laporan hepatitis

24
LAPORAN PBL SISTEM PENCERNAAN “HEPATITIS” DISUSUN OLEH : 1. Agri Surya Riantama (1302007) 2. Amanda Dea Azaria (1302011) 3. Anggraini Ninda Puspitasari (1302013) 4. Bunga Christy (1302024) 5. Edo Pangamiano (13020…..) 6. Hilaria Windy Sastifera (1302053) 7. Novita Dwi Ardiyani (1202106) 8. Sabinus Pamrasjantoko (1302108) 9. Santa Isana .P (1302109) 10. Selly Ruth D. Br Sidabalok (1302110) 11. Yuni Kartika Sari (1302144) 12. Yusi Eka Pratiwi (1302146) 13. Tri Jayantie (100xxxx)

Upload: bungachristyprabowoii

Post on 07-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Hasil Kerja Study Kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Hepatitis

LAPORAN PBL SISTEM PENCERNAAN

“HEPATITIS”

DISUSUN OLEH :

1. Agri Surya Riantama (1302007)

2. Amanda Dea Azaria (1302011)

3. Anggraini Ninda Puspitasari (1302013)

4. Bunga Christy (1302024)

5. Edo Pangamiano (13020…..)

6. Hilaria Windy Sastifera (1302053)

7. Novita Dwi Ardiyani (1202106)

8. Sabinus Pamrasjantoko (1302108)

9. Santa Isana .P (1302109)

10. Selly Ruth D. Br Sidabalok (1302110)

11. Yuni Kartika Sari (1302144)

12. Yusi Eka Pratiwi (1302146)

13. Tri Jayantie (100xxxx)

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

2013 – 2014

Page 2: Laporan Hepatitis

HEPATITIS

TEORI MEDIS

A. Definisi

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar

terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. (Ester monika, 2002 :

93).

Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hepatitis virus

adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dn

inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta

seluler yang khas. (Brunner & Suddarth, 2002 : 1169)

B. Anatomi Fisiologi

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, rata-rata sekitar 1500 gr, atau

2,5% berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ plastis lunak yang

tercetak oleh struktur sekitarnya. Permukaan superior adalah cembung dan terletak di

bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri. Bagian bawah hati adalah cekung

dan merupakan atap ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus

utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh

fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat di luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen

medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum

falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen. Permukaan hati

diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang

melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan lipatan

peritoneum membantu menyokong hati. Dibawah peritoneum terdapat jaringan

penyambung padat yang dinamakan kapsul glisson, yang meliputi seluruh permukaan

organ ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri

Page 3: Laporan Hepatitis

ke dalam massa hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika,

dan saluran empedu.

Struktur mikroskopik :

Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus, yang

merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ (gambar). Setiap lobulus merupakan

badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus,

tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-

kapiler yang dinamakan sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteri hepatika.

Tidak seperti kapiler lain, sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel kuffer. Sel kuffer

merupakan sistem monosit-makrofag yang lebih banyak daripada yang terdapat dalam

hati, jadi hati merupakan salah satu organ utama sebagai pertahanan terhadap invasi

bakteri dan agen toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan arteria hepatica yang

melingkari bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran empedu yang sangat kecil

yang dinamakan kanalikuli (tidak tampak), berjalan di tengah-tengah lempengan sel hati.

Empedu yang dibentuk dalam hepatosit dieksresi ke dalam kanalikuli yang bersatu

membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar, hingga menjadi saluran

empedu yang besar (duktus koledokus).

Vena porta menerima aliran darah dari saluran limpa dan pankreas. Darah vena porta ini

berbeda dengan darah vena lain karena :

-          Tekanan sedikit lebih tinggi.

-          Oksigen lebih tinggi, karena aliran darah di daerah splanknikus ini relatif lebih

banyak.

-          Mengandung lebih banyak zat makanan.

-          Mengandung lebih banyak sisa-sisa bakteri dari saluran pencernaan.

