kinetika asam lemak bebas

Upload: feri-julianto-fflate

Post on 02-Mar-2018

267 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    1/65

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    2/65

    RINGKASAN

    ILHAM RIZAL PUTRA. Kinetika Perubahan Kadar Asam Lemak Bebas dan

    Kadar Minyak Kelapa Sawit Akibat Penundaan Waktu Pengolahan. (Dibimbing oleh

    KIKI YULIATIdan RAHMAD HARI PURNOMO)

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinetika perubahan kadar

    asam lemak bebas dan kadar minyak kelapa sawit akibat penundaan waktu

    pengolahan tandan buah segar (TBS). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

    Kimia Hasil Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

    Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok

    (RAK) non faktorial dengan tujuh faktor perlakuan penundaan waktu pengolahan (0,

    8, 16, 24, 32, 40 dan 48 jam) dan diulang sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati

    adalah kadar air, kadar minyak dan kadar asam lemak bebas. Hasil yang diperoleh

    dari penelitian adalah kadar air tertinggi diperoleh dari perlakuan A yaitu sebesar

    30,0% dan kadar air terendah diperoleh dari perlakuan G yaitu sebesar 18,3%.

    Persamaan regresi penurunan kadar air adalah y = - 0,0043 x + 1,4572 dan kecepatan

    penurunan kadar air adalah sebesar 0,0043% per jam. Kadar asam lemak bebas

    tertinggi terjadi pada penundaan waktu olah TBS 48 jam yaitu sebesar 5,14% dan

    kadar asam lemak bebas terendah terjadi pada TBS yang segera diolah setelah

    dipanen yaitu sebesar 2,96%. Persamaan regresi peningkatan kadar asam lemak

    bebas adalah y = 0,0046 x + 0,4589 dan kecepatan peningkatan asam lemak bebas

    adalah sebesar 0,0046% per jam. Kadar minyak tidak berubah secara statistik akibat

    penundaan waktu pengolahan.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    3/65

    SUMMARY

    ILHAM RIZAL PUTRA. Kinetics Change of Free Fatty Acid Content and Lipid

    Content of Oil Palm Due to Processing Time Postpone. (Suvervised by KIKI

    YULIATI and RAHMAD HARI PURNOMO).

    The research objective was to analyze kinetics change of free fatty acid

    content and lipid content of oil palm due to processing time delay of fresh fruit bunch

    (FFB). The study was conducted in June to November 2013 at the Laboratory of

    Agricultural Chemistry of Agricultural Department, Agricultural Faculty, University

    of Sriwijaya, Indralaya.

    The method used in this study was non-factorial completely randomized

    block design consisting of seven treatment factors of processing time postpone (0, 8,

    16, 24, 32, 40 and 48 hours) with three replications for each treatment. The observed

    parameters were water content, lipid content and free fatty acid content. The results

    showed that the highest water content of 30,00% was found on palm il obtained from

    FFB with no processing delay and the lowest one of 18,3% was found on the oil

    obtained from FFB delayed for 48 hours. The regression equation for water content

    was y = - 0.0043 x + 1.4572 and the decrease of water content was of tge rate of

    0.0043 % per hour. The highest free fatty acid content of 5,14% was found in the oil

    obtained from FFB delayed for 48 hours and the lowest one of 2,96% was found on

    oil extracted from FFB without any delay time of processing. The regression

    equation for free fatty acid content was y = 0.0046 x + 0.4589 and rate of free fatty

    acid content increase was 0.0046 % per hour. The delay in processing time of fresh

    fruit bunch statistically did not change of the oil content.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    4/65

    KINETIKA PERUBAHAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN

    KADAR MINYAK KELAPA SAWIT AKIBAT PENUNDAAN

    WAKTU PENGOLAHAN

    Oleh

    ILHAM RIZAL PUTRA

    SKRIPSI

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Teknologi Pertanian

    pada

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

    JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    INDRALAYA

    2013

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    5/65

    KINETIKA

    PERT]BAHAN

    ^' iT$i*

    LEMAK

    BEBAS

    DAI\

    KADAR

    MIIYYAK

    KELAPA SAWIT

    AKIBAT

    PEI{UNDAAI\I

    WAKTU

    PENGOLAHAN

    Oleh

    ILHAM

    RIZAL PUTRA

    05091003007

    Telah

    diterima

    sebagai

    salah satu

    syarat untuk

    memperoleh

    gelrr

    Sarjana

    Teknologi Pertanian

    Pembimbing

    I

    Indralaya, Desember 2013

    Fakultas Pertanian

    Dr.Ir. Kiki

    Y,

    uliati.

    M.Sc

    Pembimbing

    Il,

    6Hx,%

    fi-3'1$ry2tr6U

    11198503

    I

    002

    Ir.

    Rahma0

    Hari.Purnqmo.

    M.SL

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    6/65

    Skripsi

    yang

    berjudul

    Kinetika

    Perubahan

    Kadar

    Asam

    Lemak

    Bebas dan Kadar

    Minyak

    Kelapa

    Sawit

    Akibat

    Penundaan

    Waktu

    Pengolahan

    oleh

    Ilham

    Rizal

    Putra

    telah dipertalrankan didepan

    Komisi

    Penguji

    pada

    tanggal

    11

    Desember 2013.

    Komisi

    Penguji

    1.

    Dr.

    Ir. Kiki Yuliati,

    M.Sc.

    2.

    Ir.

    Rahmad Hari Purnomo,

    M.Si.

    3

    Dr.

    Ir.

    Gatot Priyanto,

    M.S.

    4.

    Hermanto, S.TP.,

    M.Si.

    5.

    Hilda

    Agustin4

    S.TP., M.Si.

    Mengetahui

    Kefua

    Jurusan

    ,N*4

    )

    sekretaris

    t%..>

    Anggota

    (.N..t...)

    Anggota

    Anggota

    Mengesahkan

    Ketua

    Program

    Studi

    Teknologi Hasil Pertanian

    9750610

    2002122002

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    7/65

    PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

    bahwa seluruh data dan informasi yang disajikan dalam skripsi ini, kecuali yang

    disebutkan dengan jelas sumbernya, adalah hasil penelitian dan investigasi saya

    sendiri serta dosen pembimbing dan belum pernah atau tidak sedang diajukan

    sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan lain atau gelar yang sama di

    tempat lain.

    Indralaya, Desember 2013

    Yang membuat pernyataan,

    Ilham Rizal Putra

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    8/65

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan pada tanggal 28 Maret 1992 di Koto Majidin Hilir

    Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci, merupakan anak kedua dari tiga

    bersaudara. Orang tua bernama Bapak Aprisal dan Ibu Husniwati.

    Pendidikan sekolah dasar diselesaikan pada tahun 2003 di SDN 121/III Koto

    Majidin, sekolah menengah pertama pada tahun 2006 di SMPN 1 Sungai Penuh dan

    sekolah menengah atas tahun 2009 di SMAN 1 Sungai Penuh. Penulis diterima

    sebagai mahasiswa melalui jalur Penelusuran Minat dan Prestasi (PMP) di Program

    Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian

    Universitas Sriwijaya, Indralaya, pada bulan September 2009.

    Penulis telah melaksanakan Praktik Lapangan di PT Perkebunan Nusantara

    VII UU Betung dengan judul Tinjauan Penanganan Pasca Panen dan Transportasi

    Tandan Buah Segar Kelapa Sawit yang dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Kiki Yuliati,

    M.Sc. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa

    Teknologi Pertanian (HIMATETA) sebagai Ketua Umum dan aktif di Badan

    Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian sebagai Anggota Divisi Sosial Masyarakat.

    Penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Juli hingga

    September 2012 di Desa Talang Aur Indralaya Ogan Ilir.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    9/65

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta

    alam yang telah memberikan segala kesempatan lahir dan batin kepada penulis

    sehingga dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang berjudul Kinetika

    perubahan kadar asam lemak bebas dan kadar minyak kelapa sawit akibat penundaan

    waktu pengolahan. Shalawat dan salam selalu tersanjung kepada suri tauladan

    umat manusia, baginda Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para kaum

    muslimin dan muslimat hingga akhir hayat.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi

    bimbingan, arahan dan semangat dalam pengusunan skripsi ini, sehingga dapat

    diselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    Penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, dan

    arahan semangat dalam penyusunan skripsi ini, sehingga dapat diselesaikan dengan

    baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

    1.

    Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan nikmat-Nya

    2.

    Kedua orangtua saya, Bapak Aprisal dan Ibu Husniwati yang senantiasa

    memberikan doa, kasih sayang, dukungan, saran, semangat dan bantuan baik

    moril maupun materil.

    3. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

    4. Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian

    Universitas Sriwijaya.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    10/65

    5.

    Ketua Program Studi Teknologi Hasil Pertanian dan Ketua Program Studi

    Teknik Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

    Sriwijaya.

    6. Ibu Dr. Ir. Kiki Yuliati. M.Sc. selaku dosen Pembimbing Akademik dan selaku

    pembimbing I, yang telah memberikan arahan, bantuan, saran dan motivasi

    kepada penulis serta memberikan dukungan moril selama penulis menjadi

    mahasiswa.

    7.

    Bapak Ir. Rahmad Hari Purnomo, M.Si. selaku Pembimbing II, yang telah

    memberikan arahan, bantuan, saran serta kepercayaan kepada penulis.

    8.

    Bapak Dr. Ir. Gatot Priyanto, M.S. selaku Penguji I, Bapak Hermanto, S.TP.,

    M.Si. selaku penguji II dan Ibu Hilda Agustina, S.TP., M.Si. selaku penguji III

    yang telah memberikan arahan, bantuan, saran serta bimbingan nya sehingga

    skripsi ini jadi lebih baik.

    9. Semua dosen di Fakultas Pertanian dan Jurusan Teknologi Pertanian yang telah

    memberikan banyak pelajaran di bidang Pertanian dan Teknologi Pertanian.

    10.

    Saudara kandung, Dian Indriani dan Nurul Amini yang telah memberikan doa,

    bantuan dan semangat.

    11.

    Keluarga besar saya di mana saja berada yang telah memberikan doa semangat

    dan motivasi kepada penulis.

    12. Seluruh staf Jurusan Teknologi Pertanian (Yuk Ana, Kak Hendra, Kak Jhon)

    atas semua bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada penulis.

