disfagia pada sindrom wallenberg

Upload: muhammad-abdul-rahman

Post on 14-Apr-2018

251 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    1/75

    Oleh : Agus SetiawanPembimbing: dr. Dodik Tugasworo, SpS(K)

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    2/75

    Sindroma Wallenberg pertamadideskripsikan tahun 1808 olehGaspard Vieusseux (1746-1814).

    Sindrom Wallenberg diambildari nama Adolf Wallenberg(1862-1949) yangmendeskripsikan sindrom ini

    secara lebih akurat pada tahun1895 dan tahun 1901membuktikan denganpenemuan otopsi.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    3/75

    Jarang terjadi.

    Sekitar 2% frekuensi sindrom Wallenberg

    dari keseluruhan stroke selama periode

    enam tahun(Norving dan Cronquist pada

    1991).

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    4/75

    Vaskularisasi dorsolateral MO: PICA

    Struktur-struktur:

    N. vastibularis inferior, N. dorsal nervus vagus,

    Pedunkulus cerebellaris inferior,

    N traktus solitarius,

    N ambiguus,

    N. koklearis,

    N. traktus spinalis trigeminalis,

    jaras simpatik sentralis,

    traktus spinocerebellaris anterior,

    traktus spinothalamikus lateralis, traktus tegmental sentralis,

    substansia retikularis.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    5/75

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    6/75

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    7/75

    MRI

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    8/75

    PEMERIKSAAN ELEKTRONEUROFISIOLOGI

    (BLINK REFLEX)

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    9/75

    PEMERIKSAAN ELEKTRONEUROFISIOLOGI

    (LEP)

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    10/75

    ANGIOGRAFI

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    11/75

    Terapi simptomatis: Pemberian intake makanan

    melalui pipa NGT diperlukanjika penderita kesulitanmengunyah dan menelan

    makanan. Terapi bicara atau latihanmengunyah dapatmemberikan manfaat.

    Analgetik untuk menguranginyeri yang timbul OAE(gabapentin) nyeri kronis.

    Baclofen terapi cegukanterus-menerus.

    Pengendalian FaktorRisiko: Pengobatan jangka panjang

    antikoagulan (warfarin) atauantiagregasi platelet

    (aspirin). meminimalisirresiko stroke berulang. Pengendalian tekanan

    darah dan faktor risikostroke lain (merokok,diabetes mellitus) harusdilakukan

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    12/75

    Neurointervensi Teknik angioplasti

    Pemasangan stenting

    Trombolisis pada diseksi arteri vertebralisintrakranial

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    13/75

    Tergantung ukuran dan lokasi pada area

    batang otak yang rusak.

    Disabilitas neurologis yang signifikan

    dapat terjadi beberapa tahun sesudah

    gejala awal terlihat.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    14/75

    DISFAGIA: kesulitan atau

    ketidaknyamanan saat menelan

    diakibatkan perubahan menelan karena

    kelainan motorik, sensorik, atau struktural.

    Penelitian (Hinds et al) metode: water

    test (150 mL) pada 72 jam onset stroke

    67% disfagia (batuk, suara basah / serak).

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    15/75

    1. Disfagia Oral akibat penurunan kekuatandan/atau koordinasi abnormal otot-otot mulut danlidah gangguan pembentukan bolus atau posisimakanan dalam mulut untuk persiapan menelan.

    2. Disfagia Faringealgangguan fungsi menelan,koordinasi dan timing otot konstriktor faring,velopharyngeal inkompetencepropulsi bolusinadekuat untuk memicu refleks menelan, sehinggamengakibatkan retensi di faring.

    3. Disfagia Esophageal gangguan gerakanperistaltik esofagus, relaksasi dan kontraksi UES danLES.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    16/75

    Nervus

    kranialis

    Area inervasi Efek pada proses menelan

    V n.

    trigeminalis

    Lidah (dua pertiga

    anterior),

    Mandibula

    Penurunan sensasi

    Penurunan mandibula untuk mengunyah

    VII n. fasialis Struktur wajah,termasuk lidah dan

    pipi

    Tidak dapat menutup bibir secara rapatmenimbulkan mengiler dan penempatan

    makanan dalam rongga mulut terganggu,

    Hilangnya rasa 2/3 anterior lidah

    IX n.

    glossofaringeus

    Bagian posterior

    lidah dan orofaring

    Hilangnya rasa

    Hilangnya sensasi pada bagian posterior

    cavum buccal, mengakibatkan hilangnya triggermenelan

    X n. vagus Faring, laring,

    esofagus atas

    Traktus respiratorik tidak menutup secara

    efektif mengakibatkan risiko tinggi aspirasi

    XII n.

    hipoglossus

    Lidah Kesulitan memindah makanan dalam mulut dan

    mengirim ke posterior rongga mulut

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    17/75

    1. Diagnosis Klinis Bedside exam: Anamnesis

    Gejala-tanda

    Pemeriksaan fisik sederhana dengan ujimenelan.

    2. Instrumental.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    18/75

    Anamnesa Riwayat penyakit sekarang Gejala disfagia:

    Lama, frekuensi (intermitten atau menetap)

    Adakah perubahan dalam jenis dan jumlah makanan yangdapat ditelan? (solid, semisolid, cair) Suara pasien parau? Atau basah setelah menelan berbagai

    tekstur makanan/ minuman Drolling (mengiler) Sisa makanan di rongga mulut sisi lemah Kelemahan otot wajah (simetrisitas) Kelemahan otot lidah Keterlambatan atau menghilangnya elevasi laring saat

    menelan.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    19/75

    Tanda yang mengikuti: Disfoni / disartria Kelemahan otot lidah Nyeri tenggorokan (odynophagia) Regurgitasi nasal, GE refluksTanda Tambahan: Status nutrisi dan penurunan berat badan sebelum dan

    selama perawatan Perubahan citarasa, penurunan nafsu makan Mulut kering, saliva yang mengental Perubahan kebiasaan makan, misalnya menghindari

    tekstur kasar, menurunnya porsi makan, waktu makanlebih lama (mengunyah lama)

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    20/75

    Screening sederhana deteksi resiko aspirasi.

    Mengklasifikasikan gangguan berdasarkan

    derajat sesuai patofisiologi menelan secara

    volunter. Standarisasi awal untuk pemilihan diet spesifik.

    Evaluasi keberhasilan terapi disfagia

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    21/75

    GUSS part 1, Preliminary

    Assessment: Indirect swallowing test

    GUSS part 2,: Direct swallowing test

    - Simple saliva swallow

    - 1 mL water (alternatively)Vigilance, voluntary cough, throat

    clearing, saliva swallowing

    First subtest: Semisolid Swallowing

    Trial

    Second subtest: Liquid Swallowing

    Trial

    3 mL, 5 mL, 10 mL, 20 mL, 50 mL of

    water

    Third subtest: Solid Swallowing Trial

    A small piece of dry bread (repeated

    5 times)

    - Deglutition

    - Involuntary cough

    - Drooling

    - Voice change

    - Swallow bollus within 10 second

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    22/75

    3-oz (90 ml) water test Pre test: GCS (13 = cut off), facial

    asymmetry, tongue asymmetry, palatal

    asymmetry. Water test: batuk, gurgling, perubahan

    suara sampai 1 menit.

    Sensitif untuk kelainan laring.

    Pudding testanalisa fungsional pemberian makan per-oral.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    23/75

    Videofluoroscopy(VFSS)

    gold standart untuk evaluasi mekanisme

    menelan.

    Juga untuk menilai posisi dan manouver

    terbaik untuk menelan.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    24/75

    Videoendoscopyatau flexible fibreoptic

    examination of swallowing(FEES).

    Menilai: Kelainan anatomi faring dan

    laring sebelum dan sesudahmenelan,

    Adduksi plika vokalis, Risiko aspirasi.

    Tidak untuk mengevaluasifungsi faring.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    25/75

    USG dan scintigraphy Merupakan pemeriksaan non imajing

    EMG-swallowing Menilai keutuhan persarafan dan kekuatan m.

    Cricopharingeal dan sphingter esophageal.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    26/75

    Esophageal Manometry Pengukuran manometry besarnya kekuatan

    peristaltik pada UES dan faring

    Evaluasi gejala disfungsi disfagia tipe orofaring,sering pada stroke kronis.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    27/75

    Prinsip :

    Atasi penyakit yang mendasari (stroke).

    Cegah komplikasi NGT (NPO),

    pengaturan menu dan modifikasi diet.

    Menajemen menelan yang aman dan

    efisiensi strategi kompensasi, latihan

    otot mengunyah dan menelan.Modifikasi lingkungan.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    28/75

    STRATEGI

    KOMPENSASI: Stimulasi kognitif

    Stimulasi oral sensorik

    Teknik postural (chin

    thuck)

    Stimulasi elektrik

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    29/75

    1. Aspirasi dan pneumonia Aspirasi: parese N.X bolus masuk ke plica

    vokalis karena kegagalan mekanisme proteksi

    jalan nafas oleh laring. Silent aspiration: aspirasi tanpa gejala klinis

    (25-30% stroke aspirasi pneumonia).

    2. Malnutrisi3. Dehidrasi

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    30/75

    Assessment of swallowing before starting eating ordrinking is recommended (Class I, Level ofEvidence B).

    Patients who cannot take food and fluids orallyshould receive nasogastric, nasoduodenal, or PEGfeedings to maintain hydration and nutrition whileundergoing efforts to restore swallowing (Class IIa,

    Level of Evidence B). The timing of the placementof PEG is uncertain.

    (PEG: Percutaneous Endoscopic Gastrostomy)

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    31/75

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    32/75

    Nama Tn. A M

    Umur 51 tahun

    Alamat Srinindito Simongan Semarang Barat

    Pendidikan SMA

    Pekerjaan Penjahit

    Agama Islam

    Status Menikah

    Tgl MRS 12 Juni 2012Tgl KRS 20 Juni 2012

    No CM 6968573

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    33/75

    Anamnesis

    RPS

    KU Gangguan menelan

    Onset + 5 hari SMRS, mendadak

    Lokasi Batang otakKualitas Tersedak bila makan dan minum

    Kuantitas ADL sebagian dibantu keluarga

    Kronologis +5 hari SMRS saat minum menjelang tidur, os tiba-tiba

    tersedak dan muntah. Selain itu juga os merasa tiba-tiba

    merasa pusing berputar, lamanya + 2 jam terus menerusdan kemudian mereda, seperti badan bergoyang terhadap

    ruangan sekitar. Pusing berputar muncul spontan, tidak

    diperberat dengan gerakan kepala / perubahan posisi

    badan, dan lebih ringan bila memejamkan mata. Mual (+),

    muntah (+), telinga berdenging (-), penurunan daya

    pendengaran (-).

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    34/75

    Kemudian os merasakan bicara menjadi pelo, dan suara

    menjadi sengau. Os menjadi tersedak bila minum dan

    makan. Besok paginya os dibawa ke RS Tugu, lalu rawat

    inap. Os hanya diterapi menelan. Karena tidak ada

    perbaikan, os minta pulang paksa dan berobat ke RSDK.Bicara sengau (+), tidak ada lemah anggota gerak, pingsan

    (-), sakit kepala (-), pusing berputar (+), kejang (-), mulut

    merot ke kanan (sudah lama).

    Os tidak merokok, namun di tempat kerja banyak yang

    merokok.

    BAB dan BAK dalam batas normal.

    G. Penyerta mual, muntah, sulit menelan, bicara pelo, sengau, pusing

    berputar

    F. M-berat (-)

    F. M-ringan (-)

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    35/75

    RPD Riwayat stroke / kelemahan otot wajah kiri (+).

    Riw. Kencing manis, sakit jantung, hipertensi disangkal.

    Riwayat sakit telinga/ keluar cairan telinga (-), pilek lama (-).

    Riwayat pusing berputar sebelumnya disangkal.

    RPK Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini

    RSE Berobat dengan biaya Jamkesmas, kesan ekonomi kurang.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    36/75

    Status Praesens

    Kesadaran compos mentis

    GCS E4M6V5 = 15

    TD 120/80 mmHg

    Nadi 100 x/menit

    Pernafasan 22 x/menit

    Suhu 36,5

    TB 165 cm

    BB 58 KgIMT 21 Kg/m2 (normoweight)

    Kepala mesosefal

    Mata konjuntiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    37/75

    Leher simetris, JVP tidak meningkat

    Dada simetris, retraksi supra sternal (-)

    Jantung BJ I-II murni, bising (-), gallop (-)

    Paru Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

    Perut supel, hepar/lien tidak teraba, bising usus (+) normal

    Status Psikikus

    Cara berpikir realistik

    Perasaan hati euthymTingkah laku normal

    Ingatan baik

    Kecerdasan cukup

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    38/75

    Status Neurologis

    Kesadaran GCS E4M6V5=15

    Mata Pupil bulat anisokor, 2,5mm/3mm, RC +/+,

    R. Kornea +/+, Nistagmus -/-, Ptosis oculi dextra

    Leher Kaku kuduk (-)

    Nn.Craniales

    Disfungsi N. V sensorik dekstraParesis N. IX, X, XII dekstra

    Paresis N. VII sin sentral (onset lama)

    Motorik Superior Inferior

    Gerak

    KekuatanTonus

    Trofi

    R. fisiologis

    R. patologis

    Klonus

    + I +

    5 I 5N I N

    E I E

    + I +

    - I -

    + I +

    5 I 5N I N

    E I E

    + I +

    - I -

    - I -

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    39/75

    (paresis N. VII sinistra sentral)

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    40/75

    (paresis N. XII dekstra,

    Ptosis OD)(paresis N. IX, X dekstra)

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    41/75

    (hipestesi wajah dekstra)

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    42/75

    Sensibilitas hemihipestesi alternans (facial dextra, truncus & limb

    sinistra

    Vegetatif disfagia, BAK dan BAB dalam batas normal

    Koordinasi, Gait dan Keseimbangan

    Cara berjalan

    Tes RombergTes Romberg dipertajam

    Disdiadokokinesis

    Ataksia

    Rebound phenomen

    Dismetri

    : normal

    : (-): (-)

    : (-)

    : (-)

    : (-)

    : (-)

    Gerakan-gerakan abnormal

    Tremor

    Athetose

    Mioklonik

    Khorea

    : (-)

    : (-)

    : (-)

    : (-)

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    43/75

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    EKG: HR 80 x/mnt; normo sinus rythm

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    44/75

    Ro. Thorax AP

    Ro. Thorax AP: cor tak membesar, pulmo: gambaran bronchitis

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    45/75

    MSCT Kepala tanpa kontras

    infark pons paramedian kanan

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    46/75

    Lab. Hematologi

    Hb

    Ht

    EritMCH

    MCV

    MCHC

    Leko

    13,94 gr%

    40,9 %

    4,60 juta/mmk30,28 pg

    88,83 fl

    34,09 g/dl

    11,29 ribu/mmk H

    Trombo

    RDW

    MPVPPT

    PPT control

    aPTT

    aPTT control

    192,2 ribu/mmk

    13,05 %

    7,95 fL13,5 dtk (10,0-15,0)

    12,4 dtk

    26,9 dtk (23,4-36,8)

    32 dtk

    Lab. Kimia KlinikGDS

    Ureum

    Creatinin

    Na

    K

    135 mg/dL H

    62 mg/dl H

    1,06 mg/dl

    144 mmol/L

    3,9 mmol/L

    Cl

    Ca

    Mg

    Osm

    FD

    114 mmol/L H

    2,25 mmol/L

    1,08 mmol/L H

    313 mOsm

    2,269 Lt

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    47/75

    RINGKASAN

    SUBYEKTIF

    +5 hari SMRS saat minum menjelang tidur, os tiba-tiba tersedak bila

    makan dan minum, disertai muntah.

    Selain itu, os merasa tiba-tiba merasa pusing berputar, seperti badan

    bergoyang terhadap ruangan sekitar, disertai mual (+), telinga

    berdenging (-), penurunan daya pendengaran (-), muntah (+), bicara

    pelo (+), suara sengau (+). Pusing berputar membaik dengan

    memejamkan mata, tidak memberat dengan perubahan posisi, lama

    pusing berputar + 2 jam terus menerus dan kemudian mereda. Tidak

    ada lemah anggota gerak.

    Mulut merot ke kanan sudah lama.

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    48/75

    OBYEKTIF

    Keadaan umumKesadaran / GCs

    Tekanan darah

    Nadi

    Pernafasan

    Suhu

    Tinggi badanBerat badan

    BMI

    Status Internus

    tampak sakit sedangE4M6V5

    120/80 mmHg

    100 x/mnt

    22 x/mnt

    36,5 oC

    165 cm58 Kg

    21 Kg/m2

    dalam batas normal

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    49/75

    Status Neurologis

    Kesadaran GCS E4M6V5=15

    Mata Pupil bulat anisokor, 2,5mm/3mm, RC +/+, Nistagmus -/-Ptosis oculi dextra. Refleks kornea +/+

    Leher Kaku kuduk (-)

    Nn.

