laporan akhir pengabdian kepada...

78
LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) I B M KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA DODOL DI DESA PENGLATAN Ketua: Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A. NIDN 0008096602 Anggota Tim: I Gusti Made Budiarta, S.Pd., M.Pd. NIDN 0009046902 Dibiayai Oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor: 381/UN48.15/LPM/2014 LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2014

Upload: vucong

Post on 17-Sep-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

1

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

IBM KELOMPOK USAHA RUMAH TANGGA DODOL

DI DESA PENGLATAN

Ketua:

Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A.

NIDN 0008096602

Anggota Tim:

I Gusti Made Budiarta, S.Pd., M.Pd.

NIDN 0009046902

Dibiayai Oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan

Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor: 381/UN48.15/LPM/2014

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2014

Page 2: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul IbM : IbM Kelompok Usaha Rumah Tangga

Dodol di Desa Penglatan

Nama Mitra Program IbM (1) : Pembuat dan Penjual Dodol Desa

Penglatan “Bu Sutarmi”

Nama Mitra Program IbM (2) : Pembuat dan Penjual Dodol Desa

Penglatan “Bu Sumenasih”

2. Ketua Tim Pelaksana

a. Nama : Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A.

b. NIDN : 0008096602

c. Jabatan/Golongan : Lektor Kepala/IVa

d. Program Studi : Bahasa Inggris / Bahasa dan Seni

e. Perguruan Tinggi : Undiksha Singaraja

f. Bidang Keahlian : Pendidikan Bahasa

g. Alamat Kantor/Telp./Fax/Surel : Jl A Yani 67, Singaraja-Bali/

(0362) 21541/ (0362) 27561/

[email protected]

3. Anggota Tim Pelaksana

a. Jumlah Anggota : Dosen 1 orang

b. Nama Anggota I/Bidang Keahlian : I Gusti Made Budiarta, S.Pd., M.Pd.

/Pendidikan Seni Rupa

c. Mahasiswa yang terlibat : -

4. Lokasi Kegiatan/Mitra (1)

a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Desa Penglatan, Kecamatan

Buleleng

b. Kabupaten/Kota : Buleleng

c. Provinsi : Bali

d. Jarak PT ke lokasi Mitra (Km) : 10 Km

5. Lokasi Kegiatan/Mitra (2)

a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Desa Penglatan, Kecamatan

Buleleng

b. Kabupaten/Kota : Buleleng

c. Provinsi : Bali

d. Jarak PT ke lokasi Mitra (Km) : 10 Km

Page 3: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

iii

6. Luaran yang dihasilkan :

a. Terdapatnya kerjasama dengan Desa Silangjana, Desa Samirenteng, dan

Desa Pedawa sebagai produsen gula aren yang dapat mensuplai bahan

baku yang diperlukan untuk dodol.

b. Terdapatnya kerjasama dengan penghasil ketan dan ketan hitam Bali asli

dari Desa Sudaji.

c. Terdapatnya kemasan dodol yang lebih representatif dan menarik.

d. Terdapatnya desain label untuk kemasan.

e. Terdaftarnya merek dagang (TDI)

f. Terdapatnya pelatihan pembungkusan dan pelabelan dodol.

g. Terdapatnya kerjasama (MOU) dengan pihak pemasar langsung atau

melalui online.

h. Terdapatnya publikasi artikel ilmiah pada jurnal terakreditasi nasional atau

jurnal internasional.

7. Jangka waktu pelaksanaan : 8 Bulan

8. Biaya total : Rp. 45.000.000

- Dikti : Rp. 45.000.000

- Sumber lain : tidak ada

Mengetahui, Singaraja, 1 Oktober 2014

Dekan FBS Ketua Tim Pelaksana

(Prof. DR. Putu Kerti Nitiasih, M.A.) (Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A.)

NIDN 0026066203 NIDN 0008096602

Mengetahui,

Ketua LPM Undiksha

(Prof. Dr. Ketut Suma, M.S.)

NIDN 0001015913

Page 4: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

iv

RINGKASAN

Sesuai dengan hasil diskusi tim IbM dengan kedua mitra, ada 8 permasalahan

yang dihadapi oleh mitra, yakni permsalahan dalam ketersediaan bahan baku yang

berkualitas, teknik pembuatan santan, kemasan yang menarik, tidak memiliki

merek dagang, target pasar yang masih terbatas, permodalan yang minim, cuaca

yang tidak bersahabat, dan terbatasnya sumberdaya manusia yang trampil dalam

membuat santan dan pengadukan dodol. Namun, dalam pelaksanaan IbM ini,

sesuai dengan kesepakatan pihak mitra dengan tim IbM dari 8 permasalahan yang

ada, 4 permasalahan yang menjadi fokus yang dipecahkan dalam Ibm ini, yakni:

bahan baku, kemasan, merek dagang, dan target pasar. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, langkah-langkah yang dilakukan dalam IbM ini meliputi:

(1) membantu mitra untuk membuat kerjasama dengan produsen bahan baku

dodol; (2) membantu mitra dalam mendesain dan membuat kemasan serta

membungkus dodol dengan kemasan yang lebih menarik; (3) membantu mitra

dalam mendesain dan membuat label dan mendaftarkan merek dagang; (4) dan

memperluas target pasar dengan melakukan pelatihan membuat MoU dengan

penjual. Dari tahapan tersebut, luaran yang telah dihasilkan adalah: (a)

terdapatnya kerjasama dengan Desa Silangjana, Desa Sambirenteng, dan Desa

Pedawa sebagai produsen gula aren yang dapat mensuplai bahan baku yang

diperlukan untuk dodol; (b) terdapatnya kerjasama dengan penghasil ketan dan

ketan hitam Bali asli dari Desa Sudaji; (c) terdapatnya kemasan dodol yang lebih

representatif dan menarik; (d) terdapatnya desain label untuk kemasan; (e)

terdaftarnya merek dagang (TDI); (f) terdapatnya pelatihan pembungkusan dan

pelabelan dodol; (g) terdapatnya kerjasama (MOU) dengan pihak pemasar

langsung atau melalui online; (h) terdapatnya publikasi artikel ilmiah pada jurnal

terakreditasi nasional atau jurnal internasional.

Kata Kunci: usaha rumah tangga, dodol tradisional

Page 5: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

v

PRAKATA

Puji syukur kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha

Pengasih, karena berkat rahkmatNya, kami pelaksana kegiatan P2M dapat

menyelesaikan laporan akhir IBM Kelompok Usaha Rumah Tangga Dodol di

Desa Penglatan tepat pada waktunya.

Melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan P2M ini. Adapun pihak-

pihak terkait antara lain:

1. Kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi khususnya Bidang

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang telah

menghibahkan dana pengabdian demi terselenggaranya kegiatan IBM

ini.

2. Kepada Bapak Rektor Undiksha khususnya Ketua LPM Undiksha yang

telah membantu mengalokasikan dana serta menyediakan surat-surat

administrasi terkait dengan pelaksanaan kegiatan IBM ini.

3. Kepada kedua mitra Pembuat dan Penjual Dodol (Bu Sutarmi dan Bu

Sumenasih) yang telah dengan semangat bekerjasama dalam

melaksanakan tahapan kegiatan, sehingga semua kegiatan berjalan

dengan lancar.

4. Kepada masyarakat terutama supplier bahan baku yang telah dengan

antusias mau bekerjasama dengan kedua mitra dengan membuat surat

perjanjian kerjasama melalui MoU.

5. Kepada semua Kepala Desa/Perbekel yang juga turut serta mendukung

kegiatan ini dalam membantu usaha peningkatan kesejahteraan usaha

rumah tangga yang dilakukan oleh para ibu untuk meningkatkan

ekonomi keluarga.

Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu pelaksanaan kegiatan ini, yang tidak bisa kami sebutkan satu

persatu.

Hormat kami

Tim Pelaksana P2M 2014

Page 6: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i

Halaman Pengesahan .................................................................................... ii

Ringkasan ..................................................................................................... iv

Prakata .......................................................................................................... v

Daftar Isi ....................................................................................................... vi

Daftar Tabel .................................................................................................. vii

Daftar Gambar .............................................................................................. viii

Daftar Lampiran............................................................................................ x

Bab 1. Pendahuluan ...................................................................................... 1

Bab 2 Target dan Luaran ............................................................................... 6

Bab 3. Metode Pelaksanaan........................................................................... 7

Bab 4. Kelayakan Perguruan Tinggi .............................................................. 11

Bab 5. Hasil dan Pembahasan ....................................................................... 14

5.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan P2M ............................................................ 14

5.2 Pembahasan ............................................................................................ 45

Bab 6. Kesimpulan dan Saran ....................................................................... 51

6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 51

6.2 Saran ...................................................................................................... 51

LAMPIRAN

Page 7: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Permasalahan dan Langkah-Langkah Solusi atas Permasalahan.............................14

Tabel 4.1 KebutuhanMitra, Kompetensi yang diperlukan, serta Tim Pakar............................17

Page 8: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Desa Penglatan............................................................................................... 19

Gambar 2 Koordinasi Awal Mitra 1........................................................................................ 20

Gambar 3 Koordinasi Awal Mitra 2........................................................................................ 20

Gambar 4 Lokasi Kantor Desa Pedawa................................................................................... 21

Gambar 5 Penjajagan dan Pembahasan Kerja Sama di Desa Pedawa.................................... 22

Gambar 6 Penjajagan dan Pembahasan Kerja Sama di Desa Sambirenteng ......................... 22

Gambar 7 Penjajagan dan Pembahasan Kerja Sama di Desa Silangjana................................ 23

Gambar 8 Peta Desa Sudaji..................................................................................................... 24

Gambar 9 Penjajagan dan Pembahasan Kerja Sama di Desa Sudaji....................................... 25

Gambar 10 Penjajagan dan Pembahasan Kerja Sama di Desa Yeh Sumbul........................... 26

Gambar 11 Area Penanaman Jagung Desa Yeh Sumbul........................................................ 26

Gambar 12 Kulit Jagung yang Siap Dikeringkan.................................................................... 27

Gambar 13 Pembahasan MoU Bahan Baku Dodol di Desa Penglatan................................... 28

Gambar 14 Pembahasan MoU Bahan Baku Dodol di Desa Penglatan................................... 28

Gambar 15 Penandatanganan MoU Gula Aren di Desa Silangjana........................................ 29

Gambar 16 Penandatanganan MoU Gula Aren di Desa Pedawa............................................ 31

Gambar 17 Penandatanganan MoU Gula Aren di Desa Sambirenteng................................... 32

Gambar 18 Penandatanganan MoU Ketan Bali di Desa Sudaji.............................................. 33

Gambar 19 Penandatanganan MoU Kulit Jagung di Desa Yeh Sumbul................................. 35

Gambar 20 Penandatanganan MoU Kulit Jagung di Desa Yeh Sumbul................................. 35

Gambar 21 Penandatanganan MoU Bahan Baku di Desa Penglatan...................................... 37

Gambar 22 Penandatanganan MoU Bahan Baku di Desa Penglatan...................................... 38

Gambar 23 Pengenalan Tali dari Kulit Batang Pisang............................................................ 40

Gambar 24 Pengenalan Desain Label dan Ujicoba Cara Merangkai Dodol.......................... 41

Gambar 25 Pengenalan Desain Label dan Ujicoba Cara Merangkai Dodol.......................... 41

Gambar 26 Rangkaian Dodol yang Telah Direvisi................................................................. 42

Page 9: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

ix

Gambar 27: Pelatihan Membungkus di Mitra Bu Sutarmi...................................................... 43

Gambar 28: Pelatihan Merangkai............................................................................................ 44

Gambar 29: Pelatihan Melabel................................................................................................ 44

Gambar 30: Pelatihan Pengepakan.......................................................................................... 45

Gambar 31: Pelatihan Penyusunan MoU dari Narasumber................................................... 45

Gambar 32: Peserta Pelatihan Penyusunan MoU.................................................................. 46

Gambar 33: Pelatihan Berkomunikasi dalam Membuat Kerjasama...................................... 46

Gambar 34: Pelatihan Pemasaran Online................................................................................ 47

Gambar 35: Pelatihan Pemasaran Online................................................................................ 47

Gambar 36: Pemasaran Online Program Fans Page di Facebook Mitra Bu Sutarmi............. 48

Gambar 37: Pemasaran Online Program Fans Page di Facebook Mitra Bu Sumenasih..........48

Gambar 38: Pemasaran Langsung di Toko Oleh-Oleh Sastra Harmoni................................ 49

Gambar 39: Pemasaran Langsung di Toko Oleh-Oleh Mank Honi....................................... 49

Gambar 40: Pemasaran Langsung di Toko Dewata Oleh-Oleh Khas Bali........................... 50

Page 10: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Personalia Tenaga Pelaksana Berserta Kualifikasinya..................................................... 54

Lampiran 2. Artikel Ilmiah yang sudah dikirimke Jurnal Terakdreditasi (HPI).................... 56

Page 11: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

1

BAB 1. PENDAHULUAN

Dodol adalah makanan khas Indonesia yang dapat ditemui di berbagai daerah.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) definisi dodol adalah makanan yang dibuat dari

tepung beras ketan, santan kelapa, dan gula dengan atau tanpa penambahan bahan makanan

dan bahan lain yang diijinkan. Dodol merupakan salah satu jenis produk olahan hasil

pertanian yang bersifat semi basah, berwarna putih sampai cokelat, dibuat dari campuran

tepung ketan, gula, dan santan (Soemaatmadja,1997). Dodol yang paling terkenal di

Indonesia adalah „Dodol Garut‟ yang merupakan produksi daerah Garut, Jawa Barat. Bali,

sebagai tempat tujuan wisata internasional, juga memiliki jenis penganan tradisional dodol

yang oleh kebanyakan orang Bali yang beragama Hindu digunakan sebagai kelengkapan

upacara agama, yaitu banten (sesajen). Dahulu, dodol dibuat hanya oleh tiap keluarga pada

hari besar keagamaan saja, seperti pada Hari Raya Galungan atau Kuningan, tetapi sekarang

ini dodol bisa ditemui dan dibeli sepanjang tahun, oleh karena sudah banyak terdapat usaha-

usaha kecil di rumah tangga yang memproduksi dodol terutama oleh para ibu-ibu PKK di

desa.

Desa Penglatan, sebagai salah satu desa di Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng

dengan jumlah penduduk 3.582 jiwa, mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian

sebagai petani, sehingga hasil-hasil pertanian seperti ketan, ketan hitam,, dan kelapa bisa

dimanfaatkan sebagai bahan baku dodol. Sementara itu, sekitar 503 jiwa penduduknya yaitu

ibu-ibu rumah tangga, lebih kurang 20 orang telah mengembangkan usaha dodol sebagai

usaha ekonomi produktifnya untuk membantu kesejahteraan keluarga. Dodol yang mereka

produksi kebanyakan baru dipasarkan secara lokal di daerahnya sendiri, yakni melalui

warungnya sendiri, dan diambil oleh beberapa distributor dari kabupaten lain. Hal tersebut

sejalan dengan yang dikatakan oleh Soemaatmadja (1997) bahwa pengolahan dodol sudah

dikenal masyarakat, prosesnya sederhana, murah dan banyak menyerap tenaga kerja. Dodol

yang diproduksi ibu-ibu rumah tangga di Desa Penglatan memang terkenal sejak dahulu.

Diakui oleh salah satu pembuat/penjual dodol yang diwawancarai, yaitu Kadek Sutarmi

(28/05/13) bahwa yang bersangkutan telah memulai usaha dodolnya sejak tahun 1997. Para

pembuatnya tidak hanya melayani pelanggan di Buleleng saja, tetapi juga pelanggan dari

kabupaten lain, seperti dari Denpasar, Tabanan, Gianyar, dan beberapa daerah lain di Bali

juga banyak memesan dodol khas Desa Penglatan ini. Meningkatnya permintaan dodol dari

desa tersebut membuat industri rumahan pengolah adonan dodol mampu memproduksi

hingga satu setengah ton menjelang hari raya besar. Dalam pembuatan hingga pengemasan

Page 12: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

2

dodol tentu membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit, sehingga masyarakat desa

setempat memiliki tambahan lapangan pekerjaan khususnya bagi para ibu-ibu rumah tangga

baik sebagai tenaga pembuat adonan dodol maupun sebagai tenaga pembungkus dodol.

Salah satu pembuat dodol, lainnya, Ketut Sumenasih yang ditemui di rumahnya, Rabu

(28/05/13), menuturkan dodol memang tidak bisa dipisahkan tiap merayakan hari Galungan

dan Kuningan. Dalam hari raya ini warga harus memakai dodol sebagai pelangkap sarana

upakara. Tidak heran jika jauh-jauh hari sebelum hari Galungan dan Kuningan, dia harus

menambah kapasitas produksinya. Menjelang hari raya, per hari, Ketut Sumanasih mengolah

adonan menjadi dodol rasa gula Bali (gula aren), gula pasir, hingga 1,5 kuintal. Sebelumnya,

pada hari-hari biasa, dia hanya mengolah adonan dodol paling banyak 50 kilogram saja untuk

dijual selama 3-7 hari. Hal senada juga diungkapkan oleh pembuat sekaligus pedagang dodol

dari desa yang sama, Kadek Sutarmi (28/05/13). Sutarmi menambahkan, di tengah ramainya

pesanan dodol, harga bahan baku, seperti tepung, gula aren, gula pasir, dan kelapa ikut

melonjak. Untuk menyiasati kenaikan harga bahan-bahan baku, sering kali dilakukan

penaikan harga jual ke masyarakat secara kondisional.

Diakui oleh ibu-ibu pembuat dodol, berdasarkan hasil wawancara, bahwa masih

terdapat berbagai kendala yang dihadapi terkait dengan usaha mereka. Kendala utama yang

sering dihadapi, yakni sulitnya mencari bahan baku seperti ketan, ketan hitam, kelapa, dan

gula yang berkualitas dengan harga normal pada saat menjelang hari raya. Bahan baku yang

baik menentukan kualitas dodol produksi, dengan demikian diperlukan pasokan bahan baku

dengan kualitas yang terjamin. Menurut mereka, terkadang pelanggan mengeluhkan rasa

dodol yang tidak seperti biasanya yang tentu berimbas pada jumlah pembelian konsumen.

Terutama menjelang hari raya besar, pasokan beras ketan dan ketan hitam Bali menjadi

langka dan biasanya digantikan dengan ketan Jawa yang kualitasnya kurang jika

dibandingkan dengan ketan Bali. Begitu pula dengan gula aren, jika pasokan gula lokal tidak

ada, maka digunakan gula dari Jawa yang juga kurang berkualitas, yang mempengaruhi rasa,

tekstur dan ketahanan dodol produksi mereka. Selain itu, dalam proses pembuatan, mereka

masih kewalahan dalam pengolahan kelapa menjadi santan. Dalam satu adonan, biasanya 4

kg tepung ketan harus dicampur dengan minimal 10 kg santan cair yang telah direbus. Bagi

mereka, ketika pesanan melonjak, dimana mereka harus memproduksi hingga 1,5 kwintal per

hari, pengolahan kelapa menjadi santan terkadang menghambat proses produksi dodol

tersebut, karena mereka harus meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk memeras kelapa.

Dari hasil wawancara yang dilakukan, ditemukan pula kendala lainnya dalam hal

kemasan. Sampai saat ini, kemasan yang digunakan oleh para pembuat dodol yang menjadi

Page 13: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

3

ciri khas dodol Penglatan adalah dari kulit jagung yang terkadang sulit didapatkan ketika

memproduksi dalam jumlah yang besar. Tali pengikat yang digunakan untuk mengikat dodol

adalah tali plastik rafia yang kurang ramah lingkungan, agak susah membukanya, dan kurang

artistik. Lakoro (2002) mengatakan bahwa kemasan pada dasarnya adalah segala material

yang digunakan untuk mengemas suatu benda/produk, agar dapat diterima oleh konsumen

dalam keadaan baik. Fungsi yang paling mendasar dari kemasan adalah mempertahankan dan

melindungi isi produk, namun seiring pola perubahan perilaku konsumen dalam memandang

dan memanfaatkan kemasan, fungsi kemasanpun berkembang tidak saja sebagai pelindung

produk, tapi juga sebagai bagian dari daya saing pasar dan pedagang yang semakin

meningkat (Lakoro, 2002). Mudra (2010) menambahkan bahwa ada tiga alasan utama untuk

melakukan pembungkusan, yaitu (1) untuk keamanan produk yang dipasarkan (2) untuk

membedakan dengan produk pesaing, dan (3) untuk meningkatkan penjualan. Menurut Erliza

dan Sutedja (1987), bahan kemasan harus mempunyai syarat-syarat, yaitu tidak toksik, harus

cocok dengan bahan yang dikemas, harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan,

dapat mencegah kepalsuan, kemudahan membuka dan menutup, kemudahan dan keamanan

dalam mengeluarkan isi, kemudahan pembuangan kemasan bekas, ukuran, bentuk dan berat

harus sesuai, serta harus memenuhi syarat-syarat yaitu kemasan yang ditujukan untuk daerah

tropis mempunyai syarat yang berbeda dari kemasan yang ditujukan untuk daerah subtropis

atau daerah dingin. Demikian juga untuk daerah yang kelembaban tinggi dan daerah kering.

Sejalan dengan hal tersebut, maka diperlukan pembaharuan kemasan dodol di Desa

Pengelatan dalam kaitannya dengan perluasan pangsa pasar. Selain kemasan, tenaga kerja

pembungkuspun terkadang menjadi kendala, terutama pada saat hari raya besar keagamaan.

Sebagian besar ibu-ibu yang merupakan tenaga kerja pembungkus dodol kewalahan

menangani banyaknya dodol yang harus mereka bungkus pada saat-saat tertentu. Untuk itu,

diperlukan lebih banyak lagi tenaga terampil dalam pembungkusan dan pelabelan dodol.

Ditegaskan pula oleh Kadek Sutarmi dan Ketut Sumanasih bahwa mereka

memerlukan merek dagang yang dapat membedakan dodol produk mereka dengan merek

lainnya. Dalam World Intellectual Property Organization (2008) disebutkan bahwa merek

adalah sebuah tanda yang dapat membedakan barang dan jasa yang diproduksi dan dimiliki

oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya. Fungsi utama dari sebuah merek adalah

agar konsumen dapat mencirikan suatu produk (baik itu barang maupun jasa) yang dimiliki

oleh perusahaan, sehingga dapat dibedakan dari produk perusahaan lain yang serupa atau

yang mirip yang dimiliki oleh pesaingnya. Konsumen yang merasa puas dengan suatu produk

tertentu akan membeli atau memakai kembali produk tersebut di masa yang akan datang.

Page 14: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

4

Untuk dapat melakukan hal tersebut pemakai harus mampu membedakan dengan mudah

antara produk yang asli dengan produk-produk yang identik atau yang mirip.

Permasalahan lain yang dihadapi adalah masalah pemasaran. Selama ini, penjualan

dodol pada saat hari raya masih didistribusikan oleh beberapa orang di beberapa kabupaten

saja. Berdasarkan hasil wawancara, para distributor tersebut merupakan perorangan yang

jumlah pesanannya berubah-ubah. Selain penditribusian tersebut, penjualan dodol di desa

Penglatan hanya terbatas pada pemajangan produksi dodol di depan rumah dengan alas meja

seadanya saja atau di warung-warung kecil milik mereka. Belum ada kerjasama dengan

pedagang pasar tradisional ataupun moderen. Untuk itu, diperlukan adanya kerjasama

pemasaran/MOU (Memorandum of Understanding). MOU merupakan dokumen legal yang

mendeskripsikan perjanjian dua belah pihak yang berupa pernyataan sederhana yang

dibagikan dan disetujui oleh kedua belah pihak (www.safecomprogram.gov). MOU ini

penting sebagai pengikat kontrak antara produsen dodol dengan pedagang yang memasarkan.

Selain masalah-masalah yang telah disebutkan di atas, masih terdapat beberapa

kendala lainnya dalam proses produksi dan manajemen pemasaran dodol di desa Penglatan.

Masalah-masalah tersebut berupa:

1) Permodalan yang terkendala, terutama bila mereka memproduksi dalam jumlah besar.

Sementara ini mereka sering mengambil bahan baku dari pengepul dan berhutang bahan

baku, dan setelah dodol terjual mereka baru melunasi hutangnya.

2) Cuaca yang terkadang tidak bersahabat (musim hujan) untuk proses penjemuran. Hal ini

bisa membuat dodol cepat rusak (berjamur dan terasa tengik), sehingga masa berlakunya

yang biasanya sampai dengan 1 bulan menjadi jauh berkurang.

3) Terbatasnya sumber daya manusia dalam proses pemerasan santan dan pengadukan

adonan.

Berdasarkan hasil kesepakatan dengan mitra, ada beberapa permasalahan yang sangat

mendesak perlu diupayakan penyelesaiannya, agar usaha dodol dapat lebih banyak

diproduksi dan dipasarkan bukan hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional dan

internasional. Masalah-masalah prioritas yang perlu segera diatasi adalah (1) pemenuhan

bahan baku dengan mencarikan produsen yang terkait, (2) penentuan pemakaian kemasan

agar lebih representatif dan menarik, (3) pendesainan label yang menjadi ciri khas produksi,

(4) pendaftaran merek dagang, (5) tenaga kerja pembungkus dodol, dan (6) pemasaran

dengan menjalin kerjasama (membuat MOU) dengan pihak pemasar langsung atau melalui

online.

Page 15: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

5

Dalam hal ini, Undiksha sebagai perguruan tinggi yang memiliki para akademisi yang

berkompeten perlu turut berpartisipasi mensejahterakan rakyat, yaitu melalui program P2M

yang dalam hal ini dikhususkan pada usaha membantu para ibu-ibu yang telah memiliki

usaha kecil berupa produksi dodol, agar dapat meningkatkan hasil usaha dodol mereka.

Dengan program P2M tersebut, usaha produksi dodol dapat diupayakan untuk memiliki nilai

jual yang lebih tinggi dan menjangkau konsumen yang lebih luas.

Page 16: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

6

BAB 2. TARGET DAN LUARAN

Luaran yang menjadi target dari program P2M ini adalah:

1. Terdapatnya kerjasama dengan Desa Silangjana, Desa Samirenteng, dan Desa Pedawa

sebagai produsen gula aren yang dapat mensuplai bahan baku yang diperlukan untuk

dodol.

2. Terdapatnya kerjasama dengan penghasil ketan dan ketan hitam Bali asli dari Desa Sudaji

3. Terdapatnya kemasan dodol yang lebih representatif dan menarik.

4. Terdapatnya desain label untuk kemasan.

5. Terdaftarnya merek dagang (TDI)

6. Terdapatnya pelatihan pembungkusan dan pelabelan dodol.

7. Terdapatnya kerjasama (MOU) dengan pihak pemasar langsung atau melalui online.

8. Terdapatnya publikasi artikel ilmiah pada jurnal terakreditasi nasional atau jurnal

internasional.

Page 17: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

7

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Dari beberapa permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, ada beberapa

permasalahan yang sangat mendesak perlu diupayakan penyelesainnya agar usaha dodol

dapat lebih banyak diproduksi dan dipasarkan bukan hanya di tingkat lokal, tetapi juga

nasional dan internasional. Bagi para pembuat dan pedagang dodol di Desa tersebut, masalah-

masalah prioritas yang perlu segera diatasi adalah (1) pemenuhan bahan baku dengan

mencarikan produsen yang terkait, (2) penentuan pemakaian kemasan, agar lebih

representatif dan menarik, (3) pendesainan label, (4) pendaftaran merek dagang, (5) tenaga

kerja pembungkus dodol, dan (6) pemasaran dengan menjalin kerjasama (membuat MOU)

dengan pihak pemasar langsung atau melalui online.

Dari permasalahan yang dihadapi tersebut, maka dalam Program IbM ini, Tim

Pengusul telah melakukan beberapa hal untuk membantu Kelompok Usaha Rumah Tangga

Dodol di Desa Penglatan dalam mengatasi permasalahan tersebut:

1. Membantu mencarikan produsen bahan baku terutama gula aren yang berkualitas

melalui penjajagan denga produsen gula aren di desa-desa yang memproduksi bahan

baku tersebut, seperti di Desa Silangjana, Desa Sambirenteng, dan Desa Pedawa.

2. Menbantu mencarikan produsen ketan dan ketan hitam Bali asli dari Desa Sudaji.

3. Membantu menentukan pemakaian desain kemasan

4. Membuatkan desain label dan mencetak label

5. Mendaftarkan merek dagang (TDI)

6. Melatih mengkemas, merangkai, dan menaruh label agar produk terlihat lebih

menarik dan berkualitas

7. Memberi pelatihan membuat kerjasama dengan pihak pemasar yaitu melalui

pembuatan MOU atau melalui online.

Adapun tahapan dari kegiatan P2M ini mengikuti alur seperti yang digambarkan pada

bagan di bawah ini:

Page 18: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

8

Bagan 3.1 Tahapan Kegiatan P2M

Melatih membuat

MoU dan komunikas

Mencarikan produsen/

pengepul kulit jagung

di Yeh Sumbul,

Jembrana

Membantu mencarikan dan

membuat kerjasama dengan

produsen gula aren

Membantu membuat

desain kemasan dan

memberikan pelatihan

pengemasan, perangkaian,

pelabelan dan pengepakan

dodol

Membantu membuat

desain label dagang yang

menarik dan mendaftarkan

merek dagang (TDI) ke

KPT

Membantu mencarikan dan

membuat kerjasama dengan

produsen/pengepul ketan

Mencarikan produsen

gula aren ke desa

Silangjana,

Samirenteng, Pedawa,

dan Penglatan.

Membuat Kerjasama

dengan produsen gula

aren ke desa desa

Silangjana,

Samirenteng, Pedawa,

dan Penglatan.

Mencarikan produsen/

pengepul ketan di

desa Sudaji dan

Penglatan.

Membuat kerjasama

dengan produsen/

pengepul ketan di desa

Sudaji dan Penglatan

Membuatkan label

dagang yang menarik

Mendaftarkan merek

dagang ke HAKI

Mendesain kemasan

yang representatif dan

menarik

Melatih mengemas

dodol dengan

menggunakan

kemasan menarik

Pelatihan penyusunan

MoU, komunikasi,

dengan pihak penjual

dodol dan melakukan

upaya penjualan melalui

media online

Melatih melakukan

pemasaran

menggunakan media

online

Terjalinnya kerjasama

dengan produsen gula

aren di desa Silangjana

dan Pedawa sehingga

kelompok pembuat

dodol di Desa Penglatan

tidak kekurangan gula

aren yang berkualitas

Terjalinnya kerjasama

dengan produsen/

pengepul ketan

sehingga kelompok

pembuat dodol di

Desa Penglatan tidak

kekurangan ketan

yang berkualitas

Tercipta label dan

terdaftarnya merek

dagang dodol Desa

Penglatan

Tercipta kemasan yang

menarik dan terlatihnya

pembuat dodol di Desa

Penglatan dalam

mengemas dodol

dengan menggunakan

kemasan tersebut

Terciptanya MoU

dengan pihak penjual

dodol

Terciptanya sistem

pemasaran dengan

menggunakan media

online

Membantu mencarikan dan

membuat kerjasama dengan

produsen/pengepul kulit

jagung Membuat kerjasama

dengan produsen/

pengepul kulit jagung

di Yeh Sumbul,

Jembrana

Terjalinnya kerjasama

dengan produsen/

pengepul kulit jagung

sehingga kelompok

pembuat dodol di

Desa Penglatan tidak

kekurangan ketan

yang berkualitas

Page 19: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

9

Keterkaitan antara masalah dan solusi yang ditawarkan dapat dilihat pada tabel di

bawah:

Tabel 3.1. Permasalah dan Solusi

No Permasalahan

Langkah-Langkah Solusi

1 Kesulitan mencari bahan baku

berkualitas, seperti gula aren Penjajagan pada produsen gula aren

berkualitas di Desa Silangjana, Desa

Samirenteng, dan Desa Pedawa, 3 desa

penghasil gula aren berkualitas di Kabupaten

Buleleng untuk melakukan kerjasama.

2 Kesulitan mencari bahan baku

berkualitas, seperti ketan dan ketan

hitam

Penjajagan pada produsen penghasil ketan dan

ketan hitam Bali asli dari Desa Sudaji.

3 Kemasan yang kurang

representatif dan menarik Membantu menentukan desain kemasan yang

lebih representatif dan menarik agar produk

kelihatan lebih higienis dan bernilai jual lebih

tinggi.

4 Produk belum memiliki label Membuatkan dan Mencetak label yang tepat

dan menarik.

5 Merek belum terdaftar (TDI) Mendaftarkan merek dagang dodol di Desa

Penglatan ke Kantor Pelayanan Terpadu

(KPT) Kab. Buleleng.

6 Keterampilan mengemas,

merangkai dan melabel

Membantu mengadakan pelatihan

membungkus, merangkai, dan melabeli dodol.

7 Pemasaran masih terbatas pada

warung-warung dan pasar-pasar

lokal

Memberi pelatihan membuat kerjasama

dengan pihak pemasar yaitu melalui

pembuatan MOU atau melalui online.

Dari cara-cara yang ditempuh di atas dalam membantu memecahkan masalah yang

dihadapi, diharapkan kegiatan P2M Undiksha dapat membantu masyarakat pembuat dan

pedagang dodol di Desa Penglatan dalam hal menjalin kerjasama dengan Desa Silangjana,

Desa Samirenteng, dan Desa Pedawa sebagai produsen gula aren yang dapat mensuplai bahan

baku yang diperlukan untuk pembuatan dodol, desa Sudaji, Silangjana dan desa-desa lainnya

sebagai produsen ketan dan ketan hitam, membuat kemasan dodol yang lebih representatif

dan menarik, mendesain label untuk kemasan, mendaftarkan merek dagang, mengadakan

pelatihan membungkus, merangkai, dan melabeli dodol, serta menjalin kerjasama (MOU)

Page 20: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

10

dengan pihak pemasar langsung atau melalui online. Selain itu, diharapkan pula, pada akhir

kegiatan P2M Undiksha ini, dapat dihasilkan publikasi artikel ilmiah pada jurnal terakreditasi

nasional atau jurnal internasional.

Page 21: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

11

BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Sejak tahun 2005, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Undiksha memiliki

komitmen untuk memberdayakan masyarakat sekitarnya dan mengembangkan SDM wilayah

Kabupaten Buleleng. Lima wilayah yang telah menjadi sentra garapan LPM Undiksa adalah

Kecamatan Gerogak, Kabupaten Buleleng, Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng,

dan Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Kecamatan Sawan, dan Kecamatan

Sukasada, Kabupaten Buleleng. Selain bidang pendidikan, LPM Undiksha juga menggarap

segmen lain, seperti: pertanian, industri kecil dan menengah, serta sosial, pariwisata budaya

di Bali. Kelompok-kelompok tersebut mendapatkan pengetahuan teknologi, menejemen, dan

budaya baru di bidang yang diperlukan.

Tahun 2010 dana yang diterima Undiksha Rp. 750.000.000, 00 berasal dari 2 IbW,

1bK, dan 7 IbM. Tahun 2011: 12 IbM, 2 IbW. 1 Ibk. Tahun 2012 terus meningkat, menjadi

15 IbM, 2 IbW, 3 IbK. Peningkatan kuantitas dan kualitas P2M masih memiliki peluang

yang sangat besar dalam kurun waktu lima tahun ke depan, karena masyarakat Bali masih

sangat membutuhkan kerjasama dengan Undiksha pada berbagai bidang untuk meningkatkan

kualitas kehidupannya.

Dalam pelaksanaan kegiatan P2M ini, tim pengusul adalah dosen-dosen bahasa

Inggris yang memiliki kualifikasi dan keahlian yang relevan dengan kegiatan yang diusulkan.

Ketua pelaksana, Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A. adalah dosen di Jurusan Pendidikan

Bahasa Inggris yang memiliki keahlian dalam pembelajaran bahasa Inggris. Selain itu,

kemampuan berkomunikasi yang ditunjang dengan pengalaman memimpin Jurusan sebagai

Ketua Jurusan, membuat yang bersangkutan mampu membangun kerjasama dengan berbagai

pihak dengan sangat baik. Pengalaman menjalin berbagai kerjasama jurusan dengan pihak

luar, termasuk pihak asing, akan membantu dalam penjalinan kerjasama dengan penyedia

bahan baku serta pihak penjual langsung terkait dengan kegiatan P2M yang dirancang ini.

Selain itu, kepakaran dari anggota tim pelaksana 1, I Gusti Made Budiarta, S.Pd., M.Pd.,

yang merupakan dosen Pendidikan Seni Rupa juga sangat membantu kegiatan ini khususnya

yang berkaitan dengan desain kemasan, rangkaian dan label produk yang artistik dan bernilai

jual lebih tinggi. Selain itu, yang bersangkutan menggeluti bidang seni kria yang dapat

membantu melatih keterampilan masyarakat desa setempat dalam pembungkusan,

perangkaian, dan pelabelan dodol.

Page 22: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

12

Dari paparan di atas, dapat dikatakan bahwa tim pelaksana kegiatan P2M ini memiliki

kualifikasi dan pengalaman yang sangat relevan dan memadai untuk melaksanakan kegiatan

yang diusulkan. Dengan kualifikasi dan pengalaman tersebut, tim pelaksana dapat

bekerjasama dengan baik, memadukan semua pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

untuk menyukseskan kegiatan P2M ini.

Tabel 4.1 Kebutuhan Mitra, Kompetensi yang diperlukan, serta Tim Pakar

No. Kebutuhan Mitra Kompetensi yang

diperlukan

Nama Tim Pakar

1 Mendapatkan bahan

baku yang diperlukan,

terutama gula aren

yang baik dan

berkualitas

Mampu melakukan

penjajagan pada produsen

gula aren yang baik dan

berkualitas di Desa

Silangjana, Desa

Samirenteng, dan Desa

Pedawa, 3 desa penghasil

gula aren berkualitas di

Kabupaten Buleleng untuk

melakukan kerjasama.

Dr. Ni Made

Ratminingsih, M.A.

2 Mendapatkan bahan

baku yang diperlukan,

terutama ketan dan

ketan hitam yang baik

dan berkualitas

Mampu melakukan

penjajagan pada produsen

ketan dan ketan hitam yang

baik dan berkualitas di Desa

Sudaji, Silangjana dan dan

desa-desa lainnya untuk

melakukan kerjasama.

Dr. Ni Made

Ratminingsih, M.A.

3 Memiliki kemasan

produk yang lebih

representatif dan

menarik agar produk

kelihatan lebih

higienis

Mampu menentukan desain

kemasan yang lebih

representatif dan menarik

agar produk kelihatan lebih

higienis dan bernilai jual

lebih tinggi

I Gusti Made Budiarta,

S.Pd., M.Pd.

Dr. Ni Made

Ratminingsih, M.A.

4 Memiliki label untuk

memberikan

penjelasan pada

produk

Mampu membuatkan dan

Mencetak label yang tepat

dan menarik

I Gusti Made Budiarta,

S.Pd., M.Pd.

Dr. Ni Made

Ratminingsih, M.A.

Page 23: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

13

5 Memiliki merek

dagang yang terdaftar

Mampu mendaftarkan Dr. Ni Made

Ratminingsih, M.A.

6 Memiliki kemampuan

mengkemas dan

memberikan label

Mampu Melakukan pelatihan

mengkemas dan memberikan

label agar produk lebih

menarik dan berkualitas

I Gusti Made Budiarta,

S.Pd., M.Pd.

Dr. Ni Made

Ratminingsih, M.A.

7 Adanya pemasaran

dengan jangkauan

yang lebih luas.

1) Mampu memberi

pelatihan membuat

kerjasama MOU

2) Mampu membuat

pemasaran secara online

Dr. Ni Made

Ratminingsih, M.A.

I Gusti Made Budiarta,

S.Pd., M.Pd.

Page 24: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

14

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. 1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan P2M

Berdasarkan uraian target luaran pada bagian terdahulu, terdapat delapan macam

luaran yang menjadi target dalam kegiatan P2M ini. Adapun hasil-hasil P2M yang dapat

dilaporkan sebagai laporan kemajuan dari kegiatan yang baru berjalan lebih kurang satu

bulan setelah kontrak ditandatangani, yaitu pada tanggal 19 Mei 2014, adalah sebagai berikut:

Kegiatan diawali dengan memberitahu kedua mitra yang berlokasi di Desa Penglatan

pada tanggal 27 Mei 2014 bahwa pelaksanaan program kegiatan IBM akan segera

dilaksanakan oleh karena adanya bantuan dana dari pemerintah untuk menyelenggarakan

IBM. Mereka juga dijelaskan tahapan-tahapan kegiatan pelaksanaan kegiatan. Luaran

kegiatan dapat dilihat pada bukti dokumentasi berikut:

Gambar 1: Peta lokasi Desa Penglatan tempat kedua mitra melaksanakan usaha

Page 25: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

15

Gambar 2: Koordinasi Awal Pelaksanaan IBM 2014 dengan Mitra 1

Gambar 3: Koordinasi Awal Pelaksanaan IBM 2014 dengan Mitra 2

Kegiatan berikut adalah penjajakan awal kepada produsen sekaligus penjual gula aren

yang berlokasi di Desa Silangjana yang dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2014, di Desa

Page 26: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

16

Samirenteng yang dilakukan pada tanggal 29 Mei 2014, dan di Desa Pedawa yang

dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2014 untuk pembahasan pembuatan kerja sama (MoU)

dengan pembuat dan penjual dodol di Desa Penglatan. Kegiatan ini disambut baik masing-

masing produsen gula aren di masing-masing desa tersebut, yaitu Bapak Nyoman Susila dari

desa Silangjana, Bapak Nyoman Winasa dari Desa Samirenteng, dan Ibu Nengah Seriani dari

Desa Pedawa. Dari penjelasan Bapak Nyoman Susila selama ini dia langsung menjual gula

arennya ke pasar Anyar di Kota Singaraja. Sementara Bapak Nyoman Winasa menyatakan

bahwa sudah ada pelanggan yang langsung datang mencari gula aren di desanya yang berasal

dari Penglatan. Berikut, Ibu Nengah Seriani dari Desa Pedawa menyatakan bahwa belum ada

pihak pembuat dodol dari Penglatan yang langsung membeli gula Pedawa. Dengan adanya

kerjasama ini, mereka menyadari bahwa mereka dapat memasarkan produksinya secara lebih

luas khususnya kepada ibu-ibu pembuat dan penjual dodol di Desa Penglatan manakala usaha

dodol mereka sudah semakin berkembang, sehingga mereka mendapatkan imbas berupa

pemasaran gula aren yang semakin luas. Foto-foto dokumentasi kegiatan terkait penjajakan

dengan produsen gula aren di tiga desa tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 4: Lokasi Kantor Desa Pedawa sebagai Tempat Produsen dan Pengepul Gula Aren

Page 27: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

17

Gambar 5: Penjajakan dan Pembahasan Kerjasama dengan Produsen dan Pengepul Gula Aren

di Desa Pedawa dimediasi Bapak Perbekel Desa Pedawa

Gambar 6: Penjajagan dan Pembahasan MoU Pengepul Gula Aren di Desa Samirenteng

Page 28: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

18

Gambar 7: Penjajagan dan Pembahasan MoU Pengepul Gula Aren di Desa Silangjana

Penjajakan berikutnya dilakukan kepada produsen ketan Bali di Desa Sudaji.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2014. Pada awal kegiatan tim pelaksana

langsung menuju ke kantor Kepala Desa Sudaji. Bapak Kepala Desasangat menyambut baik

kegiatan ini, dan bahkan beliau ingin mengembangkan penanaman ketan Bali di desanya

yang sudah mulai berkurang oleh karena banyaknya pasokan dari Jawa. Selanjutnya beliau

mendatangkan salah satu penduduk yang memiliki slip padi sebagai pengepul ketan untuk

membahas maksud dan tujuan dari kedatangan tim pelaksana P2M Undiksha. Bapak Ketut

Saputra sangat antusias dengan kegiatan ini dan berjanji membantu untuk penyiapan dan

pemasokan ketan Bali bilamana ada masa panen padi ketan yang menjadi bahan utama

pembuatan dodol. Berikut adalah foto dokumentasi kegiatan penjajakan yang difasilitasi oleh

bapak Kepala Desa Sudaji.

Page 29: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

19

Gambar 8: Peta Lokasi Desa Sudaji Tempat Produsen dan Pengepul Ketan Bali

Page 30: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

20

Gambar 9:Menyampaikan Surat Tugas dari Undiksha terkait dengan Penjajakan

dan Pembahasan Kerjasama Suplai Ketan Bali di Desa Sudaji

Penjajakan selanjutnya dilakukan pada tanggal 8 Juni 2014 yaitu dengan petani

jagung di Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Bapak I Gede

Gunada Wirawan yang menjadi petani sekaligus kelian dusun di Desa Yeh Sumbul sangat

antusias untuk membantu memasok kulit jagung sebagai pembungkus alami dari dodol

Penglatan.

Page 31: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

21

Gambar 10: Penjajakan dengan petani jagung sebagai produsen kulit jagung di Desa

Yeh Sumbul, Mendoyo, Jembrana.

Gambar 11: Area penanaman jagung di Desa Yeh Sumbul, Mendoyo, Jembrana

Page 32: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

22

Gamabr 12: Kulit Jagung yang Siap untuk Dikeringkan

Penjajakan untuk pembahasan kerjasama melalui MoU juga dilakukan kepada dua

pengepul bahan baku pembuatan dodol seperti ketan dan gula aren di Desa Penglatan, yaitu

Ibu Nengah Sumanti dan Ibu Nyoman Supeni, agar dapat membantu baik Ibu Sutarmi dan

Ibu Sumanasih dalam mensuplai bahan baku pembuatan dodol secara terus menerus. Kedua

pengepul dan pemasok tersebut menyatakan sangat mendukung usaha pembuatan dodol oleh

para ibu-ibu di desanya, sehingga mereka terkadang memberikan peluang kepada ibu-ibu

pembuat dodol untuk mengambil saja dulu bahan baku yang diperlukan dan membayarnya

ketika dodolnya sudah laku. Berikut adalah foto dokumentasi penjajakan pembahasan

kerjasama dalam bentuk pembuatan MoU untuk mensuplai bahan baku baik berupa gula aren

dan ketan.

Page 33: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

23

Gambar 13: Pembahasan MoU Suplai Gula Aren dan Ketan dengan Ibu Nengah Sumanti

di Desa Penglatan

Gambar 14: Pembahasan MoU Suplai Gula Aren dan Ketan dengan Ibu Nyoman Supeni

di Desa Penglatan

Dengan adanya respon positif dari semua pihak sebagai produsen dan pengepul gula

aren di Desa Silangjana, Desa Samirenteng, Desa Pedawa, produsen dan pengepul ketan Bali

Page 34: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

24

di Desa Sudaji, dan pengepul gula aren dan ketan Bali di Desa Penglatan, dan produsen kulit

jagung di Desa Yeh Sumbul, Jembrana, maka kegiatan ditindaklanjuti yakni pembahasan dan

penandatangan MoU yang yang dimediasi oleh Tim pelaksana kegiatan P2M dan Bapak

Perbekel di masing-masing desa. Hal ini dilaksanakan oleh karena kedua mitra memberikan

kepercayaan penuh kepada pihak akademisi kampus untuk membuatkan MoU bagi usahanya.

Kegiatan penandatangan MoU dengan Bapak Nyoman Susila berlangsung pada tanggal 10

Juni 2014 di rumahnya. Di bawah ini foto kegiatan dan MoU yang telah ditandatangani.

Gambar 15: Penandatanganan MoU Suplai Gula Aren dengan Bapak Nyoman Susila

di Desa Silangjana

Page 35: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

25

Selanjutnya penandatangan MoU terkait dengan kerjasama penyediaan gula aren

dengan Ibu Nengah Seriani dilakukan pada tanggal 12 Juni 2014 dengan bukti Foto dan Mou

sebagai berikut:

Page 36: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

26

Gambar 16: Penandatanganan MoU Suplai Gula Aren dengan Ibu Nengah Seriani di

Desa Pedawa

Page 37: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

27

Pembahasan dan penandatangan Mou dengan pengepul gula aren di Desa

Samirenteng juga telah dilakukan dengan Bapak Nyoman Winasa. Dengan bukti sebagai

berikut:

Gambar 17: Penandatangan MoU dengan Bapak Nyoman Winasa di Desa

Sambirenteng

Page 38: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

28

Pembahasan dan penandatangan MoU dengan Bapak Ketut Saputra sebagai pemilik

slip dan pengepul ketan di Desa Sudaji dilakukan pada tanggal 13 Juni 2014 di Kantor

Kepala Desa Sudaji. Berikut adalah sertifikat MoU dan bukti dokumentasi kegiatan.

Gambar 18: Penandatanganan MoU Produsen dan Pengepul Ketan Bali di Desa

Sudaji

Page 39: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

29

Page 40: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

30

Selanjutnya, kegiatan pembahasan dan penandatanganan MoU dengan petani jagung

yang menjual kulit jagung yaitu Bapak I Gede Gunada Wirawan dilakukan di Kantor Desa

Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana pada tanggal 15 Juni 2014. Adapun

sertifikat MoU dan foto dokumentasi kegiatan adalah sebagai berikut:

Gambar 19: Pembahasan pembuatan MoU dengan Petani Jagung dimediasi

Bapak Perbekel Desa Yeh Sumbul, Mendoyo, Jembrana

Gambar 20: Mencermati isi MoU sebelum penandatanganan dengan petani jagung

Yeh Sumbul, Mendoyo, Jembrana

Page 41: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

31

Kegiatan pembahasan dan penandatangan MoU dengan pemasok gula aren dan ketan

Bali di Desa Penglatan bersama Ibu Nengah Sumanti dilakukan di rumah beliau yang juga

menjadi tempat distribusi bahan baku dan Ibu Nyoman Supeni dilakukan di toko beliau yang

berlokasi di depan rumahnya. Berikut adalah sertifikat MoU dan bukti foto dokumentasi

kegiatan tersebut.

Page 42: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

32

Gambar 21: Penandatangan MoU dengan pengepul bahan baku di Desa Penglatan

Page 43: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

33

Gambar 22: Penandatanganan MoU dengan pengepul bahan baku di Desa Penglatan

Demikian dapat dilaporkan pada laporan kemajuan terkait dengan IbM Kelompok

Usaha Rumah Tangga Dodol di Desa Penglatan, Kabupaten Buleleng. Dapat disimpulkan

bahwa selama lebih kurang satu setengah bulan yakni sejak ditandatangi kontrak perjanjian

Page 44: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

34

kerja antara Tim Pelaksana Kegiatan P2M dengan Ketua LPM Undiksha, Tim Pelaksana

langsung turun ke lapangan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah

disusun, ditindaklanjuti berupa Surat Tugas melaksanakan Kegiatan dari Ketua LPM

Undiksha.

Selain kegiatan tersebut di atas, tim pelaksana juga telah berhasil mendesain kemasan

dodol yang lebih representatif dan menarik yaitu dengan tetap menggunakan kemasan utama

kulit jagung. Yang diubah dalam kemasan adalah tali pengikat dodol yang bisanya

menggunakan tali sintetik plastik (tali rafiah) diganti dengan bahan yang alami yaitu dari

batang pisang yang dikeringkan. Setelah kering, batang pisang bagian luar tersebut disuir-suir

lalu dililit menjadi tali yang sangat kuat. Keuntungan yang didapat dari pemanfaatan tali dari

batang pisang adalah mudah mendapatkan, karena di desa biasanya batang pisang yang hanya

dimanfaatkan sebagai makanan ternak babi, juga bisa dimanfaatkan dalam membungkus

dodol. Selain manfaat tersebut, dodol yang biasanya diikat dengan tali plastik (tali rafiah)

kelihatan tidak rapi, kurang menarik, dan kurang higienis. Dengan kemasan yang lebih

alami, yakni memanfaatkan bahan baku yang alami yaitu kulit jagung dan batang pisang,

kemasan dodol secara keseluruhan menjadi lebih alami dan menarik.

Setelah mencermati perangkaian yang menggunakan tali dari batang pisang kurang

kuat setelah proses penjemuran dodol dan ketika penghandelan waktu pengepakan menjadi

cepat putus, maka hasil pembahasan antara pihak mitra dengan tim pelaksana memutuskan

mengganti tali untuk rangkaian dengan menggunakan benang nilon agar penghandelan ketika

pengepakan dan pemasaran lebih kuat.

Disamping itu tim pelaksana juga sudah berhasil mendesain dua jenis label kemasan

untuk masing-masing usaha dagang, yaitu usaha dodol Penglatan Bu Sutarmi, dan usaha

dodol Penglatan Bu Sumenasih dengan menggunakan bahan baku bambu yang ditempeli

label merek dagang. Bambu yang berisi label merek dagang ditaruh di bagian atas rangkaian.

Jumlah rangkaian dodol adalah 11 biji dodol, yang dirangkai 10 berjejer, dan 1 di bagian

bawah sebagai asesori untuk mempercantik rangkaian. Di bagian tengah diberikan label

untuk masa produksi dodol (production date) dan masa berlaku (expired date). Hal ini

bermanfaat bagi konsumen untuk mengetahui masa konsumsi dodol. Di bagian bawah juga

diberikan label identitas Bali, yang memberikan aksen bahwa produk ini adalah asli buatan

Bali yang menjadi ikon pariwisata Indonesia. Dengan merangkai dodol seperti itu, tampilan

dodol menjadi lebih menarik dan lebih cantik serta mudah dipajang dengan menggantung,

dengan demikian hanya memerlukan sedikit tempat pajangan. Keuntungan lain dari tampilan

dodol dalam rangkaian seperti itu menjadikan dodol lebih lama bertahan karena bisa secara

Page 45: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

35

terus menerus diangin-anginkan. Dodol yang kurang mendapat sinar dan angin akan menjadi

mudah rusak dan berbau tengik, oleh karena itulah tim pelaksana berusaha keras untuk

menciptakan tampilan dodol yang tidak hanya terlihat cantik dan menarik tetapi juga menjaga

mutu dodol agar tetap berkualitas baik dalam waktu yang lebih lama. Berikut adalah foto-foto

dokumentasi dari kemasan dodol dengan kulit jagung, tali dari batang pisang kering, dan

label dari bambu yang telah dicobakan kepada kedua mitra.

Gambar 23: Pengenalan tali dari kulit batang pisang yang sudah dikeringkan

Page 46: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

36

Gambar 24: Pengenalan Desain Label dan Ujicoba Cara Merangkai dodol

Gambar 25: Pengenalan Desain Label dan Ujicoba Cara Merangkai dodol

Page 47: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

37

Gambar 26: Rangkaian dodol setelah direvisi tali rangkaian menggunakan benang

nilon

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah pelatihan-pelatihan. Pelatihan

pertama adalah pelatihan pengemasan, perangkaian dan pelabelan bersama ibu-ibu

yang bekerja di kedua mitra pembuat dodol. Dapat dilaporkan bahwa dengan adanya

pelatihan yang disediakan oleh tim pelaksana para ibu-ibu memiliki keterampilan

tambahan dalam mengemas, merangkai dan melabel dodol untuk oleh-oleh wisata. Di

bawah ini adalah bukti foto-foto kegiatan pelatihan tersebut.

Page 48: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

38

Gambar 27: Pelatihan Membungkus di Mitra Bu Sutarmi

Gambar 27: Pelatihan Membungkus di Mitra Bu Sumenasih

Selain membungkus, pelatihan juga dilanjutkan dengan kegiatan belajar

merangkai dengan rangkaian yang baru agar dodol memiliki tampilan yang menarik

sebagai oleh-oleh tradisional Bali. Di bawah ini adalah bukti-bukti kegiatan tersebut.

Page 49: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

39

Gambar 28: Pelatihan Merangkai

Gambar 29: Pelatihan Melabel

Page 50: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

40

Gambar 30: Pelatihan Pengepakan

Selanjutnya, pelatihan yang kedua adalah pelatihan penyusunan Mou dengan

berbagai pihak terkait baik itu dengan produsen bahan baku dan pemasar langsung.

Selanjutnya juga diberikan pelatihan berkomunikasi dengan pihak terkait dalam

rangka membangun kerjasama dengan produsen bahan baku dan pemasar langsung.

Di bawah ini adalah bukti dari kegiatan pelatihan tersebut.

Gambar 31: Pelatihan Penyusunan MoU dari Narasumber

Page 51: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

41

Gambar 32: Peserta Pelatihan Penyusunan MoU

Gambar 33: Pelatihan Berkomunikasi dalam Membuat Kerjasama

Kegiatan pelatihan terakhir adalah pelatihan pemasaran online yang perlu

diberikan kepada kedua mitra bersama ibu-ibu yang difasilitasi oleh narasumber dan

dibantu oleh mahasiswa. Hal ini perlu dilatihkan untuk mengenalkan produk pada

jaringan yang lebih luas, sehingga produk dodol dapat dipasarkan pada pasar yang

lebih luas baik lokal, nasional dan internasional.Di bawah ini adalah bukti kegiatan

tersebut.

Page 52: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

42

Gambar 34: Pelatihan Pemasaran Online

Gambar 35: Pelatihan Pemasaran Online

Berikut adalah hasil dari pelatihan pemasaran Online dalam bentuk Fans Page

pada Facebook.

Page 53: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

43

Gambar 36: Pemasaran Online Program Fans Page di Facebook Mitra Bu Sutarmi

Gambar 37: Pemasaran Online Program Fans Page di Facebook Mitra Bu Sumenasih

Selain pemasaran online yang telah diupayakan melalui program Fans Page di

Facebook, pemasaran langsung dengan kerjasama melalui MoU juga telah dilakukan

dengan pemiliki beberapa toko oleh-oleh khas Bali. Di bawah ini adalah bukti

kegiatan tersebut.

Page 54: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

44

Gambar 38: Pemasaran Langsung di Toko Oleh-Oleh Sastra Harmoni, Luwus

Tabanan

Gambar 39: Pemasaran Langsung di Toko Oleh-Oleh Mank Honi Luwus, Tabanan

Page 55: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

45

Gambar 40: Pemasaran Langsung di Toko Dewata Oleh-Oleh Khas Bali,

Kertalangu, Kesiman, Denpasar Timur

5.2 Pembahasan

Dari semua hasil pelaksanan kegiatan P2M yang telah diuraikan di atas,

terdapat beberapa hal yang perlu dibahas sebagai berikut.

Sesuai dengan penjelasan pada target dan luaran yang menjadi perencanaan

dari kegiatan P2M ini, terdapat delapan jenis target dan luaran yang direncanakan.

Kedelapan target dan luaran tersebut sudah dapat dicapai oleh tim pelaksana.

Kedelapan target dan luaran tersebut adalah (1) Terdapatnya kerjasama dengan Desa

Silangjana, Desa Sambirenteng, dan Desa Pedawa sebagai produsen gula aren yang

dapat mensuplai bahan baku yang diperlukan untuk dodol, (2) Terdapatnya kerjasama

dengan penghasil ketan dan ketan hitam Bali dari Desa Sudaji, (3) Terdapatnya

kemasan dodol yang lebih representatif dan menarik, (4) Terdapatnya desain label

untuk kemasan yang lebih representatif dan menarik,(5) Terdapatnya merek dagang

(TDI), (6) Tercapainya peningkatan keterampilan ibu-ibu dalam pembungkusan dan

pelabelan dodol, (7) Terdapatnya kerjasama (MOU) dengan pihak pemasar langsung

atau melalui online, dan (8) Terdapatnya artikel ilmiah yang sudah dikirim pada jurnal

terakreditasi nasional (HPI).

Page 56: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

46

Pembuatan dan penjualan dodol yang menjadi usaha rumah tangga para ibu-

ibu di Desa Penglatan hendaknya bisa dibantu oleh para akademisi. Upaya dari pihak

akademisi Undiksha adalah menjadikan produk dodol mereka bukan hanya sebagai

penganan yang digunakan untuk sesajen pada hari-hari raya bagi umat Hindu, tetapi

berusaha meluaskan usaha tersebut menjadi oleh-oleh khas Bali baik untuk wisatawan

domestik maupun wisatawan asing.

Untuk mencapai target pangsa pasar yang lebih luas, perlu diupayakan

peningkatan kualitas produk melalui pembuatan kerjasama dengan berbagai pihak

terkait, kususnya produsen dan pengepul bahan baku utama untuk membuat dodol.

Adapun berbagai tagetl dan luaran yang telah berhasil dikerjakan oleh Tim Pelaksana

P2M ini adalah pembuatan kerjasama dalam bentuk MoU dengan beberapa produsen

dan pengepul gula aren dan ketan Bali yang ada di Desa Penglatan dan desa-desa lain

yang memproduksi bahan-bahan baku terkait untuk memperluas jangkauan

penyediaan bahan bila produsen dan pengepul bahan baku yang ada di Desa Penglatan

kesulitan penyediaan bahan baku. Hal ini diupayakan sedemikian rupa agar produk

yang memang memiliki potensi bisa dikembangkan dengan pangsa pasar yang lebih

luas akan memerlukan pasokan yang banyak dari deda-desa di sekitarnya. Sesuai

dengan pendapat Maddy (2009), kerjasama yang baik dari dua pihak yang

bekerjasama merupakan kunci kesuksesan usaha. Kerjasama antara dua pihak atau

lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip

saling membutuhkan dan saling membesarkan. Untuk itulah kerjasama yang dibuat

berupa MoU, yang dijelaskan sebagai sertifikat yang merupakan dokumen legal yang

mendeskripsikan perjanjian dua belah pihak yang berupa pernyataan sederhana yang

dibagikan dan disetujui oleh kedua belah pihak (Department of Homeland Security,

2013). MoU ini adalah dokumen penting sebagai pengikat kontrak kerjasama antara

produsen dan pengepul dari luar desa Penglatan, seperti Desa Silangjana, Desa

Pedawa, Desa Sambirenteng dalam membantu penyediaan gula aren yang berkualitas.

Untuk penyediaan ketan Bali, kerjasama dilakukan dengan produsen dan pengepul

beras dan ketan Bali dari Desa Sudaji. Sementara penyediaan kulit jagung yang

menjadi pembungkus dodol dibantu pasokannya dari produsen dan pengepul kulit

jagung dari Desa Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Disamping itu,

kerjasamayang diikat melalui MoU juga dilakukan dengan pihak pemasar,dalam hal

ini adalah beberapa pemilikitoko oleh-oleh khas Bali.

Page 57: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

47

Melalui kerjasama berupa MoU yang telah difasilitasi oleh pihak akademisi

Undiksha yang dimediasi oleh para perbekel di Desa masing-masing, masyarakat

yang mampu menyediakan bahan baku terkait dengan usaha dodol diberikan jalan

untuk saling bekerjasama meningkatkan pemasaran barang yang mereka miliki,

sehingga dengan cara tersebut kelanjutan dari usaha rumah tangga bisa terbantu

dengan penyediaan bahan baku yang secara terus menerus bisa diadakan untuk

menjamin kelangsungan dan keberlanjutan dari usaha tersebut. Disamping itu,

masyarakat yang memasok bahan baku juga bisa mendapat imbas berupa peningkatan

penjualan, sehingga secara ekonomi dapat dikatakan bahwa dengan adanya kerjasama

ini baik pembuat dan penjual dodol dan para produsen dan pengepul bahan baku

dapat meningkatkan pendapatan. Dengan peningkatan pendapatan, maka dapat

dikatakan bahwa kesejahteraan masyarakat juga diharapkan dapat meningkat melalui

usaha dodol yang diupayakan pemasarannya untuk merambah pasar yang lebih luas

baik nasional maupun internasional.

Selain pembuatan kerjasama berupa MoU, Tim Pelaksana Kegiatan P2M juga

membantu pembuat dan penjual dodol dalam membuat kemasan dodol yang lebih

representatif dan menarik dengan desain labe yang juga menarik sebagai merek

dagang mereka. Kemasan dasar dari dodol dari Desa Penglatan adalah kulit jagung.

Kulit jagung yang merupakan bahan alami sangat cocok dan tepat untuk

dipertahankan pemanfaatannya dalam mengkemas dodol. Hanya saja, yang

diupayakan perbaikannya oleh tim pelaksanaP2M Undikksha adalah tali yang menjadi

pengikat dodol. Tali pengikat dodol yang awalnya biasa digunakan ibu-ibu adalah tali

sintetik plastik (tali rafiah) yang secara umum memang harganya murah di pasaran

dan mudah didapatkan, namun tampilan dodol kelihatan tidak rapi, tidak menarik,

kurang higienis, dan bahkan terlihat kualitasnya rendahan (low quality assurance) bila

ingin dipasarkan kepada para wisatawan baik domestik maupun internasional. Para

wisatawan asing akan lebih senang pada produk yang unik menarik namun tetap alami

dengan tetap mengacu pada standar mutu makanan yang higienis. Untuk itulah maka

pihak akademisi Undiksha membantu para ibu-ibu untuk mencarikan solusi terkait

dengan tampilan kemasan dodol yang lebih representatif dan menarik dengan tetap

mempertahanan kealamian tampilan produk. Cara yang berhasil diupayakan oleh Tim

Pelaksana P2M ini adalah melalui pemanfaatan batang pisang yang dikeringkan dan

setelah kering disuir-suir lalu dipilin-pilin menjadi tali pengikat dodol yang kuat.

Selain sebagai pengikat dodol perbiji, tali dari batang pisang juga digunakan untuk

Page 58: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

48

merangkai dodol dalam sebuah rangkaian yang terdiri atas 11 buah dodol. Dengan

membuat tampilan dodol dalam rangkaian, ada 4 keuntungan yang didapatkan yaitu

(1) tampilan dodol menjadi unik, menarik serta lebih representatif, (2) rangkaian

dodol yang bisa digantung membuat dodol bisa bertahan lebih lama karena posisi

digantung membuat dodol dapat secara terus menerus diangin-anginkan, (3) rangkaian

dodol tersebut tidak memerlukan ruang yang luas untuk memajang pada etalase

penjualan, karena bisa hanya digantung pada tiang-tiang etalase, dan (4) rangkaian

dodol yang hanya berisi 11 buah menjadikan harga dodol lebih murah (+ Rp.15.000),

Dengan tampilan yang unik, menarik dan cantik dan harga lebih murah, maka siswa

yang berwisata (SD, SMP, dan SMA) dapat menjadikan penganan dodol yang murah

sebagai oleh-oleh pulang dari berwisata. Temuan ini sejalan dengan apa yang

diungkapkan Mudra (2010) bahwa fungsi pengemasan adalah bukan hanya untuk

keamanan produk yang dipasarkan, tetapi juga untuk membedakan dengan produk

pesaing, dan meningkatkan penjualan. Dengan demikian, kemasan yang baik dan

inovatif pada dodol Penglatan, bukan hanya untuk pengamanan produk yang

dipasarkan, tetapi yang lebih penting adalah untuk membedakan dengan produk orang

lain serta untuk meningkatkan penjualan. Penjualan bisa ditingkatkan bila kemasan

ditampilkan secara menarik, sehingga dapat mendorong konsumen untuk membeli.

Senada dengan Erliza dan Sutedja (1987), kemasan harus mempunyai syarat-syarat,

yaitu tidak toksik, harus cocok dengan bahan yang dikemas, harus menjamin sanitasi

dan syarat-syarat kesehatan, dapat mencegah kepalsuan, kemudahan membuka dan

menutup, kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi, kemudahan

pembuangan kemasan bekas, ukuran, bentuk dan berat harus sesuai, serta harus

memenuhi syarat-syarat yaitu kemasan yang ditujukan untuk daerah tropis

mempunyai syarat yang berbeda dari kemasan yang ditujukan untuk daerah subtropis

atau daerah dingin. Untuk menjamin hal itu, maka kemasan dodol diupayakan untuk

menggunakan bahan langsung dari alam untuk menghindari toksik dari bahan sintetis,

yaitu dengan tetap mempertahankan kulit jagung tetapi tali pengikat dodol diubah

dengan tali dari batang pisang yang dipakai untuk membungkus dan untuk membuta

rangkaian dodo llebih kuat tali batang pisang diubah menjadi tali benang nilon

sehingga tampil cantik dan menarik dengan tetap mempertahankan higienis makanan.

Menurut Thalib (2011), penggunaan kemasan yang baik dan tepat dapat menjaga dan

menghambat kerusakan produk yang diakibatkan oleh mikroba, senyawa kimiawi,

dan kerusakan fisik.

Page 59: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

49

Desain label yang menjadi bagian penting dari tampilan keseluruhan kemasan

dodol juga perlu dibuatkan. Dua mitra IBM ini, yaitu Ibu Sutarmi dan Ibu Sumenasih

belum memiliki desain label, karena usaha dodol mereka baru awalnya hanya

ditargetkan untuk masyarakat lokal saja sebagai penganan untuk sesajen pada hari

raya. Label adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk/jasa dan

menimbulkan arti psikologis, merek juga merupakan kekayaan industri yang termasuk

kekayaan intelektual, secara konvensional. Suatu merek dagang adalah tanda

pembeda yang mengidentifikasikan barang atau jasa tertentu dihasilkan oleh

seseorang atau suatu perusahaan (Institut Teknologi Bandung, 2014). Menurut UU no

15 tahun 2001: Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan

hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. Desain label pada

dodol Penglatan untuk kedua mitra, adalah label yang dibuat dengan menggunakan

materi bambu dan label berisi nama usaha dagang, yang memiliki ciri khusus yang

menjadi pembeda produk mereka dengan produk lainnya. Setelah label dibuat, tim

pelaksana lalu membahas desain tersebut kepada kedua mitra. Dalam pembahasan

dari contoh desain label, kedua mitra memberikan masukan yang sangat berharga

yakni perlu adanya identitas pada label, bukan hanya “Dodol Penglatan Bu Sutarmi”

dan “Dodol Penglatan Bu Sumenasih”, tetpi menambahkan kata Bali dan memberikan

ciri khas Bali pada label, yakni berupa desain gambar bunga Kamboja atau Penari

Bali. Masukan ini dinilai sangat bagus untuk membuat tampilan desain label lebih

menarik dan representatif yakni menunjukkan kekhasan Bali.

Selanjutnya, kegiatan-kegiatan pelatihan yang dilakukan seperti pelatihan

pengemasan, perangkaian, pelabelan, dan pengepakan, pelatihan penyusunan MoU,

berkomunikasi dengan pihak terkait baik itu dengan produsen, pengepul dan

pemilikik toko untuk pemasaran langsung, dan pelatihan pemasaran online perlu

diberikan. Menurut Marzuki (dalam Farianto,2012), pelatihan adalah pengajaran atau

pemberian pengalaman kepada seseorang untuk mengembangkan tingkah laku

(pengetahuan, skill, sikap) agar mencapai sesuatu yang diinginkan. Pelatihan adalah

saat kejadian pembelajaran yang dirancang sistematik dan relatif dalam lingkungan

pekerjaan (Dunnette, dalam Farianto, 2012). Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa berbagai pelatihan yang diikuti oleh ibu-ibu ditujukan untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan serta sikap para ibu-ibu sebagai pembuat dan penjual

Page 60: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

50

dodol Penglatan dalam usaha meningkatkan jumlah produksi dodol mereka, sehingga

secara ekonomi dapat memberikan peningkatan nilai pendapatan keluarga.

Kesuksesan sebuah produk dapat dilihat pada pemasaran. Pemasaran

merupakan kegiatan yang sangat krusial dalam sebuah usaha. Karim (2012) dengan

tegas mengungkapkan bahwa pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang

dilakukan oleh pengusaha untuk mengembangkan usahanya dan mendapatkan laba

dari penjulan barang dan jasa, yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli

dan juga dapat memberikan kepuasan. Perluasan pemasaran langsung ke toko atau

outlet oleh-oleh memberikan peluang bagi kedua mitra, agar produk dodol yang

dihasilkan dengan kemasan yang lebih menarik dan representatif dan dengan label

yang juga didesain dengan lebih menarik dan unik dan memiliki kekhasan ke-Bali-an

membuat dodol Penglatan lebih terkenal di antara para wisatawan domestik dan

internasional, yang akan berdampak pada peningkatan usaha dodol itu sendiri. Begitu

pula dengan pemasaran online diharapkan dodol dapat dipasarkan secara lebih luas

yang dapat mencapai pangsa pasar secara global, sehingga dodol Penglatan bisa

menjadi produk lokal yang mendunia.

Page 61: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

51

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari kegiatan P2M ini adalah:

1) Pelaksanaan kerjasama dalam pensupaian bahan baku dodol yaitu gula aren sudah

berhasil dilaksanakan dengan produsen dan pengepul gula aren di Desa Silangjana,

Pedawa, Samirenteng,dan Penglatan dengan bukti berupa MoU.

2) Pelaksanaan kerjasama dalam pensupaian bahan baku dodol yaitu ketan Bali sudah

berhasil dilaksanakan dengan produsen dan pengepul ketan di Desa Sudaji dan

Penglatan dengan bukti berupa MoU.

3) Pelaksanaan kerjasama dalam pensupaian bahan pembungkus dodol yaitu kulit jagung

sudah berhasil dilaksanakan dengan produsen dan pengepul kulit jagung di Desa Yeh

Sumbul, Mendoyo, Jembrana dengan bukti berupa MoU.

4) Adanya kemasan dengan pemanfaatan kulit jagung dan tali dari batang pisang untuk

pengikat dodol, dan tali pengikat rangkaian dengan benang nilon untuk membuat

kemasan dodol lebih menarik dan representatif.

5) Adanya desain label yang menarik dan berciri khas pembuatnya dengan tampilan

kekhasan Bali dapat mempromosikan usaha dagang agar dikenal oleh masyarakat

khusunya dalam pemasaran pada tamu domestik dan internasional.

6) Adanya merek dagang industri (TDI) yang sudah terdaftar di KPT Kab Buleleng.

7) Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan para ibu-ibu dalam mengemas,

merangkai,melabel, dan mengepak dodol untuk pemasaran langsung dan pemasaran

online.

8) Adanya artikel ilmiah yang sudah terkirim ke jurnal terakreditasi nasional (jurnal

HPI).

6.2 Saran

Hal-hal yang dapat disarankan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah:

1) Kepada para ibu-ibu pembuat dan penjual dodol, disarankan agar kerjasama yang

telah dibuat berupa MoU dapat dijalankan secara terus menerus terutama bila

usahanya semakin lancar dan meluas.

2) Kepada para ibu-ibu disarankan agar desain kemasan seperti kulit jagung yang telah

sejak lama digunakan lebih diperhatikan kualitas kulit jagung yang dipakai serta tali

pengikat yang telah diupayakan oleh tim pelaksana P2M dapat secara terus menerus

digunakan pemanfaatannya agar tampilan dodol menjadi tetap alami. Memang diakui

Page 62: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

52

membuat tali dari batang pisang memerlukan proses penjemuran, sehingga menjadi

lebih lama, tetapi satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah penyiapan tali bisa

dilakukan secara lebih dini karena mereka tidak perlu membeli batang pisang. Dengan

penggunaan batang pisang sebagai pasca panen pisang, para ibu-ibu dapat

memanfaatkan bahan sisa menjadi bahan yang bermanfaat yakni bukan hanya sebagai

pakan ternak babi, tetapi juga sebagai tali pengikat dan perangkai dodol.

3) Desain label yang sudah diciptakan untuk membantu para ibu-ibu untuk

mengidentifikasikan usaha dagangnya hendaknya dapat dijadikan merek dagang

secara terus menerus khusunya untuk mempromosikan merek dagang mereka. Dengan

memiliki merek dagang, maka usaha dodol mereka diharapkan dapat semakin

berkembang karena sudah dapat dikenali oleh mayarakat luas sebagai pangsa pasar

baik untuk masyarakat lokal, wisatawan domestik dan manca negara.

DAFTAR PUSTAKA

Breemer, R., dkk. 2010. Pengaruh Konsentrasi Tepung Beras Ketan terhadap Mutu Dodol

Pala. Jurnal Budidaya Pertanian, 6(1): 17-20.

Chem, B. 2014. Makalah Pembuatan Dodol. Diakses dari

http://buyungchem.wordpress.com/about/makalah-pembuatan-dodol/ (tanggal 9 Juli

2014).

Erliza & Sutedja. 1987. Pengantar Pengemasan. Laboratorium Pengemasan, Jurusan TIP.

IPB. Bogor.

Farianto, A. 2012. Pelatihan dan Pengembangan SDM. Diakses dari

http://agoesfarianto.blogspot. com/ 2012/03/pelatihan-dan-pengembangan-sdm.html

Institut Teknologi Bandung. 2014. Apakah merek dagang itu?. Diakses dari

http://www.lp.itb.ac.id/product/ KM%20HKI/merek.html. (Tanggal 9 Juli 2014)

Kamar Dagang dan Industri Indonesia. 2008. Membuat Sebuah Merek: Pengantar Merek untuk Usaha

Kecil dan Menengah. World Intellectual Property Organization.

Karim, A. 2012. Pengaruh Biaya Saluran Distribusi terhadap Volume Penjualan Krupuk

Kelempang ”Dahliah” 1 Ulu Darat Palembang. Ilmiah 4(2): 13-23.

Lakoro, R. 2002. Studi Komunikasi Visual pada Kemasan Makanan Ringan.

https://www.google.co.id/search?q=Lakoro,+kemasan,+2002&ie=utf-8&oe=utf-

8&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=sb&gws_rd=cr&ei=

WHi8U57YEIi-sQSzq4CACA

Mudra, I W. 2010. Desain Kemasan Produk. Disampaikan pada Pelatihan Pembuatan

Kemasan pada Kegiatan Pembinaan Kemampuan. Puslit Seni Kreasi Baru LP2M ISI

Denpasar.

Maddy, K. 2009. Pengertian kerja sama. Diakses dari http://id.shvoong.com/business-

management/entrepreneurship/1943506-pengertian-kerja-sama/#ixzz36vnmFo6u.

(tanggal 9 Juli 2014).

Page 63: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

53

Soemaatmadja. 1997. Pengawetan Pangan di Indonesia. IPB, Bogor.

Thalib, A. 2011. Pengaruh Jenis Kemasan Terhadap Masa Simpan Bumbu Gulai Pasta

(Effect of Packaging Type on Curry Seasoning Pasta Shelf Life). Jurnal Hasil

Penelitian Industri 24(2): 83-87.

Undang-Undang No. 15 tahun 2001 tentang Merek.

World Intellectual Property Organization. 2008. Membuat Sebuah Merek: Pengantar Merek

untuk Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta: Kamar Dagang dan Industri Indonesia

Page 64: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

54

LAMPIRAN

Lampiran 1. Personalia Tenaga Pelaksana Berserta Kualifikasinya

Ketua Tim Pelaksana

I. KETERANGAN PERSONAL

1. Nama Lengkap Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A

2. NIP 19660908 199102 2 002

3. Jabatan Lektor Kepala

4. Pangkat/Golongan Pembina/Iva

5. Tanggal Lahir 8 September 1966

6. Tempat Lahir Sukasada

7. Jenis Kelamin Wanita

8. Agama Hindu

9. Perguruan Tinggi Unversitas Pendidikan Ganesha

10. Fakultas/Jurusan Pend. Bahasa dan Seni/ Pend. Bahasa

Inggris

11. Jabatan Struktural -

12. Alamat Perguruan Tinggi Jl. A. Yani 67 Singaraja, Bali, 81116

13. Telp/Fax (0362) 21541, (0362) 22570/ (0362)

25375

14. Status Perkawinan Kawin

15. Alamat a. Jalan Jl. Jelantik Gingsir 83 Sukasada,

Singaraja 81161

b. Kelurahan/Desa Sukasada

c. Kecamatan Sukasada

d. Kabupaten Buleleng

e. Propinsi Bali

16. Telp a. Rumah (0362) 25119

b. HP 081558380435

c. Email [email protected]

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

NO. Tingkat Pendidikan Jurusan Tahun Tempat

1 2 3 4 5 6

1. SD SD. No. 2

Sukasada

- 1977 Sukasada

2. SMP SMP Negeri

Sukasada

- 1981 Sukasada

3. SLTA SPG Negeri

Singraja

IPA 1984 Singraja

4. Perguruan Tinggi

S1 FKIP UNUD Pend. Bahasa

Inggris

1990 Singaraja

S2 DEAKIN

UNIVERSITY

Pend. Bahasa

Inggris

1997 Melbourne,

Australia

Pasca Sarjana Pend. Bahasa 2011 Jakarta

Page 65: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

55

Universitas Negeri

Jakarta

Inggris

Anggota Tim Pelaksana

1 Nama Lengkap I Gusti Made Budiarta, S.Pd., M.Pd.

2 Jenis Kelamin Laki

3 Pangkat, Jabatan

Fungsional

Penata Tk I , Lektor III/d

4 NIP 19690409 199703 1 002

5 Tempat dan Tanggal

Lahir

Angantaka, 9 April 1969

6 Alamat Rumah Perum. Panji Asri Blok i No.5 Singaraja,

Bali

7 Nomor Telepon/Fax 0362 22640

8 Nomor HP 081 33800 3369

9 Alamat Kantor Jln. Ahmad Yani 67 Singaraja, Bali, 81116.

10 Nomor Telepon/Fax 036221541 / 036227561

11 Alamat e-mail -

Riwayat Pendidikan

1. Program: S1 S2

2. Nama PT FKIP UNUD

Singaraja

Undiksha Singaraja

3. Bidang Ilmu Pendidikan Seni

Rupa

Penelitian dan Evaluasi

Pendidikan

4. Tahun Masuk 1988 2006

5. Tahun Lulus 1993 2010

6. Judul

Skripsi/Tesis/Diser

tasi

Kerajinan Logam di

Desa Singapadu Tengah Gianyar

Pola Interaksi Edukatif Pembelajaran

Seni Rupa di SMKN 1 Sukasada

7. Nama

Pembimbing/

Promotor

Drs. Ketut Supir

Drs. Mursal

Prof. Dr. Gde Anggan Suhandana

Prof. Dr. Nyoman Dantes

Page 66: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

56

Lampiran 2. Artikel Ilmiah yang sudah dikirimke Jurnal Terakdreditasi (HPI)

DODOL TRADISIONAL DESA PENGLATAN BALI:

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI DAN UPAYA PEMECAHANNYA

(Traditional Balinese Cake of Penglatan Village: Problems and Solutions)

Ni Made Ratminingsih

Universitas Pendidikan Ganesha

Jln. Ahmad Yani 67 Singaraja, Bali, 81116.

E-mail: [email protected]

I Gusti Made Budiarta

E-mail: [email protected]

ABSTRAK. Dodol merupakan salah satu makanan tradisional yang sangat populer di

kalangan orang Bali. Dodol Desa Penglatan adalah salah satu dari jenis dodol yang

diminati dan memiliki pangsa pasar cukup luas di Bali terutama untuk kebutuhan lokal

khususnya sebagai bagian pembuatan sesajen ketika hari raya besar ataupun sebagai oleh-

oleh. Melalui wawancara, dengan dua mitra pembuat dan penjual dodol, terdapat empat

permasalahan utama yang dihadapi, yaitu (1) kurangnya penyediaan bahan baku yang

berkelanjutan, (2) kemasan yang kurang menarik dan represntatif yang memiliki nilai jual,

(3) belum adanya merek dagang, dan (4) pemasaran terbatas. Upaya pemecahan masalah

dilakukan dengan penjajagan langsung dalam membangun kerja sama melalui pembuatan

MoU dalam penyediaan bahan baku dan pemasaran langsung, pendesainan kemasan dan

label, dan pelatihan. Adapun hasil dari kegiatan adalah (a) adanya kerjasama berupa MoU

dengan produsen atau pengepul bahan baku utama yakni gula aren, ketan, dan kulit jagung,

(b) adanya desain kemasan yang menarik dan representatif, (c) adanya desain label sebagai

merek dagang, dan (d) adanya kerjasama pemasaran dengan toko oleh-oleh di tempat wisata

dan pemasaran online.

Kata kunci: dodol tradisional, masalah, pemecahan

ABSTRACT. “Dodol” is one of traditional Balinese cake which is famous among Balinese

community. One of the favorite varieties comes from Penglatan village. This kind of dodol

has already widely mareketed all over Bali especially for the local need as a part of the

ceremmony or gift.Based on the result of interview with two business partners who produce

and sell dodol, there were four identified problems: (1) insufficiency of main raw material,

(2) unattractiveness of dodol wrapper, (3) unavailablity of trade mark, and (4) limited acess

of marketing. Efforts to solve the problems were conducted through direct field visits to

business partners to build up business cooperation through MoU agreement in providing the

main raw materials and direct marketing, designing the product wrapper and trade mark,

and training. The results of this social service program are: (a) the agreement of MoU with

the producer or collector of main raw material, such as brown sugar, sticky rice, and corn

husk, (b) the creation of attractive and representative product wrapper design, (c) the design

of label as a trade mark, and (d) the agreement of MoU for direct marketing with the owner

of gift shops in tourism area and the availablity of online marketing.

Page 67: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

57

Key words: traditional cake, problems, solutions

1. PENDAHULUAN

Dodol adalah makanan khas

Indonesia yang dapat ditemui di berbagai

daerah. Sebagai makanan khas, maka

dodol harus dilestarikan keberadaannya

dan dapat diupayakan sebagai komoditi

yang dapat merambah pasar yang luas

dalam rangka peningkatan ekonomi kreatif

para ibu-ibu di desa. Menurut Standar

Nasional Indonesia (SNI) (dalam

Soemaatmadja,1997), dodol adalah

makanan yang dibuat dari tepung beras

ketan, santan kelapa, dan gula dengan atau

tanpa penambahan bahan makanan dan

bahan lain yang diijinkan. Dodol

merupakan salah satu jenis produk olahan

hasil pertanian yang bersifat semi basah,

berwarna putih sampai coklat, dibuat dari

campuran tepung ketan, gula, dan santan

(Soemaatmadja,1997). Haryadi (dalam

Breemer, dkk., 2010) menambahkan

bahwa dodol merupakan suatu olahan

pangan yang dibuat dari campuran tepung

beras ketan, gula kelapa, santan kelapa,

yang didihkan hingga menjadi kental dan

berminyak tidak lengket, dan apabila

dingin pasta akan menjadi padat, kenyal

dan dapat diiris. Jenis dodol sangat

beragam tergantung keragaman campuran

tambahan dan juga cara pembuatannya.

Sementara itu Chem (2014)

mengklasifikasikan dodol menjadi dua,

yaitu dodol yang diolah dari buah-buahan

dan dodol yang diolah dari tepung-

tepungan, antara lain tepung beras dan

tepung ketan. Dodol yang menjadi produk

olahan ibu-ibu di desa Penglatan adalah

dodol berbahan dasar tepung ketan, yaitu

tepung ketan putih dan hitam dengan

aneka rasa yaitu original, pandan, vanilai,

dan kacang.

Dodol yang paling terkenal di

Indonesia adalah „Dodol Garut‟ yang

merupakan produksi daerah Garut, Jawa

Barat, jenang Kudus dari Jawa Tengah,

dan gelamai dari Sumatra Barat dan

Kalimantan (Chem, 2014). Bali, sebagai

tempat tujuan wisata internasional, juga

memiliki jenis penganan tradisional dodol

yang oleh kebanyakan orang Bali yang

beragama Hindu digunakan sebagai

kelengkapan upacara agama, yaitu banten

(sesajen). Dahulu, dodol dibuat hanya oleh

tiap keluarga pada hari besar keagamaan

saja, seperti pada Hari Raya Galungan atau

Kuningan, tetapi sekarang ini dodol bisa

ditemui dan dibeli sepanjang tahun, oleh

karena sudah banyak terdapat usaha-usaha

kecil di rumah tangga yang memproduksi

dodol terutama oleh para ibu-ibu PKK di

desa.

Desa Penglatan, sebagai salah satu

desa di Kecamatan Buleleng, Kabupaten

Buleleng dengan jumlah penduduk 3.582

jiwa, mayoritas penduduknya memiliki

mata pencaharian sebagai petani, sehingga

hasil-hasil pertanian seperti ketan, ketan

hitam, dan kelapa bisa dimanfaatkan

sebagai bahan baku dodol. Sementara itu,

sekitar 503 jiwa penduduknya yaitu ibu-

ibu rumah tangga, lebih kurang 40 orang

telah mengembangkan usaha dodol sebagai

usaha ekonomi produktifnya untuk

membantu kesejahteraan keluarga. Dodol

yang mereka produksi kebanyakan baru

dipasarkan secara lokal di daerahnya

sendiri, yakni melalui warungnya sendiri,

dan diambil oleh beberapa distributor dari

kabupaten lain di Bali. Hal tersebut sejalan

dengan yang dikatakan oleh Soemaatmadja

(1997) bahwa pengolahan dodol sudah

dikenal masyarakat, prosesnya sederhana,

murah dan banyak menyerap tenaga kerja.

Dodol yang diproduksi ibu-ibu rumah

Page 68: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

58

tangga di Desa Penglatan memang terkenal

sejak dahulu. Diakui oleh salah satu

pembuat/penjual dodol yang

diwawancarai, yaitu Kadek Sutarmi

(28/05/13) bahwa yang bersangkutan telah

memulai usaha dodolnya sejak tahun 1997.

Para pembuatnya tidak hanya melayani

pelanggan di Buleleng saja, tetapi juga

pelanggan dari kabupaten lain, seperti dari

Denpasar, Tabanan, Gianyar, dan beberapa

daerah lain di Bali juga banyak memesan

dodol khas Desa Penglatan ini.

Meningkatnya permintaan dodol dari desa

tersebut membuat industri rumah tangga

dodol mampu memproduksi hingga satu

setengah ton menjelang hari raya besar.

Dalam pembuatan hingga pengemasan

dodol tentu membutuhkan tenaga kerja

yang tidak sedikit, sehingga masyarakat

desa setempat memiliki tambahan

lapangan pekerjaan khususnya bagi para

ibu-ibu rumah tangga baik sebagai tenaga

pembuat adonan dodol maupun sebagai

tenaga pembungkus dodol. Pembuat dan

penjual dodol lainnya, Ketut Sumenasih

yang ditemui di rumahnya, Rabu

(28/05/13), menuturkan dodol memang

tidak bisa dipisahkan tiap merayakan hari

Galungan dan Kuningan. Dalam hari raya

ini warga harus memakai dodol sebagai

pelengkap sarana upacara. Tidak heran jika

jauh-jauh hari sebelum hari Galungan dan

Kuningan, dia harus menambah kapasitas

produksinya. Menjelang hari raya, per hari,

Ketut Sumenasih mengolah adonan

menjadi dodol rasa gula Bali (gula aren),

gula pasir, hingga 1,5 kuintal.

Sebelumnya, pada hari-hari biasa, dia

hanya mengolah adonan dodol paling

banyak 50 kilogram saja untuk dijual

selama 3-7 hari. Hal senada juga

diungkapkan oleh Kadek Sutarmi

(28/05/13). Sutarmi menambahkan, di

tengah ramainya pesanan dodol, harga

bahan baku, seperti tepung, gula aren, gula

pasir, dan kelapa ikut melonjak. Untuk

menyiasati kenaikan harga bahan-bahan

baku, sering kali dilakukan penaikan harga

jual ke masyarakat secara kondisional.

Diakui oleh ibu-ibu pembuat dodol

bahwa masih terdapat berbagai kendala

yang dihadapi terkait dengan usaha

mereka. Kendala utama yang sering

dihadapi, yakni sulitnya mencari bahan

baku seperti ketan, ketan hitam, dan gula

yang berkualitas dengan harga normal

pada saat menjelang hari raya. Bahan baku

yang baik menentukan kualitas dodol

produksi, dengan demikian diperlukan

pasokan bahan baku dengan kualitas yang

terjamin. Kendala lainnya dalam hal

kemasan. Sampai saat ini, kemasan yang

digunakan oleh para pembuat dodol yang

menjadi ciri khas dodol Penglatan adalah

kulit jagung yang terkadang sulit

didapatkan ketika memproduksi dalam

jumlah yang besar. Tali pengikat yang

digunakan untuk mengikat dodol adalah

tali plastik rafia yang kurang ramah

lingkungan, agak susah membukanya, dan

kurang menarik dan artistik. Lakoro (2002)

mengatakan bahwa kemasan pada

dasarnya adalah segala material yang

digunakan untuk mengemas suatu

benda/produk, agar dapat diterima oleh

konsumen dalam keadaan baik. Fungsi

yang paling mendasar dari kemasan adalah

mempertahankan dan melindungi isi

produk, namun seiring pola perubahan

perilaku konsumen dalam memandang dan

memanfaatkan kemasan, fungsi

kemasanpun berkembang tidak saja

sebagai pelindung produk, tapi juga

sebagai bagian dari daya saing pasar dan

pedagang yang semakin meningkat. Mudra

(2010) menambahkan bahwa ada tiga

alasan utama untuk melakukan

pembungkusan, yaitu (1) untuk keamanan

Page 69: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

59

produk yang dipasarkan (2) untuk

membedakan dengan produk pesaing, dan

(3) untuk meningkatkan penjualan.

Menurut Erliza dan Sutedja (1987), bahan

kemasan harus mempunyai syarat-syarat,

yaitu tidak toksik, harus cocok dengan

bahan yang dikemas, harus menjamin

sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, dapat

mencegah kepalsuan, kemudahan

membuka dan menutup, kemudahan dan

keamanan dalam mengeluarkan isi,

kemudahan pembuangan kemasan bekas,

ukuran, bentuk dan berat harus sesuai,

serta harus memenuhi syarat-syarat yaitu

kemasan yang ditujukan untuk daerah

tropis mempunyai syarat yang berbeda dari

kemasan yang ditujukan untuk daerah

subtropis atau daerah dingin. Demikian

juga untuk daerah yang kelembaban tinggi

dan daerah kering. Sejalan dengan hal

tersebut, maka diperlukan pembaharuan

kemasan dodol Desa Penglatan dalam

kaitannya dengan perluasan pangsa pasar.

Selain kemasan, tenaga kerja

pembungkuspun terkadang menjadi

kendala, terutama pada saat hari raya besar

keagamaan. Sebagian besar ibu-ibu yang

merupakan tenaga kerja pembungkus

dodol kewalahan menangani banyaknya

dodol yang harus mereka bungkus pada

saat-saat tertentu. Untuk itu, diperlukan

lebih banyak lagi tenaga terampil dalam

pembungkusan dan pelabelan dodol.

Merek dagang juga sangat

diperlukan yang dapat membedakan dodol

produk mereka dengan merek lainnya.

Dalam World Intellectual Property

Organization (2008) disebutkan bahwa

merek adalah sebuah tanda yang dapat

membedakan barang dan jasa yang

diproduksi dan dimiliki oleh suatu

perusahaan terhadap perusahaan lainnya.

Fungsi utama dari sebuah merek adalah

agar konsumen dapat mencirikan suatu

produk (baik itu barang maupun jasa) yang

dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat

dibedakan dari produk perusahaan lain

yang serupa atau yang mirip yang dimiliki

oleh pesaingnya. Konsumen yang merasa

puas dengan suatu produk tertentu akan

membeli atau memakai kembali produk

tersebut di masa yang akan datang. Untuk

dapat melakukan hal tersebut pemakai

harus mampu membedakan dengan mudah

antara produk yang asli dengan produk-

produk yang identik atau yang mirip.

Pemasaran merupakan kegiatan

lain yang sangat penting dalam usaha

meningkatkan produksi barang. Menurut

Karim (2012), pemasaran merupakan salah

satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

dilakukan para pimpinan dalam usahanya

untuk berkembang dan mendapatkan laba

dari penjulan barang dan jasa, yang

diciptakan untuk memenuhi kebutuhan

pembeli dan juga dapat memberikan

kepuasan. Swastha & Sukotjo (dalam

Karim, 2012) menjelaskan empat faedah

dari pemasaran yaitu (1) Faedah waktu,

yakni menyediakan produk pada saat

konsumen membutuhkan untuk

membelinya, (2) Faedah Tempat, yaitu

menyediakan produk tempat yang strategis

apabila konsumen ingin membeliny, (3)

Faedah Milik yaitu mempersiapkan

pemindahan hak milik dari penjual ke

pembeli, (4) Faedah Informasi, yakni

memberikan informasi tentang penawaran

suatu produk yang ditawarkan oleh

perusahahan sehingga lebih mudah dalam

mengambil keputusan untuk membelinya.

Permasalahan lain yang juga

dihadapi oleh para ibu-ibu rumah tangga

pembuat dan penjual dodol Penglatan

adalah masalah pemasaran. Selama ini,

penjualan dodol pada saat hari raya masih

didistribusikan oleh beberapa orang di

beberapa kabupaten saja. Berdasarkan

Page 70: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

60

hasil wawancara, para distributor tersebut

merupakan perorangan yang jumlah

pesanannya berubah-ubah. Selain

penditribusian tersebut, penjualan dodol di

desa Penglatan hanya terbatas pada

pemajangan produksi dodol di depan

rumah dengan alas meja seadanya saja atau

di warung-warung kecil milik mereka.

Belum ada kerjasama dengan pedagang

pasar tradisional ataupun modern. Untuk

itu, diperlukan adanya kerjasama

pemasaran/MOU (Memorandum of

Understanding). MoU merupakan

dokumen legal yang mendeskripsikan

perjanjian dua belah pihak yang berupa

pernyataan sederhana yang dibagikan dan

disetujui oleh kedua belah pihak

(Department of Homeland Security, 2013).

MOU ini penting sebagai pengikat kontrak

antara produsen dodol dengan pedagang

yang memasarkan.

Berdasarkan uraian permasalahan

tersebut di atas, melalui program kegiatan

P2M ada 4 hal pokok yang dilakukan

sebagai upaya meningkatkan pemasaran

produksi dodol Desa Penglatan, yaitu (1)

melakukan kerjasama penyediaan bahan

baku utama melalui pembuatan kerjasama

dengan produsen dan pengepul, (2)

menciptakan kemasan yang menarik, (3)

menciptakan merek dagang, dan (4)

perluasan pemasaran.

2. METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN

Meninjau empat permasalahan

pokok yang dihadapi pembuat/penjual

dodol Penglatan yang telah diuraikan di

atas, terdapat sembilan kegiatan yang

menjadi metode pelaksanaan kegiatan

untuk memecahkan permasalahan yang

dihadapi adalah:

(1) Penjajagan langsung ke lapangan

untuk mencarikan produsen dan

pengepul bahan baku terutama gula

aren di Desa Penglatan, Silangjana,

Desa Samirenteng, dan Desa Pedawa.

(2) Penjajagan langsung ke lapangan

untuk mencarikan produsen dan

pengepul ketan dan ketan hitam Bali,

di Desa Penglatan dan Sudaji.

(3) Penjajagan langsung ke lapangan

untuk mencarikan produsen dan

pengepul kulit jagung sebagai bahan

pembuat kemasan di desa Yeh

Sumbul, Jembrana.

(4) Mengkreasikan kemasan yang

menarik dan representatif

(5) Mengkreasikan desain label sebagai

merek dagang

(6) Mendaftarkan merek dagang

(7) Pelatihan pembuatan MoU dengan

produsen dan pengepul bahan baku

(8) Pelatihan pembuatan MoU dengan

pemasar langsung di toko-toko/outlet

oleh-oleh di tempat wisata

(9) Pelatihan pemasaran online

Adapun tahapan dari kegiatan

P2M ini mengikuti alur seperti yang

digambarkan pada bagan di bawah

ini:

Page 71: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

61

Bagan 3.1 Tahapan Metode Pelaksanaan Kegiatan

Membantu mencarikan dan

membuat kerjasama dengan

produsen gula aren

Membantu membuat desain

kemasan dan memberikan

pelatihan pengemasan dan

pengepakan dodol sehingga

lebih baik

Membantu membuat desain

label dagang yang menarik

dan mendaftarkan merek

dagang ke HAKI

Membantu mencarikan dan

membuat kerjasama dengan

produsen/pengepul ketan

Mencarikan produsen

gula aren ke desa

Silangjana, Samirenteng,

Pedawa, dan Penglatan.

Membuat Kerjasama

dengan produsen gula

aren ke desa desa

Silangjana, Samirenteng,

Pedawa, dan Penglatan.

Mencarikan produsen/

pengepul ketan di desa

Sudaji dan Penglatan.

Membuat kerjasama

dengan produsen/

pengepul ketan di desa

Sudaji dan Penglatan

Membuatkan label

dagang yang menarik

Mendaftarkan merek

dagang ke HAKI

Mendesain kemasan

yang representatif dan

menarik

Melatih mengemas dodol

dengan menggunakan

kemasan menarik

Pelatihan penyusunan MoU

ke pihak penjual dodol dan

melakukan upaya penjualan

melalui media online

Melatih membuat MoU

Melatih melakukan

pemasaran menggunakan

media online

Terjalinnya kerjasama

dengan produsen gula aren

di desa Silangjana dan

Pedawa sehingga

kelompok pembuat dodol

di Desa Penglatan tidak

kekurangan gula aren yang

berkualitas

Terjalinnya kerjasama

dengan produsen/ pengepul

ketan sehingga kelompok

pembuat dodol di Desa

Penglatan tidak

kekurangan ketan yang

berkualitas

Tercipta label dan

terdaftarnya merek dagang

dodol Desa Penglatan

Tercipta kemasan yang

menarik dan terlatihnya

pembuat dodol di Desa

Penglatan dalam

mengemas dodol dengan

menggunakan kemasan

tersebut

Terciptanya MoU dengan

pihak penjual dodol

Terciptanya sistem

pemasaran dengan

menggunakan media

online

Membantu mencarikan dan

membuat kerjasama dengan

produsen/pengepul kulit jagung

Mencarikan produsen/

pengepul kulit jagung di

Yeh Sumbul, Jembrana

Membuat kerjasama

dengan produsen/

pengepul kulit jagung di

Yeh Sumbul, Jembrana

Terjalinnya kerjasama

dengan produsen/ pengepul

kulit jagung sehingga

kelompok pembuat dodol

di Desa Penglatan tidak

kekurangan ketan yang

berkualitas

Page 72: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

62

Dari tahapan yang diuraikan di atas, jelas

terlihat bahwa untuk menjawab

permasalahan pertama yakni menjaga

keberlangsungan pasokan bahan baku,

metode yang dilakukan adalah penjajagan

langsung ke lapangan untuk membangun

kerjasama melalui MoU dengan produsen

dan pengepul bahan baku, yaitu gula aren

di Desa Silangjana, Samirenteng, Pedawa,

dan Penglatan. Untuk penyediaan ketan

dan ketan hitam, hal yang sama dilakukan

dengan produsen dan pengepul di Desa

Sudaji dan Penglatan, sementara untuk

penyediaan kulit jagung dilakukan

kerjasama dengan produsen dan pengepul

dari kabupaten lain yaitu Desa Yeh

Sumbul, Mendoyo, Jembrana.

Selanjutnya untuk menjawab

masalah yang kedua yaitu menyediakan

kemasan yang menarik dan representatif

sebagai persyaratan pemasaran, tim

pelaksana memberikan bantuan langsung

dalam bentuk kreasi kemasan dan

membahasnya bersama mitra untuk

meminta persetujuan.

Untuk memecahkan masalah yang

ketiga, yaitu desain label, sama halnya

dengan desain kemasan, tim pelaksana

memberikan bantuan langsung dengan

mendesain label yang menarik dan juga

representatif untuk pemasaran. Draf desain

yang dibuat kemudian dimintakan

masukan langsung kepada kedua mitra

untuk memperbaiki label agar

mendapatkan desain label yang lebih baik

dan sesuai dengan harapan mereka.

Selanjutnya untuk memecahkan

masalah keempat yaitu perluasan

pemasaran, tim pelaksana juga

mengadakan penjajagan langsung kepada

pihak pemasar langsung yaitu pemiliki

toko atau outlet di tempat-tempat

pariwisata melalui kerjasama MoU, dan

pelatihan pemasaran online.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil wawancara dengan kedua

mitra mengungkapkan bahwa terdapat

empat permasalahan utama yang menjadi

prioritas untuk dicarikan solusinya dalam

kegiatan P2M ini. Keempat permasalahan

tersebut yaitu (1) kekurangan pasokan

bahan baku utama seperti gula aren, ketan

dan ketan hitam, dan kulit jagung yang

berkualitas pada saat saat menjelang hari

raya besar, (2) desain kemasan yang

kurang menarik dan representatif, (3)

belum adanya desain label, dan (4)

pemasaran terbatas.

Kekurangan pasokan bahan baku

khususnya diakui terjadi ketika menjelang

hari raya, karena pesanan dodol bisa

mencapai 10 kali lipat dari hari-hari biasa.

Desain kemasan kurang menarik dan

representatif karena pembungkus dodol

yang dirangkai dalam ikatan sebanyak 25

sd 29 buah dodol diikat dengan tali sintetik

(tali rafiah) yang menyebabkan dodol

kelihatan kurang rapi. Dari segi

kehigienisan, tali sintetik tersebut

walaupun tidak berkontak langsung

dengan makanan, namun memberi kesan

bahwa makanan tersebut kurang

berkualitas dari segi kesehatan. Hasil

wawancara juga membuktikan bahwa dua

mitra belum mengupayakan desain label

untuk hasil produksinya, karena menurut

mereka usahanya hanya sekadar usaha

kecil. Dari segi pemasaran juga dijelaskan

bahwa kebanyakan pembeli langsung

mendatangi mereka untuk membeli dodol,

dan kebanyakan pemasaran lebih banyak

merambah daerah-daerah di sekitar

Kabupaten Buleleng dan Kabupaten

lainnya di Bali.

Berdasarkan hasil wawancara

tersebut, solusi yang telah diupayakan

adalah: Pertama, melalui penjajagan

Page 73: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

63

langsung kepada pihak produsen dan

pengepul bahan baku seperti gula aren di

beberapa desa penghasil gula aren, yaitu

Desa Silangjana, Samirenteng, Pedawa,

dan Penglatan. Kegiatan penjajagan

dilakukan untuk membangun kerjasama

yang dapat dilakukan secara

berkesinambungan, yaitu berupa MoU

agar pasokan gula aren tidak terputus

ketika produksi meningkat; kedua, untuk

penyediaan pasokan bahan baku ketan dan

ketan hitam, kerjasama MoU dengan pihak

produsen dan pengepul ketan di Desa

Sudaji dan Penglatan juga sudah berhasil

dilakukan. Semua kerjasama berupa MoU

tersebut sudah dihasilkan dalam bentuk

sertifikat MoU sebanyak 12 MoU untuk

kedua mitra. Kerjasama dalam hal bahan

baku sangat bermanfaat untuk

kelangsungan usaha dodol. Kerjasama

yang baik dari dua pihak yang bekerjasama

merupakan kunci kesuksesan usaha. Kerja

sama yang diistilahkan “kemitraan” adalah

suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh

dua pihak atau lebih dalam jangka waktu

tertentu untuk meraih keuntungan bersama

dengan prinsip saling membutuhkan dan

saling membesarkan (Maddy, 2009).

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

kerjasama yang dilakukan antara pembuat

dan penjual dodol dengan produsen dan

pengepul bahan baku, dalam hal ini gula

aren, ketan, dan kulit jagung dapat

memberikan keuntungan mutual dari

kedua belah pihak baik sebagai penjual

ataupun sebagai pembeli. Dari pihak

pembuat dodol, mereka mendapat

keuntungan berupa penyediaan langsung

bahan baku secara terus menerus untuk

kelancaran usahanya, yang tentunya akan

mendatangkan hasil keuntungan dari

penjualan produk dodol, sedangkan dari

pihak produsen dan pengepul bahan baku,

mereka mendapat keuntungan finansial

berupa penjualan langsung bahan baku

kepada konsumen dalam hal ini pembuat

dodol.

Kerja sama yang dilakukan adalah

berupa pembuatan MoU, yaitu sertifikat

yang merupakan dokumen legal yang

mendeskripsikan perjanjian dua belah

pihak yang berupa pernyataan sederhana

yang dibagikan dan disetujui oleh kedua

belah pihak (Department of Homeland

Security, 2013). MOU ini penting sebagai

pengikat kontrak kerja sama antara

konsumen bahan baku yaitu ibu-ibu

pembuat dodol dengan produsen dan

pengepul bahan baku. Melalui kerjasam

yang tertuang dalam MoU, maka kedua

belah pihak akan secara bertanggung

jawab melakukan usahanya dalam

membesarkan usaha yang saling

menguntungkan.

Selanjutnya, untuk membuat

tampilan dodol lebih menarik dan

representatif serta higienis, kreasi kemasan

juga telah dilakukan dan untuk

memberikan karakteristik pada dodol hasil

produksi kedua mitra, telah dihasilkan

kreasi label yang menjadi ciri merek

dagang yang akan segera didaftarkan pada

lembaga terkait. Kemasan dasar dari dodol

dari Desa Penglatan adalah kulit jagung.

Kulit jagung yang merupakan bahan alami

sangat cocok dan tepat untuk

dipertahankan pemanfaatannya dalam

mengkemas dodol. Hanya saja, yang

diupayakan perbaikannya adalah tali yang

menjadi pengikat dodol. Tali pengikat

dodol yang awalnya biasa digunakan ibu-

ibu adalah tali sintetik plastik (tali rafiah)

yang secara umum memang harganya

murah di pasaran dan mudah didapatkan,

namun tampilan dodol kelihatan tidak rapi,

tidak menarik, kurang higienis, dan bahkan

terlihat kualitasnya rendahan (low quality

assurance) bila ingin dipasarkan kepada

Page 74: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

64

para wisatawan baik domestik maupun

internasional. Para wisatawan asing akan

lebih senang pada produk yang unik

menarik namun tetap alami dengan tetap

mengacu pada standar mutu makanan yang

higienis. Cara yang berhasil diupayakan

adalah melalui pemanfaatan batang pisang

yang dikeringkan dan setelah kering

disuir-suir lalu dipilin-pilin menjadi tali

pengikat dodol yang kuat. Selain sebagai

pengikat dodol perbiji, tali dari batang

pisang juga digunakan untuk merangkai

dodol dalam sebuah rangkaian yang terdiri

atas 10 buah dodol. Dengan membuat

tampilan dodol dalam rangkaian, ada 5

keuntungan yang didapatkan yaitu (1)

tampilan dodol menjadi unik, menarik

serta lebih representatif, (2) pengurangan

penggunaan bahan plastik membuat dodol

menjadi produk yang higienis dan ramah

lingkungan, (3) rangkaian dodol yang bisa

digantung akan dapat secara terus menerus

diangin-anginkan, sehingga dapat

membuat dodol tesebut bertahan lebih

lama, (4) rangkaian dodol tersebut tidak

memerlukan ruang yang luas untuk

memajang pada etalase penjualan, karena

bisa hanya digantung pada tiang-tiang

etalase, dan (5) rangkaian dodol yang

hanya berisi 10 buah menjadikan harga

dodol lebih murah (+ Rp.15.000), jika

dibandingkan dengan yang terdahulu berisi

25 sd 30 buah dalam rangkaian ((+

Rp.25.000). Dengan tampilan yang unik,

menarik dan cantik dan harga lebih murah,

maka siswa yang berwisata (SD, SMP, dan

SMA) dapat menjadikan penganan dodol

yang murah sebagai oleh-oleh pulang dari

berwisata.

Temuan di atas sejalan dengan apa

yang diungkapkan Mudra (2010) bahwa

fungsi pengemasan adalah bukan hanya

untuk keamanan produk yang dipasarkan,

tetapi juga untuk membedakan dengan

produk pesaing, dan meningkatkan

penjualan. Dengan demikian, kemasan

yang baik dan inovatif pada dodol

Penglatan, bukan hanya untuk

pengamanan produk yang dipasarkan,

tetapi yang lebih penting adalah untuk

membedakan dengan produk orang lain

serta untuk meningkatkan penjualan.

Penjualan bisa ditingkatkan bila kemasan

ditampilkan secara menarik, sehingga

dapat mendorong konsumen untuk

membeli. Senada dengan Erliza dan

Sutedja (1987), kemasan harus mempunyai

syarat-syarat, yaitu tidak toksik, harus

cocok dengan bahan yang dikemas, harus

menjamin sanitasi dan syarat-syarat

kesehatan, dapat mencegah kepalsuan,

kemudahan membuka dan menutup,

kemudahan dan keamanan dalam

mengeluarkan isi, kemudahan pembuangan

kemasan bekas, ukuran, bentuk dan berat

harus sesuai, serta harus memenuhi syarat-

syarat yaitu kemasan yang ditujukan untuk

daerah tropis mempunyai syarat yang

berbeda dari kemasan yang ditujukan

untuk daerah subtropis atau daerah dingin.

Untuk menjamin hal itu, maka kemasan

dodol diupayakan untuk menggunakan

bahan langsung dari alam untuk

menghindari toksik dari bahan sintetis,

yaitu dengan tetap mempertahankan kulit

jagung tetapi tali pengikat dodol diubah

dengan tali dari batang pisang yang

dipakai untuk membungkus dan merangkai

dodol sehingga tampil cantik dan menarik

dengan tetap mempertahankan higienis

makanan. Menurut Thalib (2011)

penggunaan kemasan yang baik dan tepat

dapat menjaga dan menghambat kerusakan

produk yang diakibatkan oleh mikroba,

senyawa kimiawi, dan kerusakan fisik.

Desain label yang menjadi bagian

penting dari tampilan keseluruhan

kemasan dodol sangat memegang peran

Page 75: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

65

sentral dalam sebuah usaha. Label adalah

nama atau simbol yang diasosiasikan

dengan produk/jasa dan menimbulkan arti

psikologis, merek juga merupakan

kekayaan industri yang termasuk kekayaan

intelektual, secara konvensional. Suatu

merek dagang adalah tanda pembeda yang

mengidentifikasikan barang atau jasa

tertentu dihasilkan oleh seseorang atau

suatu perusahaan (Institut Teknologi

Bandung, 2014). Secara lebih detail

dikemukakan bahwa merek dagang

digunakan oleh pebisnis untuk

mengidentifikasikan sebuah produk atau

layanan. Merek dagang meliputi nama

produk atau layanan, beserta logo, simbol,

gambar yang menyertai produk atau

layanan tersebut. Selanjutnya, menurut UU

no 15 tahun 2001: Merek Dagang adalah

Merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau

beberapa orang secara bersama-sama atau

badan hukum untuk membedakan dengan

barang-barang sejenis lainnya. Desain label

pada dodol Penglatan untuk kedua mitra,

adalah label yang dibuat dengan

menggunakan materi bambu yang

dilobangi, dan label berisi nama usaha

dagang, yang memiliki ciri khusus yang

menjadi pembeda produk mereka dengan

produk lainnya. Setelah label dibuat, tim

pelaksana lalu membahas desain tersebut

kepada kedua mitra. Dalam pembahasan

dari contoh desain label, kedua mitra

memberikan masukan yang sangat

berharga yakni perlu adanya identitas pada

label, bukan hanya “Dodol Penglatan Bu

Sutarmi” dan “Dodol Penglatan Bu

Sumenasih”, tetapi menambahkan kata

Bali dan memberikan ciri khas Bali pada

label, yakni berupa desain gambar bunga

Kamboja atau Pura. Masukan ini dinilai

sangat bagus untuk membuat tampilan

desain label lebih menarik dan

representatif yakni menunjukkan kekhasan

Bali.

Kegiatan yang tidak kalah penting

adalah pelatihan pembuatan MoU

tambahan bila diperlukan untuk membuat

kerjasama dengan produsen dan pengepul

bahan baku lainnya, pelatihan pembuatan

MoU dengan pemasar langsung di toko-

toko/outlet tempat wisata, dan pelatihan

pemasaran online. Menurut Marzuki

(dalam Farianto,2012), pelatihan adalah

pengajaran atau pemberian pengalaman

kepada seseorang untuk mengembangkan

tingkah laku (pengetahuan, skill, sikap)

agar mencapai sesuatu yang diinginkan.

Pelatihan adalah saat kejadian

pembelajaran yang dirancang sistematik

dan relatif dalam lingkungan pekerjaan

(Dunnette, dalam Farianto, 2012).

Berdasarkan dua definisi tersebut semua

pelatihan baik itu dalam pembuatan MoU

dengan produsen dan pengepul bahan baku

dan dengan pemasar langsung ditujukan

untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan serta sikap para ibu-ibu

sebagai pembuat dan penjual dodol

Penglatan dalam usaha meningkatkan

jumlah produksi dodol mereka, sehingga

secara ekonomi dapat memberikan

peningkatan nilai pendapatan keluarga.

Pemasaran juga merupakan kegiatan

yang sangat krusial dalam sebuah usaha.

Karim (2012) dengan tegas

mengungkapkan bahwa pemasaran

merupakan salah satu kegiatan pokok yang

dilakukan oleh pengusaha untuk

mengembangkan usahanya dan

mendapatkan laba dari penjulan barang

dan jasa, yang diciptakan untuk memenuhi

kebutuhan pembeli dan juga dapat

memberikan kepuasan. Perluasan

pemasaran langsung ke toko atau outlet

oleh-oleh memberikan peluang bagi kedua

mitra, agar produk dodol yang dihasilkan

Page 76: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

66

dengan kemasan yang lebih menarik dan

representatif dan dengan label yang juga

didesain dengan lebih menarik dan unik

dan memiliki kekhasan ke-Bali-an

membuat dodol Penglatan lebih terkenal di

antara para wisatawan domestik dan

internasional, yang akan berdampak pada

peningkatan usaha dodol itu sendiri.

Begitu pula dengan pemasaran online

diharapkan dodol dapat dipasarkan secara

lebih luas yang dapat mencapai pangsa

pasar secara global, sehingga dodol

Penglatan bisa menjadi produk lokal yang

mendunia.

4. KESIMPULAN

Beberapa hal yang dapat

disimpulkan adalah: (1) Adanya MoU

dalam pelaksanaan kerjasama dalam

pensupaian bahan baku dodol yaitu gula

aren, ketan, dan kulit jagung untuk

pembungkus dodol, (2) Adanya kemasan

dengan pemanfaatan kulit jagung dan tali

dari batang pisang untuk membuat

kemasan dodol lebih menarik,

representatif, dan alami, (3) Adanya desain

label yang menarik dan berciri khas

pembuatnya dengan tampilan kekhasan

Bali dapat mempromosikan usaha dagang,

(4) Adanya MoU pemasaran langsung

dengan pihak pemasar di toko/outlet

tempat wisata, dan pemasaran online.

Di samping empat upaya

pemecahan masalah yang telah dilakukan,

untuk meningkatan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap dari para ibu-ibu

pembuat dan penjual dodol Penglatan

dalam pengelolaan keberlanjutan

usahanya, maka dilakukan pelatihan

pembuatan MoU untuk suplai bahan baku

dan pemasaran langsung, pengemasan

dodol dengan kemasan dan label baru,

serta pemasaran online.

Hal-hal yang dapat disarankan

dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah, (1)

kepada para ibu-ibu pembuat dan penjual

dodol, disarankan agar kerjasama yang

telah dibuat berupa MoU dapat dijalankan

secara terus menerus terutama bila

usahanya semakin lancar dan meluas, (2)

kepada para ibu-ibu disarankan agar desain

kemasan seperti kulit jagung yang telah

sejak lama digunakan lebih diperhatikan

kualitas kulit jagung yang dipakai serta tali

pengikat yang telah diupayakan oleh tim

pelaksana P2M dapat secara terus menerus

digunakan pemanfaatannya agar tampilan

dodol menjadi tetap alami, (3) desain label

yang sudah diciptakan untuk membantu

para ibu-ibu untuk mengidentifikasikan

usaha dagangnya hendaknya dapat

dijadikan merek dagang secara terus

menerus khususnya untuk

mempromosikan merek dagang mereka.

Dengan memiliki merek dagang, maka

usaha dodol mereka diharapkan dapat

semakin berkembang karena sudah dapat

dikenali oleh mayarakat luas sebagai

pangsa pasar baik untuk masyarakat lokal,

wisatawan domestik dan manca negara, (4)

para ibu-ibu pembuat dan penjual dodol

disarankan untuk secara terus menerus

berupaya memperluas pemasaran dodolnya

dengan berbagai cara baik langsung

maupun online, (5) melalui pelatihan

pembuatan MoU diharapkan para ibu-ibu

dapat secara terus menerus meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap

dalam membuat kerjasama baik dengan

suplaier baru dalam hal penyediaan bahan

baku dan pemasaran langsung sehingga

usahanya datap diperluas dan produksinya

bisa ditingkatkan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan

kepada DIKTI melalui LPM Undiksha

Page 77: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian

67

yang telah memberikan dana untuk

melakukan kegiatan P2M ini.

DAFTAR PUSTAKA

Breemer, R., dkk. 2010. Pengaruh

Konsentrasi Tepung Beras Ketan

terhadap Mutu Dodol Pala. Jurnal

Budidaya Pertanian, 6(1): 17-20.

Chem, B. 2014. Makalah Pembuatan

Dodol. Diakses dari

http://buyungchem.wordpress.com/

about/makalah-pembuatan-dodol/

(tanggal 9 Juli 2014).

Erliza & Sutedja. 1987. Pengantar

Pengemasan. Laboratorium

Pengemasan, Jurusan TIP. IPB.

Bogor.

Farianto, A. 2012. Pelatihan dan

Pengembangan SDM. Diakses dari

http://agoesfarianto.blogspot. com/

2012/03/pelatihan-dan-

pengembangan-sdm.html

Institut Teknologi Bandung. 2014. Apakah

merek dagang itu?. Diakses dari

http://www.lp.itb.ac.id/product/

KM%20HKI/merek.html. (Tanggal

9 Juli 2014)

Karim, A. 2012. Pengaruh Biaya Saluran

Distribusi terhadap Volume

Penjualan Krupuk Kelempang

”Dahliah” 1 Ulu Darat Palembang.

Ilmiah 4(2): 13-23.

Lakoro, R. 2002. Studi Komunikasi Visual

pada Kemasan Makanan Ringan.

https://www.google.co.id/search?q

=Lakoro,+kemasan,+2002&ie=utf-

8&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en-

US:official&client=firefox-

a&channel=sb&gws_rd=cr&ei=

WHi8U57YEIi-sQSzq4CACA

Mudra, I W. 2010. Desain Kemasan

Produk. Disampaikan pada

Pelatihan Pembuatan Kemasan

pada Kegiatan Pembinaan

Kemampuan. Puslit Seni Kreasi

Baru LP2M ISI Denpasar.

Maddy, K. 2009. Pengertian kerja sama.

Diakses dari

http://id.shvoong.com/business-

management/entrepreneurship/194

3506-pengertian-kerja-

sama/#ixzz36vnmFo6u. (tanggal 9

Juli 2014).

Soemaatmadja. 1997. Pengawetan Pangan

di Indonesia. IPB, Bogor.

Thalib, A. 2011. Pengaruh Jenis Kemasan

Terhadap Masa Simpan Bumbu

Gulai Pasta (Effect of Packaging

Type on Curry Seasoning Pasta

Shelf Life). Jurnal Hasil

Penelitian Industri 24(2): 83-87.

Undang-Undang No. 15 tahun 2001

tentang Merek.

World Intellectual Property Organization.

2008. Membuat Sebuah Merek:

Pengantar Merek untuk Usaha

Kecil dan Menengah. Jakarta:

Kamar Dagang dan Industri

Indonesia

Page 78: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_196609031991022001_2… · Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian