laporan keluarga binaan (diare akut)

38
DEFINISI KELUARGA Definisi Keluarga menurut Depkes RI, 1998: Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Definisi keluarga menurut WHO, 1969: Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan. Definisi keluarga menurut Burgess dkk dalam Friedman, 1998: 1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah, dan ikatan adopsi. 2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. 3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran social keluarga seperti suami- istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari. 4. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa cirri unik tersendiri. Definisi keluarga menurut Whall dalam Friedman, 1998 :

Upload: denuna-enjana

Post on 01-Dec-2015

55 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

DEFINISI KELUARGA

Definisi Keluarga menurut Depkes RI, 1998:

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa

orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan.

Definisi keluarga menurut WHO, 1969:

Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau

perkawinan.

Definisi keluarga menurut Burgess dkk dalam Friedman, 1998:

1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah, dan

ikatan adopsi.

2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah

tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah

tangga tersebut sebagai rumah mereka.

3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran

social keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan,

saudara dan saudari.

4. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari

masyarakat dengan beberapa cirri unik tersendiri.

Definisi keluarga menurut Whall dalam Friedman, 1998 :

Keluarga adalah kelompok yang mengidentifikasi diri dengan anggotanya terdiri dari dua

individu atau lebih, asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak

diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka

menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.

Definisi keluarga menurut Friedman dalam Suprajitno, 2004 :

Page 2: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan

aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian

dari keluarga.

Definisi kleuarga menurut Salvicon:

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan darah, hubungan

perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup dalm suatu rumah tangga, berinteraksi satu

sama lain dan di dalam peranannya satu sama lain dan di dalam peranannya masing-masing,

dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Definisi keluarga menurut Duvall dan Logan(1986) :

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang

bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan

fisik, mental,emosional,sertasosialdaritiapanggotakeluarga.

Definisi keluarga menurut Bailondan Maglaya (1978) :

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya

hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,

mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Definisi Rumah Sehat:

Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana

pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental, dan social,

sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. (menurut Keputusan

Menkes RI No. 829/ Menkes/SK/VII/1999)

FUNGSI KELUARGA

2

Page 3: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Menurut WHO (1978), terdapat beberapa fungsi keluarga, yaitu diantaranya:

1. Fungsi Biologis

a. Untuk meneruskan keturunan

b. Memelihara dan membesarkan anak

c. Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi Psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi Sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak

b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan

anak

c. Meneruskan nilai-nilai keluarga

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang.

Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.

5. Fungsi Pendidikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

memenuhi perannya sebagai orang dewasa.

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Sedangkan menurut Friedman (1998), fungsi keluarga adalah:

1. Fungsi Affective

3

Page 4: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

a. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling

mengasuh, menghargai, terikat dan berhubungan.

b. Mengenal identitas individu

c. Rasa aman

2. Fungsi Sosialisasi Peran

a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi

sosial dan belajar berperan.

b. Fungsi dan peran di masyarakat.

c. Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah.

3. Fungsi Reproduksi

Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.

4. Fungsi Ekonomi

a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga

b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana

5. Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Konsep sehat sakit keluarga

b. Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit → tujuan kesehatan keluarga →

keluarga mandiri

KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

I. DATA KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

Tanggal 16-05-2013 diisi oleh Nama: Laili Khairani NIM : H1A007033

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada

4

Page 5: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Pasien Keterangan

Nama An. S Anak Tn. I dan

Ny. A

Umur / tgl. Lahir 11 bulan / 06 Juni 2012

Alamat Babakan, Desa Badrain,

Kecamatan Narmada, Lombok

Barat

Jenis kelamin Perempuan

Agama Islam

Pendidikan -

Pekerjaan -

Status perkawinan Belum menikah

Telah diobati sebelumnya

Belum

Alergi obat -

II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN

Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga An. S. Ia merupakan

anak pertama dari Tn. I (Ayah) dan Ny. A (Ibu). Keluarga inti dari An. S terdiri atas Ayah,

Ibu serta nenek. An.S tinggal bersama dengan keluarganya dalam satu rumah di wilayah

Dusun Babakan, Desa Badrain, Kecamatan Narmada, Lombok Barat. Dalam keluarga binaan

ini terdapat empat orang anggota keluarga. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang

diperoleh pada saat kunjungan pertama yang tinggal serumah dengan An. S :