    Craniales

    Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Paresis N. IX, X, XII dekstra

    Paresis N. VII sin sentral (onset lama)

    Motorik Superior Inferior

    Gerak

    Kekuatan

    Tonus

    TrofiR. fisiologis

    R. patologis

    Klonus

    + I +

    5 I 5

    N I N

    E I E+ I +

    - I -

    + I +

    5 I 5

    N I N

    E I E+ I +

    - I -

    - I -

    Hemihipestesi alternan (wajah dekstra, ekstremitas sinistra)

    Pemeriksaan Penunjang : MSCT = infark pons paramedian kanan

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    50/75

    DIAGNOSIS

    1 DK Vertigo

    Nausea

    VomitingMiosis OD

    Ptosis OD

    Disartria

    Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Disfungsi N. IX,X dekstra

    Paresis N. XII dekstraHemihipestesi alternan (wajah dekstra, ekstremitas sin)

    DT Dorsolateral Medullaoblongata dekstra

    DE Sindrom Wallenberg ec SNH

    2 DK Paresis N. VII sinistra sentral

    DE Hemisfer dekstra

    DT Completed stroke ec susp SNH

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    51/75

    RENCANA PENGELOLAAN AWAL

    PO Lab:GD I, GD II, profil lipid, asam urat, TAT-Fibrinogen.

    Konsul mata

    TX O2 3 lt/mnt

    Inf RL 30 tts/mnt

    Citicholin 3 x 500 mg (IV)

    Ranitidin 2 x 50 mg (IV)

    Aspilets 1 x 80 mg (PO)Vit. B1B6B12 3x1 tab (PO)

    Diet cair I per NGT

    MO Tanda-tanda vital, Defisit neurologis

    Ed Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang

    penyakitnya dan pengelolaan lebih lanjut.

    PROGNOSIS

    Ad vitam

    Ad sanam

    Ad fungsionam

    ad bonam

    ad malam

    ad bonam

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    52/75

    Tanggal 13 Juni 2012 (Hari Perawatan Ke-1)

    S pusing berputar (-), lemah otot wajah kiri sudah lama, masih sulit

    menelan. Masih batuk bila minum

    O Kesadaran: GCS: E4M6V5,

    TD: 130/90, N: 98 , RR: 24, t: 36,7

    Status NeurologisMata : pupil bulat isokor, 3mm/3mm, RC +/+, ptosis OD.

    R kornea +/+

    Nn Craniales : Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Paresis N. VII sinistra sentral (onset lama)

    Paresis N. IX,X dekstra

    Paresis N. XII dekstra

    Motorik idem

    Sensibilitas hemihipestesi alternans (facial dextra, truncus & limb

    sinistra

    Vegetatif disfagia, BAK dan BAB dalam batas normal

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    53/75

    Lab Hematologi

    Fibrinogen

    TAT

    621,8 mg/dL (180,00-350,00) H

    Hiperagregasi

    Kimia Klinik

    GD IGD II

    Asam urat

    Cholesterol

    TG

    HDL

    LDL

    86 mg/dL94 mg/dL

    4,10 mg/dL

    255 mg/dL H

    92 mg/dL

    42 mg/dL

    207 mg/dL H

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    54/75

    ASSESSMENT

    1 DK Vertigo

    Nausea

    VomitingMiosis OD

    Ptosis OD

    Disartria

    Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Disfungsi N. IX,X dekstra

    Paresis N. XII dekstraHemihipestesi alternan

    DT Dorsolateral Medullaoblongata dekstra

    DE Sindrom Wallenberg ec SNH

    2 DK Paresis N. VII sinistra sentral

    DE Hemisfer dekstra

    DT Completed stroke ec susp SNH

    3 Dislipidemia

    Po

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    55/75

    Po

    Dx Hasil konsul

    THT

    kesan: disfagia fase faringeal ec gangguan neuromuskuler,

    saat ini belum ada kecurigaan ke arah Karsinoma Nasofaring,

    saat ini daya pendengaran dalam batas normal.

    Saran: evaluasi dan rehabilitasi fungsi menelan dapat dilakukan dengan

    FEES.

    Hasil Konsul

    Bag. Mata

    Tidak didapatkan retinopati hipertensi maupun retinopati diabetika. Tidak

    didapatkan papil edema sebagai salah satu tanda peningkatan TIK.

    Hasil Konsul

    Bag. RM

    Snaker exercise

    ROM lidah

    Perhatikan konsistensi makanan/minuman per oral bila sudah accper oral

    Perbaikan postur (ketika makan/minum) chin tuckStimulasi olfaktorius

    Tx inf RL 20 tts/mnt

    Citicholin 3 x 500 mg (IV)

    Ranitidin 2 x 50 mg (IV)

    ASA 1 x 80 mg (PO)

    Simvastatin 0-0-10 mg (PO)

    Vit B1B6B12 3x1 tab (PO)Diet cair I per NGT

    Mx 3 oz water testbatuk, suara basah, TTV

    Ed idem

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    56/75

    Tanggal 14 Juni 2012 (Hari Perawatan Ke-2)

    S pusing berputar (-), masih tersedak bila makan/minum

    O Kesadaran: GCS: E4M6V5

    TD: 130/80, N: 86 , RR: 20, t:36,7Status Neurologis

    Mata : pupil bulat isokor, 3mm/3mm, RC +/+, ptosis OD

    Nn Craniales : Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Paresis N. VII sinistra sentral (onset lama)

    Paresis N. IX,X dekstra

    Paresis N. XII dekstraMotorik idem

    Sensibilitas hemihipestesi alternans (facial dextra, truncus & limb

    sinistra

    Vegetatif disfagia, BAK dan BAB dalam batas normal

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    57/75

    ASSESSMENT

    1 DK Vertigo

    Nausea

    VomitingMiosis OD

    Ptosis OD

    Disartria

    Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Disfungsi N. IX,X dekstra

    Paresis N. XII dekstraHemihipestesi alternan

    DT Dorsolateral Medullaoblongata dekstra

    DE Sindrom Wallenberg ec SNH

    2 DK Paresis N. VII sinistra sentral

    DE Hemisfer dekstra

    DT Completed stroke ec susp SNH

    3 Dislipidemia

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    58/75

    Po

    Dx Rencana FEES

    Tx inf RL 20 tts/mnt

    Citicholin 3 x 500 mg (IV)

    Ranitidin 2 x 50 mg (IV)stop

    Ranitidin 2 x 150 mg (PO)

    ASA 1 x 80 mg (PO)

    Simvastatin 0-0-10 mg (PO)

    Vit B1B6B12 3x1 tab (PO)

    Diet cair I via NGTHasil

    konsul

    Bagian

    Gizi

    Medik:

    jika masih ada disfagia= cair I (sonde RLJ 6x300 cc);jika

    sudah mulai bisa menelan, diberikan makanan untuk

    latihan menelan, berupa: cair II (bubur sumsum via oral,

    susu via NGT);jika sudah mulai membaik, dapat diberikan:

    diet lunak RLJ; jika diet lunak sudah bisa dikonsumsi

    dengan baik NGT dilepas. Evaluasi daya terima danstatus metaboliknya. Mohon dimonitor balance cairannya.

    Mx Idem

    Ed Idem

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    59/75

    Tanggal 17 Juni 2012 (Hari Perawatan Ke-5)

    S kadang tersedak bila minum; dan makan bubur sudah bisa

    O Kesadaran: GCS: E4M6V5

    TD: 120/80, N: 72, RR: 20, t: 36Status Neurologis

    Mata : pupil bulat isokor, 3mm/3mm, RC +/+, ptosis OD

    Nn Craniales : Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Paresis N. VII sinistra sentral (onset lama)

    Paresis N. IX,X dekstra

    Paresis N. XII dekstraMotorik idem

    Sensibilitas hemihipestesi alternans (facial dextra, truncus & limb

    sinistra

    Vegetatif disfagia, BAK dan BAB dalam batas normal

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    60/75

    ASSESSMENT

    1 DK Vertigo

    Nausea

    VomitingMiosis OD

    Ptosis OD

    Disartria

    Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Disfungsi N. IX,X dekstra

    Paresis N. XII dekstraHemihipestesi alternan

    DT Dorsolateral Medullaoblongata dekstra

    DE Sindrom Wallenberg ec SNH

    2 DK Paresis N. VII sinistra sentral

    DE Hemisfer dekstra

    DT Completed stroke ec susp SNH

    3 Dislipidemia

    P

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    61/75

    Po

    Dx Rencana FEES

    Tx inf RL 20 tts/mnt

    Citicholin 3 x 500 mg (IV)

    Ranitidin 2x150 mg (PO) stop

    ASA 1 x 80 mg (PO)

