laporan mixing 2

41
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015 MODUL : Pengadukan dan Pencampuran (Mixing) PEMBIMBING : Emma Hermawati, Ir., MT Oleh Kelompok : VII Nama : 1. Nisa Mardiyah 131424018 2.Wynne Raphaela 131424027 Kelas : 2A Teknik Kimia Produksi Bersih Praktikum : 06 Maret 2015 Penyerahan : 13 Maret 2015

Upload: nismar09

Post on 04-Dec-2015

205 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

teknik kimia

TRANSCRIPT

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015

MODUL : Pengadukan dan Pencampuran (Mixing)

PEMBIMBING : Emma Hermawati, Ir., MT

Oleh

Kelompok : VII

Nama : 1. Nisa Mardiyah 131424018

2.Wynne Raphaela 131424027

Kelas : 2A Teknik Kimia Produksi Bersih

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015

Praktikum : 06 Maret 2015Penyerahan : 13 Maret 2015(Laporan)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan reduksi

gerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat seperti bejana. Gerakan hasil

reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari operasi

pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari satu ayang atau lebih

komponen yang teraduk. Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen yang

dicampurkan, yaitu membuat suspense, blending, disperse, dan mendorong terjadinya

transfer panas dari bahan ke dinding tangki.

Pada industry kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi, pengadukan mempunyai

beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana hidrogenasi gas hydrogen disebarkan melewati

fasa cair dimana partikel padat dari katalis tersuspensi. Pengadukan juga dimaksudkan

untuk menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan melalui cooling coil dan jaket.

Contoh lain pemakaian operasi pengadukan dalam industry adalah pencampuran pulp

dalam air untuk memperoleh larutan pulp. Larutan pulp yang sudah cukup homogeny

disebarkan ke mesin pembuat kertas menjadi lembaran kertas setelah filtrasi vakum dan

dikeringkan.

1.2 Tujuan

Menggambarkan pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk dalam tangki

Menggambarkan pola aliran dalam berbagai kecepatan putaran pengaduk

Membjuat grafik bilangan Reynolds terhadap waktu yang diperlukan dalam pencampuran

sampai homogeny

Menentukan daerah rezim aliran dalam operasi pengadukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pengadukan dan Pencampuran

Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang

diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar

(terdispersi). Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu

bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau

lebih. Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam menghasilkan proses dan

pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk

jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.

2.2 Bejana

Syarat tertentu bejana:

1. Biasanya bagian bawahnya (bottomend) berbentuk melengkung (bulat/lonjong)

untuk mencegah penumpukan disudut bejana (staghnasi), sehingga pengadukan

terjadi dengan sempurna.

2. Diameter bejana hampir sama dengan tinggi permukaan fluida. (h ≈ d)

3. Harus mempunyai ruang kosong yang tidak dipenuhi oleh fluida, hal ini untuk

mengatasi pergolakan fluida akibat adukan, khususnya untuk fluida yang cenderung

fuming (berbusa) bila diaduk. h = 2/3 ht atau h = 3/4 ht

4. Bahan bejana terbuat dari bahan inert dan cukup kuat.

2.3 Jenis-jenis Pengaduk

Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum, yaitu

pengaduk baling – baling, pengaduk turbin, dan pengaduk dayung.

2.3.1 Pengaduk jenis baling-baling (propeller)

Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah baling-

baling berdaun tiga.

Gambar 6

Baling-baling ini digunakan  pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm

(revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.

2.3.2 Pengaduk Dayung (Paddle)

Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan rendah

diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa digunakan dalam

sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung biasanya 60 - 80% dari

diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari panjangnya.

Gambar 7

Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial

bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar atau

pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu

dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan

pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk

meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah

pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasn

kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.

2.3.3 Pengaduk Turbin

Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk dan

berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan rentang

kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30 - 50% dari

diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk. Turbin dengan

daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas

yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun

pengaduk lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas.

Gambar 8

Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang terlihat pada

gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial

dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke

bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat

daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan

pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna

dalam suspensi padatan.

