makalah klp 2b - mata

21

Click here to load reader

Upload: anhy-ommy

Post on 14-Aug-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Klp 2B - Mata

BAB I

PENDAHULUAN

Panca indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis

rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang

membawa kesan rasa (Sensori impression) dari organ indera menuju ke otak di mana

perasaan ini ditafsirkan. Bebrapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan,

penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya timbul dari dalam, antara lai apar, haus dan

rasa sakit.

Organ indera adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan

maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melelui serabut

saraf ke pusat susunan saraf. Setiap organ indera hanya mampu menerima stimulus,

menghasilkan dan mengirim implus saraf menuju otak.

Adapun yang akan di bahas lebih lanjut mengenai indera penglihatan yaitu mata,

adapun fungsi mata itu sendiri sebagai indera penglihatan yang menerima rangsangan

berkas-berkas cahaya pada retina dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus,

menghantarkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.

Dan fungsi berkas mata yakni bila cahaya yang jatuh diatas mata menimbulkan

bayangan yang letaknya difokuskan padaretina. Bayangan itu aka menembus dan diubah

oleh kornea lensa badan eques dan vitrous, lensa membiasakan cahaya dan memfokuskan

bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik pada mata bayangan yang

difokuskan.

Page 2: Makalah Klp 2B - Mata

BAB II

PEMBAHASAN

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

Struktur anatomi mata (sumber : http://cetrione.blogspot.com/2008/06/retinopati-

hipertensi.html)

1. Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata berupa selubung

berserabut putih dan relatif kuat

2. Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian

luar sklera.

3. Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus

dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.

Memiliki diameter sekitar 12 mm dan jari-jari kelengkungan sekitar 8 mm.

Page 3: Makalah Klp 2B - Mata

4. Lapisan koroid : lapisan tipis di dalam sklera yang berisi pembuluh darah dan

suatu bahan pigmen, tidak menutupi kornea.

5. Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.

6. Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea

dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata

dengan cara merubah ukuran pupil.

7. Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan

vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.

8. Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola

mata,

9. berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Retina terbagi

menjadi 10 lapisan dan memiliki reseptor cahaya aktif yaitu sel batang dan sel

kerucut pada lapisan ke-9.

10. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari

retina ke otak.

11. Bintik buta : cakram optik yang merupakan bagian fovea dekat hidung,

merupakan tempat percabangan serat saraf dan pembuluh darah ke retina, tidak

mengandung sel batang ataupun kerucut, terletak pada region sekitar 137 – 187.

12. Humor aqueous : cairan jernih dan encer yang mengalir di antara lensa dan

kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi

lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.

13. Humor vitreous : gel transparan / cairan kental yang terdiri dari bahan berbentuk

serabut, terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen

posterior mata).

Page 4: Makalah Klp 2B - Mata

 

B. RETINA SEBAGAI DETEKTOR CAHAYA

Retina mengubah bayangan cahaya menjadi impuls listrik saraf yang dikirim ke

otak. Penyerapan suatu foton cahaya oleh sebuah fotoreseptor menimbulkan suatu reaksi

fotokimia di fotoreseptor yang melalui suatu cara akan memicu timbulnya sinyal listrik ke

otak, yang disebut suatu potensial aksi. Foton harus di atas energy minimum untuk dapat

menimbulkan reaksi.

Ada 2 tipe umum reseptor cahaya di retina, yaitu :

a. Sel Kerucut

Jumlahnya sekitar 6,5 juta di masing-masing mata.

Digunakan untuk penglihatan siang hari (fotopik).

Berguna untuk melihat detail halus dan mengenali beragam warna.

Tersebar di seluruh retina, terutama di fovea sentralis.

Memiliki sensitivitas maksimum di panjang gelombang sekitar 550 nm pada region

kuning

b. Sel Batang

Jumlahnya sekitar 120 juta di masing-masing mata.

Digunakan untuk penglihatan malam hari (skotopik).

Berguna untuk penglihatan perifer.

Tidak tersebar merata di retina namun memiliki kepadatan maksimum di sudut

sekitar 207.

Page 5: Makalah Klp 2B - Mata

Memiliki sensitivitas maksimum di panjang gelombang sekitar 510 nm pada region

biru-hijau.