Volume total darah yang melalui hati 100 – 1500 ml tiap menit dan dialirkan melalui

vena hepatica kanan dan kiri yang mengosongkannya ke vena kava inverior.

Page 4: Laporan Hepatitis

C. Etiologi

Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan

insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.

1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :

a)      Hepatitis A (HAV)

b)      Hepatitis B (HBV)

c)      Hepatitis C (HCV)

d)     Hepatitis D (HDV)

e)      Hepatitis E (HEV)

Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan

virus DNA

2.      Hepatitis non virus yaitu :

a)      Alkohol

Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.

b)      Obat-obatan

Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis

akut.

c)      Bahan Beracun (Hepatotoksik)

d)     Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)

D. Epidemiologi :

Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga

ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis

menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000 orang

meninggal dunia akibat hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar

Page 5: Laporan Hepatitis

10-15 persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi,

kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak

menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi

penting.

E. Klasifikasi

1. Hepatitis A

Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-

fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan

infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh

berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis.

Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.

2. Hepatitis B

Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau

hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi

darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat

yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan,

pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang

terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan pasien

hemodialisa. Masa inkubasi  mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul

gejala klinis.

3. Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi

hepatitis yang ditularkan  melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan

cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang

Page 6: Laporan Hepatitis

paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk

darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan  dan keamanan

masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.

4. Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah.

Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap infeksi

kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi  hanya bila individu telah mempunyai

HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi

adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya

individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum diketahui secara

pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati,

dan kematian

5. Hepatitis E

Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan

tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau

perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling

sering pada dewasa muda hingga pertengahan.

6. Kemungkinan hepatitis F dan G

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum

sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis

G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau

Page 7: Laporan Hepatitis

C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui

transfusi darah jarum suntik.

F. Patofisiologi

Yaitu perubahan morfologi yang terjadi pada hati, seringkali mirip untuk berbagai virus

yang berlainan. Pada kasus yang klasik, hati tampaknya berukuran basar dan berwarna

normal, namun kadang-kadang ada edema, membesar dan pada palpasi “terasa nyeri di

tepian”. Secara histologi. Terjadi kekacauan susunan hepatoselular, cedera dan nekrosis

sel hati dalam berbagai derajat, dan peradangan periportal. Perubahan ini bersifat

reversibel sempurna, bila fase akut penyakit mereda. Namun pada beberapa kasus

nekrosis, nekrosissubmasif atau masif dapat menyebabkan gagal hati fulminan dan

kematian (Price dan Daniel, 2005: 485).

Page 9: Laporan Hepatitis

G. Manifestasi klinis

Terdapat tiga stadium :

a. Stadium pre ikterik

Berlangsung selama 4 – 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual,

muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.

b. Stadium ikterik

Berlangsung selama 3 – 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian

pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien masih lemah, anoreksia

dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda, hati membesar dan

nyeri tekan.

c. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)

Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-

anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena

penyebab yang biasa berbeda.

H. Pemeriksaan Penunjang

Pemerikasaan laboratorium untuk deteksi hepatitis Pemeriksaan laboratorium

pada pasien yang diduga mengidap hepatitis dilakukan untuk memastikan diagnosis,

mengetahui penyebab hepatitis dan menilai fungsi organ hati (liver). Pemeriksaan

laboratorium untuk mendeteksi hepatitis terdiri dari atas tes serologi dan tes biokimia

hati,diantaranya:

Tes fungsi hati : abnormal (4-10 kali dari normal). Catatan : merupakan batasan

nilai untuk membedakan hepatitis virus dengan nonvirus

AST(SGOT atau ALT(SGPT) : awalnya meningkat. Dapat meningkat satu sampai

dua minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun

Pemeriksaan darah lengkap : Leucopenia, trombositopenia mungkin ada

(splenomegali), lekositosis, monositosis, limfosit atipikal, Albumin serum : menurun dan

sel plasma

Fesses : warna tanak liat, steatorea (penurunan fungsi hati)

