askep febris lia
TRANSCRIPT
Nama mahasiswa : Liya AlifahTempat praktek/ujian : Ruang Cempaka RSU Goeteng Tarunadibrata PurbalinggaTanggal pengkajian : 30 Oktober 2012Dx : observasi febris H3+vomitusMRS : 30 Oktober 2012BB : 30 Kg
I. Identitas
Nama : an. Olin Meli SetyaniTTL : 22 Oktober 2001Usia : 11 tahunPendidikan : kelas 6 SDAlamat : karang nangka Agama : islam Nama ayah/ibu : Suwito/RochyatiPekerjaan ayah/ibu: Tani/KaryawatiPendidikan ayah/ibu: SDAgama : IslamAlamat : Karangnangka 1/4 , Mrebet, PurbalinggaSuku/bangsa : jawa
II. Keluhan utamaMuntah
Keluhan tambahan Mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu setiap makan dan minum muntah, batuk berdahak, dada terasa sakit, kedua telapak tangan kaku.
III. Riwayat penyakit sekarang 1. Munculnya keluhan
a. Tanggal munculnya keluhan : 27 Oktober 2012b. Waktu munculnya keluhan: gradual, pertama-tama klien mengalami panas,
kemudian disertai dengan mual dan muntah, dan kekakuan pada jari-jari tangan, kondisi klien saat ini merasa lemas dan mual muntah, produksi lendir saliva banyak, namun demam tidak lagi muncul.
c. Presipitasi atau predisposisi faktor: Infeksi S Thypi2. Karakteristik
a. Karakter: nyeri seperti ditusuk-tusukb. Lokasi: bagian dada
c. Intensitas: seringd. Timing: intermittene. Hal yang meningkatkan nyeri: saat batukf. Gejala lain yang berhubungan:
3. Masalah sejak muncul keluhana. Insiden: muncul secara gradual dan berulang, karena sebelumnya (2 minggu yang
lalu) klien pernah dirawat di rumah sakit dengan sakit yang sama.b. Perkembangan: orang tua klien mengatakan, dibandingkan dengan sakit
sebelumnya (2 minggu yang lalu) sakit yang sekarang lebih buruk kondisinya, karena ditambah dengan adanya jari-jari yang kaku.
c. Efek dari obat: panas/demam berkurang, namun pada saat pengkajian, klien masih merasa mual dan produksi saliva banyak, dan terlihat klien menahan saliva tersebut di dalam mulutnya.
IV. Riwayat masa lampau1. Prenatal : ibu klien mengatakan pada saat hamil, dahulu tidak ada keluhan,
melakukan pemerikaan ANC di bidan, nutrisi baik dan anak lahir cukup bulan/ full term.
2. Natal : ibu klien mengatakan bahwa klien dilahirkan secara spontan3. Postnatal : ibu klien mengatakan dahulu pada saat klien dilahirkan langsung
menangis, dalam keadaan bugar dan sehat.4. Penyakit waktu kecil: ibu klien mengatakan bahwa sewaktu kecil klien tidak
mengalami sakit/penyakit yang serius.5. Pernah dirawat di rumah sakit: ibu klien mengatakan klien pernah dirawat di rumah
sakit, sudah ketiga kalinya klien di rawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama, dan terakhir di rawat 2 minggu yang lalu.
6. Obat-obatan yang sedang digunakana. Infuse IV : RL 20 rpmb. Injeksi ranitidine : ½ ampulc. Injeksi ondansentron : ½ ampuld. Injeksi cefotaxime : 1 gr STQ
7. Alergi : ibu klien mengatakan klien tidak memiliki alergi8. Kecelakaan : ibu klien mengatakan klien tidak pernah memiliki riwayat kecelakaan
atau jatuh.9. Imunisasi : Polio, Hepatitis, BCG, DPT, campak
Pada saat imunisasi DPT, an. O panas, dan bekas suntikan BCG menimbulkan pustule.
V. Riwayat keluarga
Keluarga Tn S tidak memiliki riwayat penyakit DM, hipertensi, dan demam intermiten. Genogram
VI. Riwayat sosial1. Ibu pasien mengatakan sewaktu masih kecil diasuh full oleh ibu.2. Pembawaan pasien secara umum: ibu pasien mengatakan bahwa an. O pemalu dan
murah senyum pada siapa saja yang menyapa dan bertanya padanya. Namun selama di hospitalisasi, pasien berlaku manja, saat ditanya dan dikaji pasienpun merengek.
3. Lingkungan rumahIbu pasien mengatakan bahwa di rumah memiliki binatang peliharaan ayam dan kandangnya bersatu dengan rumah, sumber air berasal dari sumur dan mencuci baju di sungai.
VII. Keadaan kesehatan saat ini1. Diagnosa medis : Thipoid 2. Tindakan medis : infuse RL, injeksi ranitidine, ondansentron, cefotaxim,
pengambilan sampel darah3. Obat-obatan
a. Infuse IV : RL 20 rpm, 9 plabotb. Injeksi ranitidine : ½ ampul, 3x/haric. Injeksi ondansentron : ½ ampul, 3x/harid. Injeksi cefotaxime : 1 gr STQ, 3x/hari
4. Tindakan keperawatana. Overbed/memberikan lingkungan yang nyamanb. Monitor TTVc. Monitor KUd. Monitor cairan infuse/parenteral
Ibu Ayah
Anak
nenek kakek kakek nenek
e. Menanyakan keluhan pasien5. Hasil laboratorium
Pemeriksaan dilakukan tanggal 31 Oktober 2012a. Darah lengkap
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Satuan Nilai normalHemoglobin 12,4 g/dl 10,7 – 13,1Leukosit 8,3 103/uL 6 – 17,5Hematokrit 38 % 35 – 43Eritrosit 4,4 106/uL 3,6 – 5,2Trombosit 271 103/uL 229 – 553MCV 87 fL 74 – 102MCH 28 Pg 23 – 31MCHC 33 g/dl 28 – 32
Diff count Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Satuan Nilai normalEosinofil 1 % 1 – 3Basofil 0 % 0 – 1Netrofil 57 % 50 – 70Limfosit 28 % 25 – 40Monosit 14 % 2 - 8
LEDPemeriksaan Hasil pemeriksaan Satuan Nilai normal1 jam 25 mm/jam < 202 jam 52 mm/jam < 20
Kimia klinikPemeriksaan Hasil pemeriksaanNatrium 132,1Kalium 3Klorida 96,8
Sero imunologi WidalPemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normalS. Thypi O Positif 1/320 NegatifS. Thypi H Positif 1/160 NegatifS. Parathypi A - H Negatif Negatif
VIII. Pengkajian pola fungsional: menurut Gordon1. Persepsi kesehatan anak sejak lahir
a. Status kesehatan sejak lahir: menurut penuturan ibu pasien, sejak lahir sehat dan
jarang sakit-sakitan dan bahkan menurut penuturan ibu pasien tidak pernah
mengalami sakit yang serius.
b. Pemeriksaan kesehatan secara ritun imunisasi: menurut penuturan ibu pasien,
pasien diimunisasi lengkap, dibidan terdekat
c. Penyakit yang menyebabkan anak absen dari sekolah: menurut penuturan ibu
pasien, pasien absen dari sekolah karena penyakit febris yang selama ini diderita
saja.
d. Bapak pasien Tn. S merokok dan menurut penuturan ibu, disaat sang ayah
merokok berada di luar rumah/ruangan.
e. Keluarga menyimpan obat P3K hanya betadin, untuk obat-obat lain keluarga
biasanya membeli obat-obat di warung sesuai dengan gejala dan tanda penyakit
yang muncul.
2. Nutrisi – pola metabolik
a. Selera makan: sebelum sakit an. O makan 3x sehari, nafsu makan baik, namun
selama sakit, an. O nafsu makannya berkurang akibat adanya mual dan muntah.
b. Pemberian vitamin/makanan tambahan: ibu pasien mengatakan bahwa saat ini
pasien tidak sedang meminum multivitamin.
c. Kebiasaan makan: makan 3x/sehari, lauk pauk berupa sayuran dan tempe maupun
tahu, ikan, telor. Selain itu ibu pasien mengatakan pasien suka makan jajanan yang
dijual dipinggir jalan.
d. Alat makan yang digunakan: terbuat dari bahan kaca, berupa piring, gelas,
mangkok, dan tidak ada pemisahan alat makan antar anggota keluarga.
e. BB saat lahir: 3000 gram, BB saat ini : 30 Kg
f. Masalah kulit: menurut penuturan ibu pasien, masalah kulit yang terkadang
muncul adalah biduran.
