laporan pk

Upload: risa

Post on 07-Mar-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Patologi klinik

TRANSCRIPT

HemoglobinI. TujuanUntuk mengetahui cara penentuan nilai kadar Hemoglobin darah.II. Tinjauan PustakaHemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau eritrosit, yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin.Hemoglobin dan mioglobin, protein utama pengikat oksigen dalam tubuh, adalah protein pertama yang strukturnya dapat dipastikan secara rinci. Kristalografi sinar x memperlihatkan bahwa masing-masing dari keempat subunit hemoglobin memiliki struktur tiga dimensi yang sangat mirip dengan rantai polipeptida tunggal dari mioglobin.(Marks, 2000)Hemoglobin merupakan protein tetramer yang tersusun dari pasangan-pasangan dua buah polipeptida yang berbeda . Struktur tetramer yang umum dijumpai adalah : HbA (hemoglobin dewasa [adult] normal)=22, HbF (hemoglobin janin [fetal])=22, HbS (hemoglobin sel sabit[sickle cell])=2S2 dan HbA2 (hemoglobin dewasa minor )= 22. (Murray, 2003)Hemoglobin yang mengangkut oksigen dari paru ke jaringan sehingga eksigen tersedia untuk oksidasi bahan bakar, mengandung empat subunit : dua rantai alpa dan dua rantai beta. (Marks, 2000)Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan berlanjut bahkan dalam stadium retikulosit pada pembentukan sel darah merah. Oleh karena itu, ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk kedalam aliran darah, retikulosit tetap membentuk sejumlah kecil hemoglobin satu hari sesudah dan seterusnya sampai sel tersebut menjadi eritrosit yang matur. Tahap dasar kimiawi pembentukan hemoglobin yaitu, mula-mula suksinil KoA, yang dibentuk dalam siklus kreb, berikatan dengan glisin untuk membentuk molekul pirol. Kemudiam empat pirol bergabung untuk membentuk protoporfirin IX, yang kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk molekul heme. Akhirnya, setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, yaitu globin yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu subunit hemoglobin yang disebut rantai hemoglobin. Tiap-tiap rantai mempunyai berat molekul kira-kira 16.000; empat rantai ini selanjutnya akan berikatan longgar satu sama lain untuk mwmbentuk molekul hemoglobin yang lengkap.(Guyton, 2007).Terdapat bermacam-macam cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara Sahli danfotoelektrik cara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli kurang baik, karena tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin . Selain itu alat untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak dapat distandarkan, sehingga ketelitian yang dapat dicapai hanya 10%.. Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan antuk penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobinsifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada cara ini ketelitian yang dapat dicapai 20%.Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian basil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai.

1. Cara fotoelektrik : sianmethemoglobinMetode sianmethemoglin didasarkan pada pembentukan sianmethemoglobin yang intensitas warnanya diukur secara fotometri. Reagen yang digunakan adalah larutan Drabkin yang mengandung Kalium ferisianida (K3Fe[CN]6) dan kalium sianida (KCN). Ferisianida mengubah besi pada hemoglobin dari bentuk ferro ke bentuk ferri menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan KCN membentuk pigmen yang stabil yaitu sianmethemoglobin. Intensitas warna yang terbentuk diukur secara fotometri pada panjang gelombang 540 nm.

Selain K3Fe[CN]6 dan KCN, larutan Drabkin juga mengandung kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) dan deterjen. Kalium dihidrogen fosfat berfungsi menstabilkan pH dimana rekasi dapat berlangsung sempurna pada saat yang tepat. Deterjen berfungsi mempercepat hemolisis darah serta mencegah kekeruhan yang terjadi oleh protein plasma.2. Cara SahliPrinsipnya sama dengan metoda kertas lakmus, yaitu membandingkan warna secara visual, tetapi memerlukan peralatan dan pereaksi tertentu. Berbeda dengan metoda sianmethemoglobin, peralatan yang digunakan sangat sederhana, ringan, sehingga memungkinkan dibawa ke lapangan, dan tidak tergantung pada listnik ataupun baterai. Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosit.Metode Sahli tidak dianjurkan karena memiliki kesalahan yang besar, alatnya tidak dapat distandardisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin dapat diukur, seperti sulfhemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin.