Data Anggota Keluarga:

Anggota Keluarga Keterangan

Nama Tn. I Ayah An. S

Umur 32 Tahun

Alamat Dusun Babakan, Desa Badrain,

Kecamatan Narmada, Lombok Barat

5

Page 6: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Agama Islam

Pendidikan SD

Pekerjaan Tukang Listrik

Status Menikah

Anggota Keluarga Keterangan

Nama Ny. A Ibu An. S

Umur 28 tahun

Alamat Dusun Babakan, Desa Badrain,

Kecamatan Narmada, Lombok Barat

Agama Islam

Pendidikan SD

Pekerjaan Pedagang

Status Menikah

Anggota Keluarga Keterangan

Nama Papuq W. Ibu dari Tn. I

Umur 56 tahun

Alamat Dusun Babakan, Desa badrain,

Kecamatan Narmada, Lombok Barat

Agama Islam

Pendidikan Tidak Sekolah

Pekerjaan -

Status Menikah

Anggota keluarga Keterangan

Nama An. S Anak angkat dari Tn. I dan

Ny. A

Umur 11 bulan

Alamat Dusun Babakan, Desa badrain,

Kecamatan Narmada, Lombok Barat

Agama Islam

Pendidikan -

Pekerjaan -

Status Belum menikah

6

Page 7: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Kelurga An. S secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar

keluarga sebagai berikut:

Ikhtisar keluarga An. S:

Ket:

= Laki-Laki

= Perempuan

= Pasien

= Menikah

= Anak Angkat

III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA

Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan (tanggal

16 Mei 2013)

Usia BB/TB Keluhan Status gizi Tanda vital

Tn. I 32 th 60 kg/158 cm - BMI: 24

(normal)

TD: 110/60

N: 78 x/mnt

RR: 16 x/mnt

Temp: 36,0°C

Ny. A 28 th 55 kg/153 cm - BMI: 23,5

(normal)

TD: 120/80

N: 80x/mnt

7

Page 8: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

RR: 18x/mnt

Temp: 36,2°C

Pq. W 65 th 45kg/148 cm Kepala

pusing dan

sering sulit

tidur

BMI : 20,5

(normal)

TD : 100/60 mmHg

N: 80x/mnt

RR: 18x/mnt

Temp: 36,3°C

An. S 11

bulan

8,5kg/ Diare sejak

pagi,

sebelum

datang ke

Puskesmas

BMI/U : N :

RR:

Temp:

8

Page 9: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

A. IDENTITAS PASIEN

- Nama : By. M

- Umur : 11 bulan

- Jenis kelamin : Perempuan

- Alamat : Dusun Babakan, Desa Badrain, Narmada

- Suku : Sasak

- Agama : Islam

- Waktu Pemeriksaan : 14 Mei 2013

B. ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)

Keluhan utama:

Mencret

Riwayat perjalanan penyakit sekarang

Pasien dikeluhkan mengalami mencret sejak pagi, pukul 07.00 WITA. Mencret

dikeluhkan dengan frekuensi > 10 kali, dengan konsistensi cair tanpa ampas. Keluhan

mencret tidak disertai dengan ledir dan darah. Sejak timbulnya mencret pasien

dikeluhkan semakin lemas dan tampak kehausan sehingga pasien banyak minum susu

dan air putih. Keluhan demam disangkal oleh ibu pasien. Keluhan mual (-), muntah

(-). BAK normal dengan frekuensi 4-5 kali dalam sehari.

Riwayat penyakit dahulu

Ibu pasien mengaku anaknya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya,

dan baru kali ini diare seperti ini.

Riwayat penyakit keluarga

Tidak ditemukan anggota keluarga lain yang mengalami keluhan mencret seperti

pasien saat ini. Riwayat penyakit lain dalam keluarga disangkal.

9

Page 10: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Riwayat pengobatan

Pasien belum diberikan obat apapun oleh ibunya, hanya diberikan banyak minum di

rumah saja.

Riwayat Kehamilan, dan Persalinan

Ibu pasien hamil selama 9 bulan dan ini merupakan kehamilan yang ketiga.

Anak ini merupakan anak yang diharapkan karena sebelumnya pasangan ini

mempunyai 2 orang anak laki-laki. S

selama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami perdarahan maupun mengidap

penyakit lainnya. ANC dilakukan sebanyak 6 kali di posyandu dan 2x di

puskesmas. Konsumsi obat-obatan maupun jamu selama hamil (-). Pasien lahir

normal, langsung menangis, ditolong oleh bidan di puskesmas Narmada

dengan berat lahir 2500 gram.

Riwayat biru pada pasien (-), Riwayat kuning (-).

Riwayat keguguran (-), perdarahan selama kehamilan terdahulu (-).

Riwayat kontrasepsi: Ibu pasien menggunakan kontrasepsi spiral selama 7

tahun, kemudian kontrasepsi suntik tiap 3 bulan selama 1 tahun. Saat ini tidak

menggunakan kontrasepsi apapun.

Riwayat Imunisasi:

Pasien rutin diajak ke posyandu untuk imunisasi dan penimbangan berat badan.

A. Dasar : B. Ulangan

BCG (2 bulan)

Hepatitis (saat lahir)

Polio (2, 5, 6, dan 7 bulan)

DPT (5, 6, dan 7 bulan)

Campak (9 bulan)

Riwayat Nutrisi:

Pasien sejak usia 4 bulan sudah diberikan minum susu SGM, dikarenakan pasien

pisah dengan ibu kandungnya. Sejak umur 6 bulan pasien mulai diberikan bubur dan

10

Page 11: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

makanan yang lunak. Dan saat ini selain minum susu SGM, pasien sudah diberikan

makan nasi.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : CM

Tanda vital :

HR : 110 x/menit, irama teratur,kuat angkat

RR : 28 x/menit

t : 37,0 oC

BB : 8,5 kg

PB : 70 cm

Status gizi : BB/U : -2 SD sd +2 SD (gizi baik)

PB/U : -2 SD s/d +2 SD (Normal)

BB/PB: -2SD sd +2 SD (normal)

Status General :

Kepala :

- Ekspresi wajah : normal

- Bentuk dan ukuran : normal

- Rambut : normal

- Udema (-)

- Malar rash (-)

- Parese N VII (-)

Mata :

- Simetris

- Alis : normal

- Exopthalmus (-)

- Ptosis (-)

- Nystagmus (-)

- Strabismus (-)

- Udema palpebra (-)

- Mata cowong :-/-

- Konjungtiva : anemia (-/-), hiperemia (-)

11

Page 12: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

- Sclera : ikterus (-/-), hyperemia (-), pterygium (-)

- Pupil : isokor, bulat, miosis (-), midriasis (-)

- Kornea : normal

- Lensa : normal, katarak (-)

Telinga :

- Bentuk : normal,

- Lubang telinga : normal, secret (-)

- Nyeri tekan (-)

Hidung :

- Simetris, deviasi septum (-)

- Perdarahan (-), secret (-)

- Pernafasan cuping hidung (-)

Mulut :

- Simetris

- Bibir : sianosis (-)

- Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-)

- Lidah : glositis (-), atropi papil lidah (-)

Leher :

- Simetris (-)

- Kaku kuduk (-)

- Scrofuloderma (-)

- Pemb.KGB (-)

- Trakea : ditengah

- JVP : normal

- Pembesaran otot sternocleidomastoideus (-)

- Pembesaran thyroid (-)

Thorax :

Cor:

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Palpasi : iktus kordis teraba ICS 5 midklavikula sinistra

Perkusi : redup (+)

Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo:

12

Page 13: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Inspeksi : Bentuk simetris

Pergerakan simetris

Iga dan sela iga : retraksi (-), penggunaan otot bantu intercostal (-),

Pelebaran sela iga (–)

Pernafasan : frekuensi 28 x/menit, teratur

Palpasi : Pergerakan simetris

Fremitus raba dan vokal simetris

Provokasi nyeri (–)

Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru

Nyeri ketok (–)

Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+

Suara tambahan rhonki -/-

Suara tambahan wheezing -/-

Abdomen :

Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-)

Auskultas i:Peristaltik usus : meningkat

Palpasi : Turgor : normal

Tonus : normal

Nyeri tekan (-)

Hepar : tidak teraba

Lien : tidak teraba

Ginjal : tidak teraba

Perkusi : suara timpani

Inguinal-genitalia-anus : tidak diperiksa

Ekstremitas :

- Akral hangat : +/+

- Kulit normal

- Deformitas : (-)

- Sendi : dbn

- Edema: (-/-)

- Sianosis : (-)

- Kekuatan-tenaga : normal

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG : -

13

Page 14: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

D. DIAGNOSIS KERJA : Diare Akut Tanpa Dehidrasi

E. PENATALAKSANAAN

- Oralit 1 x tiap kali BAB

- Zink 1 x 1 tab

- Paracetamol syr. 4x3/4 cth k/p

F. PROGNOSIS

- Bonam

G. KIE

Konseling yang diberikan pada orang tua pasien:

1. Pasien akan belum perlu dirawat inap karena kondisinya masih baik dan derajat

kekurangan cairannya masih ringan. Namun, jika ada tanda-tanda seperti : BAB

semakin sering, muntah berulang, panas tinggi, kejang, penurunan kesadaran, tidak

mau makan dan minum, tidak membaik dalam 2 hari dan keadaan anak lemah agar

segera bawa kembali anak ke petugas kesehatan.

2. Pasien sebaiknya istirahat dan diberikan banyak minum serta minum obat secara

teratur.

3. Ibu pasien dinasehati agar memberikan oralit kepada anaknya dengan cara sedikit-

sedikit tapi sering

4. Ibu pasien dijelaskan cara pemberian Zink pada anak, dengan mengencerkannya

menggunakan air ± ½ gelas, dan diminumkan pada pasien sekali sehari serat

diberikan selama 10 hari walaupun diare pada anak sudah berhenti/sembuh.

5. Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat

- Agar ibu mengajari anaknya agar tidak bermain di tanah.

- Agar ibu merebus/merendam botol dot didalam air mendidih setiap kali selesai

digunakan.

- Agar ibu membiasakan diri mencuci tangan sebelum menyuapi anak.

- Agar ibu mencuci tangan sebelum menghidangkan makanan

- Agar makanan yang dihidangkan selalu ditutup agar tidak dihinggapi lalat

6. Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan demi mencegah kembali

terjadinya penyakit diare.

14

Page 15: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, dan EKONOMI

V.1 Keadaan Lingkungan

Keluarga By. S tinggal di dusun Babakan, Desa Badrain, Kecamatan Narmada,

Kabupaten Lombok Barat. Tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal mereka

sendiri sejak mulai menikah dengan ukuran bangunan 11 x 8 m² dan menghadap ke arah

barat. Bangunan rumah ini beratapkan genteng, memiliki plavon dengan lantai terbuat

dari keramik. Rumah berdinding tembok bata yang sudah dplester dan di cat dengan

warna hijau. Rumah ini terdiri atas 2 buah kamar, 1 ruang tamu menjadi satu dengan

ruang keluarga, 1 dapur menjadi satu dengan ruang makan, 1 ruang gudang, dan teras di

bagian depan. Kamar mandi pasien dan tempat cuci piring berada diluar rumah.

Lokasi rumah terletak ± 8 m dari jalan. Batas rumah pasien di bagian depan

adalah pekarangan rumah tangga, sebelah kanan adalah pekarangan rumah tetangga, di

sebelah kiri berbatasan tembok pekarangan rumah tetangga, dan sebelah belakang

berbatasan dengan rumah tetangga.

Kamar pertama merupakan kamar tidur Tn. I beserta Ny. A dan An. S, berukuran

3 m x 2,5 m, dengan 1 buah jendela kaca yang jarang dibuka namun selalu membuka

kordennya sehingga kamar tetap dimasuki sinar matahari. Di ruangan tersebut, terdapat

sebuah tempat tidur dengan kasur yang terbuat dari kapuk. Kamar kedua merupakan

kamar tidur Pq. W dengan 1 buah jendela yang juga jarang dibuka. Dapur rumah pasien

terletak di samping ruang tengah, berukuran 3 m x 2 m, terdapat beberapa ventilasi. Ny.

A memasak menggunakan kompor gas. Untuk keperluan minum, biasanya air yang

digunakan adalah air galon. Kebutuhan memasak dan mandi dan mencuci berasal dari air

PAM.

DENAH RUMAH DAN GAMBAR RUMAH

V.2. Sosial Ekonomi

Aq. I bekerja sebagai tukang listrik dan petani, ditambah dengan Iq. A yang

bekerja sebagai pedagang kios dengan penghasilan bersih kurang lebih sebesar Rp.

1.000.000,- s/d 1.500.000 ,- perbulan. Keluarga mengaku penghasilan yang ada sekarang

cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Aq. I biasanya memperbaiki listrik atau memasang

listrik apabila ada proyek, namun jika tidak ada proyek tersebut Aq.I bekerja disawah. Iq.

15

Page 16: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

A selain berjualan di kios rumahnya, berjualan pula di SD di pagi harinya. Untuk sarana

transportasi Tn. A menggunakan sepeda motor untuk bepergian. Dan untuk Iq. A sarana

transportasi menggunakan ojek atau terkadang diantar jemput oleh suaminya.

Ibu pasien biasanya mencuci peralatan bekas memasak dan alat-alat rumah tangga

lainnya di luar rumahnya. Dan ibu pasien biasanya hanya mencuci biasa dot pasien dan

apabila direndam, hanya menggunakan air hangat saja. Serta ibu memiliki kebiasaan yang

jarang cuci tangan menggunakan sabun setiap kali mempersiapkan makanan atau

menyuapi pasien saat makan, ibu pasien hanya sekedar membasahi tangannya dengan air

saja.

VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

VI.1.Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama (16 Mei

2013) terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa

masalah kesehatan dalam keluarga By. S. tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab

masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

No. Anggota

Keluarga

Masalah

Kesehatan

Kemungkinan Penyebab

Masalah Kesehatan

Keterangan

1. By.S

(anak ke-

1)

Diare 5 kali, nafsu

makan menurun

Dikarenakan ibu pasien

berjualan disaat pagi, pasien

diasuh oleh neneknya.

Pada usia 11 bulan ini, masih

dalam fase oral sehingga

apapun yang dipegang pasien

maka akan dimasukkan ke

dalam mulutnya.

Masalah

kesehatan

diketahui saat

kunjungan

pertama dan

kedua kerumah

pasien.

16

Page 17: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Nenek yang mengasuh pasien

sulit untuk menjaga pasien,

sehingga lebih banyak untuk

mendiamkannya mengambil

benda apapun dan dimasukkan

kedalam mulutnya.

Kebiasaan untuk mencuci

tangan setiap kali menyiapkan

makanan masih kurang

disadari oleh ibu pasien.

Kesadaran untuk mencuci

tangan anaknya setelah

bermainpun masih sangat

kurang.

2. Aq.I - - Saat kunjungan

rumah, tidak

ada keluhan

3. Iq. M - - Saat kunjungan

rumah, tidak

ada keluhan

3. Pq. W Kepala pusing dan

sulit untuk tidur.

Memiliki anak 9 yang

tempatnya berbeda-beda,

sehingga selalu dipikirkan

bagaimana keadaannya

masing-masing.

Kurang tidur yang

mengakibatkan papuq merasa

kepalanya pusing.

Masalah

kesehatan

diketahui saat

kunjungan

pertama dan

kedua kerumah

pasien.

17

Page 18: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

No. Anggota

Keluarga

Masalah

Kesehatan

Anggota

Keluarga

Rencana Upaya

Intervensi

Ket

1. By. S Diare Akut Memberikan KIE kepada keluarga

pasien terutama kepada orangtua,

mengenai penyakit diare meliputi

faktor resiko, tanda dan gejala, tanda

bahaya, pencegahan serta cara

penanggulangannya.

Penyuluhan mengenai PHBS kepada

keluarga pasien.

Menyarankan Ibu agar tidak membawa

serta By.M ke dapur ketika memasak.

Menyarankan Ibu menidurkan By.M di

tempat tidur atau jika ditidurkan di

lantai sebaiknya dibuatkan alas

tambahan yang tebal sehingga tidak

langsung bersentuhan dengan lantai

yang dingin.

Membuka jendela setiap pagi hingga

sore hari

Rutin membersihkan rumah

Menyarankan jika ada anggota

keluarga yang sakit agar tidak berada

di dekat By. S terlebih dahulu.

2. Pq. W Kepala pusing +

Sulit tidur

Memberikan KIE untuk lebih banyak

beristirahat dengan mengatur jadwal

tidur malam dan jangan terlalu

18

Page 19: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

stress/berfikir macam-macam.

