beton civexokoko

34
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pervoius pavement atau porous pavement merupakan perkerasan dengan kandungan rongga udara yang tinggi. Pervoius pevement ini dapat berupa pervoius asphalt pavement yang menggunakan material asapal dan pervoius concrete pavement dengan menggunakan beton sebagai material perkerasan. Ide awal dalam pembuatan pervoius concrete adalah pembuatan campuran beton dengan mengurangi atau menghilangkan agregat halus dalam campuran tersebut. Perkerasan dengan menggunakan pervoius pavement akan memiliki porositas yang tinggi sehingga akan dapat mengalirkan air ke lapisan bawah perkerasan. Hal inilah yang mengakibatkan penggunaan pervoius pavement sangat sesuai dengan pembangunan yang ramah terhadap lingkungan. Penggunaan pervoius concrete dapat memberikan berbagai keuntungan baik dari segi struktur, ekonomi, dan lingkungan. Secara struktur pervoius concrete memiliki kekuatan yang baik dan lebih tahan lama dari pada perkerasan aspal. Pervoius concrete yang digunakan pada lahan parkir biasanya dapat bertahan selama 20-40 tahun tanpa adanya perawatan. Permukaan pervoius concrete juga akan menguntungkan bagi pengendara karena apabila turun hujan, tidak akan timbul genangan dan permukaan jalan tidak akan licin. Dari segi ekonomi, penggunaan pervoius concrete akan mengurangi biaya sebagai akibat kebutuhan terhadap suatu sistem yang digunakan untuk mengatur limpasan air. Hal ini 1

Upload: taufik-gunawan-dsignal

Post on 26-Nov-2015

75 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Beton Civexokoko

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pervoius pavement atau porous pavement merupakan perkerasan dengan

kandungan rongga udara yang tinggi. Pervoius pevement ini dapat berupa pervoius

asphalt pavement yang menggunakan material asapal dan pervoius concrete pavement

dengan menggunakan beton sebagai material perkerasan. Ide awal dalam pembuatan

pervoius concrete adalah pembuatan campuran beton dengan mengurangi atau

menghilangkan agregat halus dalam campuran tersebut. Perkerasan dengan menggunakan

pervoius pavement akan memiliki porositas yang tinggi sehingga akan dapat mengalirkan

air ke lapisan bawah perkerasan. Hal inilah yang mengakibatkan penggunaan pervoius

pavement sangat sesuai dengan pembangunan yang ramah terhadap lingkungan.

Penggunaan pervoius concrete dapat memberikan berbagai keuntungan baik dari

segi struktur, ekonomi, dan lingkungan. Secara struktur pervoius concrete memiliki

kekuatan yang baik dan lebih tahan lama dari pada perkerasan aspal. Pervoius concrete

yang digunakan pada lahan parkir biasanya dapat bertahan selama 20-40 tahun tanpa

adanya perawatan. Permukaan pervoius concrete juga akan menguntungkan bagi

pengendara karena apabila turun hujan, tidak akan timbul genangan dan permukaan jalan

tidak akan licin.

Dari segi ekonomi, penggunaan pervoius concrete akan mengurangi biaya sebagai

akibat kebutuhan terhadap suatu sistem yang digunakan untuk mengatur limpasan air. Hal

ini diakibatkan karena penggunaan pervoius concrete akan mengalirkan air ke

permukaan tanah sehingga akan mengurangi volume limpasan air. Selain itu biaya

pemeliharaan pervoius concrete lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pemeliharaan

pada perkerasan aspal.

Penggunaan pervoius concrete juga dapat mengurangi jumlah polutan. Aliran air

hujan yang langsung mengalir ke tanah dapat mengakibatkan polusi bagi air tanah dan

sangat berbahaya apabila dikonsumsi oleh mahluk hidup. Selain itu tercemarnya air tanah

juga akan menghambat pertumbuhan vegetasi di lingkungan yang tercemar. Dengan

terdapatnya rongga kosong pada pervoius concrete akan mengakibatkan banyak bakteri

yang hidup pada rongga kosong tersebut. Bakteri-bakteri inilah yang kemudian dapat

1

Page 2: Beton Civexokoko

mengurangi polutan pada air sebelum menjadi air tanah. Hal inilah yang mengakibatkan

penggunaan pervoius concrete menjadi solusi yang tepat untuk menjaga kualitas

lingkungan.

