lapkas hasnul bedah

Upload: m-ardaris

Post on 14-Apr-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    1/30

    1

    LAPORAN KASUS

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

    RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA ACEH UTARA

    BAGIAN ILMU BEDAH

    STATUS PASIEN

    A. IDENTITAS PENDERITANama : Ny. JC

    Umur : 45 tahun

    Alamat : Desa Teupin Reusep, Sawang

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    Status Perkawinan : Menikah

    TMRS : 21 April 2013

    Jam : 17.45 WIB

    No.MR : 04 74 56

    Anamnesis

    Keluhan Utama : benjolan di lipatan paha kiri

    Keluhan Tambahan : nyeri di daerah ulu hati

    Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan adanya

    benjolan di lipatan paha kiri sejak 3 bulan SMRS. Menurut os awalnya benjolan

    masih dapat keluar masuk, os merasakan benjolan timbul saat berdiri, batuk dan

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    2/30

    2

    mengedan kemudian hilang saat istirahat. Benjolan berbentuk bulat, tidak nyeri

    jika ditekan dan dapat dimasukkan secara manual menggunakan jari.

    Sejak 2 hari SMRS os merasa benjolan tersebut tidak bisa masuk lagi, nyeri

    apabila ditekan, mual (+), muntah 2x dalam sehari, nyeri di daerah ulu hati (+),

    belum BAB sejak 2 hari yang lalu, dan perut os terlihat kembung.

    Riwayat Penyakit Dahulu : os menyatakan belum pernah mengalami gejala

    yang sama sebelumnya.

    Riwayat Pemakaian Obat : disangkal

    Riwayat Penyakit Keluarga : -

    B. PEMERIKSAAN FISIKTanda Vital:

    Tekanan darah : 110/70 mmHg

    Nadi : 80x/menit

    RR : 18x/menit

    Temperatur : 36,9 0C

    Kesadaran : Compos Mentis

    C. STATUS LOKALISATA1.

    KEPALA

    a. Bentuk kepala : kontur maxillofasial simetrisb. Mata : pupil isokor +/+, konjungtiva anemis -/-c. Hidung : dbnd. Mulut : dbne. Leher : tidak ada massa atau pembesaran KGB

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    3/30

    3

    2. THORAKSa. Inspeksi : simetris dalam keadaan statis maupun dinamis

    b. Palpasi : stem fremitus normal kiri dan kananc. Perkusi : sonor seluruh lapangan paru.d. Auskultasi : Paru : vesikuler +/+, Wheezing -/-, Rhonki -/-

    Jantung : BJ1>BJ2

    3. ABDOMENa. Inspeksi : simetris, tidak terlihat penonjolan, distensi (+)

    b. Palpasi : nyeri tekan (+) a/r epigastriumDarm contour (-), darm steifung (-)

    c. Perkusi : hipertimpani (+), liver dullness(-)d. Auskultasi : peristaltik + (meningkat)

    4. GENITALIABenjolan di inguinal kiri.

    Status lokalisasi :

    Inspeksi : terlihat massa a/r inguinalis sinistra

    bentuk : bulat

    hiperemis (-), pus (-)

    Palpasi : ukuran : 10 x 10 cm

    Batas : tegas

    Pergerakan : inmobile

    Konsistensi : keras

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    4/30

    4

    5. EKSTREMITASDeformitas (-), edema tungkai (-/-)

    D. DIAGNOSIS BANDING1. Hernia inguinalis lateralis strangulata2. Hernia inguinalis medialis3. Limfadenopati inguinal

    E. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium : darah rutin, KGD.

    EKG

    Radiologi : Rontgen thoraks AP lateral

    Foto polos abdomen

    Coil spring appearance (+), hearing bone (+), step leader

    appearance (+).

    F. DIAGNOSISHernia Inguinalis Lateralis Incarserata ( S )

    G. PENATALAKSANAANResusitasi (pre-op) : NGT ( pasien menolak dilakukan pemasangan

    NGT)

    Puasa

    Kateter ( pasien menolak dilakukan pemasangan

    kateter).

    Medikamentosa : IVFD RL 20 gtt/i

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    5/30

    5

    Inj Cefotaxim 1 gr/12 jam

    Inj Ranitidin 25 mg/8 jam

    Inj Ketorolac 3 %/8 jam

    Operatif : dilakukan operasi herniotomi

    H. LAPORAN OPERASI1. Tanggal 23 April 2013, pukul 10.30 WIB operasi dimulai2. Pasien dengan posisi telentang dalam spinal anastesi dilakukan

    tindakan aseptik.

    3. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril4. Dilakukan insisi dari atas massa5. Didapatkan kantong hernia inguinalis lateralis (S).6. Isi kantong berupa ileus terjepit 5 cm7. Dilakukan release ileus yang terjepit (viable, (+)8. Dilanjutkan dengan herniotomi + prolene mesh9. Rawat perdarahan10.Tutup lapis demi lapis

    I. INSTRUKSI POST OPERASI1. Bedrest2. Puasa 4 jam3. IVFD RL 20 gtt/i4. Inj Cefotaxim 1 gr/ 8 jam

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    6/30

    6

    5. Inj Kalnex amp/8 jam6. Inj Ranitidin 1 amp/12 jam7. Inj Ondancentron 1 amp/12 jam8. Ganti perban hari ke 3 post op

    J. PROGNOSISBila dilakukan tindakan operasi segera dan perawatan luka yang baik :

    Quo ad vitam : dubia at bonam Quo ad functionam : dubia at bonam Quo ad sanactionam : dubia at bonam

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    7/30

    7

    HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    Laboratorium RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara

    Hari/tanggal : Senin, 22 Maret 2013

    Darah Rutin

    Hemoglobin : 9,9 g% (N: L = 13-18; P = 12-16)

    LED : 23 mm/jam (N:

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    8/30

    8

    Poto polos abdomen posisi supine.

    Gambar 1.1 hernia inguinalis lateralis

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    9/30

    9

    Gambar 1.2 insisi di atas musc Obliqus externus abdominis

    Gambar 1.3 ileus yang terjepit

    Gambar 1.4 dilakukan release pada

    ileus yang terjepit

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    10/30

    10

    Gambar 1.4 dilanjutkan dengan

    herniotomi

    Gambar 1.4 dilanjutkan rawat

    perdarahan dan menutup luka

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    11/30

    11

    RESUME

    No. RM : 04 74 56

    Masuk tanggal : 21 April 2013

    1. Nama pasien : Tn.JY2. Umur : 45 tahun3. Alamat : Desa Teupin Reusep, Sawang4. Diagnosa masuk : Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra5. Diagnosa utama : ileus obstruktif et causa Hernia Inguinalis Lateralis

    Inkarserata Sinistra

    6. Jenis tindakan : Herniotomi7. Keadaan pasien waktu masuk : KU lemah, kesadaran compos mentis8. Pemeriksaan fisik : distensi abdomen (+), nyeri tekan a/r epigastrium,

    perkusi abdomen hipertimpani, auskultasi peristaltik meningkat.

    Daerah genitalia : adanya benjolan di inguinal kiri.

    Inspeksi : terlihat massa a/r inguinalis sinistra

    Bentuk bulat

    Palpasi : ukuran 10x10 cm

    Batas tegas, pergerakan immobile, konsistensi

    kenyal

    9. Pemeriksaan laboratorium : Darah rutin : anemia normokrom10.Pemeriksaan lain : Ro thorax normal

    Foto polos abdomen posisi supine terlihat

    gambaran coiled spring appearance (seperti per

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    12/30

    12

    yang bergulung) dan hearing bone (gambaran

    seperti tulang ikan).

    11.Terapi : - Ciprofloxacin 2 x 250 mg- Asam mefenamat 3x 500 mg- Ranitidin 2x1- Vit C 1x1- B Complex 2x1

    12.Keadaan pasien waktu pulang:Telah dilakukan herniotomi, kesadaran pasien compos mentis dengan

    keadaan umum baik. Luka pada bekas operasi sudah kering, jahitan sudah

    dibuka, nyeri tidak ada lagi.

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    13/30

    13

    STATUS FOLLOW UP PASIEN

    Tanggal S O A P

    21 april 2013 Benjolan di

    inguinal kiri

    (+), nyeri

    tekan (+),

    perut kembung

    (+),

    KU : lemah

    Sens: CM

    TD : 100/70

    mmHg

    HR : 82 x/i

    RR : 20x/i

    T : 36,50C

    HIL

    inkarserata

    (S).

    IVFD RL 20

    gtt/i

    Inj Cefotaxim 1

    gr/12 jam

    Inj Ranitidin

    amp/8 jam

    Inj Ketorolac

    3%/ 8 jam

    Inj

    ondancentron 1amp / 12 jam

    Antasyd syr 3 x

    C1.

    22 April 2013 Rencana

    hernioplasti.

    Benjolan di

    inguinal kiri,

    nyeri tekan

    (+), distensi

    abdomen (+).

    KU : lemah

    Sens: CM

    TD : 130/70

    mmHg

    HR : 82 x/i

    RR : 16x/i

    T : 35,90C

    HIL

    inkarserata

    (S).

    Rencana

    Hernioplasti

    Co PD (+),

    anastesi (+)

    EKG (+). Ro

    Thorax (+)

    Foto polos

    abdomen (+).23 April 2013 Post

    hernioplasti

    KU : lemah

    Sens: CM

    TD : 130/70

    mmHg

    HR : 82 x/i

    RR : 20x/i

    T : 36,90C

    DC (+)

    HIL

    inkarserata

    (S)

    Bed rest

    Puasa 4 jam

    IVFD RL 20

    gtt/i

    Inj Cefotaxim 1

    gr/8 jam

    Inj ketorolac

    3%/8 jam

    Inj Kalnex

    amp/8 jam

    Injondancentron 1

    amp / 12 jam.

    Ganti perban

    hari ke 3 post

    op.

    24 April 2013 Distensi

    abdomen (-),

    nyeri (+). Mual

    (-), muntah (-)

    KU : sedang

    Sens: CM

    TD : 100/60

    mmHg

    HR : 88x/i

    Post op

    hernioplasti

    HIL

    inkarseta

    (S) H+1

    IVFD RL 20

    gtt/i

    Inj Cefotaxim 1

    gr/8 jam

    Inj ketorolac

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    14/30

    14

    RR : 20x/i

    T : 36,50C

    DC (+)

    3%/8 jam

    Inj Kalnex

    amp/8 jamInj

    ondancentron 1

    amp / 12 jam.

    25 April 2013 Distensi

    abdomen (-),

    nyeri bekas op

    (-). Mual (-),

    muntah (-)

    KU : sedang

    Sens: CM

    TD : 110/70

    mmHg

    HR : 88x/i

    RR : 19x/i

    T : 370CDC (+)

    Post op

    hernioplasti

    HIL

    inkarseta

    (S) H+2

    IVFD RL 20

    gtt/i

    Inj Cefotaxim 1

    gr/8 jam

    Inj ketorolac

    3%/8 jam

    Inj Kalnexamp/8 jam

    Inj

    ondancentron 1

    amp / 12 jam.

    26 April 2013 Distensi

    abdomen (-),

    nyeri bekas op

    (-). Mual (-),

    muntah (-)

    KU : sedang

    Sens: CM

    TD : 80/60

    mmHg

    HR : 86x/i

    RR : 21x/i

    T : 370C

    DC (+)

    Post op

    hernioplasti

    HIL

    inkarseta

    (S) H+3

    IVFD RL 20

    gtt/i

    Inj Cefotaxim 1

    gr/8 jam

    Inj ketorolac

    3%/8 jam

    Inj Kalnex

    amp/8 jam

    Inj

    ondancentron 1

    amp / 12 jam

    27 April 2013 Nyeri (-), luka

    kering (+),

    berdarah (-)

    KU : baik

    Sens: CM

    TD : 100/60

    mmHg

    HR : 80x/iRR : 18x/i

    T : 36,70C

    DC (+)

    Post op

    hernioplasti

    HIL

    inkarseta

    (S) H+4

    IVFD RL 20

    gtt/i

    Inj Cefotaxim 1

    gr/8 jam

    Inj ketorolac3%/8 jam

    Inj Kalnex

    amp/8 jam

    Inj

    ondancentron 1

    amp / 12 jam

    28 April 2013 Nyeri (-), luka

    kering (+),

    berdarah (-)

    KU : baik

    Sens: CM

    TD : 90/60

    mmHg

    HR : 72x/i

    Post op

    hernioplasti

    HIL

    inkarseta

    (S) H+5

    IVFD RL 20

    gtt/i

    Inf

    metronidazol 1

    fls/12 jam

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    15/30

    15

    RR : 16x/i

    T : 370C

    DC Aff (+)

    Inf cairan

    nutrisi 1 fls/hari

    Inj Cefotaxim 1gr/8 jam

    Inj Gentamycin

    amp/12 jam

    Inj Torasic

    amp/8 jam

    29 April 2013 Nyeri (-), luka

    kering (+),

    berdarah (-),

    jahitan sudah

    dibuka (+)

    KU : baik

    Sens: CM

    TD : 100/60

    mmHg

    HR : 84x/iRR : 21x/i

    T : 370C

    DC Aff (+)

    Post op

    hernioplasti

    HIL

    inkarseta

    (S) H+6

    Pasien Pulang

    Berobat Jalan

    (PBJ)

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    16/30

    16

    DISKUSI

    Insiden hernia inguinalis lateralis 12 kali lebih banyak pada laki-laki

    dibandingkan perempun. Epidemiologi terjadi HIL pada laki-laki 27 % dan

    perempuan 3 %. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan 7 : 1. Berdasarkan

    data tersebut dapat disimpulkan bahwa kejadian HIL lebih sering pada laki-laki.

    Meskipun angka kejadiannya jarang HIL juga dapat dialami oleh perempuan.

    Berbagai faktor resiko dapat mempengaruhi yaitu kehamilan, melahirkan dan

    faktor usia, dari faktor resiko tersebut menyebabkan terjadinya kelemahan dinding

    abdomen.

    Pada tanggal 21 April 2013, Ny JC 45 tahun datang ke IGD Rumah Sakit

    Cut Meutia dengan keluhan adanya benjolan di lipatan paha kiri sejak 3 bulan

    SMRS. Menurut os awalnya benjolan masih dapat keluar masuk, os merasakan

    benjolan timbul saat berdiri, batuk dan mengedan kemudian hilang saat istirahat.

    Benjolan berbentuk bulat, tidak nyeri jika ditekan dan dapat dimasukkan secara

    manual menggunakan jari.

    Sejak 2 hari SMRS os merasa benjolan tersebut tidak bisa masuk lagi, nyeri

    apabila ditekan, mual (+), muntah 2x dalam sehari, nyeri di daerah ulu hati (+),

    belum BAB sejak 2 hari yang lalu, dan perut os terlihat kembung.

    Dari pemeriksaan fisik, abdomen distensi, nyeri tekan a/r epigastrium,

    hipertimpani dan peristaltik meningkat. Status lokalisata untuk daerah genitalia

    terlihat massa a/r inguinalis sinistra bentuk bulat dengan ukuran 10 x 10 cm,

    berbatas tegas, pergerakan immobile, dan konsistensi keras. Hasil pemeriksaan

    laboratorium darah rutin pasien mengalami anemia normokrom, foto thorak

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    17/30

    17

    posisi AP dalam batas normal, pada foto polos abdomen posisi supine terlihat

    adanya tanda-tanda obtruksi yaitu coil spring appearance (gambaran seperti per

    yang bergulung), dan hearing bone ( gambaran seperti tulang ikan). Dari hasil

    pemeriksaan pasien terdiagnosa ileus obtruksi et causa hernia inguinalis lateralis

    inkarserata.

    Pada tanggal 23 April 2013 dilakukan operasi herniotomi dan release

    ileus, ileus yang terjepit masih viable. Selanjutnya perawatan luka, dan ganti

    perban hari ke-3 setelah operasi.

    Tanggal 29 April 2013 pasien pulang berobat jalan dalam keadaan sehat,

    perawatan luka bagus, tidak ada nyeri, luka sudah kering dan sudah di aff hecting.

    Dan dianjurkan untuk melakukan kontrol ulang ke poli bedah RSU Cut Meutia.

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    18/30

    18

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.1DefinisiHernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan

    suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek)

    yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari

    tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah

    inguinal.1

    1.2Etiologi

    Terdapat dua faktor predisposisi utama hernia yaitu peningkatan tekanan

    intrakavitas dan melemahnya dinding abdomen2.

    Tekanan yang meningkat pada abdomen terjadi karena2 :

    1. Mengangkat beban berat

    2. BatukPPOK

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    19/30

    19

    3. Tahanan saat miksiBPH atau karsinoma

    4. Tahanan saat defekasikonstipasi atau obstruksi usus besar

    5. Distensi abdomenyang mungkin mengindikasikan adanya gangguan

    intraabdomen

    6. Perubahan isi abdomen, misalnya : adanya asites, tumor jinak atau ganas,

    kehamilan, lemak tubuh.

    Kelemahan dinding abdomen terjadi karena :

    1. Umur yang semakin bertambah

    2. Malnutrisibaik makronutrien (protein, kalori) atau mikronutrien (misalnya:

    Vit. C)

    3. Kerusakan atau paralisis dari saraf motorik

    4. Abnormal metabolisme kolagen.

    Seringkali, berbagai faktor terlibat. Sebagai contoh, adanya kantung

    kongenital yang telah terbentuk sebelumnya mungkin tidak menyebabkan

    hernia sampai kelemahan dinding abdomen akuisita atau kenaikan tekanan

    intraabdomen mengizinkan isi abdomen memasuki kantong tersebut2.

    GAMBARAN ANATOMIS

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    20/30

    20

    Fundus

    Isi hernia bervariasi, tetapi yang paling sering adalah organ dalam. pada abdomen

    isi terbanyak adalah usus halus dan omentum majus. Kemungkinan lainnya

    termasuk :

    1. usus besar dan apendiks

    2. Divertikulum Meckel

    3. Vesica Urinaria

    4. Ovariumdengan atau tanpa tuba falopi

    5. Cairan asites

    Menurut kepustakaan lain, hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia2 atau

    http://herrysetyayudha.files.wordpress.com/2011/11/hernia1.png
  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    21/30

    21

    orifisium hernia dan kantung hernia. Orifisium adalah defek dari lapisan

    aponeurosis paling dalam dari abdomen, dan sakus adalah kantung keluar dari

    peritoneum. Kolum dari kantung hernia berhubungan dengan orifisium. Hernia

    disebut eksterna jika kantung menonjol secara lengkap melalui dinding abdomen,

    dan interna jika sakus terletak di dalam kavitas viseral3.

    1.3PatogenesisLigamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior

    gonad ke permukaan interna labial/scrotum. Gubernaculum akan melewati

    dinding abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis.

    Processus vaginalis adalah evaginasi diverticular peritoneum yang membentuk

    bagian ventral gubernaculums bilateral. Pada pria testes awalnya retroperitoneal

    dan dengan processus vaginalis testes akan turun melewati canalis inguinalis ke

    scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum. Pada sisi sebelah kiri terjadi

    penurunan terlebih dahulu sehingga, yang tersering hernia inguinalis lateralis

    angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang

    sebelah kanan. Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian

    inferior menjadi ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke

    labia majus. Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan

    rongga peritoneal yang melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan

    melekatkan testis yang dikenal dengan tunika vaginalis. Jika processus vaginalis

    tidak menutup maka hidrokel atau hernia inguinalis lateralis akan terjadi.Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck. Akan tetapi tidak semua

    hernia ingunalis disebabkan karena kegagalan menutupnya processus vaginalis

    dibuktikan pada 20%-30% autopsi yang terkena hernia ingunalis lateralis

    proseccus vaginalisnya menutup.4

    Bagian bagian dari hernia 5

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    22/30

    22

    a. Pintu hernia adalah lapisan lapisan dinding perut dan panggul. Herniadinamai berdasarkan dari pintunya

    b. Kantung hernia adalah peritoneum parietalis, bagiannya adalah kolum,

    korpus dan basis

    c. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan

    panjang 4 cm dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale.

    Hernia dapat reponibel, ireponibel, obstruksi, strangulasi, atau terjadi inflamasi3.

    1. Hernia reponibelBila isi hernia dapat keluar masuk2, tetapi kantungnya menetap3.

    Isinya tidak serta merta muncul secara spontan, namun terjadi bila disokong gaya

    gravitasi atau tekanan intraabdominal yang meningkat3. Usus keluar jika berdiri

    atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak

    ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus4.

    http://herrysetyayudha.files.wordpress.com/2011/11/hernia2.png
  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    23/30

    23

    Gambar 2. Hernia reponibel 2

    2. Hernia IreponibelBila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga perut. Ini biasanya

    disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia

    ini disebut hernia akreta2. Dapat juga terjadi karena leher yang sempit dengan tepi

    yang kaku (misalnya pada : femoral, umbilical)3. Tidak ada keluhan rasa nyeri

    ataupun sumbatan usus2. Hernia ireponibel mempunyai resiko yang lebih besar

    untuk terjadi obstruksi dan strangulasi daripada hernia reponibel3.

    Gambar 3. Hernia Ireponibel 2

    3. Hernia obstruksi

    Hernia obstruksi berisi usus, dimana lumennya tertutup. Biasanya obstruksi terjadi

    pada leher kantong hernia. Jika obstruksi terjadi pada kedua tepi usus, cairan

    berakumulasi di dalamnya dan terjadi distensi (closed loop obstruction). Biasanya

    suplai darah masih baik, tetapi lama kelamaan dapat terjadi strangulasi3. Istilah

    inkarserataterkadang dipakai untuk menggambarkan hernia yang ireponibel

    http://herrysetyayudha.files.wordpress.com/2011/11/hernia3.png
  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    24/30

    24

    tetapi tidak terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia ireponibel yang mengalami

    obstruksi dapat juga disebut dengan inkarserata3

    . Operasi darurat untuk hernia

    inkarserata merupakan operasi terbanyak nomor dua operasi darurat untuk

    apendisitis. Selain itu, hernia inkarserata merupakan penyebab obstruksi usus

    nomor satu di Indonesia2.

    Gambar 4. Hernia inkarserata dengan ileus obstruksi usus2

    4. Hernia Strangulata

    Suplai darah untuk isi hernia terputus. Kejadian patologis selanjutnya adalah

    oklusi vena dan limfe; akumulasi cairan jaringan (edema) menyebabkan

    pembengkakan lebih lanjut dan sebagai konsekuensinya peningkatan tekanan

    vena. Terjadi perdarahan vena, dan berkembang menjadi lingkaran setan, dengan

    pembengkakan akhirnya mengganggu aliran arteri. Jaringannya mengalami iskemi

    http://herrysetyayudha.files.wordpress.com/2011/11/hernia4.png
  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    25/30

    25

    dan nekrosis. Jika isi hernia abdominal bukan usus, misalnya omentum, nekrosis

    yang terjadi bersifat steril, tetapi strangulasi usus yang paling sering terjadi

    dan menyebabkan nekrosis yang terinfeksi (gangren). Mukosa usus terlibat dan

    dinding usus menjadi permeabel terhadap bakteri, yang bertranslokasi dan masuk

    ke dalam kantong dan dari sana menuju pembuluh darah. Usus yang infark dan

    rentan, mengalami perforasi (biasanya pada leher pada kantong hernia) dan cairan

    lumen yang mengandung bakteri keluar menuju rongga peritonial menyebabkan

    peritonitis. Terjadi syok sepsis dengan gagal sirkulasi dan kematian3. Bila

    strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus, hernianya disebut hernia

    Richter. Ileus obstruksi mungkin parsial atau total, sedangkan benjolan hernia

    tidak ditemukan dan baru terdiagnosis pada waktu laparatomi. Komplikasi hernia

    Richter adalah strangulasi sehingga terjadi perforasi usus, dan pada hernia

    femoralis tampak seperti abses di daerah inguinal2.

    Gambar 5. Hernia Strangulata 2

    5. Hernia Inflamasi

    http://herrysetyayudha.files.wordpress.com/2011/11/hernia5.png
  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    26/30

    26

    Isi hernia mengalami inflamasi dengan proses apapun sebagai penyebab pada

    jaringan atau organ yang secara tidak normal mengalami hernia, misalnya3

    :

    1. Apendisitis akut

    2. Divertikulum Meckel

    3. Salpingitis akut

    Hampir tidak mungkin untuk membedakan hernia yang terinflamasi dengan yang

    mengalami strangulasi3.

    1.4Gejala dan Tanda Klinik1.4.1 Gejala

    Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha, pada beberapa orang adanya

    nyeri dan membengkak pada saat mengangkat atau ketegangan. Seringnya hernia

    ditemukan pada saat pemeriksaan fisik misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum

    masuk kerja. Beberapa pasien mengeluh adanya sensasi nyeri yang menyebar

    biasanya pada hernia ingunalis lateralis, perasaan nyeri yang menyebar hingga ke

    scrotum. Dengan bertambah besarnya hernia maka diikuti rasa yang tidak nyaman

    dan rasa nyeri, sehingga pasien berbaring untuk menguranginya.5

    Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit dibandingkan

    hernia ingunalis lateralis, dan juga kemungkinannya lebih berkurang untuk

    menjadi inkarserasi atau strangulasi.6

    1.4.2 Tanda

    Pada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan berdiri dan

    berbaring dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    27/30

    27

    untuk dilihat. Kita dapat mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara

    memasukan jari ke annulus jika cincinnya kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis

    inguinalis dan akan sangat sulit untuk menentukan pulsasi hernia yang sebenarnya

    pada saat batuk. Lain halnya pada cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas

    terlihat dan jaringan tissue dapat dirasakan pada tonjolandi kanalis ingunalis pada

    saat batuk dan hernia dapat didiagnosa.5 Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan

    fisik sangat sulit dlakukan dan ini tidak terlalu penting mengingat groin hernia

    harus dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia ingunalis pada masing-masing

    jenis pada umumnya memberikan gambaran yang sama, hernia yang turun hingga

    ke skrotum hampir sering merupakan hernia ingunalis lateralis.6

    Pada inspeksi

    Pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat

    simetris, dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan

    menghilang pada saat pasien berbaring . Sedangkan pada hernia ingunalis lateralis

    akan terlihat tonjolan yang yang bebentuk elips dan susah menghilang padaa saat

    berbaring.6

    Pada palpasi

    Dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan pada

    hernia inguanalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan

    tidak adanya tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta

    untuk batuk pada pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan tonjolan terasa pada

    sisi jari maka itu hernia direct. Jika terasa pada ujung jari maka itu hernia

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    28/30

    28

    ingunalis lateralis. Penekanan melalui cincin interna ketika pasien mengedan juga

    dapat membedakan hernia direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada hernia direct

    benjolan akan terasa pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbachs dan

    kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka

    perbedaannya dan hubungan secara anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis

    sulit dibedakan. Pada kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal tidak dapat

    ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi.6

    1.5Diagnosa BandingTabel 1. Benjolan lain yang harus dibedakan dari hernia pada dindingabdomen2

    1.6Pemeriksaan PenunjangHernia didiagnosis berdasarkan gejala klinis. Pemeriksan penunjang jarang

    dilakukan dan jarang mempunyai nilai.2

    1.7PenatalaksanaanHernia inguinalis harus selalu dilakukan operasi kecuali ada kontraindikasi,

    keadaan pasien terlalu lemah untuk dilakukan operasi atau risiko operasi terlalu

    tinggi. Sebelum melakukan operasi faktor pencetus hernia seperti konstipasi,

    Jaringan Benjolan

    Kulit Kista sebasea atau epidermoid

    Lemak Lipoma

    Fasia FibromaOtot Tumor yang mengalami hernia melalui pembungkusnya

    Arteri Aneurisma

    Vena Varikosa

    Limfe Pembesaran KGB

    Gonad Ektopik testis / ovarium

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    29/30

    29

    batuk kronis dan obstruksi uretra bladder neck harus diperbaki dahulu untuk

    mencegah terjadinya kekambuhan.

    Prinsip operasi hernia adalah menghilangkan sakus peritonealis dan menutup

    defek dasar inguinal. Tujuan tersebut dicapai dengan operasi herniotomi

    (memotong kandung hernia), herniografi (menutup defek dasar inguinal dengan

    jaringan sekitar defek) dan hernioplasti (menutup defek atau memperkuat dasar

    inguinal dengan bahan protesa).7

    1.8PrognosisPrognosis hernia inguinalis lateralis baik apabila ditangani secara tepat dan

    cepat. Pada anak, insiden terjadinya komplikasi hanya sekitar 2 %. Insiden infeksi

    pasca bedah mendekati 1% dan recurrent kurang dari 1%. Meningkatnya insiden

    recurrent ditentukan bila ada riwayat inkarserata atau strangulata.4

  • 7/29/2019 lapkas hasnul bedah

    30/30

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Widjaja, H, Anatomi abdomen, Jakarta, EGC, 2007, Hal : 21-25.

    2. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong, 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2,

    Jakarta, EGC, Hal: 523-537

    3. Henry MM, Thompson JN , 2005, Principles of Surgery, 2nd edition,

    Elsevier Saunders, page 431-445.

    4. Sabiston, Buku Ajar Ilmu Bedah, bagian I, cetakan ke-dua, EGC, Jakarta,

    1995. Hal : 228, 243.

    5. Schwartz, Shires, Spencer, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6,

    EGC, Jakarta, Hal : 509517.

    6. McVay, C.B : Pada Davis, L (Ed) : Christophers Text Book of Surgery,

    9th ed. Philadelphia, W.B. Saunders Company, 1968.

    7. William RCN, Waxman BP.Scott : An Aid to Clinical Surgery.5 th ed.Edinburg. Churchill Livingstone. 1994.p : 337-343.