    Simvastatin 0-0-10 mg (PO)

    Vit B1B6B12 3x1 tab (PO)

    Diet cair II (bubur sumsum) chin tuck, minum via NGT

    Mx 3 oz water test suara basah, menelan lambat

    Ed Idem

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    62/75

    Tanggal 19 Juni 2012 (Hari Perawatan Ke-7)

    S Kadang terbatuk bila minum; dan makan bubur sudah bisa

    O Kesadaran: GCS: E4M6V5

    TD: 130/80, N:88 , RR:20, t:36,5Status Neurologis

    Mata : pupil bulat isokor,2,5mm/2,5mm, RC +/+, ptosis OD

    Nn Craniales : Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Paresis N. VII sinistra sentral (onset lama)

    Paresis N. IX,X dekstra

    Paresis N. XII dekstraMotorik idem

    Sensibilitas hemihipestesi alternans (facial dextra, truncus & limb

    sinistra

    Vegetatif disfagia, BAK dan BAB dalam batas normal

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    63/75

    ASSESSMENT

    1 DK Vertigo

    Nausea

    VomitingMiosis OD

    Ptosis OD

    Disartria

    Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Disfungsi N. IX,X dekstra

    Paresis N. XII dekstraHemihipestesi alternan

    DT Dorsolateral Medullaoblongata dekstra

    DE Sindrom Wallenberg ec SNH

    2 DK Paresis N. VII sinistra sentral

    DE Hemisfer dekstra

    DT Completed stroke ec susp SNH

    3 Dislipidemia

    Po

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    64/75

    Po

    Dx Hasil konsul ulang THT: konsul ulang saat rawat jalan pro evaluasi

    menelan (FEES)

    Hasil konsul Bagian Gizi Medik: acc rawat jalan dengan NGT

    terpasang. Saat ini pasien sudah latihan menelan, asupan makanan=bubur sumsum porsi. Pasien sudah diedukasi tentang pembuatan

    sonde di rumah dan makanan cair untuk diberikan via NGT. Jika sudah

    memungkinkan, pasien boleh diberi bubur nasi/nasi tim secara

    bertahap.

    Tx inf RL 20 tts/mntPiracetam 3 x 1200 mg (PO)

    ASA 1 x 80 mg (PO)

    Simvastatin 0-0-10 mg (PO)

    Vit B1B6B12 3x1 tab (PO)

    Diet cair II, minum via NGT

    FT: latihan menelanMx Idem

    Ed Idem

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    65/75

    Tanggal 20 Juni 2012 (Hari Perawatan Ke-8)

    S Kadang terbatuk bila minum; dan makan bubur sudah bisa

    O Kesadaran: GCS: E4M6V5,

    TD: 120/70, N: 86, RR: 24, t: 36,8Status Neurologis

    Mata : pupil bulat isokor, 3mm/3mm, RC +/+, ptosis OD

    Nn Craniales : Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Paresis N. VII sinistra sentral (onset lama)

    Paresis N. IX,X dekstra

    Paresis N. XII dekstraMotorik idem

    Sensibilitas hemihipestesi alternans (facial dextra, truncus & limb

    sinistra

    Vegetatif disfagia, BAK dan BAB dalam batas normal

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    66/75

    ASSESSMENT

    1 DK Vertigo

    Nausea

    VomitingMiosis OD

    Ptosis OD

    Disartria

    Disfungsi N. V sensorik dekstra

    Disfungsi N. IX,X dekstra

    Paresis N. XII dekstraHemihipestesi alternan

    DT Dorsolateral Medullaoblongata dekstra

    DE Sindrom Wallenberg ec SNH

    2 DK Paresis N. VII sinistra sentral

    DE Hemisfer dekstra

    DT Completed stroke ec susp SNH

    3 Dislipidemia

    Po

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    67/75

    Po

    Dx -

    Tx inf RL 20 tts/mnt aff

    Piracetam 3 x 1200 mg (PO)

    ASA 1 x 80 mg (PO)

    Simvastatin 0-0-10 mg (PO)

    Vit B1B6B12 3x1 tab (PO)

    BPL (masih dengan NGT terpasang)

    Mx Idem

    Ed kontrol poli saraf, THT, Rehabilitasi Medik, Gizi

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    68/75

    No Masalah Aktif Tanggal No Masalah Pasif Tanggal

    1. Disfagia 4,5 12-6-12 1. Riw. Merokok pasif 12-6-12

    2. Disfonia 4 12-6-12

    3. Disartria 5 12-6-12

    4. Paresis N IX, X dekstra 12 12-6-12

    5. Paresis N XII dekstra 12 12-6-12

    6.

