laporan bengkel beton

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah campuran dari agregat (kasar dan halus), semen, air, dan bahan admixture (jika diperlukan). Setelah mengeras, beton mempunyai sifat menahan gaya tekan sampai batas yang ditentukan dan tidak mampu menahan gaya tarik. Sehingga diperlukan tulangan di dalam beton agar beton mampu menahan gaya tekan sekaligus gaya tarik. Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil struktur beton digunakan untuk bangunan pondasi, kolom, balok, pelat ataupun pelat cangkang. Dalam teknik sipil hidro, beton digunakan untuk bangunan air seperti bendung, bendungan, saluran, dan drainase perkotaan. Beton juga digunakan dalam teknik sipil transportasi untuk pekerjaan rigid pavement (lapis keras permukaan kaku), saluran samping, gorong-gorong, dan lainnya. Dalam pembuatan beton bertulang ini kita harus mempunyai perencanaan agar hasilnya nanti sesuai dengan apa yang kita harapkan dan terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat dari beton tersebut sebelum kita membuatnya dengan cara menguji beton tersebut di laboratorium maupun dilapangan, agar dalam pemakaiannya mempunyai daya tahan yang kuat dan bias bertahan lama sesuai dengan fungsinya. 1

Upload: jparagosho

Post on 14-Jun-2015

2.271 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan bengkel beton

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beton adalah campuran dari agregat (kasar dan halus), semen, air, dan bahan

admixture (jika diperlukan). Setelah mengeras, beton mempunyai sifat menahan gaya

tekan sampai batas yang ditentukan dan tidak mampu menahan gaya tarik. Sehingga

diperlukan tulangan di dalam beton agar beton mampu menahan gaya tekan sekaligus

gaya tarik.

Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, dapat

dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil struktur beton digunakan untuk

bangunan pondasi, kolom, balok, pelat ataupun pelat cangkang.

Dalam teknik sipil hidro, beton digunakan untuk bangunan air seperti bendung,

bendungan, saluran, dan drainase perkotaan. Beton juga digunakan dalam teknik sipil

transportasi untuk pekerjaan rigid pavement (lapis keras permukaan kaku), saluran

samping, gorong-gorong, dan lainnya.

Dalam pembuatan beton bertulang ini kita harus mempunyai perencanaan agar

hasilnya nanti sesuai dengan apa yang kita harapkan dan terlebih dahulu mengetahui

sifat-sifat dari beton tersebut sebelum kita membuatnya dengan cara menguji beton

tersebut di laboratorium maupun dilapangan, agar dalam pemakaiannya mempunyai

daya tahan yang kuat dan bias bertahan lama sesuai dengan fungsinya.

Pada praktek beton kali ini para mahasiswa diajarkan bagaimana merencanakan,

membuat, dan mengaplikasikan beton maupun tulangannya dalam kerja lapangan

sehingga diharapkan para mahasiswa akan menjadi tenaga profesional dalam bidang

sipil untuk pengerjaan–pengerjaan bangunan dalam jenis apa pun.

1

Page 2: laporan bengkel beton

1.2. Maksud dan Tujuan

Pelaksanaan praktek kerja beton ini mempunyai peranan yang cukup besar bagi

mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang yaitu agar mahasiswa dapat

memahami dan menerapkan :

Dasar teori tentang konsruksi beton dan aplikasinya di lapangan yang meliputi

penulangan dan pengecoran.

Perencanaan dan analisa perhitungan dalam praktek kerja.

Keselamatan kerja, efisiensi waktu, kebutuhan bahan, dan peralatan serta kedisiplinan

dalam bekerja.

Cara-cara pengamanan dan pengawetan beton precast.

Cara-cara pengecoran yang tepat.

Pemecahan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan praktek.

1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan praktek kerja beton ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu pembuatan

tulangan dan pengecoran ( Pembetonan ). Untuk pembuatan tulangan meliputi :

Latihan dasar ( pembengkokan dan pembuatan beugel )

Penulangn balok

Penulangan kolom

Penulangan pondasi telapak

Penulangan plat lantai

Penulangan penutup drainase

Pengecoran (pembetonan)

Finishing

BAB II

2

Page 3: laporan bengkel beton

DASAR TEORI

2.1 Pengertian

Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi

tarik, kuat tariknya bervariasi dari 8 sampai 14 persen dari kuat tekannnya. Karena rendahnya

kapasitas tarik tersebut, maka retak lentur terjadi pada taraf pembebanan yang masih rendah.

Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak tersebut, maka dipasang tulangan.

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen

hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture

atau additive).

2.2 Karakteristik beton yang baik

• Kepadatan

Sepadat mungkin terisi oleh agregat dan pasta semen.

• Kekuatan

Beton harus mempunyai kekuatan dan daya tahan internal terhadap berbagai jenis

kegagalan.

• Faktor Air Semen

Faktor air harus terkontrol sehingga memenuhi persyaratan kekuatan beton yang

direncanakan.

• Tekstur

Permukaan beton ekspos harus mempunyai krapatan dan kekerasan tekstur yang tahan

segala cuaca.

2.3 Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas beton

1. kualitas semen

2. proporsi semen terhadap air dalam campurannya

3. kekuatan dan kebersihan agregat

4. interaksi atau adesi antara pasta semen dan agrerat

5. pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton

6. penempatan yang benar, penyelesaian dan kompaksi beton segar

7. perawatan pada temperature yang tidak lebih rendah dari 50° F pada saat beton

hendak mencapi kekuataannya

2.4 Bahan Pembentuk Beton

3

Page 4: laporan bengkel beton

1. Semen, merupakan bagian terpenting dalam pembuatan beton. Semen

mempersatukan pasir, koral, air menjadi satu kesatuan. Yang kita kenal dengan

nama semen sebenarnya adalah Porland Cemen (PC).

2. Pasir (agregat halus), ukuran butir maksimum 4,75 mm. Kualitas pasir

mempengaruhi kuat tekan beton. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari

5% dan tidak boleh mengandung bahan organis. Dalam pengerjaan ini tidak

diperkenankan menggunakan pasir laut.

3. Koral (agregat kasar), tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dan tidak

boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Agregat kasar tidak boleh

berpori dan terdiri atas batuan yang kasar.

4. Air, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organis

atau bahan yang lainnya.

5. Bahan-bahan kimia lainnya (admixture), bahan-bahan kimia ini hanya di tambahkan

pada beton dalam keperluan-keperluan tertentu.

2.5 Kinerja Beton

Sampai saat ini beton masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan struktur. Selain

karena kemudahan dalam mendapatkan material penyusunnya, hal itu juga disebabkan oleh

penggunaan tenaga yang cukup besar sehingga dapat mengurangi masalah penyediaan

lapangan kerja. Selain dua kinerja utama yang telah disebutkan diatas, yaitu kuat tekan yang

tinggi dan kemudahan pengerjaannya, kelangsungan proses pengerjaan beton pada proses

produksinya juga menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan.

Sifat-sifat dan karekteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja dari

beton yang dibuat. Kinerja beton ini harus disesuaikan dengan kategori bangunan yang

dibuat. ASTM membagi bangunan menjadi tiga kategori, yaitu: rumah tinggal, perumahan,

dan struktur yang menggunakan beton mutu tinggi.

Menurut SNI T.15-1990-03 beton yang digunakan pada rumah tinggal atau untuk

penggunaan beton dengan kekuatan tekan tidak melebihi 10 Mpa boleh menggunakan

campuran 1 semen: 2 pasir: 3 batu pecah dengan slump untuk mengukur kemudahan

pengerjaannya tidak lebih dari 100 mm. Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga 20

Mpa boleh menggunakan penakaran volume, tetapi pengerjaan beton dengan kekuatan tekan

lebih besar dari 20 Mpa harus menggunakan campuran berat.

Tiga kinerja yang dibutuhkan dalam pembuatan beton adalah (STP 169C, Concrete and

concrete- making materials): 1). memenuhi kriteria konstruksi yaitu dapat dengan mudah

4

Page 5: laporan bengkel beton

dikerjakan dan dibentuk serta mempunyai nilai ekonomis. 2). Kekuatan tekan dan 3).

Durabilitas atau keawetan.

2.6 Kuat Tekan Beton

Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah

kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton

mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur

yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan. Walaupun dalam beton

terdapat tegangan tarik yang kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh

beton tersebut. Penentuan kekuatan tekan dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji tekan

dan benda uki berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-30 atau kubus dengan

prosedur BS-1881 pada umur 28 hari.

