diet penyakit saluran cerna

38
May 19 Diet Pada Penyakit Pencernaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis – melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik, hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan kostipasi. Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare, konstipasi hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna dibagi dalam 2

Upload: mrstasiun

Post on 08-Feb-2016

398 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diet Penyakit Saluran Cerna

May19

Diet Pada Penyakit Pencernaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

Sistem saluran  pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan,

mengabsorpsi  zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut,

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.

Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan

lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara lain

terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis –

melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran

cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik, hematenesis –melena,

ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan kostipasi.

Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare, konstipasi

hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna dibagi dalam 2

kelompok, yaitu penyakit saluran cerna atas dan penyakit saluran cerna bawah.

1.2        Rumusan Masalah

Makalah ini akan membahas tentang :

1.      Diet pada pasien penyakit lambung.

2.      Diet pada pasien dengan penyakit pada usus halus dan usus besar.

Page 2: Diet Penyakit Saluran Cerna

1.3        Tujuan Masalah

Adapun tujuan pembuatan makalah ini diantaranya untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Biokimia yang diberikan oleh dosen pembimbing, membagi pengetahuan kepada

pembaca tentang diet pada pasien dengan penyakit lambung, usus halus, dan usus besar.

 BAB II

PEMBAHASAN

2.1         Diet Pada Pasien Penyakit Lambung

Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum,

pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung.

Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan makan

terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok.

Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejaa yang

terdiri dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat

kenyang.

Tujuan Diet

Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan secukupnya

yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi asm lambung yang

berlebihan.

Syarat Diet

Syarat diet penyakit lambung adalah:

1.      Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.

2.      Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.

3.      Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara bertahap

hingga sesuai dengan kebutuhan.

4.      Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.

5.      Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

Page 3: Diet Penyakit Saluran Cerna

6.      Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,

maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).

7.      Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum susu

terlalu banyak.

8.      Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.

9.      Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member istirahat

pada lambung.

Macam Diet Dan Indikasi Pemberian

Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus abdominalis,

dan paska bedah saluran cerna atas.

Diet Lambung I

Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska pendarahan,

dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan

perpindahan dari pasca – hematemesis – melena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan

diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama 1 – 2 hari saja karena membosankan serta

kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.

Diet Lambung II

Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien

dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk

lunak, porsi keci serta deberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2 – 3 kali makanan

selingan. Makanan ini cukup energy, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.

Bahan Makanan Sehari

Bahan makanan Berat (g) Urt

Beras

Roti

Maizena

Daging

Telur ayam

Tempe

90

40

20

100

100

100

3,5 gls bubur

2 iris

4 sdm

2 ptg sdg

2 btr

4 ptg sdg

Page 4: Diet Penyakit Saluran Cerna

Sayuran

Buah

Margarine

Gula pasir

Susu

250

200

35

65

300

2,5 gls

2 ptg sdg papaya

3,5 sdm

6,5 sdm

1,5 gls

Nilai Gizi

Energi 1942 kkal Besi 28,5 mg

Protein 75 g Vitamin A 15369 RE

Lemak 79 g Tiamin 0,8 mg

Karbohidrat 241 g Vitamn C 205 mg

Kalsium 817 mg

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi Pukul 10.00

beras 30 g = 1,25 gls bubur maizena 20 g = 4 sdm

telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 25 g = 2,5 sdm

sayuran 50 g = 0,5 gls susu 100 g = 0,5 gls

gula pasir 10 g = 1 sdm

margarin 5 g = 0,5 sdm

Siang Pukul 16.00

beras 30 g = 1,25 gls bubur roti 40 g = 2 iris

daging 50 g = 1 ptg sdg margarine 10 g = 1 sdm

tempe 50 g = 2 ptg sdg telur 50 g = 1 btr

sayuran 100 g = 1 gls gula pasir 10 g = 1 sdm

pepaya 100 g = 1 ptg sdg

gula pasir 10 g = 1 sdm

margarine 10 g = 1 sdm

Malam Pukul 20.00

beras 30 g = 1,25 gls bubur susu 200 g = 1 gls

Page 5: Diet Penyakit Saluran Cerna

daging 50 g = 1 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm

tempe 50 g = 2 ptg sdg

sayuran 100 g = 1 gls

pepaya 100 g = 1 ptg sdg

margarine 10 g = 1 sdm

Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan

Bahan

makanan

Dianjurkan Tidak dianjurkan

Sumber

karbohidrat

Sumber protein

hewani

Sumber protein

nabati

Sayuran

Beras dibubur atau ditim; kentang dipure;

macaroni direbus; roti dipanggang;

biscuit; krekers; mi, bihun, tepung-

tepungan dibuat pudding atau bubur.

Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam

digiling atau dicincang dan direbus,

disemur, ditim, dipanggang; telur ayam

direbus, didadar, ditim, diceplok air dan

dicampur dalam makanan; susu.

Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis;

kacang hijau direbus, dan dihaluskan.

Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak

menimbulkan gas dimasak; bayam, bir,

labu siam, labu kuning, wortel, tomat

direbus dan ditumis.

Beras ketan, beras tumbuk, roti

whole wheat, jagung; ubi,

singkong, tales; cake, dodol,dan

berbagai kue yang terlalu manis

dan beremak tinggi.

Daging, ikan ,ayam yang diawet,

digoreng; daging babi; telur

diceplok atau digoreng.

Tahu, tempe digoreng; kacang

tanah, kacang merah, kacang

polo.

Sayuran mentah, sayuran berserat

tinggi dan menimbulkan gas

seperti daun singkong, kacang

panjang, kol, lobak, sawi, dan

asparagus.

Page 6: Diet Penyakit Saluran Cerna

Buah-buahan

Lemak

Minuman

Bumbu

Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir

dan peach dalam kaleng.

Margarine dan mentega; minyak untuk

menumis dan santan encer.

Sirup, teh.

Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe,

kunyit, terasi, laos, saam sereh.

Buah yang tinggi serat atau dapat

menimbulkan gas seperti jambu

biji, nanas, apel, kedondong,

durian, nangka; buah yang

dikeringkan.

Lemak hewan, santan kental.

Minuman yang mengandung soda

dan alcohol, kopi, ice cream.

Lombok, bawang, merica, cuka,

dan sebagainya yang tajam.

Contoh Menu Sehari

Pagi Pukul 10.00

bubur nasi/tim nasi pudding maizena + saos sirup

telur ceplok air

setup wortel

teh

Siang Pukul 16.00

bubur nasi/tim nasi roti bakar

semur daging giling orak arik telur

Page 7: Diet Penyakit Saluran Cerna

setup bayam

jus papaya

Malam Pukul 20.00

bubur nasi/tim nasi susu

sup ayam giling

tumis labu siam + tomat

pisang

Diet Lambung III

Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan

ukus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis yang hamper sembuh. Makanan yang

berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energy dan zat

gizi lainnya.

Bahan Makanan Sehari

Bahan makanan Berat (g) urt

Beras

Maizena

Biscuit

Daging

Telur ayam

Tempe

Sayuran

Buah

Minyak

Gula pasir

susu

200

15

20

100

50

100

250

200

25

40

200

4 gls tim

3 sdm

2 bh

2 ptg sdg

1 btr

4 ptg sdg

2,5 gls

2 ptg sdg papaya

2,5 sdm

4 sdm

1 gls

Nilai Gizi

Energy 2054 kkal Besi 26 mg

Page 8: Diet Penyakit Saluran Cerna

Protein 70 g Vitamin A 29103 RE

Lemak 69 g Tiamin 0,8 mg

Karbohidrat 290 g Vitamn C 204 mg

Kalsium 653 mg

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi Pukul 10.00

beras 50 g = 1 gls tim maizena 15 g = 3 sdm

telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 20 g = 2 sdm

sayuran 50 g = 0,5 gls

gula pasir 10 g = 1 sdm

minyak 5 g = 0,5 sdm

Siang dan Malam Pukul 16.00

beras 75 g = 1,5 gls tim biskuit 20 g = 2 bh

daging 50 g = 1 ptg sdg susu 200 g = 1 gls

tempe 50 g = 2 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm

sayuran 100 g = 1 gls

pepaya 100 g = 1 ptg sdg

gula pasir 10 g = 1 sdm

Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan

Bahan

makanan

Dianjurkan Tidak dianjurkan

Sumber

karbohidrat

Beras ditim, nasi; kentang direbus, dipure;

macaroni, mi, bihun direbus; roti, biscuit,

krekers; tepung-tepungan dibuat pudding

Beras ketan, beras tumbuk, roti

whole wheat, jagung; ubi,

singkong, tales; cake, kentang

Page 9: Diet Penyakit Saluran Cerna

Sumber protein

hewani

Sumber protein

nabati

Sayuran

Buah-buahan

Lemak

atau bubur

Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam

direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur

ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air

dan dicampur dalam makanan; susu.

Tahu, tempe disrebus, ditim, ditumis;

kacang hijau direbus.

Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak

menimbulkan gas dimasak; bayam,

buncis, kacang panjang, bit, labu siam,

labu kuning, wortel, tomat direbus dan

ditumis, disetup dan diberi santan.

Papaya, pisang, sawo jeruk manis, sari

buah; buah dalam kaleng.

Margarine, minyak untuk, santan encer.

Sirup, the encer.

digoreng, dodol dan sebagainya.

Daging, ikan ,ayam yang

dikaleng, dikeringkan, diasap,

diberi bumbu-bumbu tajam;

daging babi; telur digoreng.

Tahu, tempe digoreng; kacang

tanah, kacang merah, kacang

polo.

Sayuran dikeringkan.

Buah yang tinggi serat atau dapat

menimbulkan gas seperti jambu

biji, nanas, apel, kedondong,

durian, nangka; buah yang

dikeringkan.

Lemak hewan, santan kental.

Teh kental, minuman yang

mengandung soda dan alcohol,

kopi, ice cream.

Page 10: Diet Penyakit Saluran Cerna

Minuman

Bumbu

Gula, garam, vetsin,dalam jumlah

terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit,

terasi, laos, saam sereh.

Lombok, bawang, merica, cuka,

dan sebagainya yang tajam.

Contoh Menu Sehari

Pagi Siang Malam

nasi tim/nasi nasi tim/nasi nasi tim/nasi

telur dadar semur ayam ikan bumbu tomat

serup wortel tahu bumbu tomat tim tempa

sayur bening bayam sayur lodeh

papaya pisang

Pukul 10.00 Pukul 16.00

pudding maizena/agar-agar+saos susu bubur kacang ijo

susu

Diet Lambung IV

Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III atau

kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis

yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi

pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah 2.080 kalori,

74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.

2.2 Diet Pada Pasien Dengan Penyakit Pada Usus Halus dan Usus Besar

Penyakit usus adalah peradangan

terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen,

berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea

(adanya lemak daam feses).

Page 11: Diet Penyakit Saluran Cerna

Serat makanan adalah polisakarida non pati yang terdapat daam semua makanan nabati.

Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri

atas dua golongan, yaitu serat larut air dan serat tidak arut air. Serat yang tidak larut air Adalah

beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan. Serat ini dapat mencegah obstisipasi hemoroid

dan hipertikulosis.

Serat yang larut air, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan sehingga dapat menurunkan

absorbs lemak dan kolesterol darah.

Tujuan diet penyakit usus

1.      Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

2.      Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran :

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh

karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran

kami kedepannya.

Diposkan 19th May oleh hilman kholis

Page 12: Diet Penyakit Saluran Cerna

Kumpulan Tugas Mahasiswa Akademi Keperawatan D3

May20

ANEMIA

ANEMIA

Definisi anemia

Menurut definisi, anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis, yang diuraikan oleh anamnesa dan pemikiran fisik yang teliti, serta asi didukung oleh pemeriksaan laboratorium. 3.