    13. Seluruh staf laboratorium Jurusan Teknologi Pertanian (Mbak Hafsah, Mbak

    Lisma dan Mbak Tika) atas semua bantuan selama berada di laboratorium.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    11/65

    14.

    Teman-teman terbaik (M. Nur, Samir, Tri Tauhid, Fajar, Dafi, Khalik, Andhika,

    Henry Sitorus, Jimmi, Hendri H, Ichsan, Riansa, Yopi, Rizal, M. Irza S.TP,

    Prima Septika, Raini Panjaitan, S.TP) terima kasih telah saling mengingatkan

    dalam kebaikan dan kesabaran. Terima kasih atas doa, semangat bantuan dan

    persahabatan yang hangat.

    15. Teman-teman KKN Tematik (Bob, Khalik, Adnan, Erna, Raini, Dian, Rissa,

    Ratu ayu).

    16.

    Teman-teman bimbingan (Muammar Kadafi dan Meiyanti)

    17.

    Semua teman-teman THP 2009 (Fitriah, Nafisah, Cerry, Seftyara, Ira Gusti

    S.TP, Ikhsan, Desi Purnamasari S.TP, Widia Purnamasari, S.TP, Laurensia

    S.TP, Sari Asima S.TP, M Irfan, Firmansyah, Engki, M Elfano, Abeng,

    Widyaliza, Eva Marpaung S.TP, Niken Ayu S.TP, Siska, Ratih) yang telah

    memberikan semangat, kritik dan saran, serta persahabatan yang indah.

    18. Adik-adik tingkat (Rizki, Thaha, Sarhan, Siwiek, Sarah, Ummia, Athifah, Risca,

    Tiwi). Terima kasih atas bantuan dan semangat yang telah diberikan.

    19.

    Semua teman-teman angkatan 2010, 2011, 2012 dan 2013 yang tidak bisa

    disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk segala bantuan nya.

    20.

    Seluruh pihak yang tidak dapat saya tuliskan satu persatu yang senantiasa

    memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

    Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat

    bagi kita semua.

    Indralaya, Desember 2013

    Penulis

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    12/65

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................. viii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................. ix

    I.PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

    A.Latar Belakang ................................................................................................................... 1

    B.Tujuan ................................................................................................................................ 5

    II.TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 6

    A.Kelapa Sawit ...................................................................................................................... 6

    B.Asam Lemak Bebas ........................................................................................................... 8

    C.Kadar Minyak Kelapa Sawit ............................................................................................ 11

    D.Kadar Air ......................................................................................................................... 12

    E. Minyak Kelapa Sawit ...................................................................................................... 12

    F. Kinetika Reaksi ................................................................................................................. 14

    III.

    PELAKSANAAN PENELITIAN.................................................................................. 16

    A.Tempat dan Waktu ........................................................................................................... 16

    B.Alat dan Bahan ................................................................................................................ 16

    C.Metode Penelitian ............................................................................................................ 16

    D.Cara Kerja ........................................................................................................................ 19

    E. Parameter ......................................................................................................................... 20

    IV.

    HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 24

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    13/65

    vi

    A.Kadar Air ......................................................................................................................... 24

    B.

    Kadar Minyak .................................................................................................................. 28

    C.Kadar Asam Lemak Bebas ............................................................................................... 30

    V. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................... 35

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 36

    LAMPIRAN............................................................................................................................... 39

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    14/65

    vii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Standar nasional mutu minyak kelapa sawit ........................................................ 3

    Tabel 2. Komponen dalam minyak kelapa sawit ............................................................. 13

    Tabel 3. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit .................................................... 14

    Tabel 4. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pengaruh penundaan waktu pengolahan

    terhadap kadar air ............................................................................................... 25

    Tabel 5. Analisis keragaman pengaruh penundaan waktu pengolahan terhadap

    kadar minyak ...................................................................................................... 29

    Tabel 6. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pengaruh lama penundaan waktu pengolahan

    terhadap kadar asam lemak bebas ..................................................................... 30

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    15/65

    viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Kadar air dengan perlakuan penundaan waktu pengolahan ......................... 24

    Gambar 2. Laju penurunan kadar air kelapa sawit akibat penundaan waktu olah ......... 27

    Gambar 3. Kadar minyak kelapa sawit dengan perlakuan penundaan waktu

    pengolahan (basis kering) ............................................................................ 29

    Gambar 4. Kadar minyak kelapa sawit dengan perlakuan penundaan waktu

    pengolahan (basis basah).............................................................................. 29

    Gambar 5. Kadar asam lemak bebas dengan perlakuan penundaan waktu

    pengolahan ................................................................................................... 30

    Gambar 6. Laju peningkatan kadar asam lemak bebas kelapa sawit terhadap

    waktu penundaan pengolahan ...................................................................... 33

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    16/65

    ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Diagram alir preparasi sampel ................................................................... 38

    Lampiran 2. Diagram alir kinetika perubahan kadar asam lemak bebas

    dan kadar minyak ....................................................................................... 39

    Lampiran 3. Gambar kelapa sawit dan minyak yang dihasilkan ................................... 40

    Lampiran 4. Analisis keragaman dan uji BNJ pengaruh penundaan waktu

    Pengolahan terhadap kadar air ................................................................... 41

    Lampiran 5. Analisis keragaman dan uji BNJ pengaruh penundaan pengolahan

    terhadap kadar asam lemak bebas .............................................................. 43

    Lampiran 6. Analisis keragaman pengaruh penundaan waktu pengolahan terhadap

    kadar minyak ............................................................................................ 45

    Lampiran 7. Penentuan orde kinetika perubahan kadar air dan kadar asam

    Lemak bebas............................................................................................... 47

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    17/65

    1

    I.PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati dengan potensi

    produksi sekitar 6 ton minyak per hektar per tahun. Minyak nabati yang dihasilkan

    dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit (CPO atau Crude Palm Oil )

    yang bewarna kuning dan minyak inti kelapa sawit (PKO atauPalm Kernel Oil) yang

    berwarna jernih. CPO dan PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan

    (minyak goreng dan margarin), industri sabun (bahan penghasil busa), industri baja

    (bahan pelumas), industri tekstil, kosmetik dan bahan bakar alternatif (Sastrosayono,

    2008).

    Menurut Syahrial (1985), mutu minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh mutu

    bahan baku yang berupa tandan buah segar (TBS). Kualitas tandan buah segar

    (TBS) dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah saat dipanen, pemeliharaan

    tanaman dan teknik budidaya, dan penanganan pascapanen. Tandan buah segar yang

    sudah dipanen sebaiknya segera diolah.

    Tandan buah segar (TBS) dipanen saat kematangan buah tercapai dengan

    ditandai oleh sedikitnya 1 brondolan telah lepas/kg TBS. Dengan kriteria panen ini,

    diharapkan kandungan minyak dalam tandan buah segar (TBS) optimal dengan

    kandungan asam lemak bebas (ALB) yang sangat rendah dan biaya panen yang

    relatif lebih ekonomi (Adiputra, 2003).

    Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas

    (ALB) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    18/65

    2

    keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung asam lemak

    bebas (ALB) dalam persentase tinggi. Sebaliknya jika pemanenan dilakukan dalam

    keadaan buah belum matang, selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang

    diperoleh juga rendah (Purba, 2010).

    Tingkat kematangan buah kelapa sawit terbagi dalam tujuh fraksi. Buah

    fraksi nol-nol (F00) disebut juga buah sangat mentah dan belum mengandung

    minyak. Fraksi nol (F0) adalah buah mentah dengan jumlah buah yang membrondol

    antara 1 sampai 12,5% dari berat TBS. Fraksi satu (F1) adalah buah kurang matang

    dengan jumlah buah luar yang membrondol antara 12,5% sampai 25%, sedangkan

    fraksi 2 (F2) adalah buah matang I dengan jumlah buah luar yang membrondol antara

    25 sampai 50 %. Fraksi tiga (F3) adalah buah matang II dengan buah luar yang

    membrondol antara 50 sampai 75%, fraksi empat (F4) buah lewat matang I dengan

    jumlah buah luar yang membrondol antara 75 sampai 100%. Fraksi lima (5) adalah

    buah lewat matang II dengan buah dalam ikut membrondol dan ada buah yang busuk

    (Djajeng dan Yuliani, 2005).

    Optimasi untuk memperoleh rendemen yang tinggi dan asam lemak bebas

    (ALB) yang rendah dilakukan dengan memanen buah fraksi dua dan tiga (kriteria

    matang). Buah pada tingkat kematangan fraksi empat dan lima mengandung

    rendemen yang tinggi, namun dengan kadar asam lemak bebas yang juga tinggi.

    Perlakuan pasca panen yang baik adalah mengirimkan buah segera dari kebun ke

    pabrik dan meminimalisasi persentase buah memar untuk menghasilkan produk yang

    berkualitas baik (Pahan, 2006).

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    19/65

    3

    Setelah kadar minyak mencapai maksimal, buah akan lepas dari tandannya.

    Pada saat ini kandungan asam lemak bebas dalam buah akan terus meningkat. Ciri-

    ciri tandan buah yang matang ditentukan oleh angka kematangan yaitu jumlah buah

    yang brondol dari tandan, bukan ditentukan oleh warna buah. Persentase minyak

    kelapa sawit dari bobot tandan buah segar (TBS) pada buah yang kurang matang

    relatif kecil walaupun asam lemak bebasnya juga rendah. Kualitas CPO dari buah

    yang terlalu matang tergolong buruk karena kandungan asam lemak bebas cukup

    tinggi. Kandungan ALB (free fatty acid) harus lebih kecil dari 5%. Asam lemak

    bebas yang tinggi juga dapat disebabkan oleh pembusukan buah, baik akibat

    transportasi ke pabrik atau keterlambatan proses perebusan (Sastrosayono, 2008).

    Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas minyak

    kelapa sawit harus diperhatikan oleh produsen agar produknya diterima oleh

    konsumen, terutama konsumen luar negeri. Standar mutu minyak kelapa sawit

    berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-2901-2006. Seperti disajikan

    pada Tabel 1.

    Tabel 1. Standar nasional mutu minyak kelapa sawit

    No Karakteristik Batasan

    1 Kadar asam lemak bebas %

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    20/65

    4

    sangat penting untuk diperhatikan yang dapat mempengaruhi kadar minyak dan ALB

    buah sawit adalah derajat kematangan buah (Mangoensoekarjo dan Semangun,

    2003).

    Salah satu bagian penting dari mata rantai industri kelapa sawit yang turut

    berperan dalam optimasi produksi minyak sawit adalah transportasi pengangkutan

    tandan buah segar. Transportasi tandan buah segar dimulai saat tandan buah segar

    selesai dipanen sampai dibongkar di loading ramp untuk diolah di pabrik. Kegiatan

    penjadwalan yang tertata rapi akan menguntungkan dengan dilihat dari tiga sisi, yaitu

    efisiensi sumber daya, penjagaan mtu tandan buah segar, dan peningkatan

    produktivitas. Transportasi buah kelapa sawit ke pabrik merupakan tahap penting

    karena hal ini akan berpengaruh terhadap kandungan asam lemak bebas dalam buah

    kelapa sawit. Asam lemak bebas pada buah kelapa sawit akan naik apabila dalam

    waktu 8 jam tidak dilakukan proses pengolahan. Hal ini merupakan salah satu

    kerugian karena kandungan asam lemak bebas merupakan salah satu faktor mutu

    yang penting pada minyak kelapa sawit. Oleh sebab itu untuk menghindari

    peningkatan asam lemak bebas maka sebaiknya tandan buah segar kelapa sawit

    diolah sesegera mungkin (Pahan, 2008).

    Berdasarkan kondisi dan kendala transportasi TBS kelapa sawit yang dapat

    menghambat TBS tiba di pabrik untuk diolah, perlu dilakukan penelitian tentang laju

    perubahan kadar ALB dan kadar minyak kelapa sawit jika terjadi penundaan

    pengolahan setelah TBS dipanen.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    21/65

    5

    B. Tujuan

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis laju perubahan kadar

    asam lemak bebas dan kadar minyak kelapa sawit (TBS) akibat penundaan waktu

    pengolahan.

    C. Hipotesis

    Diduga penundaan waktu pengolahan tandan buah segar berpengaruh

    nyata terhadap kadar asam lemak bebas dan kadar minyak kelapa sawit.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    22/65

    6

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kelapa Sawit

    Klasifikasi dan penyebaran kelapa sawit merupakan pengetahuan dasar untuk

    memahami tanaman tersebut (Wessels-Boer, 1965). Semua tumbuhan dalam bidang

    botani diklasifikasikan secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini

    dikembangkan oleh Corolus Linnaeus. Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan

    sebagai berikut :

    Divise :Embryophyta Siphonagama

    Kelas :Angiospermae

    Ordo :Monocotyledonae

    Famili :Arecaceae

    Subfamili : Cocoideae

    Genus :Elaeis

    Spesies :E. Guineensis

    Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu contoh tanaman

    yang tergolong kedalam jenis palm yang menghasilkan minyak. Tumbuhan ini

    berasal dari Nigeria, Afrika Barat digunakan sebagai sumber minyak makan dan

    provitamin A bagi penduduk setempat (Selardi, 2003).

    Perkembangan industri kelapa sawit telah dipaparkan secara jelas oleh

    Hartley (1988). Ekspor minyak dan inti sawit dari Afrika dimulai pada abad ke-19.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    23/65

    7

    Sumber minyak pada masa tersebut hanya berasal dari tanaman kelapa sawit yang

    tumbuh liar dan minyak masih diekstrak dengan cara sederhana dan tidak efisien.

    Kelapa sawit adalah tumbuhan penghasil minyak tertinggi, misalnya jika

    dibandingkan kelapa. Suatu kebun kelapa sawit yang keadaannya kurang baik masih

    memeberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kebun kelapa yang terpelihara

    baik (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2003).

    Menurut Selardi (2003), kelapa sawit yang menghasilkan CPO dapat

    diklasifikasikan menjadi 4 (empat) varietas, yaitu :

    1.

    Dura, cangkang tebal (antara 2 sampai 8 mm), daging buah tipis (antara 35

    sampai 55%), inti besar, tidak dikelilingi sabut pada kulit luar tempurung dan

    hasil ekstraksi minyaknya antara 17 sampai 18 %.

    2. Psifera, hampir tidak mempunyai cangkang, daging buah tebal (lebih tebal dari

    daging buah jenis Dura), inti sangat tipis dan tidak dikembangkan untuk tujuan

    komersil.

    3. Tenera, suatu hibrida yang diperoleh dari penyilangan Dura dan Psifera,

    cangkang tipis (antara 0,5 sampai 4 mm), serat tebal mengelilingi inti yang kecil,

    daging buah tebal (antara 60 sampai 96% dari buah) dan hasil ekstraksi

    minyaknya berkisar antara 23 sampai 26%.

    4. Macocarya, memiliki tempurung dengan tebal 5 mm dan daging buah yang

    sangat tipis.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    24/65

    8

    B. Asam Lemak Bebas

    Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang sangat penting

    disamping minyak dan gas yang juga memiliki nilai ekspor yang cukup baik. Oleh

    sebab itu diperlukan pengawasan untuk mempertahankan kualitas maupun kuantitas

    komoditi tersebut. Minyak kelapa sawit yang dihasilkan tersebut harus didukung

    dengan mutu yang baik pula. Minyak kelapa sawit dengan mutu yang baik akan

    dinilai lebih tinggi. Kriteria minyak kelapa sawit yang diperlukan adalah berwarna

    pucat dan aroma bau yang normal, dapat disimpan dalam jangka yang cukup, mudah

    dimurnikan dan kadar asam lemak bebas (ALB) serendah mungkin (Pahan, 2006).

    Asam lemak bebas merupakan salah satu kriteria mutu dalam Standar

    Nasional Indonesia untuk minyak goreng atau minyak kelapa sawit yang belum

    dimurnikan. Standar kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit adalah

    kurang dari 5%. Asam lemak bebas pada CPO terbentuk akibat proses hidrolisis

    trigliserida dan faktor yang mempengaruhi proses ini antara lain adalah kadar air,

    aktivitas enzim yang berfungsi sebagai katalis (enzim lipase), suhu dan kandungan

    fosfor. Reaksi hidrolisis terjadi akibat interaksi antara air dengan lemak yang

    menyebabkan putusnya beberapa asam lemak dari trigliserida pada minyak yang

    menghasilkanFree Fatty Acid(FFA) dan gliserol (Lawson, 1985).

    Peningkatan kadar ALB akibat proses hidrolisis trigliserida pada buah sawit

    terjadi mulai dari saat tandan dipanen sampai tandan diolah di pabrik. Semakin lama

    reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.

    Pembentukan ALB dikatalis oleh enzim lipase yang terdapat dalam sel mesokrap

    atau yang berasal dari luar sel seperti yang dihasilkan oleh bakteri maupun kapang.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    25/65

    9

    Kerusakan fisik akibat transportasi atau penundaan panen dan pengangkutan akan

    meningkatkan jumlah buah luka, memar, busuk ataupun rusak sehingga aktivitas

    memacu enzim lipase sehingga ALB meningkat. Aktivitas enzim lipase dipengaruhi

    oleh suhu. Kecepatan hidrolisis oleh enzim lipase yang terdapat dalam jaringan

    relatif lambat pada suhu rendah, sedangkan pada kondisi yang cocok proses

    hidrolisis oleh enzim lipase akan sangat cepat.

    Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB dalam

    minyak sawit antara lain:

    - Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu.

    - Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah.

    - Penumpukan buah yang terlalu lama.

    - Proses hidrolisis selama pemrosesan di pabrik.

    Pemanenan pada waktu yang tepat merupakan salah satu usaha menekan

    kadar ALB sekaligus memaksimalkan rendemen minyak. Pemetikan buah sawit di

    saat buah belum matang (saat metabolisme pembentukan minyak belum sempurna)

    belum menghasilkan gliserida yang sempurna. Pemetikan setelah batas tepat panen

    yang ditandai dengan buah berjatuhan dan menyebabkan pelukaan pada buah

    lainnya, akan menstimulir penguraian enzimatis pada buah sehingga meningkatkan

    ALB dan akhirnya terikut dalam buah sawit yang masih utuh sehingga kadar ALB

    meningkat. Oleh sebab itu pemanenan tandan buah segar harus dikaitkan dengan

    kriteria matang panen sehingga dihasilkan minyak sawit yang berkualitas tinggi.

    Sebaiknya panen dilakukan pada saat buah berumur 15-17 minggu karena pada saat

    itu tidak terjadi peningkatan asam lemak bebas yang terbentuk antara lain karena

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    26/65

    10

    penguraian lemak oleh enzim lipase yang mulai aktif pada mesokarp yang berumur

    16-20 minggu.

    Bentuk semi padat minyak kelapa sawit disebabkan oleh kandungan asam

    lemak jenuh. Lebih dari 50% asam lemak yang ada merupakan asam lemak jenuh

    dengan komponen utama adalah asam palmitat dan 40% nya merupakan asam lemak

    tidak jenuh tunggal (asam oleat) dan sekitar 10 % merupakan asam lemak tidak jenuh

    jamak (asam linoleat). Asam palmitat bentuk bebas dan bentuk terikat sebagai

    monopalmitin, dipalmitin dan tripalmitin memiliki titik leleh yang relatif tinggi

    sehingga pada suhu ruang senyawa tersebut berbentuk padat (May, 1994). Beberapa

    trigliserida akan terurai menjadi senyawa-senyawa lain, salah satunya adalah asam

    lemak bebas (Ketaren, 1986).

    Mutu minyak kelapa sawit dapat dilihat melalui kadar asam lemak bebas

    (ALB). ALB yang diinginkan dari minyak kelapa sawit tersebut memiliki

    kandungan ALB yang rendah. Faktor lain yang mempengaruhi mutu CPO adalah

    kadar air dalam minyak, jika kadar air di dalam minyak kelapa sawit sangat besar

    maka dapat mengakibatkan hidrolisis gliserida sehingga ALB semakin besar pula.

    Selain itu kadar kotoran juga dapat mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit

    (Ritonga, 2006).

    C. Kadar Minyak Kelapa Sawit

    Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit ialah minyak sawit

    yang terdapat pada daging buah (mesokarp) dan minyak inti sawit yang terdapat pada

    kernel. Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    27/65

    11

    fisika-kimia. Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari

    setelah penyerbukan, dan berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak

    sudah jenuh. Jika dalam buah tidak terjadi lagi pembentukan minyak, maka yang

    terjadi ialah pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol.

    Pembentukan minyak berakhir jika dari tandan yang bersangkutan telah terdapat

    buah membrondol normal. Minyak yang mula-mula terbentuk dalam buah adalah

    trigliserida yang mengandung asam lemak bebas jenuh dan setelah mendekati masa

    pematangan buah terjadi pembentukan trigliserida yang mengandung asam lemak

    tidak jenuh.

    Untuk melindungi minyak dari oksidasi yang dirangsang oleh sinar matahari

    maka tanaman tersebut membentuk senyawa kimia pelindung yaitu karoten. Setelah

    penyerbukan kelihatan buah berwarna hitam kehijau-hijauan dan setelah terjadi

    pembentukan minyak akan terjadi perubahan warna buah menjadi ungu kehijau-

    hijauan. Pada saat-saat pembentukan minyak terjadi yang berupa trigliserida dengan

    asam lemak tidak jenuh, tanaman membentuk karoten dan phitol untuk melindungi

    dari oksidasi, sedangkan klorofil tidak mampu melakukannya sebagai antioksidasi

    (Naibaho, 1996).

    D. Kadar Air

    Air adalah komponen yang tidak diinginkan dalam minyak atau lemak karena

    dapat menyebabkan hidrolisis minyak dan lemak yang membentuk gliserol dan asam

    lemak bebas (ALB). Kadar air yang tinggi pada minyak dipengaruhi oleh berbagai

    faktor seperti kadar air pada bahan baku. Buah yang terlalu matang mengandung air

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    28/65

    12

    yang lebih banyak. Prinsip perhitungan persentase kandungan air adalah selisih berat

    contoh sebelum dan sesudah dipanaskan (Sudarmadji, 1989).

    Minyak kelapa sawit yang mempunyai kadar air yang sangat kecil (kurang

    dari 0,15%) akan memberikan kerugian mutu minyak, yaitu pada tingkat kadar air

    yang demikian kecil akan memudahkan proses oksidasi dari minyak itu sendiri.

    Proses oksidasi menyebabkan minyak mempunyai rasa dan bau tidak enak

    (ketengikan) sehingga mutu minyak menjadi turun (Sastrosayono, 2008).

    Hidrolisis minyak kelapa sawit ini akan menghasilkan gliserol dan asam

    lemak bebas yang kemudian mudah teroksidasi sehingga terbentuk peroksida yang

    menyebabkan rasa dan bau tengik pada minyak. Untuk mendapatkan kadar air yang

    sesuai dengan yang diinginkan yaitu kurang dari 0,5%, maka harus dilakukan

    pengawasan intensif pada proses pengolahan dan penimbunan. Hal ini bertujuan

    untuk menghambat atau menekan proses hidrolisa dan oksidasi minyak (Taib, 2000).

    E. Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil)

    Minyak sawit terdiri dari dua jenis yaitu hasil ekstraksi daging buah

    (mesokarp) dan minyak inti sawit dari inti buah kelapa sawit. Hasil ekstraksi daging

    buah dikenal dengan minyak kelapa sawit kasar (CPO) yang dapat diolah lebih lanjut

    menjadi minyak goreng (Djajeng dan Yuliani, 2005).

    Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati semi padat. Hal ini karena

    minyak sawit mengandung sejumlah besar asam lemak tidak jenuh dengan atom

    karbon lebih dari C8. Warna minyak ditentukan oleh pigmen yang dikandung.

    Minyak sawit berwarna kuning karena kandungan beta karoten yang merupakan

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    29/65

    13

    bahan vitamin A. Komponen dalam minyak kelapa sawit seperti disajikan pada

    Tabel 2.

    Tabel 2. Komponen dalam minyak kelapa sawit

    No Komponen Kuantitas

    1 Asam Lemak Bebas (%) 3,0 - 4,0

    2 Karoten (ppm) 500700

    3 Fosfolipid (ppm) 5001000

    4 Dipalmitro stearin (%) 1,2

    5 Tripalmitin (%) 0,5

    6 Dipalmitolein (%) 37,27 Palmito stearin olein (%) 10,7

    8 Palmito olein (%) 42,8

    9 Triolein linole (%) 3,1Sumber : Pahan (2008)

    Minyak kelapa sawit mengandung antara 500 sampai 700 ppm karoten dan

    merupakan bahan pangan sumber karoten alami terbesar. CPO berwarna merah

    jingga. Minyak kelapa sawit ini diperoleh dari mesokarp buah kelapa sawit melalui

    ekstraksi dan mengandung sedikit air serta serat halus yang berwarna kuning hingga

    merah dan berbentuk semi padat pada suhu ruang. Keberadaan air dan serat halus

    tersebut menyebabkan minyak kelapa sawit tidak dapat langsung digunakan sebagai

    bahan pangan maupun non pangan (Naibaho, 1988). Sifat fisiko-kimia dari minyak

    kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor atau rasa, kelarutan dalam pelarut

    organik, titik asap, polymorphism, dan lain-lain warna minyak kelapa sawit

    ditentukan oleh adanya pigmen yang terdapat didalam kelapa sawit, karena asam-

    asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan

    adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak kelapa sawit (Pahan, 2006).

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    30/65

    14

    Sebagian besar kelapa sawit tersusun oleh trigliserida. Kandungan asam

    lemak minyak kelapa sawit maupun minyak inti sawit dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit

    No Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (%)

    1 Asam Miristat 1,12,5

    2 Asam Palmitat 4046

    3 Asam Stearat 3,64,7

    4 Asam Oleat 3945

    5 Asam Linoleat 711Sumber : Ketaren (1986)

    F. Kinetika Reaksi

    Kinetika reaksi juga dikenal sebagai kinetika kimia yaitu bidang ilmu yang

    mempelajari tentang suatu proses kimia. Kinetika kimia meliputi tentang kondisi

    percobaan yang berbeda dan dapat mempengaruhi kecepatan reaksi kimia serta

    menghasilkan data tentangmekanisme reaksi dan perubahan keadaan , serta

    pembangunan model matematis yang dapat menggambarkan karakteristik dari reaksi

    kimia. Tahun 1864,Peter Waage danCato Guldberg mempelopori pengembangan

    kinetika kimia dengan merumuskan hukum aksi massa , yang menyatakan bahwa

    kecepatan reaksi kimia sebanding dengan jumlah bahan yang bereaksi.

    Kinetika reaksi berkaitan dengan percobaan penentuan laju reaksi yang

    berdasarkan hukum kecepatan dan laju konstanta. Energi aktivasi untuk suatu reaksi

    ditentukan melalui percobaan dengan menggunakan persamaan Arrhenius. Faktor

    utama yang mempengaruhilaju reaksi meliputikeadaan fisik dari reaktan,

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Reaction_mechanism&usg=ALkJrhgLgtXauIIBn3oSUNe48A3TqKWErQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Peter_Waage&usg=ALkJrhg8YajiAkq5XUEutEGUNYgqp136MQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cato_Guldberg&usg=ALkJrhjBQlP7EIJjxLtVccwYY0uDdJsmeAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Law_of_mass_action&usg=ALkJrhjnaVepqoYvX5Cf9wtOmqLy7PfuWAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Reaction_rate&usg=ALkJrhgtSYhq0xtaJqye6WmtSFTBr-4Tjghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Physical_state&usg=ALkJrhg6kOXS74sQ7AtTir5ZC3-UJ4YxPwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Physical_state&usg=ALkJrhg6kOXS74sQ7AtTir5ZC3-UJ4YxPwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Reaction_rate&usg=ALkJrhgtSYhq0xtaJqye6WmtSFTBr-4Tjghttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Law_of_mass_action&usg=ALkJrhjnaVepqoYvX5Cf9wtOmqLy7PfuWAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cato_Guldberg&usg=ALkJrhjBQlP7EIJjxLtVccwYY0uDdJsmeAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Peter_Waage&usg=ALkJrhg8YajiAkq5XUEutEGUNYgqp136MQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Reaction_mechanism&usg=ALkJrhgLgtXauIIBn3oSUNe48A3TqKWErQ
  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    31/65

    15

    konsentrasi reaktan, suhupada saat reaksi terjadi, dan katalis yang ada pada saat

    reaksi berlangsung.

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Concentrations&usg=ALkJrhgC_LMoNlUtKPu0ASeE5qQQwrh51Ahttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Temperature&usg=ALkJrhgI0Hgx1fzwfg8aayFRORYNs2d1wwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Catalysts&usg=ALkJrhgz3Cq5NjfWb284eWg2gSFlcOpcKwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Catalysts&usg=ALkJrhgz3Cq5NjfWb284eWg2gSFlcOpcKwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Temperature&usg=ALkJrhgI0Hgx1fzwfg8aayFRORYNs2d1wwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&prev=/search%3Fq%3Dkinetics%2Bof%2Breaction%26biw%3D1280%26bih%3D698%26noj%3D1&rurl=translate.google.com&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Concentrations&usg=ALkJrhgC_LMoNlUtKPu0ASeE5qQQwrh51A
  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    32/65

    16

    III. PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu

    Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian,

    Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya,

    Indralaya, Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2013

    sampai Oktober 2013.

    B. Alat dan Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Alkohol

    95%, 2) Aquadest, 3) Indikator Phenolphtalein (PP), 4) NaOH 0,1 N, dan 5)

    Sampel tandan buah segar sesuai perlakuan yang diperoleh dari kebun plasma di

    sekitar kampus Universitas Sriwijaya.

    Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) gelas Beaker, 2)

    Buret, 3) Cawan Aluminium, 4) Desikator, 5) labu Erlemeyer, 6) Gelas Ukur, 7)

    Neraca Analitik, 9) Oven, 10) Penjepit Tabung, 11) Pipet Tetes, 12) Pisau, dan

    13) Spatula.

    C. Metode Penelitian

    Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non-

    Faktorial yang terdiri dari 7 faktor perlakuan. Masing-masing perlakuan

    diulang sebanyak 3 kali. Masing-masing perlakuan tersebut (buah matang fraksi

    2) adalah sebagai berikut :

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    33/65

    17

    A = Langsung dilakukan pengolahan (0 jam)

    B = Dilakukan penundaan pengolahan 8 jam

    C = Dilakukan penundaan pengolahan 16 jam

    D = Dilakukan penundaan pengolahan 24 jam

    E = Dilakukan penundaan pengolahan 32 jam

    F = Dilakukan penundaan pengolahan 40 jam

    G = Dilakukan penundaan pengolahan 48 jam

    Analisis Statistik Parametrik

    Menurut Gomez dan Gomez (1995), model untuk Rancangan Acak

    Kelompok (RAK) non faktorial adalah sebagai berikut :

    Y = + K + + .................... (1)

    = nilai rerata (mean) harapan

    = pengaruh faktor perlakuan untuk penelitian nonfaktorial atau faktor

    kombinasi perlakuan untuk penelitian faktorial

    = pengaruh galat (experimental error)

    x = perlakuan

    K = pengaruh pengelompokan

    Untuk melihat perbedaan antar faktor perlakuan dari hasil analisis sidik ragam

    yang berpengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ).

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    34/65

    18

    Analisis perubahan kadar asam lemak bebas, kadar minyak dan kadar air

    selama penundaan pengolahan dilakukan dengan menghitung konstanta kecepatan

    (k). Laju perubahan yang dihasilkan dapat dihitung seperti pada persamaan model

    kinetika (2) (Okos, 1986).

    dC/dt = K Cn.................... (2)

    Keterangan:

    dC/dt : Kecepatan perubahan kadar air, ALB, Minyak

    t : Lama Penundaan (jam)

    C : Nilai perubahan kadar air, ALB, Minyak

    k : Konstanta kecepatan (%/jam)

    n : Ordo kinetik

    Penentuan ordo kinetik perubahan kadar air, ALB dan minyak (C)

    berdasarkan hasil plot antara C (3), 1/C (5) dan Ln C (4) terhadap waktu penundaan

    pengolahan (t) dengan nilai R2 tertinggi sebagai indikator best fit line. Dari hasil

    penentuan R2 untuk masing-masing persamaan linier yang terbentuk maka dapat

    ditentukan ordo kinetik yang tepat. Apabila nilai R2plotC terhadap lama penundaan

    pengolahan (t) dengan mengikuti grafik linier lebih besar dibanding nilai R

    2

    plot 1/C

    dan plot Ln C terhadap lama penundaan pengolahan (t) maka berarti termasuk ordo

    kinetik nol dan apabila nilai R2plot Ln C terhadap lama penundaan pengolahan lebih

    besar dibanding nilai R2plot C dan 1/C maka berarti termasuk ordo kinetik satu dan

    apabila nilai R2plot 1/C terhadap lama penundaan pengolahan lebih besar dibanding

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    35/65

    19

    nilai R2C dan Ln C terhadap lama penundaan (t) maka berarti termasuk ordo kinetik

    dua.

    Perbedaan antara orde kinetik nol, satu dan dua dapat dilihat dari turunan

    persamaan berikut ini :

    Ordo nol dC/dt = KC0p

    = K

    C C0= k t

    C = C0+ kt .................... (3)

    Ordo satu dC/dt = KC1

    = K

    Ln = kt

    Ln C = Ln C0+ kt .................... (4)

    Ordo dua dC/dt = KC2

    = K

    - = kt

    = + kt .................... (5)

    D. Cara Kerja

    1. Preparasi Sampel

    1. TBS pada keadaan matang (fraksi 2) dipisahkan dari bonggol tandan ( stalk )

    dengan kampak potong.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    36/65

    20

    2.

    Dilepaskan semua buah dari tangkainya dengan pisau.

    3.

    Dibagi buah menjadi 3 bagian, yaitu buah luar, tengah, dan dalam ke dalam

    keranjang buah untuk ditimbang beratnya dan dihitung jumlah buah dari masing-

    masing bagian.

    4. Diambil contoh buah luar, tengah, dan dalam untuk mewakili jumlah buah dalam

    TBS, untuk dianalisa.

    5. Ditimbang berat sampel buah dengan neraca analitis.

    6.

    Dipisahkan daging buah dari bijinya dengan pisau.

    7.

    Ditimbang berat daging buah dengan neraca analitik.

    2. Kinetika Perubahan Kadar Asam Lemak Bebas dan Kadar Minyak

    Penentuan kinetika reaksi perubahan kadar asam lemak bebas menurut Desnelli

    dan Fanani yang dimodifikasi (2009) adalah sebagai berikut :

    1. Tandan buah segar yang akan dianalisa dipanen dari pohon kelapa sawit.

    2. Kadar asam lemak bebas dan kadar minyak diukur dengan selang waktu 0 jam

    (langsung diukur setelah panen), 8 jam, 16 jam, 24 jam, 32 jam, 40 jam, 48 jam.

    3.

    Hasil pengukuran asam lemak bebas dan kadar minyak kemudian diuji dengan

    menggunakan persamaan umum model kinetika untuk menentukan ordo reaksi

    dari perubahan kadar asam lemak bebas dan kadar minyak. Setelah ordo reaksi

    diketahui data yang diperoleh dibuat dalam grafik regresi linier antara kadar

    asam lemak bebas dan kadar minyak dengan waktu pengamatan, sehingga akan

    diperoleh persamaan linier y=ax +b.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    37/65

    21

    4.

    Nilai slope dari persamaan tersebut merupakan nilai perubahan kadar asam

    lemak bebas dan kadar minyak (k).

    5. Nilai k dirubah dalam bentuk ln k.

    6. Tahap selanjutnya yaitu dibuat plot grafik dengan ln k sebagai ordinat (y) dan t

    (waktu) sebagai absis (x).

    7. Grafik akan didapat persamaan linier y2=a2x + b2. Berdasarkan persamaan

    tersebut akan didapat laju perubahan kadar asam lemak bebas dan kadar minyak.

    E. Parameter

    Parameter yang diamati terdiri dari parameter utama yaitu kadar asam

    lemak, kadar minyak dan kadar air).

    1. Kadar Asam Lemak Bebas

    Kadar asam lemak bebas diukur dengan cara kerja sebagai berikut :

    1. Diambil minyak daging buah hasil analisa kadar minyak tersebut, kemudian

    ditambahkan n-heksana sebanyak 25 ml.

    2. Ditambahkan alkohol sebanyak 50 ml.

    3. Ditambahkan 3 tetes indikator PP.

    4. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi

    merah bata.

    5. Dicatat volume yang terpakai.

    Perhitungan :

    Kadar Asam lemak Bebas (%) = x 100% .................... (6)

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    38/65

    22

    2. Kadar Minyak

    Kadar minyak kelapa sawit (CPO) dapat diukur dengan menggunakan

    metode ekstraksi sohxlet dengan cara kerja sebagai berikut :

    1. Sampel dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105-110C selama 3 5 jam atau

    sampai kandungan air pada sampel habis menguap.

    2. Sampel didinginkan didalam desikator selama 20 menit.

    3. Sampel ditimbang kembali untuk mengetahui beratnya.

    4.

    Sampel kemudian ditumbuk dengan menggunakan mortal sampai halus.

    5.

    Sampel yang telah halus dimasukkan ke dalam selubung ekstraksi yang terbuat

    dari kertas saring.

    6. Labu bundar ditimbang dengan neraca analitik, kemudian diisi dengan pelarut n-

    heksana sebanyak 200 ml.

    7.

    Selubung ekstraksi dimasukkan ke dalam sokxlet, lalu dirangkai alat sokhlet

    dengan heating mantel.

    8. Sampel diekstraksi selama 5-6 jam atau sampai warna n-heksana pada sokhlet

    berubah menjadi bening.

    9.

    n-Heksana dalam labu bundar disuling hingga habis.

    10.

    Labu bundar kemudian dimasukkan ke dalam oven untuk menghilangkan sisa-

    sisa n-heksana.

    11.Labu bundar yang berisi minyak dan bebas pelarut didinginkan dalam desikator.

    12.Labu bundar ditimbang beratnya dengan neraca analitik sehingga didapatkan

    minyak dari sampel.

    Perhitungan :

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    39/65

    23

    Kadar minyak= x 100 %.................... (7)

    3. Kadar Air

    Analisis kadar air diukur dengan cara kerja sebagai berikut :

    1. Dipastikan cawan aluminium dalam keadaan bersih dan kering lalu ditimbang

    kosong (W1)

    2. Sampel ditimbang 10 sampai 15 gram ke dalam gelasBeaker(W2).

    3. Selanjutnya masukkan kedalam oven pada suhu 105-110C selama 3-5 jam.

    4. Setelah itu dikeluarkan dari oven, dinginkan pada suhu ruang atau menggunakan

    desikator selama 30 menit dan timbang kembali (W3).

    Perhitungan :

    Kadar Air (%) = .................... (8)

    Keterangan : W1= berat cawan kosong (g)

    W2= berat sampel segar (g)

    W3= berat sampel kering dan cawan (g)

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    40/65

    24

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Kadar Air

    Rata-rata kadar air kelapa sawit untuk setiap perlakuan disajikan pada

    Gambar 1. Kadar air kelapa sawit yang diamati berkisar antara 18,03% hingga

    30,00%. Kadar air tertinggi ada pada kelapa sawit yang baru dipanen (1 jam) dan

    kadar air terendah ada pada kelapa sawit yang diolah paling lama dari waktu panen

    (48 jam). Kadar air menurun sejalan dengan waktu penundaan olah, yaitu sejak

    panen (0 jam) hingga penundaan selama 48 jam.

    Gambar 1. Kadar air dengan perlakuan penundaan waktu pengolahan

    Kadar air yang tinggi pada buah kelapa sawit meningkatkan proses hidrolisis

    trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol (Okonkwo et al., 2012; You et al,

    2006). Kadar air selama penundaan menunjukkan bahwa air bersama enzim lipase

    terlibat dalam proses hidrolisis trigliserida. Berdasarkan grafik sebaran kadar air

    0

    5

    10

    15

    2025

    30

    35

    0 8 16 24 32 40 48

    KadarAir(%

    )

    Waktu (Jam)

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    41/65

    25

    kelapa sawit yang dilakukan penundaan pengolahan menunjukkan bahwa kadar air

    cenderung menurun karena penundaan waktu pengolahan seperti yang tertera pada

    Gambar 1.

    Hasil analisis keragaman (lampiran 4) menunjukkan bahwa penundaan waktu

    pengolahan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air kelapa sawit. Hasil uji BNJ

    pengaruh penundaan pengolahan terhadap kadar air kelapa sawit disajikan pada

    Tabel 4.

    Tabel 4. Uji BNJ pengaruh penundaan waktu pengolahan terhadap kadar air

    Perlakuan Rerata BNJ 5% = 1,15 BNJ 1% = 1,46

    G 18,03 a a

    F 19,57 b b

    E 21,42 cd cd

    D 22,22 de de

    C 23,22 e e

    B 25,92 f f

    A 30,01 g gKeterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata untuk taraf

    uji 5% dan 1%

    Hasil uji BNJ pada Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan G berbeda nyata

    dengan perlakuan lain nya. Hal ini disebabkan proses hidrolisis yang terjadi selama

    penundaan pengolahan terjadi secara spontan dengan adanya air dan enzim lipase

    pada buah kelapa sawit. Menurut Adawiyah et al. (2012) kadar air yang tinggi pada

    sistem pangan akan mempercepat reaksi pelepasan asam lemak bebas yang

    dihasilkan dari reaksi hidrolisis trigliserida. You dan Baharin (2006) melaporkan

    bahwa reaksi hidrolisis optimum pada CPO olein terjadi pada kadar air 50%.

    Penurunan kadar air selama penyimpanan bahan yang mengandung lemak dan enzim

    lipase dapat terjadi akibat reaksi pemecahan lipida. Hal ini seperti dilaporkan El-

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    42/65

    26

    Hady (2013), kadar air yang tinggi pada bekatul yang mengadung lemak dan enzim

    lipase menurun selama perlakuan waktu penyimpanan. Kandungan air pada buah

    kelapa sawit selain terlibat dalam proses hidrolisis yang dikatalisis oleh enzim lipase,

    juga mempengaruhi pertumbuhan mikrobia. Kandungan air yang tinggi membantu

    aktivitas mikrobia sehingga mengakibatkan pemecahan komponen organik pada

    bahan. Kadar air menurun akibat adanya aktivitas mikrobia dalam pemecahan

    komponen organik (Baharuddin et al., 2009). Penurunan kadar air juga disebabkan

    oleh faktor lain yaitu terjadi karena faktor transpirasi yang dipengaruhi oleh faktor

    komoditi dan faktor lingkungan (Sastry et al. 1999). Menurut Pantastico (1986), laju

    transpirasi buah tergantung dari jenis dan derajat kematangan, hal ini ada

    hubungannya dengan ketebalan, struktur kulit, sel epidermis dan lapisan lilin.

    Pengaruh penurunan transpirasi selama penyimpanan pada suhu rendah akan lebih

    kecil dibandingkan dengan suhu tinggi. Mikroba juga dapat menyebabkan

    penurunan kadar air pada kelapa sawit. Menurut Ketaren (2012), mikroba dalam

    proses metabolisme (jamur, ragi, dan bakteri) membutuhkan air, senyawa nitrogen

    dan garam mineral sehingga semakin lama penundaan pengolahan maka mikroba

    yang tumbuh pada kelapa sawit semakin banyak dan jumlah air yang dibutuhkan

    mikroba semakin banyak sehingga menyebabkan penurunan kadar air karena air

    pada kelapa sawit digunakan mikroba untuk melakukan proses metabolisme.

    Hasil penentuan ordo kinetik penurunan kadar air kelapa sawit selama 48 jam

    menunjukkan bahwa penurunan kadar air mengikuti ordo dua (Lampiran 7). Analisis

    laju perubahan kadar air kelapa sawit dilakukan dengan mengubah kadar air kelapa

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    43/65

    27

    sawit secara logaritma terhadap lama penundaan pengolahan seperti ditunjukkan

    pada Gambar 2.

    Persamaan garis yang dihasilkan dari plot log kadar air tehadap waktu

    (Gambar 2) y = -0,0043x + 1,4572 yang berarti kecepatan penurunan kadar air kelapa

    sawit adalah 0,0043% per jam penundaan pengolahan. Tanda negatif pada

    persamaan yang didapatkan menunjukkan bahwa kadar air buah kelapa sawit akan

    mengalami penurunan selama proses penyimpanan. Penurunan kadar dapat terjadi

    karena air pada buah kelapa sawit ikut bereaksi dalam hidrolisis trigliserida

    membentuk asam lemak bebas. Selain itu juga, penurunan kadar air disebabkan oleh

    proses transpirasi pada buah kelapa sawit.

    Gambar 2. Penurunan kadar air kelapa sawit akibat penundaan waktu pengolahan

    y = -0,0043x + 1,4572

    R = 0,9571

    0

    0,25

    0,5

    0,75

    1

    1,25

    1,5

    0 8 16 24 32 40 48

    logkadarair(%)

    waktu (jam)

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    44/65

    28

    B. Kadar Minyak

    Rata-rata kadar minyak kelapa sawit untuk setiap perlakuan disajikan pada

    Gambar 3 dan 4. Kadar minyak kelapa sawit untuk perhitungan basis kering yang

    dihasilkan berkisar antara 79,5% hingga 79,95% sedangkan untuk perhitungan basis

    basah berkisar antara 32,13% hingga 32,48%.

    Gambar 3. Kadar minyak kelapa sawit dengan perlakuan penundaan waktu

    pengolahan (basis kering)

    Gambar 4. Kadar minyak kelapa sawit dengan perlakuan penundaan waktu

    pengolahan (basis basah)

    10

    20

    30

    40

    50

    6070

    80

    90

    0 8 16 24 32 40 48

    KadarMinyak(%

    )

    Waktu (Jam)

    10

    20

    30

    40

    0 8 16 24 32 40 48

    KadarM

    inyak(%)

    Waktu (jam)

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    45/65

    29

    Tabel 5. Analisis keragaman pengaruh penundaan pengolahan terhadap kadar

    minyak

    SK DB JK KT F Hitung F Tabel5% 1%

    Kelompok 2 0,393729 0,196865 0,854198 3,88 6,93

    Perlakuan 6 0,438067 0,073011 0,316797 3,00 4,82

    Galat 12 2,765604 0,230467

    Total 20

    Penundaan waktu pengolahan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar

    minyak kelapa sawit (Tabel 5) karena pembentukan minyak pada kelapa sawit akan

    berhenti pada saat kelapa sawit tersebut dipanen. Selama penundaan waktu

    pengolahan kadar air TBS akan berkurang tetapi kandungan asam lemak bebas nya

    akan mengalami peningkatan. Minyak kelapa sawit mulai terbentuk sesudah 100

    hari setelah penyerbukan dan berhenti setelah 180 hari atau setelah buah matang.

    Selanjutnya terjadi pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol.

    Salah satu tanda bahwa pembentukan minyak kelapa sawit telah terhenti adalah

    dengan adanya beberapa buah yang membrondol normal dalam satu tandan. Kadar

    minyak pada buah kelapa sawit relatif konstan dan tidak mengalami perubahan yang

    signifikan

    C. Asam Lemak Bebas

    Rata-rata asam lemak bebas pada kelapa sawit untuk setiap perlakuan

    disajikan pada Gambar 5. Kandungan asam lemak bebas kelapa sawit yang diamati

    pada penelitian ini berkisar antara 2,96% hinga 5,14%.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    46/65

    30

    Gambar 5. Kadar asam lemak bebas dengan perlakuan penundaan waktu pengolahan

    (Basis Kering)

    Hasil analisis keragaman (Lampiran 5) menunjukkan bahwa kadar asam

    lemak bebas dipengaruhi sangat nyata oleh penundaan waktu pengolahan. Hasil uji

    lanjut BNJ penundaan waktu pengolahan terhadap kadar asam lemak bebas disajikan

    pada Tabel 6.

    Tabel 6. Uji BNJ pengaruh penundaan pengolahan terhadap kadar asam lemak bebas

    Perlakuan Rerata BNJ 5% = 0,176 BNJ 1% = 0,224

    A 2,96 a a

    B 3,20 b b

    C 3,46 c bc

    D 3,51 cd c

    E 3,90 d d

    F 4,26 e e

    G 5,13 f f

    Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata untuk taraf

    uji 5% dan 1%

    Hasil uji BNJ pada Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuan A berbeda nyata

    dengan perlakuan lain nya untuk taraf 5% dan 1%. Hal ini sejalan dengan penurunan

    00,5

    11,5

    22,5

    33,5

    44,5

    55,5

    0 8 16 24 32 40 48

    kadarALB(%)

    Waktu (jam)

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    47/65

    31

    kadar air yang juga berpengaruh tidak nyata pada keadaan yang sama. Kadar asam

    lemak bebas tertinggi ada pada buah kelapa sawit yang pengolahannya ditunda

    paling lama (48 jam) sedangkan kandungan terendah diperoleh dari perlakuan A

    yaitu asam lemak bebas pada buah yang baru dipanen. Kandungan asam lemak

    bebas meningkat per satuan waktu pegamatan mulai dari setelah dipanen hingga

    dilakukan penundaan pengolahan selama 48 jam.

    Penundaan pengolahan pada buah kelapa sawit segar berdasarkan hasil

    pengamatan menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas minyak kelapa

    sawit. Hal ini dapat dihubungkan dengan kadar air pada pengamatan sebelumnya.

    Kadar air menurun selama penundaan yang diakibatkan salah satunya oleh aktivitas

    enzim lipase yang bekerja pada pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas

    dan gliserol (Adawiyah et al., 2012). Asam lemak bebas merupakan salah satu

    indikator mutu pada pengolahan minyak nabati. Kadar asam lemak bebas pada

    minyak kelapa sawit maksimal adalah 5% (Codex Alimentarius/FAO/WHO 2005).

    Peningkatan kadar asam lemak bebas berhubungan dengan kadar air pada

    buah. Reaksi pelepasan asam lemak bebas dari trigliserida dipengaruhi oleh

    ketersediaan air dan aktivitas enzim lipase. Aktivitas mikroba juga merupakan salah

    satu yang mengakibatkan peningkatan nilai asam lemak bebas (Ohimain et al.,

    2012). Kadar air yang tinggi mempengaruhi aktivitas enzim lipase dan juga mikroba

    yang mendegradasi trigliserida menjadi asam lemak bebas. Ohimain et al. (2012)

    melaporkan bahwa terjadi peningkatan asam lemak bebas pada buah kelapa sawit

    selama penyimpanan yang diakibatkan oleh aktivitas lipase dan juga mikroba.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    48/65

    32

    Mikroba yang menyerang bahan pangan berlemak termasuk dalam golongan mikroba

    nonpathologi (Ketaren, 2012).

    Berdasarkan grafik sebaran asam lemak bebas terhadap waktu pengolahan

    diperoleh bahwa asam lemak bebas kelapa sawit meningkat selama penundaan

    pengolahan (Gambar 5). Asam lemak bebas mengalami peningkatan sampai 5,14%

    dari nilai awal 2,96%.

    Hasil penentuan ordo kinetik peningkatan kadar asam lemak bebas minyak

    kelapa sawit selama 48 jam menunjukkan bahwa peningkatan kadar asam lemak

    bebas mengikuti ordo dua (Lampiran 7).

    Gambar 6. Plot data peningkatan kadar asam lemak bebas kelapa sawit terhadap

    waktu penundaan pengolahan

    Perhitungan laju perubahan kadar asam lemak bebas minyak kelapa sawit dilakukan

    dengan membuat grafik data logaritma kadar asam lemak bebas minyak kelapa sawit

    terhadap lama penundaan pengolahan seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

    y = 0,0046x + 0,4589R = 0,9448

    0

    0,1

    0,2

    0,30,4

    0,5

    0,6

    0,7

    0,8

    0 8 16 24 32 40 48

    LogKadarALB(%)

    Waktu (Jam)

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    49/65

    33

    Persamaan garis yang dihasilkan dari plot log kadar ALB tehadap waktu

    y = 0,0046x + 0,4589 yang berarti kecepatan peningkatan kadar asam lemak bebas

    kelapa sawit adalah 0,0046% per jam penundaan pengolahan. Pembentukan asam

    lemak bebas dipengaruhi oleh aktivitas enzim lipase bersama air yang menghidrolisis

    trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Hal ini berbanding terbalik

    dengan kadar air kelapa sawit. Semakin tinggi kadar asam lemak bebas minyak

    kelapa sawit maka kadar air kelapa sawit menurun. Hal ini terjadi karena air yang

    ada di dalam kelapa sawit bereaksi dengan trigliserida membentuk asam lemak bebas

    dan gliserol.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    50/65

    34

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Penundaan pengolahan tandan buah segar kelapa sawit hingga 48 jam setelah

    panen mengakibatkan penurunan kadar air kelapa sawit dengan laju kecepatan

    penurunan kadar air kelapa sawit adalah sebesar 0,0043% per jam penundaan

    pengolahan.

    2. Kadar asam lemak bebas meningkat seiring dengan waktu penundaan

    pengolahan. Laju kecepatan peningkatan kadar asam lemak bebas adalah sebesar

    0,0046% per jam penundaan pengolahan.

    3.

    Kadar minyak kelapa sawit tidak dipengaruhi oleh penundaan pengolahan.

    B. Saran

    Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis menyarankan bahwa

    pengolahan kelapa sawit harus dilakukan secepat mungkin (langsung dilakukan

    pengolahan) setelah dipanen dari pohon sehingga kualitas mutu kelapa sawit yang

    diperoleh masih sesuai standar.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    51/65

    35

    DAFTAR PUSTAKA

    Adiputra, S. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian

    Kelapa Sawit.

    Adawiyah, D.R., Soekarto, T.S. and Hariyadi, P. 2012. Fat Hydrolysis in a food

    model system effect of water activity and glass transition International Food

    Research Journal 19(2): 737-741.

    Baharuddin, A.S., Wakisaka, M., Shirai, Y., Abd-Aziz, S., Abdul Rahman, N.A., and

    Hassan, M.A. 2009. Co-composting of Empty Fruit Bunches and Partially

    Treated Palm Oil Mill Effluent in Pilot Scale, Int. Agr. Res. 4(2), 67-78.

    Codex / FAO / WHO. 2005. Food Standards for Oils and Fats Codex Stan210.

    FAO/WHO.

    Desnelli dan Z. Fanani. 2009. Kinetika Reaksi Oksidasi Asam Miristat, Stearat dan

    Oleat dalam Medium Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit serta Tanpa

    Medium. Jurnal Penlitian Sains. 12 (1): 1-6.

    Djajeng, S dan S Yuliani. 2005. Teknologi Pasca Panen dan Pengolahan MinyakJarak Pagar Sebagai Sumber Energi. Bogor.

    El-Hady S.R.A. 2013. Effect of Some Thermal Processing on Stability of Rice Bran

    During Storage at Room Temperature. J. Agric. Res. Kafr El-Sheikh Univ.

    39 (1): 92-106.

    Gomez, A. dan Gomez, K. 1995. Prosedur Statitik untuk Penelitian Pertanian.

    Diterjemahkan oleh E. Sjamsuddin dan J.S. Baharsjah. UI-Press, Jakarta.

    Herawati, H. 2008. Penentuan Umur Simpan pada Produk Pangan. Jurnal Litbang

    Pertanian. 27 (4) : 124-130.

    Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas

    Indonesia. Jakarta.

    Lawson, H. W. 1985. Standards for Fats and Oil. The AVI Publishing Company,

    Inc., West Port, Connecticut, hal 12-18.

    Mangoensoekarjo, S dan H. Semangun. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.

    UGM-Press. Yogyakarta.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    52/65

    36

    May, Choo. 1994. Palm Oil Carotenoids. Food and Nutrition Bulletin 15(2): 130-

    136.

    Naibaho, P. M. 1988. Pemisahan Karotena (provitamin A) Minyak Sawit dengan

    Metode Absorbsi. Disertasi S-3, FPS, IPB, Bogor.

    Ohimain, E.I., Daokoru-Olukole, C., Izah, S.C. and Alaka, E.E. 2012. Assesssment

    of The Quality of Crude Palm Oil Produced by Smallholder Processors in

    River State, Nigeria. Nigerian Journal of Agriculture, Food and

    Environment 8(2): 28-34

    Okonkwo e.o., Arowora k.a.,Ogundele b.a., Omodora m.a., and Afolayan s.s. 2012.

    Storability and Quality Indices of Palm Oil in Different PackagingContainers in Nigeria. Journal of Stored Product and Postharvest Research

    3(13):177-179

    Okos, M. R. 1986. Physical and Chemical Properties of Food. American Society of

    Agricultural Engineers. Michigan USA.

    Pahan, I. 2006. Kelapa Sawit (Manajemen Agribisnis dari Hulu ke Hilir). Penebar

    Swadaya. Jakarta.

    Pantastico, B. 1986. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-

    buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Terjemahan oleh

    Kamariyani. UGM. Yogyakarta.

    Purba,F.O.2010.Http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19381/4/Chapter%

    20I.pdf. Diakses tanggal 21 Juni 2013.

    Rao, K. 2013. Differences Between Zero-order Kinetics and First-order Kinetics.

    www. pharmainfo. Net / og /rcp/ downloads. Diakses pada tanggal 18 April

    2013.

    Ritonga, Y. 2006. Destilasi Asam Lemak. Jurnal fakultas Teknik UniversitasSumatera Utara. Medan.

    Sastrosayono, S. 2008. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

    Sastry, N.V., et.al. (1999) Dilute Solution Behaviour of Polyacrylamide in Aqueous

    Media, European Polymer Journal. 35, 517-525.

    Selardi, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    53/65

    37

    Sinha, A., Nairn, J. A., Gupta, R. 2010. Thermal Degradation of Bending Strength of

    Plywood and Oriented Strand Board: A Kinetic Aaproach. Wood Sci.

    Technol, DOI: 10.1007/s00226-010-0329-3.1-16.

    Sinha, A., Nairn, J. A., Gupta, R. 2011. Thermal Degradation of Bending Properties

    of Strutural Wood and Wood-Based Composites: Holzforschung 65: 1-9.

    Standar Nasional Indonesia (SNI). 2006. Mutu Minyak Kelapa Sawit.

    (SNI 01-2901-2006).

    Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Bandung,

    hal.111, 115-117.

    Syahrial. 1985. Industri kelapa sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

    Taib, G. 2000. Kajian Pengembangan Industri Crude Palm Oil Skala Kecil (Studi

    Kasus Pengembangan Industri CPO di Sumatera Utara). Tesis. Program

    Pascasarjana Intitut Pertanian Bogor. (Tidak Dipublikasikan).

    Weesels-Boer, J. G. 1965. The Indigenous Palms Of Surinam. Thesis, University Of

    Utrecht, 172p.

    You L.L. and Baharin B.S. 2006. Effects of Enzimatic Hydrolysis on Crude Palm

    Olein by Lipase From Candida Rugosa. Journal of Food Lipids 13 : 73-87.