 

C. PEMBEDAAN WARNA

Penglihatan warna terjadi melalui dua tingkatan proses, yaitu pada tingkat

reseptor sesuai dengan teori triwarna, sedangkan pada saraf optik dan di luarnya sesuai

dengan teori antagonis.

Teori triwarna menganggap bahwa pada retina terdapat 3 macam pigmen yang

mempunyai penyerapan maksimum terhadap warna biru, hijau, dan merah pada

spectrum. Pigmen-pigmen ini terdapat pada reseptor secara terpisah yang masing-

masing mengirimkan impuls-impuls yang dapat dibedakan ke otak. Teori antagonis

menganggap bahwa retina mempunyai aktivitas yang lebih kompleks. Ada 6 macam

tanggapan retina yang terjadi dalam bentuk pasangan antagonistik. Rangsangan yang

menghasilkan setiap tanggapan tunggal dapat menekan kegiatan anggota pasangan

lain.

Ukuran saraf batang dan kerucut yang begitu kecilnya, jika dikombinasikan

dengan indeks bias relatifnya yang tinggi menunjukkan bahwa mereka dapat bertindak

sebagai pemandu gelombang optik, yang secara selektif mentransmisikan energi hanya

di dalam suatu pita gelombang karakteristik sempit bagi saraf batang atau kerucut.

Secara teoritis, energi cahaya dalam suatu pemandu yang berupa serat ditransmisikan

dalam bermacam ragam yang karakteristik, artinya, ada selektivitas warna dalam

retina.

D. KEPEKAAN DAN KETAJAMAN MATA

Ada tiga macam ukuran kepekaan / ketajaman mata, yaitu :

Page 6: Makalah Klp 2B - Mata

a. Ambang kuantum

Ambang kuantum merupakan jumlah minimum foton yang diperlukan untuk

merangsang sebuah tanggapan sensor. Ambang kuantum ini berperan untuk

menentukan ketajaman penglihatan seseorang di tempat gelap – seseorang dengan

ambang kuantum yang baik, akan memiliki penglihatan yang lebih baik di tempat

gelap, artinya dengan sedikit foton saja sudah mampu mengaktifkan sensor optikus

(sel batang dan kerucut).

b. Ambang penerangan

Ambang penerangan merupakan ukuran kepekaan relatif mata terhadap cahaya

dengan aneka macam panjang gelombang. Penglihatan untuk adaptasi gelap

disebut skotopik dan terang disebut fotopik.

c. Ketajaman

Ketajaman yang dimaksud merupakan ukuran ketajaman penglihatan dan diukur

dengan pemisahan sudut minimum terhadap dua buah objek dan bukan satu. Batas

terendah teoritis untuk resolusi dua buah titik cahaya adalah sebesar 0,1 mrad,

sedangkan pada kenyataannya, dengan penglihatan paling tajam dan kondisi yang

optimum manusia dapat memisahkan sudut pemisahan sekitar 0,2 mrad.

E. OTOT, SARAF, DAN PEMBULUH DARAH PADA MATA

Page 7: Makalah Klp 2B - Mata

mata mempunyai otot, saraf serta pembuluh darah. Beberapa otot bekerja sama

menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita yang

melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya, yaitu :

Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak

Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata

Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot

pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata

kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.

Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.

F. STRUKTUR PELINDUNG MATA

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas

ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus,

Page 8: Makalah Klp 2B - Mata

jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka

sehingga cahaya masih bisa masuk. adapun struktur pelindung mata, meliputi:

Orbita

Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,

pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

Kelopak Mata

Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata

secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan

cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan

cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan

kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering,

terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis

(konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.

Bulu mata

Bulu Mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan

berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).

Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah

penguapan air mata.

Kelenjar lakrimalis

Kelenjar Lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan

menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung

melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas

dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan

mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain

itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.

Page 9: Makalah Klp 2B - Mata

G. CACAT MATA

a. Miopia (penglihatan dekat)

Karakteristik : titik jauh kurang dari tak berhingga, bayangan jatuh di depan retina.

Penyebab umum : bola mata panjang atau kornea terlalu lengkung.

Diperbaiki dengan : lensa negatif / cekung / minus.

b. Hiperopia (penglihatan jauh)

Karakteristik : titik dekat lebih dari punctum proximum mata normal, yaitu 25 cm,

bayangan jatuh di belakang retina.