Page 10: Laporan Hepatitis

Anti-HAV IGM : Positif pada tipe A

HBSAG : dapat positif (tipe B) atau negative (tipe A). catatan : merupakan

diagnostic sebelum terjadi gejala kinik

Tes eksresi BSP : kadar darah meningkat

Biopsi hati : menentukan diagnosis dan luasnya nekrosis

Scan hati : membantu dalam perkiraan beratnya ketrusakan parenkim

Urinalisa : peninggian kadar bilirubin;protein/hematuria dapat terjadi

I. Penatalaksanaana. Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran

yang lazim.b. Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila

pasien terus-menerus muntah.

c. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati

kembali normal.

d.   Terapi sesuai instruksi dokter.

e.   Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan.

f.   Alat-alat makan disterilkan.

g.   Alat-alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan antis

J. KomplikasiSirosis dan Kanker Hati Di antara semua jenis virus ini, virus hepatitis B dan C

merupakan penyebab infeksi hati menahun (kronik) dan dapat berakhir pada sebagai tempat berkembang biak. Ketika tubuh menyerang virus ini dengan mengirim limfosit (sejenis sel darah putih) ke hati, terjadilah  peradangan. Peradangan ini adalah respons yang normal terhadap infeksi.

Namun,  b i l a ha l i t u t e ru s be r l angsung , z a t - za t k imia yang d ike lua rkan l imfos i t dapa t menyebabkan kerusakan sel hati. Jika sel hati rusak, maka tidak dapat berfungsi dengan baik dan mati.

Beberapa dari sel hati ini dapat tumbuh kembali, tetapi perusakan yang parah dapat berakibat pada terjadinya fibrosis (terbentuknya jaringan parut pada hati). Fibrosis menyebabkan kemunduran semua fungsi hati .

Page 11: Laporan Hepatitis

Bila diteruskan, jaringan parut akan mengeras dan menggantikan sebagian be sa r s e l ha t i yang no rma l . Kond i s i i n i d i s ebu t s i r o s i s—is t i l ah med i s un tuk    pengerasan hati.

Bila seseorang mengalami sirosis, itu berarti bahwa sebagian   b e s a r h a t i n y a t e l a h r u s a k d a n t i d a k b i s a b e r f u n g s i l a g i d e n g a n n o r m a l . Sirosis bisa sangat berbahaya bila tidak ditangani dengan benar dan bias t i dak t e rde t eks i h ingga be r t ahun t ahun l amanya . Sebag i an be sa r o r ang yang t e r i n f eks i hepa t i t i s t i dak menun jukkan ge j a l a s eh ingga d i s ebu t s ebaga i s i l en t disease. Padahal, jika tidak ditangani dengan baik, sekitar 15-20 tahun mendatang b i s a menyebabkan ke l a inan ha t i s e r i u s s epe r t i s i r o s i s dan j uga kanke r ha t i . Sebagian besar penderita hepatitis baru mengetahui jika dirinya terinfeksi saat melakukan pemeriksaan kesehatan (medical chek up) atau saat mau donor darah.

K. Pencegahan

Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan pada

pencegahan diataranya sebagai berikut :

a.       Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan

dan pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi

misalnya pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati-hati

dalam menangani peralatan parenteral tersebut.

b.      Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akut.

c.       Pelihara personal hygiene dan lingkungan.

d.      Gunakan alat-alat disposible untuk suntik.

e.       Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan.

L. Prognosis

Hepatitis A biasanya mempunyai prognosis baik kecuali yang fulminan, sedangkan hepatitis B prognosisnya semakin buruk bila infeksi terjadi semakin dini dan dikatakan mempunyai mortalitas tertinggi. Pasien yang agak tua atau kesehatan umumnya jelek mempunyai prognosis jelek.