Orang tua
Tidak ada masalah status nutrisi
3. Pola eliminasi
Pola defekasi
Sebelum dirawat di rumah sakit, ibu pasien mengatakan bahwa pasien sering
mengalami diare dengan lendir. Pada saat dikaji, klien mengatakan BABnya normal
dan tidak ada masalah. Namun setelah hari kedua rawat inap di rumah sakit, klien
mengalami diare, dengan BAB cair dan ada ampas.
Pola defekasi orang tua
Satu hari BAB satu kali dan tidak ada masalah.
4. Aktivitas – pola latihan
a. Pola mandi: menurut penuturan ibu pasien, selama ini pasien mandi menggunakan
air hangat, di sumur dan menggunakan sabun saat mandi. Pasien mandi sebanyak
2x sehari.
b. Kebersihan rutin: menurut penuturvn ibu pasien, pasien rajin melakukan oral
hygiene, ganti baju 2 x sehari (baju sekolah dan baju untuk bermain). Ibu pasien
menuturkan bahwa selama ini mencuci pakaian keluarga di sungai terdekat.
c. Persepsi anak terhadap kekuatan: lemah.
d. Kemampuan kemandirian anak
AktivitasSkor
0 1 2 3 4
Mandi V
Makan V
Toileting V
Berpakaian V
ROM V
Berjalan V
Aktivitas di atas tempat tidur V
Keterangan
0= mandiri
1= dengan bantuan alat
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu alat dan orang lain
4 = ketergantungan total
5. Pola istirahat – tidur
a. Pola istirahat/tidur anak, perkiraan jam: selama hospitalisasi menurut penuturan
ibu pasien dapat tidur dengan nyenyak dan jarang terbangun di malam hari, tidak
mengigau dan jam tidur selama 8 jam.
b. Perubahan pola istirahat, mimpi buruk, nokturia: menurut penuturan ibu pasien,
pasien tidak mengalami gangguan tidur.
c. Posisi tidur: terlentang, gerakan tubuh saat tidur: miring kanan maupun kiri.
Orang tua:
Aktivitas/ pola latihan: jarang berolahraga, rumah dilakukan pembersihan disapu
setiap hari dan dipel 3 x sehari, lantai rumah paten.
6. Pola kognitif
a. Responsif secara umum anak: anak kurang berespon dengan baik dengan
pertanyaan yang diajukan, karena pasien terlihat menahan air liur di dalam
mulutnya, karena pasien merasa sangat mual dan produksi salivanya sangat
banyak.
b. Respon anak untuk bicara, suara, objek, sentuhan: anak tidak mau berbicara karena
menahan air liur, akibat produksi saliva berlebih dan enggan untuk membuangnya.
c. Vokal suara, pola bicara: an. O tidak mau berbicara
Orang tua:
Tidak ada masalah dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan.
7. Persepsi diri-pola konsep diri
Status mood : anak dalam status mood buruk, karena saat dikaji anak terkadang akan
menangis. Anak terkadang merasa takut dengan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan, karena pada saat diinjeksi melalui selangpun anak terlihat akan menangis.
An. O memiliki banyak teman dan bergaul dengan baik dengan teman-temannya
(menurut penuturan ibunya).
8. Pola Peran dan Hubungan :
Struktur keluarga extended family, interaksi antara anggota keluarga dan anak baik.
9. Seksualitas :
An. O berjenis kelamin perempuan.
10. Koping - Pola Toleransi Stres
An. O akan mengeluhkan kesulitan dalam mengikuti pelajaran diseklolah, dan jika akan
ujian, an. O akan terus-terusan belajar, dan jika ada masalah akan sangat dipikirkan.
11. Nilai dan kepercayaan :
An. O dilahirkan pada lingkungan keluarga beragama islam.
IX. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Kesadaran compos mentis, cukup
2. Tanda vital : N=82x/menit, RR=11x/menit, suhu=37,10, TD: 120/80 mmHg
3. BB / TB : 30 Kg / 149 cm
4. Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pasien
berkedip, gerakan bola mata baik
5. Hidung : Tidak ada kelainan dan tidak ada cuping hidung, tidak ada
discharge.
