i pe kerajinan batu permata pulaki dan perak...
TRANSCRIPT
LAPORAN TAHUN I
PROGRAM IPTEKS BAGI PRODUK EKSPOR
IbPE KERAJINAN BATU PERMATA PULAKI
DAN PERAK GEROKGAK
Tahun ke 1 dari rencana 3 tahun
Oleh:
Drs. I Wayan Muderawan, M.S., PhD., NIDN. 0009046901, Ketua
Prof. Dr. I Wayan Rai, M.S., NIDN. 0016104903, Anggota
Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S., NIDN. 0021048202, Anggota
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Nopember 2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : IbPE Kerajinan Batu Permta Pulaki dan Perak
Gerokgak
Peneliti/Pelaksana
Nama Lengkap : Dr. Drs. I Wayan Muderawan, M.S.
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
NIDM : 0009106007
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Program Studi : Pendidikan Kimia
Nomor HP : 081936467507
Alamat surel (e-mail) : [email protected].
Anggota (1)
Nama Lengkap : Prof. Dr. I WAYAN RAI, M.S.
NIDM : 0016104903
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
Anggota (2)
Nama Lengkap : Prof. Dr. I NYOMAN KANCA, M.S.
NIDM : 0008105906
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
Institusi Mitra (jika ada)
Nama Institusi Mitra : UKM Kreana Dana UKM Wijaya Silver
Alamat : Desa Banyupoh Buleleng Desa Gerokgak
Buleleng
Penanggung Jawab : Kadek Sudiasa Putu Suarjana
Tahun Pelaksanaan : Tahun ke 1 dari rencana 3 tahun
Biaya Tahun Berjalan : Rp 125.000.000,00
Biaya Keseluruhan : Rp 375.000.000.00
iii
RINGKASAN
Kerajinan batu permata Pulaki merupakan kerajinan khas dan unik yang ada
di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Kerajinan batu
permata Pulaki sangat bergantung dengan kerajinan perak yang ada di Desa Gerokgak
karena produk-produk kerajinan batu permata menggunakan produk-produk kerajinan
perak, contohnya cincin, bros, anting, dan aneka ornamen. Walaupun memiliki
berbagai keunikan, kerajinan khas Buleleng pada umunya memilik kendala klasik
seprti modal usaha, pemasaran, manajemen usaha, dan dukungan IPTEKS untuk
meningkatkan kuantitas, menjamin kualitas dan menjaga kontinyuitas menjadikan
produk kerajinan khas Buleleng mampu menembus pasar ekspor. Usaha Kerajinan
Batu Permata Kresna Dana di Kawasan Pulaki, Desa Banyupoh dan Usaha Kerajinan
Wijaya Silver di Desa Gerokgak sebagai mitra industri kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yang diusulkan ini juga mengalami masalah yang mirip. Permasalahan
utama yang disepakati untuk dipecahkan dalam tiga tahun adalah: tahun pertama,
pemerkayaan desain produk sesuai kebutuhan pasar, peningkatan kualitas produksi,
pengenalan manajemen modern, promosi produk melalui pameran dan website; tahun
kedua, manajemen produksi dan pemasaran, komunikasi dengan buyer/rekanan
berbahasa Inggris, dan lay-out produksi yang memenuhi standar kesehatan dan
kenyamanan kerja, dan jaminan mutu produk; dan tahun ketiga difokuskan pada
pembinaan kelompok plasma, pendirian koperasi pengerajin, pengembangan desain
produk dan HaKI. Target luaran utama program IbPE dalam tiga tahun adalah
peningkatan kapasitas produksi hingga 50%, pasar ekspor bertambah minimal tiga
negara tujuan ekspor, penambahan omzet 20% tiap tahun, terbentuk sebuah koperasi
pengerajin batu permata dan perak di kawasan Pulaki hingga Gerokgak yang
berbadan hukum, minimal dua desain produk yang memiliki HaKI, dan minimal ada
sebuah publikasi ilmiah tingkat nasional atau internasional pertahun.
Kata-kata kunci: kerajinan, batu permata, perak, ekspor.
iv
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha kuasa atas segala berkat
dan rakhmat karuniaNYA, sehingga Pengabdian Pada Masyarakat ini bisa terlaksana
dengan baik dan lancar.
Pengabdian Pada Masyarakat dengan judul Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bagi
Produk Eksport Kerajinan Batu Permata Pulaki dan Perak Gerokgak merupakan
program pengabdian pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Program IbPE ini
merupakan satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penerapan dan
pengembangan hasil riset perguruan tinggi. Persoalan yang ditangani meliputi bahan
baku, proses produksi, kualitas produk, manajemen, aspek bisnis usaha kecil atau
usaha menengah sampai ke strategi pemasaran produk.
UKM yang dibina dikonsentrasikan pada dua unit usaha yaitu UKM Kresnadana dan
UKM Wijaya Silver. UKM Kresna Dana yang berlokasi Dinas Melanting, Desa
Banyupoh, Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng bergerak dibidang batu
permata dengan menggunakan bahan baku utama yang diambil dari daerah
perbukitan sekitar Pulaki. Sedangkan UKM Wijaya Silver yang belokasi di Desa
Gerokgak, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng bergerak dibidang perhisan
dari perak. Unit usaha mitra yang dibina diharapkan mampu menghasilkan produk
atau komoditas ekspor, yang berpeluang ekspor atau yang secara tidak langsung
dibawa ke luar negeri. Untuk mencapai target tersebut, maka pada tahun pertama
program ini diharapkan adanya peningkatan kapasitas UKM baik melalui peningkatan
kemampuan pengetahuan dan keterampilan (knwoladge and skill), memiliki tempat
kerja yang representatif, peningkatan peralatan yang diperlukan untuk proses
produksi dan prasarana lainnya.
Dalam kesempatan ini kami tim pelaksana P2M ini mengucapkan banyak terim kasih
kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepda Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi atas bantuan pendanaannya dan pihak lain atas kerjasamanya,
sehingga program bisa terlaksana dengan baik.
Singaraja, 30 Juni 2015
Tim Pelaksana P2M
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
PRAKATA iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
BAB 2. TARGET DAN LUARAN 7
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 8
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 9
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI 11
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 30
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 31
DAFTAR PUSTAKA 32
LAMPIRAN 33
1. Ijin Usaha dan Tanda Dftar Perusahaan UKM Kresna Dana 33
2. Gambar Beberapa Produk Pengabdian 35
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Masalah Prioritas, Solusi IPTEKS, Pendekatan/Metode
dan Tujuan/Sasaran 8
Tabel 2. Mekanisme Pelaksanaan dan Jadwal Kegiatan 9
Tabel 3. Kgiatan Launching dan Seminar Ilmiah 12
Tabel 4. Keadaan Fasilitas UKM Wijaya Silver dan UKM Krena Dana 13
Tabel 5. Proyeksi Target Luaran dan Capaian Tahun Pertama 30
Tabel 6. Mekanisme Pelaksanaan dan Jadwal Kegiatan Tahun Berikutnya 31
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lokasi UKM Wijaya Silver dan UKM Krena Dana 11
Gambar 2. Launching Program IbPE dan Seminar Ilmiah 11
Gambar 3. Peta Geologi Bali 13
Gambar 4. Pura Sad Khayangan Jagat Pulaki 16
Gambar 5. Pura di sekitar Pulaki 16
Gambar 6. Batu Mulia Hijau Tabur Emas (Kresna Dana Pulaki) 17
Gambar 7. Layout UKM Wijaya Silver dan UKM Kresna Dana 23
Gambar 8. Lokasi Pangkung Jae, Lokasi Batu Mulia 25
Gambar 9. Salah Satu Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan 26
Gambar 10. Beberapa Desain dan Produk Bros, Sumpel, dan Cincin 27
Gambar 11. Beberapa Desain dan Produk Pandle UNDIKSHA 28
Gambar 12. Beberapa Desain dan Produk Cincin Wanita dan Pria 29
Gambar 13. Beberapa Desain dan Produk Kalung 30
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1, Ijin Usaha dan Tanda Dftar Perusahaan UKM Kresna Dana 17
Lampiran 2. Beberapa Produk Pengabdian 19
BAB 1. PENDAHULUAN
Batu permata Pulaki telah lama dikenal orang khususnya para penggemar batu
permata. Salah satu batu permata terkenal dari kawasan Pulaki adalah batu permata
Kresna Dana dengan varian yang diberi nama Kresna Dana Hitam Bercahaya Putih
(batu sangat mulia dan langka) dan Kresna Dana Tabur Emas Hijau dengan Bercak
Kuning Emas. Batu permata lainnya yang juga terkenal dari kawasan Pulaki adalah
permata yang diberi nama Kecubung Kasian Putih Bercahaya Tangi, Jaga Satru
Hijau Bercahaya Kuning, Dwi Datu Hitam Bercahaya Kuning, Bangsing Hitam
Bersinar dan banyak pula jenis yang lainnya. Nama-nama batu permata tersebut
masih merujuk pada tampilan dan cirri-ciri khasnya, belum merujuk pada nama-nama
ilmiah mineral-mineral yang bersesuaian. Identifikasi ilmiah tentang batu permata
Pulaki belum ada yang melaporkannya. Hal inilah yang mungkin menyebabkan batu
permata ini tidak banyak dikenal secara internasional, kalah pamor dengan batu
permata dari India, Srilangka, Thailand, Kamboja dan daerah lainnya.
Batu Permata Pulaki khususnya Kresna Dana mulai dipromosikan sejak tahun
1989 dan sangat populer sampai ke pelosok-pelosok Pulau Bali. Namun demikian,
batu permata tersebut dijual masih dalam bentuk potongan yang belum digosok (batu
aslinya) dan sudah digosok terbatas dalam bentuk bulat atau bulat lonjong untuk
berbagai keperluan perhiasan seperti cincin, liontin kalung, anting-anting, bahkan
batu permata untuk ragam hiasan gagang keris, mahkota dan pratima (benda-benda
sakral simbol-simbol keagamaan). Bentuk-bentuk atau desain-desain lainnya perlu
dikembangkan sehingga memberikan nilai tambah yang lebih.
