itu, “Tiada iman pada orang

yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.”

(Ahmad dan Ibnu Hibban)

Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang

mudah berdusta dan khianat. Dan siapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada

dalam barisan orang-orang munafik. Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah

saw. sebagai salah satu ciri datangnya kiamat. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah –

semoga Allah meridhainya–, Rasulullah saw. bersabda, “Jika amanah diabaikan maka

tunggulah kiamat.” Sahabat bertanya, “Bagaimanakah amanah itu disia-siakan, wahai

Page 12: Makalah PAI

Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan

ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” (Al-Bukhari)

C.    Macam-macam Amanah

Pertama, amanah fitrah. Dalam fitrah ada amanah. Allah menjadikan fitrah manusia

senantiasa cenderung kepada tauhid, kebenaran, dan kebaikan. Karenanya, fitrah selaras betul

dengan aturan Allah yang berlaku di alam semesta. Allah swt. berfirman: “Dan ingatlah

ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah

mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini

Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul, (Engkau Tuhan kami) kami menjadi saksi.” (Kami

lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami

(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al-A’raf: 172).

Akan tetapi adanya fitrah bukanlah jaminan bahwa setiap orang akan selalu berada

dalam kebenaran dan kebaikan. Sebab fitrah bisa saja terselimuti kepekatan hawa nafsu dan

penyakit-penyakit jiwa (hati). Untuk itulah manusia harus memperjuangkan amanah fitrah

tersebut agar fitrah tersebut tetap menjadi kekuatan dalam menegakkan kebenaran.

Kedua, amanah taklif syar’i (amanah yang diembankan oleh syari’at). Allah SWT.

telah menjad©ikan ketaatan terhadap syariatnya sebagai batu ujian kehambaan seseorang

kepada-Nya. Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan fara-idh

(kewajiban-kewajiban), maka janganlah kalian mengabaikannya; menentukan batasan-

batasan (hukum), maka janganlah kalian melanggarnya; dan mendiamkan beberapa hal

karena kasih sayang kepada kalian dan bukan karena lupa.” (hadits shahih)

Ketiga, amanah menjadi bukti keindahan Islam. Setiap muslim mendapat amanah

untuk menampilkan kebaikan dan kebenaran Islam dalam dirinya. Rasulullah saw. bersabda:

“Barangsiapa yang menggariskan sunnah yang baik maka dia mendapatkan pahalanya dan

pahala orang-orang rang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.”

(Hadits shahih)

Page 13: Makalah PAI

Keempat, amanah dakwah. Selain melaksanakan ajaran Islam, seorang muslim

memikul amanah untuk mendakwahkan (menyeru) manusia kepada Islam itu. Seorang

muslim bukanlah orang yang merasa puas dengan keshalihan dirinya sendiri.

Ia akan terus berusaha untuk menyebarkan hidayah Allah kepada segenap manusia.

Amanah ini tertuang dalam ayat-Nya: “Serulah ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan nasihat

0yang baik.” (An-Nahl: 125)

Rasulullah saw. juga bersabda, “Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang

dengan usaha Anda, maka hal itu pahalanya bagi Anda lebih dibandingkan deng0an dunia

dan segala isinya.” (al-hadits)

Kelima, amanah untuk mengukuhkan kalimatullah di muka bumi. Tujuannya agar

manusia tunduk hanya kepada Allah swt. dalam segala aspek kehidupannya. Tentang amanah

yang satu ini, Allah swt. menegaskan: “Allah telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama

apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu

dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu: Tegakkanlah

agama dan janganlah kalian berpecah-belah tentangnya.” (Asy-Syura: 13)

Keenam, amanah tafaqquh fiddin (mendalami agama). Untuk dapat menunaikan

kewajiban, seorang muslim haruslah memahami Islam. “Tidaklah sepatutnya bagi orang-

orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-

tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka

tentang agama.” (At-Taubah: 122)

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan

mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka

berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka

berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya

untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam

Page 14: Makalah PAI

ketakutan menjadi aman sentosa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada

mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah

(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)

D.    MAKNA AMANAH

1.   Secara Bahasa: Bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan)

2.   Secara Definisi: Seorang muslim memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya.

Hal ini didasarkan pada firman ALLAH SWT: “Sesungguhnya ALLAH

memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya,

dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil…” (QS 4/58)

Maka yang termasuk amanah bukan hanya dalam hal materi atau hal yang berkaitan

dengan kebendaan saja, melainkan berkaitan dengan segala hal, seperti memenuhi tuntutan

ALLAH adalah amanah, bergaul dengan manusia dengan cara yang terbaik adalah amanah,

demikian seterusnya.

E.     DALIL-DALIL SYARIAT

1.   Al-Qur’an: Kedua firman ALLAH SWT di atas (QS 4/58; 33/72) dan QS 2/283;

8/27; 23/8; 70/32

2.   As-Sunnah:

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta

pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat, seorang pemimpin pemerintahan adalah pemimpin

dan akan diminta pertanggungjawaban tentang rakyatnya, suami adalah pemimpin dan akan

diminta pertanggungjawaban tentang anggota keluarganya, istri adalah pemimpin dan akan

diminta pertanggungjawaban tentang rumah tangga suaminya serta anak-anaknya, dan

seorang pembantu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang harta

benda majikannya, ingatlah bahwa setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta

Page 15: Makalah PAI

pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat.” (HR Muttafaq ‘alaih, dalam Lu’lu wal Marjan

hadits no. 1199)

“Ada 4 perkara yang jika semuanya ada pada dirimu maka tidak berbahaya bagimu

apa yang terlepas darimu dalam dunia: Benar ketika berbicara, menjaga amanah, sempurna

dalam akhlaq, menjaga diri dari meminta.” (HR Ahmad dalam musnadnya 2/177; Hakim

dalam al-Mustadrak 4/314 dari Ibnu Umar ra; berkata Imam al-Mundziri ttg hadits ini: Telah

meriwayatkan Ahmad, Ibnu Abi Dunya, Thabrani, Baihaqi dengan sanad yang hasan, lih. At-

Targhib wa Tarhib 3/589)

 F.     HUBUNGAN AMANAH DENGAN KEIMANAN

1.   Amanah Merupakan Tuntutan Iman, dan khianat merupakan tanda hilangnya

keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dalam diri seseorang. Sabda nabi SAW:

“Tidak ada iman pada orang-orang yang tidak ada amanah dalam dirinya, dan tidak

ada agama pada orang yang tidak bisa dipegang janjinya.” (HR Ahmad 3/135, Ibnu

Hibban dalam shahihnya Mawarid azh-Zham’an-47, al-Bazzar dalam musnadnya

Kasyful Astar-100, lih. Juga dalam Albani Shahih Jami’ Shaghir-7056.

2.   Hilangnya Amanah Merupakan Tanda Kiamat, yang salah satu cirinya adalah

dipegangnya amanah oleh yang orang-orang bukan ahlinya dalam masalah tersebut.

Sabda nabi SAW: “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah tibanya

Kiamat.” Kata para sahabat ra: Bagaimanakah disia-siakannya wahai rasuluLLAH?

Jawab nabi SAW: “Ketika suatu urusan dipegang oleh yang bukan ahlinya maka

tunggulah tibanya Kiamat.’” (HR Bukhari dalam Fathul Bari’ hadits no. 59 dan 6496)

3.    Hilangnya Amanah Terjadi Bertahap, sebagaimana sabda nabi SAW: “Seorang

tertidur maka hilanglah amanah dari hatinya bagaikan titik hitam, lalu ketika ia

tertidur lagi maka hilanglah amanah tersebut bagaikan bekas/jejak, demikianlah

seterusnya sampai tidak ada lagi amanah dihatinya, dan tidak ada lagi di hati manusia,

sehingga mereka tidak menemukan lagi orang yang amanah. Maka berkatalah

sebagian mereka: Di tempat anu masih ada seorang yang bisa dipercaya. Sampai

Page 16: Makalah PAI

dikatakan kepada seseorang: Ia tidak bisa dipegang, tidak berakal, tidak ada dihati

mereka sebesar biji sawi dari keimanan.” (HR Muslim dalam Mukhtashar Shahih

Muslim hadits no. 2035)

G.    JENIS-JENIS AMANAH

Islam adalah agama yang sempurna, ia adalah sistem yang mencakup

IPOLEKSOSBUDHANKAM (Idiologi, POLitik, Ekonomi, SOSial BUDaya serta

pertaHANan dan KeAManan). Islam tidak hanya bicara aqidah atau ibadah saja melainkan ia

adalah sebuah sistem yang paripurna mencakup aqidah dan ibadah, agama dan negara,

peradaban dan pedang.

Oleh karenanya maka amanah yang dibebankan ALLAH SWT atas seorang muslim

adalah mengarahkan semua sistem di atas agar sesuai dengan aturan ALLAH SWT, dan

membebaskan manusia dari penyembahan manusia atas manusia dalam seluruh aspek

kehidupan menuju penyembahan kepada ALLAH SWT saja, tiada sekutu bagi-NYA, untuk-

NYA kita beramal dan kepada-NYA kita akan kembali.

Oleh karena itu maka amanah yang diberikan kepada manusia adalah sebagai berikut:

1. Amanah Fithrah: Yaitu amanah yang diberikan oleh Sang Pencipta SWT sejak

manusia dalam rahim ibunya, bahkan jauh sejak dimasa alam azali, yaitu

mengakui bahwa ALLAH SWT sebagai RABB/Pencipta, Pemelihara dan

Pembimbing (QS 7/172).

2. Amanah Syari’ah/Din: Yaitu untuk tunduk patuh pada aturan ALLAH SWT dan

memenuhi perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA, barangsiapa yang tidak

mematuhi amanah ini maka ia zhalim pada dirinya sendiri, dan bodoh terhadap

dirinya, maka jika ia bodoh terhadap dirinya maka ia akan bodoh terhadap RABB-

nya (QS 33/72).

3.  Amanah Hukum/Keadilan: Amanah ini merupakan amanah untuk menegakkan

hukum  ALLAH SWT secara adil baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat

Page 17: Makalah PAI

maupun bernegara (QS 4/58). Makna adil adalah jauh dari sifat ifrath

(ekstrem/berlebihan) maupun tafrith (longgar/berkurangan).

4.  Amanah Ekonomi: Yaitu bermu’amalah dan menegakkan sistem ekonomi yang

sesuai dengan aturan syariat Islam, dan menggantikan ekonomi yang bertentangan

dengan syariat serta memperbaiki kurang sesuai dengan syariat (QS 2/283).

5.  Amanah Sosial: Yaitu bergaul dengan menegakkan sistem kemasyarakatan yang

Islami, jauh dari tradisi yang bertentangan dengan nilai Islam, menegakkan amar

ma’ruf dan nahi munkar, menepati janji serta saling menasihati dalam kebenaran,

kesabaran dan kasih-sayang (QS 23/8).

6.  Amanah Pertahanan dan Kemanan: Yaitu membina fisik dan mental, dan

mempersiapkan kekuatan yang dimiliki agar bangsa, negara dan ummat tidak

dijajah oleh imperialisme kapitalis maupun komunis dan berbagai musuh Islam

lainnya (QS 8/27).

 BAB III   PENUTUP

Page 18: Makalah PAI

A.    Kesimpulan

Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun

sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara

syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan.

Macam-macam amanah : amanah fitrah amanah Syariah.

Amanah Merupakan Tuntutan Iman, dan khianat merupakan tanda hilangnya

keimanan dan mulai merasuknya kekafiran dalam diri seseorang. Sabda nabi SAW: “Tidak

ada iman pada orang-orang yang tidak ada amanah dalam dirinya, dan tidak ada agama pada

orang yang tidak bisa dipegang janjinya.

Hilangnya Amanah Merupakan Tanda Kiamat, yang salah satu cirinya adalah

dipegangnya amanah oleh yang orang-orang bukan ahlinya dalam masalah tersebut. Sabda

nabi SAW: “Ketika amanah telah disia-siakan maka tunggulah tibanya Kiamat

Dalil-Dalil: Al-Qur’an: Kedua firman ALLAH SWT di atas (QS 4/58; 33/72) dan QS 2/283;

8/27; 23/8; 70/32.

As-Sunnah : “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta

pertanggungjawaban kelak di hari Kiamat

B.     Saran

Amanah merupakan sesuatu kepercayaan yang diberikan kepada umat manusia dari

siapapun kepada siapapun dan harus dipertanggung jawabkan baik burukya dihadapan Allah

swt dikemudian hari