diet penyakit saluran cerna
TRANSCRIPT
May19
Diet Pada Penyakit Pencernaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan,
mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan
lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara lain
terjadi karena infeksi atau peradangan, gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis –
melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran
cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik, hematenesis –melena,
ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan kostipasi.
Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare, konstipasi
hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna dibagi dalam 2
kelompok, yaitu penyakit saluran cerna atas dan penyakit saluran cerna bawah.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang :
1. Diet pada pasien penyakit lambung.
2. Diet pada pasien dengan penyakit pada usus halus dan usus besar.
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini diantaranya untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Biokimia yang diberikan oleh dosen pembimbing, membagi pengetahuan kepada
pembaca tentang diet pada pasien dengan penyakit lambung, usus halus, dan usus besar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Diet Pada Pasien Penyakit Lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum,
pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung.
Gangguan gastrointestinal sering d hubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan makan
terlalau cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejaa yang
terdiri dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat
kenyang.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan secukupnya
yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi asm lambung yang
berlebihan.
Syarat Diet
Syarat diet penyakit lambung adalah:
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
2. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di tingkatkan secara bertahap
hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap.
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum susu
terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam untuk member istirahat
pada lambung.
Macam Diet Dan Indikasi Pemberian
Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum, tifus abdominalis,
dan paska bedah saluran cerna atas.
Diet Lambung I
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska pendarahan,
dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan
perpindahan dari pasca – hematemesis – melena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan
diberikan setiap tiga jam ( lihat makan saring ) selama 1 – 2 hari saja karena membosankan serta
kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
Diet Lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien
dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk
lunak, porsi keci serta deberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2 – 3 kali makanan
selingan. Makanan ini cukup energy, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.
Bahan Makanan Sehari
Bahan makanan Berat (g) Urt
Beras
Roti
Maizena
Daging
Telur ayam
Tempe
90
40
20
100
100
100
3,5 gls bubur
2 iris
4 sdm
2 ptg sdg
2 btr
4 ptg sdg
Sayuran
Buah
Margarine
Gula pasir
Susu
250
200
35
65
300
2,5 gls
2 ptg sdg papaya
3,5 sdm
6,5 sdm
1,5 gls
Nilai Gizi
Energi 1942 kkal Besi 28,5 mg
Protein 75 g Vitamin A 15369 RE
Lemak 79 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 241 g Vitamn C 205 mg
Kalsium 817 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur maizena 20 g = 4 sdm
telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 25 g = 2,5 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls susu 100 g = 0,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
margarin 5 g = 0,5 sdm
Siang Pukul 16.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur roti 40 g = 2 iris
daging 50 g = 1 ptg sdg margarine 10 g = 1 sdm
tempe 50 g = 2 ptg sdg telur 50 g = 1 btr
sayuran 100 g = 1 gls gula pasir 10 g = 1 sdm
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm
margarine 10 g = 1 sdm
Malam Pukul 20.00
beras 30 g = 1,25 gls bubur susu 200 g = 1 gls
daging 50 g = 1 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm
tempe 50 g = 2 ptg sdg
sayuran 100 g = 1 gls
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
margarine 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan
makanan
Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber
karbohidrat
Sumber protein
hewani
Sumber protein
nabati
Sayuran
Beras dibubur atau ditim; kentang dipure;
macaroni direbus; roti dipanggang;
biscuit; krekers; mi, bihun, tepung-
tepungan dibuat pudding atau bubur.
Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam
digiling atau dicincang dan direbus,
disemur, ditim, dipanggang; telur ayam
direbus, didadar, ditim, diceplok air dan
dicampur dalam makanan; susu.
Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis;
kacang hijau direbus, dan dihaluskan.
Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak
menimbulkan gas dimasak; bayam, bir,
labu siam, labu kuning, wortel, tomat
direbus dan ditumis.
Beras ketan, beras tumbuk, roti
whole wheat, jagung; ubi,
singkong, tales; cake, dodol,dan
berbagai kue yang terlalu manis
dan beremak tinggi.
Daging, ikan ,ayam yang diawet,
digoreng; daging babi; telur
diceplok atau digoreng.
