lia betul word

Upload: lia-fauziah

Post on 08-Jul-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    1/24

     Laporan Kasus

     PNEUMONIA

    Oleh:

    LIA FAUZIAH

    200730020

    Pembimbing :

    Dr. H. Suim!n "u#li S$. PD

    %EPANI&E"AAN %LINI% PEN'A%I& DALAM

    FA%UL&AS %EDO%&E"AN UNI(E"SI&AS MUHAMMADI'AH )A%A"&A

    "UMAS SA%I& ISLAM SU%APU"A

    1

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    2/24

    *A* I

    PENDAHULUAN

    +.+ L!,!r *el!!ng

    Infeksi saluran pernapasan menjadi penyebab angka kematian dan kesakitan yang

    tinggi di dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan

    infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat atau di dalam rumah sakit. Pneumonia yang

    merupakan bentuk infeksi saluran napas bawah akut di parenkim paru dijumpai sekitar 15

    !0%. 1

    Insidensi pneumonia di Indonesia menurut "#$ pada tahun !00 adalah &5'(%.! )i

    *S+) )r. Soetomo Surabaya didapatkan data sekitar 180 pneumonia dengan angka kematian

    antara !0 ,5%. Pneumonia menduduki peringkat keempat dari sepuluh penyakit terbanyak 

    yang dirawat per tahun.1

    Pneumonia dapat terjadi se-ara primer atau merupakan tahap lanjutan dari infeksi

    saluran pernapasan lainnya. Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu

     beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya' sedangkan pneumonia dapat menyebabkankematian bila tidak segera diobati' maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan

    antibiotik se-ara empiris.1

    !

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    3/24

    *A* II

    &IN)AUAN PUS&A%A

    2.+. De-ini#i

    Se-ara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru akut yang

    disebabkan oleh mikroorganisme bakteri' /irus' jamur' parasit. Pneumonia yang disebabkan

    oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk kedalam pneumonia. Sedangkan peradangan

     paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme bahan kimia' radiasi' aspirasi bahan toksik'

    obatobatan dan lainlain disebut pneumonitis.,

    2.2 E$iemi/l/gi

    Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran napas yang terbanyak di

    dapatkan dan sering merupakan penyebab kematian hampir di seluruh dunia. )i Inggris

     pneumonia menyebabkan kematian 10 kali lebih banyak dari pada penyakit infeksi lain'

    sedangkan di S merupakan penyebab kematian urutan ke 15. )i Indonesia berdasarkan hasil

    *iset 2esehatan )asar *iskesdas tahun !00' menunjukkan pre/alensi nasional ISP3

    !5'5% 1& pro/insi di atas angka nasional' angka kesakitan morbiditas pneumonia pada

    4ayi3 !.! %' 4alita3 ,%' angka kematian mortalitas pada bayi !,'8%' dan 4alita 15'5%.,

    Pneumonia dapat terjadi pada orang tanpa kelainan imunitas yang jelas. amun pada

    kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih

     penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh. 6rekuensi relatif terhadap

    mikroorganisme petogen paru ber/ariasi menurut lingkungan ketika infeksi tersebut didapat.

    7isalnya lingkungan masyarakat' panti perawatan' ataupun rumah sakit. Selain itu faktor 

    iklim dan letak geografik mempengaruhi peningkatan frekuensi infeksi penyakit ini.!

    2.3 E,i/l/gi

    Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai ma-am mikroorganisme' yaitu bakteri'

    /irus' jamur dan protooa. )ari kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh

    masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri gram positif' sedangkan pneumonia di

    rumah sakit banyak disebabkan bakteri gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak 

    disebabkan oleh bakteri anaerob. khirakhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia

    ,

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    4/24

    menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia

    komuniti adalah bakteri gram negatif.,

    Pneumonia lainnya disebabkan oleh /irus' dimana paling sering terjadi pada anak

    anak.9 Pneumonia lobaris adalah peradangan jaringan paru akut yang berat yang disebabkan

    oleh pneumococcus. ama ini menunjukkan bahwa hanya satu lobus paru yang terkena. da

     berma-amma-am pneumonia yang disebabkan oleh bakteri lain' misalnya bronkopneumonia

    yang penyebab tersering adalah haemophylus influenza dan pneumococcus.,

    2. P!,/gene#i# 

    Pneumonia yang dipi-u oleh bakteri bisa menyerang siapa saja' dari bayi sampai usia

    lanjut. Pe-andu alkohol' pasien pas-a operasi' orangorang dengan gangguan penyakit