Membiasakan pola hidup sehat dengan

mengkonsumsi makanan yang sehat

dan bergizi serta mengatur jadwal dan

pola makan, disarankan untuk

mengkonsumsi makanan yang cukup

mengandung kadar garam karena

makanan yang mengandung kadar

garam dapat meningkatkan tekanan

darah.

Menganjurkan untuk minum vitamin

atau suplement

Masalah dalam Keluarga:

Nilai Stress Dalam keluarga inti yang tinggal bersama pasien hanyalah kedua orang tuanya dan nenek pasien. Sehingga didalam rumah tidak terlalu sempit. Namun dalam keluarga besar dari Pq. W yang memiliki 8 orang anak yang tinggalnya berjauhan, dan bahkan ada yang kerja sebagai TKI. Hal tersebut yang mengusik fikiran nenek pasien, sehingga nenek mengeluhkan sulit tidur. Ketika Ny. A berjualan di rumah By. S (Pasien) dijaga oleh neneknya. Dikarenakan stress pada nenek sehingga ketika ibu pasien pergi berjualan, nenek tidak terlalu memperhatikan apa saja yang dimainkan oleh pasien dan yang dimasukkan ke dalam mulutnya. Ketika bermain nenek mengaku sangat sulit menjaga By. S sehingga terkadang nenek membiarkannya untuk bermain dengan benda apapun disekitarnya.

Nilai Fungsi berdasarkan fungsi keluarga menurut WHO yaitu fungsi biologis, memelihara dan merawat anggota keluarga. Dalam keluarga ini dikarenakan keseharinnya pasien sering bersama neneknya yang terkadang tidak memperhatikan hal-hal yang dilakukan pasien, sehingga dimungkinkan karena hal tersebut sebagai faktor resiko terjadinya diare.Selain itu pada usia pasien saat ini, normalnya dalam fase oral sehingga pasien akan selalu memasukkan kedalam mulutnya segala sesuatu yang dipegangnya. Dan hal tersebut dimungkinkan pula menjadi salah satu faktor resiko terjadinya diare.

Nilai Lingkungan Pemecahan Masalah Perilaku Kesehatan Keluarga

19

Page 20: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Nilai Keluarga terhadap Pelayanan Kesehatan

VI.3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga By.S adalah bila

terdapat anggota keluarga yang sakit, diobati dengan obat warung terlebih dahulu.

Selama ini menurut Ny. A (ibu pasien), masalah kesehatan sehari-hari diatasi

dengan obat warung, namun bila penyakit pada keluarga tersebut tidak membaik

dalam 1 hari, barulah kemudian mereka mencari pengobatan ke puskesmas atau

polindes didesanya.

VII.2. Diagnostik Holistik

Aspek Personal

Pasien dikeluhkan mencret sejak pagi hari sebelum ke Puskesmas. Frekuensi BAB > 7 kali

dalam sehari, dengan konsistensi lembek (air > ampas). Ibu pasien mengatkan tidak ada lendir

maupun darah pada BAB pasien. Menurut Ibu semenjak sakit nafsu makan pasien menurun

sehingga pasien terlihat lemas. Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar pasien dapat

segera sembuh dan dapat dapat bermain kembali seperti biasanya.

Aspek Klinik

Diare akut tanpa dehidrasi

Aspek Risiko Internal

Pasien merupakan bayi perempuan berusia 11 bulan. Pada usia tersebut pasien termasuk

dalam usia yang rentan untuk mengalami penyakit terutama penyakit infeksi. Hal ini

disebabkan karena pada usia bayi daya tahan tubuhnya belum terbentuk secara sempurna

sehingga akan mudah untuk terserang penyakit. Selain itu pada usia 11 bulan ini merupakan

fase oral dimana pasien akan memasukkan apapun benda yang dipegangnya ke dalam

mulutnya, sehingga mudahnya masuk kuman yang menyebabkan diare pada pasien.

Aspek Psikososial keluarga

20

Page 21: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Kurangnya pengetahuan pengasuh dan keluarga mengenai Diare, serta faktor resiko dan

pencegahannya. Kurangnya pengetahuan pengasuh dan keluarga mengenai cara merawat bayi

yang baik dan benar serta kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat, dan

prilaku hidup bersih dan sehat.