Tahu, tempe digoreng; kacang
tanah, kacang merah, kacang
polo.
Sayuran mentah, sayuran berserat
tinggi dan menimbulkan gas
seperti daun singkong, kacang
panjang, kol, lobak, sawi, dan
asparagus.
Buah-buahan
Lemak
Minuman
Bumbu
Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir
dan peach dalam kaleng.
Margarine dan mentega; minyak untuk
menumis dan santan encer.
Sirup, teh.
Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe,
kunyit, terasi, laos, saam sereh.
Buah yang tinggi serat atau dapat
menimbulkan gas seperti jambu
biji, nanas, apel, kedondong,
durian, nangka; buah yang
dikeringkan.
Lemak hewan, santan kental.
Minuman yang mengandung soda
dan alcohol, kopi, ice cream.
Lombok, bawang, merica, cuka,
dan sebagainya yang tajam.
Contoh Menu Sehari
Pagi Pukul 10.00
bubur nasi/tim nasi pudding maizena + saos sirup
telur ceplok air
setup wortel
teh
Siang Pukul 16.00
bubur nasi/tim nasi roti bakar
semur daging giling orak arik telur
setup bayam
jus papaya
Malam Pukul 20.00
bubur nasi/tim nasi susu
sup ayam giling
tumis labu siam + tomat
pisang
Diet Lambung III
Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien dengan
ukus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis yang hamper sembuh. Makanan yang
berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energy dan zat
gizi lainnya.
Bahan Makanan Sehari
Bahan makanan Berat (g) urt
Beras
Maizena
Biscuit
Daging
Telur ayam
Tempe
Sayuran
Buah
Minyak
Gula pasir
susu
200
15
20
100
50
100
250
200
25
40
200
4 gls tim
3 sdm
2 bh
2 ptg sdg
1 btr
4 ptg sdg
2,5 gls
2 ptg sdg papaya
2,5 sdm
4 sdm
1 gls
Nilai Gizi
Energy 2054 kkal Besi 26 mg
Protein 70 g Vitamin A 29103 RE
Lemak 69 g Tiamin 0,8 mg
Karbohidrat 290 g Vitamn C 204 mg
Kalsium 653 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
beras 50 g = 1 gls tim maizena 15 g = 3 sdm
telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 20 g = 2 sdm
sayuran 50 g = 0,5 gls
gula pasir 10 g = 1 sdm
minyak 5 g = 0,5 sdm
Siang dan Malam Pukul 16.00
beras 75 g = 1,5 gls tim biskuit 20 g = 2 bh
daging 50 g = 1 ptg sdg susu 200 g = 1 gls
tempe 50 g = 2 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm
sayuran 100 g = 1 gls
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm
Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan
Bahan
makanan
Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber
karbohidrat
Beras ditim, nasi; kentang direbus, dipure;
macaroni, mi, bihun direbus; roti, biscuit,
krekers; tepung-tepungan dibuat pudding
Beras ketan, beras tumbuk, roti
whole wheat, jagung; ubi,
singkong, tales; cake, kentang
Sumber protein
hewani
Sumber protein
nabati
Sayuran
Buah-buahan
Lemak
atau bubur
Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam
direbus, disemur, ditim, dipanggang; telur
ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air
dan dicampur dalam makanan; susu.
Tahu, tempe disrebus, ditim, ditumis;
kacang hijau direbus.
Sayuran yang tidak banyak serat dan tidak
menimbulkan gas dimasak; bayam,
buncis, kacang panjang, bit, labu siam,
labu kuning, wortel, tomat direbus dan
ditumis, disetup dan diberi santan.
Papaya, pisang, sawo jeruk manis, sari
buah; buah dalam kaleng.
Margarine, minyak untuk, santan encer.
Sirup, the encer.
digoreng, dodol dan sebagainya.
Daging, ikan ,ayam yang
dikaleng, dikeringkan, diasap,
diberi bumbu-bumbu tajam;
daging babi; telur digoreng.
Tahu, tempe digoreng; kacang
tanah, kacang merah, kacang
polo.
Sayuran dikeringkan.