     pernapasan' sedang terinfeksi /irus atau menurun kekebalan tubuhnya adalah yang paling

     berisiko. Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang

    sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun' misalnya karena penyakit' usia lanjut' dan

    malnutrisi' bakteri pneumonia akan dengan -epat berkembang biak dan merusak organ paru

     paru. 2erusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak 

    disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu' toksin

    toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat se-ara langsung

    merusak selsel sistem pernapasan bawah. da beberapa -ara mikroorganisme men-apai

     permukaan1'93

    1. Inokulasi langsung

    !. Penyebaran melalui pembuluh darah

    ,. Inhalasi bahan aerosol

    9. 2olonisasi dipermukaan mukosa

    )ari keempat -ara tersebut diatas yang terbanyak adalah -ara kolonisasi. Se-ara

    inhalasi terjadi pada infeksi /irus' mikroorganisme atipikal' mikrobakteria atau jamur.

    2ebanyakan bakteri dengan ukuran 0'5 : !'0 nm melalui udara dapat men-apai bronkus

    terminal atau al/eoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi. 4ila terjadi kolonisasi pada

    saluran napas atas hidung' orofaring kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan

    terjadi inokulasi mikroorganisme' hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar 

    infeksi paru. spirasi dari sebagian ke-il sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu

    tidur 50% juga pada keadaan penurunan kesadaran' peminum alkohol dan pemakai obat

    drug abuse. Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 810;ml'

    9

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    5/24

    sehingga aspirasi dari sebagian ke-il sekret 0'001 1'1 ml dapat memberikan titer inokulum

     bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia.

    Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk se-ara inhalasi atau aspirasi.

    +mumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas sama dengan di saluran

    napas bagian bawah' akan tetapi pada beberapa penelitian tidak di temukan jenis

    mikroorganisme yang sama.

    4asil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam al/eoli menyebabkan reaksi

    radang berupa edema seluruh al/eoli disusul dengan infiltrasi selsel P7 dan diapedesis

    eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi. Pneumonia

     bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling men-olok. obus yang terkena

    menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit' eritrosit dan -airan' sehingga warna

     paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar' pada stadium ini udara al/eoli tidak ada

    5

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    6/24

    atau sangat minimal sehingga pasien akan bertambah sesak. Stadium ini berlangsung sangat

    singkat' yaitu selama 98 jam.

    ,. Stadium hepatisasi kelabu konsolidasi

    =erjadi sewaktu selsel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada

    saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang -edera dan terjadi fagositosis

    sisasisa sel. Pada stadium ini eritrosit di al/eoli mulai diresorbsi' lobus masih tetap padat

    karena berisi fibrin dan leukosit' warna merah menjadi pu-at kelabu dan kapiler darah tidak 

    lagi mengalami kongesti.

    9. Stadium akhir resolusi

    ?ksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga al/eoli di-erna se-ara

    enimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk. Parenkim paru kembali

    menjadi penuh dengan -airan dan basah sampai pulih men-apai keadaan normal.

    2.1 P!,/l/gi

    4asil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam al/eoli menyebabkan reaksi

    radang berupa edema seluruh al/eoli disusul dengan infiltrasi selsel P7 dan diapedesis

    eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi. Selsel P7

    mendesak bakteri ke permukaan al/eoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui

     psedopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian dimakan. Pada waktu

    terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan tampak 9 ona pada daerah parasitik 

    terget yaitu 3

    1. @ona luar 3 al/eoli yang tersisi dengan bakteri dan -airan edema.

    !. @ona permulaan konsolidasi 3 terdiri dari P7 dan beberapa eksudasi sel darah merah.

    ,. @ona konsolidasi yang luas 3 daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah

    P7 yang banyak.

    9. @ona resolusi 3 daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati' leukosit

    dan al/eolar makrofag.

    2.. %l!#i-i!#i

    1. 4erdasarkan klinis dan epidemiologi3

    a. Pneumonia komuniti community-acquired pneumonia

    b. Pneumonia nosokomial hospital-acqiured pneumonia / nosocomial pneumonia

    c. Pneumonia aspirasi

    &

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    7/24

    d. Pneumonia pada penderita Immunocompromised

    Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan.

    !. 4erdasarkan bakteri penyebab

    a. Pneumonia bakterial ; tipikal. )apat terjadi pada semua usia. 4eberapa bakteri mempunyai

    tendensi menyerang sesorang yang peka' misalnya 2lebsiella pada penderita alkoholik'

    Staphyllococcus pada penderita pas-a infeksi influena.

     b. Pneumonia atipikal' disebabkan 7y-oplasma' >egionella dan Ahlamydia

    -. Pneumonia /irus

    d. Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita

    dengan daya tahan lemah immunocompromised 

    ,. 4erdasarkan predileksi infeksi

    !. Pneumonia lobaris.

