laporan kinetika reaksi

38
PERCOBAAN V KINETIKA REAKSI

Upload: irmaade1612

Post on 15-Apr-2017

113 views

Category:

Health & Medicine


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan kinetika reaksi

PERCOBAAN V

KINETIKA REAKSI

Page 2: Laporan kinetika reaksi

LABORATORIUM KIMIA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

LAPORAN PRAKTIKUM

KINETIKA REAKSI

OLEH :

KELOMPOK VI

KELAS :

A / S1 FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES MEGA REZKY

MAKASSAR

2016

Page 3: Laporan kinetika reaksi

LABORATORIUM KIMIA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

LAPORAN PRAKTIKUM

KINETIKA REAKSI

OLEH :

KELOMPOK VI

ADE IRMA SURYANI 163145201001EMI TRILIA M 163145201008MAZDALIFA WULANSARI 163145201018OKTAVIANA BAY 163145201024SAFIATUN HASANAH 163145201030VIVI NABILLA 163145201036ZHERLY INDAYANTI 163145201040

KELAS : A / S1 FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES MEGA REZKY

MAKASSAR

2016

Page 4: Laporan kinetika reaksi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari

berlangsungnya suatu reaksi. Kinetika reaksi menerangkan dua hal yaitu

mekanisme reaksi dan laju reaksi. Dalam kehidupan konsep laju reaksi sudah

banyak diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, dan yang menjadi prinsipnya

adalah semakin besar konsentrasi pereaksi maka lajunya semakin cepat,

semakin tinggi suhu maka reaksinya semakin cepat, semakin luas bidang

sentuh maka akan semakin cepat laju reaksinya, seperti contoh penduduk

pedesaan membelah kayu gelondongan menjadi beberapa bagian sebelum

dimasukkan ke tungku perapian (Anonim, 2010).

Dalam bidang industri konsep pengaruh luas permukaan bidang sentuh

terhadap laju reaksi diterapkan pada beberapa industri seperti industri

alumunium, logam alumunium diperoleh dari mineral bauksit melalui proses

peleburan dan elektrolisis. Pada industri semen konsep laju reaksi konsep laju

reaksi diterapkan saat batu kapur dihancurkan menggunakan mesin

penghancur sampai halus. Penghancuran ini  bertujuan mempercepat reaksi

pada proses selanjutnya (Anonim, 2010).

Dalam ilmu kimia persamaan laju reaksi hanya dapat dinyatakan

berdasarkan data hasil percobaan. Dari data tersebut akan didapat cara untuk

menentukan orde reaksi dan konstata laju reaksi. Persamaan laju reaksi

Page 5: Laporan kinetika reaksi

ditentukan berdasarkan konsentrasi awal setiap zat dipangkatkan orde

reaksinya. Nilai orde reaksi tak selalu sama dengan koefisien reaksi zat yang

bersangkutan, karena orde reaksi merupakan penjumlahan dari orde reaksi

setiap zat pereaksi. Mekanisme reaksi dipakai untuk menerangkan bagian

langkah suatu reaktan berubah menjadi suatu produk (Anonim, 2010).

Pada percobaan kali ini akan dibahas mengenai pengaruh konsentrasi

dan suhu terhadap laju reaksi.

I.2 Tujuan Percobaan

1. Untuk menentukan orde reaksi terhadap sistem H2SO4 – Na2S2O3.

2. Untuk menentukan tetapan laju reaksi sistem H2SO4 – Na2S2O3.

3. Untuk menentukan energi aktivasi sistem H2SO4 – Na2S2O3.

4. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap laju reaksi.

I.3 Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan

membuktikan pengaruh konsentrasi dan temperatur terhadap laju reaksi.

Page 6: Laporan kinetika reaksi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Dalam ilmu kimia, laju reaksi menunjukan perubahan konsentrasi zat

yang terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu. Konsentrasi pereaksi dalam

suatu reaksi kimia semakin lama semakin berkurang, sedangkan hasil reaksi

semakin lama semakin bertambah (Anderton, 1997).

Untuk mempercepat laju rekaksi ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu

memperbesar energi kinetik suatu molekul atau menurunkan harga Ea. Kedua

cara itu bertujuan agar molekul-molekul semakin banyak memiliki energi

yang sama atau lebih dari energi aktivasi sehingga tumbukan yang terjadi

semakin banyak (Ryan, 2001).

Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana

konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah

seiring dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan

memiliki banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian

kesetimbangan kimia. Laju reaksi secara mendasar tergantung pada (Hiskia

Achmad, 1992). Metode dalam penentuan orde reaksi :

1. Metode integrasi penentuan orde reaksi

Salah satu untuk menentukan orde reaksi untuk menentukan orde reaksi

adalah dengan jalan mencocok persamaan laju reaksi, masalah utama

dalam metode ini adalah adanya reaksi samping dan reaksi

Page 7: Laporan kinetika reaksi

kebalikan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan. Tetapi cara

inimerupakan cara penentuan orde reaksi yang palking tepat (Bird, 1993).

2. Metode laju reaksi awal

Dengan metode ini, masalah reaksi dan reaksi kebalikan dapat

ditiadakan dalam metode ini prosedur yang dilakuakn adalah mengukur

laju reaksi awal dengan konsentrasi awal reaktan yang berbeda –beda,

Namun dengan cara ini sulit untuk mempengaruhi ini orde reaksi tepat

(Bird, 1993).

3. Metode waktu paruh

Secara umum, untuk suatu yang b earada n waktu paruh reaksi

sebanding denagn konsentrasi dimana adalah konsentrasi awal reaktan.

Jadi data hasil percobaan dimasukkan kedalam persamaan tersebut.

Kemudian dibuat kurva yang terbentuk garis lurus dengan cara yang sama

seperti pada metode integrasi seperti halnya pada metode integrasi,

adanya reaksi samping mempengaruhi kecepatan metode ini (Bird, 1993).

Penyelidikan tentang reaksi yang bertujuan untuk menentukan hukum

laju dan konstanta laju, seringkali dilakukan pada beberapa temperature.

Idealnya langkah pertama untuk mengenali semua produknya, dan untuk

menyelidiki ada tidaknya antar hasil sementara dan reaksi samping (Atkins,

1999).

Daya (laju) suatau reaksi kimia sama dengan hasil kali massa aktif

(konsentrasi) pereaksi dan koefisien afinitas (tetapan kecepatan) dengan

setiap massa aktif meningkat sampai daya tertentu. Daya tertentu tersebut

Page 8: Laporan kinetika reaksi

tidak harus angka-angka bulat dan tidak disimpulkan dari persamaan

reaksinya. Hukum Gulberd dan Waage tersebut dikenal sebagai hukum aksi

massa (Anonim, 2010).

Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam

reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu

diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung

pada konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol.

Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju

reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju atau kecepatan reaksi

adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan

waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya

konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk.

Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter. Laju reaksi suatu reaksi

kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut :

A + B → AB

Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut :

r = k [A]m [B]n

Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor – faktor  sebagai berikut :

Sifat dan ukuran pereaksi, konsentrasi pereaksi, suhu reaksi, dan katalis.

1. Sifat dan Ukuran Pereaksi

Sifat pereaksi dan ukuran pereaksi menentukan laju reaksi. Semakin

relatif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi

berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju

Page 9: Laporan kinetika reaksi

reaksi akan semakin bertambah, hal ini dijelaskan dengan semakin luas

permukaan zat yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin

luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil

ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi

dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk

bongkahan.

Sifat dasar pereaksi. Zat-zat berbeda secara nyata dalam lajunya

mereka mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour

bereaksi secara meledak, bahkan pada temperatur kamar, dengan

menghasilkan molekul hidrogen fluorida.

H2 + F2 → 2HF  (sangat cepat pada temperatur kamar)

Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu

lambat sehingga tak Nampak perubahan kimia :

2H2 + O2 → H2O

2. Konsentrasi

Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya

konsentrasi suatu pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi

suatu produk. Besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi

pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka

akan timbul endapan putih.

3. Temperatur atau Suhu Reaksi

Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur.

Biasanya kenaikan sebesar 10ºC akan melipatkan dua atau tiga laju suatu

Page 10: Laporan kinetika reaksi

reaksi antara molekul-molekul. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan

sebagian sebagai lebih cepatnya molekul-molekul bergerak kian kemari

pada temperatur yang lebih tinggi dan karenanya bertabrakan satu sama

lain lebih sering. Tetapi, ini belum menjelaskan seluruhnya, ke molekul-

molekul lebih sering bertabrakan, tetapi mereka juga bertabrakan dengan

dampak (benturan) yang lebih besar, karena mereka bergerak lebih cepat.

Pada temperatur besar, karena makin banyak molekul yang memiliki

kecepatan lebih besar dan karenanya memiliki energi cukup untuk

bereaksi.

Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena

kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi.

Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar.

4. Luas Permukaan Bidang Sentuh

Semakin besar luas permukaan bidang sentuh, semakin besar

kemungkinan partikel-partikel untuk bertumbukannya / bereaksi sehingga

laju reaksi semakin naik, dan sebaliknya untuk luas permukaan bidang

sentuh yang kecil.

5. Katalis

Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk

mempercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara

dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi

menggunakan katalis disebut dengan  reaksi katalis atau prosesnya

disebut katalisme (Keenan,1980).

Page 11: Laporan kinetika reaksi

II.2 Uraian Bahan

1. H2SO4 (Depkes RI ; 1979)

Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM.

Nama lain : Asam sulfat.

RM / BM : H2SO4 / 98,07.

Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif; tidak berwarna; jika

ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai sampel.

2. Natrium Tiosulfat (Depkes RI ; 1979)

Nama resmi : NATRI THIOSULFAS.

Nama lain : Natrium Tiosulfat.

RM / BM : Na2S2O3 / 248,17.

Pemerian : Hablur besar tidak berwarna / serbuk hablur kasar. Dalam

lembab meleleh basah, dalam hampa udara merapuh.

Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air, praktis tidak larut dalam

etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai sampel.

3. Aquadest (Depkes RI ; 1979)

Nama resmi : AQUADESTILLATA.

Nama lain : Air suling, Aquadest.

Page 12: Laporan kinetika reaksi

RM / BM : H2O/ 18,02.

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak  

mempunyai rasa.

Kelarutan : -

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup.

Kegunaan : Sebagai pengencer / pelarut.

Page 13: Laporan kinetika reaksi

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan kinetika reaksi adalah gelas

piala (Pyrex Iwaki), kaki tiga (PSI), lampu spritus, pipet skala, pipet tetes,

rak tabung, stopwatch, tabung reaksi (Pyrex Iwaki), dan termometer (Gea

medical).

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah H2SO4 0,5 M

(Asam sulfat) ; Na2S2O3 0,5 M (Natrium tiosulfat) ; H2O (Aquadest) ; Es

batu ; Tissue ; dan Label.

III.2 Cara Kerja

Cara kerja dalam percobaan pengaruh konsentrasi terhadap kinetika

reaksi adalah pertama-tama disediakan lima buah tabung reaksi dan masing-

masing tabung tersebut diisi dengan 5 ml H2SO4 0,5 M (Asam Sulfat).

Kemudian disediakan lima buah tabung reaksi yang lain dan tiap tabung

tersebut diisi dengan 5 ml, 4 ml, 3 ml, 2 ml, dan 1 ml Na2S2O3 0,5 M,

diencerkan hingga volume 5 ml dengan aquadest. Lalu dicampurkan isi

tabung reaksi tersebut dari 5 sediaan pertama kedalam masing-masing 5

sediaan kedua, dan bersamaan dengan bercampurnya kedua zat tersebut,

stopwatch dijalankan. Stopwatch dihentikan setelah ada reaksi berupa

Page 14: Laporan kinetika reaksi

kekeruhan. Terakhir, Dicatat waktu yang digunakan dan tentukan nilai m, k,

dan persamaan kecepatan reaksinya.

Untuk percobaanpengaruh suhu, pertama-tama dipilih salah satu

konsentrasi H2SO4 dan Na2S2O3. Kemudian disiapkan 6 buah tabung reaksi,

3 buah diisi dengan H2SO4 dan 3 buah lainnya diisi dengan Na2S2O3. Lalu

dimasukkan sepasang tabung reaksi kedalam gelas piala yang berisi air

dingin (air es) dengan suhu 5oC beberapa menit sehingga suhunya merata

termasuk suhu larutannya. Setelah itu diambil sepasang tabung reaksi (1

buah yang berisi H2SO4 dan 1 buah berisi Na2S2O3). Kemudian dicampurkan

isi tabung tersebut, dan bersamaan bercampurnya kedua zat, stopwatch

dijalankan (tabung reaksi yang telah berisi campuran H2SO4 tetap pada gelas

piala yang berisi air es / es batu). Stopwatch dihentikan setelah terjadi reaksi

seperti pada percobaan bagian 1 sebelumnya. Setelah itu dicatat waktu yang

digunakan dan suhu reaksi. Lalu dikerjakan kembali poin a sampai

g,padainterval suhu yang berbeda, yaitu suhu kamar 27oC dan suhu panas

60oC.

Page 15: Laporan kinetika reaksi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

1. Pengaruh Konsentrasi

No. VolumeH2SO4

VolumeNa2S2O3

VolumeH2O

t (s) x y xy x2

1. 5 ml 5 ml - 66 1 4.2 4.2 1

2. 5 ml 4 ml 1 ml 98 0.8 4.6 3.7 0.64

3. 5 ml 3 ml 2 ml 143 0.6 5 3 0.36

4. 5 ml 2 ml 3 ml 182 0.4 5.2 2.1 0.16

5. 5 ml 1 ml 4 ml 237 0.2 5.5 1.1 0.04

∑❑ 726 3 24.5 14.1 2.2

2. Pengaruh Suhu

No. VolumeH2SO4

VolumeNa2S2O3

t (s) T (oC) x y xy x2

1. 3 ml 3 ml 112 5 5 4.7 23.5 25

2. 3 ml 3 ml 75 27 27 4.3 116.1 729

3. 3 ml 3 ml 19 60 60 2.9 174 3.600

∑❑ 206 92 92 11.9 313.6 4.354

Page 16: Laporan kinetika reaksi

IV.2 Pembahasan

Kinetika reaksi atau laju reaksi dinyatakan sebagai besarnya perubahan

konsentrasi zat pereaksi atau produk reaksi per satuan waktu. Faktor-faktor

yang mempengaruhi laju reaksi yaitu : Sifat dan ukuran pereaksi,

konsentrasi, temperatur atau suhu reaksi, luas permukaan bidang sentuh, dan

katalis.

Dalam ilmu kimia persamaan laju reaksi hanya dapat dinyatakan

berdasarkan data hasil percobaan. Dari data tersebut akan didapat cara untuk

menentukan orde reaksi dan konstata laju reaksi. Persamaan laju reaksi

ditentukan berdasarkan konsentrasi awal setiap zat dipangkatkan orde

reaksinya. Nilai orde reaksi tak selalu sama dengan koefisien reaksi zat yang

bersangkutan, karena orde reaksi merupakan penjumlahan dari orde reaksi

setiap zat pereaksi. Mekanisme reaksi dipakai untuk menerangkan bagian

langkah suatu reaktan berubah menjadi suatu produk.

Pada praktikum kali ini membahas tentang pengaruh konsentrasi dan

pengaruh suhu terhadap laju reaksi dengan menggunakan bahan H2SO4 dan

Na2S2O3.

Percobaan pertama yaitu pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi,

disiapkan 10 buah tabung reaksi, lima buah tabung diisi 5 ml H2SO4 0.5 M

dan lima tabung reaksi lainnya diisi 5 ml, 4 ml, 3 ml, 2 ml, dan 1 ml Na2S2O3

0.5 M kemudian diencerkan hingga volume 5 ml dengan aqudest, setelah itu

dicampurkan isi tabung reaksi tersebut dari lima sediaan pertama kedalam

masing-masing lima sediaan kedua, dan bersamaan dengan bercampurnya

Page 17: Laporan kinetika reaksi

kedua zat tersebut stopwatch dijalankan, stopwatch dihentikan setelah ada

reaksi berupa kekeruhan, dicatat waktu terjadinya reaksi. Pada percobaan

pengaruh konsentrasi ini didapatkan hasil untuk pasangan tabung (I) (I)

bereaksi setelah 66 detik, tabung (II) (II) bereaksi setelah 98 detik, tabung

(III) (III) bereaksi setelah 143 detik, tabung (IV) (IV) bereaksi setelah 82

detik, dan tabung (V) (V) bereaksi setelah 237 detik, sehingga dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin pekat suatu zat atau semakin

tinggi konsentrasi maka semakin cepat terjadinya reaksi.

Percobaan kedua yaitu pengaruh temperatur atau suhu terhadap laju

reaksi, disiapkan enam buah tabung reaksi, tiga buah diisi dengan 3 ml

H2SO4 0.5 M dan tiga buah lainnya diisi dengan 3 ml Na2S2O3 0.5 M,

dimasukkan sepasang tabung reaksi kedalam gelas piala yang berisi air

dingin (air es) dengan suhu 5oC selama beberapa menit hingga suhunya

merata termasuk suhu larurannya, kemudian diambil sepasang tabung reaksi

tersebut (satu buah yang berisi H2SO4 dan satu buah berisi Na2S2O3, setelah

itu dicampurkan isi tabung tersebut, dan bersamaan bercampurnya kedua zat

stopwatch dijalankan, stopwatch hanya akan dihentikan setelah terjadi reaksi

berupa kekeruhan, seperti pada percobaan pengaruh konsentrasi, catat waktu

yang digunakan dan suhu reaksi, dikerjakan kembali mulai dari tahap awal

hingga penulisan hasil pada interval suhu yang berbeda, yaitu suhu ruangan

27oC dan suhu panas 60oC. Pada percobaan pengaruh suhu ini didapatkan

hasil untuk pasangan tabung (I) (I) dengan suhu dingin 5oC bereaksi setelah

112 detik, tabung (II) (II) dengan suhu ruangan 27oC bereaksi setelah 75

Page 18: Laporan kinetika reaksi

detik, tabung (III) (III) dengan suhu panas 60oC bereaksi setelah 19 detik,

sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu

maka semakin cepat terjadinya reaksi.

Aplikasi percobaan ini dalam bidang farmasi adalah ketika seseorang

apoteker mengambil keputusan apakah obat tersebut masih layak untuk

dikonsumsi atau tidak, maka terlebih dahulu Ca harus mengetahui stabilitas

kimia dari bahan obat tersebut. Jika seorang apoteker akan membuat suatu

sediaan obat baru dari suatu obat maka harus mengetahui stabilitas obat

yang dibuat menjadi sedian baru tersebut dan harus dapat menentukan waktu

dan tempat penyimpanan obat tersebut.

Page 19: Laporan kinetika reaksi

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Kinetika reaksi dinyatakan sebagai besarnya perubahan konsentrasi zat

pereaksi atau produk reaksi per satuan waktu. Faktor yang

mempengaruhi yaitu : Sifat dan ukuran pereaksi, konsentrasi, suhu, luas

permukaan bidang sentuh, dan katalis.

2. Pada percobaan pengaruh konsentrasi didapatkan hasil untuk pasangan

tabung (I) (I) waktu yang digunakan 66 detik, tabung (II) (II) 98 detik,

tabung (III) (III) 143 detik, tabung (IV) (IV) 82 detik, dan tabung (V)

(V) 237 detik, sehingga dinyatakan jika semakin pekat suatu zat atau

semakin tinggi konsentrasi maka semakin cepat terjadinya reaksi.

3. percobaan pengaruh suhu didapatkan hasil untuk pasangan tabung (I) (I)

dengan suhu 5oC waktu yang digunakan 112 detik, tabung (II) (II)

dengan suhu 27oC selama 75 detik, tabung (III) (III) dengan suhu 60oC

selama 19 detik, sehingga dinyatakan jika semakin tinggi suhu maka

semakin cepat terjadinya reaksi.

V.2 Saran

Pada saat menentukan waktu, stopwatch sebaiknya dihentikan sebelum

terjadi kekeruhan yang berlebihan.

Page 20: Laporan kinetika reaksi

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia.1992. Penuntun Belajar Kimia Dasar Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung : PT. Citra Aditia Bakti.

Anderton, J. D. 1997. Foundations of Chemistry Edisi kedua. Melbourne: Longman.

Kamaludin, Agus. 2013. Cara Jitu Sukses UN dengan Mudah. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Keenan, dkk.1980. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Suroso, A. Y. 2002. Ensiklopedia Sains dan Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra Berlian.

Ryan, Lawrie. 2001. Chemistry For You. London: Nelson Thornes.

Ditjen, POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.

Firdaus, Sirajul. 2016. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Kimia Dasar. Makassar : Stikes Mega Rezky.