    Nausea

    8 12-6-127. Vomiting 8 12-6-12

    8. Vertigo 12 12-6-12

    9. Hemihipestesi alternans: hipestesi wajah

    dekstra, hipestesi tubuh bagian sinistra

    10

    12-6-12

    10. Disfungsi N V sensorik dekstra 12 12-6-12

    11.

    Ptosis OD, miosis OD * (Hornersyndrome) 12

    12-6-12

    12. Susp Sindrom Wallenberg 12-6-12

    13. Paresis N VII sinistra sentral 14 12-6-12

    14. Complete stroke 12-6-12

    15. Dislipidemia 13-6-12

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    69/75

    Tgl. 12-6-12

    S:minum bila batuk/makan,

    pusing berputar, mual,

    muntah, bicara pelo

    O:GCS E4M6V5

    paresis n. VII S sentralDisfungsi N VII sensorik D

    Paresis N IX,X,XII D

    Hemihipestesi alternanMSCT: infark paramedian

    pons D

    A:Sindrom Wallenberg,

    Post SNH

    P:O2 3lt/mnt,

    Citicholin 3x500mg

    Ranitidin 2x50 mg

    Aspilets 1x80 mg

    Diet Cair I per NGT

    Tgl. 13-6-12

    S:minum bila batuk/makan, bicara pelo

    O:GCS E4M6V5

    paresis n. VII S sentral

    Disfungsi N VII sensorik D

    Paresis N IX,X,XII D

    Hemihipestesi alternanChol: 255 mg/dLLDL: 207 mg/dL

    Konsul THT: disfagia fase faringeal,

    Konsul RM: snaker exercise, chin thuck.

    A:Sindrom Wallenberg,

    Post SNH, dislipidemia

    P:

    Citicholin 3x500mg

    Ranitidin 2x50 mg

    Aspilets 1x80 mg

    Diet Cair I per NGT

    Tgl. 14-6-12

    S:minum bila batuk,makan

    bubur bisa, bicara pelo

    O:GCS E4M6V5

    paresis n. VII S sentral

    Disfungsi N VII sensorik DParesis N IX,X,XII D

    Hemihipestesi alternan

    Konsul Gizi: diet cair IA:Sindrom Wallenberg,

    Post SNH, dislipidemia

    P:

    Citicholin 3x500mg

    Ranitidin 2x50 mg

    Aspilets 1x80 mg

    Simvastatin 10 mg

    Diet Cair Iper NGT

    Tgl. 17-6-12

    S:minum bila batuk/makan

    bubur bisa, bicara pelo

    O:GCS E4M6V5

    paresis n. VII S sentral

    Disfungsi N VII sensorik D

    Paresis N IX,X,XII DA:Sindrom Wallenberg,

    Post SNH, dislipidemia

    P:

    Citicholin 3x500mg

    Ranitidin 2x50 mg

    Aspilets 1x80 mg

    Simvastatin 10 mg

    Diet Cair II per NGT

    Tgl. 19-6-12

    S:minum bila batuk, makan

    bubur bisa, bicara pelo

    O:GCS E4M6V5

    paresis n. VII S sentral

    Disfungsi N VII sensorik DParesis N IX,X,XII D

    A:Sindrom Wallenberg,

    Post SNH, dislipidemia

    P:

    Citicholin 3x500mg

    Ranitidin 2x50 mg

    Aspilets 1x80 mg

    Simvastatin 10 mg

    Diet Cair II per NGT

    Tgl. 20-6-12

    S:minum bila batuk,makan

    bubur bisa, bicara pelo

    O:GCS E4M6V5

    paresis n. VII S sentral

    Disfungsi N VII sensorik D

    Paresis N IX,X,XII DA:Sindrom Wallenberg,

    Post SNH, dislipidemia

    P:

    Citicholin 3x500mg

    Ranitidin 2x50 mg

    Aspilets 1x80 mg

    Simvastatin 10 mg

    Diet Cair II per NGT

    BPL

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    70/75

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    71/75

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    72/75

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    73/75

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    74/75

  • 7/27/2019 Disfagia Pada Sindrom Wallenberg

    75/75