laporan fistum 2
TRANSCRIPT
7/21/2019 laporan fistum 2
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fistum-2 1/3
III. HASIL PENGAMATAN
Tabel pengamatan sebelum perendaman dalam larutan sukrosa
NoPanjang potongan silinder kentang
0.0 M 0.2M 0.4M 0.6M 0.8M 1.0M
1 0.4 0.6 0.6 0.5 0.7 0.7
2 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.9
3 0.7 0.7 0.6 0.7 0.5 0.64 0.5 0.7 0.6 0.7 0.7 0.5
Rata-rata 0.57 0.67 0.62 0.65 0.65 0.67
Tabel pengamatan sebelum perendaman dalam larutan sukrosa
No Panjang potongan silinder kentang
0.0 M 0.2M 0.4M 0.6M 0.8M 1.0M
1 0.7 0.6 0.7 0.7 0.7 0.6
2 0.7 0.6 0.7 0.7 0.6 0.6
3 0.7 0.7 0.6 0.7 0.7 0.6
4 0.7 0.7 0.6 0.6 0.7 0.6
Rata-rata 2,8 2,6 2,6 2,7 2,7 2,4
00.5
1
1.5
2
2.5
0,0M 0,2M 0,4M 0.6M 0.8M 1,0 M
Selisih penurunan berat kentang
Selisih penurunan berat kentang
Farchatul Himmah
1127020019
Biologi IV A
7/21/2019 laporan fistum 2
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fistum-2 2/3
0,0 M 0,2 M 0, 4M 0,6 M
0,8 M 1,0 M
IV. PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini praktikan telah mempraktikumkan tentang pengukuran
potensial osmosis dan potensial jaringan untuk mengetahui nilai PA. Bahan yang
digunakan yaitu umbi kentang yang dibuat silender dengan ukuran panjang 3 cm
sebanyak 24 buah yang dimasukan dalam larutan sukrosa pada konsentrasi 0,0 M; 0,2
M; 0,4 M; 0,8 M; dan 1,0 M disimpan selama 2 jam.
Didapatkan hasil bahwa pada tiap perlakuan konsentrasi larutan sukrosa
terjadi perubahan volume umbi sebelum dan sesudahnya. Hal ini berarti ada sebagian
molekul air yang berpindah ke dalam potongan kentang selama kentang direndam di
dalam air. Dalam hal ini, konsentrasi air dalam pelarut (air murni) adalah 100%,
sedangkan konsentrasi air dalam potongan kentang kurang dari 100%. Akibat
perbedaan konsentrasi tersebut, molekul air berpindah dari zat pelarut (air) ke dalam
potongan kentang melalui suatu membran. Perpindahan molekul zat dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi tinggi disebut osmosis. Perubahan volume ini dikarenakan air
7/21/2019 laporan fistum 2
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-fistum-2 3/3
bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel kentang. Akibat perbedaan
konsentrasi tersebut molekul air dari potongan kentang (hipertonis) (kandungan
solutenya lebih tinggi dari pada sekelilingnya) berpindah ke larutan gula lebih rendah
(hipotonis). Semakin besar konsentrasi larutan sukrosanya, maka kekurangan berat
yang dialami oleh potongan kentang itu akan semakin besar dan cepat karena
perbedaan konsentrasi zat semakin besar. Hal tersebut mengakibatkan air semakin
cepat berpindah dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Sehingga panjang
silinder umbi kentang semakin berkurang (Sasmita, dkk.,1996).
Pada larutan konsentrasi sukrosa 0,0M; tidak ada perubahan volume sebelum
dan sesudah perendaman karena tidak ada gradient konsentrasi larutan yang memiliki
konsentrasi sama dengan konsentrasi larutan dalam sel disebut larutan isotonis. Hal
ini dikarenakan akuades terutama yang memiliki konsentrasi 0 M memiliki potensial
air yang paling besar. Ini dikarenakan tidak adanya zat terlarut pada akuades tersebut.
Sehingga apabila irisan kentang dimasukkan kedalamnya, otomatis air akuades yang
berpotensial tinggi akan masuk kedalam kentang yang memiliki potensial yang jauh
lebih besar hal ini menyebabkan pada saat ditimbang kembali setelah direndam 2 jam
V. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan volume kentang sebelum dan
sesudah direndam dalam larutan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda-beda.
Semakin besar konsentrasi larutan maka semakin menyusut volume larutan. Apabila
konsentrasi larutan tinggi maka potensial osmotik rendah dan potensial airnya tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Sasmita, Drajat dan Arbasyah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press.
Bandung.