6. Mulut : Mukosa merah muda, bibir sedikit kering, stomatitis (-)
7. Telinga : Simetris ka/ki, pendengaran baik.
8. Leher : Tidak ada pembesaran kel.limfe, tidak ada pelebaran vena
9. Dada : Thoraks simetris kanan = kiri, KG (-), retraksi (-), lingkar dada 42
cm
10. Jantung :tidak ada pembesaran, teraba iktus cordis, tidak teraba thrill,
capillary refill <2 detik, S1>S2 reguler, tidak ada murmur dan bising (-)
11. Paru-paru : simetris, RR=11x/menit, pernafasan spontan vesikuler paru
kanan/kiri, sonor paru kanan/kiri
12. Abdomen : kembung (+), peristaltik (+), hepar dan lien tak teraba,
hipertimpani
13. Genetalia : jenis kelamin perempuan.
14. Ekstremitas : Pada tangan kanan terpasang infus, akral hangat, nadi
kuat, perfusi jaringan baik, capilary refill < 2 detik , gerakan ekstemitas lemah, tidak
ada edema, kedua jari tangan kaku.
15. Kulit : Kulit bersih, turgor kulit baik
X. Ringkasan riwayat keperawatan
An. O masuk IGD RSU Goteng Tarunadibrata pada tanggal 30 Oktober 2012 pukul 10.00
WIB dengan keluhan mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu setiap makan dan minum, batuk
berdahak, dada terasa sakit, kedua telapak tangan kaku. Di sana ia terpasang infus RL 20 tpm
makro iv di tangan kanan serta diberikan ondansantron ½ ampul , cefotaxime 1000 mg iv,
ranitidine ½ ampul. An. O pindah ke Ruang cempaka jam 16.35 WIB. An.O mengalami diare
dan tidak demam selama perawatan di Ruang Cempaka.
XI. Analisa data
Data klien Masalah Penyebab
DO:
- Produksi saliva klien
berlebih ditandai dengan
klien menahan air liur di
dalam mulutnya
- Klien tidak mau
berbicara
- Perut kembung
- Suara perut hipertimpani
Resiko ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Faktor biologis (penyakit
tipoid)
DS:
- Ibu klien mengatakan
bahwa makanan klien
tersisa banyak dan hanya
2 sdm yang termakan.
DO:
- Terjadi peningkatan
saliva
DS:
- Ibu klien mengatakan
bahwa nafsu makan klien
menurun, makanan dari
rumah sakit tidak
dihabiskan, hanya
dihabiskan 2 sendok..
- Saat ditanya apakah ada
perasaan mual, klien
mengangguk
Mual Toksin (peningkatan
produksi asam lambung oleh
stimulasi masuknya kuman
di dalam lambung)
DO:
- Jari klien terlihat kaku
DS:
- Klien mengaku lemas
- Keseluruhan aktivitas
ADL dilakukan
dengan bantuan orang
lain
Intoleransi aktivitas Kelemahan umum (akibat
dilepaskannya endotoksin
dalam tubuh)
XII. Prioritas masalah
a. Mual berhubungan dengan toksin (peningkatan produksi asam lambung oleh stimulasi masuknya kuman di dalam lambung).
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum (akibat dilepaskannya endotoksin dalam tubuh).
c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan umum (akibat
dilepaskannya endotoksin dalam tubuh).
XIII. Rencana keperawatan
No Diagnosa
keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
Resiko
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
faktor biologis
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan klien dapat terpenuhi
kebutuhan nutrisinya, dengan
kriteria:
Indikator Skala
awal
Skala
tujuan
Intake zat gizi 1 3
Energi 1 3
Keterangan:
1 keluhan ekstrim
2 keluhan berat
3 keluhan sedang
Managemen Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
- Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
- Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan
- Menentukan nilai
kebutuhan gizinya
- Untuk mengetahui
jumlah makanan
yang dikonsumsi
- Memberikan
pengetahuan kepada
keluarga klien untuk
memberdayakan
keluarga dalam
proses keperawatan
4 keluhan ringan
5 tidak ada keluhan
Mual berhubungan
dengan toksin
(peningkatan
produksi asam
lambung oleh
stimulasi masuknya
kuman di dalam
lambung).
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan respon mual klien
berkurang, dengan kriteria:
Indikator Skala
awal
Skala
tujuan
Produksi saliva
menurun
1 3
Klien
menunjukan
penurunan
respon/keluhan
mual
1 3
Keterangan:
1 keluhan ekstrim
2 keluhan berat
3 keluhan sedang
4 keluhan ringan
5 tidak ada keluhan
- Anjurkan klien untuk
menghindari makanan
yang terlalu panas dan
terlalu dingin.