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    54/65

    38

    Lampiran 1. Diagram alir preparasi sampel

    Tandan Buah Segar (TBS)

    Kampak potong dan pisau Tangkai

    Buah luar, tengah dan dalam

    Pisau Biji

    Daging buah

    Pemisahan 1

    Pemisahan 2

    Penghitungan jumlah dan berat buah

    Pengambilan contoh sampel untuk setiap bagian

    Pemisahan 3

    Penimbangan 1

    Penimbangan

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    55/65

    39

    Lampiran 2. Diagram alir kinetika perubahan kadar asam lemak bebas dan minyak

    Tandan Buah Segar (TBS)

    Sesuai perlakuan

    Slope = kadar minyak /ALB (k)

    Y2= a2x + b2

    Sumber: Desnelli dan Fanani yang dimodifikasi (2009)

    Pengujian orde reaksi

    Y = ax + b

    Nilai Slope = k ln k

    Analisa Kadar

    Lemak dan ALB

    Pembuatan plot ln kadar

    air, ALB, dan kadar

    Grafik persamaan regresi

    erubahan kadar air ALB

    ln k = ordinat (y) ;

    waktu = absis (x)

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    56/65

    40

    Lampiran 3. Gambar kelapa sawit dan minyak yang dihasilkan

    Kelapa sawit fraksi 2 Kelapa sawit yang telah dibrondol

    Daging kelapa sawit Sampel yang telah halus

    Sampel untuk analisis Minyak hasil ekstraksi

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    57/65

    41

    Lampiran 4. Analisis keragaman dan uji BNJ pengaruh penundaan pengolahan

    terhadap kadar air

    kadar air Kelompokjumlah

    Rata-

    rata1 2 3

    A 28,01 31,93 30,08 90,02 30,01

    B 25,96 25,5 26,29 77,75 25,92

    C 23,28 23,22 23,17 69,67 23,22

    D 23,51 21,46 21,69 66,66 22,22

    E 21,32 21,23 21,71 64,26 21,42

    F 20,01 19,31 19,39 58,71 19,57

    G 16,57 18,91 18,6 54,08 18,03

    158,66 161,56 160,93 481,15 22,9119

    Faktor Koreksi (FK) =481,15

    2

    7 x 3= 11024,06

    Jumlah Kuadrat Total (JKT) = (28,012+ 25,962+ . . . . . + 18,62) - FK

    = 305,79

    Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =

    (90,022+77,752 . . . . + 54,082)

    3 - FK

    = 291,59

    Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK) =158,66+161,56+160,93

    7FK

    = 0,66

    Jumlah Kuadrat Error (JKE) = JKTJKKJKP

    = 305,79 - 0,66 - 291,59

    = 13,52

    Analisis keragaman nilai kadar air

    SK DB JK KT

    F

    Hitung F Tabel

    5% 1%

    Kelompok 2 0,66 0,33 0,30 3,88 6,93

    Perlakuan 6 291,59 48,59 43,12** 3,00 4,82

    Galat 12 13,52 1,13

    Total 20 305,79

    Keterangan : ** = sangat nyata

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    58/65

    42

    Lampiran 4.(Lanjutan)

    KK =13,52467

    22,9119x 100% = 16,05 %

    Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) nilai kadar air

    KTG = 1,13

    SY = = 1,1321 = 0,23Tabel BNJ : Q0,05(7,12) = 4,95

    Tabel BNJ : Q0,01(7,12) = 6,32

    BNJ0,05 = Q0,05(7,12) x SY = 4,95 x 0,23 = 1,15

    BNJ0,01 = Q0,01(7,12) x SY = 6,32 x 0,23 = 1,46

    BNJ pengaruh penundaan pengolahan terhadap kadar air

    Perlakuan Rerata BNJ 5% = 1,15 BNJ 1% = 1,46

    G 18,03 a a

    F 19,57 b b

    E 21,42 cd cd

    D 22,22 de de

    C 23,22 e e

    B 25,92 f f

    A 30,01 g gKeterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata untuk taraf

    uji 5% dan 1%

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    59/65

    43

    Lampiran 5. Analisis keragaman dan uji BNJ pengaruh penundaan pengolahanTerhadap kadar asam lemak bebas

    kadar

    ALB Kelompok Jumlah Rata-rata

    1 2 3

    A 2,96 3,14 2,78 8,88 2,96

    B 3,41 2,94 3,24 9,59 3,20

    C 3,41 3,34 3,63 10,38 3,46

    D 3,44 3,51 3,57 10,52 3,51

    E 4 3,9 3,8 11,7 3,90F 4,15 4,19 4,44 12,78 4,26

    G 5,05 5,25 5,1 15,4 5,13

    26,42 26,27 26,56 79,25 26,42

    Faktor Koreksi (FK) =79,252

    7 x 3= 299,07

    Jumlah Kuadrat Total (JKT) = (2,962+ 3,412+ . . . . . + 5,12) - FK

    = 309,1953-299,0744 = 10,12

    Jumlah Kuadrat perlakuan (JKP) =(8,8

    2+9,592 . . . . + 15,42)

    3 - FK

    = 308,8719-299,0744= 9,80

    Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK) =(26,422+ 26,272+ 26,562)

    7FK

    = 0,006

    Jumlah Kuadrat Error (JKE) = JKTJKKJKP

    = 10,12 0,006 - 9,80

    = 0,32

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    60/65

    44

    Lampiran 5.(Lanjutan)

    Analisis Keragaman kadar asam lemak bebas terhadap waktu pengolahan

    SK DB JK KT F HitungF Tabel

    5% 1%

    Kelompok 2 0,006 0,003 0,11 3,88 6,93

    Perlakuan 6 9,80 1,63 61,74** 3,00 4,82

    Galat 12 0,32 0,026

    Total 20

    Keterangan : ** sangat nyata

    KK =0,0264

    3,77x 100% = 4,31 %

    Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) kadar asam lemak bebas terhadap waktu pengolahan

    KTG = 0,0264

    SY =

    =

    0,026449

    21= 0,036

    Tabel BNJ : Q0,05(7,12) = 4,95

    Tabel BNJ : Q0,01(7,12) = 6,32

    BNJ0,05 = Q0,05(7,12) x SY = 4,95 x 0,036 = 0,176

    BNJ0,01 = Q0,01(7,12) x SY = 6,32 x 0,036 = 0,224

    BNJ pengaruh penundaan pengolahan terhadap kadar asam lemak bebasPerlakuan Rerata BNJ 5% = 0,176 BNJ 1% = 0,224

    A 2,96 a a

    B 3,20 b b

    C 3,46 c bc

    D 3,51 cd c

    E 3,90 d d

    F 4,26 e e

    G 5,13 f fKeterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata untuk taraf

    uji 5% dan 1%

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    61/65

    45

    Lampiran 6. Analisis keragaman pengaruh penundaan waktu pengolahan terhadapkadar minyak

    Kadar

    Minyak Kelompok jumlahRata-

    rata1 2 3

    A 32,04 32,2 32,14 96,38 32,13

    B 32,18 32,67 32,11 96,96 32,32

    C 33,25 32 32,19 97,44 32,48

    D 32,25 31,87 32,43 96,55 32,18E 32,87 31,99 31,84 96,7 32,23

    F 31,6 32,89 31,49 95,98 31,99

    G 32,2 32,26 31,94 96,4 32,13

    226,39 225,88 224,14 676,41 32,21

    Faktor Koreksi (FK) =676,412

    7 x 3= 21787,17

    Jumlah Kuadrat Total (JKT) = (32,042+ 32,182+ . . . . . + 31,942) - FK

    = 21790,76-21787,17 = 3,5974

    Jumlah Kuadrat perlakuan (JKP) =(96,38

    2+96,962 . . . . + 96,42)

    3 - FK

    = 21787,6-21787,17= 0,438067

    Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK) =(226,392+ 225,882+ 224,142)

    7FK

    = 0,393729

    Jumlah Kuadrat Error (JKE) = JKT JKKJKP

    = 3,5974 0,393729 - 0,438067

    = 2,765604

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    62/65

    46

    Lampiran 6.(Lanjutan)

    Tabel analisis keragaman pengaruh penundaan pengolahan terhadap kadar minyak

    SK DB JK KT F HitungF Tabel

    5% 1%

    Kelompok 2 0,393729 0,196865 0,854198 3,88 6,93

    Perlakuan 6 0,438067 0,073011 0,316797 3,00 4,82

    Galat 12 2,765604 0,230467

    Total 20

    KK = 2,76560432,21 x 100% = 5,163 %

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    63/65

    47

    Lampiran 7. Penentuan orde kinetika perubahan kadar air dan kadar asam

    lemak bebas

    1. Kadar air

    y = -0,2271x + 28,394R = 0,9264

    0

    510

    15

    20

    25

    30

    35

    0 8 16 24 32 40 48

    k

    adarair(%)

    waktu (jam)

    y = 0,0004x + 0,0344R = 0,9737

    0

    0,01

    0,020,03

    0,04

    0,05

    0,06

    0 8 16 24 32 40 48

    1/kad

    arair

    waktu (jam)

    y = -0,0097x + 3,3507

    R = 0,9669

    2,8

    2,9

    3

    3,1

    3,2

    3,3

    3,4

    3,5

    0 8 16 24 32 40 48

    LnKadarAir(%)

    Waktu (Jam)

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    64/65

    48

    Lampiran 7(Lanjutan)

    Plot kadar air terhadap waktu dengan menggunakan asumsi garis linier menghasilkan

    R2 = 0,9264, dan plot 1/kadar air terhadap waktu dengan menggunakan asumsi garis

    linier menghasilkan R2= 0,9737, sedangkan plot kadar Ln kadar air terhadap waktu

    dengan menggunakan asumsi garis linier menghasilkan R2 = 0,9669. Berdasarkan

    perbandingan nilai R2 yang diperoleh dari ketiga persamaan linier yang terbentuk

    menunjukkan bahwa laju penurunan kadar air akibat penundaan waktu pengolahan

    mengikuti kinetik ordo dua karna nilai R2untuk persamaan linier 1/kadar air adalah

    yang tertinggi.

    2. Kadar asam lemak bebas

    y = 0,0412x + 2,7804

    R = 0,9056

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    0 8 16 24 32 40 48

    kadaralb(%)

    waktu (jam)

    y = -0,022x + 0,3831

    R = 0,96990

    0,05

    0,1

    0,15

    0,2

    0,25

    0,3

    0,35

    0,4

    0 2 4 6 8 10

    1/kadaralb(%)

    waktu (jam)

  • 7/26/2019 Kinetika Asam Lemak Bebas

    65/65

    49

    Lampiran 7 (Lanjutan)

    Plot kadar asam lemak bebas terhadap waktu dengan menggunakan asumsi garis

    linier menghasilkan R2 = 0,9056, dan plot 1/kadar asam lemak bebas terhadap waktu

    dengan menggunakan asumsi garis linier menghasilkan R2= 0,9699, sedangkan plot

    Ln kadar asam lemak bebas terhadap waktu dengan menggunakan asumsi garis linier

    menghasilkan R2 = 0,9377. Berdasarkan perbandingan nilai R2yang diperoleh dari

    ketiga persamaan linier yang terbentuk menunjukkan bahwa laju peningkatan kadar

    asam lemak bebas akibat penundaan waktu pengolahan mengikuti kinetik ordo dua

    karna nilai R2 untuk persamaan linier 1/kadar asam lemak bebas adalah yang

    tertinggi.

    y = 0,0105x + 1,0611

    R = 0,9377

    0

    0,2

    0,4

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    1,4

    1,6

    1,8

    0 8 16 24 32 40 48

    LNKadarALB(%)

    Waktu (Jam)