2.4 Kebutuhan Daya Pengaduk

2.4.1 Bilangan Reynold

Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya

viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa diketahui bilangan

Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.

dimana :

Re  = Bilangan Reynold

ρ    = densitas fluida

µ    = viskositas fluida

Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan

turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan  Reynold hingga 10, sedangkan turbulen

terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi berada diantara keduanya.

2.5 Laju dan Waktu Pencampuran

Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga diperoleh

keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan kualitas yang

telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju dimana proses

pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir.

Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini

dipengaruhi oleh beberapa hal :

1. Yang berkaitan dengan alat, seperti :

Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle

Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, padel)

Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)

Laju putaran pengaduk

Kedudukan pengaduk pada tangki, seperti :

a. Jarak pengaduk terhadap dasar tangki

b. Pola pemasangan :

- Center, vertikal

- Off center, vertical

- Miring (inclined) dari atas

- Horisontal

Jumlah daun pengaduk

Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk

2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk :

Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk

Perbandingan viskositas cairan yang diaduk

Jumlah kedua cairan yang diaduk

Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)

Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk mengamati

pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama tehadap waktu

pencampuran.

Waktu pencampuran secara umum, diberikan oleh Norwood dan Metzner adalah :

f t=tT (nD

a2 )

2/3 g1/6

H1/2 Dt

=ntT [ DaDt

]2[ Dt

H ]1/2

[ gn2Da

]1/6

...........................(1)

Untuk pengaduk propeler,

f t=tT (nD

a2 )

2/3 g1/6

H1/2 Dt

=ntT [ DaDt

]3/2

[ DtH ]

1 /2

[ gn2 Da

]1/6

...............................(2)

Dimana :

Da = Diameter pengaduk (m) Dt = Diameter tangki (m)

H = Tinggi tangki (m) ntT = Mixing time faktor

g = Percepatan grafitasi (m/dt2) n = Kecepatan putar (rpm)

ft = Blending time factor

Mixing time faktor dapat diperkirakan dari gambar grafik dibawah

BAB III

PERCOBAAN

3.1. Susunan Alat dan Bahan yang Dipergunakan

Peralatan Penunjang

Stopwatch

Viscometer

Areometer

Termometer

Gelas Kimia 250, 1000 ml

Gelas Ukur 50 ml

Bahan

Tepung Kanji

Aquadest

NaOH 2M

Indikator PP

Kacang hijau

H2SO4 2 M

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Pola Aliran dari Pengadukan

3.2.2. Waktu Pengadukan

BAB IV

Memasukkan ± 15 liter air kedalam bejana/ tangki

a.

Memasukkan kacang hijau secukupnya (sedikit) dalam tangki

b. Menyalakan pengaduk dengan kecepatan putar pada skala 1

c.

Menggambar pola aliran yang terjadi dalam tangki

d. Menguangi langkah c dan d untuk kecepatan putaran lain sebanyak 7 variasi

e.

a. Menimbang 500 gram tepung kanji, kemudian

melarutkan dalam 2 liter air panas/mendidih ke dalam

ember.

b. Memasukkan ± 15 liter air ke dalam ember yang telah

berisi larutan kanji.

c. Menyaring larutan kanji dan menambahkan indikator

pp 5 ml.

d. Menentukan massa jenis (ρ), suhu (T) dan viscositas

larutan (μ.)

e. Menambahkan 30 ml NaOH 2M dan mengatur

kecepatan motor bersamaan dengan pengaduk pada 80

rpm.

f. Mencatat waktu bila perubahan campuran telah

merata.

g. Menetralkan campuran dengan menambahkan 30 ml

larutan H2SO4 2 M dan bersamaan dengan start stopwatch dihidupkan,

mencatat waktu penetralan.

h. Setelah itu menentukan harga massa jenis (ρ), suhu

(T) dan viscositas larutan (μ).

i. Mengulangi percobaan a-h dengan kecepatan

pengadukan 100, 120, 140, 160 rpm.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

4.1.1 Data peralatan

Pola Aliran Hasil Pengadukan

Diameter Tangki (Dt) = 30 cm = 0.3 m

Tinggi tangki = 90 cm = 0.9 m

Diameter Pengaduk (Da) = 20 cm = 0.2 m

Massa piknometer kosong (A) = 18.61 gr

RPM Pola Aliran (Tampak Atas) Pola Aliran (Tampak Samping)

128.60

124.46

115.30

111.30

109.63

101.62

95.43

4.2 Tabel Data Kalibrasi rpm

Skala Rpm

1,0 128.60

2,0 124.46

3,0 115.30

4,0 111.30

5,0 109.63

6,0 101.62

7,0 95.43

4.3 Tabel Data Pengamatan

RPMT, ρ, μ (Setelah

penambahan PP)t1

T, ρ, μ (Setelah

Penambahan

H2SO4)

t2

0

T= 25OC

ρ= gr/mlμ= 2.8 cp

0

T= 25OC

ρ= gr/mlμ= 2.8 cp

0

80

T= 25OC

ρ= 1.0196 gr/mlμ= 4,4 cp 60 S

T= 25OC

ρ= 1.020 gr/mlμ= 1.2 cp

185 s

100 T= 26 OC 55 s T= 25OC 82 s

ρ= 1.0148 gr/mlμ= 2.0 cp ρ= 1.0156 gr/ml

μ= 1.2 cp

120

T= 26OC

ρ= 1.0152 gr/mlμ= 3.2 cp 40 s

T= 25OC

ρ= 1.0164 gr/mlμ= 1.6 cp

13 s

140

T= 25OC

ρ= 1.0156 gr/mlμ= 1.6 cp 37 s

T= 25OC

ρ= 1.016 gr/mlμ= 1.6 cp

14 s

160

T= 25OC

ρ= 1.0160 gr/mlμ= 1.6 cp 46 s

T= 25OC

ρ= 1.0156 gr/mlμ= 2.4 cp

10 s

Keterangan :

t1 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan NaOH

t2 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan H2SO4

BAB IV

KESELAMATAN KERJA

a. NaOH dan H2SO4 bersifat korosif dan dapat mengiritasi. Apabila mengenai kulit

dapat menyebabkan luka dan bila terhisap dapat mengganggu pernapasan.

b. Gunakan jas praktikum, sarung tangan, masker yang dapat melindungi dari bahan

kimia.

c. Apabila terkena bahan tersebut harus segera dicuci dengan air sampai bersih.

d. Perhatikan MSDS, MSDS terlampir.

BAB V

PENGOLAHAN DATA

5.1. Perhitungan

a. Reynold Number (Nre = D2 Nρμ

) pengaduk

Kecepatan Putar (rpm)Reynold Number (NRe)

t 1 t 2

80 12358,78 45333,33

100 33836,67 56422,22

120 25380 50820

140 59243,33 59266,67

160 67733,33 45137,78

Keterangan :

t1 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan NaOH

t2 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan H2SO4

b. Menghitung waktu pengadukan dengan menggunakan grafik

Kecepatan

Putar (rpm)

Reynold Number (NRe) Mixing Time Factor (ntT)

t1 t2 t1 t2

80 104,1 104,65 102,14 = 138 102,13 = 134,89

100 104,53 104,75102,14 = 138 102,13 = 134,89

120 104,4 104,7102,14 = 138 102,13 = 134,89

140 104,77 104,77102,14 = 138 102,1 3= 134,89

160 103,82 104,65102,14 = 138 102,13 = 134,89

Keterangan :

t1 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan NaOH

t2 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan H2SO4

c. Blending time dengan pers 2

f t=tT (nD

a2 )

2/3 g1/6

H1/2 Dt

=ntT [ DaDt

]3/2[ Dt

H ]1 /2

[ gn2 Da

]1/6

Kecepatan Putar (rpm)Blending Time (ft)

t1 t2

80 19,25 18,81

100 17,87 17,47

120 16,82 16,44

140 15,98 15,61

160 15,28 14,93

Keterangan :

t1 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan NaOH

t2 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan H2SO4

5.2. Grafik Hasil Percobaan

a. Mengalurkan waktu pengadukan terhadap Reynold Number untuk t1 dan t2

Kecepatan

Putar (rpm)t 1 (s) t 2 (s)

Reynold Number (NRe)

t 1 t 2

80 60 185 12358,78 45333,33

100 55 82 33836,67 56422,22

120 40 13 25380 50820

140 37 14 59243,33 59266,67

160 46 10 67733,33 45137,78

Keterangan :

t1 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan NaOH

t2 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan H2SO4

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 800000

10

20

30

40

50

60

70

Grafik waktu pengadukan terhadap NRe pada t1

Reynold Number

wak

tu p

enga

duka

n (a

ekon

)

40000 42000 44000 46000 48000 50000 52000 54000 56000 58000 6000010

60

110

160

210

Grafik waktu pengadukan terhadap NRe pada t2

Reynold Number

Wak

tu p

enga

duka

n (s

ekon

)

b. Mengalurkan blending time terhadap Reynold Number untuk t1 dan t2

Kecepatan

Putar (rpm)

Reynold Number (NRe) Blending Time (ft)

t1 t2 t1 t2

80 12358,78 45333,33 19,25 18,81

100 33836,67 56422,22 17,87 17,47

120 25380 50820 16,82 16,44

140 59243,33 59266,67 15,98 15,61

160 67733,33 45137,78 15,28 14,93

Keterangan :

t1 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan NaOH

t2 = Waktu pencampuran setelah ditambahkan H2SO4

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 800000

5

10

15

20

25

Grafik Blending Time terhadap Nre pada t1

Reynold Number

Blen

ding

tim

e (m

enit)

40000 42000 44000 46000 48000 50000 52000 54000 56000 58000 6000014

15

16

17

18

19

Grafik Blending Time terhadap Nre pada t2

Reynold Number

Blen

ding

tim

e (m

enit)

5.3. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan percobaan pencampuran dan pengadukan. Tujuan

dari praktikum ini adalah dapat mengetahui pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk dalam

tangki, mengetahui pola aliran dalam berbagai kecepatan putar pengaduk, menentukan rezim

aliran dalam operasi pengadukan, dan mengetahui hubungan Nre terhadap homogenitas

pencampuran selama pengadukan.

Hal yang pertama dilakukan adalah kalibrasi kecepatan putar pengaduk

berdasarkan skala yang digunakan menggunakan tachometer. Pada kalibrasi rpm, diketahui

bahwa semakin besar skala pengaduk rpm yang dihasilkan semakin kecil.

Selanjutnya mengidentifikasi pola aliran pengaduk dengan menambahkan kacang

hijau ke dalam tangki.Pada praktikum dilakukan variasi putaran dari skala 1 hingga skala 7

atau dari 128,60 rpm hingga 95,43 rpm jika diukur dengan tachometer. Dari pengamatan

visual diketahui pola aliran adalah berputar sesuai arah jarum jam dan tidak menghasilkan

turbulensi. Selain itu, semakin besar skala putar yang diberikan maka putaran pada air dalam

tangki semakin lambat. Seluruh pola aliran yang terjadi pada masing-masing variasi adalah

anular atau pola aliran yang membentuk lingkaran. Berdasarkan literatur pola aliran anular

terbentuk karena menggunakan marinne propeller begitu juga pada saat praktikum dapat

terbukti bahwa pengaduk marinne propeller dapat menyebabkan pola aliran anular.

Setelah itu dilakukan pencampuran tepung kanji sebanyak 500gram yang

dilarutkan dalam 17 liter air. Tepung kanji dimasukkan dalam tangki,lalu ditambahkan

indicator pp sebagai indicator perubahan warna bila ditambahkan basa dan asam.

Percobaan dilakukan dalam lima variasi kecepatan putar pengaduk, yaitu 80 rpm,

100 rpm, 120 rpm, 140 rpm, dan 160 rpm. Dari berbagai variasi yang dilakukan didapat

kecenderungan bahwa Nre larutan semakin besar seiring bertambahnya kecepatan pengaduk.

Dari lima variasi juga didapat bahwa waktu sampai NaOH homogen dalam larutan cenderung

menurun. Artinya pada saat t1, semakin besar kecepatan pengaduk waktu yang didapat

NaOH homogen dalam larutan adalah semakin cepat. Hal ini dapat diketahui dari perubahan

warna larutan, yaitu dari warna putih menjadi ungu. Blending time factor pada saat t1 dari

lima variasi yang dilakukan diketahui semain besar kecepatan pengadukan, blending time

factor semakin cepat.

Pada saat penambahan H2SO4 sebagai penetralan, larutan dalam tangki yang

sebelumnya berwarna ungu akan berubah menjadi warna putih. Variasi kecepatan putar

pengaduk akan mempengaruhi lamanya waktu H2SO4 homogen dalam larutan, di mana

semakin besar kecepatan putar pengaduk yang diberikan maka semakin cepat waktu (t2) yang

dibutuhkan H2SO4 bercampur dengan larutan dan semakin cepat pula atau semakin kecil nilai

blending timenya. Selain pengaruh kecepatan putar pengaduk, terdapat pula pengaruh Nre

terhadap waktu pengadukan (t2) dan blending time. Namun pada pengolahan data, nilai Nre

tidak beraturan atau tidak menunjukan perubahan yang linear terhadap waktu pengadukan

dan blending time sehingga grafik yang didapatkan pun tidak bagus. Hal ini disebabkan

karena nilai dari viskositas dan massa jenis yang didapat pada masing-masing sampel tidak

menentu atau tidak berubah secara linier besarnya, sehingga mempengaruhi besarnya Nre

yang didapatkan. Berdasarkan kurva yang diperoleh didapat kecenderungan bahwa Nre

semakin besar seiring bertambahnya kecepatan pengaduk. Ketika Nre semakin besar, maka

waktu pengadukan (t2) dan blending timenya semakin cepat.

Dari hal tersebut diatas didapat kesimpulan bahwa Nre berbanding lurus dengan

kecepatan putar pengaduk. Waktu pengadukan dan blending time faktor berbanding terbalik

dengan kecepatan putar pengaduk. Blending time factor dan waktu pengadukan berbanding

terbalik dengan Nre.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Praktikum mixing kali ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

Nre berbanding lurus dengan kecepatan putar pengaduk.

Waktu pengadukan dan blending time faktor berbanding terbalik dengan

kecepatan putar pengaduk.

Blending time factor dan waktu pengadukan berbanding terbalik dengan Nre.

6.2. Saran

Hal yang disarankan pada saat praktikum berlangsung adalah sebagai berikut

Sebaiknya pastikan keran keluaran tangki dalam keadaan tertutup ketika akan

memasukkan larutan ke dalam tangki.

Sebaiknya larutan NaOH 2M dan larutan H2SO4 2M dalam keadaan baik atau

tidak rusak.

Sebaiknya jauhkan alat-alat yang berbahan kaca agar tidak pecah.

DAFTAR PUSTAKA

Djauhari, A., 2002,”Peralatan Kontak dan Pemisah Antar Fasa”, Diktat Kuliah, hal 55-59,

Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi, 2004 “Agitasi dan Pencampuran” Jurusan Teknik

Kimia, Politeknik Negeri Bandung.

McCabe, W. L., Smith J.C. and Harriot, P., 1993, “Unit Operation of Chemical Engineering”

5 rd., hal 257-260, McGraw-Hill, Singapore.

Anonim.Pola Aliran Air Penyaliran. http://www.genborneo.com/2011/01/pola-aliran-air-

penyaliran.html. [Diakses 11 April 2015]

LAMPIRAN

Penentuan Nre setelah penambahan NaOH

Kecepatan Putar 80 rpm

Nre= D2 Nρμ

¿(0,2 m)2( 80

60rps)(1019.6

kg

m3)

4.4 x10−3 kgms

¿12358.78

Kecepatan Putar 100 rpm

Nre= D2 Nρμ

¿(0,2 m)2( 100

60rps)(1014.8

kg

m3)

2x 10−3 kgms

¿33826.6 7

Kecepatan Putar 120 rpm

Nre= D2 Nρμ

¿(0,2 m)2( 120

60rps)(1015.2

kg

m3)

3.2 x 10−3 kgms

¿2538 0

Kecepatan Putar 140 rpm

Nre= D2 Nρμ

¿(0,2 m)2( 140

60rps)(1015.6

kg

m3)

1.6 x10−3 kgms

¿59243.3 3

Kecepatan Putar 160 rpm

Nre= D2 Nρμ

¿(0,2 m)2( 160

60rp s)(1016

kg

m3)

1.6 x10−3 kgms

¿67733.33

Penentuan Nre setelah penambahan H2SO4

Kecepatan Putar 80 rpm

Nre= D2 Nρμ

¿(0,2 m)2( 80

60rps)(1020

kg

m3)

1.2 x 10−3 kgms

¿45333.33

Kecepatan Putar 100 rpm

Nre= D2 Nρμ

¿(0,2 m)2( 100

60rps)(1015.6

kg

m3)

1.2 x 10−3 kgms

¿56422.22

Kecepatan Putar 120 rpm

Nre= D2 Nρμ

¿(0,2 m)2( 120

60rps)(1016.4

kg

m3)

1.6 x10−3 kgms

¿5082 0

Kecepatan Putar 140 rpm

Nre= D2 Nρμ

¿(0,2 m)2( 140

60rps)(1016

kg

m3)

1.6 x10−3 kgms

¿59266.67

Kecepatan Putar 160 rpm

Nre= D2 Nρμ

¿(0,2 m)2( 160

60rps)(1015.6

kg

m3)

2.4 x10−3 kgms

¿45137.7 8

Penentuan Blending Time larutan setelah ditambah NaOH

f t=tT (nD

a2 )

2/3 g1/6

H1/2 Dt

=ntT [ DaDt

]3/2[ Dt

H ]1 /2

[ gn2 Da

]1/6

Kecepatan Putar 80 rpm

Dik : Nre = 12358,78

10x = 12358,78xlog10 = log 12358,78

x = 4,1

10x = 104,1 diplotkan pada grafik ntT vs Nre

f t=ntT [ DaDt ]

3/2 [ DtH ]1/2

[ g

n2 Da]1 /6

¿1.38 x102[ 0,20,3 ]

32 [ 0,3

0,9 ]12 [ 9,8

802 x 0,2 ]16

¿19.25 menit

Kecepatan Putar 100 rpm

Dik : Nre = 33826,67

10x = 33826,67 xlog10 = log 33826,67

x = 4,53

10x = 104,53 diplotkan pada grafik ntT vs Nre

f t=ntT [ DaDt ]

3/2 [ DtH ]1/2

[ g

n2 Da]1 /6

¿1.38 x102[ 0,20,3 ]

32 [ 0,3

0,9 ]12 [ 9,8

1002 x 0,2 ]16

¿17,87 menit

Kecepatan Putar 120 rpm

Dik : Nre = 25380

10x = 25380 xlog10 = log 25380

x = 4,4

10x = 104,4 diplotkan pada grafik ntT vs Nre

f t=ntT [ DaDt ]

3/2 [ DtH ]1/2

[ g

n2 Da]1 /6

¿1.38 x102[ 0,20,3 ]

32 [ 0,3

0,9 ]12 [ 9,8

12 02 x0,2 ]16

¿16,82 menit

Kecepatan Putar 140 rpm

Dik : Nre = 59243,33

10x = 59243,33 xlog10 = log 59243,33

x = 4,77

10x = 104,77 diplotkan pada grafik ntT vs Nre

f t=ntT [ DaDt ]

3/2 [ DtH ]1/2

[ g

n2 Da]1 /6

¿1.38 x102[ 0,20,3 ]