Manifestasi klinik

Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada:

(1) kecepatan timbulnya anemia

(2) umur individu

(3) mekanisme kompensasinya

(4) tingkat aktivitasnya

(5) keadaan penyakit yang mendasari, dan

(6) parahnya anemia tersebut.

May20

Page 13: Diet Penyakit Saluran Cerna

KONSEP DASAR KEPERAWATAN (SETRES)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Manusia memiliki berbagai masalah dalam kehidupan, tanpa masalah manusia tidak bisa di katakana sebagai individu yang matang. Dari saat manusia kecil hingga tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang dewasa, manusia selalu berurusan atau berhubungan dengan masalah. Karena dengan masalah yang di alami manusia akan tumbuh menjadi pribadi yang matang. Dengan adanya berbagai masalah dalam ke hidupan ini, timbul berbagai tekanan dan kesulitan.

May20

ANATOMI FISIOLOGI CAIRAN TUBUH

ANATOMI FISIOLOGI CAIRAN TUBUH

Jenis dan komposisi tubuh dan pergerakan keseimbangan cairan

Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.

May20

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata “sel” itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti “kotak-kotak kosong”, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.

Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma.

May20

Page 14: Diet Penyakit Saluran Cerna

PSIKOLOGI (EMOSI)

BAB I

PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang

Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu kejadian di lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam diri kita. Awalnya dari lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya perubahan fisiologis ini memunculkan emosi.

May19

PEMERIKSAAN KESADARAN / MENGUKUR GCS

PEMERIKSAAN KESADARAN / MENGUKUR GCS

Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadarankesadaran dibedakan menjadi :

1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.

2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

3.

May19

Pemeriksaan Fisik Bayi

Pemeriksaan Fisik Bayi

Pemeriksaan Fisik Bayi: "

Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter

Page 15: Diet Penyakit Saluran Cerna

untuk menilai status kesehatannya. Waktu pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan akan pulang dari rumah sakit.

May19

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKHIAL

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKHIAL

A. Pengertian

Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

Asma bronkhial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.

B.

May19

Makalah ANFIS (Sistem Muskuloskeleta)

Kata pengantar

Puji sukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa atas rahmat beserta inayah-Nya sehingga kami biasa menyusun makalah ini dengan lancar.

Dan pada kesempatan ini juga, kami mengucapkan syukur atas tersusunnya makalah ANATOMI FISIOLOGI “Muskuloskeketal”  yang di peruntukan bagi ceramah  atau diskusi tingkat 1 B.

Selama penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih atas bantuan moril ataupun materil kepada :

1.      Sr . Imelda SFS. BSN. Mars. Beserta jajaran nya.

2.

May19

Page 16: Diet Penyakit Saluran Cerna

Diet Pada Penyakit Pencernaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

Sistem saluran  pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi  zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.

Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi).Memuat Kirim masukan

tinta karya sebuah inspirasi dari mimpi,dan kian berjuang tuk mendapatkan mimpi

Beranda Untaian Hati

Sabtu, 06 Agustus 2011

makalah diet saluran cerna

BAB I

PENDAHULUAN

Page 17: Diet Penyakit Saluran Cerna

1.1       Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia

untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan gizi untuk

pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi kebutuhan nutrisi.

Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala terjadi gangguan

pada sistem pencernaan. Gangguan tersebut utamanya adalah gangguan pada saluran cerna. Jika

seseorang mengalami gangguan saluran cerna, maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu

caranya yaitu dengan melakukan diet saluran cerna.

1.2       Rumusan Masalah

Berikut ini adalah rumusan masalah mengenai diet pada saluran pencernaan:

1.2.1 Apa definisi diet?

1.2.2 Apa saja faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang?

1.2.3 Apa saja faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet?

1.2.4 Apa yang dimaksud dengan diet saluran cerna?

1.2.5 Bagaimana diet yang sehat itu?

1.3       Ruang Lingkup Pembahasan

Ada pun ruang lingkup pembahasan yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah

sebagai berikut:

1.3.1 Definisi diet.

1.3.2 Faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang.

Page 18: Diet Penyakit Saluran Cerna

1.3.3 Faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet.

1.3.4 Definisi diet saluran cerna.

1.3.5 Diet yang sehat.

1.4       Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dari pembahasan mengenai diet saluran cerna adalah sebagai berikut:

1.4.1 Menjelaskan tentang definisi diet.

1.4.2 Memaparkan faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang.

1.4.3 Memaparkan faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet.

1.4.4 Menjelaskan definisi diet saluran cerna.

1.4.5 Menjelaskan diet yang sehat.

1.5       Manfaat Penulisan Makalah

Berikut adalah manfaat dari penulisan makalah mengenai diet saluran cerna:

1.5.1 Pembaca dapat mengerti definisi diet.

1.5.2 Pembaca mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada masa tubuh.

1.5.3 Pembaca mengetahui faktor yang mendorong seseorang melakukan diet.

1.5.4 Pembaca dapat mengerti definisi saluran cerna.

1.5.5 Pembaca dapat memahami tentang diet yang sehat.

***

Page 19: Diet Penyakit Saluran Cerna

BAB II

DIET SALURAN CERNA

2.1       Definisi Diet

Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah makanan yang

dikonsumsi oleh seseorang.Di Indonesia, penggunaan istilah diet lebih menunjukkan pada usaha

menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Dalam pembahasan ini, diet yang

dimaksud adalah usaha menurunkan berat badan atau pengaturan asupan nutrisi.

Terdapat 3 klasifikasi dari diet:

1.      Menurunkan Berat Badan

2.      Meningkatkan Berat Badan

3.      Pantang Terhadap Makanan Tertentu

2.2       Faktor yang Mempengaruhi Masa Tubuh

Page 20: Diet Penyakit Saluran Cerna

Masa tubuh seseorang dalam istilah umum disebut sebagai berat badan. Terdapat 2 faktor

yang mempengaruhi berat badan seseorang, yakni faktor internal dan faktor eksternal.

2.2.1    Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi berat badan merupakan faktor dari dalam tubuh

seseorang itu sendiri. Beberapa faktor internal yang mempengaruhi berat badan di antaranya:

2.2.1.1 Faktor Genetik

Faktor genetik Dipengaruhi oleh gen INSIG2 dan FTO. Gen FTO terdapat pada

kromosom ke-16 manusia. Gen INSIG2 bertanggung jawab dalam menginhibisi sintesis asam

lemak dan kolesterol. Kedua gen ini membuat seseorang mudah menumpuk lemak sehingga bisa

menimbulkan obesitas (masa tubuh lebih besar).

2.2.1.2 Regulasi Termis

Regulasi termis merupakan pengaturan suhu tubuh untuk menghasilkan energi. Semakin

tinggi pemakaian energi, orang akan semakin butuh nutrisi lebih banyak.

2.2.1.3 Metabolisme Tubuh

Seseorang dapat meningkatkan pembakaran lemak dengan meningkatkan massa otot di

dalam tubuh. Saat massa otot meningkat, metabolisme makanan juga akan meningkat.

2.3       Faktor Seseorang Melakukan Diet

Ada beberapa alasan seseorang melakukan diet, berikut ini adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang melakukan diet:

2.3.1    Kadar Lemak Tinggi

Page 21: Diet Penyakit Saluran Cerna

Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program diet untuk

menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak merupakan zat gizi yang akan

disimpan di dalam kulit sebagai cadangan energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi

peningkatan masa tubuh, proses metabolisme pun akan cenderung lebih berat dilakukan oleh

tubuh.

2.3.2    Hasrat Diri

Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau menurunkan masa

tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT (Indeks Massa Tubuh). Hasrat diri untuk

melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh model atau artis untuk menjaga bentuk tubuhnya.