Derajat fungsional : 1

VII.3. Rencana Penatalaksanaan Pasien

No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran WaktuHasil yang

diharapkan

1. Aspek personal Evaluasi: Keluhan, harapan, dan

kekhawatiran pasienIntervensi: Edukasi kepadaIbu

pasien dan keluarga mengenai Diare, bagaimana penularannya, dan apa bahayanya bila tidak diobati.

Edukasi keluarga mengenai cara merawat bayi dengan benar

Semua keluarga pasien

1 minggu

Keluarga pasien dapat mengetahui mengenai Diare

Keluarga dan pengasuh dapat mengetahui cara merawat bayi dengan benar.

Keluarga dan pengasuh dapat mengetahaui pentingnya hidup bersih dan sehat serta dapat menerapkannya.

21

Page 22: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Memberikan informasi mengenai PHBS

2. Aspek klinik

Diare akut tanpa dehidrasi

Evaluasi:- Pemantauan perbaikan

kondisi klinis pasien- Keteraturan dalam

pemberian asupan cairan dari ibu kepada pasien

- Keteraturan dalam pemberian obat

- Pemantauan pola asuh dan pemberian susu kepada pasien.

Terapi: Non Farmakologis:

Memberikan makanan yang sehat kepada pasien

Menjaga kebersihan pengasuh serta bayi

Farmakologis : Oralit Zink 1x1

selama 10 hari

Menjelaskan tentang Diare,bagaimana penularannya, apa bahayanya bila tidak diobati serta cara pencegahannya

Pentingnya terapi non farmakologi

Keluarga pasien

1 minggu

Perbaikan kondisi klinis pasien

Pemberian asupan cairan yang benar

Seluruh keluarga teratur dan disiplin dalam pemberian obat pasien

Dapat mencegah komplikasi

Cara merawat bayi dan pola pengasuhan yang benar

Dilakukan kontrol kesehatan secara teratur

3. Aspek Resiko Internal

Edukasi: Mengenai keadaan

semua keluarga

1 minggu

Seluruh keluarga pasien

22

Page 23: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

kesehatan pada usia tersebut

Pentingnya status Gizi bayi dan balita dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya

Aspek perilaku pengasuh dan keluarga serta aspek lingkungan memiliki peranan penting terhadap terjadinya penyakit

pasien mengerti bahwa usia pasien merupakan usia rentan terkena penyakit.

4. Aspek psikososial

Kurangnya pengetahuan mengenai diare

Kurangnya pengetahuan tentang cara merawat balita dengan benar.

Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat, dan prilaku hidup bersih dan sehat

Edukasi:- Mengenai Diare, faktor

resiko timbulnya Diare, pencegahan serta tatalaksana dan bahaya Diare yang tidak tertangani

- Memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara merawat bayi dengan baik dan benar

- Edukasi mengenai pentingnya PHBS

Seluruh keluarga pasien

4 hari Seluruh keluarga pasien mengerti dan mampu memahami mengenai diare

Seluruh keluarga mengetahui cara merawat balita dengan benar

Seluruh

keluarga pasien

dapat menerapkan

PHBS di rumah

VII.4. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya

Kunjungan pertama

(16-05-2013)

Evaluasi:

Apa saja keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status

kesehatan keluarga secara umum

Melakukan evaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien, keteraturan meminum obat (zink dan oralit) yang diberikan saat pulang dari

23

Page 24: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

puskesmas dan mengenai pola asuh kepada pasien, bagaimana PHBS keluarga pasien, serta faktor resiko terjadinya diare pada pasien

Hasil : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, anggota keluarga pasien yang memiliki

masalah kesehatan ada 1 orang yaitu nenek pasien. Nenek pasien (Pq.W) saat kunjungan pertama mengalami sering pusing dan sulit untuk tidur. Sehingga badan terasa lemas.

Pasien meminum obat yang telah diberikan oleh pihak puskesmas (zink dan oralit) sejak pulang ke rumah.

Pola pengasuhan pada pasien masih kurang baik yaitu :- Tidak mencuci tangan dengan sabun ketika akan memegang pasien

setelah ibu bekerja- Tidak segera mengganti setiap pakaian yang basah dengan pakaian yang

bersih dan kering- Dot yang sudah selesai digunakan jarang untuk dibersihkan

menggunakan air panas, bahkan tidak pernah direbus didalam air mendidih, hanya menggunakan air biasa dan di rendam dalam air hangat.

- Tidak membuang makanan yang telah jatuh ke lantai dari pegangan pasien

- Membiarkan anak bermain di tanah kemudian tidak menggantikan baju serta membersihkan pasien setelah main di tanah.

- Tidak melarang pasien untuk tidak menghidap barang-barang atau mainan yang dipegangnya.

Mengenai prilaku hidup bersih dan sehat keluarga pasien :- Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai di

balik pintu kamar.

- Keluarga pasien jarang membuka pintu setiap pagi untuk sirkulasi udara

dan jarang membersihkan rumahnya.

- Keluarga masih tidak mencuci tangan pakai sabun.

- Keluarga membuang sampah yang berjarak ± 6 meter dari rumahnya

dan hanya meletakkan sampah begitu saja

Keluarga pasien masih belum mengetahui mengenai penyakit Diare, faktor

resiko, pencegahan, dan mengenali tanda bahaya penyakit tersebut pada bayi

Intervensi:

24

Page 25: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Penyuluhan tentang cara merawat balita dengan baik dan benar kepada ibu dan nenek pasien: Cara mencuci tangan yang baik serta harus memakai sabun Menyarankan untuk segera mengganti setiap pakaian yang basah dengan

pakaian yang bersih dan kering. Menyarankan untuk membuang makanan yang telah jatuh ke lantai agar

tidak dikonsumsi kembali oleh pasien Menyarankan agar tidak membiarkan anak bermain ditanah Menjaga anak untuk tidak memasukkan barang-barang kotor yang

dipegangnya ke dalam mulut. Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara personal

hygiene maupun lingkungan kepada pengasuh dan keluarga: Menyarankan untuk tidak menggantung baju-baju yang sudah terpakai

dibalik pintu kamar karena dapat menjadi sarang nyamuk.

Membuka pintu rumah tiap pagi hari agar sirkulasi dirumah baik.

Menjaga kebersihan rumah dan perabotan dapur yang ada diteras rumah

dengan kain.

Mengajarkan ibu cara untuk merebus dan merendam dot dengan

menggunakan air mendidih.

Memberikan informasi mengenai saat penting cuci tangan pakai sabun.

Mengajarkan kepada ibu dan keluarga mengenai mencuci tangan yang benar.

Pengelolaan sampah

Kunjungan kedua

(19-05-2013)

Evaluasi:

Kondisi klinis pasien Evaluasi dari intervensi sebelumnya

Hasil: Kondisi pasien membaik, pasien sudah tidak mencret lagi. Pasien sudah habis meminum obat yang telah diberikan oleh pihak

puskesmas (zink dan oralit) Nenek masih mengeluhkan sulit tidur. Pola pengasuhan pasien masih kurang baik yaitu :

- Mainan atau barang-barang yang dimainkan tidak diperhatikan oleh ibu pasien, sehingga dengam mudah masuk ke dalam mulutnya.

- Makanan yang telah jatuh tidak diperhatikan oleh ibu pasien.

25

Page 26: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

- Ibu masih belum memperhatikan untuk mencuci tangan sebelum memasak dan mempersiapkan makanan.

Evaluasi PHBS :

- Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai

dibalik pintu kamar .

- Keluarga pasien jarang membersihkan rumahnya.

- Keluarga pasien tetap membuang sampah sekitar rumah.

Intervensi:

Melakukan edukasi mengenai :

pola asuh dan cara perawatan bayi dengan benar

Edukasi kepada pengasuh dan keluarga tentang PHBSKunjungan ketiga

(21-05-2013)

Evaluasi:

Pasien sudah tidak mencret lagi Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit atau keluhan

Evaluasi PHBS :

Keluarga pasien telah meletakan pakaian dengan tertata rapi, dilipat, dan

diletakan kedalam keranjang pakaian

Rumah sudah di bersihkan dan lebih tertata rapi di bandingkan saat kunjungan

pertama dan kedua

Keluarga pasien tetap BAB di selokan sekitar rumah karena warga sekitar

rumah pasien tidak memiliki jamban, akan tetapi sekarang setelah BAB

keluarga pasien selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

Keluarga pasien tetap membuang sampah di sekitar rumah.

26