I.2 Tujuan Rancangan Beton

Perencanaan campuran beton ini bertujuan untuk menghasilkan beton dengan sebaik-

baiknya, dimana memiliki kriteria sebagai berikut :

→ Kuat tekan minimum 15 MPa

→ Bersifat pervious

→ Biaya produksi ekonomis 

→ Bersifat inovasi dalam pemilihan bahan

2

Page 3: Beton Civexokoko

BAB II

KAJIAN PUSTAKA BETON RINGAN

II.1 Jenis-Jenis Beton Agregat Ringan

Beton berpori yang juga dikenal sebagai pervious concrete atau porous

concretemerupakan jenis beton yang memiliki pori-pori atau rongga pada strukturnya,

sehingga memungkinkan cairan mengalir melalui rongga-ronnga yang terdapat pada beton.

Menurut ACI 522R-10 Report on Pervious Concrete beton berpori dapat di deskripsikan

sebagai beton yang memiliki nilai slump mendekati nol, yang terbentuk dari semen portland,

agregat kasar, sedikit agregat halus atau tidak sama sekali, campuran tambahan (admixture),

dan air.

Beton berpori bukanlah suatu jenis beton yang umum dipakai dalam suatu konstruksi

dikarenakan oleh sifatnya yang berongga. Menjadikan aplikasi penggunaan beton berpori

masih terbatas, bahkan di Indonesia sendiri masih kurang dirasakan. Dikarenakan jenis

konstruksi yang biasanya diandalkan untuk penyerapan air pada jalan adalah berbentuk

paving block. Sifat berongga yang dimiliki oleh beton berpori membuat beton jenis ini

memiliki kuat tekan lebih rendah dari pada jenis beton padat yang biasanya digunakan,

sehingga membuat beton berpori lebih cocok untuk bila digunakan untuk aplikasi yang tidak

membutuhkan nilai kuat tekan yang tinggi. Jenis stuktur yang dapat menggunakan beton

berpori adalah lapangan parkir, lantai rumah kaca, perkerasan lapisan atas untuk taman,

lapangan tenis, tempat pejalan kaki, dan juga sebagai perkerasan kaku untuk jalan lokal

dengan intensitas lalulintas yang rendah. Sehingga secara garis besar beton berpori dapat

diaplikasikan untuk jenis struktur yang tidak membutuhkan tulangan beton, karena dengan

adanya tulangan pada beton berpori akan memberikan resiko karat pada tulangan yang

disebabkan oleh cairan yang dapat menembus rongga beton.

Jika dilihat dari bentuknya beton berpori memiliki tekstur yang lebih kasar dari pada

beton normal yang padat, dimana tekstur kasar ini dihasilkan oleh rongga yang ada pada

beton. Jika digunakan untuk perkerasan, tekstur kasar dan berongga ini membuat perkerasan

beton berpori memiliki suhu permukaan yang lebih rendah daripada perkerasan lentur dan

juga perkerasan kaku normal dikarenakan luas permukaan penguapan yang ada lebih sedikit.

Selain itu tekstur kasar juga membuat permukaan beton berpori menjadi lebih kesat

dibandingkan dengan perkerasan normal.

3

Page 4: Beton Civexokoko

BAB III

METODE PEMBUATAN

Dalam pembuatan beton diperlukan material-material seperti semen, air, agregat

kasar,agregat halus ,dan admixture dalam pencampurannya agar dapat menghasilkan beton

yang baik. Akan tetapi dalam pembuatan beton Civil Expo 2013. Beton harus bersifat

pervious dan memiliki kuat tekan minimu 15 MPa.

III.1 Pemilihan Material

III.1.1 Agregat Halus (Pasir Lumajang)

Karakteristik kualitas aggregat halus yang digunakan sebagai komponen

structural beton memegang peranan penting dalam menentukan karakteristik kualitas

struktur beton yang dihasilkan, sebab aggregat halus mengisi sebagian besar volume

beton. Namun dalam pembuatan beton pervious hanya digunakan sedikit agregat

halus. Agregat halus yang kami gunakan adalah pasir lumajang dengan berat jenis

2700 kg/m3 sesuai dengan uji coba laboratorium.

III.1.2 Agregat Kasar (Batu pecah)

Agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton ini adalah batu pecah

yang tidak dilakukan pengujian kimia sebelumnya. Beberapa sifat fisik batu

pecahyang diperoleh dari pengujian adalah density sebesar 2700 kg/m3 dan modulus

kehalusan sebesar 7,81.

.

III.1.3 Portland Composite Cement (PCC)

Indonesian Standard : SNI 15-7064-2004PCC (Portland Composite Cement)

digunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya, sama dengan penggunaan

Semen Portland Jenis I dengan kuat tekan yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi

yang lebih rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan Semen Portland

Jenis I, sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan

beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.

4

Page 5: Beton Civexokoko

III.1.4 Admixtures

Admixture yang ditambahkan agar proses workability lebih mudah digunakan

Superplasticizer (glenium 181). Namun dalam segala hal, penggunaan

Superplasticizer  perlu sesuai dengan standard ASTM-C 494-81 tipe F. Ketepatan

dosis penambahan Superplasticizer umumnya perlu dibuktikan dengan membuat

campuran percobaan (trial mixes) dengan beberapa variasi dosis penambahan

Superplasticizer  hingga mendapatkan hasil yang optimum dalam memenuhi syarat

kelecakan yang direncanakan.

III.2 Prosedur Pembuatan Beton

Adapun urutan dalam pembuatan campuran beton adalah sebagai berikut:

1. Mix Design (Dijelaskan Pada Bab IV)

2. Menyiapkan semua bahan yang diperlukan dengan jumlah sesuai mix design.

3. Untuk batu pecah terlebih dahulu dipecahkan sehigga lolos ayakan 1” dan direndam

selama satu hari agar daya absorpsi berkurang.

4. Nampan Besi dipersiapkan untuk mencampur semua bahan agar menjadi campuran beton

5. Masukkan semen ,pasir, batu pecah, , admixture lalu masukkan air sesuai ukuran yang

tercantum dalam mix design

6. Pengadukan beton dilakukan ±10 menit atau sampai diperoleh campuran beton yang

seragam.

7. Setelah campuran beton sudah seragam, tuangkan campuran tersebut kedalam silinder

ukuran 15 cm X 30cm.

8. Setelah 1 x 24 jam, buka bekisting dan beton direndam dengan air didalam bak.

5

Page 6: Beton Civexokoko

BAB I

MIX DESIGN

IV.1 Pengertian

Pada pembuatan beton, diperlukan perencanaan campuran pembuatan beton, yang

sering dikenal sebagai Mix Design. Perencanaan campuran ini bertujuan untuk menentukan

proporsi material-material pembuat beton yang memenuhi persyaratan lomba yang

bertemakan “ Kompetisi inovasi beton ringan” Atau dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Kekuatan Tekan Beton

2. Berat jenis beton

3. Workabilitas

4. Durabilitas / Sustainable

IV.1.1 Kekuatan Tekan Beton

Kuat Tekan beton dalam lomba ini adalah kuat tekan yang direncanakan pada

umur 1 hari dan 28 hari yang dinyatakan dalam satuan MPa. Pada lomba ini kami

merencanakan kuat tekan beton sebesar 40 MPa.

IV.1.2 Workabilitas

Workabilitas secara generalisasi adalah kemudahan dalam pengerjaan atau

pembuatan beton. Tetapi karena sulitnya mendefinisikan Workabilitas secara spesifik,

pendefinisian Workabilitas dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Kompaktibilitas, atau kemudahan dimana beton dapat dipadatkan dan rongga-rongga

udara diambil.

2. Mobilitas, atau kemudahan dimana beton dapat mengalir didalam cetakan.

3. Stabilitas, atau kemampuan beton untuk tetap sebagai massa yang homogen, koheren,

dan stabil selama dikerjakan dan digetarkan tanpaterjadi pemisahan butiran

(segregasi).Dalam pembuatan beton pada lomba ini, kami merencanakan pembuatan

beton yang semudah-mudahnya dengan material-material yang mudah ditemukan

serta sumber dayanya cukup banyak.

6

Page 7: Beton Civexokoko

IV.1.4 Durabilitas / Sustainable

Durabilitas adalah daya tahan beton terhadap lingkungan atau cuaca disekitar

tempat beton tersebut akan diaplikasikan. Beton yang direncanakan haruslah

mempunyai daya tahan yang lama (Sustainable).

Hal ini bertujuan agar betonyang digunakan dapat digunakan terus menerus

tanpa diganti atau diperbaiki,dan juga untuk menekan biaya perawatan beton itu

sendiri.

IV.2 Campuran Beton Dan Alasan Pemilihan Bahan

Apabila perencanaan campuran beton ini terencana dengan baik, maka mutu beton

yang kita buat akan sesuai dengan mutu beton yang akan kita rencanakan. Spesifikasi dari

material yang digunakan dapat dilihat pada Bab II. Tetapi dalam pencampuran beton dalam

lomba ini, perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan material sebagaiberikut :

IV.2.1 Semen

Semen yang digunakan harus mencapai tingkat kehalusan yang baik, semen

harus memenuhi syarat kehalusan lolos saringan No.200. Semen juga dijaga agar

tidak lembab. Semen yang dipakai pada pembuatan beton pada lomba inia dalah

Semen Gresik.

IV.2.2 Aggregat Halus (Pasir Lumajang)

Pasir yang digunakan untuk pembuatan beton, sebaiknya dicuci bersih. Hal ini

bertujuan untuk menghilangkan kandungan bahan organik dan lumpur. Kandungan

bahan organik dan lumpur pada pasir dapat menyebabkan pasir tidak homogen dan

juga merusak Fine Modulus dari pasir itu sendiri. Pasir pada pembuatan ini

dikondisikan dalam keadaan SSD (Saturated Surface Dry). Aggregat halus pada

pembuatan beton pada lomba ini digunakan aggregat halus yang berasal dari

Lumajang yaitu pasir lumajang. Pasir kerang yang telah di uji sebelumnya

dilaboratorium memiliki berat jenis sebesar 2700 kg/m3.

IV.2.3 Agregat Kasar (Batu Pecah)

Agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton ini adalah batu Pecah

yang tidak dilakukan pengujian kimia sebelumnya. Batu pecah dipilih karena

7

Page 8: Beton Civexokoko

memiliki berat jenis yang sesuai dalam pembuatan beton pervious. Berat jenis batu

apung yang telah diuji dilaboratorium adalah 2700 kg/m3

IV.2.4 Material Lainnya

Material lainnya seperti Superplastiscizer dijaga kondisinya agar tidak lembab,

sehingga dimasukkan ke dalam kantong plastik yang diikat rapat. Pemakaian

superplastiscizer bertujuan untuk pemudahan dalam mengaduk campuran beton.

IV.3 Perancangan Campuran Beton

Mix Design yang direncanakan adalah campuran beton mutu 40 MPa. Dengan benda

uji sebanyak 3 buah yang akan diuji pada umur 1 dan 28 hari.

