laporan observasi bina keluarga

Upload: istinurul

Post on 07-Jul-2015

195 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Laporan Observasi Bina Keluarga Tahap Subjek PJ Observer Klien : Implementasi Keperawatan : Menghafal Kata sifat untuk Balita : Ika : Hardiyanto (0710720006), Istiqamah (0710723019) : Balita umur 3 tahun.

A. Keperawatan Keluarga Keperawatan keluarga adalah suatu proses yang menyediakan asuhan keperawatan pada keluarga dalam lingkup praktik keperawatan. Dalam praktik keperawatan keluarga dilakukan asuhan keperawatan keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan pendekatan proses keperawatan. Tujuan umum asuhan keperawatan keluarga adalah meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri. Salah satu untuk mengetahui masalah yang dialami suatu keluarga dapat dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan melakukan kunjungan rumah atau bina keluarga. Bina keluarga menjadi salah satu upaya promosi dan prevensi pada proses keperawatan keluarga yang menekankan pada upaya perubahan perilaku hidup keluarga yaitu perubahan dari perilaku tidak sehat atau kurang sehat menjadi berperilaku hidup sehat B. Proses Keperawatan Keluarga melalui Pendekatan Bina Keluarga 1. Pengkajian Perawat mengumpulkan data yang dapat dilakukan dengan metode observasi langsung, wawancara, dan pemeriksaan fisik. Halini dilakukan untuk menentukan masalah yang dialami oleh kelurga tersebut. 2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari pengkajian keluarga. Struktur diagnosis keperawatan keluarga terdiri dari masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda/gejala. Diagnosis keperawatan keluarga merupakan respons keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami baik aktual, risiko atau potensial, yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan

secara mandiri ataupun kolektif yang terdiri dari masalah, etiologi serta tanda dan gejala 3. Penetapan Prioritas Masalah Prioritas masalah adalah penentuan urutan masalah dalam merencanakan penyelesaian masalah keperawatan melalui perhitungan skor. Skala ini memiliki empat kriteria, masing-masing kriteria memiliki skor dan bobot yang berbeda disertai dengan pembenaran/alasan penentuan skala tersebut. 4. Perencanaan Perencanaan adalah penyusunan rencana asuhan keperawatan yang terdiri dari komponen tujuan umum, tujuan khusus, kriteria, rencana tindakan, dan standar untuk menyelesaikan masalah keperawatan keluarga berdasarkan prioritas dan tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penyusunan prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi suber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan. Penetapan tujuan meliputi tujuan umum dan khusus, serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. 5. Implementasi Pelaksanaan adalah tahap penyelesaian masalah keperawatan keluarga berdasarkan perencanaan yang ditetapkan melalui prosedur spesifik yang terdiri dari partisipasi aktif keluarga, penyuluhan kesehatan, konseling, kontrak, manajemen kasus, kolaborasi, dan konsultasi. Partisipasi aktif keluarga adalah suatu pendekatan esensial yang dimasukkan dalam setiap strategi pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga dengan melibatkan keluarga dalam memecahkan masalah, mendiskusikan, serta memutuskan pendekatan yang paling tepat untuk digunakan agar mencapai tujuan yang disepakati bersama. Penyuluhan kesehatan adalah proses belajar mengajar yang dilakukan pada keluarga tentang pemeliharaan kesehatan/perawatan dengan tujuan memberi dukungan terhadap perilaku sehat atau mengubah perilaku yang tidak sehat. Konseling adalah suatu bantuan interaktif yang diberikan perawat sebagai konselor dan klien yang ditandai dengan komponen penerimaan, empati, ketulusan, dan

kesesuaian melalui berbagai teknik aktif/pasif yang berfokus pada kebutuhan, masalah, atau perasaan klien yang terganggu. Konsultasi adalah kegiatan memberi nasihat atau pelayanan/bantuan kepada keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan tertentu. Pelaksanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan mobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat, dan pemerintahan setempat. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal di bawah ini. 1. Mencakup kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberi informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah. 2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara mengidentifikasi konsekuensi bila tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan. 3. Memberi kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga dalam melakukan perawatan. 4. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat yaitu dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan oleh keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas tersebut. 6. Evaluasi Evaluasi tindakan menilai keefektifan intervensi yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilakukan bersama antara keluarga dan perawat dengan melihat respons keluarga dan hasil yang dicapai yang dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.

Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Sesuai dengan rencana tindakan yang diberikan, penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Hasil Observasi dan Analisa 1. Orientasia. Perkenalan : sudah dilakukan dengan baik. Perawat dengan klien terlihat akrab

dan pada pertemuan tersebut.b. Kontrak waktu dan topik : sudah dijelaskan waktu yang akan diperlukan dan

topik yang akan dibahas pada pertemuan sebelumnya.c. Evaluasi hasil pertemuan sebelumnya : perawat melakukan evaluasi terhadap

hasil pertemuan sebelumnya. Klien dapat mengingat hasil pertemuan sebelumnya.2. Kerja/Proses :

a. Topik : Menghafal kata sifat yaitu Panas, Dingin dan Asin Topik yang dipilih sudah cukup sesuai dengan kemampuan berpikir klien, jumlah kata sifat yang dihafalkan sudah mencukupi mengingat klien yang masih balita.b. Tekhnik Pelatihan : Tekhnik pelatihan yang digunakan sangat bagus dimana

Pelatih menggunakan bahan yang bertemperatur dingin (es), Panas (air hangat) dan berasa asin (garam). Klien diminta untuk memegang es untuk mengetahui apa rasanya dan kemudian dihafalkan (bahwa es memiliki keadaan yang dingin), kemudian klien diminta memegang botol minuman yang berasa air hangat dan dijelaskan bahwa air hangat berasa panas dan klien diminta mengingat bahwa air hangat berasa panas. Terakhir klien diminta mengecap garam dan diajarkan bahwa garam mempunyai rasa yang asin dan diminta mengingat bahwa garam berasa asin. Proses penghapalan dilakukan secara berulang dengan cara klien ditanya berulang kali kondisi bahan-bahan yang dibawa (es, air hangat dan garam) apakah berasa dingin, panas atau asin.

c. Selain menghafal kata sifat, juga diajarkan pendidikan kesehatan untuk

keluarga klien seperti kebersihan sebelum makan yaitu mencuci tangan sebelum makand. Media : Media yang digunakan sudah tepat dan mendukung pelatihan yang

dilakukan yaitu penggunan es, botol minuman yang berisi air hangat dan garam.

3. Terminasia. Evaluasi Hasil : dilakukan evaluasi hasil pelatihan pada hari itu. Klien diminta

menyebutkan kembali keadaan bahan-bahan yaitu es, botol minuman berisi air hangat dan garam.b. Kontrak waktu, topik yang akan datang : dilakukan kontrak untuk pertemuan

selanjutnya baik kepada klien maupun kepada keluarga. Analisa Persiapan pada Bina keluarga yang dilakukan oleh perawat sangat baik, karena perawat mempersiapkan media yang dapat membantu anak untuk mengerti apa yang akan diajarkan hari itu. Tetapi pada saat proses pengajaran, perawat tidak mengajak ibu balita tersebut untuk berpartisipasi dalam proses pengajarkan kata sifat pada balita tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan pedoman implementasi yang sesuai standar yang mengharuskan keikutsertaan orang tua dalam proses pemberian intervensi terhadap anaknya. Jika ibu atau orang tua tidak diajak dalam proses pengajaran tersebut, maka orang tua tidak dapat mengetahui manfaat dan tujuan dari pengajaran tersebut serta orang tua tidak dapat menentukan tindakan apa yang baik untuk anaknya. Setelah proses pengajaran berakhir, perawat juga tidak memberitahukan ke orang tua tentang tindak lanjut dari tindakan tersebut, seperti latihan ini dilakukan atau diulangi agar anaknya tidak lupa.