- Anjurkan klien untuk
menghindari makanan
yang berminyak,
berlemak dan berbumbu
menyengat
- Kolaborasi pemberian
obat penurun sekresi
asam lambung
- Hindarkan klien dengan
barang ataupun sesuatu
yang berbau menyengat
- Makanan yang terlalu
panas dan dingin dapat
menstimulasi
peningkatan asam
lambung
- Makanan berminyak,
berlemak dan berbumbu
menyengat dapat
merangsang respon mual
- Respon mual terjadi
akibat adanya kenaikan
produksi asam lambung
- Bau tidak sedap dapat
menstimulasi adanya
respon mual
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan - Anjurkan keluarga untuk - Klien dengan tipoid
berhubungan dengan
kelemahan umum
(akibat
dilepaskannya
endotoksin dalam
tubuh).
keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan kebutuhan dasar klien
terpenuhi, dengan kriteria:
Indikator Skala
awal
Skala
tujuan
Seluruh ADL
terpenuhi
1 2
Waktu istirahat
klien adekuat
1 2
Keterangan:
1 keluhan ekstrim
2 keluhan berat
3 keluhan sedang
4 keluhan ringan
5 tidak ada keluhan
membantu setiap
kegiatan klien
- Dekatkan alat dan
barang-barang kebutuhan
klien agar klien mampu
menjangkau dengan
mudah ketika akan
dipergunakan
- Anjurkan keluarga untuk
sesekali membawa klien
jalan-jalan disekitar
ruang perawatan untuk
mencegah kebosanan
klien
- Anjurkan klien untuk
meminum susu 2x/hari
dan pemenuhan diet
TKTP untuk pemenuhan
lahan energy klien
dianjurkan untuk istirahat
selama 2 minggu selama
masa penyembuhan
- Memungkinkan pasien
untuk menghemat
energinya untuk
melakukan ADL
- Mencegah kebosanan
klien selama hospitalisasi
dan meningkatkan
pemasukan O2 dari udara
bebas
- Susu dan diet TKTP
menjadi sumber utama
energi bagi pasien
XIV. Implementasi keperawatan
No. Hari/Tgl/ JamDiagnosa
KeperawatanTindakan Respon Pasien
Tanda
tangan dan
Nama
terang
1. Selasa, 30-10-2012
16.35
21.00
1,2,3
1. Pengkajian kondisi pasien
2. Kaji TTV
3. Kaji KU pasien
4. Monitor pemberian cairan IV
5. Mengukur suhu
S: klien mengeluh mual dan muntah, sejak 3 hari
yang lalu setiap makan dan minum, batuk
berdahak, dada terasa sakit, kedua telapak tangan
kaku
O: S: 37,10C, N: 82x/menit, RR: 11x/menit, TD:
120/80, KU: cukup, diberi terapi infuse RL
A: masalah belum teratasi
P: kolaborasi terapi injeksi sesuai indikasi,
motivasi pembatasan aktivitas, motivasi
modifikasi diit
Lia
2. Rabu, 31-10- 2012
07.00 1 1. Monitor KU
2. Monitor cairan infus
3. Kolaborasi poemberian injeksi
ranitidin ½ ampul, ondansentron ½
S: Ibu Klien Mengatakan Bahwa Klien Masih
Pusing, BAB/K normal
O : KU Cukup, Terpasang Infuse RL, S: 35,6
C, N: 82x/Menit
lia
12.00
14.00
1
1,2,3
ampul, cefotaxime 1 gr
4. Kaji keluhan
5. Kaji suhu dan nadi
1. Memberikan ekstra cairan dengan
menganjurkan pasien banyak minum
2. Menganjurkan dan mengajarkan
keluarga untuk memberikan teknik
tapid water sponge jika demam
3. Kaji nadi dan suhu
1. Mengkaji KU klien
2. Memberikan lingkungan yang nyaman
3. Memonitor vital sign
4. Mengkaji keluhan klien
5. Memotivasi keluarga untuk
memodifikasi makanan seperti
pembatasan makanan yang terlalu
panas dan dingin, berminyak,
berlemak, berbumbu menyengat.
A: masalah belum teratasi
P: pemberian pengetahuan penanganan
demam jika sewaktu-waktu demam, kaji
keluhan klien, kaji suhu dan nadi
S: ibu mengatakan paham dengan yang telah
dijelaksan perawat mengenai penanganan
demam
O: ibu pasien mampu menyebutkan kembali
cara penanganan demam
A: masalah belum teratasi
P: kaji keluhan klien
S: ibu mengatakan suhu klien menurun,ibu
klien mengatakan klien muntah 2x, BAB/K
normal, ibu klien mengatakan paham dengan
penjelasan perawat
O: S: 36,9 C, N: 92x/menit
A: masalah belum teratasi
P: anjurkan keluarga pasien untuk
mendukung pemasukan nutrisi yang adekuat
pada klien, mengajak jalan-jalan apabila
21.30 1
6. Menganjurkan keluarga untuk
membantu ADL klien dan
menganjurkan klien untuk bedrest
selama 2 minggu
1. Monitor KU
2. Injeksi ondansentron, ranitidine
3. Kaji keluhan klien
4. TTV
kondisi klien memungkinkan
S: ibu klien mengatakan bahwa klien BAB 3x
dengan konsistensi cair dengan ampas,perut sakit,
kembung, pusing, minum dan makan sedikit
O: N: 80x/menit, TD: 110/70, S: 36,2 C
A: masalah belum teratasi
P: motivasi keluarga untuk memodifikasi diit dan
meningkatkan asupan cairan
3. Kamis, 1-11-2012
07.00
14.00
1
1,2,3
1. Kaji KU
2. Kaji keluhan klien
3. Kaji TTV
1. Motivasi klien untuk makan sedikit
sedikit tetapi sering dan
S: ibu klien mengatakan klien tidak mual,
tidak kembung, makan dan minum mau tapi
sedikit
O: S: 36,2, N: 80x/menit, TD: 90/60
A: masalah teratasi sebagian
P: motivasi keluarga untuk memodifikasi diit
dan meningkatkan asupan cairan
S: ibu klien mengatakan kondisi klien sudah
agak mendingan dan mau berjalan-jalan,
Lia
meningkatkan minum
2. Evaluasi terapi
nafsu makan klien masih kurang, produksi
saliva masih banyak
O: mual sudah agak berkurang, BAB masih
diare,perut kembung berkurang, keluarga
memenuhi kebutuhan ADL klien dengan
baik, klien bedrest
A:masalah teratasi sebagian
P: menyiapkan program pemulangan guna
memberdayakan keluarga untuk mampu
mempertahankan dan meningkatkan status
kesehatan klien.
XV. Evaluasi
Tanggal Jam Dx Keperawatan Evaluasi
1-11-2012 14.15 Mual berhubungan dengan
toksin (peningkatan
produksi asam lambung
oleh stimulasi masuknya
kuman di dalam lambung).
S: mual sudah agak berkurang
O:perut kembung berkurang
Indikator Skala
awal
Skala
tujuan
Skala yang
dicapai
Produksi saliva
menurun
1 3 1
Klien
menunjukan
penurunan
respon/keluhan
mual
1 3 2
A:masalah teratasi sebagian
P: menyiapkan program pemulangan guna memberdayakan keluarga untuk mampu mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan klien.
1-11-2012 14.15 Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan umum (akibat
dilepaskannya endotoksin
dalam tubuh).
S: ibu klien mengatakan kondisi klien sudah agak mendingan dan mau berjalan-
jalan
O: keluarga memenuhi kebutuhan ADL klien dengan baik, klien bedrest
Indikator Skala Skala Skala yang
awal tujuan dicapai
Seluruh ADL
terpenuhi
1 3 4
Waktu istirahat
klien adekuat
1 3 4
A: masalah teratasi sebagian
P: menyiapkan program pemulangan guna memberdayakan keluarga untuk mampu
mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan klien.
1-11-2012 14.15 Resiko ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
kelemahan umum (akibat
dilepaskannya endotoksin
dalam tubuh).
S: nafsu makan klien masih kurang
O: BAB masih diare
Indikator Skala
awal
Skala
tujuan
Skala
yang
dicapai
Intake zat gizi 1 3 1
Energi 1 3 1
A: masalah belum teratasi
P: menyiapkan program pemulangan guna memberdayakan keluarga untuk mampu
mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan klien.