Page 21: Laporan kinetika reaksi

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran I. Perhitungan

Pengaruh Konsentrasi :

x = Volume H2SO 4Volume NaS2 O3

y = In (t)

Pengaruh Suhu :

x = T

y = In (t)

Untuk reaksi aA + bB cC + dD, persamaan laju reaksi ditulis :

r = k[A]m.[B]n

Keterangan :

r = laju reaksi

k = tetapan laju reaksi

[A] = konsentrasi zat A dalam mol per liter

[B] = konsentrasi zat B dalam mol per liter

m = orde reaksi terhadap zat A

n = orde reaksi terhadap zat B

Penyelsaian :

Pengaruh Konsentrasi Persamaan garis

x = Volume H2SO 4Volume NaS2O3

Page 22: Laporan kinetika reaksi

x1 = 5 ml5 ml = 1

x2 = 4 ml5 ml = 0,8

x3 = 3 ml5 ml = 0,6

x4 = 2 ml5 ml = 0,4

x5 = 1 ml5 ml = 0,2

y = a + b (x)

y1 = 4,349 + 0,585 (1)= 4,934

y2 = 4,349 + 0,585 (0,8)= 3,947

y3 = 4,349 + 0,585 (0,6)= 2,960

y4 = 4,349 + 0,585 (0,4)= 1,974

y5 = 4,349 + 0,585 (0,2)= 0,987

Koefisien A =

= (2,2 ) (24,5 )−(3 ) (14,1 )

5 (2,2 )−32

= 53,9−42,3

11−9

= 11,62

= 5,8

Page 23: Laporan kinetika reaksi

Koefisien B =

= 5 (14,1 )−3(24,5)

5 (2,2 )−32

= 70,5−73,5

11−9

= −32

= -1,5

Kecepatan reaksi pengaruh konsentrasi :

V1 = dxdt

= 166

=0,015 m /s

V2 = dxdt

=0,898

=0,008m /s

V3 = dxdt

= 0,6143

=0,004 m /s

V4 = dxdt

= 0,4182

=0,002 m /s

V5 = dxdt

= 0,2237

=0,001m / s

Tetapan kecepatan reaksi :

Log V1 = Log K1 + m . a

Log K = Log V + m . a

Log K1 = (-1,8) + 1 . 1

= -0,8

Log K2 = (-2,1) + 1 . 0,8

= -1,3

Log K3 = (-2,4) + 1 . 0,6

= -1,8

Log K4 = (-2,7) + 1 . 0,4

= -2,3

Log K5 = (-3) + 1 . 0,2

Page 24: Laporan kinetika reaksi

= -2,8

Sudut kemiringan :

tan α = ∆ X∆ Y =

X2−X1

Y 2−Y 1 = 1−0,8

66−98 = −0,232 = -0,006

Pengaruh Suhu Persamaan garis :

y1 = a + bx = 5,37 + 0,04 (5) = 5,51

y2 = a + bx = 5,37 + 0,04 (27) = 6,45

y3 = a + bx = 5,37 + 0,04 (60) = 7,77

Kecepatan reaksi pengaruh suhu :

V1 = dxdt

= 5112

=0,02m / s

V2 = dxdt

=2775

=0,36 m /s

V3 = dxdt

=6019

=3,16 m/ s

Ketetapan kecepatan reaksi :

In K = In A - EART

In K1 = 11,52 + 0,03

0,082(5)

= 11, 5 + 0,030,41

= 11, 57

In K2 = 11,5 +0,03

0,082(27)

= 11,5 + 0,032,21

= 11,51

In K3 = 11,5 + 0,03

0,082(60)

Page 25: Laporan kinetika reaksi

= 11,5 + 0,034,92

= 11,50

Koefisien A =

= (4.354 ) (11,9 )−(92 ) (313,6 )

3 (4.354 )−922

= 51.812,6−28.851,213.062−8.464

= 52.960,44598

= 11,52

Koefisien B =

= 3 (313,6 )−92(11,9)

3 (4.353 )−922

= 940,8−1.094,813.062−8.464

= −1544598

= -0,03

Sudut kemiringan :

tan α = ∆ X∆ Y = X2−X1

Y 2−Y 1 = 27−5

4,3 – 4,7 = −220,4 = -55

Page 26: Laporan kinetika reaksi

Lampiran II. Gambar Hasil Percobaan

Gambar I: Terjadinya reaksi berupa kekeruhan.

Gambar II : Kekeruhan yang berlebih.

Page 27: Laporan kinetika reaksi

Lampiran III. Dokumentasi Kelompok Praktikum