Page 12: Laporan Hepatitis

ASUHAN KEPERAWATAN

1. POLA PENGKAJIAN a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

b. Pola nutrisi dan metabolicMakan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan Mual muntah.Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc

c. Pola eliminasiBAK : urine warna gelap,encer seperti tehBAB : Diare feses warna tanah liat

d. Pola aktivitas dan latihanPasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai di atas tempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya,

e. Pola istirahat tidurPasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen, mialgia, atralgia, sakit kepala dan puritus.

f. Pola persepsi sensori dan kognitifPasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat

g. Pola hubungan dengan orang lainPasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.

h. Pola reproduksi / seksualpola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh homoseksual aktif/biseksual pada wanita).

i. Pola persepsi diri dan konsep diriPasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi

j. Pola mekanisme kopingPasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis kesakitan

k. Pola nilai kepercayaan / keyakinanPasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan cobaan dari Allah SWT.

2. DIAGNOSAa. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d pembekakan heparb. Nutrisi Kurang dari kebutuhan b.d anoreksiac. Hipertermi b.d infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.

3. NOC NICa. NOC : TTV normal

Page 13: Laporan Hepatitis

Pasien megungkapkan rasa nyeri berkurangSkala nyeri 0-3

NIC : mengobservasi TTVAjarkan teknik managemant nyeriInformasikan tentang penyebab nyeriKolaborasi dengan analgetik yang tidak mengandung efek hepatotoksi

b. NOC : Nafsu makan meningkataPorsi makan habisPasien tidak lemasBB naik

NIC : Awasi pemasukan jumlah kaloriAnjurkan makan pada porsi duduk tegakInformasikan tentang makanan yang dikonsumsiKolaborasi konsul dengan ahli gizi untuk memberikan diet yang sesuai

c. NOC :Klien tidak mengeluh panasSuhu normal pasien 36,5- 37,5

NIC : Kaji adanya keluhan tanda-tanda peningkatan suhuMemberikan kompres hangatBerikan penyuluhan kepada keluarag dan pasien tentang pemberian kompres hangatAnjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat.

Page 14: Laporan Hepatitis

KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

Pengkajian fungsional Gordon

a)      Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada

keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan

terdekat.

b)      Pola nutrisi dan metabolik

Page 15: Laporan Hepatitis

Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan

Mual muntah .

c)      Pola eliminasi

BAK : urine warna gelap,encer seperti teh

BAB : Diare feses warna tanah liat

d)     Pola aktivitas dan latihan

Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, lemah terkulai di

atas tempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan bantuan orang lain

untuk memenuhi kebutuhan dasarnya,

e)      Pola istirahat tidur

Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada

abdomen, mialgia, atralgia, sakit kepala dan puritus.

f)       Pola persepsi sensori dan kognitif

Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat

g)      Pola hubungan dengan orang lain

Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat

kondisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.

h)      Pola reproduksi / seksual

pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh homoseksual

aktif/biseksual pada wanita).

i)        Pola persepsi diri dan konsep diri

Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini

lagi

Page 16: Laporan Hepatitis

j)        Pola mekanisme koping

Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan

meringis kesakitan

k)      Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Pasien mendekatkan diri pada Allah SWT.

SAP (BELUM)

Issue Legal Etik

Dalam pemberian pelayanan kesehatan, sebagai perawat kita tidak boleh membeda-

bedakan status social pasien. Perawat harus menerapkan prinsip justice. Selain itu

perawat juga harus menerapkan prinsip otonomi dimana harus menghargai penolakan

klien atas tindakan yang akan dilakukan.

Advokasi

Kita tetap menghargai keputusan klien, akan tetapi kita juga perlu menjelaskan apa

macam-macam pemeriksaan. Usahakan klien mendapat pelayanan yang terbaik, inform

concern juga perlu menjadi koreksi agar semua pihak tidak dirugikan. Usahakan klien

mendapat jamkesmas, jamkaskin, askin.

Page 17: Laporan Hepatitis

DAFTAR PUSTAKA

Susan, Stillwell. 2011. Pedoman Keperawatan Kritis. Ed.3. Jakarta : EGC

Marelli, T.M. 2007. Buku Dokumentasi Keperawatan,Ed.3. Jakarta : EGC

Fix Brenda, Jones Janice. 2009. Seri Panduan Klinis : Perawatan Klinis. Jakarta : Penerbit

Erlangga

Slonane ethal. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC

Mutaqin Ariff. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan System

Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika