laporan akhir program p2m penerapan...

Download LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1962022119860120… · JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA ... - Resep Mie ... home industri berupa usaha

If you can't read please download the document

Upload: nguyennhi

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN AKHIR

    PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

    PELATIHAN PENGOLAHAN MIE SEHAT

    BAGI IBU IBU PKK KELURAHAN KAMPUNG BUGIS SEBAGAI

    UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PENYEDIAAN

    PANGAN FUNGSIONAL

    OLEH

    Dr. SITI MARYAM, M.Kes 0021026202

    Dra. DAMIATI, M.Kes 0019026502

    NI MADE WIRATINI, S.Pd.,MSc 0027068301

    Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

    Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK No 34/UN48.16/PM/2016

    Tanggal 25 Februari 2016

    JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

    TAHUN 2016

  • PRAKATA

    Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

    rahmat serta karuniaNya penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan P2M ini yang

    berjudul :

    Pelatihan Pengolahan Mie Sehat Bagi Ibu Ibu PKK Kelurahan Kampung Bugis

    Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Penyediaan Pangan Fungsional tepat pada

    waktunya.

    Dalam perencanaan, pelaksanaan P2M, hingga penulisan laporan ini, penulis

    banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu ijinkan kami menyampaikan

    ucapan terima kasih kepada:

    1. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah mendanai dan

    memfasilitasi kegiatan ini.

    2. Lurah Kampung Bugis yang telah memberikan ijin Pengabdian Kepada

    Masyarakat

    3. Ibu ibu PKK di kelurahan Kampung Bugis yang telah bersedia sebagai

    peserta dalam kegiatan ini .

    4. Semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan ini yang tidak dapat

    penulis sebutkan satu persatu.

    Penulis meyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu

    kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun dari pembaca sangat penulis

    harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya kami berharap semoga laporan ini

    dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi oleh semua pihak.

    Singaraja, Oktober 2016

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    JUDUL i

    HALAMAN PENGESAHAN ii

    PRAKATA.. iii

    DAFTAR ISI .. iv

    DAFTAR TABEL .. v

    DAFTAR GAMBAR . vi

    BAB I PENDAHUKUAN

    1.1 Analisis Situasi . 1

    1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 3

    1.3 Tujuan Kegiatan 3

    1.4 Manfaat P2M 4

    BAB II Metoda Pelaksanaan Kegiatan .. 5

    2.1 Khalayak sasaran................... . 5

    2.2 Kerangka Pemecahan Masalah .... 5

    2.3 Metoda Kegiatan........ 6

    2.4 Evaluasi .................................................................................... 8

    BAB III HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

    3.1 Pemahaman Tentang Mie Sehat ......... 9

    3.2 Pelatihan Keterampilan Membuat Mie Sehat. 11

    3.3 Pelatihan Pengolahan Mie Sehat ........................................... 12

    BAB 1V TINDAK LANJUT KEGIATAN................................................. 14

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 SIMPULAN 15

    5.2 SARAN 15

    DAFTAR PUSTAKA . 16

    LAMPIRAN 17

    - Foto Kegiatan ................................................................................. 17

    - Makalalah Mie ................................................................................ 23

    - Resep Mie ...................................................................................... 28

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 : Bagan Skematis Metode Pemecahan masalah .. 6

  • DAFTAR TABEL

    Tabel.2. 1 : Keterlibatan khalayak sasaran ......................................................... 5

    Tabel 2.2 : Alternatif Pemecahan Masalah ................................................................ 6

    Tabel 3.1 : Rincian Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat.. .... 9

    Abel 3.2 : Hasil Kegiatan Yang Dilakukan ...............................................................10

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Sejalan dengan perkembangan zaman dan juga dinamika kegiatan kegiatan

    yang dilakukan oleh kaum perempuan, mie digunakan sebagai salah satu pangan

    alternatif pengganti nasi. Kehadirannya sangat diterima oleh seluruh lapisan

    masyarakat, dari anak anak, remaja hingga orang tua bahkan, akhir-akhir ini konsumsi

    mie semakin meningkat disemua lini usia. Hal ini didukung oleh sifatnya yang praktis,

    mudah dihidangkan, dan rasanya yang enak serta beragam. Penggemar mie tidak hanya

    terbatas pada orang dewasa, anak-anak pun menyukainya. Namun, ada kekhawatiran

    jika mengkonsumsi mie yang beredar di pasaran secara terus-menerus. Salah satu

    penyebabnya adalah dalam proses pembuatan mie, terutama mie basah, sering

    ditambahkan bahan pengawet karena saya simpannya yang singkat hanya dua hari.

    Bahkan pengawet yang biasa digunakan oleh pedagang adalah formalin, yang

    merupakan pengawet pakaian atau mayat. Tentu saja hal ini membahayakan kesehatan.

    Selain itu, kandungan terbesar mie adalah karbohidrat. Padahal, anak-anak

    membutuhkan kandungan zat gizi lainnya selain karbohidrat untuk pertumbuhan seperti

    protein, lemak dan juga vitamin dan mineral. Dengan demikian, perlu adanya mie yang

    bisa mengatasi kekurangan tersebut, salah satunya dengan pembuatan mie sehat. Mie

    sehat diharapkan dapat menjadi solusi dalam masalah tersebut. Mie yang dibuat tanpa

    penambahan formalin ini juga dapat ditambahkan bahan tambahan makanan yang kaya

    akan vitamin, mineral dan protein, seperti kedelai, kacang hijau, tempe, ikan dan

    sayuran. Selain sebagai bahan penambah gizi, bahan-bahan tersebut juga berfungsi

    sebagai bahan pewarna alami sehingga tampilan mie menjadi semakin menarik Sesuai

    dengan pemikiran tersebut di atas, dan sejalan dengan Program Penerapan IPTEKS,

    diusulkan adanya : Pelatihan Pembuatan Mie Sehat Bagi Ibu Ibu PKK Kelurahan

    Kampung Bugis Sebagai bekal Berwira Usaha dan Penyediaan Pangan Fungsional

    1.1 ANALISIS SITUASI

    Kelurahan kampung bugis merupakan salah satu kelurahan yang ada di

    Kecamatan Buleleng. Kelurahan ini terdiri dari 10 RT dengan jumlah penduduk 3.476

    orang yang terdiri dari 1.785 orang laki laki dan 1.800 orang perempuan atau 1.126

  • KK ( Propil Kelurahan Kampung Bugis, 2015). Mata pencarian penduduk di kelurahan

    ini sebagian besar adalah berwira usaha seperti nelayan, home industri berupa usaha

    berdagang baik itu dagang pakaian maupun berdagang makanan jadi. Pada kelurahan

    ini, tidak hanya kaum laki-laki yang bertugas pencari nafkah, melainkan kaum

    perempuannya pun mengambil bagian dalam menopang ekonomi keluarga. Dengan

    demikian kaum perempuan pada kelurahan kampung Bugis telah diperdayakan melalui

    usaha mencari tambahan penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga sehari hari.

    Salah satu mata pencaharian kaum perempuan di kelurahan kampung bugis

    adalah usaha jualan makanan jadi seperti menjual nasi, jualan mie, jualan bakso dan lain

    lainnya. Usaha yang dilakukan oleh kaum ibu ibu yang ada diwilayah kelurahan

    kampung Bugis merupakan usaha dalam rangka menambah pendapatan keluarga,

    sehingga kebutuhan keluarga secara keseluruhan dapat terpenuhi.

    Sebagian besar ibu ibu yang ada di wilayah kelurahan kampung Bugis memiliki

    perhatian yang mendalam akan kesehatan, oleh sebab itu mereka khawatir makanan

    yang mereka konsumsi sehari hari mengandung bahan pengawet yang tidak diijinkan

    untuk makanan sepeti formalin, karena mie merupakan bahan makanan yang tidak tahan

    lama atau memiliki daya simpan yang pendek. Demikian juga himpitan ekonomi

    memaksa untuk mengkonsumsi mie yang ada dipasaran, karena harga yang terjangkau

    dibandingkan dengan makanan lainnya. Oleh sebab itu penerapan teknologi olahan mie

    sehat yang bergizi dan bebas pengawet sangat penting dilakukan. Adanya usaha

    pembuatan mie dengan bahan penambah zat gizi, seperti wortel, bayam,

    kacangkacangan (kacang hijau, kedelai dan kacang merah), serta jagung, selain dapat

    meningkatkan nilai gizi dari makanan yang dikonsumsi, juga dapat menjadi lahan usaha

    baru bagi penduduk KelurahanKampung Bugis. Khalayak sasaran mengakui bahwa

    permasalahan yang mereka hadapi itu dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan

    pendidikan yang mereka miliki. Oleh karena itu, mereka sangat berharap agar

    permasalahan yang mereka hadapi segera dapat dicarikan pemecahannya dan

    direalisasikan, sehingga mereka tetap dapat memenuhi kebutuhan pangan-nya namun

    dengan komposisi yang sehat, bergizi dan bebas pengawet. Bahkan, secara lebih jauh

    lagi, penerapan teknologi olahan mie yang sehat, bergizi dan bebas bahan pengawet ini

    dapat menjadi lahan usaha baru yang dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan

    mereka.

  • 1.2 IDENTIFIKASI PERUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan analisis situasi di atas, Ibu ibu PKK kelurahan kampung bugis

    kurang memahami teknologi pengolahan mie sehat yang bebas formalin, padahal

    dampak makanan dan memelihara kesehatan sangat dibutuhkan pada era globalisasi

    saat ini . Sejalan dengan itu, permasalahan mitra adalah.

    a) Ibu Ibu PKK di Kelurahan Kelurahan Kampung Bugis kurang memahami

    cara pembuatan mie sehat

    b) Ibu ibu PKK di Kelurahan Kelurahan Kampung Bugis Kecamatan Buleleng

    kurang memahami konsep penyediaan pangan fungsional

    c) Ibu ibu PKK di Kelurahan Kelurahan Kampung Bugis Kecamatan Buleleng

    kurang mengetahui manfaat pangan fungsional dalam mendukung

    pemenuhan gizi keluarga.