    Sering pada pneumania bakterial' jarang pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi

     pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus

    misalnya pada aspirasi benda asing atau proses keganasan

    b. 4ronkopneumonia.

    )itandai dengan ber-akber-ak infiltrat pada lapangan paru. )apat disebabkan oleh

     bakteria maupun /irus. Sering pada bayi dan orang tua.

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    8/24

    !. 4!mb!r!n %lini#

    )ari anamnesis dapat ditemukan gejalagejala yang serupa untuk semua jenis

     pneumonia. dapun gejalagejalanya meliputi3

    1. )emam' menggigil' suhu tubuh meningkat dapat melebihi 900A

    !. 4atuk dengan dahak mukoid atau purulen kadangkadang disertai darah

    ,. Sesak napas

    9. yeri dada

    b. Pemeri#!!n Fi#i 

    =emuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat

    terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas' pasa palpasi fremitus dapat mengeras'

     pada perkusi redup' pada auskultasi terdengar suara napas bronko/esikuler sampai bronkial

    yang mungkin disertai ronkhi basah halus' yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada

    stadium resolusi.

    . Pemeri#!!n Penun5!ng

    !. 4!mb!r!n "!i/l/gi#

    6oto toraks P;lateral merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan

    diagnosis. Bambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air 

    bronchogram' penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran ka/itas. 6oto toraks saja

    tidak dapat se-ara khas menentukan penyebab pneumonia' hanya merupakan petunjuk ke

    arah diagnosis etiologi' misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh

    Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral

    atau gambaran bronkopneumonia sedangkan  lebsiela pneumonia sering menunjukkan

    konsolidasi yang terjadi pada lobus kanan atas meskipun dapat mengenai beberapa lobus.

    • Pneumonia >obaris

     !oto "hora#

    =ampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu segmen;lobus

    lobus kanan bawah P maupun lateral atau ber-ak yang mengikut sertakan al/eoli yang

    tersebar. $ir bronchogram biasanya ditemukan pada pneumonia jenis ini.5'&

    • 4ron-hopneumonia

     !oto "hora#

    7erupakan Pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang dapat tersumbat

    oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk ber-ak konsolidasi dalam lobus.5'&

    • Pneumonia Interstisial

    8

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    9/24

     !oto "hora#

    =erjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial prebronkial.

    *adiologis berupa bayangan udara pada al/eolus masih terlihat' diliputi oleh perselubungan

    yang tidak merata.5'&

    b. Pemeri#!!n L!b/r!,/rium

    Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit' biasanya lebih

    dari 10.000;ul kadangkadang men-apai ,0.000;ul' dan pada hitungan jenis leukosit terdapat

     pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan >?). +ntuk menentukan diagnosis etiologi

    diperlukan pemeriksaan dahak' kultur darah dan serologi. 2ultur darah dapat positif pada

    !0%!5% penderita yang tidak diobati. nalisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan

    hikarbia' pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.

    . Pemeri#!!n *!,eri/l/gi# 

    4ahan dapat berasal dari sputum' darah' aspirasi nasotrakeal;transtrakeal' aspirasi

     jarum transtorakal' torakosintesis' bronkoskopi' atau biopsi. +ntuk tujuan terapi empiris

    dilakukan pemeriksaan apus gram' 4urri Bin' Cuellung test dan @. ielsen. 2uman yang

     predominan pada sputum yang disertai P7 yang kemungkinan merupakan penyebab

    infeksi. 2ultur kuman merupakan pemeriksaan utama pra terapi dan bermanfaat untuk 

    e/aluasi terapi selanjutnya.

    . Pemeri#!!n %hu#u# 

    dapun pemeriksaan khusus pada kasus pneumonia adalah titer antibodi terhadap

    /irus' legionella' dan mikoplasma. ilai diagnostik adalah bila titer tinggi atau ada kenaikan

    titer 9 kali. Selain itu analisis gas darah dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia dan

    kebutuhan oksigen. Pada pasien pneumonia nosokomial perlu diperiksakan analisa gas darah'

    dan kultur darah.

    2.6 Peng/b!,!n

    Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian antibiotik pada

     penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya'

    akan tetapi karena beberapa alasan yaitu 31',

    1. Penyakit yang berat dapat mengan-am jiwa

    !. 4akteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia.

    ,. #asil pembiakan bakteri memerlukan waktu.