Bahan dan data yang digunakan :

1. Semen Gresik

2. Batu Pecah alami

3. Agregat halus dari Pasir lumajang

4. Superplastiscizer glenium 181 sebanyak 0.6% dari berat semen

5. Ukuran agregat kasar maksimum 20 mm

6.  Kuat tekan rencana 40 MPa pada umur 28 hari

7.  Faktor air semen : 0,30

8. Kepadatan Basah=2350 kg/m3

9. Proporsi Pasir = 10%

10. Proporsi Batu pecah = 90%

IV.4 Perencanaan dan Perhitungan Campuran Beton Silinder

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan dan perhitungan

campuran adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kuat tekan yang diisyaratkan (characteristic strength)

Dalam pembuatan beton ini direncakan kuat tekan sebesar 40 MPa dalam 28 hari

2. Faktor Air Semen (W/C)

Faktor air semen yang kami gunakan ialah 0,3

8

Page 9: Beton Civexokoko

3. Menentukan Banyaknya Kadar Air Bebas

Wf= 195 kg/m3

Wc= 225 kg/m3

Kadar Air Bebas = 2/3(Wf) + 1/3(Wc)

= 2/3(195) + 1/3(225)

= 205 kg/m3

4. Menentukan Kadar PC

Kadar PC =Kadar Air Bebas

Fas

= 2050,3

= 683,33 kg/m3

5. Mencari Total Kadar Agregat

Total Kadar Agregat = Kepadatan Beton Basah – Kadar PC – Air

= 2350 – 683,33 – 205

= 1461.67 kg/m3

6. Mencari Kadar Pasir

Kadar Pasir = 10% x 1461,67 kg/m3

= 146,,167 kg/m3

7. Mencari Kadar Batu pecah

Kadar Batu Pecah = 1461,67 kg/m3 – 146,67 kg/m3

= 1315 kg/m3

8. Menentukan banyaknya Superplasticsizer yang digunakan

Banyaknya Superplasticsizer yang digunakan ialah 0,6% dari berat semen, yaitu:

Superplasticsizer = 0,6% x 683,33 kg/m3

= 4,1 kg/m3

9. Berat Air Terkoreksi

Besarnya berat air dikurangi pemakaian superplasticsizer sehingga menjadi :

9

Page 10: Beton Civexokoko

Air = 205 kg/m3 – 4,1 kg/m3

= 200,9 kg/m3

10. Menghitung Volume 3 Silinder

Silinder cetakan yang digunakan berukuran Diamter 15 cm dan tinggi 30 cm

Volume = (3,14 x 152 x 30 x 14

) x 3 =15896,25 cm3 = 0,0159 m3

11. Menghitung Berat Material Untuk 10Silinder

Berat material untuk 3 silinder adalah berat material per m3 dikalikan volume 3

silinder, hasilnya dapat dilihat dibawah ini:

Material Berat per m3 (kg)

Air 3,19

Semen 10,86

Pasir 2,32

Batu Pecah 20,9

Superplasticsizer 0,06

12. Menghitung Berat Material Untuk 3 Silinder Terkoreksi

Untuk mengantisipasi adukan yang terbuang sewaktu pengadukan, maka berat

material 3 silinder dikalikan factor keamanan sebesar 1,1, maka berat material

menjadi :

Material Berat Per m3 (kg) Koreksi (kg)

Air 3,19 3,5

Semen 10,86 12

Pasir 2,32 2,5

Batu Apung 20,9 23

Superplasticsizer 0,06 0,07

BAB V

URAIAN HASIL UJI

10

Page 11: Beton Civexokoko

V.1 Perhitungan Berat Jenis Batu Pecah Dan Berat Jenis Pasir Lumajang

V.1.1 Agregat Kasar

Perhitungan berat jenis dan penyerapan agregat kasar di berikan sebagai

berikut :

1. berat jenis semu : w1

w 1−w 3

2. penyerapan : w1

w 1−w 3x 100 %

keterangan :

w1 : berat benda uji kering ( gram )

w2 : berat benda uji kering oven ( gram )

w3 : berat benda uji kering permukaan jenuh dalam air ( gram )

V.1.1.1 Hasil Pengujian Berat Jenis Batu Apung

Tabel : HASIL PENGUJIAN BERAT JENIS BATU APUNG (ASTM C 127-88-93)