    1.3 TUJUAN KEGIATAN

    Adapun tujuan dari pengabdian pada masyarakat ini adalah :

    1. Memberikan pengetahuan pada Ibu Ibu PKK di Kelurahan kampung Bugis

    tentang proses pembuatan mie.

    2. Memberikan pengetahuan pada Ibu ibu PKK di Kelurahan Kelurahan

    Kampung Bugis tentang konsep pangan fungsional

    3. Memberikan pengetahuan pada Ibu ibu PKK di Kelurahan Kelurahan

    Kampung Bugis tentang manfaat pangan fungsional dan kesehatan

    mendukung pemenuhan gizi keluarga.

    d) Memberikan pelatihan / keterampila pada Ibu ibu PKK di Kelurahan

    Kampung Bugis tentang cara pengolahan mie sehat yang dapat mendukung

    kesehatan keluarga,

    1.4 MANFAAT KEGIATAN

    Kegiatan ini bermanfaat bagi para Ibu Ibu PKK di Kelurahan Kelurahan

    Kampung Bugis karena akan dapat menambah pengetahuan tentang manfaat mie sehat

    dan pangan fungsional serta keterampilan dalam mengolah pangan yang mendukung

    meningkatan gizi. Lebih lanjut ibu ibu PKK di kelurahan kampung bugis paham akan

    pentingnya proses pengolahan pangan dalam rangka pemenuhan gizi keluarga

    disamping itu sumber mata pencaharian tambahan bagi keluarga.

  • BAB II

    METODOLOGI

    2.1 KHALAYAK SASARAN

    Khalayak yang dijadikan sasaran kegiatan ini adalah para ibu ibu PKK di

    Kelurahan Kampung Bugis . Keterlibatan mereka dalam kegiatan P2M ini dapat dilihat

    pada Tabel 01

    Tabel 01 Keterlibatan Khalayak Sasaran

    Khalayak Kegiatan Sasaran

    Ibu Ibu PKK

    Kelurahan

    Kelurahan

    Kampung Bugis

    Kecamatan

    Buleleng

    Ceramah dan diskusi komposisi bahan makanan dan hubungan

    nya dengan pemenuhan gizi

    keluarga

    Ceramah dan tanya jawab tentang konsep pangan fung

    sional

    Mengkaitkan antara pangan fungsional dan pemenuhan gizi

    keluarga

    Pelatihan membuat mie sehat dengan menambahkan bahan

    lain yang mengandung

    antioksidan sehingga akan

    membentuk pangan fungsional

    Meningkatkan pemaha

    man tentang manfaat

    komponen gizi dalam

    bahan makanan,

    pangan funsional dan

    pemenuhan gizi

    keluarga serta terampil

    mengolah mie sehat

    dengan menambahkan

    komponen bioaktif

    seperti tempe, wortel

    dll

    2.2 KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

    Masalah pokok yang akan dipecahkan dalam pengabdian masyarakat ini

    berkaitan dengan kekurang pahaman ibu ibu PKK terhadap masalah pengolahan pangan

    yang memiliki gizi tinggi dan juga kurangnya pemahaman tentang konsep pangan

    fungsional.

  • Tabel 02. Alternatif Pemecahan Masalah

    No Permasalahan Akar permasalahan Alternatif pemecahan

    masalah

    1 Ibu ibu PKK kurang

    akan pengetahuan

    tentang kelengkapan

    komponen bahan

    makanan

    Kurang informasi

    tentang konsep gizi

    dalam bahan

    makanan

    Ceramah dan diskusi

    tentang komponen gizi

    bahan makanan

    2 Ibu ibu PKK kurang

    akan pengetahuan

    tentang konsep pangan

    fungsional dan

    hubungannnya dengan

    kesehatan

    Kurang informasi

    tentang konsep

    pangan fungsional

    Pemberian ceramah dan

    tanya jawab masalah

    pangan fungsional dan

    hubungannya dengan

    kesehatan

    3 Ibu ibu PKK kurang

    akan pengetahuan

    pemanfaatan bahan

    yang ada sebagai

    pangan fungsional

    Kurang informasi

    tentang hubungan

    antara diversifikasi

    pangan dan pemenuh

    an gizi keluarga

    Pemberian ceramah

    tentang dampak

    diversifikasi pangan dan

    pangan funsional

    4 Ibu ibu PKK kurang

    terampil dalam

    teknologi pengolahan

    mie menjadi makanan

    yang bermutu sehingga

    akan dihasilkan mie

    sehat

    Kurang informasi ten

    tang proses pembuat

    an makanan dengan

    komposisi beragam

    Pelatihan membuat mie

    sehat dengan kombinasi

    atau substitusi tepung

    tempe, penambahan

    wortel dan bayam dll

    2.3 METODA KEGIATAN

    Kerangka berpikir untuk memecahkan masalah kegiatan ini digambarkan seperti

    pada Gambar 1. Dari permasalahan yang muncul disusun berbagai alternatif untuk

    memecahkan masalah. Selanjutnya dari berbagai alternatif, dipilih alternatif yangpaling

    mungkin dilaksanakan. Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka metode dalam

    kegiatan ini adalah sebagai berikut

  • b) Metoda Pelaksanaan Kegiatan

    1) Kegiatan ceramah dan diskusi

    Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang komponen gizi

    dalam bahan makanan, pangan funsional dan manfaatnya dalam pemenuhan gizi

    keluarga sehingga nantinya keluarga menjadi sehat. Materi ini akan diberikan oleh staf

    dosen Undiksha yang ahli dalam bidang biomedik, teknologi pangan. Ceramah berupa

    atau menyangkut materi apa itu komponen gizi makanan, keseimbangan gizi, pangan

    fungsional, hubungan pangan fungsional dan pemenuhan gizi keluarga serta mencari

    alternatif pengolahan salah satu bahan makanan (mie) menjadi mie sehat.

    Permasalahan

    Ibu ibu PKK kurang memahami masalah komponen gizi dalam

    bahan makanan

    Ibu ibu PKK kurang memahami akan konsep pangan fungsional

    Ibu ibu PKK kuram]ng memahami keterkaitan antara

    pangan funsional dan gizi

    keluarga

    Ibu ibu PKK kurang terampil dalam mengolah mie sehat

    menjadi makanan yang bermutu

    Pemecahan Masalah

    Meningkatkan pengetahuan komonen gizi bahan maknan

    Meningkatkan pengetahuan tentang pangan fungsional

    Meningkatkan pengaitan antara pangan fungsional dan pemenuhan

    gizi keluarga

    Menigkatkan keterampilan dalam

    mengolah mie menjadi mie sehat

    dengan adanya zat tambahan

    Metode Kegiatan

    Ceramah dan diskusi komponen gizi bahan makanan

    Ceramah dan diskusi tentang pangan fungsional

    Tanya jawab hubungan antara pangan fungsional dan pemenuhan gizi keluarga

    Pelatihan pengolahan mie menjadi mie

    sehat dengan penambahan bioaktif

    Alternatif Pemecahan Masalah

    Meningkatkan pemahaman ibu ibu PKK tentang pemanfaatan bioaktif

    (antioksidan) dalam pengolahan mie

    menjadi mie sehat melalui ceramah

    ,tanya jawab dan diskusi serta

    pelatihan pembuatan mie sehat

    Gambar 1. Bagan Skematis Metode Kegiatan

  • 2) Pelatihan Pengolahan mie menjadi mie sehat

    Kegiatan ini juga diisi oleh dosen Undiksha yang paham dan terampil tentang

    pengolahan makanan, terutama usaha mencari bahan makanan yang kaya akan bioaktif

    yang nantinya digunakanan dalam pensubstitusi. Pada kegiatan ini akan dilatihkan

    proses pembuatan mie sehat.

    2.4 EVALUASI

    Untuk mengetahui apakah program yang akan dilaksanakan ini berdampak positif

    atau sejauh mana program ini terlaksana, sudah barang tentu dibuat suatu evaluasi yang

    meliput :

    1. Dilakukan pre tes mengenai pengetahuan mengenai komponen bahan

    makanan dan pangan fungsional serta dampaknya pada kesehatan, ini

    dilakukan sebelum kegiatan dimulai.

    2. Dilakukan pos tes mengenai materi yang diberikan menyangku apa yang

    diinformasikan saat ceramah, tanya jawab maupun diskusi

    3. Dipantau tentang usaha yang dilakukan dalam diversifikasi pangan

    4. Dilakukan survei sebulan setelah dilakukan kegiatan tentang implementasi

    program yang telah dilakukan.

    5. Selanjutnya dibandingkan antara skor pre tes dan post tes, sehingga akan

    dapat dilihat keberhasilan program yang dilakukan.

  • BAB III

    HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

    Kegiatan P2M ini dilaksanakan dalam bentuk ceramah dan diskusi terprogram

    serta dilanjutkan dengan praktek pembuatan makanan mie sehat yang berasal dari

    campuran tenpung terigu, tepung tempe dan wortel. Rincian kegiatan dapat

    diperlihatkan dalam tabel 03 di bawah ini.

    Tabel 03 Rincian Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat

    Pertemuan ke Kegiatan

    1 Sosialisasi program dan pre test

    2 Ceramah dan diskusi tentang mie sehat : pengertian mie, proses

    pembuatan mie, manfaat mie, pengertian mie sehat, proses

    pembuatan mie sehat

    3 Ceramah dan diskusi : dampak mie dan mie sehat terhadap

    kesehatan

    4 Praktik pembuatan tepung tempe dan wortel sebagai substitusi mie sehat

    5 Ceramah dan diskusi : Praktik pembuatan mie sehat

    5 Evaluasi

    Untuk dapat memahami pengetahuan tentang mie sehat dan proses

    pembuatannya dan juga meningkatkan diversifikasi pangan yang berasal dari tepung

    terigu pada ibu ibu PKK di Kelurahan Kampung Bugis Kecamatan Buleleng, maka

    pada kegiatan ini dikumpulkanlah ibu ibu PKK yang sekaligus sebagai peserta

    pengabdian pada masyarakat. Pada kegiatan ini ada tiga orang yang bertugas terdiri dari

    : Dr Siti Maryam, M.Kes sebagai nara sumber dan Dra Damiati, M.Kes serta Ni Made

    Wiratini, S.Pd., M.Sc selalu instruktur atau pembimbing dalam kegiatan diskusi dan

    juga membuat makanan mie sehat, dengan jalan adanya substitusi tepung tempe dan

    juga tepung wortel atau sayuran lainnya pada proses pembuatan mie. Kegiatan ceramah

    dan diskusi berjalan lancar dengan suasana kondusif, ibu ibu dengan lugasnya

    berdiskusi sekali kali disertai dengan guyon sehinggga suasana benar benar bernuansa

    keakraban dan pada akhirnya kondusif. Para peserta yang terdiri dari ibu ibu usia antara

  • 30 hingga 60 tahun. Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh ibu ibu tersebut

    adalah bervariasi, ada yang tamat sekolah dasar, tamat sekolah menengah pertama dan

    juga tamat sekolah menengah atas dan ada yang tamat sarjana, walaupun jumlahnya

    sedikit dan yang terbanyak adalah tamatan sekolah pertama .

    3.1 Pemahaman Pengetahuan Tentang Mie Sehat

    Pemahaman pengetahuan ibu ibu PKK terhadap pengetahuan akan mie sehat

    dilakukan dengan jalan, memberikan pengetahuan akan mie sehat menyangkut

    pengertian mie sehat, komponen gizi mie, membedakan antara mie sehat dan mie biasa,

    proses pembuatan mie sehat , diversifikasi pangan dan pengolahan mie sehat.

    Mie sehat adalah mie yang didapat dengan proses menambahkan komponen

    yang kaya akan gizi pada tepung terigu sebagai bahan dasar dari mie. Komponen yang

    ditambahkan berupa tepung tempe dan juga wortel, untuk memberikan warna dari mie.

    Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan akan mie sehat dikalangan ibu ibu PKK

    Kampung Bugis, maka sebelum adanya pemaparan tentang mie sehat, dilakukan suatu

    tes (pretes). Setelah pemberian tes, maka dilanjutkan dengan wawancara tentang seluk

    beluk pengetahuan akan mie sehat. Secara umum mengindentifikasikan bahwa

    pengetahuan awal mengenai mie sehat dan pengetahuan setelah adanya pemaparan mie

    sehat terlihat pada tabel 04 di bawah ini.

    Tabel 04 : Pemahaman Peserta Terhadap Mie Sehat

    No Nama Pretest Postest

    1 Sri Wahyuni 80 100

    2 Yayuk 80 90

    3 Suwarti 60 80

    4 Jamainah 60 70

    5 Dian Jamainah 60 80

    6 Wahyuningsih 70 90

    7 Desi Ariani 80 80

    8 Karniti 70 80

    9 Ani mariani 80 80

    10 Etty 80 90

  • 11 Rani 70 80

    12 Saniyah 70 90

    13 Mariana 60 80

    14 Jainah 70 90

    15 Mariani 80 80

    16 Suhartini 60 70

    17 Isnaini Damayani 80 70

    18 HJ Maimanah 70 70

    19 Maisarah 60 70

    20 Rahmawati 70 100

    21 Fitriyah 70 80

    22 Saminah 60 80

    23 Mariyah 70 100

    24 Satinah 60 80

    25 Siiti Maisur 80 90

    26 Safiyah 80 80

    27 Nurjanah 70 80

    28 Nur Baitiah 80 80

    29 Darmini 70 90

    30 Lilis Susanti 70 100

    JUMLAH 2120 2510

    RATA RATA 70,66 83,66

    Dari tes yang disebarkan pada peserta (hasil pretes) didapat bahwa pengetahuan

    akan mie sehat sebesar 70,66 (dari skala 100) ini menandakan bahwa pengetahuan awal

    ibu ibu PKK tentang mie sehat telah ada, mereka sudah tahu bahwa bahan dasar dalam

    pembuatan mie adalah tepung terigu, hanya saja sebagian besar tidak banyak tahu

    bahwa terigu merupakan tepung yang kaya akan karbohidrat, demikian juga konsep

    tentang gizi seimbang belum banyak dimengerti.

    Nara sumber menjelaskan tentang konsep gizi seimbang dan juga pentingnya

    asupan makanan yang kaya akan protein bagi anak anak dan juga usia pertumbuhan dan

    juga pentingnya antioksidan dalam makanan yang sangat menentukan nilai fungsional

  • makanan. Nilai fungsional dari makanan adalah bagiamana suatu makanan yang jika

    dimakan tidak hanya mengenyangkan saja , melainkan juga menyehatkan dan pada

    akhirnya dapat berfungsi positif terhadap kelangsungan hidup penggunanya.

    Materi yang disajikan saat pemberian pengetahuan terhadap ibu ibu PKK

    Kampung Bugis, memberikan dampak positif terhadap pengetahuan yang dimiliki, ini

    terbukti dengan adanya tes yang dilakukan. Skor tes (post tes) mendapatkan hasil

    sebesar 83,66. Jika dibandingkan dengan skor pre tes maka terjadi peningkatan sebesar

    14,4 % dari pengetahuan awal. Besarnya peningkatan ini merupakan suatu kontribusi,

    bahwa ibu ibu PKK memperhatikan dan memahami tentang komponen yang harus ada

    daam suatu makanan agar tubuh menjadi sehat. Walaupun peningkatannya sebesar 14,4

    %, tetapi merupakan suatu hal yang positif terhadap kemajuan suatu pengarahan yang

    dilakukan.

    Pemberian pengetahuan terhadap ibu ibu PKK, dilanjutkan dengan memberi

    pelatihan tentang mie sehat.

    3.2 Pelatihan Keterampilan Membuat Mie Sehat

    Pelatihan menyangkut bagaimana proses pembuatan mie sehat, mulai

    dari menentukan bahan dasar, bahan pengganti (substitusi) dan juga bahan pengisi

    (memberikan warna) pada mie. Pada pelatihan dilakukan pembuatan mie sehat dengan

    substitusi tepung tempe dan pewarna menggunakan wortel dan bit. Akibat adanya

    substitusi tepung terigu dengan tepung tempe dan penambahan wortel atau bit maka

    akan menghasilkan mie yang berpenampilan / tampilan baik dan juga kandungan

    gizinya tinggi. Pada pelatihan ini dihasilkan dua jenis mie sehat, karena ada dengan

    penambahan wortel sehingga akan menghasilkan mie yang berwarna oranye. Disamping

    itu dibuat juga mie sehat dengan penambahan tepung tempe dan buah bit, sehingga akan

    menghasilkan mie yang berwarna ungu. Konsep konsep yang dilakukan tidak lain

    merupakan diversivikasi makanan kerah pengembangan pangan fungsional.

    3.3 Pelatihan Pengolahan Mie Sehat

    Setelah proses pembuatan mie sehat, maka dilanjutkan dengan pengolahan mie

    sehat. Pada kesempatan ini dibuat berbagai jenis makanan dengan bahan dasar mie

    antara lain : mie ayam, martabak mie dan mie telur. Pada pelatihan ini terlihat ibu ibu

  • PKK memiliki kemauan yang tinggi dalam mencoba resep. Nara sumber memberi

    arahan, bahwa untuk menghasilkan tampilan yang baik, maka mie yang berwarna ungu

    (adanya tambahan buah bit) jangan digunakan untuk martabak mie, karena proses

    pembuatan martabak sudah barang tentu diawali dengan proses menggoreng dan akan

    didapat hasil yang gosong atau tampilan yang kurang baik.

    Nara sumber memberikan cara cara yang tepat dalam mengolah bahan makanan,

    agar komponen gizi dalam makanan tidak hilang dan tetap utuh walaupun mengalami

    pengolahan.

  • BAB IV

    TINDAK LANJUT KEGIATAN

    4.1 Kegiatan Yang Dilakukan

    Untuk keberlanjutan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat, maka

    diadakan pemantauan terhadap apa yang telah diberikan kepada ibu ibu PKK Kampung

    Bugis. Program keberlanjutan ini penting dilakukan, agar apa yang telah diberikan baik

    berupa ilmu pengetahuan tentang proses pembuatan mie sehat, dan juga proses

    pengolahan mie sehat berlangsung secara berkesinambungan dan benar benar

    memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu

    ibu PKK Kampung Bugis.

  • BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 SIMPULAN

    Simpulan dari P2M yang dilakukan adalah :

    1. Pengetahuan Ibu Ibu PKK dalam pemahaman akan mie sehat adalah meningkat

    sebesar 14,4 %

    2. Pemahaman tentang diversifikasi pangan adalah meningkat

    3. Ibu Ibu PKK Kampung Bugis terampil dalam membuat mie sehat dan mengolahnya

    menjadi berbagai macam makanan.

    5.2 Saran

    Pelatihan tentang diversifikasi pangan pada para ibu ibu PKK sebaiknya selalu

    dilakukan, sehingga kekurangan akan gizi masyarakat tidak akan terjadi.

  • Daftar Pustaka

    Astrawan, Made, 2003, Membuat Mie dan Bihun, Penebar Swadaya , Jakarta.

    Profil Desa Dan Kelurahan, 2010. Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal

    Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

    Rasyad, H., Retnowati, dan E.S. Purba, 2003, Peluang Bisnis Makanan Berbasis

    Tepung, Elex Media Komputindo, Jakarta

    Ketahanan Pangan, 2010, Kebijakan Umum Ketahanan Pangan, Jakarta

    Koswara S, 1992, Teknologi Pengolahan Kedele, Pustaka Sinar Harapan.

    Suyanti, 2006, Pembuatan Mie dari Aneka Komposit Tepung Pisang, Kedelai, Kacang

    Hijau, Jagung, dan Ubi Ungu, Laporan Kerjasama dengan Dinas Pertanian

    dan Kehutanan DKI, Jakarta.

    Suhartono dkk, 2008. Penerapan Prinsip Prinsip Mutu dan Keamanan Pangan Tempe di

    Kabupaten Lampung Barat, Jurnal Gizi dan Pangan, 3(3): 244 249

    Widowati S., Suismoro, Suarni, Sutrisno, dan Komalasari, 2002, Petunjuk Teknis

    Proses Pembuatan Aneka Tepung dari Bahan Pangan Sumber Karbohidrat

    Lokal , Balai Penelitian Pascapanen Pertanian, Jakarta.

  • LAMPIRAN

    PEMBERIAN PENGETAHUAN MIE SEHAT

    SALAH SATU PESERTA MENGAJUKAN PERTANYAAN

  • FOTO PESERTA P2M

    PENGARAHAN PEMBERIAN MATERI P2M

  • TEMPE YANG DIKERINGKAN

    TEPUNG TEMPE

  • WORTEL YANG DIKERINGKAN

    WORTEL KERING

  • Bahan Mie Sehat

    Prodok Olahan Mie Sehat

  • MIE SEHAT

    PENGERTIAN MIE

    adalah produk makanan kering yang terbuat dari terigu atau gandum dengan atau

    tanpa penambahan bahan makanan lain. Produk mie umumnya digunakan sebagai

    sumber energi karena kandungan karbohidratnya yang relatif tinggi. Mie yang disukai

    masyarakat Indonesia adalah mie dengan warna kuning, bentuk khas mie yaitu berupa

    pilinan panjang yang dapat mengembang dan lenting serta kalau direbus tidak banyak

    padatan yang hilang.Semua ini termasuk sifat fisik mie yang sangat menentukan

    terhadap penerimaan konsumen.

    Komposisi Kimia Mie

    Nilai gizi kandungan mie pada umumnya dapat dianggap cukup baik karena selain

    karbohidrat terdapat sedikit protein yang disebut glutein.

    Komposisi Gizi Mie per 100 gr Bahan

    Zat Gizi Mie Basah Mie Kering

    Energi (kal)

    Protein (g)

    Lemak (g)

    Karbohidrat (g)

    Kalsium (mg)

    Fosfor (mg)

    Besi (mg)

    Vitamin A (SI)

    Vitamin B1 (mg)

    Vitamin C (mg)

    Air (mg)

    86

    0,6

    3,3

    14,0

    14,0

    13,0

    0,8

    0

    0

    0

    80,0

    337

    7,9

    11,8

    50,0

    49,0

    47,0

    2,8

    0

    0,01

    0

    28,6

    Sumber: Direktorat Gizi, Depkes (1992)

  • Metode Pembuatan Mie

    Tahap-tahap pembuatan segar meliputi pencampuran, pengistirahatan, pembentukan

    lembaran dan pemotongan.

    1. Pencampuran

    Pembuatan mie diawali dengan proses pencampuran tepung terigu dengan

    larutan alkali kedalam suatu alat yang disebut mixer dan diaduk secara otomatis.

    Tujuannya agar tepung terigu terhidrasi (menyerap air) sehingga bercampur dengan

    merata. Penambahan air menyababkan serat-serat gluten mengembang karena gluten

    menyerap air.

    Proses pencampuran bertujuan untuk menghidrasi tepung dengan air,

    membuatnya merata dengan mencampur dan membuat adonan dengan bentuk jaringan

    glutein dengan meremas-remas. Untuk membuat adonan yang baik faktor yang harus

    diperhatikan adalah jumlah air yang ditambahkan, waktu pengadukan dan temperatur.

    2. Pengadukan

    Proses pengadukan menyebabkan serat glutein sering tertarik tersusun

    berselang dan terbungkus dalam pati sehingga diperoleh adonan yang lunak dan elastis.

    Tepung terigu, tepung tapioka dan bahan tambahan lainnya dicampur dan diaduk dalam

    wadah selama 2 menit. Selanjutnya, ditambahkan larutan pengembang dan larutan telur

    untuk jenis mie kering tertentu. Adonan ini dicampur hingga matang yang dicirikan

    dengan struktur kompak, penampakan mengkilat, halus, elastis, tidak lengket, dan tidak

    mudah terberai, lunak serta lembut.

    3. Pengepresan

    Setelah mendapat adonan yang diinginkan, maka adonan tersebut dimasukkan

    kedalam mesin pres (roll press). Dalam roll press serat gluten yang tidak beraturan

    ditarik memanjang dan searah dengan tekanan diantara roller. Saat pengepresan, gluten

    ditarik keatu arah sehingga seratnya menjadi sejajar. Hal ini akan mengakibatkan

    meningkatnya kehalusan dan elastisitas mie.

    4. Penyisiran (Slitting)

    Dari lembaran tipis tersebut kemudian secara otomatis masuk kedalam mesin

    penyisir lembaran tipis membentuk untaian tali seperti pita dengan selera konsumen.

    Lembaran tipis selanjutnya masuk ke mesin pencetak mie (Stiller) yang berfungsi mengubah

    lembaran mie menjadi untaian mie yang bergelombang.

  • 5. Pengukusan (Steaming)

    Setelah melalui proses pencetakan dilakukan pemasakan mie dengan

    pemanasan. Pemanasan ini menyebabkan gelatinisasi pati dan koagulasi gluten.

    gelatinisasi ini dapat menyebabkan:

    - Pati meleleh dan membentuk lapisan tipis (film) yang dapat mengurangi penyerapan

    minyak dan memberikan kelembutan mie

    - Meningkatkan daya cerna pati dan mempengaruhi daya rehidrasi mie

    BAHAN-BAHAN PEMBUATAN MIE

    Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu berfungsi

    membentuk struktur mie, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama

    tepung terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Bahan bahan lain

    yang digunakan antara lain air, garam, bahan pengembang, zat warna, bumbu dan telur.

    Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan

    garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang dengan

    adanya air.

    Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan

    fleksibilitas dan elastisitas mie serta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas

    enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang

    secara berlebihan.

    Putih telur akan menghasilkan suatu lapisan yang tipis dan kuat pada permukaan

    mie. Lapisan tersebut cukup efektif untuk mencegah penyerapan minyak

    sewaktu digoreng dan kekeruhan saus mie sewaktu pemasakan. Lesitin pada kuning

    telur merupakan pengemulsi yang baik, dapat mempercepat hidrasi air pada terigu,

    dan bersifat mengembangkan adonan.

    PRAKTEK PEMBUATAN MIE (SEDERHANA)

    Bahan utama pembuatan mie adalah terigu. Sifat istimewa dari terigu adalah

    memiliki protein yang bersifat plastis sehingga berperan penting dalam membuat massa

    adonan tepung menjadi ulet. Disamping tanpa penambahan tepung lain, seperti telah

    dijelaskan di bagian atas, ada juga mie yang dicampur dengan bahan lain. Pada proses

    pembuatannya mie memerlukan berbagai bahan tambahan yang masing-masing

    bertujuan tertentu, antara lain menambah bobot, menambah volume, memperbaiki mutu

    ataupun cita rasa serta warna. Banyak pabrik yang menggunakan tepung tapioka atau

  • aci untuk memperoleh adonan dengan mutu tertentu. Biasanya semakin banyak tepung

    tapioka digunakan semakin menurun mutunya. Penambahan Natrium Carbonat

    dimaksudkan untuk dapat mengembangkan adonan karena oleh cair, soda tersebut akan

    terurai dan melepaskan CO2 sebagai gas yang mengembangkan adonan mie.

    Penambahan garam dapur NaCl, selain menambah cita rasa dapat pula agak

    mengawetkan hasil mie kalau kadarnya tidak kurang dari 2 persen. Bahan pengawet

    yang sering digunakan adalah Natrium benzoat 1% zat ini selain dapat merusak dinding

    sel mikroba dapat pula mengubah suasana basa cairan sel menjadi asam sehingga

    mematikan mikroba. Penambahan telur pada umumnya dapat meningkatkan mutu

    karena meningkatnya nilai gizi. Selain itu sifat mie dapat lebih liat jadi tidak mudah

    terputus-putus.

    Prosedur Pembuatan Mie (Sederhana)

    Cara I

    I Bahan

    a. Tepung terigu

    b. Garam dapur

    c. Minyak goreng

    d. Telur

    e. Natrium carbonat

    f. Natrium polifosfat

    II. Peralatan

    - Mesin pencampur/pengaduk

    - Mesin rol pres/pelembar dan Alat pencetak mie

    - Pisau atau gunting

    - Baskom dan tampah

    - Sendok pengaduk dan Serok kasa

    - Kompor dan Pengukus/Langseng

    III. Skema proses pembuatan mie

    - Tepung terigu dimasukkan ke dalam mesin pengaduk

    - Pengadukan awal selama 5 menit

    - Pengadukan lanjutan selama 15 menit sambil ditambahkan/larutan garam,

    soda kue dll. Sedikit demi sedikit

  • - Pengopresan atau pelembaran awal

    - Pelembaran akhir

    - Pencetakan/pemotongan

    - Pengguntingan sepanjang 30 cm

    - Peminyakan awal

    - Perembusan/pengukusan

    - Penirisan

    - Peminyakan akhir

    Mie Basah

    Prosedur :

    1. Tempatkan tepung terigu 1 kg dalam mesin/alat pengaduk

    2. Bubuhi air atau air garam, larutan soda sedikit demi sedikit sambil diaduk

    sampai merata dan dengan uji kepal cukup menggumpal.

    3. Masukkan adonan pada mesin press

    4. Pasang alat pencetak atau pemotong sehingga adonan dapat dicetak sambil

    langsung dipotong-potong sepanjang kira-kira 30 cm.

    5. Kumpulkan potongan-potongan mie untuk ditaburi minyak goreng sambil

    diaduk lalu direbus 1 sampai 2 menit atau dikukus selama kira-kira 5 menit.

    6. Mie kemudian diangkat, ditiriskan dan ditebarkan di atas meja khusus atau

    baskom besar dan taburkan minyak goreng 200 ml sambil diaduk-aduk

    sampai merata.

    7. Mie dianginkan sampai cukup dingin maka selesailah mie basah siap

    dikonsumsikan.

    MIE SEHAT

    Proses pembuatan mie dengan menambahkan komponen lain pada bahan dasar

    mie yang dapat berupa tempe dan juga wortel atau komponen lainnya.

    Ada beberapa modifikasi dari mie antara lain :

    No Tepung Terigu

    (gr)

    Tepung Tempe

    (gr)

    Wortel (gr)

    1 500 300 200

    2 500 250 250

    3 500 200 300