Buah yang tinggi serat atau dapat
menimbulkan gas seperti jambu
biji, nanas, apel, kedondong,
durian, nangka; buah yang
dikeringkan.
Lemak hewan, santan kental.
Teh kental, minuman yang
mengandung soda dan alcohol,
kopi, ice cream.
Minuman
Bumbu
Gula, garam, vetsin,dalam jumlah
terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit,
terasi, laos, saam sereh.
Lombok, bawang, merica, cuka,
dan sebagainya yang tajam.
Contoh Menu Sehari
Pagi Siang Malam
nasi tim/nasi nasi tim/nasi nasi tim/nasi
telur dadar semur ayam ikan bumbu tomat
serup wortel tahu bumbu tomat tim tempa
sayur bening bayam sayur lodeh
papaya pisang
Pukul 10.00 Pukul 16.00
pudding maizena/agar-agar+saos susu bubur kacang ijo
susu
Diet Lambung IV
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III atau
kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis
yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi
pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah 2.080 kalori,
74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.
2.2 Diet Pada Pasien Dengan Penyakit Pada Usus Halus dan Usus Besar
Penyakit usus adalah peradangan
terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen,
berat badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea
(adanya lemak daam feses).
Serat makanan adalah polisakarida non pati yang terdapat daam semua makanan nabati.
Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri
atas dua golongan, yaitu serat larut air dan serat tidak arut air. Serat yang tidak larut air Adalah
beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan. Serat ini dapat mencegah obstisipasi hemoroid
dan hipertikulosis.
Serat yang larut air, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan sehingga dapat menurunkan
absorbs lemak dan kolesterol darah.
Tujuan diet penyakit usus
1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran :
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran
kami kedepannya.
Diposkan 19th May oleh hilman kholis
Kumpulan Tugas Mahasiswa Akademi Keperawatan D3
May20
ANEMIA
ANEMIA
Definisi anemia
Menurut definisi, anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis, yang diuraikan oleh anamnesa dan pemikiran fisik yang teliti, serta asi didukung oleh pemeriksaan laboratorium. 3.
Manifestasi klinik
Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi klinik yang luas. Manifestasi ini bergantung pada:
(1) kecepatan timbulnya anemia
(2) umur individu
(3) mekanisme kompensasinya
(4) tingkat aktivitasnya
(5) keadaan penyakit yang mendasari, dan
(6) parahnya anemia tersebut.
May20
KONSEP DASAR KEPERAWATAN (SETRES)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memiliki berbagai masalah dalam kehidupan, tanpa masalah manusia tidak bisa di katakana sebagai individu yang matang. Dari saat manusia kecil hingga tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang dewasa, manusia selalu berurusan atau berhubungan dengan masalah. Karena dengan masalah yang di alami manusia akan tumbuh menjadi pribadi yang matang. Dengan adanya berbagai masalah dalam ke hidupan ini, timbul berbagai tekanan dan kesulitan.
May20
ANATOMI FISIOLOGI CAIRAN TUBUH
ANATOMI FISIOLOGI CAIRAN TUBUH
Jenis dan komposisi tubuh dan pergerakan keseimbangan cairan
Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
May20
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata “sel” itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti “kotak-kotak kosong”, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma.
May20
PSIKOLOGI (EMOSI)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu kejadian di lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam diri kita. Awalnya dari lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya perubahan fisiologis ini memunculkan emosi.
May19
PEMERIKSAAN KESADARAN / MENGUKUR GCS
PEMERIKSAAN KESADARAN / MENGUKUR GCS
Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadarankesadaran dibedakan menjadi :
1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3.
May19
Pemeriksaan Fisik Bayi
Pemeriksaan Fisik Bayi
Pemeriksaan Fisik Bayi: "
Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter
untuk menilai status kesehatannya. Waktu pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan akan pulang dari rumah sakit.
May19
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKHIAL
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKHIAL
A. Pengertian
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Asma bronkhial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.
B.
May19
Makalah ANFIS (Sistem Muskuloskeleta)
Kata pengantar
Puji sukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa atas rahmat beserta inayah-Nya sehingga kami biasa menyusun makalah ini dengan lancar.
Dan pada kesempatan ini juga, kami mengucapkan syukur atas tersusunnya makalah ANATOMI FISIOLOGI “Muskuloskeketal” yang di peruntukan bagi ceramah atau diskusi tingkat 1 B.
Selama penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih atas bantuan moril ataupun materil kepada :
1. Sr . Imelda SFS. BSN. Mars. Beserta jajaran nya.
2.
May19
Diet Pada Penyakit Pencernaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi).Memuat Kirim masukan
tinta karya sebuah inspirasi dari mimpi,dan kian berjuang tuk mendapatkan mimpi
Beranda Untaian Hati
Sabtu, 06 Agustus 2011
makalah diet saluran cerna
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia
untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan kelengkapan gizi untuk
pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi kebutuhan nutrisi.
Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala terjadi gangguan
pada sistem pencernaan. Gangguan tersebut utamanya adalah gangguan pada saluran cerna. Jika
seseorang mengalami gangguan saluran cerna, maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu
caranya yaitu dengan melakukan diet saluran cerna.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah mengenai diet pada saluran pencernaan:
1.2.1 Apa definisi diet?
1.2.2 Apa saja faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang?
1.2.3 Apa saja faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan diet saluran cerna?
1.2.5 Bagaimana diet yang sehat itu?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Ada pun ruang lingkup pembahasan yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.3.1 Definisi diet.
1.3.2 Faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang.
1.3.3 Faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet.
1.3.4 Definisi diet saluran cerna.
1.3.5 Diet yang sehat.
1.4 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari pembahasan mengenai diet saluran cerna adalah sebagai berikut:
1.4.1 Menjelaskan tentang definisi diet.
1.4.2 Memaparkan faktor yang mempengaruhi masa tubuh seseorang.
1.4.3 Memaparkan faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet.
1.4.4 Menjelaskan definisi diet saluran cerna.
1.4.5 Menjelaskan diet yang sehat.
1.5 Manfaat Penulisan Makalah
Berikut adalah manfaat dari penulisan makalah mengenai diet saluran cerna:
1.5.1 Pembaca dapat mengerti definisi diet.
1.5.2 Pembaca mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada masa tubuh.
1.5.3 Pembaca mengetahui faktor yang mendorong seseorang melakukan diet.
1.5.4 Pembaca dapat mengerti definisi saluran cerna.
1.5.5 Pembaca dapat memahami tentang diet yang sehat.
***
BAB II
DIET SALURAN CERNA
2.1 Definisi Diet
Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang.Di Indonesia, penggunaan istilah diet lebih menunjukkan pada usaha
menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Dalam pembahasan ini, diet yang
dimaksud adalah usaha menurunkan berat badan atau pengaturan asupan nutrisi.
Terdapat 3 klasifikasi dari diet:
1. Menurunkan Berat Badan
2. Meningkatkan Berat Badan
3. Pantang Terhadap Makanan Tertentu
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Masa Tubuh
Masa tubuh seseorang dalam istilah umum disebut sebagai berat badan. Terdapat 2 faktor
yang mempengaruhi berat badan seseorang, yakni faktor internal dan faktor eksternal.
2.2.1 Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi berat badan merupakan faktor dari dalam tubuh
seseorang itu sendiri. Beberapa faktor internal yang mempengaruhi berat badan di antaranya:
2.2.1.1 Faktor Genetik
Faktor genetik Dipengaruhi oleh gen INSIG2 dan FTO. Gen FTO terdapat pada
kromosom ke-16 manusia. Gen INSIG2 bertanggung jawab dalam menginhibisi sintesis asam
lemak dan kolesterol. Kedua gen ini membuat seseorang mudah menumpuk lemak sehingga bisa
menimbulkan obesitas (masa tubuh lebih besar).
2.2.1.2 Regulasi Termis
Regulasi termis merupakan pengaturan suhu tubuh untuk menghasilkan energi. Semakin
tinggi pemakaian energi, orang akan semakin butuh nutrisi lebih banyak.
2.2.1.3 Metabolisme Tubuh
Seseorang dapat meningkatkan pembakaran lemak dengan meningkatkan massa otot di
dalam tubuh. Saat massa otot meningkat, metabolisme makanan juga akan meningkat.
2.3 Faktor Seseorang Melakukan Diet
Ada beberapa alasan seseorang melakukan diet, berikut ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi seseorang melakukan diet:
2.3.1 Kadar Lemak Tinggi
Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program diet untuk
menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak merupakan zat gizi yang akan
disimpan di dalam kulit sebagai cadangan energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi
peningkatan masa tubuh, proses metabolisme pun akan cenderung lebih berat dilakukan oleh
tubuh.
2.3.2 Hasrat Diri
Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau menurunkan masa
tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT (Indeks Massa Tubuh). Hasrat diri untuk
melakukan diet ini biasanya dilakukan oleh model atau artis untuk menjaga bentuk tubuhnya.
2.3.3 Tekanan Darah
Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-pantangan untuk
makanan tertentu supaya tekanan kembali menjadi normal.
2.3.4 Pola Makan
Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola makan tidak teratur,
seseorang tersebut akan berusaha kembali mengatur pola makannya dengan cara melakukan diet.
2.3.4 Gangguan Penyakit
Seseorang yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna, diabetes dan lainnya akan
melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak memperparah gangguan tersebut.
2.4 Diet Saluran Cerna
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities dan
tipoid.
2.4.1 Flatulensi
Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam saluran
pencernaan.Flatulensi disebabkan adanya udara (gas) yang ikut masuk dalam saluran
pencernaan.
Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung, sendawa dan banyak kentut.
Tetapi hubungan antara flatulensi dan beberapa gejala ini tidak diketahui. Beberapa orang
tampaknya peka terhadap pengaruh gas dalam saluran pencernaan, sedangkan yang lainnya bisa
mentolerir sejumlah besar gas tanpa menimbulkan gajala-gejala.
Seseorang yang seringbersendawaataumengeluarkan gas
secaraberlebihanharusmengubahpolamakannyadenganmenghindarimakanan yang sulitdicerna.
Hal inibisa dimulai dengan menghindari susu dan produk olahannya, kemudian buah segar,
sayuran tertentu dan makanan lainnya. Sendawa juga bisa disebabkan oleh minuman bersoda
atau antasid (misalnya baking soda) sehingga patut diminimalisir konsumsi air bersoda jika
terjadi flatulensi.
2.4.2 Diare
Diare merupakan feses terlalu cair yang dikeluarkan oleh tubuh akibat penyerapan zat-zat
makanan yang tidak sempurna dalam saluran pencernaan. Diare disebabkan oleh beberapa
faktor:
a. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
b. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
c. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga,
Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
d. Pemanis buatan
Saat terjadi diare, diet yang dapat dilakkukan adalah pengaturan makanan secara umum
yaitu dengan pemenuhan cairan yang cukup. Suhu makanan yang hangat, bentuk makanan lunak,
bumbu tidak merangsang, sayuran dan buah tidak menimbulkan gas.
Dalam diet saat diae, hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan
buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya
baik untuk penderita susah buang air besar.
2.4.3 Gastrities
Gastritiesadalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain
(Reeves,2002).
Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung
bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan kehendak
pasien.
Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat makanan
yang halus (soluble dietary fiber).Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang,
menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara berlebihan, dan yang
bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.
Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam, alkohol,
rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa minuman ringan
(soft drinks), dan coklat.
2.4.4 Tipoid (Tipes)
Penyebab dari demam tifoid adalah kuman Salmonella paratyphi yang masuk ke tubuh
manusia melalui makanan. Sebagian kuman dimusnahkan di dalam lambung, sebagian lagi lolos
masuk ke dalam usus dan berkembang biak. Kuman kemudian akan menembus epitel dan ke
lamina propia. Di lamina propia, kuman akan dofagositosis dan berkembang biak dalam
makrofag. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar plague
peyeri yang mengalami nekrosis.
Terjadi problem gizi bagi penderita tipus/gejala tipus karena otot kehilangan protein
sebanyak 250-500 gram dari jaringan otot setiap harinya. Cadangan glikogen secara cepat
menipis dan keseimbangan cairan terganggu.
Penyerapan nutrisi mengalami gangguan akibat traktus gastrointestinal mengalami
inflamasi/iritasi/diare dalam jangka waktu lama.Luka pada intestinum yang parah pada sakit
yang berkepanjangan dapat menyebabkan pendarahan bahkan perforasi usus.
Diet untuk penderita tipoid adalah dilakukan beberapa pantangan konsumsi makanan.
Makanan yang dianjurkan adalah:
a. Jus, sup, makanan berkuah atau air mineral lebih dari 2,5 liter perhari.
b. Susu atau produk-produk turunannya.
c. Makanan dengan nilai protein tinggi, seperti: telur, daging yang sudah dihaluskan, ikan, unggas,
keju, dll.
d. Makan halus dengan kadar gula tinggi, seperti: madu, selai, permen/gula, agar-agar, cincau,
kolang-kaling, nata de coco, rumput laut, dll.
e. Makanan yang mengandung serat rendah, buah-buahan matang, kentang, dll agar motilitas usus
berkurang. Sayuran dengan serat halus/soluble dietary fibre, seperti: daun bayam, labu siam,
lobak, pare, terong, wortel, dll.
Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut:
a. Makanan yang memiliki rasa kuat, seperti: bawang putih, bawang merah, makanan yang
dibakar.
b. Makanan yang mengandung senyawa yang mengiritasi, seperti: bumbu yang terlalu tajam, cabai,
sambal/saus pedas, cuka, dll.
c. Makanan yang melekat: dodol, ketan, dll.
d. Makanan yang menimbulkan gas: nangka, durian, nanas, kembang kol, dll.
e. Makanan yang mengandung serat tinggi/non-soluble dietary fibre: kangkung, batang bayam,
daun pepaya, ketela, biji-bijian utuh (jagung, beras merah, meras tumbuk, dll).
f. Pasien tipus/gejala tipus tidak harus makan bubur. Sebenarnya bubur tidak terlalu baik untuk
pasien mengingat kalori dalam bubur hanya 1/5 kalori nasi.
2.5 Diet yang Sehat
World Health Organization (WHO) menganjurkan tiap individu supaya memiliki berat
badan & energi yang sehat dan seimbang.Cara menurunkan berat badan adalah dengan
melakukan aktivitas (olahraga) dan menjaga asupan nutrisi.Supaya diet dapat dikategorikan
sebagai diet yang sehat, maka perlu diperhatikan tipe diet sesuai dengan kebutuhan.Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara mengetahui gejala penyakit dan diet yang sesuai dengan
penyakitnya.
Ada pun hal-hal yang harus ditunjang agar diet itu tetap sehat adalah sebagai berikut:
2.5.1 Menetapkan Target
Dalam melakukan diet, Harus ada tetapan target waktu dan berat badan yang diinginkan
saat melakukan diet sehingga asupan nutrisi dapat terjaga.
2.5.2 Sesuai Gejala
Diet akibat gangguan penyakit harus disesuaikan dengan gejala penyakit tersebut. Jangan
sampai terjadi kesalahan jenis diet.
2.5.3 Olahraga Seimbang
Meski pun melakukan diet, seseorang harus mengimbanginya dengan olahraga supaya otot dapat
tetap bekerja dengan optimal.
***
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diet adalah usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi. Terdapat 3
klasifikasi dari diet, yaitu diet untuk:
1. Menurunkan Berat Badan
2. Meningkatkan Berat Badan
3. Pantang Terhadap Makanan Tertentu
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi flatulensi, diare, gastrities dan
tipoid
3.2 Saran
Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil; penyesuaian gejala
serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat. Penyesuaian gejala
utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan saluran cerna) dan diharuskan
melakukan diet, sehingga nantinya diet akan lebih maksimal memberikan hasil.
***
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. 2008. “Diet” dalam http://id.m.wikipedia.org/wiki/ Diet?wasRedirected=true diakses tanggal 7 Oktober 2010.