2.7 Kemudahan Pengerjaan

Telah dijelaskan diatas bahwa pengerjaan beton merupakan salah satu kinerja utama

yang dibutuhkan. Walaupun suatu struktur beton dirancang agar mempunyai kuat tekan yang

tinggi, tetapi jika rancangan tersebut tidak tidak dapat diimplementasikan di lapangan karena

sulit untuk dikerjakan maka rancangan tersebut menjadi percuma. Kemajuan teknologi

membawa dampak yang nyata untuk mengatasi hal ini, yaitu dengan penggunaan bahan

tambah untuk memperbaiki kenerja.

2.8 Perancangan Campuran Beton

Campuran beton merupakan perpaduan dari komposit material penyusunnya.

Karekteristik dan sifat bahan akan mempegaruhi hasil rancangan. Perancangann campuran

beton dimaksudkan untuk menetahui komposisi atau proporsi bahan-bahan penyusun beton.

Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini ditentukan melalui sebuah

perancangan beton (mix design).Hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat memenuhi

syarat teknis serta ekonomis.

Kriteria dasar perancangan beton, antara lain:

Kekuatan tekan dan hubungannya dengan faktor air semen yang digunakan

Kemudahan pengerjaan

Pemilihan agregat yang akan digunakan

2.8.1 Langkah Perancangan

1. Hitung kuat tekan rata-rata beton

5

Page 6: laporan bengkel beton

2. Tetapkan nilai slump, dan butir maksimum agregat

3. Tetapkan jumlah air yang dibutuhkan berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai

slump

4. Tetapkan nilai Faktor Air Semen

5. Hitung semen yang diperlukan

6. Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan Modulus Halus Butir

7. Estimasi berat beton segar

8. Hitung proporsi bahan, semen, air agregat kasar dan agregat halus, kemudian koreksi

berdasarkan nilai daya serap air pada agregat

9. Koreksi proporsi campurannya

2.8.2 Pengerjaan Beton

Pencampuran bahan-bahan penyusun betondilakukan agar diperoleh suatu komposisi

yang solid dari bahan-bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran beton. Agar tetap

terjaga konsistensi rancangannya, tahapan lebih lanjut dalam pengelolaan beton perlu

diperhatikan. Komposisi yang baik akan menghasilkan kuat tekan yang tinggi, tetapi jika

pelaksanaannya tidak dikontrol dengan baik, kemungkinan dihasilkannya beton yang tidak

sesuai dengan rencana akan semakin besar. Cara pengelolaan ini akan menentukan kualitas

dari beton yang akan dibuat. Adapun tahapan dalam pelaksanaan di lapangan meliputi:

a. Persiapan

b. Penakaran

c. Pengadukan (Mixing)

d. Penuangan atau Pengecoran (Placing)

e. Pemadatan (Vibrating)

f. Penyelesaian akhir (Finishing)

g. Perawatan (Curing)

2.8.3 Metode Pengadukan

I. Pengadukan Manual

Berikut ini tata cara pengadukan manual

a. Pasir dengansemen dicampur 9dalam keadaan kering) dengan komposisi tertentu,

diatas tempat yang datar dan kedap air.

b. Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang homogen.

c. Tambahkan kerikil, kemudian lakukan pencampuran lagi.

6

Page 7: laporan bengkel beton

d. Alat bantu yang digunakan dapat berupa sekop, cangkul, ataupun alat gali lainnya.

e. Buat lubang di tengah adukan, tambahkan kira-kira 75 % dari kebutuhan air.

f. Aduk hingga rata dan tambahkan sedikit demi sedikit air yang tersisa.

II. Pengadukan dengan Mesin

Jika ditinjau dari sisi ekonomi, penggunaan mesin aduk untuk pengerjaan beton yang

besar justru akan menurunkan biaya (cost). Campuran beton yang dihasilkan pun

biasanya akan bersifat lebih homogen dan plastis. Pengadukan dengan mesin ini

dilakukan sesuai dengan manual alat aduknya. Selama proses pengadukan, kekentalan

campuran beton harus diawasi terus dengan cara memeriksa nilai slump yang

disesuaikan dengan jarak pengangkutan.

2.8.4 Perawatan

Kondisi perawatan yang baik dapat dicapai dgn menggunakan salah satu metode

antara lain beton dibasahi terus menerus dgn air, Beton direndamdi dalam air, Beton

dilindungi dengan karung basah , film plastic, atau kertas perawatan tahan air.

2.9 Jenis Beton

1. Beton Ringan

Beton yang dibuat dari agregat ringan.

2. Beton Berat

Beton yang dihasilkan dari agregat yang mempunyai berat isi lebih besar dari beton

normal atau lebih dari 2400 kg/m3.

3. Beton massa

Beton ini digunakan untuk pekerjaan beton yang besar dan pasif misalnya untuk

bendungan, kanal, pondasi, jembatan dan lain-lain.

4. Beton Serat

Campuran beton ditambah serat.

5. Beton siklop

Digunakan untuk pengerjaan beton massa.

6. Beton Hampa

Beton yang air sisa dari proses hidrasinya (sekitar 50%), disedot keluar setelah beton

mengeras.

2.10 Kelebihan dan Kekurangan Beton

Kelebihan

7

Page 8: laporan bengkel beton

a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi

b. Mampu memikul beban yang berat

c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi

d. Biaya pemeliharaan yang kecil

Kekurangan

a. Bentuk yang telah dibuat sulit diubah

b. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi

c. Berat

d. Daya Pantul suara yang besar

BAB III  

8

Page 9: laporan bengkel beton

PEMBAHASAN

3.1 Keselamatan Kerja

1. Tempatkan bahan dan peralatan dekat dengan lokasi pekerjaan sehingga mudah dalam

pemakaian dan tidak menghambat berlangsungnya pekerjaan

2. Peralatan yang tidak sedang digunakan hendaknya dimasukkan dalam toolbox/kotak

peralatan

3. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsi atau kegunaannya.

4. Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan rencana, hati-hati dan penuh konsentrasi

5. Gunakan pelindung tangan (sarung tangan) dan peralatan keselamatan lainnya

sebelum memulai pekerjaan

6. Bersihkan peralatan dan lokasi pekerjaan setelah pekerjaan tersebut selesai.

3.2 Pelatihan Dasar (membuat kait dan sengkang)

3.2.1 Gambar Kerja

3.2.2 Alat dan Bahan

9

Page 10: laporan bengkel beton

1. Peralatan

a) Pemotong besi

b) Bending Ø 6, Ø 8, Ø 10

c) Palu

d) Balok kayu

e) Bor

f) Ragum

2. Bahan

Besi Ø 6, Ø 8, Ø 10

3.2.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Pelatihan Dasar

No

Kode/

Bentuk

Diameter

Panjang per Jumla

h

Panjang

Jumlah

Berat Berat

ketsimb

ol (mm) batang (m) total Lonjo

rper m' total

                     

1 A kait miring 6 6 0,130 1 0,130 0,011 0,222 0,029  

                     

2 B kait miring 8 8 0,140 1 0,140 0,012 0,395 0,055  

                     

3 C kait sejajar 6 6 0,150 1 0,150 0,013 0,617 0,093  

    

             1

lonjor =

4 D kait sejajar 8 8 0,124 1 0,124 0,011 0,222 0,028 11.4 m

                     

5 E kait lurus 6 6 0,132 1 0,132 0,012 0,395 0,052  

                     

6 F kait lurus 8 8 0,140 1 0,140 0,012 0,617 0,086  

                     

7 G begel 9 x 9 (tegak) 6 0,400 4 1,600 0,140 0,22

2 0,355  

                     

8 H begel 16 x 11 (miring) 8 0,580 4 2,320 0,204 0,22

2 0,515  

                     

0,415 1,213

3.2.4 Langkah Kerja

1. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :

- Ø10 sepanjang 7cm sebanyak 3 buah (untuk mal)

- Ø6, Ø8, Ø10 sebanyak @4 buah (kait tegak&kait miring) ukuran sesuai tabel

- Ø6 sepanjang 40 cm sebanyak 4 buah (sengkang ukuran 9 x 9)

10

Page 11: laporan bengkel beton

- Ø6 sepanjang 58 cm sebanyak 4 buah (sengkang ukuran 16 x 11)

2. Memasang besi Ø 10 pada balok kayu sebagai mal dalam pembuatan kait dan

sengkang.

3. Buat mal sebanyak 3 jenis. Yaitu untuk membengkokkan besi Ø 6, Ø 8, Ø 10

4. Membengkokkan besi yang sudah dipotong sesuai ukuran dan ketentuan

dengan menggunakan bending pada balok kayu (mal).

5. Ketentuan : kait tegak, kait miring, sengkang harus dibuat sesuai gambar tabel

\

3.3 Pembuatan Tulangan Pondasi Telapak

3.3.1 Gambar Kerja

11

Page 12: laporan bengkel beton

12

Page 13: laporan bengkel beton

3.3.2 Alat dan Bahan

1. Peralatan

a) Pemotong besi.

b) Bending Ø 6 dan Ø 10.

c) Gunting bendrat.

d) Tang/kakaktua.

e) Usuk

2. Bahan

a) Besi Ø 6.

b) Besi Ø 10.

c) Kawat bendrat.

13

Page 14: laporan bengkel beton

3.3.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Pondasi

No

Kode/

Bentuk

Diameter

Panjang per Jumla

h

Panjang

Jumlah

Berat Berat

ketsimb

ol (mm) batang (m) total Lonjor per

m' total

                     

1 A SENGKANG 11 X 11 6 0,480 10 4,800 0,421 0,22

2 1,066  

                     

2 B TUL. UTAMA BENTUK L

10 1,500 4 6,000 0,526 0,617 3,702

1 lonjor

=

                    11.4 m

3 C TUL. BAGI 10 0,900 14 12,600 1,105 0,617 7,774  

                     

4 D TUL. BENTUK KUPU 10 1,000 4 4,000 0,351 0,61

7 2,468  

                     

2,404 15,010

3.3.4 Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :

- Ø 6 sepanjang 48 cm sebanyak 10 buah.

- Ø 10 sepanjang 90 cm sebanyak 14 buah.

- Ø 10 sepanjang 150 cm sebanyak 4 buah.

- Ø 10 sepanjang 70 cm sebanyak 4 buah.

3. Membuat sengkang dengan ukuran 11x11 cm dan membengkokkan besi sesuai

dengan ukuran masing-masing (Lihat gambar potongan tulangan).

4. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.

5. Merangkai bagian2 yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan mengikatnya

dengan menggunakan kawat bendrat (Lihat gambar). Untuk memudahkan

pengerjaan gunakan usuk yang diletakkan di bawah rangkaian.

6. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.

3.4 Pembuatan Tulangan Kolom

3.4.1 Gambar Kerja

14

Page 15: laporan bengkel beton

15

Page 16: laporan bengkel beton

3.4.2 Alat dan Bahan

1. Peralatan

a) Pemotong besi.

b) Bending Ø 6 dan Ø 10.

c) Gunting bendrat.

d) Tang/kakaktua.

e) Penyangga tulangan

2. Bahan

a) Besi Ø 6.

b) Besi Ø 10.

c) Kawat bendrat.

16

Page 17: laporan bengkel beton

3.4.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Kolom

No

Kode/

Bentuk

Diameter

Panjang per Jumla

h

Panjang

Jumlah

Berat Berat

ketsimb

ol (mm) batang (m) total Lonjor per

m' total

                     

1 A TUL UTAMA 10 3,600 4 14,400 1,263 0,617 8,885  

    

             1

lonjor =

2 B SENGKANG 11 X 11 6 0,480 24 11,520 1,011 0,22

2 2,557 11.4 m

                     

3 C SENGKANG 9 X 9 6 0,400 4 1,600 0,140 0,222 0,355  

                     

2,414 11,797

3.4.4 Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :

- Ø 6 sepanjang 48 cm sebanyak 24 buah.

- Ø 6 sepanjang 40 cm sebanyak 4 buah.

- Ø 10 sepanjang 360 cm sebanyak 4 buah.

3. Membuat sengkang 11x11 cm dan membengkokkan besi sesuai dengan ukuran

masing-masing (Lihat gambar potongan tulangan)

4. Membuat sengkang 9 x 9 cm dan membengkokkan besi sesuai dengan ukuran

masing-masing (Lihat gambar potongan tulangan)

5. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.

6. Merangkaikan besi-besi yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan

mengikatnya dengan menggunakan kawat bendrat (Lihat daftar gambar). Untuk

memudahkan pengerjaan gunakan penyangga tulangan yang diletakkan pada

rangkaian.

7. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.

3.5 Pembuatan Tulangan Balok

17

Page 18: laporan bengkel beton

3.5.1 Gambar Kerja

18

Page 19: laporan bengkel beton

3.5.2 Alat dan Bahan

1. Peralatan

a) Pemotong besi

b) Bending Ø 6 dan Ø 10

c) Gunting bendrat

d) Tang/kakaktua

e) Penyangga tulangan

2. Bahan

a) Besi Ø 6.

b) Besi Ø 10.

c) Kawat bendrat.

19

Page 20: laporan bengkel beton

3.5.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Balok

No

Kode/

Bentuk

Diameter

Panjang per Jumla

h

Panjang

Jumlah

Berat Berat

ketsimb

ol (mm) batang (m) total Lonjor per

m' total

                     

1 A TUL UTAMA 10 3,100 4 12,400 1,088 0,617 7,651  

    

            0,0001

lonjor =

2 B TUL GESER 10 3,200 1 3,200 0,281 0,617 1,974 11.4 m

                  0,000  

3 C SENGKANG 11 X 16 6 0,580 28 16,240 1,425 0,22

2 3,605  

                     

2,793   13,230

3.5.4 Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :

- Ø 6 sepanjang 58 cm sebanyak 28 buah.

- Ø 10 sepanjang 310 cm sebanyak 4 buah.

- Ø 10 sepanjang 320 cm sebanyak 1 buah.

3. Membuat sengkang 11x16 cm dan membengkokkan besi sesuai dengan ukuran

masing-masing (Lihat gambar potongan tulangan).

4. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.

5. Merangkaikan besi-besi yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan

mengikatnya dengan menggunakan kawat bendrat (Lihat daftar gambar). Untuk

memudahkan pengerjaan gunakan penyangga tulangan yang diletakkan pada

rangkaian.

6. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.

3.6 Pembuatan Tulangan Plat lantai

3.6.1 Gambar Kerja

20

Page 21: laporan bengkel beton

21

Page 22: laporan bengkel beton

3.6.2 Alat dan Bahan

1. Peralatan

a) Pemotong besi.

b) Bending Ø 8 dan Ø 8

c) Gunting bendrat.

d) Tang/kakaktua.

e) Usuk.

2. Bahan

a) Besi Ø 8.

b) Besi Ø 10.

22

Page 23: laporan bengkel beton

c) Kawat bendrat.

3.6.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Pelat Lantai

No

Kode/

Bentuk

Diameter

Panjang per Jumla

h

Panjang

Jumlah

Berat Berat

ketsimb

ol (mm) batang (m) total Lonjo

rper m' total

                     

1 A TUL UTAMA 3M 8 3,000 24 72,000 6,316 0,917 66,024  

                     

2 B TUL UTAMA 3,15M 8 3,150 9 28,350 2,487 0,91

7 25,997  

    

             1

lonjor =

3 C TUL BAGI 3 M 8 3,000 24 72,000 6,316 0,395 28,440 11.4 m

                     

4 D TUL BAGI 3,15 M 8 3,150 9 28,350 2,487 0,395 11,198  

                     

5 E TUL GESER 90 cm 8 0,975 10 9,750 0,855 0,91

7 8,941  

                     

6 F TUL GESER 75 cm 8 0,850 10 8,500 0,746 0,91

7 7,795  

                     19,20

6148,39

4

3.6.4 Langkah Kerja

1. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :

- Ø 8 sepanjang 315 cm sebanyak 18 buah.

- Ø 8 sepanjang 300 cm sebanyak 48 buah.

- Ø 8 sepanjang 85 cm sebanyak 20 buah.

2. Membengkokkan besi sesuai dengan ukuran masing-masing (Lihat gambar

potongan tulangan).

3. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.

4. Merangkaikan besi-besi yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan

mengikatnya dengan menggunakan kawat bendrat (Lihat daftar gambar). Untuk

memudahkan pengerjaan digunakan usuk yang diletakkan di bawah rangkaian.

5. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.