Penyebab umum : bola mata pendek atau kelengkungan kornea kurang.

Diperbaiki dengan : lensa positif / cembung / plus.

c. Astigmatisme

Karakteristik : benda titik nampak bergaris-garis sedangkan benda bergaris-garis

dilihat baik hanya pada arah tertentu saja.

Penyebab umum : kelengkungan kornea tidak merata.

Diperbaiki dengan : lensa silindris atau lensa kontak keras.

d. Presbiopia (mata tua)

Karakteristik : titik dekat lebih dari 25 cm, titik jauh kurang dari tak berhingga.

Penyebab umum : kurangnya akomodasi.

Diperbaiki dengan : lensa bifokal atau trifokal.

e. Buta warna

Page 10: Makalah Klp 2B - Mata

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut

mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.

H. PENYAKIT MATA

1. Ablasio

Ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen

retina (RIDE). Keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi

pada usia berapa pun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau

lebih tua. Ablasio retina lebih besar kemungkinannya terjadi pada orang yang

menderita rabun jauh (miopia) dan pada orang yang anggota keluarganya ada yang

pernah mengalami ablasio retina. Ablasio retina dapat pula disebabkan oleh

penyakit mata lain, seperti tumor, peradangan hebat, akibat trauma atau sebagai

komplikasi dari diabetes. Bila tidak segera dilakukan tindakan, ablasio retina dapat

menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan yang menetap.

2. Dakriosistitis

Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada sakus lakrimalis atau saluran air mata

yang berada di dekat hidung dan bersifat menular. Infeksi ini menyebabkan nyeri,

kemerahan, dan pembengkakan pada kelopak mata bawah, serta terjadinya

pengeluaran air mata berlebihan (epifora). Radang ini sering disebabkan obstruksi

nasolakirmalis oleh bakteri S. aureus, S. pneumoniae, Pseudomonas.

3. Glaukoma

Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak

langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin

lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini

disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga

bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di

Page 11: Makalah Klp 2B - Mata

belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah

sehingga saraf mata akan mati.

4. Katarak

Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata

berselaput dan rabun. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat

menembusnya, bervariasi sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total

dan menghalangi jalan cahaya. Dalam perkembangan katarak yang terkait dengan

usia penderita dapat menyebabkan penguatan lensa, menyebabkan penderita

menderita miopi, menguning secara bertahap dan keburaman lensa dapat

mengurangi persepsi akan warna biru. Katarak berkembang karena berbagai sebab,

seperti kontak dalam waktu lama dengan cahaya ultra violet, radiasi inframerah,

radiasi gelombang mikro, radiasi nuklir, terkena bahan kimia tertentu, efek

sekunder dari penyakit seperti diabetes dan hipertensi, usia lanjut, atau cedera

(trauma) fisik pada mata.

5. Koloboma

Koloboma adalah lubang yang terdapat pada struktur mata, seperti lensa mata,

kelopak mata, iris, retina, koroid, atau diskus optikus. Lubang ini telah ada sejak

lahir dan dapat disebabkan adanya jarak antara dua struktur di mata. Struktur ini

gagal menutup sebelum bayi dilahirkan. Koloboma dapat terjadi pada satu atau

kedua mata.

Kloboma memengaruhi pandangan, tergantung dari tingkat keparahan sesuai

dengan ukuran dan lokasi. Misalnya, bila hanya sebagian kecil dari iris yang rusak,

pandangan mungkin saja normal. Namun bila terjadi pada retina atau saraf optik,

maka pandangan pasien akan rusak dan sebagian besar lapangan pandang akan

hilang. Kadang-kadang mata dapat mengecil atau mikroftalmos, dan bahkan pasien

dapat menderita penyakit mata lainnya seperti glaukoma.

6. Konjungtivitis

Page 12: Makalah Klp 2B - Mata

Konjungtivitis adalah suatu peradangan pada konjungtiva dan bersifat

menular. Penyakit ini dapat disebabkan oleh faktor alergi, iklim, usia, dan jenis

kelamin. Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva

dari ibunya ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir

mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik

(misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan

konjungtivitis gonokokal. Konjungtivitis gonokokal disebabkan melalui hubungan

seksual (misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata).

7. Xerophtalmia (xerosis)

Xerophtalmia (xerosis), penyakit mata yang disebabkan oleh keringnya

konjungtiva dan kornea mata akibat kekurangan vitamin A. Salah satu gejala awal

dari penyakit ini adalah rabun senja, berkurangnya kemampuan melihat pada saat

hari senja.

I. BENTUK-BENTUK SEDIAAN DARI OBAT MATA

Pada obat mata terdapat dua bentuk sediaan yang di gunakan yakni dalam

bentuk larutan dan suspense, di mana pada masing-masing sediaan dapat diuraikan

sebagai berikut:

Larutan obat mata:

1. Adrenergik, contoh obatnya yaitu Epinefrin Bitartrat yang digunakan dalam

mengatur glaucoma kronik yang biasa (sudut terbuka), Nafazolin HCl yang

Page 13: Makalah Klp 2B - Mata

digunakan sebagai vasokontriktor mata topical, Fenilefrin HCl yang digunakan

sebagai vasokonstriktor dan midriatik.

2. Anestetika, contoh obatnya yaitu proparakain HCl dan tetrakain yang digunakan

sebagai anastetika local dengan kerja cepat.

3. Antibakteri, contoh obatnya yaitu kloramfenikol yang digunakan untuk infeksi

permukaan mata karena mikroorganisme yang rentan.

4. Antikolinergik, contoh obatnya yaitu atropine sulfat, Homatropin HBr,

Skopolamin HBr, Tropikamid yang digunakan untuk menghasilkan midriasis dan

sikloplegia, dan idoksuridin yang digunakan untuk pengobatan keritis hepers

simpleks.

5. Astriagen, contoh obatnya yaitu Zink Sulfat yang digunakan sebagai

konjungtivitis dan catarrhal konjungtivitis ( mata merah muda) disebabkan karena

pnemunococcus atau hasil Koch Weeks seperti juga infeksi mikroorganisme

nonspesifik.

6. Antiiaflamasi, contoh obatnya yaitu deksametason Natrium Fosfat yang

digunakan untuk melawan peradangan karena sebab-sebab mekanis, kimia atau

imunologik.

Suspensi obat mata

1. Suspense tetrasiklin HCl digunakan untuk pengobatan infeksi mata bagian luar

yang rentan terhadap tetrasiklin HCl.

Page 14: Makalah Klp 2B - Mata

2. Suspensi mata polimiksin B-Neomisin-Hidrokortiason, antiinflamasi steril,

suspensi anti mkroba yang mengandung zat-zat tersebut di atas dalam suatu

pembawa cair yang diawetkan dan dikentalkan.

3. Suspense mata deksametason, suatu suspense steril untuk permukaan mata dari

adrenokortikal steroid deksametason.

4. Suspense steril untuk mata Prednisolon Asetat dan Sulfasetamid Natrium, suatu

preparatsteroid/antiinfeksi digunakan bila kombinasi zat antiinflamasi dan

antiinfeksi dianggap perlu.

Suspense obat mata digunakan lebih sedikit dari pada larutan untuk mata, tetapi

suspense untuk mata dapat dipakai untuk meningkatkan waktu kontak bahan obat

dengan kornea, sehingga memberikan kerja lepas lambat yang lebih lama. Suspensi obat

mata diperlukan bila zat obat tidak larut dalam pembawa yang diinginkan, atau tidak

stabil dalam bentuk larutan. Di samping bahwa suspense obat mata harus mengandung

partikel dengan karakteristik kimiawi dan dimensi-dimensi kecil yang tidak

mengganggu mata

BAB III

Page 15: Makalah Klp 2B - Mata

PENUTUP

A. KESIMPULAN

fungsi mata itu sendiri sebagai indera penglihatan yang menerima rangsangan

berkas-berkas cahaya pada retina dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus,

menghantarkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.

Penyakit pada mata yaitu ablasio, dakriosistis, glaucoma, katarak, koloboma,

konjungtivitis, dan xerophtalmia.

Pada obat mata terdapat dua bentuk sediaan yang di gunakan yakni dalam bentuk

larutan dan suspense.

Untuk sediaan larutan obat mata dibagi atas beberapa golongan yaitu adrenergik,

anestatika, antibakteria, antikolinergik, astriagen, antiinflamasi, dan kolinergik.