dhf

Upload: affrida-nurlily-chintya-widari

Post on 09-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nj

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANMEDIKAL RUANG FLAMBOYAN RST dr. SOEPRAOEN MALANG

Oleh:Affrida Nurlily Chintya WidariNIM. 115070201111009

JURUSAN ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

Konsep Medis1.Definisia.Demam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovirus. (Soedarmo Sumarno, 2005).b.Dengue ialah infeksi arbovirus (arthropod-borne virus)akut ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes. (Hasan Rusepno, 2007).c.Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina. (Hidayat A. Aziz Alimul, 2008).2.EtiologiPenyebab penyakit Demam Berdarah Dengueadalah virus Dengue. Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam grup B arthropediborne viruses(arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.(Nursalam Susilaningrum, 2005).Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes. Di Indonesia dikenal dua jenis nyamuk Aedes yaitu:a.Aedes Aegypti1)Paling sering ditemukan2)Adalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah.3)Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih.4)Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.5)Jarak terbang 100meterb.Aedes Albopictus1)Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohon-pohon, seperti pohon pisang, pandan kaleng bekas.2)Menggigit pada waktu siang hari3)Jarak terbang 50 meter.(Rampengan T H, 2007)

3.Klasifikasia.Derajat I:Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positif, trombositopenia, dan hemokosentrasi.b.Derajat II:Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lainc.Derajat III:Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah.d.Derajat IV:Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur. Yang disertai dengan Dengue Shock Sindrom. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).4.Manifestasi klinisa.Demam tinggi selam 5-7 harib.Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : petechie, ekimosis, hematoma.c.Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.d.Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasie.Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan uluh hatif.Sakit kepalag.Pembengkakan sekitar matah.Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah beningi.Tanda dan renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah). (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).5.Patofisiologia.Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan dilepas C3a dan C5a, 2 peptida berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.b.Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi(protrobin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.c.Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik, Renjatan terjadi secara akut.d.Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).Patoflow Demam berdarah Dengue DBD atau Patoflow Dengue High Fever DHF

1.Diagnostik testa.Darah lengkap : hemokosentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia (100.000/mm3atau kurang)b.Serologi uji HI (hemoglutination inhibition test)c.Rontgen toraks : efusi pleura. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).2.Komplikasia.Ensefalopati dengueb.Kelainan ginjalc.Udem paru. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).3.Pengobatan dan Pencegahana.PengobatanPenatalaksanaan untuk klien Demam Berdarah Dengue adalah penanganan pada derajat I hingga derajat IV.Derajat I dan II1)Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/kg BB/hari untuk anak dengan berat badan kurang dari 10kg atau bersama diberikan oralit, air buah atau susu secukupnya, atau pemberian cairan dalam waktu 24 jam antara lain sebagai berikut :a)100 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 kgb)75ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 26-30 kgc)60 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 kgd)50 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 kg

2)Pemberian obat antibiotik apabila adanya infeksi sekunder3)Pemberian antipieritika untuk menurunkan panas.4)Apabila ada perdarahan hebat maka berikan darah 15 cc/kg BB/hari.Derajat III1)Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam, apabila ada perbaikan lanjutkan peberian RL 10 m/kg BB/jam, jika nadi dan tensi tidak stabil lanjutkan jumlah cairan berdasarkan kebutuhan dalam waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk.2)Pemberian plasma atau plasma ekspander (dekstran L ) sebanyak 10 ml/kg BB/jam dan dapat diulang maksimal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam, apabila setelah 1 jam pemakaian RL 20 ml/kg BB/jam keadaan tekanan darah kurang dari 80 mmHg dan nadi lemah, maka berikan cairan yang cukup berupa infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam jika baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan selanjutnya.3)Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg BB/jam keadaan tensi masih menurun dan dibawah 80 mmHg maka penderita harus mendapatkan plasma ekspander sebanyak 10 ml/kgBB/jam diulang maksimal 30 mg /kg BB/24 jam bila baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan diatasDerajat IV1)Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 30 ml/kgBB/jam, apabila keadaan tekanan darah baik, lanjutkann RL sebanyak 10 ml/kgBB/jam.2)Apabila keadaan tensi memburuk maka harus dipasang. 2 saluran infuse dengan tujuan satu untuk RL 10 ml/kgbb/1jam dan satunya pemberian palasma ekspander atau dextran L sebanyak 20 ml/kgBB/jam selam 1 jam,3)Apabila keadaan masih juga buruk, maka berikan plasma ekspander 20 ml/kgBB/jam,4)Apabila masih tetap memburuk maka berikan plasma ekspander 10 ml/kgBB/jam diulangi maksimun 30 ml/kgBB/24jam.5)Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan perbaikan maka konsultasikan kebagian anastesi untuk perlu tidaknya dipasang central vaskuler pressure atau CVP. (Hidayat A Aziz Alimul, 2008).b.Pencegahan1)Ada 3 cara pemberantasan vectora)Fogging focusDalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka kegiatan fogging hanya dilakukan bila hasil penyelidikan epidemologis butul-butul memenuhi kriteriab)AbatisasiDilaksanakan di desa/ kelurahan endemis terutama di sekolah dan tempat-tempat umum.

c)Tanpa inteksidaMembasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengancara 3M:-Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat penampungan air bersih.-Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.-Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik dan barang bekas, lainnya yang dapat menampung air hujan, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.2)Penyuluhan(Health Education)Perawat dapat melakukan penyuluhan atau Health Education tentang cara pencegahan vektor efektif. Penyuluhan dapat dilakukan pada orang tua murid di sekolah-sekolah, di posyandu, yaitu di dalam rumah hendaknya selalu terang, tidak menggantungkan pakaian yang bekas dipakai terutama di kamar tidur karena nyamuk akan senang hinggap pada pakaian yang bekas dipakai yang sudah bau keringat. BAK kamar mandi atau jambangan bunga yang ada di dalam bunga agar sering dibersihkan dan diganti airnya setiap 2 hari sekali membenahi atau menata halaman supaya tidak ada tempat yang terisi air, seperti pecahan botol, tempurung kelapa, kaleng bekas atau benda-benda yang dapat menampung air. Dedaunan kering yang sudah menumpuk hendaknya disapu bersih. Selain itu juga air tidak tertampung, mengelola sampah sesuai situasi dan kondisi setempat, apakah dibakar atau diangkat oleh mobil sampah untuk dibuang ke TPA sehingga nyamuk tidak berkembang biak. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).

4.PrognosisBila tidak terjadi renjatan dalam 24-36 jam biasanya prognosis akan menjadi baik kalau lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda perbaikan, kemungkinan sembuh kecil dan prognosis menjadi buruk. (Rampengan T.H, 2007).