III. Alat dan Bahana. Cara fotoelektrik : sianmethemoglobin Tabung kalorimeter Pipet tetes Spektrofotometer dgn gelombang 546 nm. Larutan Drabkin 5,0 ml EDTA 20 ul darahb. Cara Sahli Hcl 0,1 Tabung pengencer Darah 20 ul EDTA Pipet

IV. Cara Kerja (dibuku ganda subrata)

V. Hasil

a. Cara fotoelektrik : sianmethemoglobinHasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan spektrofotometer adalah 12,1b. Cara SahliHasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan cara ini adalah 12,8VI. PembahasanNilai Rujukan

Dewasa pria : 13.2 - 17.3 g/dlPerempuan : 11.7 - 15.5 g/dlBayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/dlAnak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/dlAnak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/dlAnak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/dl

a. Cara fotoelektrik : sianmethemoglobinPada cara ini hemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin (hemiglobinsianida) dalam larutan yang berisi kalium ferrisianida dan kaliumsianida. Absorbansi larutan diukur pada gelombang 546 nm atau filter hijau. Larutan Drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin. Sulfhemoglobin tidak berubah dan karena itu tidak diukur.Cara ini sangt bagus untuk laboratoriumrutin dan sngat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standard sianmethemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat stabil dan dapat dibeli. Ketelitian cra ini mencapai + 2%.Kekeruhan dalam suatu sampel darah mengganggu pembacaan dalam fotokolorimeter dan menghasilkan absorbansi dan kadar hemoglobin yang lebih tinggi dari sebenarnya. Kekeruhan semacam ini dapat disebabkan antara lain oleh leukositosis, lipemia dan adanya globulin abnormal seperti padamacroglobulinemia.b. Cara SahliPada caraini hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standard dalam alat itu.Cara sahli ini bukanlah cara yang teliti. Kelemahan metodik berdasarkan kenyataan bahwa kolorimeter visual tidak teliti, bahwa hematin asam itu bukan merupakan larutan sejati dan bahwa alat itu tidak dapat distandardkan. Cara ini juga kurang baik karena tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi hematin asam, umpamanya karboxyhemoglobin, methemoglobin, dan sulfhemoglobin. Ketelitian yang biasanya dicapai + 10%. Kesalahan-kesalahan pada penetapan kadar hemoglobin cara sahli :1. Tidak tepat mengambil 20 ul darah.2. Darah dalam pipet tidak sempurna dikeluarkan ke dalam Hcl karena tidak dibilas.3. Tidak baik mengaduk campuran darah dan asam pada waktu mengencerkan.4. Tidak memperhatikan waktu yang seharusnya berlalu untuk mengadakan perbandingan warna.5. Kehilangan cairan dari tabung karena untuk mencampur isinya, tabung itu di bolakbalikkan dengan menutupnya memakai ujung jari.6. Ada gelembung udara dipermukaan pada waktu membaca.7. Menggunakan tabung pengencer yang tidak diperuntukkan alat yang dipakai.Pada keadaan fisiologik kadar hemoglobin dapat bervariasi. Kadar hemoglobin meningkat bila orang tinggal di tempat yang tinggi dari permukaan laut. Pada ketinggian 2 km dari permukaan laut, kadar hemoglobin kira-kira 1 g/dl lebih tinggi dari pada kalau tinggal pada tempat setinggi permukaan laut.Tetapi peningkatan kadar hemoglobin ini tergantung dari lamanya anoksia, juga tergantung dari respons individu yang berbeda-beda. Kerja fisik yang berat juga dapat menaikkan kadar hemoglobin, mungkin hal ini disebabkan masuknya sejumlah eritrosit yang tersimpan didalam kapiler-kapiler ke peredaran darah atau karena hilangnya plasma. Perubahan sikap tubuh dapat menimbulkan perubahan kadar hemoglobin yang bersifat sementara. Pada sikap berdiri kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada berbaring. Variasi diurnal juga telah dilaporkan oleh beberapa peneliti, kadar hemoglobin tertinggi pada pagi hari dan terendah pada sore hari. Kadar hemoglobin yang kurang dari nilai rujukan merupakan salah satu tanda dari anemia. Menurut morfologi eritrosit didalam sediaan apus, anemia dapat digolongkan atas 3 golongan yaitu anemia mikrositik hipokrom, anemia makrositik dan anemia normositik normokrom 5 Setelah diketahui ada anemia kemudian ditentukan golongannya berdasarkan morfologi eritrosit rata-rata. Untuk mencari penyebab suatu anemia diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan lebih lanjut.Bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari nilai rujukan, maka keadaan ini disebut polisitemia. Dari hasil praktikum ini didapatkan hasil yang masih dalam batas normal sesuai dengan nilai rujukan.Faktor Yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium Pengaruh obat Mengambil darah pada tangan atau lengan yang terpasang cairan intra-vena menyebabkan darah terencerkan Memasang turniket terlalu lama (lebih dari 1 menit) menyebabkan hemokonsentrasi Tinggal di dataran tinggi menyebabkan peningkatan kadar Hb Penurunan asupan atau kehilangan cairan akan meningkatkan kadar Hb akibat hemokonsentrasi, dan kelebihan asupan cairan akan mengurangi kadar Hb akibat hemodilusi

Laju Endap DarahI. TujuanUntuk mengetahui cara penentuan laju endap darah dan penentuan nilainya.II. Tinjauan PustakaLaju endap darah adalah kecepatan mengendap sel darah merah.Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu 1. Pembentukan Rouleaux.2. Fase pengendapan cepat .3. Fase pengendapan lambat..Di laboratorium cara untuk memeriksa laju endap darah yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Weetergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 -- 20 mm/jam dan untuk pria 0 -- 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 -- 15 mm/jam dan untuk pria 0 10 mm/jam.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju endap darahadalah faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik. Jumlah eritrosit/ul darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan laju endap darah cepat. Walau pun demikian, tidak semua anemia disertai laju endap darah yang cepat. Pada anemia sel sabit, akantositosis, sferositosis serta poikilositosis berat, laju endap darah tidak cepat, karena pada keadaan-keadaan ini pembentukan rouleaux sukar terjadi.Pada polisitemia dimana jumlah eritrosit l darah meningkat, laju endap darah normal. Pembentukan rouleaux tergantung dari komposisi protein plasma. Peningkatan kadar fibrinogen dan globulin mempermudah pembentukan roleaux sehingga laju endap darah cepat sedangkan kadar albumin yang tinggi menyebabkan laju endap darah lambat. Laju endap darah terutama mencerminkan perubahan protein plasma yang terjadi pada infeksi akut maupun kronik, proses degenerasi dan penyakit limfoproliferatif. Peningkatan laju endap darah merupakan respons yang tidak spesifik terhadap kerusakan jaringan dan merupakan petunjuk adanya penyakit.faktor teknik yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pemeriksaan laju endap darah. Selama pemeriksaan tabung atau pipet harus tegak lurus; miring dapat menimbulkan kesalahan 30%. Tabung atau pipet tidak boleh digoyang atau bergetar, karena ini akan mempercepat pengendapan. Suhu optimum selama pemeriksaan adalah 20C, suhu yang tinggi akan mempercepat pengendapan dan sebaliknya suhu yang rendah akan memperlambat. Bila darah yang diperiksa sudah membeku sebagian hasil pemeriksaan laju endap darah akan lebih lambat karena sebagian fibrinogen sudah terpakai dalam pembekuan. Pemeriksaan laju endap darah harus dikerjakan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan darah, karena darah yang dibiarkan terlalu lama akan berbentuk sferik sehingga sukar membentuk rouleaux dan hasil pemeriksaan laju endap darah menjadi lebih lambat.

III. Alat dan Bahan EDTA 1,6 ml darah 0,4 ml natriumsitrat 3,8% Tabung westergem Rak westergen Pipet westergen

IV. Cara Kerja (buku ganda)V. HasilVI. PembahasanPenting sekali untuk menaruh pipet atau tabung laju endap darah dalam sikap tegak lurus benar, selisih kecil dari garis vertikal sudah dapat mempengaruhi banyak terhadap hasil laju endap darah.Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis,demam rematik, artritis dan nefritis. Laju endap darah yang cepat menunjukkan suatau lesi yang aktif, peningkatan laju endap darah dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan laju endap darah yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan Selain pada keadaan patologik, laju endap darah yang cepat juga dapat dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada orangtua.

LeukositV. Hasil

Daftar PustakaGuyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta : EGC.Marks, Dawn.B, dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC.Murray, Robert.K, dkk. 2003. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta : EGC.Gandasoebrata.2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.