Percobaan Nomor 1 2

Berat batu apung di udara (W1) gram 3000 gram 3000 gram

Berat batu apung di air terjadi penguranag berat

(W2) gram

3000 gr- 2350 gr=

7352 gr

3000 gr+4282 gr=

7282 gr

Berat jenis batu pecah = W1/(W1+W2) gr/cc 0,408 gr/cc 0,412 gr/cc

Dari percobaan di dapat berat jenis batu pecah:

= 0.408+0.412

2

11

Page 12: Beton Civexokoko

= 0,410 gr/cm3

V.1.1.2 Hasil Pengujian Resapan Air Batu Apung

TABEL : HASIL PENGUJIAN RESAPAN AIR BATU PECAH

(ASTM C 127 – 88 93)

PERCOBAAN NOMOR I II

Berat batu pecah SSD ( w1 )-gr 3000 3000

Berat pasir oven ( w2 )-gr 1923 1892

Kelembapan pasir :

( w1 – w2 )/w2 x 100%56,01 % 58,55 %

Dari percobaan di dapat resapan air batu apung:

= 56.01+58.55

2

= 57,28 %

V.1.2 Agregat Halus (Pasir Kerang)

Perhitungan Berat Jenis Pasir dan Resapan air diberikan sebagai berikut:

1. Berat jenis jenuh kering permukaan = 500 / (w1 + 500 – w2)

12

Page 13: Beton Civexokoko

2. Penyerapan = ﴾(500 - Bk) / Bk ﴿ x 100%

Keterangan :

Bk = berat benda uji kering oven (gram)

w2 = berat piknometer berisi air (gram)

w1 = berat piknometer berisi benda uji dan air (gram)

500 = berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh (gram)

V.1.2.1 Perhitungan Berat Jenis Pasir Kerang

Tabel: PERCOBAAN BERAT JENIS PASIR Kerang

1 2

Berat labu + pasir + air (w1)

(gr)

1552,5 1504,8

Berat pasir SSD

(gr)

500 500

Berat labu + air (w2)

(gr)

1262,5 1227

Berat jenis pasir = [500/(500+w2-w1)]

(gr/cm3)

2,38 2,25

Perhitungan :

Percobaan I

Berat jenis = 500/((500 + 1262,5- 1552,5) = 2,38gr/cm3

Percobaan II

Berat jenis = 500/((500 + 1227- 1504,8) = 2,25gr/cm3

Maka didapat :

Berat jenis Pasir rata-rata = (2,38 + 2,25 ) / 2 = 2,315 gr/cm3

V.2.1.2 Perhitungan Resapan Air Pasir Kerang

Tabel: PERCOBAAN AIR RESAPAN PADA PASIR

13

Page 14: Beton Civexokoko

Percobaan Nomor 1 2

Berat pasir SSD (gr) 500 500

Berat pasir oven (w1) (gr) 488,35 486,04

Kadar air resapan :[(500-w1)/w1]x100% (%) 2,38 2,87

Percobaan I

Jumlah air resapan = [(500 – 488,35)/ 488,35 ]x 100% = 2,38%

Precobaan II

Jumlah air resapan=[(500-486,05)/486,04]x 100%= 2,87%

Jadi, dari hasil percobaan diperoleh kadar air resapan rata-rata

=(2,38 + 2,87 )/2

= 2,625%

14

Page 15: Beton Civexokoko

BAB VI

TES KUAT TEKAN BETON

VI.1 Test Kekuatan Tekan Hancur (ASTM C 823 – 75 )

V1.1 Tujuan

Untuk mengetahui kekuatan tekan hancur beton terhadap pembebanan

V1.2 Peralatan

Timbangan

Pemanas / kompor listrik + media untuk memanaskan belerang

Alat perata belerang

Mesin test hidrolis. (Torsee Universal Testing Machine)

Tokyo Testing Machine MFG CO , LTD

Type : RAT – 200

CAP : 200 tf

MFG no : 20380

Date : May 1981

VI.3 Bahan

Belerang

Minyak / oli

Beton uji berbentuk silinder Ф 10 , tinggi 20 cm sebanyak 8 buah

VI.4 Prosedur Pelaksanaan

Test kekuatan tekan hancur dilaksanakan saat benda uji berumur 28 hari.

Sebelum ditest diukur dimensinya ( tinggi dan diameter) terlebih dahulu diambang

beratnya. Siapkan alat perata belerang kemudian diolesi dengan minyak atau oli agar

belerang tidak menempel pada alat perata tersebut. Tuang belerang cair ke alat perata

belerang, setelah itu benda uji beton diletakkan dalam alat peratadan tekan lalu tunggu

sampai kira – kira belerang telah mengeras dan melekat dengan beton, kemudian

angkat. Permukaan yang ditempeli belerang adalah permukaan beton yang kasar.

15

Page 16: Beton Civexokoko

Lalu letakkan benda uji pada alat tekan mesin test hidrolis dan pilih

permukaan yang rata ( yang terdapat belerangnya) sebagai bidang yang dibebani.

Gerakkan tuas yang berwarna merah keatas dan tekan tombol penggerak ke posisi on .

Matikan tombol penggerak pada saat beton pecah ( jarum sudah tidak bergerak lagi ).

Untuk mengambil kembali benda uji , gerakkan tuas ke bawah sehingga benda uji

terlepas dari jepitan.

Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm

dihitung luas permukaan lingkarannya.

Sehingga luas permukaan yang dibebani ialah = ¼ (3,14 x 10 cm x 20 cm)

= 78,5 cm²

Rumus : kuat tekan beton = P/A

Dimana ;

P : Beban ( kg )

A : Luas penampang yang dibebani ( cm 2)

16

Page 17: Beton Civexokoko

VI.2 Data Kuat Tekan Beton

TABEL KEKUATAN TEKAN BETON

No. Benda

Uji

Berat (Kg)

Berat Jenis Beton

(Kg/m3)

Luas Penampang

(cm2)Umur

Kuat Tekan (kg)

Kuat Tekan (Mpa)

1 2,67 1720 78.5 4 8800 11,2

2 2,68 1705 78.5 4 7850 10

3 2,66 1600 78.5 4 9200 11,7

4 2,68 1705 78.5 4 9100 11,5

5 2.66 1693 78.5 7 8630 11

6 2,59 1648 78.5 7 9500 12,1

7 2,64 1680 78.5 14 10750 13,7

8 2,72 1731 78.5 14 11200 14,3

17

Page 18: Beton Civexokoko

BAB VIII

RINCIAN BIAYA

VIII.1 Harga Marketing Mixing

VIII.2 Rincian Harga Pemakaian per Kg

VIII.2 Rincian Harga Pemakaian per M3

BAB IX

KESIMPULAN

18

Material Harga Per Kg

Pasir kerang IDR 50/Kg

Semen Gresik IDR 1000/Kg

Batu Apung IDR 2000/Kg

Silica fume IDR 12000/Kg

Viscocrete 8010 IDR 35000/Kg

Material Jumlah Pemakaian (Kg) Harga Pemakaian

Semen 11,45 IDR 11450

Pasir 8,18 IDR 409

Batu Apung 6,7 IDR 13400

Superplasticisizer 0,07 IDR 2450

Silica Fume 0,35 IDR 4200

TOTAL IDR 28902

Material Jumlah Pemakaian (M3) Harga Pemakaian

Semen 11,45 IDR 663057,323

Pasir 8,18 IDR 23694,267

Batu Apung 6,7 IDR 775796,184

Superplasticisizer 0,07 IDR 45859,872

Silica Fume 0,35 IDR 713375,8016

TOTAL IDR 2221783,4476

Page 19: Beton Civexokoko

IX.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan uji kuat tekan beton, dapat disimpulkan kekuatan kuat tekan beton

yang kami buat adalah sebagai berikut:

No. Benda

Uji

Berat (Kg)

Berat Jenis Beton

(Kg/m3)

Luas Penampang

(cm2)Umur

Kuat Tekan (kg)

Kuat Tekan (MPa)

1 2,67 1720 78.5 4 8800 11,2

2 2,68 1705 78.5 4 7850 10

3 2,66 1600 78.5 4 9200 11,7

4 2,68 1705 78.5 4 9100 11,5

5 2.66 1693 78.5 7 8630 11

6 2,59 1648 78.5 7 9500 12,1

7 2,64 1680 78.5 14 10750 13,7

8 2,72 1731 78.5 14 11200 14,3

Berdasarkan hasil uji yang kami lakukan didapatkan uji tekan paling maksimum

sebesar 14,3 MPa . Dengan Menggunakan Agregat Halus sebesar 8,18 Kg, Semen 11,45,

Agrega Kasar 6,7 Kg, Silica Fume 0,35 Kg, Air 3,47 Kg, Superplasticizer 0,07 Kg untuk

benda uji sebanyak 10 sample. Dengan menggunakan Superplasticizer, workability dalam

pencampuran jauh lebih mudah dengan fas yang kecil sebesar 0,3.

DAFTAR PUSTAKA

19

Page 20: Beton Civexokoko

1. ACI Committee 213R-87, (1999), Guide for Structural Lightweight Aggregate Concrete,

ACI Committee 213,American Concrete Institute.

2. Khaloo, A.R., El Dash,K.L., dan Ahmad, S.H., (1999), Model for Lightweight Concrete

Columns Confined by Either Single Hoops or Interlocking Double Spirals, ACI Materials

Journal, V.96 S96, pp.883-890.

3. ASTM C330-03, (1996), Standard Specification for Lightweight Aggregates for

Structural Concrete, ASTM Standards: Concrete and Aggregates, V.04.02., Philadelphia.

4. Sugiri Saptahari, (2005), Penggunaan Terak Nikel sebagai Agregat dan Campuran

Semen untuk Beton MutuTinggi, Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan, ITB,

Bandung, V.1, No.1

5. ASTM C567-91, (1996), Test Method for Unit Weight of Structural Lightweight

Concrete, ASTM Standards: Concrete and Aggregates, V.04.02., Philadelphia.

6. Chandra Satish and Berntsson Leif, (2002), Lightweight Aggregate Concrete: Science,

Technology and Applications, Chalmers University of Technology, Goteborg, Sweden,

William Andrew Publishing, Norwich, New York, USA.

7. ASTM C496-96, (1996), Test Method for Splitting Tensile Strength of Cylindrical

Concrete Specimens, ASTM Standards: Concrete and Aggregates, V.04.02.,

Philadelphia. 10. ACI 211.1-91, (1991), Standard Practice for Selecting Proportion.

8. ASTM C39-94, (1996), Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete

Specimens, ASTM Standards: Concrete and Aggregates, V.04.02., Philadelphia

9. Subakti, Aman, TEKNOLOGI BETON DALAM PRAKTEK, 2005, Jurusan Teknik Sipil -

FTSP ITS, Surabaya.

LAMPIRAN

20

Page 21: Beton Civexokoko

Agregat Kasar (Batu Apung)

Agregat Halus (Pasir Kerang)

21

Page 22: Beton Civexokoko

Silica Fume

Semen Gresik

22

Page 23: Beton Civexokoko

Viscocrete

Uji Kuat Tekan Beton 4 hari

23

Page 24: Beton Civexokoko

Salah Satu Sample Umur 4 hari diuji Kuat Tekan

Uji Kuat Tekan Beton 7 hari

24

Page 25: Beton Civexokoko

Salah Satu Sample Umur 7 hari diuji Kuat Tekan

Uji Kuat Tekan Beton 14 hari

25

Page 26: Beton Civexokoko

Salah Satu Sample Umur 14 hari diuji Kuat Tekan

26