23

Page 24: laporan bengkel beton

3.7 Pekerjaan Beton Untuk Penutup Drainase

3.7.1 Gambar Kerja

Tampak atas

Tampak samping

3.7.2 Langkah Kerja untuk Pengecoran

3.7.2.1 Peralatan dan Bahan

Peralatan

a.Bak penampung air

b.Mesin pengaduk ( molen )

c.Cangkul

d.Sekop

e.Sendok spoesi ( cetok ) dll.

Bahan

a. Tulangan Ø 8

b. Pasir dan kerikil (agregat)

c.Semen Type I

d.Air

3.7.2.2 Langkah Kerja

a. Siapkan seluruh bahan dan peralatan yang diperlukan. Isi bak penampung

dengan air agar distribusi air lancar.

24

Page 25: laporan bengkel beton

b. Setelah itu hidupkan molen sementara siapkan campuran semen, koral, dan

pasir dengan perbandingan 2:3:5 untuk pengecoran penutup drainase.

c. Masukkan sedikit air untuk membasahi permukaan molen, kemudian

masukkan koral dan pasir. Setelah tercampur, masukkan semen dan yang

terakhir tambahkan air secukupnya.

d. Setelah adukan tercampur merata, tuangkan adukan kedalam bak yang sudah

disiapkan di lokasi pengecoran. Setelah adukan dituangkan ke tempat kerja,

ratakan adukan dengan sendok spesi ( cetok ) sambil ditusuk-tusukkan agar

setiap bahan bias mengisi cetakan dengan padat atau untuk mengurangi rongga

udara. Pekerjaan tersebut dilakukan secara berkelanjutan sampai selesai.

e. Lakukan finishing pada beton yang masih segar dengan menghaluskan

permukaan beton dengan menggunakan cetok.

f. Setelah semua pekerjaan rampung, bersihkan semua peralatan dan

kembalikan ketempatnya masing-masing.

BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Pekerjaan beton bertulang merupakan pekerjaan konstruksi untuk menahan beban

yang sangat besar. Oleh karena itu beton yang dihasilkan mempengaruhi kekuatan

menahan beban yang sudah disyaratkan. Adapun kesimpulan yang dapat kami uraikan

sebagai berikut:

25

Page 26: laporan bengkel beton

1. Perhitungan dalam perencanaan pembuatan beton memerlukan ketelitian,

kesabaran, dan kedisiplinan yang tinggi. Sehingga akan dicapai efektifitas dan

efisiensi bahan, waktu, dan tenaga.

2. Perawatan beton yang baik akan sangat mempengaruhi sifat beton.

3. Keselamatan kerja, kebutuhan bahan, dan alat harus diperhatikan dalam

pelaksanaan praktek beton.

4. Pada waktu pengecoran beton harus dilakukan dengan hati-hati agar hasilnya

sesuai dengan apa yang kita harapkan.

5. Pada waktu pembuatan beugel harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai

dengan ukuran yang ditentukan pada gambar kerja.

.

4.2 Saran

Dalam pembuatan beton dibutuhkan ketelitian, kecermatan, dan kesabaran.

Selain itu rangkaian beton yang dibuat harus sesuai dengan standart dan

komposisi karena apabila terjadi banyak kesalahan akan mengakibatkan tidak

efektif dan tidak efisiennya bahan, waktu, tenaga dan biaya.

Dalam pelaksanaan praktek sebaiknya selalu diperhatikan kekompakan baik

dalam satu kelompok maupun dengan kelompok lainnya, jika ada

permasalahan hendaknya dibahas secara bersama-sama. Karena bagaimanapun

kerjasama antar tim akan mempermudah dan meringankan pekerjaan yang

akan dikerjakan.

Keselamatan kerja hendaknya selalu diperhatikan, terutama pada saat

penulangan. Serta keamanan peralatan praktek juga sangat penting.

DAFTAR PUSTAKA

Teknologi Beton, Penerbit Andi

Buku Konstruksi Beton, Pak Darmanto

26

Page 27: laporan bengkel beton

DAFTAR GAMBAR

Alat-alat

27

Page 28: laporan bengkel beton

BOR TANGAN BENDING

PEMOTONG BESI

28

Page 29: laporan bengkel beton

Gambar Penulangan

29

Page 30: laporan bengkel beton

30

Page 31: laporan bengkel beton

31

Page 32: laporan bengkel beton

32

Page 33: laporan bengkel beton

Gambar Pelaksanaan Praktek

33