2.3.3    Tekanan Darah

Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-pantangan untuk

makanan tertentu supaya tekanan kembali menjadi normal.

2.3.4    Pola Makan

Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola makan tidak teratur,

seseorang tersebut akan berusaha kembali mengatur pola makannya dengan cara melakukan diet.

2.3.4    Gangguan Penyakit

Seseorang yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna, diabetes dan lainnya akan

melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak memperparah gangguan tersebut.

Page 22: Diet Penyakit Saluran Cerna

2.4       Diet Saluran Cerna

Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran

pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities dan

tipoid.

2.4.1    Flatulensi

Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam saluran

pencernaan.Flatulensi disebabkan adanya udara (gas) yang ikut masuk dalam saluran

pencernaan.

Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung, sendawa dan banyak kentut.

Tetapi hubungan antara flatulensi dan beberapa gejala ini tidak diketahui. Beberapa orang

tampaknya peka terhadap pengaruh gas dalam saluran pencernaan, sedangkan yang lainnya bisa

mentolerir sejumlah besar gas tanpa menimbulkan gajala-gejala.

Seseorang yang seringbersendawaataumengeluarkan gas

secaraberlebihanharusmengubahpolamakannyadenganmenghindarimakanan yang sulitdicerna.

Hal inibisa dimulai dengan menghindari susu dan produk olahannya, kemudian buah segar,

sayuran tertentu dan makanan lainnya. Sendawa juga bisa disebabkan oleh minuman bersoda

atau antasid (misalnya baking soda) sehingga patut diminimalisir konsumsi air bersoda jika

terjadi flatulensi.

2.4.2    Diare

Diare merupakan feses terlalu cair yang dikeluarkan oleh tubuh akibat penyerapan zat-zat

makanan yang tidak sempurna dalam saluran pencernaan. Diare disebabkan oleh beberapa

faktor:

a.       Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.

b.      Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.

Page 23: Diet Penyakit Saluran Cerna

c.       Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga,

Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.

d.      Pemanis buatan

Saat terjadi diare, diet yang dapat dilakkukan adalah pengaturan makanan secara umum

yaitu dengan pemenuhan cairan yang cukup. Suhu makanan yang hangat, bentuk makanan lunak,

bumbu tidak merangsang, sayuran dan buah tidak menimbulkan gas.

Dalam diet saat diae, hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan

buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya

baik untuk penderita susah buang air besar.

2.4.3    Gastrities

Gastritiesadalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang

berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain

(Reeves,2002).

Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung

bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan kehendak

pasien.

Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat makanan

yang halus (soluble dietary fiber).Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang,

menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara berlebihan, dan yang

bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.

Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam, alkohol,

rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa minuman ringan

(soft drinks), dan coklat.

2.4.4    Tipoid (Tipes)

Penyebab dari demam tifoid adalah kuman Salmonella paratyphi yang masuk ke tubuh

manusia melalui makanan. Sebagian kuman dimusnahkan di dalam lambung, sebagian lagi lolos

Page 24: Diet Penyakit Saluran Cerna

masuk ke dalam usus dan berkembang biak. Kuman kemudian akan menembus epitel dan ke

lamina propia. Di lamina propia, kuman akan dofagositosis dan berkembang biak dalam

makrofag. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar plague

peyeri  yang mengalami nekrosis.

Terjadi problem gizi bagi penderita tipus/gejala tipus karena otot kehilangan protein

sebanyak 250-500 gram dari jaringan otot setiap harinya. Cadangan glikogen secara cepat

menipis dan keseimbangan cairan terganggu.

Penyerapan nutrisi mengalami gangguan akibat traktus gastrointestinal mengalami

inflamasi/iritasi/diare dalam jangka waktu lama.Luka pada intestinum yang parah pada sakit

yang berkepanjangan dapat menyebabkan pendarahan bahkan perforasi usus.

Diet untuk penderita tipoid adalah dilakukan beberapa pantangan konsumsi makanan.

Makanan yang dianjurkan adalah:

a.       Jus, sup, makanan berkuah atau air mineral lebih dari 2,5 liter perhari.

b.      Susu atau produk-produk turunannya.

c.       Makanan dengan nilai protein tinggi, seperti: telur, daging yang sudah dihaluskan, ikan, unggas,

keju, dll.

d.      Makan halus dengan kadar gula tinggi, seperti: madu, selai, permen/gula, agar-agar, cincau,

kolang-kaling, nata de coco, rumput laut, dll.

e.       Makanan yang mengandung serat rendah, buah-buahan matang, kentang, dll agar motilitas usus

berkurang. Sayuran dengan serat halus/soluble dietary fibre, seperti: daun bayam, labu siam,

lobak, pare, terong, wortel, dll.

Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut:

a.       Makanan yang memiliki rasa kuat, seperti: bawang putih, bawang merah, makanan yang

dibakar.

b.      Makanan yang mengandung senyawa yang mengiritasi, seperti: bumbu yang terlalu tajam, cabai,

sambal/saus pedas, cuka, dll.

Page 25: Diet Penyakit Saluran Cerna

c.       Makanan yang melekat: dodol, ketan, dll.

d.      Makanan yang menimbulkan gas: nangka, durian, nanas, kembang kol, dll.

e.       Makanan yang mengandung serat tinggi/non-soluble dietary fibre: kangkung, batang bayam,

daun pepaya, ketela, biji-bijian utuh (jagung, beras merah, meras tumbuk, dll).

f.       Pasien tipus/gejala tipus tidak harus makan bubur. Sebenarnya bubur tidak terlalu baik untuk

pasien mengingat kalori dalam bubur hanya 1/5 kalori nasi.

2.5       Diet yang Sehat

World Health Organization (WHO) menganjurkan tiap individu supaya memiliki berat

badan & energi yang sehat dan seimbang.Cara menurunkan berat badan adalah dengan

melakukan aktivitas (olahraga) dan menjaga asupan nutrisi.Supaya diet dapat dikategorikan

sebagai diet yang sehat, maka perlu diperhatikan tipe diet sesuai dengan kebutuhan.Hal tersebut

dapat dilakukan dengan cara mengetahui gejala penyakit dan diet yang sesuai dengan

penyakitnya.

Ada pun hal-hal yang harus ditunjang agar diet itu tetap sehat adalah sebagai berikut:

2.5.1    Menetapkan Target

Dalam melakukan diet, Harus ada tetapan target waktu dan berat badan yang diinginkan

saat melakukan diet sehingga asupan nutrisi dapat terjaga.

2.5.2    Sesuai Gejala

Diet akibat gangguan penyakit harus disesuaikan dengan gejala penyakit tersebut. Jangan

sampai terjadi kesalahan jenis diet.

Page 26: Diet Penyakit Saluran Cerna

2.5.3    Olahraga Seimbang

Meski pun melakukan diet, seseorang harus mengimbanginya dengan olahraga supaya otot dapat

tetap bekerja dengan optimal.

***

Page 27: Diet Penyakit Saluran Cerna

BAB III

PENUTUP

3.1       Kesimpulan

Diet adalah usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Terdapat 3

klasifikasi dari diet, yaitu diet untuk:

1.                   Menurunkan Berat Badan

2.                   Meningkatkan Berat Badan

3.                   Pantang Terhadap Makanan Tertentu

Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran

pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities dan

tipoid

3.2       Saran

Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil; penyesuaian gejala

serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat. Penyesuaian gejala

utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan saluran cerna) dan diharuskan

melakukan diet, sehingga nantinya diet akan lebih maksimal memberikan hasil.

***

Page 28: Diet Penyakit Saluran Cerna
Page 29: Diet Penyakit Saluran Cerna

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2008. “Diet” dalam http://id.m.wikipedia.org/wiki/ Diet?wasRedirected=true diakses tanggal 7 Oktober 2010.