Salah seorang perajin Batu Permata Pulaki adalah Putu Dana (52 tahun).
Beliau adalah seorang multitalenta, dengan jiwa petualang tinggi, beliau telah
menjelajahi perbukitan di kawasan Pulaki dan berhasil menemukan lokasi batu
permata yang dikenal sebagai Kresna Dana. Di balik cerita mistis dan religius tentang
bagaimana menemukan lokasi batu permata tersebut di sela-sela perbukitan yang
sangat tersembunyi dan sangat dirahasiakan, tersirat komitmen beliau untuk
melestarikan dan mengendalikan eksploitasi berlebihan dari batu permata langka
tersebut. Salah satu lokasi batu permata yang beliau ungkap adalah Pangkung Jahe
(nama tempat yang merujuk pada tebing curam di perbukitan Pulaki) dengan luas
areal batuan berpotensi mengandung batu permata sekitar 2 (dua) hektar. Lokasi ini
2
sangat sulit dijangkau oleh orang biasa. Kali yang berhulu di Pangkung Jahe inilah
biasanya sebagai lokasi para perajin batu permata di wilayah ini memperoleh bahan
baku. Lokasi-lokasi lainnya yang tersebar di perbukitan Pulaki masih dirahasiakan
dengan mitos-mitos keramat dan suci. Berdasarkan informasi ini, dapat dipahami
bahan baku kerajinan batu permata ini cukup terbatas jumlahnya (karena ekplorasinya
dikendalikan dengan kearifan lokal masyarakat yang mengkeramatkan dan
menyucikan kawasan Pulaki) namun terjamin keberlangsungannya. Kearifan lokal
dalam melestarikan sumber daya alam batu permata ini perlu diungkap, ditulis dan
dibelajarkan kepada generasi selanjutnya sehingga Batu Permata Pulaki dan usaha
kerajinannnya tetap lestari.
Pengelolaan usaha kerajinan batu permata Pulaki KRESNA DANA oleh
keluarag Bapak Kadek Sudiasa masih menerapkan manajemen keluarga, dimana
administrasi dan keuangan ditangani oleh Ibu Kadek Sudiasa sedangkan pengelolaan
produksi dan pemasaran ditangani oleh Bapak Sudiasa. Perencanaan produksi
dilakukan berdasarkan pesanan dengan penambahan stok barang tidak lebih dari 10%
dari jumlah yang dipesan. Walaupun beliau telah pernah mengikuti pelatihan
manajemen usaha dan komputer, namun beliau belum mampu menerapkannya secara
sederhana. Beliau sangat mengharapkan bantuan pendampingan manajemen usaha
(produksi dan pemasaran) dengan sentuhan teknologi informasi, utamanya website
dan pemasaran on-line. Pembukuan keuangan yang beliau miliki adalah hanyalah
pencatatan order, pencatatan pembayaran dari pemesan dan tunggakannya. Beliau
menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh dari usaha kerajinan dipatok 30%
untuk setiap item barang. Sehingga dengan omzet penjualan rata-rata perbulan Rp.
2.000.000,00 – Rp.2.500.0000,00 tergantung dari musim pasang-surut orderan beliau
mendapatkan keuntungan sekitar Rp. 600.000,00 – Rp. 1.500.000,00 per bulan,
dengan ongkos pengerjaan 40% dari harga dan bahan baku 30% dari harga jual.
Beliau baru punya 2 (dua) orang karyawan di rumah usaha beliau sementara punya 10
rumah tangga pengerajin masing-masing dengan 2-4 anggota pengerajin sebagai
plasma untuk mengopeni order-order yang besar dan mendadak. Karena beliau
bekerja bersama istri dan seorang anak buah, maka pendapatan beliau dan istri per
bulan adalah Rp. 1.100.000 – Rp. 3.400.000. Beberapa pengalaman pekerjaan yang
beliau pernah geluti adalah pekerja seni batik painting di Gianyar (1998-2001),
sebagai karyawan Koperasi Poskoperi di Denpasar (2001-2004) dan menggeluti
3
kerajinan batu permata sebagai anak asuh dari penemu batu permata KRESNA
DANA yaitu (Alm.) Bapak Putu Dana (51 tahun) yang telah berpulang bulan Maret
2013 lalu dan beliau didaulat oleh almarhum sebelum meninggal untuk meneruskan
usaha ini. Pada tahun 2013, beliau membentuk kelompok pengerajin dan menjalani
pelatihan dan pendampingan Ipteks sebagai mitra industri dari program IbM yang
oleh Prof. Dr. I Wayan Rai, M.S. (Ketua Tim), dengan anggota Dr. I Wayan
Muderawan, M.S., dan Dr. I Wayan Karyasa, M.Sc. dari Universitas Pendidikan
Ganesha. Usulan ini adalah kelanjutan dari program tahun lalu mengingat prospek
ekspor yang dimiliki oleh kerajinan ini.
Pemasaran produk kerajinan batu permata Pulaki dari UKM Kerajian Batu
Permata KRESNA DANA saat ini lebih banyak berorientasi pada pasar lokal (Bali
dan sekitarnya) yaitu sekitar 85% dan sisanya 15% untuk regional dan internasional.
Bali sebagai daerah wisata global memberi peluang yang besar bagi produk-produk
kerajinan Bali untuk menembus pasar internasional. Beberapa pameran atau expo
lokal Bali yaitu Buleleng Bulfest (2012) dan Buleleng Festival (2013) dan yang
diikuti memungkinkan produk-produk kerajinan ini dikenal oleh wisatawan asing.
Dari pameran-pameran tersebut beliau mendapatkan pembeli langsung yang
prospektif menjadi rekanan untuk memasarkan produk kerajinan ini ke luar negeri.
Tantangannya adalah bagaimana menyiapkan produk-produk kerajinan batu permata
Pulaki yang keunikannya secara lokal Bali telah dikagumi menjadi produk yang dapat
diterima oleh selera pasar internasional. Dengan demikian, menurut beliau
peningkatan kualitas produk-produk kerajinan menjadi berkualitas ekspor sangat
mendesak dan penting Harga jual produk kerajinan sangat bergantung dari jenis,
bentuk, ukuran, dan motifnya dengan kisaran harga Rp. 25.000,00 hingga Rp.
1.000.000,00/buah. Pola usaha tradisional masih Bapak Kadek Sudiasa anut, sehingga
masalah perpajakan beliau menyerahkan langsung kepada pemesan sehingga beliau
hanya menerima bersih. Fasilitas pendukung usaha kerajinan dari KRESNA DANA
adalah berupa 1 ruang produksi (2 x 3 m) yang dilengkapi dengan ruang display
produk dan tempat administrasi usaha dan 1 ruang penyimpanan (2 x 2 m) yang
berada di tepi jalan. Fasilitas tersebut terjangkau listrik, air dan sarana telekomunikasi
(telepon dan internet). Potensi bisnis dari usaha kerajinan ini memiliki prospek yang
sangat baik, namun oleh karena pembukuan yang belum teratur dan masih
4
menerapkan manajemen tradisional atau manajemen keluarga perencanaan bisnis
usaha dan implementasinya belum optimal.
Profil singkat usaha kerajinan perak dari mitra UKM WIJAYA SILVER yang
dikelola oleh Bapak Putu Suarjana (39 tahun) yang beralamat di Desa Gerokgak
Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng sekitar 5 (lima) kilometer dari alamat
mitra pertama dan sekitar 55 kilometer dari Kota Singaraja. Beliau belajar dan
bekerja sebagai pengerajin perak di sentra pengerajin perak Celuk (Gianyar) dari
tahun 1992 – 1997. Akibat krisis ekonomi tahun 1997-1998 menyebabkan sentra
kerajinan perak Celuk mengalami hantaman kemunduran sehingga beliau pulang
kampung. Walaupun demikian beliau masih setia di kampung melanjutkan usaha
kerajinan perak dengan menerima pesanan dari Celuk (utamanya dari para pengusaha
perak yang masih bertahan) dan mulai menerima pesanan lokal untuk dipakai pribadi.
Saat ini beliau memperkerjakan dua oarng pengerajin dan bebrapa orang plasma jika
ada order dengan jumlah yang besar atau waktu penyelesaian yang mendadak. Karena
kerajinan perak merupakan komplementer dari kerajian emas dan batu permata, maka
usaha WIJAYA SILVER terus berkembang. Kekhasan desain dan motif yang berbeda
dari motif Celuk menyebabkan banyak karya-karya beliau dijuluki kerajian perak
Gerokgak. Ruang kerja beliau yang ukuran 3 x 4 meter dilengkapi dengan tempat
display produk (showroom) dan ruang penyimpanan stok dan administrasi (2 x 3
meter). Alamat rumah usaha beliau di sebelah SMPN 1 Gerokgak sekitar 100 meter
dari jalan raya. Rumah usaha ini dapat diakses dengan mudah dan tersedia fasilitas
telepon, internet dan air PDAM. Bahan baku utama berupa perak dan bahan-bahan
penunjang beliau peroleh dari Celuk Gianyar dan dari sentra pengerajin perak dan
emas di Desa Beratan Kecamatan Buleleng kota Singaraja. Omzet penjualan bulanan
di kisaran Rp. 3.000.000,00 – Rp. 3.500.000,00 dengan keuntungan usaha sekitar Rp.
2.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00 per bulan. Pemasaran produk kerajinan perak khas
Gerokgak ini sebagian besar (sekitar 70%) untuk memenuhi pasar lokal untuk
keperluan fasilitas pendukung pariwisata Bali dan 30% untuk ekspor ke manca negara
tapi melalui vendor atau exportir dari Celuk (Gianyar). Manajemen usaha dan
administrasi kegiatan usaha kerajinan yang berpola pada manajemen keluarga serta
masih menggunakan pembukuan manual yang sederhana menyebabkan kegiatan
usaha kerajinan dari WIJAYA SILVER cukup sulit mengukur perkembangan
kemajuan usahanya. Demikian juga pemasarannya masih tergantung dari datangnya
5
orderan langsung dan mengerjakan order yang dimiliki orang lain khususnya dari
Beratan (Buleleng) dan Celuk (Gianyar).
Pola hubungan kerja antara KRESNA DANA dan WIJAYA SILVER dapat
dijelaskan sebagai berikut. Hubungan KRESNA DANA dengan WIJAYA SILVER
diawali dengan pemesanan gagang cincin perak untuk beberapa buah batu permata
yang di pesan oleh Bapak I Wayan Muderawan di tahun 2012 lalu. Semenjak itu
KRESNA DANA banyak memesan gagang cincin, pegangan liontin, bros, dan
gagang keris yang akan diisi dengan batau permata Pulaki. Demikian juga sebaliknya,
WIJAYA SILVER juga memesan beberapa permata untuk dipasang pada kerajian
perak untuk memenuhi pesanan baik dari warga lokal maupun dari regional.
Hubungan ini bersifat saling komplementer dan saling menguntungkan. Paduan
keunikan atau kekhasan kerajianan batu permata Pulaki dengan kekhasan kerajinan
WIJAYA SILVER menjadi sangat prospektif menghasilkan karya-karya kerajinan
yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sehingga layak dikembangkan
menjadi produk unggulan Buleleng yang berkualitas ekspor.
Berdasarkan paparan kondisi dan analisis situasi UKM KRESNA DANA dan
WIJAYA SILVER. Pertama, bahan baku utama kerajinan berupa batu alam Pulaki
dan perak ketersediaannya sangat memadai namun akses untuk memperolehnya perlu
dibuatkan jalur yang mampu memberikan kepastian. Kedua, lay out proses produksi
belum memperhatikan standar kenyamanan dan kesehatan kerja terutama kalau
ditinjau dari , karena pekerjaan ini lebih banyak duduk dan konsentrasi tinggi,
demikian juga sarana dan prasarana kerja belum memenuhi. Demikian juga dalam hal
jaminan produk masih bergantung pada cara-cara manual dan mengandalkan pada
pemilik usaha. Ketiga, peralatan produksi yang manual perlu ditingkatkan
kapasitasnya untuk mengejar target penyelesaian order. Keempat, desain produk
masih tergantung pada pesanan (order) dan HaKI dari desain belum jelas
kepemilikannya. Beberapa desain yang dirancang sendiri menggunakan pendekatan
manual dan coba-coba sehingga banyak menghabiskan bahan dan waktu. Perlu
pendekatan komputerisasi untuk perancangan desain produk, namun
pengerajin/pemilik usaha belum mampu melakukannya sendiri. Kelima, sampai saat
ini buyer atau konsumen menginginkan pelapisan warna logam desain yang mereka
tentukan yaitu dengan teknik pelapisan atau anodizing, tetapi mitra belum mengetahui
dan belum memiliki keterampilan untuk itu sehingga banyak order kerajinan perak
6
atau kerajinan batu permata yang menggunaan gagang berlapis logam mulia tidak
dapat dipenuhi. Keenam, administrasi dan dokumentasi jenis-jenis, desain, dan motif
produk-produk kerajinan yang telah dihasilkan. Dokumentasi dengan foto sangat
terbatas, baik kualitas dan daya tahannya. Oleh karena itu perekaman degital dan
komputerisasi untuk dokumentasi dan administrasi sangat diperlukan. Ketujuh,
manajemen usaha (produksi dan pemasaran) masih bersifat tradisional dan
kekeluargaan, belum menggunakan manajemen modern berdasarkan bussiness plan
dan pembukuan keuangan yang baik. Kedelapan, manajemen pemasaran yang
menggunakan sistem off-line cendrung masih pasif, menunggu orderan datang
langsung dari buyer atau dari eksportir. Oleh karena itu, kedua UKM kerajinan ini
menyampaikan kebutuhan adanya website yang mampu menjadi sarana promosi
sekaligus pemasaran secara on-line. Kesembilan, tantangan ke depan yang dihadapi
untuk keberlanjutan dan perluasan pemasaran serta mengurangi ketergantungan
kepada guide atau konsultan bahasa Inggris dan pemahaman terhadap hukum
perdangangan internasional (termasuk kontrak kerja antara vendor – distributor –
buyer), kedua UKM ini memerlukan pelatihan bahasa Inggris untuk bisnis (ekspor).
Di samping itu juga mereka memerlukan pendampingan pengurusan ijin usaha dan
perpajakan.
Pogram IbPE yang dilaksanakan oleh LPM UNDIKSHA pada tahun 2014 ini
adalah IbPE Aneka Kerajinan Aluminium yang ada di Desa Menyali, Kecamatan
Sawan Kabupaten Buleleng. Ini adalah IbPE pertama bagi UNDIKSHA. Namun
demikian, kegiatan pembinaan kewirausahaan masyarakat (UKM) dan pendampingan
Ipteks untuk UKM telah banyak dilakukan diantaranya melalui program-program
IbW, IbM, IbIKK, Hi-Link. Tahun 2012 saja UNDIKSHA telah melaksanakan 4
program IbW, 3 program IbIKK, 1 program IbK, 12 program IbM, dan 1 program Hi-
Link.
Berdasarkan hasil diskusi antara Bapak Kadek Sudiasa (UKM KRESNA
DANA), Bapak Putu Suarjana (WIJAYA SILVER) dan tim pengusul disepakati
perioritas permasalahan yang akan ditangani dalam tiga tahun (2015 – 2017) sebagai
berikut. Pada tahun pertama (2015), permasalahan prioritas adalah penataan lay-out
untuk mendukung proses produksi yang memperhatikan standar-standar kesehatan
dan keselamatan kerja, penyediaan alat produksi yang lebih modern, perluasan desain
produk untuk memenuhi beragam kebutuhan konsumen dan pembuatan website
7
pemasaran. Pada tahun kedua (2016), permasalahan yang akan dipecahkan adalah
manajemen produksi dan pemasaran, komunikasi dengan buyer/rekanan berbahasa
Inggris, pemenuhan standar kesehatan dan kenyamanan kerja, dan jaminan mutu
produk. Sedangkan tahun ketiga (2017) difokuskan pada pembinaan kelompok
plasma, pendirian koperasi pengerajin, pengembangan desain produk untuk perluasan
pasar, dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HaKI).
BAB 2. TARGET DAN LUARAN
Target luaran program IbPE dalam tiga tahun adalah sebagai berikut:
(1) Terjadinya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dalan industri kreatif..
(2) Terjadinya peningkatan kapasitas produksi hingga 50%,
(3) Pasar ekspor bertambah minimal dua negara tujuan ekspor,
(4) Penambahan omzet 20% tiap tahun,
(5) Terbentuk sebuah koperasi pengerajin yang berbadan hukum dengan anggota
minimal 30 orang,
(6) Minimal dua desain produk yang memiliki HaKI (minimal hak cipta), dan
(7) Minimal ada sebuah publikasi ilmiah tingkat nasional pertahun.
Sedangkan target luaran program IbPE dalam tahun pertama untuk kedua mitra
adalah sebagai berikut:
Mitra 1: UKM Kresna Dana:
(1) Terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengerajin batu
permata,
(2) Terjadinya peningkatan lay-out ruang kerja dan produksi,
(3) Terjadinya peningkatan sarana dan prasarana produksi,
(4) Terjadinya peningkatan kapasitas produksi hingga 15%,
(5) Terjadinya peningkatan kualitas produksi,
(6) Penambahan tenaga kerja atau SDM,
(7) Penambahan omzet 5%,
(8) Terlibat dalam pameran untuk tujuan promosi produk,
(9) Terbuatnya draft website untuk promosi produk.
8
Mitra 2: UKM Wijaya Silver:
(1) Terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengerajin perhiasan
perak,
(2) Terjadinya peningkatan lay-out ruang kerja dan produksi,
(3) Terjadinya peningkatan saran dan prasarana produksi,
(4) Terjadinya peningkatan kapasitas produksi hingga 15%,
(5) Terjadinya peningkatan kualitas produksi,
(6) Penambahan tenaga kerja atau SDM,
(7) Penambahan omzet 5%,
(8) Terlibat dalam pameran untuk tujuan promosi produk,
(9) Terbuatnya draft website untuk promosi produk.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Mengacu pada hasil pemetaan masalah yang dihadapi oleh kedua mitra UKM
kerajinan batu permata dan perak dapat dijabarkan pertahun tentang pemilihan solusi
(IPTEKS) untuk mengatasi persoalan prioritas yang dihadapi. Akan dilakukan
pembinaan, pembimbingan dan pendampingan kepada kedua UKM untuk mencapai
target yang diinginkan.
Tabel 1. Masalah Prioritas, Solusi IPTEKS, Pendekatan/Metode dan Tujuan/Sasaran
No. Masalah
Prioritas
Solusi IPTEKS Pendekatan/
Metode
Tujuan/Sasaran/
Tahun Pertama (2015) 1. Lay-out
produksi yang
memenuhi
standar
kesehatan dan
kenyamanan
kerja.
Penataan lay-out
produksi untuk
memenuhi standar
kesehatan,
keselamatan dan
kenyamanan kerja
serta melek kimia dan
lingkungan.
Pendampingan
penataan lay-out
produksi.
Pendampingan
pengolahan limbah
kerajinan perak
dan batu permata.
Minimalisasi
kecelakaan kerja;
Optimalisasi
proses produksi
dan peningkatan
efektifitas kerja
Penghindaran
tubuh dari
terpapar zat-zat
kimia berbahaya.
2. Penyediaan alat
produksi yang
lebih modern
Pengadaan mesin
potong multifungsi dan
mesin elektroplating
untuk pelapisan logam
untuk mendukung
pengembangan desain
produk kerajinan batu
permata dan perak.
Pelatihan dan
pendampingan
penggunaan dan
pemeliharaan
mesin potomg
multifungsi dan
mesin
elektroplating.
Peningkatan
kapasitas
produksi; dan
Pelapisan logam
dengan logam
lebih mulia untuk
mendukung
perluasan desain
9
produk..
3. Perluasan desain
produk untuk
memenuhi
beragam
kebutuhan
konsumen
Peningkatan
keterampilan
pembuatan desain
produk kerajinan yang
lebih responsif dengan
kebutuhan pasar.
Pelatihan dan
pendampingan
pembuatan desain
produk yang
didahului dengan
penambahan
wawasan tentang
perkembangan
desain produk
kerajinan di dunia
saat ini dan
trendnya.
Dimilikinya
kompetensi
memadai
pembuatan desain
produk
menggunakan
piranti komputer
untuk mengurangi
ketergantungan
desain produk
dari buyer seperti
selama ini terjadi.
Perluasan desain
produk ditinjau
dari bentuk,
ukuran, ragam
hias, motif dan
penggunaannya.
4. Pembuatan
website
pemasaran.
Pembuatan dan
pemeliharaan website
untuk promosi dan
pemasaran on-line.
Pelatihan desain
grafis
Pelatihan
pembuatan website
Pelatihan
pemasaran on-line
Pendampingan
pemeliharaan
website dan
pemasaran online
Dimiliki dan
dipergunakannya
secara optimal
website promosi
dan pemasaran
on-line oleh dua
UKM mitra.
Penambahan
pangsa pasar.
Peningkatan
omzet.
Tabel 2. Mekanisme Pelaksanaan dan Jadwal Kegiatan
No Mekanisme Kegiatan Bulan (2=Pebruari, dstnya)
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Tahun Pertama (2015)
1.1 Rapat kerja penyiapan implementasi
1.2 Launching program dan Seminar
tentang tatu permata
1.3 Lay-out produksi yang memenuhi
standar kesehatan dan kenyamanan
kerja.
1.4 Penyediaan mesin potong multifungsi
dan mesin elektroplating
1.5 Focus Group Discussion Batu Mulia
1.6 Peningkatan keterampilan pembuatan
desain produk kerajinan yang lebih
responsif dengan kebutuhan pasar.
1.7 Pameran produksi
1.8 Pembuatan draft website untuk promosi
dan pemasaran on-line.
1.9 Evaluasi , publikasi dan pelaporan
kegiatan
10
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Kinerja Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan
Ganesha (UNDIKSHA) kurun waktu 3 tahun terakhir (2011-2013) terkatagori baik
yang ditunjukkan oleh kemampauan dosen UNDIKSHA dalam memperoleh dana
hibah PPM dari berbagai sumber terutama dari hibah kompetitif DP2M DIKTI. Pada
tahun 2011, terdapat 57 kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah
dilaksanakan baik dengan pendanaan dari DIPA UNDIKSHA (45 judul) dan dari
DP2M Dikti (11 judul yaitu 4 IbW, 1 IbIKK, 1 IbK, dan 5 IbM) dan 1 judul yaitu
penuntasan buta aksara dari Kemendikbud. Pada tahun 2012, LPM UNDIKSHA
melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebanyak 50 judul dengan
rincian dari dana DIPA UNDIKSHA 25 judul, dana dari DIKTI sebayak 25 judul
dengan sebaran 1 Hi-Link, 3 IbIKK, 1 IbK, 4 IbW, 12 IbM, 1 KKN-PPM dan 5 PM-
PMP. Sedangkan pada tahun 2013, LPM UNDIKSHA menyelenggarakan 92 judul
PPM dengan rincian 72 judul dana DIPA UNDIKSHA dan 20 judul dana DIKTI
dengan sebaran 5 IbW, 2 IbIKK, 1 IbK, 11 IbM, dan 1 KKN-PPM.
Tim pengusul kegiatan ini memiliki relevansi bidang keilmuan masing-
masing dengan masalah mitra yang diselesaikan. Drs. I Wayan Muderawan, M.S.,
PhD (ketua tim pengusul) memiliki bidang keahlian kimia sintesis dan memiliki
minat yang sangat tinggi terhadap batu permata Pulaki. Drs. I Wayan Muderawan,
M.S., PhD. Memilik kompetensi yang tinggi dalam menggalang kerjasama baik di
dalam maupun luar negeri. Ha ini dibuktikan dengan jabatan saat ini sebagai
Pembantu Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat.
Kemampuan bahasa Inggris yang dikuasai aktif oleh ketua pengusul memebrikan
harapan bahwa urusan ekspor produk menjadi lebih baik. Prof. Dr. I Wayan Rai,
M.S. juga memiliki kompetensi tinggi dalam menggalang kerjasama. Bidang sosioogi
konflik yang beliau geluti akan sangat berguna di dalam meningkatkan wawasan
mereka untuk siap bersaing secara global. Sedangkan Prof. Dr. I Nyoman Kanca,
M.S. memiliki keahlian di bidang olahraga dan kesehatan. Prof. Nyoman Kanca juga
piawai dalam menggerakkan massa.
Fasilitas pendukung yang ada di UNDIKSHA khususnya di Laboratorium
Kimia adalah seperangkat alat Atomic Absorption Spektroskopi (AAS) untuk
mendukung analisis pelekatan dan buangan logam-logam yang digunakan dalam
pengolahan perak, pengolahan batu permata, dan electroplating seperti logam emas
11
(Au), tembaga (Cu), kromium (Cr) dan kobal (Co). (West, 1994; dan Aldinger &
Weberruss, 2010)
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI
UKM Wijaya Silver berada di Desa Gerokgak, 55 Km sebelah barat Kota
Singaraja, Gambar 1, bergerak dibidang kerajinan perhiaasan perak. Sedangkan UKM
Kresna Dana berada di Desa Banyupoh, sekitar 60 Km di sebeah barat Kota
Singaraja, Gambar 1, bergerak dibidang kerajinan batu permata. Kedua UKM
tersebut saling membutuhkan satu sama lainnya, karena produk masing-masing akan
dipadukan menjadi produk perhiasan yang sangat indah dan menarik. UKM Kresna
Dana telah didaftarkan dan memiliki ijin usaha yang diurus pertengahan tahun lalu
ketika proposal ini direview dan saat ini sudah keluar ijin usaha perdagangan dan
tanda daftar perusahan, lihat Lampiran 1.
Lokasi mitra
Gambar 1. Lokasi UKM Wijaya Silver dan UKM Krena Dana
Berbagai kegiatan terkait dengan pelaksanaan Program IbPE Kerajinan Batu
Permata Pulaki dan Perak Gerokgak dan hasil yang dicapai pada tahun pertama dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Launcing Program dan Seminar Ilmiah
Pelaksanaan Program P2M IbPE Kerajinan Batu Permata Pulaki dan Perak
Gerokgak diawali dengan launching Program dan Seminar Ilmiah. Launcing program
IbPE Kerajinan Batu Permata Pulaki dan Perak Gerokgak telah dilaksanakan pada
tanggal 20 Pebruari 2015 di hadapan LPM UNDIKSHA, civitas akademika
12
UNDIKSHA, UKM Wijaya Silver dan UKM Kresna Dana di Ruang Seminar
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha.
Bersamaan launching program juga dilaksanakan seminar ilmiah dengan
Judul Batu Mulia dan Potensinya sebagai Perhiasan dan Cindra Mata terkait dengan
pelaksanaan P2M dengan Judul IbPE Kerajinan Batu Permata Pulaki dan Perak
Gerokgak, dengan nara sumber Dr. Andri Slamet Subandrio, Program Studi Teknik
Geologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB. Acara launching Program dan
Seminar Ilmiah secara detail diberikan pada Tabel 3. Peserta seminar adalah
mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi,
dosen Jurusan Pendidikan Kimia, Analis Kimia, Pendidikan Geografi, Pendidikan
Seni Rupa, UKM Wijaya Silver, dan UKM Kresna Dana. Adapun tujuan dari seminar
ilmiah ini adalah untuk memberikan wawasan pengetahuan ilmiah tentang batu mulia
pada dosen, mahasiswa serta para pengerajin.
Gambar 2. Launching Program IbPE dan Seminar Ilmiah
Tabel 3. Kegiatan Launching dan Seminar Ilmiah
Pukul Acara Keterangan
08.30-09.00 Registrasi Peserta Panitia
09.00-09.30 Pembukaan
1. Ucapan Selamat Datang
2. Laporan Ketua Panitia, Ketua Tim IbPE
Kerajinan Batu Permata dan Perak
3. Sambutan oleh Ketua Lembaga Pengabdian
Pada Masyarakat UNDIKSHA sekaligus
membuka acara
4. Launching Program IbPE Kerajinan Batu
Mulia Pulaki dan Perak Gerokgak
MC
Drs. I Wayan
Muderawan, M.S., Ph.D.
Ketua LPM UNDIKSHA
Ketua Tim, Drs. I Wayan
Muderawan, M.S., Ph.D.
09.30-10.00 Kudapan Panitia
13
10.00-11.45 Presentasi dan Diskusi I
Berbagai Jenis Batu Mulia Ditinjau dari
Komposisi dan Strukturnya, oleh Dr. Andri
Slamet Subandrio, Program Studi Teknik Geologi
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB
Dipandu oleh: Dr. rer.nat.
I Wayan Karyasa, M.Sc.
11.45-13.00 Presentasi dan Diskusi II
Paparan tentang Program IbPE Kerajinan Batu
Permata Pulaki dan Perak Gerokgak. oleh Drs. I
Wayan Muderawan, M.S., Ph.D., Jurusan
pendidikan Kimia, FMIPA, UNDIKSHA
Dipandu oleh: Dr. rer.nat.
I Wayan Karyasa, M.Sc.
13.00-14.00 Istirahat Makan Siang Panitia
14.00-18.00 Peninjauan ke Lokasi Batu Mulia di Desa
Banyupoh, Kecamatan Geraokgak Kabupaten
Buleleng
TIM IbPE dan Nara
Sumber
Pada seminar tersebut dibahas proses pembentukan batu mulia dan
keberadaan batu mulia di kawasan Pulaki Banyupoh. Menurut nara sumber,
keberadaan batu mulia di kawasan Pulaki Banyupoh tidak terlepas dari proses geologi
jaman dulu kala, berupa letusan yang mahadasyat dari gunung merapi jutaan ratus
tahun lalu.
Gambar 3. Peta Geologi Bali (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1998).
14
Jaman dulu kala, Bali memiliki gunung api aktif, Gunung Beratan, Buyan dan
Tamblingan, sekarang di sekitar Pancasari. Gunung api tersebut meletus dengan
dahsyat, dan dari aktivitas gunung berapi keluar banyak material dari perut bumi, dan
larvanya bergerak ke arah barat laut. Indikasi adanya bekas aktivitas gunung berapi
jaman dulu kala antara lain adanya kaldera sekitar Bedugul-Pancarasi-Tamblingan,
berupa danau beratan, buyan, dan tamblingan, geotermal, dan aliran air panas di
Banjar dan Banyu Wedang yang mengandung belerang. Ditemukannya berbagai jenis
batu mulia dengan kandungan berbagai logam di kawasan Pulaki Banyupoh
merupakan indikasi adanya letusan yang mahadasyat gunung merapi dan larvanya
menuju daerah tersebut.
Sesuai peta geologi Bali, batu-batuan yang ada di kawasan Pulaki Banyupoh
tergolong dalam batuan Qvbb, batuan gunung api kelompok buyan-beratan purba,
dan batuan Qpbb, batuan gunung api kelompok buyan-beratan dan batur, yang
terbentuk pada jaman Plestosen dan Halosen Quaternary Age. Karena batuan yang
ada di sekitar Pulaki merupakan hasil erupsi gunung merapi, maka batuan tersebut
banyak jenisnya dan mengandung berbagai jenis logam. Ini terlihat dari jenis batu
permata yang dihasilkan, ada yang mengandung tabur emas, badar perak, badar besi,
badar tembaga, badar mangan, batu permata tri datu, panca datu, panca warna,
berumbun, dll.
2. Sejarah Penemuan Batu Mulia Pulaki
Batu Mulia Pulaki merupakan sebutan untuk batu permata yang dimuliakan
yang ditemukan sekitar kawasan suci dan keramat Pulaki. Kawasan ini termasuk
dalam wilayah adat Desa Pekraman Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten
Buleleng, Provinsi Bali. Kawasan Banyupoh ini terdiri dari hamparan tanah subur
yang “nyegara gunung”- gunung dan laut berdekatan, bertepian pantai utara Bali dan
di bagian barat, selatan dan timur dikelilingi perbukitan keramat dan suci, karena di
situ terdapat berbagai pura.
Dari berbagai sumber terpercaya di kawasan ini menyebutkan bahwa kawasan
ini disebut keramat karena kawasan ini dahulunya sebagai pusat perkampungan,
pemerintahan dan perdagangan di Bali Barat bagian Utara. Namun semenjak
terjadinya suatu peristiwa pada abad ke-14, perkampungan ini dimusnahkan dan
15
kemudian ditumbuhi semak belukar. Peristiwa tersebut dituliskan dalam Buku “Dwi
Jendra Tatwa‟ yang ditulis oleh I Gusti Bagus Sugriwa pada halaman 13/14 tertulis:
“Baiklah Adikku diam di sini saja bersama-sama dengan Putri Kita Ni
Swabawa. Ia sudah Suci menjadi Batari Dalem Melanting dan Adinda boleh menjadi
Batari Dalem Ketut yang akan dijunjung, disembah oleh Orang-Orang di sini, di
Desa bersama-sama Orang-Orangnya yang ada di sini yang akan Kanda Pralinakan
(Hanguskan) agar tidak kelihatan oleh Manusia Biasa semuanya menjadi Orang
Halus (Wong Gamang) Namanya Orang Sumedang dan Daerah Desa ini kemudian
Bernama Mpulaki”.
Pada jaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1920-an, perkampungan ini
dibangun kembali. Disebut kawasan suci, karena kawasan Pulaki memiliki beberapa
tempat suci atau pura “kahyangan jagat” atau pura untuk umum (masyarakat Bali dan
sekitarnya yang beragama Hindu) yaitu Pura Pulaki dan Pura Pabean (pesisir pantai),
Pura Mutering Jagat, Pura Melanting, dan Pura Puncak Manik (perbukitan di bagian
barat), Pura Belatungan (di perbukitan/hutan bagian selatan kawasan), Pura
Kertakawat, Pura Pucak Sari, dan Pura Sakti Kawitan Majapahit (kawasan perbukitan
di sebelah timur). Dengan adanya banyak pura, Pulaki merupakan kawasan suci dan
dikeramatkan oleh umat Hindu. Disekitar perbukitan Pulaki inilah ditemukan banyak
jenis batu mulia dan popularitas batu mulia Pulaki tidak bisa dilepaskan dari nama I
Putu Dana.
Kawasan Pulaki dan Banyupoh kaya akan batu mulia sudah sejak lama
diketahui oleh masyarakat. Kawasan Pulaki dan Banyupoh menyimpan batu mulia
pertama kali diketahui oleh Jero Mangku Dornen, salah satu pemangku di Pura Kerta
Kawat, yang biasa masuk keluar hutan di kawasan Banyupoh. Selanjutnya batu mulia
Pulaki diperkenalkan oleh I Putu Dana, adik dari Jero Mangku Dornen. Sejak tahun
1985, I Putu Dana sudah menelusuri lokasi dan keberadaan batu mulia pulaki serta
mengoleksi beberapa batu mulia dari pedalaman Banyupoh. Penemuan beliau yang
spektakuler adalah Batu Mulia Hijau Tabur Mas di Pagkung Jahe, yang kemudian
dikenal sebagai Batu Mulia Kresna Dana Pulaki. Nama ini diberikan pada batu mulia
jenis ini, terkait dengan karakteristik batu mulia tersebut. Secara kasat mata batu
mulia ini tampak berwarna hijau kehitaman. Sesungguhnya warna dasar dari batu
mulia ini adalah hijau, ini bisa dengan jelas dilihat bila batu tersebut disorot dengan
lampu atau dilihat di bawah sinar matahari. Warna hitam muncul akibat dari warna
hijau yang pekat, sehingga penampakan batu tersebut berwarna hijau kehitaman.
16
Gambar 4. Pura Sad Khayangan Jagat Pulaki
Pura Pabean Pulaki Pura Melanting
Pura Kerta Kawat Pura Pemuteran
Gambar 5. Pura di sekitar Pulaki
17
Pemberian nama batu mulia Kresna Dana Pulaki untuk batu mulia berwarna
hijau tabur emas dari Pulaki ini, sesuai dengan karakteristik batu mulia tersebut.
Warna hijau merupakan warna dewa Krishna, penjelmaan Dewa Wisnu yang
dilambangkan dengan warna hitam, turun ke bumi untuk menengakkan kebenaran
atau kejayaan darma atas adarma. Sedangkan tabur emas yang terkandung di
dalammnya melambangkan kekayaan (dana) yang melimpah. Sehingga batu mulia
Hijau Tabur Emas ini dikenal sebagai batu mulia Kresna Dana Pulaki. Batu mulia ini
ditemukan pertama kali oleh I Putu Dana di kawasan Pulaki Banyupoh. Batu mulia
Kresna Dana Pulaki ini memiliki warna dasar hijau kehitaman dan mengandung tabur
emas berukuran nano, sehingga memancarkan sinar kuning keemasan di tengah-
tengah warna hijau gelap. Batu mulia ini diyakini memiliki kekuatan magis untuk
keselamatan bagi pemakainya. Karena itu batu mulia jenis ini paling diburu orang dan
harganya cukup mahal.
Gambar 6. Batu Mulia Hijau Tabur Emas (Kresna Dana Pulaki)
Pada tahun 1988, Letnan Jenderal Ismail Saleh, Menteri Kehakimam Republik
Indonesia pada era Suharto, mendapat informasi bahwa sekitar Pulaki ditemukan batu
mulia, dan beliau datang sendiri ke Banyupoh dengan helikopter dan menemui I Putu
Dana. Beliau meminta batu mulia Hijau Tabur Emas ini, yang lebih popular dengan
Krena Dana Pulaki, untuk dibawa ke Jakarta. Batu mulia ini kemudian oleh beliau
diikut sertakan dalam lomba batu mulia sejaga, dan batu mulia Hijau Tabur Emas dari
Pulaki ini memperoleh juara II tingkat dunia. Sedangkan juara I adalah batu mulia
dari Kanada. Batu mulia Hijau Tanur Emas dari Pulaki merupakan batu mulia terbaik
dunia, yang digolongkan dalam Chlorastrolite. Walaupun memperoleh juara II, batu
mulia ini diakui memiliki kekuatan magis lebih baik dari batu mulia Kanada yang
juara I, kata Bapak Ir. Ismail Saleh pada I Putu Dana. Informasi ini penulis peroleh
18
langsung dari Bapak I Putu Dana (almarhum 2012) dan diperkuat oleh istrinya, Ibu
Komang, sahabat dekatnya, Bapak Ketut Sudar, dan mantan perbekel Banyupoh,
Bapak Seten.
Pada saat itu, Bapak I Putu Dana mengasah batu dengan cara manual dan
belum memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengasah batu mulia. Sebagai
penghargaan atas penemuannya ini, maka Bapak I Putu Dana dikirim untuk
mengikuti pelatihan mengasah batu mulia di Pacitan pada tahun 1989. Beliau
memperoleh Piagam Penghargaan Nomor 21/SPT/Training/1989, sebagai peserta on
The Job Training Industri/Pengerajin Batu Mulia di Ubibam Sri Pati Pacitan pada
tanggal 17-23 Nopember 1989. Sejak itu dengan bantuan peralatan dari Menteri
Perindustrian, beliau menekuni dan mengasah batu mulia, khusunya batu mulia
Pulaki dan mendirikan Usaha Batu Aji Krena Dana. Beliau sangat mahir dan terampil
dalam mengasah batu mulia, serta menemukan banyak jenis dan varian batu mulia di
sekitar Banyupoh dan Pulaki. Pada tahun 1991, beliau diundang untuk mengikuti
pameran oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah Tingkat I Bali. Atas partisipasinya
dalam Pameran Hasil Industri Kecil dan Kerajinan Daerah Bali yang diselenggarakan
dari tanggal 21 Desember 1990 s/d 10 januari 1991 di Denpasar, beliau memperoleh
Piagam Penghargaan yang ditandatangani oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional
Daerah Tingkat I Bali, Nyonya Ida Bagus Oka, tertanggal 10 januari 1991.
Jenis batu mulia lainnya yang terkenal dari Pulaki adalah batu permata Kresna
Dana dengan varian yang diberi nama Kresna Dana Hitam Bercahaya Putih (batu
sangat mulia dan langka), Kecubung Kasian Putih Bercahaya Tangi, Jaga Satru Hijau
Bercahaya Kuning, Dwi Datu Hitam Bercahaya Kuning, Bangsing Hitam Bersinar
dan banyak pula jenis yang lainnya, seperti tri datu, panca datu, panca warna, dll.
Perkembangan batu mulia Pulaki tidak terlepas dari pasang surut, sejak tahun
2000 mengalami penurunan yang derastis. Usaha pengasah batu mulia Pulaki yang
semula dirintis oleh I Putu Dana mengalami berbagai kendala dan akhirnya berhenti. I
Putu Dana meninggal dunia pada tahun 2012. Untuk mengangkat ketenaran batu
mulia Pulaki, akhirnya I Wayan Rai, I Wayan Muderawan, dan I Wayan Karyasa,
dari Universitas Pendidikan Ganesha pada tahun 2012 membuat usulan program
pengabdian pada masyarakat. Pada tahun 2013 melalui program Iptek bagi
Masyarakat (IbM) Kerajinan Batu Permata Pulaki dilakukan pembinaan dan
19
pendampingan secara intensif kepada tiga (3) pengerajin batu mulia Pulaki, yaitu
Kadek Sudiasa, Komang Sukiarta dan Ketut Sudar. Pembinaan dilanjutkan melalui
program Iptek bagi Produk Ekspor (IbPE) Kerajinan Batu Permata Pulaki dan Perak
Gerokgak selama tiga tahun dari tahun 2015-2017. Pada tahun 2015 perkembangan
batu mulia mulai bangkit, seiring dengan boming-nya batu mulia di Indonesia. Pada
tahun 2015 ada sebanyak 57 usaha pengerajin batu mulia di Desa Banyupoh dengan
melibatkan sekitar 75 orang tenaga kerja.
3. Geokimia Batu Permata Pulaki
Seperti diuraikan di atas, Batu Permata Pulaki adalah sebutan untuk batu
permata yang diperoleh dari kawasan suci dan keramat Pulaki, dan memiliki berbagai
varian. Para pengerajin batu permata di Pulaki menyebutkan tidak kurang dari 25
varian batu permata di jumpai di kawasan Pulaki. Tidak ada tempat di Indonesia
dimana dijumpai batu permata dengan varian sebanyak seperti di Pulaki.
Batu Permata Pulaki telah lama dikenal orang, khususnya penggemar batu
permata di Bali. Batu Permata Pulaki terkenal karena diyakini memiliki aspek supra
natural, dan menyebar dari pemedek, orang yang sembahyang, ke pura Pulaki, ke
orang lain. Selain batu permata biasa, banyak orang memperoleh pica di sekitar
Pulaki, batu permata yang diyakini memiliki energi supra natural, kekuatan gaib, dan
anugrah dari Ida Betara yang berstana di Pulaki.
Salah satu batu permata terkenal dari kawasan Pulaki adalah batu permata
Kresnadana dengan varian yang diberi nama Kresnadana Hitam Bercahaya Putih
(batu sangat mulia dan langka) dan Kresnadana Tabur Emas yaitu batu hijau
kehitaman berisi tabur emas, dan Kresnadana Berumbun yaitu batu hijau kehitama
yang bercampur dengan berbagai warna lainnya seperti merah, kuning, biru, ungu,
dan coklat. Batu permata lainnya yang juga terkenal dari kawasan Pulaki adalah batu
permata yang diberi nama badar, bangsing, dan nama-nama lainnya sesuai ciri-ciri
khususnya atau keunikannya dan biasanya merujuk pada lokasi keramat di mana
batuan yang mengandung batu permata itu ditemukan dalam kawasan Pulaki.
Walaupun Batu Permata Pulaki telah banyak dikemal orang, tetapi krakteristik
Batu Permata Pulaki, apalagi kandungan kimianya belum banyak diketahui. Nama-
nama batu permata yang diperoleh di kawasan Pulaki masih merujuk pada tampilan
dan cirri-ciri khasnya, belum merujuk pada nama-nama ilmiah mineral-mineral yang
20
bersesuaian. Informasi ilmiah pertama terkait dengan Batu Permata Pulaki diperoleh
ketika Batu Mulia Kresnadana dari Pulaki diikut sertakan dalam lomba oleh Bapak
Ismail Saleh pada tahun 1988 dan mendapat juara II tingkat dunia. Dikatakan Batu
Permata Pulaki tergolong jenis Chlorastrolite. Chlorastrolite merupakan varietas dari
pumpellyite dengan rumus kimia: Ca2(Mg,Fe)Al2(SiO4)(Si2O7)(OH)2·H2O.
Chlorastrolite diduga sebagai varietas tidak murni dari prehnite atau thomsonite
(Wikipedia, 2015). Chlorastrolite juga dikenal sebagai Isle Royale Greenstone, yaitu
batu berwarna hijau atau hijau keabu-abuan, dengan pola menyerupai punggung kura-
kura (turtleback pattern), banyak dijumpai di Keweenaw Peninsula, Upper Peninsula
Michigan dan Isle Royale di Danau Superior. Batu chlorastrolite sangat sukar
diidentifikasi, kebanyakan memiliki ukuran sangat kecil, dan jarang dijumpai batu
dengan ukuran lebih dari setengah inci. Kualitas batu mulia chlorastrolite terbesar
ada di Museum Smithsonian dengan ukuran 1.5 x 3 inci (Wikipedia, 2015). Batu
hijau berukusan kecil terasosiasi dengan batuan lainnya banyak dijumpai di sekitar
Pangkung Jahe di Kawasan Pulaki. Batu hijau tersebut memiliki kemiripan fisik
dengan chlorastrolite yang ada di Michigan, terutama dari segi warna dan ukurannya.
Chlorastrolite gemstone pertama kali dideskripsikan berasal dari Isle Royale, Lake
Superior oleh C. T. Jackson dan J. D. Whitney pada tahun 1847. Chlorastrolite, yang
juga dikenal sebagai batu hijau, merupakan batu resmi dan khas Michigan (the
official state gem of Michigan) (Wikpedia, 2015).
Seperti diuraikan di atas, chlorastrolite merupakan varietas dari pumpellyite
yang digolongkan ke dalam kelompok mineral sorosilicate, meliputi:
pumpellyite-(Mg): Ca2MgAl2[(OH)2|SiO4|Si2O7]·(H2O)
pumpellyite-(Fe2+
): Ca2Fe2+Al2[(OH)2|SiO4|Si2O7]·(H2O)
pumpellyite-(Fe3+
): Ca2(Fe3+,Mg,Fe2+)(Al,Fe3+)2[(OH,O)2|SiO4|Si2O7]·H2O
pumpellyite-(Mn2+
): Ca2(Mn2+,Mg)(Al,Mn3+,Fe3+)2[(OH)2|SiO4|Si2O7]·(H2O)
pumpellyite-(Al): Ca2(Al,Fe2+,Mg)Al2[(OH,O)2|SiO4|Si2O7]·H2O
Pumpellyite memiliki sistem kristal monoclinic-prismatic, dengan sifat fisika:
berwarna biru-hijau sampai hijau oliv (blue-green to olive green fibrous to lamellar
masses), tembus cahaya dan seperti glas (translucent and glassy), dengan kekerasan
5,5 skala Mohs dan massa jenis 3.2, indek bias nα=1.674–1.748, nβ=1.675–1.754 dan
nγ=1.688–1.764. Pumpellyite dijumpai sebagai amygdaloidal dan fracture yang
mengisi batuan basaltic dan gabbroic dalam metamorphic terranes, merupakan
21
mineral indikator prehnite-pumpellyite metamorphic facies. Pumpellyite terasosiasi
dengan chlorite, epidote, quartz, calcite dan prehnite. Pumpellyite pertama kali
dideskrisikan pada tahun 1925 berasal dari Keweenaw Peninisula, Michigan dan
diberi nama sesuai dengan nama ahli geologi Amerika Serikat, Raphael Pumpelly
(1837–1923).
Batu Permata Pulaki pertama kali dideskripsikan oleh Karyasa, dkk., pada tahun
2014 (Karyasa, dkk. 2015). Sebanyak 10 (sepuluh) jenis batu permata yang diambil
dari kawasan Pulaki telah dianalisis kandungan kimiawinya, antara lain: tiga jenis
batu diambil dari Pangkung Jahe, satu jenis batu dari daerah Musi, dua jenis batu dari
Pangkung Jarak, satu jenis batu dari Pangkung Kesambi, satu jenis batu dari Tukad
Kangin, satu jenis batu dari Pulaki, dan satu jenis batu dari Munduk Saab. Analisis
terhadap kandungan unsur-unsur dari kesepuluh jenis batu tersebut dilakukan dengan
metode instrumentasi XRF, sedangkan senyawa-senyawa yang ada dalam batu
tersebut dianalisis dengan metode XRD. Komposisi oksida dan logam dari 10
(sepuluh) jenis batu yang diambil dari kawasan Pulaki diberikan pada Tabel 4. Hasil
analisis menunjukkan bahwa Batu Permata Pulaki mengandung berbagai jenis oksida
dan berbagai jenis logam. Kesepuluh jenis batu yang dianalisis ternyata mengandung
SiO2. Ini berarti Batu Permata Pulaki tergolong ke dalam jenis batuan silikat, yang
berasal dari letusan gunung api purba.
Tabel 4. Komposisi Kimia Batu Permata Pulaki
No Jenis Batu Permata Komposisi Kimia
1 Pangkung Jahe 1 SiO2, CaO, Fe2O3, Al2O3, MnO, Ba, Cu, Sr, V, Zn, Ni,
Zr, Rb, Y
2 Pangkung Jahe 2 SiO2, CaO, Fe2O3, Al2O3, MnO, Cu, Ni, Zn, V, Sr, Zr,
Rb
3 Pangkung Jahe 3 SiO2, Fe2O3, CaO, MgO, Al2O3, MnO, S, Cu, V, Zn,
Sr, Ni, Rb, Zr
4 Badar Musi CaO, Fe2O3, SiO2, MgO, Al2O3, P2O3, TiO2, P2O5, S,
MnO, Sr, Zr, Mo, Cu, As, Zn
5 Pangkung Jarak 1 SiO2, Fe2O3, MgO, CaO, MnO, Cu, Zn, Ni, Sr, Rb, V
6 Pangkung Jarak 2 SiO2, CaO, Fe2O3, MgO, Al2O3, Cu, Zn, Sr, V, Zr
7 Pangkung Kesambi SiO2, Fe2O3, CaO, MgO, Al2O3, P2O3, Cu, V, Sr, Zn,
Ni, Zr, Rb
8 Tukad Kangin SiO2, Cu, Ni, Zn, V, Sr, Ag, Zr, Mo, Rb
9 Badar Pulaki SiO2, Fe2O3, S, Al2O3, CaO, Cu, V, Zn, Sr, Mo, Zr, Rb
10 Munduk Saab SiO2, MgO, Al2O3, Fe2O3, CaO, Zn, Cu, Sr, V
22
Ada tiga jenis Batu Permata Kresnadana Pulaki yang diambil dari Pangkung
Jahe, yaitu: Kreanadana Tabur (Pangkung Jahe 1), Kresnadana Berumbun (Pangkung
Jahe 2), dan Kresnadana Polos (Pangkung Jahe 3).Ketiga jenis Batu Permata Pulaki
yang diambil dari Pangkung Jahe dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan
ditinjau dari kandungan silikanya, yaitu golongan SiO2 dengan kandungan silika di
atas 75% dengan oksida-oksida penyerta yang kadarnya kurang dari 5% (Kresnadana
Polos), dan golongan SiO2-Fe2O3-CaO dengan kandungan silika sekitar 51%, dimana
kandungan Fe2O3 dan CaO lebih dari 5% (Kresnadana Tabur dan Kresnadana
Berumbun).
Yang menarik dari temuan ini adalah bahwa batu permata pulaki tergolong
dalam batuan silikat dengan berbagai jenis oksida dan berbagai jenis logam, yang
menghasilkan berbagai varian batu permata pulaki. Dari hasil ini juga dapat
diperkirakan bahwa Batu Permata Pulaki tidak berupa kristal yang kompak, tetapi
amorf, dan memiliki kekerasan cukup rendah, sekitar 4-5 skala Mohs. Hasil ini juga
dapat menjelaskan kenapa Batu Permata Pulaki memiliki berbagai macam warna
yang disebut dengan Batu Manca Warna, dan memiliki badar dengan berbagai jenis
logam yang disebut dengan Batu Panca Datu.
4. Lay-out Ruang Kerja
Sebelumnya UKM Wijaya Silver memiliki dua ruang produksi dan disply jadi
satu, dan kamar tidur, sedangkan UKM Kresna Dana memiliki tiga ruangan, ruang
produksi, display dan kamar tidur. Telah dilaksanakan penataan ruang kerja dan
produksi sehingga lebih nyaman dan lebih luas pada UKM Wijaya Silver Gerokgak
dan UKM Kresna Dana Banyupoh. UKM Wijaya Silver sekarang memiliki ruang
produksi dengan ukuran 5,0 m x 3,5 m dan ruang display dengan ukuran 3,0m x 3,5
m, yang semula ruang produksi dan display jadi satu, dan kamar tidur 3,0 m x 3,5 m.
Sedangkan UKM Kresna Dana sekarang telah memiliki (1) ruang produksi dengan
ukuran 5,0 m x 3,0 m, ruang persiapan dengan ukuran 3,0 m x 3,0 m, ruang display
dengan ukuran 3,0 m x 2,5m, dan kamar tidur dengan ukuran 3,5 m x 3,0 m.
23
Gambar 7. Layout UKM Wijaya Silver dan UKM Kresna Dana
5. Pengadaan Sarana dan Prasarana
Untuk meningkatkan produktivitas kedua UKM tidak hanya dilakukan
penataan tempat kerja, tetapi juga peningkatan sarana dan prasarana yang diperlukan.
Telah dilaksanakan pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana produksi pada
kedua UKM yang dibina. Kedua UKM telah memiliki listrik dengan daya masing-
masing 2500 Watt, ini sangat diperlukan karena ke dua UKM tersebut banyak
menggunakan peralatan listrik, dan memerlukan daya yang cukup besar. Berbagai
fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi diberikan seperti pada Tabel 5.
Secara kuantitas dan kualitas fasilitas yang diperlukan terjadi peningkatan.
Tabel 5. Keadaan fasilitas UKM Wijaya Silver dan UKM Krena Dana
No Fasilitas Tahun 2014 Tahun 2015
UKM Wijaya Silver
1 Ruang Produksi Ukuran 3,5 x 3,0 x
3,0 m. Bergabung
dengan ruang display
produk
Ukuran : 5,0 x 3,0 x
3,0 m. Ada
penambahan ruang
kerja
2 Ruang display produk Bergabung dengan
ruang kerja
Ukuran : 3,5 x 3,0 x
3,0 m dan
bergabung dengan
ruang kerja
3 Rak display kaca 1 unit 1 unit
4 Daya Listrik 900 Watt 2500 Watt
5 Meja Kerja 1 unit 1 unit
6 SDM (Tenaga Kerja) 2 orang 4 orang
7 Mesin Blendes manual 2 unit 2 unit
8 Mesin Blendes otomatis 0 unit 1 unit
9 Foredom 0 unit 1 unit
10 Kepala Kompor/Solder 2 unit 4 unit
11 Mesin Polish 1 unit 2 unit
12 Kempus 1 unit 2 unit
13 Timbangan 1 unit 1 unit
14 LanGsol 1 unit 3 unit
24
15 Laju gelang 0 buah 1 buah
16 Stick Size 1 buah 1 buah
UKM Kresna Dana
1 Ruang Produksi Ukuran 4,0 x 3,0 x
3,0 m
Ukuran : 5,0 x 3,0 x
3,0 m
2 Ruang Persiapan Bergabung dengan
ruang produksi
Ukuran : 3,0 x 2,0 x
3,0 m
3 Ruang Display Produk Terpisah dengan
ruang kerja
Terpisah dengan
ruang kerja dan
persiapan
4 Rak Display Kaca 1 unit 1 unit
5 Daya Listrik 900 Watt 2500 Watt
6 Meja Kerja 1 unit 1 unit
7 SDM (Tenaga Kerja) 4 orang 7 orang
8 Mesin Pemotong Batu 1 unit 1 unit
9 Mesin Asah Batu 2 unit 5 unit
10 Mesin Polish 1 unit 2 unit
11 Mesin Potong dan Gerinda Batu
build-in
0 unit 1unit
12 Bor Duduk 0 unit 1 unit
13 Foredom 1 unit 1 unit
14 Timbangan 500 Gram 0 unit 1 Unit
15 Diamond Selector 0 unit 1 Unit
16 Stick Size 1 buah 1 buah
17 Tool Box 0 buah 1 buah
6. Ekspedisi Pangkung Jahe
Pangkung (lembah) Jahe merupakan daerah pada lereng pegunungan di daerah
Pulaki, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, yang banyak memiliki potensi batu
mulia. Untuk mencapai lokasi tersebut dari pusat Desa Banyupoh diperlukan waktu
sekitar 30 menit pakai kendaraan sepeda motor menuju Bendungan Banyupoh dan
dilanjutkan 2 jam jalan kaki, melewati hutan lebat dan kali terjal berbatu. Telah
dilaksanakan ekspedisi ke pangkung Jae pada tanggal 21 Juni 2015 untuk mengetahui
lokasi dan potensi batu mulia, dan mengambil beberapa contoh batu mulia. Ada tiga
lokasi batu mulia di sekitar pangkung Jahe, yang dikenal dengan nama Pangkung
Jahe 1, 2 dan 3.
25
Gambar 8. Lokasi Pangkung Jahe, tempat ditemukan batu mulia
7. Peningkatan Kualitas SDM
Program ini telah mampu menambah tenaga kerja. Tenaga kerja yang terlibat
UKM Wijaya Silver semula 2 orang, sekarang sebanyak 4 orang dan UKM Kresna
Dana semula 4 orang, sekarang sebanyak 7 orang. Diharapkan ke depan lebih banyak
tenaga kerja yang terlibat dan memiliki keterampilan yang memadai.
Disamping ada penambahan tenaga terja yang terlibat pada ke dua UKM
tersebut, juga terjadi peningkatan kualitas. Peningkatan kualitas SDM, wawasan ilmu
pengetahuan dan keterampilan telah dilakukan melalui seminar, pembinaan, dan
pelatihan. Dalam upaya meningkatkan wawasan pengetahuan SDM, telah
dilaksanakan seminar tentang batu mulia, jenis dan proses pebetukannya, dan
pemanfaatanya dalam industri perhiasan (jewellary) pada tanggal 20 Pebruari 2015,
dan Focus Group Discussion (FGD) tentang potensi batu mulia nusantara pada
tanggal 22 Agustus 2015. Disamping seminar dan FGD, juga dilakukan pelatihan
penggunaan peralatan yang digunakan dalam proses produksi, terutama bagi tenaga
kerja yang baru. Pembinaan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja serta
pembukuan juga telah dilakukan.
26
8. Proses Produksi dan Beberapa Produk
Pendampingan proses produksi telah dilakukan dengan fokus pada
pemanfaaran alat-alat yang digunakan dan antisipasi bahaya yang akan terjadi.
Gambar 9. Salah Satu Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan
Proses produksi batu permata dari bahan baku berupa batu gelondongan
sampai menjadi permata dan dipasang gagangnya sehingga diperoleh produk yang
diinginkan mengikuti proses sebagai berikut.
1. Bahan baku diperoleh dari perbukitan di kawasan Pulaki Banyupoh. Para
pengerajin mencari bahan baku di sekitar perbukitan Pulaki dengan berbagai
peralatan, seperti palu, pacal, cangkul dan linggis. Para pencari batu biasanya
berangkat jam 6 pagi, berjalan menuju semak belukar, hutan, dengan melewati
jurang yang cukup terjal. Lama perjalanan bisa mencapai 2 jam untuk mencapai
lokasi batu mulia, dan balik sore harinya, dn biasanya tiba sekitar pukul 6 sore.
2. Batu yang diperoleh dipotong menjadi ukuran lebih kecil, sesuai dengan
kebutuhan dan produk yang diinginkan, dengan alat khusus pemotong batu,
diameter pisau 10 inci. Mesin pemotong ini digerakkan dengan tenaga listrik 1500
Watt.
3. Batu yang telah dipotong dengan ukuran tertentu, lalu diasah dengan mesin
gerinde pengasah batu. Batu diasah sehingga berbentuk bulat atau oval, sesuai
keinginan.
4. Setelah terbentuk, bulat atau oval, dilanjutkan dengan mengasah batu dengan
berbagai jenis amplas, dari yang paling kasar, ukuran 150, sampai yang paling
27
halus, ukuran 5000. Semakin halus amplas yang digunakan, permukaan batu akan
menjadi semakin halus.
5. Batu yang telah digosok dengan amplas, kemudian permukaannya digosok lagi
dengan menggunakan serbuk intan, sampai mengkilap, kemudian ini dikenal
sebagai permata.
6. Setelah terbentuk permata dengan ukuran tertentu, selanjutnya dipasang pada
desain perhiasan, seperti cincin, liontin, giwang, gelang, bros, atau pada disain
tertentu, sesuai dengan keperluan. Material yang dipakai untuk membuat berbagai
desain perhiasan adalah alpaka, titanium, perak dan emas.
Beberapa desain dan produk jadi antara lain, bros, sumpel, cincin, cindra mata, dan
keris dari batu.
Bros, Cincin dan Sumpel
Bros, cincin, dan sumpel merupakan asesoris yang biasa digunakan oleh
wanita baik dalam upacara keagamaan, adat dan seremonial lainnya. Telah dibuat
beberapa produk bros lengkap dengan cincin dan sumpel dari batu mulia. Ini
merupakan produk langka dan susah didapat. Ada beberapa desain dengan berbagai
ukuran yang menggunakan bahan alpaka atau perak dan batu mulia dari pulaki
sebagai permatanya.
Gambar 10. Beberapa Desain dan Produk Bros, Sumpel, dan Cincin
Cindra Mata Khas UNDIKSHA
28
Telah dibuat beberapa sampel cindra mata khas UNDIKSHA. Cindra mata ini
dibuat dari beberapa jenis batu mulia yang diperoleh dari derah Banyupoh yang
ditempel dengan logo UNDIKSHA, terbuat dari alpaka. Diharapkan cindra mata ini
dapat digunakan sebagai kenang-kenangan.
Gambar 11. Beberapa Desain dan Produk Pandle UNDIKSHA
Cincin
Cincin merupakan asesoris yang diperlukan bagi semua orang. Telah
diproduksi berbagai motif dan ukuran cincin perempuan dan laki-laki dengan bahan
alpaka, titanium atau perak dengan menggunakan batu mulia dari Pulaki sebagai
permatanya. Berikut adalah beberapa contoh cincin yang telah dibuat.
29
Gambar 12. Beberapa Desain dan Produk Cincin Wanita dan Pria
Kalung
Kalung merupakan asesoris yang diperlukan bagi kaum perempuan. Telah
diproduksi berbagai motif dan ukuran kalung perempuan dengan bahan perak, dengan
menggunakan batu mulia dari Pulaki sebagai permatanya. Berikut adalah beberapa
contoh kalung yang telah dibuat. Produk ini merupakan kombinasi batu permata
Pulaki dan perak Gerokgak.
30
Gambar 13. Beberapa Desain dan Produk Kalung
9. Capaian Target Luaran
Setelah kurun waktu 7 bulan pembinan pada UKM Wijaya Silver dan UKM
Kresna Dana melalui program IbPE ini, telah banyak progres yang dicapai. Adapun
target luaran yang ingin dicapai dan hasil yang dicapai pada tahun petama ini adalah
seperti Tabel 6.
Tabel 6. Proyeksi target luaran dan capaian tahun pertama.
No Indikator Capain Base
Line
Tanun I Tahun II Tanun III
T R T R T R
1 Jumlah SDM terlibat (orang) 1 2 3 4 15 20
2 3 6 7
2 Kapasitas produksi (%) 1 0 15 ? 30 50
2 0 15 ? 30 50
3 Omzet (%) 1 0 20 ? 40 60
2 0 20 ? 40 60
4 Pasar eksport (negara) 0 0 0 1 2
5 HaKI 0 0 0 1 2
6 Koperasi (anggota) 0 0 0 0 30
7 Publikasi 0 1 0 1 3
Base-line : Omzet (1) UKM Wijaya Silver : Rp 36 juta per tahun dan (2) UKM Kresna Dana
: Rp 30 juta per tahun. T ; Target, R : Realisasi
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Program ini akan dilaksanakan dalam tiga tahun. Pada tahun pertama telah
dilaksanakan beberapa kegiatan dan dalam sisa waktu sampai akhir tahun akan
dilaksanakan: penyediaan fasilitas, peningkatan keterampilan SDM, pameran, dan
31
pembuatan draft web site untuk tujuan promosi. Sedangkan kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk tahun-tahun berikutnya adalah seperti Tabel 7.
Tabel 7. Mekanisme Pelaksanaan dan Jadwal Kegiatan Tahun Berikutnya
No Mekanisme Kegiatan Bulan (3=Maret, dstnya)
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2. Tahun Kedua (2016)
2.1 Rapat kerja penyiapan implementasi.
2.2 Modernisasi manajemen produksi dan
pemasaran berbasiskan kearifan
manajemen keluarga yang telah
diterapkan.
2.3 Peningkatan kemampuan berbahasa
Inggris untuk bisnis dan pemahaman
hukum perdagangan internasional
untuk ekspor.
2.4 Penataan lay-out produksi untuk
memenuhi standar kesehatan,
keselamatan dan kenyamanan kerja
serta melek kimia dan lingkungan.
2.5 Pengembangan budaya mutu
2.6 Evaluasi , publikasi dan pelaporan
kegiatan
3. Tahun Ketiga (2017)
3.1 Rapat kerja penyiapan implementasi.
3.2 Menumbuhkembangkan
kegotongroyongan dalam menjaga
stabilitas harga, sustainabilitas bahan
baku, dan peningkatan pemodalan.
3.3 Pengembangan keunggulan melalui
peningkatan kualitas dan kuantitas
desain produk untuk perluasan pangsa
pasar.
3.4 Pengadministrasian dan pembukuan
koleksi desain produk dan keunggulan
proses produksi serta penyusunan
dokumen usulan perlindungan HaKI
terhadapnya.
3.5 Menumbuhkembangkan
kegotongroyongan dalam menjaga
stabilitas harga, sustainabilitas bahan
baku, dan peningkatan pemodalan.
3.5 Evaluasi dan pelaporan kegiatan
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
Program Iptek Bagi Produk Ekspor Kerajinan Batu Permata Pulaki dan Perak
Gerokgak telah mulai dilaksanakan. Dalam 7 bulan pelaksanaan tahun pertama telah
dilaksanakan beberapa kegiatan, antara lain (1) launching program dan seminar
ilmiah, (2) penataan ruang kerja, (3) peningkatan sarana dan prasarana, (4) ekspedisi
ke lokasi batu mulia, dan (5) pembinaan sumber daya manusia melalui Focus Group
32
Discussion. Beberapa produk telah dihasilkan dengan menggunakan permata batu
mulia dari Pulaki dan dipadukan dengan perhiasan berbahan perak, meliputi: bros,
cincin laki dan perempuan, liontin, gelang, kalung, dan gantungan kunci.
UKM Wijaya Silver dan UKM Kresna Dana telah mampu menghasilkan
berbagai produk perhiasan yang menarik, akan tetapi perlu senantiasa meningkatkan
kualitas produk dan motif atau desain yang lebih inovatif sehingga mampu bersaing
dengan produk lainnya. Dengan pembinaan yang terus menerus diharapkan terjadi
kontinuitas produksi dan kemandirian usaha. Mudah-mudahan program ini dapat
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan selama tiga tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Aldinger, F. & Weberruss, V.A. 2010. Advanced Ceramics and Future Materials.
Weinheim: Wiley-VCH.
Brocardo, G., 1994, Minerals and Germstones of the World, Brusel, David and
Charles.
Karyasa, I W., Rasben Dantes, I G., Muderawan, I W., dan Rai, I W., 2015, Geokimia
Batu Permata Kresnadana Pulaki, Jurnal Sains dan Teknologi, Vol. 4 No.
2, hal 604-610.
Robinson, G.W., 1994, Minerals, New York, Simon & Schuster.
West. A. R. 1989. Solid State Chemistry and Its Application. Singapore: John Wiley
& Sons.
Wikipedia, 2015. Free Encyclopedia, http://www.en.wikipedia.org, diakses tanggal
18 Nopember 2015.
33
Lampiran 1. Surat Ijin dan Tanda Daftar Usaha UKM Kresna Dana
34
35
LAMPIRAN 2. Gambar Beberapa Produk
36