k21 - p2m-tb

43
DIAGNOSIS DIAGNOSIS PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS TUBERKULOSIS Dr. Indah Rahmawati, Sp.P Dr. Indah Rahmawati, Sp.P Subbag Pulmonologi FK UNSOED / Subbag Pulmonologi FK UNSOED / RSMS RSMS

Upload: normalisanovrita

Post on 03-Oct-2015

241 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

K21 - P2M-TB

TRANSCRIPT

  • DIAGNOSIS PENATALAKSANAANTUBERKULOSISDr. Indah Rahmawati, Sp.PSubbag Pulmonologi FK UNSOED / RSMS

  • Gejala TB1. Gejala utama Batuk 3 minggu2. Gejala tambahan - Dahak campur darah - Batuk darah - Sesak napas - Nyeri dada - Badan lemah, nafsu makan turun, BB turun, malaise, keringat malam,demam

  • Penemuan Penderita TB1. Pasif : penjaringan tersangka TB ketika penderita datang ke pelayanan kesehatan. Passive promotive case finding semua kontak penderita TB dgn gejala sama harus diperiksa dahak SPS

    2. Aktif : penjaringan penderita tersangka TB dengan mendatangi penderita

  • Diagnosis TBPemeriksaan fisik - tergantung luas dan kelainan paru - awal penyakit tidak ada kelainan - suara napas bronkial, amforik, ronki basah, suara napas melemah

  • Diagnosis TB Ditemukan BTA mikroskopik (+) paling sedikit 2 dari 3 pemeriksaan (SPS)Bila hanya 1 X positif dilakukan foto toraks : * jika mendukung TB * tak mendukung Ulang SPSBila memungkinkan pemeriksaan lain : misal biakan /resitensi

  • Diagnosis TB Foto toraks TB aktif multiform : - bayangan berawan/ noduler di segmen apikal & post LAP atau segmen sup LBP - kaviti - Bayangan bercak milier - efusi pleura unilateral

  • Diagnosis TBFoto toraks TB inaktif - fibrotik - kalsifikasi - fibrotoraks atau penebalan pleura

    Destroyed Lung - Berdasarkan foto toraks sulit dinilai keaktifannya - Perlu pemeriksaan bakteriologik dan serial foto

  • Diagnosis TBLuas lesi pada foto toraks

    1. Lesi minimal : kelainan terletak di atas chondrosternal junction dari iga ke 2 dan pros.spinosus Th IV atau korpus vet Th V (sela iga II) dan tidak ada kaviti 2. Lesi luas: lebih luas dari lesi minimal

  • Indikasi foto toraksSuspek TB dgn BTA ( ) Setelah diberi AB tak ada perubahan ulang dahak SPS negatif

    TB Paru BTA ( + ) a. diduga terdapat komplikasi b. hemoptisis berat c. dahak SPS hanya 1 yg positif

  • R

  • Diagnosis TB ekstra ParuTergantung organ yg terkena misal pembesaran KGB leher limfadenitis TBDiagnosis pasti sulit, memerlukan pemeriksaan lain misal rontgen, biopsi, patologi anatomiSering disertai TB paru maka diperiksa dahak SPS dan foto toraks

  • KLASIFIKASI PENYAKITPenentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita suatu definisi kasusTujuan penentuan klasifikasi penyakit panduan OAT

  • Menentukan definisi kasus Empat hal yang penting :Organ tubuh yg sakit : paru atau ekstra paruHasil pemeriksaan dahak : BTA (+) / ()Riwayat pengobatan sebelumnya Tingkat keparahan penyakit ringan atau berat

  • Klasifikasi penyakit1. TB Paru : TB pada jaringan paru - TB Paru BTA (+): 2 dari 3 dahak SPS (+) atau 1 dahak SPS (+) dan foto toraks TB aktif - TB paru BTA (-) : 3 dahak SPS (-) dan fototoraks TB aktif terbagi dua : * Berat: kelainan foto toraks luas, milier, KU buruk * Ringan : kelainan foto toraks minimal

  • Klasifikasi penyakit2. TB ekstra paru : TB diluar organ paru

    Ekstra paru ringan : Ekstra paru berat :- TB kelenjar - Meningtis- TB tulang, - millier- Pleuritis eksudativa unilat - pleuritis eksudativa bil- TB sendi - perikarditis- TB tulang - peritonitis- TB kelenjar adrenal - TB usus - TB tulang belakang - TB saluran kemih & alat kelamin

  • Tipe penderita TB TB PARU KASUS BARU TB PARU KASUS KAMBUH ( RELAPS ) TB PARU KASUS PINDAH ( TB-09 ) TB PARU KASUS GAGAL TB PARU KASUS PUTUS OBAT TB PARU KASUS KRONIK

    *

  • TUJUAN PENGOBATAN1. Menyembuhkan penderita2. Mencegah kematian3. Mencegah kekambuhan4. Menurunkan risiko penularan

  • JENIS DAN DOSIS OAT JENIS OAT DOSIS Harian Lanjutan (intermiten)

    Izoniazid (H) 5 mg/Kg BB 10 mg/Kg BB Rifampisin (R) 10 mg/Kg BB 10 mg/Kg BBStreptomisin (S) 15 mg/Kg BB 15 mg/Kg BBPirazinamid (Z) 25 mg/Kg BB 35 mg/Kg BBEtambutol (E) 15 mg/Kg BB 30 mg/Kg BB

    Catatan : (S) < 60 tahun : 0,75 gr/hari > 60 tahun : 0,50 gr/hari

  • PRINSIP PENGOBATANTAHAP INTENSIF : diberikan tiap hari Pengawasan ketat sangat penting untuk mencegah kekebalan obat

    TAHAP LANJUTAN : diberikan 3X / minggu untuk membunuh kuman agar tidak kambuh

  • KATEGORIKategori I : - TB Paru BTA (+) kasus baru - TB Paru BTA (-), R (+) lesi luas / sakit berat - TB ekstra paru berat

    Kategori II: - TB Paru kambuh - TB Paru gagal - TB Paru lalai (D.O)

    Kategori III : - TB Paru BTA (-), R (+) lesi / sakit ringan - TB ekstra paru ringan

  • Pemantauan Hasil pengobatan TB1. Akhir fase intensif : - Kat I & III 1 mg sebelum akhir bln ke-2 - Kat II 1 mg sebelum akhir bln ke-32. Sebulan sebelum akhir pengobatan : untuk menilai hasil pengobatan pada Kat I & II3. Akhir pengobatan : untuk menilai hasil pengobatan pada Kat I & IIPemeriksaan ulang BTA 2 X (SP) Hasil BTA 2x(-) : disebut negatif Hasil BTA 1x / 2x (+) : disebut positif

  • Hasil PengobatanSembuhPengobatan lengkapMeninggalPindahDrop out atau defaultedGagal

  • PENGOBATAN TB EKSTRA PARU 1. TB MILIER - Rawat - Paduan obat : 2RHZE / 4RH fase lanjutan dapat diperpanjang sampai 7 bulan - Pemberian kortikosteroid tidak rutin - Dosis prednison : 30-40 mg/hari diturunkan 5-10 mg/hari, + 4-6 minggu

    *

  • PENGOBATAN TB EKSTRA PARU2. PLEURITIS EKSUDATIVA TB

    - Paduan obat : 2RHZ / 4R3H3 atau 4RH- Evaluasi cairan seoptimal mungkin, tergantung keadaan penderita- Kortikosteroid bila perlu- Prednison 30-40 mg/hari tapering off 3-4 minggu

  • PENGOBATAN TB EKSTRA PARU3. TB EKSTRA PARU LAINNYA

    - Paduan obat : 2 RHZE / 10RH- Prinsip pengobatan sama dengan TB paru, fase lanjutan sampai 12 bulan - Kortikosteroid pada : Perikarditis TB Meningitis TB

  • TB PADA KEADAAN KHUSUS1 . TB Paru dengan DM

    - Paduan obat : 2RHZ (E-S) + 4RH gula darah terkontrol- Fase lanjutan dapat dilanjutkan sampai 7 bulan bila gula darah tidak terkontrol- Hati-hati dengan etambutol- Rifampisin menurunkan efektivitas obat oral diabetes (Sulfonil Urea)

  • TB PADA KEADAAN KHUSUS2. TB Paru dengan HIV / AIDS

    - Paduan obat sesuai kategori seperti tanpa HIV / AIDS - Jangan berikan Thiacetazon- Obat suntikan sebaiknya dihindari- Jangan lakukan desentisasi OAT- Jika MDR, pengobatan sesuai uji resistensi

  • TB PADA KEADAAN KHUSUS3. TB Paru pada Kehamilan dan Menyusui

    - Tidak ada indikasi pengguguran- OAT dapat terus diberikan kecuali Streptomisin- Dapat menyusui- Dianjurkan tidak menggunakan KB hormonal- Ibu menyusui menderita TB + bayinya juga mendapatkan OAT sebaiknya tidak menyusui

  • TB PADA KEADAAN KHUSUS4. TB Paru dengan Gagal Ginjal

    - Jangan menggunakan Streptomisin, Kanamisin dan Capreomisin- Etambutol monitor kreatinin- Perhatikan fungsi ginjal

  • TB PADA KEADAAN KHUSUS5. TB Paru dengan Kelainan Hati

    - Bila curiga gangguan fungsi hati, pemeriksaan fungsi hati sebelum pengobatan- Pada kelainan fungsi hati Pirazinamid tidak digunakan- Anjuran WHO : 2SHRE / 6RH 2SHE / 10HE- Hepatitis akut OAT tunda sampai sembuh Bila perlu E dan S max 3 bulan tambah RH 6 bulan

  • TB PADA KEADAAN KHUSUSHEPATITIS INBAS OBAT- Bila klinis (+) ( Ikterik + mual / muntah) OAT stop- Bila klinis (-) laboratorium terdapat kelainan * Bilirubin > 2 OAT stop * SGOT, SGPT > 5x OAT stop * SGOT, SGPT > 3x, gejala (+) OAT stop * SGOT, SGPT > 3x, gejala (-) teruskan pengobatan, dengan pengawasan

    PADUAN YANG DIANJURKAN :- Stop OAT hepatotoksik ( RHZ)- Bila fungsi hati telah normal lakukan desentisasi

  • TB PADA KEADAAN KHUSUS Indikasi operasi a. TB paru dgn batuk darah masif, fistula bronkopleura , empiema, TB kronik, MDR b. TB ekstra paru dgn komplikasi misal TB tulang dgn kelainan neurologis

  • PENGAWAS MINUM OBAT- Salah satu komponen DOTS pengawasan langsung - Menjamin keteraturan pengobatan

  • Persyaratan PMOSeseorang yg dikenal, dipercayai dan disetujui petugas/penderita juga disegani, dihormati oleh penderitaSeseorang yg tinggal dekat penderitaBersedia membantu penderita dgn sukarelaBersedia dilatih atau mendapat penyuluhan bersama penderita

  • SIAPA YANG DAPAT MENJADI PMO ?Petugas kesehatanKader kesehatan Anggota PPTIPKKGuruAnggota keluargaTetanggaTokoh masyarakat

  • TUGAS PMOMengawasi penderita rutin makan obat sampai sembuhMemotivasi penderita agar minum obat teraturMengingatkan penderita untuk kontrol / periksa dahak Memberikan penyuluhan, mencari suspek TB dan menganjurkan / membawa ke petugas kesehatan

  • INFORMASI YANG DISAMPAIKAN PMOTB bukan penyakit keturunan atau kutukanTB dapat disembuhkan dgn berobat teraturPengobatan tahap intensif dan lanjutanPentingnya berobat secara teraturEfek samping, dan tindakannyaCara penularan dan pencegahan

  • PMO

    *

  • IN PATIENT DEPARTMENT PMO

    *

  • TERIMA KASIH

    *

    *

    *

    *