32 [ 0,3

0,9 ]12 [ 9,8

14 02 x 0,2 ]16

¿15,98 menit

Kecepatan Putar 160 rpm

Dik : Nre = 67733,33

10x = 67733,33 xlog10 = log 67733,33

x = 3,82

10x = 103,82 diplotkan pada grafik ntT vs Nre

f t=ntT [ DaDt ]

3/2 [ DtH ]1/2

[ g

n2 Da]1 /6

¿1.38 x102[ 0,20,3 ]

32 [ 0,3

0,9 ]12 [ 9,8

16 02 x 0,2 ]16

¿15,28 menit

Penentuan Blending Time larutan setelah ditambah H2SO4

f t=tT (nD

a2 )

2/3 g1/6

H1/2 Dt

=ntT [ DaDt

]3/2

[ DtH ]

1 /2

[ gn2 Da

]1/6

Kecepatan Putar 80 rpm

Dik : Nre = 45333,33

10x = 45333,33 xlog10 = log 45333,33

x = 4,65

10x = 104,65 diplotkan pada grafik ntT vs Nre

f t=ntT [ DaDt ]

3/2 [ DtH ]1/2

[ g

n2 Da]1 /6

¿1.3489 x102[ 0,20,3 ]

32 [ 0,3

0,9 ]12 [ 9,8

802 x 0,2 ]16

¿18,81 menit

Kecepatan Putar 100 rpm

Dik : Nre = 56422,22

10x = 56422,22 xlog10 = log 56422,22

x = 4,75

10x = 104,75 diplotkan pada grafik ntT vs Nre

f t=ntT [ DaDt ]

3/2 [ DtH ]1/2

[ g

n2 Da]1 /6

¿1.3489 x102[ 0,20,3 ]

32 [ 0,3

0,9 ]12 [ 9,8

10 02 x 0,2 ]16

¿17,47 menit

Kecepatan Putar 120 rpm

Dik : Nre = 50820

10x = 50820 xlog10 = log 50820

x = 4,7

10x = 104,7 diplotkan pada grafik ntT vs Nre

f t=ntT [ DaDt ]

3/2 [ DtH ]1/2

[ g

n2 Da]1 /6

¿1.3489 x102[ 0,20,3 ]

32 [ 0,3

0,9 ]12 [ 9,8

12 02 x0,2 ]16

¿16,44 menit

Kecepatan Putar 140 rpm

Dik : Nre = 59266,67

10x = 59266,67 xlog10 = log 59266,67

x = 4,77

10x = 104,77 diplotkan pada grafik ntT vs Nre

f t=ntT [ DaDt ]

3/2 [ DtH ]1/2

[ g

n2 Da]1 /6

¿1.3489 x102[ 0,20,3 ]

32 [ 0,3

0,9 ]12 [ 9,8

1402 x 0,2 ]16

¿15,61 menit

Kecepatan Putar 160 rpm

Dik : Nre = 45137,78

10x = 45137,78 xlog10 = log 45137,78

x = 4,65

10x = 104,65 diplotkan pada grafik ntT vs Nre

f t=ntT [ DaDt ]

3/2 [ DtH ]1/2

[ g

n2 Da]1 /6

¿1.3489 x102[ 0,20,3 ]

32 [ 0,3

0,9 ]12 [ 9,8

16 02 x 0,2 ]16

¿14,93 menit

Dokumentasi visual pada saat praktikum

Gambar Keterangan

Kacang hijau yang digunakan untuk

mengidentifikasi pola aliran.

Tangki yang telah diisi air sebanyak ±15

liter.

Pola aliran pada skala 1

Pola aliran pada skala 2

Pola aliran pada skala 3

Pola aliran pada skala 4

Pola aliran pada skala 5

Pola aliran pada skala 6

Pola aliran pada skala 7

Larutan kanji sebelum disaring.

Larutan kanji setelah disaring dan

dimasukkan ke dalam tangki.

Larutan kanji setelah ditambahkan

indikator pp dan larutan NaOH 2M

Larutan kanji setelah ditambahkan

larutan H2SO4 2M