    (

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    10/24

    7aka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi se-ara empiris. Se-ara umum

     pemilihan antibiotik berdasarkan baktri penyebab pneumonia dapat dilihat sebagai berikut 3

    Peni#ilin #en#i,i- S,re$,//u# $neum/ni! PSSP8

    Bolongan Penisilin =7PS7@

    7akrolid

    Peni#ilin re#i#,en S,re$,//u# $neum/ni!e P"SP8

    4etalaktam oral dosis tinggi untuk rawat jalan

    Sefotaksim' Seftriakson dosis tinggi

    7arolid baru dosis tinggi

    6luorokuinolon respirasi

     Pseudomonas aeruginosa

    minoglikosid

    Seftaidim' Sefoperason' Sefepim

    =ikarsilin' Piperasilin

    2arbapenem 3 7eropenem' Imipenem

    Siprofloksasin' >e/ofloksasin

    Me,hiillin re#i#,en, S,!$h9l//u# !ureu# M"SA8

    Dankomisin

    =eikoplanin

    >ineolid

    Hem/$hilu# in-luen!e

    =7PS7@

    itromisin

    Sefalosporin gen. ! atau ,

    6luorokuinolon respirasi

    Legi/nell!

    7akrolid

    6luorokuinolon

    *ifampisin

    M9/$l!#m! $neum/ni!e

    )oksisiklin

    7akrolid

    10

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    11/24

    6luorokuinolon

    ;hl!m9i! $neum/ni!e

    )oksisikin

    7akrolid 6luorokuinolon

    2.< Pen!,!l!#!n!!n

    )alam mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya. 4ila

    keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat dirawat dirumah.

    Peneri,! 9!ng ,i! ir!=!, i "S

    1 Istirahat ditempat tidur' bila panas tinggi di kompres

    ! 7inum banyak 

    , $batobat penurunan panas' mukolitik' ekspektoran

    9 ntibiotika

    Peneri,! 9!ng ir!=!, i "um!h S!i,' penanganannya dibagi dua 3

     Penatalaksanaan Umum

    Pemberian $ksigen

    Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit

    7ukolitik dan ekspektoran' bila perlu dilakukan pembersihan jalan nafas

    $bat penurunan panas.

    4ila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat anti nyeri.

     Pengobatan Kausal 

    )alam pemberian antibiotika pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan 7$

    mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya' akan tetapi beberapa hal perlu diperhatikan3

    Penyakit yang disertai panas tinggi untuk penyelamatan nyawa dipertimbangkan

     pemberian antibiotika walaupun kuman belum dapat diisolasi.

    2uman pathogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab sakit' oleh karena

    itu diputuskan pemberian antibiotika se-ara empiris. Pewarnaan gram sebaiknya

    dilakukan.

    Perlu diketahui riwayat antibiotika sebelumnya pada penderita.

    Pengobatan awal biasanya adalah antibiotik' yang -ukup manjur mengatasi pneumonia

    oleh bakteri' mikroplasma' dan beberapa kasus ri-ketsia. 2ebanyakan pasien juga bisa diobati

    di rumah. Selain antibiotika' pasien juga akan mendapat pengobatan tambahan berupa

    11

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    12/24

     pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah. Pada

     pasien yang berusia pertengahan' diperlukan istirahat lebih panjang untuk mengembalikan

    kondisi tubuh. amun' mereka yang sudah sembuh dari pneumonia mikroplasma akan letih

    lesu dalam waktu yang panjang.

    1. Penatalaksanaan pada pneumonia komunitas

    a. ntibiotik ?mpirik 

    Pasien pada awanya diberikan terapi empirik yang ditujukan pada patogen yang

     paling mungkin menjadi penyebab. 4ila telah ada hasil kultur dilakukan

     penyesuaian obat. Pada pasien rawat inap antibiotik harus diberikan 8 jam pertama

    dirawat di *S. Pada prinsipnya terapi utama pneumonia adalah pemberian

    antibiotik tertentu terhadap kuman tertentu pada sesuatu tipe dari infeksi saluran

    napas bawah akut baik pneumonia ataupun bentuk lain dan antibiotik ini

    dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebab. 4erdasarkan

     perbedaan tempat perawatan rawat jalan' rawat ruang umum dan di ruang IA+'

    adanya penyakit kardiopulmoner dan Efaktor perubahF modifying fa-tor maka

    P2 terbagi atas 9 grup dengan kuman penyebab yang berbeda. 6aktor yang

    dipertimbangkan pada pemilihan antibiotik3

    6aktor pasien 3 urgensi atau -ara pemberian obat berdasarkan tingkat berat

    sakit IS4 dan keadaan umum atau kesadaran' mekanisme imunologis'

    umur' defisiensi genetik atau organ' kehamilan' alergi.

    6aktor antibiotik 3 dipilih antibiotik yang ampuh dan se-ara empirik telah

    terbukti merupakan obat pilihan utama dalam mengatasi kuman penyebab

    yang paling mungkin pada pneumonia berdasarkan data antibiogram

    mikrobiologi dalam &1! bulan terakhir. ?fektifitas antibiotik tergantung

    kepada kepekaan kuman terhadap antibiotik ini' penetrasinya ke tempat lesi

    infeksi' toksisitas' interaksi dengan obat lain dan reaksi pasien misalnya alergi

    atau intoleransi.

    6aktor farmakologis 3 fakmakokinetik antibiotik mempertimbangkan proses

     bakterisidal dengan 2adar #ambat 7inimal 2#7 yang sama dengan 2adar 

    4akterisidal 7inimal 247 dan bakteriostatik dengan 247 yang jauh lebih

    tinggi daripada 2#7. +ntuk men-apai efekti/itas optimal' obat yang

    tergolonh mempunyai sifat dose dependent   misalnya sefalosporin perlu

    diberikan ,9 pemberian;hari. Sedangkan golongan -on-entration dependent

    1!

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    13/24

    misalnya aminoglikosida' kuinolon -ukup 1! kali sehari namum dengan

    dosis yang lebih besar.

     b. Aara pemilihan antibiotik dapat berupa antibitik tunggal pasien yang asalnya

    sehat dan kombinasi antibiotik. ntibiotik yang diberikan adalah spektrum luas

    yang kemudian sesuai hasil kultur. >ama pemberian terapi ditentukan berdasarkan

    adanya penyakit penyerta dan atau bakterimi' beratnya penyakit pada onset terapi

    dan perjalanan penyakit pasien. +mumnya terapi diberikan 10 hari. +ntuk 

    infeksi 7.pneumoniae dan A.pneumoniae selama 1019 hari' sedangkan pasien

    dengan terapi steroid jangka panjang selama 1019 hari atau lebih. Pada terapi P2 

    rawat inap' proses perbaikan akan terlihat , tahap yaitu tahap 1 pada saat

     pemberian antibiotik ID selama , hari akan terlihat pasien stabil se-ara klinik'

    tahap ! terlihat perbaikan keluhan dan tanda fisik serta nilai laboratorium' dan

    fase , terlihat penyembuhan dan resolusi penyakit. 2eterlambatan perbaikan

    klinik dapat disebabkan patogen yang resisten atau bakterimia. Selain itu faktor 

    inang berupa usia tua' penyakit penyerta jamak atau progresi/itas penyakit'

    alkoholik' pneumonia multilobular' atau empiema. 4ila keadaan klinik membaik 

    dengan berkurangnya batuk' afebril dalam !G8 jam berturutan' leukositosis

    menurun dan fungsi saluran -erna membaik maka dilakukan alih terapi ke

    antibiotik oral yang dianggap -o-ok dengan patogen penyebabnya. 4ila belum ada

    respon yang baik dalam ! jam 10% pasien lakukan e/aluasi terhadap adanya

    kemungkinan patogen yang resisten' komplikasi atau penyakitnya bukan

     pneumonia.

    !. Penatalaksanaan pneumonia nosokomial

    Pada P dengan imunitas yang normal terapi antibiotik diberikan selama ! minggu'

    dapat diperpanjang bila terdapat gangguan daya tahan tubuh. 7odifikasi antibiotik 

     perlu dilakukan bila telah didapat hasil bakteriologik dari bahan sputum atau darah.

    *espon antibiotik die/aluasi ! jam. )iberikan juga terapi suportif seperti oksigen'

    humidifikasi dengan nebulier untuk pengen-eran dahak yang kental dan

     bronkodilator' fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak khususnya anjuran untuk 

     batuk dan napas dalam' pengaturan -airan' pemberian kortikosteroid pada fase sepsis

     berat' obat inotropik seperti dobutamin dan dopamin' /entilasi mekanis' drainase

    empiema bila ada' dan nutrisi -ukup kalori terutama dari lemak H50%.

    1,

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    14/24

    2.+0 Di!gn/#i# b!ning

    )iagnosis banding dari penyakit pneumonia adalah sebagai berikut3

    !.&uberul/#i# P!ru &*8

    =uber-ulosis Paru =4 adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

    7. tuber-ulosis.

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    15/24

     Mycoplasmapneumoniae sebesar !0%. Aairannya transudat dan steril. =erkadang pada

    infeksi bakterial terjadi empiema dengan -airan eksudat.&

    • 2omplikasi sistemik. )apat terjadi akibat in/asi kuman atau bakteriemia berupa

    meningitis. )apat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia' anemia' peninggian ureumdan enim hati. 2adangkadang terjadi peninggian fostase alkali dan bilirubin akibat

    adanya kolestasis intrahepatik.

    • #ipoksemia akibat gangguan difusi.

    • 4ronkiektasis. 4iasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak anak   tetapi dapat

     juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cystic   fibrosis atau

    hipogamaglobulinemia' tuberkulosis' atau pneumonia nekrotikans.

    2.+2 Peneg!h!n

    2.+2.+ Pneum/ni! %/muni,!#

    )i luar negeri dianjurkan pemberian /aksinasi influena dan pnemukokus terhadap

    orang dengan risiko tinggi' misalnya pasien dengan gangguan imunologis' penyakit berat

    termasuk penyakit paru kronik' hati' ginjal dan jantung. )i samping itu /aksinasi juga perlu

    diberikan untuk penghuni rumah jompo atau rumah penampungan penyakit kronik' dan usia

    di atas &5 tahun.

    2.+2.2 Pneum/ni! N/#//mi!l

    Pen-egahan P berkaitan erat dengan prinsip umum pen-egahan infeksi dnegan -ara

     penggunaan peralatan in/asif yang tepat. Perlu dilakukan terapi agresif terhadap penyakit

     pasien yang akut atau dasar. Pada pasien dengan gagal organ multipel multiple organ

     failuere' penyakit dasar yang dapat berakibat fatal perlu diberikan terapi pen-egahan.

    =erdapat berbagai faktor terjadinya P. Selain itu 'harus mengontrol pemakaian selang

    nasogastrik atau endotrakeal atau pemakaian obat sitoprotektif sebagai pengganti antagonis

    #! dan antasid.

    2.+3 Pr/gn/#i#

    2.+3 .+ Pneum/ni! %/muni,!#

    ngka morbiditas dan mortalitas pneumonia menurun sejak ditemukannya antibiotik.

    6aktor yang berperan adalah patogenitas kuman' usia' penyakit dasar dan kondisi pasien.

    Se-ara umum angka kematian pneumonia pneumokokus adalah sebesar 5%' namun dapat

    meningkat menjadi &0% pada orang tua dengan kondisi yang buruk misalnya gangguan

    imunologis' sirosis hepatis' penyakit paru obstruktif kronik' atau kanker. danya leukopenia'

    15

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    16/24

    ikterus' terkenanya , atau lebih lobus dan komplikasi ekstraparu merupakan petanda

     prognosis yang buruk. 2uman gram negatif menimbulkan prognosis yang lebih jelek.(

    Prognosis pada orang tua dan anak kurang baik' karena itu perlu perawatan di *S

    ke-uali bila penyakitnya ringan. $rang dewasa &0 tahun dapat berobat jalan ke-uali3

    1. 4ila terdapat penyakit paru kronik 

    !. P 7eliputi banyak lobi

    ,. )isertai gambaran klinis yang berkaitan dengan mortalitas yang tinggi yaitu3

    a. +sia H &0 tahun.

     b. )ijumpai adanya gejala pada saat masuk perawatan *S3 frekuensi napas H ,0 G;menit'

    tekanan diastolik &0 mm#g bingung.

    -. #asil pemeriksaan setelah perwatan3 tensi &0 mm#g' leukosit abnormal 9.000 atau

    H ,0.00;mm,' +rea meningkat' p$!J turun' dan albumin serum rendah ,'5 g%.

    2.+3 .2 Pneum/ni! N/#//mi!l

    Pneumonia nosokomial di merika Serikat merupakan urutan ke! penyebab

    kematian yang diakibatkan infeksinosokomial. Pneumonia nosokomial merupakan penyebab

    kematian utama oleh infeksi pada pasien yang berusia tua' pas-aoperatif' dan yang menjalani

    /entilasi mekanis.

    *A* III

    1&

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    17/24

    LAPO"AN %ASUS

    Ien,i,!# $!#ien :

     ama 3 =n. 2 

    +mur 3 ,8 tahun

    akilaki

    Pekerjaan 3 Swasta

    Status 3 7enikah

    lamat 3 #/#i/e/n/mi> !n ebi!#!!n

    Pasien bekerja sebagai karyawan swasta

    *iwayat merokok L sejak 10 tahun yang lalu sebanyak 1 bungkus;hari

    *iwayat minum alkohol disangkal

    *umah pasien penyinaran matahari kurang' /entilasi kurang.

    Pemeri#!!n umum

    2eadaan umum 3 =ampak sakit sedang

    2esadaran 3 2omposmentis

    =ekanan darah 3 1!0;0 mm#g adi 3 (& G;menit

    1

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    18/24

    afas 3 !8 G;menit

    Suhu 3 ,8'8 o-

    2eadaan gii 3 44 J 95 kg =4 J 1&5 -m

    Pemeri#!!n -i#i 

    %e$!l! !n leher

    7ata 3 2onjungti/a anemis ' s-lera ikterik ' pupil bulat' isokor' reflek'-ahaya L;L

    >eher 3 Pembesaran kelenjar getah bening '

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    19/24

    U#ul!n Pemeri#!!n

    1. >aboratorium 3 darah rutin' kimia darah

    !. *ontgen thoraG P >ateral

    ,. Pemeriksaan 4= sputum

    9. 4akteriologis 3 2ultur 

    Pemeri#!!n $enun5!ng

    L!b/r!,/rium

    !r!h ru,in 3

    #b 3 1,'9 gr %

    #t 3 ,( %

    ?ritrosit 3 9'5

    >eukosit 3 1&.00

    >?) 3 ,( mm;jam

    7AD 3 81

    7A# 3 !8'1

    7A#A 3,9.(

    *)" 3 11'&

    4S$6I> 3 1

    ?$SI$6I> 31

     ?=*$6I> 4=B 3 &

     ?=*$6I> S?B7? 3 &(

    >I76$SI= 3 !9

    7$$SI=3 5

    >IS BS )*#

    P# 3 '50

    PA$! 3 ,1

    P$! 3 1!5

    #A$, 3 !9

    =$=> A$!3 !5

    S= $!3 (5

    ?>?2=*$>I=

     =*I+7 3 1952>I+7 3 ,.9

    1(

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    20/24

    2>SI+7 3 110

    +*?+7 3 18

    2*?=II 3 0'&8

    %imi! !r!h :

    Blukosa 3 109 gr;dl

    Pemeriksaan 4= sputum hari I' II' dan III

    #asil kultur 3 belum keluar 

    "e#ume

    ∗ . =n. 2 datang ke *S IS>7 S+2P+* dengan keluhan dyspnea yang semakin

    memberat sejak , hari S7*S' dsypnea saat istirahat dan berakti/itas' batuk berdahak

    sejak ! minggu S7*S' dahak berwarna kuning kehijauan batuk darah 'demam 1

    minggu yang lalu'demam terus menerus nyeri di ulu hati dan mual sejak 1 mingguS7*S' menggigil sejak 1 hari S7*S pada pemeriksaan fisik didapatkan

    ∗ =ekanan darah 3 1!0;0 mm#g

    ∗  adi 3 1!0 G;menit

    ∗  afas 3 ,0 G;menit

    ∗ Suhu 3 ,8'8 o-

    ∗ )ari hasil pemeriksaan laboratorium 3

    ∗ Peningkatan leukosit3 1&00 ribu; +>

    ∗ Peningkatan >?) 3 ,( %

    ∗ Peningkatan hitung jenis3 eosinofil3 1'

     eutrofil batang3 &

    !0

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    21/24

      limfosit3 !9

    ∗ )ari hasil analisa gas darah 3 alkalosis respiratorik 

    K

    D!-,!r M!#!l!h

     pneumonia

    gastritis

    Di!gn/#i#

    Pneumonia lobaris deGtra

    "en!n! Pen!,!l!#!n!!n

     6armakologi 3

    $! 9>;menit menggunakan nasal kanul

    ID6) *inger >a-tat

    AefriaGone !G1 gr 

    Para-etamol 500 mg ,G1

    mbroGol ,0 mg ,G1

    F/ll/= U$

    =anggal !5 6ebruari !01&

    S 3 Sesak berkurang' batuk berdarah ' berkeringat' lemas' nafsu makan

    menurun'demam

    $ 3 2eadaan umum3 =ampak sakit sedang

    2esadaran 3 2omposmentis

    Dital sign 3 =) 1!0;80 mmhg' adi 1!0G;menit' ** ,0G;menit' = ,8'8 °A

    Inspeksi 3 4entuk dan gerakan dada simetris kananJkiri

    Palpasi 3 Dokal fremitus melemah pada kanan

    Perkusi 3 Sonor diseluruh lapangan paru' ke-uali redup pada hemitoraks deGtra

    uskultasi 3 Desikuler' ronkhi L pada hemitoraks deGtra' wheeing

    3 Pneumonia lobaris deGtra

    P 3

    $! !>;menit menggunakan nasal kanul

    ID6) *inger >a-tat !0 tpm

    AefriaGone !G1 gr 

    Para-etamol 500 mg ,G1

    mbroGol ,0 mg ,G1

    !1

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    22/24

    =anggal !& 6ebruari !01&

    S 3 Sesak berkurang' batuk berdahak L' darah ' berkeringat' lemas nafsu makan

    menurun' demam

    $ 3 2eadaan umum 3 =ampak sakit sedang

    2esadaran 3 2omposmentis

    Dital sign 3 =) 1!0;80 mmhg' adi 110G;menit' ** !8;menit' = ,8°A

    Inspeksi 3 4entuk dan gerakan dada simetris kananJkiri

    Palpasi 3 Dokal fremitus melemah pada kanan

    Perkusi 3 Sonor diseluruh lapangan paru' ke-uali redup pada hemitoraks

    deGtra

    uskultasi 3Desikuler' ronkhi L pada hemitoraks deGtra' wheeing

    3 Pneumonia lobaris deGtra

    P 3

    ID6) *inger >a-tat !0 tpm

    AeftriaGone !G1 gr 

    mbroGol ,0 mg ,G1

    *A* I(

    PEM*AHASAN

    !!

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    23/24

    )iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis' pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

     penunjang. 2eluhan batuk' sesak nafas dan demam pada pasien dapat dimungkinkan karena

     pneumonia' tuberkulosis dan asma bron-hial. 2emungkinan tuberkulosis dapat disingkirkan

     pada pasien ini karena dari anamnesis ditemukan gejala yang sifatnya akut' disertai demam

    tinggi. Pada tuberkulosis biasanya ditemukan gejala yang bersifat kronik' demam yang tidak 

    terlalu tinggi subfebris dan jarang disertai dengan peningkatan leukosit yang signifikan.

    "alaupun pada pasien ditemukan adanya riwayat =4 1 tahun yang lalu namun kemungkinan

    untuk terjadinya kekambuhan juga dapat disingkirkan' hal ini didukung dengan hasil

     pemeriksaan 4= yang negatif.

    )ari hasil pemeriksan fisik juga ditemukan pada palpasi ditemukan /okal fremitus

    yang meningkat pada hemitoraks sinistra' perkusi didapatkan redup pada hemitoraks sinistra

    dan auskultasi ronkhi pada hemitoraks sinistra. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan

    adanya leukositosis yaitu 1,'9 G 10,;mm,. Pada pneumonia bakteri biasanya didapatkan

    leukositosis berkisar antara 10.000,0.000. #asil pemeriksaan foto thoraks menunjukkan

    adanya infiltrat hemitoraks sinistra. 4erdasarkan hasil anamnesis' pemeriksaan fisik dan

     pemeriksaan penunjang pada pasien ini' maka diagnosis pasien ini adalah pneumonia.

    2lasifikasi pneumonia pada pasien ini adalah pneumonia komuniti' karena keluhan

    timbul sebelum pasien masuk kerumah sakit. Sedangkan pneumonia nosokomial didapat 98

     jam setelah pasien dirawat dirumah sakit. 

    Pemberian antibiotik sebenarnya harus berdasarkan dari hasil kultur. kan tetapi pada

     pneumonia diberikan terapi empiris. Pemberian terapi -eftriaGon pada pasien ini dikarenakan

    karena pada pneumonia komunitas disebabkan kebanyakan oleh bakteri Streptokokus

     pneumoniae. AefriaGon merupakan sefalosporin generasi III yang memiliki akti/itas broad 

     spectrum yang dapat membunuh bakteri gram positif dan gram negatif termasuk Streptokokus

     pneumoniae. Penisilin atau ampisilin merupakan obat pilihan untuk pasien suspek 

     pneumonia' akan tetapi di Indonesia tingkat resistensi terhadap penisilin semakin meningkat.

    Selain itu pada pasien ini didapatkan penurunan berat badan dan pasien mengeluhkan

    nafsu makannya berkurang. #al ini terjadi akibat kurangnya intake  at gii dalam segi

    kuantitas' yang diperburuk dengan kurangnya kualitas at gii itu sendiri dalam waktu yang

    lama.

    DAF&A" PUS&A%A

    !,

  • 8/19/2019 Lia Betul Word

    24/24

    1. ru "' 4ambang' Idrus ' 7ar-ellus' Siti S' ed . 4uku jar Ilmu Penyakit )alam 7. Patofisiologi. Dolume !.