penapisan fitokimia

23
PENAPISAN FITOKIMIA 1. Tujuan Mampu menjelaskan tujuan penapisan fitokimia Mampu menjelaskan tahap-tahap proses penapisan fitokimia untuk suatu golongan senyawa Mampu menjelaskan reaksi yang terjadi pada proses penapisan fitokimi suatu golongan senyawa 2. Pendahuluan Penapisan fitokimia dilakukan sebagai pemeriksaan kandungan kimia da simplisia sebelum dilakukan tahap isolasi lebih lanjut. Pemeriksaan ter kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan tergantung kepada sensitivitas dari prosuder analisis dan banyaknya kandungan kimia senya yang diidentifikasi. Pemeriksaan diarahkan pada senyawa metabolit sekun yang memiliki khasiat bagi kesehatan seperti alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, glikosida, kuinon dan antrakuinon. Flavonoid senyawa yang umumnya terdapat pada tumbuhan berpembuluh dalam tumbuhan sebagai glikosida dan aglikon flavonoid. Dalam menganalisis flavonoid yang diperiksa adalah aglikondalam ekstrak tumbuhan yang sudah dihidrolisis. Proses ekstraksi senyawa ini dilakuk dengan etanol mendidih untuk menhindari oksidasi enzim flavonid. Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai ampuran, jarang sekali dijumpai hanya flavonoid tunggal dalam jaringan tumbuhan. Disamping it sering terdapat ampuran yang terdiri atas flavonoid yang berbeda kela !ntosianin berwarna yang terdapat dalam daun bunga hampir selalu diser oleh flavon dan flavonolol tanwarna. Flavonoid mempunyai rumus umum, " # " $ " # . !ktivitas biologi flavonoid antara lain% - anti kanker % kuersetin, mirisetin - anti oksidant % kuersetin, antosianidin, dan prosianidin - anti inflamasi % apigenin, taksifolin, luteolin, kuersetin - anti alergi % nobeletin, tangeretin - anti hipertensi % prosianidin - anti virus % amentiflavum, skutellarein, kuersetin !lkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan &tetapi ini tidak mengeualikan senyawa yang berasal dari hewan'. !sam amino, peptida, prot nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak digolon

Upload: permithajuliana

Post on 04-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENAPISAN FITOKIMIA

TRANSCRIPT

PENAPISAN FITOKIMIA1. Tujuan Mampu menjelaskan tujuan penapisan fitokimia Mampu menjelaskan tahap-tahap proses penapisan fitokimia untuk suatu golongan senyawa Mampu menjelaskan reaksi yang terjadi pada proses penapisan fitokimia suatu golongan senyawa

2. PendahuluanPenapisan fitokimia dilakukan sebagai pemeriksaan kandungan kimia dari simplisia sebelum dilakukan tahap isolasi lebih lanjut. Pemeriksaan terhadap kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan tergantung kepada sensitivitas dari prosuder analisis dan banyaknya kandungan kimia senyawa yang diidentifikasi. Pemeriksaan diarahkan pada senyawa metabolit sekunder yang memiliki khasiat bagi kesehatan seperti alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, glikosida, kuinon dan antrakuinon.Flavonoid senyawa yang umumnya terdapat pada tumbuhan berpembuluh dalam tumbuhan sebagai glikosida dan aglikon flavonoid. Dalam menganalisis flavonoid yang diperiksa adalah aglikon dalam ekstrak tumbuhan yang sudah dihidrolisis. Proses ekstraksi senyawa ini dilakukan dengan etanol mendidih untuk menhindari oksidasi enzim flavonid.Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran, jarang sekali dijumpai hanya flavonoid tunggal dalam jaringan tumbuhan. Disamping itu, sering terdapat campuran yang terdiri atas flavonoid yang berbeda kelas. Antosianin berwarna yang terdapat dalam daun bunga hampir selalu disertai oleh flavon dan flavonolol tanwarna.Flavonoid mempunyai rumus umum, C6C3C6.Aktivitas biologi flavonoid antara lain:- anti kanker: kuersetin, mirisetin- anti oksidant: kuersetin, antosianidin, dan prosianidin- anti inflamasi: apigenin, taksifolin, luteolin, kuersetin- anti alergi: nobeletin, tangeretin- anti hipertensi: prosianidin- anti virus: amentiflavum, skutellarein, kuersetinAlkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini.Terpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang umumnya berupa alkohol, aldehida, asam karboksilat. Steroid golongan senyawa triterpenoid senyawa ini dapat diklasifikasikan menjadi steroid dengan atom karbon tidak lebih dari 21. Seperti sterol, glikosida. Steroid alami berasal dari berbagai transformasi kimia dua terpenoid lanosterol sikloartenol.Tanin adalah beberapa antioksidan berjenis polifenol (yang mencegah atau mentralisasi efek radiakl bebas yang merusak) yang menyatu dan mudah teroksidasi menjadi asam tanat. Asam tanat berfungsi membekukan protein yang berefek negatif pada mukosa lambung. Mukosa lambung orang - orang yang secara teratur minum teh (baik itu teh hijau, teh cina, teh hitam) atau kopi yang mengandung banyak asam tanat, baisanya telah menipis karena atrofi.Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam. Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai massa dan molekul besar, dengan kegunaan luas. Saponin diberi nama demikian karena sifatnya menyerupai sabun Sapo berarti sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan menimbulkan busa bila dikocok dengan air. Beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba. Dikenal juga jenis saponin yaitu glikosida triterpenoid dan glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai spirotekal. Kedua saponin ini larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Aglikonya disebut sapogenin, diperoleh dengan hidrolisis dalam suasana asam atau hidrolisis memakai enzim.

3. Alat dan Bahan

Alat -Beaker Glass-Tabung reaksi dan Rak-Gelas Ukur-Pipet Tetes-Corong Saring-Kaca Arloji-Corong Pisah

Bahan-Simplisia-Serbuk Magnesium-Asam Klorida-Etanol-Amil Alkohol-Prx Dragendroff-Prx Mayer-Prx Asam Silikowolframat-Prx Lieberman-NaOH 1N-Aquadest-FeCl3 1%-Gelatin 1%-Asam Klorida 2N

4. Prosedur KerjaAlkaloid

Flavonoid, Quinon, Saponin dan Polifenol

Steroid dan terpenoid

5. Pembahasan

Penapisan fitokimia bertujuan untuk menguji adanya kandungan metabolit sekunder pada simplisia herba kumis kucing yang telah diketahui kandungannya. Kandungan metabolit sekunder yang dibuktikan yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, minyak atsiri, kumarin, steroid dan triterpenoid.Pengujian pertama mengidentifikasi senyawa alkaloid. Pada herba kumis kucing. Sebelum dilakukan pengujian, simplisia ditimbang sebanyak 2g kemudian ditambahkan pelarut yaitu amonia dan kloroform. Penambahan kedua pelarut tersebut bertujuan agar pada saat penggerusan senyawa yang terkandung dalam simplisia dapat tertarik dan pH basa dan senyawa alkaloid nya dapat mengendap larut sehingga didapat senyawa yang bersifat semi polar. Setelah sampel dipisahkan dengan kedua pelarut filtrat nya direaksikan menggunakan tiga pereaksi yang berbeda yaitu dragendroff, mayer, bouchardat hasil yang diperoleh sampel simplisia herba kumis kucing negatif atau tidak mengandung senyawa alkaloid.Pengujian kedua mengidentifikasi senyawa Flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa yang bersifat asam. Filtrat dari daun kumis kucing tersebut ditambahkan serbuk magnesium dan HCl pekat.Flavonoid merupakan senyawa fenol yang mudah larut dalam air karena umumnya mereka sering kali berikatan dengan gula sebagai glikosida,HCl ditambahkan agar kemudian terbentuk aglikon flavonoid (memisahkan flavonoid dari senyawa gula yang mengikatnya). Setelah amilalkohol ditambahkan dan dikocok kuat akan terbentuk 2 lapisan, lapisan amilalkohol berada diatas dan lapisan amilalkohol menjadi berwarna merah menunjukan adanya senyawa flavonoid.Pada uji saponin yang menggunakan filtrat kumis kucing setelah dilakukan pengocokan kuat pada filtrat akan terbentuk busa, busa ini terjadi karena rantai gula yang terkandung dalam filtrat pecah. Untuk membuktikan busa yang terbentuk merupakanhasil dari adanya rantai gula yang pecah dapat ditambahkan HCl encer, jika saponin maka busa akan tetap stabil. Pengujian golongan senyawa kuinon yang menggunakan filtrat daun kumis kucing tidak menunjukan perubahan warna merah intensif setelah ditambah NaOH 1N, hal ini terjadi karena memang dalam tanaman kumis kucing tidak mengandung kuinon.Tanin ataupolifenol yang termasuk golongan senyawa fenol dapat diidentifikasi secara khas dengan Ferri (III) klorida akan menunjukan warna biru tua atau hijau kehitaman. Reaksi ini menunjukan adanya tanin dalam filtrat gambir, untuk menguji adanya tanin katekuat dengan menambahkan pereaksi Stiasny kemudian dipanaskan dalam penangas air yang kemudian akan terbentuk endapan merah muda. Untuk tanin galat setelah endapan disaring, filtrat ditambahkan CH3COONa sampai jenuh, kemudian ditambah FeCl3akan terbentuk warna biru tinta.